k.;l.l 6t} bo...P l< A K A T A Penelitian iJili untuk melinat hubun,an I a11tara lebar gin,iva...
Transcript of k.;l.l 6t} bo...P l< A K A T A Penelitian iJili untuk melinat hubun,an I a11tara lebar gin,iva...
LAPORAN PENELITIAN
PERANAN GUSI BJ!RKERATINASI TERHADAP KEBERSIHAN MULUT
0 L B H 1
SOBTOMO NAWAWI
Dilak.sanakan atas biaya 1 .
Dana PenunjanJ Pendidikan Uoivenitas Gadjah Mada Deqan Surat Perjaojiao. Pelaksanaao Penelitian : No. UGM/740/M/08/09/Tugal 4 Januari 1988
FAKULTAS KEDOKTBRAN GIGI t7NIVBRSITAS GAD1AH MADA
DBPARTBMEN PBNDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1988
k.;l.l /)
6t}_ bo / f l ·~
' \ ... t<' v /"
i ¥ I ~ . .
E R R A T A
Halaman Baris dari ·rertulis YaDg benar I
1 6 at as ana tara an tara 2 4 at as perulah perlalah 2 8 at as pertahan. pertahanam. 2 8 bawah ditimbukannya ditimbu1kannya 4 12 bawah tidakjah I tidak1ab 5 9 atas war aDa waraa 7 7 atas Hll Hall 7 11 atas tpis tipis
10 11 at as pkak p1ak 12 1 bawah innsisivus insisivus 16 12 at.as yang yang 16 14 atas p1ak debris 20 6 bawah gibgingiva ging_iva 20 3 bawah trilihat terlihat 22 9 atas tdak tidak 24 2 atas pda pad a 25 1 bawah aprikabe1 aprisinbel 27 5 atas dimungkan dimungkinkan 28 6 atas dem:an dengan
P l< A K A T A
I
Penelitian iJili untuk melinat hubun,an a11tara
lebar gin,iva berkera tim d~ kebersihan mulut ya.ng.
dilihat dari sudutdebris yang melekat pada kal.llinus
insisivus semtral dan lateral dari maksilla mau~un
[email protected] yang diperoleb aka:m: dapat meaggambar
kalD! hubunga.m. timbal balik antara tipe gigi,leb?.r
gingiva berk.eratin dan debris yang sangat bergUDa ' .
untuk keperluam: prom.osi dan prevensi terhadap penya-
kit ·periodontal agar supaya penderita akan sadar ter
hadap dirinya. Kesukare.n dalam analisa dan. j.a~auya
peneli tian tidak bany.-:lk di temukan kecuali dalam men.
cari alat yang diperluka:n tidak banyak t.erdapat di
pasaran bebas,serta perbedaan hasil kemwsgkiuJmya
terjadi karena perbedaan metode dan al!salisa peneli
tian ya'fl,g dilakukam. I
Dengan terusunnya penelitian 1ni,ucapan teri
ma kasih disampaikan kepada:
1. Dekan dan Kepala Laboratorium Periodontologi di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
yam.g telah memberikan ij1:n pemelitiaD imd..
z. Se-g.enap staf Laboratorium Periodontlog;i. dan Per
pustakaan Fakultas yang membatu kelancaran pene
litian.
Yogyakarta, Juni 1988
Pemimpin Proyek Penelitian
Soetomo Nawawi
ii
,
\
DAFTAR ISI
HAL AM AN
P R A K A T A ...... • ......... • •• • • • • • • • • • .. • • • • • • • • .11
DAP"'l' AR T ABEL • • • • • • • • • • • •. • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 1 v
DA.F'I'AR GAMBAR •••••••• ~ ••••••••••••••• • • ·• • • • • • • • • v
I N ·T I S A R I •.••••••••••••••••••• ,. • • • • • • • • • • • • .:vi
BAB I P E N G A N T A R ••• , ••••••• • • • • • • • • • • • 1
A. Latar Belakang ••••••••••••••••••••.• 1
B. Tin j;auan Pus taka ••••••••••••••••.••••
c. H 1 p o t e s 1 s .~ ••••••••••••••••••
D. Rencana Pene11tian ••••••••••••••••••••
BAB II CARA PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . A. Bahan dan Alat-alat yang dipakai •••••
B. Ja1anm:ya Pene11tia:n • • • • • • • • • • • • • • • • •
c. Cara analisis • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . .
4
15
16
18
18
19
21
22
A. Hasil Pene11tian dan Pembahasan Hasil • 22
K E S I M P U L A N ~ ·• . ~ ...............•..........
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ~ . . . . 30
31
iii
1. TABEL
2. TABEL
3. TABEL
4. TABEL
5. TABEL
DAFTAR TABEL
halaman
I. Kriteria Debris Indeks Simplified •••••. 20
II. Lebar· gingf.va berkeratiD dan iadeks de
bris simplified pada ka~inus,insisivus
lateral,insisivus sentral pada Baksilla
dan mandibula dari 50 sampel ••••••••••• 24
~II.Frekuensi distribusi antara lebar gingi-
va berkera tin de.n indeks debris simpli
fied dari 50 sampel pada maksilla • • • • • • 25
IV. Frekuensi distribusi antara lebar gingi-
va berkere tin ·dcm indeks debris simpli
fied dari 50 sampel pada mandibula ••••• 25
V. Frekuensi distribusi antara lebar ging~
va .berkeratin dan tipe gj.g;i dari 50
sampel pada maksilla ••••••••••••••••••• 26
6. TABEL Vr'. Frekuensi distribusi arrtara lebar gin~
va berkeratin dan tipe gi~ dari 50
sampel pada mandibula •••••••••••••••••• 26
7. TABEL VII. Frekuensi d:istribusi amtara debris dan·
tipe gigi ftari 50 sampel pada maksilla •• 27
8'. TABEL VIII. Frekuensi distribusi antara debris dan -
tipe gig~ .dari 50 sampel pada mandioula •• 28
iv
l .I
D A F T A R G A M B A R
1. Gambar I. Ukuran rata rata lebar gi.Dgiva ·
berkeratin pada 11\aksilla daa
hala.m~
mandibula dar1 50 s•mpel ••••••••.•••.•• 23
. \
I N T I S A R I
Lima pulub sampel umur 23 - 24 tahwa dari pende ...
rita· di La"boratorium PeriodoDtologi - J\lrUeaa Kuratif
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada telah
diperiksa status Debris Indeks Simplified pada permukaan
kaninus,insisivus lateral,insisivus sen.tral kaDan dan
kiri dari maksilla dan mandibula serta lebar gingiva
berkerata yaag m.elekat pada gigi yang bersangkutan de
:IDig.u sliding. kaliper. Demgan anal1s~ kai-kuatlrat dalam ·
taraf signifikSJmsi 5% terdapat hubungo ~ bermakna . .
antara lebar~gingiva berk~rati:n daD distribusi debris
baik pada maksilla me.upun m..:mdibula. ADtara gigi ka.nin.us,
imsisivus lateral,imsisivus sen:tral dan lebar gingiva bar
keratin demikian pula ·antara tipe gigi imi dengan debris
baik pada maksilla maupun mandibula tidak m.e:nunjultka.n ·
kemaknaan. dalam taraf signitikal'lsi 5%. Debris indeks re
latif lebih tinggi pada regio kaninus baik di maksilla
maupun mandibula.
vi
. 1
BAB I
PENGANTAR \
A. J.,atar btlMAM ( Kebersihan mulut.telah·ban.yak dibicarakaa dalam.
hubungannya den~an perkemban!an penyakit periodontal
baik yai'lg telah mengenai jaringan gingiva maupun me
nyebar ke dalam jaringall periodontal YaJl& lebih dalam •.
