Komponen komponen ekosistem dan interaksi antar komponen ...
komponen JTM
description
Transcript of komponen JTM
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
11. MATERIAL DISTRIBUSI
Dalam perencanaan dan pemasangan material distribusi pada jaringan
distribusi tenaga listri perlu untuk diperhatikan dengan seksama karena hal ini
akan berdapak sangat luas terhadap kinerja perusahaan dimana keadaan
material material distribusi dapat menentukan kwalitas dan kwantitas
pelayanan tenaga listrik. Hal lain yang perlu diperhatikan bahan-bahan untuk
material distribusi tenaga listrik memiliki ke khususan tersendiri tergantung
kepada fungsi dan spesifikasinya dengan demikian penting halnya untu
mempelajari karakteristik mekanis dan karakteristik elektrisnya untuk
mendapatkan kesesuaian dengan yang diperlukan. Perlu kita cermati
dilapangan pada dewasa ini banyak dihasilkan oleh pabrik pabrik yang kurang
bertanggung jawab yang menghasilkan material material yang spesifikasinya
jauh dari standar namum demikian bentuk rupanya dan fungsinya serupa dan
hal inilah yang dapat menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi penggunanya.
Adapun material material distribusi tenaga listrik itu adalah :
1. TIANG LISTRIK.
Tiang listrik merupakan material yang terbuat dari besi, beton dan kayu agar jaringan
tidak mengenai bangunan, pohon dan manusia atau binatan .
1.1. Fungsi Tiang Listrik
Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik yang fungsinya
untuk menyangga hantaran listrik serta perlengkapannya tergantung dari keadaan
lapangan.
1.1.1. Tiang Awal / Tiang Akhir.
Tiang Awal/Tiang Akhir adalah tiang yang dipasang pada Permulaan dan akhir
penarikan kawat hantaran, yang gaya tarikan kawat bekerja terhadap tiang dari satu
1
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
arah. saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat
penghantar serta perlengkapannya.
1.1.2. Tiang Penyangga.
Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik,yang lurus dan hanya
berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar. Gaya yang diderita oleh tiang tersebut
adalah gaya karena berat kawat.
1.1.3. Tiang Sudut.
Sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat adalah berlawanan atau horizontal.
1.1.4. Tiang Penegang/Tiang Tarik.
Tiang penegang/Tiang tarik adalah yang dipasang pada saluran listrik yang lurus,
dimana gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.
1.1.5. Tiang Penopang.
Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal/akhir, tiang
sudut dan tiang penegang agar kemungkinan tiang menjadi miring akibat gaya tarik
kawat penghantar dapat terhindar.
1.2. Kekuatan Puncak Tiang.
Kekuatan pada puncak tiang ditentukan oleh beberapa factor antara lain adalah berat
kawat penghantar, dan tarikkan penghantar.
Kawat penghantar sepanjang jarak dari 2 buah tiang merupakan gaya tarik yang harus
dipikul oleh puncak tiang.
Disamping berat penghantar yang ditentukan instalasinya.
Gaya yang diakibatkan oleh berat kawat penghantar, bergantung dari jenis dan ukuran
bahan penghantar. Sedangkan gaya tarik kawat penghantar dan tiang ditentukan pada
dasar tiang yang mempunyai momen terbesar.
Kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang
bekerja pada tiang ditentukan oleh :
A. Berat kawat hantar (jenis, ukuran, dan bahan hantaran)
B. Gaya tarik kawat hantaran.
1.3. Jenis Tiang Listrik Berdasarkan Bahannya
2
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
1. Tiang Baja
2. Tiang Beton
3. Tiang Kayu (tidak dibahas)
1.3.1. TIANG BAJA
A. Bahan Tiang.
Bahan tiang tidak boleh dari pipa keras dan harus memenuhi persyaratan serta
komposisi kimia dan sifat-sifat mekanis sebagaimana tercantum pada tabel.
Tabel. : Komposisi Kimia
Jenis Baja
Komposisi Kimia
C
(zat
arang)
Si Mn
(air raksa)
P
(Fosfor)
S
(belerang)
BJ. 41 Maks.
0,25
- - Maks.
0,04
Maks.
0,04
Tabel. : Sifat-sifat Mekanis
Percobaan tarik Percobaan bengkok Percobaan
tekan
Jenis
Baja
Kuat tarik
(tensile
strength)
kg/mm2)
Kekuatan
Pada batas
lumer (yield
strength)
Kg/mm2)
Perpanjangan (%) Sudut
pembengkokan
Jari-jari
dalam
pembengko
kan
Jarak
antara plat
penekanArah
meman
jang
(longit
udinal)
Arah
melintang
(transver
sal)
BJ. 41 Min.
