Kognisi

4
 Kognisi Adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan. Proses-proses ini mencakup persepsi, pemikiran rasional,,dst. Kategorisasi dan Pe mbentuk an Konsep Pengetahuan Tradisional Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana orang mengelompokkan hal-hal ke dalam katego ri-kategori. Orang melakukan kategorisasi berdasarkan kemiripan- kemiripan dan kemudian melekatkan label yaitu kata-kata untuk mengelompokkan hal-hal yang kelihatannya punya kemiripan. Dengan demikian orang menciptakan kategori-kategori dari hal- hal yang punya cirri-ciri tertentu. Misalny a, kursi makan, kursi so fa, kursi ayun,dll. Semuanya mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, tapi tergolong dal am kategorisasi satu dasar yang sama yaitu kursi. Dalam contoh ini, penentu utama kategorisasi adalah fungsinya yaitu kursi digunakan sebagai tempat duduk. Cara lain yang dipakai orang untuk menentukan apakah sesuatu tergolong dalam suatu kelompok tertentu adalah dengan membandingkannya dengan anggota kategori tersebut yang paling umum atau representatif (mewakili). Misalnya, ji ka kita ingin m engkategorikan sesuatu apakah masuk  pada golongan dengan kursi, maka kita harus membandingkan benda tersebut dengan cirri-ciri yang ada pada ku rsi. Kajian lintas Budaya tentang kategorisasi Beberapa aspek universal kategorisasi.Meski banyak hal dikelompokkan secara berbeda dari satu  budaya ke budaya lain, penelitian lintas budaya mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berpikir dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau dipengaruhi budaya. Sebagai contoh, ekspresi wajah yang menandakan emosi-emosi dasar: sedih, senang, marah ,takut, terkejut dan jijik ditempatkan pada kategori-kategori yang sama di  berbagai budaya. Selain itu, terdapat kesepakatan yang sama antara berbagai budaya dalam hal warna-warna mana yang primer dan mana yang sekunder. Cara orang memilih dan mengingat warna tampaknya hampir tak terpengaruh oleh budaya dan bahasa. Terlepas apakah seseorang berbicara dalam bahasa yang memiliki lusinan kata untuk warna atau dalam bahasa yang hanya membed akan antara warna terang dan gelap, individu dari kedua kelompok cultural ekstrem ini mengelompokkan warna  berdasarkan tipe primer yang sama.

Transcript of Kognisi

5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 1/4

 

Kognisi

Adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental yang mengubah masukan-masukan

dari indra menjadi pengetahuan. Proses-proses ini mencakup persepsi, pemikiran rasional,,dst.

Kategorisasi dan Pembentukan Konsep

Pengetahuan Tradisional

Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana orang mengelompokkan

hal-hal ke dalam kategori-kategori. Orang melakukan kategorisasi berdasarkan kemiripan-

kemiripan dan kemudian melekatkan label yaitu kata-kata untuk mengelompokkan hal-hal yang

kelihatannya punya kemiripan. Dengan demikian orang menciptakan kategori-kategori dari hal-

hal yang punya cirri-ciri tertentu. Misalnya, kursi makan, kursi sofa, kursi ayun,dll. Semuanya

mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, tapi tergolong dalam kategorisasi satu dasar yang sama

yaitu kursi. Dalam contoh ini, penentu utama kategorisasi adalah fungsinya yaitu kursidigunakan sebagai tempat duduk.

Cara lain yang dipakai orang untuk menentukan apakah sesuatu tergolong dalam suatu kelompok 

tertentu adalah dengan membandingkannya dengan anggota kategori tersebut yang paling umum

atau representatif(mewakili). Misalnya, jika kita ingin mengkategorikan sesuatu apakah masuk 

 pada golongan dengan kursi, maka kita harus membandingkan benda tersebut dengan cirri-ciri

yang ada pada kursi.

Kajian lintas Budaya tentang kategorisasi

Beberapa aspek universal kategorisasi.Meski banyak hal dikelompokkan secara berbeda dari satu

 budaya ke budaya lain, penelitian lintas budaya mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang

digunakan untuk berpikir dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung

atau dipengaruhi budaya. Sebagai contoh, ekspresi wajah yang menandakan emosi-emosi dasar:

sedih, senang, marah ,takut, terkejut dan jijik ditempatkan pada kategori-kategori yang sama di

 berbagai budaya.

Selain itu, terdapat kesepakatan yang sama antara berbagai budaya dalam hal

warna-warna mana yang primer dan mana yang sekunder. Cara orang memilih dan

mengingat warna tampaknya hampir tak terpengaruh oleh budaya dan bahasa.

Terlepas apakah seseorang berbicara dalam bahasa yang memiliki lusinan kata

untuk warna atau dalam bahasa yang hanya membedakan antara warna terang dan

gelap, individu dari kedua kelompok cultural ekstrem ini mengelompokkan warna

 berdasarkan tipe primer yang sama.

5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 2/4

 

Orang dari budaya berbeda juga cenderung mengelompokkan bentuk berdasarkan

contoh terbaik dari bentuk-bentuk dasar (lingkaran sempurna, segitiga sama kaki

dan bujur sangkar) daripada membuat kategori dari bentuk-bentuk geometris yang

tak beraturan. Kesamaan-kesamaan lintas budaya ini menunjukkan bahwa yang

mempengaruhi cara manusia mengelompokkan beberapa stimulus dasar adalahfactor-faktor fisiologis. Artinya, orang tampaknya memiliki kecenderungan

 bawaan (predisposisi)untuk lebih memilih bentuk, warna , dan ekspresi-ekspresi

wajah tertentu.

Beberapa Aspek Kategorisasi yang Khas-Budaya

Dalam mengkaji kategorisasi kita melihat bahwa pada area-area dimana

 pengalaman antar budaya tidak berbeda seperti dalam hal warna, bentuk, dan

ekspresi wajah. Orang membentuk pengelompokkan dan penilaian yang serupa.

 Namun, ketika ada perbedaan pengalaman cultural, orang dari budaya yang

 berbeda akan membuat penilaian yang sangat berbeda tentang berbagai hal. Proses-

 proses kategorisasi tidaklah berbeda, sedangkan yang berbeda adalah basis

 pengalaman yang digunakan untuk membuat kategori.

Cara lain peneliti mempelajari pengelompokkan adalah dengan menggunakan

tugas penyortiran (sorting task). Bila dihadapkan pada gambar-gambar yang bisadikelompokkan berdasarkan fungsi, bentuk atau warnanya, pada usia dini anak-

anak di budaya-budaya barat cenderung mengelompokkan berdasarkan warnanya.

Seiring dengan pertambahan usia, mereka mengelompokkan benda berdasarkan

 bentuknya dan kemudian fungsinya. Hal ini berarti orang dewasa di budaya barat

lebih sering mengelompokkan berdasarkan fungsinya. Lain lagi dengan orang

dewasa di Afrika, yang lebih sering mengelompokkan benda berdasarkan warna

dan bukan fungsi. Ini menunjukkan adanya suatu proses pematangan yang

mempengaruhi perubahan tersebut.

Ada proses-proses yang memang universal dalam kategorisasi dan pembentukan

konsep. Hal-hal universal berkaitan dengan benda-benda atau peristiwa-peristiwa

yang dialami secara umum di semua budaya, seperti warna atau ekspresi wajah.

5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 3/4

 

Ingatan

Pengetahuan tradisional

Tugas intelektual yang lain dan tak kalah pentingnya adalah mengingat berbagai

hal. Ada beberapa jenis ingatan yaitu: ingatan sensori(inderawi), ingatan jangka

 pendek, dan ingatn jangka panjang.

Ingatan sensori mengacu pada informasi asli yang bertahan di organ-organ indra

selama beberapa saat, biasanya hanya se-per sekian detik, setelah diterima.

Ingatan jangka pendek mengacu pada kapasitas ingatan yang terbatas di mana

informasi bisa dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang,

 biasanya antara 20 sampai 30 detik.

Ingatan jangka panjang yaitu mengacu pada masuknya informasi yang bisa

disimpan untuk jangka waktu yang jauh lebih panjang.

Pengulangan(rehearsel ) merupakan salah satu cara yang mudah untuk menyimpan

informasi dalam jangka pendek dan kemudian ingatan jangka panjang.

Pembongkahan (chunking) yakni pengelompokkan butir-butir informasi ke dalam

 bagian-bagian kecil yang bermakna, juga bisa membantu penyimpanan dan

 penggunaan kembali informasi.

Dua aspek ingatan yang penting yaitu efek awal dan efek akhir. Efek awal adalah

kecenderungan kita untuk lebih mengingat hal-hal pertama dari suatu konteks

daripada yang berada di tengah-tengah. Efek akhir adalah kecenderungan kita

untuk mengingat lebih baik hal-hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi atau

daripada sebelumya.

Kajian lintas budaya tentang ingatan

Wagner menduga bahwa efek awal tergantung pada pengulangan-ulangan dalam

 batin atau reherseal suatu materi untuk diingat. Dan mengusulkan ada dua bagian

dalam mengingat yaitu bagian perangkat keras (hardware) yang merupakan batasan

dari ingatan, dan bagian perangkat lunak (software) bagian program yang terkait

5/12/2018 Kognisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kognisi 4/4

 

dengan bagaimana orang mengingat, yang merupakan hasil belajar. Perangkat

lunak yang ini lah yang bervariasi tiap budaya.

Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan seseorang untuk 

mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak begitudipengaruhi oleh budaya melainkan lebih terkait dengan apakah seseorang tersebut

 pernah mengenyam sekolah atau tidak. Subjek yang bersekolah lebih banyak 

 berlatih menghafal daripada yang tidak. Selain itu mampu menerapkan ketrampilan

tersebutdalam situasi-situasi tes yang mirip dengan pengalaman sekolah.

Misalnya pada orang Afrika yang pernah bersekolah dapat mengingat kembali

daftar-daftar kata sebaik orang Amerika, sedangkan yang tidak berpendidikan

mengingat lebih sedikit kata.

Dengan demikian, penelitian lintas budaya tentang ingat menunjukkan bahwa

orang-orang dengan tradisi budaya oral punya ingatan yang lebih baik daripada

orang dari budaya dengan tradisi menulis.