KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL (Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : YOHANES YAKOBUS WERANG KEAN NIM. S861102014 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012

Transcript of KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I...

Page 1: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KOMIK SEJARAH

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL

(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur)

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

YOHANES YAKOBUS WERANG KEAN NIM. S861102014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA TAHUN 2012

Page 2: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

1. Tesis yang berjudul : “Komik Sejarah Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal (Studi

Kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa

Tenggara Timur )” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan serta daftar

pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur jiplakan, maka saya bersedia Tesis beserta gelar MAGISTER saya dibatalkan

serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20

Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 pasal 70).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesi pada jurnal atau forum ilmiah harus seijin

dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya.

Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (6 bulan,sejak pengesahan

Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka

Program Pendidikan Sejarah PPs-UNS berhak mempublikasikan pada jurnal ilmiah

yang diterbitkan oleh Program Pendidikan Sejarah PPs-UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi

akademik yang berlaku.

Surakarta...................................2012

Mahasiswa,

Yohanes Yakobus Werang Kean NIM.S861102014

MOTTO

Page 7: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

LAGE AE, NIKU KOLA

Dari Semboyan kampung saya, Waibalun, Flores Timur, yang terpampang di Koke Bale

(Rumah Adat Suku-Suku di Waibalun), yang selalu menjadi pesan dari Bapak saya hingga

sekarang, dari bahasa Lamaholot, bahasa asli penduduk Flores Timur. Lage Ae yang berarti

Jalan Maju Terus, Niku Kola (Lihat ke belakang juga)

“MELANGKAH KE DEPAN TETAPI SELALU

MELIHAT KE BELAKANG”

Melangkah ke depan untuk melakukan yang terbaik tetapi selalu menyadari darimana

kita berasal, selalu ingat akan kampung halaman dan sejarah hidupmu.

PERSEMBAHAN

Page 8: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Dengan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa yang tak terhingga kupersembahkan tesis ini

kepada :

1. Ayah-Ibunda tercinta Hendrikus Bele Kean dan Yosefina Elisabeth Jawa Kolin, yang

sabar membimbing dan mendoakanku dengan penuh cinta kasih;

2. Bapak Yudith Sastroredjo dan Ibu Neeta Sastroredjo yang telah banyak membantu

saya dalam proses belajar di Solo.

3. Adik-adikku tercinta, Ella, Vici dan Velano yang selalu setia dalam doa dan

dukungannya;

4. Saudari Alm. Margaretha Manbait, yang selalu menjadi pendoa.

KATA PENGANTAR

Page 9: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala

tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini merupakan salah satu

syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Program Pendidikan Sejarah. Untuk memenuhi salah satu syarat tersebut

penulis memilih sebuah judul yaitu “Komik Sejarah Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal

(Studi Kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa

Tenggara Timur )”

Terselesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang indah ini penulis patut menyampaikan rasa

terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menerima dan memberi ruang dan

waktu kepada penulis untuk menuntut ilmu.

2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf

yang telah membantu dalam proses belajar penulis.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret beserta seluruh dosen pengajar yang dalam keseharian mengasah, mengasih

dan menagsuh penulis untuk berkompetensi dalam bidang Pendidikan Sejarah

4. Prof. Dr. Djoko Suryo dan Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd sebagai Tim Pembimbing

tesis ini yang telah memberikan buah pemikiran, membimbing dan memotivasi

penulis untuk segera menyelesaikan tulisan ini.

5. Kepala Sekolah SDK Waibalun I beserta seluruh guru dan staf yang telah banyak

membantu penulis dalam proses penelitian.

6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa S2 di Program Pendidikan Sejarah khususnya

angkatan 2011 yang selalu memberi masukan, dan pemikiran yang kritis dalam proses

kuliah maupun dalam penulisan karya ini.

Page 10: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Saudara Rendra Adi Kurniawan dan Ardian Danandono yang telah banyak membantu

dalam proses pembuatan komik.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu

dengan senang hati dan lapang dada penulis siap menerima segala sumbang saran, kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Surakarta...............................2012

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL..........................................................................................................................i

PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................................ii

Page 11: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

PENGESAHAN PENGUJI .........................................................................................iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS...................................iv

MOTTO........................................................................................................................v

PERSEMBAHAN.......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR................................................................................................vii

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii

ABSTRAK...................................................................................................................xiii

ABSTRACT................................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Fokus Masalah ................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 6

1. Komik .................................................................................................... 6

2. Sejarah Lokal……………………………………………………….14

3. Pembelajaran ......................................................................................... 16

4. Komik dalam Pembelajaran Sejarah .................................................... 18

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................... 21

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 23

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 23

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................................... 23

C. Subjek Penelitian ............................................................................................... 24

D. Data dan Sumber Data. ..................................................................................... 24

E. Teknik Pengambilan Data ................................................................................. 24

F. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………………..25

G. Validitas Data. ................................................................................................... 25

H. Teknik Analisis Data. ........................................................................................ 26

Page 12: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 28

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................................. 28

B. Sajian Data ......................................................................................................... 37

C. Pokok-Pokok Temuan Penelitian ..................................................................... 41

D. Pembahasan ....................................................................................................... 48

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………………. 62

A. Kesimpulan. ....................................................................................................... 62

B. Implikasi... ......................................................................................................... 64

C. Saran. .................................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 68

DAFTAR GAMBAR

Page 13: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Hal

Kerangka Berpikir……………………………………………………………….. …22

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Page 14: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Catatan Laporan Temuan Penelitian ............................................................................. 70

Lembaran Penilaian Komik dari Ahli Media Pendidikan......................................... 76

Lembaran Penilaian Komik dari Ahli Sejarah.......................................................... 78

Surat Pengantar dari Camat Larantuka..................................................................... 80

Surat Pengantar dari Kepala Sekolah SDK Waibalun I........................................... 81

Silabus Muatan Lokal yang berkaitan dengan Komik Sejarah Lokal...................... 82

Foto-Foto................................................................................................................. 84

Print Out Komik

ABSTRAK

Page 15: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Yohanes Yakobus Werang Kean. Komik Sejarah Dalam Pembelajaran Sejarah

Lokal(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa

Tenggara Timur).Tesis. Program Pascasarjana.Universitas Sebelas Maret.Surakarta.2012.

Masalah utama para guru dan praktisi pendidikan ialah bagaimana cara mengelola

pembelajaran yang efektif, artinya menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dengan

mudah. Satu diantaranya pemanfaatan media. Pada penelitian ini peneliti memfokuskannya

pada pemanfaatan media komik pada pembelajaran sejarah lokal.Maksud dan tujuan

penelitian ini ialah mencari informasi yang akurat tentang sejauh mana materi sejarah lokal,

dan proses implementasi komik itu dalam proses pembelajaran sejarah lokal tersebut.

Bentuk penelitian yang dilakukan ialah deskriptif kualitatif, jenis studi kasus, lokasi

penelitian di SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, pengamatan,angket dan pencatatan

data secara langsung di lokasi penelitian. Hasil perolehan data dikonfirmasikan dengan

informan atau nara sumber demi kearutan dan keabsahannya. Adapun analisis datanya

menggunakan model interaktif dari Strauss dan Glaser.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi sejarah lokal yang diajarkan telah

meliputi banyak daerah di Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan daerah Flores Timur

khususnya. Proses Implementasi Komik dalam pembelajaran sejarah lokal juga berjalan baik

dan tidak menemui kendala yang berarti.

Para siswa, guru dan kepala sekolah sangat menerima kehadiran komik sejarah lokal.

Dengan media komik pembelajaran sejarah lokal menjadi lebih mudah. Mereka setuju jika

penelitian pengembangan media komik dapat ditingkatkan. Hal tersebut sangat berguna bagi

pengelola pembelajaran dalam memperbaiki kegiatan-kegiatan pembelajaran berikutnya.

Kata Kunci :Komik, Pembelajaran, Sejarah Lokal.

ABSTRACT

Page 16: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Yohanes Yakobus Werang Kean. Historical Comics in The Learning of Local History (Case study in the 5th grade of SDK Waibalun I, East Flores District, East Nusa Tenggara Province). Tesist. Post Graduate Program. Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. The main problem for the teachers and education practioners is how to make the learning effectively, which means creating circumstances for the students to study simply. One of the them is by using the media. In this research, the researcher is focused on using media in the learning local history. The meant and the purpose is to get the precise information about the extent and the implementation process of the local history content in the learning of local history. The form of the research is qualitative and descriptive which takes a case study for the type of the research. The research location is in SDK Waibalun, East Flores District, East Nusa Tenggara Province. It uses interview, observation, questionnaire, and recording directly in the research location to gather the information. The result was confirmed to the informant or the sources to obtain the validity of data. Meanwhile, for the data analysis the researcher uses interactive model of Strauss and Glaser.

The result shows that local history content has been taught in many areas in East Nusa

Tenggara, particularly di East Flores. The implementation of comic in the learning of local history works very well. The students, teachers and the headmasters are very welcome to meet local history comics. By using comic as the medium of of teaching, learning local history could be easier. They agree that the research could be developed. It is very helpful for the education managers to improve further learning activities.

Keywords : Comic, Learning, Local History.

Page 17: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-

orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik sehingga

mempunyai tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan juga merupakan

arahan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak

dalam pertumbuhannya ( baik jasmani maupun rohani) agar berguna bagi dirinya

sendiri dan masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002). Dalam arti lain, pendidikan

merupakan pendewasaan peserta didik untuk pengembangan potensi, bakat dan

keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan.

Dalam dunia pendidikan, Sejarah mengambil bagian penting sebagai suatu

ilmu yang mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa dahulu,

untuk kita pelajari sekarang, yang nantinya dapat kita manfaatkan di kemudian

hari. Hal tersebutlah yang menjadikan Sejarah penting untuk dipelajari dan dikaji

terus menerus, karena setiap pribadi tidak bisa dipisahkan oleh Sejarah. Hal-hal

seperti di atas yang menuntut cara atau metode pembelajaran Sejarah yang tidak

lagi statis, terpaku dengan kurikulum yang kaku, yang membuat pribadi, dalam

konteks ini anak didik menjadi jenuh dan pada akhirnya membentuk pandangan

yang berkelanjutan dari generasi ke generasi bahwa Sejarah itu membosankan.

Maka, daripada itulah dituntut suatu model pembelajaran yang PAIKEM

(Pembelajaran Aktif Kreatif, inovatif dan Menyenangkan), dari pemaparan Mata

Page 18: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pelajaran Sejarah itu sendiri.

Kecenderungan pembelajaran Sejarah yang kurang menarik ini merupakan hal

wajar yang dialami baik oleh guru maupun siswa. Dalam hal ini, guru dituntut

untuk bisa memahami kebutuhan siswa, baik dalam karakteristiknya maupun

dalam pengembangan ilmu yang disesuaikan dengan tuntutan jaman dengan cara

memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta

didik.

Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat, profesionalisme guru tidak

cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu

mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa.

Konsep Lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian,

serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan

mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar (Daryanto,

2011).

Dampak perkembangan Iptek terhadap proses pembelajaran adalah

diperkayanya sumber dan media pembelajaran. Komik bisa dikatakan salah satu

media pembelajaran yang perlu dicoba. Begitu maraknya komik di masyarakat

dan begitu tingginya kesukaan terhadap komik, hal inilah yang mengilhami untuk

dijadikannya komik sebagai media pembelajaran. Salah satu kelebihan dari

komik, seperti penelitian yang dilakukan Thorndikie, diketahui bahwa anak yang

membca komik lebih banyak, misalnya dalam sebulan minimal satu buah komik

maka sama dengan memnbaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini

berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosakata jauh lebih

Page 19: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

banyak dari siswa yang tidak menyukai komik.

Komik Sejarah, yakni Cerita Bergambar yang diangkat dari peristiwa-

peristiwa Sejarah. Cerita yang diberi gambar yang lazimnya disebut cerita

bergambar, dan diberi dengan pewarnaan yang bagus diyakini dapat menjadi daya

tarik khusus bagi kalangan anak-anak dan menjadi feedback bagi remaja akan

Sejarah itu sendiri khususnya Sejarah Nasional dan terlebih Sejarah Lokal. Cerita

bergambar yang berbau Sejarah dan Budaya Indonesia diharapkan juga menjadi

penangkal akan maraknya komik-komik impor yang sebenarnya mengandung

kebudayaan dari luar Indonesia.

Cerita bergambar atau istilah yang lebih cocok pada masa sekarang “komik”

merupakan buku yang cukup populer di masyarakat, khususnya pada anak-anak.

Cerita bergambar atau komik terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai

penjelasan dialog dan alur cerita. Cerita bergambar (komik) sebagai industri

berjangka panjang dan yang berdaya guna, hampir tidak menjadi strategi masa

depan dari pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Semakin beragamnya jenis hiburan yang turut mengurangi kegairahan dunia

komik atau cergam Indonesia. Disamping itu, komik-komik asing banyak

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan akhirnya menggeser popularitas komik

(cerita bergambar) Indonesia.

Cerita bergambar atau komik Indonesia yang bernilai historis dan

berkebudayaan asli Indonesia mungkin bisa mencontoh sinetron Indonesia yang

menjamur di televisi kita, walaupun isi ceritanya banyak menjual mimpi-mimpi,

mari bermimpi menjadi tuan rumah di Negara sendiri.

