Klasifikasi gips

15
Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25 1. Impression plaster (tipe I) Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression 2. Model plaster (tipe II) Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya dengan dental stone. 3. Dental stone (tipe III) Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih 4. Dental stone, high strength (tipe IV) Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration

description

ASD

Transcript of Klasifikasi gips

Page 1: Klasifikasi gips

Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25

1. Impression plaster (tipe I)

Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran

gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan

material elastik impression

2. Model plaster (tipe II)

Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari

stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk

membedakannya dengan dental stone.

3. Dental stone (tipe III)

Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture,

model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana

kuning atau putih

4. Dental stone, high strength (tipe IV)

Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok

untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration

5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas

respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang

lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan

paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips.(Hatrick

dkk, 2003)

Page 2: Klasifikasi gips

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Material

1. Gips tipe II (gips plaster)

2. Gips tipe III(gips stone tipe I)

3. Gips tipe IV (gips stone tipe II)

4. Vaselin

5. Aquades

6. Kertas amplas

B. Alat

1. Rubber bowl (Mangkok karet) dan spatula

2. Neraca (timbangan)

3. Stop watch

4. kotak kubus dengan atas terbuka ukuran 4 x 3 x 3

5. gelas ukur

6. vibrator

7. pisau gips

8. alas kerja kain putih dengan ukuran 40*40cm

C. Cara kerja

1. Timbang gips tipe II dan IV sebanyak 100gr dan gips tipe III sebanyak 90gr

2. Mengolesi seluruh bagian dalam kotak kubus dengan vaselin secara tipis dan

merata

Page 3: Klasifikasi gips

3. Siapkan aquadest dengan perbandingan 1:2 untuk gips tipe II dan 1:3 untuk

gips tipe III dan 1:2 untuk gips tipe IV

4. Masukkan aquadest ke dalam mangkok karet sebanyak 50ml, 30ml,dan 20 ml

untuk masing-masing gips

5. kemudian masukkan bubuk gips ke dalam mangkok karet yang sudah terisi

aquadest dalam waktu 10 detik dan dalam waktu 20 detik bubuk gips sudah

terendam dalam aquadest,

6. catat awal waktu dari mulai pencampuran gips dengan aquadest menggunakan

stopwatch

7. aduk gips hingga homogeny dengan menggunakan spatula sebanyak 60 kali

putaran seama 1 menit. Bersamaan dengan mangkok kater diputar perlahan-

lahan.

8. Gunakan vibrator untuk mengeluarkan gelembung

9. Tuangkan adonan gips kedalam cetakan kubus, kemudian rata adonan setinggi

cetakan

10. Ukur waktu pengerasan adonan gips menggunakan stopwatch

11. Satu atau dua menit waktu pengerasan (umumnya ditandai dengan hilangnya

permukaan yang mengkilat atau hilangnya kelebihan air) dan perhatikan

adonan dengan interval waktu 30 detik

12. Waktu pengerasan dihitunga sejak awal pengadukan sampai mengeras

13. Setelah gips mencapi finnal setting, membuka kotak kubus kemudian

merapikan gips dengan pisau gips menjadi ukuran 3,5 x 2,5 x 2,5

Page 4: Klasifikasi gips

menggunakan penggaris dan pensil tinta. Terakhir menghaluskan permukaan

gips dengan kertas amplas.

14. Hasil maksimal adalah didapatkan balok gips dengan ukuran tepat, permukaan

yang halus dan tidak poros

Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :

1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips

dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. secara visual

ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).

Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.

2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara

lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai.

Tandanya antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum

maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.

Uji untuk waktu kerja, pengerasan, dan waktu pengerasan akhir :

a. Waktu pengadukan

Waktu pengadukan adalah waktu dari penambahan bubuk pada air sampai pengadukan

sempurna. Pengadukan stone dan plater secara mekanik biasanya tercapai dalam 20-30

detik. Pengadukan tangan dengan spatula umumnya memerlukan minimal 1 menit untuk

memperoleh adukan yang halus.

Page 5: Klasifikasi gips

b. Waktu kerja

Ini adalah waktu yang tersedia untuk menggunakan adukan, dimana konsistensi yang

merata dipertahankan untuk dilakukan satu atau beberapa manipulasi. Misalnya, waktu

kerja yang cukup diperlukan untuk mengisi cetakan, mengisi cetakan cadangan, dan

membersihkan peralatan sebelum gipsum benar-benar mengeras. Umumnya waktu kerja

sekitar 3 menit adalah cukup.

c. Waktu pengerasan

Adalah waktu yang terentang antara mulai pengadukan sampai bahan mengeras. Biasanya

diukur dengan beberapa jenis uji penetrasi , menggunakan instrumen. Waktu pengerasan

terjadi selama 5 sampai 15 menit.

d. Uji hilang kilap untuk pengerasan awal

Begitu reaksi berlangsung, sebagian kelebihan air diambil dalam bentuk dihidrat sehingga

adukan kehilangan kilapnya. Hal ini terjadi kurang lebih pada 9 menit, dan massa masih

belum memilik kekuatan kompresi yang dapat diukur.

e. Pengendalian waktu pengerasan :

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gipsum ini adalah pengendalian waktu

pengerasan yang secara teori ada 3 metode :

Kelarutan hemihidrat (penyusun stone dan plaster) dapat ditingkatkan atau dikurangi

Jumlah nukleus kristalisasi dapat ditingkatkan atau dikurangi. Semakin besar jumlah

nukleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gipsum dan semakin cepat pula

pengerasan massa.

