Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi...

44

Transcript of Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi...

Page 1: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah
Page 2: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Dari Redaksi

EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-kan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat Kdan akeditasi, baik nasional maupun internasional. Salah satu

bentuk dinamika adalah tuntutan kesempurnaan sarana dan prasaran kerja yang memadai dan nyaman, meskipun nilainya antara satu orang dengan orang lain berbeda.

Sudah beberapa bulan ini enam fakultas menempati Gedung Baru Dekanat yang berdiri megah di Jalan Tamansari 24-26. Dengan arsitektur mirip gedung heritage, gedung berlantai sembilan itu seolah ingin melengkapi gedung perkantoran yang sudah dimiliki Unisba, sekaligus merupakan kebanggaan sivitas akademika Unisba.

Sebelum pindah ke gedung baru, beberapa keluhan muncul dari dosen maupun tendik menyangkut sarana dan prasarana (sarpras) yang disediakan Yayasan Unisba. Rupanya Yayasan Unisba berupaya keras untuk memenuhi tuntutan dalam bentuk sewa gedung, diantaranya di Jalan Ranggamalela dan tempat lainnya. Alhamdulillah, kini Yayasan Unisba membuktikan keseriusannya menyediakan sarpras yang memadai berupa Gedung Dekanat Unisba.

Tuntutan apapun biasanya disertai harapan. Ketika sarpras terpe-nuhi harapan pun muncul sehingga hadirnya Gedung Dekanat Unisba diharapkan mampu meningkatkan performa dan semangat atau spirit civitas akademika Unisba. Jika sebelumnya ada yang merasa bekerja di Unisba tidak seperti 'ngantor' kini perasaan itu sirna dengan terpenu-hinya gedung baru dengan suasana kantor. Sebelumnya ada yang merasa kerja tidak terlalu fokus karena suasana kantor tidak mendukung dan tingkat privasinya kurang. Sekarang dosen dan tendik bisa berkantor secara privasi dan fokus. Itu semua sebagai modal untuk meningkatkan performa dan spirit sivitas akademika di tengah persaingan perguruan tinggi di Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.

Tidak semua orang punya standar yang sama. Dari sekian bulan merasakan berkantor di gedung megah ini ada saja yang merasa kurang pas, misalnya soal ventilasi gedung yang tidak ada, kurangnya tempat kumpul bersama, dan fasilitas toilet yang belum biasa. Semua itu menjadi masukan kepada pihak rektorat untuk ditindaklanjuti.

Terlepas dari beberapa catatan tersebut, sebagai perguruan tingggi Islam bereputasi saatnya bersyukur mendapatkan sarpras baru dan merawat Gedung Dekanat Baru karena sebuah gedung tak lepas dari tanggung jawab pemeliharaaan. Pihak yayasan sudah menyerahkan soal perawatan dan pemeliharaan gedung kepada bagian sarpras, sedangkan kebersihan menjadi tanggung jawab rektorat Unisba. Pihak rektorat pun tak lupa mengajak seluruh sivitas akademika Unisba untuk ikut menjaga gedung baru ini.

Sebagai tempat 'ngantor' yang representatif sivitas akademika Unisba harus mau bersama-sama merawat gedung secara baik agar mampu menjadi faktor pendukung naiknya performa dan spirit sivitas akademika Unisba ke tingkat lebih tinggi lagi. Insyaallah.

Alamat Redaksi : Jl. Tamansari No.20, Telp. 4203368 ext. 107, 109, 237, BandungWebsite: http://www.unisba.ac.id, email: [email protected] oleh Komunikasi, Informasi dan Promosi (Kominpro) Unisba

Penasihat : Rektor Unisba, Pengarah : Wakil Rektor I, II, IIIPenanggungjawab : Kepala Bagian Kominpro, Pemimpin Redaksi : DR. Tresna Wiwitan, M.Si Wakil Pemimpin Redaksi : Riza Hernawati, S.Sos, M.Si., Redaktur Pelaksana : M. Riefki, S.Ikom Konsultan Redaksi : Askurifai Baksin (Mediamore Karya Optima), Staf Redaksi : ME Fuady, S.Sos., M.Si, Ane Andriana, S.Ikom, R. Putri Rahmah, PS. S.Ikom, Feari Krisna Rudiana, S.Ikom, Dikdik Ramadhani, S.Ikom, Mohamad Yusup Nurjaman, S.Sos Fotografer : Feari Krisna Rudiana, S.Ikom, M. Riefki, S.Ikom, Lab. Fotografi Unisba Desain & Layout : Dikdik Ramadhani, S.Ikom

warta unisba

Daftar Isi

Laporan Utama2...

11...

12...

Gedung Baru Membangun Performa dan Spirit Sivitas Akademika Unisba

Universitas

GEDUNG BARU : SPIRIT DAN PERFORMA CIVITAS AKADEMIKA UNISBA

Rektor Unisba : Banyak Hikmah yang Bisa Diperoleh dari Work From Home

Unisba Terapkan Kuliah Online Hingga Akhir Semester Genap, Cegah Penyebaran COVID-19

13... Unisba Beri Kuota Internet Gratis Bagi Mahasiswa untuk Kuliah Online

15... Cegah Tuberkulosis, Unisba Sasar Pesantren

16... Tips Melakukan Work From Home (WFH)di Tengah Wabah Covid-19

17... Cerita Kuliah Online Dosen dan Mahasiswa Unisba

20... Din Syamsuddin : “Radikalisme Positif Jika Berpegang Teguh pada Dasar Agama”

21... Prodi Farmasi Unisba Produksi Hand Sanitizer22... Inovasi Partisi Ruang “KOPID§hield” Kreasi Tim Peneliti Unisba23... Upaya Unisba Universitas Menerapkan SKPI di Seluruh Program Studi

13... UNISBA TERAPKAN UJIAN PMB ONLINE SAAT WABAH COVID-19

14... ERA DISRUPSI JADI TANTANGAN BERAT BAGI DEKAN UNISBA

18... Mengenal Virus Corona dan Pencegahannya19... Wawancara Khusus, SUKA DUKA “MANTAN” DEKAN FAKULTAS

SYARIAH DAN FAKULTAS KEDOKTERAN MENGABDI DI UNISBA

24... LSP Unisba Raih Hibah PSKK dari BNSP25... Unisba dan BPS Jawa Barat Jalin Kerja Sama

Sukseskan Sensus Penduduk 202026... FIKOM UNISBA DAN DISKOMINFO BERDAYAKAN

KIM KOTA BANDUNG27... Sandiaga Uno Minta Generasi Muda Optimalkan Bonus Demografi 204528... Parafrase, Cara Mencegah Praktik Plagiarisme29... Teleconference Kemendikbud : UNISBA TERLIBAT TANGANI

PENYEBARAN VIRUS CORONA30... MENANGKAL ERA KETERBUKAAN INFORMASI

MELALUI LITERASI MEDIA31... SEKJEN KEMENDESA :“UNISBA MILIKI PERAN

MENGEMBANGKANKAMPUS MERDEKA UNTUK DESA”32... Tingkatkan Jumlah Asesor Kompetensi,

Unisba Gelar Workshop Penyusunan MUK

33... Milad ke-61 Unisba, Rektor: “Kehidupan DinamisUnisba Semakin Meningkat”

34... FEB Jalankan Program Umroh Bersama Karyawan

LPPM35... LPPM Unisba Pamerkan Hasil Karya Penelitian

dan PKM Dosen Unisba

SDM 36... Jelang Pensiun, Pegawai Unisba Ikuti

Pembekalan Perencanaan Keuangan

Prestasi 37... Peneliti Unisba Raih Paten Pertama dari Dirjen DJKI38... MIPA dan Psikologi Juara KDMI dan NUDC Unisba 202039... Salbia Salsabila Mulki, Duta Baca Jawa Barat 202040... Lavio Dwipo Zulian, Peraih Juara I Ajang Internasional AEO

Page 3: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

LEBARAN

VIRUS CORONA

Vs

(SILATURAHIM IDUL FITRI ONLINE)

Dandan (nyampeurkeun ka Aa Lepis lantaran hayang curhat ti dituna mah) : “Aa, aya waktos kanggo ngobrol sakedap, sakantenan hoyong curhat. Leres kitu covid -19 mangrupakan konspirasi negara-negara tertentu pikeun nguasai ekonomi negeri sejen? Kitu nu kadangu ku Uing mah, A.”

Aa Lepis (ngajawabna mani nenteng) : “Wallahu a'alam, Aa teu apal urusan popolitikan mah. Anu Aa apal mah, ieu wabah virus mangrupaken musibah anu berlaku sadunya. Dampak anu nyatana mah, semua sektor kehidupan jadi lesu dan melemah, seperti: ekonomi, sosial, bisnis, budaya, jeung agama oge. Cobi geura emut ku Ilaing dina soal kegiatan keagamaan: shalat jumat diimbau ditiadakan di masjid (Jami'); kegiatan pengajian dihentikan sementara, shalat tarawih oge teu aya di masjid tapi di imah sewang-sewangan.”

Dundun (mencrong ke si Aa, bari ngaregepkeun, terus ngomentar) : “Oh muhun, nya Aa, mani asa sararedih kieu. Tos sababaraha kali jumat tos teu dilaksanakeun di masjid. Di bulan suci Ramadhan, shalat tarawih anu biasana rame, ayeuna mah mani sepi. Astaghfirullah!”

Dandan (nyamber omongan si Dundun) : “Adoooh, kawas nu heueuh Ilaing sok rajin ka masjid, boh jumatan atawa shalat berjamaah harian, Din!” Padahal ceuk ungkapan barudak kiwari mah: “Masjid ditutup rariweuh; Masjid dibuka areuweuh.” Cing saha anu kitu?”

Aa Lepis (mairan omongan dua baladna) : “Tuh kanyahoan ayeuna mah, saha anu jadi pengamat medsos (media social) kelas berat? Dasar warga +62, bisa-bisana hareuereuy di tengah musibah anu sakitu rongkahna! Padahal , aya syeikh t i Timur Tengah anu nyebutkan(ngingetan ka urang):”Cik atuh dina situasi wabah kieu mah kudu loba muhasabah (interospeksi diri), istighfar, tobat ka Allah, lain loba guyon. Sabab, bisa jadi ieu wabah mangrupakeun tegoran ka jalma anu sombong, loba dosa, bari nukang-nonggong ka Allah.”Dundun (rada panasaran, naros) : “Aa, dupi shalat Idul Fitri sareng zakat fitrah oge ditiadakan, lantaran situasi pandemic corona? Sabab, numutkeun abdi, upami Idul Fitri ditiadakan, maka zakat fitrah oge ditiadakan. Janten satu paket kitu. A? Punten, A”

Aa Lepis (rada hati-hati ngajawabna) : “Huss! Ari Ilaing, Dun. Shalat jumat anu wajib wae bisa diganti ku shalat Zhuhur guna menjauhi kerumunan, komo deui shalat Idul Fithri anu hukumna sunat. Ngan prediksi Aa, soal zakat fitrah mah tergantung kana kasadaran jeung kamampuan bayar setiap individu Muslimna. Sigana ari mustahiq zakat mah kemungkinan nambahan, tapi muzakki mah pasti ngurangan pisan. Sabab, sababaraha bulan loba jalma teu bisa usaha, malah diayomi ku Pamarentah oge masyarakat yang peduli.”

Dandan (masih panasaran) : “By the way, Aa, kinten-kinten di Unisba bakal aya silaturahim Idul Fitri di Aula sakumaha biasa? Abdi mani tos sono ka babaturan, guru-guru abdi, mahasiswa, oge kolega anu teu pendak sababarah bulan.

