Kom Efektif

13
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit khususnya untuk individu-individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan pasien. Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti : penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang di deritanya diharapkan akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama. Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila pasien sudah sembuh dan kembali kerumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait dengan penyakit yang telah dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit berarti semua pengunjung rumah sakit, baik pasien melalui informasi dari para petugas rumah sakit, tetapi dari apa yang dialaminya, di dengar, dan di lihat di rumah sakit.

description

jfmv

Transcript of Kom Efektif

Page 1: Kom Efektif

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit khususnya untuk individu-individu yang

sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu promosi kesehatan

ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan maupun keluarga

pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit karena keluarga pasien

diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan pasien.

Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal terkait dengan penyakit yang

dideritanya seperti : penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular), cara

pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan

keluarganya memahami penyakit yang di deritanya diharapkan akan membantu

mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila pasien

sudah sembuh dan kembali kerumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya

preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait dengan penyakit yang telah

dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit berarti semua pengunjung

rumah sakit, baik pasien melalui informasi dari para petugas rumah sakit, tetapi dari apa

yang dialaminya, di dengar, dan di lihat di rumah sakit.

Pendidikan yang efektif diawali dengan assesment kebutuhan pembelajaran pasien dan

keluarganya. Assesment ini menjalankan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran,

tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan

lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajarn yang tepat,

agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika

ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Pendididkan termasuk

baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian pelayanan maupun

kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang

ke rumah.

Sehingga, pendidikan mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan

pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke

pelayanan emergensi bila diperlukan. Pendidikan yang efektif dalam satu rumah sakit

hendaknya disediakan format visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak

jauh dan teknik lainnya.

Page 2: Kom Efektif

BAB II

1) Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalahSebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang

kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa

yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin,

1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988). Secara etimologis,

kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil yang diinginkan (producing

desired result), dan menyenangkan (having a pleasing effect). Komunikasi efektif adalah

sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui

suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh

penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt &

Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).

2) Teori Komunikasi

a. Proses komunikasi

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.

Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif :

Sumber/pemberipesan/komunikator(dokter,perawat, admission,Adm.Kasir,dll), adalah orang yang memberikan pesan.

o Sumber (yang menyampaikan informasi) : adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)

o Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)

Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya.

Page 3: Kom Efektif

Media/saluran pesan (Elektronic,Lisan,dan Tulisan) adalah sarana komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima.Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan: melalui telepon, menggunakan lembarlipat, buklet, vcd, (peraga)

Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, Admission,Adm.) atau audience adalah pihak/orang yang menerima pesan.Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan.Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).

Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang diterimanya.

 Pemberi pesan/komunikator yang baik:

Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):

Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.

Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat

Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).

Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

Sifat Komunikasi

Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:

Jam pelayanan Pelayanan yang tersedia

Cara mendapatkan pelayanan

Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.

Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service, Admission,dan Website.Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :

Page 4: Kom Efektif

Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi) Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)

Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan Fisioterapi

Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman PelayananPedoman Gizi, Pedoman Fisioterapi, Pedoman Farmasi).

Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).

Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).

Syarat komunikasi efektif.

Syarat dalam komunikasi efektif adalah:

Tepat waktu Akurat.

Lengkap

Jelas.

Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).

 

5. Proses komunikasi efektif

Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai berikut:a. Pemberi pesan secara lisanmemberikan pesanb. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebutc. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.d. Pemberi pesanmemverifikas isi pesan kepada pemberi penerima pesan.e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil verifikasi

Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi dan klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 5: Kom Efektif

Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama orang , dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, ,maka komunikan sebaiknya mengeja huruf demi huruf menggunakan alfabeth standart internasional yaitu:

 

Page 6: Kom Efektif

Hukum dalam komunikasi efektif

5 ( lima ) Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) terangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.Hukum komunikasi efektif yang pertama adalah :

a. Respect, pengertiannya:

Page 7: Kom Efektif

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesanyangkita sampaikan.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

b. Hukum komunikasi efektif yang kedua adalahEmpathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima

c. Hukum komunikasi efektif yang ketiga adalahAudible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang  akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.

