Klasifikasi-Alat-Berat

24
Klasifikasi Alat Berat 1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat a. Alat Pengolah Lahan 1) Bulldozer Bulldozer adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Pada proyek-proyek konstruksi, bulldozer digunakan pada pelaksanaan berikut: Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/ tonggak- tonggak pohon dan bebatuan Pembukaan jalan kerja dipegunungan maupundaerah bebatuan Memindahkan tanah yang jaraknya 100 meter Menarik scraper Menghampar tanah isian (fills) Menimbun kembali trencher Pembersihan medan Pemeliharaan jalan kerja Menyiapkan bahan-bahan dari soil borrow pit dan quarry pit (tempat pengambilan bahan). Gambar 1. Bulldozer Produktivitas dozer sangat tergantung pada ukuran blade, ukuran traktor dan jarak tempuh. Kapasitas Blade untuk mencarinya dapat digunakan rumus atau table. Rumus V = WHL/2 denga nilai W = 1,5 1,67 (m) dan Sudut α = 30 – 33 0

description

alat berat

Transcript of Klasifikasi-Alat-Berat

Page 1: Klasifikasi-Alat-Berat

Klasifikasi Alat Berat

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

a. Alat Pengolah Lahan

1) Bulldozer

Bulldozer adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai

untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi.

Pada proyek-proyek konstruksi, bulldozer digunakan pada pelaksanaan

berikut:

Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/ tonggak-

tonggak pohon dan bebatuan

Pembukaan jalan kerja dipegunungan maupundaerah bebatuan

Memindahkan tanah yang jaraknya 100 meter

Menarik scraper

Menghampar tanah isian (fills)

Menimbun kembali trencher

Pembersihan medan

Pemeliharaan jalan kerja

Menyiapkan bahan-bahan dari soil borrow pit dan quarry pit

(tempat pengambilan bahan).

Gambar 1. Bulldozer

Produktivitas dozer sangat tergantung pada ukuran blade, ukuran

traktor dan jarak tempuh. Kapasitas Blade untuk mencarinya dapat

digunakan rumus atau table.

Rumus V = WHL/2 denga nilai W = 1,5 – 1,67 (m) dan Sudut α = 30 –

330

Page 2: Klasifikasi-Alat-Berat

Pengisian blade umumnya dilakukan pada 40-50 ft (13-17 m)

pertama dari jarak tempuh. Pada saat kembali, blade dala keadaan kosong.

Waktu angkut dan kembali bulldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi

kecepatan untuk setiap variable. Perhitungan waktu siklus ditentukan juga

oleh suatu waktu yang konsisten (fixed time- FT) yang merupakan waktu

yang dibutuhkan bulldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju

kendaraan. FT pada umumnya berkisar antara 0,10 – 0,15 menit. Waktu

yang diperlukan oleh dozer untuk melakukan 1 siklus adalah :

CT = FT + HT + RT

Perhitungan maksimum produktivitas bulldozer dapat dicari

dengan menggunakan rumus dan atau kurva.

Prod = Vl x 60/CT x efisiensi

2) Scraper

Adalah salah satu alat berat beroda ban (tire) yang bisa dipakai

memuat/mengangkut dan membuang (spreading) secara individu dengan

atau tanpa dibantu pendorong (buldozer).

Ada 2 macam Scraper yaitu :

Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena

memang tidak bermesin, tenaganya diambil dari buldozer.

Motor Scraper. Ada yang menggunakan mesin tunggal / Front. Ada yang

menggunakan mesin ganda / Front and Rear

Sedang yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer.

Jarak angkut motor scraper antara (500 – 2000 meter) sangat effektif

material/tanah yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi

memotong/meratakan bukit yang cukup luas, sedang Towed Scrapper

jarak angkut tidak lebih dari 500 meter.

Gambar 2. Scraper

Page 3: Klasifikasi-Alat-Berat

3) Motor Grade

Digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu

pekerjaan tanah, misalnya pada pembuatan jalan. Agar diperoleh kerataan

yang lebih baik, juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan

tanah/badan jalan atau slope dan bisa membuat parit-parit kecil.

Gambar 3. Motor Grade

b. Alat Penggali

1) Backhoe

Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan

shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan

tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah

permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi bangunan, lubang

galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan

dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil

mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan

konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan

jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.

Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali

dan undercarriage nya.

