Glandula Saliva Terbagi Dua

37
Glandula saliva terbagi dua, yaitu glandula saliva mayor dan glandula saliva minor. Glandula saliva mayor terdiri dari : 1. Glandula parotis Merupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan otot masseter yang berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Glandula parotis menghasilkan hanya 25% dari volume total saliva yang sebagian besar merupakan cairan serus. 2. Glandula submandibula Merupakan glandula terbesar kedua setelah glandula parotis. Letaknya di bagian medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula menghasilkan 60- 65% dari volume total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran cairan serus dan mukus. 3. Glandula sublingual Glandula yang letaknya pada fossa sublingual, yaitu dasar mulut bagian anterior. Merupakan glandula saliva mayor yang terkecil yang menghasilkan 10% dari volume total saliva di rongga mulut dimana sekresinya didominasi oleh cairan mukus. Sedangkan glandula saliva minor terdiri dari 1000 kelenjar yang tersebar pada lapisan mukosa rongga mulut, terutama di mukosa pipi, palatum, baik palatum durum maupun palatum molle, mukosa lingual, mukosa bibir, dan juga terdapat di uvula, dasar mulut, bagian posterior lidah, dasar atau ventral lidah, daerah sekitar retromolar, daerah peritonsillar, dan sistem lakrimal. Glandula saliva minor terutama menghasilkan cairan mukus, kecuali pada glandula Von Ebner’s (glandula yang berada pada papilla circumvalata lidah) yang menghasilkan cairan serus.

Transcript of Glandula Saliva Terbagi Dua

Page 1: Glandula Saliva Terbagi Dua

Glandula saliva terbagi dua, yaitu glandula saliva mayor dan glandula salivaminor.

Glandula saliva mayor terdiri dari :1. Glandula parotisMerupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan otot masseteryang berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Glandulaparotis menghasilkan hanya 25% dari volume total saliva yang sebagian besarmerupakan cairan serus.2. Glandula submandibulaMerupakan glandula terbesar kedua setelah glandula parotis. Letaknya dibagian medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula menghasilkan 60-65% dari volume total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran cairan serusdan mukus.3. Glandula sublingualGlandula yang letaknya pada fossa sublingual, yaitu dasar mulut bagiananterior. Merupakan glandula saliva mayor yang terkecil yang menghasilkan 10%dari volume total saliva di rongga mulut dimana sekresinya didominasi oleh cairanmukus.

Sedangkan glandula saliva minor terdiri dari 1000 kelenjar yang tersebar padalapisan mukosa rongga mulut, terutama di mukosa pipi, palatum, baik palatum durummaupun palatum molle, mukosa lingual, mukosa bibir, dan juga terdapat di uvula,dasar mulut, bagian posterior lidah, dasar atau ventral lidah, daerah sekitarretromolar, daerah peritonsillar, dan sistem lakrimal.

Glandula saliva minorterutama menghasilkan cairan mukus, kecuali pada glandula Von Ebner’s (glandulayang berada pada papilla circumvalata lidah) yang menghasilkan cairan serus.

Kasus mukokel umumnya melibatkan glandula saliva minor. Tidak tertutupkemungkinan mukokel dapat melibatkan glandula saliva mayor tergantung padaletaknya. Sedangkan ranula merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutmukokel yang berada di dasar mulut, dan diketahui daerah dasar mulut dekat denganglandula sublingual dan glandula saliva minor.

Dengan kata lain ranula umumnyamelibatkan glandula saliva minor ataupun glandula sublingual. Sama halnya denganmukokel, ranula juga dapat melibatkan glandula saliva mayor, misalnya glandulasaliva submandibula apabila ranula telah meluas ke otot milohioideus dan memasukiruang submandibula.

Page 2: Glandula Saliva Terbagi Dua

Etiologi dan Patogenesis Tumor Jinak Rongga Mulut

Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang tanpa disertai perubahan atau mutasi gen. Faktor penyebab yang merangsang tumor jinak digolongkan dalam dua kategori, yaitu :

v Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-faktor pertumbuhan, misalnya gangguan hormonal dan metabolisme.

v Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis (panas/dingin), kebiasaan buruk yang kronis, dan obat-obatan.

Jika etiologi dihilangkan maka perkembangan tumor ini akan berhenti, karena seperti yang dijelaskan di awal neoplasia ini tidak mengalami mutasi gen yang membawa keabnormalan terus-menerus.

Bahan Pemicu Tumor

Tembakau dan Alkohol

Tembakau dan alkohol tujuh puluh lima persen tumor mulut dan faring di Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaa tembakau untuk susur atau suntildan konsumsi alkohol. Merokok sigaret dan peminum alkohol mempunyai resiko yang tinggi menderita tumor lidah dan mulut.

Merokok cerutu dan pipa mempuyai resiko yang lebih tinggi mendapatka tumor mulut dibandingkan dengan perokok sigaret.Meskipun demikian masih terdapat keraguan tentang seberapa besar peranan panas yag dihasilkan oleh tembakau dan batang pipa dapat menyababkan penyakit tumor mulut.

Bahan Kimia

Sebagian bahan kimia (70%-90%)sebagian besar berhubungan dengan terjadinya tumor.Bahan –bahan yang dapat menimbulkan tumor di lingkungan dan di dalam makanan.Bahan kimia karsinogenik yang berasal dari lingkngan antara lain coal tar, polycyclic aromatic hydrocarbon, aromatic amines, nitrat, nitrit, nitrosamin. Zat aflatoxin yag dihsilkan oleh jamur aspergillus flavus pada tanaman kacang-kacagan dapat meyebabkan tumor usus dan hati (hepatocarsiogen) .Asbestos yang terdapat dalam baha-bahan bangunan jika terhirup serigkali berhubugan dengan tumor pada selaput paru-paru. Selain itu logam-logam berat seperti kromium dan berilium dapat merangsang munculnya tumor dengan bereaksi pada asam nukleat fosfat pada DNA.

Mikroorganisme

Beberapa mikroorganisme yag berhubunga degan tumor mulut adalah candida albicans. Peneknan sistem kekebalan tubuh oleh obat-obatan atau HIV dapat menyebabkan infeksi candida meningkat. Hubungan antara infeksi candida dengan penyakit speckled leukoplakia adalah pada 7-39% dijumpai adanya hyphaedan penyakit ini memiliki kecederugan utuk berubah menjadi tumor. Penyakit sifilis yang disebabkan oleh mikroorgnisme treponeme pallidumdegan lesi tersier dilaporkan berhubungan juga dengan terjadinya kaker lidah.

Defisiesi Nutrisi

Defisiensi mikronutrisi seperti vitamin A, C, E dan Fe dilaporkan mempuyai hubungan degan terjadiya tumor . Vitamin A memiliki dua golongan yaitu retinol dan caretenoids yang mempuya kemampuan untuk menghambat pembentuka tumor dengan memperbaiki keratinisasi dan menghambat efek karsinogen.

Page 3: Glandula Saliva Terbagi Dua

Dilaporkan juga bahwa terjadi peningkatan insidensi kaker payudara pada penderita defisiensi vitamin E. Sedangkan pada penderita defisiensi zat besi akan mengalami anemia yang berhubungan erat dengan sydrome Plummer-Vinson. Syndrome ini merupaka faktor pencetus tumor mulut yaitu karsinoma sel skuamosa.

Radiasi

Sinar ultraviolet merupakan suatu bahan yang diketahui bersifat karsinogenik. Sinar ini menyababkan terjadinya kasinoma sel basal kulit dan bibir. Efek radiasi juga meningkat pada orang-orang yang memgang radiograf selama proses rongent foto berlangsung.

Faktor Sistem kekebalan Tubuh

Dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi tumor pada pasie yang medapat penekanan sisten kekebalan tubuh, seperti pada penderita transplantasi, AIDS, defisiensi kekebalan genetik. Konsep ii uga didukung oleh Melief dkk. (1975) yag melaporkan bahwa pasie yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh sebesar 10%. Gangguan sistem kekebalan selin disebabkan kerusakan genetik juga daat disebabkan oleh penuaan, obat-obtan dan infeksi virus.

Makanan

Makanan yang mengandung Bahan kimia seperti MSG (penyedap masakan), bahan pengawet makanan, bahan pewarna tekstil yang sering dibuat campuran sirup atau makanan lain, sudah dikenal lama sebagai bahan karsinogen. Oleh sebab itu kurangi makan mie instant atau lain2 yang serba instant, karena itu semua bahan pemicu tumor.

Patogenesis

Etiologi seperti yang disebutkan di atas, misalnya iritasi kronis, dapat mengganggu proses perbaikan jaringan yang mengalami iritasi. Iritasi yang awalnya memicu perbaikan jaringan rusak akan terus membuat proses perbaikan terus menerus. Sel-sel yang baru selesai diperbaiki, dipicu lagi untuk membelah sebelum sel benar-benar matur. Seharusnya sel mengalami proses pematangan terlebih dahulu sebelum ke pembelahan berikutnya. Akibatnya, terjadi penumpukan sel-sel normal hasil perbaikan tanpa adanya perubahan gen atau mutasi yang mengarah pada pembentukan neoplasia. Awal pertumbuhan jaringan baru abnormal ini tidak menimbulkan rasa sakit karena memang selnya normal dan tidak mengganggu jaringan sekitarnya. Sel-sel yang tumbuh akan berekspansif dan menekan jaringan di sekitarnya. Jaringan sekitar, yaitu sel-sel parenkim stroma jaringan asli, akan mengalami atrofi dari tekanan yang besar dari tumor sehingga membentuk kapsul dari tumor tersebut

Page 4: Glandula Saliva Terbagi Dua

Kebiasaan buruk kronis yang tidak sesuai pola biologis ternyata dapat menyebabkan kekacauan metabolisme tubuh karena tidak mengikuti ritme tubuh seperti biasa dan dapat menyebabkan hormon-hormon metabolisme menjadi rusak. Jika tidak mengikuti pola tersebut, maka sistem metabolisme tidak akan sinkron dengan aktivitas manusia sehingga tidak dapat mempersiapkan tubuh dengan benar. Selain itu juga adanya gangguan hormonal dan metabolisme dalam hal perbaikan sel dapat menyebabkan tumor jinak. Suatu proses pembelahan sel tentut sudah mempunyai jadwal tersendiri untuk menentukan kapan sel tersebut membelah. Tetapi karena gangguan tersebut, jadwal natural tubuh akan kacau sehingga proses pembelahan sel berlangsung lebih cepat, misalnya dari 10 jam menjadi 9 jam. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa tumor jinak berlangsung lama karena siklus sel hanya mengalami pengurangan waktu tidak terlalu besar. Selanjutnya proses tersebut sama halnya dengan proses pada etiologi iritasi kronis seperti pada skema yang ada di atas.

Seperti yang kita ketahui, keadaan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh dan sudah pasti akan mempengaruhi kecepatan siklus sel pula. Jika trauma thermal terjadi secara kronis, maka dapat menyebabkan tumor jinak.

