KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

93
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan praktik Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nur Fitratullah Rahman 1053833315 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JANUARI, 2021

Transcript of KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

Page 1: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

i

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI

(Studi Wacana dan praktik Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Nur Fitratullah Rahman

1053833315

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JANUARI, 2021

Page 2: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

ii

Page 3: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

iii

Page 4: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar

90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERNYATAAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Nur Fitrahtullah Rahman

Stambuk : 1053833315

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Dengan Judul : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI

(Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri)

Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim

Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat da saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 04 Januari 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nur Fitrahtullah Rahman

Page 5: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132

Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERJANJIAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Nur Fitrahtullah Rahman

Stambuk : 1053833315

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 04 Januari 2021

Yang Membuat Perjanjian

Nur Fitratullah Rahman

Page 6: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar

baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang

siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya,

Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan

untuk setiap sesuatu kadarnya. Q.S. Ath-Thalaq ayat 2-3

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah ku panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga

kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya dengan segala

kekurangannya. Segala syukur ku ucapkan kepadaMu Ya Rabbi, karena sudah

menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi

semangat dan DOA, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk karya yang sederhana ini, maka saya persembahkan untuk …

Ayahanda dan Ibunda tercinta dan tersayang

Page 7: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

vii

ABSTRAK

Nur Fitratullah Rahman. 2021. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi

(Studi Wacana dan Praktik Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri). Skripsi.

Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hidayah Quraisy dan

Sam’un Mukramin.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah kompetensi

pedagogik guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dan upaya apa

yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru Sosiologi di

SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana kompetensi pedagogik guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri dan upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik guru SMP Pesantren Putri Yatama Mandiri.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif yakni proses penelitian yang menghasilkan data, ucapan

atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri dan

langsung menunjukkan setting itu secara keseluruhan. Maka dalam penelitian ini

peneliti mengamati dan berinteraksi dengan guru dan siswa SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri dengan wawancara mengkaji dokumentasi nya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bagaimana pedagogik

guru sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam meningkatkan

tahapan-tahapan kompetensi pedagogik guru dan upaya yang dilakukan dalam

proses meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya guru Sosiologi.

Dampak dari peningkatan kompetensi pedagogik diantaranya adalah guru mampu

bergaul secara efektif dengan kepala sekolah, sesama pendidik, peserta didik dan

masyarakat sekitar dalam kegiatan social dan keagamaan yang mendukung

pembelajaran siswa di sekolah, serta mampu beradaptasi dalam lingkungan baru

setiap kegiatan social di luar sekolah.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Sosiologi.

Page 8: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

viii

ABSTRACT

Nur Fitratullah Rahman. 2021. Sociology Teacher Pedagogical

Competencies (Discourse and Practice Studies at SMA Yatama Mandiri Islamic

Boarding School). Essay. Sociology Education Study Program, Faculty of

Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar.

Supervised by Hidayah Quraisy and Sam'un Mukramin.

The main problem in this research is what is the pedagogic competence of

the Sociology teacher at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School and what

efforts are being made to improve the pedagogic competence of Sociology

teachers at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School. This study aims to

determine how the pedagogic competence of Sociology teachers at SMA Yatama

Mandiri Islamic Boarding School and what efforts are made to improve the

pedagogical competence of Yatama Mandiri Islamic Boarding School teachers.

The type of research used in this research which is used in this research is

a type of qualitative research using a descriptive approach, namely the research

process that produces data, speech or writing or behavior that can be observed

from the people themselves and directly shows the overall setting. So in this study

researchers observed and interacted with teachers and students of SMA Yatama

Mandiri Islamic Boarding School by interviewing reviewing its documentation.

Based on the results of the study shows that how the pedagogy of

sociology teachers at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School in

improving the stages of teacher pedagogical competence and the efforts made in

the process of increasing teacher pedagogical competence, especially sociology

teachers. The impact of increasing pedagogic competence is that teachers are able

to interact effectively with school principals, fellow educators, students and the

surrounding community in social and religious activities that support student

learning at school, and are able to adapt to new environments every social activity

outside of school.

Keywords: Pedagogic Competence, Sociology Teacher.

Page 9: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

ix

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم الله

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Kompetensi

Pedagogik Guru (Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri). Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta Salam

semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya serta

seluruh umatnya yang tetap Istiqamah di atas ajaran islam.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini merupakan suatu rangkaian

perjungan bagi penulis. Selama proses dan penyusun skripsi ini memiliki kendala

yang dihadapi penulis, tetapi karena doa, usaha, semangat dan motivasi dari

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses

menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih kepada ibu saya Ramlah dan Ayah Rahman B yang selalu

mendoakan dan memberi semangat serta dukungan bagi penulis, terima kasih pula

kepada kakak-kakak ku tersayang yang selalu memberikan semangat serta

kekuatan untuk tetap sabar dan menjadi kakak yang bertanggung jawab. Terima

kasih kepada semua keluarga besarku serta sahabat-sahabatku dan tidak bisa

disebutkan satu-satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga

kepada Dr. Hidayah Quraisy, M. Pd sebagai pembimbing I, dan Sam’un

Mukramin, S.Pd., M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

Page 10: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

x

tenaga dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis

mulai dari awal hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada : Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan wakil,

juga kepada Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan

wakil, beserta seluruh staffnya. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi

mahasiswa.

Sebagai peneliti penulis sangat menyadari keterbatasan bahwa masih

terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini. Saran dan kritikan dari

pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan skripsi selanjutnya.

Makassar, 04 Januari 2021

Nur Fitrahtullah Rahman

Page 11: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

iv

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

E. Definisi Operasional............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep ................................................................................ 10

1. Kompetensi .................................................................................... 10

Page 12: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

xiii

2. Kompetensi Pedagogik Guru ......................................................... 12

3. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa ............................................................................................. 15

4. Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa....................................17

B. Kajian Teori ........................................................................................ 18

1. Teori Struktural Fungsional ........................................................... 18

C. Kerangka Pikir .................................................................................. 22

D. Penelitian Relevan .............................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 26

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 27

C. Informan Penelitian .............................................................................. 27

D. Fokus Penelitian ................................................................................... 28

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 28

F. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 29

1. Data Primer .................................................................................... 29

2. Data Sekunder ................................................................................ 29

G. Teknik Pengumpulan Analisis Data ..................................................... 29

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31

I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 33

Page 13: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

iv

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Peserta Pesantren Yatama Mandiri......................... 34

B. Sarana Dan Prasarana ........................................................................... 36

C. Keadaan Siswa ..................................................................................... 38

D. Kurikulum Peserta Putri Yatama Mandiri............................................ 40

E. Pembagian dan Uraian Tugas Tenaga Kependidikan dan Administrasi

.............................................................................................................. 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 47

1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi Sma Pesantren Putri Yatama

Mandiri .......................................................................................... 47

2. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik

Guru Sosiologi Sma Pesantren Putri Yatama Mandiri ................... 55

B. Pembahasan. ....................................................................................... 63

1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri ........................................................................................ 64

2. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik

Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri................ 66

Page 14: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

xv

xv

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 69

B. Saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72

LAMPIRAN .................................................................................................... 75

DOKUMENTASI ........................................................................................... 76

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 77

Page 15: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik dengan secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan,

tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang sebuah sarana dan prasarana yang

memadai. Tanpa adanya kualitas pendidikan yang baik, maka pembangunan

nasional tidak akan tercapai dengan maksimal. Seperti yang telah diketahui, di era

globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, seiring dengan kemajuan teknologi dan

informasi serta menjaga keseimbangan akan kebutuhan hidup, maka pendidikan

sudah menjadi kebutuhan wajib bagi setiap manusia. Melalui pendidikan inilah

manusia dapat membuka wawasan dan dapat memberi bekal untuk dapat hidup

dengan baik. Pendidikan merupakan suatu proses multi dimensi yang meliputi

bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian

yang utama.1 Senada dengan pengertian pendidikan tersebut Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan

pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

Guru merupakan sebuah profesi yang titik beratnya berfungsi sebagai

sumber dan orang yang menyediakan pengetahuan bagi anak didikannya. Oleh

1

Page 16: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

2

sebab itu bagaimana seorang guru memainkan peranan penuh dengan memberikan

pengetahuan atau keterampilan. Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar

ditentukan oleh keberhasilan muridnya-muridnya dalam studi berupa hasil/prestasi

belajar.

Berkaitan dengan kompetensi guru, seperti disebutkan dalam Undang-

Undang tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 10, di mana terdiri dari

empat kompetensi diantaranya: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari keempat bentuk kompetensi

tersebut, kompetensi pedagogik dan profesional guru memiliki peran yang cukup

sentral dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan pelaksanaan uji kompetensi

guru (UKG) tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan yang salah satu tujuannya ialah memperoleh informasi

tentang gambaran kompetensi guru, khususnya kompetensi pedagogik dan

profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Artinya kompetensi

pedagogik dan profesional memiliki peran yang lebih dominan dan terukur dalam

menentukan kualitas kompetensi mengajar guru dibandingkan dengan kompetensi

kepribadian dan sosial. Pemerintah seolah-olah abai dengan dua kompetensi

terakhir ini. Maka tidak heran, jika dalam setiap pelaksanaan program pelatihan

dan pengembangan guru yang digagas oleh pemerintah, dua kompetensi ini sama

sekali tidak disentuh. Selalu saja pembicaraannya tidak jauh-jauh dari masalah

kurikulum dan penerapan nya, dan bahkan seringkali hanya pada hal-hal yang

sifatnya administratif, seperti pendataan guru.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat

formal. Dalam pendidikan formal guru mempunyai peranan sebagai pendidik dan

Page 17: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

3

pengajar. Tugas utama dari pendidik adalah menanamkan sikap dewasa secara

psikologis, sosial, dan moral kepada siswa. Dewasa secara psikologis berarti

peserta didik mempunyai sikap mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya

sendiri. Dewasa secara sosial berarti peserta didik memiliki jiwa sosial dan dapat

berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan masyarakatnya. Sedangkan tugas

utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif

dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah,

latihan-latihan afektif, dan keterampilan. Kompetensi guru merupakan

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan nya.

Kemajuan bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan

pendidikan yang baik. Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa. Indonesia

adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan

martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan di

Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif

terhadap perubahan Zaman (Nurhadi, 2004:1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 menyebutkan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Muslich, 2008: 1).

Page 18: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

4

Dalam suatu lembaga sekolah tentulah sangat di pengaruhi oleh penerapan

kurikulum. Berdasarkan kurikulum yang di terapkan di pendidikan Indonesia

yaitu kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut lebih mengarah kepada siswa

yang berperang aktif guru hanyalah sebagai fasilitator. Sehingga peran guru disini

lebih kepada bagaimana menerapkan kompetensi-kompetensi yang berlaku agar

mencapai struktur sistem sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang mutlak harus dimiliki

guru. Guru juga berkewajiban untuk mengembangkan kompetensi yang

dimilikinya. Pengembangan mutlak diperlukan agar guru dapat melakukan

tugasnya dengan baik dan dapat melakukan perubahan atau perbaikan dalam

setiap kegiatan pembelajaran nya. Kompetensi pedagogik guru menjadi faktor

yang sangat menunjang peningkatan kualitas sekolah. Kompetensi pedagogik

guru akan membawa guru dapat memilih cara terbaik yang dapat dilakukan

supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik dan meningkatkan potensi

siswa. Seorang guru sangat berpengaruh pada terciptanya proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas, namun hingga sekarang belum berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat pada kurangnya guru dalam persiapan kegiatan belajar mengajar.

Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik wajib memiliki

kompetensi guru sebab tugas utama seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu

kepada siswa tetapi mendidik, mengarahkan, mengevaluasi, dan memberikan

stimulus agar potensi yang ada pada diri siswa dapat dikembangkan untuk

berinovasi. Selain itu, belajar siswa dapat juga ditentukan oleh cara mengajar guru

atau dengan kata lain bagaimana siswa belajar akan ditentukan oleh bagaimana

guru mengajar. Efektifnya proses pembelajaran ditentukan oleh guru itu sendiri.

Page 19: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

5

Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan

upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari pembenahan

kemampuan guru mengelola pembelajaran siswa, pemahaman karakteristik siswa,

membantu siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan

penyampaian materi.

Permasalahan yang sering menjadi perhatian banyak orang dalam dunia

pendidikan adalah kurikulum tanpa memperhatikan dengan sungguh-sungguh

kekurangan pada penerapan metode pembelajaran di kelas. Akibatnya metode

belajar kurang di perhatikan sementara kurikulum sering mengalami revisi.

Sebelum mengajar, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti membuat

perencanaan pembelajaran yang matang, mengetahui karakter siswa yang diajar,

jika perlu memberi teks awal dan mengajukan pertanyaan yang sifatnya melacak.

Pada saat proses pembelajaran, guru harus menerapkan metode mengajar yang

menarik agar minat belajar siswa meningkat dengan mempelajari teori dan

praktek mengajar. Setelah mengajar, guru harus memberikan pertanyaan-

pertanyaan atau mengadakan evaluasi kepada siswa untuk memperoleh umpan

balik (Alma, 2009).

