komponen JTM

53
PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Matrial Jaringan Distribusi 11. MATERIAL DISTRIBUSI Dalam perencanaan dan pemasangan material distribusi pada jaringan distribusi tenaga listri perlu untuk diperhatikan dengan seksama karena hal ini akan berdapak sangat luas terhadap kinerja perusahaan dimana keadaan material material distribusi dapat menentukan kwalitas dan kwantitas pelayanan tenaga listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan bahan- bahan untuk material distribusi tenaga listrik memiliki ke khususan tersendiri tergantung kepada fungsi dan spesifikasinya dengan demikian penting halnya untu mempelajari karakteristik mekanis dan karakteristik elektrisnya untuk mendapatkan kesesuaian dengan yang diperlukan. Perlu kita cermati dilapangan pada dewasa ini banyak dihasilkan oleh pabrik pabrik yang kurang bertanggung jawab yang menghasilkan material material yang spesifikasinya jauh dari standar namum demikian bentuk rupanya dan fungsinya serupa dan hal inilah yang dapat menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi penggunanya. 1

description

jtm

Transcript of komponen JTM

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

11. MATERIAL DISTRIBUSI

Dalam perencanaan dan pemasangan material distribusi pada jaringan

distribusi tenaga listri perlu untuk diperhatikan dengan seksama karena hal ini

akan berdapak sangat luas terhadap kinerja perusahaan dimana keadaan

material material distribusi dapat menentukan kwalitas dan kwantitas

pelayanan tenaga listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan bahan-bahan untuk

material distribusi tenaga listrik memiliki ke khususan tersendiri tergantung

kepada fungsi dan spesifikasinya dengan demikian penting halnya untu

mempelajari karakteristik mekanis dan karakteristik elektrisnya untuk

mendapatkan kesesuaian dengan yang diperlukan. Perlu kita cermati

dilapangan pada dewasa ini banyak dihasilkan oleh pabrik pabrik yang kurang

bertanggung jawab yang menghasilkan material material yang spesifikasinya

jauh dari standar namum demikian bentuk rupanya dan fungsinya serupa dan

hal inilah yang dapat menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi penggunanya.

Adapun material material distribusi tenaga listrik itu adalah :

1. TIANG LISTRIK.

Tiang listrik merupakan material yang terbuat dari besi, beton dan kayu agar jaringan

tidak mengenai bangunan, pohon dan manusia atau binatan .

1.1. Fungsi Tiang Listrik

Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik yang fungsinya

untuk menyangga hantaran listrik serta perlengkapannya tergantung dari keadaan

lapangan.

1.1.1. Tiang Awal / Tiang Akhir.

Tiang Awal/Tiang Akhir adalah tiang yang dipasang pada Permulaan dan akhir

penarikan kawat hantaran, yang gaya tarikan kawat bekerja terhadap tiang dari satu

1

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

arah. saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat

penghantar serta perlengkapannya.

1.1.2. Tiang Penyangga.

Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik,yang lurus dan hanya

berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar. Gaya yang diderita oleh tiang tersebut

adalah gaya karena berat kawat.

1.1.3. Tiang Sudut.

Sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah

penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan atau horizontal.

1.1.4. Tiang Penegang/Tiang Tarik.

Tiang penegang/Tiang tarik adalah yang dipasang pada saluran listrik yang lurus,

dimana gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.

1.1.5. Tiang Penopang.

Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal/akhir, tiang

sudut dan tiang penegang agar kemungkinan tiang menjadi miring akibat gaya tarik

kawat penghantar dapat terhindar.

1.2. Kekuatan Puncak Tiang.

Kekuatan pada puncak tiang ditentukan oleh beberapa factor antara lain adalah berat

kawat penghantar, dan tarikkan penghantar.

Kawat penghantar sepanjang jarak dari 2 buah tiang merupakan gaya tarik yang harus

dipikul oleh puncak tiang.

Disamping berat penghantar yang ditentukan instalasinya.

Gaya yang diakibatkan oleh berat kawat penghantar, bergantung dari jenis dan ukuran

bahan penghantar. Sedangkan gaya tarik kawat penghantar dan tiang ditentukan pada

dasar tiang yang mempunyai momen terbesar.

Kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang

bekerja pada tiang ditentukan oleh :

A. Berat kawat hantar (jenis, ukuran, dan bahan hantaran)

B. Gaya tarik kawat hantaran.

1.3. Jenis Tiang Listrik Berdasarkan Bahannya

2

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

1. Tiang Baja

2. Tiang Beton

3. Tiang Kayu (tidak dibahas)

1.3.1. TIANG BAJA

A. Bahan Tiang.

Bahan tiang tidak boleh dari pipa keras dan harus memenuhi persyaratan serta

komposisi kimia dan sifat-sifat mekanis sebagaimana tercantum pada tabel.

