Klpk Tanggung Jawab Auditor
-
Upload
diczatta-said -
Category
Documents
-
view
32 -
download
4
Transcript of Klpk Tanggung Jawab Auditor
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Enron Corporation, sejauh ini adalah kasus manipulasi laporan keuangan yang paling
dahsyat. Dampaknya seperti bencana besar, bukan saja bagi Enron sendiri (pimpinan dan
karyawan, pemegang saham, kreditur) tetapi juga bagi auditorna, Andersen LLP. Seperti
diramalkan Senator Joseph Lieberman, “Episode Enron bisa menjadi babak terakhir bagi
Andersen.”
Enron-Andersen, saling terkait. Enron juga membawa dampak hebat dalam
perundang-undangan pasar modal di Amarika Serikat (Sarbanes-Oxley Act 2002) yang
bergaung ke seluruh dunia. Berbagai jenis kecurangan Enron sehingga terbit perundang-
undangan sebagai berikut :
- Enron meminjam dalam jumlah besar untuk dana operasional. Namun sebagian
pinjaman ini (diantaranya sebesar $8 miliar) sengaja disalah klasifikasikan
sebagai “perdagangan energy yang berjangka” (trades of energy futures). Dana
pinjaman lainnya diberi judul “arus kas dari kegiatan perdagangan” (cash flows
from trading activities); dengan akun tandingannya “utang pengelolaan risiko
harga”(price risk management liabilities) yang kemudian dibenamkan dalam
derivative perdagangan.
- Enron menyalahgunakan perlakuan akuntansi yang dikenal sebagi mark to market
accounting untuk menggelembungkan nilai Mariner Energy (anak perusahaan
Enron) dari $185 juta menjadi $367 juta. Dari perlakuan akuntansi ini terciptalah
*pendapatan*(fiktif) sebesar $182 juta.
- Enron menjual “arus kas di masa yang akan datang” (future income streams)
dengan nilai sekarang (at present value) untuk menghasilkan *pendapatan*.
Masalahnya, Enronlah yang menjamin future income streams tersebut. Dengan
demikian Enron menciptkan penjualan akuntansi (accouting sales) tanpa laba
akuntansi (accounting income) yang nyata.
- Enron menyalahgunakan Spesial Purpose Entities, diantarannya untuk
menyembunyikan kerugian besar di MTM (yang dimilik Enron) dengan
menciptkan hedge agreements dengan SPEs yang seharusnya menutup kerugian
MTM. SPEs ini didanai dengan penjualan saham Enron. Ini hanya salah satu
contoh penyalahgunaan akuntansi SPEs oleh Enron.
Hal – hal yang dilakukan oleh Arthur Andersen
- Tidak Independent, Adanya peran ganda selain menyediakan jasa konsultasi
keuangan (jasa non-audit) sekaligus memberikan jasa audit.
- Menerima fee audit tahun 2001 sebesar 13,5 kali lipat audit tahun 2000 ($ 52 juta
terdiri dari $ 25 juta untuk pekerjaan audit laporan keuangan dan $ 27 juta untuk
jasa konsultasi keuangan)
1
- Kebohongan Publik, Arthur Andersen mengetahui kecurangan yang dilakukan
oleh Enron, satu tahun sebelum kejatuhan Enron tetapi tidak mengungkapkannya.
- Memusnahkan dokumen-dokumen bukti audit Enron
2 Rumusah Masalah :
1 Apa risiko bisnis yang dihadapi Enron, dan bagaimana risiko itu meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan Enron. Apakah risiko bisnis ini, menurut Anda, membuat Andersen menilai Enron sebagai high-risk client?
2 Jelaskan masalah atau isu akuntansi di mana korporasi yang mensponsori SPE tidak usah mengonsolidasikan laporan keuangan SPE ke dalam laporan keuangan konsolidasian korporasi. Bagaimana Enron menyalahgunakan isu akuntansi ini?
