Klp 3 - Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Amami Dan Btm

10
AMAMI “PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN AMAMI DAN BTM” OLEH : NI KADEK SUCAHYANINGSIH P07134013006 MADE RINA RASTUTI P07134013016 BENNY TRESNANDA P07134013027 I KADEK MARDANA P07134013044 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

description

Klp 3 - Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Amami Dan Btm

Transcript of Klp 3 - Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Amami Dan Btm

AMAMI PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN AMAMI DAN BTM

OLEH : NI KADEK SUCAHYANINGSIHP07134013006MADE RINA RASTUTIP07134013016BENNY TRESNANDAP07134013027I KADEK MARDANAP07134013044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATANTAHUN AKADEMIK 2014/2015

PERATURAN PERUNDANGAN AMAMI DAN BTMAnalisa adalah usaha pemisahan suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen penyusunnya sehingga dapat dipakai sebagai data untuk komposisi suatu bahan. Amami merupakan suatu analisa yang bertujuan untuk menguraikan komponen-komponen penyusun pada makanan dan minuman sehingga diperoleh data mengenai komposisi bahan makanan dan minuman yang sedang dianalisis. I. Makanan dan Minumana. Pengertian MakananMakanan, adalah barang yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk permen karet dan sejenisnya, akan tetapi bukan obat. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Men.Kes/Per/XII/1976).b. Pengertian MinumanMinuman adalah segala sesuatu yang berupa cairan dan dapat dikonsumsi untuk menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya menunjuk pada cairan yang ditelan. c. Undang-Undang yang berkaitan dengan makanan dan minumanAdapun beberapa undang-undang tentang makanan dan minuman yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan diantaranya :1. Peraturan Menteri Kesehatan No.329/Men.Kes./Per./XII/1976 tentang Produksi dan peredaran makanan2. Peraturan Menteri Kesehatan No.330/Men.Kes./Per./XII/1976 tentang Wajib Daftar Makanan (pasal 30 : bagi pangan olahan wajib di daftarkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik produksi dalam negeri maupun yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia). 3. Peraturan Menteri Kesehatan No.01/Birhukmas/I/1975 tenteng Syarat- Syarat dan Pengawasan Air Minun.4. Peraturan Menteri Kesehatan No.110/Men.Kes./Per./XI/1975 tentang lodisasi Garam Konsumen.5. Keputusan Menkes RI No. 165/Menkes/SK/II/1986 tentang Persyaratan Garam Beryodium6. Keputusan Menkes RI No. 632/Menkes/SK/VI/1998 tentang Fortifikasi Tepung Terigu7. Peraturan Menteri Kesehatan No.76/Men.Kes./Per./XII/1975 tentang Ketentuan Peredaran dan Penandaan Susu Kental Manis.8. Permenkes RI No. 240/Menkes/Per/V/1985 tentang Pengganti Air Susu Ibu9. Keputusan Dirjen POM No. 02048/B/SK/VI/1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permenkes RI No. 240/Menkes/Per/V/1985 di bidang Pemasaran PASI10. Kep Menkes RI No. 00474/B/II/1987 tentang Keharusan Menyertakan Sertifikat Kesehatan dan Serifikat Bebas Radiasi untuk Makanan Impor11. Peraturan Menteri Kesehatan No.280/Men.Kes./Per./XI/1976 tentang Ketentuan Peredaran dan Penandaan Pada Makanan yang Mengandung Bahan Berasal dari Babi.12. Kep.Dirjen POM No. 02664/B/SK/VIII/1991 tentang Persyaratan Mutu dan Aman.13. Kep.Dirjen POM No. 02665/B/SK/VIII/1991 tentang Cara Produksi Makanan Bayi dan Anak.14. Peraturan Menteri Kesehatan No.86/Men.Kes./Per./VI/1977 tentang Minuman Keras.15. Peraturan Menteri Kesehatan No.23/Men.Kes./Per./I/1978 tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan.16. Peraturan Menteri Kesehatan No.79/Men.Kes./Per./III/1979 tentang Label dan Periklanan Makanan.17. Peraturan Menteri Kesehatan No.235/Men.Kes./Per./VI/1979 tentang Bahan Tambahan Makanan.18. Permenkes RI No. 382/Menkes/Per/VI/1989 tentang Pendaftaran Makanan.19. PP No.28 Th 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan20. UU No.36 Th 2009 tentang Kesehatan, Bagian ke enam belas pasal 109 -112 tentang Pengamanan Makanan dan minuman21. Permenkes No. 30 th 2013 tentang Informasi Gula, Garam, Lemak22. Keputusan Presiden No.3 tahun 1997 tentang Minuman Beralkohol23. Permenkes. RI No. 826/Menkes/Per/XII/1987 tentang Makanan Iradiasi. 24. Keputusan Menkes RI No. 00474/B/II/1987 tentang Keharusan Menyertakan Sertifikat Kesehatan dan Serifikat Bebas Radiasi untuk Makanan Impor25. Permenkes No. 180/Menkes/Per/IV/1985 tentang Makanan Kadaluwarsa (pasal 27 :Tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label makanan). 26. PP RI no. 69 th 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

