Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Sumpah Dokter

25
Kode Etik Kedokteran Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dan Indonesia (Kodeki) dan Lafal Sumpah Dokter Lafal Sumpah Dokter Indonesia Indonesia

description

jzxb jmzXNBcjkmzXNckj,mgixAUXHakjxoiashxugbsxchjnxcjNJXNXZkm,nZKNM

Transcript of Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan Sumpah Dokter

Kode Etik Kedokteran Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dan Lafal Indonesia (Kodeki) dan Lafal

Sumpah Dokter IndonesiaSumpah Dokter Indonesia

Apa itu Kode Etik?Apa itu Kode Etik?

Aturan etika adalah ”terjemahan” dari Aturan etika adalah ”terjemahan” dari asas-asas etika menjadi ketentuan-asas-asas etika menjadi ketentuan-ketentuan pragmatis yang memuat hal-hal ketentuan pragmatis yang memuat hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang yang boleh dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari. harus dihindari.

Aturan-aturan etika yang disusun oleh Aturan-aturan etika yang disusun oleh asosiasi atau perhimpunan keprofesian asosiasi atau perhimpunan keprofesian sebagai pedoman perilaku bagi anggota-sebagai pedoman perilaku bagi anggota-anggota profesi itu, umumnya dinamakan anggota profesi itu, umumnya dinamakan kode etik (Inggris: code of ethics). kode etik (Inggris: code of ethics).

Kode Etik KedokteranKode Etik Kedokteran Istilah kode berasal dari kata latin codex yang Istilah kode berasal dari kata latin codex yang

antara lain berarti buku, atau sesuatu yang tertulis, antara lain berarti buku, atau sesuatu yang tertulis, atau seperangkat asas-asas atau aturan-aturan.atau seperangkat asas-asas atau aturan-aturan.

Dari pengertian seperti inilah Kode Etik Kedokteran Dari pengertian seperti inilah Kode Etik Kedokteran dapat diartikan sebagai seperangkat (tertulis) dapat diartikan sebagai seperangkat (tertulis) tentang peraturan-peraturan etika yang memuat tentang peraturan-peraturan etika yang memuat amar (apa yang dibolehkan) dan larangan (apa amar (apa yang dibolehkan) dan larangan (apa yang harus dihindari) sebagai pedoman pragmatis yang harus dihindari) sebagai pedoman pragmatis bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Dapat bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Dapat juga dikatakan, Kode Etik Kedokteran adalah buku juga dikatakan, Kode Etik Kedokteran adalah buku yang memuat aturan-aturan etika bagi dokter.yang memuat aturan-aturan etika bagi dokter.

Kode etik Kedokteran InternasionalKode etik Kedokteran Internasional

Kode Etik Kedokteran Internasional yang pertama Kode Etik Kedokteran Internasional yang pertama dirumuskan oleh World Medical Association (WMA) di dirumuskan oleh World Medical Association (WMA) di London tahun 1949. London tahun 1949.

kode etik ini didasarkan pada deklarasi Jenewa tahun kode etik ini didasarkan pada deklarasi Jenewa tahun 1948 yang dihasilkan oleh WMA. Kode etik ini 1948 yang dihasilkan oleh WMA. Kode etik ini kemudian sudah dua kali disempurnakan, yaitu dalam kemudian sudah dua kali disempurnakan, yaitu dalam tahun 1968 dan 1983. tahun 1968 dan 1983.

Di samping itu, sesuai dengan perkembangan ilmu-Di samping itu, sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu dan teknologi biomedis, serta timbulnya masalah ilmu dan teknologi biomedis, serta timbulnya masalah bioetika terkait dengan perkembangan itu, maka Kode bioetika terkait dengan perkembangan itu, maka Kode Etik Kedokteran Internasional secara berkala Etik Kedokteran Internasional secara berkala dilengkapi dengan deklarasi-deklarasi WMA yang dilengkapi dengan deklarasi-deklarasi WMA yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah atau merupakan pedoman dalam pemecahan masalah atau dilema baru dalam praktik kedokteran. dilema baru dalam praktik kedokteran.

