l6 Filosofi Sumpah Dokter Dan Sejarahnya

download l6 Filosofi Sumpah Dokter Dan Sejarahnya

of 36

description

sumpah dokter

Transcript of l6 Filosofi Sumpah Dokter Dan Sejarahnya

FILOSOFI SUMPAH DOKTER DAN SEJARAHNYA

FILOSOFI SUMPAH DOKTER DAN SEJARAHNYADr. Haris Budi Widodo

Hippocrates (460-377 BC) banyak yang mengaitkan dengan Asclepiad, sebuah kelompok penyembuh pada masa itu. Nama Asclepiad berasal dari Asclepius, Dewa Penyembuh yang juga disebut kakek buyut Hippocrates.

Penamaan Sumpah Hippocrates sendiri masih banyak dipertanyakan, meskipun dari pihak yang berwenang atas sejarah kedokteran menyatakan, sumpah itu ditulis selama abad keempat sebelum masehi. Mengacu pada doktrin Phytagoras yang ditulis Hippocrates, maka disimpulkan bahwa sumpah itu ditulis Hippocrates.Galen (Aelius Galenus or Claudius Galenus (September AD 129 199/217), better known as Galen of Pergamon) adalah penyembuh Yunani terkenal dan terakhir. Beliau menguasai anatomi, fisiologi, neurologi, farmakologi, dan patologi. Dalam pendidikan Kedokteran, beliau mengacu pada para pendahulunya dari Yunani Kuno. Beliau menyadari adanya keraguan tentang Corpus Hippocrates.

Beliau memastikan salah satu risalah, The Nature of Man memang bukan ditulis Hippocrates, melainkan Polybus. Namun kepastian ini justru menguatkan Hippocrates. Karena Polybus adalah menantu Hippocrates. Polybus bahkan mewarisi tugas Hippocrates dalam mendidik para penyembuh muda. Fakta yang paling penting adalah tidak sedikit pun Polybus mengubah doktrin Hippocrates dalam tulisannya. Maka dapat diambil kesimpulan,meskipun mungkin risalah tersebut tidak ditulis langsung oleh Hippocrates, namun mewakili pandangan dan opini beliau.

Terkait dengan Hippocratic Oath, apakah ditulis langsung atau tidak oleh Hippocrates tetapi isi sumpah itu merefleksikan pandangan Hippocrates terhadap etikomedik.The Original VersionI swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the gods and goddesses, making them my witnesses, that I fulfil according to my ability and judgement this oath and this covenant.Saya bersumpah demi (Tuhan) bahwa saya akan memenuhi sesuai dengan kemampuan saya dan penilaian saya guna memenuhi sumpah dan perjanjian ini.

Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti orangtua saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dari batu pada penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.

Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang sakit dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, budak atau bukan budak.Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar profesi saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya seperti rahasia yang suci.Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah reputasi di masyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang terjadi.

Sumpah Hippocrates ternyata tidak mendapat sambutan yang baik. Ia dianggap sebagai sebuah pemikiran ideal dalam dunia medik dan hanya mewakili segelintir penyembuh dari Yunani. Tidak akan bisa merepresentasikan panduan seluruh dunia.Akhir masa Yunani kuno, kejayaan Romawi runtuh dan berujung pada kejatuhan pengobatan ilmiah yang dipelopori dunia barat. Saat itu pengobatan ala Hippocrates atau disebut Hippocratic Medicine sama sekali dilupakan. Namun ternyata di tengah menurunnya dunia medis, terdapat catatan ilmuwan Arab yang tetap melestarikan Hippocratic Medicine. Diantaranya adalah Al Kindi, Al Zahrawi dan Ibnu Sina. Karya para cendekiawan muslim tersebut melestarikan dan membangkitkan pengobatan ala Hippocrates.

Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi (936 M-1013 M) Dokter Bedah Fenomenal Di EropaSyeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau AvicienaKarya Para cendekiawan muslim inilah yang kemudian ditranslasi dan menjadi Tonggak kebangkitan dunia medis barat dan akhirnya dunia. Kontribusi ilmuwan muslim ini seringkali diabaikan dalam masa sejarah medis dunia. Perkembangan medis modern dimulai di akhir abad ke-17.

Kode etikomedik pertama yang diterapkan organisasi profesional ditulis oleh dokter dari Inggris Thomas Percival (1740-1804) pada 1794, yang juga diadopsi oleh American Medical Association (AMA) pada 1846.Kode etik inilah yang disebut berisi gold standard bagi para pemegang profesi dokter, mengindikasikan otoritas moral dan kemandirian dokter dalam pelayanan masyarakat dan tanggung jawabnya terhadap pasien, selayaknya kebanggaan pribadi dokter atas profesinya. Hippocrates telah mencetuskan ide ini jauh masa sebelumnya.