Patogenesis Ameloblastoma

Perkembangan gigi terdiri dari tiga tahap yaitu: bud stage, cap stage, dan bell stage.

a. Bud Stage

Tanda-tanda awal dari perkembangan dari gigi terjadi pada minggu ke 6 embrio. Sel-sel tertentu pada lapisan basal epitel mulut (stomodeum) tampak berproliferasi lebih cepat daripada sel-sel berdekatan. Penebalan ini terjadi pada tempat bakal dentalis dan disebut lamina dentis. Penebalan kearah dalam ini terjadi pada masing-masing rahang dan membentuk suatu pita atau suatu lembaran sel ectoderm drngan bentuk mengikuti lengkung rahang.

Lembaran sel ectoderm didalam jaringan mesenkim tersebut merupakan bakal arkus dentalis dan disebut lamina dentis. Pada tempat-tempat tertentu masing-masing lamina dentis kearah palatal dan lingual timbul 10 tonjolan pada maxilla dan 20 buah pada mandibula,.Setiap penonjolan ini merupkan permulaan organa email kuncup gigi susu. Organa-oragana email ini tidak berkembang dalam waktu yang sama. Organa email gigi seri berkembang paling awal. Pada tahap ini organa email masih mempunyai hubungan dengan lapisan mempunyai dua buah ujung. Satu ujung akan membentuk gigi susu dan satu lagi untuk membentuk gigi permanen.

b. Cap Stage

Setelah tahap bud stage, proliferasi berjalan terus sehingga bentuk kuncup tidak tetap bulat sel-sel pada daerah tepi berkembang lebih cepat ke arah bawah sehingga bentuknya seperti topi. Sel-sel di bagian luar yang meliputi bagian cembung berbentuk kubus dan disebut epitel email luar (OEE). Lapisan sel pada bagian dalam disebut epitel email dalam (IEE).

Cairan antar sel yang terdapat diatara epitel email dalam dan email luar bertambah banyak sehingga memisahkan sel-sel pada daerah tersebut. Sel-sel hanya berhubungan melalui cabang-cabang sel sehingga member gambaran seperti jala, oleh karena itu disebut stellate reticulum seperti karet busa yang kemudian berguna sebgai penyangga dan pelindung bagi sel-sel pembentuk email.

Di bawah organa yang sedang berkembang jaringan mesenkim dibawah turut proliferasi memadat menjadi papilla dentis yang nantinya akan menjadi organ pembentuk dentin dan bakal pulpa dentis. Perubahan-perubahan pada papilla terjadi bersamaan dengan perubahan pada organa email.

c. Bell Stage

Page 5: Glandula Saliva Terbagi Dua

Pada perkembangan selanjutnya bentuk organa email akan terus berubah,papilla akan mendesak tepi-tepi organa email ke bawah dan menyebabkan bentuk organa email tampak seperti bell sehingga tahap ini disebut bell stage. Pada tahap ini,hubungan lamina dentis dengan rongga mulut terputus. Bagian-bagian tepi organa email terus migrasi ke dalam sehingga bentuk organa email tampak seperti bel. Sel-sel epitel email dalam berdiferensiasi menjadi sel-sel torak dengan panjang 40 mikron dan diameter 4-5 mikron disebut ameloblas. Diantara lapisan emil dalam dengan stellate reticulum muncul beberapa lapis sel-sel gepeng yang disebut stratum intemedium.

Sel-sel pada epitel email luar kini bentuknya menjadi kubus rendah atau gepeng. Sementara itu lamina dentis berkembang terus ke dalam dengan membentuk benih gigi tetap. Sebelum epitel email dalam membentuk email,sel mesenkim pada bagian tepi papilla dentis berdiferesiasi menjadi odontoblas. Membrana basalis yang memisahkan organa email dengan papilla dentis sesaat sebelum pembentukan dentin disebut membrane preformativa.

Serat-serat pada sakus dentis tersusun sirkular sehingga tampak seperti susunan kapsul. Dengan perkembangan akar,serat-serat ini akan berdiferensiai menjadi serat-sera periodontium. Pada tahap seperti bel yang lanjut batas antara epitel dalam dengan odontoblas merupkan bkal hubungan dentin email (dentino email Junction). Bagian ujung organa email nanti akan membentuk selubung stelata akar epitel dari hertwig.

Jika pada tahapan bell stage ini terjadi gangguan, maka sel-sel ameloblast yang harusnya menjadi inaktif setelah selesai mengaposisi kalsium dan hidroksiapatit untuk enamel menjadi aktif kembali dan terus berproliferasi membentuk ameloblastoma, solid atau multikistik/unikistik. Sel-sel ameloblast ini akan ditemukan pada kapsul ameloblastoma beserta epitel dari outer enamel epithelium.

Pada ameloblastoma solid rongga yang ada padat karena berisi sel-sel stellate reticulum.

Ameloblastoma multikistik dapat terjadi karena ada sel-sel ameloblast pada kapsul tumor tersebut yang keluar lalu berdegenerasi membentuk lapisan kista baru. Pembentukan kistik-kistik baru ini dapat terjadi di dalam tulang sehingga ameloblastoma disebut memiliki sifat “lokal invasif”. Hal inilah yang kemudian membuat ameloblastoma digolongkan menjadi neoplasia praganas.

Sedangkan pada ameloblastoma perifer gangguan terjadi pada tahapan awal (bud stage). Ameloblastoma perifer kemungkinan berasal dari sisa-sisa epitel odontogen di bawah mukosa rongga mulut atau dari sel epitel basal. Karena terjadi saat pertumbuhan gigi masih di tahap awal maka mahkota gigi tidak akan terbentuk. Ameloblastoma merupakan salah satu tumor jinak, namun ia memiliki karakteristik lokal invasif (penyebaran lokal) sehingga digolongkan sebagai tumor pra ganas

Proses Pembengkakan yang Tidak Disertai Rasa Sakit

Pembengkakan diakibatkan karena adanya proliferasi berlebih dari sel karena adanyagrowth factor. Growth factor mempengaruhi sintesis DNA dan mitosis dari sel. Akan tetapi, dalam keadaan ini sel masih dalam keadaan normal, baik dalam bentuk,struktur, susunan dan fungsinya.

Sifat dari suatu tumor jinak adalah tidak adanya rasa sakit. Kita merasakan sensasi rasa sakit apabila ada sinyal rasa sakit yang diterima oleh reseptor nyeri. Dalam hal ini, tidak dirasakannya sensasi rasa sakit dikarenakan sel-sel penyusun suatu tumor jinak masih dalam keadaan normal. Artinya proses pertumbuhan sel masih sama dengan sel normal dengan proses pertumbuhan yang lambat.

Page 6: Glandula Saliva Terbagi Dua

Tidak adanya rasa sakit juga dipengaruhi oleh adanya adaptasi oleh jaringan sekitar. Sehingga terjadi penebalan pada jaringan sekitar untuk mengimbangi adanya tekanan dari tumor yang berekspansif. Penebalan dari jaringan sekitar akan menghambat tumor untuk menekan jaringan sekitar karena permukaan jaringan sekitar yang sudah menebal.

Macam-macam Tumor Jinak Rongga Mulut beserta Gambaran Klinis, HPA dan RO

1. Tumor Jinak Odontogen

Merupakan tumor yang berasal dari sel-sel odontogen yang meliputi jaringan epitel gigi, jaringan ikat mesenkim atau gabungan dari keduanya

Neoplasma yang terjadi hanya dari satu/semua jaringan pembentuk gigi/ mengandung sel odontogenik pada stadium pertumbuhan tanpa menghasilkan suatu struktur intersel yang mmiliki krakteristik.

Yang termasuk epitel odontogen: sisa enamel organ, perkembangan enamel organ, epitel kista odontogen, sel basal mukosa rongga mulut.

Sekelompok lesi yang kompleks dan punya sifat klinis dan gambaran histologi yang bervariasi. Berupa neoplasia sebenarnya (true neoplasma) dan neoplasia bentukan salah menyerupai tumor (tumor-like malformation atau hamartomas)

Merupakan interaksi antara epitel odontogen dengan jaringan ikat mesenkim odontogen.

Menurut WHO 1992, berdasarkan asal sel / jaringan tumor, tumor jinak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogen.

Tumor ini dibagi menjadi empat tipe, yaitu :

A. Ameloblastoma

Merupakan tumor odontogen yang berasal dari enamel organ (ameloblas) yang merupakan sel pembentuk gigi.

Merupakan tumor yang secara klinis sering ditemui dan paling umum, tumor ini tumbuh lambat, terlokalisir, sebagian besar jinak.

Dibagi menjadi 3 yaitu: solid (multikistik), unikistik,dan periferal.

Ameloblastoma multikistik (solid)

v Gambaran Klinis:

Pada penderita lanjut usia, melibatkan laki-laki dan perempuan, perkembangan lambat, asymptomatis, pembesaran tumor menyebabkan ekspansi rahang tidak sakit dan tidak disertai parastesia. 85% pada mandibula terutama pada daerah ramus ascendens (regio molar), 15% pada region posterior maksila.

v Rontgenologis:

Page 7: Glandula Saliva Terbagi Dua

Pada ameloblastoma multikistik: gambaran, radiografi sangat khas pada lesi-lesi yang radiolusen multikistik, jika berkembang menjadi lokus yang besar digambarkan seperti buih sabun (soap bubble) & jika lokus masih kecil digambarkan seperti honey combed, terlihat bukal dan lingual korteks terekpansi, resorbsi akar gigi, pada beberapa kasus berhubungan dengan erupsi M3.

Pada ameloblastoma solid: menunjukkan adanya radiolusen yang unilokuler, sebagian besar menyerupai tipe multikistik. Gambaran Radiolusen berbentuk skallop tidak teratur.

v HPA:

Ameloblastoma solid atau ameloblastoma intraosseous multikistik secara histologi dapat menunjukkan beberapa tipe:

Type follikular

Mengandung pulau-pulau epitel yang menyerupai epitel organ enamel di dalam stroma jaringan ikat fibrous yang matang. Sarang-sarang epitel tersebut mengandung sebuah inti yg tersusun longgar menyerupai stellate reticulum organ enamel.

Ameloblastoma tipe folikular.

Ket :

Tanda panah hitam : deposisi bahan kalsifikasi

Tanda panah hijau : intercellular space

Tanda panah kuning : epitel lining dari tumor nest

Type Plexiform

Mengandung lapisan/ epitel odontogen yang sangat panjang. Lapisan epitel tersebut terdiri dari sel-sel kolumnar/ kuboid yang tersusun sangat longgar. Didukung jaringan stroma yang longgar dan mengandung pembuluh darah.