Aa Lepis (menjawab dengan bijak) : “Numutkeun hemat Aa, Silaturahim Idul Fitri mah insyaallah dilaksanakan, tapi ningali situasi

oge. Lamun situasi dan kondisi pandemic belum reda, wayahna lamun Silaturahim Idul Fithri diayakeun dina bentuk online. Anu penting mah eusi dan esensi Silaturahim terwujud dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tidak menularkan virus corona kepada orang lain. Sasalaman oge ti kajauhan we atawa online tea,Euy.”

Dundun jeung Dandan (arolohok, ting kariceup, barakatak sareuri) : “Oh muhun nya…!! Apan ayeuna zamanna online: kuliah online, bimbingan skripsi online, mudik online jsjb. Tapi, Aa, mudah-mudahan covid-19 tos rengse sateuacan Lebaran. Optimis we!. Amin Ya Rabba l-Alamin” (AH)

LOCKDOWN: AJARAN SAHA KITU?

Nasep (hulang jentul bari gagaro teu ateul, tanpa sadar ngagerendeng) : “Asa teu baretah kieu nya, hampir sabulan cicing di imah, gara-gara pandemic covid-19. Bari urang can apal nepi ka iraha kedah kikieuan: sabulan, dua bulan, tilu bulan?”

Aa Lepis (ngaliwat kebeneran ka hareupeun imah, tapi ngadenge omongan si Nasep) : “Sep, sing sabar jeung tawakkal ka Allah dina nandangan ieu ancaman virus anu mematikan! Da ieu virus mangrupakeun wabah anu berlaku saluruh dunia, lain nagara urang wungkul.”

Cecep (milu mairan ngobrol) : “Aa, atuda meni asa bosen cicing di imah wae, sok sanajan aya sababaraha kegiatan anu dilakukeun. Keukeuh we jenuh, boaring (bosen), jeng stress. Cik atuh Aa, abdi pasihan pencerahan, naha kegiatan cicing di imah sesuai ajaran Islam kitu? Boa-boa aya upaya ngalemahkeun ajaran agama kitu, margi kegiatan keagamaan oge dibatasi, kudu stay at home cenah”

Nasep (ngahaminan ucapan Nasep) : “Muhun, leres omongan si Nasep, Aa. Mugia Aa tiasa masihan bongbolongan anu dumasar kana agama! Margi, aya sawatara jalmi, anu teu acan ikhlas kana situasi kiwari; malah kukulutus.”

Aa Lepis (nyambut kahayang Nasep jeung Cecep, derekdek we ngadongeng) : “Nalika Umar bin Khattab ra bade kunjungan ka Syam (Siria), disetop ku panglima perang di daerah sebelum Syam (Abu Ubaidah bin Jarah) sambil laporan, rehna terjadi wabah di Syam. Umar ra ngajak musyawarah ka sahabat Anshar, Muhajirin, oge para sesepuh Quraish. Akhirnya, Umar memutuskan untuk kembali ke Madinah, tidak jadi masuk ke Syam. Sang panglima naros ka Umar ra,”Naha Tuan teu percanteun kana takdir?” Umar ngawaler:”Kita berpindah dari takdir Allah yang satu ke takdir-Nya yang lain.” Nuju guntreng kitu, kurunyung Abdurrahman bin Auf sumping ka eta majlis, teras cumarios kieu: Rasul kantos bersabda,”Jika thaun (wabah) aya di hiji daerah, maka jangan kamu masuk kesana; sebaliknya jika kamu sudah berada di dalam negeri itu, maka jangan keluar dari daerah itu, (hikmahnya: agar tidak menularkan wabah itu kepada orang luar/penduduk negeri lain).”

Cecep (milu nambihan taushiyah) : “Abdi oge kantos nguping salah sawios Ustadz di Unisba (ti LSIPK sigana mah) nyebatkeun hadits anu isina kieu:”Jika kalian berada di dalam tempat/negeri yang menyebar wabah di satu, maka jangan keluar, melainkan tetap di tempat, jaga kesehatan, sambil memohon perlindungan ka Allah dan yakin yen musibah itu tidak akan menimpa kecuali atas keputusan Allah (takdir-Nya). Sudah ikhtiar melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatannya, lalu meninggal dunia dengan virus itu, maka ia meninggal dengan pahala seperti seorang syahid.”

Nasep (muji kana wawasan si Cecep oge nganuhunkeun ka Aa Lepis) : Nuhun, Ustadz Aa Lepis dan ustadz Cecep kana taushiyahna. Regreg ari kitu mah: aya pengorbanan pasti ada balasan. Amin Ya Raab.

Aa Lepis (rada kuram kireun, era parada) : Sep, tong nyebutkeun ustadz ka Aa mah, sebab rumaos elmu Aa masih sakedik atau saenel keneh. Dalil Aa mah :Ballighu anni walau ayatan.(sampaikan dari-ku (Muhammad) sekalipun hanya satu ayat).”

(AH)

1warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Page 4: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

GEDUNG BARU : SPIRIT DAN PERFORMA

CIVITAS AKADEMIKA UNISBA

Sekretaris Badan Pembina Yayasan UnisbaWARTA UNISBA (WU) - Sebagai sebuah perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Yayasan Unisba, berbagai sarana dan prasarana (sarpras) Universitas Islam Bandung (Unisba) dalam pelaksanaan pendidikannya difasilitasi oleh Yayasan Unisba. Tentunya, Yayasan Unisba memiliki kewajiban memberikan sarpras terbaik yang salah satunya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti yang disampaikan Sekretaris Badan Pembina Yayasan H. Ramlan Sasmita, Drs., M.Pd.I., bahwa sarpras bukan hanya menyangkut kepentingan mahasiswa seperti ruang kuliah tapi juga bagi dosen dan tenaga kependidikan (tendik) untuk melaksanakan tugasnya. “Apalagi dosen dituntut banyak hal, seperti menulis jurnal, penelitian, dan lainnya. Itu tentu harus disiapkan tempat yang representatif,” terangnya.

Oleh karena keterbatasan tempat, Yayasan Unisba memutuskan memberikan fasilitas yang kondusif dengan membangun Gedung Dekanat Unisba di Jalan Tamansari nomor 24-26 Bandung.

Pembangunan Gedung ini pun, menurutnya, sebagai langkah yang harus ditempuh untuk memberikan fasilitas kepada beberapa fakultas yang menempati gedung sewa dan sudah habis masa kontraknya. “Sudah jauh sebelumnya dipertimbangkan tempat yang kira-kira bisa memberi kenyamanan, khususnya bagi dosen dan tendik dalam melaksanakan tugasnya. Walaupun yang kita miliki ini, semuanya belum terpenuhi tapi setidaknya tidak bergantung lagi pada tempat kontrak,” ungkapnya.

2 Dikatakannya, gedung ini berdiri di atas tanah seluas ±2.900 m dan 2luas bangunan ±9.692 m . Bangunan terdiri atas 12 lantai, meliputi

basement 3 lantai dan 9 lantai gedung perkantoran. Gedung ini mencakup basement 3 lantai dan 6 fakultas (Fak Syariah, Fak Tarbiyah dan Keguruan, Fak Hukum, Fak Teknik, Fak Ekonomi dan Bisnis, dan Fak Ilmu Komunikasi). Rinciannya, lantai 1 s.d. 8 diisi beberapa fakultas 1 lantai dan fakultas lainnya 2 lantai yang disesuaikan dengan kebutuhan fakultas. Bagian Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi di lantai 4. Ruang rapat dan audiotorium di lantai 8, serta lantai 9 sedang dibangun tempat ibadah (Masjid) untuk mempermudah penghuni dan pengunjung Gedung Dekanat melakukan ibadah. Selain itu akan di-bangun tempat observasi hilal agar Unisba bisa turut berpartisipasi dalam penentuan hilal. Gedung ini dilengkapi AC di seluruh ruangan dan tidak dilengkapi jendela karena terkait keselamatan dan sesuai standar yang berlaku.

Fasilitas yang dimiliki gedung ini yaitu ruang dekan tersendiri, dilengkapi ruang tamu. Selain itu, setiap dosen memiliki ruangan tersendiri yang kondisi ruangannya disamakan keseluruhannya dalam rangka memberikan fasilitas bekerja lebih tekun dalam melaksanakan tuntutannya meningkatkan kinerja menulis dan penelitian akademik yang bisa berefek pada kenaikan pangkatnya.

Tentu, fasilitas yang diberikan Yayasan Unisba ini berdasarkan kondisi objektif yang terjadi pada saat ini, serta Yayasan Unisba pun sudah memikirkan jika ada penambahan dosen baru sebagai tuntutan yang sudah diperhitungkannya.

Ramlan mengungkapkan, pembiayaan pembangunan gedung ini

berasal dari dana Yayasan Unisba yang bersumber dari Uang Pengembangan Universitas (UPU) dan sebagiannya meminjam dari BRI Syariah (BRIS) sebagai mitra kerjanya. Dia meyakinkan bahwa liquiditas keuangan Yayasan Unisba tergolong aman sehingga mampu melunasi dalam waktu yang sudah disepakati bersama.

“Kita harus betul-betul menjaga liquiditas ini. Dengan UPU dan sebagian dari BRIS. Pembayarannya di bank sudah kita pertimbangkan dengan segala konsekuesinya,” ujarnya.

Langkah ini ditempuh Yayasan Unisba dengan prinsip tidak mengganggu program anggaran operasional universitas setiap tahun akademik sehingga dari segi anggaran tidak mengganggu kegiatan rutin.

Selain itu dalam melaksanakan amanahnya yang diberikan mahasiswa melalui UPU yang harus dikelola secara baik untuk kepentingan umat. “Memberikan layanan seoptimal mungkin kepada umat. Dari mahasiswa, dari masyarakat kembali lagi ke masyarakat,” paparnya.

Disampaikannya, rencana awal pembangunan akan menampung semua fakultas. Namun, karena izin dari pemerintah yang menciutkan luas bangunan maka desain yang sudah dibuat kemudian diubah sesuai standar yang diminta pemerintah dan hanya bisa menampung 6 fakultas.

“Dari segi sistem yang baru, ada yang disebut dengan Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) yang menjadi tangan kanan pemerintah daerah yang memiliki format tersendiri sehingga kita harus mengikutinya. Jadi, ada aturan baru yang kita penuhi dan kita tidak ingin

Laporan Utama

2 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Sarpras bukan hanya menyangkut kepentingan mahasiswa seperti ruang kuliah tapi juga bagi dosen dan tenaga kependidikan (tendik) untuk melaksanakan tugasnya.

Sekretaris Badan Pembina Yayasan H Ramlan Sasmita, Drs., M.Pd.I.,

Page 5: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

melanggar aturan. TABG betul-betul memerhatikan kekuatan gedung, seperti dihitung kekuatan menahan gempa sehingga dari segi struktur dan arsitektur itu, strukturnya harus sesuai dengan apa yang mereka harapkan,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, karena Tamansari berada di wilayah cagar budaya maka rancangan gedung pun menyesuaikan dengan standar yang diminta pemerintah dengan pola yang tidak diubah sama sekali, serta sesuai standar cagar budaya yang ditetapkan. “Dari sisi perencanaan ada perubahan dan penyesuaian. Bentuk arsitekturnya pun tidak kotak,” ujarnya.

Terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Ramlan mengungkapkan, gedung dekanat ini sudah dilengkapi alat kebakaran, bahkan sudah ditinjau langsung oleh pemadam kebakaran secara on the spot terkait fungsi peralatan kebakaran dan standar keamanannya yang sudah sesuai standar yang berlaku. Gedung dekanat ini pun sudah dilengkapi dengan genset untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu mati listrik.

“Lift, genset dan sebagainya yang menyangkut kepentingan jaringan listrik itu kewajiban yang harus terpenuhi. Genset yang sudah dipesan jauh-jauh hari sudah terpasang ketika basement sudah selesai. Sehingga ± dalam kurun waktu 10 bulan itu betul-betul bisa terwujud tersedia genset di gedung dekanat ini,” terangnya.

Untuk perawatan dan pemeliharaan gedung, Yayasan Unisba menyerahkannya kepada bagian sarpras, dengan anggaran yang sudah disiapkan agar gedung ini selalu terpelihara.

Dia menambahkan, Yayasan Unisba pun turut merenovasi semua fasilitas di fakultas lainnya yang berada di kampus Tamansari 1 dan kampus Ranggading dengan interior yang sama. “Bagaimanapun ini suatu organisasi, dan kita ingin menyetandarkan semua fasilitas di seluruh fakultas, baik dekan, dosen maupun akademik," paparnya. (Eki/Wiwit)

Gedung baru Dekanat Unis-ba dibangun untuk melengkapi aktifitas para pimpinan, dosen, dan tendik dari 6 fakultas yang menempatinya sehingga spirit kerja dan suasana kenyamanan bekerja dapat menghasilkan output dan produk yang lebih baik dan berkualitas.

Demikian disampaikan, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl terkait tanggapannya terhadap pembangunan Gedung Baru Dekanat Unisba.

Prof. Miftah mengatakan, pemeliharaan dan tanggung ja-wab gedung baru ini diserahkan kepada bagian sarana prasa-rana. Sedangkan kebersihan menjadi tanggung jawab rekto-rat universitas.

Harapannya, dengan bangu-nan yang relatif baik ini, dapat

meningkatkan semangat dan kenikmatan bekerja. “Dengan ruangan tertutup, tiap dosen dapat menjadi lebih

berkonsentrasi untuk menulis dan menyusun konsep-konsep yang tidak terganggu oleh kegiatan lainnya,” ucapnya. (Eki/Wiwit)

Gedung baru Dekanat Unisba yang diberikan Yayasan Unisba, hadir sebagai pelengkap sarana dan prasarana (sarpras) yang selama ini dirasa kurang memadai sebagai keluhan bersama. Performa dosen dan tendik yang selama ini mungkin menurun karena keterbatasan fasilitas. Kini dengan kelengkapan sarpras yang diberikan harus mampu mendongkrak performa menjadi lebih baik lagi.

Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H.,M.H. ketika ditanya mengenai Gedung Baru Dekanat Unisba.

Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba

Rektor Unisba

Rektor mengatakan, dengan berdirinya gedung dekanat, kelu-han tentang keterbatasan sarpras dapat tertutupi. “Oleh karena itu, ketika dosen memiliki ruangan sen-diri, pimpinan fakultas juga mem-punyai ruangan sendiri dan tendik memiliki kantor yang nyaman ha-rus dijadikan sebagai trigger untuk lebih giat bekerja dan bekerja lebih bagus sebagai bentuk profesiona-lisme,” ungkapnya.

Rektor mengajak civitas akade-mika Unisba untuk memanfaatkan fasilitas gedung baru ini sebaik-baiknya. “Kerjakan saja pekerjaan dengan kondisi gedung baru se-perti itu dan dosen juga diberikan kenyamanan memiliki ruang sen-diri yang lebih private untuk bisa lebih produktif dalam menulis, membuat proposal penelitian dan membimbing mahasiswa secara tenang,” ujarnya.

Pesannya, agar civitas akademika yang secara “pribadi” menggu-nakan fasilitas gedung baru ini seperti ruang dosen dan lainnya, untuk selalu menjaga dan memeliharanya sebagai bentuk kesadaran dan kewajiban bersama. “Walaupun pemeliharaan aset berada di yayasan tapi kewajiban kita untuk selalu menjaga, merawat supaya tetap nya-man,” paparnya.

Selain itu, rektor turut berperan memaksimalkan berbagai sarana dan peralatan yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak univer-sitas sebagai unit usaha. Pengelolaannya yaitu dengan rektor mengeluarkan surat keputusan tentang optimalisasi laboratorium di Unisba yang bisa disewakan sehingga dapat mendatangkan profit. Tentu, hal ini melalui pertimbangan yang melibatkan yayasan, universitas, fakultas, dan program studi.

Di samping itu, unit usaha lainnya dapat mendatangkan profit bagi universitas, seperti penataran–penataran yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang hingga saat ini terus berjalan. (Eki/Wiwit)

Wakil Rektor I Unisba, Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM., memandang, keberadaan Gedung baru dekanat Unisba sebagai sarana dan prasarana (sarpras) yang mampu memfasilitasi dosen untuk bekerja dengan baik, optimal dan produktif sesuai tugasnya sebagai seorang pendidik professional dan ilmuwan untuk melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan, sains dan teknologi melalui proses

pembelajaran, penelitian dan penelitian kepada masyarakat (PkM).

Warek I mengatakan, fasilitas yang diberikan Yayasan Unisba melalui gedung ini kepada dosen diharapkan dapat meningkatkan performanya, dengan satu rua-ngan untuk dosen dilengkapi lemari, meja dan kursi, serta akses internet yang sangat baik. “Kapa-sitas bandwith Unisba saat ini yaitu 2.5 GB. Jika dihitung band-width per orangnya itu sekitar 135kb/second. Jika dibandingkan dengan standar minimumnya yaitu 0,8kb/second, artinya sudah beberapa kali lipat yang bisa di-manfaatkan civitas akademika khususnya dosen dalam menja-lankan tugasnya,” ungkapnya.

Fasilitas lain yang diberikan

Wakil Rektor I Unisba

3warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H.,M.H.

Laporan Utama

Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba,

Prof. Dr. KH Miftah Faridl

Wakil Rektor I Unisba, Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM.,

Page 6: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

kepada dosen dalam menjalankan tugasnya yaitu perkuliahan online/daring melalui website [email protected] yang sudah dirancang dan dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Informasi dan Teknologi sejak tahun 2018 dan diimplementasikan di semester genap tahun 2019, dimasa yang akan datang menuju ke digitalisasi layanan sistem secara terpadu (paperless), bantuan penelitian, penulisan dan publikasi artikel di jurnal bereputasi nasional dan internasional, baik dengan dosen satu bidang ilmu, kolaborasi lintas bidang ilmu, lintas universitas bahkan lintas negara.

Beliau berpesan kepada para dosen untuk selalu memanfaatkan fasilitas yang sudah diberikan ini untuk meningkatkan performanya sehingga bermanfaat bagi dirinya dan institusi Unisba. Hal ini sesuai amanah tokoh Pendiri Unisba KHEZ Muttaqien agar kita “senantiasa bertindak tidak hanya untuk dirinya tetapi bertindak dengan memberi manfaat dan efek baik yang dapat dirasakan dirinya dan orang lain dimasa yang akan datang”. Kenaikan jabatan fungsional, publikasi karya ilmiah dosen di jurnal bereputasi dan terindeks termasuk indikator perguruan tinggi. Dimasa yang akan datang diharapkan profil Dosen Unisba meningkat menjadi lebih baik dan dengan Jumlah Doktor dan kenaikan Jabatan Akademik Dosen (JAD) per 3 tahun sekali pada jenjang Lektor Kepala hingga mencapai Guru Besar.(Eki/Wiwit)

Kebersihan menjadi hal penting untuk menjaga kenyamanan Gedung Baru Dekanat Unisba. Hal ini menjadi salah satu tugas dan

tanggung jawab Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., untuk memastikan kebersihan Gedung, dari interior, WC, dapur dan l a i n nya . U n t u k i t u , Wa r e k I I mengimbau kepada Wakil Dekan II dan cleaning service selalu menjaga keber-sihan dan keasrian gedung ini.

Terkait sumber anggaran kebersi-han, dia menjelaskan, berasal dari universitas yang sudah termasuk te-naga outsourcing kebersihan, seperti KML, Esensi, SOS, dan Kopkardos serta untuk pembelian alat-alat kebersihan.

Warek II menuturkan, jika civitas akademika melanggar serta merusak kebersihan dan kenyamanan gedung pihaknya tidak segan untuk menegur-nya secara lisan dan mengirimi surat teguran yang ditembuskan kepada atasannya.

“Kita ingatkan supaya menjadi peringatan yang lain bahwa memang

tidak boleh melanggar dan merusak kebersihan dan kenyamanan gedung. Jika yang bersangkutan masih melanggar, akan mendapat surat teguran kedua, dan jika tidak ada perubahan maka akan diberikan sanksi,” ujarnya.

Dia berharap bisa menjadi penyemangat yang lebih baik untuk meningkatkan produktifitas kerja. “Ruangan dan fasilitasnya saat ini lebih nyaman, lebih rapih, dan tertata. Mudah-mudahan membuat tendik lebih nyaman dalam menjalani layanan administrasi,” harapnya. (Eki/Wiwit)

Rasa syukur dan terima kasih kepada Yayasan Unisba diungkapkan Warek III Unisba, H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. karena telah mem-fasilitasi sarana dan prasarana (sarpras) pembelajaran yang lebih baik bagi pelayanan, terutama kepada mahasiswa.

Dia mengapresiasi keberadaan gedung baru ini dengan hadirnya audiotorium sebagai sarana mahasiswa melaksanakan berbagai kegia-tannya.

“Biasanya kemahasiswaan kesulitan mendapatkan ruangan untuk mahasiswa beraktifitas dengan jumlah peserta yang banyak karena kita hanya punya aula besar dan SC di Tamansari 1. Tapi sekarang dengan auditorium di gedung dekanat baru ini mampu terakomodir,” ujarnya.

Wakil Rektor II Unisba

Wakil Rektor III Unisba

Warek III mengungkapkan, mahasiswa turut merasa gem-bira terhadap fasilitas gedung baru ini, terutama auditorium-nya. “Cukup memberikan rasa gembira bagi mahasiswa punya fasilitas semacam itu yang ele-gan, modern dan representatif untuk kebutuhan kegiatan me-reka,” katanya.

Pesannya kepada mahasis-wa, agar selalu bersama-sama menjaga fasilitas gedung ini.

“Fasilitas gedung ini untuk kita semua dan itu adalah milik kita semua, untuk kita dari kita maka kembali kepada kita untuk menjaga bersama, terutama penggunaan lift,” terangnya.

Selain itu, dia berpesan agar dalam penggunaan lift selalu men-dahulukan orang tua dan para dosen, serta selalu menjaga kebersihan.

“Tidak boleh ada coretan yang tidak berarti di fasilitas semacam itu. Apalagi sekarang semuanya sedang dibersihkan Satgas dan menjadi tanggung jawab kita bersama,” jelasnya. (Eki/Wiwit)

Institusi perguruan tinggi merupakan wadah mempersiapkan generasi penerus bangsa. Di era ini, perguruan tinggi dituntut meng-hasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Banyak upaya yang bisa dilakukan agar tujuan tersebut tercapai, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas kampus dan kinerja tenaga pengajar.

