Kkl Ppt Petro Gresik Kelompok 1

18
Petrokimia Gresik Kelompok 1 Saskia Nurul Fitri Andini 21030113060076 Ema Mulia Chaerani 21030113060067 Deny Abdul Azis 21030113060068 Latifah Mar’atis Sholihah 21030113060070 Risqiya Yusfalina 21030113060075 Ikha Aprillia Wipa 21030113060078 Nuswa Rhona Nawangara 21030113060089 Asri Septa Ningrum 21030113060090 Naelia Fathin Ashla 21030113060094 Siti Rachmawati Widyastutik 21030113060105 Diding Maulana 21030113060106 Siti Wurniasih 21030113060107 Dessi Tridayanti 21030113060109 Tri Wahono 21030113060112

description

petro kimia gresik presentasi

Transcript of Kkl Ppt Petro Gresik Kelompok 1

Petrokimia GresikKelompok 1

Saskia Nurul Fitri Andini 21030113060076Ema Mulia Chaerani 21030113060067Deny Abdul Azis 21030113060068Latifah Mar’atis Sholihah 21030113060070Risqiya Yusfalina 21030113060075Ikha Aprillia Wipa 21030113060078Nuswa Rhona Nawangara 21030113060089Asri Septa Ningrum 21030113060090Naelia Fathin Ashla 21030113060094Siti Rachmawati Widyastutik 21030113060105Diding Maulana 21030113060106Siti Wurniasih 21030113060107Dessi Tridayanti 21030113060109Tri Wahono 21030113060112

SEJARAH PETROKIMIA GRESIK

PT Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk di Indonesia, yang pada awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya (1962).

Cikal bakal PT Petrokimia Gresik berasal sejak 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN).Pada mulanya, pabrik pupuk yang hendak dibangun di Jawa Timur ini disebut 'Projek Petrokimia Surabaja'. Nama Petrokimia sendiri berasal dari 'Petroleum Chemical" yang disingkat menjadi Petrochemical, yaitu bahan-bahan kimia yang dibuat dari minyak bumi dan gas.

UNIT PETROKIMIA GRESIK

1. AMMONIA (NH3)Proses yang digunakan untuk pembuatan amoniak adalah

“Steam Methane Reforming” dari MW Kellog.BAHAN BAKU

a) Gas Alamb) Udara Bebasc) Uap Air (Steam)Proses pembuatan amoniak terdiri dari beberapa langkah,

yaitu : Penyediaan gas sintesa Pemurnian gas sintesa Sintesa amoniak Tahap refrigerasi Purge gas recovery

SPESIFIKASI ALAT

1.Desulfurizer (108 – DA/DB)2.Primary Reformer (101 – B)3.Secondary Reformer (103 – D) 4.High Temperature Shift Converter (104 – D1)5.Low Temperature Shift Converter (104-D2)6.CO2 Absorber (101-E)7.CO2 Stripper (101-E)8.Methanator (106 – D)9.Synthesis Gas Compressor (103 – J)10.Amoniak Synthesis Converter (105-D)11.Synthesis Gas Compressor (120 – C)12.Purge Gas Recovery Unit (PGRU)

2. PUPUK ZA ZA (Zwavelzuur Amonium) merupakan salah

satu jenis pupuk dengan rumus kimia (NH32SO4 atau biasanya disebut dengan ammonium sulfat.

BAHAN BAKUa) Ammonia (NH3) Gas

Kadar NH3 : 99-99,5% Temperature : 1 °C Tekanan : 3-4 kg/cm2 Kadar H2O : 0,5% maks

b) Asam Sulfat (H2SO4) Kadar H2SO4 : 98-99,5% Temperature : 34 °C Tekanan : 5 kg/cm2 Kadar H2O : 0,2-2%

SPESIFIKASI ALAT

1.Saturator (R 301 ABCD) 2.Centrifuge ( M 301 AB)3.Rotary Dryer (M 302)4.Vaporizer (E 304 AB )5.Heat Exchanger6.Tangki 7.Kompresor (C 303 AB) 8.Conveyor 9.Conveyor Wet Cyclone Separator (D309) 10.Pompa

3. PUPUK UREA

BAHAN BAKUa) Ammonia

Amonia yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea berasal dari unit amonia. Ammonia Cair Kadar NH3 : 99,5 % H2O : 0,5 % Temperatur : 30 °C Tekanan : 20 kg/cm2

b) CO2

CO2 yang digunakan dalam pembuatan urea merupakan hasil samping dari pembuatan amonia. Gas CO2