Deklarasi-deklarasi WMADeklarasi-deklarasi WMA Deklarasi Helsinki (1964) tentang penelitian dengan Deklarasi Helsinki (1964) tentang penelitian dengan

objek manusiaobjek manusia Deklarasi Sydney (1968) dan Deklarasi Venice (1983) Deklarasi Sydney (1968) dan Deklarasi Venice (1983)

tentang kriteria mati dikaitkan dengan kebutuhan tentang kriteria mati dikaitkan dengan kebutuhan transplantasi organ.transplantasi organ.

Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran kandungan.kandungan.

Deklarasi Tokyo (1975) tentang penggunaan obat Deklarasi Tokyo (1975) tentang penggunaan obat terlarangterlarang

Deklarasi Lisbon (1981) tentang hak-hak pasienDeklarasi Lisbon (1981) tentang hak-hak pasien Deklarasi Brussels (1985) tentang fertilisasi in vitroDeklarasi Brussels (1985) tentang fertilisasi in vitro Deklarasi Madrid (1987) tentang euthanasia dan Deklarasi Madrid (1987) tentang euthanasia dan

rekayasa genetik, dan seterusnya.rekayasa genetik, dan seterusnya.

Kode Etik Kedokteran Indonesia Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki)(Kodeki)

Kode Etik Kedokteran Indonesia yang pertama Kode Etik Kedokteran Indonesia yang pertama disusun oleh Musyawarah Kerja Susila Kedokteran disusun oleh Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Nasional I di Jakarta dalam tahun 1969.Nasional I di Jakarta dalam tahun 1969.

Karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah Karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah

anggota World Medical Association (WMA), anggota World Medical Association (WMA), dengan sendirinya kode etik ini disusun dengan dengan sendirinya kode etik ini disusun dengan merujuk kepada Kode Etik Kedokteran merujuk kepada Kode Etik Kedokteran Internasional yang telah disempurnakan oleh Internasional yang telah disempurnakan oleh kongres WMA ke-22 di Sydney dalam tahun 1968, kongres WMA ke-22 di Sydney dalam tahun 1968, dengan beberapa penyesuaian dengan keadaan dengan beberapa penyesuaian dengan keadaan dan praktik di Indonesia.dan praktik di Indonesia.

Dinamika KodekiDinamika Kodeki Dengan SK Menteri Kesehatan R.I. No. Dengan SK Menteri Kesehatan R.I. No.

434/MENKES/SK/X/1983, tanggal 28 Oktober 434/MENKES/SK/X/1983, tanggal 28 Oktober 1983, Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) 1983, Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) dinyatakan berlaku bagi semua dokter di dinyatakan berlaku bagi semua dokter di Indonesia. Indonesia.

Kodeki sudah mengalami beberapa perubahan. Kodeki sudah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir dilaksanakan oleh Rakernas Perubahan terakhir dilaksanakan oleh Rakernas MKEK-MP2A tanggal 20-22 Mei 1993 di Jakarta, MKEK-MP2A tanggal 20-22 Mei 1993 di Jakarta, yang menghasilkan dua buku, yaitu (1) Kode Etik yang menghasilkan dua buku, yaitu (1) Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki), dan (2) Pedoman Kedokteran Indonesia (Kodeki), dan (2) Pedoman Pelasanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Pelasanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Kodeki tahun 1993Kodeki tahun 1993

Mukadimah Mukadimah Kewajiban umum: Pasal 1 s/d 9 (9 Pasal = Kewajiban umum: Pasal 1 s/d 9 (9 Pasal =

45%)45%) Kewajiban Dokter terhadap penderita: Pasal Kewajiban Dokter terhadap penderita: Pasal

10 s/d 15 (6 Pasal = 30%)10 s/d 15 (6 Pasal = 30%) Kewajiban Dokter terhadap sejawat: Pasal Kewajiban Dokter terhadap sejawat: Pasal

16 s/d 17 (2 Pasal = 10%)16 s/d 17 (2 Pasal = 10%) Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri: Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri:

Pasal 18 s/d 20 (3 Pasal = 15%)Pasal 18 s/d 20 (3 Pasal = 15%) Penutup.Penutup.