3 Jika petunjuk atau ketentuan 3% bersifat remang-remang, mengapa Enron dituduh melakukan manipulasi laporan keuangan, dengan bantuan auditornya? [Petunjuk: rules-based accounting standards dan principle-based accounting standards]
4 Apakah anda setuju dengan Berardino bahwa penyesuaian (adjustments) sebesar $51 juta tidak material? Jika Anda setuju dengan beliau, jelaskan mengapa. Jika Anda tidak setuju, jelaskan ketidakkonsistenan Andersen.
5 Apakah pada saat Andersen mengetahui “beberapa” ketidakberesan di Enron dalam musim gugur 2001, sebaiknya Andersen mengundurkan diri dari penugasan (resign from then engagement)?Mengapa? Atau, mengapa tidak?
6 Melihat temuan yang diungkapkan dalam Laporan Powers, apakah Andersen bisa diselamatkan?
7 Dari informasi di atas dan informasi lain yang Anda kumpulkan mengenai peran Andersen dalam kasus Enron, apa kesimpulan Anda tentang kesalahan Andersen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK
Akuntan publik merupakan profesi penunjang Pasar Modal yang membantu
perusahaan dalam menerapkan prinsip keterbukaan. Akuntan publik berwenang
memeriksa laporan keuangan perusahaan secara independen untuk menghasilkan
pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan. Tanggung jawab akuntan publik
atas laporan keuangan hanya terhadap pendapat yang diberikannya.
Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk
menyatakan pendapatnya, atau apabila kedaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak
memberikan pendapat.
Perbedaan antara tanggung jawab auditor independen dengan tanggung jawab
manajemen adalah auditor bertanggung jawab untu merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliuran atau kecurangan.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan
informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta
atestasi lainnya.
Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan publik
hanya dapat melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut
1 Atestasi
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material,
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar atestasi ini terbagi menjadi tiga tipe
perikatan atestasi yakni pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati
(agreed-upon procedures). Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan
keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi
keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam
standar. Perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan
3
perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan
tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain
Atestasi merupakan salah satu jenis jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik.
Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan sebagai pihak
yang independen dan kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi) suatu satuan usaha
telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu :
1. Audit atas laporan keuangan historis.
2. Review atas laporan keuangan historis.
3. Jasa atestasi lainnya.
2 Audit
Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang
berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Audit Kesesuaian
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
3. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang
diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen
untuk perbaikan operasi.
Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor. Auditor dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, audit ini dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan badan yang tidak tunduk kepada
pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun
demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas pemerintah. Hasil audit BPK
4
disampaikan depada Dewan Perwakilah Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan
keuangan negara.
2. Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya
terutama membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik
adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka.
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan
auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
3 Kompilasi dan Review
Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan,
informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan
pernyataan suatu keyakinan aapapun terhadap laporan tersebut.
Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan
dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan
keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Review mempunyai tujuan yang berbeda dengan kompilasi. Review dilakukan
melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis yang harus menjadi hal yang
memadai bagi akuntan yaitu untuk memberikan keyakinan yang terbatas bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, sedangkan untuk
kompilasi akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Selain itu, review juga
berbeda dengan tujuan audit keuangan yang dilaksanakan menurut standar audit yang
ditetapkan IAI yang bertujuan untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti untuk
menyatakan suatu pendapat. Review dilakukan dan hanya tertuju pada hal penting yang
memengaruhi laporan keuangan namun tidak memberikan keyakinan akan mengetahui
semua hal penting seperti yang dilakukan dan terungkap dalam suatu audit keseluruhan.
Hal tersebut dikarenakan review tidak mencakup seluruh pemahaman dan pemerolehan
suatu pengendalian intern, penetapan resiko pengendalian, pengujian catatan akuntansi
dan pengujian atas respon permintaan keterangan yang memadai seperti konfirmasi,
inspeksi, dan konfirmasi
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang
diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik menginginkan
jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas laporan keuangan
menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya menghasilkan jaminan yang
5
moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan
bukti yang lebih sedikit. Review untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup
memadai dan dapat dilakukan oleh akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih
murah.
