Kode Etik Profesi Keguruan 1
-
Upload
hardi-apriadi-selamanya -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of Kode Etik Profesi Keguruan 1
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
1/13
MAKALAH
PROFESI KEGURUAN
KODE ETIK KEGURUAN
Disusun Oleh :
Hardi Apriadi TM. 120929
Irnawati Farihah TM. 120937
Meli Anita Putri TM. 120952
Dosen Pengampu : Jaya, S. Ag, M. Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2014
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
2/13
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbilalamin selalu penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
memberi islam, iman dan ihsan. Sehingga pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini. Dimana tugas ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana.Adapun judul
penulisan makalah ini adalah KODE ETIK KEGURUAN.Shalawat teriring salam senantiasa
penulis haturkan keharibaan Nabi Muhammad Saw yang telah menggulung tikar-tikar kekafiran
dan untuk penggantinya beliau telah menebarkan panji-panji islam di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan
datang. Semoga apa yang telah penulis lakukan diridhoi Allah Swt, dan semoga apa yang penulis
sumbangkan dapat bermanfaat bagi penulis khususunya dan bagi pembaca umumnya.
JAMBI., September 2014
( Penulis )
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
3/13
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................... i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................................... 2
1.3. Tujuan masalah ....................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
2.1.Pengertian kode etik keguruan ................................................................................. 4
2.2.Tujuan kode etik keguruan ...................................................................................... 5
2.3.Penetapan kode etik keguruan ................................................................................. 6
2.4.Sanksi kode etik keguruan ...................................................................................... 7
2.5. Kode etik Indonesia ............................................................................................... 8
2.6.Organisasi professional keguruan .......................................................................... 8
BAB III
PENUTUP ....................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
3.2. Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
4/13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berperan mengantarkan suatu bangsa pada satu tujuan mulia untuk
mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf kebudayaan bangsa tersebut. Salah satu
pernyataan mengatakan bahwa semakin tinggi dan maju tingkat pendidikan suatu Negara, maka
semakin tinggi budaya dan kehidupan sosial warga Negara tersebut. Terlepas dari benar
tidaknya pernyataan ini, dapat diambil satu premis bahwa pentingnya pendidikan akan
menentukan nasib suatu bangsa pada suatu waktu yang akan datang. Dengan demikian, tidak ada
lagi tawar-menawar bahwa pendidikan merupakan satu prioritas yang harus diutamakan dalam
rangka pembangunan dan pengembangan suatu bangsa.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/
menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi. Ciri-ciri atau kriteria
suatu profesi ialah adanya kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggotaberserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut. Begitu juga dengan
guru. Guru memiliki kode etik karena guru merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia
berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) yang berbunyi: Guru
adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal,
pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dengan Kode Etik Guru Indonesia dapat menempatkan guru sebagai profesi terhormat,
mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Maka dari itu perlu sikap profesional
dalam setiap sasaran. Sasaran sikap keprofesional guru yaitu: Sikap terhadap peraturan
perundang-undangan, Sikap terhadap organisasi profesi, Sikap terhadap teman sejawat, Sikapterhadap anak didik, Sikap terhadap tempat kerja, Sikap terhadap pemimpin, Sikap terhadap
pekerjaan. Sikap-skap tersebut harus benar-benar dipahami oleh guru karena citra guru yang
berkembang di masyarakat baik. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru
itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut ditaladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberikan arahan dan dorongan
kepada anak didiknya, cara guru berpakaian, berbicara serta bergaul baik dengan siswa, teman-
temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Di samping itu, bagaimana sikap guru terhadap peraturan perundang-undangan juga
menjadi perhatian masyarakat luas. Apalagi saat ini pemerintah banyak mengeluarkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Kebijaksanaan
tersebut menjadi peraturan perundang-undangan yang wajib ditaati oleh guru, sebab guru
merupakan unsur aparatur negara dan abdi Negara mutlak perlu mematuhi kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan,. Hal ini juga dipertegas dalam kode etik
guru butir Sembilan bahwa Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan (PGRI, 1973). Di sini sikap profesional guru dituntut karena akan dilihat oleh
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
5/13
khalayak banyak. Sehingga guru harus cermat dan bijak dalam menanggapi berbagai peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat dan disahkan oleh pemerintah. Jadi sangatlah jelas bahwa
seorang guru harus menampilkan sikap yang baik/ positif terhadap peraturan perundang-
undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal. Sedangkan profesi sendiri suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Maka tugas guru akan efektif jika memiliki
derajan profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau
keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
B. Rumusan masalah
I. Apa pengertian kode etik tersebut ?
II. Apa tujuan kode etik tersebut ?
III. Penetapan dan Sangsi kode etik ?
IV. Kode etik Indonesia ?
V. Organisasi professional keguruan ?
C. Tujuan masalah
Mengetahui penjelasan dari rumusan masalah yaitu :
1.
Apa pengertian kode etik tersebut ?2. Apa tujuan kode etik tersebut ?
3. Penetapan dan Sangsi kode etik ?
4. Kode etik Indonesia ?
5. Organisasi professional keguruan ?
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
6/13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik keguruan
Setiap profesi, seperti telah dibicarakan dalam bagian terdahulu, harus mempunyai kode etik
profesi. Dengan demikian, jabatan dokter, notaris, arsitek, guru, dan lain-lain yang merupakan
bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi sendiri,
penafsiran tentang kode etik juga belum memiliki pengertian yang sama. Sebagai contoh, dapat
dicantumkan beberapa pengertian kode etik, antara lain sebagai berikut:
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jelas
menyatakan bahwa Pegawai Negeri/Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam penjelasan Undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri sispil sebagai aparatur
Negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, danperbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya,
dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari urai ini dapat kita simpulkan, bahwa
kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas
dan dalam hidup sehari-hari.
Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI
menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah
laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru
(PGRI, 1973). Dari pendapat Ketua Umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahawa dalam
Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni:
1. Sebagai landasan moral,
2. Sebagai pedoman tingkah laku.
Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik keguruan suatu profesi adalah norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan
dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para
anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan,
yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka,
melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan
sehari-hari di dalam masyarakat.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
7/13
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
8/13
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk
secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik
adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.
C. Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
mengikat para naggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi
profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara
perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas nama
anggota-anggota yang bukan atau tidak menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi
hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi
tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam
organisasi profesi yang bersangkutan.
Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung di dalam
suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat
dijalankan seccara murini dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran
yang serius terhdap kode etik dapat dikenakan sanksi.
D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Sering ktia jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi, seingga hal-
hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi
peraturan hukum atau undang-undang. Apabila hanya demikian, maka aturan yang mulanya
sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan
sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
9/13
Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur
atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggpakecurangan itu serius ia dapat
dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan
merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode
etik akan mendapat celaan dari rekan-rekannya, sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah
si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi tertentu, menandakan bahwa organisasi profesi
itu telah mantap.
E. Kode Etik Guru Indonesia
Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-
norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan
bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah
laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di
dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengandemikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk
pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia ditetapkandalam
suatu konges yang dihadiri oleh seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh
tanah air, pertama dalam Kongres PGRI XVI tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam
Kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang
telah disempurnakan tersebut adalah sebagai berikut:
KODE ETIK GURU INDONESIA
Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhdapa Tuhan
Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang
berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdian Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan
karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untukmembentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
2.
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yangmenunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhdap pendidikan.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
10/13
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
F. Organisasi Profesional Keguruan
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi harus
mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi,
yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni PersatuanGuru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI. PGRI didirikan di
Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.
Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya, Basuni
menguraikan empat misi utama PGRI, yaitu:(a) Misi politis/ideologi, (b) Misi persatuan
organisatoris, (c) Misi profesi, dan (d) Misi kesejahteraan. Kelihatannya, dari praktek
pelaksanaan keempat misi tersebut dua misi pertama-misi politis/ideologis, dan misi
perasatuan/oranisasi lebih menonjol realisasinya dalam program-program PGRI. Ini dapatdibuktikan dengan telah adanya wakil-wakil PGRI dalam badan legislatif seperti DPR dan MPR.