Menurut alat kendali:

1.Dengan kendali kabel (cable controlled)

2.Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)

Menurut undercarriage nya:

1.Roda rantai (crawler mounted)

2.roda karet (wheel mounted)

Page 4: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 4. Wheel Mounted

Gambar 5. Crawler Mounted

Untuk menghitung produktivitas backhoe kita harus

membatasi terhadap kondisi yang ada pada setiap pekerjaan.

Beberapa factor yang dapat mempengaruhi produktivitas

excavator antara lain:

1. Factor keadaan pekerjaan

a. Keadaan dan jenis tanah

b. Tipe dan ukuran saluran

c. Jarak pembuangan

d. Kemampuan operator

e. Pengaturan operasional

2. Factor keadaan mesin

a. Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan

b. Kapasitas bucket

c. Waktu siklus yang dipengaruhikecepatan travel dan system

hidrolik.

Page 5: Klasifikasi-Alat-Berat

3. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut wing

Rumus yang dipakai dalam perhitungan :

Produktivitas = (60/CT) x BC x JM x BF

2) Dragline

Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada

alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat

dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan

kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom

shovel diganti boom dan bucket dragline.

Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan

untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai

keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan

yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat

galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan

ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat

yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam

truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan

berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat

baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,

sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.

Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah

produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power

shovel untuk ukuran yang sama.

Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel

mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-

tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar,

tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat

angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.

Page 6: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 6. Dragline

3) Front Shovel

Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di

atas permukaan tempat alat tersebut berada. Alat ini mempunyai

kemampuan untuk menggali material yang keras. Jika material yang digali

bersifat lunak, maka front shovel akan mengalami kesulitan. Dengan

demikina waktu penggalian akan lama.

Gambar 7. Front Shovel

Page 7: Klasifikasi-Alat-Berat

4) Clamshell

Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya

tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk

mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-

lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara massa oleh

clamshell.

Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara

vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat

yang dikehendaki di sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam

truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara

mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk

pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya.

Gambar 8. Clamshell

5) Power Shovel

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka

didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk

pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus

memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat

untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).

Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted,

karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan

kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama

untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan

alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali

Page 8: Klasifikasi-Alat-Berat

kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic

controlled).

Gambar 9. Power Shovel

c. Alat pengangkut material

1) Dump Truck

Alat yang dapat memindahkan material pada jarak menengah

sampai jarak jauh (500 meter – up). Muatannya diisikan oleh alat pemuat,

sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri.

Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya :

On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.

Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.

Gambar 10. Dump Truck

Page 9: Klasifikasi-Alat-Berat

Produktivitas suatu alat selalu bergantung dari waktu siklus. Waktu

siklus terdiri dari waktu muatan, waktu pengangkutan, waktu

pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri.

Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas adalah:

Produktivitas= kapasitas x (60/CT) x efisiensi

d. Alat Pemindahan Material

1) Dozer Shovel

Dozer shovel adalah sebuah alat berat track loader yang biasa

digunakan untuk memuat material/tanah atau batu ke dalam alat

pengangkut atau memindahkan material ke tempat lain dengan jarak

angkut yang sangat terbatas.

Gambar 11. Dozer Shovel

2) Wheel Loader

Adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban),

sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu :

hanya mampu beroperasi didaerah yanq keras dan rata, kering tidak licin

karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah

bank sendiri atau tanpa dibantu lebih dulu oleh bulldozer.

Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel

maupun wheel loader ada 3 macam :

1. I shape/cross loading

2. V shape loading

3. Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and

carry.

Page 10: Klasifikasi-Alat-Berat

Kelebihan wheel loader mobilitasnya tinggi dan manuver daerah

pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan

kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban

karet. Alat pemuat tersebut dalam menempatkan muatan kedalam dump

truck kurang bisa merata, sehingga kadang-kadang bisa miring, faktor ini

sangat dipengaruhi oleh skill operator.

Gambar 12. Wheel Loader

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat

berat dalam suatu pekerjaan konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi

kerja operator. Faktor efisiensi untuk operator alat berat yang tersedia

selama ini masih bersifat umum yang dapat digunakan untuk seluruh alat

berat. Makalah ini bertujuan untuk menghitung angka faktor efisiensi

operator pada alat berat Loader.

Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan studi

literatur dan pengamatan langsung di lapangan untuk perhitungan

produktivitas alat berat dengan menggunakan tiga tingkat keahlian

operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka

faktor efisiensi operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi

operator khusus pada alat wheel loader, yaitu untuk operator sangat baik,

rata-rata baik dan kurang secara berurutan didapatkan angka koreksi

sebesar 1, 0,94 dan 0,85.

