Kognisi
-
Upload
muhammad-arief-setiawan -
Category
Documents
-
view
138 -
download
0
Transcript of Kognisi
5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 1/4
Kognisi
Adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental yang mengubah masukan-masukan
dari indra menjadi pengetahuan. Proses-proses ini mencakup persepsi, pemikiran rasional,,dst.
Kategorisasi dan Pembentukan Konsep
Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana orang mengelompokkan
hal-hal ke dalam kategori-kategori. Orang melakukan kategorisasi berdasarkan kemiripan-
kemiripan dan kemudian melekatkan label yaitu kata-kata untuk mengelompokkan hal-hal yang
kelihatannya punya kemiripan. Dengan demikian orang menciptakan kategori-kategori dari hal-
hal yang punya cirri-ciri tertentu. Misalnya, kursi makan, kursi sofa, kursi ayun,dll. Semuanya
mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, tapi tergolong dalam kategorisasi satu dasar yang sama
yaitu kursi. Dalam contoh ini, penentu utama kategorisasi adalah fungsinya yaitu kursidigunakan sebagai tempat duduk.
Cara lain yang dipakai orang untuk menentukan apakah sesuatu tergolong dalam suatu kelompok
tertentu adalah dengan membandingkannya dengan anggota kategori tersebut yang paling umum
atau representatif(mewakili). Misalnya, jika kita ingin mengkategorikan sesuatu apakah masuk
pada golongan dengan kursi, maka kita harus membandingkan benda tersebut dengan cirri-ciri
yang ada pada kursi.
Kajian lintas Budaya tentang kategorisasi
Beberapa aspek universal kategorisasi.Meski banyak hal dikelompokkan secara berbeda dari satu
budaya ke budaya lain, penelitian lintas budaya mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang
digunakan untuk berpikir dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung
atau dipengaruhi budaya. Sebagai contoh, ekspresi wajah yang menandakan emosi-emosi dasar:
sedih, senang, marah ,takut, terkejut dan jijik ditempatkan pada kategori-kategori yang sama di
berbagai budaya.
Selain itu, terdapat kesepakatan yang sama antara berbagai budaya dalam hal
warna-warna mana yang primer dan mana yang sekunder. Cara orang memilih dan
mengingat warna tampaknya hampir tak terpengaruh oleh budaya dan bahasa.
Terlepas apakah seseorang berbicara dalam bahasa yang memiliki lusinan kata
untuk warna atau dalam bahasa yang hanya membedakan antara warna terang dan
gelap, individu dari kedua kelompok cultural ekstrem ini mengelompokkan warna
berdasarkan tipe primer yang sama.
5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 2/4
Orang dari budaya berbeda juga cenderung mengelompokkan bentuk berdasarkan
contoh terbaik dari bentuk-bentuk dasar (lingkaran sempurna, segitiga sama kaki
dan bujur sangkar) daripada membuat kategori dari bentuk-bentuk geometris yang
tak beraturan. Kesamaan-kesamaan lintas budaya ini menunjukkan bahwa yang
mempengaruhi cara manusia mengelompokkan beberapa stimulus dasar adalahfactor-faktor fisiologis. Artinya, orang tampaknya memiliki kecenderungan
bawaan (predisposisi)untuk lebih memilih bentuk, warna , dan ekspresi-ekspresi
wajah tertentu.
Beberapa Aspek Kategorisasi yang Khas-Budaya
Dalam mengkaji kategorisasi kita melihat bahwa pada area-area dimana
pengalaman antar budaya tidak berbeda seperti dalam hal warna, bentuk, dan
ekspresi wajah. Orang membentuk pengelompokkan dan penilaian yang serupa.
Namun, ketika ada perbedaan pengalaman cultural, orang dari budaya yang
berbeda akan membuat penilaian yang sangat berbeda tentang berbagai hal. Proses-
proses kategorisasi tidaklah berbeda, sedangkan yang berbeda adalah basis
pengalaman yang digunakan untuk membuat kategori.
