Kolesistitis

28
KOLESISTITIS Oleh : Aze Andrea Putra PRESEPTOR: dr. Yahya Marpaung, Sp.OT BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PADANG 2014

description

kolesistitis

Transcript of Kolesistitis

Page 1: Kolesistitis

KOLESISTITISOleh :

Aze Andrea Putra

PRESEPTOR:dr. Yahya Marpaung, Sp.OT

 BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALASRSUP DR. M. DJAMIL PADANG

PADANG2014

Page 2: Kolesistitis

• Kolesistitis (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas.1DEFINISI

Page 3: Kolesistitis

ANATOMI DAN FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU Kandung empedu (vesica fellea) adalah

kantong berbentuk buah pear yang terletak pada permukaan visceral hepar

Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum

Pembuluh arteri kandung empedu adalah A. cystica, cabang A. hepatica kanan. V. cystica mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta.

Page 4: Kolesistitis
Page 5: Kolesistitis

NEXT...

Empedu dibentuk dalam lobulus hati

sekresi ke dalam jaringan kanalikuli

duktulus biliaris ,duktus biliaris cabang vena porta dan arteri hepatika dalam traktus porta yang terletak antara lobulus

hati

duktus hepatikus kanan dan kiri yang berlanjut sebagai duktus

hepatikus komunis

duktus koledokus ampulla Vater masuk ke duodenum

Asam empedu primer yang telah sekresikan ke duodenum akan direabsorpsi kembali di ileum terminalis kemudian

memasuki aliran darah portal dan diambil cepat oleh

hepatosit,

konjugasi ulang dan disekresi ulang ke dalam empedu (sirkulasi enterohepatik),

± 20% empedu intestinal tidak direabsorpsi di ileum, yang kemudian dikonjugasi oleh bakteri kolon menjadi asam

empedu sekunder

Page 6: Kolesistitis

Patofisiologi

stasis cairan

empedu

infeksi kuman

iskemia dinding kandung empedu

Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus)

Page 7: Kolesistitis

Batu kandung empedu

•Menyumbat duktus sistikus stasis cairan empedu distensi kandung empedu aliran darah dan limfe menjadi terganggu iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu

Infeksi

kuman

•E. Coli, spesies Klebsiella, Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan spesies Clostridium.

•Endotoxin hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan fibrin, iskemia nekrosis dinding kandung empedu.

Kolesistit

is akalkulus

•Trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang menyertai persalinan yang memanjang dan dengan operasi pembedahan besar nonbiliaris lainnya dalam periode pascaoperatif.

•Faktor lain yang mempercepat termasuk vaskulitis, adenokarsinoma yang mengobstruksi kandung empedu, diabetes mellitus, torsi kandung empedu

•Penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis, tuberkulosis, aktinomises).

Page 8: Kolesistitis

GEJALA KLINIS

Nyeri perut sebelah kanan

atas

Hilang timbul

Kadang menjalar ke

punggung/bahuDemam

Mual, muntah

Kuning

Page 9: Kolesistitis

DIAGNOSIS Anamnesis : nilai gejala klinis yang

muncul Pemeriksaan fisik

Generalisata Regio Abdomen

Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi

Page 10: Kolesistitis

Pemeriksaan penunjang Foto polos abdomen

Tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitis. 15 % pasien kemungkinan dapat terlihat batu radiopak

Gambaran kalsifikasi diffus dari kandung empedu (empedu porselain) keganasan pada kandung empedu.

Ultrasonografi (USG) memprlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding

kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik.

Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90 – 95%.

Gambaran di USG yang pada kolesistitis akut cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4 mm dan tanda sonographic Murphy.

Page 11: Kolesistitis

DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding untuk nyeri perut

kanan atas yang tiba – tiba, perlu dipikirkan seperti penjalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ di bawah diafragma seperti appendiks yang retrosekal, sumbatan usus, perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut, pielonefritis dan infark miokard. Pada wanita hamil kemungkinannya dapat preeklampsia, appendisitis dan kolelitiasis. Pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan harus dilakukan segera karena dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.8

Page 12: Kolesistitis

TATALAKSANA Terapi konservatif

istirahat total, perbaiki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan,

koreksi elektrolit, obat penghilang rasa nyeri seperti petidin

dan antispasmodik. Pemberian antibiotik pada fase awal sangat

penting untuk mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.

Page 13: Kolesistitis

Golongan ampisilin, sefalosporin dan

metronidazol cukup memadai untuk mematikan

kuman – kuman yang umum terdapat pada

kolesistitis seperti E. Coli, Strep. faecalis dan

Klebsiela, namun pada pasien diabetes dan pada

pasien yang memperlihatkan tanda

sepsis gram negatif, lebih dianjurkan pemberian antibiotik kombinasi.

Page 14: Kolesistitis

Berdasarkan rekomendasi Sanford, dapat diberikan ampisilin/sulbactam dengan dosis 3 gram / 6 jam, IV, cefalosporin generasi ketiga atau metronidazole dengan dosis awal 1 gram, lalu diberikan 500 mg / 6 jam, IV. Pada kasus – kasus yang sudah lanjut dapat diberikan imipenem 500 mg / 6 jam, IV.

