KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...
Transcript of KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI (Studi Wacana dan ...
i
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI
(Studi Wacana dan praktik Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nur Fitratullah Rahman
1053833315
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JANUARI, 2021
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar
90221 www.fkip-unismuh-info
SURAT PERNYATAAN
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Nur Fitrahtullah Rahman
Stambuk : 1053833315
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Dengan Judul : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SOSIOLOGI
(Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri)
Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat da saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 04 Januari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Nur Fitrahtullah Rahman
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132
Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info
SURAT PERJANJIAN
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Nur Fitrahtullah Rahman
Stambuk : 1053833315
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 04 Januari 2021
Yang Membuat Perjanjian
Nur Fitratullah Rahman
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar
baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang
siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya,
Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan
untuk setiap sesuatu kadarnya. Q.S. Ath-Thalaq ayat 2-3
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah ku panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya dengan segala
kekurangannya. Segala syukur ku ucapkan kepadaMu Ya Rabbi, karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi
semangat dan DOA, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk karya yang sederhana ini, maka saya persembahkan untuk …
Ayahanda dan Ibunda tercinta dan tersayang
vii
ABSTRAK
Nur Fitratullah Rahman. 2021. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi
(Studi Wacana dan Praktik Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri). Skripsi.
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hidayah Quraisy dan
Sam’un Mukramin.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah kompetensi
pedagogik guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dan upaya apa
yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru Sosiologi di
SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kompetensi pedagogik guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri dan upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru SMP Pesantren Putri Yatama Mandiri.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif yakni proses penelitian yang menghasilkan data, ucapan
atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri dan
langsung menunjukkan setting itu secara keseluruhan. Maka dalam penelitian ini
peneliti mengamati dan berinteraksi dengan guru dan siswa SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri dengan wawancara mengkaji dokumentasi nya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bagaimana pedagogik
guru sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam meningkatkan
tahapan-tahapan kompetensi pedagogik guru dan upaya yang dilakukan dalam
proses meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya guru Sosiologi.
Dampak dari peningkatan kompetensi pedagogik diantaranya adalah guru mampu
bergaul secara efektif dengan kepala sekolah, sesama pendidik, peserta didik dan
masyarakat sekitar dalam kegiatan social dan keagamaan yang mendukung
pembelajaran siswa di sekolah, serta mampu beradaptasi dalam lingkungan baru
setiap kegiatan social di luar sekolah.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Sosiologi.
viii
ABSTRACT
Nur Fitratullah Rahman. 2021. Sociology Teacher Pedagogical
Competencies (Discourse and Practice Studies at SMA Yatama Mandiri Islamic
Boarding School). Essay. Sociology Education Study Program, Faculty of
Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar.
Supervised by Hidayah Quraisy and Sam'un Mukramin.
The main problem in this research is what is the pedagogic competence of
the Sociology teacher at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School and what
efforts are being made to improve the pedagogic competence of Sociology
teachers at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School. This study aims to
determine how the pedagogic competence of Sociology teachers at SMA Yatama
Mandiri Islamic Boarding School and what efforts are made to improve the
pedagogical competence of Yatama Mandiri Islamic Boarding School teachers.
The type of research used in this research which is used in this research is
a type of qualitative research using a descriptive approach, namely the research
process that produces data, speech or writing or behavior that can be observed
from the people themselves and directly shows the overall setting. So in this study
researchers observed and interacted with teachers and students of SMA Yatama
Mandiri Islamic Boarding School by interviewing reviewing its documentation.
Based on the results of the study shows that how the pedagogy of
sociology teachers at SMA Yatama Mandiri Islamic Boarding School in
improving the stages of teacher pedagogical competence and the efforts made in
the process of increasing teacher pedagogical competence, especially sociology
teachers. The impact of increasing pedagogic competence is that teachers are able
to interact effectively with school principals, fellow educators, students and the
surrounding community in social and religious activities that support student
learning at school, and are able to adapt to new environments every social activity
outside of school.
Keywords: Pedagogic Competence, Sociology Teacher.
ix
KATA PENGANTAR
حيم حمن الره الره بسم الله
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Kompetensi
Pedagogik Guru (Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri). Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta Salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya serta
seluruh umatnya yang tetap Istiqamah di atas ajaran islam.
Dalam proses menyelesaikan skripsi ini merupakan suatu rangkaian
perjungan bagi penulis. Selama proses dan penyusun skripsi ini memiliki kendala
yang dihadapi penulis, tetapi karena doa, usaha, semangat dan motivasi dari
berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih kepada ibu saya Ramlah dan Ayah Rahman B yang selalu
mendoakan dan memberi semangat serta dukungan bagi penulis, terima kasih pula
kepada kakak-kakak ku tersayang yang selalu memberikan semangat serta
kekuatan untuk tetap sabar dan menjadi kakak yang bertanggung jawab. Terima
kasih kepada semua keluarga besarku serta sahabat-sahabatku dan tidak bisa
disebutkan satu-satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga
kepada Dr. Hidayah Quraisy, M. Pd sebagai pembimbing I, dan Sam’un
Mukramin, S.Pd., M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
x
tenaga dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
mulai dari awal hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada : Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan wakil,
juga kepada Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan
wakil, beserta seluruh staffnya. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi
mahasiswa.
Sebagai peneliti penulis sangat menyadari keterbatasan bahwa masih
terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini. Saran dan kritikan dari
pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan skripsi selanjutnya.
Makassar, 04 Januari 2021
Nur Fitrahtullah Rahman
iv
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
E. Definisi Operasional............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep ................................................................................ 10
1. Kompetensi .................................................................................... 10
xiii
2. Kompetensi Pedagogik Guru ......................................................... 12
3. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa ............................................................................................. 15
4. Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa....................................17
B. Kajian Teori ........................................................................................ 18
1. Teori Struktural Fungsional ........................................................... 18
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 22
D. Penelitian Relevan .............................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 26
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
C. Informan Penelitian .............................................................................. 27
D. Fokus Penelitian ................................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 28
F. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 29
1. Data Primer .................................................................................... 29
2. Data Sekunder ................................................................................ 29
G. Teknik Pengumpulan Analisis Data ..................................................... 29
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31
I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 33
iv
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Peserta Pesantren Yatama Mandiri......................... 34
B. Sarana Dan Prasarana ........................................................................... 36
C. Keadaan Siswa ..................................................................................... 38
D. Kurikulum Peserta Putri Yatama Mandiri............................................ 40
E. Pembagian dan Uraian Tugas Tenaga Kependidikan dan Administrasi
.............................................................................................................. 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 47
1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi Sma Pesantren Putri Yatama
Mandiri .......................................................................................... 47
2. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik
Guru Sosiologi Sma Pesantren Putri Yatama Mandiri ................... 55
B. Pembahasan. ....................................................................................... 63
1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri ........................................................................................ 64
2. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik
Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri................ 66
xv
xv
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
LAMPIRAN .................................................................................................... 75
DOKUMENTASI ........................................................................................... 76
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik dengan secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan,
tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang sebuah sarana dan prasarana yang
memadai. Tanpa adanya kualitas pendidikan yang baik, maka pembangunan
nasional tidak akan tercapai dengan maksimal. Seperti yang telah diketahui, di era
globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, seiring dengan kemajuan teknologi dan
informasi serta menjaga keseimbangan akan kebutuhan hidup, maka pendidikan
sudah menjadi kebutuhan wajib bagi setiap manusia. Melalui pendidikan inilah
manusia dapat membuka wawasan dan dapat memberi bekal untuk dapat hidup
dengan baik. Pendidikan merupakan suatu proses multi dimensi yang meliputi
bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.1 Senada dengan pengertian pendidikan tersebut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan
pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
Guru merupakan sebuah profesi yang titik beratnya berfungsi sebagai
sumber dan orang yang menyediakan pengetahuan bagi anak didikannya. Oleh
1
2
sebab itu bagaimana seorang guru memainkan peranan penuh dengan memberikan
pengetahuan atau keterampilan. Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar
ditentukan oleh keberhasilan muridnya-muridnya dalam studi berupa hasil/prestasi
belajar.
Berkaitan dengan kompetensi guru, seperti disebutkan dalam Undang-
Undang tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 10, di mana terdiri dari
empat kompetensi diantaranya: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari keempat bentuk kompetensi
tersebut, kompetensi pedagogik dan profesional guru memiliki peran yang cukup
sentral dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan pelaksanaan uji kompetensi
guru (UKG) tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan yang salah satu tujuannya ialah memperoleh informasi
tentang gambaran kompetensi guru, khususnya kompetensi pedagogik dan
profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Artinya kompetensi
pedagogik dan profesional memiliki peran yang lebih dominan dan terukur dalam
menentukan kualitas kompetensi mengajar guru dibandingkan dengan kompetensi
kepribadian dan sosial. Pemerintah seolah-olah abai dengan dua kompetensi
terakhir ini. Maka tidak heran, jika dalam setiap pelaksanaan program pelatihan
dan pengembangan guru yang digagas oleh pemerintah, dua kompetensi ini sama
sekali tidak disentuh. Selalu saja pembicaraannya tidak jauh-jauh dari masalah
kurikulum dan penerapan nya, dan bahkan seringkali hanya pada hal-hal yang
sifatnya administratif, seperti pendataan guru.
Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat
formal. Dalam pendidikan formal guru mempunyai peranan sebagai pendidik dan
3
pengajar. Tugas utama dari pendidik adalah menanamkan sikap dewasa secara
psikologis, sosial, dan moral kepada siswa. Dewasa secara psikologis berarti
peserta didik mempunyai sikap mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri. Dewasa secara sosial berarti peserta didik memiliki jiwa sosial dan dapat
berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan masyarakatnya. Sedangkan tugas
utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif
dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah,
latihan-latihan afektif, dan keterampilan. Kompetensi guru merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan nya.
Kemajuan bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan
pendidikan yang baik. Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa. Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan
martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan di
Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif
terhadap perubahan Zaman (Nurhadi, 2004:1).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Muslich, 2008: 1).
4
Dalam suatu lembaga sekolah tentulah sangat di pengaruhi oleh penerapan
kurikulum. Berdasarkan kurikulum yang di terapkan di pendidikan Indonesia
yaitu kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut lebih mengarah kepada siswa
yang berperang aktif guru hanyalah sebagai fasilitator. Sehingga peran guru disini
lebih kepada bagaimana menerapkan kompetensi-kompetensi yang berlaku agar
mencapai struktur sistem sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang mutlak harus dimiliki
guru. Guru juga berkewajiban untuk mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya. Pengembangan mutlak diperlukan agar guru dapat melakukan
tugasnya dengan baik dan dapat melakukan perubahan atau perbaikan dalam
setiap kegiatan pembelajaran nya. Kompetensi pedagogik guru menjadi faktor
yang sangat menunjang peningkatan kualitas sekolah. Kompetensi pedagogik
guru akan membawa guru dapat memilih cara terbaik yang dapat dilakukan
supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik dan meningkatkan potensi
siswa. Seorang guru sangat berpengaruh pada terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas, namun hingga sekarang belum berjalan dengan baik.
Hal ini terlihat pada kurangnya guru dalam persiapan kegiatan belajar mengajar.
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik wajib memiliki
kompetensi guru sebab tugas utama seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu
kepada siswa tetapi mendidik, mengarahkan, mengevaluasi, dan memberikan
stimulus agar potensi yang ada pada diri siswa dapat dikembangkan untuk
berinovasi. Selain itu, belajar siswa dapat juga ditentukan oleh cara mengajar guru
atau dengan kata lain bagaimana siswa belajar akan ditentukan oleh bagaimana
guru mengajar. Efektifnya proses pembelajaran ditentukan oleh guru itu sendiri.
5
Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan
upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari pembenahan
kemampuan guru mengelola pembelajaran siswa, pemahaman karakteristik siswa,
membantu siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan
penyampaian materi.
Permasalahan yang sering menjadi perhatian banyak orang dalam dunia
pendidikan adalah kurikulum tanpa memperhatikan dengan sungguh-sungguh
kekurangan pada penerapan metode pembelajaran di kelas. Akibatnya metode
belajar kurang di perhatikan sementara kurikulum sering mengalami revisi.
Sebelum mengajar, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti membuat
perencanaan pembelajaran yang matang, mengetahui karakter siswa yang diajar,
jika perlu memberi teks awal dan mengajukan pertanyaan yang sifatnya melacak.
Pada saat proses pembelajaran, guru harus menerapkan metode mengajar yang
menarik agar minat belajar siswa meningkat dengan mempelajari teori dan
praktek mengajar. Setelah mengajar, guru harus memberikan pertanyaan-
pertanyaan atau mengadakan evaluasi kepada siswa untuk memperoleh umpan
balik (Alma, 2009).