Ameloblastoma tipe plexiform

Ket :

1 : Lapisan epitel terdiri dari sel – sel kolumnar atau kuboid

2 : Jaringan stroma

Type akantomatous

Adanya metaplasia sel squamous yang sangat luas. Sering kali adanya pembentukan keratin, terjadi pada bagian tengah dari pulau-pulau epitelial.

Ket :

1 : Proliferasi sel – sel tumor membentuk prosessus (seperti jari)

2 : Keratin pearl yang merupakan diferensiasi sari sel-sel basal tumor

Type granuler sel

Page 8: Glandula Saliva Terbagi Dua

Menunjukkan adanya perubahan bentuk dari sekelompok sel epitel menjadi sel bergranuler yang mengandung sitoplasma yang berlimpah mengandung granul-granul eosinofil. Secara klinis sangat agresif dan dapat terjadi pada usia muda.

Ket :

1 : Suatu proliferasi sel – sel tumor dengan pembentukan seperti duktus kelenjar

2 : Di dalam massa tumor

Type desmoplastik

Memiliki pulau-pulau kecil mengandung stroma kolagen yang padat. Sering terjadi pada ameloblastoma yang terjadi pada region anterior maksila.

Type basaloid

Tipe ini jarang terjadi, mengandung sel-sel basal. Tidak ada stellate reticulum pada bagian tengah dari sarang-sarang tersebut. Bagian perifer sering sel kuboid.

Ameloblastoma Unikistik

v Gambaran Klinis:

Pada umumnya pada usia muda, 90% didapatkan pada mandibula khususnya region posterior, asymptomatik, menimbulkan pembengkakan pada rahang, pertumbuhan lambat, lokalis.

v Rontgenologis:

Tampak gambaran radiolusen berbatas jelas mengelilingi mahkota M3 yang tidak erupsi.

DD: kista primordial, kista radikuler, dan kista residual.

v HPA:

Variasi gambaran histologis yang tampak: Luminal ameloblastoma, Intraluminal ameloblastoma, Mural ameloblastoma.

Ameloblastoma periferal (diluar tulang)

v Gambaran Klinis:

Muncul dari sisa-sisa epitelial odontoghen di bawah mukosa Rongga mulut atau dari epitel basal. Secara klinis simptomatis, bertangkai, ulserasi atau berupa lesi mukosa alveolar/ berupa gingiva peduculated. Diameter lesi <1,5cm, ditemukan pada pasien usia lanjut. Sering ditemukan pada gingiva posterior / mukous alveolar, sering terjadi pada mandibula. Perubahan menjadi ganas jarang terjadi.

DD: fibroma

v Rontgenologis:

Tampak radiolusen, permukaan tulang alveolar sedikit erosi.

Page 9: Glandula Saliva Terbagi Dua

v HPA:

Menunjukan gambaran pulau-pulau epitel di dalam lamina propia dibawah permukaan epitel, proliferasi epitel mungkin menunjukkan gambaran mirip ameloblastoma intraosseous yang type flexiform/folikuler.

B. Calcifying ephitelial odontogenic tumor (Pinborg Tumor)

v Gambaran Klinis:

Jarang ditemukan, tidak ada faktor predileksi, kebanyakan pada regio posterior madibula, symptomatis berupa sakit ringan, terdapat pembengkakan, terlokalisir, pertumbuhan lambat.

v Rontgenologis:

Dijumpai lesi unilokuler, tetapi juga ditemukan multilokuler lebih sering dari pada skallop. Adanya strktur berkalsifikasi dengan ukuran dan densitas yg variatif. Berhubungan dengan adanya impaksi pada gigi M3. Campuran antara radiolusen dan radiopak, dengan pulau-pulau padat banyak tersebar dan bervariasi di seluruh bagian.

v HPA:

Mempunyai gambar pulau-pulau tersendiri, epitel beruntai dan lapisan sel epitel polihedral di dalam stroma fibrous yang eosinofilik. Strukur hialin pada ekstraseluler. Struktur berkalsifikasi berkembang di dalam masa tumor berbentuk cincin konsentral (liesegang ring calsification) yang dapat bergabung &membentuk masa yang besar dan kompleks.

Menunjukkan suatu bahan hyaline diantara sel-sel epitel tumor yang berbentuk kuboid atau polyhedral

Menunjukkan suatu bahan perkapuran ditandai dengan tanda panah

C. Squamous odontogenic tumor

v Gambaran Klinis:

Tumor ini berasal dari transformasi neoplasi dari sisa-sisa epitel mallasez. Kelihatan berasal dari ligamen periodontal dan berhubungan dengan permukaan lateral akar gigi dan gigi tidak erupsi. Melibatkan proc. alveolar dan maksila. Tidak ada faktor predileksi sisi dan jenis kelamin. Symptomatis berupa sakit ringan berupa pembengkakan gingiva, Gigi goyang, pertumbuhan lambat.

v Rontgenologis:

Gambaran rontgen tidak menunjukkan gambaran yang spesifik, menunjukkan kerusakan tulang yang berbentuk triangular di sebelah lateral akar gigi. Kadang juga adanya kerusakan tulang arah vertical, lesi menunjukkan gambaran sklerosis, diameter > 1,5cm

D. Clear cell odontogenic tumor

v Gambaran Klinis:

Jarang ditemukan pada rahang, tumor berasal dari odontogen tetapi histogenesisnya masih belum jelas. Pemeriksaan histokimia dan ultra struktur pada tumor menunjukkan sel-sel bersih yang mirip pada ameloblast yang kaya dengan glikogen. Penderita pada usia diatas 50 tahun, dapat melibatkan mandibula dan maksila. Symptomatis, pembesaran rahang.

Page 10: Glandula Saliva Terbagi Dua

v Rontgenologis:

Lesi radiolusen unilokuler atau multilokuler, dengan tepi dari radiolusen, mempunyai batas jelas, tidak teratur.

v HPA:

Menunjukkan adanya sarang-sarang sel epitel dengan sitoplasma eosinofilik yang jelas. Sarang-sarang tersebut dipisahkan oleh lapisan tipis berupa jaringan ikat berhialin. Sel-sel perifer menunjukkan susunan palisade. Pada beberapa kasus juga ada yang menunjukkan pola yang mengandung pulau-pulau kecil dengan sel-sel epitel basaloid yang hiperkromatik di dalam stroma jaringan ikat.

2. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa pemebentukan jaringan keras gigi.

A. Ameloblastic fibroma

v Merupakan tumor campuran jaringan Epitel dan jaringan mesenkim.

v Gambaran Klinis:

Cenderung pada usia muda dekade kedua, melibatkan laki-laki sedikit lebih umum dibandingkan perempuan. Lesi kecil asymtomatic, pada lesi yang besar menyebabkan pembesaran rahang. Sisi posterior mandibula paling sering, lokalis, dan pertumbuhannya slambat.

v Rontgenologis:

Lesi menunjukkan gambaran radiolusen, berbatas tegas, dan lesi menunjukkan sklerotik, dihubungkan pada gigi yang tidak erupsi, lesi yang besar melibatkan ramus asenden mandibula.

v HPA:

Menunjukkan masa jaringan Lunak yang keras dengan permukaan luar yang halus. Kapsul bisa ada dan tidak ada. Mengandung jaringan mesenchim yang sangat banyak mirip dengan dental papil yang primitif yang bercampur dengan epitel odontogen. Sel epitel berbentuk panjang dan kecil dengan susunan beranastomose satu dengan yang lainnya, tetapi hanya mengandung terdiri dari sekitar dua sel yang berbentuk kuboid dan kolumnar.

B. Ameloblastic fibro-odontoma

v Merupakan sebuah tumor yang gambaran umumnya merupakan suatu fibroma ameloblastik tetapi juga mengandung enamel dan dentin. Peneliti berpendapat tumor ini merupakan suatu tahap dalam perkembangan suatu odontoma. Dalam beberapa kasus tumor tumbuh progresif menyebabkn perubahan bentuk dan kehancuran tulang.

v Gambaran Klinis:

Dapat melibatkan kedua rahang, tidak ada faktor predileksi jenis kelamin, pada umumnya asymptomatis, terlokalisir dan terjadi pembengkakan setempat.

v Rontgenologis:

Page 11: Glandula Saliva Terbagi Dua

Secara umum menunjukkan gambaran radiolusen unilokuler, berbatas tegas. Jarang ditemukan radiolusen multilokuler. Lesi mengandung sejumlah bahan terkalsifikasi dengan radiodensitas dari struktur gigi. Bahan kalsifikasi menunjukkan gambaran multiple, radiopak yang kecil dan bergabung menjadi besar dan keras.

v HPA:

Identik dengan gambaran HPA fibroma ameloblastik, mempunyai lapisan jaringan yang sempit serta pulau-pulau epitel kecil dari epitel odontogen dalam jaringan ikat primitif longgar mirip dental papila.

C. Odontoma

v Merupakan jenis tumor jinak odontogen yang tergolong sering ditemui. Tumor ini dipertimbangkan sebagai anomali perkembangan (hamartomas) agak jarang disebut neoplasia sesungguhnya.

v Patogenesis:

Pada awalnya dari perkembangan awal lesi ini menunjukkan proliferasi epitel odontogen dan jaringan mesenchim kemudian perkembangan selanjutnya diikuti pembentukan enamel, dentin, dan variasi dari pulpa dan sementum.

v Tumor ini dibagi menjadi dua tipe yaitu compound dan compleks odontoma.

Compound odontoma mengandung struktur seperti gigi , sedangkan complex odontoma mengandung masa dominan dari enamel dan dentin dan bentuknya tidak menyerupai gigi.

v Gambaran Klinis:

Asymtomatik, biasanya terjadi pada usia setengah baya, pada pemeriksaan rontgen ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, lesi kecil, jarang menjadi besar, bisa menjadi besar sampai 6cm sehingga menyebabkan ekpansi rahang, sering di maksila dari pada mandibula, ada pembengkakan.

v Rontgenologis:

Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan ukuran dan bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis.

Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada struktur gigi yang dikelilingi garis radiolusen tipis.

v HPA:

Compound: Mengandung struktur yang multiple menyerupai gigi berakar satu di dalam matriks longgar jaringan pulpa mungkin terlihat di korona atau akar dari struktur yang menyerupai gigi tersebut.

Compleks: Mengandung tubulus dentinalis yang sempurna, pada celah masa lesi didapatkan sejumlah matriks enamel (enamel non mature). Pulau-pulau sel ghost epitelial tampak eosinofilik.

(A) Complex Odontoma,menunjukkan sebuah massa gigi tidak berbentuk (amorf) yang merupakan bentukan material gigi.

(B) Compound Odontoma yang terdiri dari struktur sementum (1), dentin (2), dan struktur seperti pulpa (3)

Page 12: Glandula Saliva Terbagi Dua

3. Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan epitel odontogen.

