kodek tugas uts

12
Kode Etik Psikologi di Indonesia Ilmu psikologi baru masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an, adalah cabang ilmu yang masih sangat baru. Psikologi adalah ilmu yang membahas tentang jiwa seseorang. Psikologi menjadi sebagai ilmu yang ilmiah setelah memenuhi syarat keilmuan yaitu bersifat empiris, sistematis, dapat dilakukan pengukuran serta memiliki batasan. Dalam menjalankan ilmu psikologi dilapangan dibutuhkan kode etik dalam pelaksanaannya. Kode etik ini sangat diperlukan karena kode etik dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan profesi psikologi untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan dalam pelaksanaannya. Kode etik psikologi di Indonesia diatur oleh HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) yang berfungsi mengatur 1

Transcript of kodek tugas uts

Page 1: kodek tugas uts

Kode Etik Psikologi di Indonesia

Ilmu psikologi baru masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an, adalah cabang

ilmu yang masih sangat baru. Psikologi adalah ilmu yang membahas tentang jiwa

seseorang. Psikologi menjadi sebagai ilmu yang ilmiah setelah memenuhi syarat

keilmuan yaitu bersifat empiris, sistematis, dapat dilakukan pengukuran serta

memiliki batasan.

Dalam menjalankan ilmu psikologi dilapangan dibutuhkan kode etik dalam

pelaksanaannya. Kode etik ini sangat diperlukan karena kode etik dijadikan sebagai

dasar dalam pelaksanaan profesi psikologi untuk menghindari terjadinya

penyalahgunaan dalam pelaksanaannya.

Kode etik psikologi di Indonesia diatur oleh HIMPSI (Himpunan Psikologi

Indonesia) yang berfungsi mengatur norma profesional psikolog walaupun tidak

bersifat absolut karena tergantung pada persepsi dari masing-masing psikolog. Kode

etik yang dikeluarkan oleh HIMPSI berisi rambu-rambu untuk membantu sikap dan

perilaku anggota HIMPSI, kode etik sebagai pengendali terhadap sikap dan perilaku

psikolog, serta mempunyai dampak internal terhadap nurani psikolog. Anggota yang

bergabung dalam HIMPSI yaitu sarjana psikologi, psikolog, dan ilmuan psikologi.

Kode etik adalah aturan tata susila atau sikap ahlak (moral). Sebagai bagian

dari etika terapan, kode etik dimaksudkan untuk mengatur suatu kelompok khusus 1

Page 2: kodek tugas uts

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan

dipegang teguh oleh kelompok itu. Sedangkan profesi adalah suatu masyarakat moral

yang memiliki cita-cita dan nilai bersama yang bersatu karena adanya persamaan

dalam latar belakang pendidikan dan memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain,

mempunyai wilayah kekuasaan sendiri dan memiliki tanggung jawab khusus. Dari

batasan di atas diketahui bahwa kode etik sarjana psikologi Indonesia adalah aturan

tata susila atau moral para sarjana psikologi yang harus dipatuhi dalam melakukan

pekerjaan praktek psikologi.

Di Indonesia sendiri kode etik psikologi yang dibuat oleh HIMPSI

mengandung tujuh bab dan 19 pasal, di mana tiap babnya membahas terperinci

keprofesian psikologi. Bab satu membahas pedoman umum yang berisi pengertian,

tanggung jawab, batas keilmuan dan perilaku dan citra profesi. Bab dua membahas

hubungan antar rekan profesi dan hubungan dengan profesi yang lain. Bab tiga

membahas pelaksanaan kegiatan sesuai batas keahlian/ kewenangan, sikap

profesional dan perlakuan terhadap pemakai jasa/ klien, asas kesediaan, interpretasi

hasil pemeriksaan, pemanfaatan dan penyampaian hasil pemeriksaan, kerahasiaan

data dan hasil pemeriksaan, serta pencantuman identitas pada laporan hasil

pemeriksaan dari praktek psikologi. Pada bab empat berisikan pernyataan. Pada bab

lima berisi penghargaan terhadap karya cipta pihak lain dan pemanfaatan karya cipta

pihak lain serta penggunaan dan penguasan sarana pengukuran psikologik. Pada bab

enam berisikan pelanggaran, penyelesaian masalah pelanggaran kode etik psikologi

2

Page 3: kodek tugas uts

Indonesia serta perlindungan terhadap ilmuan psikologi dan psikolog. Dan bab

ketujuh berisikan penutup.