Kebersihan ... ulut sangat erat hubunganaya deagan faktor
lingkungo d1 dalam mulut yang aaatara lain bentuk e;igi
letak dan susunan gigi pada lengkung rahaag, susunaD air
llda.h serta pola kebiasaan di dalam menjaga keseimba
ngan kesehatan jaringan gingiva.
Dokumentasi akan nal pengaruh ini telah banyak diutara
kan,namun demikian para peneliti akhir akh1r ini banyak
pula mulai tertarik akan susunan anatolllis jaringan pen•
dukung gigi yang disebut ja.ringan periodontium.
Bentuk morphologis dan anatomi8 jaringan gingiva
ini yang merupakan bagian terluar/superfisial dari ja
ringan periodontium .ternyata merupakan barie..r terhadap
penyebaran·dan perluasan inflammasi giagi.Ya serta invasi
dari mikrobakterium beserta produkaya melalui susunan
gingiva yang sangat spes~tik yait* gil'~Civa 1a1 eekat
erat pada tulaDg alveolar,memptinyai serallu·t kolagen yang
menampakkan diri kepermukaan super:fisial gingiva sebagai . I .
bintik bintilt yang L<enyerupa1 kulit jeruk serta susunan
retepeg 'dari ikatan ja.ringannya yangmemperkuat terhada'
tekanan mekanis yane; akan mengenainya se1aasa proses pe
ngunyahan.
1
2
Peranan gingiva cekat ini telah ~ak dip•rd«batkan
sehingsa timbul permasalahan tentaD& defiaiei Jingiva
eekat secara anatomis maupua histologi••aamtm demikian
kepentintan klinis perulah diperhatikaa apr supaya
peagama tan d~ peailaian kl1Bis atudah dilakukaJa.
Melihat peranan yang cukup besar maka giasiva dibe
dakan antara gingva cekat dan gingiva bebaa yang ter
nyata keduanya mempunyai tuagsi pertahaa yaac sama
terhadap pencegahan inflammasi gingiva dimana kedua
nya merupakan gingiva berkeratin. Peraa.aa gingiva
berkeratin terhadap kebersihan mulut ternyata menarik
perhatian pula m·engingat masalah ini belwa baayak
diungkapkan sejauh mana peranan gingiva berkeratin
terhadap nilai kebersihan mulut terutama debrianya
meqj.ngat self-cleansing dalam membersihkan·sisa '
makanan d1 dalam,mulut dipengaruhi oleh gerakan phi
siologis yang d1 dukung ole)l susunan 8181 dan giDgi
vanya. Perbedaan pendapat ba.nyak timbul,salah satu
diantaranya menyatakan bahwa lebar sempit jatingan
gingiva berkeratin sangat menentv.k.an ti.agkat kepa-' /
rahan inflammasi ·:gingiva yaag di timbukart!Q'a. S.edaDg
i:nflammasi gingiva yang timbul juga dipeDgaruhi oleh
taktor banyak sedik~tnya debris yang meaempel pada
gigi dan mengiritasi jaringan gingiva.
Mengingat adanya hubungan timbal balik antara girsgi-' va berkeratin,debris dan gigi di dalam mulut maka
timbulah permasalahan sejauh mana huolll\gan daa·penye
baran tingkat debris terhada.p gingiva berk'4!Jrat1a.
Apakah distribusi debris dipengaruhi oleh leb$r
sempitnya gingiva berk~ratin demikian pula bagai
mana hubungan gigi berkerntin dengan giginya sen
diri. Masalah distribusi debris sangatlah penting
mengingat debris songDt berknitnn den-gan tumbuhnya
plak gigi dimana plak ,ini nantinya akan rlerupakan
faktor penting didalam etiologi penyakit karies dan
dan timbulnya_penyakit periodontal.
Apabila peran gingiva berkeratin sangat po-sitip maka
dapatlah diambil cara motivasi yang tepat kepada
penderita penyakit periodontal di dalam mengara.hkan
cara cara peningkatan kebersihan mulut dalam mence
gah dam menjaga agar supaya tidak terjadi kerusakan
jaringan periodontal lebih lanjut.
Dengan didapatkannya data yang dapat mengung
kap sejauh mana peranan gingiva berkeratin terhadap
kebersihan mulut terutama debris maka akan dapat di
cari motivasi yang tepat dalam·rangka bagaimana cara
cara peningkatan kebersihan mulut sebara optimal baik
secara individual ataupun keloHlpok. Apabila moti
vasi individual dapat dilakUkan dengan menunjukkan
keadaan jaringan gingiva penderi ta ma.ka diharapkan
akan dapat membantu :peningkatan kesadaran penderita
dalam rangka memotivc.si diri terhadap kebersihan mu
lut. Secaro tak langr;ung hai ini akan dapat memba.'n
tu pembangunan neg'lrc. di dalam bidang kesehatan dnn
bagi ilr.'lU pengetahuan akMl · da pat ~ikembangkan ·car a
cara baru untuk daoat meme1syarakatkan care meninc;-
3
katkaa keb•r$1han mulut' yans. di tiajau dan be'-r-bacai
segi sehingga 11asyarakat. dapat menerimdf1l deagu
mutap.
B. 't1ajauaa pustaka
WHO ( 1960) menya takaa bahwa peayaldt. perio-
doatal me:rupakan masalah kesehatu rnas7araka.t.aaka
adalah sewajarnya penelitiaa epidemi.ololis daa kli
nis teutaas peityaki t il!lj. dilakukan sec~ra aeadasar
baik di negara ma.ju maupua berkeabang. D1 ••sara
maju penelitian ini ~elah baayak.dilakukaa sedaagkan
d1 aeg_ara berkembang hal 1rd perlu diperh$t1kan apr
supaya program pe_acegahan dall perawatu dapat dikea
bangkan eecara optimal dan se efisiea 111uagkiD meng1-
ngat sum?er daaa dan saraaa kesehatan yaas sangat
kuraag.
PeDyakit periodontal pada tingkat permt.ilaaa tiddlah
menimbulkan rasa sa){it sebelum sampai pada tingkatan
termiaal,kesadaru f!kan peayakit periodoatal baru
timbul apa'bila~ 1Jigi telah mulai go7ah dan akhir
nya lepas d&agan ·sendiriaya (Me Gregor 19-12) .-
Jari»galll periodmrttal merupakaa jariagan yang
bersifat menyaagga dam..mendUkune,kehldupu gigi di
dalam mulut,sehingga adaaya keseimb~:.dt•amik di
antaraaya sugatlah diperlukan agar supaya kelesta
rian gigi gigi di de.lam mulut dapat dipertahankaa
b~ik secara fungsi .maupun kolltdisi.' tlallCCUan pada
giagiva berkeratia dapat aenggam.ggu keeeilfaangall \
4
jaringu periodolltal kareaa tuagsi barier ter,hadap
iavasi mikroba.kterium dan penye'baraa ian_.si·ter-.