Bila terdapat mual dan muntah dapat diberikan anti – emetik atau dipasang nasogastrik tube

Page 15: Kolesistitis

TERAPI BEDAH kolesistostomi kolesistektomi

Page 16: Kolesistitis

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 51 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No. MR : 889846 Tanggal Masuk : 23 November 2014

Page 17: Kolesistitis

ANAMNESIS

Keluhan Utama Nyeri perut kanan atas sejak 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan merasa nyeri pada perut kanan atas yang

dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul, menjalar sampai ke punggung,

dan tidak bertambah dengan pergerakan. Mual (+), muntah (+), demam (-) BAB (+) kurang lancar, 1 x 2 hari. Warna kuning kecoklatan.

Riwayat BAB berwarna putih seperti dempul tidak ada. BAK (+) lancar, warna kuning. Riwayat BAK berwarna

kecoklatan seperti teh pekat tidak ada Tidak pernah muncul warna kuning di mata, tangan, kaki, dan

badan. Pasien sudah dirawat selama 1 minggu di RST Reksodiwiryo

padang selama 1 minggu.

Page 18: Kolesistitis

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat trauma di perut tidak ada Riwayat mengalami keluhan yang sama

sebelumnya (-) Riwayat operasi sebelumnya (-) Riwayat pengobatan sebelumnya (-) Riwayat menderita diabetes (+),

hipertensi (-), penyakit ginjal, hati, dan jantung (-)

Page 19: Kolesistitis

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga dengan keluhan

serupa Riwayat keluarga menderita diabetes

(-), hipertensi (-), penyakit ginjal, hati, dan jantung (-)

Page 20: Kolesistitis

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Compos Mentis / E4V5M6 Vital sign Tekanan Darah : 120/80mmHg Nadi : 106 x/menit Pernafasan : 24 x/menit Suhu : 37,3oC Pasien tidak tampak kesakitan

Page 21: Kolesistitis

Kulit : sawo matang, tidak tampak ikterik KGB : pembengkakan KGB (-) Kepala : tidak ditemukan kelainan Rambut : tidak ditemukan kelainan Mata : konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik Hidung : tidak ditemukan kelainan Gigi dan Mulut : tidak ditemukan kelainan Telinga : tidak ditemukan kelainan Tenggorokan : tidak ditemukan kelainan Leher : tidak ditemukan kelainan Thorax : tidak ditemukan kelainan

Page 22: Kolesistitis

Anus RT : Anus tenang, tidak ada tanda-tanda radang, tonus

spinchter ani baik, mukosa licin, ampula recti tidak kolaps, massa (-), nyeri (-),darah (-)

Status Lokalis : Regio Abdomen Inspeksi : Datar, distensi (-), darm contour (-),

darm steifung (-) Auskultasi :Bising usus (+) normal 5 kali per

menit Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (+) pada

hipokondrium dextra dan epigastrium, massa tumor (-), hepar dan lien tidak teraba, vesica felea tidak teraba, murphy sign (-)

Perkusi : timpani

Page 23: Kolesistitis

DIAGNOSIS KERJA Kolesistitis + Diabetes Melitus PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG

DIBUTUHKAN Laboratorium USG Abdomen Rontgen Thorax EKG Cek gula darah

Page 24: Kolesistitis

DISKUSIS KASUS Telah dilaporkan seorang wanita 51 tahun

rujukan dr RST Reksodiwiryo Padang datang ke IGD RSUP DR M Djamil Padang dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak ± 1 minggu sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar hingga ke punggung. Keluhan nyeri ini sering disertai dengan mual dan muntah. Tidak ada demam, tidak ada sesak nafas, tidak ada riwayat sakit kuning dan tidak pernah muncul warna kuning di mata, tangan, kaki, dan badan. Riwayat BAB kurang lancar, 1 kali dua hari, tidak cair, berwarna kuning kecoklatan, dan riwayat berwarna putih seperti dempul tidak ada. BAK lancar, berwarna kuning, tidak keluar batu, tidak ada darah/lendir/nanah, dan riwayat BAK berwarna kecoklatan seperti teh pekat tidak ada.

Page 25: Kolesistitis

Dari riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan riwayat trauma di perut tidak ada. Tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat operasi sebelumnya (-). Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Pasien menderita diabetes, sementara riwayat hipertensi (-), penyakit ginjal, hati, dan jantung (-).Dari anamnesis juga diketahui bahwa tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami keluhan serupa. Keluarga pasien juga tidak ada yang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, hati, dan jantung.

Page 26: Kolesistitis

Dari pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dan kesadaran composmentis. Tanda vital dalam batas normal. Kulit tidak tampak ikterik. Pada mata, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik. Pada inspeksi abdomen tidak tampak distensi, darm contour (-), darm steifung (-). Pada auskultasi bising usus terdengar normal. Pada palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan di daerah hypochondrium kanan dan epigastrium, murphy sign (-). Pada perkusi terdengar timpani, tidak didapatkan nyeri ketok di daerah hypochondrium kanan. Pada pemeriksaan Rectal Touche tidak didapatkan kelainan.

Page 27: Kolesistitis

Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, diagnosis kerja pada pasien ini adalah kolesistitis + diabetes melitus. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan lab rutin dan USG abdomen.

 

Page 28: Kolesistitis

TERIMA KASIH