Koleksi Spesimen

11
KOLEKSI SPESIMEN Oleh : Ayu Hasnatul M : B1J1020 Ezza Jidastya S : B1J012040 Hikmah W. : B1J012048 Rombongan : V Kelompok : I Asisten : Iis LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

description

Spesimen

Transcript of Koleksi Spesimen

Page 1: Koleksi Spesimen

KOLEKSI SPESIMEN

Oleh :

Ayu Hasnatul M : B1J1020Ezza Jidastya S : B1J012040Hikmah W. : B1J012048Rombongan : VKelompok : IAsisten : Iis

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Koleksi Spesimen

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak punah.

Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya adalah upaya menjaga

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa agar tidak punah. Koleksi specimen merupakan

kegiatan pengumpulan dan pengawetan suatu species untuk berbagai tujuan. Spesimen dari

bermacam-macam hewan sering dibutuhkan untuk keperluan penelitian maupaun alat peraga

dalam dunia pendidikan. Ahli pengetahuan alam, tidak dapat mengambil manfaat pada

spesimen yang tidak diawetkan. Dalam kegiatan koleksi hewan perlu memperhatikan

beberapa hal, diantaranya jangan sampai menggangu keberadaan satwa langka atau merusak

sisa-sisa peninggalan dalam gua yang sudah ditingalkan manusia purba.

Hewan yang dikoleksi adalah hewan-hewan yang dibutuhkan untuk pengawetan

dengan tujuan pengujian di kemudian hari. Semua spesimen koleksi harus diberi label yang

berisi keterangan tantang nama spesies, lokasi penemuan tanggal koleksi dan data lain yang

diperlukan. Label harus ditulis ketika spesimen diawetkan agar tidak terjadi kesalahan

informasi mengenai spesies awetan. Serangga merupakan organisme yang sangat melimpah

keberadaannya dan mampu hidup dimana saja, baik di darat maupun di air. Habitat serangga

sangat bervariasi, masing-masing spesies mempunyai kekhasan tempat hidup oleh karena itu

perlu dipikirkan metode penangkapan dan koleksi yang tepat untuk mendapatkan spesies

serangga yang diinginkan. Masing-masing metode dikembangkan untuk menangkap serangga

yang khas yang didasarkan pada perilaku dan habitatnya. Koleksi serangga memerlukan

peralatan tertentu yang telah disiapkan di dalam tas cangklong yang sewaktu-waktu siap

untuk dikeluarkan. Peralatan tersebut adalah:

- Botol pembunuh

- Kantong plastic

- Kloroform

- Alkohol 70%

- Spuit Injeksi

Pengawetan serangga dan artropoda lain dilakukan dengan cara yang berbeda-beda

pada setiap spesies dan fase tumbuhnya. Ada dua cara pengawetan yang umum dilakukan,

Page 3: Koleksi Spesimen

yaitu pengawetan kering dan pengawetan basah. Masing – masing cara mempunyai kelebihan

tersendiri.

Pengawetan kering dilakukan untuk serangga-serangga yang bertubuh keras [umumya

fase imago] dengan cara di pin [ditusuk dengan jarum preparat atau di karding]. Jarum yang

digunakan untuk menusuk spesimen serangga harus jarum anti karat atau stainless

steel (bukan dari baja hitam atau dari kuningan) sebab jarum non-stainless akan cepat

berkarat apabila terkena cairan tubuh serangga. Ukuran diameter dan panjang jarum

bervariasi mulai dari nomor 00 sampai 9. Apabila jarum ditusukkan secara tidak langsung ke

tubuh serangga, seperti halnya karding, jarum stainless steel tidak perlu dipergunakan, cukup

dengan jarum dari baja. Beberapa serangga besar akan berubah warna atau kotor apabila

diawetkan kering, oleh sebab itu perlu dilakukan proses pengeluaran isi perut atau ‘gutting’

sebelum serangga di pin. Buat belahan sedikit di salah satu sisi pleural membrane diantara

sternal dan tergal plates. Pergunakan pinset untuk mengeluarkan alimentary canal, alat

pencernaan makanan perlu hati-hati jangan sampai sambungan anterior dan posterior patah.