gaDggu demikiaJt pula fungsi sel!-cle~ pada wak
tu penguayaha.Jl dapat 'Mrkuraq sehi•gga peaumpukaa
pl.ak gigi pada perm.ukaan giSi gigi dapat ter•csaog .•
Gingiva- adalah b~giaa dari mukosa mastikasi
yang menutupi tul.aDg alvealar daD mel1ngkar1 bagiaD
servikal gtgigigi.Bagiatt koroaal giagiva yang ber
·waram.a merah koral disebut margiaal gia&tva atau
~D.giva bebas sedaagkan kearah apikal dibe.tasi oleb . .
al~r giagiva bebas untuk kemudiaa berteau deagan
giagiva cekat. Gingiva bebasmelekat be'baspada se
keliling. gig_i gigi yang diantaruya terdapat giagi va
interdental,sedang antara gigi dal'l gingiva oebas akan
di dapati suatu celah gusi yang dapat dideteksi de
DS&D probe gigi. Alur gingiva bebas tidak didap~ti pa
da .seki tar 70-60% pada oraag dewasa secara kliDis. ·
Gingiva c.ekat bila dit>andillllgka:m. del!tgam: gingiva bebas
melekat lebih erat pada· tulang alveolar daD seaen.tum
dimana perlekatma bd. ~ibantu oleh adaaya serabut ja
ringan ikat.Kaearah apikal dibatasi oleb pertemual!Ii
(jUil.c)ioi) mukogil!l!gival, uatuk kemudiaa meDjadi mu
kosa alveolar yaDg berwarJla lebih merah claa berg.erak
lebih bebas karefta tidak cekat pada tulug alveolar.
Tekstur permukaan gingiva berbiatik binti~ serupa de
ngan permuka·aa kuli t jeruk. Bintik hintik ini disebut
"stipling" dan ternyata hanya terdapat pa& seltitar
40% orang dewasa. Secara klinis st1pl1ng ini akan
5
j I I
meaghila.D& l;)ila terdapat in.fla.mmasi namun dem1k1an
untuk mendiagaose dengaD pegaagan stipling ~da ging-. . .
iva eehe.t tidak dapat dilakukan pada. set1Jp 1ndivi-
·dumem.g1ngat ha»ya sekitar·40% oarang dewa.sa yan&
mempunyainya sehingga penila.ian klin"ia diarahkan
pada gingiv- berkeratiD yang terdapat dari giDgiva
'bebas meluas kearah g:l~iva cekat dan beraknir pada ' . .
b4;lt~s mukosa alveolar. Secara klinis jariago berke
rat·in' akan bertambah, luas bila gi~mgiva membengltak, ·
sepert yug terlihat pada permulaaa giqivitis (Hll
1981).
Menurut Orbaa(l948) gingiva cekat adalah gj.agiva ber-'
stipling dan berkeratin. Parameter iai digwtak ... un
tuk area gingivabebas sampai batas mukog1~val.
Alur gingiva bebas memurut Orl:la.D merupaku·daerah pa
liag koronal dari perlekatan epi~el1al sehiagga pada
peagg~aan probe maka ujung, probe akan terhemti pada
daerah epitelial ini. AilrlB.mo dan Loe(l966) mendapat
kaD hamya sepertllg.a dari peaeli tiannya "terdapat alur
g_im.~ va b~bas dan Dila dig,uDakan probe. :rug lebih ti
pis maka ujuag~ Upis pro be akan lelDih aeadekati. daerah
paliq apikal dar1 epitelial ,mamun pada in-
tla~asi giagiva·probe akam masuk le~ih dalam lag~ ka
reu daerah paliBg aJ)ikal dari perlekataD.epitelial
akan aenjadi longgar.
De!inisi menurut Orban akaD lebih tepatt'bila peuilaim
seeara histologi.s dilakuka~ sedang, penilaiaa kli.Dis
wangat dibutuhkan unt~k keperlual!ll terapi' kapaa gingi
va eekat perlu diperluas. Hall(l97'7) berpendapat bahwa
?
uatuk ••m.perluae gil!lgiva cekat per~u sempertill!ba.ne;~an
••jwal•h psi aua yang terlibat,uaur peade:rita,ttDda.
kaD kebereihm taulu~ apaJ~.,h d:3p.<~,t terj;aga,faktor este . .
tika,apakah ada resesi yang, akam: berpeacsre terha-
dap estetik atau sensivitas gigi,kebutuhaB penderita . .
akaJt terapi daa perawatan gigi.sebelUJJU:tya sejauh mana.
Atas dasar d·an pertimba.ngan diatas oleh Hll(l98l) ke-.,
mudian sec;ara klillds giagiva cekat digambarkaa. sebaga.i
g;i.Dgi va Yall& meluas dari pagi va beb~s kearab. batas
mukogingival dikuralllgi R:edalaman poket atau sulkus
giagiva yang diukur denga• prober yaJa~g tpis dalam kea-I •
dau sehat atau 'tidak adaDya i:aflammasi. giligiva.
Untuk keperlua.D e'9aluasi giagiva cekat dalam au'bungan-
.. nyS; dengan kepeatingan kliuis maupun perkembaagBl')l pe
Dyakit istilah gingiva cekat diperluas sbasai gingiva
'b·erkeratia yang melibatkalli. giagiva bebas pada permukaan
superfisialD.Ya,sehingga artiu gingiva berkeratin meru
kall total gingiva: ·yang terdiri dari giagj.va bebas dan
g:iDsiva cekat.
Gingiva berkeratin ini saagat peatiag UDLtuk keperluaD
terapi dalam .bed~h perio-dcn!lltal maupUB keperluan resto
rative da:a otthodontis (Caton do Zoder 1979,Hall 19th,
Coatoam 198l,Poikkeus 1981).
Lebar gingiva cekat dalam peaelitiaa kross sek
sional seeara aDatomis akan bertambah dalaa interval
usia 23 - 43 th (.Ainamo, Talari 1976, Ailla!lO daD Ai:aamo,
Poikkeus 1981) .Gingiva cekat fib-rosa ini meluas da.ri ' · batas semeuto-eaamel sampai deng_aJt batas mUkogingi1Jal,
' yallg oleh Aiaamo dkk diukur dengan orthopantomogram ..
Lokasi batas muko&ingi val ter~ihat tidak berubah pad.::t
' i
8
Lokaei 'bat as \II.Ukogingi val terlthat tida)t 'bert\bah pada ,
"i~terval usia 23 -43 tahun,akaa.t•tapi suatu perubabaD
ukuran dapat ditemUkam setelah periode 20 _tabuu kemudian
yai tu adaaya sediki t keDaikaa ketiaggiaa pada ~egio ·an-. . .
terior maksilla laki laki. Ha-l illd belum diketahui se-' .
babaya menppa selama iaterval 20 :t.ahuD aetel.ah usia 43
tahua pada lald. laki terdapat pert.aabahaa lebar gi.Dgiva
cekat. Poikkeus daB Ail!li8.mo(l981) juga zaeBdapatkan bukt.i . . . - .
bahwa lebar allatollis gim.gi va cekat ~idak ber:beda all!; tara
laki laki dallt wal!Jd. ta pada kelompok umur 6' tah\Ul, tetapi
lebar.gingiva cekat ini sec~ra statistik lebih besar da
ri pada kelompok umur 23 tahul!ll. pada semua katagori gigL
SedaJ:tg pada kelompok antara umur 43 -65 tahu.a terdapat
perbedaaD ketiDggiam iebar giDgiva cekat,terkecuali pa
da regio premolare kedua dari·maksi"lla. Pada kelompok
umur 65,43 dan·23 tahun ternyata lebar g1D&iva cekat
pada laki laki le.bih lebar dari pada walldta sedogkan
pada regio maksilla ternyata laki laki dewasa lebih le
bar dari pada laki laki muda. Jarak utara batas· se-
·mentoeumel.daB aukogi.ngival terlihat bertambah seca
ra perlahan aDtara umur 43 sampai 65 tahua dari pada '
allttara umur 23 tahun dan 43 tahun.