Sebagai suatu profesi, semua guru harusnya memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Masalah kompetensi merupakan salah satu faktor penting dalam

pembinaan guru sebagai suatu jabatan profesi. Kompetensi merupakan perilaku

rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan dengan kondisi yang

diharapkan. Guru Profesional adalah kemampuan seorang guru untuk

melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang

Page 20: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

6

meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil

pembelajaran. Pendidikan berintikan antara pendidik (guru) dan peserta didik

(siswa) untuk mencapai tujuantujuan pendidikan.

Guru dan siswa adalah unsur yang sangat berperan dalam proses tersebut.

Proses belajar mengajar akan berhasil apabila hasilnya mampu membawa

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dalam

diri anak didik. Pada umumnya guru merupakan faktor yang sangat

dominan dan penting dalam pendidikan formal.

Sebagai seorang siswa pada umumnya berharap guru harus menguasai

kompetensi pedagogik. Karena penguasaan kompetensi tersebut maka dapat

dikatakan bahwa guru tersebut sudah profesional. Namun pada kenyataan

sekarang, meskipun guru tersebut mengetahui kompetensi sebagai tenaga

pendidik, tapi tidak menerapkan sama sekali. Maka dapat disimpulkan bahwa

guru tidak menjalankan kompetensi pedagogik, dia hanya sekedar tahu tugasnya

tapi tidak mengaplikasikannya.

Harapan pemerintah berdasarkan kurikulum yang diterapkan dalam

pendidikan nasional melalui kompetensi pedagogik yaitu guru dapat

meningkatkan kualitas siswa dan mutu belajar siswa, agar mencapai satuan tujuan

pendidikan. Akan tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan yang terjadi sekarang di

SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri membuat peneliti tertarik untuk meneliti

masalah kompetensi pedagogik guru karena setelah melakukan tinjauan

sementara. Menurut pengamatan peneliti di sekolah tersebut belum sepenuhnya

menerapkan kompetensi pedagogik karena lebih banyak menggunakan teori

berceramah sehingga umpan balik dari siswa kurang, apakah kurang paham

Page 21: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

7

dengan apa yang disampaikan guru atau cara penyampaian yang tidak menarik.

Sebagaimana ungkapan salah satu siswa yang mengatakan bahwa guru hanya

mendikte saja sementara tidak semua siswa mampu memahami hanya karena

mendengar atau menulis kadang butuh praktek juga, apalagi saat sekarang ini

sudah di terapkan sistem kurikulum 2013 dimana siswa lebih berperan aktif dan

guru sebagai fasilitator.

Berdasarkan latar belakang peneliti mengangkat judul “Kompetensi

Pedagogik Guru Sosiologi (Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren

Putri Yatama Mandiri)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah yaitu:

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Sosiologi SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri?

2. Upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik

guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

tersebut yaitu:

1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru sehingga menghasilkan

pembelajaran sosiologi yang lebih baik di SMA PEST Putri Yatama

Mandiri

Page 22: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

8

2. Untuk mengidentifasi dan mendeskripsikan apakah guru sudah

menerapkan kompetensi pedagogik pembelajaran sosiologi di SMA PST

Putri Yatama Mandiri

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai pembanding antara teori yang didapat dari bangku perkuliahan

dengan fakta yang di lapangan.

b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang

penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan agar sekolah dapat memberikan perhatian

dan memberikan motivasi kepada guru-guru untuk mampu jauh lebih

bersikap professional.

b. Bagi Guru

Penelitian ini di harapkan memungkinkan guru secara aktif bisa

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sebagai

guru.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam

mengaplikasikan pengetahuan teoretis terhadap masalah praktis.

D. Definisi Operasional

1. Kompetensi pedagogik guru yaitu Suatu hal yang dikaitkan dengan

pengetahuan atau wawasan guru. Dan sikap yang dijadikan suatu

Page 23: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

9

pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan

oleh guru. Kemampuan memberikan pemahaman terhadap peserta didik

perancangan dan mampu melaksanakan pembelajaran evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik untuk berbagai kompetensi yang

dimilikinya.

2. Wacana yaitu suatu konsep yang telah dirancang oleh guru tetapi

pelaksanaannya hanya berubah konsep dan belum diterapkan.

3. Praktik yaitu suatu konsep guru yang telah terterapkan namun sebagian

siswa masih kurang dalam pemahaman tentang konsep guru, tentu

masalah tersebut menjadi tugas besar tersendiri bagi guru untuk lebih

mengembangkan konsep belajar yang menarik dan mudah dipahami

siswa.

Page 24: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Kompetensi

Menurut Stephen Robbin (2007:38) Pengertian kompetensi adalah

kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas

dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang

kemampuan intelektual dan kemampuan fisik faktor yang mempengaruhi yaitu:

a. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menjalar dan memecahkan

masalah. Individu yang cerdas cenderung mendapat banyak penghargaan seperti

uang dan pendidikan yang tinggi. Semakin tinggi intelektual karyawan, maka

semakin kompleks suatu pekerjaan dalam hal tuntutan pemrosesan informasi,

semakin banyak kemampuan kecerdasan umum dan verbal yang akan dibutuhkan

untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan sempurna.

b. Kemampuan Fisik

Kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecepatan,

kekuatan dan keterampilan serupa yang membutuhkan manajemen untuk

mengidentifikasi kemampuan fisik seorang karyawan. Pekerjaan menuntut hal

yang berbeda-beda dari setiap individu dan setiap individu memiliki kemampuan

yang berbeda-beda. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan

dalam ratusan pekerjaan yang telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar

yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.

10

Page 25: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

11

Menurut Byars Dan Rue (1997), kompetensi didefinisikan sebagai suatu

sifat atau karakteristik yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan agar dapat

melaksanakan jabatan dengan baik, atau juga dapat berarti karakteristik/ciri-ciri

seseorang yang mudah dilihat termasuk pengetahuan, keahlian dan perilaku yang

memungkinkan untuk berkinerja.

Pengertian kompetensi adalah sebuah kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban- kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak atau

kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruan nya.

Berkaitan dengan kompetensi, ada sepuluh yang harus dimiliki seorang guru,

yakni:

a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar.

c. Kemampuan mengelola kelas.

d. Kemampuan menggunakan media / sumber belajar.

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan.

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar.

g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran.

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan.

i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.

j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian guna keperluan mengajar.

Page 26: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

12

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pendidik dan

Tenaga Kependidikan pasal 39 menjelaskan Pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan bagian kelima tentang Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan menjelaskan “pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

2. Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld asal Belanda mendefinisikan pedagogik

sebagai ilmu yang mempelajari masalah pembimbing anak untuk mencapai tujuan

tertentu. Supaya kelak setelah dewasa dapat menyelesaikan tugas hidupnya.

Menurut Ana Maria Gonzalez Soca Pengertian pedagogik adalah sebuah

proses yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran serta

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik

atau siswa, dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka dalam menjalankan

kehidupan.

Ana Maria juga mempertimbangkan antara hubungan pengajar dengan

siswa dan pendidikan sebagai target sekolah, akan tetapi pedagogik tidak

melampaui batasan-batasan institusi pendidikan. Beliau juga berpendapat keluarga

dan masyarakat tidak masuk dalam pertimbangan pendidikan generasi sekarang

maupun di masa yang akan datang.

Page 27: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

13

Menurut Suwarno pedagogi adalah pendidikan yang menekankan pada

praktik pendidikan, dalam hal ini berkaitan erat dengan kegiatan mendidik serta

membimbing anak. Sedangkan pengertian pedagogi menurut sarwono adalah

suatu teori yang secara teliti, objektif dan kritis mengembangkan konsep hakekat

manusia, hakekat anak, hakekat anak, serta hakekat proses tujuan pendidikan itu

sendiri.

Namun pada mengaplikasikannya sendiri pada SMA Pesantren Yatama

Mandiri kompetensi pedagogic ini masih kurang hal ini dikarenakan kualitas guru

yang tidak memahami apa itu kompetensi pedagogic dan hanya melaksanakan

tugas mengajarnya semata-mata dikarenakan tuntutan dan bukan berdasarkan

akan mendidik siswa nya. Selain itu kualitas dari pengajar juga menjadi masalah

sehingga banyaknya guru yang tidak memiliki skil dalam melaksanakan

kompetensi pedagogic ini juga menjadikan kompetensi ini tidak terlaksana dengan

baik. Sedangkan makna dari guru yang memiliki kompetensi pedagogik sendiri

tidak terpenuhi dikarenakan aspek-aspek dalam pedagogik tidak terpenuhi.

Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 14 tahun 2005 meliputi” kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi”. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-

kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

Page 28: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

14

a. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan.

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki

keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan

pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki

kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,

guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan

pembelajaran di kelas.

b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik.

Mengajar menurut pendapat modern tidak mungkin tanpa mengenal murid.

Kalau kita mengajarkan geografi, tak cukup kalau kita menguasai bahan ajaran

itu, kita juga harus mengenal anak sebab sebenarnya kita mendidik anak itu. Tidak

boleh lagi anak itu dianggap suatu bejana yang harus diisi oleh guru dengan bahan

pelajaran. Menurut penyelidikan, belajar dengan efektif hanya mungkin kalau

anak itu sendiri turut aktif dalam merumuskan serta memecahkan masalah. Di

sekolah modern, anak-anak diturut sertakan menentukan bahan pelajaran, tentu

dalam rangka tujuan dan filsafat pendidikan yang dianut oleh sekolah itu. Bahan

pelajaran tidak dilaksanakan kepada murid. Bahan pelajaran seharusnya

disesuaikan dengan kebutuhan anak seperti:

1) Jasmaniah.

Siswa suka bergerak dan melakukan olah raga. Pendidikan jasmani

menarik minat siswa. Soal makan, tidur dan kebiasaan mengenai kesehatan mudah

Kebutuhan memikat perhatian siswa.

2) Kebutuhan Sosial.

Page 29: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

15

Sekolah harus juga dipandang sebagai lembaga tempat siswa belajar

bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang berbeda mengenai jenis

kelamin, suku bangsa, agama, status sosial atau pendapat. Guru harus

menciptakan suasana kerja sama antara siswa. Bekerja kelompok harus lebih

banyak dijadikan metode untuk menumbuhkan rasa social. Guru hendaknya lebih

memperhatikan siswa pendiam dan menyendiri. Menurut ahli ilmu jiwa siswa

pendiam lebih banyak mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya kepada

lingkungan sosialnya dari pada siswa yang rebut di dalam kelas.

3) Kebutuhan Intelektual.

Bahan pelajaran yang dipaksa oleh rencana pelajaran yang ditetapkan oleh

atasan, sering kurang sesuai dengan minat anak. Di seolah modern anak-anak

diberi kesempatan memilih pelajaran yang disukainya. Selain dari itu perlu lebih

banyak perhatian kegemaran atau hobi anak-anak.

3. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Menurut Siti Swadah Rimang (2011:13) kompetensi adalah kemampuan

seorang guru dalam mentransfer ilmu yang dimiliki guru kepada anak didikannya.

Sudarwan Darnim, mengungkapkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

guru yang meliputi kemampuan memahami peserta didik secara mendalam,

merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan

melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya. ( Sudarwan Danim, 2011:32-35).

Pendapat lain di kemukakan Uyo Sadulloh (2011:1) kompetensi pedagogik

merupakan ilmu yang membahas tentang pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak

yang menjelaskan seluk beluk pendidikan anak.

Page 30: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

16

Kompetensi pedagogik dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada

lima sub kompetensi dari kompetensi pedagogik guru yang biasa dilaksanakan

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang di ungkapkan oleh

Sudarwan Danim (2010:32-35) yaitu:

a. Memahami Peserta Didik Secara Mendalam

1) Memahami perkembangan kognitif peserta didik

2) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik

b. Merancang Pembelajaran:

1) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran

2) Menentukan strategi pembelajaran, kompetensi yang ingin dicapai dan

materi ajar.

3) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih

c. Melaksanakan Pembelajaran

1) Menata latar(setting) pembelajaran

2) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif

3) Merancang dan melaksanakan evaluasi

4) Merancang, melaksanakan, menganalisis hasil evaluasi dan hasil belajar

untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar

5) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran umum

d. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensinya

1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi

akademik.

Page 31: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

17

2) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non

akademik.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu yang sedang belajar. Ada tiga faktor yang menjadi faktor internal yaitu:

a. Faktor jasmania

Faktor yang tergolong dalam faktor jasmania yang dapat mempengaruhi

belajar adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor ini adalah: intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor Kelelahan

Ditinjau dari dua aspek yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai nya tubuh dan dilihat dengan

adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu hilang.

Page 32: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

18

Faktor eksternal menurut Slameto (2010:60) dikelompokkan menjadi tiga

faktor yaitu:

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara

orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pengajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar,

dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa kegiatan

siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan

masyarakat.

B. Kajian Teori

Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa grand theory yang terukir dalam

sejarah menjadi sebuah paradigma yang mempengaruhi dunia pendidikan.

Paradigma besar dalam sosiologi kemudian berkembang yaitu: Teori struktural,

fungsional.