Page 20: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Fokus Masalah

Yang menjadi fokus msalah dalam penelitian ini :

1. Belum optimalnya pembelajaran sejarah lokal karena belum mencakup

banyak kisah sejarah lokal Nusa Tenggara Timur.

2. Peristiwa Sejarah yang akan dirubah menjadi komik sejarah adalah

Kisah Perlawanan Rakyat Desa Lewotala tahun 1912.

3. Merubah materi kisah Perlawanan Rakyat Desa Lewotala tahun 1912

menjadi komik yang dinilai isinya oleh pakar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas maka, yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah materi sejarah lokal di SDK Waibalun I ?

2. Bagaimanakah proses implementasi komik sejarah lokal dalam

Mulok SDK Waibalun I ?

3. Bagaimanakah kendala implementasi komik sejarah lokal dalam

Mulok di SDK Waibalun I ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui materi sejarah lokal di SDK Waibalun I

2. Untuk mengetahui proses implementasi komik sejarah lokal dalam

Mulok SDK Waibalun I.

3. Untuk mengetahui kendala implementasi komik sejarah lokal dalam

Mulok SDK Waibalun I.

Page 21: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis :

1. Diketahuinya media yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, gaya

berpikir serta umur dalam usaha penanaman nilai sejarah.

2. Diketahui media yang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis,

menarik, terstrukutur, sehingga mampu meningkatkan kemauan

membaca dan memahami materi pembelajaran pada siswa.

Manfaat Praktis :

1. Guru dapat membuat strategi pembelajaran yang lebih variatif dalam

mengajar di kelas yang keinginan siswanya bervariasi.

2. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dari

media yang baru dan menarik.

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa

Page 22: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Komik

Komik atau cerita bergambar menurut Marcel Bonet, adalah salah satu produk

akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang

dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.

Will Eisner (dalam Undestanding Comics), komik atau cergam adalah tatanan

gambar dan balon kata yang berurutan.

Scott McCloud (2001), komik atau cergam merupakan cerita yang dilengkapi

dengan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik

pada yang melihatnya. Jika suatu masyarakat gagal memahaminya, boleh jadi

karena mereka terlalu mempersempit pengertian komik itu sendiri. Potensi Komik

sebenarnya tidak terbatas dan menggairahkan.

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.

Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat

diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam

majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, di mana ia

mendefinisikan komik sebagai "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan,

dalam sebuah buku komik." Sebelumnya, di tahun 1986, dalam buku Comics and

Page 23: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Sequential Art, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai

sequential art, "susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau

mendramatisasi suatu ide".

Dalam buku Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan

seni sekuensial dan komik sebagai juxtaposed pictorial and other images in

deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an

aesthetic response in the viewer.

Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. Sebagian

diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan. Yang lain lebih

mementingkan kesinambungan gambar dan teks. Sebagian lain lebih menekankan

sifat kesinambungannya (sequential). Definisi komik sendiri sangat supel karena

itu berkembanglah berbagai istilah baru seperti:

a. Picture stories– Rodolphe Topffer (1845)

b. Pictorial narratives– Frans Masereel and Lynd Ward (1930s)

c. Picture novella– dengan nama samaran Drake Waller (1950s).

d. Illustories– Charles Biro (1950s)

e. Picto-fiction– Bill Gaine (1950s)

f. Sequential art(graphic novel) – Will Eisner (1978)

g. Nouvelle manga– Frederic Boilet (2001).

Untuk lingkup Nusantara, seorang penyair dari semenanjung Melayu

(sekarang Malaysia) Harun Amniurashid (1952) pernah menyebut 'cerita

bergambar' sebagai rujukan istilah cartoons dalam bahasa Inggris. Di Indonesia

Page 24: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti diungkapkan oleh pengamat

budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu cerita gambar atau disingkat menjadi

cergam yang dicetuskan oleh seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn

sekitar tahun 1970. Sementara itu Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan

pengamat komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik

Mat Romeo (1971) pernah mengiklankan karya mereka dengan kata-kata

"disadjikan setjara filmis dan kolosal" yang sangat relevan dengan novel

bergambar.

Akronim cerita (ber)gambar, menurut Marcell Boneff mengikuti istilah cerpen

(cerita pendek) yang sudah terlebih dahulu digunakan, dan konotasinya menjadi

lebih bagus, meski terlepas dari masalah tepat tidaknya dari segi kebahasaan atau

etimologis katanya.Tetapi menilik kembali pada kelahiran komik, maka adanya

teks dan gambar secara bersamaan dinilai oleh Francis Laccasin (1971) sebagai

sarana pengungkapan yang benar-benar orisinal. Kehadiran teks bukan lagi suatu

keharusan karena ada unsur motion yang bisa dipertimbangkan sebagai jati diri

komik lainnya.Karena itu di dalam istilah komik klasik indonesia, cerita

bergambar, tak lagi harus bergantung kepada cerita tertulis. Hal ini disebut Eisner

sebagai graphic narration (terutama di dalam film dan komik).

Komik menurut Laccasin (1971) dan koleganya dinobatkan sebagai seni ke-

sembilan. Walaupun sesungguhnya ini hanya sebuah simbolisasi penerimaan

komik ke dalam ruang wacana senirupa. Bukanlah hal yang dianggap penting

siapa atau apa saja seni yang kesatu sampai kedelapan.

Menurut sejarahnya sekitar tahun 1920-an, Ricciotto Canudo pendiri Club

Page 25: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DES Amis du Septième Art, salah satu klub sinema Paris yang awal, seorang

teoritikus film dan penyair dari Italia inilah yang mengutarakan urutan 7 kesenian

di salah satu penerbitan klub tersebut tahun 1923-an. Kemudian pada tahun 1964

Claude Beylie menambahkan televisi sebagai yang kedelapan, dan komik berada

tepat dibawahnya, seni kesembilan.

Thierry Groensteen, teoritikus dan pengamat komik Perancis yang

menerbitkan buku kajian komiknya pada tahun 1999 berjudul "Système de la

bande dessinée (Formes sémiotiques)" yang akan terbit tahun 2007 menjadi "The

System of Comics". Ia berbicara definisi seni kesembilan dalam pengantar edisi

pertama majalah "9e Art" di Perancis. Menurutnya, yang pertama kali

memperkenalkan istilah itu adalah Claude Beylie. Dia menulis judul artikel, "La

bande dessinee est-elle un art?", dan seni kesembilan itu disebut pada seri kedua

dari lima artikel di majalah "Lettres et Medecins", yang terbit sepanjang Januari

sampai September 1964. Baru kemudian pada tahun 1971, F. Laccasin

mencantumkan komik sebagai seni kesembilan di majalah "Pour un neuvieme

art", sebagaimana yang dikutip oleh Marcel Boneff .

a. Komik di Indonesia

Komik Indonesia atau biasa juga disebut cergam (cerita bergambar) adalah

komik yang berasal dari Indonesia, atau hasil karya seorang komikus Indonesia.

Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak

zaman kerajaan-kerajaan di kepulauan nusantara. Salah satu contoh cara bercerita

menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief-relief yang terdapat

pada candi-candi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Page 26: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Generasi 1930an

Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat

di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran

komik-komik di Indonesia pada tahun 1930an dapat ditemukan pada media

Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti

Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah

karakter komik Indonesia yang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie

yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip

lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942)

yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen

A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe

melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik

bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan

Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita

tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian

dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik

berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

2) Generasi 1940-50an

Sekitar akhir tahun 1940an, banyak komik-komik dari Amerika yang

disisipkan sebagai suplemen mingguan suratkabar. Diantaranya adalah komik

seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit

seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang,

mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengah-tengah membanjirnya

Page 27: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang

memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan

kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan

Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di

kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya

mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal.

R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai

karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama

Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh

komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and

Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash

Gordon.

3) Generasi 1960-70an

Adapatasi dari komik asing dalam komik Indonesia mendapatkan tentangan

dan kritikan dari kalangan pendidik dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit

seperti Melodi dari Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru

dengan melihat kembali kepada khazanah kebudayaan nasional. Sebagai hasil

pencarian itu maka cerita-cerita yang diambil dari wayang Sunda dan Jawa

menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik selanjutnya. R.A. Kosasih

adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik

Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari

Sumatra, terutamanya di kota Medan, terdapat pionir-pionir komikus

berketrampilan tinggi seperti Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang

Page 28: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah

penerbitan Casso and Harris, artis-artis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat

Sumatra yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari tahun

1960an hingga 1970an.

Banyak dipengaruhi komik-komik dengan gaya Amerika, Eropa, dan

Tiongkok. Sebagian besar memanfaatkan majalah dan koran sebagai medianya,

meskipun beberapa karya seperti Majapahit oleh R.A. Kosasih juga mendapatkan

kesempatan untuk tampil dalam bentuk buku.Tema yang banyak muncul adalah

pewayangan, superhero, dan humor-kritik.

4) Generasi 1990-2000an

Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan

kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi

gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang

lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang sebelumnya

mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat

dengan maraknya penerbit komik bajakan.Selain itu beberapa penerbit besar

mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah

image komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar

dan muda.

Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu

Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga) :

1. Aliran Amerika

Komikus yang memilih style ini kebanyakan memang mereferensikan karya

Page 29: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mereka pada komikus-komikus Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang

bekerja untuk produksi komik Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan

beraliran gaya Amerika antara lain : Donny Kurniawan, Alfa Roby.

2. Aliran Jepang

Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan

berkembangnya komunitas di Internet. Beberapa situs seperti julliedillon.net,

howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat banyak informasi

pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama komikus Indonesia dengan

aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan nama pengarangnya disamarkan dengan

nickname masing-masing di dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang

menyebabkan sulitnya mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa

pengarang komik yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini adalah:

Anthony Anndengan nama samaran lainnya: Sentimental Amethyst, Anzu

Hizawa, Is Yuniarto dan John G.Reinhart. Beberapa Studio Komik juga pernah

membuat karya-karya yang berciri aliran Jepang, antara lain Komikers (Lestari

Maya, 2007)

b. Komik Independen di Indonesia

Diawali dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik dari luar

Indonesia, muncullah komik-komik independen (lokal). Mencoba tampil berbeda,

membuat gaya gambar lebih variatif dan eksperimental. Banyak komikus-komikus

indie (independen) mengandalkan mesin fotokopi untuk penggandaan karya-karya

mereka. Sistem distribusi paling banyak dilakukan di pameran komik, baik

Page 30: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus. Tak jarang ada komikus yang

menghalalkan karyanya untuk diperbanyak dan disebarluaskan, dengan motto

'copyleft' (lawan dari copyright atau hak cipta). Tentunya tidak untuk tujuan

komersil.Beberapa studio komik Independen antara lain:Daging Tumbuh, Bengkel

Qomik.

2. Pengertian Sejarah Lokal

Istilah Sejarah Lokal dikenal di Indonesia dengan istilah sejarah daerah. Di

negara Barat juga dengan istilah umum "local history" dan istilah lain yakni

"community history","neighborhood history" dan "nearby history". Menurut

Jordan, sejarah lokal ialah merupakan keseluruhan sekitar yang bisa berupa

kesatuan wilayah seperti desa, kecamatan, kabupaten, kota kecil dan lain-lain

kesatuan wilayah serta unsur-unsur institusi sosial dan budaya yang berada di

suatu lingkungan itu seperti keluarga, pola pemukiman, mobilitas penduduk,

kegotongroyongan, pasar, teknologi pertanian, lembaga pemerintahan setempat,

perkumpulan kesenian, monumen, dan lain-lain ( I Gde Widja, 1991).

Ketika kita berbicara sejarah lokal disini bukan sejarah lokal tradisi, semisal

babad, hikayat, lontara, tambo, ataupun lainnya. Melainkan sejarah yang

menceritakan regionalitas, kedaerahan secara batasan-batasan tertentu. Misalkan

melalui batasan-batasan geografis atau keberadaan suku yang mendiami tempat

tersebut . Atau istilah lainnya ialah sejarah daerah (Moh. Ali 2005).

Page 31: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sejarah lokal bisa dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam

lingkup yang terbatas yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Keterbatasan lingkup

itu biasanya dikaitkan dengan unsur wilayah ( unsur spatial ). Di indonesia sejarah

lokal bisa disebut pula sebagai sejarah daerah. namun tidak jarang yang

mengklaim bahwa sejarah lokal sama dengan sejarah daerah. Taufik Abdullah

misalnya dia tidak setuju lokal disamakan dengan daerah. karena daerah indentik

dengan politik. Dan bisa mengabaikai etnis kultural yang sebenarnya, lebih

mencerminkan unit lokalitas suatu perkembangan sejarah.banyak sekali

persamaan sejarah Lokal itu (Taufik Abdullah, 1979).

Pada masa reformasi, ketika muncul historiografi baru yakni historiografi

kritik sosial (Kuntowijoyo,2003) yang mengakibatkan muncul pula penulisan

sejarah lokal yang baru. Sejarah lokal yang terlepas dari sentralisme, sejarah lokal

yang menceritakan daerahnya sendiri. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik untuk

dikaji. Jika pada sejarah lokal yang sebelumnya mengacu pada jiwa dan semangat

nasionalisme, maka sejarah lokal yang sekarang memunculkan format baru, beru-

pa nasionalisme yang memuat muatan lokal itu sendiri. Secara tidak langsung

seolah-olah mengungkap bahwa desentralisasi memuat keinginan untuk melaku-

kan otonomi terhadap nasionalisme.