Tabel. : Komposisi Kimia

Jenis Baja

Komposisi Kimia

C

(zat

arang)

Si Mn

(air raksa)

P

(Fosfor)

S

(belerang)

BJ. 41 Maks.

0,25

- - Maks.

0,04

Maks.

0,04

Tabel. : Sifat-sifat Mekanis

Percobaan tarik Percobaan bengkok Percobaan

tekan

Jenis

Baja

Kuat tarik

(tensile

strength)

kg/mm2)

Kekuatan

Pada batas

lumer (yield

strength)

Kg/mm2)

Perpanjangan (%) Sudut

pembengkokan

Jari-jari

dalam

pembengko

kan

Jarak

antara plat

penekanArah

meman

jang

(longit

udinal)

Arah

melintang

(transver

sal)

BJ. 41 Min.

41

Min

24

Min

23

Min

18

90 6D 2/3 D

B. Jenis-Jenis Tiang Baja

3

Tiang

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

a. Panjang Tiang dan Penggunaannya

Tabel

Panjang Tiang (m) Keterangan

8 Penopang JTR (Strut pole)

9 JTR (Berlaku untuk kelistrikan desa dengan beban kerja 100 daN)

10 JTR double sircuit

11 u.b. TM. JTM kV Sirkuit Tunggal. Dengan penjang gawang 40 m

Catatan :

Yang dimaksud panjang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang

tambahan untuk kawat tanah.

1. Bagian panjang tiang untuk panjang kawat tanah adalah 1,5 m

diatas penghantar JTM yang tertinggi.

2. Panjang ukuran khusus untuk memenuhi ruang bebas (clearance

minimum 7 m) pada bentangan 60 m keatas.

C. Spesifikasi Tiang Besi.

Panjang : 8 m Tabel

Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

(mm) A

-

-

-

114,3

165,2

190,7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

C

Tabel pipa (mm) B

A

-

-

-

4,5

4,5

5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

A

-

-

-

2000

2000

4000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Lenturan pada beban kerja (mm)

Tebal selongsong (mm)

Panjang selongsong (mm)

-

-

-

108

5

600

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Berat tiang (kg) - 180 - - - -

Panjang : 9 m Tabel

Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

(mm) A

89,1

114,3

139,8

114,3

139,8

190,7

139,7

190,7

216,3

165,2

216,3

267,4

190,7

267,4

318,5

216.3

267,4

355,6

C

Tabel pipa (mm) B

A

4

4,5

6

4,5

6

6

6

6

8

5

6

7

6

6

8

7

9

12

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

(mm) A

2000

2000

5000

2000

2000

5000

2000

2000

5000

2000

2000

5000

2000

2000

5000

2000

2000

5000

Lenturan pada beban kerja (mm)

Tebal selongsong (mm)

Panjang selongsong (mm)

Berat tiang (kg)

168

6

600

162

131

6

600

233

110

8

600

348

6

7

600

379

80

3

600

508

65

12

600

805

Panjang : 10 m Tabel

Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

(mm) A

-

-

-

114,3

139,8

190,7

139,7

190,7

267,4

165,2

216,3

267,4

190,7

267,4

318,5

216.3

267,4

355,6

C

Tabel pipa (mm) B

A

-

-

-

4,5

6

7

6

6

6

5

6

8

6

6

9

7

9

12

Diameter bagian-bagian C

Tiang B

A

-

-

-

2000

2000

6000

2000

2000

6000

2000

2000

6000

2000

2000

6000

2000

2000

6000

Lenturan pada beban kerja (mm)

Tebal selongsong (mm)

-

-

148

7

104

6

111

8

92

9

81

12

5

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Panjang selongsong (mm)

Berat tiang (kg)

- 600

289

600

373

600

465

600

618

600

907

D. Keuntungan Tiang Besi

Keuntungan tiang baja ialah :

a. Cocok untuk kota yang membutuhkan keindahan

b. Ringan

c. Ukuran lebih kecil dari tiang kayu maupun dari tiang beton

E. Kerugian Tiang Besi

a. Mudah berkarat, oleh karenya pemeliharaannya mahal, umpamanya harus di

sikat dan dicat tiap tahun.

b. Harganya mahal

1.3.2. Tiang Beton

A . Jenis Tiang Beton

1.Tiang Beton Berpenampang Bulat

Tiang Beton Berpenampang Bulat adalah tiang beton praktekan dan bertulang

berpenampang bulat konis berongga ditengahnya dengan peruncingan (taper)

nominal 1/75.

2. Tiang Beton Penampang H

Tiang beton penampang H adalah tiang beton praktekan berpenampang H di

sepanjang kira-kira 5/6 panjang tiang bagian bawah dan berpenampang segi

empat dibagian atasnya dengan peruncinga (taper) 1/75.