Hal tersebut dirasakan Dekan Fakultas Syariah Titin Suprihatin, Dra., M. Hum. yang baru dilantik pada 23 April 2020. Titin mengatakan, pembangunan gedung Unisba di Jalan Tamansari Nomor 24-26 membawa pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi kerja dosen. Menurutnya, sejak dosen memiliki ruangan pribadi, proses pelayanan terhadap mahasiswa menjadi lebih optimal dan terjaga privasinya. Kebebasan yang dimiliki dosen untuk mengatur ruangannya sendiri juga dimanfaatkan secara baik sehingga mereka bisa membangun suasana kerja yang nyaman.

“Alhamdulillah setelah Fakultas Syariah menempati gedung baru, dosen bisa memodifikasi ruangan masing-masing sesuai kenyamanan-nya. Ini bisa meningkatkan kinerja dosen karena mereka merasa betah bekerja di ruangannya, bisa lebih fokus, dan menjaga barang lebih aman. Meskipun hal ini berdampak pada berkurangnya komunikasi antardosen karena kini ruangan mereka terhalang oleh sekat,” ujarnya.

Titin mengatakan, peningkatan fasilitas tersebut semakin mengukuhkan tekadnya ke depan untuk menjadikan Fakultas Syariah sebagai kiblat penerapan Ilmu Hukum Islam di tengah masyarakat. Terutama tiga prodi yang bernaung di bawah Fakultas Syariah, yakni Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah, dan Perbankan Syariah. Dia menjelaskan, untuk menghasilkan tenaga pendidik yang kompeten, Fakultas Syariah sering mengadakan pembinaan, baik dalam bidang akademik maupun ruhiah. Agar bisa menjadi panutan mahasiswa seorang dosen tidak hanya dituntut cerdas tapi juga memiliki kepri-badian muslim dan menjadi uswatun hasanah.

“Harapan saya dosen bisa diajak kerja sama dan memahami bahwa fakultas itu merupakan sistem yang harus didukung semua pihak, tidak boleh ada yang ber-beda visinya. Jika ada yang berbeda da-lam sebuah sistem nanti akan menye-babkan gangguan. Saya berharap bisa menjalankan amanah ini secara baik dan konsisten supaya visi yang direncanakan sebelumnya bisa berjalan secara mulus sesuai dengan harapan,” tuturnya.

Selain itu, dia mengatakan, meskipun terhitung nyaman, masih terdapat bebe-rapa kekurangan dari sarana dan prasa-rana gedung baru Unisba. Menurutnya,

Fakultas Syariah

Laporan Utama

4 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si.,

Warek III Unisba, H Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si.

Dekan Fakultas Syariah Titin Suprihatin, Dra., M. Hum.

Page 7: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

sistem kontrol AC yang terpusat membuat beberapa karyawan kurang nyaman karena tidak bisa mengatur suhu ruangan sesuai kehendaknya. Titin menambahkan, kurangnya sirkulasi udara yang masuk juga terkadang membuat kondisi ruangan sedikit sesak ketika sedang ramai.

“Sirkulasi udara kurang sehat karena mengandalkan AC dan tidak ada udara yang masuk dan keluar, semua dikelola di dalam. Kemudian secara fisik belum ada tempat wudhu yang memadai terutama untuk akhwat. Jadi, beberapa dosen wanita sering wudhu di tempat mencuci alat-alat kebersihan dan itu kacanya tembus. Saat membuka kerudung terlihat dari luar. Saya harap ke depan ada penambahan fasilitas tersebut,” jelasnya. (Feari/Wiwit)

Fakultas Dakwah Unisba menjadi satu-satunya fakultas yang menempati kampus Tamansari 1 setelah berpindah dari Kampus Ranggagading. Walaupun menempati kampus lama, kelengkapan sarpras, fasilitas, dan interiornya disamakan dengan Gedung Dekanat Baru.

Tentu ini menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan per-forma dosen dan tendik Fak Dak-wah. Hal ini seperti yang diung-kapkan Dekan Fak Dakwah Unis-ba, Dr. Komarudin Shaleh, Drs., M.Ag., yang mengungkapkan bah-wa setelah menempati gedung baru berbagai rencana pengem-bangan Fak Dakwah telah disusun, seperti peningkatan layanan kepa-da mahasiswa, penambahan pro-gram studi sesuai nomenklatur Kemenag, yaitu Manajemen Haji dan Umrah, lalu penambahan te-naga pengajar, dan tertib admi-nistrasi.

“Dengan menempati gedung baru, saya melihat motivasi dosen dan tendik meningkat dan tampak

lebih bertanggung jawab. Selain itu dosen menjadi lebih kreatif dalam mengelola bahan pembelajaran, semangat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama para dosen muda. Dosen senior ikut memotivasi dan mendampinginya, penelitian serta pengabdian mandiri pun terlihat lebih termotivasi.” katanya.

Dia mengatakan, target yang ingin dicapai Fak Dakwah dengan berbagai fasilitas yang dipergunakan saat ini yaitu meraih akreditasi BAN PT dengan peringkat unggul. “Paling tidak sangat baik, semua dosen tersertifikasi, IPK para alumni lebih baik, kerjasama lebih meningkat dan meluas, jumlah mahasiswa lebih banyak lagi, dan kelengkapan alat-alat laboratorium harus lebih memadai,” tuturnya. (Putri/Eki)

Fak Tarbiyah dan Keguruan adalah salah satu fakultas yang turut menempati gedung baru dekanat di lantai dua. Sebagai salah satu fakultas yang pernah menempati dua gedung berbeda, saat ini Fak Tarbiyah dan Keguruan memiliki sarpras yang memenuhi standar BAN-PT.

Bagi Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba, Enoh, Drs., M.Ag., gedung baru ini menandai produktivitas dosen semakin me-ningkat, baik dalam penulisan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Sebagai wujud tasyakur. kita semakin meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT, ibadahnya juga tinggi, produktifitas juga karena kita lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan jasa, terutama di bidang Tridharma,” katanya.

Menurutnya, gedung yang cukup luas ini memiliki efek terhadap kebiasaan dosen dan karyawan “bersilaturahim”. “Sebelumnya dosen dan karyawan mudah untuk saling bertemu karena menempati ruangan yang lebih terbatas. Kini, dosen berada di ruang sendiri dan lebih privasi dalam beraktifitas. Walaupun dari sudut pandang pelayanan, ini

Dekan Fakultas Dakwah

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

kondusif karena dosen menjadi mak-simal dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kaitannya dengan kegiatan Tridharma lainnya yang geliat sebelumnya musiman, dengan fasilitas yang ada di gedung ini mampu menstimuli dosen untuk membangun road map tersendiri, serta koordinasi dengan LPPM semakin baik.

Rencananya, dia akan memben-tuk kelompok-kelompok pengab-

dian dan penelitian hingga nantinya terbentuk para ahli di bidang media pembelajaran, model pembelajaran, ahli Event Organizer (EO) dalam kegiatan pendidikan.

“Dengan begitu dosen-dosen akan lebih fokus dan terarah, sesuai dengan road map BAN-PT. Geliat ini menjadi suatu tanda yang lebih baik”, terangnya.

Menurutnya, gedung ini dapat didorong menjadi media silaturahim bagi dosen dan tendik. “Intensifikasi kegiatan ruhuddin seperti pengajian bareng dan makan bareng yang minimal dilaksanakan dua hari dalam seminggu untuk bertemu atau berkumpul sehingga selalu terjalin silaturahmi,” ungkapnya.

Ditanya mengenai kenyamanan gedung ini, dekan mengungkapkan rasa nyamannya dibandingkan dengan gedung sebelumnya. Namun, kendala yang dialaminya jika AC mati maka ruangan menjadi pengap karena tidak ada ventilasi. “Padahal kita butuh cadangan udara segar. Karena jendela tidak bisa dibuka sama sekali, jadi full AC,” tuturnya.

Dia pun menyetujui dengan konstruksi bangunan untuk terbebas dari asap rokok. Namun, harapnya untuk dipertimbangkan pula melalui pemasangan jendela yang bisa dimanfaatkan.

“Kata kontraktor desainnya sudah seperti ini tapi kan harus ada solusi untuk situasi darurat. Jalur evakuasi sudah ada, tapi untuk udara-nya tidak ada. Penggunaan alat humidifier ini membuat udara berputar-putar saja di sini, tidak ada udara segar,” ungkapnya.

(Ane/Fuad)

Setelah hampir dua tahun menanti, Fakultas Hukum (FH) kini menempati lantai lima, gedung baru dekanat, Jalan Tamansari Nomor 24. Dosen dan tendik dari fakultas yang memiliki guru besar terbanyak di Unisba ini memiliki penga-laman berlokasi di Jalan. Tamansari Nomor 1 dan Jalan Ranggagading. Lokasi fakultas yang sebelumnya cukup berjarak dengan rektorat membuat dekan periode lalu, usai rapat sering berseloroh, “Abdi ka kabupaten heula, nya”, ujar Prof. Nandang Sambas, SH., M.H sambil ber-jalan kaki.

Menempati gedung baru memiliki k e s a n t e r s e n d i r i b a g i D r. E f i k Yusdiansyah, SH., MH. Dekan Fakultas

Hukum Unisba yang baru dilantik, Kamis (23/4), mensyukuri kepindahan fakultas ke gedung baru yang lebih representatif dan luas.

“Saya senang akhirnya dosen dan tendik menempati gedung baru. Setiap dosen juga memiliki ruangan masing-masing yang bisa mendorong produktivitas Tridharma,” kata Efik. “Dosen dan tendik fakultas itu saya lihat memang dari awal orangnya hebat-hebat, rajin-rajin, mau di gedung lama ataupun baru tetap bagus,” tegasnya.

“Saat bekerja sebagai ketua BPM fakultas yang kegiatannya memonitoring, sarana prasarana sekarang jauh lebih representatif sehingga kita bisa bekerja jauh lebih enak didukung fasilitas untuk memeriksa dokumen, jauh lebih baik dibanding sebelumnya,” ungkap Efik.

Pindahnya FH ke gedung baru bukan berarti tanpa implikasi. Efik turut merasakan apa yang dialami dosen FH lainnya.

Dekan Fakultas Hukum

5warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Dekan Fak Dakwah Unisba, Dr. Komarudin Shaleh, Drs., M.Ag.,

Laporan Utama

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba, Enoh, Drs., M.Ag.,

Dekan Fakultas Hukum UnisbaDr. Efik Yusdiansyah, SH., MH.

Page 8: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

“Ada hal yang memberatkan sebenarnya, di satu sisi kantor sudah pindah ke Tamansari tapi kita mengajar tetap di gedung lama. Semen-tara MIPA yang berkantor di Gedung Ranggagading malah ngajarnya di Tamansari,” kata Efik.

“Menurut saya itu tidak efektif dan tidak efisien, idealnya kantor di situ dan ngajarnya di situ karena kalau hujan agak repot, akhirnya malah jadi telat. Itu harus dipikirkan terkait dengan pelayanan kepada mahasiswa dalam pengajaran,” tambahnya.

Efik juga mengungkapkan kantor yang bagus membuat dirinya memiliki beban. Ia kadang merasa malu terhadap mahasiswa. “Dosen sudah diberikan tempat yang sangat baik tapi mahasiswa belum, kelas-kelas masih begitu. Sebelum ada wabah Corona dosen dan mahasiswa saat perkuliahan terganggu oleh suara pekerja ngabobok gedung. Jadi, tidak kondusif sama sekali untuk suasana perkuliahan,” tegas Efik.

“Kita mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa, jadi membangun atau perbaikan gedung itu tidak bisa dijadikan pembenaran adanya gangguan saat proses belajar dan mengajar,” tandasnya.