A. Fibroma odontogen

v Merupakan tumor yang jarang ditemukan

v Gambaran Klinis:

Variatif umur, paling banyak usia setengah baya. Kebanyakan 60% pada maksila region anterior hingga posterior pada gigi Molar 1, sedangkan 40% pada region posterior mandibula. Dihubungkan dengan Molar tiga tidak erupsi, fibroma odontogen berukuran kecil, asymptomatis, jika lesi membesar menyebabkan ekspansi tulang pada regio yang terlibat, gigi menjadi goyang, adanya pembengkakan setempat.

v Rontgenologis:

Gambaran fibroma odontogen ukuran kecil menunjukkan gambaran berbatas jelas, unilokuler. Lesi-lesi radiolusen seringkali berhubungan dengan daerah apikal gigi yang erupsi. Lesi yang besar cenderung tampak gambaran Radiolusen yang multilokuler. Beberapa lesi menunjukkan tepi yang sklerotik. Sering terjadi resorpsi akar gigi, lesi yang berlokasi antara gigi menyebabkan akar gigi yang satu dengan lain menjadi divergen.

v HPA:

Menunjukkan gambaran yang variatif.

Fibroma odontogen sederhana: mengandung fibroblast-fibroblast stellate, seringkali tersusun dalam sebuah pola yang bergelung dengan fibril-fibril kolagen yang jelas sebagai bahan dasar. Sisa-sisa epitel odontogen yang berupa lokus-lokus kecil.

Fibroma odontogen kompleks: Menunjukkan struktur dengan pola yang lebih kompleks yang mngandung jaringan ikat fibrosa selluler yang jelas dengan serabut-serabut kolagen. Epiel odontogen dalam bentuk rantai panjang atau berbentuk sarang yang terisolasi.

B. Odontogenic mysoma / myofibroma

v Gambaran Klinis:

Jarang dijumpai, merupakan neoplasia yang pertumbuhannya lambat, terlokalisir, tapi mempunyai sifat invasif dan agresif. Berasal dari jaringan ikat dental papilla. Umumnya pada faktor predileksi usia, melibatkan kedua rahang pada mandibula bisa korpus maupun ramus, asymptomatis, menyebabkan gigi goyang, ekspansi menipis.

v Rontgenologis:

Lesi tampak radiolusen yang dipisahkan oleh gambaran tulang trabekular. Batas lesi dengan tulang tidak berbatas jelas.

v HPA:

Lesi menunjukkan adanya jaringan proliferasi myxoid dan di beberapa tempat tampak jaringan fibrosa. Secara radiografis tak berbatas jelas, tetapi pada gambran histologis masih tampak kapsul fibrous. Vaskularisasi sedikit, hampir tidak ada.

Page 13: Glandula Saliva Terbagi Dua

C. Cementoblastoma

v Gambaran Klinis:

Asymptomatis, dapat melibatkan seluruh gigi gligi baik RA dan RB anterior atau posterior. Apabila lesi cukup besar secara klinis menunjukkan suatu ekspansi tulang sehingga ada pembengkakan rahang, terlokalisir, sering disebabkan trauma pada jaringan periodontal.

v Rontgenologis:

Lesi menunjukkan suatu massa radiopak yang melekat pada apeks gigi penyebab. Batas lesi dengan jaringan sekitarnya dipisahkan suatu gambaran Radiolusen yang tipis.

v HPA:

Lesi merupakan jaringan kalsifikasi yang mirip tulang, seluler, lesi melekat ke apeksi gigi. Batas lesi dengan tulang sekitarnya dipisahkan oleh kapsul fibrous.

v Tumor Jinak Non Odontogen

1. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Epitel Mulut

A. Papiloma skuamos

v Merupakan suatu neoplasma jinak yang berasal dari epitel permukaan mukosa mulut. Merupakan tumor jinak non odontogen yang umum terjadi di rongga mulut.

v Gambaran Klinis:

Papiloma menunjukkan proliferasi pertumbuhan yang lambat dari epitel squamosa berlapis, pertumbuhannya lambat dan tunggal, sempit, dan struktur seperti tangkai menghubungkan ke mukosa mulut di bawahnya. Seringkali mirip dengan gambaran bunga kol atau pakis. Lokasi bisa di palatum, lidah, mukosa bukal, labial dan gingiva, paling sering terjadi pada palatum mole. Papiloma dapat berwarna putih atau merah jambu, lunak, fleksibel pada palpasi, diameter <2cm dan asymptomatis. Selain tunggal juga dapat multipel tapi jarang.

v HPA:

Adanya proliferasi exophytic sel-sel epitel squamosa sehingga adanya plica epitelium berbentuk papillary-papillary yang panjang dan tebal. Setiap plica didukung adanya jaringan ikat fibrosa yang tipis dan mengandung Pembuluh darah. Sel-selnya seragam (uniform), dan tidak menunjukkan atipia sel.

B. Veruka Vulgaris

v Lesi ini merupakan neoplasia epitel jinak yang dihasilkan oleh infeksi dengan tipe-tipe tertentu, contohnya Human Pappiloma Virus.

v Gambaran Klinis:

Tumor berbentuk nodul atau craterlike, diameter kurang dari 1cm, Lesi kemungkinan bertangkai atau menunjukkan perlekatan dasar yang luas ke bawah mukosa dan lesi ini spesifik berwarna putih dengan permukaan kasar atau nyata, penyebaran bisa dari kebiasaan menggigit kutil di jari jemari, sehingga virus menyebar ke mukosa mulut melalui inokulasi sendiri.

Page 14: Glandula Saliva Terbagi Dua

v HPA:

Memiliki gambaran HPA sama dengan papiloma, rete peg proseccus membentuk jari serta keratinisai yg berlebihan dan tebal (hiperkeratinisasi).

Keratoakantoma

v Gambaran Klinis:

Lesi menyerupai kanker kulit, predileksi kejadian akibat terkena matahari, umumnya pada wajah dan bibir hubungan dengan radiasi ultraviolet yang merusak jaringan. Lesi ini umumnya tunggal, terjadi di atas kulit pertengahan wajah termasuk pipi dan hidung. Symptomatis berupa sakit, berbentuk pusar, artinya mempunyai cekungan pada tengahnya dan tepinya menonjol, berbatas jelas, bagian tengah lesi agak lebih menyerupai cangkir, permukaan kasar, keras, berwarna putih dengan keratin. Biasanya tumbuh dengan ukuran terbesarnya dalam waktu 6 bulan dengan diameter 1-2 cm, saat pemeriksaan palpasi kenyal.

v HPA:

Mirip histologi dari karsinoma epidermoid, tetapi dapat dibedakan. Adanya proliferasi sel tumor menunjukkan diferensiasi dan atipikal sel tidak terlihat. Lesi tumbuh eksopitik dengan hiperparakeratinisasi, lesi berbentuk vulkano dengan inti berupa keratinisasi dan adanya mikroba pada permukaan. Di lamina propia terdapat infiltrasi sel limfosit.

2. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Nevus / Pigmen

Nevus pigmentosi

v Nevus pigmentasi atau tahi lalat adalah lesi sangat umum dikulit. Tapi dapat dijumpai di jaringan lunak Rongga Mulut. Merupakan proliferasi jinak dari sel-sel yang menghasilkan melanin (pigmen endogen).

v Gejala Klinis:

Nevus yang sering terjadi di kulit dan Rongga Mulut adalah nevus intradermal dan nevus penghubung.

Nevus intradermal mrupakan nevus pigmentasi yg umum, melibatkan kulit maupun mukosa mulut. Pada umumnya asymptomatis, lunak, menonjol, berwarna mulai merah jambu, coklat terang hingga coklat gelap, warnanya seragam, berbentuk kubah, permukaan nodul halus. Diameter kurang dari 1cm, mungkin bisa lebih, permukaan kasar.

Nervus penghubung (Junctional nevus) memiliki gambaran klinis agak beda, permukaan rata seperti macula, halus, berwarna coklat, pigmentasi merata.

Lokasi: palatum keras dan gingiva.

3. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Jaringan Ikat Mulut

Jaringan ikat fibrous

Fibroma

v Merupakan neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous. Fibroma dipakai dengan kaitan lesi jaringan lunak yang sering di jumpai pada mukosa mulut. Sebenarnya nama yang tepat adalah hiperplasia fibrous.

Page 15: Glandula Saliva Terbagi Dua

Jaringan Pembuluh Saraf

Neurofibroma

Merupakan neoplasi jinak yang relatif tidak umum, secara histologi mengandung campuran sel-sel schwann neoplastik dan akson-akson yang tersebar.

Neoplasia berkembang dari berkas syaraf dan batang saraf yang besar, menghasilkan pembesaran tumor.

Gambran Klinis:

Pada pemeriksaan palpasi tampak lebih kenyal dari pada jaringan lunak sekitarnya, sering digambarkan sebagai konsistensi kistik, menyerupai tekstur jaringan adiposa. Batas dengan jaringan lunak sekitarnya sulit dibedakan, menunjukkan adanya variasi warna, antara warna pucat hingga agak kekuningan dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit atau mukosa terlihat normal.

Neurofibroma memiliki variasi bentuk antara lain tumor-tumor bertangkai nodular terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular, lesi besar, menimbulkan deformasi, mempunyai masa tumor, dan kecil.

Terlihat lesi yang bernodul multiple melibat seluruh wajah dan tubuh.

Neurilemoma / Schawannoma

Terlihat peningkatan proliferasi sel – sel Anthony B di bagian tengah lesi (1) dan Anthony A di bagian perifer

v Tumor sel granular

Jaringan Adiposa

Lipoma

Menunjukkan proliferasi sel-sel adipose dengan dibungkus fibrous kapsul (1), inti sel terletak di perifer (2), dan beberapa pembuluh darah normal juga bisa terlihat didalam lesi(3)

4. Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Kelenjar Ludah

A. Pleomorphic adenoma

v Gambaran klinis:

Pleomorphic adenoma/mixed tumor merupakan tumor Jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakkan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.

v Gambaran mikroskopis:

Secara mikroskopik pleomorphic adenoma menunjukkan campuran proliferasi jaringan epitel dalam daerah jaringan myxoid, mucoid, atau chondroid. Campuran jaringan sel-sel epitel dengan beberapa matriks mesenkin inilah yang disebut tumor campur (mixed tumor). Komponen jaringan epitel terdiri dan 2 tipe sel, yaitu sel-sel mioepitel dan sel-sel duktus. Sel-sel duktus akan membentuk tubulus, duktus, atau struktur rongga kistik yang berisi cairan atau eosinopilik material yang positif dengan

Page 16: Glandula Saliva Terbagi Dua

pewamaan PAS. Di sekitar struktur duktus terdapat proliferasi sel-sel mioepitelial yang membentuk lembaran(sheaths), untaian (cord), dan jala (nest) dan seringkali dipisahkan oleh bahan substansi dasar yang mirip jaringan kartilago, miksoid, dan bahan mukoid. Tumor sebagian mempunyai kapsul fibrous.