Sebagai suatu profesi, semua guru harusnya memiliki kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Masalah kompetensi merupakan salah satu faktor penting dalam
pembinaan guru sebagai suatu jabatan profesi. Kompetensi merupakan perilaku
rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan dengan kondisi yang
diharapkan. Guru Profesional adalah kemampuan seorang guru untuk
melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang
6
meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Pendidikan berintikan antara pendidik (guru) dan peserta didik
(siswa) untuk mencapai tujuantujuan pendidikan.
Guru dan siswa adalah unsur yang sangat berperan dalam proses tersebut.
Proses belajar mengajar akan berhasil apabila hasilnya mampu membawa
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dalam
diri anak didik. Pada umumnya guru merupakan faktor yang sangat
dominan dan penting dalam pendidikan formal.
Sebagai seorang siswa pada umumnya berharap guru harus menguasai
kompetensi pedagogik. Karena penguasaan kompetensi tersebut maka dapat
dikatakan bahwa guru tersebut sudah profesional. Namun pada kenyataan
sekarang, meskipun guru tersebut mengetahui kompetensi sebagai tenaga
pendidik, tapi tidak menerapkan sama sekali. Maka dapat disimpulkan bahwa
guru tidak menjalankan kompetensi pedagogik, dia hanya sekedar tahu tugasnya
tapi tidak mengaplikasikannya.
Harapan pemerintah berdasarkan kurikulum yang diterapkan dalam
pendidikan nasional melalui kompetensi pedagogik yaitu guru dapat
meningkatkan kualitas siswa dan mutu belajar siswa, agar mencapai satuan tujuan
pendidikan. Akan tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan yang terjadi sekarang di
SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri membuat peneliti tertarik untuk meneliti
masalah kompetensi pedagogik guru karena setelah melakukan tinjauan
sementara. Menurut pengamatan peneliti di sekolah tersebut belum sepenuhnya
menerapkan kompetensi pedagogik karena lebih banyak menggunakan teori
berceramah sehingga umpan balik dari siswa kurang, apakah kurang paham
7
dengan apa yang disampaikan guru atau cara penyampaian yang tidak menarik.
Sebagaimana ungkapan salah satu siswa yang mengatakan bahwa guru hanya
mendikte saja sementara tidak semua siswa mampu memahami hanya karena
mendengar atau menulis kadang butuh praktek juga, apalagi saat sekarang ini
sudah di terapkan sistem kurikulum 2013 dimana siswa lebih berperan aktif dan
guru sebagai fasilitator.
Berdasarkan latar belakang peneliti mengangkat judul “Kompetensi
Pedagogik Guru Sosiologi (Studi Wacana dan Praktik di SMA Pesantren
Putri Yatama Mandiri)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah yaitu:
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Sosiologi SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri?
2. Upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik
guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru sehingga menghasilkan
pembelajaran sosiologi yang lebih baik di SMA PEST Putri Yatama
Mandiri
8
2. Untuk mengidentifasi dan mendeskripsikan apakah guru sudah
menerapkan kompetensi pedagogik pembelajaran sosiologi di SMA PST
Putri Yatama Mandiri
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai pembanding antara teori yang didapat dari bangku perkuliahan
dengan fakta yang di lapangan.
b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang
penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan agar sekolah dapat memberikan perhatian
dan memberikan motivasi kepada guru-guru untuk mampu jauh lebih
bersikap professional.
b. Bagi Guru
Penelitian ini di harapkan memungkinkan guru secara aktif bisa
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sebagai
guru.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam
mengaplikasikan pengetahuan teoretis terhadap masalah praktis.
D. Definisi Operasional
1. Kompetensi pedagogik guru yaitu Suatu hal yang dikaitkan dengan
pengetahuan atau wawasan guru. Dan sikap yang dijadikan suatu
9
pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan
oleh guru. Kemampuan memberikan pemahaman terhadap peserta didik
perancangan dan mampu melaksanakan pembelajaran evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk berbagai kompetensi yang
dimilikinya.
2. Wacana yaitu suatu konsep yang telah dirancang oleh guru tetapi
pelaksanaannya hanya berubah konsep dan belum diterapkan.
3. Praktik yaitu suatu konsep guru yang telah terterapkan namun sebagian
siswa masih kurang dalam pemahaman tentang konsep guru, tentu
masalah tersebut menjadi tugas besar tersendiri bagi guru untuk lebih
mengembangkan konsep belajar yang menarik dan mudah dipahami
siswa.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Kompetensi
Menurut Stephen Robbin (2007:38) Pengertian kompetensi adalah
kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik faktor yang mempengaruhi yaitu:
a. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menjalar dan memecahkan
masalah. Individu yang cerdas cenderung mendapat banyak penghargaan seperti
uang dan pendidikan yang tinggi. Semakin tinggi intelektual karyawan, maka
semakin kompleks suatu pekerjaan dalam hal tuntutan pemrosesan informasi,
semakin banyak kemampuan kecerdasan umum dan verbal yang akan dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan sempurna.
b. Kemampuan Fisik
Kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecepatan,
kekuatan dan keterampilan serupa yang membutuhkan manajemen untuk
mengidentifikasi kemampuan fisik seorang karyawan. Pekerjaan menuntut hal
yang berbeda-beda dari setiap individu dan setiap individu memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan
dalam ratusan pekerjaan yang telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar
yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.
10
11
Menurut Byars Dan Rue (1997), kompetensi didefinisikan sebagai suatu
sifat atau karakteristik yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan agar dapat
melaksanakan jabatan dengan baik, atau juga dapat berarti karakteristik/ciri-ciri
seseorang yang mudah dilihat termasuk pengetahuan, keahlian dan perilaku yang
memungkinkan untuk berkinerja.
Pengertian kompetensi adalah sebuah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban- kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak atau
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruan nya.
Berkaitan dengan kompetensi, ada sepuluh yang harus dimiliki seorang guru,
yakni:
a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar.
c. Kemampuan mengelola kelas.
d. Kemampuan menggunakan media / sumber belajar.
e. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan.
f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran.
h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.
j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian guna keperluan mengajar.
12
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pendidik dan
Tenaga Kependidikan pasal 39 menjelaskan Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan bagian kelima tentang Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan menjelaskan “pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
2. Kompetensi Pedagogik Guru
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld asal Belanda mendefinisikan pedagogik
sebagai ilmu yang mempelajari masalah pembimbing anak untuk mencapai tujuan
tertentu. Supaya kelak setelah dewasa dapat menyelesaikan tugas hidupnya.
Menurut Ana Maria Gonzalez Soca Pengertian pedagogik adalah sebuah
proses yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran serta
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik
atau siswa, dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka dalam menjalankan
kehidupan.
Ana Maria juga mempertimbangkan antara hubungan pengajar dengan
siswa dan pendidikan sebagai target sekolah, akan tetapi pedagogik tidak
melampaui batasan-batasan institusi pendidikan. Beliau juga berpendapat keluarga
dan masyarakat tidak masuk dalam pertimbangan pendidikan generasi sekarang
maupun di masa yang akan datang.
13
Menurut Suwarno pedagogi adalah pendidikan yang menekankan pada
praktik pendidikan, dalam hal ini berkaitan erat dengan kegiatan mendidik serta
membimbing anak. Sedangkan pengertian pedagogi menurut sarwono adalah
suatu teori yang secara teliti, objektif dan kritis mengembangkan konsep hakekat
manusia, hakekat anak, hakekat anak, serta hakekat proses tujuan pendidikan itu
sendiri.
Namun pada mengaplikasikannya sendiri pada SMA Pesantren Yatama
Mandiri kompetensi pedagogic ini masih kurang hal ini dikarenakan kualitas guru
yang tidak memahami apa itu kompetensi pedagogic dan hanya melaksanakan
tugas mengajarnya semata-mata dikarenakan tuntutan dan bukan berdasarkan
akan mendidik siswa nya. Selain itu kualitas dari pengajar juga menjadi masalah
sehingga banyaknya guru yang tidak memiliki skil dalam melaksanakan
kompetensi pedagogic ini juga menjadikan kompetensi ini tidak terlaksana dengan
baik. Sedangkan makna dari guru yang memiliki kompetensi pedagogik sendiri
tidak terpenuhi dikarenakan aspek-aspek dalam pedagogik tidak terpenuhi.
Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 14 tahun 2005 meliputi” kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
14
a. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan.
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki
keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan
pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,
guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas.
b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik.
Mengajar menurut pendapat modern tidak mungkin tanpa mengenal murid.
Kalau kita mengajarkan geografi, tak cukup kalau kita menguasai bahan ajaran
itu, kita juga harus mengenal anak sebab sebenarnya kita mendidik anak itu. Tidak
boleh lagi anak itu dianggap suatu bejana yang harus diisi oleh guru dengan bahan
pelajaran. Menurut penyelidikan, belajar dengan efektif hanya mungkin kalau
anak itu sendiri turut aktif dalam merumuskan serta memecahkan masalah. Di
sekolah modern, anak-anak diturut sertakan menentukan bahan pelajaran, tentu
dalam rangka tujuan dan filsafat pendidikan yang dianut oleh sekolah itu. Bahan
pelajaran tidak dilaksanakan kepada murid. Bahan pelajaran seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan anak seperti:
1) Jasmaniah.
Siswa suka bergerak dan melakukan olah raga. Pendidikan jasmani
menarik minat siswa. Soal makan, tidur dan kebiasaan mengenai kesehatan mudah
Kebutuhan memikat perhatian siswa.
2) Kebutuhan Sosial.
15
Sekolah harus juga dipandang sebagai lembaga tempat siswa belajar
bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang berbeda mengenai jenis
kelamin, suku bangsa, agama, status sosial atau pendapat. Guru harus
menciptakan suasana kerja sama antara siswa. Bekerja kelompok harus lebih
banyak dijadikan metode untuk menumbuhkan rasa social. Guru hendaknya lebih
memperhatikan siswa pendiam dan menyendiri. Menurut ahli ilmu jiwa siswa
pendiam lebih banyak mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya kepada
lingkungan sosialnya dari pada siswa yang rebut di dalam kelas.
3) Kebutuhan Intelektual.
Bahan pelajaran yang dipaksa oleh rencana pelajaran yang ditetapkan oleh
atasan, sering kurang sesuai dengan minat anak. Di seolah modern anak-anak
diberi kesempatan memilih pelajaran yang disukainya. Selain dari itu perlu lebih
banyak perhatian kegemaran atau hobi anak-anak.
3. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Menurut Siti Swadah Rimang (2011:13) kompetensi adalah kemampuan
seorang guru dalam mentransfer ilmu yang dimiliki guru kepada anak didikannya.
Sudarwan Darnim, mengungkapkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan
guru yang meliputi kemampuan memahami peserta didik secara mendalam,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan
melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya. ( Sudarwan Danim, 2011:32-35).
Pendapat lain di kemukakan Uyo Sadulloh (2011:1) kompetensi pedagogik
merupakan ilmu yang membahas tentang pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak
yang menjelaskan seluk beluk pendidikan anak.
16
Kompetensi pedagogik dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada
lima sub kompetensi dari kompetensi pedagogik guru yang biasa dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang di ungkapkan oleh
Sudarwan Danim (2010:32-35) yaitu:
a. Memahami Peserta Didik Secara Mendalam
1) Memahami perkembangan kognitif peserta didik
2) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik
b. Merancang Pembelajaran:
1) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
2) Menentukan strategi pembelajaran, kompetensi yang ingin dicapai dan
materi ajar.
3) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih
c. Melaksanakan Pembelajaran
1) Menata latar(setting) pembelajaran
2) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
3) Merancang dan melaksanakan evaluasi
4) Merancang, melaksanakan, menganalisis hasil evaluasi dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
5) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran umum
d. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensinya
1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
akademik.
17
2) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non
akademik.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu yang sedang belajar. Ada tiga faktor yang menjadi faktor internal yaitu:
a. Faktor jasmania
Faktor yang tergolong dalam faktor jasmania yang dapat mempengaruhi
belajar adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor ini adalah: intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c. Faktor Kelelahan
Ditinjau dari dua aspek yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai nya tubuh dan dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
18
Faktor eksternal menurut Slameto (2010:60) dikelompokkan menjadi tiga
faktor yaitu:
a. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pengajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa kegiatan
siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
B. Kajian Teori
Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa grand theory yang terukir dalam
sejarah menjadi sebuah paradigma yang mempengaruhi dunia pendidikan.
Paradigma besar dalam sosiologi kemudian berkembang yaitu: Teori struktural,
fungsional.
Teori structural fungsional sangat berkembang pada tahun 1940-1950-an,
dan dianggap sebagai standard theory yang banyak dianut oleh sosiolog. Emile
Durkheim dan Max Weber dianggap sebagai inspirator fungsional struktural.
