Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

7
Saliva terdiri atas 99,5% air dan 0,5% substansi lainnya. Komposisi saliva terdiri dari komponen organik dan anorganik. Komponen organik yang terkandung di dalam saliva seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam laktat dan asam lemak. Makromolekul yang juga ditemukan di dalam saliva seperti protein, amilase, peroksidase, thiocyanate, lisozym, lemak, IgA, IgM, dan IgG. Komponen anorganik yang penting yang ditemukan di dalam saliva yaitu ion- ion seperti Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl, NH4. Gas yang terdapat dalam saliva seperti CO2, N2, dan O2. Air dan substansi lain yang terkandung di dalam saliva seperti sel epitel yang deskuamasi, polymorphonuclear leukosit dari cairan krevikular, dan bakteri. Pengecapan (Taste) Saliva dibentuk di sel asiner yang bersifat isotonik dengan plasma. Ketika melewati duktus, saliva berubah menjadi hipotonik. Sifat hipotonik dari saliva membuat terputusnya struktur dari zat yang memungkinkan gustatory buds untuk Logbook Skenario 6 – Marina Rosyana - 1206207956 4 Komposisi Saliva Fungsi Saliva Komposisi dan Fungsi Saliva

Transcript of Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

Page 1: Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

Saliva terdiri atas 99,5% air dan 0,5% substansi lainnya. Komposisi saliva terdiri dari komponen

organik dan anorganik. Komponen organik yang terkandung di dalam saliva seperti urea, uric acid,

glukosa, asam amino, asam laktat dan asam lemak. Makromolekul yang juga ditemukan di dalam

saliva seperti protein, amilase, peroksidase, thiocyanate, lisozym, lemak, IgA, IgM, dan IgG.

Komponen anorganik yang penting yang ditemukan di dalam saliva yaitu ion- ion seperti Ca, Mg,

F, HCO3, K, Na, Cl, NH4. Gas yang terdapat dalam saliva seperti CO2, N2, dan O2. Air dan substansi

lain yang terkandung di dalam saliva seperti sel epitel yang deskuamasi, polymorphonuclear leukosit

dari cairan krevikular, dan bakteri.

Pengecapan (Taste)

Saliva dibentuk di sel asiner yang bersifat isotonik dengan plasma. Ketika melewati duktus,

saliva berubah menjadi hipotonik. Sifat hipotonik dari saliva membuat terputusnya struktur dari zat yang

memungkinkan gustatory buds untuk mengenali berbagai rasa yang berbeda. Salah satu protein yang

terkandung dalam saliva yaitu Gustin muncul sebagai akibat dari pertumbuhan dan maturasi dari

gustatory buds.

Proteksi dan Lubrikasi (Protection and Lubrication)

Saliva membentuk selubung seromucosal yang berfungsi untuk melumasi dan melindungi

jaringan mulut terhadap agen pengiritasi misalnya bakteri. Hal ini terjadi karena terdapat musin sebagai

salah satu protein yang terdapat pada saliva yang bertanggung jawab sebagai pelumas, perlindungan

terhadap dehidrasi, dan pemeliharaan viskoelastisitas kelenjar ludah. Saliva juga memodulasi secara

efektif adhesi dari mikroorganisme pada permukaan jaringan oral yang berfungsi untuk mengontrol

kolonisasi bakteri dan jamur. Selain itu, saliva juga melindungi jaringan dari serangan mikroorganisme.

Pengenceran dan Pembersihan (Dilution and Clearing)

Gula dalam bentuk bebas yang terbentuk dalam saliva yang distimulasi dan tidak distimulasi

mencapai konsentrasi rata-rata 0,5-1 mg/100 ml. Konsentrasi yang tinggi ini terutama terjadi saat

L o g b o o k S k e n a r i o 6 – M a r i n a R o s y a n a - 1 2 0 6 2 0 7 9 5 6 4

Komposisi SalivaKomposisi Saliva

Fungsi SalivaFungsi Saliva

Komposisi dan Fungsi SalivaKomposisi dan Fungsi Saliva

Page 2: Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

setelah pemberian asupan makanan dan minuman. Selain untuk pengenceran zat, saliva juga

melakukan pembersihan mekanis pada residu yang ada pada rongga mulut seperti bakteri nonadheren

dan debris makanan. Saliva cenderung mengatasi kelebihan karbohidrat sehingga pada akhirnya akan

menghambat asupan glukosa yang dibutuhkan oleh mikroorganisme biofil untuk tetap hidup.