Tiang beton bertulang (steel reinforced concrete poles) dapat diklasifikasikan

menurut cara pembuatannya dan manurut cara menghimpunnya (assembling).

Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas tiang

Catatan : (daN = deca Newton).

*) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal

tutup)

**) 1 daN ≈ 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN ≈ 1 kgf

6

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Panjang *)

(m)

Tinggi titik Tumpu

(batas tanam)

(m)

Diameter

(cm)

(Beban Kerja **)

(daN)

7

9

11

1,2

1,5

1,9

12,4/14

15,7

15,7

19

19

22

22

19

19

19

22

22

100

100

20

350

500

800

1200

200

350

500

800

1200

Catatan : (daN = deca Newton).

*) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal

tutup)

**) 1 daN ≈ 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN ≈ 1 kgf

7

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

8

Gambar : Tiang beton Penampang Bulat

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Tabel : Dimensi tiang beton penampang H

Panjang

(m)

Tinggi titik Tumpu

(batas tanam)(m)

Ukuran penampang Beban Kerja *)

A

(cm)

B

(cm)

Arah X

(daN)

Arah Y

(daN)

7

9

11

1,2

1,5

1,9

8,5

8,5

11

11

15

17

-

11

11

15

17

-

9,5

9,5

16

16

20

20

-

16

16

20

20

-

100

100

20

350

500

800

1200

200

350

500

800

1200

40

40

80

125

175

240

480

80

125

175

240

480

Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas ring

Catatan :

*) 1 N = 1 kg : 9,8065; secara praktis dapat diambil 1 daN = 1 kg

Tabel Toleransi

Dimensi Toleransi (mm)

Diameter luar / penampang + 4

- 2

Panjang + 30

- 20

9

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

10

Gambar : Tiang beton Penampang H

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

B. Penandaan Pada Tiang

Tiang Beton harus dilengkapi dengan tanda sebagai berikut :

1. Tanda pengenal :

merek peniagaan (logo).

jenis tiang.

tanggal dan nomor produksi.

2. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus tebal melingkar setengah

lingkaran.

3. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus tebal melingkar tiang.

4. Tanda pembumian (bila tiang dilengkapi dengan pembumian) berupa

lambing pembumian yang ditempatkan dibawah huruf terakhir “tanggal

dan nomor produksi”.

Letak tanda pengenal 1,5 meter diatas batas tanam (garis tanah), terhadap

merek perniagaan.

Cara penandaan sesuai dengan Lampiran B.

Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda

pengenal kecuali merek perniagaan, sebagai berikut :

a. Beban kerja 100 daN – warna Hitam.

b. Beban kerja 200 daN – warna Biru.

c. Beban kerja 350 daN – warna Merah.

d. Beban kerja 500 daN – warna Hijau.

e. Beban kerja 800 daN – warna Kuning.

f. Beban kerja 1200 daN – warna Putih.

Penandaan harus jelas dengan warna mencolok dan tidak mudah terhapus.

11

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

CONTOH PENANDAAN TIANG

12

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

A. Keuntungan Tiang BeTON

Keuntungan tiang beton ialah :

a. Pemeliharaan praktis nol

b. Kekuatan puncak sangat besar

c. Umur praktis tidak terbatas

B. Kerugian Tiang Beton

Kerugian tiang beton ialah :

a. Rapuh (gampang pecah dan patah).

b. Berat. Karenanya untuk daerah yang sukar / berbukit sulit dipasang.

c. Mengangkut dan memindahkan sukar.

d. Mendirikan dan menanam memerlukan keahlian serta memerlukan alat-alat

khusus.

2. KONDUKTOR

2.1. FUNGSI KONDUKTOR

Konduktor berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain.

2.2. JENIS BAHAN KONDUKTOR

Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut :

- Konduktifitasnya cukup baik.

- Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.

- Koefisien muai panjangnya kecil.

- Modulus kenyalnya (modulus elastisitet)cukup besar.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain :

- Logam biasa seperti tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya

- Logam campuran (alloy) adalah tembaga atau aluminium yang diberi campuran

dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain yang gunanya untuk menaikkan

kekuatan mekanisnya.

- Logam paduan (composite) yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan

dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

13

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

2.3. KLASIFIKASI KONDUKTOR.

2.3.1. Klasifikasi Konduktor Menurut Bahannya :

a. Kawat Logam Biasa

Contoh :

1. BBC (Bare Copper Conduktor)

2. AAC (All Aluminium Alloy Conduktor)

b. Kawat Logam Campuran (Alloy)

Contoh

1. AAAC (All Aluminium Alloy Conduktor)

2. Kawat Logam Paduan (composite)

Contoh :

1. Copper Clad Steel (Kawat baja berlapis tembaga)

2. Aluminum Clad Steel (Kawat baja berlapis Aluminium)

c. Kawat Lilit Campuran

Yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih.