Mengenai gedung baru, Efik menyoroti aspek eco building, yakni gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi. Dosen kelahiran Sukabumi itu menilai sirkulasi udara terhambat akibat minimnya ventilasi.

“Satu pun tidak ada jendela yang bisa dibuka. Tanaman di fakultas mati karena tidak tersinari matahari. Saat mati listrik, rasanya eungap, gensetnya tidak hidup, gelap, turun pake tangga darurat dengan penerangan seadanya,” ungkap Efik. “Gedung yang seperti itu berarti menurut saya tidak bisa berhemat listrik karena lampu harus nyala terus, AC nyala terus, sebaiknya ada ventilasi udara. Listrik jangan sampai mubazir, jangan sampai energinya dihabiskan oleh kita semua,” kata pria paruh baya ini.

Menurut dosen yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II ini, gedung baru memiliki kamar mandi dan peturasan yang bagus namun ia berharap fasilitas itu relatif tertutup karena penggunanya terlihat dari luar. “Masalah aurat itu peka di Unisba. Mungkin saat dirancang saat itu belum terpikirkan ya,” kata Efik.

“Selain itu, tempat wudhu juga penting. Betul di masjid ada tapi kan kadang-kadang kita lebih enak kalau ke masjid sudah berwudhu. Untuk ibu-ibu yang tidak ke masjid juga perlu”, ungkapnya.

Dosen Bagian Hukum Tata Negara ini juga berharap ada ruangan yang bisa digunakan bersama seperti di gedung lama. “Ada tempat berkumpul, tidak hanya ruang masing-masing dosen karena ketika kita berbicara soliditas suatu lembaga tentu saja di dalamnya terkait hubungan antara unsur yang ada di organisasi itu. Ada momen silaturrahim. Di Fakultas Hukum seminggu dua kali makan bersama tapi akhirnya menjadi tidak bersama karena tidak ada ruang untuk itu. Orang hanya ngambil makanan dan masuk ke ruangannya sendiri, padahal kalau ada kebersamaan itu biasanya banyak hal-hal menjadi cair dan selesai,” tegasnya.

Efik yang dihubungi tim WU usai pelantikannya sebagai dekan baru berharap pada masa wabah Corona ini pembangunan dan renovasi sudah selesai hingga tidak ada lagi perkuliahan yang terganggu ke depannya. Mengenai pandemik yang terjadi di berbagai belahan dunia, Efik berharap bangsa Indonesia bisa cepat mengatasi masalah tersebut. “Ke depannya, saya juga berharap Unisba mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat membantu pihak mahasiswa karena daya beli mahasiswa menurun. Apakah itu mengenai pembayaran, mekanisme cicilan, bantuan, atau lainnya. Kebijakan yang menguntungkan semua pihak,” harap Efik. (Ane/Fuad)

Fakultas Psikologi Unisba menjadi salah satu fakultas yang kini menetap di Gedung Unisba Tamansari Nomor 1. Bertahan di gedung lama, rupanya menjadi keputusan yang diberikan kepada Fakultas Psikologi, ketika tiga fakultas lain yaitu Teknik, Ekonomi dan Bisnis, serta Ilmu Komunikasi pindah ke gedung baru. Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si., Psikolog. mengaku bersyukur karena meski masih menempati ba-ngunan lama, Fakultas Psikologi kini memiliki lahan yang lebih luas dan dilengkapi ruangan pribadi bagi masing-masing dosen.

Fakultas Psikologi

“Fakultas Psikologi sangat bersyukur dengan adanya ge-dung baru ini yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dosen-dosen merasa sangat excited, sangat bangga dan senang punya gedung baru. Kemudian mereka membenahi ruang masing-masing, merapikan sendiri, membeli beberapa alat penunjang untuk melengkapi keindahan ruangannya sehingga mereka menjadi sangat betah berada di ruangannya,” jelasnya.

Dewi mengatakan, keberadaan ruang dosen dimanfaatkan sangat baik oleh mereka yang sedang melanjutkan studi di jenjang S3. Jika sebelumnya mayoritas dosen lebih sering menghabiskan waktu di luar untuk mengerjakan tugas, kini mereka merasa lebih nyaman bekerja di ruangannya. Tak jarang, pemandangan tersebut terlihat hingga adzan maghrib berkumandang.

Namun, dia menyayangkan karena sampai saat ini belum semua dosen dapat menikmati fasilitas tersebut. Gedung Fakultas Psikologi yang rencananya akan menempati ruang tiga lantai tersebut rupanya belum sepenuhnya rampung pembangunannya. Bangunan di lantai dua yang diperuntukkan untuk ruang Kabag, BPM, dan beberapa dosen masih tahap renovasi.

“Memang saat ini kami sedang tahap renovasi. Kabag-kabag belum ada ruangannya sehingga dosen yang belum punya ruangan kadang ikut bekerja di ruangan yang kosong. Ini sudah berjalan dari bulan Januari sampai Maret. Padahal awalnya diinfokan hanya bulan Januari saja dan Februari sudah bisa efektif. Tapi karena sekarang sedang berjalan program Work From Home karena pandemik COVID-19, kami belum tahu lagi progressnya seperti apa,”ujarnya.

Dengan diberikannya fasilitas ini, Dewi menerangkan bahwa pihaknya akan turut mendorong para dosen untuk meningkatkan jabatan fungsionalnya. Tahun ini dia berharap seluruh dosen yang berstatus tenaga pengajar sudah habis dan naik ke asisten ahli. Kemudian untuk dosen yang berada di asisten ahli bisa naik pangkat ke Lektor, dan yang berpangkat Lektor bisa naik Lektor Kepala.

Selain itu, Dewi mengusulkan untuk memudahkan penyimpanan arsip, alangkah baiknya jika pihak yayasan memberikan lemari khusus file dan dokumen. Kemudian dia berharap, ke depan proses pengajuan yang bersifat urgent dapat diproses lebih mudah agar tidak menjadi beban bagi karyawan dan membuat suasana kerja lebih nyaman.

“Dulu kami punya lemari khusus file dan arsip tapi sekarang dengan gedung baru tidak punya tempat untuk menyimpannya. Sehingga sampai sekarang masih bertumpuk di kardus yang diletakkan di lorong ruang dosen. Memang ada rencana mau disimpan di ruang BPM tapi saya rasa file itu harus tersimpan secara terpisah,” katanya. (Feari/Wiwit)

Sebagian besar fakultas di Unisba merasakan dampak pembangu-nan gedung baru di Jalan Tamasari Nomor 24-26. Fasilitas ruang dosen dan ruang pelayanan administrasi yang tertata lebih rapi, rupanya telah melahirkan semangat baru bagi civitas akademika untuk lebih giat bekerja. Namun, semangat tersebut rupanya belum tampak di ling-kungan Fakultas Matema-tika IPA (FMIPA) yang kini menempati Gedung Unisba di Jalan Ranggaga-ding Nomor 8. Dekan Fa-kultas MIPA, Abdul Kudus, S.Si., M.Si., Ph.D. mengata-kan, hal tersebut terjadi karena proses pembangu-nan di Gedung Ranggaga-ding belum rampung dan mengakibatkan beberapa pekerjaan ter-ganggu.

“Ketika kami pindah ke Kampus Ranggagading proses penataannya masih berjalan sehingga suasana kerja cukup bising akibat

Fakultas MIPA

Laporan Utama

6 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si., Psikolog

Dekan Fakultas MIPA, Abdul Kudus, S.Si., M.Si., Ph.D.

Page 9: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

adanya pembangunan. Kadang terjadi pemutusan aliran listrik yang tiba-tiba sehingga mengganggu kegiatan yang sedang berjalan. Tapi saya yakin jika gedung ini sudah selesai, kami bisa bekerja penuh motivasi dan menghasilkan kinerja yang prima,”ujarnya.

Dekan mengatakan, setelah menempati gedung baru, FMIPA akan fokus mencapai target mutu tahun akademik 2019-2020 yang sudah ditetapkan. Dia juga akan rutin melaksanakan evaluasi di akhir tahun untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di FMIPA dan menyusun target yang tepat dan dapat dicapai pada tahun berikutnya.

“Target level fakultas akan diuraikan menjadi target level-level di bawahnya, yakni level program studi, level unit-unit fakultas, level laboratorium sampai level personil dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Saya akan coba cari solusi untuk masalah-masalah yang selama ini belum dapat diselesaikan, seperti masalah perparkiran, peningkatan atmosfir ruhul islam di kampus Ranggagading, dan tidak beranjaknya status akreditasi program studi di lingkungan FMIPA selama berpuluh-puluh tahun,” jelasnya.

Selain itu, dekan mengatakan, ke depan pihaknya akan menguatkan metode pembelajaran e-learning. Menurutnya peristiwa COVID-19 telah memberi pelajaran bahwa perlu adanya tambahan program berkaitan dengan metode pembelajaran daring yang efektif dan efisien bagi mahasiswa. Dia mengatakan bahwa pihaknya juga akan mencoba untuk menginisiasi pengajuan pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh.

Lebih lanjut Kudus berharap, penataan prasarana gedung kampus Ranggagading dapat segera tuntas dan dilengkapi fasilitas yang memadai. Menurutnya laboratorium yang menghasilkan limbah harus memenuhi standar ISO/IEC 17025 tentang Standar Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi agar tidak mencemari lingkungan.

“Kami akan susun rencana pengajuan sertifikasi ISO/IEC 17025 untuk laboratorium-laboratorium tersebut. Hal ini juga mendukung pengembangan laboratorium di bawah Program Studi Farmasi yang mulai melayani permintaan pengujian sampel dari pihak luar. Jika ini ditangani secara serius maka ini bisa menjadi income generating unit untuk Unisba,” ucapnya. (Feari/Wiwit)

Gedung baru dengan berbagai fasilitas yang lebih respresentatif tentunya harus mampu meningkatkan kinerja fakultas, terutama pelayanan akademik, baik pela-yanan administrasi maupun yang bersifat bimbingan mahasiswa.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Teknik Unisba, Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU. terkait pan-dangannya terhadap gedung baru yang sudah mulai ditempati.

Satori mengungkapkan, Fakultas Tek-nik berupaya menerapkan green office se-cara bertahap. “Langkah yang akan ditem-puh dengan membuat monitoring ruangan-ruangan dosen yang tidak pernah diguna-kan. Saya juga mengusulkan setiap lorong dipasang CCTV. Kemudian kebersihan dan keindahan juga akan menjadi prioritas kami,” katanya.

Dikatakannya, dengan fasilitas gedung baru ini yang lebih respresentatif, men-dorong Fak Teknik menargetkan semua prodinya terakreditasi 'A'.

Namun, diakuinya, kekurangan yang dirasakanan dari gedung ini yaitu minim-

nya ruang bersama. “ Tidak ada ruang untuk pertemuan dan ini menjadikan rasa jenuh tersendiri,” ungkapnya.

(Putri/Eki)

Gedung baru, suasana baru, dan kinerja baru, tentu berkaitan erat dengan manajerial. Seperti yang diungkapkan Dekan Fakutas Ilmu Komunikasi Unisba, Dr. Septiawan Santana Kurnia, Drs., M.Si., yang mengatakan bahwa dengan menempati gedung baru ada keter-

Dekan Fakultas Teknik

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

kaitannya dengan manajerial maupun administratif fakultas, baik internal maupun eksternal. “Untuk internal sendiri, berarti pengembangan manajemen ter-hadap dosen dan tenaga kependidikan. Pengembangan di sini bisa dari pengem-bangan SDM, antara lain perkembangan dari dosen-dosennya, misalnya jabatan fungsional dikembangkan, dipercepat, dan didorong untuk menjadi lebih baik,” ujar-nya.

