koefisien respirasi

2
C. Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar garam terhadap laju osmoregulasi jenis ikan. Jenis ikan yang digunakan adalah jenis ikan yang hidup pada air tawar, air payau, dan air laut. Setiap jenis lingkungan memberikan berbagai factor pendukung khas bagi ikan yang hidup di dalamnya, sekaligus memberikan ancaman tertentu yang dapat membahayakan kehidupan hewan. Demikian pula, kemampuan dan jenis organ tubuh yang dimiliki setiap ikan pun bervariasi. Oleh karena itu, mekanisme osmoregulasi yang dilakukan ikan juga berbeda-beda. Hal yang pasti adalah bahwa cara yang dilakukan hewan sepenuhnya tergantung pada kemampuan dan organ osmoregulasi yang dimiliki, serta keadaan lingkungan masing-masing. Pada percobaan yang kami lakukan untuk setiap jenis ikan yang berbeda-beda didapat hasil yang sangat bervariasi. Jenis ikan mas pada perlakuan NaCl 0% dan 0,5 % ikan bergerak aktif dan operculumnya cepat, perlakuan NaCl 1 % ikan mengeluarkan feses dan masih bergerak aktif pada permukaan air, perlakuan NaCl 2 % ikan pada awal dimasukan bergerak aktif tetapi menit 11-15 ikan terkulai lemas, perlakuan NaCl 4 % ikan melayang di permukaan dan operculum lambat. Jenis ikan lele pada perlakuan NaCl 0% ikan bergarak aktif, NaCl 0,5 % dan 1% ikan diam di dasar dan operculum cepat, NaCl 2% ikan awalnya aktif dan operculum lambat kemudian pada menit 10-15 ikan pada permukaan, NaCl 4% ikan

Transcript of koefisien respirasi

Page 1: koefisien respirasi

C.    Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar garam terhadap laju

osmoregulasi jenis ikan. Jenis ikan yang digunakan adalah jenis ikan yang hidup pada air

tawar, air payau, dan air laut. Setiap jenis lingkungan memberikan berbagai factor

pendukung khas bagi ikan yang hidup di dalamnya, sekaligus memberikan ancaman

tertentu yang dapat membahayakan kehidupan hewan. Demikian pula, kemampuan dan

jenis organ tubuh yang dimiliki setiap ikan pun bervariasi. Oleh karena itu, mekanisme

osmoregulasi yang dilakukan ikan juga berbeda-beda. Hal yang pasti adalah bahwa cara

yang dilakukan hewan sepenuhnya tergantung pada kemampuan dan organ osmoregulasi

yang dimiliki, serta keadaan lingkungan masing-masing.

Pada percobaan yang kami lakukan untuk setiap jenis ikan yang berbeda-beda

didapat hasil yang sangat bervariasi. Jenis ikan mas pada perlakuan NaCl 0% dan 0,5 %

ikan bergerak aktif dan operculumnya cepat, perlakuan NaCl 1 % ikan mengeluarkan

feses dan masih bergerak aktif pada permukaan air, perlakuan NaCl 2 % ikan pada awal

dimasukan bergerak aktif tetapi menit 11-15 ikan terkulai lemas, perlakuan NaCl 4 %

ikan melayang di permukaan dan operculum lambat. Jenis ikan lele pada perlakuan NaCl

0% ikan bergarak aktif, NaCl 0,5 % dan 1% ikan diam di dasar dan operculum cepat,

NaCl 2% ikan awalnya aktif dan operculum lambat kemudian pada menit 10-15 ikan

pada permukaan, NaCl 4% ikan melayang di permukaan. Jenis ikan nila pada pelakuan

NaCl 0% bergerak aktif dan operculum bergerak cepat, NaCl 0,5% bergerak aktif dan

operculum lambat, NaCl 1 %, 2% dan 4% ikan kurang aktif dan operculum tertutup.Hal

ini menunjukan bahwa ikan air tawar memiliki toleransi melakukan osmoregulasi pada

konsentrasi NaCl 0% hingga 1%.

Hewan air tawar mempunyai cairan tubuh dengan tekanan osmotic yang lebih

tinggi dari lingkungannya. Oleh karena itu, hewan ini memilki peluang yang besar untuk

memasukkan air ke dalam tubuhnya melalui insang. Kelebihan air itu akan dikeluarkan

lewat urine, namun dengan cara itu sejumlah garam pun akan hilang dari tubuh bersama

urine. Cara untuk mengatasi hal ini ikan akan mengambil garam dengan transpor aktif

melalui insang. Dalam hal ini, insang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan garam ke

dalam tubuh dengan cara transport aktif dan membuang garam berlebih dengan cara

difusi.

Page 2: koefisien respirasi

Pada percobaan menggunakan ikan air payau didapatkan hasil bahwa pada NaCl

konsentrasi 0%, 0,5%, dan 4% pada awalnya ikan diam kamudian bergarak aktif. Hal ini

mungkin ikan beradaptasi terlebih dahulu terhadap lingkungan. Pada konsentrasi NaCl

1% dan 2% ikan bergarak aktif baik awal maupun akhir pengwaktuan.