Deagan perhitung8.1'l sephalograli(Ct>atoam,Behrents
daDBissada 198l);mendapatkan hubuagaft &ntara prtambahan·
dan berkurangnya gingiva berkeratin demga.n alat orthO
doDsi.Perubahan yang myata terlihat pada regio insisi -·
vus s.entral maksilla,yang tef!Syata ·~dtpeagaruhi oleh ge
rak retraksi bodj~y ·dan up;:ighti,;g sebifDa,~rawata.a.
Sedang pertambaham: yal'lg nyata terlihat pula pada re-
i . I
I I
gio kaminus yang disebabka~ oleh gerakaft retraksi Ci!!
tersebut,mamun demikia:m: secarakes&luruhaD tidalt ter
dapat bukti myata pertambaban gingiva cekat dalam
hubungannya perubaha.rl fu:a:gsi secara biologi8 walau-
.pu~ perbedaal!t secara individual gigi gigi terdapat
perbedaaD Yaag uyata secara statistik (Hall 1981) • .
Lamg daa Loe(l972) berpeDdapat oahwa bila gj.:ngi-
va berkeratia mempunyai kelebaran lebih dari 2 mm akan
dapat mencegah perluasam illiflammasi sebab tunCsi bari
kade uflammasi gingiva akaD terpeauhi.Sedugkan bila
kelebar8J!l gil!l:.giva .berkeratin kUraBg dari 2 mm &aka wa
laupun kebersihaa aulut dapat di jaga seefektive mag
kin mamun demikian inflammasi gingiva akan tetap dapat
ditelllUkan.Dua Jlilimeter gim:giva berkera:tin dimana. satu
milimeter aerupakan kedalama.l!t giagiva sulkus dan satu
milimeter gingiva ceka t m,erupaka:o Ukura:mt milld.mal uatUk
menjaga kestabila:o kesehatan gittgiva. Bila gingiva ber--
keratin kuralllg dari satu milimeter akaD melli&gkatkam.
mob.ili tas dam fasili tas terhadap deposisisi plak sub
~ingival. Pendapat iDi berbeda denga:n peayelidik ter
dahlu Bower(l963) yang menyatakan bahwa walaupUD ja
ril1igan gusi berkeratin dalam keadaan mildm daJl kurang
dari satu lllilimeter keadaaa jaringal!ll giagiva secara
kli~is tetap dalam keadaaD se~t. Sesuai pemdapat Car
man dan Kopczyk(l9?3) bahwa lebar giag,iva cekat secara
ukuram biometris tide,klah merupakaa taasalah melainkan I
adalilYa faktor klinis diantaranya tarikan otot terhadap
jar1aga~ margiaal apakah mampu ditahan oleh gingiva ce
kat dengan kata lain gingiva ce~at ha.rus mampu menahan
tekaJJ~a yang dikenakan·padanya pada waktu mulut berfung-
9
ai,sehiagga te~dapat-keseimbangan antara tar1k.aa otot
cla.Jt tre11um terhadap gingva cekat.
Gin,iva 'berkera.tin yang, sempit akalDi dipeaga.ruhi
10
ole.h perlekat8.lll i'rem:um pipi da bibir seh1ngga akaa me
mengganggu daya bersih se~diri jariu~aa gia&iva terha
dap plak. Salah satu usaha untuk mel!d:~~gkatko daye. ber
sih seadiri adalah dengan menambah perluasan giagiva
berkerati:m: s·ecara surgikal maupUll aom: bedah dimana non
bedah dila.kukan dellga.l!l menstimuler g:Lngi va be eras dengaD
sikat gigi. Namun usaha i:m.i tei'Il!yata JUga mempengaruhi
jumlah timbunan pll:ak yang ada meskipua oleh Mac Keazie
(1972) diperlihatka.n adal!liya bUkti bathwa masase dengan
sikat gigi akan menambah mitmtik sel rata rata yang akaa
menambah ketebalam: lapisalll malpigbi dari stratum korneum.
Juga didapatka.llli radang gingiva berkurang jika plak dan
debris dibersihkan dan keratiDisasi epitelial bertambah.
Misayato du kawaJm kawan (19T/) dalam me111g~ti area gilllg
iva yam.g sempit dal!L cukup diterima secara,phisiologis
ftmgsi gingivuya ternyata tidak terdapat perbedaan yaD.g
-nyata dalam peJ""hitungan eksudate eaira:a gusi yang timbul
kareDa inflammasi pada marginal giDgiva baik pada gingiva
berkeratiD yang. cUkup lebar,ctemilQ.u pula keadaan jumlah
plak yang, menyeo-abkam. iDflammasi pada g;i.Dgiva, berkeratim.
cukup lebar tidak berbeda 'banyak deagaa gingiva berkera~:hn
sempit.
Gingiva berKeratin secara kliiSis dapat dihed~kan
dengaE aukosaalveolar yaitu deagtm •embedakan hadirnya
sti,pliftg pada keadaa:n sehat gingiva berkeratia,per'Dedaa•
warna merah aatara gingiva "b~erkeratia daa mUkosa alveolar
yang disebabkan oleh perbedaan lapisaa epitelial' dima:n.e.
•
. I
ll
raukosa alveolar la:pisa.D -epi telial~~tYa lebih tipis, tidak
berkeratia,secara mikroskopis tidak dijUDlpai ada:nya re
te pegs yang mempengaruhi ketebalan daa kekenyal.an
struktur g1Bgiva,jar1ngauya lebi,h longgar daJl tidak
melekat pada alveolar serta vaskularisasi Ja.Jtg lebih
baJ.tyak.
Dalam kep~atiagan diagaose klinis maka secara
visual dapat dapa't dilakukallll be'berapa cara uatuk mem
beda.ko g,ingiva cekat dam mukosa alveolar diantaranya
adalah :.
a. Warn.a gingiva cekat merah dadu dan menye~r sedang
warll$a alveolar muko sa aera.h.
b. Koasis~nsi giagiva cekat lebih kenyal dae kuet,
sedangka.n mukosa alveolar halus daJl lembut.
c. Tekstur permukaan gingiva cekat terdapat Dintik bta
tik seperti kulit. jeruk walaupun tidak terdapat pada se
mua oraag,sedaag mukosa alveolar sangat halus. '
d. Mukosa ~lveolar mudah digerkan akan tetapi gingiva
cekat melekat pada tulart;g alveolar sehiDgga san.gat su
kar uatuk digerakkan.
e. Batas mukogilligi val dapa.t dili.ha.t den~o eara aenja.
lan:kan instrument tumpul· pada arah apikokoronal.Bila
terlihat ada gerakan n:yata disitulah letak mukosa
gingival dan pada saat mukosa stabil disitulah batas
antara mukosa bergerak dan tak bergerak.
f. Bila kita menemui kesukaran maka dengan tehnik injek
si dapat dilakukan yaitu dengan mendepoBir eaira.n anes
tesi pada alveolar mukosa maka jaringan. iili akan me -
ngembang sampai. bata.s pertemuan mukolingival.