Cara lain peneliti mempelajari pengelompokkan adalah dengan menggunakan
tugas penyortiran (sorting task). Bila dihadapkan pada gambar-gambar yang bisadikelompokkan berdasarkan fungsi, bentuk atau warnanya, pada usia dini anak-
anak di budaya-budaya barat cenderung mengelompokkan berdasarkan warnanya.
Seiring dengan pertambahan usia, mereka mengelompokkan benda berdasarkan
bentuknya dan kemudian fungsinya. Hal ini berarti orang dewasa di budaya barat
lebih sering mengelompokkan berdasarkan fungsinya. Lain lagi dengan orang
dewasa di Afrika, yang lebih sering mengelompokkan benda berdasarkan warna
dan bukan fungsi. Ini menunjukkan adanya suatu proses pematangan yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Ada proses-proses yang memang universal dalam kategorisasi dan pembentukan
konsep. Hal-hal universal berkaitan dengan benda-benda atau peristiwa-peristiwa
yang dialami secara umum di semua budaya, seperti warna atau ekspresi wajah.
5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 3/4
Ingatan
Pengetahuan tradisional
Tugas intelektual yang lain dan tak kalah pentingnya adalah mengingat berbagai
hal. Ada beberapa jenis ingatan yaitu: ingatan sensori(inderawi), ingatan jangka
pendek, dan ingatn jangka panjang.
Ingatan sensori mengacu pada informasi asli yang bertahan di organ-organ indra
selama beberapa saat, biasanya hanya se-per sekian detik, setelah diterima.
Ingatan jangka pendek mengacu pada kapasitas ingatan yang terbatas di mana
informasi bisa dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang,
biasanya antara 20 sampai 30 detik.
Ingatan jangka panjang yaitu mengacu pada masuknya informasi yang bisa
disimpan untuk jangka waktu yang jauh lebih panjang.
Pengulangan(rehearsel ) merupakan salah satu cara yang mudah untuk menyimpan
informasi dalam jangka pendek dan kemudian ingatan jangka panjang.
Pembongkahan (chunking) yakni pengelompokkan butir-butir informasi ke dalam
bagian-bagian kecil yang bermakna, juga bisa membantu penyimpanan dan
penggunaan kembali informasi.
Dua aspek ingatan yang penting yaitu efek awal dan efek akhir. Efek awal adalah
kecenderungan kita untuk lebih mengingat hal-hal pertama dari suatu konteks
daripada yang berada di tengah-tengah. Efek akhir adalah kecenderungan kita
untuk mengingat lebih baik hal-hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi atau
daripada sebelumya.
Kajian lintas budaya tentang ingatan
Wagner menduga bahwa efek awal tergantung pada pengulangan-ulangan dalam
batin atau reherseal suatu materi untuk diingat. Dan mengusulkan ada dua bagian
dalam mengingat yaitu bagian perangkat keras (hardware) yang merupakan batasan
dari ingatan, dan bagian perangkat lunak (software) bagian program yang terkait
5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 4/4
dengan bagaimana orang mengingat, yang merupakan hasil belajar. Perangkat
lunak yang ini lah yang bervariasi tiap budaya.
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan seseorang untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak begitudipengaruhi oleh budaya melainkan lebih terkait dengan apakah seseorang tersebut
pernah mengenyam sekolah atau tidak. Subjek yang bersekolah lebih banyak
berlatih menghafal daripada yang tidak. Selain itu mampu menerapkan ketrampilan
tersebutdalam situasi-situasi tes yang mirip dengan pengalaman sekolah.
Misalnya pada orang Afrika yang pernah bersekolah dapat mengingat kembali
daftar-daftar kata sebaik orang Amerika, sedangkan yang tidak berpendidikan
mengingat lebih sedikit kata.
Dengan demikian, penelitian lintas budaya tentang ingat menunjukkan bahwa
orang-orang dengan tradisi budaya oral punya ingatan yang lebih baik daripada
orang dari budaya dengan tradisi menulis.