41
Min
24
Min
23
Min
18
90 6D 2/3 D
B. Jenis-Jenis Tiang Baja
3
Tiang
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
a. Panjang Tiang dan Penggunaannya
Tabel
Panjang Tiang (m) Keterangan
8 Penopang JTR (Strut pole)
9 JTR (Berlaku untuk kelistrikan desa dengan beban kerja 100 daN)
10 JTR double sircuit
11 u.b. TM. JTM kV Sirkuit Tunggal. Dengan penjang gawang 40 m
Catatan :
Yang dimaksud panjang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang
tambahan untuk kawat tanah.
1. Bagian panjang tiang untuk panjang kawat tanah adalah 1,5 m
diatas penghantar JTM yang tertinggi.
2. Panjang ukuran khusus untuk memenuhi ruang bebas (clearance
minimum 7 m) pada bentangan 60 m keatas.
C. Spesifikasi Tiang Besi.
Panjang : 8 m Tabel
Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
(mm) A
-
-
-
114,3
165,2
190,7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
C
Tabel pipa (mm) B
A
-
-
-
4,5
4,5
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
A
-
-
-
2000
2000
4000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lenturan pada beban kerja (mm)
Tebal selongsong (mm)
Panjang selongsong (mm)
-
-
-
108
5
600
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Berat tiang (kg) - 180 - - - -
Panjang : 9 m Tabel
Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
(mm) A
89,1
114,3
139,8
114,3
139,8
190,7
139,7
190,7
216,3
165,2
216,3
267,4
190,7
267,4
318,5
216.3
267,4
355,6
C
Tabel pipa (mm) B
A
4
4,5
6
4,5
6
6
6
6
8
5
6
7
6
6
8
7
9
12
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
(mm) A
2000
2000
5000
2000
2000
5000
2000
2000
5000
2000
2000
5000
2000
2000
5000
2000
2000
5000
Lenturan pada beban kerja (mm)
Tebal selongsong (mm)
Panjang selongsong (mm)
Berat tiang (kg)
168
6
600
162
131
6
600
233
110
8
600
348
6
7
600
379
80
3
600
508
65
12
600
805
Panjang : 10 m Tabel
Beban Kerja (da N) 100 200 350 500 800 1200
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
(mm) A
-
-
-
114,3
139,8
190,7
139,7
190,7
267,4
165,2
216,3
267,4
190,7
267,4
318,5
216.3
267,4
355,6
C
Tabel pipa (mm) B
A
-
-
-
4,5
6
7
6
6
6
5
6
8
6
6
9
7
9
12
Diameter bagian-bagian C
Tiang B
A
-
-
-
2000
2000
6000
2000
2000
6000
2000
2000
6000
2000
2000
6000
2000
2000
6000
Lenturan pada beban kerja (mm)
Tebal selongsong (mm)
-
-
148
7
104
6
111
8
92
9
81
12
5
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Panjang selongsong (mm)
Berat tiang (kg)
- 600
289
600
373
600
465
600
618
600
907
D. Keuntungan Tiang Besi
Keuntungan tiang baja ialah :
a. Cocok untuk kota yang membutuhkan keindahan
b. Ringan
c. Ukuran lebih kecil dari tiang kayu maupun dari tiang beton
E. Kerugian Tiang Besi
a. Mudah berkarat, oleh karenya pemeliharaannya mahal, umpamanya harus di
sikat dan dicat tiap tahun.
b. Harganya mahal
1.3.2. Tiang Beton
A . Jenis Tiang Beton
1.Tiang Beton Berpenampang Bulat
Tiang Beton Berpenampang Bulat adalah tiang beton praktekan dan bertulang
berpenampang bulat konis berongga ditengahnya dengan peruncingan (taper)
nominal 1/75.
2. Tiang Beton Penampang H
Tiang beton penampang H adalah tiang beton praktekan berpenampang H di
sepanjang kira-kira 5/6 panjang tiang bagian bawah dan berpenampang segi
empat dibagian atasnya dengan peruncinga (taper) 1/75.
Tiang beton bertulang (steel reinforced concrete poles) dapat diklasifikasikan
menurut cara pembuatannya dan manurut cara menghimpunnya (assembling).
Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas tiang
Catatan : (daN = deca Newton).
*) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal
tutup)
**) 1 daN ≈ 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN ≈ 1 kgf
6
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Panjang *)
(m)
Tinggi titik Tumpu
(batas tanam)
(m)
Diameter
(cm)
(Beban Kerja **)
(daN)
7
9
11
1,2
1,5
1,9
12,4/14
15,7
15,7
19
19
22
22
19
19
19
22
22
100
100
20
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
Catatan : (daN = deca Newton).
