Klasifikasi Fungsi Jalan

13

Click here to load reader

Transcript of Klasifikasi Fungsi Jalan

Page 1: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 1/13

1

PR S R N WIL Y H D N KOT

KL SIFIK SI Jenis Jalan

DISUSUN OLEH : IRPAL GUSNADI ( 113410130 )

Universitas Islam Riau

Jurusan Pengantar Perencanaan Wilayah dan kota 

Tahun Ajaran 2013/2014 

Page 2: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 2/13

2

TUGAS PRASARANA WILAYAH DAN KOTA

A. 

Jalan Arteri Primer

1.  Jalan Arteri Primer 

Menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan

nasional dengan pusat kegiatan  wilayah.  Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana  tata

ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,

dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai

 berikut:

2.  Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan

lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

3.  Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura yang

menghubungkan antara Sumatera dengan  Jawa di Merak, Jakarta,  Semarang,  Surabaya sampai

dengan Banyuwangi merupakan arteri primer.

2. 

Karakteristik Jalan Arteri Primer

Karakteristik jalan arteri primer adalah sebagai berikut :

  Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana  paling rendah 60 (enam puluh)

kilometer per jam (km/h);

  Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter;

  Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk /akses langsung minimal 500

meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2, dengan

 pemanfaatan untuk perumahan;

  Persimpangan  pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan

volume lalu lintas dan karakteristiknya;

  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti  rambu lalu lintas, marka jalan,  lampu

lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;

 

Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk   sepeda dan kendaraan lambat

lainnya;

Page 3: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 3/13

3

  Jalan arteri primer mempunyai 4  lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan

median (sesuai dengan ketentuan geometrik);

  Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan

arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk  kendaraan

tidak bermotor (sepeda, becak, dll).

B. 

Jalan Arteri Sekunder

1.  Jalan Arteri Sekunder 

Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh kecepatan rata-rata

tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai jalan protokol.

2.  Ciri Jalan Arteri Sekunder

a.  Jalan arteri sekunder menghubungkan :

  kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu.

  antar kawasan sekunder kesatu.

  kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

   jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.

 b. 

Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh) km

 per jam.

c.  Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.

d. 

Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

e.  Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.

f.  Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diizinkan melalui jalan

ini.

g. 

Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan

volume lalu lintasnya.

h.  Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

i.  Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak dizinkan pada

 jam sibuk.

Page 4: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 4/13

4

 j.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu

lintas, lampu jalan dan lain-lain.

k.  Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang lain.

l.  Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat

lainnya.

m.  Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas jalan yang

lebih rendah.

C. 

Jalan Kolektor Primer

1. 

Jalan Kolektor Primer 

Adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan

wilayah dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan atau  pelabuhan

 pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.

2. 

Ciri Jalan Kolektor Primer

  Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.

  Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer.

  Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat puluh)

km per jam.

  Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter

  Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan masuk/akses

langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.

  Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.

  Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan

volume lalu lintas nya.

 

Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas

rata-rata.

  Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam sibuk.

  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti  rambu lalu lintas, marka jalan,  lampu

lalu lintas dan lampu penerangan jalan.

  Jalan kolektor primer menghubungkan

 jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b terdiri atas : a

Page 5: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 5/13

5

Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten atau

kota;b, jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibu kota kabupaten atau kota;c., jalan

strategis provinsi. 

D. 

Jalan Kolektor Sekunder

1. 

Jalan Kolektor Sekunder 

Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak

sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi, dengan peranan pelayanan  jasa

distribusi untuk  masyarakat di dalam kota. 

2. 

Ciri jalan kolektor sekunder

a.  Jalan kolektor sekunder menghubungkan:

  antar kawasan sekunder kedua.

 

kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

 b.  Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken keoepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh)

km per jam.

c.  Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.

d.  Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah pemukiman.

e.  Lokasi parkir pada badan jalan-dibatasi.

f.  Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.

g. 