Buffer

Saliva berperan sebagai buffer untuk melindungi rongga mulut, fungsinya antara lain

1. Mencegah kolonisasi mikroorganisme yang berpotensi patogenik dengan mencegah

perkembangan mereka dengan cara optimalisasi kondisi lingkungan rongga mulut

2. Buffer saliva menetralisasi dan membersihkan yang dihasilkan oleh mikroorganisme asidogenik

dengan demikian dapat mencegah proses demineralisasi enamel.

Sangat penting untuk menjaga ketebalan lapisan biofilm dan jumlah bakteri yang ada sehingga

dapat menentukan efektifitas dari buffer saliva. Sialin yang merupakan salah satu peptida pada saliva

memiliki peran penting untuk menaikkan pH dari lapisan biofilm setelah terpapar karbohidrat yang

terfermentasi. Urea merupakan buffer lain yang ada pada saliva yang menghasilkan aminoacid dan

katabolisme protein yang menyebabkan peningkatan pesat pada pH biofilm dengan melepaskan

amonia dan karbon dioksida ketika terjadi hidrolisis oleh bakteri.

Amonia sebagai produk metabolisme dari urea dan aminoacid berpotensi sitotoksik dengan

jaringan gingiva. Amonia berperan penting pada inisiasi gingivitis karena amonia dapat meningkatkan

permeabilitas sulcular epithelium pada zat beracun dan antigen yang terbentuk pada proses

pembentukan calculus.

Buffer asam karbonat – bikarbonat adalah buffer terpenting pada saliva yang distimulasi dan

buffer fosfat adalah buffer terpenting pada saliva yang tidak distimulasi.

Integritas Enamel Gigi

Saliva memainkan peran yang amat mendasar pada upaya untuk mempertahankan integritas

fisika-kimia dari enamel dengan adanya pengaturan mekanisme remineralisasi dan demineralisasi.

Faktor utama yang mengendalikan susunan hidroksiapatit pada enamel gigi adalah konsentrasi dari

kalsium, fosfat dan flouride bebas dan pH dari saliva itu sendiri.

Saliva dengan kandungan kalsium dan fosfat yang tinggi menjamin terjadinya pertukaran ion

pada permukaan gigi yang dimulai pada proses erupsi hingga fase post erupsi. Konsentrasi kalsium

pada kelenjar saliva bervariasi dan tidak terpengaruh oleh diet. Namun adanya penyakit seperti fibrosis

sistik dan obat-obatan seperti pilocarpine dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium.

Kalsium terionisasi penting untuk membangun keseimbangan antara kalsium fosfat enamel dan

cairan yang berdekatan. Kalsium terionisasi bebas dapat berhubungan dengan ion anorganik (fosfat

L o g b o o k S k e n a r i o 6 – M a r i n a R o s y a n a - 1 2 0 6 2 0 7 9 5 6 4

Page 3: Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

inorganik, bikarbonat, flouride), ion organik kecil (sitrat), dan makromolekul (statherin, histidine-rich

peptides, proline rich-protein).

