KLP. 2
-
Upload
dharma-partana -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of KLP. 2
KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
”Kebijakan Poned dan Ponek”
Oleh :
Kelompok 2
D-IV Keperawatan
1. I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008)2. I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120214015)3. I Wayan Yoga Adi Purnama (P07120214025)4. Ngakan Raka Saputra (P07120214036)5. I Putu Dharma Partana (P07120214038)
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Denpasar
Tahun Ajaran 2015
A. PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS ESENSIAL DASAR (PONED)
1. Pengertian Poned
Poned merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.
Poned dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan Poned yaitu dokter, bidan, perawat dan tim Poned Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih. Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh
puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan
obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas Poned merupakan puskesmas yang siap 24 jam,
sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan
puskesmas non perawatan disipakan untuk mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat
obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan Poned.
2. Batasan Dalam Poned
Dalam Ponek bidan boleh memberikan:
a. Injeksi antibiotika
b. Injeksi uterotonika
c. Injeksi sedative
d. Plasenta manual
e. Ekstraksi vacuum
f. Tranfusi darah
g. Operasi SC
3. Indikator Kelangsungan dari Puskesmas Poned
a. Kebijakan tingkat PUSKESMAS
b. SOP (Sarana Obat Peralatan)
c. Kerjasama Rumah Sakit Poned
d. Dukungan Diskes
e. Kerjasama SpOG
f. Kerjasama bidan desa
g. Kerjasama Puskesmas Non Poned
h. Pembinaan AMP
i. Jarak Puskesmas Poned dengan Rumah Sakit
4. Tujuan Poned
Poned diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk
memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.
5. Hambatan dan Kendala dalam Penyelenggaraan Poned
Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :
a. Mutu SDM yang rendah
b. Sarana prasarana yang kurang
c. Ketrampilan yang kurang
d. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non
PONED belum maksimal
e. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran).
f. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai
6. Tugas Puskesmas Poned
a. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan
Pondok bersalin Desa
b. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
c. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra
hospital.
7. Syarat Puskesmas Poned
a. Pelayanan buka 24 jam
b. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih Poned dan siap melayani 24 jam
c. Tersedia alat transportasi siap 24 jam
d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis
Obgyn dan spesialis anak sebagai
8. Petugas Pelaksana Poned
a. Dokter umum 2 orang
b. Bidan 8 orang
c. Perawat
d. Petugas yang telah mendapat pelatihan Poned
9. Pelayanan yang Dilaksanakan
Pelayanan Poned
a. Pelayanan KIA/KB
b. Pelayanan ANC & PNC
c. Pertolongan Persalinan normal
d. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
e. Penatalaksanaan Bumil Resti
f. Perawatan Bumil sakit
g. Persalinan Sungsang
h. Partus Lama
i. KPD
j. Gemeli
k. Pre Eklamsia
l. Perdarahan Post Partum
m. Ab. Incomplitus
n. Distosia Bahu
o. Asfiksia
p. BBLR
q. Hypotermia
r. Komponen pelayanan maternal
1. Pre eklamsia/eklamsia
2. Tindakan obstetri pada pertolongan persalinan
3. Perdarahan postpartum
4. Infeksi nifas
s. Komponen pelayanan neonatal
1. Bayi berat lahir rendah
2. Hipotermi
3. Hipoglikemi
4. Ikterus/hiperbilirubinemia
5. Masalah pemberian nutrisi
6. Asfiksia pada bayi
7. Gangguan nafas
8. Kejang pada bayi baru lahir
9. Infeksi neonatal
10. Rujukan dan transportasi bayi baru lahir
10. Faktor Pendukung Keberhasilan Poned Puskesmas
a. Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
b. Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
c. Peran serta aktif bidan desa
d. Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
e. Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart
pelayanan minimal.
B. PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPERHENSIF
(PONEK)
1. Pengertian Ponek
Ponek adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di
Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
a. seksia sesaria,
b. Histerektomi,
c. Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
d. Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
e. Tranfusi darah.