Durkheim menganggap bahwa masyarakat adalah totalitas organis dengan realitas
19
nya masing-masing yang mempunyai sejumlah kebutuhan dan fungsi yang harus
dipenuhi sehingga masyarakat tetap sustainable (Susdiyanto, 2009: 27). Di
Amerika teori ini berkembang melalui jalur Talcot Parsons dan Robert Merton.
Teori ini menekankan aspek keteraturan dan menghindari konflik.
Teori ini berpendapat bahwa masyarakat suatu sistem yang diibaratkan
seperti tubuh yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkait, menyatu antara
satu dengan yang lainnya dan masing-masing mempunyai peran (Ritzer, 2009:
25). Bagian yang satu dengan lainnya tidak dapat berfungsi tanpa ada hubungan
dengan bagian yang lain. Perubahan yang terjadi pada salah satu bagian akan
menyebabkan ketidakseimbangan dan pada gilirannya akan menciptakan
perubahan pada bagian yang lain (Raho, 2007: 48). Contoh sederhana
dikemukakan oleh Bernard, untuk menganalisis bisnis penerbangan perlu dilihat
secara fungsional. Bisnis penerbangan itu terdiri dari berbagai elemen, seperti
pesawat, pilot, pramugari, penjual tiket, mekanik, penumpang, penjaga menara,
karyawan dan sebagainya. Bisnis penerbangan tersebut akan berjalan dengan
lancar jika semua elemen bekerja sesuai fungsinya. Perubahan atau tidak
berfungsinya salah satu dari komponen tersebut akan mengakibatkan kemacetan
dan ketidakseimbangan (Fakih, 1999: 80-81).
Menurut teori ini, jika terjadi konflik dalam masyarakat maka dianggap
integrasi sosial dan keseimbangan tidak berfungsi sehingga diperlukan usaha
untuk segera mencarikan solusi agar masyarakat tetap berada dalam
keseimbangan (O’Dea, 1995: 3). Teori ini mempunyai asumsi bahwa setiap
struktur dalam sosial, fungsional terhadap yang lainnya. Fungsi merupakan
akibat-akibat yang dapat diamati menuju adaptasi atau penyesuaian dalam satu
20
sistem. Fungsionalisme lebih banyak ditujukan kepada fungsi-fungsi
dibandingkan dengan motif-motif. Fungsi bersifat netral secara ideologis, struktur
sosial dapat saja memberi kontribusi terhadap pemeliharaan fakta-fakta sosial
terhadap atau sebaliknya, menimbulkan akibat yang bersifat negatif (Muthali’in,
2001: 27). Seperti, perbudakan di Amerika Serikat, fungsional bagi masyarakat
kulit putih karena sistem tersebut dapat menyediakan tenaga buruh murah,
memajukan ekonomi pertanian gandum dan kapas.
Begitu pula, perburuan terhadap masyarakat Aborigin, fungsional bagi
masyarakat kulit putih-pendatang dari Inggris–karena menciptakan daerah baru
dan lahan baru bagi kerajaan. Namun sebaliknya, perbudakan mempunyai
disfungsi, sistem perbudakan berimplikasi pada ketergantungan terhadap ekonomi
pertanian dan tidak siap memasuki industrialisasi. Salah satu karya yang terkenal
dari fungsionalisme adalah teori tentang stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial
dianggap sebagai suatu kenyataan universal untuk mempertahankan
keberlangsungan hidup suatu masyarakat (Langer, 2005: 107). Stratifikasi yang
dimaksud bukan individu-individu tetapi posisi yang mengandung prestise yang
bervariasi di dalam masyarakat, sehingga memotivasi masyarakat dan
menempatkan orang sesuai dengan posisi dalam sistem stratifikasi tersebut
(Syarbaini dan Rusdiyanta, 2009: 53).
Teori ini mendapat kritikan yang cukup tajam dari para ahli yang kontra
dengan teori ini, karena dianggap melanggengkan posisi-posisi khusus melalui
kekuasaan, prestise dan kekayaan. Orang bisa saja termotivasi bukan karena
prestise tetapi karena kepuasan yang dapatkan dari pekerjaannya karena
memperoleh kesempatan melakukan pelayanan. Menurut Weber, stratifikasi
21
merupakan kekuatan sosial yang berpengaruh besar. Seperti halnya dalam
sekolah, pendidikan merupakan variabel kelas atau status. Pendidikan akan
mengantar seseorang untuk mendapatkan status yang tinggi yang menuju ke arah
konsumerisme yang membedakan dengan kaum buruh.
Namun tekanan disini bukan pada pendidikannya melainkan pada unsur
kehidupan yang memisahkan dengan golongan lain. Menurut Weber, dalam dunia
kerja belum tentu mereka yang berpendidikan tinggi lebih terampil dengan
mereka yang diberi latihan-latihan, namun pada kenyataannya mereka yang
berpendidikan tinggi yang menduduki kelas penting. Jadi pendidikan seperti
dikuasai oleh kaum elit, dan melanggengkan posisinya untuk mendapatkan status
dan kekuasaannya.
Teori ini menekankan pada fungsi peran dari struktur sosial yang
didasarkan pada konsensus dalam suatu masyarakat. Struktur itu sendiri berarti
suatu sistem yang melembagakan dan saling berkaitan. Kaitannya dengan
pendidikan, Talcot Parson, mempunyai pandangan terhadap fungsi sekolah
diantaranya:
1. Sekolah sebagai sarana sosialisasi. Sekolah mengubah orientasi kekhususan ke
universalitas salah satunya yaitu main set selain mewarisi budaya yang ada
juga membuka wawasan baru terhadap dunia luar. Selain itu juga mengubah
alokasi seleksi (sesuatu yang diperoleh bukan dengan usaha seperti hubungan
darah, kerabat dekat dan seterusnya) ke peran dewasa yang diberikan
penghargaan berdasarkan prestasi yang sesungguhnya.
22
2. Sekolah sebagai seleksi dan alokasi, sekolah memberikan motivasi-motivasi
prestasi agar dapat siap dalam dunia pekerjaan dan dapat dialokasikan bagi
mereka yang unggul.
3. Sekolah memberikan kesamaan kesempatan suatu sekolah yang baik pastinya
memberikan kesamaan hak dan kewajiban tanpa memandang siapa dan
bagaimana asal usul peserta didik nya (Wulandari, 2009: 174-176). Teori
fungsional struktural sampai sekarang masih mempengaruhi dunia pendidikan
meskipun disana mendapat kritik. Teori ini, masih dianggap up date tentu saja
terdapat modifikasi dari para penganutnya, sosiolog untuk menjadi pisau
analisis dalam mengkaji pendidikan dalam perspektif sosiologi.
C. Kerangka Pikir
Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
Kompetensi dapat diartikan dengan kemampuan, kecakapan dan wewenang yang
menggambarkan kualifikasi baik Sedangkan kompetensi pedagogik guru yaitu
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di
miliknya.
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di
sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis kompetensi profesional merupakan salah satu
23
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Prestasi adalah hasil yang
di capai oleh seorang siswa karena usahanya untuk memiliki suatu kecakapan
ilmu pengetahuan atau perubahan-perubahan yang dicapai seseorang dalam
usahanya untuk memiliki suatu kecakapan tertentu.
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh
beberapa pihak, antara lain yaitu:
1. Kurniawan 2015 Dengan Judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMPN 5 Blitar”. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 50 responden yang
SMA PEST Putri
Yatama Mandiri
Guru Sosiologi
Penerapan Kompetensi
Pedagogik Kepada Siswa
Kompetensi Pedagogik Upaya Peningkatan
Pedagogik
24
dipilih menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian didapatkan
hasil, “Pada guru SMPN 5 Blitar memiliki tingkat kompetensi pedagogik
dalam kategori yang tinggi sebesar 99%, Motivasi belajar siswa pada kelas
VIII sendiri juga masuk pada kategori yang tinggi sebesar 100%.
2. Watie 2016 Dengan Judul “Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak MIN 6 Lampung Selatan
Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Jenis Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian “Peranan kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru Aqidah Akhlak di MIN 6 Lampung dalam
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak yaitu memiliki kemampuan
memahami peserta didik, mampu merancang pembelajaran di kelas, mampu
menggunakan metode mengajar, dan mampu memberikan penilaian.
3. Ramli 2016 Dengan Judul “Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar”. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data penelitian ini diambil dari 2
orang guru kelas di SD Negeri Paguyangan 2 Brebes. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru kelas
IV dan guru kelas V di SD Negeri Paguyangan 2 berbeda-beda. Hal tersebut
bisa dilihat dari latar belakang dan pengalaman mengajar guru serta dari nilai
Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diperoleh. Peran kompetensi pedagogik
guru dalam proses pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil
pembelajaran tematik di kelas nya. Guru yang memiliki kompetensi
pedagogik bagus cenderung berhasil dalam pembelajaran tematik di kelas
25
nya. Sedangkan guru yang memiliki kompetensi pedagogik rendah cenderung
tidak berhasil dalam pembelajaran tematik nya.
4. Tesya Aprilia 2019. Dengan judul “implementasi Kompetensi Pedagogik
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd
Dcc Global Bandar Lampung”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Kepala sekolah dan dua orang guru. Hasil penelitian
diperoleh: 1) guru telah melakukan berbagai metode dan pendekatan guna
menguasai karakteristik peserta didik, 2) guru telah menjelaskan teori belajar
lalu selanjutnya mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran, 3)
dalam pengembangan kurikulum guru telah menyusun RPP sesuai dengan
kurikulum yang ada di sekolah dan telah menyampaikan, menyesuaikan, dan
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, 4) guru telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan melakukan
aktivitas pembelajaran yang bervariasi dan mengelola kelas secara efektif lalu
memberikan banyak kesempatan bertanya pada peserta didik.
5. Muh. Nurfauzi Jamal 2017. Dengan Judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik
Guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Abnaul
Amir Kabupaten Gowa. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
penelitian yang digunakan adalah Ex Post Facto. Sampel penelitian yang
berjumlah 35 peserta didik. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan
nilai t hitung sebesar 4,480 lebih besar dari pada nilai tabel distribusi dengan
nilai 2,042 dengan taraf signifikansi sebesar 5% (4,480 > 2,042) = (thitung >
ttabel) berarti ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi
belajar peserta didik di MA Abnaul Amir Kab. Gowa.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian diatas, maka penelitian ini dapat di kategori
kan ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, sebab penelitiannya
diarahkan untuk mendeskripsikan keadaan mengenai dinamika religiositas.
Sebagaimana dikutip Moleong, Bodgan & Taylor mendefinisikan metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi dalam hal
ini tidak boleh mengisolasi individu atau kelompok ke dalam variable atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Sejalan
dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan studi kasus. Studi
kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang subjek penelitian yang
berkenaan dengan sabtu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
Subjek penelitian bias jadi individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.
Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi social dari
unit-unit social yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-
karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari
sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
26
27
B. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA PST Putri Yatama Mandiri Sekolah
tersebut merupakan salah satu sekolah menengah yang mengembangkan
pendidikan keagamaan dan pendidikan karakter dalam pendidikan sehari-hari.
Selain itu, sekolah yang berlokasi di Perumahan Restika Pallangga, Kabupaten
Gowa, Sualawesi selatan ini telah menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) . Waktu penelitian kurang lebih 2 bulan
C. Informan penelitian
Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
sampling, dimana pemilihan dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Menurut pendapat
spradely dalam Faisal (1990:45) informan harus memiliki beberapa kriteria yang
perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau
medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini
biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala
tentang sesuatu yang ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan
kegiatan menjadi sasaran atau penelitian
3. Subjek mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai
informasi.
4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dikemas terlebih dahulu dan mereka relative masih lugu dalam
memberikan informasi.
28
D. Fokus Penelitian
Dinamika religiositas siswa yang akan penulis teliti berfokus pada keenam
dimensi keberagaman menurut teori Verbit yang meliputi religious belief,
reigiouspractice, religious feeling, religious knowledge, reigiouseffect dan
community pada siswa yang bersekolah di SMA PST Putri Yatama Mandiri.
E. Instrument Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada saat
pengumpulan data pada SMA PST Putri Yatama Mandiri telah dipersiapkan alat-
alat yang digunakan sebelumnya, antara lain yang dipersiapkan adalah:
1. Melakukan observasi terlebih dahulu dengan jalan mengumpulkan data
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki
dalam pengamatan tersebut.
2. Membuat angket yang akan dibagikan terhadap informan dalam rangka
melakukan penelitian agar didapatkan suatu jawaban atau informasi yang
aktual.
3. Menyiapkan format wawancara seperlunya, agar memudahkan peneliti
dalam melakukan wawancara kepada informan yang dianggap dapat
memberikan data-data kongkrit yang ada hubungannya dengan
pembahasan penelitian ini, serta mengumpulkan data sesuai dengan yang
diperlukan.