Kodeki tahun 2002Kodeki tahun 2002 Melalui musyawarah kerja nasional (mukernas) Melalui musyawarah kerja nasional (mukernas)

etika kedokteran III tahun 2001, dilakukan revisi etika kedokteran III tahun 2001, dilakukan revisi terhadap pasal-pasal dan penjelasan Kodeki guna terhadap pasal-pasal dan penjelasan Kodeki guna menyesuaikan dengan tantangan permasalahan menyesuaikan dengan tantangan permasalahan yang ada. yang ada.

Surat keputusan pengurus besar Ikatan Dokter Surat keputusan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia No.221/PB/A.4/04/2002 tentang Indonesia No.221/PB/A.4/04/2002 tentang penerapan Kode etik Kedokteran Indonesia, isinya penerapan Kode etik Kedokteran Indonesia, isinya antara lain mencabut Kodeki hasil Rakernas MKEK-antara lain mencabut Kodeki hasil Rakernas MKEK-MP2A tahun 1993 dan menetapkan penerapan MP2A tahun 1993 dan menetapkan penerapan Kode etik kedokteran Indonesia hasil Mukernas etik Kode etik kedokteran Indonesia hasil Mukernas etik kedokteran III tahun 2001 sebagai pedoman etik kedokteran III tahun 2001 sebagai pedoman etik bagi dokter dalam menjalankan profesi bagi dokter dalam menjalankan profesi kedokteran.kedokteran.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Kewajiban Umum:Kewajiban Umum: Pasal 1: Setiap dokter harus Pasal 1: Setiap dokter harus

menjunjung tinggi, menghayati dan menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan mengamalkan sumpah doktersumpah dokter..

Lafal sumpah dokterLafal sumpah dokter

Sumpah Dokter adalah pernyataan yang Sumpah Dokter adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi oleh seorang diucapkan secara resmi oleh seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Allah dokter baru dengan bersaksi kepada Allah Swt atau kepada sesuatu yang dianggap Swt atau kepada sesuatu yang dianggap suci, bahwa ia akan bertekad teguh akan suci, bahwa ia akan bertekad teguh akan menjalankan profesi dokter dengan menjalankan profesi dokter dengan sebaik-baiknya dengan harkat, martabat sebaik-baiknya dengan harkat, martabat dan tujuan luhur profesi itu. Dalam arti dan tujuan luhur profesi itu. Dalam arti sekarang, pengucapan sumpah dokter sekarang, pengucapan sumpah dokter pada upacara wisuda yang khidmat pada upacara wisuda yang khidmat hendaknya dinilai sebagai kontrak sosial hendaknya dinilai sebagai kontrak sosial dokter baru kepada masyarakat.dokter baru kepada masyarakat.

Lafal sumpah dokterLafal sumpah dokter

Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960 Tentang LAFAL SUMPAH DOKTER 1960 Tentang LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA dan disempurnakan pada INDONESIA dan disempurnakan pada Mukernas Etika Kedokteran II tahun Mukernas Etika Kedokteran II tahun 1981. sesuai dengan dokter yang 1981. sesuai dengan dokter yang bersumpah, Lafal Sumpah Dokter bersumpah, Lafal Sumpah Dokter Indonesia diawali dengan “Demi Indonesia diawali dengan “Demi Allah/Sang Hyang Adhi Buddha/Om Allah/Sang Hyang Adhi Buddha/Om Athah Parama Wisesa, saya Athah Parama Wisesa, saya bersumpah/berjanji”, bahwa:bersumpah/berjanji”, bahwa:

Lafal sumpah dokter IndonesiaLafal sumpah dokter Indonesia

1.1. Saya akan membaktikan hidup saya Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan .guna kepentingan kemanusiaan .