*) Panjang tiang adalah panjang dasar, tidak termasuk panjang tambahan (tebal
tutup)
**) 1 daN ≈ 0, 98065 kgf ; secara praktis dapat diambil 1 daN ≈ 1 kgf
7
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
8
Gambar : Tiang beton Penampang Bulat
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Tabel : Dimensi tiang beton penampang H
Panjang
(m)
Tinggi titik Tumpu
(batas tanam)(m)
Ukuran penampang Beban Kerja *)
A
(cm)
B
(cm)
Arah X
(daN)
Arah Y
(daN)
7
9
11
1,2
1,5
1,9
8,5
8,5
11
11
15
17
-
11
11
15
17
-
9,5
9,5
16
16
20
20
-
16
16
20
20
-
100
100
20
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
40
40
80
125
175
240
480
80
125
175
240
480
Titik beban kerja 25 cm dari ujung atas ring
Catatan :
*) 1 N = 1 kg : 9,8065; secara praktis dapat diambil 1 daN = 1 kg
Tabel Toleransi
Dimensi Toleransi (mm)
Diameter luar / penampang + 4
- 2
Panjang + 30
- 20
9
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
10
Gambar : Tiang beton Penampang H
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
B. Penandaan Pada Tiang
Tiang Beton harus dilengkapi dengan tanda sebagai berikut :
1. Tanda pengenal :
merek peniagaan (logo).
jenis tiang.
tanggal dan nomor produksi.
2. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus tebal melingkar setengah
lingkaran.
3. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus tebal melingkar tiang.
4. Tanda pembumian (bila tiang dilengkapi dengan pembumian) berupa
lambing pembumian yang ditempatkan dibawah huruf terakhir “tanggal
dan nomor produksi”.
Letak tanda pengenal 1,5 meter diatas batas tanam (garis tanah), terhadap
merek perniagaan.
Cara penandaan sesuai dengan Lampiran B.
Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda
pengenal kecuali merek perniagaan, sebagai berikut :
a. Beban kerja 100 daN – warna Hitam.
b. Beban kerja 200 daN – warna Biru.
c. Beban kerja 350 daN – warna Merah.
d. Beban kerja 500 daN – warna Hijau.
e. Beban kerja 800 daN – warna Kuning.
f. Beban kerja 1200 daN – warna Putih.
Penandaan harus jelas dengan warna mencolok dan tidak mudah terhapus.
11
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
A. Keuntungan Tiang BeTON
Keuntungan tiang beton ialah :
a. Pemeliharaan praktis nol
b. Kekuatan puncak sangat besar
c. Umur praktis tidak terbatas
B. Kerugian Tiang Beton
Kerugian tiang beton ialah :
a. Rapuh (gampang pecah dan patah).
b. Berat. Karenanya untuk daerah yang sukar / berbukit sulit dipasang.
c. Mengangkut dan memindahkan sukar.
d. Mendirikan dan menanam memerlukan keahlian serta memerlukan alat-alat
khusus.
2. KONDUKTOR
2.1. FUNGSI KONDUKTOR
Konduktor berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain.
2.2. JENIS BAHAN KONDUKTOR
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
- Konduktifitasnya cukup baik.
- Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
- Koefisien muai panjangnya kecil.
- Modulus kenyalnya (modulus elastisitet)cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain :
- Logam biasa seperti tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya
- Logam campuran (alloy) adalah tembaga atau aluminium yang diberi campuran
dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain yang gunanya untuk menaikkan
kekuatan mekanisnya.
- Logam paduan (composite) yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
13
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
2.3. KLASIFIKASI KONDUKTOR.
2.3.1. Klasifikasi Konduktor Menurut Bahannya :
a. Kawat Logam Biasa
Contoh :
1. BBC (Bare Copper Conduktor)
2. AAC (All Aluminium Alloy Conduktor)
b. Kawat Logam Campuran (Alloy)
Contoh
1. AAAC (All Aluminium Alloy Conduktor)
2. Kawat Logam Paduan (composite)
Contoh :
1. Copper Clad Steel (Kawat baja berlapis tembaga)
2. Aluminum Clad Steel (Kawat baja berlapis Aluminium)
c. Kawat Lilit Campuran
Yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih.
Contoh :
1. ASCR (Aluminium Cable Steel Reinforced)
Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruktsinya :
1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang
dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
Klasifikasi Menurut Bentuk Fisiknya.
1. Konduktor telanjang.
2. Konduktor berisolasi.
14
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Konduktor berisolasi adalah konduktor telanjang yang pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja.
Contoh :
1. Kabel twisted.
2. Kabel NYY.
3. Kabel NYCY.
4. Kabel NYFGBY.
Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karateristik konduktor, yaitu :
1. Karakteristik Mekanik
2. Karakteristik Listrik.
Karakteristik Mekanik.
Karakteristik mekanik menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor.