Bagian perut kemudian dibersihkan dengan cermat dengan kapas dan tissue. Perutnya

kemudian dibentuk kembali dengan diisi kapas agar bentuk abdomen kembali seperti

sebelumnya. Belahan pada ujung pleural membrane kemudian dirapatkan kembali dan harus

tertutup kembali sebelum serangga kering.

Pengawetan basah dilakukan untuk serangga-serangga yang bertubuh lunak [umumnya

fase larva] dilakukan dengan cara menyimpan serangga didalam botol yang telah diisi dengan

alkohol 80%, dengan ketentuan bahwa spesimen yang diawetkan dalam alkohol harus

disimpan dalam botol gelas dengan tutup yang rapat. Menggunakan botol plastik tidak baik

untuk tempat spesimen karena mudah retak apabila diisi dengan alkohol. Pilih botol yang

cukup besarnya agar spesimen tidak tertekuk dan hancur, selain itu juga akan memudahkan

pengambilan pada saat akan diteliti/diamati.

ORTHOPTERAMatikan belalang dewasa dalam botol pembunuh. Tusuklah dengan jarum serangga pada bagian kanan mesothorax (biasanya pada dasar sayap depan bagian kanan) belalang dewasa; bentangkan sayap bagian kiri dengan pinggir anterior sayap belakang membentuk garis tegak lurus  dengan tubuh; atur kaki dengan sempurna dan antena yang panjang diatur menjulur ke belakang di atas tubuh.

COLEOPTERATusuklah serangga dewasa tepat pada anterior elytron sebelah kanan sehingga jarum keluar diantara coxa tengah dan belakang; atur kaki-kakinya sehingga ruas-ruas tarsi dapat terlihat dengan jelas. Spesies dengan ukuran sangat kecil dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larva diawetkan dalam 80% ethanol.

Page 4: Koleksi Spesimen

B. Tujuan

Page 5: Koleksi Spesimen

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

B. Metode

MENGUMPULKAN SERANGGA

Serangga-serangga praktis dapat ditemukan dimana-mana dan selalu dalam jumlah

yang banyak.�

Semakin banyak tempat yang dikunjungi orang untuk mencari serangga, maka akan

semakin besar variasi serangga yang akan diperoleh dalam pengumpulan.

Untuk mengumpulkan serangga perlu memperhatikan musim, cuaca dan waktu

tertentu dimana populasinya tinggi, akan tetapi untuk memperoleh keragaman yang terbesar

harus mengumpulkan sepanjang tahun karena jenis yang berbeda aktif pada waktu-waktu

yang berbeda.

Metode Pengumpulan

Metode pengumpulan serangga dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung

pada jenis serangga dan habitatnya, metode yang dapat dilakukan diantaranya :

1.� Aspirator :Koleksi dengan jaring serangga :Koleksi dengan lembar-pengumpul

(Beating sheets) :Penyemprotan dengan insektisida knock-down :Pengekstraksi :

7.� Perangkap serangga :

Koleksi dengan tangan :

Page 6: Koleksi Spesimen

Banyak serangga terdapat pada tanaman, di serasah, di bawah batu dan tempat-

tempat lain yang dapat dicari dan dikoleksi langsung dengan tangan. Pada tanaman, serangga

dari berbagai stadia (telur, larva/nimfa, pupa, dan imago) dapat ditemukan di daun,

batang/kayu, dan atau akar.�

Banyak larva berbagai serangga terdapat pada kayu atau bahan organik yang

membusuk, seperti kayu lapuk, bangkai binatang dan lain-lain.�

Koleksi dengan tangan membawa resiko, khusunya apabila serangga yang

ditangkap beracun, oleh karena itu alat seperti forcep atau kaos tangan dapat digunakan untuk

menghindari bahaya terhadap tangan.

KILLING AGENTS / STRATEGI

Persyaratan

Bila serangga akan diawetkan, sesudah serangga ditangkap, serangga harus dibunuh

sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau patah.�

Semacam botol pembunuh dengan berbagai ukuran dan bentuk dapat dipakai dan

berbagai bahan dapat dipakai sebagai agen pembunuh.�

Botol-botol yang digunakan sebaiknya adalah botol-botol yang menggunakan tutup

gabus dan diberi label �RACUN� dan semua botol-botol gelas harus diperkuat dengan

selotape untuk mencegah penyebaran kaca bila pecah.�

Beberapa material yang dapat digunakan sebagai agen pembunuh yaitu sianida,

CaSO4, etil asetat, karbon tetroklorida, dan kloroform.