Teori structural fungsional sangat berkembang pada tahun 1940-1950-an,

dan dianggap sebagai standard theory yang banyak dianut oleh sosiolog. Emile

Durkheim dan Max Weber dianggap sebagai inspirator fungsional struktural.

Durkheim menganggap bahwa masyarakat adalah totalitas organis dengan realitas

Page 33: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

19

nya masing-masing yang mempunyai sejumlah kebutuhan dan fungsi yang harus

dipenuhi sehingga masyarakat tetap sustainable (Susdiyanto, 2009: 27). Di

Amerika teori ini berkembang melalui jalur Talcot Parsons dan Robert Merton.

Teori ini menekankan aspek keteraturan dan menghindari konflik.

Teori ini berpendapat bahwa masyarakat suatu sistem yang diibaratkan

seperti tubuh yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkait, menyatu antara

satu dengan yang lainnya dan masing-masing mempunyai peran (Ritzer, 2009:

25). Bagian yang satu dengan lainnya tidak dapat berfungsi tanpa ada hubungan

dengan bagian yang lain. Perubahan yang terjadi pada salah satu bagian akan

menyebabkan ketidakseimbangan dan pada gilirannya akan menciptakan

perubahan pada bagian yang lain (Raho, 2007: 48). Contoh sederhana

dikemukakan oleh Bernard, untuk menganalisis bisnis penerbangan perlu dilihat

secara fungsional. Bisnis penerbangan itu terdiri dari berbagai elemen, seperti

pesawat, pilot, pramugari, penjual tiket, mekanik, penumpang, penjaga menara,

karyawan dan sebagainya. Bisnis penerbangan tersebut akan berjalan dengan

lancar jika semua elemen bekerja sesuai fungsinya. Perubahan atau tidak

berfungsinya salah satu dari komponen tersebut akan mengakibatkan kemacetan

dan ketidakseimbangan (Fakih, 1999: 80-81).

Menurut teori ini, jika terjadi konflik dalam masyarakat maka dianggap

integrasi sosial dan keseimbangan tidak berfungsi sehingga diperlukan usaha

untuk segera mencarikan solusi agar masyarakat tetap berada dalam

keseimbangan (O’Dea, 1995: 3). Teori ini mempunyai asumsi bahwa setiap

struktur dalam sosial, fungsional terhadap yang lainnya. Fungsi merupakan

akibat-akibat yang dapat diamati menuju adaptasi atau penyesuaian dalam satu

Page 34: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

20

sistem. Fungsionalisme lebih banyak ditujukan kepada fungsi-fungsi

dibandingkan dengan motif-motif. Fungsi bersifat netral secara ideologis, struktur

sosial dapat saja memberi kontribusi terhadap pemeliharaan fakta-fakta sosial

terhadap atau sebaliknya, menimbulkan akibat yang bersifat negatif (Muthali’in,

2001: 27). Seperti, perbudakan di Amerika Serikat, fungsional bagi masyarakat

kulit putih karena sistem tersebut dapat menyediakan tenaga buruh murah,

memajukan ekonomi pertanian gandum dan kapas.

Begitu pula, perburuan terhadap masyarakat Aborigin, fungsional bagi

masyarakat kulit putih-pendatang dari Inggris–karena menciptakan daerah baru

dan lahan baru bagi kerajaan. Namun sebaliknya, perbudakan mempunyai

disfungsi, sistem perbudakan berimplikasi pada ketergantungan terhadap ekonomi

pertanian dan tidak siap memasuki industrialisasi. Salah satu karya yang terkenal

dari fungsionalisme adalah teori tentang stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial

dianggap sebagai suatu kenyataan universal untuk mempertahankan

keberlangsungan hidup suatu masyarakat (Langer, 2005: 107). Stratifikasi yang

dimaksud bukan individu-individu tetapi posisi yang mengandung prestise yang

bervariasi di dalam masyarakat, sehingga memotivasi masyarakat dan

menempatkan orang sesuai dengan posisi dalam sistem stratifikasi tersebut

(Syarbaini dan Rusdiyanta, 2009: 53).

Teori ini mendapat kritikan yang cukup tajam dari para ahli yang kontra

dengan teori ini, karena dianggap melanggengkan posisi-posisi khusus melalui

kekuasaan, prestise dan kekayaan. Orang bisa saja termotivasi bukan karena

prestise tetapi karena kepuasan yang dapatkan dari pekerjaannya karena

memperoleh kesempatan melakukan pelayanan. Menurut Weber, stratifikasi

Page 35: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

21

merupakan kekuatan sosial yang berpengaruh besar. Seperti halnya dalam

sekolah, pendidikan merupakan variabel kelas atau status. Pendidikan akan

mengantar seseorang untuk mendapatkan status yang tinggi yang menuju ke arah

konsumerisme yang membedakan dengan kaum buruh.

Namun tekanan disini bukan pada pendidikannya melainkan pada unsur

kehidupan yang memisahkan dengan golongan lain. Menurut Weber, dalam dunia

kerja belum tentu mereka yang berpendidikan tinggi lebih terampil dengan

mereka yang diberi latihan-latihan, namun pada kenyataannya mereka yang

berpendidikan tinggi yang menduduki kelas penting. Jadi pendidikan seperti

dikuasai oleh kaum elit, dan melanggengkan posisinya untuk mendapatkan status

dan kekuasaannya.

Teori ini menekankan pada fungsi peran dari struktur sosial yang

didasarkan pada konsensus dalam suatu masyarakat. Struktur itu sendiri berarti

suatu sistem yang melembagakan dan saling berkaitan. Kaitannya dengan

pendidikan, Talcot Parson, mempunyai pandangan terhadap fungsi sekolah

diantaranya:

1. Sekolah sebagai sarana sosialisasi. Sekolah mengubah orientasi kekhususan ke

universalitas salah satunya yaitu main set selain mewarisi budaya yang ada

juga membuka wawasan baru terhadap dunia luar. Selain itu juga mengubah

alokasi seleksi (sesuatu yang diperoleh bukan dengan usaha seperti hubungan

darah, kerabat dekat dan seterusnya) ke peran dewasa yang diberikan

penghargaan berdasarkan prestasi yang sesungguhnya.

Page 36: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

22

2. Sekolah sebagai seleksi dan alokasi, sekolah memberikan motivasi-motivasi

prestasi agar dapat siap dalam dunia pekerjaan dan dapat dialokasikan bagi

mereka yang unggul.

3. Sekolah memberikan kesamaan kesempatan suatu sekolah yang baik pastinya

memberikan kesamaan hak dan kewajiban tanpa memandang siapa dan

bagaimana asal usul peserta didik nya (Wulandari, 2009: 174-176). Teori

fungsional struktural sampai sekarang masih mempengaruhi dunia pendidikan

meskipun disana mendapat kritik. Teori ini, masih dianggap up date tentu saja

terdapat modifikasi dari para penganutnya, sosiolog untuk menjadi pisau

analisis dalam mengkaji pendidikan dalam perspektif sosiologi.

C. Kerangka Pikir

Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.

Kompetensi dapat diartikan dengan kemampuan, kecakapan dan wewenang yang

menggambarkan kualifikasi baik Sedangkan kompetensi pedagogik guru yaitu

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di

miliknya.

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di

sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat

pribadi, sosial, maupun akademis kompetensi profesional merupakan salah satu

Page 37: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

23

kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Prestasi adalah hasil yang

di capai oleh seorang siswa karena usahanya untuk memiliki suatu kecakapan

ilmu pengetahuan atau perubahan-perubahan yang dicapai seseorang dalam

usahanya untuk memiliki suatu kecakapan tertentu.

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh

beberapa pihak, antara lain yaitu:

1. Kurniawan 2015 Dengan Judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru

Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMPN 5 Blitar”. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 50 responden yang

SMA PEST Putri

Yatama Mandiri

Guru Sosiologi

Penerapan Kompetensi

Pedagogik Kepada Siswa

Kompetensi Pedagogik Upaya Peningkatan

Pedagogik

Page 38: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

24

dipilih menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian didapatkan

hasil, “Pada guru SMPN 5 Blitar memiliki tingkat kompetensi pedagogik

dalam kategori yang tinggi sebesar 99%, Motivasi belajar siswa pada kelas

VIII sendiri juga masuk pada kategori yang tinggi sebesar 100%.

2. Watie 2016 Dengan Judul “Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak MIN 6 Lampung Selatan

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Jenis Penelitian ini

adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian “Peranan kompetensi

pedagogik yang dimiliki oleh guru Aqidah Akhlak di MIN 6 Lampung dalam

meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak yaitu memiliki kemampuan

memahami peserta didik, mampu merancang pembelajaran di kelas, mampu

menggunakan metode mengajar, dan mampu memberikan penilaian.

3. Ramli 2016 Dengan Judul “Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam

Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar”. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data penelitian ini diambil dari 2

orang guru kelas di SD Negeri Paguyangan 2 Brebes. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru kelas

IV dan guru kelas V di SD Negeri Paguyangan 2 berbeda-beda. Hal tersebut

bisa dilihat dari latar belakang dan pengalaman mengajar guru serta dari nilai

Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diperoleh. Peran kompetensi pedagogik

guru dalam proses pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil

pembelajaran tematik di kelas nya. Guru yang memiliki kompetensi

pedagogik bagus cenderung berhasil dalam pembelajaran tematik di kelas

Page 39: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

25

nya. Sedangkan guru yang memiliki kompetensi pedagogik rendah cenderung

tidak berhasil dalam pembelajaran tematik nya.

4. Tesya Aprilia 2019. Dengan judul “implementasi Kompetensi Pedagogik

Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd

Dcc Global Bandar Lampung”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan

rancangan studi kasus. Kepala sekolah dan dua orang guru. Hasil penelitian

diperoleh: 1) guru telah melakukan berbagai metode dan pendekatan guna

menguasai karakteristik peserta didik, 2) guru telah menjelaskan teori belajar

lalu selanjutnya mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran, 3)

dalam pengembangan kurikulum guru telah menyusun RPP sesuai dengan

kurikulum yang ada di sekolah dan telah menyampaikan, menyesuaikan, dan

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, 4) guru telah

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan melakukan

aktivitas pembelajaran yang bervariasi dan mengelola kelas secara efektif lalu

memberikan banyak kesempatan bertanya pada peserta didik.

5. Muh. Nurfauzi Jamal 2017. Dengan Judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik

Guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Abnaul

Amir Kabupaten Gowa. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan

penelitian yang digunakan adalah Ex Post Facto. Sampel penelitian yang

berjumlah 35 peserta didik. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan

nilai t hitung sebesar 4,480 lebih besar dari pada nilai tabel distribusi dengan

nilai 2,042 dengan taraf signifikansi sebesar 5% (4,480 > 2,042) = (thitung >

ttabel) berarti ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi

belajar peserta didik di MA Abnaul Amir Kab. Gowa.

Page 40: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian diatas, maka penelitian ini dapat di kategori

kan ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, sebab penelitiannya

diarahkan untuk mendeskripsikan keadaan mengenai dinamika religiositas.

Sebagaimana dikutip Moleong, Bodgan & Taylor mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi dalam hal

ini tidak boleh mengisolasi individu atau kelompok ke dalam variable atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Sejalan

dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam

peristilahannya. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus. Studi

kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang subjek penelitian yang

berkenaan dengan sabtu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

Subjek penelitian bias jadi individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.

Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi social dari

unit-unit social yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah memberikan

gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-

karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari

sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

26

Page 41: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

27

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA PST Putri Yatama Mandiri Sekolah

tersebut merupakan salah satu sekolah menengah yang mengembangkan

pendidikan keagamaan dan pendidikan karakter dalam pendidikan sehari-hari.

Selain itu, sekolah yang berlokasi di Perumahan Restika Pallangga, Kabupaten

Gowa, Sualawesi selatan ini telah menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan) . Waktu penelitian kurang lebih 2 bulan

C. Informan penelitian

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling, dimana pemilihan dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Menurut pendapat

spradely dalam Faisal (1990:45) informan harus memiliki beberapa kriteria yang

perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau

medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini

biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala

tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan

kegiatan menjadi sasaran atau penelitian

3. Subjek mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai

informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dikemas terlebih dahulu dan mereka relative masih lugu dalam

memberikan informasi.

Page 42: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

28

D. Fokus Penelitian

Dinamika religiositas siswa yang akan penulis teliti berfokus pada keenam

dimensi keberagaman menurut teori Verbit yang meliputi religious belief,

reigiouspractice, religious feeling, religious knowledge, reigiouseffect dan

community pada siswa yang bersekolah di SMA PST Putri Yatama Mandiri.

E. Instrument Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada saat

pengumpulan data pada SMA PST Putri Yatama Mandiri telah dipersiapkan alat-

alat yang digunakan sebelumnya, antara lain yang dipersiapkan adalah:

1. Melakukan observasi terlebih dahulu dengan jalan mengumpulkan data

melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki

dalam pengamatan tersebut.

2. Membuat angket yang akan dibagikan terhadap informan dalam rangka

melakukan penelitian agar didapatkan suatu jawaban atau informasi yang

aktual.