Rumah Sakit Ponek 24 Jam adalah Rumah Sakit yang memiliki kemampuan
serta fasilitas Ponek siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas Poned.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
Regionalisasi pelayanan obsetri dan Neonatal adalah suatu system pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindaka
darurat sesuai standar. Reionalisasi menjamin agar system rujukan kesehatan
berjalan secaara optimal.
Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan kesehatan sekunder dan tersier. Rumah
sakit Ponek 24 jam adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kedaruratan material dan neonatal secara komprehensif dan integrasi 24 jam.
2. Tujuan
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan Ponek.
b. Terbentuknya Tim Ponek Rumah Sakit.
c. Tercapainya kemampuan teknis Tim Ponek sesuai standar.
d. Adanya kordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab
program pada tingkat kabupaten/kota, profinsi, dan pusat dalam manajemen
program Ponek.
3. Dasar Hukum
1) Undang-undang republic Indonesa Nomor 23 Tahun 1992 tentang KEsehatan
(Lembaga Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Neara RI
Nomor 3495)
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang tentang
praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomoer 4431)
3) Undang-undang Repblik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4437)
4) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 169b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang
Rumah Sakit
5) Keputusan Menteri Kesehtan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat.
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
4. Fungsi rumah sakit
a. Pelayanan
Rumah sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani
oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan, perawat)
b. Pendidikan
Rumah sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah
sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga
mampu melakukan tindakan sesuai dengan standard an kewenangannya untk
menyelesaikan kasus darurat.
c. Penelitian
Rumah sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun
wilayah krja dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
5. Langkah-langkah Kebijakan Reionalisasi
a. Tentukan wilayah rujukan
b. Persiapkan sumber daya manusia (dokter, bidan dan perawa) pada wilayah
pelayanan primer – ada 4 Puskesmas yang melaksanakan Poned) dan rumah sakit.
c. Buatkan kebijakan (SK, Perda) yang mendukung pelayanan regional dan dana
dukungan
d. Pembentukan organisasi Tim Ponek rumah sakit (Dokter SpOG, Dokter SpA,
dokter umum UGD, bidan dan Perawat) melalui SK Direktur Rumah Sakit
e. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh direktur Rumah Sakit
f. Meningkatkan fungsi pengawasan Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan Tim
Perinatologi Resiko Tinggi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan
Ponek.
g. Evaluasi Kinerja.
6. Upaya Pelayanan Ponek:
a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive
b. Peanganan kaus gawat darurat oleh tim Ponek RS di ruang tindakan
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomy, dan sektio saesaria
d. Perawatan intensif ibu dan bayi
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada Ponek kelas, antara
lain:
a. Ponek rumah Sakit Kelas C
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
Pelayanan Kehamilan
Pelayanan Persalinan
Pelayanan Nifas
Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
Immunisasi dan Stimulasi Detektif Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
Masa antenatal
Perdarahan pada kehamilan muda
Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
Gerak janin tidak dirasakan
Demam dalam kehamilan dan persalinan
Kehamulan ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamulan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau
koma, tekanan darah tinggi.