B. Monomorphic adenoma

Persentase kejadian tumor-tumor monomorfik sekitar 5-10% tumor-tumor jinak kelenjar ludah. Tumor-tumor monomorfik tersusun regular, berbentuk glandular, dengan tidak adanya dominasi komponen jaringan mesenkim. Tumor-tumor yang termasuk ke dalam adenoma monomorfik adalah (1) whartin tumor (papillary cystadenoma lymphomatosum), (2) basal cell adenoma, (3) oxyphilic adenoma (oncocytoma), (4) canalicular adenoma, (5) myoepithelioma, dan (6) clear cell adenoma.

Whartin’s Tumor

v Gambaran klinis:

Adalah tumor jinak kelenjar ludah yang paling umum dijumpai di antara tumor-tumor monomorfik lainnya dan paling umum terjadi pada kelenjar ludah parotis. Tumor ini jinak, tetapi dapat terjadi bilateral sekitar 15% dari total kasus atau berupa multifokus di dalam kelenjar yang sama. Tumor ini lebih sering melibatkan laki-laki dibandingkan wanita. Lesi umumnya tedadi setelah usia 30 tahun dan paling sering adalah usia di atas 50 tahun.

v Gambaran mikroskopis:

Tumor ini berbentuk glandula yang dipisahkan celah-celah yang cenderung membentuk kistik dan membentuk proyeksi papilla-papilla yang tertanam di dalam jaringan limfoid yang padat. Rongga kistik dilapisi oleh sel epitel yang eosinopilik (onkosit) 2 lapis(bilayer).

Page 17: Glandula Saliva Terbagi Dua

. Macam-macam tumor jinak rongga mulut a. Tumor Odontogen• Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogenA. AmeloblastomaTempat predileksiBiasanya terdapat pada daerah molar atau ramus mandibula, tapi bisa muncul di bagian manapun dari mandibula atau maksila. Pada maksila, daerah molar lebih serig terkena daripada daerah premolar atau gigi anterior.Penampakan klinis

Gambar Klinis ameloblastoma pada rahang bawah kanan (pandangan lingual). Tumor meluas posteroanterior dari region premolar satu bawah kanan hingga ramus mandibula melibatkan processus condylaris dan coronoideus serta lesi yang perforasi ke sisi lingual (tanda panah). Mandibula diiris menjadi beberapa potongan untuk pemeriksaan histologis, terlihat tumor membentuk rongga (cystic spase) dengan gigi molar tiga yang terdesak hingga basis mandibula (insert).Asimptomatik, kadang ditemukan pada anak-anak maupun dewasa, tapi predominan pada decade keempat dan kelima dari kehidupan (rata-rata 35-45 tahun).Gigi sekitarnya kadang goyah, karena terdapat resorbsi akar dan ada maloklusi.Pembengkakan destruktif, terjadi deformitas wajah,lesi perifer umumnya. Tidak menimbulkan rasa sakit sehingga dijumpai pada tingkatan yang sudah parah sehingga kerusakan tulang telah menyeluruh. Perluasan tidak cuma ke arah bukal saja tapi juga ke arah lingual.Gambaran radiografi : Multilokular / unilokular radiolusen, dengan tepi tegas dan sklerotik.

Large multi-locular ameloblastoma of the mandible with twoimpacted teeth. The entire body and ramus of the mandible are involvedHistopatologi : Stroma fibrous dengan pulau-pulau atau massa dari epitelium yang berproliferasi, yang selalu menyerupai epitelium odontogenik dari organ email pada derajat tertentu. Dapat dijumpai varian histologis yang follicular, pleksiform, akantomatosa.

Ameloblastoma tipe folikuler (A), pada gambar (B) tanda panah hijau menunjukkan suatu intercellular space, tanda panah hitam menunjukkan deposisi bahan kalsifikasi dan tanda panah kuning menunjukkan epitel lining dari tumor nest.Tanda dan GejalaAsimptomatik, tumbuh lambat, dapat bertumbuh sampai cukup besar tanpa disertai anak sebar.Invasive keganasan local, dengan sedikit metastase.B. Tumor odotogen epithel berkalsifikasi (Phinborg Tumor)Tempat PredileksiPada regio molar-ramus mandibula.Mandibula dua kali lebih sering daripada maksila.Penampakan KlinisTerlihat seperti ameloblastoma, terjadi deformitas wajah (asimetri) tapi tidak ada maloklusi.Pembengkakan, terdapat lesi perifer, biasanya pada gingiva anterior.Radiograf : lesinya unilocular atau multilocular. Radiolusensi dengan pulau-pulau yang radiopak, biasanya disebut sebagai honeycoumb. Secara keseluruhan lesi radiolusen, bila ditemukan daerah radiopak karena adanya kalsifikasi yang meningkat. Biasanya pada gigi yang impaksi.

Histopatologi : Epitel polygonal, nuclei berbagai ukuran, sitoplasma eosinofil dan ditemukan ameloid sebagai produk sel.

Calcifying epithelial odontogenik tumor, yang menunjukkan suatu bahan perkapuran (liesegang ring) ditandai dengan tanda panah.

Page 18: Glandula Saliva Terbagi Dua

Calcifying epithelial odontogenik tumor, yang menunjukkan suatu bahan hyaline (tanda panah) di antara sel-sel epitel tumor yang berbentuk kuboid atau polyhedral.Tanda dan GejalaInvasif setempat,berkembang lambat, tidak metastaseC. Tumor odontogen skuamousTempat PredileksiBerkembang pada prosesus alveolaris, sering pada regio anterior maksila dan regio posterior dari mandibula.Penampakan klinis• Terjadi pada decade kedua sampai ketujuh (rata-rata 40 tahun), tidak ada perbedaan gender• Tenderness• Melibatkan prosesus alveolar mandibula dan maksila• Tidak ada predileksi sisi dan jenis kelamin• Rasa sakit yang ringan karena pembengkakan gingival• Gigi goyangGambaran radiografis• Secara radiografi menunjukkan adanya gambaran kerusakan tulang yang bernbentuk triangular di sebelah lateral akar gigi.• Kadang kala menunjukkan adanya kerusakan tulang berbentuk vertical• Tepi lesi menunjukkan gambaran skeloris• Diameter lebih besar dari 1,5 cm

D. Tumor odontogen sel bersihTempat PredileksiNeoplasma yang jarang terjadi pada mandibula dan maksila. Ditemukan pada wanita umur > 60 tahunPenampakan KlinisGambaran radiografisSecara radiology, lesi radiolusen unilokuler dan multilokuler, dengan tepi dari radiolusen tersebut tidak mempunyai batas yang jelas atau tidak teratur.Gambaran mikroskopisGambaran histologis anatomis dari tumor ini cenderung menunjukkan adanya sarang-sarang sel epitel dengan sitoplasma eosinopilik yang jelas. Sarang-sarang tersebut dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat berhialin. Sel-sel perifer menunjukkan susunan pollisade. Pada beberapa kasus juga ada yang menunjukkan pola yang mengandung pulau-pulau kecil dengan sel-sel epitel basaloid yang hiperkromatik di dalam stroma jaringan ikat.

Tanda dan GejalaDapat bermetastase ke paru-paru dan limfonodi regional. Agresif setempat,

• Tumor-tumor epitel odontogen dengan melibatkan jaringan ektomesenkim odontogenA. Ameloblastic fibromaMerupakan tumor campuran jaringan epitel dan jaringan ektomesenkim. Tumor ini tidak umum dan data yang ada sulit dievaluasi sebab beberapa lesi didiagnosis sebagai fibroma ameloblastik yang kemungkinan hanya tahap awal dan perkembangan odontoma.Gambaran klinis :• Fibroma ameloblastik cenderung terjadi pada penderita muda decade kedua tetapi kadang-kadang pada penderita usia setengah baya.• Melibatkan laki-laki sedikit lebih umum dibandingkan perempuan

Page 19: Glandula Saliva Terbagi Dua

• Lesi yang kecil asimtomatik ,pada lesi yang besar menyebabkan pembesaran rahang .• Sisi posterior mandibula merupakan lokasi yang paling umum ,yaitu sekitar 70% dari seluruh kasus terjadi pada sisi tersebut .Gambaran radiografis :

• Lesi secara radiografi menunjukkan gambaran radiolusen unilokuler atau multilokuler dengan tepi yang jelas dan mungkin menunjukkan sklerotik .• Sekitar 50% berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi.• Pada lesi yang besar dapat melibatkan ramus asenden mandibula .Gambaran mikroskopis :

Gambaran fibroma ameloblastik menunjukkan massa jaringan lunak yang keras dengan permukaan luar yang halus. Kapsul mungkin ada atau mungkin juga tidak ada. Secara mikroskopik mengandung jaringan mesenkim yang sangat banyak mirip dengan dental papil yang primitive yang bercampur dengan epitel odontogen. Sel epitel berbentuk panjang dan kecil dengan susunan yang beranastomase satu dengan yang lainnya, tetapi hanya mengandung sekitar dua sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar

B. Ameloblastic fibro odontomaTumor ini didefinisikan sebagai sebuah tumor yang gambaran umumnya adalah suatu fibroma ameloblastik, tetapi juga mengandung enamel dan dentin. Beberapa peneliti percaya bahwa ameloblastik fibro odontoma hanya suatu tahap dalam perkembangan suatu odontoma. Dalam beberapa kasus tumor dapat tumbuh progresif menyebabkan perubahan bentuk dan kehancuran tulang.Gambaran klinis :• Tumor ini biasanya ditemukan pada anak-anak dengan rata-rata usia 10 tahun.• Dapat melibatkan kedua rahang.• Tidak ada predileksi jenis kelamin.• Lesi umumnya asimtomatikGambaran radiografis :

Secara radiografi tumor menunjukkan radiolusen unilokuler , mempunyai batas yang jelas dan jarang radiolusen multilokuler. Lesi mengandung sejumlah bahan berkalsifikasi dengan radiodensiti dari stuktur gigi. Bahan kalsifikasi di dalam lesi menunjukkan gambaran multiple, radiopak yang kecil atau massa yang bergabung menjadi keras.Gambaran mikroskopis :

Secara mikroskopis menunjukkan gambaran yang identik dengan fibroma ameloblastik dan mempunyai lapisan jaringan (narrow cord) yang sempit serta pulau-pulau epitel kecil dari epitel odontogen dalam jaringan ikat primitive longgar mirip dental papilla .

C. Odontoma Merupakan jenis yang paling umum dari tumor-tumor odontogenik. Tumor ini dipertimbangkan sebagai anomaly perkembangan (hamartomas) agak jarng disebut sebagai neoplasama yang sesungguhnya. Pada perkembangan awal dari lesi ini menunjukkan proliferasi epitel odontogen dan jaringan mesenkim, kemudian pada perkembangna selanjutnya diikuti pembentukan enamel, dentin, dan variasi dari pulpa dan sementum. Tumor ini mempunyai 2 tipe ,yaitu compound dan complex odontoma.