Contoh :

1. ASCR (Aluminium Cable Steel Reinforced)

Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruktsinya :

1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.

2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang

dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.

3. Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat

untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

Klasifikasi Menurut Bentuk Fisiknya.

1. Konduktor telanjang.

2. Konduktor berisolasi.

14

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Konduktor berisolasi adalah konduktor telanjang yang pada bagian luarnya

diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja.

Contoh :

1. Kabel twisted.

2. Kabel NYY.

3. Kabel NYCY.

4. Kabel NYFGBY.

Karakteristik Konduktor

Ada 2 (dua) jenis karateristik konduktor, yaitu :

1. Karakteristik Mekanik

2. Karakteristik Listrik.

Karakteristik Mekanik.

Karakteristik mekanik menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan

kekuatan tarik dari pada konduktor.

Dari SPLN 41-8:1981 untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu

sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus

adalah 275 A.

Karakteristik Listrik

Karakteristik listrik menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik

yang melewatinya.

Dari SPLN 41-10 : 1991 untuk knduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu

sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus

adalah 275 A.

15

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Karakteristik Hantaran

a. Karakteristik Mekanik

- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium (A2C)

Tabel.

LuasPenampang

Nominal

(mm2)

LuasPenampangSebenarnya

(mm)

JumlahKawat

DiameterKawat

AluminiumNominal

(mm)

DiameterHantaranNominal

(mm)

BeratHantaranKira-kira

(kg/km)

Kuat tarikPutus

Hantaran(secara

hitungan)(kp) *)

1 2 3 4 5 6 7

16

25

35

50

50

70

95

120

150

185

240

300

400

500

625

800

1000

15,89

24,25

34,36

49,48

48,36

65,82

93,27

117,0

147,1

181,6

242,5

299,4

400,1

499,8

626,2

802,1

499,7

7

7

7

7

19

19

19

19

37

37

61

61

61

61

91

91

91

1,7

2,1

2,5

,30

1,8

2,1

2,5

2,8

2,25

2,5

2,25

2,5

2,89

3,23

2,96

3,35

3,74

5,1

6,3

7,5

9,0

9,0

10,5

12,5

14,0

15,7

17,5

20,2

22,5

26,0

29,1

32,6

36,8

41,1

44

67

94

135

133

181

256

322

406

501

670

827

1105

1381

1733

2219

2766

290

425

585

810

860

1150

1595

1910

2570

3105

4015

4850

6190

7600

9690

12055

14845

16

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium campuran (A3C)

Tabel

Konstruksi Penghantar Udara Campuran Aluminium Telanjang (AAAC)

LuasPenampang

Nominal

(mm2)

Luas PenampangSebenarnya

(mm2)

JumlahKawat

DiameterKawat

AluminiumNominal

(mm)

DiameterPenghantarNominal

(mm)

BeratPenghantarNominal

(kg/km)

Kuat tarikPutus

Penghantar

(N)1 2 3 4 5 6 7

16

25

35

50

50

70

95

120

150

185

240

300

400

500

630

800

1000

16,84

27,83

34,36

49,48

45,7

75,55

93,27

112,85

147,11

181,62

242,54

299,43

431,18

506,04

643,24

754,91

1005,06

7

7

7

7

19

19

19

19

37

37

61

61

61

61

91

91

91

1,75

2,25

2,5

3,0

1,75

2,25

2,5

2,75

2,25

2,5

2,25

2,5

3,0

3,25

3,0

3,25

3,75

5,25

6,75

7,5

9,0

8,75

11,25

12,5

13,75

15,75

17,5

20,25

22,5

27,0

29,25

33,0

35,75

41,25

46

76

94

135

126

208

256

310

406

501

670

827

1195

1402

1782

2092

2785

4,700

7,750

9,600

13,850

12,750

21,100

26,100

31,550

41,100

50,750

67,750

83,700

120,550

141,400

179,750

211,000

280,85

-

17

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

-

- Karakteristik mekanis hantaran udara tembaga (BCC)

LuasPenampang

Nominal

(mm2)

LuasPenampangSebenarnya

(mm2)

Jumlah Kawat

DiameterKawat

TembagaNominal

(mm)

DiameterHantaranNominal

(mm)

BeratHantaranKira-kira

(kg/km)

Kuat tarikPutus

Hantaran(secara

hitungan)(kp) *)