g. uestesi dapat pula dil.~kukaA pada pllfiva cekat,
namun tehaik ini tidak diaajurkan kareaa menimoulkan
rasa sakit. Akibat eairan aaestesi make. gingva tekat
terlihat 11entgembang del!Jlg~n waraa pucat. pasi.
h. Perbedaan kedua jarimgan dapat pula dilibat dengan
me•golesku iodin Lugol sehim:gga batas pertemqu jari
DICB.D terlihat nyata.
ll
1. Gingiva dap,_t pula dikeringkaa deagaD kapas mal.a
permukaan gingiva cekat terlihat agak kasar daD ber
bintik bintik. Perlu diketahui disini oahwa lebar gingi
va eekat pada aspek labial daD liaaual saja. yaB.g palim.g
mudah dideteksi karena pada daerah paltum gingva cekat
meayatu dengan palat·um sedang pada liagual maadibula
giagva cekat memyatu dengaa dasar mulut. '
j. Gingiva cekat diukur dari. tepi marginal ·giug;l.va cekat
sampai batas mukogj.agiva1 dikura:egi deDgan kedalaman
sulkus giagiva dalam koDdisi.tidak merad~ng daa diukur
dengu probe dental yang tumpul dam tipis, bila. dl.ukur
tal\pa menguram;gi derigan kedalaman sulkus maka ditemukaD.
lebar gimgiva berkeratin..
Debris yang melekat pada permukaaD gigi akan dili
hat pada peraukaan lab,ioanterior. dari ttigi koil:llus, in
sisivus lateral dan insisi.vus seatral baik pada maksilla
maupin m.andibula. Gig;i anterior terdiri dari iDsisivus
maksilla 4 buah,mandioula 4 buah,kaJIIinus maksilla dan
mandibula masing masing 2 buah. Gigi iasisivus maksilla
berbel!ttuk seperti pahat untuk memot.ong bolus maka:man,
demgan lebar mesiodistal lebih besar dari pada gigi in
sivus mandibula yang berben.tuk pula seper'ti paha.t aka.l!l
tetapi leb.ih langsing.Gigi innsisivus maksills. selain
bertungsi uatuk memoto:ng bolus maka»aD juga. berg,uaa
untuk aulmepeagaruhi kesehataD jaringaa periodontal.
Iuisivus maksilla mempuJtyai wegged IMHi pada bagian:
urahkotanya sedang insisi vus mandioula shi ael. 'll:Utptd
crown dimana keduanya meDlpunyai gerskam memotong.
13
Ia$1eivus iai lebih kecil bila dibandingkan dengan gigi
laia di dalam mulut dimana bentuk tonjol ias1sivus ini
masih sangat sederhana dan merupak{lll iDsisal ;-d.gfi.
Kald.nus yang juga merupakam gigi anterior berfungsi.untuk·
menyobek makaaan,selain mempunyai ~epi i~sisal PQinted
.£J:!.§R kaDinus maksilla lebih cembuug du mempuayai akar
yang lebih panjang·dari· pada ka:aiaus maJldibUa.
Sisa makanam yang tertin.gg•l di dalam roagga mu
lut bila tidak dibersihkaD akan merupakaa aedia yang
baik UJJ.tuk pertumbuhan mikrobakterium mulut yang akhir
nya berta:aggung. jawab atas perkem.bangaa peJQ'akit perio
dontal. Beberapa jeDis material yaD:g. 'berakumulasi di da
lam roagga mulut dapat dibedakan atas ;
a. Plak bakt.eri.al yang penuh. dengaa aikrobakterium ya.ng
llterabentuk kolo110sasi daD tumbuh dan m.elekat erat pada gLg1
yaDg dilapisi muain ya~g berasal dari air ludah.
Plak bakterial tidak mudah dihil~a:a . deagaa kumur yang
kuat akali11 tetapi barus den~n tekanaB aekanis seperti si
kat gigi.
b.Acqiured pellic1e tidak berstruktur,s~at tipis(6.1-
0,8 mikroa),tersusun terutama oleh lapiSalllj protein yang
terb:e:ntuk pada gigi yang erupsi dam dapat dihilangkan deng
deagaD zat abrasive Damun mudah terbeatuk kembali setelah
dibersihkan karena pengaruh a;tr ludah. Mudah.terbentuk
r.t>
14
topGt hadiraya ~1krobakter:1~.1Si~a diwareei deapa tr1-
trosia t~rlihat war.la mrah jarnbu yog riqan sedans pal
plak gigi berwarna mer~h.P~likel tidak audah dihilaagkam. . ' ~ . ' .
dengo kuur kumur yang kuat sedangkaa peraat\imya pada
peayakit periodo:n~tal belumlah dik&tahu~ je1as. I
c. Kalkulus merupakan plak bak:te.rial yatag J~Amgalami ~al
sifikasi yang dapet ~elekat di sekeliling l~her gigi se
ba gai )talkulus subgilllgi val daB ·italkulus .supra g1ag;1 val.
d. Debris merupakan sisa makano yang tertiaggal di dalam
mulut,aeaempel pada penaukaan gigi atau didalam· poket ·
periodontal serta mudah dihilangko. de»ga:n kumur kumur
ataupun gerakaDi mastikasi ptot pe:ngunyah dan saliva.
Debris merupakaD benda asing yanglunaK: terdapat ••lekat
tidak leagJtet pada. gigi dan. .tersusua oleh ausin,bakteri
daa ms.kanan,bervariasi didalam warDaJtya dari putih ke
putih lteklHiiagu,hijau atau oraaye •. Perraukaaa &,1g1 ya11g
tertutup debris diukur dengo menggerttKkail sonde D0:5
(Shepard's Crook) sepanjang permukaaD_mahkota klin1k ' . '
gigi yaag bersa.Dgku tan. -
e. Mat.eria alba sugat loalt,berasal dari saliva proteiD.·
beberapa bakterium terc8Jnpur deskuamasi &Jel epitelial daD
teka&u.g, dijwapa1 d1sem.tgrasi leukosit. Mate1a .alba me
lekat' ringaD pada permukaaD gigi , plak st&i·, s:Lagiva daa - . '·
sangat mudah dihilangkan dengan kumur riagal'l. Peral!la.Jl
daD pet81l$1al toksika~i mat&ria alDe. terbada~ tor~~a$i
plak bakterial belum diketahui.
Dari uraian ·diatas 3elaslah dike'tall'Gi llahwa pera-
Jl8.D·lebar giagiva berkeratin sa~gat b·erhubu-
._:agan erat denga11 perkEnnbangSJJI pe!Q'aki t p&l"iodoatal se
hiagga status mukogingival aenjadi aasalak dalam kepen-
15
tia&a~mya deDga.n kf:tsehatallt rongga mulut.Boyfdt peaeli
t~aa diarahkaa pada masalah muko&iDSival iDi yang .di~
tinjau terutama Ufttuk kepeatiJPJg.u klilds daa terap~nya.