Compound odontoma mengandung struktur seperti gigi yang kecil dan banyak. Sedangkan complex odontoma mengandung massa yang besar dari enamel dan dentin dan tidak menyerupai gigi .

Page 20: Glandula Saliva Terbagi Dua

Gambaran klinis :

• Sebagian besar odontoma ditemukan pada decade kedua kehidupan ,dengan rata-rata usia 14 tahun.• Asimtomatik• Sering ditemukan pada pemeriksaan radiograf rutin ketika memeriksa gigi yang tidak erupsi.• Lesi kecil, jarang menjadi besar,apabila menjadi besar kadangkala sampai ukuran 6 cm dan menyebabkan ekspansi rahang.• Lebih sering di maksila daripada di mandibula.Gambaran radiografis :

• Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi dikelilingi oleh daerah radiolusen yang tipis.• Complex odontoma menunjukkan massa yang radiopak pada struktur gigi yang dikelilingi oleh radiolusen yang tipis. Sebuah gigi yang tidak erupsi seringkali dihubungkan dengan odontoma karena menghalangi gigi erupsi.Gambaran mikroskopis :

Odontoma. (A), Complex Odontoma, menunjukkan sebuah masa gigi yang tidak berbentuk (amorf) yang merupakan bentukan material gigi, (B), Compound Odontoma yang terdiri dari struktur sementum (1), dentin (2), dan struktur seperti pulpa (3).

• Compound odontoma mengandung struktur yang multiple menyerupai gigi berakar satu di dalam matriks jaringan longgar. Jaringan pulpa mungkin terlihat di korona atau akar dari struktur yang menyerupai gigi tersebut.• Complex odontoma mengandung tubular dentin yang matang. Pada celah dari masa lesi dapat dijumpai sejumlah matriks enamel atau enamel yang belum matang. Pulau pulau kecil dari sel ghost epitel pewarnaan eosinopilik dapat dijumpai pada sekitar 20% kasus complex odontoma. Kadankala kista dentigerous mungkin m uncul pada epithelial lining dari complex odontoma.• Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan epitel odontogenA. Fibroma OdontogenFibroma odontogen adalah tumor yang jarang ditemukan dan merupakan lesi yang menimbulkan kontroversi. Hanya kurang dari 50 kasus yang pernah dilaporkan.

Gambaran klinikFibroma-fibroma odontogen yang terjadi dan pernah dilaporkan melibatkan usia antara 9-80 tahun dengan rata-rata usia 40 tahun. Sekitar 60% terjadi pada maksila dan sebagian besar berlokasi di region nterior hingga region gigi molar pertama. Walaupun demikian kejadian di mandibula bias mencapai 50% dan berlokasi di region posterior (region premolar hingga region molar pertama). Ada sedikit kasus pada fibroma odontogen di mndibula yang berhubungan dengan molar tiga yang tidak erupsi. Fibroma-fibroma odontogen yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulakan keluhan. Jika lesi membesar menyebabkan ekspansi tulang pada region yang terlihat atau gigi-gigi menjadi goyang.Gambaran radiografikSecara radiografik fibroma-fibroma odontogen yang berukuran kecil cenderung menunjukan batas yang jelas, uniokuler, lesi-lesi yang besar cenderung menjadi radiolusen yang multiokuler. Beberapa lesi menunjukkan tepi yang sklerotik. Sering terjadi resobrsi akar yang terlibat dan lesi-lesi yang

Page 21: Glandula Saliva Terbagi Dua

berlokasi di antar gigi-gigi menyebabkan akar-kara gigi yang satu yang lainnya menjadi divergen.

Gambaran mikroskopikFibroma odontogen menunjukkan gamabaran histologis yang bervariasi, hal ini yang menyebabbkan para penulis menjelaskan dalam dua tipe yaitu : 1. fibroma odontogen sederhana. Lesi ini mengandung fibroblast-fibroblas stellate, seringkali tersusun dalam sebuah pola yang bergulung dengan fibril-fibril kolagen yang jelas dan dapat dipertimbangkan sebagai bahan dasar. Sisa-sisa epitel odontogen yang berupa focus-fookus kecil mungkin ada atau munkin tidak dijumpai. Kadang-kadang kala focus kalsifikasa distropik dapat dijumpai.2. fibroma odontogen kompleks. Lesi ini menunjukan pola yang lebih kompleks yang mana seringkali mengandung jaringan ikat fibros selluler yang jelas dengan serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam jalinan bundle. Epitel odontogen dalam bentuk sarang yang terisolasi.

B. Odontogeni Myxoma/MyofibromaGambaran klinik Myxoma yang sesungguhnya jarang dijumpai, oleh karena itu myxoma di dalam rongga mulut disebut odontogenic myxoma. Merupakan suatu neoplasia odontogen yang tumbuh lambat, terlokalisir tetapi mempunyai sifat invasive dan agresif. Berasal dari jaringan ikat dental papilla. Umumnya terjadi pada predileksi usia decade ke 2 dan ke 3, dimana dapat melibatkan maksila dan mandibula baik korpus maupun ramus. Rasa sakit jarang dijumpai tetapi parasesti oleh karena terlibatnya nervus mandibularis dapat terjadi. Dalam pertumbuhannya di dalam rahang menyebabkan gigi geligi yang disekitar lesi dan tulang kortikal mengalami displacement dan ekspansi serta menipis.

Gambaran radiografik

Secara radiografi lesi menunjukkan gambaran radiolusen yang dipisahkan oleh gambaran tulang trabekular. Batas lesi dengan tulang sekitarnya tidak berbatas jelas.Gambaran mikroskopik

Odontogenic myxoma, menunjukkan proliferasi sel-sel myxoid/ star cells(1), dengan didukung fibrous kapsul (2).Gamabaran histopatologi anatomi lesi menunjukakan adanya jaringan proliferasi myxoid, dan dibeberapa tempat tamapak jaringan fibrous (myoid fibrous tissue). Lesi ini secara radiografi tidak berbatas jelas, tetapi secara histologis masih dapat ditemukan kapsul fibrous. Vaskularisasi di dalam lesi hamper tidak ada (poor vaskularity).

C. CementoblasGamabaran klinis

Lesi ini umumnya asimtomatik karena tidak ada tand infeksi, dapat melibatkan seluruh gigi-geligi baik dirahan atas maupun dirahang bawah anterior atau posterior. Apabila lesi cukup besar secara klinis menunjukakan suatu ekspansi tulang sehingga menunjukakan pembengkakan rahang pada region gigi yang terlibat. Factor penyebab pasti tidak diketahui tetapi sering disebabkan oleh trauma pada daerah periodontal gigi.Gambaran radiografik

Gamabran radiografi lesi menunjukkan suatu massa yang melekat ke apeks gigi penyebab. Batas lesi dengan jaringan sekitarnya dipisahkan suatu gamabran radiolusen yang tipis.

Page 22: Glandula Saliva Terbagi Dua

Gamabaran mikroskopik

Cementoblastoma, terlihat pembentukan lesi pada apek gigi. (1) pulpapada apek gigi penyebab, masa dari lesi merupakan proliferasi dari sel-sel cementoblast (sellular) dan mengandung sum-sum tulang (2) dengan dipisahkan oleh suatu kapsul jaringan ikat dari tepi tulang normal (3).Lesi merupakan jaringan kalsifiksai yang mirip tulang, seluler, lesi melekat ke apeks gigi penyebab. Batas lesi dengan tulang sekitrnya dipisahkan oleh kapsul fibrous

b. Tumor Non-OdontogenA. Tumor jinak non-odontogen yang berasal dari epitel mulutA. Papiloma skuamosPapiloma squamous adalah suatu neoplasia jinak yang berasal dari epitel permukaan mukosa mulut. Dipertimbangkan sebagai neoplasia epitel jinak yang sangat umum terjadi di dalam mulut. Studi yang terakhir pada neoplasia ini dan lesi-lesi yang hampir sama yang terjadi di beberapa area di tubuh (seperti di kulit, laring, dan servik uteri) menunjukkan bukti peningkatan, yang mana papiloma sering terjadi akibat hasil dari suatu infeksi virus papiloma manusia (Human papiloma virus). Juga papiloma dipertimbangkan berhubungan dengan veruka vulgaris atau kutil.

Gambaran Klinis

Pada gambaran klinis di dapatkan suatu proliferasi pertumbuhan yang lambat dari epitel squamous berlapis disusun dalam proyeksi seperti jari, biasanya pertumbuhannya tunggal, sempit, dan struktur seperti bertangkai menghubungkannya ke mukosa rongga mulut di bawahnya. Perlekatan bentuk tangkai yang sempit ini adalah bentuk khusus dari lesi lesi pedunculated. Proyeksi seperti jari dapat dengan mudah terlihat pada sebagian besar specimen. Seringkali mirip dengan gambaran sebuah bunga kola tau bunga pakis.Papiloma menunjukkan distribusi yang luas di dalam mulut, sebagian besar frekuensi kejadiannya di palatum, lidah, mukosa bukal/labial, dan gingival. Alasan mengapa papiloma-papiloma menjadi lebih umum terjadi di palatum lunak belum jelas. Papiloma dapat berwarna putih atau merah jambu, lunak , dan fleksibel pada palpasi, umumnya diameternya kurang dari 2 cm, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Walaupun secara umum tunggal, kadangkala mungkin terjadi multiple.

Gambaran Mikroskopis

Pada lesi ini didapatkan HPV (Human Papilloma Virus) meskipun tidak terdapat tanda-tanda terjadinya infeksi pada jaringan. Papilloma tidak berpotensi untuk menjadi ganas.

Menunjukkan proliferasi exophytic sel-sel epitel squamous sehingga menghasilkan lipatan-lipatan epithelium (berbentuk papillary-papillary yang panjang). Masing-masing proyeksi papillary didukung oleh jaringan ikat fibrous yang tipis dan mengandung pembuluh darah. Sel-sel uniform dan tidak menunjukkan atipia.Penyakit ini lebih sering menyerang orang dewasa, dapat dideteksi secara klinis. Pada gambaran histology, terdiri dari stratified squamous epithelium yang didukung oleh jaringan ikat, saat terkeratinisasi, warnanya akan terlihat putih.B. Veruka vulgarisVeruka vulgaris merupakan kutil yang terdapat pada rongga mulut. Kutil ini biasanya terlihat pada anak kecil yang merupakan autoinokulasi dari kutil yang terdapat di tangan. Gambaran MikroskopisPada gambaran histologist secara umum mirip dengan papiloma namun biasanya terdapat clear cell yang besar (koilocytes) dengan inti yang pyknotik dan keratohyaline yang menyolok dibagian lapisan superfisialdari prickle cells.