Produktivitas Alat Secara umum, produktivitas suatu alat beratm

dihitung dengan menggunakan rumus 1: Q = q x (60 /CT)x E

e. Alat Pemadat

1) Tandem Roller

Three axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan

yang berat seperti mengerjakan landasan pesawat terbang dan lain-lainnya.

Konstruksi dari three axle tandem apabila ditambah satu roda depan (guide

roll) yang dipasang pada perpanjangan overhead frame disebut walking

Page 11: Klasifikasi-Alat-Berat

beam, yang dapat bergerak bebas naik turun mengikuti ketidakrataaan

permukaan jalan, sehingga satuan tekanan per satuan lebar rol dapat

dipertahankan besamya. Walking beam dapat juga dikunci, sehingga dapat

bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata.

Gambar 13. Tandem Roller

2) Sheepfoot Roller

Sheepfoot roller ini termasuk adalah alat pampat yang melindas

dari bawah. Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi

kaki-kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang

merupakan bidang-bidang kecil dan memberikan tekanan per satuan luas

yang besar.

Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada

waktu ditarik kaki-kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan

dinding drum yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan

kemampatan sementara. Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk

pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20 -25 sentimeter, dan

bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang

banyak mengandung lempung.

Page 12: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 14. Sheep-foot Roller

3) Segment Roller

Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat),

terutama tanah yang basah, grid roller kurang memberi hasil yang baik,

karena tanah akan tertinggal di antara batang-batang besi anyaman roda.

Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan segment roller yang

rodanya tersusun dari lempengan-lempengan baja kecil-kecil. yang akan

memberi tekanan per satuan luas cukup besar dan dapat masuk ke dalam

tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung dari bawah.

Gambar 15. Segment Roller

Page 13: Klasifikasi-Alat-Berat

4) Vibration Roller

Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara

pemampatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan

pada jenis tanah pasir atau kerildl berpasir. Efisiensi pemampatan yang

dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-

butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang

terdapat di antara butir-butimya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan

vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.

Produksi per jam suatu vibratory roller pada suatu pemadatan

adalah sebagai berikut:

Produksi dalam satuan luas QA =NV×1000 ×W× t × E

Dimana: V = Kecepatan rata-rata (km/jam)

W = Lebar efektif pemadatan (m)

H = Tebal lapisan (m)

N = Jumlah lintasan

E = Efisiensi kerja

Gambar 16. Vibration Roller

5) Modified Tamping Roller

Sering disebut juga sebagai grid roller. Dengan memberikan

pemberat berupa balok beton, tekan yang diberikan alat pada tanah

menjadi lebih besar. Jika tanah mengandung batuan, grid roller yang diberi

Page 14: Klasifikasi-Alat-Berat

pemberat dapat membantu alat untuk memecahkan batuan sehingga

permukaan tanah relative lebih rata.

Gambar 17. Modified Tamping Roller

6) Tandem Vibration Roller

Tandem Vibratory Roller adalah mesin penumbuk/ pemadat jalan

tipe tandem dengan kapasitas 6 ton, 8 ton, dan 10 ton dengan penggerak

roda belakang. Peralatan dilengkapi dua buah silindrical steel wheel (roda

baja) dengan ukuran sama dan perangkat vibrator, sehingga alat mi juga

berfungsi sebagai compactor. BTVR sangat cocok untuk proses pemadat

akhir dengan sistem rolling dan pemadat getar (vibratory compactor),

terutama pada jenis jalan Asphalt Hot Mix kelas High Way. BTVR juga

cocok untuk pemadatan pada konstruksi jalan umum.

Sistem penggerak BTVR menggunakan diesel engine multi

silinder tipe inline. Sistim transmisi (pemindab tenaga) terdiri dan

komponen - komponen: master clutch, gear box, differential dan final

drive. Gear box terdiri dan 3 (tiga) kecepatan maju dan 3 (tiga) kecepatan

mundur melalui sistem reverse clutch.

Alat mi menggunakan sistem penggerak roda belakang yang

dilengkapi dengan rem (brake). Differential di pasang secara integral pada

gear box dilengkapi dengan differential lock, serta penggerak akhir (final

drive) menggunakan sistem gear. Sistem kemudi menggunakan tipe

hydraulic dengan kontrbl roda kemudi, sehingga lebib mudah, ringan, dan

aman di dalam pengoperasian. Dengan sistem belok articulating, alat mi

memiliki sudut belok yang lebih kecil, sehingga lebib leluasa bermanuver.