Berbicara arti penting dari sejarah lokal pastilah kaitannya dengan suatu

hubungan atau peran serta dari sejarah Lokal terhadap keberlangsungan Sejarah

nasional. Antara sejarah lokal dan Nasional sangatlah berhubungan. Dengan

melakukan penelitian tentang sejarah lokal, kita tidak hanya memperkaya

Page 32: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pembendaharaan sejarah Nasional, tapi lebih penting lagi memperdalam

pengetahuan kita tentang dinamika sosiokultural dari masyarakat Indonesia yang

majemuk ini secara lebih intim. Dengan begini kita makin menyadari pula bahwa

ada berbagai corak kehidupan manusia yang selalu berhubungan dengan

lingkungannya dan dengan sejarahnya.

. Pengembangan sejarah yang bersifat nasional seperti sekarang ini, sering

kurang memberi makna bagi orang-orang tertentu terutama yang menyangkut

sejarah daerahnya sendiri. Banyak sejarah nasional tidak menggali lebih

mendalam tentang suatu kajiannya, biasanya bersifat umum saja. Oleh karenanya

sejarah daerah kita sendiri terkadang luput dari pengetahuan kita. Selain itu juga

sejarah lokal juga bisa diguankan untuk mengoreksi generalisasi-generalisasi dari

Sejarah nasional.

3. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran terdiri dari dua komponen yaitu belajar dan

mengajar. Kedua komponen tersebut tidak bisa dipisahkan yang satu dengan yang

lain karena keduanya berlangsung bersamaan serta saling mengisi dan

melengkapi. Untuk memperjelas pengertian pembelajaran penulis kutipkan

beberapa pendapat seperti berikut :

Leonard Nadler (1981), mendefinisikan belajar dan mengajar sama dengan

learning and teaching :

Learning is the equistion of new skill, attitudes and knowledge. Teaching is the general process of enabling the learner to acquire the learning. Teaching can range from the stand up classroom presenter to fully mechine mediated instruction with no instructor in sight, (some refer to

Page 33: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

this as use of high technology). Teaching can use a fasilatator who does little more than help the learner find appropriate recources for the learning. Teaching abviously cover with wide range of behavior, using both of people and machine,

Menurut Nadler belajar pada hakekatnya menambah keterampilan baru,

memperbaiki sikap, dan memperkaya ilmu pengetahuan. Mengajar diartikan

sebagai keseluruhan proses yang membantu si belajar dalam belajar. Dapat berupa

mempresentasikan materi pelajaran di depan kelas, dapat pula hanya

menggunakan alat tanpa ada guru (banyak yang mengatakan mengajar mencari

sumber belajar). Mengajar dalam arti luas dilakukan dengan berbagai cara dan

bisa menggunakan tenaga manusia bisa pula dengan alat.

Arief Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito (1984), mengatakan

bahwa kegiatan belajar mengajar adalah proses komunikasi yaitu penyampaian

pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan melalui saluran atau media

tertentu yang dipandang cocok untu mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Dalam buku Barbara B. Seels dan Rita C. Richey (1996) edisi terjemahan

Harmanto dkk, Dick dan Carry mengemukakan bahwa pembelajaran ialah segala

sesuatu yang membantu bagaimana peserta didik mengalami kemudahan dalam

belajar. Pengertian belajar tidak ditekankan pada berapa jumlah materi yang harus

diselesaikan oleh siswa, tetapi menekankan pada berapa materi pembelajaran yang

telah dikuasai oleh siswa.

Jika dikaji secara mendalam semua pengertian pembelajaran yang

dikemukakan para ahli itu berkisar pada bagaimana kemampuan seorang guru

dalam melakukan komunikasi pembelajaran. Jika komunikasi pembelajaran dapat

Page 34: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dilakukan dengan baik dapat diaktakan bahwa guru itu telah membimbing siswa.

Dikatakan sebagai pembimbing karena dalam kegiatan ini terjadi proses secara

manusiawi bersentuhan antara guru dan siswa yangd alam istilah Jawa dikenal

dengan semboyang ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri

handayani, artinya seorang guru harus dapat menjadi teladan, dapat memberi

contoh cara melakukan sesuatu, dan dapat memotivasi siswa.

Tentang sumber belajar dapat dikemukakan sebuah definisi yang telah

mencakup semua pengertian sumber belajar yang telah dipakai dan dikembangkan

oleh banyak negara terutama negara-negara berkembang. Setijadi (1994), dalam

bukunya Seri Pustaka Teknologi Pendidikan mengemukakan definisi sumber

belajar dari pendapat Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan, sebagai

berikut :

Sumber belajar ialah semua sumber yang meliputi data, orang, barang, yang memungkinkan digunakan oleh si belajar baik secara sendiri-sendiri atau kelompok, bisa suasana formal atau non formal, untuk memberikan kemudahan dalam belajar. Sumber-sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Ada sumber belajar yang didesain dan secara khusus dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional yang diharapkan dapat membantu memudahkan belajar yang bersifat formal, dan punya tujuan tertentu, ada sumber belajar yang dimanfaatkan, artinya sumber-sumber belajar tidak secara khusus didesain untuk kepentingan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diterapkan, dan digunakan untuk kepentingan belajar.

4. Komik dalam Pembelajaran Sejarah

Komik dapat didefiniskan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan

karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya

dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Pada

Page 35: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

awalnya komik diciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran, namu untuk

kepentingan hiburan semata.

Begitu maraknya komik di masyarakat dan begitu tingginya kesukaan

terhadap komik hal tersebut mengihalmi untuk dijadiaknnya komik sebagai media

pembelajaran. Salah satu kelebihan dari komik seperti penelitian yang

diungkapkan Thorndike (Daryanto, 2011), diketahui bahwa anak yang membaca

komik lebih banyak, misalnya dalam sebulan minimal satu buah komik maka

sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini

berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh

lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik.

Komik sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dalam

penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Sejarah sebagai

mata pelajaran yang banyak berdasarkan cerita atau narasi teks diubah menjadi

komik diharapkan bisa menarik minat belajar sejarah dan memperlancar kegiatan

pembelajaran sejarah. Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah berkaitan

dengan manusia dalam ruang dan waktu Kontinuitas dan koherensi merupakan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh Sejarah (S.K. Kochar, 2008). Komik adalah

seni keseimbangan terhebat, seni yang subtraktif sekaligus aditif.Ekspresi yang

divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat

pembaca terus membaca komik hingga selesai (Scott McCloud, 2001). Hal inilah

yang juga menginspirasi pembuatan komik sejarah lokal. Kecenderungan anak-

anak tidak menyukai buku-buku teks, apalagi yang tidak disertai gambar dan

ilustrasi yang menarik. Padahal secara empirik anak-anak cenderung lebih

Page 36: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menyukai buku yang bergambar, yang penuh warna dan divisualisasikan dalam

bentuk realistis ataupun kartun. Tema sejarah lokal menawarkan banyak

kemungkinan, baik dalam pemilihan topik maupun dalam wilayah yang

dibicarakan (Kuntowijoyo, 2003). Komik pembelajaran sejarah lokal diharapkan

mampu meningkatkan minat siswa untuk mempelajari sejarah khususnya sejarah

di daerahnya sendiri. Komik membantu sejarah menjadikannya subjek yang hidup

di mata anak-anak. Proses pendidikan bukanlah suatu yang monoton, pendidikan

haruslah sebuah dunia yang asyik (Asef Umar Fakhrudin,2011). Komik

merupakan hal yang asyik. Seiring dengan berkembanganya ilmu pengetahuan

dan teknologi, pengelolaan alat bantu pembelajaran berupa media sangat

dibutuhkan untuk membantu proses belajar mengajar. Dalam hal ini pembelajarn

sejarah lokal. Dengan menerapkan strategi dan media pembelajaran yang baik dan

menarik diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik

berupa metode maupun pendekatan melalui alat bantu media dengan berlandaskan

fase dalam kegiatan membelajarkan. Gagne dalam Winkel (1996) menyatakan

bahwa fase dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut; fase motivasi,

fase menaruh perhatian , fase pengolahan, fase umpan balik (dalam Abdul

Majid,2008). Komik diharapkan menjadi media yang memberikan kontribusi

dalam membelajarkan sejarah khususnya sejarah lokal. Dengan daya tarik yang

tinggi terhadap media komik siswa lebih termotivasi untuk memahami (Riska Dwi

Novianti,2012)

Page 37: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Penelitian Yang Relevan

1. Widyanti Nugraheni, 2008 Penggunanan Media Komik dan Modul pada

teknik Guide Note Taking dengan memperhatikan keingintahuan dan gaya

berpikir siswa SMP, dalam penlitian ini penulis menggunakan media

komik dalam teknik pembelajaran guide note taking, untuk mengajarkan

materi pesawat sederhana pada kelas VIII SMP.

2. Putri, Rike Ristiya. 2009. Penerapan Multimedia Dan Komik Untuk

Meningkatkan Aktivitas Beserta Hasil Belajar Siswa Kelas VIIE Pada

Pelajaran IPS (Sejarah) Di SMP Negeri 13 Malang. Skripsi, Jurusan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

C. Kerangka Berpikir

Mengajar Sejarah harus diartikan secara luas, yakni suatu proses menyediakan

kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan bagi subyek belajar (siswa) untuk

memperoleh pengetahuan, memiliki sikap dan keterampilan yang membawa perubahan

tingkah laku, maka dengan komik-komik diharapkan adanya feedback terhadap sejarah

itu sendiri bagi setiap siswa. Proses pembelajaran Sejarah di sekolah sudah seharusnya

mengandung unsur transfer of knowledge dan transfer of values.

Sejarah sebagai salah satu pelajaran yang mengambil peran penting dalam proses

penanaman nilai dan karakter bangsanya sendiri dipandang membosankan bagi

kebanyakan siswa, maka penanaman nilai sejarah yang lebih dini dengan cara yang

menarik dengan komik-komik sejarah diharapkan bisa menarik minat dan dapat pula

menjamin adanya penanaman nilai-nilai sejarah itu sendiri seperti nasionalisme, cinta

Page 38: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tanah air, patriotisme, kerjasama, dan masih banyak nilai-nilai sejarah yang dianggap

positif dan harus dimiliki dalam kehidupan generasi Indonesia di manapun berada.

Melihat dari latar belakang media komik yang telah penulis kemukakan, maka

muncul pemikiran penulis sebagai berikut :

1. Sejarah adalah ilmu yang bernilai. Maka untuk menghantar ilmu

sejarah perlu media yang menarik yakni komik yang isinya telah

dinilai oleh pakar sejarah.

2. Untuk meningkatkan kemauan membaca diperlukan media yang

menarik minat siswa, maka digunakan media komik. Penulis

berasumsi penanaman nilai sejarah akan berjalan baik melalui media

komik.

3. Media komik tampak menarik sehingga dapat meningkatkan hasrat

belajar (minat baca), dan keingintahuan siswa pun meningkat.

Jika disusun kerangka berpikr tersebut dalam sebuah diagram, dapat

dilihat seperti gambar di bawah ini :

KURIKULUM

SILABUS

OUTPUT

RPP KOMIK ANALISIS NILAI

MULOK

Page 39: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SDK Waibalun I,

Kelurahan Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur,

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan April – Mei

2012.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi studi

kasus yakni melihat implementasi media pembelajaran sejarah dalam bentuk

komik sejarah lokal yang isinya telah dinilai oleh pakar. Jenis penelitian yang

penulis lakukan ialah penelitian kualitatif yang mempunyai karakteristik

naturalistik, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif dengan

menggambarkan perilaku-perilaku subjek yang diteliti ( Robert Bogdan, Steven J.

Taylor, edisi terjemahan Arief Furchan, 1999).

Page 40: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti adalah siswa, guru kelas dan Kepala Sekolah. Lebih

ditekankan pada siswa dan guru kelas yang akan memanfaatkan media komik

sejarah lokal.

D. Data dan Sumber Data

Data yang paling penting untuk dikumpul dan dikaji dalam penelitian ini

adalah data kualitatif. Adapun jenis sumber data dalam penelitian ini, yakni

sebagai berikut :

1. Narasumber atau informan yang terdiri dari pihak-pihak terkait

baik perorangan maupun lembaga yang terkait dalam penelitian

ini seperti Kepala Sekolah, Guru Kelas dan Siswa.

2. Komik Sejarah Lokal sebagai media penanaman nilai sejarah itu

sendiri.

3. Tempat dan aktifitas yang menunjang dalam proses pembelajaran

yaitu kelas dan lingkungan sekolah pada umumnya.

4. Arsip dan dokumen yang mendukung dalam pembelajaran seperti

halnya rencana pembelajaran dan silabus.

E. Teknik Pengambilan Data

1. Teknik Observasi

Dalam kegiatan observasi penelitian ini, peneliti akan mengamati secara

langsung kegiatan belajar mengajar dan obyek yang sesuai dengan masalah yang

diteliti implementasi komik sejarah lokal.