Strategi

Page 7: Koleksi Spesimen

Sebuah botol pembunuh sianida terdiri dari kapas dan karton yang harus dipadatkan

rapat kebawah, dan karton harus memiliki beberapa lubang jarum didalamnya kemudian

ditutup dengan gabus yang kompatibel dengan mulut botol. Sebuah botol sianida yang terbuat

dari bubuk putih lembab CaSO4 lebih lama membuatnya tetapi lebih tahan lama.

Sianida harus dalam bentuk bubuk atau granul yang sangat halus, kemudian CaSO4

yang basah dituangkan ke dalam botol dan dibiarkan tidak bersumbat dan sebaiknya

diletakkan diluar ruangan, sampai seluruh zat mengendap dan mengering.�

Botol disumbat dengan gabus, dasarnya di tape, diberi label racun dan sehari

kemudian botol siap dipakai.

Untuk agen pembunuh yang lain, botol-botol yang memakai material-material ini

terbuat dengan cara meletakkan beberapa macam material yang menyerap di dalam botol dan

memasukkannya dengan agen tersebut.

Kapas adalah suatu material penyerap yang bagus tetapi harus ditutupi dengan

selembar karton atau penyaring, kalau tidak serangga-serangga dapat terjebak dalam kapas

dan sulit mengeluarkannya tanpa kerusakan.

Efisiensi sebuah botol pembunuh tergantung dari seberapa jauh� dan bagaimana

dipakainya.�

Botol sebaiknya tidak dibiarkan tanpa sumbat lebih lama dari waktu yang

diperlukan untuk meletakkan serangga-serangga atau mengeluarkannya.�

Untuk serangga yang akan diawetkan dengan cara pengawetan kering, terlebih

dahulu harus dilakukan kegiatan perentangan serangga dengan menggunakan alat bantu.

Spesimen-spesimen yang akan diawetkan kering dimasukkan ke dalam sebuah

ruangan dengan satu atau lebih bola lampu, ini digunakan untuk pengeringan yang cepat.�

Page 8: Koleksi Spesimen

Banyak artropoda-artropoda bertubuh lunak dapat dikeringkan oleh pengeringan

titik kritis, pengeringan beku, atau pengeringan hampa.�

Teknik-teknik ini menghasilkan spesimen-spesimen yang tidak begitu rapuh, tidak

menunjukkan distorsi, dan sedikit sekali kehilangan warna dan akibatnya tidak menunjukkan

indikasi penyerapan kembali air atau pembusukan sehingga dapat disimpan dalam waktu

lama.

Nilai ilmiah dari seekor spesimen serangga sebagian besar tergantung pada

informasi yang tertera padda label spesimen.Dalam pembuatan label, digunakan kertas yang

agak tebal dan sebaiknya bebas asam (acid free paper).Penulisan label menggunakan printer

dengan tinta permanen.Pembuatan label dilakukan di atas kertas putih yang kaku, memiliki

ukuran yang sama besar.Label memuat keterangan tentang nama lokal, nama ilmiah, nama

family, lokasi ditemukan, tanggal ditemukan, habitat, jumlah spesimen, kolektor dan

determinator.

Saat penyimpanan spesimen, spesimen-spesimen dalam suatu koleksi secara

sistematik harus disusun dan dilindungi dari hama-hama, cahaya dan kelembaban. Serangga-

serangga yang dipin atau ditusuk dengan jarum harus disimpan dalam kotak-kotak yang anti

debu yang bagian bawahnya lunak sehingga mudah untuk menyusun pin didalamnya,

spesimen disusun satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan

didalam kotak. Tempat yang digunakan untuk menyimpan koleksi kali ini adalah kotak

sterofom tebal yang didalamnya diselipkan kapur barus atau silika gel untuk menghindari

jamur dan serangga lain kemudian ditutup dengan plastik tebal.

IV. Kesimpulan