2.2. Saya akan menjalankan tugas saya Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhomat dan dengan cara yang terhomat dan bersusila , sesuai dengan martabat bersusila , sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.pekerjaan saya sebagai dokter.

3.3. Saya akan memelihara dengan Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.luhur profesi kedokteran.

Lafal sumpah dokter IndonesiaLafal sumpah dokter Indonesia

Saya akan merahasiakan segala Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya.keprofesian saya.

Saya tidak akan mempergunakan Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun perikemanusiaan, sekalipun diancam.diancam.

Saya akan menghormati setiap hidup Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.insani mulai dari saat pembuahan.

Lafal sumpah dokter IndonesiaLafal sumpah dokter Indonesia

4.4. Saya akan selalu mengutamakan Saya akan selalu mengutamakan kesehatan pasen,dengan memperhatikan kesehatan pasen,dengan memperhatikan ke pentingan masyarakat.ke pentingan masyarakat.

5.5. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap dalam menunaikan kewajiban terhadap pasen.pasen.

6.6. Saya akan memberi kepada guru-guru Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.terimakasih yang selayaknya.

Lafal sumpah dokter IndonesiaLafal sumpah dokter Indonesia

7.7. Saya akan perlakukan teman sejawat Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.saya seperti saudara kandung.

8.8. Saya aman mentaati dan Saya aman mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.Indonesia.

9.9. Saya ikrarkan sumpah saya ini Saya ikrarkan sumpah saya ini dengan sungguh-sungguh dan dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya. kehormatan diri saya.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 2: Setiap dokter harus Pasal 2: Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi .profesi yang tertinggi .

Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.dan kemandirian profesi.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 4: Setiap dokter harus Pasal 4: Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.yang bersifat memuji diri sendiri.

Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasehat Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasen, setelah memperoleh kebaikan pasen, setelah memperoleh persetujuan pasien.persetujuan pasien.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 6 : Setiap dokter harus Pasal 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan dapat menimbulkan keresahan masyarakat.masyarakat.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 7: Pasal 7: Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 7a.:Pasal 7a.:Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. martabat manusia.

Pasal 7b.:Pasal 7b.:Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasen dan sejawatnya, dan berupaya untuk dengan pasen dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter dan kompetensi, atau yang kekurangan dalam karakter dan kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasen.pasen.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 7c: Pasal 7c: Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasen, Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasen, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasen.lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasen.

Pasal 7d.:Pasal 7d.:Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 8:Pasal 8:Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, prenentif, kuratif dan yang menyeluruh (promotif, prenentif, kuratif dan rehabilitatif) serta berusaha menjadi pendidik dan rehabilitatif) serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 9: Pasal 9: Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.harus saling menghormati.

Pasal 10: Pasal 10: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan keterampilannya untuk mempergunakan semua ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasen. Dalam hal ini ia tidak mam-pu kepentingan pasen. Dalam hal ini ia tidak mam-pu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasen, ia wajib merujuk pasen kepada atas persetujuan pasen, ia wajib merujuk pasen kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 11 :Pasal 11 :Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasen agar senantiasa dapat berhubungan dengan pasen agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.dalam masalah lainnya.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 12:Pasal 12:Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasen, yang diketahuinya tentang seorang pasen, bahkan juga setelah pasen itu meninggal dunia.bahkan juga setelah pasen itu meninggal dunia.

Pasal 13:Pasal 13:Setiap dokter wajib melakukan pertolongan Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu memberikan.dan lebih mampu memberikan.

Pasal 14:Pasal 14:Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.ingin diperlakukan.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI )(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)(S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002)

Pasal 15: Pasal 15: Setiap dokter tidak boleh mengambil alih Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasen dari teman sejawat, kecuali pasen dari teman sejawat, kecuali dengan dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.etis.

Pasal 16: Pasal 16: Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan supaya dapat bekerja dengan baik.baik.

Pasal 17 :Pasal 17 :Setiap dokter harus senantiasa mengikuti Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan ilmu pengetahuan dan dan teknologi kedokteran / kesehatan.teknologi kedokteran / kesehatan.

Sekian dan terima Sekian dan terima kasih, wassalamkasih, wassalam