4 Laporan Keuangan Prospektif
Tujuan akuntan di dalam pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif adalah untuk
mengumpulkan bukti cukup untuk membatasi resiko atestasi ke suatu tingkat yang dalam
pertimbangan profesionalnya memadai untuk tingkat keyakinan yang dapat diberikan dari
laporan pemeriksaan.
Dalam laporan keuangan prospektif, akuntan memberikan keyakinan hanya tentang
apakah laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan panduan penyajian yang
ditetapkan IAI dan apakah asumsi yang dipakai memberikan dasar rasional untuk
perkiraan manajemen, atau dasar rasional untuk proyeksi manajemen berdasarkan asumsi
hipotesis. Akuntan tidak memberikan keyakinan mengenai dapat dicapai atau tidaknya
hasil prospektif karena peristiwa dan keadaan sering kali tidak terjadi seperti yang
diharapkan dan pencapaian hasil prospektif adalah tergantung atas tindakan, rencana dan
asumsi pihak yang bertanggung jawab.
Dalam pemeriksaannya atas laporan keuangan prospektif, akuntan harus memilih dari
semua prosedur yang tersedia, yaitu prosedur penentuan resiko melekat dan resiko
pengendalian dan membatasi resiko deteksi, setiap kombinasi yang dapat membatasi
resiko atestasi ke tingkat yang memadai.
Lingkup prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan harus didasarkan
pertimbangan akuntan atas :
a Sifat dan materialitas informasi terhadap laporan keuangan prospektif secara
keseluruhan.
b Kemungkinan terjadinya salah saji.
c Pengetahuan yang diperoleh selama perikatan sekarang dan yang lalu.
d Kompetensi pihak yang bertanggung jawab tentang laporan keuangan prospektif.
e Luasnya dampak pertimbangan pihak yang bertanggung jawab terhadap laporan
keuangan prospektif, misalnya pertimbangan dalam memilih asumsi yang digunakan
untuk menyusun laporan keuangan prospektif.
f Kecukupan data yang digunakan oleh pihak yang bertanggung jawab.
Dalam menilai penyusunan dan penyajian laporan keuangan prospektif, akuntan harus
melaksanakan prosedur yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa :
a Penyajian mencerminkan asumsi yang diidentifikasi.
b Perhitungan yang dibuat untuk menerjemahkan asumsi ke dalam jumlah prospektif
secara matematis cermat.
c Asumsi konsisten secara internal.
6
d Prinsip akuntansi yang digunakan dalam perkiraan keuangan konsisten dengan
prinsip akuntansi yang diharapkan akan digunakan dalam laporan keuangan historis
yang mencakup periode prospektif dan dengan prinsip akuntansi yang digunakan
dalam laporan keuangan historis yang paling akhir, serta proyeksi keuangan yang
konsisten dengan prinsip akuntansi yang diharapkan akan digunakan dalam periode
prospektif dan dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam laoran keuangan
historis yang paling akhir, jika ada, atau prinsip akuntansi tersebut konsisten dengan
tujuan penyajian.
e Penyajian laporan keuangan prospektif mengikuti panduan yang ditetapkan IAI yang
berlaku untuk laporan tersebut.
f Asumsi telah diungkapkan secara memadai berdasarkan panduan penyajian laporan
keuangan prospektif yang ditetapkan IAI.
5 PENGENDALIAN MUTU
Dalam penugasan audit, auditor independen bertanggung jawab untuk mematuhi
satandar auditig yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
Kantor Akuntan Publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia dalam pelaksanaan Audit. Oleh karena itu KAP harus
membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memberikan keyakinana
memadai tentang kesesuaian penugasan audit dengan standar auditing yang ditetapkan
oleh IAI.
Standar Auditing yang ditetapkan oleh IAI berkaitan dengan pelaksanaan penugasan
audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan dengan pelakasanaan
prkatik audit KAP secara keseluruhan.
Elemen-elemen pengendalian mutu
Elemen Tujuan Kebijakan dan Prosedur
Independensi Semua profesional harus
independen terhadap klien
manakala melaksanakan jasa
atestasi.