3. Menyiapkan format wawancara seperlunya, agar memudahkan peneliti

dalam melakukan wawancara kepada informan yang dianggap dapat

memberikan data-data kongkrit yang ada hubungannya dengan

pembahasan penelitian ini, serta mengumpulkan data sesuai dengan yang

diperlukan.

Dengan beberapa alat yang digunakan diatas, dirumuskan berdasarkan

masalah serta analisis variable yang terkandung di dalamnya. Tentu saja dalam

pengumpulan data tersebut diatas sudah pula diidentifikasikan terhadap jenis data

yang akan dikumpulkan, apakah kualitatif atau kuantitatif.

Page 43: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

29

F. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu:

1. Data primer

Data ini bersumber dari responden secara langsung dalam praktek nya

diperoleh dari wawancara. Selain dari pengamatan langsung terhadap situasi

lokasi penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pendukung lokasi penelitian

yaitu dokumen-dokumen dan statistik, buku-buku, majalah, Koran dan keterangan

lainnya yang ada kaitannya dengan objek penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Analisis Data

Dalam sebuah aspek pengumpulan data tergantung pada jenis dan sumber

data yang diperlukan. Pada umumnya, pengumpulan data dapat dilakukan dengan

beberapa metode, baik secara alternative maupun kumulatif. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai focus penelitian. Adapun secara

ringkas pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:

1. Observasi

Observasi penelitian adalah metode penelitian yang menggunakan cara

pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Metode

observasi umumnya ditujukan untuk jenis penelitian yang berusaha memberikan

gambaran mengenai peristiwa apa yang terjadi di lapangan.

Observasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengamatan atau

observasi yang dilakukan akan memakan waktu yang lebih lama apabila ingin

melihat suatu proses perubahan dan pengamatan. Observasi merupakan

Page 44: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

30

pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenal fenomena social

dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dimana

dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap objek yang akan

digunakan untuk mengetahui tentang dinamika religiositas siswa di SMA PST

Putri Yatama Mandiri. Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu buku catatan,

telpon genggam (untuk merekam suara dan mengambil gambar) yang nantinya

digunakan untuk mencari dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan

data, antara lain:

a. Mengamati kegiatan pembelajaran peserta didik SMA PST Putri

Yatama Mandiri

b. Mengamati sikap dan prilaku dalam berinteraksi antar siswa yang

berbeda agama

2. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan

dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara memerankan

peranan penting dalam pengumpulan data. Pada instrument ini digunakan untuk

mendasarkan diri pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Jadi dengan

wawancara, maka akan mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan

dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.

Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan

dinamika religiositas siswa. Sedangkan objek yang menjadi sumber informasi dan

juga yang akan diwawancarai adalah:

Page 45: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

31

a. Kepala sekolah SMA PST Putri Yaatama Mandiri untuk mendapatkan

profil tentang SMA PST Putri Yatama Mandiri

b. Peserta didik, untuk mendapatkan keterangan mengenai hubungan

interaksi dengan teman sebayanya.

c. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam

penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang berarti barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.

Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat mengumpulkan data yang

utama, karena pengujian datanya yang diajukan secara logis dan rasional melalui

pendapat ataupun teori yang diterima. Cara mengumpulkan data melalui arsip

tertulis.

Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data

yang akurat mengenai data-data yang terkait dinamika religiositas siswa. Seperti

peraturan, tata tertib, dan juga data terkait sejarah serta perkembangan

kelembagaan.

H. Teknik analisis data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang

lain.

Page 46: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

32

Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis

deskriptif, yaitu suatu model untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Untuk menghasilkan suatu

kesimpulan maka analisis data merupakan langkah untuk mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara, mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang lebih penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain, dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Peneliti mencatat seluruh data objektif dan apa adanya sesuai hasil

observasi dan wawancara di lapangan.

2. Data reduction (reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum memilih hal-hal pokok memfokuskan

pada hal-hal penting, kemudian dicari tema dan pola nya. Sehingga dapat

memberikan gambaran secara jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk

mengumpulkan data berikutnya, yaitu dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi untuk kemudian dijadikan rangkuman.

3. Data display (penyajian data)

Penyajian adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang

memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan.

Page 47: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

33

4. Conclusion drawing/ variation ( penarikan kesimpulan atau verifikasi)

Setelah melakukan penyajian data, langkah selanjutnya yaitu penarikan

kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam

pengambilan keputusan didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang

merupakan jawaban atas masalah yang diangkat peneliti.

I. Teknik keabsahan data

Untuk mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini maka teknik pengembangan yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu

teknik triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan bersumber data yang telah ada. Teknik yang menggunakan

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama. Triangulasi dilakukan dengan tiga strategi yaitu:

1. Sumber: penulis mengambil dan mencari informasi tentang topic yang

dikaji dari beberapa sumber.

2. Metode penelitian: peneliti melaksanakan pengecekan kembali dengan

lebih dari satu metode.

3. Waktu: pemeriksaan pada waktu ataupun kesempatan yang berbeda. Cara

ini memiliki potensi untuk meningkatkan akurasi, keterpecahan, kerincian

serta kedalaman data.

Page 48: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

34

BAB IV

GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pesantren Putri Yatama Mandiri

Pesantren Putri Yatama Mandiri didirikan sejak tahun 1997 dan yang

menjabat sebagai kepala sekolah adalah Drs. Nurmin Kasim beliau menjabat

kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri sampai pada tahun 2020. Dengan

demikian mulai tahun 1997 sampai sekarang, kepemimpinan Pesantren Putri

Yatama Mandiri telah mengalami dua kali pergantian kepemimpinan. Berikut ini

oaring-orang yang telah berjasa dalam kemajuan serta mengadakan inovasi-

inovasi dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran di Pesantren Putri

Yatama Mandiri Kabupaten Gowa.

Pesantren Putri Yatama Mandiri merupakan lembaga pendidikan di

pondok Pesantren Pesantren Putri Yatama Mandiri, di dalam proses belajar

mengajar, mata pelajaran yang ditawarkan adalah Agama dan Umum, dengan

penerapan manajemen pendidikan umum dan Agama, maka ini merupakan

daya tarik dan motivasi bagi masyarakat Pemekaran khususnya, masyarakat

Kabupaten Gowa pada umumnya, alhasil pada ending nya tidak ada lagi setiap

tahun ajaran baru lembaga pendidikan ini pendaftar anak Yatim baru dari tahun

ke tahun secara kuantitas terus bertambah.

Secara geografis lembaga ini terletak di bagian tepatnya dijalan Baso Dg

Ngawing Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Letaknya yang sangat

strategis yang berada di wilayah Kecamatan Pallangga, lokasi ini mudah

dijangkau dari segala penjuru, terutama dari kecamatan Pallangga. Tidak

mengherankan jika anak yatim datang dengan latar belakang budaya dan

34

Page 49: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

35

tingkat pendidikan daerah asalnya yang berbeda-beda. Perbedaan latar

belakang budaya dan tingkat pendidikan daerah anak yatim berdampak

persaingan yang ketat yang sehat di antara anak yatim Pesantren Putri Yatama

Mandiri dalam belajar. Kondisi ini menyebabkan ke semangat kepala Pesantren

Putri Yatama Mandiri serta para karyawan Pesantren Putri Yatama Mandiri

untuk selalu mengadakan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar,

termasuk memikirkan dan merencanakan bagi anak yatim yang berprestasi

baik dalam bidang akademik maupun non akademik

Prestasi yang diraih oleh beberapa anak yatim Pesantren Putri Yatama

Mandiri merupakan buah hasil dari jerih payah dari elemen yang peduli pada

Pesantren tersebut, khususnya kepala madrasah, yang mempunyai kemampuan

manajerial yang dijadikan sebagai modal utama , serta para pegawai dan tenaga

pendidik yang professional berjumlah 40 Ustad

1) Adapun Visi Misi Pesantern Putri Yatama Mandiri.

1. Visi

“Visi sekolah SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu terdidik,

berprestasi, beriman, dan berakhlak mulia.”

2. Misi

Misi sekolah SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu :

1. Melaksanakan pembelajaran efisien dan efektif berbasis kompetensi.

2. Pemberdayaan tenaga edukatif sehingga tercipta edukatif yang

profesional.

3. Menumbuhkan etos kedisiplinan setiap warga sekolah.

Page 50: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

36

4. Menumbuhkan semangat keunggulan sehingga tercipta output yang

mandiri, terdidik, dan terampil.

5. Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif dengan

tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

6. Menumbuhkan semangat pengalaman nilai-nilai ajaran agama Islam yang

tercermin dalam kehidupan sehari-hari setiap warga sekolah.

7. Mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pengembangan mutu sekolah.

B. Sarana dan Prasarana

1. Profil Sekolah

No. Nama sekolah : SMA Pesantren Putri Yatama Mandir

1. NSS : 302190304002

2. NPSN : 40313201

3. Status : Disamakan

4. Alamat : Jln. Baso’ Dg. Ngawing, Komp. BTN

Restika Indah A.1 No. 1 Gowa

5. No. Tlp : 0411-505-2231

6. Kelurahan : Tetebatu

7. Kecamatan : Pallangga

8. Kabupaten : Gowa

9. Kode Pos : 92161

10. Tanggal Berdiri : 28 Agustus 1998

11. Luas Bangunan : 30.000 m2

12. Rombongan Belajar : 4 Kelas

Page 51: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

37

13. Jumlah Siswa

Kelas X : 50

Kelas XI : 36

Kelas XII : 32

2. Fasilitas Sekolah

Kelengkapan fasilitas belajar di sekolah merupakan hal yang sangat

menunjang proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran

semakin lengkap fasilitas yang dimiliki, maka semakin lancar proses belajar

mengajar di sekolah tersebut. Adapun beberapa fasilitas yang terdapat di SMA

Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu ruang pertemuan (aula), kantor, ruang

kelas, perpustakaan, fasilitas komputer, laboratorium IPA, laboratorium komputer,

WC.

Tabel Kondisi gedung/bangunan sekolah

No. Jenis, Ruangan, Gedung Sekolah Luas (m2) Keterangan

1 Ruangan Kepala Sekolah dan Wakil 15 m2 Baik

2 Ruangan untuk guru-guru 35 m2 Baik

3 Ruangan kelas untuk mengajar 56 m2 (7 kelas) Baik

4 Ruangan Tata Usaha 16 m2 Baik

5 WC/Kamar Kecil 8 m2 (14 wc) Baik

6 Gudang 12 m2 Baik

7 Aula atau Ruang Pertemuan 70 m2 Baik

8 Ruang Praktek Komputer 56 m2 Baik

9 Laboratorium IPA 56 m2 Baik

Page 52: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

38

10 Halaman Sekolah/Tempat parker 200 m2 Baik

11 Masjid 65 m2 Baik

12 Perpustakaan 55 m2 Baik

13 Asrama Santri 40 m2 (7 asrama) Baik

14 Dapur 45 m2 Baik

C. Keadaan Siswa

a. Penerimaan Siswa Baru

Siswa SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri ialah mereka yang telah lulus

ujian seleksi yang diselenggarakan setiap tahun oleh sekolah dan sebagian kecil

adalah pindahan dari sekolah yang sederajat.

b. Personil

Personil SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri terdiri dari kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, bendahara, guru bidang studi, guru BP, dan staf tata usaha.

4. Guru

No. Nama Jabatan/Guru

Mata Pelajaran

Alamat

1 Dra. Hj. Nurmin Kasmin,

M.Pd.