Page 15: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 18. Tandem Vibration Roller

7) Smooth-wheel Roller

Jenis pemadatan ini dibagi berdasarkan tipe dan beratnya. Smooth-wheel

roller sangat baik digunakan untuk memadatkan material,berbutir seperti

pasir, kerikil, dan batuan pecah. Permukaan tanah yang telah dipadatkan

dengan tamping roller akan mudah licin dengan menggunakan alat ini.

Gambar 19. Smooth-wheel Roller

8) Pneumatic-tired Roller

Umumnya alat ini digunakan untuk pemadatan aspal hotmix.

Proses pemadatan alat ini menggunakan gabungan antara metode kneading

action dan static weight.

Page 16: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 20. Pneumatic-tired Roller

f. Alat Pemroses Material

1) Asphalt Distributor Truck

Alat ini merupakan truk yang dimodifikasisesuai dengan

fungsinya. Fungsi alat ini adalah untuk menghamparkan aspal cair ke atas

pondasi jalan dengan kecepatan yang sama. Tangki pada distributor aspal

mempunyai system yang dapat mempertahankan suhu aspal dan pada alat

ini dilengkapi burner yang berfungsi meningkatkan suhu aspal sesuai

dengan ketentuan.

Gambar 21. Asphalt Distributor Roller

Page 17: Klasifikasi-Alat-Berat

2) Asphalt Mixing Plant

Asphalt Mixing Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang

digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan

material agregat batu.

Proyek-proyek pembangunan jalan tol perkerasan lentur maupun

pelapisan ulang (overlay), umumnya mensyaratkan kontraktor untuk

menggunakan asphalt mixing plant untuk produksi material lapis

perkerasan seperti asphalt concrete.

Penggunaan asphalt mixing plant dimaksudkan untuk

memproduksi material campuran perekerasan lentur dengan jumlah yang

besar dengan mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).

Material batu pecah dan aspal akan dipanaskan secara terpisah

sebelum dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya berkisar

160 derajat celcius .

Gambar 22. Asphalt Distributor Roller

3) Crusher

Crusher adalah alat pemecah batuan yang berfungsi untuk

memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan

spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memecahkan batuan, crusher juga

memisahkan batuan hasil pemecahan dengan menggunakan saringan atau

screen. Dengan adanya screen maka batuan dapat dikelompokkan sesuai

dengan ukurannya.

Page 18: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 23. Crusher

4) Silo

Silo adalah silinder vertical yang digunakan sebagai tempat

penyimpanan campuran aspal hasil dari mixer. Campuran aspal dialirkan

ke dalam silo melalui bagian atasnyadengan menggunakan conveyor

tertutup.

Gambar 24. Silo

Page 19: Klasifikasi-Alat-Berat

g. Alat Penempatan Akhir Material

1) Asphalt paver

Alat ini merupakan traktor beroda ban ataupun crawler yang

dilengkapi dengan suatu system yang berfungsi untuk menghamparkan

campuran aspal di atas permukaan pondasi jalan.

Gambar 25. Asphalt Paver

2) Concrete Batching Plant

Batching Plant atau nama lengkapnya Concrete Batching

Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk

memproduksi materialcampuran antara semen dengan material agregat

batu dan pasir yang disebut beton.

Proyek-proyek pembangunan jalan tol, khususnya untuk proyek

yangmenggunakan beton mutu (kekuatan) tinggi, mensyaratkan kontraktor

menggunakan batching plant untuk produksi beton yang digunakan

padabangunan struktur dan perkerasan beton semen.

Penggunaan batching plant dimaksudkan untuk memproduksi

material beton dengan jumlah yang besar dan kecepatan produksi tinggi,

namun mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).

Ukuran kapasitas alat adalah satuan kecepatan produksi dalam

meter kubik perjam. Agar batching plant dapat berproduksi sesuai

kapasitasnya,harus didukung dengan kecepatan pasokan material dan

Page 20: Klasifikasi-Alat-Berat

jumlah truk pengangkut (Mixer Truck atau Agitator Truck) secara

berimbang.

Gambar 26. Concrete Btaching Plant

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat

a. Alat dengan Penggerak

1) Conveyor Belt

Belt Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk

memindahkan tanah, pasir, kerikil, batuan pecah, beton, dan lain-lain.