Peranan yang lebih menonjol ini dapat kita pahami sesuai dengan tahap perkembangan bangsa
dalam era orde baru ini.
Dalam pelaksanaan misi lainnya, misi kesejateraan, kelihatannya masih perlu ditingkatkan.
Sementara misi ketiga, misi profesi, belum tampak kiprah nyatanya dan belum terlalu
melembaga.
Dalam kaitannya dengan perkembangan profesional guru, PGRI sampai saat ini masih
mengandalkan pihak pemerintah, misalnya dalam merencanakan dan melakukan program-
program penataran guru serta program peningkatan mutu lainnya. PGRI belum banyak
merencanakan dan melakukan program kualifikasi guru, atau melakukan penelitian ilmiah
tentang masalah-masalah profesional yang dihadapi oleh para guru dewasa ini.
Kebanyak kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan mutu profesi biasanya dilakukan
bersamaan dengan kegiatan-kegiatan ulangtahun atau kongres, baik di pusat maupun di daerah.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
11/13
Oleh sebab itu, peranan organisasi ini dalam peningkatan mutu profesional keguruan belum
begitu menonjo.
Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang diakui
pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru Mata pelajaran
(MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat Departemen Pendidikan Nasional.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesional dari gur dalam kelompoknya
masing-masing. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik.
Sayangnya, belum ada keterkaitan dan hubungan formal antara kelompok guru-guru dalam
MGMP ini dengan PGRI.
Selain PGRI, ada lagi organisasi profesional di bidnagn pendidikan yang harus kita
ketahui juga yakni Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), yang saat ini mempunya divisi-
divisi antara lain: Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Administrasi
Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia )HSPBI),dan lain-lain. Hubungan formal antara organisasi-organisasi ini dengan PGRI masih belum
tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan kerja sama yang saling menunjang dan
menguntungkan dalam peningkatan mutu anggotanya. Sebagian anggota PGRI yang sarjana
mungkin juga menjadi anggota salah satu divisi dari ISPI, tetapi tidak banyak anggota ISPI staf
pengajar di LPTK yang juga menjadi anggota PGRI.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
12/13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jabatan guru merupakan jabatan profesional dan sebagai jabatan profesional,
pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lainbahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus,
memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang
bersinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku
perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional dan mempunyai kode
etik yang ditaati oleh anggotanya.
Jabatan guru belum dapat memenuhi secara maksimal persyaratan itu, namun
perkembangannya di tanah air menunjukkan arah untuk terpenuhinya persyaratan tersebut.
Usaha untuk ini sangat tergantung kepada niat, perilaku dan komitmen dari guru sendiri dan
organisasi yang berhubungan dengan itu, selain juga oleh kebijaksanaan pemerintah.Sebagai
contoh, dapat dicantumkan beberapa pengertian kode etik, antara lain sebagai berikut:Menurut
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jelas menyatakan
bahwa Pegawai Negeri/Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam penjelasan Undang-undang tersebut
dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri sispil sebagai aparatur Negara,
abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-
norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan
bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah
laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di
dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengan
demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk
pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
-
8/10/2019 Kode Etik Profesi Keguruan 1
13/13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/books/dictionary/1968827-profesi-keguruan/
http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-etik-keguruan-dalam-
pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-kehidupan/
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.html
Anwar, Qomari, Reori entasi Pendidikan Dan Profesi Keguruan, Jakarta : Uhamka Press,
2002
http://id.shvoong.com/books/dictionary/1968827-profesi-keguruan/http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-etik-keguruan-dalam-pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-kehidupan/http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-etik-keguruan-dalam-pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-kehidupan/http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.htmlhttp://aadesanjaya.blogspot.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.htmlhttp://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-etik-keguruan-dalam-pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-kehidupan/http://pakgalih.wordpress.com/2009/04/07/deskripsi-kode-etik-keguruan-dalam-pelaksanaan-tugas-berbagai-bidang-kehidupan/http://id.shvoong.com/books/dictionary/1968827-profesi-keguruan/