Kepala Sekolah Jl. Mapala A.5/14

Makassar

2 Halijah, S. Ag Wakil Kepala

Sekolah & Tahfids

Tattakang Kelurahan

Parang Banua

3 Yuliani, S.Ag., M.Pd.I. Nahwu Shorf Kompleks Pesantren

Yatama Mandiri

Page 53: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

39

4 Nuralam B., S. Ag. Aqidah & U.

Hadis

Kompleks Pesantren

Yatama Mandiri

5 Asrawati, S.Pd Bahasa Inggris &

TIK & Prakarya

6 Mustiha, S. Pd. Kimia BTN Restika Blok A.2/5

Pallangga

7 Anwar, S. Pd. I. Fiqh Labakkang Bajeng

8 Arifin, S. Pd. I. U. Qur'an & Tafsir BTN Restika Indah Blok

B.3/20

9 Harisah, S. Ag., M. Pd. I. Sejarah & SKI BTN Restika Indah

C.1/12

10 Hj. Haerati, S. Sos. PKN & Sosiologi Bontonompo

11 Satriani, S.Pd Matematika

12 Abd. Kadir, S. Pd. Bahasa Indonesia Jl. Malino, Bonto Ramba

13 Isra Mirdayanti, S.S Bahasa Arab

14 Ratnawati, S.Si IPA

15 Suwarni, S. Pd. Muloq Gowa

16 Dra. Haerani IPS BTN Pelita Asri

17 Nursyamsiah, S. Pd. Penjaskes Makassar

18 Indrayani, S. Pd. Penjasks

19 Muh. Arsyad, S. Pd. IPS Gowa

20 Irmawati, S,Ag Tajwid

21 Ade Wahyulianti Pend. Seni

Page 54: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

40

5. Staf

No. Nama Jabatan Alamat

1 Muh. Arsyad, S. Pd. Pegawai Tata Usaha Gowa

D. Kurikulum Pesantren Putri Yataman Mandiri

Kurikulum yang digunakan bersifat fleksibel (peka terhadap perubahan).

dari mulai di ber lakukan kurikulum 1994, kemudian berubah kepada Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) dan terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

Dengan model kurikulum yang terakhir ini, yang memberi peluang untuk

memberikan untuk menentukan/mengembangkan indikator pencapaian hasil

belajar secara mandiri, sesungguhnya merupakan tantangan besar kepada satuan

pendidikan untuk bereksplorasi dan improvisasi dengan menggali potensi lokal

dengan tanpa menafikan rambu rambu nasional yang digariskan oleh standar

nasional pendidikan (SNP). Maka Pesantren Putri Yatama Mandiri

memodifikasi kurikulum tersebut disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan yang

telah di rumuskan, serta disesuaikan dengan kondisi pesantren dengan komposisi

50% Umum dan 50% Agama (muatan lokal). Sedangkan system pembelajaran

yang berlangsung sesuai latar belakang berdirinya Pesantren Putri Yatama

Mandiri sebagai “transfer of knowledge and transfer value” adalah bersifat

integral (integrity) dalam arti kurikulum yang dilaksanakan Pesantern Putri

Yatama Mandiri merupakan kesatuan kurikulum yang bersifat parallel dengan

kurikulum pesantren secara umum, dan berkesinambungan (continuity) dalam

arti KBM yang berlangsung di Panti asuhan (YATAMA) Banyaknya pada siang

Page 55: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

41

hari akan dilanjutkan dengan KBM di pesantren pada malam Hari. Dengan tanpa

mengurangi tradisi pesantren, dapat di katakan bahwa orientasi dan target yang

ingin dicapai sesungguhnya adalah terciptanya “Symbiosis mutualism”, dengan

menggunakan metode dan pendekatan fungsional dan bermakna sehingga

pembelajaran ilmu Agama dalam saling mendukung.

E. Pembagian dan Uraian Tugas Tenaga Kependidikan dan Administrasi

Untuk menjalankan penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Putri

Yatama Mandiri dilakukan pembagian tugas tenaga kependidikan dan

administrasi sebagai berikut :

1. Tugas Kepala

a. Kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri mempunyai tugas memimpin

pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan dan pengajaran di Pesantren Putri

Yatama Mandiri.

b. Kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri berfungsi sebagai educator, manager,

administrator, supervisor dan leader.

2. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan

Pesantren Putri Yatama Mandiri dan bertanggung jawab kepada Kepala

Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan program kerja tata usaha

b. Pengelolaan keuangan

c. Administrasi ketenagaan dan anak yatim

d. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha

e. Penyusunan administrasi perlengkapan

Page 56: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

42

f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K

g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Ustadz ketatausahaan secara

berkala

3. Tugas Waka/PKM (Pembantu Kepala Bidang Kurikulum)

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

b. Menyusun pembagian tugas Ustad dan jadwal pelajaran

c. Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester, sampel,

Persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum)

d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler

e. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas,

kelulusan dan laporan kemajuan belajar anak yatim)serta pembagian

rapor / ijazah

f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran

g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

h. Mengatur pembagian MGMP dan koordinator mata pelajaran

i. Mengatur mutasi anak yatim)

j. Melaksanakan supervisi administrasi dan akademik k. Menyusun laporan

k. Mewakili kepala panti asuhan (YATAMA) ketika berhalangan

4. Tugas Waka / PKM Bidang Ke anak yatiman

Tugas Waka / PKM bidang ke anak yatiman sebagai berikut:

a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi : Kepramukaan,

PMR, Kelompok ilmiah remaja, Usaha kesehatan Koperasi anak yatim ,

Patroli keamanan dan Paskibra

Page 57: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

43

c. Mengatur program pesantren kilat

d. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan anak yatim) teladan

e. Menyelenggarakan dan mengikut sertakan cerdas cermat, karya ilmiah

dan olah raga berprestasi

f. Menyeleksi anak yatim)untuk diusulkan mendapat bea anak yatim

g. Mengkoordinir, membina dan mengawasi kegiatan setiap upacara

h. Merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan pelaksanaan bakti

masyarakat dari anak yatim)

i. Memantau dan mengevaluasi kelulusan anak yatim , dalam hal ini bekerja

sama dengan bidang kurikulum

j. Merencanakan dan membimbing praktek kerja karya wisata anak yatim ,

majalah dinding dan bulletin anak yatim)

k. Merencanakan, membina dan mengawasi pelaksanaan ORSIB bagi calon

anak yatim) baru

l. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan 8K (Ke-Agamaan, Keamanan,

Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Kekeluargaan, Kesehatan dan Ke

rindangan)

5. Tugas Waka / PKM Bidang Sarana dan Prasarana

Tugas Waka / PKM bidang sarana dan prasarana sebagai berikut:

a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses

belajar mengajar

b. Merencanakan program pengadaan nya

c. Mengatur tata letak dan pemanfaatan sarana prasarana

d. Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana

Page 58: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

44

e. Pengawasan dan pemeliharaan barang inventaris

f. Dalam menjalankan tugas tersebut di atas Waka sarana prasarana bekerja

sama dengan kaur tata usaha

g. Menyusun laporan

6. Tugas Waka Bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS)

Tugas Waka bidang hubungan masyarakat (HUMAS) sebagai berikut:

a. Mengatur, mengembangkan dan menjalin hubungan baik dengan komite

lintas sektoral dan masyarakat pada umumnya

b. Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan

(Bakti sosial)

c. Menyelenggarakan pameran hasil kemajuan pendidikan (Gebyar

pendidikan)

d. Mengadakan inventarisasi lulusan yang meliputi

1) Per Ustad An tinggi yang dimasuki

2) Pondok pesantren yang dimasuki

3) Membantu kepala dalam mengatasi masalah/kasus yang berhubungan

dengan luar lingkungan.

e. Mewakili kepala Madrasah menghadiri undangan dari luar apabila kepala

berhalangan hadir

7. Tugas Ustad bimbingan dan konseling (BP/BK)

Tugas Ustad bimbingan dan konseling (BP/BK) sebagai berikut:

a. Menyusun program dan pelaksanaan BK

b. Mengatasi masalah – masalah yang dihadapi oleh anak yatim)

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak yatim)agar lebih

Page 59: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

45

berprestasi dalam belajar

d. Mengamati, mencermati sikap dan tingkah laku anak yatim)sehari – hari

mulai dari seragam, sepatu, rambut dan lain – lain

e. Membuat catatan pribadi anak yatim

f. Mengadakan penilaian dan menyusun statistik hasil penilaian BK

g. Mengadakan pertemuan / panggilan orang tua / wali murid, baik

perorangan maupun kelompok untuk saling memberi dan menerima

informasi tentang keberadaan anak yatim

h. Me monitoring keberadaan anak yatim baik di Pesantren Yatama

Mandiri maupun di luar Pesantren Yatama Mandiri

i. Menyusun laporan pelaksanaan BK

8. Tugas pembimbing keAgamaan

Tugas pembimbing ke Agamaan sebagai berikut:

a. Membimbing dan menanamkan nilai-nilai ke Agamaan kepada para anak

Yatim

b. Mengatur dan melaksanakan kegiatan praktek ibadah sesuai dengan

jadwal (dibantu Ustad piket).

c. Membimbing dan membina anak yatim) yang ketinggalan baca tulis al

Qur’an.

d. Mengadakan peringatan Hari Besar Islam (HBI) bersama Waka Ke anak

yatiman dan Humas.

9. Tugas Pembimbing Kesenian

Tugas pembimbing kesenian sebagai berikut:

a. Mendata anak yatim) yang mempunyai bakat dan keterampilan di bidang

Page 60: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

46

seni.

b. Membina anak yatim) yang berbakat seni dan mengembangkannya.

c. Mengadakan latihan-latihan secara rutin dan terjadwal.

d. Mengikutsertakan anak yatim) yang berbakat dalam lomba / festival seni.

e. Dalam kegiatan tersebut di atas, berkoordinasi dengan Waka terkait.

10. Tugas Pembimbing Olah Raga

Tugas pembimbing olah raga sebagai berikut

a. Mendata anak yatim)yang mempunyai bakat dan keterampilan di bidang

olahraga.

b. Membina anak yatim) yang berbakat olah raga dan mengembangkannya.

c. Mengadakan latihan-latihan secara rutin dan terjadwal.

d. Mengikutsertakan anak yatim) yang berbakat dalam lomba.

e. Dalam kegiatan tersebut di atas, berkoordinasi dengan Waka terkait

Page 61: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

47

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dalam Sebelum aktivitas tentang bagaimana akan mengalin sebuah riset

penelitian sebuah dilokasi dimana akan di tempatkan untuk melakukan sebuah

penelitian, peneliti sudah terlebih dahulu menyiapkan aspek bahan yang akan di

kaji dalam sebuah materi sebagai bahan pedoman dalam melakukan wawancara

dan observasi untuk mendapatkan data yang relevan di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri. Menyiapkan bahan penelitian maka peneliti wajib membuat

janji terlebih dahulu kepada sumber data penelitian, barulah penelitian dapat

dilaksanakan sesuai prosedur penelitian yang telah ditetapkan.

Data penelitian disajikan untuk mengetahui sebuah karakteristik data

pokok yang berkaitan dengan penelitian yang kaji. Berdasarkan hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri,

Berikut adalah paparan data dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan

Sosiologi, mengenai:

1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri

Kompetensi Pedagogik guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

dapat lihat melalui panca proses pembelajaran nya. Seorang guru dalam

penerapan pembelajaran harus menggunakan rancangan pembelajaran. Suatu

rancangan pembelajaran digunakan untuk titik acuan guru dalam pembelajaran di

kelas. Tanpa adanya suatu rancangan pembelajaran seorang guru tidak bisa

47

Page 62: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

48

melaksanakan pembelajaran di kelas. Bapak selaku guru bidang studi pendidikan

sosiologi Muh Arsyad, memaparkan;

“Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat digunakan untuk memperlancar jalan proses pembelajaran dalam kelas di Pesantren ini semua guru di wajibkan membuat RPP karena merupakan sebuah standar kompetensi dalam KBM akan di mulai.

Hal ini juga dapat diutarakan oleh Abdul Rahim, selaku Waka Hubungan

Masyarakat di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, bahwa:

“Beliau sudah membuat dan mempunyai Rancangan

Pembelajaran yang biasa disebut dengan RPP tentunya telah di

sahkan oleh kepala sekolah melalui proses evaluasi dan supervisi.

RPP menjadi pedoman guru proses pembelajaran dalam kelas

demi menjalankan standar kurikulum yang di perlakukan oleh

pihak Dinas pendidikan dan dilaksanakan oleh seluruh intensi

sekolah”

Masih dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa :

“Pembuatan RPP dilaksanakan sebelum awal tahun ajaran baru. para guru dikumpulkan menjadi satu dan digabung dengan waka kurikulum dan waka-waka yang ada. Setelah itu di tentukan memakai kurikulum apa (KTSP atau K-13). Setelah itu dialihkan kepada administrasi apa saja yang ada di RPP.”

RPP memberikan sebuah kemudahan pada guru untuk menyampaikan

bahan ajar dalam kelas, karena di awal pembuatan RPP di dalamnya juga

mengkaji tentang apa bahan materi yang akan di bahas dalam kelas sesuai untuk

disampaikan dengan mengkaji dari aspek bahasan, bahasa dan sebagainya.

Sehingga dari sini bisa di tarik kesimpulan, kompetensi pedagogik pada guru

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa bisa dilihat dari pemaparan tersebut.

Argumen diatas d a p a t dibenarkan oleh Bapak Abdul Rahim, selaku

Waka Kurikulum, menyatakan bahwa:

“Memang benar, Setiap guru wajib membuat RPP, dan

pembuatan setiap RPP itu bervariasi sesuai dengan kreatifitas

Page 63: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

49

guru dalam mengelola pembelajaran. Bahkan tidak hanya RPP

saja, Silabus, Prota, Promes harus sudah siap. Sedangkan bapak

Jiwa sendiri selalu menyiapkan Rancangan pembelajaran nya

sebelum tahun akademik dimulai”

Ibu Nurmin Kasim, selaku Kepala Sekolah SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri menuturkan bahwa:

“RPP untuk seorang guru itu dijadikan patokan dalam pembelajaran di kelas, seorang guru yang akan mengajar di kelas harus siap dengan RPP-nya. Apabila guru tersebut tidak mempunyai RPP, maka guru tersebut sudah melanggar tata tertib seorang guru. Jadi RPP merupakan suatu landasan dasar oleh para guru.”

RPP sangatlah penting karna hal ini membuktikan adanya kemampuan

atau kompetensi pedagogik guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.

Dilihat dari hasil wawancara oleh Ibu Nurmin Kasim, yaitu:

“Dalam sebuah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dalam kelas dapat dilakukan sebelum memasuki tahun ajaran baru

sesuai standar metode yang ingin digunakan kreatif mungkin.