Page 23: Glandula Saliva Terbagi Dua

Gambaran klinisLesi ini adalah neoplasia jinak yang dihasilkan oleh infeksi HPV. Gambaran klinis veruka vulgaris yang khas yaitu tumor berbentuk nodular atau craterlike, umumnya berdiameter kurang dari 1 cm. Lokasi umum dari lesi ini adalah pada jari. Biasanya pasien tidak ada keluhan pada iritasi local ringan atau menengah.Veruka vulgaris pada mulut sangat menunjukkan kemiripan dengan papiloma mulut. Lesi kemungkinan bertangkai atau menunjukkan perlekatan dasar yang meluas ke bawah mukosa dan lesi ini spesifik berwarna putih dengan permukaan kasar atau nyata, gambaran menyerupai jari terbentuk dengan jelas. Veruka vulgaris mulut harus dicurigai terjadi pada penderita anak-anak apabila adanya lesi-lesi mulut papilla putih yang banyak dan dijumpai adanya veruka vulgaris di kulit. Hal ini sebagian besar benar jika pasien mengakui menggigit-gigit kutil, khususnya yang berlokasi di jari. Itu sepertinya suatu kebiasaan yang menyebabkan virus menyebar ke mukosa mulut melalui inokulasi sendiri (autoinokulasi).C. KeratoakantomaKeratoakantoma adalah suatu kekhususan dan merupakan neoplasia jinak yang tidak umum, berasal dari epitel squamous berlapis. Meskipun relative jarang, tetapi penting dipelajari pada penyakit mulut, didasarkan atas klinisnya lesi ini menyerupai kanker kulit, predileksi kejadiannya pada kulit yang terkena sinar matahari, umumnya pada wajah dan bibir, dan mikroskopiknya menyerupai karsinoma epidermoid. Penyebab spesifik keratoakantoma tidak diketahui, bagaimanapun predileksi untuk terjadi pada kulit yang terkena matahari diduga kuat hubungannya dengan aktinik (radiasi sinar ultra violet) yang merusak jaringan. Lesi ini umumnya tunggal, terjadi di atas kulit pertengahan wajah termasuk pipi dan hidung, walaupun kadangkala juga melibatkan telinga. Hal ini patut diperhatikan bahwa 8% dari keratoakantoma terjadi pada daerah bibir yang terkena matahari. Lesi-lesi pada kulit sering sekali menimbulkan rasa agak sakit.Gambaran KlinisGambaran klinis keratoakantoma mempunyai bentuk khusus yaitu berbentuk pusar, artinya mempunyai cekungan pada tengahnya dan tepinya menonjol. Tepi ini berbatas sangat jelas. Bagian tengah lesi ini agak menyerupai cangkir, kemungkinan berisi, permukaan kasar, keras, putih, dengan diwarnai keratin. Dalam banyak hal gambaran ini mirip dengan kanker kulit. Bagaimanapun keratoakantoma spesifik, yang mana biasanya tumbuh dengan ukuran terbesarnya (diameter antara 1 dan 2 cm) dalam waktu 6 bulan.Keratoakantoma pada pemeriksaan palpasi kenyal walaupun lesi seringkali mempunyai sumbat keratin di tengah, keratoakantoma bebas dari ulserasi sehingga secara klinis seperti meneteskan air dan pembentukan kerak dan keropeng.

Gambaran Mikroskopis

Keratoakantoma, menunjukkan proliferasi dan diferensiasi sel epitel skuamous, tumbuh exophytic membentuk kubah/vulkano (A), dengan keratinisasi membnetuk core (pusar) di tengah epithelium (B), infiltrasi sel-sel limfosit yang padat di lamina propria (C) dan terdapat mikroorganisme pada permukaan yang hiperkeratin (D).Lesi mirip gambaran histologis karsinoma epidermoid, tetapi dapat dibedakan dari karsinoma epidermoid, proliferasi sel-sel tumor menunjukkan adanya diferensiasi dan atipikal sel tidak terlihat. Lesi ini tumbuh eksopitik dengan hiperparakeratinisasi (keratinisasi core) dan dijumpai adanya mikroorganisme pada permukaan. Di lamina propria terdapat infiltrasi sel-sel limfosit yang padat.• Tumor Jinak non odontogen yang berasal dari jaringan ikat mulutA. FibromaFibroma merupakan suatu neoplasia yang berasal dari jaringan ikat fibros. Bagaimanapun, sebuah fibroma adalah istilah yang umum digunakan dalam kaitannya dengan lesi jaringan lunak yang sering dijumpai pada mukosa mulut-secara garis besar tidak dipikirkan sebagai suatu neoplasia, tetapi cukup jaringan fibros hiperplastik. Sebenarnya nama yang lebih akurat untuk gangguan ini adalah

Page 24: Glandula Saliva Terbagi Dua

hiperplasia fibros.Gambaran KlinisSecara klinis lesi menunjukkan suatu benjolan yang kenyal dan dapat digerakkan dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut. Lesi ini pada pertumbuhannya tidak menimbulkan rasa sakit. Daerah yang peling sering mendpatkan trauma atau injuri seperti tergigit atau karena gesekan plat protesa dari gigi palsu.Gambaran MikroskopisGambaran histologis menunjukkan suatu proliferasi dari sel-sel fibrous yang mature dan padat, dengan pembentukan pembuluh darah yang kurang dan lesi dibatasi oleh kapsul fibrous.

B. NeurofibromaGambaran KlinisNeurofibroma adalah suatu neoplasia jinak yang relatif tidak umum, secara histologis mengandung campuran dari sel-sel schwan neoplastik dan akson-akson yang tersebar. Neoplasia ini berkembang dari berkas syaraf dan batang syaraf yang besar, menghasilkan pemesaran tumor. Neurofibroma lebih lunak pada pemeriksaan palpasi dibandingkan mukosa normal sekitarnya dan sering digambarkan sebagai suatu konsistensi kistik atau menyerupai tekstur jaringan adiposa. Batas dengan jaringan normal sekitarnya kadangkala sulit ditentukan. Neurofibroma dapat menunjukkan variasi warna, antara warna pucat hingga agak kekuningan, dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat. Kulit atau mukosa di atasnya kelihatan normal.

Neofibrima kutan dan mukosa dapat terjadi dalam dua keadaan yang terpisah. Lesi ini jarang sebagai lesi tersendiri, tanpa ada riwayat atau berhubungan dengan penyakit yang serupa. Kejadian yang lebih umum dari neofibroma adalah sebagai bagian dari gangguan dominan autosom neurofibromatosis. Penyakit ini juga diketahui sebagai penyakit von Recklinghausen’s pada kulit karakteristik umumnya adalah bersamaan dengan adanya pigmentasi ada kulit yang dikenal sebagai cafe au lait spot (menyerupai kopi susu) dan neurofibroma.Neurofibroma dapat mempunyai variasi bentuk, antara lain: tumor-tumor bertangkai nodular terlokalisir; bersegmen, linier, ekspansi batang syaraf lobular (seperti kacang polong dan dahulu dikenal sebagai neurofibroma pleksiform); lesi besar, menimbulkan deformasi, mempunyai masa tumor; dan kecil, pedunculated, lesi-lesi kulit nodular. Semuanya ini menunjukkan bentuk-bentuk neurofibroma dan kadang-kadang di rongga mulut akan menunjukkan tumor-tumor yang demikian.

Perawatan dan PrognosisPenyingkiran neurofibroma mempunyai sedikit masalah bagi pasien-pasien dalam keadaan yang seperti diatas. Eksisi untuk memperkuat diagnosis dan khususnya untuk melihat hasil suatu perawatan. Prognosis keseluruhan pada pasien dengan neurofibromatosis kurang baik. Pasien-pasien dengan kelainan ini dapat menderita tumor yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup mereka. Dalam beberapa kasus dampaknya dapat merusak kosmetik dan fungsional. Juga berpotensial untuk berkembang menjadi sarkoma neurogenik. Neoplasia ini dapat berkembang dalam neurofibroma awal dan lazimnya menimulkan tumor-tumor besar dan melibatkan banyak regio, terutama jika berlokasi dalam. Seperti neoplasia ganas, lesi ini sangat agresif dan memungkinkan bermetastasis dan menyebabkan prognosis buruk.

C. Neurilemoma/SchwannomaGambaran KlinisNeurilemoma (Schwannoma) adalah neoplasia jinak jaringan syaraf perifer yang relatif tidak umum, perbedaan dengan neurofibroma adalah pada lesi ini menganding suatu proliferasi dari sel-sel schwan tanpa akson. Karakteristik lesi adalah lesi tidak berkapsul, palpasi kenyal dan warnanya antara kekuningan hingga putih. Tumor ini seringkali berlokasi agak dalam sehingga yang

Page 25: Glandula Saliva Terbagi Dua

berhubungan dengan perubahan warna mungkin tidak kelihatan. Meskipun biasanya lesi ditemukan dengan diameternya kurang dari 2 cm, lesi yang telah lama berada dapat mencapai ukuran yang patut dipertimbangkan. Mukosa atau kulit diatas lesi kelihatan normal.

Seperti diketahui neurofibroma biasanya berhubungan dengan neurofibromatosis, sedangkan sebagian besar neurilemoma terjadi secara sporadis berupa tumor-tumor soliter. Meskipun begitu neurilemoma dapat terjadi pada lokasi yang bervariasi, lokasi yang paling umum di rongga mulut adalah lidah.Perawatan dan PrognosisNeurilemoma menunjukkan sedikit tendensi degenerasi ganas dan perawatannya adalah eksisi lokal.

D. Tumor sel granularGambaran KlinisTumor sel granular adalah tumor rongga mulut jinak yang relatif umum yang mempunyai suatu pola gambaran klinis yang khusus. Walaupun lesi ini jarang terlihat melibatkan lokasi dan organ yang luas, sebagian besar adalah lidah. Lesi ini biasanya tumbuh lambat, diameternya jarang melebihi 1-2 cm dan biasanya soliter. Jika lokasinya superfisial tumor menunjukkan warna kekuningan yang khas, sebaliknya lesi-lesi yang lokasinya lebih dalam tidak menunjukkan perubahan warnanya. Apabila tumor berlokasi pada lidah, mukosa lingual diatasnya mungkin normal, tetapi sering kali ada perubahan pada papilla lingual walaupun tidak begitu jelas, termasuk penurunan jumlah papilla dan lidah menjadi rata. Kekhasan tumor ini adalah lesi yang sangat kenyal pada pemeriksaan palpasi dan tidak ada keluhan. Gambaran MikroskopisTumor sel granular menunjukkan suatu proliferasi sel-sel schwan, secara mikroskopik menunjukkan suatu sitoplasma granular yang aneh. Sebelumnya telah ada teori yang mengatakan asalnya lesi dari jaringan otot bergaris. Untuk hal ini nama mioblastoma sel granular telah pernah digunakan, sebuah nama yang kemudian digunakan secara luas. Disamping sel-sel granular, tumor ini seringkali dihubungkan dengan suatu proliferasi hiperplastik pada epitel mukosa diatasnya. Secara mikroskopik proliferasi epitel ini menunjukkan kemiripan dengan karsinoma epidermoid; tetapi lesi ini adalah jinak dan diarahkan sebagai pseudoepitheliomatus hyperplasia (PEH). Hal yang harus ditekankan bahwa perubahan epitel adalah secara klinis tidak berarti dan tidak berhubungan dengan kanker mulut.Perawatan dan PrognosisPerawatan untuk tumor sel granular terdiri dari eksisi konservatif. Eksisi tidak sempurna kemudian diikuti regresi spontan telah pernah dilaporkan. Kekambuhan setelah perawatan tidak umum terjadi.