Berdasarkan penjelasan di atas diharapkan seluruh individu yang bergerak

dalam profesi psikologi dapat menjalankan apa yang ada dalam kode etik psikologi.

Tetapi dalam pelaksaannya tidaklah mudah. Masih banyak terjadi penyimpangan

dalam pelaksanaan keprofesian psikologi walaupun sudah ada kode etik yang menjadi

dasar tindakan psikologi di lapangan.

Penyimpangan yang biasa dilakukan yaitu hambatan subjektif, hambatan

objektif, mal praktek psikologi, ketidakmampuan dalam mengenal diri sendiri,

kurangnya pengetahuan mengenai bidang lain yang berhubungan dengan psikologi,

peran ganda yang dilakukan oleh psikolog, kurangnya penghargaan terhadap teman

sejawat, kurang mampu dalam mempublikasikan hasil kerja dan lain-lain.

Seperti yang dijelaskan di atas penyimpangan ini dapat berasal dari individu

(psikologi) sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya. Ketidakmampuan

menyeimbangkan antara faktor internal dengan faktor eksternal akan sangat

berpengaruh dalam pelaksanaan keprofesiannya. Di Indonesia sendiri, masih banyak

psikolog yang kurang mampu menyeimbangkan faktor internal dan eksternal dengan

kode etik psikologi yang telah ada. Sehingga tidak jarang terjadi penyimpangan.

Penyimpangan yang dilakukan oleh psikolog terkadang tidak mendapatkan

konsekuensi dari lembaga yang menaunginya. Ini dipengaruhi oleh masih rancunya

3

Page 4: kodek tugas uts

kode etik yang telah ada di Indonesia. Diharapkan kode etik yang telah ada dapat

diperbaharui agar didapat kode etik yang baru yang lebih terperinci mengatur

petunjuk pelaksanaan dan memastikan unsur pelecehan/ penyimpangan mendapatkan

konsekuensi yang sesuai. Serta keanggotaan dari HIMPSI harus lebih jelas, karena

jika seseorang yang bukan berasal dari ilmu psikologi akan terjadi penyimpangan

karena kurangnya pemahaman mengenai ilmu psikologi.

Selain itu semakin beragamnya praktek psikologi dengan berbagai dampak

yang bisa menimbulkan serta makin kritisnya masyarakat terhadap pelayanan jasa

psikologi. Ditambah kurangnya kesadaran untuk mematuhi prosedur pelaksanaan

keilmuan dan praktek yang berlaku. Kode etik diperlukan untuk melindungi

masyarakat dari penyalahgunaan praktek psikologi.

Seorang psikolog diharapkan adalah orang yang berkompeten dalam

bidangnya yaitu psikologi. Dalam prakteknya, seorang psikolog harusnya orang yang

memiliki izin praktek psikologi, ini bertujuan sebagai landasan hukum jika sewaktu-

waktu terjadi penyalahgunaan keprofesiannya dapat dipertanggungjawabkan

tindakannya.

Standar kode etik psikologi yang ada di Indonesia kurang rinci dibandingkan

kode etik yang dibuat oleh American Psycholigical Association (APA). Kode etik

yang dibuat oleh APA lebih ketat mengatur pelaksanaan penggunaan ilmu psikologi.