Selain itu, mendorong pengembangan dosen untuk berkarya di bidang penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat (PKM), seperti menerbitkan jurnal scopus dan meningkatkan status menjadi guru besar. Demikian juga dengan tendik yang didorong untuk lebih terampil, update, dan siap menghadapi persoalan administratif fakultas. “Kini setiap dosen dan tendik memiliki ruangan yang lebih fokus, konsisten, dan dirasa lebih riang gembira dalam bekerja,” katanya.

Septiawan mengungkapkan, pada saat dosen dan tendik menempati gedung baru, pada umumnya menunjukkan ekspresi terperangah ka-rena ruang kerja yang akan ditempatinya banyak mengalami perubahan menjadi begitu modern, canggih, dan lebih terasa suasana perkantoran-nya. Namun, setelah beberapa bulan menempatinya, para dosen merasa kesepian dan kehilangan. “Kehilangan ruang-ruang kebersamaan, ke-hilangan suasana silaturahim yang lebih riang dan personal karena sekarang seakan-akan terhalang oleh sekat. Di sisi lain, ada juga yang mengeluhkan kekurangan udara segar karena setiap ruangan sekarang dipatok ber-AC,” ungkapnya.

Diakuinya, setelah menempati gedung baru ini, target pencapaian fakultas lebih bisa dicapai, dijangkau, diraih dengan berbagai target yang sebelumnya agak sulit. “Hal ini antara lain didorong oleh penataan ruangan, penetapan ruang kerja yang mudah dijangkau dan dipantau secara manajerial. Pimpinan dapat langsung mengontak, berhubungan dengan SDM yang bersangkutan,” paparnya.

Sarana dan prasarana di gedung baru pun, menurutnya positif karena mampu mendorong kinerja para dosen dan tendik. Namun, disayangkan gedung baru ini tidak menyediakan ruang rapat, ruang pertemuan informal, sampai mushala dan ruang “riung mungpulung” di fakultas. “Pada dasarnya gedung ini memberikan dampak positif bagi performa dan kinerja akademis. Tinggal barangkali menutupi kekurangan atau kebu-tuhan-kebutuhan lain yang muncul,” jelasnya. (Putri/Eki)

Universitas Islam Bandung (Unisba) kini memiliki gedung baru. Bangunan yang terletak di Jalan Tamansari No-mor 24-26 tersebut ber-diri megah delapan lantai dan dihuni enam fakultas, yaitu Fakultas Syariah, Tarbiyah dan Keguruan, Hukum, Ekonomi dan Bisnis, dan Ilmu Komuni-kasi. Kehadiran gedung tersebut memberikan pe-rubahan cukup besar ter-hadap beberapa aspek, salah satunya peningka-tan motivasi kerja dosen. Pe m b e r i a n f a s i l i t a s ruangan pribadi bagi do-sen, rupanya tak hanya m e m b u a t k e g i a t a n

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Laporan Utama

7warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Dekan Fakultas Teknik Unisba, Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU

Dekan Fakutas Ilmu Komunikasi Unisba, Dr. Septiawan Santana Kurnia, Drs., M.Si.,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Dr. Hj. Nunung Nurhayati, S.E., M.Si.Ak.,Ca.

Page 10: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

konsultasi dengan maha-siswa menjadi lebih nyaman tapi juga meningkatkan semangat dosen untuk mengimplementasikan nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Dr. Hj. Nunung Nurhayati, S.E., M.Si.Ak.,Ca. mengatakan, adanya ruangan pribadi menjadikan para dosen lebih mudah menyusun karya tulis maupun buku ajar. Jika sebe-lumnya dosen harus berbagi ruangan bersama rekan sejawatnya kini mereka diberikan fasilitas berupa ruangan yang dapat ditata menurut kenyamanan masing-masing.

“Dengan dosen mempunyai ruangan masing-masing saya berharap semangat dosen dalam bekerja terus meningkat, khususnya berkaitan dengan penelitian karena selama ini mereka kurang melakukan penelitian. Mudah-mudahan jika mereka giat melakukan penelitian atau membuat buku ajar bisa meningkatkan jabatan fungsional ke depannya karena rata-rata di FEB saat ini jabatan fungsionalnya masih Lektor,” jelasnya.

Dr. Nunung, mengatakan, pihaknya telah melaksanakan program paper camp dan pelatihan penulisan jurnal internasional guna memfasilitasi dosen untuk bisa menaikkan jabatan fungsionalnya. Nunung menuturkan, tahun ini FEB menargetkan minimal 13 orang dosen yang terdiri atas masing-masing Program Studi (Prodi) yakni dari Prodi Akuntansi (5), Ilmu Ekonomi (4), dan Manajemen (4) dapat naik jabatan ke Lektor Kepala. Bahkan, FEB juga menargetkan setiap prodi memiliki masing-masing satu guru besar. Namun, Dr. Nunung mengatakan, untuk mendukung visi tersebut, perlu ada upaya lain yang dilakukan universitas agar para dosen terpacu untuk menaikan jabatan fungsionalnya.

“Kami terus berupaya mendorong dosen menaikkan jabatan fungsionalnya tapi memang pada akhirnya semua kembali kepada mereka karena ada sebagian dosen yang tidak mau naik ke Lektor Kepala. Saya rasa universitas perlu membuat kebijakan atau sanksi tertentu bagi dosen-dosen yang tidak mau meningkatkan jabatan fungsionalnya supaya mereka terpacu untuk naik menjadi Lektor Kepala. Hal itu karena keberadaan Lektor Kepala cukup penting dalam berbagai penilaian atau pemeringkatan tapi sering diabaikan,” jelasnya.

Selain itu, Nunung mengatakan, meskipun keberadaan gedung baru disambut baik oleh civitas akademika FEB tapi hal tersebut belum sepenuhnya sempurna. Menurutnya, kapasitas toilet yang tersedia saat ini belum sebanding dengan jumlah karyawan dan mahasiswa. Sehingga tak jarang terjadi antrian panjang di toilet dan membuat kenyamanan civitas akademika berkurang.

“Masih jadi ganjalan dosen, berkaitan dengan toilet terlalu kecil. Kadang keluar masuk ke WC harus antri. Memang yayasan sudah menyatakan bahwa mahasiswa tidak diperbolehkan untuk mengguna-kan WC tapi kita sebagai dosen tidak bisa melakukan itu. Kemudian, selama ini belum ada masjid dan mushola karena tampaknya masih proses pembangunan. Jadi, kami menggunakan ruang dosen yang kecil untuk dijadikan mushola, dan Alhamdulillah efektivitasnya tinggi karena banyak mahasiswa dan dosen banyak memanfaatkannya,” katanya. (Feari/Wiwit)

Universitas Islam Bandung (Unisba) te-rus meningkatkan mu-tu pendidikannya, sa-lah satunya dengan membangun ruang dekanat untuk bebe-rapa fakultas di Jalan Tamansari Nomor 24-26. Pembangunan ge-dung baru merupakan usaha Unisba dalam memenuhi kelengka-pan sarana prasarana dan meningkatkan kualitas pelayanan

Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK)

terhadap mahasiswa sehingga sudah sepatutnya hal tersebut menjadi nikmat yang perlu disyukuri oleh seluruh civitas akademika Unisba.

Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Dr. M Wildan Bin HM Yahya, Drs., M.Pd. mengatakan, kehadiran gedung baru telah membuka kesempatan bagi dosen untuk mening-katkan kinerja mereka. Menurutnya, pemberian ruang pribadi untuk masing-masing dosen membuat mereka lebih mudah untuk melakukan proses pembinaan terhadap mahasiswa.

“Saya kira dengan adanya ruangan baru, dosen dapat membina mahasiswa lebih intensif dibandingkan sebelumnya. Pembinaan mahasiswa tidak hanya dapat dilakukan di kelas tapi juga di kantor secara periodik atau di luar jam belajar di kelas, khususnya mahasiswa yang memerlukan konsultasi lebih lanjut. Menurut saya usaha tersebut cara terbaik untuk bersyukur kepada Allah SWT,”ujarnya.

Selain itu, Dr. Wildan mengatakan, keberadaan auditorium di gedung baru melengkapi kebutuhan Unisba sebagai perguruan tinggi yang dikategorikan unggul. Dia menuturkan, hadirnya auditorium dapat menjadi media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menyalurkan kreativitasnya. Wildan berharap, fasilitas tersebut segenap keluarga besar Unisba dapat lebih intensif menyelenggarakan kegiatan yang mengandung nilai-nilai keislaman di dalamnya.

“Dengan adanya auditorium kita harus bersyukur karena fasilitas-nya sudah bagus dan memadai. Keberadaan auditorium dapat kita manfaatkan sebagai media untuk mensosialisasikan tentang nilai-nilai keislaman.”katanya.

Ke depan, Wildan berharap Unisba dapat terus meningkatkan berbagai fasilitas sesuai renstra yang telah disepakati bersama, salah satunya ruang perkuliahan. Menurutnya, kapasitas kelas yang Unisba miliki saat ini kurang memadai sehingga perlu adanya rencana membangun gedung baru seiring semakin banyaknya peminat yang masuk Unisba. (Feari/Wiwit)

Pada 18 Oktober tahun lalu, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) mulai menggunakan gedung dekanat di seberang Fakultas Ke-dokteran Unisba. Dosen dan ten-dik Fikom mengawali penem-patan gedung dengan menggelar pengajian dan khataman Al-Qur'an, dengan harapan menga-wali sesuatu dengan aktivitas yang baik semoga menghasilkan berbagai manfaat dan kebaikan, khususnya bagi fakultas dan lebih luas lagi untuk Unisba.

Kepindahan dari kantor lama di Jalan Tamansari 1 ke gedung baru memcuatkan optimisme dan kegembiraan karena dosen kini memiliki ruangan masing-masing. Ada semangat dosen untuk mem-berikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa, melalui konsultasi, bimbingan, dan kegiatan fakultas lainnya. Setelah puluhan tahun bekerja, akhirnya para dosen memiliki ruangan sendiri.

Ruangan yang strategis dengan view yang menarik di gedung tersebut, salah satunya dirasakan oleh Ketua Bidang Kajian Public Relations Fikom Dr. Nurrahmawati., M.Si. Ia menyatakan kegembi-raannya mendapatkan kantor representatif. “Alhamdulillah, ini support dari pimpinan dan yayasan, seneng dapat gedung yang representatif, apalagi bidang kajian dapet ruangan dengan ukuran dan view yang sesuai,” katanya sumringah. “Sebagian ruangan kan tertutup, tidak ada view,” tambahnya. “Jumlah mahasiswa bidang kajian PR selama ini mayoritas di Fikom, hampir selalu terbanyak. Jadi, untuk pelayanan terhadap mahasiswa, ruangan ini betul-betul memberikan manfaat banyak,” ungkap Nurrahmawati.

Senada dengan beberapa dosen lain di fakultas lainnya yang ditemui WU, Nurrahmawati memberi perhatian pada sirkulasi udara. “Gedung sudah bagus, hanya tidak ada ventilasi, sirkulasi udaranya tidak bagus,

Dosen

Laporan Utama

8 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Ketua LSIPK Dr. M Wildan Bin HM Yahya, Drs., M.Pd.

Ketua Bidang Kajian Public Relations Fikom Dr. Nurrahmawati., M.Si.