Page 41: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dari sumber

informasi (informan) yakni guru dan siswa kelas V itu sendiri.

3. Kuesioner

Teknik kuesioner dalam penelitian ini,bersifat terbuka atau open ended.

Responden yakni anak-anak diharapkan dapat menggunakan jawaban secara

bebas dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.

4. Studi Dokumen

Penulis dalam penelitian ini akan memperhatikan dokumen-dokumen seperti

buku-buku, kurikulum, silabus, RPP, laporan-laporan yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Menggunakan teknik Purposive sampling, mengambil nara sumber yang

dipandang mengetahui permasalahan yang diteliti dan dapat berubah-ubah, sedang

berapa jumlah samplingnya tidak dipermasalahkan (Matthew B. Miles, A.

Michael Huberman, edisi terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, 1992)

G. Validitas Data

Untuk keperluan menjamin validitas data yang dikumpulkan maka dilakukan

dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

Page 42: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Triangulasi Sumber, yakni mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber

data yang berbeda. Dalam hal ini, untuk memperoleh data tentang

penggunaan komik dalam proses pembelajaran, budaya sekolah dan kegiatan

lainnya dikumpulkan dari hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala

sekolah dan hasil observasi di sekolah.

2. Triangulasi Metode, yakni mengumpulkan data yang berbeda dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam hal ini untuk

mendapatkan data digunakan beberapa sumber yakni observasi, wawancara

dan analisis dokumen terkait.

3. Triangulasi teori, yakni mengintepretasikan data, dalam hal ini akan mencari

berbagai teori mengenai pembelajaran sejarah dan media komik melalui

berbagai teori yang ada.

4. Triangulasi Peneliti, yakni pengujian validitas hasil penelitian oleh peneliti

lain dalam tema penelitian yang sama untuk memantapkan hasil penelitian.

H. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini analisi data yang digunakan adalah analisis data

kualitatif model Constant Comparative Method dari Strauss dan Glasser (Tjetjep

Rohendi Rohidi, 1992). Langkah-langkahnya terdiri dari menentukan satuan

informasi, menentukan kategori-kategori, dan menentukan antar kategori.

Langkah-langkah tersebut dikondisikan saling interaktif dengan indikasi

antara reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dikondisikan saling

mengisi dan melengkapi. Pada penarikan kesimpulan sering pula dilakukan

Page 43: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

verifikasi.

Langkah-langkah analis data yang peneliti lakukan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik yang telah

ditentukan yaitu pencatatan dokumen, pengamatan, wawancara,

dan angket. Hasil temuan data yang peneliti peroleh dicatat apa

adanya dan merupakan catatan lapangan penelitian.

2. Pengelompokkan data dan penentuan kategori, artinya data

dipisah-pisah sesuai dengan masalah penelitian yang telah

dirumuskan (3 masalah sebagaimana diuraikan pada bab I).

3. Penyusunan data, ialah kegiatan memadukan perolehan data

dengan lokasi penelitian, karena beberapa data awal tidak diperoleh

berurutan.

4. Penafsiran data, yang dimaksud di sini adalah beberapa keterangan

dari informan yang belum mempunyai arti penlitian karena

beberapa faktor misalnya bicara gugup, pencatatannya tergesa-

gesa, dokumen tidak jelas dan lain-lain ditarik kesimpulan

sementara. Hal demikian akan memudahkan dalam pembahasan

penelitian.

Page 44: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Flores Timur

SDK Waibalun I yang beralamat di Jalan Raya Waibalun, Kelurahan

Waibalun, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa

Tenggara Timur merupakan salah satu sekolah tertua di wilayah Kabupaten Flores

Timur, berikut gambaran singkat mengenai Kabupaten Flores Timur.

Kabupaten Flores Timur merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT) yang beribukota Larantuka yang memiliki letak

geografis pada 8o04' LS - 8o40' LS dan 122o38' BT -123o57' BT beriklim Tropis

dengan musim kemarau yang panjang rata-rata (8-9) bulan dan musim hujan yang

relatif singkat rata-rata (2-3) bulan. Secara umum luas daratan Kabupaten Flores

Timur 1.812,85 Km (31%), dan luas lautannya 4.170,53 Km (69%). Dengan

jumlah penduduk pada tahun 2007 yakni 227.732 jiwa yang terdiri dari, Laki-

laki :108.904 jiwa dan Perempuan : 118.828 jiwa. Kabupaten yang terletak di

Ujung Flores Timur ini terkenal sebagai Kabupaten Kepualauan karena terdiri dari

3 buah pulau besar yakni Pulau Adonara, Pulau Solor dan Flores Timur daratan

serta diapiti oleh pulau-pulau kecil seperti Pulau Konga, Pulau Waibalun, Pulau

Mas, Pulau Besar, Pulau Suanggi dan Pulau Kambing.

Batas-Batas Kabupaten Flores Timur :

a. Utara : Laut Flores

Page 45: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Selatan : Laut Sawu

c. Timur : Kabupaten Lembata

d. Barat : Kabupaten Sikka

Visi Dan Misi Kabupaten Flores Timur

Visi: “Terwujudnya manusia dan masyarakat Flores Timur yang maju,sejahtera,

bermartabat dan berdaya saing ”

Misi :

1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas manusia dan

masyarakat Flores Timur dalam semua aspek kehidupan

(Ekonomi, Politik, Sosial-budaya dan Hukum) agar menjadi

subyek pembangunan yang maju, mandiri, berkepribadian

(memiliki jati diri) sehingga berkemampuan optimal untuk

mencapai derajat kesejahteraan yang tinggi dan menciptakan

keunggulan yang berdaya saing.Misi ini bermakna

membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme rakyat menuju

masa depan yang lebih baik.

2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik yang berintikan

penerapan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, akuntabilitas

publik, kemitraan dan penegakan hukum di dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan,

serta mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktek

KKN. Misi ini bermakna mengembalikan kepercayaan rakyat

Page 46: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

terhadap pemerintah dan menegakkan kewibawaan pemerintah

di mata masyarakat ( Dinas Perhubungan, Informasi, dan

Komunikasi Kabupaten Flores Timur, 2012)

2. Keadaan Lingkungan Sekolah Dasar Katolik Waibalun I

2.1 Batas-Batas Sekolah :

a. Utara : Jalan Raya Waibalun

b. Selatan : Pantai Waibalun

c. Barat : Pekuburan Katolik Paroki St. Ignatius

Waibalun

d. Timur : Perumahan Kelurahan Lewolere

2.2 Kebersihan dan Kerindangan :

Sekolah terlihat bersih dan rindang setiap hari ruang kelas

selalu dibersihkan dan semua tanaman disiram, setiap kelas

memiliki taman, tempat sampah tersedia di setiap kelas dan

halaman sekolah, juga terdapat kebun sekolah di belakang

sekolah.

3. Sejarah Singkat Sekolah

Pada tahun 1906 sudah ada sekolah agama di Waibalun, Lebao Tengah,

Lewolaga, Konga dan Lamalera. Selanjutnya pada tahun 1910, semua sekolah

agama ini dialihkan menjadi sekolah biasa. Pada tahun 1911 Sekolah Rakyat

mulai diselenggarakan pada tanggal 1 Agustus 1911, meskipun pada tahun 1906

sudah ada sekolah agama di Waibalun. Jadi pada tahun 2011 yang lalu SDK

Page 47: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Waibalun I sudah berusia 100 Tahun. Pada tahun 1915 tercatat di wilayah Flores

Timur dan Solor ada 11 sekolah rakyat termasuk yang ada di Waibalun. Sejak

tanggal 25 Januari 1955 semua sekolah katolik di Flores berada di bawah Yayasan

Vedapura, Mulai tanggal 5 Agustus 1970 terbentuk Yayasan Persekolahan Umat

Katolik Flores Timur (YAPERSUKTIM) yang menyelenggarakan pendidikan

bagi semua sekolah katolik di Flores Timur. Di bawah pengaruh Gereja Katolik,

melalui YAPERSUKTIM, SDK Waibalun I turut berbenah diri. Penyesuaian

lembaga dengan sistim pendidikan nasional telah mengalihkan status sekolah ini

dari SDK Swasta Penuh menjadi swasta dengan status terdaftar dan menajdi

swasta diakui.

Semenjak pemisahan SDK Waibalun I dan SDK Waibalun II, SDK Waibalun I

mendidik siswa pria, SDK Waibalun II untuk siswa wanita. Baru sekitar 1980-an

terjadi penggabungan kembali siswa pria dan wanita pada setiap rombongan

belajar sekolah ini. Rekaman buku induk I sampai buku induk XI, siswa-siswi

yang mengeyam pendidikan pada SDK Waibalun I berjumlah kurang lebih 4500

orang. Para alumni tersebar di seluruh wilayah nusantara, malah sampai keluar

negeri. Mereka mengabdikan diri untuk bangsa dan negara di bidang karya

masing-masing. Penilaian dalam bentuk akreditasi sekolah, SDK Waiabalun I

berada pada status terakreditasi B sejak tahun 2006. Dapat diketahui sejak

berdirinya SDK Waibalun I sejak berdiri hingga saat ini menampung siswa dari

berbagai daerah di Wilayah Flores Timur, yakni:

a) Wilayah Flores Timur daratan : Waibalun, Lewolere, Pantai

Besar, Pohon Siri, Pante Kebi, Lokea, Watowiti,

Page 48: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Waiklibang, Tengadei, Koten, Lewoloba, Wailolong,

Lewotala, Lewokung, Kawalelo, Riangduli, Lamika,

Lamuda, Lewolaga, Lewotobi, Watobuku dan Riangkaha.

b) Wilayah Pulau Solor meliputi : Pamakayo, Balaweling dan

Riangtaliha

c) Wilayah Adonara meliputi : Waitenepa, Bayongtua dan

Wureh.

4. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi :

Menjadi sekolah terpercaya di masyarakat, berkualitas dalam

mencerdaskan bangsa.

b. Misi :

1. Menyiapkan generasi harapan bangsa yang memiliki iman

katolik, percaya dan tagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

mampu dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

2. Membentuk sumber daya manusia berkualitass yang

memiliki ketahanan diri, inovatif , santun dan jujur.

3. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di

masyarakat.

5. Budaya Sekolah

Kegiatan Sekolah setiap hari dimulai pagi pukul 06.10 WITA, sekolah

dibuka oleh penjaga sekolah, dia bertanggung jawab atas kebersihan di

Page 49: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kantor sekolah dibantu oleh beberapa siswa-siswi yang memiliki tugas

piket di di kantor sekolah. Penjaga Sekolah bersama guru yang bertugas

sebagai guru piket juga mengatur anak-anak bekerja di halaman depan

dibawah pengawasan guru piket dan penjaga sekolah.

Pukul 06.45 lonceng dibunyikan semua siswa-siswi dan para guru

mengikuti apel depan kantor sekolah, lalu dilanjutkan dengan doa pagi

bersama, lalu pengarahan oleh guru. Pukul 07.15 KBM dimulai sampai

dengan pukul 12.15, ditutup dengan doa di masing-masing kelas dan

pengrapian kelas lalu semua warga sekolah pulang.Pukul 12.30 WITA

Sekolah ditutup oleh penjaga sekolah.

6. Tata Tertib Sekolah

a. Hal masuk sekolah : Semua murid harus di sekolah selambat-lambatnya 5

menit sebelum pelajaran dimulai, murid yang terlambat tidak

diperkenannkan langsung masuk kelas melainkan harus melapor terlebih

dahulu ke guru piket dan kepala sekolah, murid hanya absen hanya karena

sungguh-sungguh sakit ataua keperluan yang sangat penting, semua urusan

keluraga harus dikerjakan di luar sekolah atau waktu libur sehingga tidak

menggunakan hari sekolah, Murid yang absen pada waktu masuk kembali

harus melapor kepada Kepala Sekolah dengan membawa surat-surat yang

diperlukan, murid tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah selama jam

pelajaran berlangsung. Kalau seandainya murid sudah merasa sakit sejak

di rumah maka sebaiknya tidak masuk sekolah.

Page 50: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Kewajiban Murid : Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah, ikut

bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas dan

sekolah pada umumnya, ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan

gedung, halaman perabotan dan peralatan sekolah, membantu kelancaran

pelajaran baik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya. Ikut

menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar lain pada umumnya, baik di

dalam maupun di luar sekolah. Menghormati guru dan saling menghargai

antara sesama murid, melengkapi diri dengan keperluan sekolah. Murid

yang membawa kendaraan agar menempatkannya di tempat yang telah

ditentukan dalam keadaan terkunci. Ikut membantu agar tertib sekolah

dapat berjalan dan ditaati.

c. Larangan Murid : meninggalkan sekolah selama jam pelajaran

berlangsung, penyimpangan dalam hal ini hanya dengan izin kepala

sekolah. Membeli makanan dan minuman di luar sekolah. Menerima surat-

surat atau tamu di sekolah. Memakai perhiasan yang berlebihan serta

berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Merokok di

dalam dan di luar sekolah. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar

sesama murid. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya

maupun terhadap kelas lain. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat.

Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman.

Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng terlarang.

d. Hal pakaian dan lain-lain : Setiap murida wajib memakai seragam sekolah

lengkap sesuai dengan ketemntuan sekolah, murid-murid puteri dilarang

Page 51: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

memelihara kuku panjang dan memakai alat kecantikan kosmetik yang

lazim digunakan oleh orang dewasa. Rambut dipotong rapi bersih dan

terpelihara. Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah.

e. Hak-Hak Murid : Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak

melanggar tata tertib, murid-murid dapat meminjam buku-buku dari

perpustakaan sekolah dengan mentaati peraturan perpustakaan yang

berlaku, murid-murid berhak mendapat perlakuan yang sama dengan

murid-murid yang lain sepanjang tidak melanggar peraturan tata tertib.

f. Hak Les Privat : Murid yang terbelakang dalam suatu mata pelajaran dapat

mengajukan permintaan les tambahan dengan syarat orang tuanya

menyampaikan kepada kepala sekolah. Les privat kepada guru kelasnya

dan les privat tanpa sepengetahuan kepala sekolah dilarang. Les privat

dapat diberikan sampai murid yang bersangkutan dapat menagajar

pelajaran yang ketinggalan.

7. Sarana dan Prasana Sekolah

SDK Waibalun I memiliki 6 ruangan kelas, 1 Perpustakaan yang juga

berfungsi sebagai ruangan kelas III karena rombongan belajar tidak bisa

ditampung lagi dalam 1 ruangan kelas saja, 1 Kantor sekaligus berfungsi

sebagai ruangan guru-guru. Sekolah juga memiliki media pengajaran

seperti alat peraga mata pelajaran IPA, mata pelajaran IPS juga alat-alat

musik.

Page 52: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

8. Media yang mendukung pembelajaran Sejarah dan Mulok

Media pendukung proses belajar mengajar Sejarah dan Mulok yang ada

pada Sekolah Dasar Waiabalun I, yakni buku-buku, gambar pahlawan,

globe dan peta. Khusus untuk kelas V yang menjadi lokasi uji coba komik

ada 2 gambar pahlawan, 1 buah peta dan 1 buah globe. Sedangkan untuk

buku materi mengenai Sejarah lokal yang ada pada Mata Pelajaran Mulok

berasal dari Buku Pengetahuan Lingkungan dan Sosial Budaya Daerah

Nusa Tenggara Timur yang dikarang oleh Drs. Jonas Thene yang

diterbitkan CV Pengharapan Karya Abadi, Kupang bekerja sama dengan

Depdikbud Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1998 yang nantinya

salah satu materi dalam buku ini dipakai sebagai bahan ajar dan oleh

peneliti diubah menjadi suatu skenario untuk pembuatan komik itu sendiri,

yakni Perlawanan Rakyat Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912.

Page 53: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Sajian Data

Setelah mengadakan pencatatan dokumen, pengamatan dan wawancara di

Lokasi Penelitian dan juga pada proses Pembuatan Komik itu sendiri dari bulan

November 2011 sampai dengan bulan April 2012, peneliti telah memperoleh data

dan temuan-temuan yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang dikaji

dalam penelitian ini, dapat diuaraikan sebagai berikut :

1. Materi Sejarah Lokal yang diajarkan di kelas V SDK Waibalun I.

Setelah melakukan pencatatan dokumen berupa silabus dan wawancara dengan

Guru Kelas V SDK Waibalun I, Yohana Barek Kerans materi-materi Sejarah

Lokal yang diajarkan yakni :

a. Suku-suku asli dan suku-suku pendatang di daerah Flores Timur. Wilayah

kabupaten Flores Timur sampai dengan sekarang didiami oleh para suku

asli dan juga suku pendatang. Siswa diharapkan menyebutkan suku asli

dan suku pendatang daerah Flores Timur dan siswa dapat menjelaskan

peran masing-masing suku dalam seremonial adat.

b. Sejarah perjuangan masyarakat NTT melawan penjajah, yakni Perlawanan

Rakyat di Flores : Perlawanan Rakyat Flores Timur, Perlawanan Rakyat

Sikka Tahun 1904, Perlawanan Rakyat Ende-Lio Tahun 1907,

Perlawanana Rakyat Ngada Tahun 1917, Perlawanan Rakyat Manggarai

Tahun 1907-1908. Perlawananan Rakyat di Timor dan Alor : Perlawanan

Rakyat di Pulau Rote, Perlawanan Rakyat Bipolo tahun 1905, Perlawanan

Page 54: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Rakyat Kolbano, Perlawanan Niki-Niki, Perlawanan di Pulau Sabu,

Perlawanan Rakyat Kui. Perlawanan Rakyat di Sumba : Perlawanan

Rakyat Lambanapu Tahun 1901, Perlawanan Rakyat Kodi Tahun 1911-

1913.

c. Cerita-cerita mitos yang dianggap sejarah dari suatu wilayah setempat

seperti Kisah Air Bama, Kisah Danau Asmara siswa dapat menjelaskan

sifat-sifat cerita, menentukan amanat cerita dan tentunya dapat

menceritakannya kembali.

2. Proses Implementasi Komik Sejarah dalam Pembelajaran Mulok SDK

Waibalun I

Media Komik adalah gambaran suatu atau beberapa karakter dan memerankan

suatu cerita. Pada kasus ini peneliti menggunakan media komik untuk

pembelajaran Sejarah khususnya sejarah lokal pada mata pelajaran Muatan Lokal.

Pada proses implementasi komik tersebut di SDK Waibalun I siswa diberikan

komik tersebut dan dibiarkan membaca sampai dengan selesai, berdasarkan

pengamatan, wawancara, kuisioner yang ada, dapat digambarkan Implementasi

Komik Sejarah dalam Pembelajaran Mulok SDK Waibalun I, yakni :

1. Pengamatan

Berdasarkan pengamatan pada penggunaan komik sejarah lokal oleh siswa

pada tanggal 14 April 2012, siswa sangat senang, ditunjukkan dengan

keseriusan mereka membaca komik tersebut dan tidak ditemukan kendala

yang berarti.

Page 55: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Wawancara.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Yohana Barek Kerans selaku Guru

Kelas dan Bapak Sinyo Kerans selaku Kepala Sekolah ada beberapa hal

yang dapat disimpulkan, yakni :

a. Pendapat Guru Kelas V, Ibu Yohana Barek Kerans :

Sangat tertarik dengan penggunaan komik sejarah lokal dalam

pembelajaran mutan lokal, perlu dikembangkan lagi untuk tema atau kisah

yang lain dalam upaya penanaman nilai sejarah local. Dengan media ini

siswa akan lebih tertarik untuk belajar. Harus selalu dievaluasi setelah

penggunaannya.

b. Pendapat Kepala Sekolah, Bapak Gregorius Sinyo Kerans :

Jika dikelola dengan baik, akan sangat membantu siswa, baik memahamai

pelajaran dan menarik siswa dalam belajar.

melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media komik

sejarah lokal membutuhkan persiapan yang baik, program yang akurat,

ketekunan, kecermatan, dan ketelitian.

3. Kuisioner.

Dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti, peneliti menggunakan

angket terbuka untuk menampung jawaban dari para siswa dengan

menjelaskan dulu semua pertanyaannya, maka hasilnya adalah semua

siswa pernah membaca komik, pada umumnya membaca komik impor dari

Jepang seperti Doraemon, Conan, Naruto. Para siswa pada umumnya

memiliki komik-komik tersebut dan sering membacanya. Para siswa

Page 56: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

menyukai komik sejarah lokal seperti Perlawanan Rakyat Lewotala

Terhadap Belanda tahun 1912, pada umumnya memberikan alasan karena

adanya gambar dan balon kata serta ceritanya yang jelas dan menarik dan

keseluruhan siswa dapat menceritakan ulang dengan baik setelah membaca

komik sejarah loka tersebut.

3. Kendala Implementasi Komik Sejarah Lokal : Perlawanan Rakyat

Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912.

Dari pengamatan, wawancara, dan kuisoner yang ada dalam penelitian ini

setelah implementasi komik sejarah lokal itu sendiri peneliti tidak menemukan

kendala yang berarti. Pada umumnya Kepala Sekolah dan Guru berpendapat

bahwa mengajar dengan memanfaatkan media komik sejarah lokal dapat

merangsang siswa lebih aktif, dibanding mengajar tanpa media. Kepala Sekolah

dan Guru berpendapat bahwa melakukan kegiatan pembelajaran dengan

memanfaatkan media komik sejarah lokal membutuhkan persiapan yang baik,

program yang akurat, ketekunan, kecermatan, dan ketelitian.

Komik Sejarah Lokal yang memiliki konsep sederhana namun jelas dari segi

visualnya sangat menarik bagi keseluruhan siswa, semua siswa dapat

menceritakan kembali kisah Perlawanan Rakyat Lewotala tahun 1912 dengan

baik, dengan cara dan pola pikir mereka masing-masing. Hal ini yang ditemui

pada saat peneliti melakukan uji coba komik, dan dapat disimpulkan bahwa pada

saat proses implementasi komik itu sendiri komik tidak ada kendala yang berarti.

Page 57: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. Pokok-Pokok Temuan Penelitian

1. Materi Sejarah Lokal di SDK Waibalun I

Sejarah lokal yang diajarkan di SDK Waibalun I khususnya kelas V adalah sekitar

perlawanan rakyat Nusa Tenggara Timur terhadap penjajah dan menjadi fokus

adalah perlawanan rakyat wilayah Flores Timur itu sendiri. Semua materi

terangkum dalam mata pelajaran Muatan Lokal. Kurikulum Muatan Lokal

merupakan satu kesatuan dalam kurikulum Pendidikan Dasar telah dilaksanakan

mulai tahun pelajaran 1994/1995 sampai dengan sekarang dengan Kurikulum

KTSP. Materi sejarah lokal lainnya seperti cerita asal mula kedatangan suku-suku

pendatang ke wilayah Flores Timur dan bergabung dengan suku asli lalu

membentuk masyarakat Kabupaten Flores Timur hingga sekarang. Salah satu

materi Sejarah Lokal yang dianggap menarik dan akhirnya menjadi pilihan cerita

untuk dibuat komik adalah Kisah Perlawanan Rakyat Desa Lewotala Terhadap

Belanda Tahun 1912, yang dapat dikisahkan sebagai berikut :

a. Sebab-sebab perlawanan

Rakyat desa Lewotala waktu itu tergolong petani miskin. Karena itu upeti tahunan

kepada Rja Larantuka biasanya diantar dalam bentuk hasil-hasil panen. Sejak

Belanda berkuasa, rakyat Lewotala dipaksa untuk membayar pajak dalam bentuk

uang perak. Pemerintah Belanda mengharuskan pembayaran pajak sebesar satu

ringgit atau dua setengah rupiah perak oelh setiap laki-laki dewasa. Pajak ini

dirasakan sangat berat, karena rakyat Lewotala hidup jauh dari pasar sehingga

sulit memperoleh uang sebanyak itu. Beban penderitaan rakyat ini semakin

Page 58: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bertambah karena prajurit-prajurit Belanda yang bertugas menagih pajak itu,

datang menagih paksa lima samapai enam kali setahun. Dalam tagihan paksa itu

pada tahun 1912, ada kejadian yang mengharukan, yaitu ada beberapa orang tua

dari Lewotala terpaksa menjual anak-anaknya yang berumur kurang lebih lima-

enam tahun kepada para pedagang dari Waibalun untuk membayar pajak.

Kejadian yang mengharukan inilah yang mendorong rakyat Lewotala untuk

melawan Belanda.

b. Jalannya perlawanan

Setelah mengadalkan musyawarah dan sumpah adat, delapan orang “Ata

Berekent” (orang berani yang kuat) terpilih untuk menghadang pasukan Belanda

di jalan menuju desa Lewotala. Kedelapan orang itu ialah Adi Tukan, Boki Tukan,

Ebang Aran, Duli Hurint, Pulo Hurint, Suba Ama, Weking, dan Pehang Tukan.

Tugas kedelapan orang ini ialah menghadang dan menggiring pasukan Belnda

yang akan menyerang desa Lewotala ke medan pertempuran di mana semua

pasukan Lewotala sudah siap perang. Serangan pertama dari Belanda terdiri dari

dua belas orang prajurit di bawah pimpinan sersan Poly. Pasukan ini dihadang

oleh Adi Tukan dan kawan-kawan di dusun Riankotek dan digiring menuju

pertempuran di dusun Tana Wola. Dalam pertempuran Tana Wola itu, tiga orang

gugur sebagai kusuma bangsa yaitu Boki Tukan, Pulo Hurint dan Duli Hurint.

Sedangkan di pihak Belanda tujuh orang tewas. Adi Tukan sendiri terluka terkena

peluru di punggungnya namun selamat. Setelah itu sisa pasukan Belanda lari

menyelamatkan diri melaui Gunung Ile Kadekang menuju Larantuka untuk

meminta bantuan dari Kupang. Beberapa minggu kemudian, bala bantuan dari

Page 59: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kupang tiba di Larantuka dengan Kapal Mataram. Serangan kedua ke Lewotala

diadakan melalui jalan Timur melewati desa Wailolong-Riangkamie. Sementara

itu di Lewotala telah diadakan pasukan gabungan tiga desa yaitu desa Lewotala,

Riangkotek dan Lamatou. Pasukan gabungan ini dipimpin oleh Pade Liwung,

menggantikan Adi Tukan yangs edang terluka. Pade Liwung dan pasukannya

kemudian menghadang pasukan Belanda di desa Bulak Aaleng dan pertempuran

sengitpun terjadi. Pertempuran sehari suntuk di desa Bulak Aleng ini, menelan

korban jiwa cukup banyak di kedua belah pihak, namun sulit dihitung. Pade

Liwung sendiri terkena tembakan pasukan Belanda dan mengalami luka berat.