Berdasarkan PP No.69 tahun 1999 label makanan harus memuat :

1.Bagian Utama harus mencantumkan : Nama DagangNama Jenis makananIsi bersih / NettoNama dan alamat pabrik / importir

2.Bagian lain dari label harus mencantumkan : Komposisi Nomor Pendaftaran (MD / ML ) Kode produksi Tanggal kadaluarsa yang dinyatakan dengan kalima Baik digunakan sebelum Petunjuk Penyimpanan (untuk produk-produk tertentu) Petunjuk Penggunaan Informasi Nilai Gizi (untuk produk-produk tertentu)

II. Bahan Tambahan Makanana. Pengertian Bahan Tambahan MakananBahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung / tidak langsung) suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.b. Undang-Undang yang berkaitan dengan Bahan Tambahan Makanan1. UU no 18 th 2012 ttg Pangan Bab VII tentang Keamanan Pangan, sanitasi pangan, BTM2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 235/Menkes/Per/VI/79 tentang Bahan Tambahan Makanan3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/Per/VI/79 tentang Perubahan Wajib Daftar Makanan4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 238/Menkes/SJ/VI/79 tentang Keharusan Menyertakan Sertifikat Analisa Pada Setiap Impor Bahan Tambahan Makanan5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/Menkes/Per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan Bab II Tentang Bahan Tambahan Makanan Yang Diizinkan Pasal 2(1)Bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam makanan dengan batas maksimum penggunaanya ditetapkan seperti tercantum dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.(2)Bahan tambahan makanan selain yang disebut pada ayat (1) hanya boleh digunakan sebagai bahan tambahan makanan setelah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direktur Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan berdasarkan penilaian seperti yang dimaksud pada pasal 5. Bab III Tentang Bahan Tambahan Yang Dilarang Pasal 3(1)Bahan tambahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan ditetapkan seperti tercantum dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.(2)Selain yang disebut pada ayat (1), khusus untuk bahan pewarna yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan, ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya. Pasal 4(1)Bahan yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dinyatakan sebagai bahan berbahaya bila digunakan pada makanan.(2)Makanan yang mengandung bahan yang disebut pada ayat (1) dinyatakan sebagai makanan berbahaya. Bab IV tentang Produksi, Impor Dan Peredaran Beberapa Bahan Tambahan Pangan yang dilarang digunakan untuk makanan berdasarkan Permenkes RI nomor 722 tahun 1998 dan Permenkes RI nomor 1168 tahun 1999 sebagai berikut :a. Asam borat dan turunannya, contoh : Borax ( Natrium Tetra Borat). b. Asam salisilat dan garamnya. c. Dulsind. Dietil Pirokarbonate.Formalin atau Formaldehidaf.Kloramfenikolg. Nitrofurazonh. Minyak nabati yang dibrominasii.Kalium Kloratj.Kalium Bromat

6. Permenkes RI No.1186 tahun 1999 tentang Perubahan atas Permenkes RI No.722/Menkes/ Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan7. Dalam UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan , BTP diatur dalam Bagian Kedua Pasal 10, 11 dan 12. 8. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 239/Menkes/ Per/V/1985, menetapkan 30 zat pewarna tertentu yang dinyatakan berbahaya. Zat pewarna yang dilarang diantaranya auramine, alkanet, butter yellow, black 7984, burn umber, chrysbidine, chrysoine S, dll.

DAFTAR PUSTAKASimboro, Syarief, 2013. Makanan dan Minuman Bag.1. Online. h t t p : / / s y a r I e f s I m b o ro.blogspot.com/2013/02/uuk-makanan-dan-minuman-bag-1.html (diakses 5 Maret 2015)Menkes, 2001. Produk Hukum dalam Negeri-Menkes 722. Online. ht t p : / / s t o r a g e . j a k s t I k . a c . I d/ProdukHukum/DalamNegri/Menkes_722.pdf (diunduh 4 Maret 2015.Nuwrrlhiyyaa, 2013. UUD yang berhubungan dengan bahan makanan. Online. h t t p : // n u w rr l hiyyaa.blogspot.com/2013/11/uud-yang-berhubungan-dengan-bahan.html (diakses 4 Maret 2015)