d. Hukum komunikasi efektif yang keempat, adalah Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

e. Hukum komunikasi efektif yang kelima adalah Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari olehsikaprendahhati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Page 8: Kom Efektif

 7. Aspek komunikasi efektif juga meliputi lima hal:

a. Kejelasan (Clarity) –pesan yang disampaikan.b. Ketepatan (Accuracy) –kebenaran informasi.c. Konteks (Context) –gaya bicara dan pesan disampaikan dalam situas yang tepat.d. Alur (Flow) –urutan pesan atau sistematika penyampaian.e. Budaya (Culture) –sesuai dengan bahasa,gaya bicara, dan norma-etika yang berlaku.

Secara tekniks, untuk mencapai komunikasi efektif, secara verbal komunikasi “memainkan” teknik vocal :

1. Speed/tempo –kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan pula terlalu lambat.

2. Volume –tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter dan jumlah audiens.

3. Aksentuasi –penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.

4. Artikulasi –kejelasan kata demi kata yang diucapkan.

5. Projection –memproyeksikan (mengarahkan) suara sampai ke bagian paling belakang ruangan tanpa harus berteriak.

6. Pronounciation (Pelafalan) –pelafalan kata demi kata secara jelas dan benar.

7. Repetition (pengulangan) –untuk mengulangi kata-kata penting dengan irama yang berbeda.

8. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.

9. Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.

Secara non-verbal komunikasi dapat dibangun dengan gesture atau gerakan tubuh, cara berpakaian sesuaikan dengan acara atau suasana, dan raut wajah.

Hasil survei Mechribian & Ferris menunjukkan, dalam komunikasi verbal, keberhasilan menyampaikan informasi:a. 55% ditentukan oleh bahasa tubuh(body language), postur, isyarat, dan dan kontak mata.b. 38 % ditentukan oleh nada suara.c. 7 % saja ditentukan oleh kata-kata.

 

Faktor yang menentukan komunikasi efektif, antara lain:

Kepercayaan komunikan terhadap komunikator. Kejelasan pesan yang disampaikan.

Keterampilan komunikasi komunikator .

Page 9: Kom Efektif

Daya tarik pesan.

Kesesuaian isi pesan dengan kebutuhan komunikan.

Kemampuan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding).

Setting komunikasi kondusif atau nyaman dan menyenangkan.

10. Strategi komunikasi efektif antara lain:

a. Menguasai pesan/materi.b. Mengenali karakter komunikan/audiens.c. Kontak Mata (Eye Contact)d. Ekspresi Wajah.e. Postur/Gerak Tubuhf. Busana yang sesuai dengan suasana.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal – hal tersebut diatas maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan komunikasi efektif di rumah sakit budi rahayu blitar.

1. Pemberian informasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam interaksi pasien dengan tenaga

kesehatan atau yang bukan tenaga kesehatan/nonkesehatan berupa penjelasan tentang

rencana/asuhan medis,keperawatan,non medis, yang akan dilakukan selama pasien dirumah sakit.

2. Edukasi pada pasien dan keluarga adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu dan

keluarga dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal dan bersedia

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses pelayanan.

3. Assessment kebutuhan edukasi pada pasin dan keluarga adalah proses menetukan kebutuhan

pasien dan keluarga akan pembelajaran tentang kondisi dan atau penyakit yang berhubungan

dengan pasien serta bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap pemberian edukasi adalah suatu tindakan

yang dilakukan untuk menilai ketercapaian pemberian informasi edukasi yang diberikan kepada

pasien dan keluarga.

5. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh

pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

6. Keluarga pasien adalah suami/istri, oarng tua yang sah atau anak kandung dan saudara kandung.

7. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Page 10: Kom Efektif

8. Sehingga, pendidikan mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan

pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke

pelayanan emergensi bila diperlukan. Pendidikan yang efektif dalam satu rumah sakit

hendaknya disediakan format visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak

jauh dan teknik lainnya.