Dengan melihat korban yang cukup banyak para Tua Adat Lewotala memutuskan

untuk menarik mundur pasukan gabungan mereka ke desa Leworahang. Karena

penarikan mundur ini, pasukan Belanda menghentikan pertempuran lalu kembali

ke Larantuka. Namun beberapa hari kemudian, kapal Mataram datang ke Pantai

Leworahang dan pasukan Belanda menangkap semua kepala suku dan semua

pemimpin pasukan gabungan Lewotala, kecuali Adi Tukan yang mengjilang

bersama luka yang dideritanya. Mereka yang ditangkap adalah Bang Soge, Sina

Resa, Leki Koten, Leki Kelen, Pol Hurint, Peleton Tukan, Basa Koten, Ado

Weking, Rebong Koten, dan Sina Liwun. Semuanya dibawa ke Larantuka lalu

dibawa ke Kupang, kecuali Polu Hurint, sebagai ketua adat dikembalikan ke

Larantuka. Di Kupang semuanya diadili dan masing-masing dihukum lima tahun

penjara. Dikisahkan bahwa empat orang diantaranya mati di Kupang yaitu Basa

Koten, Ado Weking, Rebong Koten, dan Sina Liwung, sedangkan yang lain

kembali ke Lewotala setelah menjalani hukumna di Kupang.

Page 60: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Akibat perlawanan

Selain korban jiwa yang cukup banyak, hampir semua rumah penduduk

Lewotala dan Riangkotek dibakar secara rata dengan tanah. Setelah selesai

perlawanana semua orang Lewotala diungsikan ke tepi jalan raya dekat desa

Waiwio agar mudah diawasi dan dikerahkan untuk kerja rodi. Hampir semua

pemimpin perlawanan Lewotala dibuang dan dihukum di Kupang, masing-masing

lima tahun penjara. Empat orang diantaranya mati di Kupang sebagai ksatria tanpa

kuburan yang jelas sampai hari ini.

2. Proses Implementasi Komik Sejarah dalam Pembelajaran Mulok

SDK Waibalun I

Media Komik adalah gambaran suatu atau beberapa karakter dan

memerankan suatu cerita. Pada kasus ini peneliti menggunakan media komik

untuk pembelajaran Sejarah khususnya sejarah lokal pada mata pelajaran Muatan

Lokal. Pada proses implementasi komik tersebut di SDK Waibalun I siswa

diberikan komik tersebut dan dibiarkan membaca sampai dengan selesai. Media

komik sejarah lokal yang menceritakan Perjuangan Rakyat Lewotala Melawan

Belanda tahun 1912, pesan atau materi yang akan disampaikan dikemas atau

dicetak dalam bentuk komik cetak. Pesan atau materi dikemas berupa teks,

gambar seri, panel, dan balon kata, yang dikombinasi dalam kesatuan yang utuh.

Terdapat dua komponen dalam media komik cetak ini adalah teks verbal dan

visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran bergantung pada teori

Page 61: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

persepsi visual, teori membaca, pengelolaan informasi oleh manusia, dan teori

belajar. Secara khusus media komik cetak ini diharapkan :

a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visualnya direkam

oleh ruang pikiran para siswa

b. Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.

c. Keduanya berbentuk visual yang statis dan berpusat pada

siswa sendiri.

d. Pengembangan sangat bergantung kepada keterampilan

membaca dan persepsi visual siswa sendiri

e. Informasi dapat diorganisasikan, didistribusikan dan

distrukturkan kembali oleh siswa sendiri

Media komik sejarah lokal merupakan media berbasis cetak, hal tersebut

berdasarkan proses dan sifat media tersebut. Media Komik memiliki beberapa

proses antara lain meliputi menggambar manual, gambar scanner, editing dengan

program coreldraw dan proses perwarnaan. Komik yang sudah melewati

beberapa proses tersebut,akan melalui proses percetakan untuk memperbanyak

media tersebut serta memerlukan proses editing sebelum mencetaknya. Sedangkan

berdasarkan sifatnya media komik dapat dikatakan mempunyai sifat sederhana,

jelas, mudah dipahami oleh siswa. Setelah selesai membaca komik tersebut siswa

diwawancara dan diberikan angket terbuka juga kesempatan untuk menceritakan

ulang kisah Perjuangan Rakyat Lewotala Melawan Belanda Tahun 1912 dengan

kata-katanya sendiri. Dari hasil pengamatan, wawancara dan angket yang ada

dapat dikatakan komik mendapat sambutan yang baik dari siswa. Ketika

Page 62: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menceritakan ulang dengan bahasa sendiri, ceritera-ceritera dari para siswa dapat

dikatakan sangat baik.

3. Kendala Implementasi Komik Sejarah Lokal dalam Pembelajaran

Mulok di SDK Waibalun I

Pada saat penerapan media komik sejarah lokal ini, tidak ditemukan kendala

yang berarti pada saat itu. Yang menjadi masalah adalah keberlangsungan

pemanfaatan media komik itu sendiri ke depannya. Kepala sekolah dan guru

sudah menyadari pentingnya media pendidikan. Tetapi anggapan bahwa

pemanfaatan media pendidikan bagi sekolah terkesan mahal tetap ada, karena

selama ini tidak ada dukungan dari dinas terkait dalam hal pengadaan media

pengajaran sejarah lokal yang inovatif dan pelatihan soal pemanfaatan media tidak

dilakukan secara optimal. Sehingga kesan guru tidak kreatif bisa diatasi dengan

pelatihan-pelatihan mengenai media pendidikan. Perlu disadari dan dipahami

betul bahwa pemerintah punya peran yang sangat penting dalam peningkatan

penggunaan media pembelajaran untuk kemajuan pendidikan bangsa Indonesia.

Dibutuhkan komitmen dan kesungguhan dari pemerintah untuk menerapakan

media-media inovatif bidang pendidikan. Pemerintah yakni melalui Dinas

Pendidikan setempat, yang mengemban misi untuk berperan serta aktif dalam

memecahkan masalah-masalah pendidikan nasional dan pengembangan sumber

daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan media pendidikan,

harus lebih dioptimalkan lagi kinerjanya. Seiring dengan berkembangnya waktu,

pengelolaan alat bantu pembelajaran berupa media sangat dibutuhkan untuk

Page 63: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

membantu proses belajar mengajar. Dengan menerapkan strategi dan media

pembelajaran yang baik diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi

siswa baik berupa metode maupun pendekatan melalui alat bantu media dengan

berlandaskan fase kegiatan membelajarkan.Media komik sejarah lokal bermaksud

menghilangkan pesan yang bersifat verbalisme dengan memberikan bekal

kemampuan memahami bahasa. Siswa SDK Waibalun I selama ini masih terpaku

pada metode ceramah atau membaca sendiri lalu melakukan diskusi seadanya,

sehingga pelajaran sejarah lokal dianggap kurang menarik. Dengan ditampilkan

lambang-lambang visual, munculnya karakter-karakter siswa terlihat begitu

tertarik dan dengan serius membaca komik tersebut. Pesan visual dari rangkaian

kalimat pada balon kata, dirasakan sangat mengantar pemahaman siswa akan

peristiwa Perlawanan Rakyat Lewotala Terhadap Belanda tahun 1912. Tanggapan

siswa dapat dilihat dari hasil wawancara, angket terbuka yang ada. Komik Sejarah

Lokal yang memiliki konsep sederhana namun jelas dari segi visualnya sangat

menarik bagi keseluruhan siswa, semua siswa dapat menceritakan kembali kisah

Perlawanan Rakyat Lewotala tahun 1912 dengan baik, dengan cara dan pola pikir

mereka masing-masing. Pada umumnya Kepala Sekolah dan Guru Kelas telah

menyadari tugas dan fungsinya sebagai tenaga profesional atau tenaga pengajar.

Untuk meningkatkan pelayanan dalam kegiatam pembelajaran mereka

berpendapat proses belajar mengajar hendaknya dikelola dengan baik, mulai dari

persiapan sampai dengan pelaksaanaan. Salah satu indikator pengelolaan

pembelajaran yang baik dapat dilihat dari memanfaatkan sarana dan prasarana

Page 64: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang tersedia. Pendapat para guru tentang pemanfaatan media komik sejarah lokal

yang dapat peneliti temukan di antaranya :

a. Pada umumnya Kepala Sekolah dan Guru berpendapat bahwa mengajar

dengan memanfaatkan media komik sejarah lokal dapat merangsang siswa

lebih aktif, dibanding mengajar tanpa media.

b. Kepala Sekolah dan Guru berpendapat bahwa melakukan kegiatan

pembelajaran dengan memanfaatkan media komik sejarah lokal

membutuhkan persiapan yang baik, program yang akurat, ketekunan,

kecermatan, dan ketelitian.

D. Pembahasan

Pada uraian sebelumnya telah peneliti sajikan hasil temuan-temuan penelitian.

Agar data tersebut dapat ditafsirkan sebagai temuan yang baik akan diadakan

pembahasan dengan membandingkan kajian teori yang ada. Media pembelajaran

pada intinya adalah agar siswa mudah dalam belajar. Proses belajar mengajar

seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa

sehari-hari sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami

siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga

dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam proses belajar mengajar.

Pada era informatika, visualisasi berkembang dalam bentuk bergerak (animasi)

yang ditambahkan suara (audio). Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi

multimedia mampu memberi kesan yang besar dalam media pengajaran. Hal

Page 65: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tersebut karena dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audiao dan video.

Multimedia telah mengembangakn proses pengajaran dan pembelajaran ke arah

yang lebih dinamik. Namun yang lebih penting adalah pemahaman tentang cara

menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan ide-

ide untuk pengajaran dan pembelajaran. Bertitik tolak dari hal-hal di atas, komik

yang merupakan salah satu produk mulitimedia yang pada saar ini sangat marak

mengilhami untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Pembahasan temuan-

temuan penelitian mengenai Media Komik Sejarah Lokal dan proses

implementasinya di SDK Waibalun I diuraikan sebagai berikut :

1. Media yang digunakan guru dalam mengajar Sejarah Lokal

Ditinjau dari jenis-jenis media pembelajaran Sejarah Lokal di SDK

Waibalun I dikategorikan belum lengkap karena masih banyak media-media yang

memungkinkan dipakai tetapi sekolah belum memiliki. Media-media tersebut

misalnya film animasi, slide, slide bersuara. Namun perlu disadari bahwa

pengadaan media tersebut tidaklah mudah, kecuali dropping pemerintah yang

terbatas biaya untuk mengadakan alat tersebut cukup tinggi. Cara terbaik ialah

memanfaatkan media yang telah ada seefektif dan seefisien mungkin.

Seperti yang telah diuaraikan dalam bab sebelumnya yaitu tentang media,

yang berasal dari kata “medium” yang artinya perantara pengirim pesan. Karena

kajian ini berfokus pada kegiatan pembelajaran maka bahasannya adalah

pembelajaran. Dengan demikaian media diartikan sebagai perantara untuk

menyampaikan pesan pembelajaran dari yang memberi pelajaran kepada yang

Page 66: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

menerima pelajaran. Sebagai perantara pesan pembelajaran maka media dapat

disebut pula sebagai sumber belajar. Oleh karena itu apapun bentuknya, media

memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Bahkan, dapat mengganti posisi guru dalam batas-batas tertentu. Agar guru dapat

menciptakan kondisi proses mengajar komunikatif salah satunya adalah

menggunakan media, sehingga terjadi interaksi antara guru dengan mata

pelajaran, murid dengan mata pelajaran, guru dengan murid, dan murid dengan

murid.

Dengan memperhatikan kegunaan media pembelajaran tersebut, guru

sebagai pengelola kegiatan pembelajaran harus berusaha maksimal agar media

pembelajaran dikondisikan sebagai alat atau sumber belajar yang dapat

memudahkan siswa dalam belajar. Para guru hendaknya berasumsi bahwa medai

pembelajaran apapun jenisnya dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran.

Hal demikian mengandung arti bahwa media pembelajaran bisa dibuat dalam

bentuk apapun termasuk dalam bentuk komik. Dengan memperhatikan hal diatas

maka media yang telah tersedia di sekolah harus dikondisikan oleh guru untuk

kepentingan pembelajaran. Guru harus memiliki keyakinan bahwa media

bagaimanapun baiknya tetapi jika tidak dimanfaatkan akan sia-sia, sebaliknya

bagaimanapun jeleknya jika dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan

pembelajaran dapat membantu guru.