Dari SPLN 41-8:1981 untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu
sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus
adalah 275 A.
Karakteristik Listrik
Karakteristik listrik menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik
yang melewatinya.
Dari SPLN 41-10 : 1991 untuk knduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu
sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus
adalah 275 A.
15
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Karakteristik Hantaran
a. Karakteristik Mekanik
- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium (A2C)
Tabel.
LuasPenampang
Nominal
(mm2)
LuasPenampangSebenarnya
(mm)
JumlahKawat
DiameterKawat
AluminiumNominal
(mm)
DiameterHantaranNominal
(mm)
BeratHantaranKira-kira
(kg/km)
Kuat tarikPutus
Hantaran(secara
hitungan)(kp) *)
1 2 3 4 5 6 7
16
25
35
50
50
70
95
120
150
185
240
300
400
500
625
800
1000
15,89
24,25
34,36
49,48
48,36
65,82
93,27
117,0
147,1
181,6
242,5
299,4
400,1
499,8
626,2
802,1
499,7
7
7
7
7
19
19
19
19
37
37
61
61
61
61
91
91
91
1,7
2,1
2,5
,30
1,8
2,1
2,5
2,8
2,25
2,5
2,25
2,5
2,89
3,23
2,96
3,35
3,74
5,1
6,3
7,5
9,0
9,0
10,5
12,5
14,0
15,7
17,5
20,2
22,5
26,0
29,1
32,6
36,8
41,1
44
67
94
135
133
181
256
322
406
501
670
827
1105
1381
1733
2219
2766
290
425
585
810
860
1150
1595
1910
2570
3105
4015
4850
6190
7600
9690
12055
14845
16
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium campuran (A3C)
Tabel
Konstruksi Penghantar Udara Campuran Aluminium Telanjang (AAAC)
LuasPenampang
Nominal
(mm2)
Luas PenampangSebenarnya
(mm2)
JumlahKawat
DiameterKawat
AluminiumNominal
(mm)
DiameterPenghantarNominal
(mm)
BeratPenghantarNominal
(kg/km)
Kuat tarikPutus
Penghantar
(N)1 2 3 4 5 6 7
16
25
35
50
50
70
95
120
150
185
240
300
400
500
630
800
1000
16,84
27,83
34,36
49,48
45,7
75,55
93,27
112,85
147,11
181,62
242,54
299,43
431,18
506,04
643,24
754,91
1005,06
7
7
7
7
19
19
19
19
37
37
61
61
61
61
91
91
91
1,75
2,25
2,5
3,0
1,75
2,25
2,5
2,75
2,25
2,5
2,25
2,5
3,0
3,25
3,0
3,25
3,75
5,25
6,75
7,5
9,0
8,75
11,25
12,5
13,75
15,75
17,5
20,25
22,5
27,0
29,25
33,0
35,75
41,25
46
76
94
135
126
208
256
310
406
501
670
827
1195
1402
1782
2092
2785
4,700
7,750
9,600
13,850
12,750
21,100
26,100
31,550
41,100
50,750
67,750
83,700
120,550
141,400
179,750
211,000
280,85
-
17
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
-
- Karakteristik mekanis hantaran udara tembaga (BCC)
LuasPenampang
Nominal
(mm2)
LuasPenampangSebenarnya
(mm2)
Jumlah Kawat
DiameterKawat
TembagaNominal
(mm)
DiameterHantaranNominal
(mm)
BeratHantaranKira-kira
(kg/km)
Kuat tarikPutus
Hantaran(secara
hitungan)(kp) *)
1 2 3 4 5 6 7
6
10
16
25
35
50
50
70
95
120
150
185
240
300
400
500
6,16
10,02
15,89
24,25
34,36
49,48
48,36
65,82
93,27
117,0
147,1
181,6
242,5
299,4
400,1
499,8
1
7
7
7
7
7
19
19
19
19
37
37
61
61
61
61
2,8
1,35
1,7
2,1
2,5
3,0
1,8
2,1
2,5
2,8
2,25
2,5
2,25
2,5
2,89
3,23
2,8
4,05
5,1
6,3
7,5
9,0
9,0
10,5
12,5
14,0
15,7
17,5
20,2
22,5
26,0
29,1
54,8
90
143
219
310
447
438
597
846
1061
1337
1651
2208
2726
3643
4551
246
410
650
990
1405
2020
1980
2690
3810
6010
7420
7420
9910
12235
16345
20420
18
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
- Karakteristik mekanik kabel Twisted TR
TABEL
Penampang nominalDiameter kabel
Berat kabel
Per kgFasa Netral Penerangan
(mm2) (mm2) (mm2) (mm) (kg)
3 x 25 54,6 30,8 550
3 x 35 54 33,8 670
3 x 50 54 36,2 780
3 x 70 54 40,6 1010
3 x 35 54 2 x 16 33,8 810
3 x 30 54 2 x 16 36,2 910
3 x 70 54 2 x 16 40,6 1230
b. Karakteristik Listrik
- Karakteristik listrik hantaran tembaga (CU)
Luas Penampang
(mm2)
KHA terus menerus
A
10162535507095120150185240300400500
90125160200250310380440510585700800960
1.110
19
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
- Karakteristik listrik hantaran aluminium (AAC)
Luas Penampang(mm2)
KHA terus menerusA
1625355070951201501852403004005006258001000
110145180225270340390455520625710855990
1.1401.3401.540
- Karakteristik listrik hantaran udara aluminium campuran (A3C)
Luas Penampang Nominal(mm2)
KHA terus menerus)A
16253550507095120150185240300400500625800
105135170210210255320365425490855670810930
1.0751.255
20
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
1.000 1.450
- Karakteristik listrik kabel Twisted TR
Tabel
Penampangnominal
PenahanOhm
Reaktansi padaFrekwensi 50 Hz
Arus yang diizinkan
20C 30C 40C(mm2) Ohm / Km Ohm / Km Amper Amper Amper
1625355070
2,411,521,100,810,54
0,100,100,100,100,10
85 80 70 110 100 95 135 125 110 160 145 135 200 185 170
Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S
1 2 3 4 5 6 7
Luas
penampang
penghantar
nominal
Konsruksi Jumlah
Kawat
penghantar
Diameter
Kawat
nominal
Tebal
Selubung
nominal
Kuat hantar arus
diudara pada
suhu sekitar
mak-
S 30C 40C
(mm2) Buah mm mm A A
35
50
70
95
120
150
150
185
240
Rm
Rm
Rm
Rm
Rm
Rm
Rm
Rm
Rm
7
19
19
19
19
19
37
37
61
2,5
1,75
2,25
2,5
2,75
3,25
2,25
2,5
2,25
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
167
200
275
315
356
423
423
484
586
150
180
246
282
319
378
378
423
523
21
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
3. ISOLATOR
3.1. Fungsi Isolator
Fungsi isolator dapat ditinjau dari 2 (segi), yaitu :
a. Fungsi dari segi listrik
- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan tagangan.
- Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat phasa dengan kawat phasa.
b. Fungsi dari segi mekanik :
- Menahan berat dari penghantar / kawat.
- Mengatur jarak dan sudut antar penghantar / kawat dan kawat.
- Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperatur dan angin.
3.2. Bahan Isolator
Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada
system distribusi antara lain :
- Isolator gelas
- Isolator keramik
Cara Penggunaanya
Menurut cara penggunaannya, isolator TR dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Isolator Penopang / tumpu (Type RM, dan Type N).
Adalah jenis isolator berfungsi sebagai tiang penopang, dimana bebannya
hanya merupakan berat penghantar saja, sedangkan beban tarikan hamper
sama dengan nol (= 0).
2. Ioslator Penegang (Type Afspan, Champignon dan Type B).
Adalah jenis isolator yang dipasang pada tiang yang mempunyai beban
tarikan, baik dari satu arah maupun dari 2 (dua) arah.
3. Isolator Penarik (Type Tefer)
Adalah jenis isolator yang dipergunakan pada kawat shcor.
22
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Tabel. Jenis TR dan pemakaiannya
TypeUntuk kawat
(mm2)
Beratnya per-buah
(kg)
RM I
RM II
RM III
N 95
N 80
N 60
50,70
16,26,35
6,10
95 s/d 150
16 s/d 70
6 s/d 10
0,91
0,45
0,26
0,5
0,3
0,13
23
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Tabel. Jenis Isolator TR dan Ukurannya
Isolator Type
Ukuran. Mm Berat
H D D1 d h r rl Kg
1. Type RM I
2. Type RM II
3. Type RM III
4. Type N 95
5. Type N 80
6. Type N 60
7. Type
Champignon
8. Type penegang
yang dinormalisir
(afspan isolator)
DIN 8002
140
100
80
95
85
60
145
81
86
70
60
95
80
60
120
102
59
51
40
66
54
40
32
91
21
17
11,5
22
19
17
23
23
49,5
32
30
38
31
25
4
3,5
3
9
6
6
4
7,5
12
8,5
7
9
6
0,91
0,45
0,26
0,55
0,36
0,13
1,45
0,55
SPESIFIKASI
DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG
B1 – 60 B1 – 85 B1 – 115
24
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
DIMENSI (dalam mm)
Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm
Kecuali : yang berada (•) bertoleransi “ + “ saja
TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
PENGUJIAN LISTRIK
DAN MEKANIK
JENIS ISOLATOR
B1-60
B1-15 B1-115
Teg. Loncat kering … kV
Teg. Lonc. basah ….. kV
Ketahanan kejutan suhu
18
10
900
25
12
1200
25
15
1400
Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus
SPESIFIKASI DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG
B2 – 54 B2 – 76 B2 – 81
25
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
DIMENSI (dalam mm)
Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm
Kecuali : yang berada (•) bertoleransi “ + “ saja
TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
PENGUJIAN LISTRIK
DAN MEKANIK
JENIS ISOLATOR
B2-54 B2-76 B3-76 B2-81
Teg. Loncat kering … kV
Teg. Lonc. Basah
Kedudukan kendur …. kV
Keudukan tegak ……. kV
Minimum kuat lintang ……. Kg
Ketahanan kejut suhu
20
10
8
900
Baik
25
15
12
2000
Baik
25
15
12
1400
Baik
25
15
12
1800
Baik
Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus
26
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
SPESIFIKASI, DIMENSI, TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
ISOLATOR KERAMIK JENIS PENEGANG
C1 – 60 C1 – 80 C1 – 120
Jenis IsolatorDimensi (mm)
l R t D
C1 – 60
C1 – 80
C1 – 120
60
80
120
6
9
13
45
55
65
50
65
105
DIMENSI (dalam mm)
Toleransi : ± (0,004 d + 1,5) mm ; d = dimensi dalam mm
TEGANGAN LONCAT DAN KUAT MEKANIK
PENGUJIAN LISTRIK
DAN MEKANIK
JENIS ISOLATOR
C1 – 60 C1 – 80 C1 – 120
Teg. Loncat kering … kV
Teg. Lonc. Basah ….. kV
Minimum kuat lintang ……. Kg
Ketahanan kejut suhu
10
3
3000
Baik
12
4
3000
Baik
20
8
5500
Baik
Keporian 1400 atmosfir-jam tidak tembus
27
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
4. PERALATAN PELENGKAP
4.1. Fungsi Alat Pelengkap
Yang dimaksud alat pelengkap adalah : suatu peralatan bukan utama yang sifatnya
menggenapi, sehingga jaringan tersebut akan lebih sempurna.
4.2. Jenis Alat Pelengkap
Termasuk peralatan pelengkap adalah :
- Konektor dan peralatan sambungan
- Travers / cross arm
- Peralatan acssesories kabel twisted
- Sekor
Konektor
Konektor Alur adalah konektor yang mempunyai alur-alur paralel yang berfungsi
memudahkan dan memantapkan dalam penyambungan atau percabangan penghantar
telanjang sehingga instalasi dapat bekerja sesuai dengan tujuan.
Jenis
Jenis konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan cara penekanan badan konektor
Jenis mur baut
Adalah jenis penekanan badan konektor yang mempergunakan mur-baut.
Jenis H
Penekanan badan konektor dengan mempergunakan perkakas tekan (mesin press)
Klasisfikasi
Konektor dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran luas penampang nominal
penghantar sebagai berikut :
No.Jenis penghantar yang disambung Jumlah baut
min.Al-Al Al-Cu Cu-Cu
12345
10-35/10-3535-70/35-7070-150/35/70
70-150/70-150150-240/150-
240
10-35/6-2535-70/16-50
-70-150/70-150150-240/150-
240
-25-50/25-50
---
12223
28
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Syarat Bahan Dan Mutu
1. Bahan dan Mutu
Bahan dan mutu yang terbuat dari bahan aluminium campuran dengan ikadar
aluminium minimum 97,28%, silikom 0,2-0,6% dan magnesium 0,45-0,9% untuk
bagian kontak atau badan konektor yang terbuat dari tembaga, kadar tembaga
minimum 99,9%.
2. Bagian gemuk / Kompon
Gemuk/kompon harus terbuat dari bahan berkarakteristik sebagai berikut :
Tidak bereaksi dengan aluminium dan seng;
Tidak leleh (droping point) tidak kurang dari 100oC
Kestabilannya tidakberubah oleh pengaruh udara dan tidak teroksidasi.
Jika gemuk mengandung bahan yang mudah menguap, penguapannya tidak
menyebabkan terjadinya retak pada lapisan permukaan logam pelindung
(protective film).
Pada uji daur panas, berkurangnya berat contoh uji tidak boleh lebih dari 5%
Kelekatan (daya lekat) lapisan gemuk harus baik, sehingga permukaan
aluminium tidak kusam atau buram.
3. Bagian penekan
Bagian penekan yang terbuat dari baja atau besi harus dilapisi bahan anti karat.
4. Sifat Tampak
Bagian-bagian konektor harus tidak berkarat dan tidak cacat, seperti permukaan
tidak retak dan cacat lain yang mempengaruhi fungsi konektor dalam pemakainnya.
