Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Sumpah Dokter

download Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Sumpah Dokter

of 25

Transcript of Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Sumpah Dokter

  • Apa itu Kode Etik?Aturan etika adalah terjemahan dari asas-asas etika menjadi ketentuan-ketentuan pragmatis yang memuat hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari.

    Aturan-aturan etika yang disusun oleh asosiasi atau perhimpunan keprofesian sebagai pedoman perilaku bagi anggota-anggota profesi itu, umumnya dinamakan kode etik (Inggris: code of ethics).

  • Kode Etik KedokteranIstilah kode berasal dari kata latin codex yang antara lain berarti buku, atau sesuatu yang tertulis, atau seperangkat asas-asas atau aturan-aturan.

    Dari pengertian seperti inilah Kode Etik Kedokteran dapat diartikan sebagai seperangkat (tertulis) tentang peraturan-peraturan etika yang memuat amar (apa yang dibolehkan) dan larangan (apa yang harus dihindari) sebagai pedoman pragmatis bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Dapat juga dikatakan, Kode Etik Kedokteran adalah buku yang memuat aturan-aturan etika bagi dokter.

  • Kode etik Kedokteran InternasionalKode Etik Kedokteran Internasional yang pertama dirumuskan oleh World Medical Association (WMA) di London tahun 1949.

    kode etik ini didasarkan pada deklarasi Jenewa tahun 1948 yang dihasilkan oleh WMA. Kode etik ini kemudian sudah dua kali disempurnakan, yaitu dalam tahun 1968 dan 1983.

    Di samping itu, sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu dan teknologi biomedis, serta timbulnya masalah bioetika terkait dengan perkembangan itu, maka Kode Etik Kedokteran Internasional secara berkala dilengkapi dengan deklarasi-deklarasi WMA yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah atau dilema baru dalam praktik kedokteran.

  • Deklarasi-deklarasi WMADeklarasi Helsinki (1964) tentang penelitian dengan objek manusiaDeklarasi Sydney (1968) dan Deklarasi Venice (1983) tentang kriteria mati dikaitkan dengan kebutuhan transplantasi organ.Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran kandungan.Deklarasi Tokyo (1975) tentang penggunaan obat terlarangDeklarasi Lisbon (1981) tentang hak-hak pasienDeklarasi Brussels (1985) tentang fertilisasi in vitroDeklarasi Madrid (1987) tentang euthanasia dan rekayasa genetik, dan seterusnya.

  • Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki)

    Kode Etik Kedokteran Indonesia yang pertama disusun oleh Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Nasional I di Jakarta dalam tahun 1969. Karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah anggota World Medical Association (WMA), dengan sendirinya kode etik ini disusun dengan merujuk kepada Kode Etik Kedokteran Internasional yang telah disempurnakan oleh kongres WMA ke-22 di Sydney dalam tahun 1968, dengan beberapa penyesuaian dengan keadaan dan praktik di Indonesia.

  • Dinamika KodekiDengan SK Menteri Kesehatan R.I. No. 434/MENKES/SK/X/1983, tanggal 28 Oktober 1983, Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dinyatakan berlaku bagi semua dokter di Indonesia.

    Kodeki sudah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir dilaksanakan oleh Rakernas MKEK-MP2A tanggal 20-22 Mei 1993 di Jakarta, yang menghasilkan dua buku, yaitu (1) Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki), dan (2) Pedoman Pelasanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

  • Kodeki tahun 1993Mukadimah Kewajiban umum: Pasal 1 s/d 9 (9 Pasal = 45%)Kewajiban Dokter terhadap penderita: Pasal 10 s/d 15 (6 Pasal = 30%)Kewajiban Dokter terhadap sejawat: Pasal 16 s/d 17 (2 Pasal = 10%)Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri: Pasal 18 s/d 20 (3 Pasal = 15%)Penutup.

  • Kodeki tahun 2002Melalui musyawarah kerja nasional (mukernas) etika kedokteran III tahun 2001, dilakukan revisi terhadap pasal-pasal dan penjelasan Kodeki guna menyesuaikan dengan tantangan permasalahan yang ada. Surat keputusan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia No.221/PB/A.4/04/2002 tentang penerapan Kode etik Kedokteran Indonesia, isinya antara lain mencabut Kodeki hasil Rakernas MKEK-MP2A tahun 1993 dan menetapkan penerapan Kode etik kedokteran Indonesia hasil Mukernas etik kedokteran III tahun 2001 sebagai pedoman etik bagi dokter dalam menjalankan profesi kedokteran.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

    Kewajiban Umum:Pasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.

  • Lafal sumpah dokterSumpah Dokter adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi oleh seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Allah Swt atau kepada sesuatu yang dianggap suci, bahwa ia akan bertekad teguh akan menjalankan profesi dokter dengan sebaik-baiknya dengan harkat, martabat dan tujuan luhur profesi itu. Dalam arti sekarang, pengucapan sumpah dokter pada upacara wisuda yang khidmat hendaknya dinilai sebagai kontrak sosial dokter baru kepada masyarakat.

  • Lafal sumpah dokterPeraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960 Tentang LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA dan disempurnakan pada Mukernas Etika Kedokteran II tahun 1981. sesuai dengan dokter yang bersumpah, Lafal Sumpah Dokter Indonesia diawali dengan Demi Allah/Sang Hyang Adhi Buddha/Om Athah Parama Wisesa, saya bersumpah/berjanji, bahwa:

  • Lafal sumpah dokter IndonesiaSaya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan .Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhomat dan bersusila , sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.

  • Lafal sumpah dokter IndonesiaSaya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya.Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

  • Lafal sumpah dokter Indonesia4.Saya akan selalu mengutamakan kesehatan pasen,dengan memperhatikan ke pentingan masyarakat.5.Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasen.6.Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.

  • Lafal sumpah dokter Indonesia7.Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.8.Saya aman mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.9.Saya ikrarkan sumpah saya ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 2: Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi .Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 4: Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasen, setelah memperoleh persetujuan pasien.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 7: Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

    Pasal 7a.:Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

    Pasal 7b.:Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasen dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter dan kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasen.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 7c: Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasen, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasen.

    Pasal 7d.:Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

    Pasal 8:Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, prenentif, kuratif dan rehabilitatif) serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 9: Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

    Pasal 10: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasen. Dalam hal ini ia tidak mam-pu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasen, ia wajib merujuk pasen kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

    Pasal 11 :Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasen agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 12:Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasen, bahkan juga setelah pasen itu meninggal dunia.Pasal 13:Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu memberikan.

    Pasal 14:Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

  • KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)Pasal 15: Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasen dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.Pasal 16: Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

    Pasal 17 :Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan.

  • Sekian dan terima kasih, wassalam