Fosfatase anorganik yang ditemukan pada saliva terdiri dari phosporic acid (H3PO4), primer

(H2PO4-), sekunder (HPO42-), dan tersier (PO43-) fosfat anorganic. Konsentrasi dari ion-ion ini juga

bergantung pada pH dari saliva. Pada peningkatan aliran saliva, konsentrasi total dari fosfat anorganik

berkurang. Fungsi paling penting dari fosfat anorganik adalah untuk menjaga struktur gigi. Kehadiran

ion flouride dalam bentuk cair mengurangi kehilangan mineral selama penurunan pH biofilm. Ion ini

juga mengurangi kelarutan hidrosiapatit gigi sehingga mengurangi demineralisasi. Selain itu flouride

juga mengurangi produksi asam pada lapisan biofilm.

pH saliva normal berkisar antara 6-7 dan pada berbagai variasi aliran biasanya memiliki variasi

pH yang berbeda dari 5,3 (pada aliran lambat) sampai 7,8 (pada aliran cepat). Ada berbagai sumber

hidrogen pada saliva, diantaranya sekresi kelenjar ludah dalam bentuk asam organik dan anorganik,

produksi oleh mikroba mulut, suplai melalui makanan. Ion hidrogen mempengaruhi keseimbangan

kalsium fosfat pada enamel.

Pencernaan (Digestion)

Saliva bertanggung jawab pada proses pencernaan awal karbohidrat yang pada akhirnya akan

membentuk bolus. Proses ini terjadi karena adanya enzim-enzim pencernaan pada saliva seperti

ptialin. Enzim ini menjadi indikator yang baik dari kenormalan fungsi kelenjar ludah. Sebagian enzim ini

(80%) disekresi di parotis dan sisanya di kelenjar submandibula. Enzim ini diinaktivasi oleh asam yang

ada pada saluran cerna.

Perbaikan Jaringan (Tissue Repair)

Hal ini khususnya saat terjadi pendarahan pada membran mukosa mulut yang dapat teratasi

dalam jangka waktu yang pendek dibandingkan dengan jaringan lain. Ketika saliva bercampur dengan

darah, koagulasi darah dapat menjadi lebih cepat (meskipun bekuan yang dihasilkan kurang padat

daripada normal).

Zat Antibakteri, Partisipasi dalam Film dan Pembentukan Kalkulus

Saliva mengandung protein imunologi dan non-imunologi dengan sifat antibakteri. Selain itu

protein ini juga diperlukan untuk menghambat presipitasi spontan dari ion kalsium dan ion fosfat pada

kelenjar ludah dan sekresinya. Film juga tersusun atas protein-protein yang terdapat pada saliva. IgA

merupakan komponen imunologia terbesar yang ada pada saliva, berfungsi untuk menetralkan virus,

bakteri, dan enzim toksik. Komponen imunologis lain seperti IgG dan IgM terdapat dalam konsentrasi

kecil yang berasal dari cairan gingiva.

L o g b o o k S k e n a r i o 6 – M a r i n a R o s y a n a - 1 2 0 6 2 0 7 9 5 6 4

Page 4: Komposisi Dan Fungsi Saliva - Ochi

Selain komponen imunologis juga terdapat berbagai macam jenis enzim. Lysozim dapat

menghidrolisis dinding sel bakteri karena bersifat sangat kationik. Lysozim juga dapat mengaktifkan

“autolisin” yang dapat menghancurkan komponen dinding sel bakteri. Laktoferin berhubungan dengan

besi bebas yang ada pada saliva menyebabkan efek bakteriostatik pada beberapa bakteri yang

memerlukan besi untuk bertahan hidup seperti spesies Streptococcus mutans. Histatin juga berperan

sebagai antimikroba terutama Streptococcus mutans. Peroksidase berperan sebagai antimikroba

karena berfungsi sebagai katalis untuk oksidasi ion thiocianate pada saliva oleh hidrogen peroksida

menjadi ion hipocianate yang merupakan antimikroba ampuh. Proline rich-protein dan statherins

menghambat presipitasi spontan dari garam kalsium fosfat dan pertumbuhan kristal hidroksiapatit pada

permukaan gigi sehingga mencegah terbentuknya kalkulus. Cystatin juga berperan dalam

pembentukan film dan keseimbangan kristal hidroksiapatit.

L o g b o o k S k e n a r i o 6 – M a r i n a R o s y a n a - 1 2 0 6 2 0 7 9 5 6 4