KLP. 2

23
KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL ”Kebijakan Poned dan Ponek” Oleh : Kelompok 2 D-IV Keperawatan 1. I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008) 2. I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120214015) 3. I Wayan Yoga Adi Purnama (P07120214025) 4. Ngakan Raka Saputra

description

ponek dan poned haohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh oaccccccccccccccccccch8auchauhca oaaaaaaahischoachiach ioachajchbjsjhaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhiiiiiiiiiiiiiiiiasjjjjjjjjjjjjjjjjjj

Transcript of KLP. 2

Page 1: KLP. 2

KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

”Kebijakan Poned dan Ponek”

Oleh :

Kelompok 2

D-IV Keperawatan

1. I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008)2. I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120214015)3. I Wayan Yoga Adi Purnama (P07120214025)4. Ngakan Raka Saputra (P07120214036)5. I Putu Dharma Partana (P07120214038)

Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Denpasar

Tahun Ajaran 2015

Page 2: KLP. 2

A. PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS ESENSIAL DASAR (PONED)

1. Pengertian Poned

Poned merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.

Poned dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang

boleh memberikan Poned yaitu dokter, bidan, perawat dan tim Poned Puskesmas beserta

penanggung jawab terlatih. Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh

puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan

obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas Poned merupakan puskesmas yang siap 24 jam,

sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan

puskesmas non perawatan disipakan untuk mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat

obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan Poned.

2. Batasan Dalam Poned

Dalam Ponek bidan boleh memberikan:

a. Injeksi antibiotika

b. Injeksi uterotonika

c. Injeksi sedative

d. Plasenta manual

e. Ekstraksi vacuum

f. Tranfusi darah

g. Operasi SC

3. Indikator Kelangsungan dari Puskesmas Poned

a. Kebijakan tingkat PUSKESMAS

b. SOP (Sarana Obat Peralatan)

c. Kerjasama Rumah Sakit Poned

d. Dukungan Diskes

e. Kerjasama SpOG

f. Kerjasama bidan desa

g. Kerjasama Puskesmas Non Poned

h. Pembinaan AMP

Page 3: KLP. 2

i. Jarak Puskesmas Poned dengan Rumah Sakit

4. Tujuan Poned

Poned diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk

memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.

5. Hambatan dan Kendala dalam Penyelenggaraan Poned

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :

a. Mutu SDM yang rendah

b. Sarana prasarana yang kurang

c. Ketrampilan yang kurang

d. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non

PONED belum maksimal

e. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran).

f. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

6. Tugas Puskesmas Poned

a. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan

Pondok bersalin Desa

b. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang

c. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra

hospital.

7. Syarat Puskesmas Poned

a. Pelayanan buka 24 jam

b. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih Poned dan siap melayani 24 jam

c. Tersedia alat transportasi siap 24 jam

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis

Obgyn dan spesialis anak sebagai

8. Petugas Pelaksana Poned

a. Dokter umum 2 orang

b. Bidan 8 orang

c. Perawat

Page 4: KLP. 2

d. Petugas yang telah mendapat pelatihan Poned

9. Pelayanan yang Dilaksanakan

Pelayanan Poned

a. Pelayanan KIA/KB

b. Pelayanan ANC & PNC

c. Pertolongan Persalinan normal

d. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil

e. Penatalaksanaan Bumil Resti

f. Perawatan Bumil sakit

g. Persalinan Sungsang

h. Partus Lama

i. KPD

j. Gemeli

k. Pre Eklamsia

l. Perdarahan Post Partum

m. Ab. Incomplitus

n. Distosia Bahu

o. Asfiksia

p. BBLR

q. Hypotermia

r. Komponen pelayanan maternal

1. Pre eklamsia/eklamsia

2. Tindakan obstetri pada pertolongan persalinan

3. Perdarahan postpartum

4. Infeksi nifas

s. Komponen pelayanan neonatal

1. Bayi berat lahir rendah

2. Hipotermi

3. Hipoglikemi

4. Ikterus/hiperbilirubinemia

5. Masalah pemberian nutrisi

6. Asfiksia pada bayi

7. Gangguan nafas

Page 5: KLP. 2

8. Kejang pada bayi baru lahir

9. Infeksi neonatal

10. Rujukan dan transportasi bayi baru lahir

10. Faktor Pendukung Keberhasilan Poned Puskesmas

a. Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)

b. Sistem rujukan yang mantap dan berhasil

c. Peran serta aktif bidan desa

d. Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai

e. Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.

f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart

pelayanan minimal.

B. PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPERHENSIF

(PONEK)

1. Pengertian Ponek

Ponek adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di

Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :

a. seksia sesaria,

b. Histerektomi,

c. Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,

d. Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,

e. Tranfusi darah.

Rumah Sakit Ponek 24 Jam adalah Rumah Sakit yang memiliki kemampuan

serta fasilitas Ponek siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau

atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas Poned.

Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk

menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.

Regionalisasi pelayanan obsetri dan Neonatal adalah suatu system pembagian

wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau

Page 6: KLP. 2

oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindaka

darurat sesuai standar. Reionalisasi menjamin agar system rujukan kesehatan

berjalan secaara optimal.

Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana

pelayanan primer kepada sarana kesehatan kesehatan sekunder dan tersier. Rumah

sakit Ponek 24 jam adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan

kedaruratan material dan neonatal secara komprehensif dan integrasi 24 jam.

2. Tujuan

a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam

pelayanan Ponek.

b. Terbentuknya Tim Ponek Rumah Sakit.

c. Tercapainya kemampuan teknis Tim Ponek sesuai standar.

d. Adanya kordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab

program pada tingkat kabupaten/kota, profinsi, dan pusat dalam manajemen

program Ponek.

3. Dasar Hukum

1) Undang-undang republic Indonesa Nomor 23 Tahun 1992 tentang KEsehatan

(Lembaga Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Neara RI

Nomor 3495)

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang tentang

praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomoer 4431)

3) Undang-undang Repblik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 4437)

4) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 169b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang

Rumah Sakit

5) Keputusan Menteri Kesehtan Republik Indonesia Nomor

1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Perorangan dan Upaya

Kesehatan Masyarakat.

Page 7: KLP. 2

7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1045/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Kesehatan.

8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di

Lingkungan Departemen Kesehatan

9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

512/Menkes/Per/IV/2007 tentang izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran

4. Fungsi rumah sakit

a. Pelayanan

Rumah sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani

oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan, perawat)

b. Pendidikan

Rumah sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah

sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga

mampu melakukan tindakan sesuai dengan standard an kewenangannya untk

menyelesaikan kasus darurat.

c. Penelitian

Rumah sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun

wilayah krja dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

5. Langkah-langkah Kebijakan Reionalisasi

a. Tentukan wilayah rujukan

b. Persiapkan sumber daya manusia (dokter, bidan dan perawa) pada wilayah

pelayanan primer – ada 4 Puskesmas yang melaksanakan Poned) dan rumah sakit.

c. Buatkan kebijakan (SK, Perda) yang mendukung pelayanan regional dan dana

dukungan

d. Pembentukan organisasi Tim Ponek rumah sakit (Dokter SpOG, Dokter SpA,

dokter umum UGD, bidan dan Perawat) melalui SK Direktur Rumah Sakit

e. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh direktur Rumah Sakit

Page 8: KLP. 2

f. Meningkatkan fungsi pengawasan Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan Tim

Perinatologi Resiko Tinggi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan

Ponek.

g. Evaluasi Kinerja.

6. Upaya Pelayanan Ponek:

a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive

b. Peanganan kaus gawat darurat oleh tim Ponek RS di ruang tindakan

c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomy, dan sektio saesaria

d. Perawatan intensif ibu dan bayi

e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada Ponek kelas, antara

lain:

a. Ponek rumah Sakit Kelas C

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

Pelayanan Kehamilan

Pelayanan Persalinan

Pelayanan Nifas

Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)

Immunisasi dan Stimulasi Detektif Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK)

2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi

Masa antenatal

Perdarahan pada kehamilan muda

Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut

Gerak janin tidak dirasakan

Demam dalam kehamilan dan persalinan

Kehamulan ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Kehamulan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau

koma, tekanan darah tinggi.