Dengan beberapa alat yang digunakan diatas, dirumuskan berdasarkan
masalah serta analisis variable yang terkandung di dalamnya. Tentu saja dalam
pengumpulan data tersebut diatas sudah pula diidentifikasikan terhadap jenis data
yang akan dikumpulkan, apakah kualitatif atau kuantitatif.
29
F. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu:
1. Data primer
Data ini bersumber dari responden secara langsung dalam praktek nya
diperoleh dari wawancara. Selain dari pengamatan langsung terhadap situasi
lokasi penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pendukung lokasi penelitian
yaitu dokumen-dokumen dan statistik, buku-buku, majalah, Koran dan keterangan
lainnya yang ada kaitannya dengan objek penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Analisis Data
Dalam sebuah aspek pengumpulan data tergantung pada jenis dan sumber
data yang diperlukan. Pada umumnya, pengumpulan data dapat dilakukan dengan
beberapa metode, baik secara alternative maupun kumulatif. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai focus penelitian. Adapun secara
ringkas pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:
1. Observasi
Observasi penelitian adalah metode penelitian yang menggunakan cara
pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Metode
observasi umumnya ditujukan untuk jenis penelitian yang berusaha memberikan
gambaran mengenai peristiwa apa yang terjadi di lapangan.
Observasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengamatan atau
observasi yang dilakukan akan memakan waktu yang lebih lama apabila ingin
melihat suatu proses perubahan dan pengamatan. Observasi merupakan
30
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenal fenomena social
dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dimana
dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap objek yang akan
digunakan untuk mengetahui tentang dinamika religiositas siswa di SMA PST
Putri Yatama Mandiri. Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu buku catatan,
telpon genggam (untuk merekam suara dan mengambil gambar) yang nantinya
digunakan untuk mencari dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan
data, antara lain:
a. Mengamati kegiatan pembelajaran peserta didik SMA PST Putri
Yatama Mandiri
b. Mengamati sikap dan prilaku dalam berinteraksi antar siswa yang
berbeda agama
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara memerankan
peranan penting dalam pengumpulan data. Pada instrument ini digunakan untuk
mendasarkan diri pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Jadi dengan
wawancara, maka akan mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan
dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.
Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan
dinamika religiositas siswa. Sedangkan objek yang menjadi sumber informasi dan
juga yang akan diwawancarai adalah:
31
a. Kepala sekolah SMA PST Putri Yaatama Mandiri untuk mendapatkan
profil tentang SMA PST Putri Yatama Mandiri
b. Peserta didik, untuk mendapatkan keterangan mengenai hubungan
interaksi dengan teman sebayanya.
c. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam
penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang berarti barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat mengumpulkan data yang
utama, karena pengujian datanya yang diajukan secara logis dan rasional melalui
pendapat ataupun teori yang diterima. Cara mengumpulkan data melalui arsip
tertulis.
Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data
yang akurat mengenai data-data yang terkait dinamika religiositas siswa. Seperti
peraturan, tata tertib, dan juga data terkait sejarah serta perkembangan
kelembagaan.
H. Teknik analisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang
lain.
32
Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis
deskriptif, yaitu suatu model untuk memecahkan atau menjawab permasalahan
yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Untuk menghasilkan suatu
kesimpulan maka analisis data merupakan langkah untuk mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara, mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang lebih penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat seluruh data objektif dan apa adanya sesuai hasil
observasi dan wawancara di lapangan.
2. Data reduction (reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum memilih hal-hal pokok memfokuskan
pada hal-hal penting, kemudian dicari tema dan pola nya. Sehingga dapat
memberikan gambaran secara jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan data berikutnya, yaitu dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi untuk kemudian dijadikan rangkuman.
3. Data display (penyajian data)
Penyajian adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan.
33
4. Conclusion drawing/ variation ( penarikan kesimpulan atau verifikasi)
Setelah melakukan penyajian data, langkah selanjutnya yaitu penarikan
kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam
pengambilan keputusan didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat peneliti.
I. Teknik keabsahan data
Untuk mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini maka teknik pengembangan yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu
teknik triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan bersumber data yang telah ada. Teknik yang menggunakan
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Triangulasi dilakukan dengan tiga strategi yaitu:
1. Sumber: penulis mengambil dan mencari informasi tentang topic yang
dikaji dari beberapa sumber.
2. Metode penelitian: peneliti melaksanakan pengecekan kembali dengan
lebih dari satu metode.
3. Waktu: pemeriksaan pada waktu ataupun kesempatan yang berbeda. Cara
ini memiliki potensi untuk meningkatkan akurasi, keterpecahan, kerincian
serta kedalaman data.
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pesantren Putri Yatama Mandiri
Pesantren Putri Yatama Mandiri didirikan sejak tahun 1997 dan yang
menjabat sebagai kepala sekolah adalah Drs. Nurmin Kasim beliau menjabat
kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri sampai pada tahun 2020. Dengan
demikian mulai tahun 1997 sampai sekarang, kepemimpinan Pesantren Putri
Yatama Mandiri telah mengalami dua kali pergantian kepemimpinan. Berikut ini
oaring-orang yang telah berjasa dalam kemajuan serta mengadakan inovasi-
inovasi dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran di Pesantren Putri
Yatama Mandiri Kabupaten Gowa.
Pesantren Putri Yatama Mandiri merupakan lembaga pendidikan di
pondok Pesantren Pesantren Putri Yatama Mandiri, di dalam proses belajar
mengajar, mata pelajaran yang ditawarkan adalah Agama dan Umum, dengan
penerapan manajemen pendidikan umum dan Agama, maka ini merupakan
daya tarik dan motivasi bagi masyarakat Pemekaran khususnya, masyarakat
Kabupaten Gowa pada umumnya, alhasil pada ending nya tidak ada lagi setiap
tahun ajaran baru lembaga pendidikan ini pendaftar anak Yatim baru dari tahun
ke tahun secara kuantitas terus bertambah.
Secara geografis lembaga ini terletak di bagian tepatnya dijalan Baso Dg
Ngawing Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Letaknya yang sangat
strategis yang berada di wilayah Kecamatan Pallangga, lokasi ini mudah
dijangkau dari segala penjuru, terutama dari kecamatan Pallangga. Tidak
mengherankan jika anak yatim datang dengan latar belakang budaya dan
34
35
tingkat pendidikan daerah asalnya yang berbeda-beda. Perbedaan latar
belakang budaya dan tingkat pendidikan daerah anak yatim berdampak
persaingan yang ketat yang sehat di antara anak yatim Pesantren Putri Yatama
Mandiri dalam belajar. Kondisi ini menyebabkan ke semangat kepala Pesantren
Putri Yatama Mandiri serta para karyawan Pesantren Putri Yatama Mandiri
untuk selalu mengadakan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar,
termasuk memikirkan dan merencanakan bagi anak yatim yang berprestasi
baik dalam bidang akademik maupun non akademik
Prestasi yang diraih oleh beberapa anak yatim Pesantren Putri Yatama
Mandiri merupakan buah hasil dari jerih payah dari elemen yang peduli pada
Pesantren tersebut, khususnya kepala madrasah, yang mempunyai kemampuan
manajerial yang dijadikan sebagai modal utama , serta para pegawai dan tenaga
pendidik yang professional berjumlah 40 Ustad
1) Adapun Visi Misi Pesantern Putri Yatama Mandiri.
1. Visi
“Visi sekolah SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu terdidik,
berprestasi, beriman, dan berakhlak mulia.”
2. Misi
Misi sekolah SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu :
1. Melaksanakan pembelajaran efisien dan efektif berbasis kompetensi.
2. Pemberdayaan tenaga edukatif sehingga tercipta edukatif yang
profesional.
3. Menumbuhkan etos kedisiplinan setiap warga sekolah.
36
4. Menumbuhkan semangat keunggulan sehingga tercipta output yang
mandiri, terdidik, dan terampil.
5. Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif dengan
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
6. Menumbuhkan semangat pengalaman nilai-nilai ajaran agama Islam yang
tercermin dalam kehidupan sehari-hari setiap warga sekolah.
7. Mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengembangan mutu sekolah.
B. Sarana dan Prasarana
1. Profil Sekolah
No. Nama sekolah : SMA Pesantren Putri Yatama Mandir
1. NSS : 302190304002
2. NPSN : 40313201
3. Status : Disamakan
4. Alamat : Jln. Baso’ Dg. Ngawing, Komp. BTN
Restika Indah A.1 No. 1 Gowa
5. No. Tlp : 0411-505-2231
6. Kelurahan : Tetebatu
7. Kecamatan : Pallangga
8. Kabupaten : Gowa
9. Kode Pos : 92161
10. Tanggal Berdiri : 28 Agustus 1998
11. Luas Bangunan : 30.000 m2
12. Rombongan Belajar : 4 Kelas
37
13. Jumlah Siswa
Kelas X : 50
Kelas XI : 36
Kelas XII : 32
2. Fasilitas Sekolah
Kelengkapan fasilitas belajar di sekolah merupakan hal yang sangat
menunjang proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
semakin lengkap fasilitas yang dimiliki, maka semakin lancar proses belajar
mengajar di sekolah tersebut. Adapun beberapa fasilitas yang terdapat di SMA
Pesantren Putri Yatama Mandiri yaitu ruang pertemuan (aula), kantor, ruang
kelas, perpustakaan, fasilitas komputer, laboratorium IPA, laboratorium komputer,
WC.
Tabel Kondisi gedung/bangunan sekolah
No. Jenis, Ruangan, Gedung Sekolah Luas (m2) Keterangan
1 Ruangan Kepala Sekolah dan Wakil 15 m2 Baik
2 Ruangan untuk guru-guru 35 m2 Baik
3 Ruangan kelas untuk mengajar 56 m2 (7 kelas) Baik
4 Ruangan Tata Usaha 16 m2 Baik
5 WC/Kamar Kecil 8 m2 (14 wc) Baik
6 Gudang 12 m2 Baik
7 Aula atau Ruang Pertemuan 70 m2 Baik
8 Ruang Praktek Komputer 56 m2 Baik
9 Laboratorium IPA 56 m2 Baik
38
10 Halaman Sekolah/Tempat parker 200 m2 Baik
11 Masjid 65 m2 Baik
12 Perpustakaan 55 m2 Baik
13 Asrama Santri 40 m2 (7 asrama) Baik
14 Dapur 45 m2 Baik
C. Keadaan Siswa
a. Penerimaan Siswa Baru
Siswa SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri ialah mereka yang telah lulus
ujian seleksi yang diselenggarakan setiap tahun oleh sekolah dan sebagian kecil
adalah pindahan dari sekolah yang sederajat.
b. Personil
Personil SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri terdiri dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, bendahara, guru bidang studi, guru BP, dan staf tata usaha.
4. Guru
No. Nama Jabatan/Guru
Mata Pelajaran
Alamat
1 Dra. Hj. Nurmin Kasmin,
M.Pd.
Kepala Sekolah Jl. Mapala A.5/14
Makassar
2 Halijah, S. Ag Wakil Kepala
Sekolah & Tahfids
Tattakang Kelurahan
Parang Banua
3 Yuliani, S.Ag., M.Pd.I. Nahwu Shorf Kompleks Pesantren
Yatama Mandiri
39
4 Nuralam B., S. Ag. Aqidah & U.
Hadis
Kompleks Pesantren
Yatama Mandiri
5 Asrawati, S.Pd Bahasa Inggris &
TIK & Prakarya
6 Mustiha, S. Pd. Kimia BTN Restika Blok A.2/5
Pallangga
7 Anwar, S. Pd. I. Fiqh Labakkang Bajeng
8 Arifin, S. Pd. I. U. Qur'an & Tafsir BTN Restika Indah Blok
B.3/20
9 Harisah, S. Ag., M. Pd. I. Sejarah & SKI BTN Restika Indah
C.1/12
10 Hj. Haerati, S. Sos. PKN & Sosiologi Bontonompo
11 Satriani, S.Pd Matematika
12 Abd. Kadir, S. Pd. Bahasa Indonesia Jl. Malino, Bonto Ramba
13 Isra Mirdayanti, S.S Bahasa Arab
14 Ratnawati, S.Si IPA
15 Suwarni, S. Pd. Muloq Gowa
16 Dra. Haerani IPS BTN Pelita Asri
17 Nursyamsiah, S. Pd. Penjaskes Makassar
18 Indrayani, S. Pd. Penjasks
19 Muh. Arsyad, S. Pd. IPS Gowa
20 Irmawati, S,Ag Tajwid
21 Ade Wahyulianti Pend. Seni
40
5. Staf
No. Nama Jabatan Alamat
1 Muh. Arsyad, S. Pd. Pegawai Tata Usaha Gowa
D. Kurikulum Pesantren Putri Yataman Mandiri
Kurikulum yang digunakan bersifat fleksibel (peka terhadap perubahan).
dari mulai di ber lakukan kurikulum 1994, kemudian berubah kepada Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
Dengan model kurikulum yang terakhir ini, yang memberi peluang untuk
memberikan untuk menentukan/mengembangkan indikator pencapaian hasil
belajar secara mandiri, sesungguhnya merupakan tantangan besar kepada satuan
pendidikan untuk bereksplorasi dan improvisasi dengan menggali potensi lokal
dengan tanpa menafikan rambu rambu nasional yang digariskan oleh standar
nasional pendidikan (SNP). Maka Pesantren Putri Yatama Mandiri
memodifikasi kurikulum tersebut disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan yang
telah di rumuskan, serta disesuaikan dengan kondisi pesantren dengan komposisi
50% Umum dan 50% Agama (muatan lokal). Sedangkan system pembelajaran
yang berlangsung sesuai latar belakang berdirinya Pesantren Putri Yatama
Mandiri sebagai “transfer of knowledge and transfer value” adalah bersifat
integral (integrity) dalam arti kurikulum yang dilaksanakan Pesantern Putri
Yatama Mandiri merupakan kesatuan kurikulum yang bersifat parallel dengan
kurikulum pesantren secara umum, dan berkesinambungan (continuity) dalam
arti KBM yang berlangsung di Panti asuhan (YATAMA) Banyaknya pada siang
41
hari akan dilanjutkan dengan KBM di pesantren pada malam Hari. Dengan tanpa
mengurangi tradisi pesantren, dapat di katakan bahwa orientasi dan target yang
ingin dicapai sesungguhnya adalah terciptanya “Symbiosis mutualism”, dengan
menggunakan metode dan pendekatan fungsional dan bermakna sehingga
pembelajaran ilmu Agama dalam saling mendukung.