Merancang penggunaan media tersebut agar betul-betul sesuai dengan

tujuan penggunaannya. Pedoman yang sudah dari asalnya harus diperhatikan

betul-betul sesuai dengan tujuannya. Semua petunjuk penggunaan media termasuk

Page 67: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

media seperti globe, peta, atlas semuanya bertujuan untuk memudahlan

pemakaiannya. Untuk pengembangan selanjutnya perlu kreatifitas dari para guru

itu sendiri. Karena media merupakan perantara kegiatan pembelajaran, guru

sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran harus mengusahakan agar media itu

dapat memperjelas materi pelajaran. Hal ini sangat berkaitan erat dengan tugas

pokok guru yang kedua yaitu kegiatan melaksanakan proses belajar mengajar di

kelas (kegiatan praktik), mulai dari persiapan sampai dengan mengakhiri kegiatan

pembelajaran. Guru yang melakukan proses belajar mengajar dengan

menggunakan media dapat mengkondisikan media sebagai alat bantu mengajar,

dapat pula mengkondisikan media sebagai sumber belajar.

Merujuk pada pengertian media pembelajaran seperti yang telah

dikemukakan oleh para ahli, guru SDK Waibalun I sudah selalu siap

menggunakan secara optimal media yang ada. Para ahli yang telah mngemukakan

pendapatnya tentang pengertian media tersebut diantaranya: Winkel (1989),

mengemukakan bahwa media adalah alat transfer belajar, yaitu pengantar pesan

pembelajaran dari sumber belajar kepda si belajar. Kemudian AECT seperti

diuraikan Setijadi (1994), menyebutkan bahwa media adalah segala bentuk

saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sementara itu

Gagne dan Briggs seperti diuraikan oleh Oemar Hamalik (1977), mendefinisikan

media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

untuk belajar.

Terlepas dari apapun batasan media media pembelajaran. Daryanto (2011)

, telah mengidentifikasi manfaat media pembelajaran dalam proses belajar

Page 68: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mengajar. Manfaat tersebut diantaranya: memperjelas pesan agar tidak terlalu

verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang,waktu, tenaga, dan daya indera.

Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan

sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dnegan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. Karena manfaat media

pembelajaran itu sangat banyak maka media-media pembelajaran yang tersedia di

SDK Waibalun I hendaknya digunakan seoptimal mungkin oleh para guru untuk

kepentingan proses belajar mengajar.

2. Materi Sejarah Lokal di SDK Waibalun I

Sejarah lokal yang diajarkan di SDK Waibalun I khususnya kelas V adalah

sekitar perlawanan rakyat Nusa Tenggara Timur terhadap penjajah. Semua materi

terangkum dalam mata pelajaran Muatan Lokal. Kurikulum Muatan Lokal

merupakan satu kesatuan dalam kurikulum Pendidikan Dasar telah dilaksanakan

mulai tahun pelajaran 1994/1995 sampai dengan sekarang dengan Kurikulum

KTSP. Keberadaan Kurikulum Muatan Lokal dalam susunan program Kurikulum

Pendidikan dasar 1994 merupakan wujud konkrit dari pelaksanaan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional, pasal 38 ayat 1. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal bagi pendidikan

bagi pendidikan dasar dalam lingkup pembinaan Kantor Wilayah Depdikbud

Propinsi Nusa Tenggara Timur dimulai sejak diterbitkan Keputusan Kepala

Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor : 9/121/I/94

Page 69: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tanggal 13 Juni 1994. Mata Pelajaran yang termuat dalam kurikulum Muatan

Lokal bagi sekolah dasar di Propinsi Nusa Tenggara Timur, terdiri dari :

a. Pengetahuan Lingkungan dan Sosial Budaya Daerah Nusa

Tenggara Timur.

b. Pendidikan Keterampilan.

c. Bahasa Inggris.

Salah satu kendala dalam pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal pada sekolah

dasar di Propinsi Nusa Tenggara yakni kurang tersedianya buku pelajaran dan

media lainnya yang bermuatan materi Pengetahuan Lingkungan Sosial Budaya

Daerah Nusa Tenggara Timur yang berisikan juga mengenai Sejarah Lokal

Daerah Nusa Tenggara Timur. Buku yang berisi materi sejarah lokal yang

diajarkan adalah buku Pengetahuan Lingkungan dan Sosial Budaya Daerah Nusa

Tenggara Timur cetakan tahun 2002 yang diterbitkan berdasarkan persetujuan

Kakanwil Depdikbud Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1999 untuk

digunakan Sekolah Dasar di seluruh Nusa Tenggara Timur.

3. Pembuatan Komik Sejarah Lokal : Perlawanan Rakyat

Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912.

Dalam memproduksi sebuah komik saya sebagai peneliti mengambil

langkah yang sama dalam memproduksi sebuah film animasi yakni terdapat dua

tahapan paling penting (Cinemags,2004), yaitu proses perencanaan awal

(plelemenary planning) dan proses produksi sesuai dengan yang dikemukakan tim

cinemags dalam buku The Making Animation (2004). Dalam proses produksi

Page 70: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

terdapat tiga langkah, yaitu pra produksi (preproduction), produksi (production),

dan pasca produksi (post production). Tahapan perencanaan awal, merupakan

sebuah tahapan awal dalam memproduksi komik, hal yang dipersiapkan disini

mencakup lokasi produksi, budgeting (keuangan), jadwal pembuatan, penentuan

format komik, pemilihan jenis program komputer. Rencana yang telah disusun ini

harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pihak yang terlibat dalam

proses pembuatan komik itu, agar hal-hal yang terjadi di luar perhitungan atau

rencana dapat diminimalisasi. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, menjadi

bagian dari tahap ini juga untuk mempersiapkan alternatif jalan keluar guna

menyelesaikan permasalahan yang muncul tersebut. Pada tahap selanjutnya,

proses produksi, adalah tahapan di mana pembuatan komik dilakukan. Untuk

pembahasan selanjutnya, akan dijelaskan dulu langkah-langkah yang diambil

dalam membuat komik sejarah lokal ini, dikarenakan belum adanya teori yang

jelas dalam pembuatan komik yang jelas, maka berdasarkan proses pembuatan

komik ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perencanaan Awal (Preleminary Plan)

Dalam perencanaan awal akan ditemukan Naskah Awal, sebelum skenario

terbentuk dengan sempurna, dapat dipastikan harus ada ide cerita awal, dari cerita

awal inilah kemudian cerita ini dikemas dan dikembangkan agar menjadi sebuah

komik. Sebuah Cerita dapat menjadi komik yang spektakuler. Cerita mengenai

Perlawanan Rakyat Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912, dibuat backgroud

story dan sinopsisnya. Membuat sinopsis yang akan memperjelas skenarionya dan

Page 71: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

untuk memperjelas sinopsis dibuatlah background story. Dari background story

dan sinopsis tersebut kami menuangkannya dalam naskah komik seperti materi

yang ada pada temuan penelitian di atas tadi. Adapun tim kerja yang terlibat

dalam produksi komik ini terdiri atas kami bertiga, saya sebagai peneliti berperan

sebagai sutradara (director) dan Rendra Adi Kurniawan serta Ardian Danandono

sebagai (art director). Kami merupakan Tim Inti dalam pembuatan komik ini, dan

tidak ada pribadi lain yang terlibat. Yang dimaksud Tim Inti adalah pribadi yang

sejak awal terlibat dalam produksi komik dan dalam kelompok kecil ini, segala

diskusi dimatangkan dengan sempurna.

Tugas sutradara (director), dalam pembuatan komik sejarah lokal ini

adalah membedah materi mata pelajaran mulok Kisah Perlawanan Rakyat

Lewotala Terhadap Belanda tahun 1912 menjadi director’s treatmet yaitu konsep

kreatif sutradara tentang arah gaya komiknya nanti. Selanjutnya, sutradara

mengurai setiap adegan dengan arahan yang nantinya diterjemahkan dalam

storyboard, yaitu rangkaian gambar kasar tentang ruang dan tata letak komik itu

sendiri.

Seseorang sutradara memang adalah tokoh utama dalam visualisasi sebuah

komik. Namun yang bertanggung jawab untuk mewujudkannya rencana

visualisasi dari sutradara adalah tugas dari Art Director yang dalam komik

sejarah lokal ini menjadi tugas dari Rendra Adi Kurniawan serta Ardian

Danandono sebagai partner. Tugas utama mereka adalah membantu sutradara

dalam menentukan suasana dan warna apa yang akan diatmpilkan dalam komik

ini. Art Director menerjemahkan apa yang jadi keinginan kreatif sutradara dan

Page 72: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

merancangnya. Yakni merancang gambar ruang, tata letak, nuansa warna seraya

menggeluti gambar busana, tata letak tokoh, dan harus bisa mengerti kemana arah

cerita komik itu dibawa sesuai dengan keinginan sutradara, sampai ke gambar

yang bisa mudah ditangkap pesannya dan mengesankan. Art Director disini juga

bisa dikatakan animator untuk komik ini karena mereka merancang gerakan

karakter dalam komik ini sesuai arahan sutradara.

b. Produksi (Production)

Dalam proses produksi terdapat tiga langkah, yaitu pra produksi

(preproduction), produksi (production), dan pasca produksi (post production).

Pada prepoduction setelah mendapat gambaran dari sutradara, Art Director

bersama rekannya bertugas membuat character design, background design dan

storyboard atau alur cerita. Production mencakup penggabungan karakter-

karakter komik, background design dan alur cerita juga balon-balon kata menjadi

satu rangkaian komik dan di tahap ini juga komik siap dicetak. Sedangkan tahap

post production atau pasca produksi, komik yang sudah dicetak akan dinilai oleh

pakar Sejarah dari segi kesesuaian dengan teks atau cerita asli, pakar Sejarah yang

memberikan penilaian terhadap komik ini adalah Dr. Warto, M.Hum dan

memberikan kategori baik dari aspek sejarah terhadap komik Sejarah Lokal

Perlawanan Rakyat Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912. Pada saat yang sama

juga komik dinilai oleh Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, pakar media dari aspek

Page 73: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kelayakan sebagai media pendidikan. Dilihat dari tampilan komik, komik ini

sangat baik. Dari huruf dan cara penulisan,sangat baik. Aspek kemenarikan, baik.

Pewarnaan, baik. Tata ruang komik, baik. Kejelasan gambar, mendapat penilaian

sangat baik. Setelah itu dilakukan lagi editing sebelum dicetak lagi untuk

diperbanyak sehingga hasil akhirnya terbentuk komik yang sesuai dengan konsep

dan menarik untuk dibaca oleh anak-anak nantinya.

4. Implementasi Komik Sejarah Lokal : Perlawanan Rakyat Lewotala

Terhadap Belanda Tahun 1912 dalam pembelajaran Mulok.

Mengapa media yang kita sebut komik ini sangat penting ? Mengapa kita

harus menjadikannya sebagai media dan harus memahaminya ? Setiap media

sebenarnya berfungsi sebagai jembatan antara pikiran kita dengan seseorang.

Media mengubah pikiran ke dalam bentuk yang dapat melintasi dunia fisik

kemudian diubah kembali oleh satu atau lebih indra ke dalam pikiran. Dalam

komik perpindahan tersebut berjalan dari pikiran ke tangan, ke kertas, ke mata

lalu kembali ke pikiran orang lain. Idealnya pesan si komikus mengalir tanpa

terpengaruh apa pun, namun pada kenyataannya sangat jarang terjadi begitu

pendapat Scott McCloud, dalam bukunya Memahami Komik (2002). Hanya ada

satu kekuatan yang dapat menembus dinding pemisah semua komikus dari

pengguna media yang dinamakan komik yaitu kekuatan pemahaman komik ittu

sendiri serta fungsinya. Memahami komi merupakan masalah yang serius. Saat ini

komik merupakan salah satu bentu komunikasi massa, yang memungkinkan

Page 74: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

suara-suara pribadi didengar dan komik sebenarnya menerima penulis atau

seniman dari mana pun untuk masuk ke dalam dunianya. Dinding ketidaktahuan

yang menghalangi manusia untuk melihat sesamanya dengan jelas hanya bisa

diatasi dengan komunikasi. Komunikasi hanya akan berhasil apabila kita

memahami bentuk-bentuk komunikasi itu. Komik dengan segala keunikannya

merupakan salah satu media berkomunikasi dalam bentuk gambar yang berurutan.

Melalui karya-karya seni dan tulisan beberapa pakar komik, kita dapat melhat

potensi komik sebagai bentuk seni yang sangat tak terbatas. Cerita bergambar,

yang diremehkan oleh para kritikus dan tidak diperhatikan oleh kamu terpelajar,

telah memiliki pengaruh yang besar setiap waktu bahkan mungkin melebihi

literatur tertulis, selain itu cerita bergambar atau komik menarik perhatian

terutama anak-anak, Rudolphe Topper (1845). Begitu maraknya komik di

masyarakat dan begitu tingginya kesukaan anak-anak terhadap komik hal tersebut

mengihalmi untuk dijadikannya komik sebagai media pembelajaran untuk Sejarah

Lokal. Salah satu kelebihan dari komik, seperti penelitian yang dilakukan

Thorndike dalam Daryanto (2011), diketahui bahwa anak yang membaca komik

lebih banyak, misalnya dalam sebulan minimal satu buah komik maka sama

dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak

pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak

dari siswa yang tidak menyukai komik.

Setelah membaca komik sejarah lokal Perlawanan Rakyat Lewotala

Terhadap Belanda Tahun 1912 para siswa kelas V SDK Waibalun sangat tertarik

dan bisa kembali menceritakan kembali kisah itu dengan kata-kata mereka sendiri.