Mengkomunikasikan semua aturan independensi
kepada staf profesional.
Memonitor kesesuaian dengan aturan
independensi.
Penetapan personil
pada suatu
penugasan
Personil harus memperoleh
pelatihan teknis dan keahlian yang
dibutuhkan sesuai dengan
penugasan.
Menunjuk orang yang tepat yang akan diberi
penugasan.
Menetapkan bahwa dalam setiap penugasan
harus ada partner tertentu yang
bertanggungjawab atas penugasan yang
bersangkutan.
Konsultasi Personil harus memperoleh
bantuan (jika diperlukan) dari
orang yang memiliki keahlian,
pertimbangan dan kewenangan
Menunjuk orang sebagai ahli.
Menetapkan bidang-bidang dan situasi tertentu
yang membutuhkan konsultasi.
7
yang memadai.
Supervisi Pekerjaan pada setiap tingkatan
harus di supervisi untuk menjaga
agar pekerjaaan benar-benar telah
memenuhi standar mutu KAP.
Menetapkan prosedur untuk mereview kertas
kerja dan laporan.
Melaksanakan supervisi pekerjaan terus-
menerus.
Pengangkatan
Pegawai
Pegawai baru harus memiliki
kualifikasi tertentu untuk dapat
melakukan tugasnya secara
kompeten.
Membuat program pengangkatan pegawai baru
pada tingkat pemula.
Menetapkan kualifikasi untuk menilai calon
pegawai potensial pada setiap tingkat
profesional.
Pengembangan
Profesional
Personil harus memiliki
pengetahuan yang diperlukan agar
dapat memenuhi tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
Membuat program untuk mengembangkan
keahlian pada bidang-bidang khusus.
Menyediakan informasi bagi para personil
tentang hal-hal baru di bidang profesi.
Pengembangan
Karyawan
Personil harus memiliki
kualifikasi yang memungkinkan ia
memenuhi tanggungjawab yang
akan dibeerikan kepadanya di
waktu mendatang.
Menetapkan kualifikasi yang diperlukan untuk
setiap tingkat tanggungjawab dalam KAP.
Melakukan evaluasi personalia secara periodik.
Penerimaan dan
Keberlanjutan
Klien
KAP harus mengusahakan agar
tidak berhubungan kerja dengan
klien yang integritas
manajemennya diragukan.
Menetapkan kriteria untuk mengevaluasi klien
baru.
Menetapkan prosedur review untuk klien lama
yang akan memberi penugasan lanjutan.
Inspeksi KAP harus menentukan bahwa
prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan elemen-
elemen lain telah diterapkan
secara efektif.
Merumuskan lingkup dan isi program inspeksi.
Memberikan laporan hasil inspeksi kepada
tingkat manajemen yang sesuai dalam KAP.
6 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO 17 TAHUN 2008
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat
(1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang
diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan
Auditor Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10
(sepuluh) tahun.
Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa professional ikut bertanggung jawab bila
Pernyataan Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi mengenai Fakta
Material sesuai Undang-Undang sehingga informasi tersebut menyesatkan. Namun
tanggung jawab auditor terbatas pada pendapat yang diberikannya.
8
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011 tentang independensi
akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7 menyatakan dalam
penerimaan penugasan profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara
profesional dan memiliki independensi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:
3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, pada pasal 19 menyatakan
Akuntan Publik yang melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank wajib
a) Melakukan audit sesuai dengan standar professional akuntan publik serta perjanjian
kerja dan lingkup audit yang disepakati Bank dan Kantor Akuntan Publik
b) Memberitahukan pelanggaran perundang-undangan dan keadaan lain yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha bank selambat-lambatnya 7 ari setelah ditemukan.
c) Menyampaikan hasil audit dan Management Letter kepada Bank Indonesia.
d) Memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 10
tahun 1998.
Berikut ini beberapa point perubahan mendasar PMK No. 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik dibandingkan dengan KMK No. 423/KMK.06/2002 dan
KMK No. 359/KMK.06/2003
1 Pembatasan Masa Pemberian Jasa KAP dari sebelumnya 5 (lima) tahun buku
berturut-turut menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut
2 Akuntan Publik yang telah selesai dikenakan sanksi pembekuan izin dan akan
memberikan jasa kembali, wajib mengajukan permohonan kepada Sekretaris Jenderal
u/p Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan diantaranya : (1) menyerahkan bukti
mengikuti PPL paling sedikit 30 SKP, (2) berdomisili di wilayah Indonesia, (3) tidak
pernah mengundurkan diri dari keanggotaan IAPI. Dalam KMK sebelumnya tidak
diatur.
3 Persyaratan ijin usaha KAP ditambah memiliki auditor yang paling sedikit 1 (satu)
diantaranya beregister negara untuk akuntan. Dalam KMK sebelumnya tidak diatur.
4 Persyaratan ijin pembukaan cabang KAP ditambah : (1) memiliki NPWP cabang, (2)
memiliki auditor tetap yang salah satunya memiliki register negara untuk akuntan.
Dalam KMK sebelumnya tidak diatur.
5 Ketentuan lainnya mengenai pembukaan cabang KAP yang sebelumnya tidak diatur
adalah : Cabang KAP yang tidak mempunyai Pemimpin Cabang selama 6 (enam)
bulan dicabut ijin pembukaan cabangnya. Selain itu, Penggantian Pemimpin Cabang
wajib dilaporkan.
6 Beberapa ketentuan berkaitan dengan kerjasaman KAP dengan KAPA/OAA yang
sebelumnya tidak diatur antara lain : (1) Perjanjian kerjasama KAP dengan
KAPA/OAA harus disahkan oleh notaries, (2) OAA yang diperbolehkan melakukan
kerjasama dengan KAP paling sedikit harus memiliki keanggotaan di 20 (dua puluh)
negara, (3) Penulisan huruf nama KAPA/OAA yang melakukan kerjasama dengan
9
KAP dilarang melebihi besarnya huruf nama KAP, (4) KAP yang tidak melaporkan
bubarnya dan/atau putusnya hubungan dengan KAPA/OAA dalam jangka waktu
paling lama 6 bulan, dikenakan sanksi pembekuan ijin.
7 Laporan Auditor Independen (LAI) harus diberi nomor secara urut berdasarkan
tanggal penerbitannya. Hal ini terutama untuk tujuan tertib administrasi LAI. Selain
itu, juga sebagai control terhadap LAI dan membantu untuk mendeteksi adanya LAI
yang dipalsukan. Ketentuan mengenai hal ini sebelumnya tidak diatur.
8 Akuntan Publik harus menjadi anggota IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia),
sebelumnya Akuntan Publik harus menjadi anggota IA dan IAI-Kompartemen
Akuntan Publik (IAI-KAP). Dalam peraturan baru ini juga diatur bahwa Asosiasi
Akuntan Publik yang diakui adalah IAPI.
9 Mengenai Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) diatur bahwa USAP
diselenggarakan oleh IAPI, sebelumnya USAP diselenggarakan oleh IAI. Berkaitan
dengan pengalihan ini, diberikan masa transisi selama 6 bulan bagi IAI untuk tetap
dapat melaksanakan USAP sebelum dialihkan sepenuhnya kepada IAPI. Selain itu,
juga diatur bahwa Menteri Keuangan dapat melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan USAP (sebelumnya tidak diatur).
10 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) ditetapkan oleh IAPI, sebelumnya SPAP
ditetapkan oleh IAI-KAP. Disamping itu, juga diatur bahwa Menteri Keuangan
memantau dan mengevaluasi SPAP (sebelumnya tidak diatur).
11 Berkaitan dengan pembekuan ijin KAP/AP terdapat beberapa tambahan pengaturan
diantaranya : (1) AP/KAP/Cabang KAP yang memberikan jasa ketika belum
mendapatkan persetujuan pengaktifan ijin kembali setelah dikenakan sanksi
pembekuan ijin, dikenakan Sanksi Pembekuan Ijin, (2) KAP berbentuk usaha
persekutuan dibekukan ijin usahanya ketika seluruh rekan AP-nya dikenakan sanksi
pembekuan ijin, (3) Setelah sanksi pembekuan ijin berakhir, AP, KAP, dan Cabang
KAP jika masih ingin memberikan jasa wajib mengajukan permohonan pengaktifan
ijin kembali, (4) Sanksi pembekuan ijin diberikan paling banyak 2 kali (dalam
peraturan sebelumnya sanksi pembekuan ijin diberikan paling banyak 1 kali).
PASAR MODAL dan BAPEPAM
Berkembangnya pasar modal akan memberikan peran yang sangat penting bagi
akuntan khususnya akuntan publik mengingat keterkaitannya dengan informasi yang
dibutuhkan di pasar modal. Sesuai UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, peran
profesi akuntan menjadi sangat penting.
Secara garis besar peran akuntan di pasar modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pemeriksa laporan keuangan
Penyusun standar akuntansi.
10
Bagi perusahaan yang telah go public, dimana sebagian sahamnya dimiliki oleh
masyarakat luas, maka informasi yang tepat, cepat, dan terpercaya sangatlah dibutuhkan
untuk mengetahui posisi keuangan, hasil usaha, dan perkembangan perusahaan yang
pengelolanya dipercayakan kepada manajemen.
Untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat dan dapat dipercaya, laporan
keuangan haruslah disajikan sesuai dengan prinsip-pronsip akuntansi yang diterima
umum, dan untuk memastikan kewajarannya, laporan keuangan tersebut harus diaudit
oleh akuntan yang independen. Akuntan dalam kapasitas dan kompetensi profesionalnya
harus melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing dan mematuhi serta
menjunjung tinggi kode etik profesi.
Dalam mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia, peranan para akuntan
sebagai profesi kepercayaan publik menjadi sangat penting. Fungsi utama akuntan adalah
dalam rangka memberikan gambaran yang transparan mengenai posisi keuangan suatu
perusahaan dalam menginformasikan ke publik.
Persyaratan pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan
BAPEPAM.
1. Akuntan Publik
Tugas:
Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan
memberikan pendapatnya.
Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Indonesia dan ketentuan BAPEPAM
Memberikan petunjuk peaksanaan cara-cara pembukuan yang baik
(apabila diperlukan).
2. Konsultan Hukum
Melakuan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (Legal Audit)
Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion) terhadap emiten
dan perusahaan publik.
3. Legal Audit
Akte pendirian berikut perubahannya
Permodalan
Perizinan
Kepemilikan aset harus atas nama perusahaan
Perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri maupun luar negeri
Perkara baik perdata maupun pidana yang menyangkut perusahaan
maupun pribadi direksi
UMR
AMDAL
4. Notaris
11
Tugas:
Membuat Berita Acara RUPS
Membuat Akte Perubahan Anggaran Dasar
Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi efek.
5. Penilai
Adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani Leporan Penilai yaitu
pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan
menurut keahlian para penilai
Untuk memudahkan semua laporan neraca dan laporan keuangan suatu
perusahaan agar dapat di baca oleh masyarakat umum secara luas di perdagangan pasar
modal maka peran jasa akuntan seperti akuntan independen maupun akuntan public
sangat dibutuhkan keberadaannya dalam menganalisa kondisi keuangan atau asset yang
dimiliki dan menerjemahkan laporan keuangan suatu perusahaan agar perusahaan
tersebut dapat di minimalkan resiko-resiko kerugian ataupun keuntungannya dapat di
maksimalkan.
Sementara itu, aturan dalam Kode Etik juga mempengaruhi sikap akuntan
terhadap advertensi jasa akuntan publik. Orang cenderung bersikap positif terhadap suatu
objek apabila aturan yang ada memang melegalkan objek tertentu. Hal inilah yang
membuat peneliti mempunyai kerangka berpikir bahwa perubahan aturan dalam Kode
Etik IAI akan membawa perubahan sikap akuntan
12
DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret
2011, Jakarta : Salemba Empat, 2011.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
13