Besarnya lalu lintas harian rata-rata pads umumnya lebih rendah dari sistem primer dan arteri

sekunder.

Page 6: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 6/13

6

E. 

Jalan Lokal Primer

1. 

Jalan Lokal Primer 

Adalah  jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat

kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal,

atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.

2. 

Ciri Jalan Lokal Primer

  Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar kota.

  Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya.

 

Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) km per

 jam.

  Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.

  Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter

  Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem primer

  Jalan lokal primer yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, ibu kota

kabupaten dengan pusat desa, antar ibu kota kecamatan, ibu kota kecamatan dengan desa, dan

antar desa;c. 

F. 

Jalan Lokal Sekunder

1. 

Jalan Lokal Sekunder 

Adalah menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua

dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

2. 

Ciri jalan lokal sekunder

a.  Jalan lokal sekunder menghubungkan:

  antar kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya.

Page 7: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 7/13

7

  kawasan sekunder dengan perumahan.

b.  Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) km per

 jam.

c. 

Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang dari 5 (lima) meter.d.

 

Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diizinkan melalui fungsi jaIan ini di daerah

 pemukiman.

G.  Jalan

Jalan  adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk  bangunan

 pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, 

di atas permukaan tanah, di bawah permukaan  tanah dan/atau air,  serta di atas permukaan air, kecuali

 jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

1.  Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

2.  Jalan khusus  adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau

kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

3.  Jalan tol  adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan

nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

4.  Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

5.  Penyelenggaraan jalan  adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,

dan pengawasan jalan.

6.  Pengaturan jalan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum,

dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

7.  Pembinaan jalan  adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,

 pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

8.  Pengembangan jalan  adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis,

 pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

9.  Pengawasan jalan  adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,

 pembinaan, dan pengembangan jalan.

10. Penyelenggaraan jalan adalah pihak yang melakukan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan

 pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.

Page 8: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 8/13

8

11. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan

masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar

ruang milik jalan.

Page 9: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 9/13

9

H. Jalan umum menurut f ungsi.

1.  Jalan arteri :Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan

ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara

 berdaya guna.

2.  Jalan kolektor : Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

 pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan

 jumlah jalan masuk dibatasi.

3.  Jalan local : Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

4. 

Jalan lingkungan : Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

I .  Jalan umum menurut status

1.  Jalan nasional : Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

 jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan

tol.

2. 

Jalan provinsi : Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota

kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3.  Jalan kabupaten : Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang

tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten

dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan

lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam

wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

4.  Jalan kota : Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan

antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,

menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di

dalam kota.

Page 10: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 10/13

10

5.  Jalan desa: Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

J.  Jalan umum menurut kelas

1.  Kelas I : Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani

lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan

kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur

 banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan

 pelayanan terhadap lalu lintas.

2.  Kelas II : Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya

terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu

lintasnya dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

3.  Kelas IIA : Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi permukaan

 jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya

terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu

lintas lambat, harus disediakan jalur tersindiri.

4.  Kelas IIB : Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari

 penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan

lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

5. 

Kelas IIC : Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari

 jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari

kendaraan tak bermotor.

6. 

Kelas III : Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi

 jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan

dengan aspal.

Page 11: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 11/13

11

K.  Bagian jalan

1. 

Ruang manfaat jalan

Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang

manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu

yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh

departemen yang berwenang.

Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan,

saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan

 jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau

 pada prakteknya banyak digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.

2. 

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat

 jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi

tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan

 jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Sejalur tanah

tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.

3. 

Ruang pengawasan jalan

Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada

di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan

 bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi

oleh lebar dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi

 badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

   jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;

   jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;

   jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;

Page 13: Klasifikasi Fungsi Jalan

7/23/2019 Klasifikasi Fungsi Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-fungsi-jalan 13/13

13

POTONGAN MELINTANG JALAN RAYA