Page 11: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

jadi sampai sekarang masuk ke situ suka perih mata. Baiknya meng-gunakan bahan yang ramah lingkungan. Setahu saya perih mata dialami dosen saat masuk ke ruangan karena penggunaan lem dan tak ada sirkulasi. Apalagi kan ruangannya tertutup,” tandasnya.

“Mungkin solusinya harus dibuat sirkulasi udara,” tambah dosen paruh baya ini.

“Dosen di bidang kajian lain ada juga yang terpapar sakit karena minimnya sirkulasi dan harus terus menggunakan AC. Selain itu dua ruangan juga mengalami kebocoran,” ungkapnya.

Bagi Nurrahmawati, gedung baru mendorong dosen untuk lebih produktif. “Kalau kinerja sudah meningkat, lebih betah di kantor juga,” katanya. “Hanya saja kebersamaan menjadi berkurang ya. Memang ruangannya terbatas sehingga tidak ada ruangan khusus untuk kita berkumpul, makan siang, ngobrol secara informal,” tambahnya.

Ia menilai setiap fakultas butuh ruangan untuk silaturrahim seperti di kantor lama. “Ruangan di lantai delapan itu digunakan untuk rapat dan sidang, semua menggunakan itu untuk kegiatan akademik. Kita perlu ruang bersama seperti dulu memantapkan tradisi guyub, menjaga kebersamaan dosen dan tendik agar lebih erat dan solid,” tegas dosen yang aktif di kegiatan angklung ini. (Fuad/Ane)

Memiliki ruang kerja yang nya-man, bersih dengan fasilitas lengkap tentu menjadi idaman dan keinginan setiap karyawan. Hal ini dapat mem-berikan efek positif terhadap kinerja karyawan, seperti meningkatnya motivasi dan semangat dalam be-kerja, atau bahkan dapat mendorong menghasilkan ide-ide kreatif karena bekerja menjadi lebih fokus. Instansi pun tentunya akan terus berupaya untuk memenuhi fasilitas tersebut bagi karyawannya.

Tidak terkecuali dengan Unisba yang terus mengembangkan dan meningkatkan sarprasnya untuk menunjang kegiatan akademik

maupun nonakademik dengan memberikan fasilitas Gedung Dekanat Baru setinggi 9 lantai yang sudah rampung dan dipergunakan. Gedung ini pun disambut baik oleh dosen dan tendik yang memiliki ruangan kerja baru.

Seperti diungkapkan oleh salah satu Tendik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba, Rini yang saat ini sudah menikmati fasilitas dan menempati lantai dua gedung tersebut. “Alhamdulillah, gedungnya nyaman. Kebetulan saya pindahan dari Ranggagading. Di sana panas banget. Pindah ke sini alhamduillah adem. Ruangannya luas dan masing-masing mendapatkan tempat yang memadai untuk memberikan pelayanan. Kerja juga jadi tambah semangat,” ungkapnya saat dimintai tanggapan terhadap gedung baru ini.

“Tapi ada sedikit masalah di sini enggak ada jendela jadi tidak dapat oksigen yang murni. Saat AC-nya mati atau mati listrik, ketika masuk ruangan pengap sekali karena sama sekali tidak ada ventilasi. Selain itu, untuk pengamanan di setiap ruangan baik ruangan pejabat struktural/ dosen belum ada kunci lemari. Apalagi saya sebagai pemegang keuangan agak was-was suka ada sedikit menyimpan uang. Saya hanya dikasih kunci ruangan saja,” jelasnya.

Selain itu, dengan diberikannya ruangan masing-masing baik dosen maupun tendik, intensitas silaturahmi menjadi berkurang. “Jika dulu satu ruangan bersama sering berkumpul, sekarang lebih individual. Namun, hal itu disiasati beberapa fakultas dengan mengadakan makan bersama setiap minggunya. Jadi, walaupun memiliki

Tenaga Kependidikan (Tendik)

ruangan masing-masing silaturahmi tetap terjaga antara dosen dan tendik,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Staf Bagian Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi, Hamid Fadilah yang saat ini menempati lantai empat Gedung tersebut. Dia mengatakan rasa terima kasihnya atas kenyamanan fasilitas yang dipergunakannya ini. “Saya pribadi sangat-sangat berterimakasih kepada pihak yayasan karena khususnya kami programmer membutuhkan tempat yang luas, nyaman, dan bersih supaya otak jernih. Selain itu, kami didukung adanya penambahan fasi-litas seperti ruang rapat internal. Semoga dengan adanya perpindahan ruangan baru ini menjadi semakin produktif dan semakin baik lagi kinerjanya,” ungkapnya.

Dia juga mengeluhkan beberapa fasilitas dari gedung ini yaitu kurang nyamannya fasilitas toilet. ”Jika dulu semua tertutup, sekarang seperti toilet-toilet di Mall yang bagian bawah dan atasnya terbuka. Belum terbiasa dan kurang nyaman dengan konsep toilet seperti ini,” katanya. (Ane/Eki)

Menjadi Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba merupakan suatu kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar yang dirasakan Lutfi ketika dilantik tahun 2019 lalu. Menjabat sebagai Presma maka salah satu tugas-nya menjalankan tanggung jawab da-lam menampung semua aspirasi maha-siswa Unisba, salah satunya kritik untuk universitas.

Salah satu kritik dan pertanyaan yang selalu dia peroleh dari mahasiswa Unisba adalah kurangnya fasilitas la-han parkir dan ruang kelas. “Keluhan yang dirasakan mahasiswa dari tahun ke tahun hampir sama yaitu kurangnya ruang kelas dan lahan parkir,” ungkapnya.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini menilai, gedung dekanat baru mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang senan-tiasa dilontarkan para mahasiswa kepadanya. “Dengan adanya gedung baru, mampu menjawab beberapa pertanyaan mahasiswa yang mem-persoalkan ruang kelas yang tidak bisa menampung dan malah mengambil jatah ruang-ruang kemahasiswaan,'' ujarnya.

Harapannya, adanya gedung dekanat ini berbagai kegiatan kema-hasiswaan dapat meningkat yang direalisasikan dengan fasilitas auditorium dan ruang rapat yang bisa dipergunakan semua mahasiswa, terutama Lembaga Kegiatan Mahasiswa (LKM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unisba untuk melaksanakan berbagai kegiatan, seperti seminar, pelatihan, perlombaan dan sebagainya, tanpa adanya penolakan. (Yusuf/Eki)

Kesuksesan sebuah perguruan tinggi tidak lepas dari peran alumni di dalamnya. Begitupun dengan ber-bagai keberhasilan dan kesuksesan yang diperoleh Unisba hingga saat ini, salah satunya terdapat peran alumni di dalamnya. Hal ini, seperti yang dirasakan langsung oleh Neneng Khodijah alumni Fakultas Ushuludin Jurusan Perbandingan Agama angkatan 1995.

Tanggapannya terhadap ge-dung dekanat baru, Neneng yang merupakan alumni yang aktif di IKA Unisba berharap dapat menunjang keberlangsungan proses administrasi mahasiswa lebih baik lagi. Selain itu untuk menghasilkan sarjana dan alumni yang berkualitas dari segi akademik maupun prestasi yang dihasilkan dari kreativitas di luar akademik sehingga menghasilkan sarjana yang siap guna terjun ke

Presiden Mahasiswa Unisba

Alumni Lama

Laporan Utama

9warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Presma Unisba Lutfi

Neneng Khodijah

Rini

Hamid Fadilah

Page 12: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

masyarakat. (Yusuf/Eki)

G e d u n g B a r u . S e -mangat Baru. Gedung Baru bukan hanya milik per-orangan tapi milik kita semua yang mengaku bah-wa dirinya adalah bagian dari Unisba. Itulah kalimat yang diungkapkan Rana Antariksa, ST., Alumni fakul-tas teknik jurusan Teknik Pertambangan yang baru saja dilantik menjadi sar-jana pada Februari kemarin

ketika ditanya mengenai Gedung Dekanat baru.Walaupun dia belum lama merasakan fasilitas gedung ini namun banyak

harapan yang tersirat darinya, seperti dengan gedung baru ini dapat mem-berikan sinergi antara universitas dan alumni menjadi lebih baik lagi, teru-tama untuk para alumni baru yang sedang mencari pekerjaan, yang selama ini dirasakannya belum berjalan secara baik.

Selain itu, dapat memberikan semangat belajar kepada para mahasiswa yang nantinya menghasilkan mahasiswa yang unggul baik bidang akademik maupun nonakademik.

Terakhir dia berharap gedung dekanat ini dapat dinikmati seluruh mahasiswa dan alumni sebagai ajang berdiskusi dan ajang bersilaturahmi. “Ruangan yang disediakan gedung ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mahasiswa maupun alumni untuk berdiskusi atau dapat digunakan untuk kegiatan Studium Generale/ Kuliah Umum,” jelasnya. (Yusuf/Eki)

Bagi institusi perguruan tinggi khususnya Unisba, orang tua mahasiswa dalam keberlangsungan pengembangan sarpras memiliki peran vital. Hal ini

Alumni yang Baru Dilantik

Orangtua Mahasiswa

ditunjukkan dengan berba-gai pembiayaan yang dibe-rikan, sebagiannya diman-faatkan untuk pembangu-nan fasilitas demi keber-langsungan pendidikan anaknya. Seperti gedung dekanat baru yang sudah dipergunakan, sebagian sumber pembiayaannya berasal dari orang tua ma-hasiswa melalui Infak Pengembangan Fakultas (IPF).

Ahmad Komaruza-man yang merupakan orangtua R Ashri Salsabila, mahasis-wa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi PG-PAUD Angkatan 2018, mendukung apa pun yang dilakukan Unisba demi keberlangsungan dan kesuksesannya, termasuk pembangunan Gedung Dekanat Baru. “Kami sebagai orangtua, apapun untuk kemajuan mahasiswa ataupun kampusnya pasti di-support,” tuturnya.

Namun, menurutnya, apabila dengan keberadaan gedung baru ini membuat biaya pendidikan di Unisba mengalami kenaikan maka sarannya untuk mendiskusikannya dengan orangtua mahasiswa agar tidak menimbul-kan keberatan.

“Diskusi dapat dilakukan di grup yang sudah ada, seperti Ikatan Komunikasi Orangtua Mahasiswa (IKOMAH) Unisba. Semua ini dilakukan agar ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Jangan sampai yang satu keberatan, sementara yang satu karena memang merasa punya bisa menerima,” ujarnya.

Dia berharap, dengan Gedung Dekanat ini dapat membawa Unisba ke arah yang lebih baik dan menjadi kampus Islam yang unggul.

(Yusuf/Eki)

Laporan Utama

Ahmad Komaruzaman Rana Antariksa, ST.

Page 13: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

11warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

WARTA UNISBA (WU) - Mewabahnya virus corona akhir-akhir ini dan menjadi pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia khususnya Kota Bandung, mendorong Unisba turut serta menerap-kan Work from Home (WFH) sebagai langkah melaksanakan anjuran pemerintah dan alim ulama dalam rangka mencegah penularan virus tersebut, serta menghindari kemudharatan dan mencari kemaslahatan. Hal ini seperti terutang dalam Surat Edaran Rektor No. 181/G.13/Rek-k/III/2020 Perihal : Pencegahan Penularan Covid-19.

Melihat hal ini, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. menilai banyak hikmah yang bisa diperoleh bagi civitas akademika Unisba dalam menjalankan Work From Home dengan berdiam diri di rumah hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

Menurutnya, hikmah yang bisa diambil yaitu dapat beristirahat dari rutinitas yang biasa dilakukan di lingkungan kampus, serta berkumpul secara intens bersama keluarga. “Barangkali setengah hari bahkan sehari tidak bisa berkumpul lengkap, sekarang Ayah, Ibu, anak dan semuanya berkumpul di rumah sehingga bisa mempererat rasa kekeluargaan,” ungkapnya.

