KOEFISIEN KORELASI , regresi LINEAR DAN KOEFISIEN DETERMINASI
koefisien-distribusi
Transcript of koefisien-distribusi
Koefisien Distribusi (Hukum Partisi)
Hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur
Walter Nernst : jika solut dilarutkan sekaligus ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka solut akan terdistribusi di antara kedua pelarut. Pada keadan setimbang, perbandingan konsentrasi solut berharga tetap pada suhu tetap.
dKC
C
1
2
air fase dalamut zat terlar ikonsentras
organik fase dalamut zat terlar ikonsentras
Zat Terlarut Pelarut
Organik (O) Air (A)
Iodium
Iodium
Iodium
Asam suksinat
Brom
CCl4CS2
CHCl3(C2H5)O
CCl4
Air
Air
Air
Air
Air
85
414
131
0.125
30
ACOCD
Harga Kd tidak bergantung pada konsentrasi total solut pada kedua fase.
Kd bergantung pada suhu, jenis kedua pelarut, jenis solut.
Hukum partisi hanya berlaku untuk larutan encer dan keadaan solut sama (tidak mengalami perubahan) dalam kedua pelarut.
Hukum partisi tidak berlaku jika solut yang terdistribusi mengalami asosiasi atau disosiasi pada fase pelarut.
Jika keadaan ideal (zat terlarut tidak mengalami asosiasi, disosiasi atau polimerisasi) Kd = D.
Ekstraksi Proses pemisahan zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai
Metoda paling baik dan populer Dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro Tidak memerlukan alat khusus/ canggih Proses pemisahan sederhana, cepat dan mudah Digunakan dalam industri untuk menghilangkan
zat-zat yang tidak diinginkan dalam produk
Contoh : pemurnian minyak tanah, minyak goreng, pemurnian NaOH dalam proses elektrolisis.
Klasifikasi ekstraksiBerdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi
Ekstraksi Padat-cair
Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padatan.
Ekstraksi ini banyak dilakukan dalam usaha mengisolasi zat yang berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam steroid, hormon, antibiotika, lipid pada biji-bijian.
Ekstraksi Cair-cair (ekstraksi pelarut)
Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk cair.
contoh : pemisahan iod atau logam-logam dalam air.
Klasifikasi ekstraksiBerdasarkan proses pelaksanaannya
Ekstraksi kontinyu
Pelarut yang sama digunakan berulang kali sampai proses ekstraksi selesai’
Alat : soxhlet. Ekstraksi bertahap
Pada ekstraksi ini, setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai proses ekstraksi selesai.
Alat : corong pisah.
Teknik ekstraksi
Pada ekstraksi cair-cair, dapat dilakukan metode kontinyu maupun bertahap.
Untuk metode bertahap : - tekniknya dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pisah- dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut.- didiamkan beberapa saat terbentuk 2 lapisan.
Pemilihan pelarut
Kelarutannya rendah dalam fase air Viskositasnya rendah untuk mencegah
terbentuknya emulsi Toksisitas rendah Tidak mudah terbakar Harga Kd besar untuk zat-zat terlarut Harga Kd kecil untuk kontaminan Mudah mengambil kembali zat terlarut dan pelarut
(perhatikan titik didih).
KOEFISIEN DISTRIBUSI OBATKoefisien distribusi (koefisien partisi) suatu obat : tetapan kesetimbangan kadar obat dalam kedua fase yang saling tidak bercampur.
Kd = CA atau P = [obat]lipid
CB [obat]air
Dalam sistem hidup Kd sulit diukur.
Kd ditentukan secara in vitro dengan menggunakan n-oktanol sebagai fase lipid dan buffer fosfat pH 7,4 sebagai fase air.
Kd merupakan sifat aditif bagi molekul setiap gugus fungsi turut menetapkan kepolaran, sifat lipofil & hidrofil molekul.