Bila kecepatan pertumbuhan kristal dapat ditingkatkan atau dikurangi, begitu pula

waktu pengerasan dapat dipercepat atau diperlambat.Operator dapat mengubah

Page 6: Klasifikasi gips

waktu pengerasan dalam batasan tertentu dengan mengubah rasio W:P dan waktu

pengadukan.

Page 7: Klasifikasi gips

1. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).

Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan.

Energi termal yang diperlukan dalam polimerisasi dapat diperoleh dengan

menggunakan perendaman air atau microwave. Penggunaan energy termal

menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal

bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Pembuatan model malam

• Pisau wax / Lecron

• Lampu spiritus

• Base Plate Wax

2. Penanaman model malam

• Cuvet ukuran

• Bowl dan Spatula

• Gelas ukur dan timbangan

• Kunci pas no. 10

• Alat press

• Gips tipe II

• Vaselin

• Air

Page 8: Klasifikasi gips

3. Pengolahan resin akrilik

• Kuas kecil

• Lecron

• Alat press

• Cawan porselein

• Plastik

• Cold mold seal

• Powder polimer dan liquid monomer

• Spuit

4. Pemasakan Resin Akrilik (Curing)

• Kompor

• Panci

5. Mengeluarkan model resin akrilik dari cuvet (Deflasking)

• Gergaji besi / pisau gips

• Kunci pas no. 10

• Lecron

B. Cara Kerja

1. Model Malam (Wax)

Siapkan model malam dengan memotong sesuai ukuran yang diperlukan.

Dengan menggunakan bantuan lampu spiritus, sesuaikan bentuk wax dengan

cetakan.

2. Flasking

Page 9: Klasifikasi gips

Olesi dinding cuvet dengan vaselin tipis saja.

Isi cuvet dengan adonan tipe II hingga penuh.

Model malam ditanamkan dalam cuvet, permukaan model malam rata dengan

gips.

Cobakan cuvet atas sebelum adonan mengeras.

Setelah adonan gips pada cuvet bawah mengeras permukaan gips diolesi vaselin.

Pasangkan cuvet atas, kemudian isi dengan adonan gips tipe II.

Pasang tutup cuvet atas, kemudian dipress hingga rapat (metal to metal), sekrup

dikencangkan.

Tunggu sampai adonan gips mengeras.

3. Wax elimination

Didihkan air dengan suhu lebih kurang 100°C.

Celupkan cuvet yang diikat tali, tunggu lima menit.

Angkat cuvet, buka, keluarkan cairan malam.

Bersihkan mold space dengan menyiramnya dengan air panas yang dicampur

detergen.

Bersihkan juga cuvet atas.

(seharusnya dengan cara diatas, namun karena keterbatasan waktu proses wax

elimination dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara langsung membuka

cuvet lalu membuang malam dengan menggunakan lecron)

4. Packing

Siapkan mold space tepi gips yang di bevel.

Page 10: Klasifikasi gips

Olesi permukaan mold space dengan Cold Mold Seal dengan menggunakan

kuas.

Tunggu hingga kering

Siapkan monomer didalam mangkok/cawan porselen.

Masukkan bubuk polimer sedikit demi sedikit sampai terlihat seperti pasir basah

dan getarkan mangkok tersebut (kelebihan monomer akan naik ke permukaan).

Taburi lagi polimer sampai tidak ada kelebihan monomer.

Bila telah mencapai fase dough stage, ambil seluruh adonan dengan

menggunakan lecron dan letakkan dalam mold space. Lapisi permukaan dengan

plastik.

Pasang cuvet atas beserta tutupny, lakukan pengepresan ringan (jarak antar cuvet

2 mm)

Buka cuvet atas dan buang kelebihan adonan.

Lakukan sampai cuvet “metal to metal” kontak.

Lihat apakan ada porus. Bila ada bagian tersebut ditusuk dengan sonde dan

dilapisi monomer.

Bila tidak ada lagi kelebihan akrilik dan porus dapat dilakukan pengepresan

akhir, plastik dilepas.

Pasang sekrup dan lakukan pres akhir.

5. Curing

Masukkan air dalam panci.

Masukkan cuvet.

Page 11: Klasifikasi gips

Panaskan panci dengan api kecil selama 10 menit kemudian dilanjutkan dengan

api besar selama 20 menit.

Matikan api dan biarkan cuvet berada dalam panci hingga mencapai suhu kamar.

6. Deflasking

Sekrup dibuka tutup cuvet dibuka.

Lepaskan cuvet bawah dengan cara mengetuk bagian dasar cuvet.

Bongkar secara hati-hati.

7. Polishing

Rapikan pinggiran akrilik yang runcing dengan carbid bur

Licinkan permukaan akrilik dengan amplas menggunakan mandril

Kilatkan permukaan dengan bulu domba yang sebelumnya diolesi dengan

pumish