Tetapi terhadap gaagguaa muk~gi-.~val baik secara phi- ·
siologis maupum. patol.ogis seriag-kali meld,.bulkan bal!J!Yak
peDdapat,tiDjauan untuk kep~ntingan restorative,rehabi
litative dan orthodom.tis telah pula didapat basil yalllg
sali-c koatroversial (Hall 198l,Poikkeus 19~l,Bissada
198l,Zander 1979). Sedangkan tijauan hubungam gingiva
berkeratin dalam hubum:gamJlYa deimgan tipe g:tgi dan aku- ·
mull;lsi debris belum banyak dium.gkapkalli m:eskipUD telah
diketahui bahwa masing masing komponen d1 dalam roagga
mulut ild sanga t D·erkepen tingan terhadap timbulDya pe
m.:yaki t periodontal. Hubul!tg~Ull timba 1 balik an tara Dl$
sing masimg·komponen rongga mulut s8llgatlab kompleks
sehiJ:tgga masirtg masimg komponen suatu saat dapat ber
rubah fungsi sebagai !!Q.§!,agen ataupun· epUrogeatJiya
dima111a hal in1 tergantuDg dari sudut mana kila meneli
tim:ya.
c. Hipote*is
Gingiva berkeratin terdiri dari gingiva bebas dan gingi
va cekat yang. dalam perkembangan 1\ian pertumbuhu maausia
sangat berbeda beda serta dipengaruhi oleh t'aktor phisio
log~s maupun -patologis. Gingiva berkeratia suatu saat
dapat berkurang karena adam.ya pemyakit periodomtal,
dapat pula berkurang karena pe~ruh suatu tindakan te
rapi ataupun karena suatu resesi phisiolo!is karena
pertambaha• usia. Gil!lgiva berkerati:m. sempit banyak di
hubungkan dengan gangguan pada rungsi bersih diri ro
n~~• mulut Yang meru~akan interaksi dari fu:m.gsi pe-
16
llg'Wlyahaa deagaa otot Dlastikasi daD tre&ua Ci•&Lva,se
hil);gga akl)•ulaei debris dapat dipesgaruhi Qle4 ltelebaraa
gingiva berkeratin. Dipihak lain tipe g1g1 g1g1 yang mem
pWlyai tung.si dan bentuk anatomis yang berbeda juga dapat
meayebabkaa perbedaan perlekatal'l: dari debris yang ada •
. Sedamgkan debeis sendiri merupakan komponeD yang aktif
dari nilai kebersiban mulut yang bertaDgcuag 'jawab atas ··
perkembamgaa mikrobial plak dan perkeabaDgaD peayakit
periodo:atal. Melihat keflyataan diatas maka. ketig,a vari
abel diatas tidak mungkia berdiri sendi.ti do saling 'ber
iateTaksi unbuk dapat menimbulkan cangguan keseimbangan
kesehataa di dalam roagga mulut ~amg kemudian dapat me-
·Di.mbulk~B penyakit periodontal. Atas dasar peaikiran itu
maka diambil suatu hipotesis bahwa distribusi pplak gig1
dipengaruhi oleh keleJtara.D giagiva berkerati•, lebar
attached giDgiva/giagiva berkeratin dipengarubi pula
secara tim&al balik oleh tipe gig;i. do tipe Sigi aktm
mempengaruhi pula penyebaran debris yaag melekat padalaya.
D. Reacay peaelitia;
Materi utama penelitian 1Di diambilkaa dari pen
de~ita yang dataag di laboratorium Periodoatologi,Fa
kultas Kedokteran Gig,i - Ulrlversitas Gadjah Mada dan
diambil sebaDyak 50 sampe.l deagan kri teria letak gj.g,i
gigi dalam reD.gku:ng raha:ng: normal,tida.k terdapat gigi
berjej.al,kesehatan jaril'Jigan periodontal relatif nor!Jlal,
gigi oterioar dalam posisi 1'110rmal ba ik pada ral'l..ang
atas maupUB bawah,oklusi normal, seca•a kliDis gig:L te
lah erupsi sempurna serta.tidak ada karies. terutama pa
da gi~ a•terior d~n tidak terdapa~ kelaimaa ~1pe-dan
brisaya de:agaa de.bris indeks m~nuru t oreeae dam. Verrni
llioa(l960,1964 dan 1967) dengam 4 perbedaaD skor ,
l7
tipe gigi yang dipilih kanimJUs,insisvus lateral,dan
selllitral maksilla daa mall!dibula yang 5 erupei peauh, serta
lebar gingiva berkeratim yaag membe~~aag: dari kaninus
sebelah kiri ke kaninus sebelah.kam.an dalam ukuran skala
milimeter pada ukuran rata rata seluruh sampel dan skala
sentimeter dalam sampel individual. Pemilaian gingiva ber~
keratin pada sisi labial maksilla daft lla.Ddibula untuk
kemudian seluruh sampel dikelompokkan dalam katagori
lebar gingiva 'berkeratin - d~bris , lebar gingiva oerke
ratiD - tipe .gigi dan. tipe gigi - deb.ris. Hasil,yang dida
pat·kemudian diamalisa frekuensi distribusinya dengan kai
kuadrat dalam analisa kuatitatif untuk melihat sejauh mana
distribusi hubungan al!ltar variabel tersebut diatas.
Jellis peneli tiall ini m.erupakam pem.eli tiam. ekspost fakto
kuam.ti taif diskripti f dengan metoda kross-seksional.
Kepekaa:n aaalisa statistik diambil pada taraf signifikan- .~
si 5 %.
BAB . II
CARA PENELITIAN
-1. Bahaa yang dipallai terdiri atas
a. Alkohol ?5%
b. Dettol
c. Kapaa steril
diguaakaa utuk sterilisasi . .
alat seb.elium daa sesudah pe
makaian ala~.
untuk .sterilisasi taagan se"":'
belum bekerja.
pem,bersih al~t daD •engering- .
kan jaringaa 'a;lagiva pacta wak
~tu peaeriksaan glagiva berkera-
tia daD perawata11.
d. Disclosing solutioa : •~eabantu peaeriksaaD de-·
bris dan &illgiva cekat jika
cliperlUkaD pada koadisi ter-
teatu.
2. Alat-alat yang dipakai :
a. Kaea mulut
b. Dental probe
·alat Ya:t18 terd1r.1 dari uj;ur.i.g, .,
leher dan taa&kai.Leher ber
sudut deDgalt paajaag keselu
ruha.n 17 em. Pada ajW'lg ter-
·dapat kaca dataer berbentuk
lingkaran dengaJ& 'di~eter 2
em. Ale. t ini di&Ufla}ts.D untuk
melihat·kondisi rODgga aulut.
alat terdiri dar1 ujung,leher
dan tangkai deng~n ujung be r-..
be!'l!tuk sete1urah J.,in~l:a-r•n. ill!)-
,
e. Piaeet
d. Be:ngkok
19
nga• dtaaeter 1, .5 CJB. DiPJ~.akaD
untuk periksaaadebria dan gj.ng-
1•a c~kat.
euatu pe•jepit deq,aa palljaag 15
c-,ujUJII1& memb>emekok 13;0 ,dipakai
uatuk aenpmbil kapaa do kotora:a
ja.riagan psi. Spesi tikasi ala t
martim seri 28~.52.5. suatu tempat berbeatuk gi:njal ,
digUDakam nntuk tempat alat-~lat
pada waktu pemeriksaaa. e. Sliding Kaliper: untuk menilai ukuraa lebar ging-
'
iva berkeratia dalam Ukuraa em.
' B. Jalp pepelitian
Telah diperiksa kurang lebih 10? pe.Dderita yaDg
berkoDsultasi di La.boratorium Periodontologi ,Fakulta.~
Kedokter.aD liii- Uaiversi tas Gadjah Mada deagaa umur . ' .
berkisar aDtara 18 ~ 63 tahun. Setelah diselek.si ma.ka . diaabil sampel sebanyak 50 orang dari W.ur 23 - 24 tahUD
yang memeDuhi kri teria letak gigi dalo le.Dgkung rahang
Dorul, tidak ada gJ.g;l berjejal terut.ama gi&i aBterior
aaksilla dan maBdibula,oklusi aormal,seeara kliDis gj.gi
telah erupsi sempuraa dan·tak ada karies pada·gigi a.»te
rior serta kelaiman.bentuk gigi.