1 2 3 4 5 6 7

6

10

16

25

35

50

50

70

95

120

150

185

240

300

400

500

6,16

10,02

15,89

24,25

34,36

49,48

48,36

65,82

93,27

117,0

147,1

181,6

242,5

299,4

400,1

499,8

1

7

7

7

7

7

19

19

19

19

37

37

61

61

61

61

2,8

1,35

1,7

2,1

2,5

3,0

1,8

2,1

2,5

2,8

2,25

2,5

2,25

2,5

2,89

3,23

2,8

4,05

5,1

6,3

7,5

9,0

9,0

10,5

12,5

14,0

15,7

17,5

20,2

22,5

26,0

29,1

54,8

90

143

219

310

447

438

597

846

1061

1337

1651

2208

2726

3643

4551

246

410

650

990

1405

2020

1980

2690

3810

6010

7420

7420

9910

12235

16345

20420

18

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

- Karakteristik mekanik kabel Twisted TR

TABEL

Penampang nominalDiameter kabel

Berat kabel

Per kgFasa Netral Penerangan

(mm2) (mm2) (mm2) (mm) (kg)

3 x 25 54,6 30,8 550

3 x 35 54 33,8 670

3 x 50 54 36,2 780

3 x 70 54 40,6 1010

3 x 35 54 2 x 16 33,8 810

3 x 30 54 2 x 16 36,2 910

3 x 70 54 2 x 16 40,6 1230

b. Karakteristik Listrik

- Karakteristik listrik hantaran tembaga (CU)

Luas Penampang

(mm2)

KHA terus menerus

A

10162535507095120150185240300400500

90125160200250310380440510585700800960

1.110

19

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

- Karakteristik listrik hantaran aluminium (AAC)

Luas Penampang(mm2)

KHA terus menerusA

1625355070951201501852403004005006258001000

110145180225270340390455520625710855990

1.1401.3401.540

- Karakteristik listrik hantaran udara aluminium campuran (A3C)

Luas Penampang Nominal(mm2)

KHA terus menerus)A

16253550507095120150185240300400500625800

105135170210210255320365425490855670810930

1.0751.255

20

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

1.000 1.450

- Karakteristik listrik kabel Twisted TR

Tabel

Penampangnominal

PenahanOhm

Reaktansi padaFrekwensi 50 Hz

Arus yang diizinkan

20C 30C 40C(mm2) Ohm / Km Ohm / Km Amper Amper Amper

1625355070

2,411,521,100,810,54

0,100,100,100,100,10

85 80 70 110 100 95 135 125 110 160 145 135 200 185 170

Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S

1 2 3 4 5 6 7

Luas

penampang

penghantar

nominal

Konsruksi Jumlah

Kawat

penghantar

Diameter

Kawat

nominal

Tebal

Selubung

nominal

Kuat hantar arus

diudara pada

suhu sekitar

mak-

S 30C 40C

(mm2) Buah mm mm A A

35

50

70

95

120

150

150

185

240

Rm

Rm

Rm

Rm

Rm

Rm

Rm

Rm

Rm

7

19

19

19

19

19

37

37

61

2,5

1,75

2,25

2,5

2,75

3,25

2,25

2,5

2,25

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

167

200

275

315

356

423

423

484

586

150

180

246

282

319

378

378

423

523

21

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

3. ISOLATOR

3.1. Fungsi Isolator

Fungsi isolator dapat ditinjau dari 2 (segi), yaitu :

a. Fungsi dari segi listrik

- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan tagangan.

- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan kawat phasa.

b. Fungsi dari segi mekanik :

- Menahan berat dari penghantar / kawat.

- Mengatur jarak dan sudut antar penghantar / kawat dan kawat.

- Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperatur dan angin.

3.2. Bahan Isolator

Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada

system distribusi antara lain :

- Isolator gelas

- Isolator keramik

Cara Penggunaanya

Menurut cara penggunaannya, isolator TR dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Isolator Penopang / tumpu (Type RM, dan Type N).

Adalah jenis isolator berfungsi sebagai tiang penopang, dimana bebannya

hanya merupakan berat penghantar saja, sedangkan beban tarikan hamper

sama dengan nol (= 0).

2. Ioslator Penegang (Type Afspan, Champignon dan Type B).

Adalah jenis isolator yang dipasang pada tiang yang mempunyai beban

tarikan, baik dari satu arah maupun dari 2 (dua) arah.

3. Isolator Penarik (Type Tefer)

Adalah jenis isolator yang dipergunakan pada kawat shcor.

22

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Tabel. Jenis TR dan pemakaiannya

TypeUntuk kawat

(mm2)

Beratnya per-buah

(kg)

RM I

RM II

RM III

N 95

N 80

N 60

50,70

16,26,35

6,10

95 s/d 150

16 s/d 70

6 s/d 10

0,91

0,45

0,26

0,5

0,3

0,13

23

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Tabel. Jenis Isolator TR dan Ukurannya

Isolator Type

Ukuran. Mm Berat

H D D1 d h r rl Kg

1. Type RM I

2. Type RM II

3. Type RM III

4. Type N 95

5. Type N 80

6. Type N 60

7. Type

Champignon

8. Type penegang

yang dinormalisir

(afspan isolator)

DIN 8002

140

100

80

95

85

60

145

81

86

70

60

95

80

60

120

102

59

51

40

66

54

40

32

91

21

17

11,5

22

19

17

23

23

49,5

32

30

38

31

25

4

3,5

3

9

6

6

4

7,5

12

8,5

7

9

6

0,91

0,45

0,26

0,55

0,36

0,13

1,45

0,55

SPESIFIKASI

DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG

B1 – 60 B1 – 85 B1 – 115

24

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

DIMENSI (dalam mm)

Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm

Kecuali : yang berada (•) bertoleransi “ + “ saja

TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

PENGUJIAN LISTRIK

DAN MEKANIK

JENIS ISOLATOR

B1-60

B1-15 B1-115

Teg. Loncat kering … kV

Teg. Lonc. basah ….. kV

Ketahanan kejutan suhu

18

10

900

25

12

1200

25

15

1400

Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus

SPESIFIKASI DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG

B2 – 54 B2 – 76 B2 – 81

25

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

DIMENSI (dalam mm)

Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm

Kecuali : yang berada (•) bertoleransi “ + “ saja

TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

PENGUJIAN LISTRIK

DAN MEKANIK

JENIS ISOLATOR

B2-54 B2-76 B3-76 B2-81

Teg. Loncat kering … kV

Teg. Lonc. Basah

Kedudukan kendur …. kV

Keudukan tegak ……. kV

Minimum kuat lintang ……. Kg

Ketahanan kejut suhu

20

10

8

900

Baik

25

15

12

2000

Baik

25

15

12

1400

Baik

25

15

12

1800

Baik

Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus

26

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

SPESIFIKASI, DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG

C1 – 60 C1 – 80 C1 – 120

Jenis IsolatorDimensi (mm)

l R t D

C1 – 60

C1 – 80

C1 – 120

60

80

120

6

9

13

45

55

65

50

65

105

DIMENSI (dalam mm)

Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm

TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK

PENGUJIAN LISTRIK

DAN MEKANIK

JENIS ISOLATOR

C1 – 60 C1 – 80 C1 – 120

Teg. Loncat kering … kV

Teg. Lonc. Basah ….. kV

Minimum kuat lintang ……. Kg

Ketahanan kejut suhu

10

3

3000

Baik

12

4

3000

Baik

20

8

5500

Baik

Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus

27

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

4. PERALATAN PELENGKAP

4.1. Fungsi Alat Pelengkap

Yang dimaksud alat pelengkap adalah : suatu peralatan bukan utama yang sifatnya

menggenapi, sehingga jaringan tersebut akan lebih sempurna.

4.2. Jenis Alat Pelengkap

Termasuk peralatan pelengkap adalah :

- Konektor dan peralatan sambungan

- Travers / cross arm

- Peralatan acssesories kabel twisted

- Sekor

Konektor

Konektor Alur adalah konektor yang mempunyai alur-alur paralel yang berfungsi

memudahkan dan memantapkan dalam penyambungan atau percabangan penghantar

telanjang sehingga instalasi dapat bekerja sesuai dengan tujuan.

Jenis

Jenis konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan cara penekanan badan konektor

Jenis mur baut

Adalah jenis penekanan badan konektor yang mempergunakan mur-baut.

Jenis H

Penekanan badan konektor dengan mempergunakan perkakas tekan (mesin press)

Klasisfikasi

Konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran luas penampang nominal

penghantar sebagai berikut :

No.Jenis penghantar yang disambung Jumlah baut

min.Al-Al Al-Cu Cu-Cu

12345

10-35/10-3535-70/35-7070-150/35/70

70-150/70-150150-240/150-

240

10-35/6-2535-70/16-50

-70-150/70-150150-240/150-

240

-25-50/25-50

---

12223

28

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Syarat Bahan Dan Mutu

1. Bahan dan Mutu

Bahan dan mutu yang terbuat dari bahan aluminium campuran dengan ikadar

aluminium minimum 97,28%, silikom 0,2-0,6% dan magnesium 0,45-0,9% untuk

bagian kontak atau badan konektor yang terbuat dari tembaga, kadar tembaga

minimum 99,9%.

2. Bagian gemuk / Kompon

Gemuk/kompon harus terbuat dari bahan berkarakteristik sebagai berikut :

Tidak bereaksi dengan aluminium dan seng;

Tidak leleh (droping point) tidak kurang dari 100oC

Kestabilannya tidakberubah oleh pengaruh udara dan tidak teroksidasi.

Jika gemuk mengandung bahan yang mudah menguap, penguapannya tidak

menyebabkan terjadinya retak pada lapisan permukaan logam pelindung

(protective film).

Pada uji daur panas, berkurangnya berat contoh uji tidak boleh lebih dari 5%

Kelekatan (daya lekat) lapisan gemuk harus baik, sehingga permukaan

aluminium tidak kusam atau buram.