Page 75: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Hal ini menunjukkannya kelebihan dari komik sebagai media yang penyajiannya

mengandung unsur visual dan ceritera yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan

membuat para siswa dalam hal ini sebagai pembaca terlibat secara emosional

sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Selama ini,

komik menggunakan kekuatan kartun-kartun untuk memerintahkan keterlibatan

dan identifikasi pembacanya serta realisme untuk menangkap keindahan dan

kerumitan dunia nyata. Komik bisa dikatakan seni yang subtraktif sekaligus aditif.

Komik menyeimbangkan gambar dan kata-kata dan tentunya memberikan pesan

tertentu untuk pembaca-pembacanya. Proses implementasi komik sejarah lokal

Perlawanan Rakyat Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912 dapat dikatakan

berjalan baik.

5. Kendala Implementasi Komik Sejarah Lokal : Perlawanan Rakyat

Lewotala Terhadap Belanda Tahun 1912.

Komik Sejarah Lokal yang memiliki konsep sederhana namun jelas dari

segi visualnya sangat menarik bagi keseluruhan siswa, semua siswa dapat

menceritakan kembali kisah Perlawanan Rakyat Lewotala tahun 1912 dengan

baik, dengan cara dan pola pikir mereka masing-masing. Hal ini yang ditemui

pada saat peneliti melakukan uji coba komik, dan dapat disimpulkan bahwa pada

saat proses implementasi komik itu sendiri komik tidak ada kendala yang berarti.

Tetapi yang dikhawatirkan adalah keberlangsungan pemanfaatan komik sebagai

media pembelajaran sejarah lokal karena masih banyak materi yang belum

dirubah menjadi komik. Perlu pemahaman dari setiap stakehoulder pendidikan

Page 76: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

akan pentingnya variasi media pembelajaran, dalam hal ini khususnya pembuatan

komik-komik sejarah lokal untuk materi pembelajaran sejarah lokal yang lain.

Sebenarnya dengan pemanfaatan komik tersebut dapat mengoptimalkan

pembelajaran sejarah lokal yang waktunya sudah terbatas menjadi yang selama ini

merupakan materi dari Pengetahuan Lingkungan dan Sosial Budaya Daerah Nusa

Tenggara Timur bagian dari mata pelajaran Muatan Lokal itu sendiri. Melihat

kesulitan di atas sebagai kendala implementasi komik sejarah lokal, peneliti

berpendapat bahwa jalan keluar yang dapat diambil adalah produksi komik

ditangani sekolah sendiri dengan memanfaatkan kreatifitas siswanya sendiri.

Karena komik sebenarnya dapat dibuat orang tanpa mengenal batasan umur dan

hal-hal lainnya. Anak-anak yang diberikan kebebasan berkreasi dan cukup diberi

batasan membuat komik sesuai materi, bisa diyakini membuat komik sejarah lokal

yang menarik bagi kalangannya sendiri. Karena media komik ini merupakan

perantara kegiatan pembelajaran, guru sebagai fasilitator kegiatan pembeljaran

harus mengusahakan agar komik itu dapat memperjelas materi pelajaran. Guru

yang melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan media sebagai alat

bantu mengajar, dapat pula mengkondisikan media komik sebagai sumber belajar.

Para siswa diyakini tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami pesan dari

komik yang dibuat sendiri, meskipun itu sesederhana mungkin. Hal tersebut

disebabkan komik sendiri bukan sesuatu yang asing bagi siswa. Mereka

sebelumnya sudah banyak membaca komik-komik produksi dari luar negeri. Jika

ditinjau dari kegiatan pembelajaran pola sistem maka dalam kegiatan

pembelajaran harus ada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan

Page 77: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

materi pembelajaran, antara siswa dengan siswa, dan antar guru dengan materi

pembelajaran. Kondisi tersebut dapat disebut sebagai pembelajaran komunikatif

yang masing-masing komponen berhubungan satu dengan yang lain sebagai suatu

sistem. Hal ini akan terjadi bila komik sederhana ini diciptakan di kelas. Perlu

juga mengadakan pelatihan mandiri tentang pembuatan media komik dari

instruktur, atau guru yang pernah mendapat pelatihan media dengan sistim

penularan, selalu mengasah kreatifitas guru dan siswa dengan selalu membiasakan

membuat media pembelajaran sendiri bukan hanya komik yang tetapi dapat

berupa media pembelajaran kreatif lainnya. Kualitas media pembelajaran setinggi

apapun, pasti diawali dari sederhana. Oleh karena itu harus diyakini bahwa medai

dibuat sendiri jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan membantu proses

belajar mengajar di kelas. Guru dan pihak sekolah harus menyadari dan bersikap

optimis bahwa perkembangan kualitas media pembelajaran dapat dicapai melalui

penggunaan dan pengalaman yang terus menerus dilakukan.

Page 78: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan uraian tentang masalah penelitian dan hasil temuan

penelitan dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

Pertama, Materi Sejarah lokal yang diajarkan di SDK Waibalun I khususnya

kelas V adalah sekitar perlawanan rakyat Nusa Tenggara Timur terhadap penjajah.

Semua materi terangkum dalam mata pelajaran Muatan Lokal. Kurikulum Muatan

Lokal merupakan satu kesatuan dalam kurikulum Pendidikan Dasar telah

dilaksanakan mulai tahun pelajaran 1994/1995 sampai dengan sekarang dengan

Kurikulum KTSP. Keberadaan Kurikulum Muatan Lokal dalam susunan program

Kurikulum Pendidikan dasar 1994 merupakan wujud konkrit dari pelaksanaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem

pendidikan nasional, pasal 38 ayat 1. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal bagi

pendidikan bagi pendidikan dasar dalam lingkup pembinaan Kantor Wilayah

Depdikbud Propinsi Nusa Tenggara Timur dimulai sejak diterbitkan Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor :

9/121/I/94 tanggal 13 Juni 1994. Sejarah lokal merupakan bagian penting dalam

mata pelajaran Muatan Lokal yang diimplementasikan dalam Pengetahuan

Lingkungan Sosial Budaya Daerah Nusa Tenggara Timur. Pengadaaan media

pembelajaran sejarah lokal yang menarik juga belum ada sampai dengan sekarang.

Page 79: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Media Komik merupakan salah satu media pembelajaran berbasis media cetak

yang sifatnya sangat menarik dan dapat menjadi solusi untuk menarik minat siswa

untuk belajar sejarah lokal daerahnya.

Kedua, Proses Implementasi Komik Sejarah dalam Pembelajaran Mulok SDK

Waibalun I dapat digambarkan dengan Komik yang sudah melewati beberapa

proses tersebut,akan melalui proses percetakan untuk memperbanyak media

tersebut serta memerlukan proses editing sebelum mencetaknya. Sedangkan

berdasarkan sifatnya media komik dapat dikatakan mempunyai sifat sederhana,

jelas, mudah dipahami oleh siswa. Setelah selesai membaca komik tersebut siswa

diwawancara dan diberikan angket terbuka juga kesempatan untuk menceritakan

ulang kisah Perjuangan Rakyat Lewotala Melawan Belanda Tahun 1912 dengan

kata-katanya sendiri. Dari hasil pengamatan, wawancara dan angket yang ada

dapat dikatakan komik mendapat sambutan yang baik dari siswa. Ketika

menceritakan ulang dengan bahasa sendiri, ceritera-ceritera dari para siswa dapat

dikatakan sangat baik.

Ketiga, Dalam proses Implementasi Komik Sejarah Lokal dalam Pembelajaran

Mulok di SDK Waibalun, tidak ditemukan kendala yang berarti pada saat itu.

Yang menjadi masalah adalah keberlangsungan pemanfaatan media komik itu

sendiri ke depannya. Kepala sekolah dan guru sudah menyadari pentingnya media

pendidikan. Tetapi anggapan bahwa pemanfaatan media pendidikan bagi sekolah

terkesan mahal tetap ada, karena selama ini tidak ada dukungan dari dinas terkait

dalam hal pengadaan media pengajaran sejarah lokal yang inovatif dan pelatihan

Page 80: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

soal pemanfaatan media tidak dilakukan secara optimal. Sehingga kesan guru

tidak kreatif bisa diatasi dengan pelatihan-pelatihan mengenai media pendidikan.

B. Implikasi

Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian seperti yang

telah diuraikan pada bab terdahulu, kemudian peneliti bandingkan dengan kajian

teori, peneliti dapat menguraikan implikasi sebagai berikut :

1. Sekolah mempunyai media pembelajaran, meskipun dalam jumlah

yang terbatas yang dikarenakan terbatasnya dropping dari pemerintah,

dan terbatasnya kemampuan sekolah untuk pengadaaan media itu

sendiri. Walaupun media-media pembelajaran masih terbatas, namun

media tersebut harus digunakan oleh para guru untuk kepentingan

pembelajaran.

2. Pengembangan keterampilan menggunakan dan membuat media

pembelajaran yang menarik masih sangat minim. Keadaan ini

seharusnya dapat diatasi dengan pelatihan-pelatihan dengan

memanfaatkan tenaga-tenaga yang sudah terampil untuk selalu

mengevaluasi penggunaan media agar di kemudian hari dapat

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Pengkajian

dan Penelitian secara terus menerus hendaknya disadari oleh guru

sebagai wahana evaluasi.

3. Sesuai tuntutan kemajuan jaman, perkembangan media pembelajaran

juga harus diikuti guru. Dengan Komik Sejarah Lokal yang

Page 81: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

diujicobakan di sekolah, telah memberikan sumbangan informasi atau

transfer pengetahuan terhadap sekolah, guru dan meningkatkan minat

belajar sejarah khususnya sejarah lokal daerahnya.

Kondisi tersebut layaj dihargai sebagai usaha yang gigih dan patut mendapat

pujian. Keadaan ini diindikasi sebagai telah adanya kesadaran bagi para guru

bahwa tanggung jawab mengelola kegiatan pembelajaran membutuhkan kemauan

dan ketekunan yang sungguh, agar hasil yang dicapai optimal. Kesadaran ini harus

terus dikembangkan oleh para guru SDK Waibalun I.

C. Saran-Saran

Ada beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini

sebagai kontribusi atau sumbangan pemikiran terhadap proses belajar mengajar

dan pemanfaatan media komik sejarah lokal di SDK Waibalun I.

Pertama, melihat kesulitan pengadaan media-media pembelajaran dari

pemerintah, dan kalau pun ada jumlahnya sangat terbatas. Untuk mengatasi hal itu

pihak sekolah dapat lebih aktif dalam usaha pengembangan, pembuatan, dan

pemanfaatan media-media pembelajaran yang menarik. Dengan demikian

diharapkan persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran, dan perbaikan pembelajaran dapat segera diprogramkan oleh guru

dengan cepat dan baik.

Kedua, Guru yang melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan

media sebagai alat bantu mengajar, dapat pula mengkondisikan media komik

sebagai sumber belajar. Para siswa diyakini tidak akan mengalami kesulitan dalam

Page 82: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

memahami pesan dari komik yang dibuat sendiri, meskipun itu sesederhana

mungkin. Hal tersebut disebabkan komik sendiri bukan sesuatu yang asing bagi

siswa. Mereka sebelumnya sudah banyak membaca komik-komik produksi dari

luar negeri.

Ketiga, bagi para guru yang belum pernah memperoleh pelatihan tentang

penggunaan media pembelajaran, akan lebih baik jika memiliki kemauan belajar

mandiri untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya kepada siswa karena

semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab para guru. Keadaan ini bisa

diwujudkan manakala guru memiliki kesadaran yang tinggi dalam meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas,

lebih khusus lagi mengelola penggunaan media pembelajaran.

Keempat, Kualitas media pembelajaran setinggi apapun, pasti diawali dari

sederhana. Oleh karena itu harus diyakini bahwa media dibuat sendiri jika

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan membantu proses belajar mengajar di

kelas. Guru dan pihak sekolah harus menyadari dan bersikap optimis bahwa

perkembangan kualitas media pembelajaran dapat dicapai melalui penggunaan

dan pengalaman yang terus menerus dilakukan. Membuat media yang menarik

dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan berdasarkan pengamatan di lingkungan

sekitar kiranya dapat menghasilkan media pembelajaran yang menarik.

Kelima, Komik Sejarah Lokal yang memiliki konsep sederhana namun jelas

dari segi visualnya sangat menarik bagi keseluruhan siswa, semua siswa dapat

menceritakan kembali kisah Perlawanan Rakyat Lewotala tahun 1912 dengan

baik, dengan cara dan pola pikir mereka masing-masing. Hal ini yang ditemui

Page 83: KOMIK SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL …/Komik...(Studi kasus di Kelas V SDK Waibalun I Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) ... atau pendapat yang pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pada saat peneliti melakukan uji coba komik, dan dapat disimpulkan bahwa pada

saat proses implementasi komik itu sendiri komik tidak ada kendala yang berarti.

Tetapi yang dikhawatirkan adalah keberlangsungan pemanfaatan komik sebagai

media pembelajaran sejarah lokal karena masih banyak materi yang belum

dirubah menjadi komik. Perlu pemahaman dari setiap stakehoulder pendidikan

akan pentingnya variasi media pembelajaran, dalam hal ini khususnya pembuatan

komik-komik sejarah lokal untuk materi pembelajaran sejarah lokal yang lain.