Kadar CO2 : 99 % Hydrogen : 0,8 %

Total Sulfur : 1 ppm H2O : saturated

Tekanan : 0,8 kg/cm2 Suhu : 35 °C

SPESIFIKASI ALAT

1.Reaktor (DC – 101)2.Stripper (DA – 101)3.HP Decomposer (DA – 201)4.LP Decomposer (DA – 202)5.Vacuum Concentrator Upper (FA – 202 A)6.Vacuum Consentrator Lower (FA – 202 B)7.Final Separator (FA 203)8.Final Consentrator (EA 202)9.Prilling Tower (IA 301)

4. PHOSPAT

BAHAN BAKUa) Batuan Fosfat (Ca3(PO4)2)

Komposisi :P2O5 : 34 % minimum H2O : 3 % maksimumFe2O3 + Al2O3 : 3% maksimum CaO : 54 %minimumMgO : 0,6 % maksimum Na2O : 1 % maksimumK2O : 0,25 % maksimum CO2 : 6 % maksimumF2 : 4 % maksimum Cl2 : 0,06 % maksimumSiO2 : 5,5 % maksimum Carbon : 6 % maksimum

b) Asam Fosfat (H3PO4)Komposisi :P2O5 : 52 % minimum Al2O3 + Fe2O3 : 1,5 % maksCaO : 0,2 % maksimum MgO : 1 % maksimumSO4 : 2,5 % maksimum Cl2 : 0,03 % maksimumF2 : 0,5 % maksimum

c) Asam Sulfat (H2SO4)

SPESIFIKASI ALAT

1.Grinding Ball Mill (Q-101)2.Cone Mixer (R-201)3.Granulator (M-361)4.Dryer (M-362)5.Screen (F-301 A/B/C/D)6.Cooler (M-363)

UTILITAS PETROKIMIA GRESIK

1. Penyediaan AirKebutuhan air untuk PT Petrokimia Gresik, anak-anak

perusahaannya dan kebutuhan air perumahan dipenuhi dari 2 unit pengolahan air :

A. Instalasi penjernihan air Babat, berasal dari air sungai Bengawan Solo (Water Intake Babat).

B. Instalasi penjernihan air Gunungsari Surabaya, berasal dari air sungai Brantas (Water Intake Gunung sari).

2. Penyediaan steamKebutuhan steam di Departemen Produksi I dipenuhi oleh boiler

utilitas I (B 1102) dan Waste Heat Boiler (WHB). B 1102 menyediakan steam untuk keperluan proses di plant amoniak, ZA, utilitas I, CO2, dan Air Separation Plant (ASP).

3. Penyediaan Tenaga ListrikKebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh

Gas Turbine Generator (GTG). Pembangkit tenaga listrik di servis unit pabrik amoniak yang digunakan untuk keperluan pabrik dipenuhi dari Gas Turbine Generator (GTG) dengan kapasitas operasi normal 33 MW dan output 11,6 KV. Pada operasi normal, GTG menggunakan bahan bakar gas alam dari Pulau Kangean, Madura. Apabila terjadi penurunan laju alir gas, secara otomatis ditambahkan bahan bakar solar.

4. Penyediaan Tenaga ListrikKebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh

Gas Turbine Generator (GTG). Pembangkit tenaga listrik di servis unit pabrik amoniak yang digunakan untuk keperluan pabrik dipenuhi dari Gas Turbine Generator (GTG) dengan kapasitas operasi normal 33 MW dan output 11,6 KV. Pada operasi normal, GTG menggunakan bahan bakar gas alam dari Pulau Kangean, Madura. Apabila terjadi penurunan laju alir gas, secara otomatis ditambahkan bahan bakar solar.

Pengolahan Limbah Cair

a. Tingkatan Pengolahan Limbah Cair1) Pengolahan pendahuluan (pre-treatment)2) Pengolahan pertama (primary treatment)3) Pengolahan kedua (secondary treatment)4) Pengolahan ketiga (tertiary treatment)5) Pembunuhan bakteri (desinfektan)6) Pengolahan lanjutan (ultimate disposal)

b. Cara Pengolahan Limbah Cair1) Pengolahan secara aerob2) Pengolahan secara anaerob