3. Bagian penekan

Bagian penekan yang terbuat dari baja atau besi harus dilapisi bahan anti karat.

4. Sifat Tampak

Bagian-bagian konektor harus tidak berkarat dan tidak cacat, seperti permukaan

tidak retak dan cacat lain yang mempengaruhi fungsi konektor dalam pemakainnya.

Pada konektor harus terbaca jelas tanda-tanda pengenal atau penandaan sesuai

dengan persyaratan ayat 13 pada standar ini.

Penandaan harus huruf timbul (embossing) untuk jenis konektor yang dibuat

dengan cara pengecoran, dan cetak tempa untuk yang dibuat dengan cara ekstrusi.

5. .Sifat Mekanik

Mur dan baut harus mudah dipasang atau dilepas dengan tangan sebelum

dikencangkan. Baut harus cukup panjang agar pada waktu pemasangan bagian atas

dan bawah konektor tidak terlepas satu dengan lainnya sehingga penghantar dapat

masuk dengan normal (dari samping).

29

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Kepala baut dobel atau topi baut/mur konektor jenis mur-baut harus patah pada

kekencangan sesuai tabel. Dengan toleransi ± 10%.

Daya jepit konektor terhadap penghantar pada kekencangan tidak boleh kurang dari

35 % beban putus perhitungan penghantar terpasang.

6.. Sifat Listrik

Konduktans kunduktor sekurang-kurangnya sama dengan konduktan penghantar.

Konektor pada uji daur panas harus memnuhi persyaratan.

7. Penandaan

Pada konektor harus dilengkapi penandaan sebagai berikut :

- merek perniagaan / logo pabrik pembuat.

- tipe / nomor catalog pabrik pembuat.

- ukuran nominal dan jenis penghantar yang akan disambungkan, baik untuk

saluran utama maupun saluran cabang.

- telah lulus uji PLN LMK.

Penyambungan Penghantar dengan klem Jepit.

30

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Beberapa jenis jenis Klem Jepit.

Peralatan Penyambungan Penghantar .

Karena keterbatasan panjang penghantar, ada-kalanya kita perlu menyambung

penghantar tersebut agar dicapai efisiensi penghantar .

Peralatan tersebut antara lain :

Tension Compression Splice.

31

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Tabel Penyambungan Penghantar dengan Press

Conductor

Cross

Section

mm

Conductor

Diameter

Mm

ALL - ALUMINIUM ALMELEC

Sleeve Lenght Overail

Dia after

Drawing

D

mm

Sleeve Lenght Overail

Dia after

Drawing

D

mm

Before

drawing

I

Mm

After

drawing

L

mm

Before

drawing

I

mm

After

drawing

L

mm

22

27,8

34,4

43,1

54,5

69,3

75,5

93,3

117

148,1

228

288

475

604

6

6,75

7,5

8,4

9,45

10,65

11,25

12,25

14

15,75

150

155

160

170

190

190

195

210

230

280

240

260

270

290

320

320

320

320

370

450

11

12

14

14

14

16

18

19

21

24

200

220

260

260

280

300

300

325

360

400

525

260

1.240

1.870

350

390

450

450

480

500

500

570

630

680

730

780

1.940

2.280

11

12

14

16

18

20

20

22

25

29

34,5

38,1

45

56

Repair Splice :

32

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Digunakan untuk Penghantar aluminium yang rantas sebagian, sehingga memulihkan

kembali kuat arus hantar arusnya.

Cross Arm

Fungsi :

Digunakan pada JTR udara (Over hoad) sebagai perenggangan jarak antar penghantar

sastu dengan penghantar lainnya, dengan peralatan Bantu isolator.

Bahan :

Dibuat dari besi L st 41, type 65 dan besi 4 st 41, type NP 6,5

Penggunaannya :

Apabila kita akan mempergunakan isolator RM I, panjang cros arm = 850 mm,

sedangkan apabila kita pergunakan isolator RM II, kita pergunakan panjang = 500 mm.

Arming Bolt :

Fungsinya sebagai klem pengikat cross arm pada tiang yang berfungsi sebagai

penyangga.

33

500 mm

850 mm

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Assesories

Fungsinya sebagai pelengkap utama pada JTR yang mempergunakan penghantar

kabel pilin (twisted cable).

Klem Penegang Tipe Baji

Klem type ini sesuai untuk digunakan pada jarungan tegangan rendah yang

menggunakan konduktor berisolasi dipilin sebagai klem penegang

Kawat netral pendukung berisolasi oleh plastic insert dari kelm.

Brecket Penggantung

Baracket ini di desain sesuai untuk menyangga clamp penggantung diri kabel berisolasi

dipilin. Bracket ini dipasang pada tiang besi atau tiang beton menggunakan sirip baja

tahan karat atau baut tembus.