Masa intranatal

Persalinan dengan parut uterus

Persalinan dengan distensi uterus

Page 9: KLP. 2

Gawat janin dalam persalinana

Pelayanan terhadap syok

Ketuban pecah dini

Persalinan lama

Induksi dan akselerasi persalinan

Aspirasi vakum manual

Ekstraksi cunam

Seksio sesarea

Episotomi

Kraniotomi dan kraniosenresis

Malpresentasi dan malposisi

Distosia bahu

Prolapses tali pusat

Plasenta manual

Perbaikan robean serviks

Perbaikan robekan vagina dan perineum

Perbaikan robekan dindin uterus

Reposisi inersio uteri

Histerektomi

Sukar bernafas

Kompresi bimanual dan aorta

Dilatasi dan kuretase

Ligase arteri uterine

Bayi baru lahir dengan asfiksia

BBLR

Resusitasi bayi baru lahir

Anastesia umum dan local untuk seksio sesaria

Anestasia spinal, kelamin

Blok paraservikal

Blok pudendal

Masa Post Natal

Masa nifas

Demam pasca persalinan

Page 10: KLP. 2

Perarahan pasca persalinan

Nyeri perut pasca persalinan

Keluarga berencana

Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

Hiperbilirubinemi

Asfiksia

Trauma kelahiran

Hipoglikemi

Kejang

Sepsi neonatal

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Gangguan pernafasan

Kelainan jantung (pyah jantun, payah jantung bawaan, PDA)

Gangguan Pendarahan

Renjatan (shock)

Aspirasi meconium

Koma

Inisiasi dini ASI (breast Feeding)

Kanaroo Mother Care

Resusitasi Neonatus

Penyakit Membran Hyalin

Pemberian minum pada bayi risiko tinggi

4. Pelayanan Ginekologis

Kehamilan ektopik

Perdarahan uterus disfungsi

Perdarahan menoragia

Kista ovarium akut

Radang pelvik akut

Abses Pelvik

Infeksi Saluran Genetalia

HIV/AIDS

5. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah

Page 11: KLP. 2

b. Ponek Rumah Sakit Kelas B

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

Pelayanan kehamilan

Pelayanan persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif

Pelayanan Nifas

Asuhan Bayi Baru Lahir (level 2)

Immunisasi dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK)

Intensive Care Unit (ICU)

NICU

Endoskopi

2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Dengan risiko Tinggi

Masa Antenatai

Perdarahan pada kehamilan muda / abortus

Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Hipertensi, preeklampsi / Eklampsi

Perdarahan pada masa kehamilan

Kehamilan metabolik

Kelaian vaskular/jantung

Masa Intranatal

Persalinan dengan parut uterus

Persalinan dengan distensi uterus

Gawat janin dalam persalinan

Pelayanan terhadap syok

Ketuban pecah dini

Persalinan macet

Induksi dan akselerasi persalinan

Aspirasi vakum manual

Ekstraksi Cunam

Seksio sesarea

Episiotomi

Kraniotomi dan kraniosentesis

Malpresentasi malposisi

Page 12: KLP. 2

Distosia bahu

Prolapsus tali pusat

Plasenta manual

Perbaikan robekan serviks

Perbaikan robekan vagina dan perinium

Perbaikan robekan uterus

Reposisi inersio uteri

Histerektomi

Sukar bernapas

Kompresi bimanual dan aorta

Dilatasi dan dan kuretase

Ligase arteri uterina

Anestesia umum dan lokal untuk sesio sesaria

Anestesia spinal dan ketamin

Blok pudendal

Masa Post Natal

Masa nifas

Demam pasca persalinan

Perdarahan pasca persalinan

Nyeri perut pasca persalina

Keluarga berencana

Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

Hiperbilirubinema

Asfiksia

Trauma kelahiran

Hipoglikemi

Kejang

Sepsis neonatal

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Gangguan pernapasan

Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)

Gangguan perdarahan

Renjatan (shock)

Page 13: KLP. 2

Aspirasi mekonium

Koma

Inisiasin dini ASI (Breast Feeding)

Kangaroo Mother care

Resusitasi neonatus

Penyakit membran hyalin

Pemberian minum padabayi risiko tinggi

Pemberian cairan parenteral

Kelaina bawaan

4. Pelayanan Ginekologis

Kehamilan ektopik

Perdarahan uterus disfungsi

Perdarahan menoragia

Kista ovarium akut

Radang pelvik akut

Abses pelvik

Infeksi Saluran Genetalia

HIV-AIDS

5. Perawatan Intensif Neonatal

7. Pelayanan Penunjang Medik

1) Pelayanan Darah

a. Jenis pelayanan

Merencanakan kebutuhan darah di RS

Menerima darah dari UTD yang telah memenugi syarat uji sarin reaktif)

dan telah dikonfirmasi golongan darah

Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah

Memantau persedia darah harian / mingguan

Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus pada darah

donor dan darah recipient

Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan ABO/ rhesus

ke Unit Transfusi darah / UTD secara berjenjang

Bagi rumah sakit yang tidak memeiliki fasilitas unit transfuse darah / Bank

darah dianjurkan untuk membuat kerja sama dengan penyedia fasilitas

tersebut.

