Kompos Jerami Padi

download Kompos Jerami Padi

of 15

Transcript of Kompos Jerami Padi

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    1/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    4.3.2 Pelaksanaan Kegiatan

    4.3.2.1 Teknik Pelaksanaan

    Teknik pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara penyuluhan

    kepetani di Cimanglid, sekaligus dengan memberikan demonstrasi pertanian

    mengenai pembuatan kompos jerami padi mulai dari penyiapan alat dan bahan,

    tahapan pembuatan,pengamatan saat fermentasi, panen dan aplikasi.

    4.3.2.2 Materi Kegiatan

    Beberapa waktu sebelumnya pengomposan jerami pernah digalakkan,

    namun program ini kurang berjalan dengan baik karena beberapa hal. Salah

    satunya adalah teknik pengomposan yang tidak sederhana dan menyulitkan petani.

    Misalnya anjuran untuk mencacah jerami sebelum dibuat kompos dengan mesin

    cacah. Cara ini mudah dilakukan apabila tersedia mesin cacah dan lokasinya

    dekat. Apabila lokasi sawah jauh dari jalan, seperti di Kerawang atau

    Karanganyar, petani tidak mungkin membawa mesin cacah ke tengah sawah.

    Akhirnya petani tidak mau untuk membuat kompos jerami.

    Pembuatan kompos jerami dianjurkan untuk menambahkan pupuk

    kandang atau beberapa bahan tambahan lain, seperti: kapur, molasses, dan lain-

    lain. Pupuk kandang tidak selalu tersedia dalam jumlah cukup, demikian pula

    molasses yang tidak tersedia di sebagian besar wilayah pertanian. Ketidak

    tersediaan bahan-bahan tambahan tersebut juga membuat petani tidak mau untuk

    membuat kompos jerami.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    2/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Berdasarkan beberapa pengalaman tersebut di atas, pembuatan kompos

    jerami harus dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, murah, dan mudah,

    seperti:

    1) Pengomposan jerami dibuat di lokasi di mana jerami di panen.2) Pengomposan jerami dilakukan tanpa pencacahan dan tanpa penambahan

    bahan-bahan lain yang sulit diperoleh oleh petani.

    3) Pengomposan jerami dapat dibuat dengan biaya yang semurah mungkindan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.

    4) Pengomposan jerami tidak memerlukan mesin atau alat yang rumit danmahal. Pengomposan jerami harus bisa dibuat dengan peralatan sederhana

    yang tersedia di sekitar sawah atau mudah diperoleh oleh petani.

    Secara alami proses pengomposan jerami akan berlangsung dengan

    sendirinya apabila kondisinya ideal, seperti kadar air yang cukup (kurang lebih

    60%) dan aerasi yang lancar. Proses alami pengomposan jerami kurang lebih dua

    hingga tiga bulan. Untuk mempercepat proses pengomposan jerami dapat

    ditambahkan aktivator pengomposan. Penambahan aktivator pengomposan dapat

    mengurangi lama pengomposan hingga tiga sampai empat minggu. Waktu

    pengomposan ini kurang lebih sama dengan waktu jeda antara panen dengan

    waktu tanam berikutnya.

    a. Multimanfaat Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk OrganikManfaat kompos jerami tidak hanya dilihat dari sisi kandungan hara saja.

    Kompos juga memiliki kandungan C-organik yang tinggi. Penambahan kompos

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    3/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    jerami akan menambah kandungan bahan organik tanah. Pemakaian kompos

    jerami yang konsisten dalam jangka panjang akan dapat menaikkan kandungan

    bahan organik tanah dan mengembalikan kesuburan tanah.

    Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena

    memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Peranan-peranan kunci bahan organik

    tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

    Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya. Peran bahan

    organik terhadap sifat biologis tanah adalah Peran bahan organik terhadap sifat

    kimia tanah adalah

    1. Fungsi Biologi:menyediakan makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme

    (termasuk mikroba) tanah

    menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah

    memberikan kontribusi pada daya pulih (resiliansi) tanah

    meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi

    nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S.

    2. Fungsi Kimia:merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah

    penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH tanah

    menyimpan cadangan hara penting, khususnya N dan K

    meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan

    hara oleh tanaman

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    4/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    3. Fungsi Fisika:mengikat partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk

    meningkatkan stabilitas struktur tanah

    meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air

    perubahahan moderate terhadap suhu tanah

    merangsang granulasi,

    memperbaiki aerasi tanah.

    Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang

    lain. Sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas

    mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik,

    meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah.

    Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan

    organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan

    kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan

    meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu

    tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga

    diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

    Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik

    kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya: hasil

    panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

    Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

    1. Aspek Ekonomi :a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    5/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    b. Mengurangi volume/ukuran limbahc. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

    2. Aspek Lingkungan :a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas

    metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen

    di tempat pembuangan sampah

    b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan3. Aspek bagi tanah/tanaman:

    a. Meningkatkan kesuburan tanahb. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanahc. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanahd. Meningkatkan aktivitas mikroba tanahe. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)f. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanamang. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanamanh. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

    b.

    Tantangan-tantangan Pemanfaatan Jerami oleh Petani

    Petani Indonesia memiliki kebiasaan membakar jerami sisa-sisa panen.

    Alasannya adalah lebih cepat dan murah untuk membersihkan sisa panen tersebut.

    Kebiasaan ini tidak mudah dirubah. Petani juga memiliki karakter untuk melihat

    bukti terlebih dahulu kemudian baru mengikuti.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    6/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Menggalakkan kompos jerami ke petani memerlukan usaha yang

    komprehensif dan berkesinambungan. HMP menyarankan Departemen Pertanian

    (Deptan) untuk membuat sebuah program penggalakkan penggunaan kompos

    jerami. Program ini meliputi semua aspek antara lain: perangkat kebijakan,

    diseminasi, transfer teknologi, penyediaan sarana, dan pendampingan petani untuk

    membuat kompos jerami.

    c. Dari Tanah Kembali ke TanahPadi atau tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah. Dengan bantuan

    energi dari sinar matahari, hara dari dalam tanah ditambah dengan CO2 dari udara

    ini diubah menjadi senyawa komplek untuk membentuk batang, daun, dan bulir-

    bulir padi/beras. Padi/beras akan dipanen dan dibawa ke tempat lain, sedangkan

    jerami sisa-sisa panen umumnya dibakar atau dijadikan pakan ternak.

    Proses ini berlangsung lama. Unsur hara dan bahan organik tanah semakin

    lama akan semakin habis. Selama ini unsur hara lebih banyak dipenuhi dengan

    menambahkan pupuk-pupuk kimia anorganik. Bahan-bahan organik yang ada di

    dalam tanah tidak mendapat perhatian dan kandungannya di dalam tanah semakin

    menipis.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    7/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Gambar 1. Jerami dari sisa panen padi

    Jerami yang dihasilkan dari sisa-sisa panen sebaiknya jangan dibakar,

    tetapi diolah menjadi kompos dan dikembalikan lagi ke tanah. Kompos jerami ini

    secara bertahap dapat menambah kandungan bahan organik tanah, dan lambat

    laun akan mengembalikan kesuburan tanah.

    Kompos selain dibuat dari jerami dapat juga dibuat dari seresah atau sisa-

    sisa tanaman lain. Rumput-rumputan, sisa-sisa daun dan batang pisang, atan daun-

    daun tanaman dapat juga dibuat kompos. Pada prinsipnya semua limbah organik

    dapat dijadikan kompos.

    Batang kayu, bambu, ranting-ranting pohon, atau tulang juga termasuk

    bahan organik tetapi sebaiknya tidak ikut dikomposkan dengan jerami. Limbah-

    limbah ini termasuk limbah organik keras. Meskinpun dapat juga dibuat kompos,

    namun bahan-bahan ini memerlukan waktu yang lama untuk terdekomposisi.

    d. Waktu PengomposanWaktu pengomposan sebaiknya segera setelah panen, yaitu waktu pada

    saat penyiapan bibit padi hingga sebelum penanaman bibit. Pada saat penyiapan

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    8/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    bibit, kompos jerami juga disiapkan. Setelah kompos matang dalam waktu kira-

    kira dua minggu, kompos bisa segera disebarkan di petak sawah bersamaan

    dengan pengolahan tanah.

    e. Lokasi PengomposanLokasi pengomposan dilakukan di petak sawah yang akan diaplikasi atau

    dipetak dimana jerami tersebut dipanen. Lokasi sebaiknya dipilih dekat dengan

    sumber air, karena pembuatan kompos membutuhkan banyak air. Lokasi juga

    dipikirkan untuk kemudahan saat aplikasi. Jika petak sawah cukup luas, sebaiknya

    dibuat di beberapa tempat yang terpisah.

    f. Peralatan yang DibutuhkanPeralatan yang dibutukan antara lain:

    1) Bambu untuk patok2) Gergaji3) Golok4) Ember untuk tempat air.5)

    Air yang cukup untuk membasahi jerami.

    6) Aktivator pengomposan.7) Gayung untuk menyiramkan aktivator.8) Plastik penutup. Plastik ini bisa dibuat dari plastik mulsa berwarna hitam

    (ukuran leber 1 m) yang dibelah sehingga lebernya menjadi 2 m.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    9/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    g. Tahapan Pembuatan Kompos Jerami1. Siapkan ember dan air. Masukkan air ke dalam ember. Kemudian

    larutkan aktivator sesuai dosis yang diperlukan ke dalam ember

    yang sudah di isi air. Aduk hingga aktivator tercampur merat

    Gambar 5. Aduk aktivator hingga tercampur merata.

    2. Siapkan cetakan dari bambu. Dengan memasak patok tiap sudut. Sesuaikanukuran patok dengan jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami

    cukup banyak cetakan dapat berukuran 3 x 1,2 x 1 m. Namun bila jerami

    sedikit cetakan bisa dibuat lebih kecil dari ukuran tersebut.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    10/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Gambar 6. Pemasangan patok dari bambu untuk cetakan kompos.

    3. Masukkan satu lapis jermai ke dalam cetakan. Jika tersedia dapatdimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau seresah yang berukuran besar

    dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.

    Gambar 7. Masukkan jerami lapis demi lapis ke dalam cetakan kompos.

    4. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    11/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Gambar 8. Setiap lapis tumpukan disiram dengan aktivator secukupnya.

    5. Injak-injak agar jerami padat.

    Gambar 9. Setiap lampis tumpukan jerami diinjak-injak agar padat.

    6.

    Tambahkan lagi satu lapis jerami.

    7. Siramkan kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupainjak-injak agar tumpukan menjadi padat.

    8. Ulangi langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh atau seluruhjerami/seresah telah dimasukkan ke dalam cetakan.

    9. Setelah cetakan penuh buka patoknya.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    12/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    10.Tutup tumpukan jerami tersebut dengan plastik/ terepal yang telahdisiapkan.

    Gambar 11. Tumpukan jerami ditutup dengan terepal.

    11.Kalau perlu bagian atas jerami diberi batu atau pemberat lain agar plastiktidak tebuka karena angin.

    12.Lakukan pengamatan suhu, penyusutan volume, dan perubahan warnatumpukan jerami.

    13.Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami tersebut hingga kurang lebih duaminggu.

    Gambar 12. Tumpukan diinkubasi selama dua minggu.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    13/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    14.Pengamatan Selama FermentasiSelama masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian

    jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik

    dan kimiawi jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain

    dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan

    warna.

    Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari

    setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat dan suhunya dapat mencapai 65-70

    0C. Pada saat suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguraian/

    dekomposisi jerami. Akibat penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan

    menyusut. Penyusutan ini dapat mencapai 50% dari volume semula. Sejalan

    dengan itu warna jerami juga akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.

    15.Mengatasi Masalah yang Terjadi Selama FermentasiMasalah Pengomposan Jerami yang Paling Sering Ditemui, Masalah

    pengomposan hampir selalu ditemui pada pembuatan pertama kali

    mengomposkan jerami, yaitu: kurang air. Kompos jerami biasanya kurang air

    pada bagian tengahnya.Oleh karena itu sangat di sarankan untuk selalu memeriksa

    kompos pada minggu pertama. Periksa sampai bagian dalam, kalau kering.

    Tambahkan air secukupnya, kemudian kompos ditutup kembali.

    Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi peningkatan suhu, atau tidak

    terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi kemungkinan proses

    penguraian mengalami hambatan. Proses penguraian berjalan lambat atau bahkan

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    14/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    tidak berlangsung sama sekali. Jika hal ini terjadi maka diperlukan langkah-

    langkah untuk mengatasi permasalahan ini.

    Buka plastik penutup. bongkar dan amati tumpukan jerami tersebut.

    Apakah tumpukan tersebut kering atau ada bagian-bagian yang kering?

    Apakah tumpukan jerami tersebut terlalu basah?

    Apakah muncul bau yang kurang sedap?

    Apakah tumpukan jerami tersebut dingin atau panas?

    Apabila tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Kalo perlu

    lakukan pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap,

    lakukan pembalikan dan jika perlu tambahkan bilah-bilah bambo yang diberi

    lubang untuk menambah aerasi.

    16.Panen dan Aplikasi Kompos Jerami

    Gambar 16. Kompos jerami yang sudah jadi: warna coklat kehitaman, lunak dan

    volumenya menyusut.

  • 8/3/2019 Kompos Jerami Padi

    15/15

    KKNM & PM Universitas Winaya Mukti 2010

    Kompos yang telah cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik

    jerami. Perubahan itu antara lain:

    Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman,

    lunak dan mudah dihancurkan,

    suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,

    tidak berbau menyengat, dan

    volume menyusut hingga setengahnya.

    Kompos jerami yang sudah memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah

    cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami diaplikasikan di

    tempat di mana jerami tersebut diambil.