E. Pembagian dan Uraian Tugas Tenaga Kependidikan dan Administrasi
Untuk menjalankan penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Putri
Yatama Mandiri dilakukan pembagian tugas tenaga kependidikan dan
administrasi sebagai berikut :
1. Tugas Kepala
a. Kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri mempunyai tugas memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan dan pengajaran di Pesantren Putri
Yatama Mandiri.
b. Kepala Pesantren Putri Yatama Mandiri berfungsi sebagai educator, manager,
administrator, supervisor dan leader.
2. Kepala Tata Usaha
Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan
Pesantren Putri Yatama Mandiri dan bertanggung jawab kepada Kepala
Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan program kerja tata usaha
b. Pengelolaan keuangan
c. Administrasi ketenagaan dan anak yatim
d. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha
e. Penyusunan administrasi perlengkapan
42
f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K
g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Ustadz ketatausahaan secara
berkala
3. Tugas Waka/PKM (Pembantu Kepala Bidang Kurikulum)
a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
b. Menyusun pembagian tugas Ustad dan jadwal pelajaran
c. Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester, sampel,
Persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum)
d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler
e. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas,
kelulusan dan laporan kemajuan belajar anak yatim)serta pembagian
rapor / ijazah
f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
h. Mengatur pembagian MGMP dan koordinator mata pelajaran
i. Mengatur mutasi anak yatim)
j. Melaksanakan supervisi administrasi dan akademik k. Menyusun laporan
k. Mewakili kepala panti asuhan (YATAMA) ketika berhalangan
4. Tugas Waka / PKM Bidang Ke anak yatiman
Tugas Waka / PKM bidang ke anak yatiman sebagai berikut:
a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi : Kepramukaan,
PMR, Kelompok ilmiah remaja, Usaha kesehatan Koperasi anak yatim ,
Patroli keamanan dan Paskibra
43
c. Mengatur program pesantren kilat
d. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan anak yatim) teladan
e. Menyelenggarakan dan mengikut sertakan cerdas cermat, karya ilmiah
dan olah raga berprestasi
f. Menyeleksi anak yatim)untuk diusulkan mendapat bea anak yatim
g. Mengkoordinir, membina dan mengawasi kegiatan setiap upacara
h. Merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan pelaksanaan bakti
masyarakat dari anak yatim)
i. Memantau dan mengevaluasi kelulusan anak yatim , dalam hal ini bekerja
sama dengan bidang kurikulum
j. Merencanakan dan membimbing praktek kerja karya wisata anak yatim ,
majalah dinding dan bulletin anak yatim)
k. Merencanakan, membina dan mengawasi pelaksanaan ORSIB bagi calon
anak yatim) baru
l. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan 8K (Ke-Agamaan, Keamanan,
Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Kekeluargaan, Kesehatan dan Ke
rindangan)
5. Tugas Waka / PKM Bidang Sarana dan Prasarana
Tugas Waka / PKM bidang sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar
b. Merencanakan program pengadaan nya
c. Mengatur tata letak dan pemanfaatan sarana prasarana
d. Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana
44
e. Pengawasan dan pemeliharaan barang inventaris
f. Dalam menjalankan tugas tersebut di atas Waka sarana prasarana bekerja
sama dengan kaur tata usaha
g. Menyusun laporan
6. Tugas Waka Bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS)
Tugas Waka bidang hubungan masyarakat (HUMAS) sebagai berikut:
a. Mengatur, mengembangkan dan menjalin hubungan baik dengan komite
lintas sektoral dan masyarakat pada umumnya
b. Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan
(Bakti sosial)
c. Menyelenggarakan pameran hasil kemajuan pendidikan (Gebyar
pendidikan)
d. Mengadakan inventarisasi lulusan yang meliputi
1) Per Ustad An tinggi yang dimasuki
2) Pondok pesantren yang dimasuki
3) Membantu kepala dalam mengatasi masalah/kasus yang berhubungan
dengan luar lingkungan.
e. Mewakili kepala Madrasah menghadiri undangan dari luar apabila kepala
berhalangan hadir
7. Tugas Ustad bimbingan dan konseling (BP/BK)
Tugas Ustad bimbingan dan konseling (BP/BK) sebagai berikut:
a. Menyusun program dan pelaksanaan BK
b. Mengatasi masalah – masalah yang dihadapi oleh anak yatim)
c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak yatim)agar lebih
45
berprestasi dalam belajar
d. Mengamati, mencermati sikap dan tingkah laku anak yatim)sehari – hari
mulai dari seragam, sepatu, rambut dan lain – lain
e. Membuat catatan pribadi anak yatim
f. Mengadakan penilaian dan menyusun statistik hasil penilaian BK
g. Mengadakan pertemuan / panggilan orang tua / wali murid, baik
perorangan maupun kelompok untuk saling memberi dan menerima
informasi tentang keberadaan anak yatim
h. Me monitoring keberadaan anak yatim baik di Pesantren Yatama
Mandiri maupun di luar Pesantren Yatama Mandiri
i. Menyusun laporan pelaksanaan BK
8. Tugas pembimbing keAgamaan
Tugas pembimbing ke Agamaan sebagai berikut:
a. Membimbing dan menanamkan nilai-nilai ke Agamaan kepada para anak
Yatim
b. Mengatur dan melaksanakan kegiatan praktek ibadah sesuai dengan
jadwal (dibantu Ustad piket).
c. Membimbing dan membina anak yatim) yang ketinggalan baca tulis al
Qur’an.
d. Mengadakan peringatan Hari Besar Islam (HBI) bersama Waka Ke anak
yatiman dan Humas.
9. Tugas Pembimbing Kesenian
Tugas pembimbing kesenian sebagai berikut:
a. Mendata anak yatim) yang mempunyai bakat dan keterampilan di bidang
46
seni.
b. Membina anak yatim) yang berbakat seni dan mengembangkannya.
c. Mengadakan latihan-latihan secara rutin dan terjadwal.
d. Mengikutsertakan anak yatim) yang berbakat dalam lomba / festival seni.
e. Dalam kegiatan tersebut di atas, berkoordinasi dengan Waka terkait.
10. Tugas Pembimbing Olah Raga
Tugas pembimbing olah raga sebagai berikut
a. Mendata anak yatim)yang mempunyai bakat dan keterampilan di bidang
olahraga.
b. Membina anak yatim) yang berbakat olah raga dan mengembangkannya.
c. Mengadakan latihan-latihan secara rutin dan terjadwal.
d. Mengikutsertakan anak yatim) yang berbakat dalam lomba.
e. Dalam kegiatan tersebut di atas, berkoordinasi dengan Waka terkait
47
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Dalam Sebelum aktivitas tentang bagaimana akan mengalin sebuah riset
penelitian sebuah dilokasi dimana akan di tempatkan untuk melakukan sebuah
penelitian, peneliti sudah terlebih dahulu menyiapkan aspek bahan yang akan di
kaji dalam sebuah materi sebagai bahan pedoman dalam melakukan wawancara
dan observasi untuk mendapatkan data yang relevan di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri. Menyiapkan bahan penelitian maka peneliti wajib membuat
janji terlebih dahulu kepada sumber data penelitian, barulah penelitian dapat
dilaksanakan sesuai prosedur penelitian yang telah ditetapkan.
Data penelitian disajikan untuk mengetahui sebuah karakteristik data
pokok yang berkaitan dengan penelitian yang kaji. Berdasarkan hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri,
Berikut adalah paparan data dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan
Sosiologi, mengenai:
1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri
Kompetensi Pedagogik guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
dapat lihat melalui panca proses pembelajaran nya. Seorang guru dalam
penerapan pembelajaran harus menggunakan rancangan pembelajaran. Suatu
rancangan pembelajaran digunakan untuk titik acuan guru dalam pembelajaran di
kelas. Tanpa adanya suatu rancangan pembelajaran seorang guru tidak bisa
47
48
melaksanakan pembelajaran di kelas. Bapak selaku guru bidang studi pendidikan
sosiologi Muh Arsyad, memaparkan;
“Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat digunakan untuk memperlancar jalan proses pembelajaran dalam kelas di Pesantren ini semua guru di wajibkan membuat RPP karena merupakan sebuah standar kompetensi dalam KBM akan di mulai.
Hal ini juga dapat diutarakan oleh Abdul Rahim, selaku Waka Hubungan
Masyarakat di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, bahwa:
“Beliau sudah membuat dan mempunyai Rancangan
Pembelajaran yang biasa disebut dengan RPP tentunya telah di
sahkan oleh kepala sekolah melalui proses evaluasi dan supervisi.
RPP menjadi pedoman guru proses pembelajaran dalam kelas
demi menjalankan standar kurikulum yang di perlakukan oleh
pihak Dinas pendidikan dan dilaksanakan oleh seluruh intensi
sekolah”
Masih dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa :
“Pembuatan RPP dilaksanakan sebelum awal tahun ajaran baru. para guru dikumpulkan menjadi satu dan digabung dengan waka kurikulum dan waka-waka yang ada. Setelah itu di tentukan memakai kurikulum apa (KTSP atau K-13). Setelah itu dialihkan kepada administrasi apa saja yang ada di RPP.”
RPP memberikan sebuah kemudahan pada guru untuk menyampaikan
bahan ajar dalam kelas, karena di awal pembuatan RPP di dalamnya juga
mengkaji tentang apa bahan materi yang akan di bahas dalam kelas sesuai untuk
disampaikan dengan mengkaji dari aspek bahasan, bahasa dan sebagainya.
Sehingga dari sini bisa di tarik kesimpulan, kompetensi pedagogik pada guru
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa bisa dilihat dari pemaparan tersebut.
Argumen diatas d a p a t dibenarkan oleh Bapak Abdul Rahim, selaku
Waka Kurikulum, menyatakan bahwa:
“Memang benar, Setiap guru wajib membuat RPP, dan
pembuatan setiap RPP itu bervariasi sesuai dengan kreatifitas
49
guru dalam mengelola pembelajaran. Bahkan tidak hanya RPP
saja, Silabus, Prota, Promes harus sudah siap. Sedangkan bapak
Jiwa sendiri selalu menyiapkan Rancangan pembelajaran nya
sebelum tahun akademik dimulai”
Ibu Nurmin Kasim, selaku Kepala Sekolah SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri menuturkan bahwa:
“RPP untuk seorang guru itu dijadikan patokan dalam pembelajaran di kelas, seorang guru yang akan mengajar di kelas harus siap dengan RPP-nya. Apabila guru tersebut tidak mempunyai RPP, maka guru tersebut sudah melanggar tata tertib seorang guru. Jadi RPP merupakan suatu landasan dasar oleh para guru.”
RPP sangatlah penting karna hal ini membuktikan adanya kemampuan
atau kompetensi pedagogik guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Dilihat dari hasil wawancara oleh Ibu Nurmin Kasim, yaitu:
“Dalam sebuah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dalam kelas dapat dilakukan sebelum memasuki tahun ajaran baru
sesuai standar metode yang ingin digunakan kreatif mungkin.
Tidak hanya pak Arsyad tapi semua guru, karena di anjurkan
Guru dapat membuat RPP karena merupakan sebuah kewajiban
guru sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dalam kelas,
dan guru tidak akan merasakan kesusahan dalam menyampaikan
sebagaimana proses pembelajaran sudah tertera semua dalam
penyusunan pembuatan RPP tersebut.