Pemeriksaan debris'iadeks dengan deDtal probe yang
digerakkaJl kearah mesial-distal dari arah okl.usal·ke api
kal.BilaJI!lDa pada uj.ung probe telah mellallgkap kotoran / I •
mulut maka gerakan dihentikan dan diulang sekali lagi ,
skor1.ng dili;yatakan pada tempat dimana uj~ng probe diheh
tikaa.. Adapua kriteria untuk menilai·IDdeks debris aim-
,
plified adalah sebagai berikut :
Tabel I. Kriteria Debris Iadeka Siaplitie(! (Greene dan
VeraillioD)
Skor Kriteria ----------------------------------------------------~----- ... --
0 Tidak terdapat de~ris atau stain ekstriasik.
20
1 Terdapat debris luaak atau staiD. ekatriDsik yaag
menutup permukaa!!ll gigi tidak.mele'bihi sepertiga.
permukau labial gigi.
2 Terdapat debris lunak atau staill melD!Utup lebih
dari sepertiga bagian permukaaD labial gigi akan
tetapi tidak melebihi dari dua pertiga bag1aD.
3 Terdapat debris lunak atau staia yang; aeJlutupi
· permukaan labial gigi lebih dari sepertigadan
dua pertiga bagin permukaaa gigi. ======================================================= Pemeriksaan dilakukam pada permukaan gi~ aaterior maksi
lla dan mandibula pada bagian labial ,hila terdapat slor
yang, meragukan maka skor terberat yaDg dipilih.
Gingiva berkeratin diukur lebarnya deDgaa sliding
kaliper dalam skala pembulatan se:ntimeter UDtuk 1Ddividu
al dan skala milimeter dibelakang koma UDtuk rata rata
sampel. Lebar gingiva berkeratim: diukur dari tepi mar
g1Ml giiag;i.va bebas ke apikal sampai batas muko gingival
demgam cara mengeringkan permukaaa gingiva delllgan kapaa
dengB.ll bamrtuan dental probe untuk melihat posisi batas
muko gingiva • Tempat dimam:a terilihat gingiva mudah ber
gerak merupakan oate.s ·muko gillllgival dan kemudian dilakukan
peDgukuran lebar gingiva.
c. Cera palisa
Secara aaalisa kuati~tit ailai purata lebar
Siagiva b*rkeratia diteatukan u1:1tuk masiag aasimg ti
pe g1g1 ,demikiam pula pada masiag masiag ailai indeks
debris ba.ik uatuk maksilla dail -...dibula. Kemudian
21
•.
basil ukuro lebar giagi va berkeratin daJl iadeks debtis·
simplified pada masiq masiD& tipe giei dikelompokkan
dalam katagori lebar girtgiva berkeratin-debris,lebar
giagiv& berkeratin-tipe gigi daD tipe c:t.gi-debt'is.
Hasil !Ja.DS didapat kemudial!L di.uat1sa trekueasi distri
busim.y.a untuk m.endapa'Ckall hubuagaa antar variabel denga:a.
aaalisa kai~kuadrat pada tarat·kepekad. 5,. Adapun rumua perhitungaa kai-kuadrat yaag dipakai
x2 = {~~-=-~~:~--fh
diaana • x2 = kai-kuadrat . to = trekuensi yzmg diobservasi
fh = trekueui yaag dibarapkan
de~D derajad kebebasaa • •
d. b. = ( b- 1 ) ( k- 1 )
dj.UDa • d.b·. = derajad kebebasail . b. = boyalalya petak pada baris
k = b.a.ltyaJ..tlqa petak pada kolom
Haail yaag telah diperoleh kemuc11an dikoaaultaaikan
deBgan tabel dari harga kritik kai-kuadrat.
,
BAll'IIl
BASIL PENELITIAN DAN PEMBAIASAJI'
Bill+ it•elit*'i dap R!lb&AA''I Telalldiperiksa kuramg.lebih seratus tujuh pea
derita yang. berkollsultasi ke Laborator~m Periodonto
lo~ Fkultas Kedokter.aa.Gigi - Uai•ersitas Gadjah Mada
deagam rentangan umur aJ:liatara 18 - 63 tahU:D. Setelah di
se1eksi . aaka diambil sampel seb.aa.yak .50 oraq, dari umur
23 da:Q 24 tahUD yang memeauhi ktiteria letak gigi pada
lel!lgkung raha:og Dorma1, tidak ada gig;f. berjejal terutama
gigi anterior maksil1a daD maDdibula,oklusi Dormal,se
cara klinis gigi telah erupsi aempuraa serta tdak ada
kelainaa dari bemtuk g,igi. Dar1., 50 sampel yang te.rse1ek
si maka terlihat seperti pada tabel 1!, lebe.r gingiva
berkeratin 2,42 .±. 1,10 pada maksilla de~D p.,ayebaran . I
terbesar pada regio kaninu.s kana.m: 1.3 sebesar 2,5 .;!;.0,95 ·
dan insisivus. lateral kanan sebesar 2,5.:!:,1,02 kemudian
diikuti oleh 2.2 se1ebar 2,28;t1,0?,untuk e1eaen 2.1 se-
1ebar 2,30± 1,07 ~ untuk e1emen 1.1 se1ebar 2,44~l,01
dan e1emen 2.3 selebar 2,48;tl,ll ,sedaag pada lrla.lldibula
lebar g,iJllgiva berkeratiD sebesar 2,40,±.0,93 deagan penye-
baram: terbesar pada regio insisi vus ·sentra:l kaJJ:aD sebe-
sar 2,50.:!:,0,99 diikuti olteh kaninua kaDaJI daD kiri masiDg
ma.sing selebar 2,46.±,0,91 dam 2,46.±0,93 unt·uk kemudian e-
lemen 4.2 seleb.ar 2,36.±,1,05 ,lll!ttuk .elemea 3.1 se1E!bar
2,36.:t.0,85 dan ,tmtuk e1eme:o 3.2 selebar 2,28:t:0,83 •. •
Nilai debris untuk·maksi1la adalah 1,24•0,?9 deugan pe
myebaran tertaggi_pada kamiaus.kuaDsebesar 1,52•0,84
sedaag pada rahang bawah sebesar 1',4•o.?6 deDgan pe:nye-
baru tertincgi pada ka!Unua. kiri (3.) ). aebeaar 1 ,'/8
•0,?9 • Dari hasil diata• dapat d1J1Yata1tu ua11wa 1e-. ' • bar g;l.ng:L va berkeratin dalaa ko·adia .o'rraal dengan
iadeks debris s1mpl11"1ed ;yaag cukup kareaa terletak
ana_tara 0, '? ~ 1, 8. Debris diuyataka:a baik bila nilai . t
ill~eks teletak_ .pada skor o,o - 0,6 ; cuk:up denpn skor
· o,? - 1,8 dan di:Qataku j,elek bi1a skor ter1etak an tara
1,9·- 3,0.