Pemikiran beliau telah menjadi ruh dalam praktik Penyembuh pada masanya. Perkembangan selanjutnya, diawali insiden tertangkapnya 23 dokter dari kamp konsentrasi Nazi Jerman, setelah perang dunia II.

23 dokter ini melanggar kode etikomedik dengan melakukan eksperimen medis yang mengerikan terhadap tawanan perang. Insiden inilah yang akhirnya mencetuskan ide untuk menyusun Nuremberg Code (1947), yang menjadi titik awal dalam diskusi panjang mengenai perlakuan etis pada manusia, dan bingkai aturan etika pelaksanaan riset medis berkaitan dengan hak azasi manusia. Akhirnya berujung pada lahirnya Declaration of Geneva Oath oleh World Medical Association pada 1948. Bunyi dari Deklarasi Jenewa ini secara Garis besar masih sama dengan Sumpah Hippocrates. Namun insiden 23 dokter itu sangat berpengaruh terhadap modifikasi Sumpah Hippocrates. Demikian perubahan tersebut:At the time of being admitted as a Member of the medical profession:I solemnly pledge to consecrate my life to the service of humanityI will give to my teachers the respect and gratitude which is their due;I will practice my profession with conscience and dignity; The health and life of my patient will be my first consideration;I will respect the secrets which are confided in me;I will maintain by all means in my power, the honor and the noble traditions of the medical profession;My colleagues will be my brothersI will not permit considerations of religion, nationality, race, party politics or social standing to intervene between my duty and my patient;I will maintain the utmost respect for human life, from the time of its conception, even under threat, I will not use my medical knowledge contrary to the laws of humanity;I make these promises solemnly, freely and upon my honorKedua poin yang dicetak tebal dan bertinta merah itulah yang menjadi titik besar perubahan Sumpah Hippocrates pada Deklarasi Jenewa 1948. Meski pada kongres-kongres berikutnya akan juga terjadi perubahan, namun tidak terlalu signifikan.Yang menjadi poin penting dalam Sumpah Hippocrates sendiri. Sebuah kode etik yang ideal dan merupakan gold standard dalam merepresentasikan perbedaan yang jelas dan memisahkan profesi penyembuh dan pembunuh. Seorang penyembuh memiliki sebuah komitmen untuk melindungi kehidupan, dan tidak akan pernah mengambilnya dengan sengaja. Di mana dunia kini berada pada sebuah kondisiketika ada sesuatu yang buruk terjadi, masyarakat selalu menyalahkan doktermaka sumpah ini, bila kita pegang dengan teguh, akan melindungi tidak hanya dokter dan pasiennya, melainkan juga keluarga mereka dan komunitas mereka secara keseluruhan.

Kini, sebagian besar dokter baru yang telah lulus sekolah kedokteran melaksanakan prosesi sumpah sebelum menjalani praktik kedokteran. Bentuk sumpah memang berbeda-beda, dan biasanya merupakan bentuk modern dari Sumpah Hippocrates sendiri yaitu Deklarasi Jenewa dan modifikasinya. Dan ternyata saat ini dunia tidak hanya memiliki Sumpah Hippocrates sebagai panduan dalam menetapkan keberadaan sumpah profesi dokter. Dunia memiliki empat dokumen yang menjadi dasar perkembangan sumpah para penyembuh ini.

Derasnya perubahan sosial ekonomi, politik, dan tentunya moral, membuat banyak kalangan pesimis akan berlakunya Sumpah Hippocrates. Adanya keragu-raguan itu akhirnya berujung pada modifikasi sumpah agar lebih sesuai dengan tuntutan jaman. Dan yang mencengangkan, dunia memiliki empat sumber kode etikomedik dalam membingkai profesi para penyembuh. Keempatnya adalah the Declaration of Geneva, the Prayer of Maimonides, the Oath of Lasagna, dan the Reinstatement of Hippocratic Oath. Meskipun keempatnya berbeda dalam diksi dan isi, pemaknaan utamanya tetaplah sama merawat pasien dengan kemampuan terbaik, jangan melakukan kesalahan yang disengaja, dan membina kepercayaan pasien. Dan tidak ada satu pun di antara keempatnya yang menyebutkan hukuman bagi yang melanggar sumpah, kecuali Reinstatement of Hippocratic.