E. Neuroma TraumatikGambaran KlinisNeuroma traumatik (amputasi) muncul sebagai suatu pertumbuhan yang berlebihan bersifat bukan neoplasma dari axon dan merupakan jaringan parut fibros. Lesi ini muncul sebagai akibat terputusnya syaraf perifer, kemudian terbentuk jaringan parut, jaringan parut ini mengganggu pertumbuhan akson reparatif. Berkas akson yang terputus berusaha untuk berregenerasi tetapi tidak dapat menemukan jalur neurilemma yang diperlukan untuk menuntun syaraf tersebut kembali ke sisi-sisi reseptornya. Masa yang dihasilkan berupa jaringan fibros dan akson-akson menghasilkan sebuah nodul klinis yang biasanya berbatas jelas, kenyal dan seringkali menimbulkan rasa sakit bila dipalpasi.Neuroma traumatik sering terjadi pada sisi yang mudah mengalami trauma fisik, seperti bibir, lidah dan mukosa bukal. Neuroma traumatik juga dilaporkan terjadi di daerah syaraf mentalis pada pasien-pasien ompong, dan juga terjadi setelah pencabutan gigi.Perawatan dan PrognosisPerawatan terhadap lesi ini adalah eksisi konservatif dan kekambuhan setelah perawatan jarang

Page 26: Glandula Saliva Terbagi Dua

terjadi.

F. LipomaGambaran KlinisLipoma adalah neoplasia jinak yang berasal dari jaringan adiposa. Lesi ini lazim di dalam jaringan subkutan kulit tetapi jarang terjadi di dalam rongga mulut. Lipoma paling sebagian besar ditemukan pada orang dewasa dan biasanya terjadi berupa tumor tunggal di punggung, bahu atau leher. Terkadang dijumpai sebagai lesi jamak. Lipoma rongga mulut biasanya tunggal, berbatas jelas dan lunak bila dipalpasi. Meskipun lesi berukuran kurang dari 2 cm, tetapi pernah diketahui lipoma mencapai ukuran yang patut dipertimbangkan. Lipoma seringkali menunjukkan warna kekuningan jika berlokasi di bawah mukosa mulut.Gambaran histopatologisLipoma secara histologis menunjukkan suatu proliferasi sel-sel adiposa dalam suatu conective fibrous tissue, dengan inti yang terletak di perifer dan tidak menunjukkan adanya stroma, tetapi pembuluh darah bisa ditemukan diantara proliferasi sel sel adipos tersebut.

Dalam hal lain, yang paling umum lesi di rongga mulut mengandung jaringan adiposa yang matang, yang merupakan turunan dari lemak bukal. Hal ini menunjukkan tempat yang menyimpang, secara anatomi jaringan adiposa normal, secara klinis menghasilkan masa bernodul pada mukosa bukal. Masa ini secara sering dieksisi untuk tujuan diagnosa dan lesi ini tidak dipertimbangkan sebagai neoplasma yang sebenarnya.Perawatan dan PrognosisPerawatan lipoma terdiri dari eksisi konservatif dan jarang terjadi kekambuhan setelah eksisi sempurna.

• Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari NevusNevus pigmentasiatau tahi lalata adalah lesi yang sangat di kulit.Tetapi dapat juga dijumpai di jaringan lunak mukosa rongga mulut. Lesi ini merupakan proliferasi jinak dari sel-sel yang mengahasilkan melanin (pigmentasi endogen). Beberapa penulis mempertimbangkan sebagai neoplasia jinak, tetapi dapat menjadi ganas jika secara teoritis tidak terkontrol dan berpotensial pertumbuhan tidak terbatas. Beberapa peneliti mempertimbangkan nevi pigmentasi adalah berbatas, proliferasi terkendali pada sel-sel normal di daerah yang normal maupun yang abnormal. Pigmentasi pada jaringan lunak mukosa rongga mulut bisa saja disebabkan faktor eksogen / eksternal, misalnya tatoo pada kulit atau pigmentasi oleh bahan-bahan logam yang dikandung oleh material bahan tambalan gigi, misalnya amalgam.Histogenesis nevusSel nevus adalah sel melanoblas yang pada keadaan normal berada pada lapisan basal epidermis.Sel dapat aatu tidak mengandung sel melanin, tetapi dapat membuat pigmen melanin. Pembentukan pigmen melanin yang berlebihan akan difagosit oleh sel makrofag yang dinamakan melanofor yang terletak di dermis baian atas.Melanoblas dan melanofor dibedakan dengan menggunakan reagen DOPA (3-4 dihidroksi fenil alanin). Melanofor dengan DOPA bereaksi negatif, karena tidak membuat pigmen. Sementara melaoblas dengan DOPA mmeberi hasil positif karena mengandung DOPA oksidase.Pigmen melanin dapat dikenal dengan pulasan Fontana. Melanofor karena mengandung melanin dapat memberi reaksi positif dengan pulasn perak Fontana.Sel nevus berproliferasi menembus lapisan basal masuk ke dalam dermis. Pada keadaan lanjut, kelompok sel nevus dalam dermis tidak berhubungan lagi dengan kelompok sel dalam epidermis. Proses menurunnya sel nevus ini dapat terhenti pada berbagai tingkatan sehingga terbentuk nevus jenis intradermal maupun intra mukosal, junctional, dan compound.

Gamban Klinis

Page 27: Glandula Saliva Terbagi Dua

Nevus intramukosal pada palatum, berwarna biru kehitaman dengan permukaan yang rata (tanda panah).

Variasi pada bentuk- bentuk spesifik nevi pigmentasi diketahui terjadi dan bentuk-bentuk ini dibedakanan atas dasar gambaran klinis dan mikroskopis.Dua dari nevi ysng paling umum terjadi di kulit dan mukosa mulut, yaitu nevus intradermal (jika di dalam mulut lebih spesifik sebagai intramucosal nevus) dan nevus penghubung (juncional nevus).Nevus intradermal merupakan nevus pigmentasi yang paling umum, melibatkan baik kuit maupun mukosa mulut. Paling umum adalah pada kulit dibandingkan dengan mulut, tetapi kekhususan lokasi lesi bermanifetasi dengan tidak adanya keluhan, linak, menonjol, berwarna, mulai merah jambu, cokelat terang sampai cokelat gelap, warnanya seragam, berbentuk kubah, permukaan nodul yang halus. Meskipun secara umum diameternya kurang dari 1 cm, tetapi kadang-kadang mungkin agak lebih besar dan bertangkai dan permukaannya kasar. Seperti lesi pada kulit yang seringkali menunjukkan tumbuhnya rambut.Junctional nevus memberikan gambaran klinis agak berbeda, yaitu seluruhnya rata, tipe makula, permukaan halus, dan biasanya berwarna cokleat, pigmentasi merata.Nevi pigmentasi rongga mulut sangat mirip dengan yang di kulit, dan yang menarik menunjukkan adanya predileksi untuk terjadi pada palatum keras dan gingiva. Sebagian besar (55%) nevi pigmentasi rongga mulut adalah tipe intramukosal, hanya 3% tipe junctional. Rata-rata 36% nevi rongga mulut adalah nevi biru. Nevi biru mempunayai beberapa kemiripan klinis terhadap nevus intradermal, dan yang apaling umum ditemukan di kulit. Lesi ini di mulut biasanya kecil, berwarna biru hingga hitam, warnanya seragam, rata, paling seering berlokasi di palatum.Gambaran mikroskopik

Melanosis, pada permukaan membrane, terlihat peningkatan jumlah sel-sel melanin pada basal sel layer.

Pada saat ini, hanya pemeriksaan mikroskopis yang dipercaya untuk membedakan nevi jinak dengan melanona ganas. Gambaran histologis dari nevi pigmentasi dan melanoma jelas sangat beda, dimana pada nevi pigmentasi jinak terlihat adanya peningkatan proliferasi melanin di basal sel epithelium atau di submukosa.

• Tumor Jinak non-odontogen yang berasal dari kelenjar ludahA. MIXED TUMOR (ADENOMA PLEOMORFIK)PATOLOGI :Paling banyak diantara tumor kelenjar liur. Tumbuh lambat, tidak nyeri, paling sering pada kelenjar parotis. Lebih sering ditmukan pada wanita antara umur 40-60 tahun. Bersimpai, tapi dapat tumbuh menembus simpai dan sering kambuhsetelah diangkat dan menjadi invasive serta destruktif, berarti menjadi ganas dan tidak bersimpai lagi. Jika mengenai saraf VII (nevus vacialis) akan terjadi paralisa fasialis. Jika mengenai cabang saraf V menyebabkan rasa nyeri (tic douloureix) pada palpasi terdapat bagian-bagian keras, lunak dan kistik.Mikroskopis

Pleomorfik adenoma, (A) tumor dibungkus oleh fibrous kapsul (1) dan (B), proliferasi sel-sel kelenjar (2) di dalam suatu matriks jaringan myxoid, mucoid atau chondroid (3).Gambaran yang saling bercampur sehingga dinamakan adenoma pleomorfik. Bentuk-bentuk tersusun seperti kelenjar, daerah-daerah miksoid (berlendir), jaringan menyerupai tulang rawan (pseudo-cartilago), jaringan seperti limfoid. Karena gambarannya seolah-olah terdiri atas campuran jaringan ektodermal dan mesodermal, dinamakan tumor campur (mixed tumor). Tetapi dengan

Page 28: Glandula Saliva Terbagi Dua

pulasan kusus, ternyata tumor bukan berasal dari berbagai jaringan embrional melainkan hanya dari jaringan ektodermal atau epitel yaitu sel mioepitel

B. TUMOR WARTHIN (ADENOLIMFOMA)Patologi Agak jarang, biasanya pada kelenjar parotis, tumbuh lambat dan bersimpai , biasanya sebesar biji salak dan berkista.

Mikroskopis

Tumor Whartin, menunjukkan proliferasi sel-sel onkosit 2 lapis (1) yang melapisi struktur seperti rongga kistik (2), yang tertanam dalam stroma jaringan limfoid.Terdiri atas dua unsure yaitu jaringan limfoid dan epithelial yang tersususn atas dua lapisan sel asidofil yang berjonjot ke dalam rongga-rongga kista. Susunan dua lapisan ini ditemukan juga pada saluran keluar kelenjar liur normal, terutama pada pria.