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Arsyad berikut
adalah hasil observasi nya:
“Pembuatan RPP memang sudah ter jadwalkan untuk semua guru yaitu sebelum memasuki tahun ajaran baru. Semua guru membuat RPP nya masing-masing sesuai dengan kurikulum yang dipakai. Namun tetap dibolehkan kreatif merancang dan menggunakan metode pembelajaran yang di terapkan oleh pihak sekolah yang sudah dianjurkan di laksanakan menurut hasil dari dinas pendidikan sesuai aturan kementerian pendidikan dan kebudayaan”
50
Hal di atas dibenarkan oleh Bapak Abdul Rahim, yang menyatakan
bahwa:
“Di awal tahun sudah ada anjuran dari Kepala Sekolah harus
membuat RPP, dan yang memberikan pengarahan langsung oleh
waka kurikulum. Jadi kita semua para guru berkumpul jadi satu
dan mengerjakan RPP masing-masing.”
Di utarakan kembali Pak Arsyad, menyatakan;
“Memang banyak terjadi pergantian kurikulum di SMA
Pesantren ini. Tahun 2014 semester 1 sempat memakai K-13.
Dan akhirnya kembali ke KTSP dikarenakan sarana dan
prasarana yang belum memadai”.
Pak Abdul Rahim., juga memaparkan yaitu:
“Guru Sosiologi di SMA Pesantren ini sudah membuat dan
melakukan serta melaksanakan RPP-nya dengan baik dan
lancar, disini ini kita menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk kelas 8 dan 9 dan menggunakan
Kurikulum 13 di kelas 7 sebagai acuan dalam pembelajaran di
sekolah kami.”
Dalam mengembangkan kompetensi pedagogik nya membuat sebuah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilaksanakan secara musyawarah atau
perkumpulan untuk pembuatan RPP. Dari sini guru bisa memberikan wacana
yang bagus untuk memilah dan memilih materi, metode, media, dan sebagainya
untuk menunjang pembelajaran siswa yang tujuannya meningkatkan prestasi
belajar nya.
Hal ini, waka kurikulum di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri,
Bapak Abdul Rahim, menuturkan:
“Memang benar, kita sedang menggunakan KTSP untuk acuan
pembelajaran nya. Sebelum tahun ajaran 2014 kita menggunakan
KTSP, di tahun ajaran 2014-2015 kita menggunakan K-13. Dan
sekarang di pertengahan tahun ajaran kita kembali lagi ke
KTSP. Baru nanti tahun ajaran 2016-2017 akan diterapkan
kembali untuk kurikulum K-13. Dan pada tahun 2020 wajib
51
menggunakan K-13 dalam pembelajaran Sosiologi.”
Sesuai dengan aturan yang di perlakukan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah mengubah kurikulum dalam proses pembelajaran demi
berkembangan pendidikan akan ke depan ya, kepala sekolah dan guru-guru
lainnya akan mengikuti aturan yang di buat dan akhirnya guru membuat RPP
sebagai dengan yang sebelumnya dengan adanya perubahan guru hendak
mengantikkan RPP yang di buat sebelumnya mengikuti kurikulum yang di buat
oleh pihak Dinas Pendidikan.
Dalam hal itu sesuai dengan penjelasan dari Bapak Muh. Arsyad, Selaku
Guru bidang sosiologi, menuturkan bahwa :
“Dengan adanya pergantian kurikulum dari yang KTSP ke K-13
dan dari K-13 kembali lagi ke KTSP. Maka dengan adanya
perubahan itu para guru juga harus dituntut untuk
mengembangkan RPP KTSP ke K-13. Di sini Bapak/Ibu guru
sering mengikuti workshop. Dari guru- guru mapel sering
workshop. Contohnya saja Guru bidang studi Sosiologi Swasta
maupun Negeri berkumpul jadi satu untuk mengikuti workshop
tersebut. Dengan adanya workshop ini di tujukan agar Bapak Ibu
guru banyak mendapatkan wawasan yang lebih dalam
pengembangan RPP-Nya.”
Data diatas dapat diperkuat dengan adanya hasil dokumentasi perangkat
pembelajaran guru Pendidikan Sosiologi sebagai berikut :
Gambar IV.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SMA PEST PUTRI YATAMA MANDIRI
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
52
Data diatas sesuai dengan hasil observasi peneliti pada saat wawancara di
ruang guru, berikut paparannya:
“Ketika peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru
Pendidikan Sosiologi, Beliau sedang melihat dokumen yang ada
di laptopnya. Dengan adanya pengembangan kurikulum, guru di
tuntut agar bisa mengembangkan juga. Peneliti menanyakan
terkait pelatihan workshop dalam pengembangan kurikulum.
dan peneliti diberi penjelasan tentang bagaimana pengembangan
kurikulum itu serta ditunjukkan foto pada saat melakukan
workshop.”
Dituturkan juga oleh Ibu Nurmin Kasim, kepala sekolah SMA Pesantren
Putri Yatama Mandiri yaitu:
“Dalam pengembangan RPP terlebih dahulu di awali dengan
adanya workshop kurikulum yang juga telah diikuti oleh Pak
Muh Arsyad. Workshop ini memberikan wawasan untuk para
guru.”
Dari hasil wawancara diatas, pembuatan RPP di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri mengarah pada dua kurikulum pembelajaran yakni KTSP dan
K-13. Akan tetapi yang lebih ditekankan adalah K-13. Perpindahan kurikulum ini
menuntut guru untuk lebih mengembangkan kompetensi nya dalam merancang
pembelajaran. Dalam hal ini maka adanya kegiatan yang diikuti oleh guru seperti
halnya workshop dan sebagainya. Selain membuat Rancangan Pembelajaran
seorang guru juga harus bisa memahami karakter peserta didik. Untuk
mengetahuinya itu, guru melakukan tes kepada siswa.
Hal ini di jelaskan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa:
“Melihat karakter peserta didik saya biasanya melakukannya
dengan menggunakan tes. Tes disini saya lakukan melalui
pembelajaran. Dengan melakukan tanya jawab dan melalui
kegiatan yang ada di sekolah. Dengan otomatis kita bisa menjadi
tahu bagaimana karakter para siswa satu persatu.”
53
Hasil wawancara diatas dapat ditambahkan yang dilakukan peneliti ketika
berada di ruang serbaguna, berikut hasilnya:
“Ketika peneliti berada disamping ruang serbaguna dan akan masuk ke dalam, peneliti menyaksikan bahwa Pak Arsyad sedang melakukan tugas karakter siswa nya. Beliau mengajukan pertanyaan langsung kepada siswa dan siswa langsung menjawab apa saja pertanyaan dari guru tersebut.”
Pak Muh. Arsyad, juga mengatakan bahwa :
“Pemahaman terkait dengan karakter siswa itu saya
menggunakan cara dengan menyebar angket, siswa mengisi data
angket yang saya buat dan saya dengan mudah dapat
menyimpulkan bagaimana karakter siswa tersebut. Atau dengan
memperhatikan siswa ketika di dalam kelas, adanya tanya
jawab antara guru dengan siswa akan mempermudah guru
untuk memahami karakter siswa nya.”
Sesuai argumen di atas dikuatkan oleh hasil observasi peneliti dengan bapak
Muh Arsyad, berikut hasilnya:
“Ketika berada di dalam kelas bapak Arsyad sedang mengamati
karakter siswa satu, beliau menyebarkan angket kepada semua
siswa dan menyuruh siswa untuk mengisi pertanyaan angket itu.
Kata beliau cara ini dengan mudah untuk mengetahui karakter
masing- masing siswa. Apabila guru sudah mengetahui karakter
siswa hal itu memudahkan guru untuk memberikan materi
kepada siswa nya.”
“Dalam penyampaian materi di kelas, saya menggunakan metode
tanya jawab dan diskusi kelompok. Hal ini akan merangsang
potensi belajar siswa sehingga menuntut siswa akan lebih aktif
dan fokus dalam menerima pelajaran yang saya sampaikan.”
Dokumentasi Hasil observasi
Gambar 2.2. Metode Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab
54
Hal senada juga dijelaskan oleh Bapak Abdul Rahman, selaku Waka
Humas dan juga sebagai guru Sosiologi sebagai pendukung dokumentasi peneliti,
bahwa:
“Saya paling sering memakai metode ceramah, diskusi, tanya
jawab. Dulu waktu kita memakai K-13 saya menggunakan
observasi lapangan (Quantum Teaching), menggunakan CTL,
STAD dan Inquiry. Dengan adanya banyak bervariasi metode
yang saya gunakan harapannya adalah jangan sampai anak
hanya paham dengan materinya saja, tapi siswa juga harus
tahu di lapangan. Tidak hanya terfokus dalam kelas saja.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah, diskusi, tanya jawab
merupakan beberapa metode yang diterapkan oleh guru yang ada di SMA
Pesantren Putri Yatama Mandiri. Dalam mengetahui sebuah keberhasilan suatu
metode yang digunakan guru agar dapat menjalankan proses belajar mengajar
dalam kelas, maka diperlukan adanya evaluasi dalam pembelajaran. Evaluasi ini
bisa di lakukan dengan berbagai cara. Hal ini di utarakan oleh Bapak Muh.
Arsyad,:
“Evaluasi yang saya pakai yakni dengan menggunakan
penilaian yang langsung. Saya tidak menilai dari pekerjaan
anak, maksudnya saya tidak suka apabila anak tersebut dinilai
dari hasil mengerjakan soal. Kita tidak akan mengetahui
hasilnya itu diperoleh dari mengerjakan sendiri atau
mendapatkan bantuan dari orang lain atau temannya. Jadi
saya lebih suka menggunakan penilaian langsung terhadap
anak.”
Wawancara diatas di perkuat dalam proses pembelajaran dalam kelas
sesuai yang di paparkan oleh pak arsyad yang mengatakan;
“Pada saat pak Jiwo memberikan pelajaran kepada semua siswa
di kelas, beliau mengadakan evaluasi terhadap semua siswa nya.
Pada saat itu pelajarannya Sosiologi beliau melakukan evaluasi
dengan tes secara langsung kepada siswa agar guru tersebut
mengetahui berhasil atau tidaknya dalam menyampaikan materi
di dalam kelas.”
55
Didukung dengan penjelasan Bapak Abdul Rahim Waka Humas, bahwa:
“Evaluasi pembelajaran setelah KBM dengan cara memberikan
pertanyaan kepada siswa dari apa yang sudah diterangkan oleh
guru. Siswa ditugaskan untuk mengulangi apa yang sudah
diterangkan oleh guru.”
Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa, Dalam pelaksanaan
evaluasi yang dapat di lakukan secara langsung dengan berupa tes dengan cara
langsung tanpa perantara agar guru dapat melihat hasil tes KBM, sehingga
mendapatkan gambaran bahwa siswa hanya dapat dan mampu mencapai
keberhasilan, selain itu tenaga pengajar maupun peserta didik dapat mengukur
segala aspek yang ada untuk meningkatkan permasalahan yang ada pada guru
dan siswa.
2. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri.
1. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi
Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru sangat berkompeten
dalam bidangnya. Dimulai dari menggunakan berbagai metode dalam
penyampaian materi pelajaran sampai dalam peningkatan kompetensi gurunya.
Seorang guru menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa secara profesional
agar peserta didik nya lebih memahami terkait pelajaran yang akan diajarkan oleh
guru tersebut. Seorang guru bisa dikatakan berbakat dalam profesinya manakala
guru itu memiliki cara dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika
KBM berlangsung. Selain itu guru mampu memberikan kemudahan kepada
siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Sejalan dengan hal tersebut sesuai
dengan pemaparan Bapak Nurmi Kasim kepala sekolah, menyatakan yaitu:
56
“Seorang guru dikatakan berbakat apabila dia bisa
menyampaikan pembelajaran di kelas dan para siswa nya bisa
menangkap apa yang telah disampaikan oleh guru tersebut
dengan maksimal. Penyampaian konsep pembelajaran dilakukan
oleh guru sesuai rancangan yang telah di buat oleh guru
tersebut. Bagaimana guru tersebut menyampaikan konsep di
kelasnya itu bisa dengan mudah dilakukan oleh gurunya, karena
dia sudah mengerti betul bagaimana keadaan para siswa nya.
Jadi guru tinggal mudah untuk memahami berbagai karakter
siswa nya sehingga itu semua mempermudah guru untuk
menyampaikan materinya kepada siswa nya di kelas.”
Dalam observasi langsung dalam kelas melihat pak arsyad melakukan
proses belajar mengajar dengan siswa nya:
“Ketika di dalam kelas Pak Muh. Arsyad sedang
menerangkan pelajaran, anak-anak sangat memperhatikan
dengan sungguh-sungguh apa yang telah diterangkan beliau di
depan kelas. Banyak siswa yang merespon materi dengan
sangat antusias nya, bahkan dari mereka ada yang bertanya
berulang kali dalam penjelasan yang telah diberikan oleh beliau.
dan beliau tidak melarang semua siswa untuk bertanya
sebanyak-banyaknya agar mereka semua paham dengan materi
yang telah disampaikan.”