Sumpah Hippocrates ModernThe Prayer of MaimonidesThe Prayer of Maimonides diperkirakan dilahirkan dan ditulis sekitar abad ke-12 oleh seorang dokter yang juga seorang ahli filsafat Moses Maimonides.Bukti-bukti lain menyatakan bahwa barisan doa (prayer) ini pertama kali ditulis pada 1793 oleh dokter berkebangsaan Jerman, Marcus Herz, yang ternyata merupakan murid dari filsuf Jerman Immanuel Kant dan murid dari dokter Inggris Moses Mendelssohn.

Meskipun barisan doa ini ditujukan kepada Tuhan sebagai saksi dan pembimbing, dan bukan dewa-dewi Yunani, namun inti dari barisan doa ini ternyata sama dengan Sumpah Hippocrates mendedikasikan diri untuk merawat pasien dengan sebaik-baik kemampuan manusia.

The Oath of LasagnaThe Oath of Lasagna ditulis pada tahun 1964 oleh Louis Lasagna, Dekan Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Tufts. Sumpah ini diklaim menjadi sumpah yang digunakan mayoritas Fakultas Kedokteran. Dan masih sama dengan sumpah-sumpah lain.Sumpah Lasagna menekankan pentingnya memperlakukan pasien selayak mungkin sebagai manusia, bukan memandangnya sebagai kasus medis. Semenarik apapun kasus medis pasien, kita tidak boleh melupakan bahwa ia adalah manusia dengan segala atributnya. Saat ini berbagai sumber menyebutkan modifikasi Sumpah Hippocrates ala Lasagna sebagai Sumpah Hippocrates versi Modern.Reinstatement of Hippocratic OathThe Reinstatement of Hippocratic Oath diperkenalkan pada bulan Juni tahun 1995 oleh The Value of Life Committee, Inc. Dr Joseph R Stanton, yang merupakan anggota komite Meskipun sulit mendapatkan bagaimana redaksionalnya, namun beberapa sumber mengatakan bahwa banyak kemiripan dengan Barisan Doa Maimonides yang menegaskan kesaksian di depan Tuhan.

Isi dan inti tetaplah sama dengan sumpah Hippocrates termasuk bunyi sumpah should the physician transgress from the oath, then he will readily be punished for it.The Declaration of GenevaThe Declaration of Genevaberasal darithe General Assembly of the World Medical Associationdi Jenewa pada 1948.Kongres asosiasi medis dunia tersebut dipicu insiden Nazi Jerman dan akhirnya melahirkan Deklarasi Jenewa. Deklarasi Jenewa didedikasikan untuk membela kemanusiaan di tengah gencarnya penelitian demi inovasi medis. Deklarasi Jenewa lah yang pertama kali menyebutkan tentang merawat manusia secara sama, tanpa memperhitungkan ras, agama, kedudukan sosial, dan afiliasi politik.Berikut perubahannya:I will practice my profession with conscience and dignity; the health of my patient will be my first considerationI will maintain the utmost respect for human life from the time of conception, even under threat, I will not use my medical knowledge contrary to the laws of humanityDeklarasi Jenewa telah berulang-ulang ditinjau kembali selama bertahun-tahun.Declaration of Geneva 2006October 2006Adopted by the 2nd General Assembly of the World Medical Association, Geneva, Switzerland, September 1948and amended by the 22nd World Medical Assembly, Sydney, Australia, August 1968and the 35th World Medical Assembly, Venice, Italy, October 1983and the 46th WMA General Assembly, Stockholm, Sweden, September 1994and editorially revised at the 170th Council Session, Divonne-les-Bains, France, May 2005 and the 173rd Council Session, Divonne-les-Bains, France, May 2006At the time of being admitted as a member of the medical profession:I solemnly pledge to consecrate my life to the service of humanity;I will give to my teachers the respect and gratitude that is their due;I will practise my profession with conscience and dignity;The health of my patient will be my first consideration;I will respect the secrets that are confided in me, even after the patient has died;I will maintain, by all the means in my power, the honour and the noble traditions of the medical profession;My colleagues will be my sisters and brothers;I will not permit considerations of age, disease or disability, creed, ethnic origin, gender, nationality, political affiliation, race, sexual orientation, social standing or any other factor to intervene between my duty and my patient;I will maintain the utmost respect for human life;I will not use my medical knowledge to violate human rights and civil liberties, even under threat;I make these promises solemnly, freely and upon my honour.

TERIMA KASIH