Koefisien distribusi sangat berpengaruh pada :
Ciri pengangkutan obat Cara obat mencapai sisi kerjanya dari sisi pemakaian Cara obat menembus dan melintasi sejumlah sel untuk mencapai
sisi kerja
Mis : obat yang sangat larut dalam air, tidak sanggup dengan cepat melewati cairan lipid untuk mencapai organ kaya lipid (otak & jaringan syaraf), tetapi melalui darah dengan cara difusi dari fase air ke fase yang lain akhirnya bisa sampai ke tempat tujuan.
Penentuan jaringan mana saja yang dapat dicapai oleh senyawa tertentu
Cara kerja obat depresan, anestetika, hipnotika, desinfektan
HIPOTESIS OVERTON - MEYER
Abad 19 Overton & Meyer mengajukan hipotesis bahwa kerja narkotik dari obat adalah fungsi koefisien distribusi suatu senyawa antara medium lipid dan air.
Kesimpulan : Semua zat netral yang larut lipid mempunyai sifat depresi
terhadap syaraf Aktivitas tersebut sangat nyata pada sel kaya lipid Efek naik dengan naiknya koefisien partisi tanpa menghiraukan
struktur zat.
Berbagai variasi obat dengan tipe kimia berbeda menghasilkan kerja narkotik yang sama pada konsentrasi sama dalam sel lemak (membran sel).
HIPOTESIS MULLIN (1954)
Mullin memodifikasi hipotesis Overtone-Meyer : bahwa di samping konsentrasi anestetika dalam membran, volume juga penting yang dinyatakan dalam fraksi volume.
Fraksi volume = fraksi mol x volume molar parsial
Anestetika memuaikan membran sel Anestesi terjadi pada saat nilai pemuaian kritis tercapai,
sekitar 0,3 – 0,5% volume asalnya. Daerah permukaan membran juga turut memuai.
KAIDAH FERGUSON (1939)
Fergusson memperluas hipotesis untuk anestetika yang diberikan sebagai fase gas dengan cara dihirup
Tanpa memperhatikan biofase (sisi kerja anestetika atau konsentrasi mutlak zat dalam fase gas/cair efek anestetika terjadi dalam rentang aktivitas termodinamik yang konstan
Aktivitas termodinamik : a = Pi(untuk gas)
Ps
Pi = tekanan uap parsial dalam udaraPs = tekanan uap zat murniSi = konsentrasi molar obat terlarutSs = kelarutan molar obat.
Ferguson menyatakan bahwa tingkat kerja narkotik yang sama akan terjadi pada keaktifan termodinamik obat yang sama dalam larutan
Harga tertinggi untuk keaktivan termodinamik = 1 merupakan titik jenuh
Aktivitas termodinamik berguna untuk membedakan obat berstruktur khas dan tidak khas.
Obat berstruktur tidak khas bekerja pada aktivitas termodinamik tinggi (0,01 – 1) hanya aktif pada dosis tinggi
Aktivitas hayatinya tidak berkaitan dengan struktur kimia.
Senyawa berlainan aktivitas hayati sama
Obat berstruktur khas sebagian besar senyawa yang digunakan untuk pengobatan.
Menunjukkan efek farmakologi yang berkaitan dengan aktivitas termodinamiknya.
Aktif pada konsentrasi yang sesuai dengan aktivitas termodinamik yang sangat rendah (< 0,001)
Struktur kimia mirip menghasilkan efek sama dengan mekanisme yang sama
Perubahan pada struktur kimia mengubah sifat fisikokimianya sifat farmakologi berubah
Senyawa berstruktur khas berantaraksi dengan reseptor obat yang khas dan sangat selektif
Umumnya struktur makromolekul bersifat lipoprotein atau glikoprotein
Kerapatan reseptor rendah untuk tiap satuan permukaan membran ( 10 – 10.000 reseptor/µm2.
Catatan : kelompok obat tidak khas anestetika umum
strukturnya beragam mulai dari gas mulia(Ar, Xe) sampai pada steroid yang rumit.
Farmakologi anestesi rumit dan luas.