Page 14: KLP. 2

b. Tempat Pelayanan

Unit Transfusi darah /UTD PMI

Unit transfuse darah UTD Rumah Sakit

Bank Darah rumah sakit / BDRS

c. Kompetensi

Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan transfuse darah dan Bank

darah rumah sakit

Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan tentang (transfuse

darah, penyimpanan darah. Pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan uji

silang, pemantapan mutu internal, pencatatan, pelaporan, pelacakan dan

dokumentasi dan kewaspadaan universal (universal precaution)

d. Sumber Daya Manusia

Dokter

Para medis Teknologo Tranfusi Darah (PTTD)

Tenaga administrator

Pekarya

e. Ruang Pelayanan Darah

Ukuran minimal 24 m2

f. Fasilitas Peralatan

Peralatan utama

2) Perawatan Intensif

a. Jenis Pelayanan

Pemantauan terapi cairan

Pengawasan gawat nafas / ventilator

Perawatan sepsis

b. Tempat Pelayanan

Unit Perawatan Intensif

c. Kompetensi

Pelayanan pengeloaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjanan

kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta

mencegah penyulit pada pasien medic dan bedah yang beresiko.

Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.

d. Sumber Daya Manusia

Page 15: KLP. 2

Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantun paru

Dokter spesialis Anestesiologi

e. Ruang Pelayanan

Ruang Pelayanan Intensif (ICU) 75 m2

3) Pencitraan

a. Radiologi

b. USG / Ibu dan neonatal

4. Laboratorium

a. Pemeriksaan rutin darah, urin

b. Kultur darah, urin, pus

c. Kimia

Kriteria Umum Rumah Sakit Ponek

Ada dokter jaga yang terlatih di UD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara

umum maupun emergensi obsetri – neonatal

Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti latihan tim PONEK di rumah sakit

meliputi resusitasi neonates, kegawatdaruratan obstrik dan neonates

Mempunyai Standar operating prosedur penerimaan dan penanganan pasien

kegawat daruratan obstetric dan neonatal

Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstetric dan

neonatal

Mempunyai prosedur pendelegasiam wewenang tertentu

Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, dikamar bersalin

kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.

Tersedia ruang operasi yang siap siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada

kasus emergensi obstetric atau umum

Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi atau melaksanakan

tugas sewaktu waktu, meskipun on call

Adanya dukungan semua pihak dalam team pelayanan ponek, antara lain

kebidanan, doter anak, dokter atau petugas anastesi, dokter penyakit dalam,

dokter spesialis lain dokter umum, bidan dan perawat

Tersedianya pelayanan darah yang siap 24 jam

Page 16: KLP. 2

Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam ponek, seperti

laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat

penunjang yang selalu siap sedia.

Bahan

- Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak, cairan dll)

- Permukaan metal harus bebas karat atau bercak

- Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak

stabil)

- Roda perlengapan harus lengkap dan berfungsi baik

- Instrument yang siap digunakan harus disterilisasi

- Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dansteker

menempel dengan kokoh)

Bahan

Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk mmenuhi

kebutuhan unit ini

Kriteria Khusus

1. Sumber Daya Manusia

Memiliki tim ponek esnsial yang terdiri dari:

- 1 dokter spesialis kebidanan kandunan

- 1 dokter spesialis anak

- 1 dokter di unit gawat darurat

- 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyedia)

- 2 orang perawat

Tim ponek ideal ditambah:

- 1 dokter spesialis anasthesi / perawat anasthesi

- 10 bidan pelaksana

- 10 perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)

- 1 Petugas laboratorium

- 1 pekarya kesehatan

- 1 petugas administrasi

Page 17: KLP. 2

Daftar PustakaMenteri Kesehatan Republik Indonesia.2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008.Jakarta:Kementerian Kesehatan

Priskilla, Mariska. 2013. Pengertian Poned Ponek. (Online). Available :

https://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-Poned-ponek/ (11

Maret 2015)

Departemen Kesehatan.2013.Pedoman Puskesmas Poned .(online) . Available :

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2014/03/

PEDOMAN-PUSKESMAS-PONED-2013.pdf (11 Maret 2015)

Waspodo ,Joko dkk. 2005. Pelayanan Kegawat daruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar.

(Online). Available: