Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan Pertanian Di Kecamatan Brondong (Hatta Nizam)
-
Upload
hattanizam -
Category
Documents
-
view
246 -
download
2
description
Transcript of Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan Pertanian Di Kecamatan Brondong (Hatta Nizam)
1
Judul:KLASIFIKASI KELAS KEMAMPUAN LAHAN PADA DAERAH KARST DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN*)
------------------------------------------------------------Oleh: Hatta Nizam *)
ABSTRAK
Klasifikasi Kemampuan lahan di lakukan untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan lahan dan arahan pengembangan pertanian di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Tujuan utama dari klasifikasi kemampuan lahan ini adalah untuk masukan kebijakan bagi pemerintah di Kabupaten Lamongan. Sehingga dapat digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Penilain pengklasifikasian lahan dilakukan dengan menggunakan metode USDA dengan cara skoring dari hasil data skunder berdasarkan parameter dari variabei-variabel yang digunakan. Variabel tersebut meliputi kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, permeabilitas, ancaman banjir dan tutupan batuan. Pembuatan peta kelas kemampuan lahan mengunakan metode overlay dari Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software argis 10.1. Hasil dari penelitian yaitu terdapat dua kelas kemampuan lahan, kelas IV dan kelas V. Luas tingkat kemampuan lahan masing masing kelas yaitu pada IV sebesar 5000.05 hektar. Untuk tingkat kemampuan lahan kelas V sebesar 2579.32 hektar. Dengan faktor pembatas utama yaitu batuan induk dan kedalaman tanah.
------------------------------------
Kata Kunci: Klasifikasi Kemampuan Lahan, Metode USDA Skoring, Metode Overlay dengan Sistem Informasi Geografis*) Hatta Nizam: adalah Mahasiswa Geografi-FIS UM-Malang.
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (Landcape) yang mencakup pengertian
lingkungan fisik termasuk iklim, topografi relief, hidrologi dan bahkan keadaan vegetasi alam,
(natural vegetation) yang semua secara potensial akan mempengaruhi perhadap pengunaan lahan
(FAO,1976) dalam Jamulya dkk (1991). Dari perbedaan komposisi yang ada pada lahan
menyebabkan perlu di klasifikasikan kelas kemampuan lahan. karena kemampuan lahan
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis kecocokan kondisi wilayah yang ada
dalam pengembanganya, terutama pengembangan komoditas pertanian tertentu.
Seiring peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun dan di mana keadaaan lahan yang
tidak semua dapat ditanami secara keseluruhan. Hal ini di sebabkan oleh pengunaan lahan seperti
bangunan, taman, rumah dan lain-lain. Selain itu juga lahan memiliki faktor pembatas secara fisik
seperti hidrologi, jenis tanah, kemiringan lereng sehingga membuat lahan yang ada tidak dapat
2
ditanami secara maksimal. Dampak yang di timbulkan dari penanaman tersebut juga akan
mengakibatkan erosi, lahan gundul serta berdampak pula pada kekeringan dan banjir. Dari
permasalahan-permasalah yang timbul tersebut membuat perlu adanya pengklasifikasian
kemampuan lahan.
Pengklasifikasian kemampuan lahan dimaksudkan untuk memenfaatkan secara optimal
produktifitas lahan yang sesuai dengan kecocokan lahan tersebut. Pengklasifikasian ini merupakan
hal yang sangat perlu dilakuakan dalam penentuan kebijakan yang akan di ambil pada suatu daerah
tertentu untuk meningkatkan produktifitasnya. Menurut Tukiday dkk, (1991) analisis dan evaluasi
kemampuan lahan dapat mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu
wilayah yang mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah
yang di susun dengn cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan penggunan
lahan sumber daya alam.
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan cara penilaian komponen-komponen lahan secara
sistematik dan pengelompokan kedalam beberapa kategori berdasarkan sifat potensi dan
penghambat dalam penggunana secara lestari (Arsyad (1989) dalam simanjuntak (2003)). Dalam
klasifikasi kemampuan lahan tersebut yang diklasifiksikan ada bermaam-macam bentuk lahan
seperti karst, flufial, alluvial, denudasional, marin, gambut. Daerah karst dikategorikan sebagai
bentanglahan asal solusional (verstappen, (1983) dalam Haryono).
Dasar pengklasifikasian bentang lahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 kelas utama.
Bentang lahan asal solusional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat
proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomit. Karst menurut
klasifikasi Cvijic (1914) dalam Haryono, menjadi tiga kelompok, yaitu holokarst, merokarst dan
karst transisi. Holokarst merupakan karst dengan perkembangan paling sempurna, karst tipe ini
dapat terjadi bila perkembangan karst secara horisontal dan vertikal tidak terbatas. Merokarst
merupakan karst dengan perkembangan tidak sempurna atau parsial dengan hanya mempunyai
sebagian ciri bentuklahan karst. Karst transisi berkembang di batuan karbonat relatif tebal yang
memungkinkan perkembangan bentukan karst bawah tanah, akan tetapi batuan dasar yang
impermeabel tidak sedalam di holokarst, sehingga evolusi karst lebih cepat, lembah fluvial lebih
banyak di jumpai.
Secara umum kabupaten Lamongan memiliki bentang lahan karst yaitu tergolong pada kars
jenis merokast. Pada bentang lahan ini erosi terjadi lebih dominan di bandingkan dengan bentang
3
lahan yang lainya. Karena Sistem hidrologi tidak kompleks, alur sungai permukaan dan bawah
permukaan dapat dengan mudah diidentifikasi. Drainase bawah tanah terhambat oleh lapisan
impermeabel. Memiliki penggunaan lahan berupa perumahan, hutan produksi, marin, empang,
tegalan, tambak, rawa. Kemiringan lereng pada daerah ini curam sampai datar.
Wilayah penenlitian ini terletak di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan yang
terletak di pantai utara Lamongan yaitu Pantura. Berdasarkan data dan informasi diatas maka
dilakukan penelitian kemampuan lahan dikecamatan Brondong kabupaten Lamongan yang
merupakan daerah perbukitan kars. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kemampuan
lahan pada kecamatan Brondong sehingga data dan klasifikasi kemampuan lahan ini dapat di
manfaatkan oleh pemerintah untuk pertimbangan kebijakan dalam hal pertanian khususnya di
Kecamatan Brondong. Juga pada masyarakat sehingga dapat mengelola dengan baik sumberdaya
lahan yang ada pada wilayah tersebut.
METODE
Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam pengolahanya. Bahan dan alat yang
digunakan adalah sebagai berikut: Peta dari sumber Rencana Ditail Tata Ruang Kawasan (RDTRK)
Kecamatan Brondong tahun 2013-2033 yaitu Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Brondong skala
1: 70.000, Peta Administrasi Kecamatan Brondong skala 1: 70.000, Peta Kedalaman Tanah
Kecamatan Brondong skala 1: 70.000, Peta Tekstur Tanah Kecamatan Brondong skala 1: 70.000,
Peta Jenis Tanah kecamatan Brondong skala 1: 70.000, Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Brondong skala 1: 70.000. Selain itu bahan lain yang digunakan adalah Peta RBI Kabupaten
Lomongan.(Bakosurtanal 2002), Peta Administrasi Kecamatan Brondong, (BPS, 2010), Komputer
dan aplikasi Arcgis 10.1 serta alat tulis.
Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode scoring penentuan kelas
kemampuan lahan berdasarkan USDA yang di modifikasi dalam Arsyad dalam safle dkk, ( 2012).
dan pembuatan peta klasifikasi kemampuan lahan berdasarkan overlay (Geoprosesing) dengan
system informasi geografis.
4
Gambar 1.
Citra satelit Daerah penelitian di kecamatan brondong
Variabel yang diamati dalam penelitian klasifikasi kemampuan lahan adalah:
Kemiringan Lereng
Kedalaman efektif Tanah
Tekstur Tanah Permeabilitas
Ancaman banjir/Genangan
Tutupan Batuan
Dengan menggunakan parameter-parameter menurut Jamulya dkk, (1990), yang dimodifikasi.
Tabel 1. Kedalaman TanahN0 Kedalaman Tanah Skoring Tingkat Kesesuain1 Kurang dari 25 1 Sangat tidak sesuai2 50-25 2 Tidak sesuai3 50-90cm 3 Kurang sesuai4 Lebih dari 90 cm 4 Sesuai
Tabel 2.Tekstur TanahN0 Tekstur tanah Skorin
gTingkat Kesesuain
1 Tanah tekstur kasar 1 Sangat tidak sesuai2 Tanah tekstur agak kasar 2 Tidak sesuai
3 tanah tekstur sedang 3 Kurang sesuai
4 Tatah bertekstur agak halus 4 Sesuai
5 Tnah bertekstur halus 5 Sangat sesuai
5
Tabel 3. Keberadaan BatuanN0 Keberadaan Batuan Skorin
gTingkat Kesesuain
1 Sangat banyak 1 Sangat tidak sesuai
2 Banyak 2 Tidak sesuai
3 Sedang 3 Kurang sesuai
4 Sedikit 4 Sesuai
5 Tidak ada 5 Sangat sesuai
Tabel 4. PermeabilitasN0 Permeabilitas Skoring Tingkat kesesuain
1 Lambat 1 Sangat tidak sesuai
2 Agak lambat 2 Tidak sesuai
3 Sedang 3 Kurang sesuai
4 Agak cepat 4 Sesuai
5 Cepat 5 Sangat sesuai
Tabel 5. BanjirN0 Periode Ulang Banjir Skoring Tingkat kesesuain1 Banjir setahun 2 kali 1 Sangat tidak sesuai
2 Banjir tahun sekali 2 Tidak sesuai
3 Banjir 3 tahun ta 3 Kurang sesuai
4 Banjir 5 tahunan sekali 4 Sesuai
5 Tidak ada 5 Sangat sesuai
Tabel 6. Kemiringan lerengN0 Kemiringan lereng (%) Skoring Tingkat kesesuain1 0-8 1 Sangat tidak sesuai
2 8-15 2 Tidak sesuai
3 15-25 3 Kurang sesuai
4 25-40 4 Sesuai
5 40-100 5 Sangat sesuai
6
Tabel 7. Klasifiksi
No Skoring Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan
1 5-8 Kelas Kemampuan lahan I
2 9-12 Kelas Kemampuan lahan II
3 13-16 Kelas Kemampuan lahan III
4 17-20 Kelas Kemampuan lahan IV
5 21-23 Kelas Kemampuan lahan V
6 24-26 Kelas Kemampuan lahan VI
7 27-29 Kelas Kemampuan lahan VII
Prosudur Kerja:
Kajian pustaka literatur-literatur yang terkait dengan klasifikasi kesesuaian lahan dan
karasteristik pada wilayah penelitian.
Mempersiapkan alat dan bahan yang di perlukan untuk penelitian.
Pembuatan Peta Unit lahan Pada Lokasi penelitian dengan cara overlay union kedalaman
tanah, lereng dan penggunaan lahan pada wilayah penelitian.
Mengkroscek kembali penggunaan lahan dari data sebelumya bahaya banjir dan tutupan
batuan. Data yang sudah di peroleh selanjutnya di diskripsikan dan di buat dalam bentuk tabel.
Data hasil analisis selanjutnya dianalisis dengan faktor pembatas berupa bahaya banjir,
kemiringan lereng, tekstur, permeabilitas,
Mangisi data atribut masing-masing peta dan di layout. Selanjutnya menganalisis luas
masing-masing peta yang ada. Kemudian membuat peta unit lahan dengan mengoverlay peta
lereng, kedalaman tanah, penggunaan lahan, tekstur, permeabilitas dengan geoprosesing
intersek. Untuk menganalisi luas masing masing peta dengan cara kalkulate geometri. Setelah
semua proses di lakukan lalu membuat peta kemampuan lahan.
7
HASIL PENELITIAN
Kecamatan Brondong merupakan wilayah yang keseluruhan merupakan daerah karst pada
pantai utara Kabupaten Lamongan. Perlu pengklasfikasian untuk mengembangkan kawasan
tersebut dalam pengembanganya untuk mengikuti pogram ketahanan pangan agar menjadikan
Lamongan menjadi wilayah pertanian berkelanjutan. Perencanaan penggunaan lahan pada dasarnya
merupakan inventerentasi dan penilaian keadaan potensi sumberdaya dan faktor-faktor pembatas
darin suatu daerah dengan permasalahan permasalahan yang lebih komplek di dalam sistem usaha
tani lahan kering, teknologi yang
diperlukan tidak dapat sama
pada semua tempat, melainkan
dibutuhkan penfdekatan yang
lebih terencana sesuai dengan
kondisi biofisik dan social
ekonomi (simanjuntak, B.H).
Luas wilayah kecamatan
brondong adalah 7606,34
Hektar.
Gambar 2. Peta Jenis Tanah Kecamatan Brondong
Kecamatan brondong merupakan daerah Karst yang memiliki 5 jenis tanah dalam klasikasi USDA
yaitu : 1.Calciustolls,Usthorthents 2155.24 hektar 2.Tropaquepts, Fluvaquents2772.22 hektar
3. Calciustolls, Ustropepts 147.52 hektar 4. Haplustalfs, Ustropepts298.52 hektar
5. Ustropepts, Haplustalfs 2205.32 hertar. Persebaran jenis tanah dapat dilihat di peta jenis tanah
yang ada di gambar 2 diatas. Jenis Tanah ini merupakan jenis tanah bentukan dari hasil proses
marinutamanya batuan kasrt dan proses alluvial. Karena daerah pantura jawa imur yaitu
merrupakan bentukan dari sedimentasi pulau jawa.
8
Dalam proses pembuata peta unit lahan juga dibutuhkan peta kemiringan lereng. Pada
daetah Kecamatan Brondong
merupakan daerah perbukitan datas
sampai agak curam. Dari 5 klasifikasi
Menurut perhutani di kabupaten
Lamongan masuk kedalam 3
klasifikasi kemiringan lereng yaitu
Darat, Landai dan dagak curam,
prosentase luasan daerah tersebut yaitu
datar 83,21 hektar, lndai sebesar
1854,71 hektar dan agak curam
sebseasar Gambar3. PetaKemiringan lerng Kecamatan Brondong
0.51 hektar.
Penggunaan lahan yang ada di kabupaten lamongan di dominasi denagan wilayah pertanian
seperti tegalan, sawah dan
tambak udang serta hutan selain
itu terdapat kawasan industri tang
mulai berkembang serta daerah
pemukiman. Luasan lahan yang
dominan di Kecamatan Brondong
yaitu tegalan sebesar 2414.26,
sawah sebesar, 1227,07 tambak
sebesar 359,92
Gambar4. Peta Penggunaan lahan kecamatan Brondong
9
hutan sebesar 874,33 dan pemukiman sebesar 51,08 dan kawasan industri sebesar 150 hektar. Data
ini di dapatkan dari Peta Rencana Tata Ruang Kabupaten Lamongan tahun 2011-2031
dari overlay ketiga peta
dasar tersebut didapatkan 5
penggunaan lahan pada kajian
peneniltian ini yaitu unit lahan satu
unit lahan dua unit lahan tiga, unit
lahan empat dan unit klahan lima.
Selanjutnya dari 5 macam unit
lahan yang ada akan dianalisis
dengan menggunakan metode
scoring terhadap vafiabel yang
telah di tentukan penelitian Gambar5. Unit Lahan kecamatan Brondong
Kecamatan Brondong berdasarkan parameter yang ada. Fariabel yang dianalisis tersebut
yaitu Kemiringan Lereng. Kedalaman efektif Tanah, Tekstur Tanah Permeabilitas, Ancaman
banjir/Genangan, Tutupan Batuan. dari hasil pensekoran didapatkan hasil sebagai berikut:
Tablel 8 Hasil Penyekoran Unit Lahan Kecamatan Brondong
No Unit Lahan Kedalaman Batuan Lereng Banjir Tekstur Permeabillitas Skor
1 Unit Lahan 1 2 1 3 5 4 2 17
2 Unit Lahan 2 2 1 5 4 4 2 18
3 Unit Lahan 3 1 4 5 1 1 4 16
4 Unit Lahan 4 1 2 5 3 1 3 15
5 Unit Lahan 5 2 2 4 3 4 2 17
10
Gambar 6. Peta Klasifikasi tingkat kemampuan lahan
PEMBAHASAN
Dari hasil pemprosesan data baik melalui metode skoring maupun olahan melalui Sistem
Informasi Geogarafis (SIG) di dapatkan hasil Kecamatan Brondong terbagi atas dua klasifikasi
tingkat kemampuan lahan yaitu kelas IV dan kelas V. Untuk luas tingkat kemampuan lahan empat
yaitu sebesar 5000.05 hektar dan untuk tingkat kemampuan lahan lima yaitu sebesar 2579.32
hektar. Hal tersebut disebabkan kondisi yang ada di Kecamatan Brondong merupakan daerah
sedimen dan perbukitan kars. Sehingga jenis tanah yang ada pada lokasi tersebut merupakan tanah
bentukan asal marin dan fluvial.
Banyaknya faktor pembatas yang tidak dapat untuk di perbaiki seperti kondisi jenis tanah
yang berpengaruh terhadap tekstur, kemudian jumlah batuan induk serta kedalaman tanah. Hal
inilah yang menyebakan kemampuan lahan di daerah Kecamatan Brondong kurang sesuai dan
dibutuhkan perlakuan ekstra di dalam pengembangan terhadap pertanian.
Sehingga jika petani ingin memanfaatkan lahan yang ada di Kecamatan Brondong butuh
Tenaga dan biaya yang lebih didalam biaya produksi karena kondisi fisik dari lahan yang ada
kurang sesuai yang menyebabkan hasil yang didapat juga belum dapat maksimal.
Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan pertanian secara baik dan mengetahui tinkat
kecocokan tanaman tertentu berdasarkan kondisi gomorfologi dan geologi kecamatan Brondong
sehingga dapat dihasilkan produktifitas maksimal.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode USDA dengan cara skoring
dari hasil data skunder berdasarkan parameter dari variabei-variabel yang digunakan. Variabel
tersebut meliputi kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, permeabilitas, ancaman
banjir dan tutupan batuan. Pembuatan peta kelas kemampuan lahan mengunakan metode overlay
dari Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software argis 10.1. dapat disimpulkan bahwa lahan
karst yang ada di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan terklasifikasikan kedalam kelas
kemampuan lahan IV dan kelas kemapuan lahan V. Kondisi demikian disebabkan oleh banyaknya
faktor pembatas. Faktor pembatas yang ada merupakan faktor dominan seperti lereng dan
kedalaman tanah. Oleh sebab itu untuk memaksimalkan kualitas maupun kuantitas hasil panen
dibutuhkan tenaga dan biaya yang cukup besar dalam perawatan tanaman tersebut. Sehingga dari
hal tersebut diperlukan adanya evaluasi kesesuaian lahan untuk menentukan tingkat kecocokan
tamanan tertentu sehingga tanaman yang dapat ditanam dapat maksimal baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
2. Saran-Saran
Didalam pengelolaan suatu lahan perlu adanya suatu evaluasi tanaman tertentu sehingga dapat
mengetahui jenit tanaman yang sesuai untuk di tanam utamanya di Kecamatan Brondong, sehingga
tanaman yang ada dapat dipanen secara maksiman baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
DAFTAR RUJUKAN
Haryono,Eko. Adji, Thahyo N. Geomorfologi dan Hidrologi Karst. Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Simanjuntak, B.H, 203 Evaluasi kemampuan lahan untuk budidaya tanaman, Agric Safle, L 2012. Klasifikasi Kemampuan lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi di
Kecamatan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Tukiday. Woro,Suratman. 1991. Kesesuaian Lahan. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
12
Jamulya. Sunarto. 1991. Kemampuan Lahan. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Jamulya. Tukiday. 1991. ESL Untuk Pertanian. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK). Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2033.
Peta Rupa Kabupaten Lamongan. Tahun 2002. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).
Peta Administrasi. Badan Pusat Statistika (BPS). Tahun2010