Agar siswa dapat lebih memahami materi yang akan diajarkan dalam
kelas para guru dan siswa saling bekerja sama dalam menuankan masing-masing
tugasnya. Yang dapat di utarakan oleh Kepsek;
“Para guru disini harus menggunakan lebih dari 3 metode
pembelajaran. Apabila guru menggunakan 2-3 metode
pembelajaran dalam seminggu nya maka harus berbeda dengan
yang sudah digunakan. Bisa dilihat sendiri, Pak Arsyad dalam
pembelajaran nya di kelas selalu menggunakan metode yang
berbeda dalam setiap KD- nya, beliau bisa menggunakan
berbagai metode yang ada dalam pembelajaran, supaya lebih
bervariasi dalam mengajar di kelas.”
Stekmen diatas di support dengan adanya sebuah observasi yang
dilakukan peneliti;
“Ketika bel mendekati jam istirahat, peneliti memasuki kelas
dan mengamati Pak Arsyad menggunakan kelas nya dengan
57
begitu menarik. Dan semua murid menjadi tambah bersemangat
dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya di dalam kelas. Saat
itu beliau menggunakan metode lempar kata untuk KD sifat-
sifat terpuji”
Marhani ketua OSIS dan siswa kelas X di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri menyatakan bahwa:
“Pada saat beliau mengajar di kelas tidak hanya menggunakan
ceramah saja, tetapi ketika para siswa yang lain sudah merasa
jenuh dengan cepat guru mengganti sistem pembelajaran di
kelas dengan mengadakan diskusi bersama. Nanti diadakan
presentasi dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Jadi kita di
tuntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Dan nanti
guru akan memberikan nilai kepada murid yang aktif di kelas.”
Dalam kompetensi professional terhadap guru di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri, kompetensi guru juga diperhatikan. Di sini tidak hanya
menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran. Dalam menjalankan
profesinya seorang guru haruslah dapat bersikap profesional. Dalam artian dari
sisi pengetahuan, keterampilan, dan sejenisnya harus sesuai dengan
pengetahuan khusus yang dimilikinya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan
bahan dan tanggung jawab kepada guru terhadap profesi yang dimilikinya.
Adapun hal tersebut di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri dalam
meningkatkan profesionalitas guru yang ada sudah berkualifikasi dengan
sempurna sehingga guru bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Uraian tersebut
dikuatkan oleh pemaparan dari Bapak Nurmi Kasim;
“Peningkatan kompetensi guru Sosiologi 95 % sesuai dengan kualifikasi
tenaga pendidik.”
Paparan diatas memberikan kesimpulan bahwa di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri terkait kompetensi profesionalisme guru sudah sesuai dengan
kualifikasi tenaga pendidik.
58
Dengan menindak lanjuti keprofesionalan guru, maka perlu adanya
kegiatan yang nantinya dapat mengembangkan, mendukung dan memberikan
arahan. Dimana kegiatan tersebut berguna untuk meningkatkan keprofesionalan
nya.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Bapak Muh. Arsyad, menuturkan
bahwa:
“Dalam pengembangan kompetensi, saya selalu diikutkan dalam
program pelatihan peningkatan kompetensi guru yang diadakan
oleh pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan balai diklat
Gowa. Hal ini memudahkan saya untuk selalu mengevaluasi
pembelajaran nya sesuai hasil diklat yang telah diikuti.”
Hal senada juga dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim, bahwa:
“Pelatihan terkait peningkatan kompetensi guru tidak hanya
dilakukan oleh pihak sekolah semata melainkan guru juga
selalu diikutkan dalam workshop-workshop di luar kota untuk
pengembangan kompetensi guru semakin lebih baik. Seperti yang
telah saya alami kemarin telah mengikuti workshop bedah
kurikulum K-13 yang telah diarahkan oleh bapak kepala
sekolah”.
Bapak Muh. Arsyad, juga menjelaskan bahwa:
“Saya harus meningkatkan kompetensi yang saya miliki agar
selalu ada peningkatan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
sehingga siswapun juga berkualitas. Peningkatan nya bisa
dengan mengikuti berbagai pelatihan, workshop yang terkait
dengan pembelajaran dan selalu ada inovasi agar pembelajaran
menyenangkan.”
Hasil Dokumentasi kegiatan workshop dan diklat guru yang
diadakan di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri:
Dalam sebuah aspek di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri,
kompetensi profesi guru dapat meningkat diantaranya adalah diadakannya
workshop, sharing pendapat (perkumpulan kecil-kecilan) dari guru senior,
59
adanya pelatihan terkait keprofesionalan.
Profesional guru adalah penguasaan atau keterampilan terkait penggunaan
media dan bahan ajar. Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru dalam
mengajar menggunakan beberapa media dan bahan ajar sesuai paparan dari
Bapak Nurmi Kasim, bahwa:
“Guru di sini menggunakan sebuah buku modul untuk sumber
belajar siswa. Seorang guru pasti sudah mempunyai taktik
keahlian tersendiri dalam menyiapkan sebuah materi dengan
menggunakan referensi yang banyak. Referensi bisa didapat dari
internet dan dari perpustakaan, juga dalam hal presentasi materi
guru lebih banyak menggunakan fasilitas sekolah yakni LCD
proyektor sebagai media pembelajaran sesuai rancangan
pembelajaran yang dibuat guru. Seperti pak Arsyad biasanya
beliau menggunakan Modul Ajar guru yang telah disepakati
oleh pihak MGMP.”
Hasil Dokumentasi dibawah ini :
Gambar IV.2. Modul Ajar Guru dalam proses Pembelajaran
Adapun hasil observasi guru dengan peneliti yang dapat menyatakan
bahwa;
“Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri ini guru memang
60
diwajibkan bisa menggunakan teknologi informatika dan
komunikasi yang telah difasilitasi oleh sekolah. Sehingga
menuntut guru untuk selalu berkembang jauh di depan siswa
mengelola pembelajaran, dan juga untuk tujuan meminimalisir
adanya guru GAPTEK. Seperti yang selalu dilakukan pak Arsyad
di luar jam pelajaran beliau menyempatkan diri meminta diajarkan
teknologi komputer sehingga dapat mengupgrade selalu
keilmuan nya”
Senada juga di paparkan oleh Bapak Muh. Arsyad, yaitu:
“Dalam proses pembelajaran di kelas biasanya saya menyalakan
laptop yang telah terhubung dengan LCD proyektor untuk
mengelola kelas, seperti membukakan absensi siswa dan mulai
mengabsen siswa. Dalam presentasi materi pembelajaran juga
saya gunakan slide sehingga memudahkan saya dalam
menyampaikan materi juga memudahkan siswa memahami materi
dengan gambar-gambar yang menunjang materi yang akan
disampaikan.”
Dari uraian dalam kesimpulan ini adalah dalam professional guru dalam
kelas terbukti bahwa para guru telah mengajar melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan standar kurikulum yang di perlakukan oleh pihak yang berwajib,
guru sangat professional dalam menjalankan kewajibannya sebagai guru.
2. Kompetensi Sosial Guru Sosiologi
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah
dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru
berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang
sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban
guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas
memanusiakan manusia. Dengan terjaganya tali silahturahmi maka akan
mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang lain
bahkan terhadap orang lain.
61
Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi tugas dan beban
membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu
memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka
menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena dengan
dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan
masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan
dengan orang tua peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta
didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubungi nya. Dalam hal ini
. Bapak Abdul Rahim, mengatakan bahwa:
“Dalam menjalin silahturahmi guru dengan wali murid itu harus
selalu berkomunikasi. Bisa dilihat dalam komunikasi yang jelas
antara guru dengan wali melalui sosialisasi kegiatan, dan dengan
adanya panggilan wali. Itu bisa meningkatkan membantu keduanya
dalam meningkatkan komunikasi. Tidak hanya kepada wali siswa
biasanya pak Arsyad selalu menjaga kedekatan sosial juga kepada
siswa melalui kegiatan sosial di luar jam kelas.”
Hal senada juga dituturkan oleh Bapak Muh. Arsyad, bahwa:
“Guru merupakan orang tua siswa di sekolah, dan apabila sedang
di rumah orang tuanya asli yang memegang tanggung jawab
sebagai orang tua. Namun, tidak di pungkiri dengan para orang
tua yang sedang bekerja di luar kota dan menyebabkan para
anaknya dititipkan dengan neneknya. Dari hal tersebut kurangnya
pantauan dari orang tua untuk anak dan kebanyakan menyebabkan
para anak salah dalam mengambil pergaulan. Disini para guru
harus terus menghimbau para orang tua agar selalu memperhatikan
juga keadaan anaknya. Dengan adanya komunikasi inilah para
guru dan orang tua bisa berkolaborasi dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak.”
Bapak Abdul Rahim, Selaku Waka Humas, juga menuturkan bahwa:
“Peran guru sebagai orang tua sangatlah tidak mudah. Apalagi
dalam menghadapi para anak yang sedang mengalami masa sulit,
yang di karena kan oleh keadaan orang tua yang sedang kacau atau
oleh faktor lain. Guru terus berkomunikasi dengan para orang tua
agar selalu memperhatikan anak-anaknya ketika pada usia yang
62
remaja ini. Komunikasi ini bertujuan untuk kebaikan si anak.”
Masih dituturkan oleh Bapak Abdul Rahim:
“Selain Beliau menjalin silahturahmi yang baik terhadap orang tua,
beliau juga menjalin silahturahmi dengan para siswa nya yang juga
merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru. Bentuk tali
persaudaraan antara guru dengan siswa bisa diadakan adanya
istighosah bersama, dengan melakukan Jum’at bersih bersama dan
juga sholat Duha bersama secara rutin.”
Dalam melakukan observasi nya dalam penelitian ini sesuai hasil terapan yang
ada di lapangan mengatakan yaitu:
“Beliau berkomunikasi dengan siswa pada saat jam pelajaran dengan melalui materi yang di sampaikan, sedangkan bentuk dari kegiatan di luar jam pelajaran dilakukan pada saat istighosah bersama atau pada saat kegiatan ekstrakulikuler. Beliau lebih bisa menjalin banyak komunikasi pada saat di luar jam pelajaran.”
Pak Abdul Rahim mengatakan yaitu:
Sedangkan untuk mempererat tali silahturahmi dengan para guru
yang lain beliau biasanya melakukannya melalui perkumpulan
antara guru-guru dan sekedar sharing bersama. Biasanya
mengadakan rapat setelah sepulang jam pelajaran guna mempererat
silaturahmi antar guru dan juga membahas masalah-masalah yang
terjadi dalam sepekan.”
Dari paparan di atas juga di perjelas oleh Bapak Nurmi Kasim, yang
merupakan:
“Semua guru disini menjalin tali persaudaraan sangat baik,
kami sering melakukan pertemuan dengan para guru lain untuk
sekedar berbincang untuk merekatkan persaudaraan kami. Tidak
hanya dengan para guru tetapi dengan para wali siswa. Sikap kita
yang perduli dengan siswa menciptakan hubungan yang baik
dengan para wali murid, bahkan para wali murid yang berada di
luar kota ada yang sering mengirimkan chat kepada bapak ibu
guru untuk menanyakan bagaimana perkembangan anaknya di
sekolahan.”
Dari paparan diatas juga diperjelas oleh hasil dokumentasi berikut:
63
Gambar 4.3. Solidaritas Guru Dalam Pembagian
Bapak Muh, Arsyad, menuturkan bahwa:
“Bentuk kerekatan yang sudah terlaksana yaitu: Setiap ada
waktu kosong (istirahat) di sunah kan sharing bersama
membahas masalah di kelas yang baru diajar, setiap satu
bulan sekali ada anjangsana keliling daru satu guru ke rumah
guru yang lain bersama guru-guru dari SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri, terdapat pertemuan guru-guru MTs Se-
regional.”
Dalam melakukan wawancara dengan Kepsek, berikut hasil observasi
nya:
“Silahturahmi dibina dengan sebaik mungkin agar
komunikasi antar tenaga pendidik tetap terjaga. Ter
gambarkan jelas ketika komunikasi terjalin maka akan
tercipta suasana yang harmonis.”
Dalam sebuah komunikasi dengan siswa. Peserta didik dan tenaga
pendidik di sekolah yang lain, tanpa adanya komunikasi yang terjalani antara
masyarakat maka sosialisasi guru tidak mencangkup semua.