Masa intranatal
Persalinan dengan parut uterus
Persalinan dengan distensi uterus
Gawat janin dalam persalinana
Pelayanan terhadap syok
Ketuban pecah dini
Persalinan lama
Induksi dan akselerasi persalinan
Aspirasi vakum manual
Ekstraksi cunam
Seksio sesarea
Episotomi
Kraniotomi dan kraniosenresis
Malpresentasi dan malposisi
Distosia bahu
Prolapses tali pusat
Plasenta manual
Perbaikan robean serviks
Perbaikan robekan vagina dan perineum
Perbaikan robekan dindin uterus
Reposisi inersio uteri
Histerektomi
Sukar bernafas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan kuretase
Ligase arteri uterine
Bayi baru lahir dengan asfiksia
BBLR
Resusitasi bayi baru lahir
Anastesia umum dan local untuk seksio sesaria
Anestasia spinal, kelamin
Blok paraservikal
Blok pudendal
Masa Post Natal
Masa nifas
Demam pasca persalinan
Perarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalinan
Keluarga berencana
Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Hiperbilirubinemi
Asfiksia
Trauma kelahiran
Hipoglikemi
Kejang
Sepsi neonatal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan pernafasan
Kelainan jantung (pyah jantun, payah jantung bawaan, PDA)
Gangguan Pendarahan
Renjatan (shock)
Aspirasi meconium
Koma
Inisiasi dini ASI (breast Feeding)
Kanaroo Mother Care
Resusitasi Neonatus
Penyakit Membran Hyalin
Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
4. Pelayanan Ginekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang pelvik akut
Abses Pelvik
Infeksi Saluran Genetalia
HIV/AIDS
5. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah
b. Ponek Rumah Sakit Kelas B
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
Pelayanan kehamilan
Pelayanan persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
Pelayanan Nifas
Asuhan Bayi Baru Lahir (level 2)
Immunisasi dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
Intensive Care Unit (ICU)
NICU
Endoskopi
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Dengan risiko Tinggi
Masa Antenatai
Perdarahan pada kehamilan muda / abortus
Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Hipertensi, preeklampsi / Eklampsi
Perdarahan pada masa kehamilan
Kehamilan metabolik
Kelaian vaskular/jantung
Masa Intranatal
Persalinan dengan parut uterus
Persalinan dengan distensi uterus
Gawat janin dalam persalinan
Pelayanan terhadap syok
Ketuban pecah dini
Persalinan macet
Induksi dan akselerasi persalinan
Aspirasi vakum manual
Ekstraksi Cunam
Seksio sesarea
Episiotomi
Kraniotomi dan kraniosentesis
Malpresentasi malposisi
Distosia bahu
Prolapsus tali pusat
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Perbaikan robekan vagina dan perinium
Perbaikan robekan uterus
Reposisi inersio uteri
Histerektomi
Sukar bernapas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan dan kuretase
Ligase arteri uterina
Anestesia umum dan lokal untuk sesio sesaria
Anestesia spinal dan ketamin
Blok pudendal
Masa Post Natal
Masa nifas
Demam pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalina
Keluarga berencana
Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Hiperbilirubinema
Asfiksia
Trauma kelahiran
Hipoglikemi
Kejang
Sepsis neonatal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan pernapasan
Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)
Gangguan perdarahan
Renjatan (shock)
Aspirasi mekonium
Koma
Inisiasin dini ASI (Breast Feeding)
Kangaroo Mother care
Resusitasi neonatus
Penyakit membran hyalin
Pemberian minum padabayi risiko tinggi
Pemberian cairan parenteral
Kelaina bawaan
4. Pelayanan Ginekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang pelvik akut
Abses pelvik
Infeksi Saluran Genetalia
HIV-AIDS
5. Perawatan Intensif Neonatal
7. Pelayanan Penunjang Medik
1) Pelayanan Darah
a. Jenis pelayanan
Merencanakan kebutuhan darah di RS
Menerima darah dari UTD yang telah memenugi syarat uji sarin reaktif)
dan telah dikonfirmasi golongan darah
Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
Memantau persedia darah harian / mingguan
Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus pada darah
donor dan darah recipient
Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan ABO/ rhesus
ke Unit Transfusi darah / UTD secara berjenjang
Bagi rumah sakit yang tidak memeiliki fasilitas unit transfuse darah / Bank
darah dianjurkan untuk membuat kerja sama dengan penyedia fasilitas
tersebut.