Apabila ada peraturan yang bertentangan dengan kode etik maka psikolog harus

4

Page 5: kodek tugas uts

melakukan konsultasi dengan profesi lainnya yang terkait baik secara pribadi maupun

melalui referensi-referensi lainnya. Asosiasi ini mengatur mengenai kearsipan,

pendataan, penilikan yang berkaitan dengan pelanggaran. Psikolog sendiri dituntut

untuk mengembangkan prinsip-prinsip kode etik sebagai standar etika setiap individu

dan warga psikolog dituntut untuk selalu berkepribadian sesuai dengan etika tersebut

dan melakukan konsultasi dengan sejawat jika ada hambatan dan penekanan kode

etik merupakan bagian dari nilai-nilai, budaya dan pengalaman para psikolog yang

tidak menyimpang untuk dipakai sebagai standar etika.

Sedangkan kode etik yang dibuat oleh HIMPSI tidak serinci kode etik dari

APA. Dalam kode etik psikologi Indonesia tidak dimuat mengenai peningkatan

keahlian, perbedaan individu, hubungan etika dan hukum, terapi, pelatihan, kegiatan

forensik, isu-isu yang ebrkaitan dengan etika, tidak diskriminasi, pelecehan seksual

dan lainnya serta evaluasi dan penilaian intervensi yang kesemua itu ada dalam APA.

Dalam kode etik psikologi Indonesia kesemua hal di atas hanya tersirat bukan

tersurat sehingga psikolog kurang memahami maksud yang terkandung dalam tiap

bab dan pasal yang dimuat oleh kode etik psikologi Indonesia. Sehingga para

psikolog kurang paham dengan isi kode etik yang telah dibuat.

Keterbatasan lainnya sehingga membuat kode etik psikologi di Indonesia

kurang dapat dijalankan dengan baik adalah para psikolog kurang mengamalkan

5

Page 6: kodek tugas uts

makna dan isi dari etika itu sendiri. Karena etika adalah dasar dalam pelaksanaan

kode etik psikologi dilapangan.

Kode etik di Indonesia masih berkiblat dengan kode etik dari negara barat di

mana kultur, adat istiadat serta etika yang berlaku berbeda dengan di Indonesia.

Hendaknya standar etika yang berlaku dan dijalankan harus sesuai dengan di mana

etika itu berada. Selain itu, di Indonesia sikap profesionalisme masih sangat kurang.

Karena masih banyak yang menganggap hal tersebut kurang penting yang lebih

dipentingkan adalah hasil kerja bukan proses kerja.

Hal di atas dapat menghambat perkembangan dari kode etik itu sendiri.

Hendaknya kode etik psikologi di Indonesia terus dikembangkan sesuai dengan

masanya. Karena manusia yang menjadi subjek penelitian dari psikologi itu sendiri

adalah mahluk yang dinamis sehingga dibutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan

dengan keadaan tersebut.

Alat yang digunakan dalam psikodiagnostik seharusnya terus dipantau

bagaimana perkembangannya karena tidak jarang terjadi penyalahgunaan

penggunaan alat psikodiagnostik. Ini membuat seringnya terjadi ketidak validan dan

ketidak reliabel-an dari alat tes yang digunakan di lapangan. Di dalam kode etik

psikologi Indonesia, kurang menekankan pada prosedur penggunaan alat

psikodiagnostik.

6

Page 7: kodek tugas uts

Diharapkan kode etik di Indonesia terus diperbaharui agar dapat disesuaikan

dengan kenyataan yang ada dilapangan. Kode etik psikologi Indonesia diharapkan

dapat lebih rinci agar tidak ada kerancuan dalam penggunaan ilmu psikologi. Individu

yang bergabung dengan HIMPSI dan individu yang bergerak dalam bidang psikologi

dapat menjalin kerjasama yang baik sehingga tidak terjadi penyalahgunaan ilmu

psikologi. Setiap psikolog dapat saling membantu dan mengingatkan mengenai kode

etik psikologi yang berlaku.

Yang paling penting dalam penggunaan kode etik adalah kesadaran dari

individu itu sendiri. Jika individu (psikolog) dapat mengamalkan nilai-nilai dalam

kode etik HIMPSI dengan baik, akan mengurangi bahwa menghindari terjadinya

penyalahgunaan kode etik psikologi.

7