Gaptbar I Ukuru rata rata 1ebar gillgiva b-erkeratin
pada·maks111a daa maadibu1a dari 50 sampe1
Distribusi debris yaac me1ekat pada permUkaaa gigi bi1a
dihubungkan den:_gan 1ehar gig;l. berkeratin maka penyebaran
Dya ter11hat cukup ber~ pada tarat sipitikaasi J %
baik pada maks111a ( x2 :1?.?57 ; x5,;= 16,92 deagan
db:: 9) • upua mam.dibula ( x2 = 1?,106 ; ~2.~ = 16,92.
deagaa d'b = 9 ) seperti terihai pada tabel S:S:i daa IV.
25
keratia.Melihat keayataan ini masih dimunskinkan adaDya
faktor laiD yaaa mempem.aaru.hi hubuqu lebar aiagi va ber
keratim -daD debris diallltaranya perlekataafrenwa yang ti
dak dipertimbaJLg)tan dalam. "peneli tiaD iJd.
Tabel III. Frekueasi distribusi antara lebar gingiva
berkeratin dan indeks debris sip11fied dari
50 eampe1 pada maks111a
Lebar &ia&iva . Sat.u mm Dua IDIIl Tiga mDi Eampat mm btfikeratip
!lltll o,oo 14 14 15 8
1,oo 30 44 43 29
~.oo 25 24 27 7
3,oo 3 3 5 9
Tab-e1 XY • Frekue:n:si distribusi antara lebar g;Lngiva
berkeratia dan indeks debris simplified dari
50 sampe1 pada mal'J1dibula
Lebar ~agi va Satu mm Dua mm Tip mm Empat mm B'rtrat1• e r s
o,oo 6 15 10 . 4
1,00 32 50 37 25
2,00 9 46 29 11
3,00 3 9 13 1
Miyasato (1977) membedakan gi:a&ivit~~ yang 'tilllbul pada
daerah gi·ngi va berkeratia yaltg mempuyai ke1ebaran miDim I
dan cukup 1ebar ,termyata pada kasus de:agaD gingiva bar
keratin miDim tidak mempunyai gingiva ••kat sedangkaa aprikabe1 gingiva berkeratin mempunyai gingiva cekat
26
rata rats 1.1 mm ( aJ:J:atara 0,5-2,0).Kedua g1JlC1¥a 1D1 . . .
ternyaia seeara secara bilogis tidak berb~da aka& tetap1
berbeda secant statist.ik sebab perbedaal1 ya.ag BYata da
l.u pertatnbahan plak,eksudat gingiva daa iaflammasi ~li
Dis se1ama 25 hari penelitiaD (Hall 1981).
Tabel V. Frekuensi distribusi·antara lebar gi~va
berkeratin dan tipe gigi dari ?0 aampel pada
maks11la
. Ti PC? . giiP.
Gingiva b.er keratin
lmm
2mm
3mm
Kaniaus Insisivus lateral
20 24
31 31
29 27
20 18
Iasisivus geat.nal
27
24
34
15
Tabel VI • Frekue:nsi distribusi anr.ara lebar gingiva
berkeratin dam tipe gigi dari 50 &Jampel pada
man.dibula
Tipe gigi Kaminus
Gingiva ber ' kerati:m.
1 mm 15
2mm 38
3mm 33
Insisivus lateral
20
41
26
lnsisivus septral
15
42
28
15
Su.atu kaj1iaa terhadap tipe gigi da.a gingiva 'berke.ratin ..
terayata tidak memperlihatkall: hubu111gan yarag. 'be~na
27
~alp tara! sipif'ikaDsi 5% baik pada -.kaill.a maupua
aodibula,seperti terlihat pada tabel V dell VI (x~~aks= 3, 765; x2
5%=12, 59 deng~um d'b,=6) daJIJI ( x2
mand:= 2, 252 ;
x25%=12,59 deDgan db=6)._
Hubungan tidak bermakma ·ini dimungkan kareD.a kaDinus,
imsisivps lateral dan sentral merupka:a kelompok gigi
uterior Ytm&. masih mempuny'ai bentuk YaJl& sederhaaa
b11a dibaadiagkan dengan·kelompok gigi.laiDDya yaitu
keloapok gigi premolar dan molar yaDg mea}>UBYai tonjol
yang lebih kompleks dan permukaa.D gigi ya.Dg lebih luas.
HubungaD yang b~rmakna terlihat bila kelompok gigi_ an
terior diballlldingka.n dengan kedua kelompok g:lgi poste
rior pda timbulnya pem:yakit periodontal yaag mana pe
lrltYakit iai penyebab utam.am:ya adalab debris daD plak di
dalam ro:DJgga mulut yang tertimbtm (SoetoJitO 1986).
Tabel VII • Frekuellllsi distribusi alltara debris dan tipe
gigi dari 50 sampel.pada maksilla
Tipe gigi Kallrl.aus Insisivus Insisivus lateral· seatral
Debris o,oo 12 17 20
1,00 44 53 52
2,00 33 26 23
3,00. 11 4 5
·Hubunga:n tipe gigi dan gingiva berkeratill terlihat pada
perawatam. orthodonsi meskipun tidak sigt.itiko pada selu
ruh gigi. Hubungan ini dimyatakan dalam peum\lahan dan
pengurangan lebar gi~giva berkeratin serta pertambahan
panjan:g mahkota klinis dari gigi yang dirawat(Coatoam,.
Behrents dan Bissada .1981).
2.9
Apabila diliha.t seluruh r~l!llg).taian ha.eil peaelitian ini
maka terlihat hubunga!li timbal balik antara .tipe gigi.
giliLgiva berkerati:o dam debris san,atlah erat kaitauya . .
sehingga pemeli tian lanj.utan perlulah dikembangkaa
terutama sekali dengan menambah j1umlah aa.mpel dengan
111e~tambah penyebaraa umur sampel. Demikian pula disai111
penelitian yang oersifat multifaktorial dapat di~nakan
mengil'ligat koadisi oral yaJDJg saline; kait meng~it.
Beberapa hal yang perlu diperhatikaD adalah parameter
dari penelitian yang lebih sahih perlu dikembangkal!lt
seperti penggunaan sliding kaliper yang mempunyai ralat
· dalam .ukuran mm namun sayan.g alat semaeam illlii sangat
sulit di dapatkan disini,juga penggUBaal!ll dental probe
dimana probe yang terbaru telah dikembangkam oleh WHO
dalam pemelitian akan kebutunan treatmen pada penyakit
periodontal. Probe ini juga tidak dapat dengan mudah
terdpatat di dalam pasaram: bebas di Indomesia. l •
I • '·
32
Nabers,C.L.,l954. Repositiomoag the attached gingiva. J,Periodontol.,25,38 ~39.
Naval Graduate Dental School.,l9?5. Periodoatics SYllaW• Department of the Navy ,Waehina:t6a,D.C.
Soetomo,N.,l984. Kepekaan zat pelligUIIigkap terhadap -plak gigi pada penila.ialrli debris im:deks simpl.ified • Lemba;ga Peneliti@,Um.iversitas GadJah Mada.,l9 p.
Soetomo,N.,l986. Hubung.an be:ntuk gigi- geligi dengam keparahan penyakit periodontal pada penderita pem.yakit gigi dan mulut di Bagian Periodonto:Logi. Lembaga PenelitiaD,Universitas Gadjah Ma.da.,35p.
World Health Organizatiom .,19?1. Oral Health SurveysBasic M!thods • Geneva.
Wenmstrom,J.,Lindhe,J. and Nymam,S.,l981. Role of keratinized gil'Ji.gi va for gimgi val health. J Clipical Periodont.,8,311- 328.