b. Tempat Pelayanan
Unit Transfusi darah /UTD PMI
Unit transfuse darah UTD Rumah Sakit
Bank Darah rumah sakit / BDRS
c. Kompetensi
Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan transfuse darah dan Bank
darah rumah sakit
Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan tentang (transfuse
darah, penyimpanan darah. Pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan uji
silang, pemantapan mutu internal, pencatatan, pelaporan, pelacakan dan
dokumentasi dan kewaspadaan universal (universal precaution)
d. Sumber Daya Manusia
Dokter
Para medis Teknologo Tranfusi Darah (PTTD)
Tenaga administrator
Pekarya
e. Ruang Pelayanan Darah
Ukuran minimal 24 m2
f. Fasilitas Peralatan
Peralatan utama
2) Perawatan Intensif
a. Jenis Pelayanan
Pemantauan terapi cairan
Pengawasan gawat nafas / ventilator
Perawatan sepsis
b. Tempat Pelayanan
Unit Perawatan Intensif
c. Kompetensi
Pelayanan pengeloaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjanan
kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medic dan bedah yang beresiko.
Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.
d. Sumber Daya Manusia
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantun paru
Dokter spesialis Anestesiologi
e. Ruang Pelayanan
Ruang Pelayanan Intensif (ICU) 75 m2
3) Pencitraan
a. Radiologi
b. USG / Ibu dan neonatal
4. Laboratorium
a. Pemeriksaan rutin darah, urin
b. Kultur darah, urin, pus
c. Kimia
Kriteria Umum Rumah Sakit Ponek
Ada dokter jaga yang terlatih di UD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergensi obsetri – neonatal
Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti latihan tim PONEK di rumah sakit
meliputi resusitasi neonates, kegawatdaruratan obstrik dan neonates
Mempunyai Standar operating prosedur penerimaan dan penanganan pasien
kegawat daruratan obstetric dan neonatal
Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstetric dan
neonatal
Mempunyai prosedur pendelegasiam wewenang tertentu
Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, dikamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
Tersedia ruang operasi yang siap siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada
kasus emergensi obstetric atau umum
Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi atau melaksanakan
tugas sewaktu waktu, meskipun on call
Adanya dukungan semua pihak dalam team pelayanan ponek, antara lain
kebidanan, doter anak, dokter atau petugas anastesi, dokter penyakit dalam,
dokter spesialis lain dokter umum, bidan dan perawat
Tersedianya pelayanan darah yang siap 24 jam
Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam ponek, seperti
laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap sedia.
Bahan
- Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak, cairan dll)
- Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
- Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil)
- Roda perlengapan harus lengkap dan berfungsi baik
- Instrument yang siap digunakan harus disterilisasi
- Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dansteker
menempel dengan kokoh)
Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk mmenuhi
kebutuhan unit ini
Kriteria Khusus
1. Sumber Daya Manusia
Memiliki tim ponek esnsial yang terdiri dari:
- 1 dokter spesialis kebidanan kandunan
- 1 dokter spesialis anak
- 1 dokter di unit gawat darurat
- 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyedia)
- 2 orang perawat
Tim ponek ideal ditambah:
- 1 dokter spesialis anasthesi / perawat anasthesi
- 10 bidan pelaksana
- 10 perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
- 1 Petugas laboratorium
- 1 pekarya kesehatan
- 1 petugas administrasi
Daftar PustakaMenteri Kesehatan Republik Indonesia.2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008.Jakarta:Kementerian Kesehatan
Priskilla, Mariska. 2013. Pengertian Poned Ponek. (Online). Available :
https://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-Poned-ponek/ (11
Maret 2015)
Departemen Kesehatan.2013.Pedoman Puskesmas Poned .(online) . Available :
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2014/03/
PEDOMAN-PUSKESMAS-PONED-2013.pdf (11 Maret 2015)
Waspodo ,Joko dkk. 2005. Pelayanan Kegawat daruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar.
(Online). Available:
http://whoindonesia.healthrepository.org/bitstream/123456789/650/1/Pelatihan
%20Pelayanan%20Kegawatdaruratan%20Obstetri%20Neonatal%20Esensial
%20Dasar%20-%20Buku%20Acuan%20%28INO%20CAH%20002%20SE-04-
226074%29.PDF (11 Maret 2015)