Tidak hanya pak Arsyad tapi semua guru, karena di anjurkan

Guru dapat membuat RPP karena merupakan sebuah kewajiban

guru sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dalam kelas,

dan guru tidak akan merasakan kesusahan dalam menyampaikan

sebagaimana proses pembelajaran sudah tertera semua dalam

penyusunan pembuatan RPP tersebut.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Arsyad berikut

adalah hasil observasi nya:

“Pembuatan RPP memang sudah ter jadwalkan untuk semua guru yaitu sebelum memasuki tahun ajaran baru. Semua guru membuat RPP nya masing-masing sesuai dengan kurikulum yang dipakai. Namun tetap dibolehkan kreatif merancang dan menggunakan metode pembelajaran yang di terapkan oleh pihak sekolah yang sudah dianjurkan di laksanakan menurut hasil dari dinas pendidikan sesuai aturan kementerian pendidikan dan kebudayaan”

Page 64: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

50

Hal di atas dibenarkan oleh Bapak Abdul Rahim, yang menyatakan

bahwa:

“Di awal tahun sudah ada anjuran dari Kepala Sekolah harus

membuat RPP, dan yang memberikan pengarahan langsung oleh

waka kurikulum. Jadi kita semua para guru berkumpul jadi satu

dan mengerjakan RPP masing-masing.”

Di utarakan kembali Pak Arsyad, menyatakan;

“Memang banyak terjadi pergantian kurikulum di SMA

Pesantren ini. Tahun 2014 semester 1 sempat memakai K-13.

Dan akhirnya kembali ke KTSP dikarenakan sarana dan

prasarana yang belum memadai”.

Pak Abdul Rahim., juga memaparkan yaitu:

“Guru Sosiologi di SMA Pesantren ini sudah membuat dan

melakukan serta melaksanakan RPP-nya dengan baik dan

lancar, disini ini kita menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk kelas 8 dan 9 dan menggunakan

Kurikulum 13 di kelas 7 sebagai acuan dalam pembelajaran di

sekolah kami.”

Dalam mengembangkan kompetensi pedagogik nya membuat sebuah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilaksanakan secara musyawarah atau

perkumpulan untuk pembuatan RPP. Dari sini guru bisa memberikan wacana

yang bagus untuk memilah dan memilih materi, metode, media, dan sebagainya

untuk menunjang pembelajaran siswa yang tujuannya meningkatkan prestasi

belajar nya.

Hal ini, waka kurikulum di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri,

Bapak Abdul Rahim, menuturkan:

“Memang benar, kita sedang menggunakan KTSP untuk acuan

pembelajaran nya. Sebelum tahun ajaran 2014 kita menggunakan

KTSP, di tahun ajaran 2014-2015 kita menggunakan K-13. Dan

sekarang di pertengahan tahun ajaran kita kembali lagi ke

KTSP. Baru nanti tahun ajaran 2016-2017 akan diterapkan

kembali untuk kurikulum K-13. Dan pada tahun 2020 wajib

Page 65: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

51

menggunakan K-13 dalam pembelajaran Sosiologi.”

Sesuai dengan aturan yang di perlakukan oleh Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan yang telah mengubah kurikulum dalam proses pembelajaran demi

berkembangan pendidikan akan ke depan ya, kepala sekolah dan guru-guru

lainnya akan mengikuti aturan yang di buat dan akhirnya guru membuat RPP

sebagai dengan yang sebelumnya dengan adanya perubahan guru hendak

mengantikkan RPP yang di buat sebelumnya mengikuti kurikulum yang di buat

oleh pihak Dinas Pendidikan.

Dalam hal itu sesuai dengan penjelasan dari Bapak Muh. Arsyad, Selaku

Guru bidang sosiologi, menuturkan bahwa :

“Dengan adanya pergantian kurikulum dari yang KTSP ke K-13

dan dari K-13 kembali lagi ke KTSP. Maka dengan adanya

perubahan itu para guru juga harus dituntut untuk

mengembangkan RPP KTSP ke K-13. Di sini Bapak/Ibu guru

sering mengikuti workshop. Dari guru- guru mapel sering

workshop. Contohnya saja Guru bidang studi Sosiologi Swasta

maupun Negeri berkumpul jadi satu untuk mengikuti workshop

tersebut. Dengan adanya workshop ini di tujukan agar Bapak Ibu

guru banyak mendapatkan wawasan yang lebih dalam

pengembangan RPP-Nya.”

Data diatas dapat diperkuat dengan adanya hasil dokumentasi perangkat

pembelajaran guru Pendidikan Sosiologi sebagai berikut :

Gambar IV.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PERANGKAT PEMBELAJARAN

SMA PEST PUTRI YATAMA MANDIRI

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

Page 66: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

52

Data diatas sesuai dengan hasil observasi peneliti pada saat wawancara di

ruang guru, berikut paparannya:

“Ketika peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru

Pendidikan Sosiologi, Beliau sedang melihat dokumen yang ada

di laptopnya. Dengan adanya pengembangan kurikulum, guru di

tuntut agar bisa mengembangkan juga. Peneliti menanyakan

terkait pelatihan workshop dalam pengembangan kurikulum.

dan peneliti diberi penjelasan tentang bagaimana pengembangan

kurikulum itu serta ditunjukkan foto pada saat melakukan

workshop.”

Dituturkan juga oleh Ibu Nurmin Kasim, kepala sekolah SMA Pesantren

Putri Yatama Mandiri yaitu:

“Dalam pengembangan RPP terlebih dahulu di awali dengan

adanya workshop kurikulum yang juga telah diikuti oleh Pak

Muh Arsyad. Workshop ini memberikan wawasan untuk para

guru.”

Dari hasil wawancara diatas, pembuatan RPP di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri mengarah pada dua kurikulum pembelajaran yakni KTSP dan

K-13. Akan tetapi yang lebih ditekankan adalah K-13. Perpindahan kurikulum ini

menuntut guru untuk lebih mengembangkan kompetensi nya dalam merancang

pembelajaran. Dalam hal ini maka adanya kegiatan yang diikuti oleh guru seperti

halnya workshop dan sebagainya. Selain membuat Rancangan Pembelajaran

seorang guru juga harus bisa memahami karakter peserta didik. Untuk

mengetahuinya itu, guru melakukan tes kepada siswa.

Hal ini di jelaskan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa:

“Melihat karakter peserta didik saya biasanya melakukannya

dengan menggunakan tes. Tes disini saya lakukan melalui

pembelajaran. Dengan melakukan tanya jawab dan melalui

kegiatan yang ada di sekolah. Dengan otomatis kita bisa menjadi

tahu bagaimana karakter para siswa satu persatu.”

Page 67: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

53

Hasil wawancara diatas dapat ditambahkan yang dilakukan peneliti ketika

berada di ruang serbaguna, berikut hasilnya:

“Ketika peneliti berada disamping ruang serbaguna dan akan masuk ke dalam, peneliti menyaksikan bahwa Pak Arsyad sedang melakukan tugas karakter siswa nya. Beliau mengajukan pertanyaan langsung kepada siswa dan siswa langsung menjawab apa saja pertanyaan dari guru tersebut.”

Pak Muh. Arsyad, juga mengatakan bahwa :

“Pemahaman terkait dengan karakter siswa itu saya

menggunakan cara dengan menyebar angket, siswa mengisi data

angket yang saya buat dan saya dengan mudah dapat

menyimpulkan bagaimana karakter siswa tersebut. Atau dengan

memperhatikan siswa ketika di dalam kelas, adanya tanya

jawab antara guru dengan siswa akan mempermudah guru

untuk memahami karakter siswa nya.”

Sesuai argumen di atas dikuatkan oleh hasil observasi peneliti dengan bapak

Muh Arsyad, berikut hasilnya:

“Ketika berada di dalam kelas bapak Arsyad sedang mengamati

karakter siswa satu, beliau menyebarkan angket kepada semua

siswa dan menyuruh siswa untuk mengisi pertanyaan angket itu.

Kata beliau cara ini dengan mudah untuk mengetahui karakter

masing- masing siswa. Apabila guru sudah mengetahui karakter

siswa hal itu memudahkan guru untuk memberikan materi

kepada siswa nya.”

“Dalam penyampaian materi di kelas, saya menggunakan metode

tanya jawab dan diskusi kelompok. Hal ini akan merangsang

potensi belajar siswa sehingga menuntut siswa akan lebih aktif

dan fokus dalam menerima pelajaran yang saya sampaikan.”

Dokumentasi Hasil observasi

Gambar 2.2. Metode Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab

Page 68: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

54

Hal senada juga dijelaskan oleh Bapak Abdul Rahman, selaku Waka

Humas dan juga sebagai guru Sosiologi sebagai pendukung dokumentasi peneliti,

bahwa:

“Saya paling sering memakai metode ceramah, diskusi, tanya

jawab. Dulu waktu kita memakai K-13 saya menggunakan

observasi lapangan (Quantum Teaching), menggunakan CTL,

STAD dan Inquiry. Dengan adanya banyak bervariasi metode

yang saya gunakan harapannya adalah jangan sampai anak

hanya paham dengan materinya saja, tapi siswa juga harus

tahu di lapangan. Tidak hanya terfokus dalam kelas saja.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah, diskusi, tanya jawab

merupakan beberapa metode yang diterapkan oleh guru yang ada di SMA

Pesantren Putri Yatama Mandiri. Dalam mengetahui sebuah keberhasilan suatu

metode yang digunakan guru agar dapat menjalankan proses belajar mengajar

dalam kelas, maka diperlukan adanya evaluasi dalam pembelajaran. Evaluasi ini

bisa di lakukan dengan berbagai cara. Hal ini di utarakan oleh Bapak Muh.

Arsyad,:

“Evaluasi yang saya pakai yakni dengan menggunakan

penilaian yang langsung. Saya tidak menilai dari pekerjaan

anak, maksudnya saya tidak suka apabila anak tersebut dinilai

dari hasil mengerjakan soal. Kita tidak akan mengetahui

hasilnya itu diperoleh dari mengerjakan sendiri atau

mendapatkan bantuan dari orang lain atau temannya. Jadi

saya lebih suka menggunakan penilaian langsung terhadap

anak.”

Wawancara diatas di perkuat dalam proses pembelajaran dalam kelas

sesuai yang di paparkan oleh pak arsyad yang mengatakan;

“Pada saat pak Jiwo memberikan pelajaran kepada semua siswa

di kelas, beliau mengadakan evaluasi terhadap semua siswa nya.

Pada saat itu pelajarannya Sosiologi beliau melakukan evaluasi

dengan tes secara langsung kepada siswa agar guru tersebut

mengetahui berhasil atau tidaknya dalam menyampaikan materi

di dalam kelas.”

Page 69: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

55

Didukung dengan penjelasan Bapak Abdul Rahim Waka Humas, bahwa:

“Evaluasi pembelajaran setelah KBM dengan cara memberikan

pertanyaan kepada siswa dari apa yang sudah diterangkan oleh

guru. Siswa ditugaskan untuk mengulangi apa yang sudah

diterangkan oleh guru.”

Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa, Dalam pelaksanaan

evaluasi yang dapat di lakukan secara langsung dengan berupa tes dengan cara

langsung tanpa perantara agar guru dapat melihat hasil tes KBM, sehingga

mendapatkan gambaran bahwa siswa hanya dapat dan mampu mencapai

keberhasilan, selain itu tenaga pengajar maupun peserta didik dapat mengukur

segala aspek yang ada untuk meningkatkan permasalahan yang ada pada guru

dan siswa.

2. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri.

1. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi

Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru sangat berkompeten

dalam bidangnya. Dimulai dari menggunakan berbagai metode dalam

penyampaian materi pelajaran sampai dalam peningkatan kompetensi gurunya.

Seorang guru menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa secara profesional

agar peserta didik nya lebih memahami terkait pelajaran yang akan diajarkan oleh

guru tersebut. Seorang guru bisa dikatakan berbakat dalam profesinya manakala

guru itu memiliki cara dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika

KBM berlangsung. Selain itu guru mampu memberikan kemudahan kepada

siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Sejalan dengan hal tersebut sesuai

dengan pemaparan Bapak Nurmi Kasim kepala sekolah, menyatakan yaitu:

Page 70: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

56

“Seorang guru dikatakan berbakat apabila dia bisa

menyampaikan pembelajaran di kelas dan para siswa nya bisa

menangkap apa yang telah disampaikan oleh guru tersebut

dengan maksimal. Penyampaian konsep pembelajaran dilakukan

oleh guru sesuai rancangan yang telah di buat oleh guru

tersebut. Bagaimana guru tersebut menyampaikan konsep di

kelasnya itu bisa dengan mudah dilakukan oleh gurunya, karena

dia sudah mengerti betul bagaimana keadaan para siswa nya.

Jadi guru tinggal mudah untuk memahami berbagai karakter

siswa nya sehingga itu semua mempermudah guru untuk

menyampaikan materinya kepada siswa nya di kelas.”

Dalam observasi langsung dalam kelas melihat pak arsyad melakukan

proses belajar mengajar dengan siswa nya:

“Ketika di dalam kelas Pak Muh. Arsyad sedang

menerangkan pelajaran, anak-anak sangat memperhatikan

dengan sungguh-sungguh apa yang telah diterangkan beliau di

depan kelas. Banyak siswa yang merespon materi dengan

sangat antusias nya, bahkan dari mereka ada yang bertanya

berulang kali dalam penjelasan yang telah diberikan oleh beliau.

dan beliau tidak melarang semua siswa untuk bertanya

sebanyak-banyaknya agar mereka semua paham dengan materi

yang telah disampaikan.”

Agar siswa dapat lebih memahami materi yang akan diajarkan dalam

kelas para guru dan siswa saling bekerja sama dalam menuankan masing-masing

tugasnya. Yang dapat di utarakan oleh Kepsek;

“Para guru disini harus menggunakan lebih dari 3 metode

pembelajaran. Apabila guru menggunakan 2-3 metode

pembelajaran dalam seminggu nya maka harus berbeda dengan

yang sudah digunakan. Bisa dilihat sendiri, Pak Arsyad dalam

pembelajaran nya di kelas selalu menggunakan metode yang

berbeda dalam setiap KD- nya, beliau bisa menggunakan

berbagai metode yang ada dalam pembelajaran, supaya lebih

bervariasi dalam mengajar di kelas.”

Stekmen diatas di support dengan adanya sebuah observasi yang

dilakukan peneliti;

“Ketika bel mendekati jam istirahat, peneliti memasuki kelas

dan mengamati Pak Arsyad menggunakan kelas nya dengan

Page 71: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

57

begitu menarik. Dan semua murid menjadi tambah bersemangat

dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya di dalam kelas. Saat

itu beliau menggunakan metode lempar kata untuk KD sifat-

sifat terpuji”

Marhani ketua OSIS dan siswa kelas X di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri menyatakan bahwa:

“Pada saat beliau mengajar di kelas tidak hanya menggunakan

ceramah saja, tetapi ketika para siswa yang lain sudah merasa

jenuh dengan cepat guru mengganti sistem pembelajaran di

kelas dengan mengadakan diskusi bersama. Nanti diadakan

presentasi dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Jadi kita di

tuntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Dan nanti

guru akan memberikan nilai kepada murid yang aktif di kelas.”

Dalam kompetensi professional terhadap guru di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri, kompetensi guru juga diperhatikan. Di sini tidak hanya

menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran. Dalam menjalankan

profesinya seorang guru haruslah dapat bersikap profesional. Dalam artian dari

sisi pengetahuan, keterampilan, dan sejenisnya harus sesuai dengan

pengetahuan khusus yang dimilikinya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan

bahan dan tanggung jawab kepada guru terhadap profesi yang dimilikinya.

Adapun hal tersebut di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam

meningkatkan profesionalitas guru yang ada sudah berkualifikasi dengan

sempurna sehingga guru bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Uraian tersebut

dikuatkan oleh pemaparan dari Bapak Nurmi Kasim;

“Peningkatan kompetensi guru Sosiologi 95 % sesuai dengan kualifikasi

tenaga pendidik.”

Paparan diatas memberikan kesimpulan bahwa di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri terkait kompetensi profesionalisme guru sudah sesuai dengan

kualifikasi tenaga pendidik.

Page 72: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

58

Dengan menindak lanjuti keprofesionalan guru, maka perlu adanya

kegiatan yang nantinya dapat mengembangkan, mendukung dan memberikan

arahan. Dimana kegiatan tersebut berguna untuk meningkatkan keprofesionalan

nya.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Bapak Muh. Arsyad, menuturkan

bahwa:

“Dalam pengembangan kompetensi, saya selalu diikutkan dalam

program pelatihan peningkatan kompetensi guru yang diadakan

oleh pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan balai diklat

Gowa. Hal ini memudahkan saya untuk selalu mengevaluasi

pembelajaran nya sesuai hasil diklat yang telah diikuti.”

Hal senada juga dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa:

“Pelatihan terkait peningkatan kompetensi guru tidak hanya

dilakukan oleh pihak sekolah semata melainkan guru juga

selalu diikutkan dalam workshop-workshop di luar kota untuk

pengembangan kompetensi guru semakin lebih baik. Seperti yang

telah saya alami kemarin telah mengikuti workshop bedah

kurikulum K-13 yang telah diarahkan oleh bapak kepala

sekolah”.

Bapak Muh. Arsyad, juga menjelaskan bahwa:

“Saya harus meningkatkan kompetensi yang saya miliki agar

selalu ada peningkatan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

sehingga siswapun juga berkualitas. Peningkatan nya bisa

dengan mengikuti berbagai pelatihan, workshop yang terkait

dengan pembelajaran dan selalu ada inovasi agar pembelajaran

menyenangkan.”

Hasil Dokumentasi kegiatan workshop dan diklat guru yang

diadakan di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri:

Dalam sebuah aspek di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri,

kompetensi profesi guru dapat meningkat diantaranya adalah diadakannya

workshop, sharing pendapat (perkumpulan kecil-kecilan) dari guru senior,

Page 73: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

59

adanya pelatihan terkait keprofesionalan.

Profesional guru adalah penguasaan atau keterampilan terkait penggunaan

media dan bahan ajar. Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru dalam

mengajar menggunakan beberapa media dan bahan ajar sesuai paparan dari

Bapak Nurmi Kasim, bahwa:

“Guru di sini menggunakan sebuah buku modul untuk sumber

belajar siswa. Seorang guru pasti sudah mempunyai taktik

keahlian tersendiri dalam menyiapkan sebuah materi dengan

menggunakan referensi yang banyak. Referensi bisa didapat dari

internet dan dari perpustakaan, juga dalam hal presentasi materi

guru lebih banyak menggunakan fasilitas sekolah yakni LCD

proyektor sebagai media pembelajaran sesuai rancangan

pembelajaran yang dibuat guru. Seperti pak Arsyad biasanya

beliau menggunakan Modul Ajar guru yang telah disepakati

oleh pihak MGMP.”

Hasil Dokumentasi dibawah ini :

Gambar IV.2. Modul Ajar Guru dalam proses Pembelajaran

Adapun hasil observasi guru dengan peneliti yang dapat menyatakan

bahwa;

“Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri ini guru memang

Page 74: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

60

diwajibkan bisa menggunakan teknologi informatika dan

komunikasi yang telah difasilitasi oleh sekolah. Sehingga

menuntut guru untuk selalu berkembang jauh di depan siswa

mengelola pembelajaran, dan juga untuk tujuan meminimalisir

adanya guru GAPTEK. Seperti yang selalu dilakukan pak Arsyad

di luar jam pelajaran beliau menyempatkan diri meminta diajarkan

teknologi komputer sehingga dapat mengupgrade selalu

keilmuan nya”

Senada juga di paparkan oleh Bapak Muh. Arsyad, yaitu:

“Dalam proses pembelajaran di kelas biasanya saya menyalakan

laptop yang telah terhubung dengan LCD proyektor untuk

mengelola kelas, seperti membukakan absensi siswa dan mulai

mengabsen siswa. Dalam presentasi materi pembelajaran juga

saya gunakan slide sehingga memudahkan saya dalam

menyampaikan materi juga memudahkan siswa memahami materi

dengan gambar-gambar yang menunjang materi yang akan

disampaikan.”

Dari uraian dalam kesimpulan ini adalah dalam professional guru dalam

kelas terbukti bahwa para guru telah mengajar melakukan proses pembelajaran

sesuai dengan standar kurikulum yang di perlakukan oleh pihak yang berwajib,

guru sangat professional dalam menjalankan kewajibannya sebagai guru.

2. Kompetensi Sosial Guru Sosiologi

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan

kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah

dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru

berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang

sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban

guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas

memanusiakan manusia. Dengan terjaganya tali silahturahmi maka akan

mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang lain

bahkan terhadap orang lain.

Page 75: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

61

Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi tugas dan beban

membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu

memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka

menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena dengan

dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan

masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan

dengan orang tua peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta

didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubungi nya. Dalam hal ini

. Bapak Abdul Rahim, mengatakan bahwa:

“Dalam menjalin silahturahmi guru dengan wali murid itu harus

selalu berkomunikasi. Bisa dilihat dalam komunikasi yang jelas

antara guru dengan wali melalui sosialisasi kegiatan, dan dengan

adanya panggilan wali. Itu bisa meningkatkan membantu keduanya

dalam meningkatkan komunikasi. Tidak hanya kepada wali siswa

biasanya pak Arsyad selalu menjaga kedekatan sosial juga kepada

siswa melalui kegiatan sosial di luar jam kelas.”

Hal senada juga dituturkan oleh Bapak Muh. Arsyad, bahwa:

“Guru merupakan orang tua siswa di sekolah, dan apabila sedang

di rumah orang tuanya asli yang memegang tanggung jawab

sebagai orang tua. Namun, tidak di pungkiri dengan para orang

tua yang sedang bekerja di luar kota dan menyebabkan para

anaknya dititipkan dengan neneknya. Dari hal tersebut kurangnya

pantauan dari orang tua untuk anak dan kebanyakan menyebabkan

para anak salah dalam mengambil pergaulan. Disini para guru

harus terus menghimbau para orang tua agar selalu memperhatikan

juga keadaan anaknya. Dengan adanya komunikasi inilah para

guru dan orang tua bisa berkolaborasi dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak.”

Bapak Abdul Rahim, Selaku Waka Humas, juga menuturkan bahwa:

“Peran guru sebagai orang tua sangatlah tidak mudah. Apalagi

dalam menghadapi para anak yang sedang mengalami masa sulit,

yang di karena kan oleh keadaan orang tua yang sedang kacau atau

oleh faktor lain. Guru terus berkomunikasi dengan para orang tua

agar selalu memperhatikan anak-anaknya ketika pada usia yang

Page 76: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

62

remaja ini. Komunikasi ini bertujuan untuk kebaikan si anak.”

Masih dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim:

“Selain Beliau menjalin silahturahmi yang baik terhadap orang tua,

beliau juga menjalin silahturahmi dengan para siswa nya yang juga

merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru. Bentuk tali

persaudaraan antara guru dengan siswa bisa diadakan adanya

istighosah bersama, dengan melakukan Jum’at bersih bersama dan

juga sholat Duha bersama secara rutin.”

Dalam melakukan observasi nya dalam penelitian ini sesuai hasil terapan yang

ada di lapangan mengatakan yaitu:

“Beliau berkomunikasi dengan siswa pada saat jam pelajaran dengan melalui materi yang di sampaikan, sedangkan bentuk dari kegiatan di luar jam pelajaran dilakukan pada saat istighosah bersama atau pada saat kegiatan ekstrakulikuler. Beliau lebih bisa menjalin banyak komunikasi pada saat di luar jam pelajaran.”

Pak Abdul Rahim mengatakan yaitu:

Sedangkan untuk mempererat tali silahturahmi dengan para guru

yang lain beliau biasanya melakukannya melalui perkumpulan

antara guru-guru dan sekedar sharing bersama. Biasanya

mengadakan rapat setelah sepulang jam pelajaran guna mempererat

silaturahmi antar guru dan juga membahas masalah-masalah yang

terjadi dalam sepekan.”

Dari paparan di atas juga di perjelas oleh Bapak Nurmi Kasim, yang

merupakan:

“Semua guru disini menjalin tali persaudaraan sangat baik,

kami sering melakukan pertemuan dengan para guru lain untuk

sekedar berbincang untuk merekatkan persaudaraan kami. Tidak

hanya dengan para guru tetapi dengan para wali siswa. Sikap kita

yang perduli dengan siswa menciptakan hubungan yang baik

dengan para wali murid, bahkan para wali murid yang berada di

luar kota ada yang sering mengirimkan chat kepada bapak ibu

guru untuk menanyakan bagaimana perkembangan anaknya di

sekolahan.”

Dari paparan diatas juga diperjelas oleh hasil dokumentasi berikut:

Page 77: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

63

Gambar 4.3. Solidaritas Guru Dalam Pembagian

Bapak Muh, Arsyad, menuturkan bahwa:

“Bentuk kerekatan yang sudah terlaksana yaitu: Setiap ada

waktu kosong (istirahat) di sunah kan sharing bersama

membahas masalah di kelas yang baru diajar, setiap satu

bulan sekali ada anjangsana keliling daru satu guru ke rumah

guru yang lain bersama guru-guru dari SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri, terdapat pertemuan guru-guru MTs Se-

regional.”

Dalam melakukan wawancara dengan Kepsek, berikut hasil observasi

nya:

“Silahturahmi dibina dengan sebaik mungkin agar

komunikasi antar tenaga pendidik tetap terjaga. Ter

gambarkan jelas ketika komunikasi terjalin maka akan

tercipta suasana yang harmonis.”

Dalam sebuah komunikasi dengan siswa. Peserta didik dan tenaga

pendidik di sekolah yang lain, tanpa adanya komunikasi yang terjalani antara

masyarakat maka sosialisasi guru tidak mencangkup semua.