Kapasitas pemindahan material oleh belt conveyor cukup tinggi karena

material dipindahkan secara terus menerusdalam kecepatan yang relative

tinggi.

Gambar 27. Conveyor Belt

Page 21: Klasifikasi-Alat-Berat

Berat material yang dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan

dengan menggunakan rumus berikut ini :

T = 60ASW/2000

dengan : T = berat material yang dihitung dalam ton/ jam

A = potongan luas area material (sq ft)

S = kecepatan ban (ft/menit)

W = berat jenis material (lb/cft)

2) Crawler Crane

Crawler Crane adalah derek yang dipasang pada bagian bawah

dengan satu set track (juga disebut crawler) yang memberikan stabilitas

dan mobilitas. Crawler crane mengangkat kapasitas dari 40 sampai 3.500

ton.

Crawler crane memiliki keuntungan dan kerugian tergantung pada

penggunaannya. Keuntungan utamanya adalah bahwa alat ini dapat

bergerak di tempat dan melakukan setiap angkat dengan sedikit set-up,

karena crane stabil pada jalurnya tanpa outriggers. Selain itu, crawler

crane mampu bepergian dengan beban. Kerugian utama adalah bahwa

mereka sangat berat, dan tidak dapat dengan mudah dipindahkan dari satu

situs pekerjaan ke pekerjaan lain tanpa biaya yang signifikan. Biasanya

crawler besar harus dibongkar dan dipindahkan oleh truk, mobil rel atau

kapal ke lokasi berikutnya.

Gambar 28. Crawler Crane

Page 22: Klasifikasi-Alat-Berat

b. Alat Statis

1) Tower Crane

Tower Crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material

secara vertical dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang

gerak yang terbatas.

Gambar 29. Tower Crane

Dengan mengacuh pada prinsip kerja dari tower crane dan

pemilihan serta penentuan tower crane yang tepat maka kita dapat

menghitung produktivitas sebuah tower crane. Secara umum produktivitas

adalah produk/hasil kerja dibagi satuan kerja sumber daya manusia/alat.

Dimana :

menyelesaikan pekerjaan tertentu

pekerjaan indentik pada kondisi standar

pada proyek konstruksi produktivitas alat adalah hasil kerja dari

sebuah alat persatuan waktu. Satuan produktivitas tower crane sangat

dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu tempuh yang

diperlukan tower crane untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri

dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan perputaran (swing).

Page 23: Klasifikasi-Alat-Berat

Di mana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap pekerjaan yaitu :

mengikat material, mengangkat, memutar, menurunkan dan melepas

material sampai kembali lagi menuju lokasi persediaan material.

Waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel

(variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas

material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap

pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda misalnya : waktu untuk

mengikat tulangan berbeda dengan waktu untuk mengikat bekisting.

Waktu variabel bergantung pada jarak tempuh vertikal tergantung tinggi

angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar, dan waktu tempuh

horisontal tergantung pada jarak titik tujuan dan sumber material. Waktu

tersebut dikategorikan dalam jarak tempuh Jarak Tempuh :

a. Jarak Tempuh Vertikal : Jarak tempuh vertikal tower crane adalah jarak

adalah jarak total yang ditempuh oleh hoist secara vertikal. Jarak tempuh

vertikal meliputi jarak tempuh vertikal angkat dan jarak tempuh vertikal

kembali. Jarak tempuh vertikal angkat untuk pengecoran, tulangan, bekisting

berbeda dengan jarak tempuh vertikal untuk pengangkatan material.

b. Jarak Tempuh Rotasi : Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi. Sudut

rotasi adalah sudut yang terbentuk antar sumber ke tower crane ke tujuan.

Jarak tempuh rotasi meliputi jarak tempuh rotasi angkat ketempat tujuan

material dan jarak tempuh rotasi kembali ke sumber material.

c. Jarak Tempuh Horisontal : Jarak tempuh horisontal tower crane adalah

jarak total yang ditempuh oleh trolley secara horisontal. Jarak tempuh

horisontal meliputi jarak tempuh horisontal angkat dan jarak tempuh

horisontal kembali

2) Truck Crane

Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari suatu proyek ke proyek

lainnya tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi beberapa

bagian daari crane tetap harus dibongkar untuk mempermudah

perpindahan. Alat ini juga mempunyai bagian atas yang dapat berputar

360o.

Page 24: Klasifikasi-Alat-Berat

Gambar 30. Truck Crane