KLB

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula. Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke lapangan. Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk memiliki pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka melakukan respon KLB. Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya terjadi tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di negara- negara maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi berupaya menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah

description

kejadian luar biasa

Transcript of KLB

Page 1: KLB

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa (KLB)

penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya

peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut dengan langkah-

langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih

cepat dan akurat pula. Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal

pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke lapangan.

Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk memiliki pedoman

penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para

petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka melakukan respon KLB.

Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global, sehingga

mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan

penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya terjadi

tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya

buruk, tetapi juga di negara-negara maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi

berupaya menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam  suatu

penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan

tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya.

Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit di

wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan dan membuat

panik masyarakat di wilayah itu. Secara umum kejadian ini kita sebut sebagai Kejadian Luar

Biasa (KLB), sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah semua penyakit menular

yang dapat menimbulkan KLB, penyakit yang disebabkan oleh keracunan makanan dan

keracunan lainnya. Penderita atau yang beresiko penyakit dapat menimbulkan KLB dapat

diketahui jika dilakukan pengamatan yang merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara

teratur, teliti dan terus-menerus, meliputi pengumpulan, pengolahan, analisa/interpretasi,

penyajian data dan pelaporan. Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya tersangka

Page 2: KLB

KLB, maka perlu dilakukan penyelidikan epidemiologis yaitu semua kegiatan yang

dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya dan penyebarluasan KLB tersebut di samping tindakan penanggulangan

seperlunya. Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam upaya penanggulangan KLB. Upaya penanggulangan ini meliputi

pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan

pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat

dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan

atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah

(Efendy Ferry, 2009).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui defines/batasan/deskripsi KLB

2. Untuk mengetahui kreteria dari KLB

3. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang memenuhi KLB

Page 3: KLB

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya

wabah.

Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah sebagai berikut:

“Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya

meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu

serta dapat menimbulkan malapetaka”.

Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang melebihi situasi

yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau

berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas. 

Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun

penyakit non infeksi.

2. Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukan jumlah penderita

yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat tergantung

dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut

tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim)

dan pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.

3. Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk

menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi

dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.

4. Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam

beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan maupun tahun.

Page 4: KLB

2.2 KRITERIA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1501/MENKES/PER/X/2010, suatu derah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila

memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

1.Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada

suatu daerah.

2.Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau

minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

3.Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya

dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau

lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.

5.Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua

kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun

sebelumnya.

6.Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu

menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka

kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. 

7.Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan

kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

2.2  PENYAKIT-PENYAKIT YANG BERPOTENSI MENJADI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1501/MENKES/PER/X/2010, penyakit menular tertentu yang menimbulkan wabah adalah:

1.             Kholera

2.             Pes

3.             Demam berdarah

4.             Campak

5.             Polio

6.             Difteri

7.             Pertusis

Page 5: KLB

8.             Rabies

9.             Malaria

10.         Avian Influenza H5N1

11.         Antraks

12.         Leptospirosis

13.         Hepatitis

14.         Influenza H1N1

15.         Meningitis

16.         Yellow Fever

17.         Chikungunya

Penyakit-penyakit berpotensi Wabah/KLB:

1.             Penyakit karantina/penyakit wabah penting: kholera, pes, yellow fever.

2.       Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat/ mempunyai memerlukan

tindakan segera: DHF, campak, rabies, tetanus neonatorum, diare, pertusis, poliomyelitis.

3.     Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting: malaria, frambosia,

influenza, anthrax, hepatitis, typhus abdominalis, meningitis, keracunan, encephalitis, tetanus.

4.           Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi masuk

program: kecacingan, kusta, tuberkulosa, syphilis, gonorrhoe, filariasis, dan lain-lain.

2.3 KLASIFIKASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Menurut Bustan (2002), Klasifikasi Kejadian Luar Biasa dibagi berdasarkan penyebab dan

sumbernya, yakni sebagai berikut:

1.       Berdasarkan Penyebab

a.       Toxin

1)  Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, Vibrio,

Kholera, Eschorichia, Shigella

2)     Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Clostridium

perfringens

3)     Endotoxin

b.      Infeksi

Page 6: KLB

1)      Virus

2)      Bakteri

3)      Protozoa

4)      Cacing

c.       Toxin Biologis

1)      Racun jamur

2)      Alfatoxin

3)      Plankton

4)      Racun ikan

5)      Racun tumbuh-tumbuhan

d.      Toxin Kimia

1)   Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain cyanida, nitrit,

pestisida.

2)      Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya.

2.      Berdasarkan sumber

a.      Sumber dari manusia

Misalnya: jalan napas, tangan, tinja, air seni, muntahan seperti:Salmonella, Shigella,

hepatitis.

b.      Bersumber dari kegiatan manusia

Misalnya: toxin dari pembuatan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran lingkungan.

c.       Bersumber dari binatang

Misalnya: binatang peliharaan, rabies dan binatang mengerat.

d.      Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)

Misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus

e.       Bersumber dari udara

Misalnya: Staphylococcus, Streptococcus virus

f.       Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat

Misalnya: Salmonella

Page 7: KLB

g.      Bersumber dari makanan dan minuman

Misalnya:  keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

Menurut Notoatmojo (2003), faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa

adalah:

1. Herd Immunity yang rendah

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/ wabah adalah herd

immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki

oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan

tingkat kekebalan individu. Makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena

penyakit tersebut.

2. Patogenesitas

Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada

pejamu sehingga timbul sakit.

3. Lingkungan Yang Buruk

Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi kehidupan

ataupun  perkembangan organisme tersebut.

Page 8: KLB

2.3 PENYAKIT YANG MEMENUHI KRITERIA

KRITERIA NAMA

PENYAKIT

DBD THYPHOID

FEVER

DIARE TETANUS

NEONATORUM

ISPA

Kriteria 1

Kriteria 2 - - - -

Kriteria 3 - - - - -

Kriteria 4 - - - -

Kriteria 5 - - - -

Kriteria 6 - - - -

Kriteria 7 - - - -

Page 9: KLB

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Maulani, Novie Sri. 2010. “Kejadian Luar Biasa”, Catatan Kuliah. Program Studi S1 Kesehatan

Masyarakat STIKES HAKLI Semarang.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan

Wabah dan Upaya Penanggulangan. Jakarta: (tidak diterbitkan).

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Pickett, George., dan John J Hanlon. 2009. Kesehatan Masyarakat : Administrasi dan Praktik, Edisi 9.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Reingold , Arthur L. 1998. “Outbreak Investigations—A Perspective”. Emerging Infectious

Diseases.Vol. 4, No. 1 : 21-27.

Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar, Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Wuryanto, M.Arie. “Aspek Sosial Dan Lingkungan Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya

(Studi Kasus KLB Chikungunya di Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota

Semarang)”. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 4 No. 1: 68-54.