B. Pembahasan

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian diatas ditemukan

berbagai kemampuan yang telah dimiliki oleh guru yang dapat meningkatkan

Page 78: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

64

prestasi belajar siswa. Dalam hal ini terdapat empat kompetensi yang harus

peneliti analisis terlebih dahulu untuk menemukan validitas data di lapangan,

sehingga peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

1.1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, mengelola

pembelajaran nya dengan cara perencanaan pelaksanaan pembelajaran terlebih

dahulu sehingga dapat dibuat strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan

sub tema yang akan diajarkan di dalam kelas. Selain itu untuk menyampaikan

materi secara baik kepada peserta didik diperlukan adanya rancangan

pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu di SMA Pesantren Putri Yatama

Mandiri.

1.2. Memahami Kemampuan dan Karakter Peserta Didik

Untuk memahami karakteristik peserta didik guru melakukan psiko tes

terlebih dahulu seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait latar belakang

peserta didik, tujuan belajar peserta didik dan sebagainya. Dengan adanya tes

tersebut guru mampu mengetahui karakteristik peserta didik nya di kelas.

Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri menggunakan

cara tersebut dalam setiap memulai tahun ajaran baru untuk setiap peserta didik

barunya. Di harapkan setelah mengetahui karakteristik peserta didiknya dapat

memberikan ikatan yang lebih dekat sehingga mudah untuk memberikan

pelajaran kepada peserta didik.

Page 79: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

65

1.3. Perancangan Pembelajaran

Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri semua kelas difasilitasi dengan

adanya LCD proyektor sehingga guru selalu menyiapkan metode pembelajaran

nya yang tidak jauh menggunakan power point. Guru menyiapkan RPP dan

Silabus juga buku ajar untuk setiap sebelum memulai kegiatan pembelajaran.

Sehingga pembelajaran akan selalu terstruktur dengan baik jalan alurnya dan

dapat tersampaikan tujuan pembelajaran nya dengan semaksimal mungkin.

Dalam hal perancangan ini guru selalu dibantu oleh supervisi nya dan

juga arahan kepala madrasah dan waka kurikulum sehingga dalam penulisan RPP

terkontrol dengan baik sesuai kurikulum yang ditetapkan di lembaga tersebut.

Adanya pelatihan dan workshop juga mendukung kemampuan guru dalam

merancang setiap pembelajaran sehingga diciptakan guru-guru yang berkompeten

di kelas untuk memberikan pembelajaran di kelas sesuai dengan rancangan

pembelajaran yang telah di sahkan oleh kepala SMA.

1.4. Pemanfaatan Teknologi

Semua guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, memang telah

diwajibkan untuk setidaknya menguasai Microsoft office word dalam teknologi

informatika. Hal ini di harapkan dalam setiap penyajian materi pembelajaran

guru tidak lagi selalu menulis di papan tulis melainkan memberikan slide show

poin-poin yang ingin disampaikan guru sesuai pembelajaran kepada peserta

didik. Program ini didukung dengan fasilitas pengadaan LCD proyektor di setiap

kelas yang memungkinkan guru untuk mendorong siswa untuk aktif belajar di

kelas.

.

Page 80: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

66

2. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri.

1. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi

Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru sangat berkompeten dalam

bidangnya. Dimulai dari menggunakan berbagai metode dalam penyampaian

materi pelajaran sampai dalam peningkatan kompetensi gurunya. Seorang guru

menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa secara profesional agar peserta

didik nya lebih memahami terkait pelajaran yang akan diajarkan oleh guru

tersebut. Seorang guru bisa dikatakan berbakat dalam profesinya manakala guru

itu memiliki cara dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika KBM

berlangsung. Selain itu guru mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk

memahami materi yang diajarkan.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan

kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah

dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru

berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang

sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban

guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas

memanusiakan manusia. Dengan terjaga nya tali silahturahmi maka akan

mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang lain

bahkan terhadap orang lain.

Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi tugas dan beban

membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu

memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka

Page 81: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

67

menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena dengan

dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan

masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan

dengan orang tua peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta

didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubungi nya.

C. Temuan Penelitian

Berdasarkan analisis data diatas didapat beberapa temuan hasil

penelitian yang telah dilakukan di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri antara

lain:

1. Kompetensi Kepribadian guru Sosiologi dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

1.1. Akhlak Karimah dan mampu menjadi imam atau model bagi sesama

guru yang lain dan juga bagi peserta didik.

1.2. Kepribadian yang Mantap, dan Stabil dalam menangani kasus-kasus

belajar siswa di sekolah.

1.3. Kepribadian yang arif, dewasa dan berwibawa dalam tugasnya yang

menjadi suri tauladan bagi peserta didik.

2. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

2.1. Mampu mengelola pembelajaran dengan baik.

2.2. Mampu merancang pembelajaran

2.3. Mampu menguasai karakteristik siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

2.4. Mampu mengevaluasi hasil belajar siswa

Page 82: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

68

3. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

3.1. Menguasai landasan pendidikan

3.2. Menguasai materi pembelajaran secara mendalam

3.3. Memiliki disiplin ilmu, yaitu mampu mengalokasikan waktu

pembelajaran dengan baik

3.4. Menguasai kurikulum, yaitu mampu menyampaikan materi

pembelajaran sesuai dengan ketetapan kurikulum yang berlaku.

4. Kompetensi Sosial Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

4.1. Mampu bergaul secara efektif dengan kepala sekolah dan sesama

pendidik di lingkungan sekolah

4.2. Mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik dalam lingkungan

sekolah.

4.3. Mampu bergaul secara efektif dengan masyarakat sekitar dalam

kegiatan sosial dan keagamaan yang mendukung belajar siswa di

sekolah.

4.4. Mampu beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan baru dalam setiap

kegiatan sosial di luar sekolah.

Page 83: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

1.1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, mengelola

pembelajaran nya dengan cara perencanaan pelaksanaan pembelajaran ya terlebih

dahulu sehingga dapat dibuat strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan

sub tema yang akan diajarkan di dalam kelas. Selain itu untuk menyampaikan

materi secara baik kepada peserta didik diperlukan adanya rancangan

pembelajaran yang tepat.

1.2. Memahami Kompetensi dan Karakter Peserta Didik

Untuk memahami karakteristik peserta didik guru melakukan psiko tes

terlebih dahulu seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait latar belakang

peserta didik, tujuan belajar peserta didik dan sebagainya. Dengan adanya tes

tersebut guru mampu mengetahui karakteristik peserta didik nya di kelas sebelum

memberikan pelajaran di kelas.

Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri menggunakan

cara tersebut setiap memulai tahun ajaran baru untuk setiap peserta didik

barunya. Di harapkan setelah mengetahui karakteristik peserta didik nya dapat

memberikan ikatan yang lebih dekat sehingga mudah untuk memberikan

pelajaran kepada peserta didik.

69

Page 84: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

70

1.3. Perancangan Pembelajaran

Perancangan ini guru selalu dibantu oleh supervisi nya dan juga arahan

kepala madrasah dan waka kurikulum sehingga dalam penulisan RPP terkontrol

dengan baik sesuai kurikulum yang ditetapkan di lembaga tersebut. Adanya

pelatihan dan workshop juga mendukung kemampuan guru dalam merancang

setiap pembelajaran sehingga diciptakan guru-guru yang berkompeten di kelas

untuk memberikan pembelajaran di kelas sesuai dengan rancangan pembelajaran

yang telah di sahkan oleh kepala SMA.

1.4. Pemanfaatan Teknologi

Semua guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, diwajibkan untuk

setidaknya menguasai Microsoft office word dalam teknologi informatika. Hal

ini diharapkan dalam setiap penyajian materi pembelajaran guru tidak lagi selalu

menulis di papan tulis melainkan memberikan slide show poin-poin yang ingin

disampaikan guru sesuai pembelajaran kepada peserta didik. Program ini

didukung dengan fasilitas pengadaan LCD proyektor di setiap kelas yang

memungkinkan guru untuk mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas.

2. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri

2.1. Menguasai Materi Pembelajaran Secara Mendalam

Secara kompetensi professional, guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri

Yatama Mandiri, semua bergelar Sarjana, sehingga wawasan keilmuan nya sudah

tidak diragukan lagi, dan secara kualifikasi akademik sudah mampu.

Page 85: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

71

B. Saran

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain

adalah:

1. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

terkait dengan Kompetensi pedagogi guru dalam proses pembelajaran dalam kelas

serta bagaimana mengetahui proses pembelajaran sehingga guru dikatakan

sebagai guru yang memilki keahlian sendiri dalam proses pembelajaran,

Khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang seperti apa itu

pedagogi guru dalam proses pembelajaran. Sehingga akan lebih objektif dan

bervariasi dalam melakukan penelitian.

2. Bagi dinas pendidikan daerah Gowa

Sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di masa yang akan datang

dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran pedagogi guru dan siswa.

3. Dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik

Guru hendaknya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin

tinggi sumber daya manusia maka akan proses mengajar dalam kelas dengan

menggunakan pendekatan strategi guru dalam acuan rencana pelaksanaan

pembelajaran dapat melakukan upaya seperti peningkatan fasilitas pendidikan dan

fasilitas kesehatan.

4. Selain itu diharapkan Dinas Pendidikan pemerintah daerah Gowa dapat

membuka lapangan pekerjaan guna menyerap jumlah tenaga kerja sehingga

pendidik memperoleh pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka

sehingga jumlah pengangguran semakin berkurang.

Page 86: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

72

DAFTAR PUSTAKA

A’maliyah,, Najiatul, “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kelas dalam

Pelaksanaan Pembelajaran di SD / MI Jakarta Barat.” Skripsi. Jakarta:

Program Studi PGMI Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Bineka Cipta, 1998 BSNP Tahun 2008 Kerangka Indikator untuk

Pelaporan Pencapaian Standar Nasional Pendidikan: Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru.

http://bsnpindonesia.org%20%20%20Standar%20Pendidikan

%20dan%20Tenaga%20Kependidikan.htm

Crow, L. and Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1984.

Danim, Sudarwan, Metodologi Penelitian Social, Bandung: Tarsito,

1992

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. IV, Jakarta:

Balai Pustaka, 2005 Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,

2008,http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/31- kode-

05-b5 Echols,

John M, An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2006 Endarmoko, Eko, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Fathoni, Abdrurohmat, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta; bineka Cipta, 2006

Hamalik, Oemar, pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi .Jakarta:

Bumi Aksara, 2009

Herdansiyah, Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu sosial. Jakarta;

Salemba Humanika, 2011

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru , Jakarta: PT Rosda Karya: 2008

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: bineka Cipta, 2003

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001

Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

(Bandung: Remaja RosdaKarya 2004

72

Page 87: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

73

Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru .Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009 Nazir, Moh.,Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1988

Payong, Marselus R., Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta: Indeks, 2011 Pritana,

Nanang dan Tito Sukamto. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013 Sapriya. Konsep Dasar IPS. Bandung; Upi

Perss, 2006

Shodiq, Muhammad dkk, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Pustaka

Pelajar, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D

Bandung: Alfabeta, 2008

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik Jakarta: PT Rineka

Cipta; 2008

Suparalan, Guru Sebagai Profesi .Yogyajarta: Hikayat, 2006 Suparno, Paul. Guru

Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2004

Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional Pedoman kinerja, kualifikasi dan

kompetensi guru. Yogyakarta; Ar-Ruzz Media; 2014

Surya, Moh, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah; Suatu Pendekatan Praktek,

(Yogyakarta: bineka Cipta, 1998

Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional strategi meningkatkan

kualifikasi guru di era modern, Jakarta; Erlangga Group ; 2013

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010

Tilaar, HAR., Pedagogik Kritis, Jakarta : Rineka Cipta,2011 Usman , Husaini,

Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta; Bumi Aksara. 2008

Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran .Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006

http://adityawiryatama.blogspot.co.id/2014/12/makalah-kompetensiguru-

pedagogik.html

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensipedagogilk-guru/

http://cerpenik.blogspot.co.id/2011/11/pengembangan-kompetensipedagogik-

dan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial

http://ihsanelarief.blogspot.co.id/2013/04/fakta-konsep-dangeneralisasi-dalam-

ips.html

http://lalabudianti.blogspot.co.id/2011/12/kajian-ips-pada-tingkatsekolah-

dasar.html

Page 88: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

74

http://lisadeniristiningrum.blogspot.co.id/2012/01/kompetensipedagogik-

guru.html

http://zeidel.blogspot.co.id/2013/03/kompetensi-pedagogik.html

Page 89: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

75

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

76

Dokumentasi

Page 91: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

77

RIWAYAT HIDUP

Nur Fitratullah Rahman, lahir di Sinjai Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan

pada tanggal 17 Maret 1997, merupakan anak ke empat

dari 4 bersaudara. Peneliti lahir dari pasangan suami istri

Bapak Rahman dan Ibu Ramlah. Adapun riwayat

pendidikan peneliti menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 143 Korong tahun 2009,

pada tahun itu peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Sinja Selatan tamat pada tahun 2012 , kemudian melanjutkan pendidikan

di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sinjai Selatan selesai tahun 2015. Pada

tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan pada program Studi Pendidikan Sosiologi. Selama menjadi

mahasiswa, peneliti bergabung Himpunan Mahasiswa Jurusan dengan Jabatan

bidang SDM. Peneliti menyelesaikan kuliah Strata Satu (SI) pada tahun 2021.

Page 92: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...

1

Page 93: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...