Pada konektor harus terbaca jelas tanda-tanda pengenal atau penandaan sesuai
dengan persyaratan ayat 13 pada standar ini.
Penandaan harus huruf timbul (embossing) untuk jenis konektor yang dibuat
dengan cara pengecoran, dan cetak tempa untuk yang dibuat dengan cara ekstrusi.
5. .Sifat Mekanik
Mur dan baut harus mudah dipasang atau dilepas dengan tangan sebelum
dikencangkan. Baut harus cukup panjang agar pada waktu pemasangan bagian atas
dan bawah konektor tidak terlepas satu dengan lainnya sehingga penghantar dapat
masuk dengan normal (dari samping).
29
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Kepala baut dobel atau topi baut/mur konektor jenis mur-baut harus patah pada
kekencangan sesuai tabel. Dengan toleransi ± 10%.
Daya jepit konektor terhadap penghantar pada kekencangan tidak boleh kurang dari
35 % beban putus perhitungan penghantar terpasang.
6.. Sifat Listrik
Konduktans kunduktor sekurang-kurangnya sama dengan konduktan penghantar.
Konektor pada uji daur panas harus memnuhi persyaratan.
7. Penandaan
Pada konektor harus dilengkapi penandaan sebagai berikut :
- merek perniagaan / logo pabrik pembuat.
- tipe / nomor catalog pabrik pembuat.
- ukuran nominal dan jenis penghantar yang akan disambungkan, baik untuk
saluran utama maupun saluran cabang.
- telah lulus uji PLN LMK.
Penyambungan Penghantar dengan klem Jepit.
30
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Beberapa jenis jenis Klem Jepit.
Peralatan Penyambungan Penghantar .
Karena keterbatasan panjang penghantar, ada-kalanya kita perlu menyambung
penghantar tersebut agar dicapai efisiensi penghantar .
Peralatan tersebut antara lain :
Tension Compression Splice.
31
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Tabel Penyambungan Penghantar dengan Press
Conductor
Cross
Section
mm
Conductor
Diameter
Mm
ALL - ALUMINIUM ALMELEC
Sleeve Lenght Overail
Dia after
Drawing
D
mm
Sleeve Lenght Overail
Dia after
Drawing
D
mm
Before
drawing
I
Mm
After
drawing
L
mm
Before
drawing
I
mm
After
drawing
L
mm
22
27,8
34,4
43,1
54,5
69,3
75,5
93,3
117
148,1
228
288
475
604
6
6,75
7,5
8,4
9,45
10,65
11,25
12,25
14
15,75
150
155
160
170
190
190
195
210
230
280
240
260
270
290
320
320
320
320
370
450
11
12
14
14
14
16
18
19
21
24
200
220
260
260
280
300
300
325
360
400
525
260
1.240
1.870
350
390
450
450
480
500
500
570
630
680
730
780
1.940
2.280
11
12
14
16
18
20
20
22
25
29
34,5
38,1
45
56
Repair Splice :
32
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Digunakan untuk Penghantar aluminium yang rantas sebagian, sehingga memulihkan
kembali kuat arus hantar arusnya.
Cross Arm
Fungsi :
Digunakan pada JTR udara (Over hoad) sebagai perenggangan jarak antar penghantar
sastu dengan penghantar lainnya, dengan peralatan Bantu isolator.
Bahan :
Dibuat dari besi L st 41, type 65 dan besi 4 st 41, type NP 6,5
Penggunaannya :
Apabila kita akan mempergunakan isolator RM I, panjang cros arm = 850 mm,
sedangkan apabila kita pergunakan isolator RM II, kita pergunakan panjang = 500 mm.
Arming Bolt :
Fungsinya sebagai klem pengikat cross arm pada tiang yang berfungsi sebagai
penyangga.
33
500 mm
850 mm
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Assesories
Fungsinya sebagai pelengkap utama pada JTR yang mempergunakan penghantar
kabel pilin (twisted cable).
Klem Penegang Tipe Baji
Klem type ini sesuai untuk digunakan pada jarungan tegangan rendah yang
menggunakan konduktor berisolasi dipilin sebagai klem penegang
Kawat netral pendukung berisolasi oleh plastic insert dari kelm.
Brecket Penggantung
Baracket ini di desain sesuai untuk menyangga clamp penggantung diri kabel berisolasi
dipilin. Bracket ini dipasang pada tiang besi atau tiang beton menggunakan sirip baja
tahan karat atau baut tembus.
Cat No. Min. Breaking Strenght
34
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Vertikal F1 Horinzontal F 2
BSC. 3570 700 Kgs 500 Kgs
Bracket Penegang
Bracket ii didesain untuk menyangga klem penegang type baja, single atau double
klem untuk rangkaian ujunga sudut kecil atau sudut besat menggunakan strip baja
tahan karat atau baut tembus.