B. Pembahasan
Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian diatas ditemukan
berbagai kemampuan yang telah dimiliki oleh guru yang dapat meningkatkan
64
prestasi belajar siswa. Dalam hal ini terdapat empat kompetensi yang harus
peneliti analisis terlebih dahulu untuk menemukan validitas data di lapangan,
sehingga peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
1.1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, mengelola
pembelajaran nya dengan cara perencanaan pelaksanaan pembelajaran terlebih
dahulu sehingga dapat dibuat strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan
sub tema yang akan diajarkan di dalam kelas. Selain itu untuk menyampaikan
materi secara baik kepada peserta didik diperlukan adanya rancangan
pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu di SMA Pesantren Putri Yatama
Mandiri.
1.2. Memahami Kemampuan dan Karakter Peserta Didik
Untuk memahami karakteristik peserta didik guru melakukan psiko tes
terlebih dahulu seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait latar belakang
peserta didik, tujuan belajar peserta didik dan sebagainya. Dengan adanya tes
tersebut guru mampu mengetahui karakteristik peserta didik nya di kelas.
Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri menggunakan
cara tersebut dalam setiap memulai tahun ajaran baru untuk setiap peserta didik
barunya. Di harapkan setelah mengetahui karakteristik peserta didiknya dapat
memberikan ikatan yang lebih dekat sehingga mudah untuk memberikan
pelajaran kepada peserta didik.
65
1.3. Perancangan Pembelajaran
Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri semua kelas difasilitasi dengan
adanya LCD proyektor sehingga guru selalu menyiapkan metode pembelajaran
nya yang tidak jauh menggunakan power point. Guru menyiapkan RPP dan
Silabus juga buku ajar untuk setiap sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
Sehingga pembelajaran akan selalu terstruktur dengan baik jalan alurnya dan
dapat tersampaikan tujuan pembelajaran nya dengan semaksimal mungkin.
Dalam hal perancangan ini guru selalu dibantu oleh supervisi nya dan
juga arahan kepala madrasah dan waka kurikulum sehingga dalam penulisan RPP
terkontrol dengan baik sesuai kurikulum yang ditetapkan di lembaga tersebut.
Adanya pelatihan dan workshop juga mendukung kemampuan guru dalam
merancang setiap pembelajaran sehingga diciptakan guru-guru yang berkompeten
di kelas untuk memberikan pembelajaran di kelas sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang telah di sahkan oleh kepala SMA.
1.4. Pemanfaatan Teknologi
Semua guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, memang telah
diwajibkan untuk setidaknya menguasai Microsoft office word dalam teknologi
informatika. Hal ini di harapkan dalam setiap penyajian materi pembelajaran
guru tidak lagi selalu menulis di papan tulis melainkan memberikan slide show
poin-poin yang ingin disampaikan guru sesuai pembelajaran kepada peserta
didik. Program ini didukung dengan fasilitas pengadaan LCD proyektor di setiap
kelas yang memungkinkan guru untuk mendorong siswa untuk aktif belajar di
kelas.
.
66
2. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
Sosiologi SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri.
1. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi
Di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, guru sangat berkompeten dalam
bidangnya. Dimulai dari menggunakan berbagai metode dalam penyampaian
materi pelajaran sampai dalam peningkatan kompetensi gurunya. Seorang guru
menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa secara profesional agar peserta
didik nya lebih memahami terkait pelajaran yang akan diajarkan oleh guru
tersebut. Seorang guru bisa dikatakan berbakat dalam profesinya manakala guru
itu memiliki cara dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika KBM
berlangsung. Selain itu guru mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk
memahami materi yang diajarkan.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah
dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru
berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang
sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban
guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas
memanusiakan manusia. Dengan terjaga nya tali silahturahmi maka akan
mengeratkan hubungan yang harmonis guru yang satu dengan guru yang lain
bahkan terhadap orang lain.
Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi tugas dan beban
membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu
memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka
67
menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif karena dengan
dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan
masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan
dengan orang tua peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta
didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubungi nya.
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan analisis data diatas didapat beberapa temuan hasil
penelitian yang telah dilakukan di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri antara
lain:
1. Kompetensi Kepribadian guru Sosiologi dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
1.1. Akhlak Karimah dan mampu menjadi imam atau model bagi sesama
guru yang lain dan juga bagi peserta didik.
1.2. Kepribadian yang Mantap, dan Stabil dalam menangani kasus-kasus
belajar siswa di sekolah.
1.3. Kepribadian yang arif, dewasa dan berwibawa dalam tugasnya yang
menjadi suri tauladan bagi peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
2.1. Mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
2.2. Mampu merancang pembelajaran
2.3. Mampu menguasai karakteristik siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
2.4. Mampu mengevaluasi hasil belajar siswa
68
3. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
3.1. Menguasai landasan pendidikan
3.2. Menguasai materi pembelajaran secara mendalam
3.3. Memiliki disiplin ilmu, yaitu mampu mengalokasikan waktu
pembelajaran dengan baik
3.4. Menguasai kurikulum, yaitu mampu menyampaikan materi
pembelajaran sesuai dengan ketetapan kurikulum yang berlaku.
4. Kompetensi Sosial Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
4.1. Mampu bergaul secara efektif dengan kepala sekolah dan sesama
pendidik di lingkungan sekolah
4.2. Mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik dalam lingkungan
sekolah.
4.3. Mampu bergaul secara efektif dengan masyarakat sekitar dalam
kegiatan sosial dan keagamaan yang mendukung belajar siswa di
sekolah.
4.4. Mampu beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan baru dalam setiap
kegiatan sosial di luar sekolah.
69
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kompetensi Pedagogik Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
1.1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, mengelola
pembelajaran nya dengan cara perencanaan pelaksanaan pembelajaran ya terlebih
dahulu sehingga dapat dibuat strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan
sub tema yang akan diajarkan di dalam kelas. Selain itu untuk menyampaikan
materi secara baik kepada peserta didik diperlukan adanya rancangan
pembelajaran yang tepat.
1.2. Memahami Kompetensi dan Karakter Peserta Didik
Untuk memahami karakteristik peserta didik guru melakukan psiko tes
terlebih dahulu seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait latar belakang
peserta didik, tujuan belajar peserta didik dan sebagainya. Dengan adanya tes
tersebut guru mampu mengetahui karakteristik peserta didik nya di kelas sebelum
memberikan pelajaran di kelas.
Guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri menggunakan
cara tersebut setiap memulai tahun ajaran baru untuk setiap peserta didik
barunya. Di harapkan setelah mengetahui karakteristik peserta didik nya dapat
memberikan ikatan yang lebih dekat sehingga mudah untuk memberikan
pelajaran kepada peserta didik.
69
70
1.3. Perancangan Pembelajaran
Perancangan ini guru selalu dibantu oleh supervisi nya dan juga arahan
kepala madrasah dan waka kurikulum sehingga dalam penulisan RPP terkontrol
dengan baik sesuai kurikulum yang ditetapkan di lembaga tersebut. Adanya
pelatihan dan workshop juga mendukung kemampuan guru dalam merancang
setiap pembelajaran sehingga diciptakan guru-guru yang berkompeten di kelas
untuk memberikan pembelajaran di kelas sesuai dengan rancangan pembelajaran
yang telah di sahkan oleh kepala SMA.
1.4. Pemanfaatan Teknologi
Semua guru di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri, diwajibkan untuk
setidaknya menguasai Microsoft office word dalam teknologi informatika. Hal
ini diharapkan dalam setiap penyajian materi pembelajaran guru tidak lagi selalu
menulis di papan tulis melainkan memberikan slide show poin-poin yang ingin
disampaikan guru sesuai pembelajaran kepada peserta didik. Program ini
didukung dengan fasilitas pengadaan LCD proyektor di setiap kelas yang
memungkinkan guru untuk mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas.
2. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa di SMA Pesantren Putri Yatama Mandiri
2.1. Menguasai Materi Pembelajaran Secara Mendalam
Secara kompetensi professional, guru Sosiologi di SMA Pesantren Putri
Yatama Mandiri, semua bergelar Sarjana, sehingga wawasan keilmuan nya sudah
tidak diragukan lagi, dan secara kualifikasi akademik sudah mampu.
71
B. Saran
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain
adalah:
1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
terkait dengan Kompetensi pedagogi guru dalam proses pembelajaran dalam kelas
serta bagaimana mengetahui proses pembelajaran sehingga guru dikatakan
sebagai guru yang memilki keahlian sendiri dalam proses pembelajaran,
Khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang seperti apa itu
pedagogi guru dalam proses pembelajaran. Sehingga akan lebih objektif dan
bervariasi dalam melakukan penelitian.
2. Bagi dinas pendidikan daerah Gowa
Sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di masa yang akan datang
dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran pedagogi guru dan siswa.
3. Dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik
Guru hendaknya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin
tinggi sumber daya manusia maka akan proses mengajar dalam kelas dengan
menggunakan pendekatan strategi guru dalam acuan rencana pelaksanaan
pembelajaran dapat melakukan upaya seperti peningkatan fasilitas pendidikan dan
fasilitas kesehatan.
4. Selain itu diharapkan Dinas Pendidikan pemerintah daerah Gowa dapat
membuka lapangan pekerjaan guna menyerap jumlah tenaga kerja sehingga
pendidik memperoleh pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehingga jumlah pengangguran semakin berkurang.
72
DAFTAR PUSTAKA
A’maliyah,, Najiatul, “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kelas dalam
Pelaksanaan Pembelajaran di SD / MI Jakarta Barat.” Skripsi. Jakarta:
Program Studi PGMI Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Bineka Cipta, 1998 BSNP Tahun 2008 Kerangka Indikator untuk
Pelaporan Pencapaian Standar Nasional Pendidikan: Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
http://bsnpindonesia.org%20%20%20Standar%20Pendidikan
%20dan%20Tenaga%20Kependidikan.htm
Crow, L. and Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1984.
Danim, Sudarwan, Metodologi Penelitian Social, Bandung: Tarsito,
1992
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed. IV, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005 Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,
2008,http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/31- kode-
05-b5 Echols,
John M, An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2006 Endarmoko, Eko, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Fathoni, Abdrurohmat, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta; bineka Cipta, 2006
Hamalik, Oemar, pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi .Jakarta:
Bumi Aksara, 2009
Herdansiyah, Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu sosial. Jakarta;
Salemba Humanika, 2011
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru , Jakarta: PT Rosda Karya: 2008
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: bineka Cipta, 2003
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001
Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
(Bandung: Remaja RosdaKarya 2004
72
73
Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru .Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009 Nazir, Moh.,Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1988
Payong, Marselus R., Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta: Indeks, 2011 Pritana,
Nanang dan Tito Sukamto. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013 Sapriya. Konsep Dasar IPS. Bandung; Upi
Perss, 2006
Shodiq, Muhammad dkk, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2009
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D
Bandung: Alfabeta, 2008
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik Jakarta: PT Rineka
Cipta; 2008
Suparalan, Guru Sebagai Profesi .Yogyajarta: Hikayat, 2006 Suparno, Paul. Guru
Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2004
Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional Pedoman kinerja, kualifikasi dan
kompetensi guru. Yogyakarta; Ar-Ruzz Media; 2014
Surya, Moh, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah; Suatu Pendekatan Praktek,
(Yogyakarta: bineka Cipta, 1998
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional strategi meningkatkan
kualifikasi guru di era modern, Jakarta; Erlangga Group ; 2013
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010
Tilaar, HAR., Pedagogik Kritis, Jakarta : Rineka Cipta,2011 Usman , Husaini,
Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta; Bumi Aksara. 2008
Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran .Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006
http://adityawiryatama.blogspot.co.id/2014/12/makalah-kompetensiguru-
pedagogik.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensipedagogilk-guru/
http://cerpenik.blogspot.co.id/2011/11/pengembangan-kompetensipedagogik-
dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial
http://ihsanelarief.blogspot.co.id/2013/04/fakta-konsep-dangeneralisasi-dalam-
ips.html
http://lalabudianti.blogspot.co.id/2011/12/kajian-ips-pada-tingkatsekolah-
dasar.html
74
http://lisadeniristiningrum.blogspot.co.id/2012/01/kompetensipedagogik-
guru.html
http://zeidel.blogspot.co.id/2013/03/kompetensi-pedagogik.html
75
L
A
M
P
I
R
A
N
76
Dokumentasi
77
RIWAYAT HIDUP
Nur Fitratullah Rahman, lahir di Sinjai Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan
pada tanggal 17 Maret 1997, merupakan anak ke empat
dari 4 bersaudara. Peneliti lahir dari pasangan suami istri
Bapak Rahman dan Ibu Ramlah. Adapun riwayat
pendidikan peneliti menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 143 Korong tahun 2009,
pada tahun itu peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Sinja Selatan tamat pada tahun 2012 , kemudian melanjutkan pendidikan
di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sinjai Selatan selesai tahun 2015. Pada
tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan pada program Studi Pendidikan Sosiologi. Selama menjadi
mahasiswa, peneliti bergabung Himpunan Mahasiswa Jurusan dengan Jabatan
bidang SDM. Peneliti menyelesaikan kuliah Strata Satu (SI) pada tahun 2021.
1