Kode Etik Kloning Pada Hewan Dan Manusia

2
Kode Etik Kloning Pada Hewan dan Manusia Sumber Hukum Sumber hukum penelitian kedokteran pada manusia: Kode etik kedokteran Indonesia Nuremberg Code Universal Declaration on Bioethics and Human Right UNESCO Sumber Hukum penelitian dengan hewan: Kode etik kedokteran indonesia The Ethics of research involving animal Prinsip 3R dalam Hewan Coba Refinement perlakuan selayak-layaknya, kandang dan pakan memadai, minimalisir stres dan kesakitan, perawatan yang baik Reduce minimalisir jumlah, perencanaan matang Replacement usahakan mengganti dengan selain binatang seperti dengan teknik in vitro dan teknik kimia Pasal Kodeki Yang Berhubungan Dengan Penelitian Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik baru atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat Pasal 7A Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martaban manusia Pasal 7D Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran /kesehatan Muktamar XXIII 1997 IDI di Padang Menolak klonasi pada manusia karena: 1. Penurunan derajat manusia setingkat bakteri

Transcript of Kode Etik Kloning Pada Hewan Dan Manusia

Page 1: Kode Etik Kloning Pada Hewan Dan Manusia

Kode Etik Kloning Pada Hewan dan Manusia

Sumber Hukum • Sumber hukum penelitian kedokteran pada manusia:

• Kode etik kedokteran Indonesia• Nuremberg Code• Universal Declaration on Bioethics and Human Right UNESCO

• Sumber Hukum penelitian dengan hewan:• Kode etik kedokteran indonesia • The Ethics of research involving animal

Prinsip 3R dalam Hewan Coba • Refinement

perlakuan selayak-layaknya, kandang dan pakan memadai, minimalisir stres dan kesakitan, perawatan yang baik

• Reduce minimalisir jumlah, perencanaan matang

• Replacement usahakan mengganti dengan selain binatang seperti dengan teknik in vitro dan teknik kimia

Pasal Kodeki Yang Berhubungan Dengan Penelitian • Pasal 6

Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik baru atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat

• Pasal 7A Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martaban manusia

• Pasal 7DSetiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani

• Pasal 17Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran /kesehatan

Muktamar XXIII 1997 IDI di Padang • Menolak klonasi pada manusia karena:

1. Penurunan derajat manusia setingkat bakteri 2. Menghasilkan manusia yang tidak memiliki ayah dan ibu alami maupun genetik 3. Merusak sistem/pranata hukum dan sosial manusia

• Mendorong pemanfaatan bio-teknologi klonasi:1. Pada sel-jaingan u/ meningkatkan derajat kesehatan. Ex: pembuatan zat anti atau antigen

monoklonal seperti untuk diagnosis atau terapi 2. Sel/jaringan hewan untuk penelitian kemungkinan klonasi organ, serta kemungkinan

diaplikasikannya klonasi organ manusia untuk dirinya sendiri

Kloning Hewan dari Sisi Etik • Mengakibatkan mutasi di kemudian hari sehingga dapat mengacaukan keseimbangan ekosistem

Page 2: Kode Etik Kloning Pada Hewan Dan Manusia

• Penyiksaan hewan kloning karena kebanyakan hewan kloning tidak sehat • Apabila berhasil sangat menentang penciptaan

Jadi, kloning pada tingkat organisme baik pada hewan dan manusia tidak diperbolehkan dari sisi etik karena melanggar penciptaan dan berpotensi mengacaukan ekosistem Penelitian klonasi diperbolehkan selama tidak menggunakan embrio, terbatas pada tingkat organ dan tidak melanggar penciptaan serta sesuai dengan keempat prinsip non-maleficence, justice, autonomy dan beneficence