Cat No.Min. Breaking Strenght
Vertikal F1 Horinzontal F 2
BSC. 3570 500 Kgs 1500 Kgs
Klem Gantung Chain Link
Klem gantung ini dilengkapi dengan chain link sesuai untuk konduktor berisolasi
dipilin. Kawat netral yang berisolasi sebagai salah satu bundle konduktor berisolasi
dipasang pada suspension clam dan akan mendukung semua konduktor berisolasi
lainnya.
35
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
Cat No. Conductor sizes (neutral messenger wire) Min. Breaking Strenght
SCT 35 to 70 sqmm 700 Kgs
Shoer
Fungsinya sebagai penyambung beban tarikan, sehingga kondisi tiang tegak lurus.
Karena itu, shoer pada umumnya dipasang pada tiang akhir/awal, tiang
Macam – macam Konstruksi Shoer
1. Track Shoer
Track Shoer ialah tumpang tarik, dengan bagian utamanya kawat aja, stay Roda
dan Block Cor.
2. Drug Shoer
Drug Shoer, ialah shoer tumpang tekan dengan peralatan utama tiang yang
dipasang sebagai penopang tiang jaringan.
3. Kontra Mask Shoer
Kontrak mask shoer, ialah terdiri dari shoer tumpang tarik dan tupang tekan. Hal ini
terjadi apabila dilokasi tersebut tidak bisa dipasang salah satu shoer.
36
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
5. PERALATAN HUBUNG
5.1. FUNGSI PERALATAN HUBUNG
Peralatan hubung TR selanjutnya disebut saklar TR (saklar). Saklar digunakan untuk
menghubungkan sekaligus memisahkan dari suatu rangkaian listrik, baik pada kondisi
oeprasi, maupun tidak beroperasi.
5.2. MACAM ALAT HUBUNG
a. – Saklar phasa tiga, 4 kotak
– Saklar phasa tiga, 3 kotak
b. – Saklar phasa satu, 2 kotak
– Saklar phasa satu, 1 kotak
c. Saklar dengan penguatan magnet (kontaktor)
d. Saklar dengan pelengkap sekring pengaman
5.3. PRINSIP KERJA ALAT HUBUNG
1.a. Saklar phasa tiga, 4 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasional
melalui 4 titik kontak yang bekerja serentak (bersama-sama), yaitu terdiri dari
kontak ke tiga phasanya, serta kontak netralnya.
b. Saklar phasa tiga, 3 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya
melalui ketiga kontak phasanya, secara serentak, sedang kawat netralnya tetap
tersambung.
2.a. Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar mellaui kontak phasa dan kontak
netral yang bekerja serentak.
b. Saklar phasa satu, 2 kontak adalah saklar buka/tutup yang cara operasionalnya
hanya melalui kontak phasa saja, sedang kawat netralnya tetap tersambung.
3. Saklar dengan penguatan magnet adalah dengan melalui masukan tegangan
listrik ABB yang dialirkan pada suatu rangkaian belitan sehingga didapat
magnet untuk menghubungkan antar kontak-kontaknya.
4. Saklar dengan perlengkapan sekring, adalah saklar yang dilengkapi dengan
sekring pengaman, sehingga bila terjadi arus gangguan akan segera terjadi
pemutusan aliran arus listrik.
37
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Matrial Jaringan Distribusi
5.4. SPESIFIKASI ALAT HUBUNG
Dalam penggunaan, saklar TR dibedakan menjadi dua :
1. Dioperasi Dengan Beban Penuh
Jenis operasi saklar ini biasanya dilengkapi dengan pegas yang fungsinya untuk
mempercepat saat penglepasan dan penghubung kontak-kontaknya, sehingga
terjadi surja dapat dipercept (ditiadakan).
2. Dioperasikan Tanpa Beban
Saklar jenis ini hanya hanya boleh dioperasikan tanpa beban sama sekali (beban
nol) apabila dipaksakan, maka akan timbul surja hubung yang sangat panas
(2500oC) yang mengakibatkan kerusakan pada kontak-kontaknya.
Akibat panas tersebut, tahanan ( R ) kontak menjadi lebih besar sehingga akan
droup (kehilangan) tegangannya sebesar ∆V = R.I, atau akibat perubahan R,
maka daya dan Energi yang diserap menjadi panas sebesar.
Daya = Arus x droup Teg
P = I. ∆V (Watt)
= I.I.R
P = I2.R (Watt)
Dan Energi yang diserap dengan waktu tertentu adalah :
E = P x t (Wh)
Energi yang dirubah menjadi panas tersebut merupakan losses
(kerugian) teknis.
38