Cat No. Min. Breaking Strenght

34

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Vertikal F1 Horinzontal F 2

BSC. 3570 700 Kgs 500 Kgs

Bracket Penegang

Bracket ii didesain untuk menyangga klem penegang type baja, single atau double

klem untuk rangkaian ujunga sudut kecil atau sudut besat menggunakan strip baja

tahan karat atau baut tembus.

Cat No.Min. Breaking Strenght

Vertikal F1 Horinzontal F 2

BSC. 3570 500 Kgs 1500 Kgs

Klem Gantung Chain Link

Klem gantung ini dilengkapi dengan chain link sesuai untuk konduktor berisolasi

dipilin. Kawat netral yang berisolasi sebagai salah satu bundle konduktor berisolasi

dipasang pada suspension clam dan akan mendukung semua konduktor berisolasi

lainnya.

35

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

Cat No. Conductor sizes (neutral messenger wire) Min. Breaking Strenght

SCT 35 to 70 sqmm 700 Kgs

Shoer

Fungsinya sebagai penyambung beban tarikan, sehingga kondisi tiang tegak lurus.

Karena itu, shoer pada umumnya dipasang pada tiang akhir/awal, tiang

Macam – macam Konstruksi Shoer

1. Track Shoer

Track Shoer ialah tumpang tarik, dengan bagian utamanya kawat aja, stay Roda

dan Block Cor.

2. Drug Shoer

Drug Shoer, ialah shoer tumpang tekan dengan peralatan utama tiang yang

dipasang sebagai penopang tiang jaringan.

3. Kontra Mask Shoer

Kontrak mask shoer, ialah terdiri dari shoer tumpang tarik dan tupang tekan. Hal ini

terjadi apabila dilokasi tersebut tidak bisa dipasang salah satu shoer.

36

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

5. PERALATAN HUBUNG

5.1. FUNGSI PERALATAN HUBUNG

Peralatan hubung TR selanjutnya disebut saklar TR (saklar). Saklar digunakan untuk

menghubungkan sekaligus memisahkan dari suatu rangkaian listrik, baik pada kondisi

oeprasi, maupun tidak beroperasi.

5.2. MACAM ALAT HUBUNG

a. – Saklar phasa tiga, 4 kotak

– Saklar phasa tiga, 3 kotak

b. – Saklar phasa satu, 2 kotak

– Saklar phasa satu, 1 kotak

c. Saklar dengan penguatan magnet (kontaktor)

d. Saklar dengan pelengkap sekring pengaman

5.3. PRINSIP KERJA ALAT HUBUNG

1.a. Saklar phasa tiga, 4 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasional

melalui 4 titik kontak yang bekerja serentak (bersama-sama), yaitu terdiri dari

kontak ke tiga phasanya, serta kontak netralnya.

b. Saklar phasa tiga, 3 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya

melalui ketiga kontak phasanya, secara serentak, sedang kawat netralnya tetap

tersambung.

2.a. Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar mellaui kontak phasa dan kontak

netral yang bekerja serentak.

b. Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya

hanya melalui kontak phasa saja, sedang kawat netralnya tetap tersambung.

3. Saklar dengan penguatan magnet adalah dengan melalui masukan tegangan

listrik ABB yang dialirkan pada suatu rangkaian belitan sehingga didapat

magnet untuk menghubungkan antar kontak-kontaknya.

4. Saklar dengan perlengkapan sekring, adalah saklar yang dilengkapi dengan

sekring pengaman, sehingga bila terjadi arus gangguan akan segera terjadi

pemutusan aliran arus listrik.

37

PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi

5.4. SPESIFIKASI ALAT HUBUNG

Dalam penggunaan, saklar TR dibedakan menjadi dua :

1. Dioperasi Dengan Beban Penuh

Jenis operasi saklar ini biasanya dilengkapi dengan pegas yang fungsinya untuk

mempercepat saat penglepasan dan penghubung kontak-kontaknya, sehingga

terjadi surja dapat dipercept (ditiadakan).

2. Dioperasikan Tanpa Beban

Saklar jenis ini hanya hanya boleh dioperasikan tanpa beban sama sekali (beban

nol) apabila dipaksakan, maka akan timbul surja hubung yang sangat panas

(2500oC) yang mengakibatkan kerusakan pada kontak-kontaknya.

Akibat panas tersebut, tahanan ( R ) kontak menjadi lebih besar sehingga akan

droup (kehilangan) tegangannya sebesar ∆V = R.I, atau akibat perubahan R,

maka daya dan Energi yang diserap menjadi panas sebesar.

Daya = Arus x droup Teg

P = I. ∆V (Watt)

= I.I.R

P = I2.R (Watt)

Dan Energi yang diserap dengan waktu tertentu adalah :

E = P x t (Wh)

Energi yang dirubah menjadi panas tersebut merupakan losses

(kerugian) teknis.

38