Selain itu, bagi mahasiswa yang menjalankan perkuliahan serta Ujian Tengah Semester (UTS) dengan sistem e-learning, dalam menghilangkan rasa jenuhnya bisa menerapkan trik dengan melak-sanakan tugas sebagaimana berkuliah di kampus seperti belajar online, menulis paper, menulis skripsi untuk menyelesaikan sar-jana, menulis makalah untuk bisa mengikuti berbagai perlombaan dan membaca buku yang berguna.

Rektor juga mengatakan, Work From Home bagi dosen bukan berarti terbebas dari kewajibannya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, namun banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu. “Berbagai tugas bisa dilakukan dengan santai, tidak terlalu serius. Bagi yang malas membuat jurnal, bisa dimulai menulis satu atau dua halaman. Bagi yang belum biasa menulis

opini, bisa belajar banyak dengan mengangkat tema-tema yang didapat dari kasus pandemi corona ini dan menjadi inspirasi,” jelasnya.

Dari apa yang dijelaskannya tersebut, rektor menekankan untuk bisa menghadapi dan menikmati proses Work From Home ini untuk tetap tinggal di rumah dengan melaksanakan berbagai aktifitas yang berguna. “Jenuh dengan aktifitas belajar dan menulis, bisa berkebun, menanam sayuran dan lainnya. Banyak yang bisa kita lakukan di rumah,” paparnya.

Situasi seperti ini, menurut rektor dapat dimanfaatkan juga untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan berbagai aktifitas ibadah. “Tidak lupa setiap selesai shalat Maghrib, Isya, dan Subuh untuk membiasakan diri membaca Al Quran dengan metode 1 page 1 day atau 1 juz 1 day, ataupun dengan membuat grup media sosial bertemakan tadarus sesuai keinginan masing-masing,” jelasnya.

Tentu rektor pun berharap agar pandemik ini segera berakhir. Dia mengajak seluruh civitas akademika Unisba untuk selalu berdoa agar mendapat perlindungan dari wabah ini sehingga ibadah dapat lebih ditingkatkan.

Hikmah lain yang bisa diperoleh dari kondisi ini, rektor menambahkan, ketika virus ini menghilang, untuk menjadikannya sebagai motivasi dalam meningkatkan ibadah dan sedekah, serta kebiasaan dalam berbuat baik yang dilakukan tidak hanya dalam kesusahan saja tapi dalam kondisi lainnya. (Eki/Wiwit)

Hikmah yang bisa diambil yaitu dapat beristirahat dari rutinitas yang biasa dilakukan di lingkungan kampus, serta berkumpul secara intens bersama keluarga.

Rektor Unisba:

Banyak Hikmah yang Bisa Diperoleh dari Work From Home

Page 14: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

12 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Unisba Terapkan Kuliah Online Hingga Akhir Semester Genap, Cegah Penyebaran COVID-19WARTA UNISBA (WU) - Sebagai langkah dalam upaya pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 di lingkungan Unisba, rektor kembali mengeluar-kan Surat Edaran untuk ketiga kalinya dengan nomor 198/A18/Rek-k/III/2020. Surat Edaran ini terbit berdasarkan perkembangan situasi terkini terkait COVID-19, serta mempertimbang-kan hasil Virtual Meeting Pimpinan Unisba yang dilaksanakan pada Sabtu (28/03).

Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengatakan, langkah ini diambil setelah adanya imbauan dari pemerintah Indonesia untuk mengarahkan semua Warga Negara dalam melaksanakan Work From Home (WFH). “Untuk itu, sebagai institusi pendidikan yang memiliki mahasiswa aktif sebanyak 14.000 orang, sangat riskan jika kita tidak melanjutkan kuliah online atau daring,” ungkapnya.

Rektor pun menginstruksikan kepada pim-pinan unit maupun fakultas di lingkungan Unisba untuk menugaskan tenaga kependidikan (tendik) dalam melaksanakan piket yang disesuaikan dengan kebutuhan dari unit dan fakultas tersebut dengan menerapkan program kesehatan yang maksimal, seperti menyediakan hand sanitizer, masker, disinfektan, dan lainnya.

Rektor menekankan, tendik yang wajib untuk melaksanakan tugasnya di kampus Unisba dibatasi hanya yang usianya kurang dari 50 tahun, tidak memiliki riwayat penyakit dan tinggal di Kota Bandung. “Hanya beberapa hal saja ber-gantung kepala unitnya. Kalau misalkan dekan, ketua lembaga atau ketua badan dan lainnya tidak mewajibkan ya semuanya WFH. Pada prinsipnya belajar dan bekerja di rumah sampai akhir semester,” jelasnya.

Keputusan ini, lanjut rektor, akan melihat perkembangan dari pemerintah pusat ataupun provinsi Jawa Barat terkait status tanggap da-rurat. “Mungkin kita akan ubah lagi kebijakan itu gimana baiknya melalui rapat pimpinan untuk menentukan semuanya,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unisba, Ir. A Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM., mengungkapkan bahwa keputusan dari Surat Edaran ini terkait dengan perkuliahan dan ujian daring yang akan dilaksanakan hingga akhir semester ini. “Karena kita melihat perkembangan regulasi ini. Beberapa wilayah bahkan sudah lockdown dan dinyatakan zona merah dan lain sebagainya. Kemungkinan

akan berkepanjangan sehingga kami memutus-kan untuk menyelesaikan perkuliahan ini secara daring,” ungkapnya.

Warek I juga mengimbau kepada dekan maupun dosen melalui pembelajaran daring ini agar tetap berjalan sesuai target yang diinginkan dengan setiap program studi (prodi) atau mata kuliah untuk terus memperhatikan capaian pembelajaran (CP). “CP ini biasanya dibagi ke dalam tiga ranah sesuai metode taksonomi bloom namanya. Sesuai dengan taksonomi bloom bahwa setiap mata kuliah harus mengandung unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Nah, kalo yang sifatnya kognitif bisa digali atau dilaksanakan melalui seluruhnya online karena sifatnya penge-tahuan. Kalau sudah berbicara mengenai kemam-puan dalam melaksanakan sesuatu itu lebih kepada psikomotorik/ keterampilan. Jadi, untuk sesuatu yang bersifat teknikal atau menuntut praktik, prodi diberikan keleluasaan untuk mengatur pada saat badai COVID-19 ini selesai atau akhir semester keputusannya ada di prodi,” jelasnya.

Saat ini pun, menurutnya, Unisba tengah menjalin kerja sama dengan beberapa provider di Indonesia seperti Telkomsel dan Indosat untuk memudahkan dosen dan mahasiswa mengakses perkuliahan daring di web ekuliah.ac.id dengan memberikan kompensasi berupa free kuota 30 GB. Teknisnya yaitu dengan mendownload aplikasi di masing-masing provider.

Warek 1 menyatakan, semua provider ter-sebut sudah meningkatkan sinyalnya di berbagai daerah sehingga secara teknologi tidak menga-lami kendala di masing-masing wilayah kecuali adanya pemadaman listrik. “Kalau ada kendala seperti itu larinya ke dosen atau prodi sama halnya dengan seseorang tidak bisa mengikuti ujian, itu larinya regulasi ke tingkat prodi,” ungkapnya.

Kegiatan skripsi, tambahnya, hingga saat ini tetap berjalan, di mana pelaksanaannya akan diatur fakultas dan prodi masing-masing. “Penge-lolaannya di tingkat prodi, skripsi bisa online atau apapun. Semua online, selama bisa dilakukan secara online itu wajib dilakukan semua fakultas. Kecuali ada kendala lain seperti listrik mati,” paparnya.

Di samping itu, kegiatan pesantren yang sudah terjadwal sebelum wabah COVID-19 ini melanda Indonesia, mengalami pergeseran sesuai arahan ketua LSIPK Unisba. “Jadwalnya menjadi diakhirkan setelah terlaksananya perkuliahan dengan berkoordinasi kepada tim prodi,” ujarnya.

Dia berharap, semua dosen dan mahasiswa dapat mengikuti surat edaran ini. Kemudian, memanfaatkan fasilitas ini seoptimal mungkin untuk pembelajaran. “Manfaatkanlah ekuliah. ac.id untuk menjadi media sebagai pengganti tatap muka karena kita sudah sediakan free kuota. Jadi, dosen dapat memanfaatkannya dengan baik dan prodi nanti membuat secara teknis aturan kuliah daring. Karena kita tidak bisa menginter-vensi hanya memberikan rambu-rambu saja,” harapnya.

Senada dengan rektor, Warek II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan, kehadiran tendik dua kali dalam seminggu yang mulai berjalan 06 April 2020 hingga waktu yang belum bisa dipastikan ini, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari unit dan fakultas masing-

masing dengan tetap memperhatikan berbagai aspek yang tertera pada Surat Edaran yang disampaikannya bernomor 083/L.12/Bk-k/III/2020. Surat Edaran tersebut berisi tentang tendik berusia di atas 50 tahun ke atas dan mempunyai penyakit seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, penyakit paru, gangguan ginjal, dan penyakit berat lainnya, tendik yang tinggal di luar Kota Bandung dan yang menggunakan moda transportasi massal, melakukan kewajiban peker-jaan dengan sistem WFH. Selain itu, bagi tendik yang melaksanakan piket, untuk tetap membatasi kontak fisik selama perjalanan ke dan dari kantor.

“Harapan kita supaya ada ikatan pekerjaan dan juga dimungkinkan di fakultas dan unit ada kegiatan yang mendesak jangan sampai kesulitan mencari bantuan dukungan dari para tendik,” katanya.

Diakuinya, hal ini merupakan upaya dalam rangka menetralisir pemberian hak WFH kepada unit yang sebelumnya diwajibkan hadir di setiap hari kerja.“Gilirannya menjadi kontekstual terkait kondisi di lapangan, seperti di fakultas kalau memang ada aktifitas yang tidak memerlukan tendik maka tendik tidak perlu hadir sama sekali. Akhirnya keharusan hadir itu menjadi sangat kontekstual bergantung urgensi kebutuhan di fakultas dan unit masing-masing,” terangnya.

Kehadiran di kantor pun, menurutnya, me-nyesuaikan dengan jenis pekerjaannya. “Jika pe-kerjaan tersebut bisa cepat diselesaikan maka segera pulang. Tapi jika pekerjaannya memerlu-kan waktu yang lama maka kehadiran mulai jam 09 s.d. 14,” jelasnya.

Selain itu, dikatakannya, Unisba tetap mengi-kuti prosedur kesehatan yang telah disosialisasi-kan oleh pemerintah dengan menyediakan hand sanitizer, masker dan berencana membangun lima spot untuk mencuci tangan di kampus Unisba dengan ketersediaan sabun dan airnya.

Tidak hanya berefek kepada kegiatan kuli-kuler saja, surat edaran ini pun berlaku pada ke-giatan ekstrakulikuler, seperti yang diutarakan Wakil Rektor III Unisba, H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. Dia mengatakan, semua kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Kegiatan Mahasiswa (LKM) sementara waktu ditahan dan off hingga kondisi kondusif untuk bisa melakukan aktifitas massal.

Menurutnya, pemberhentian kegiatan kema-hasiswaan juga terjadi pada beberapa kegiatan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasis-waan (Belmawa) Ristekdikti yang diikuti ma-hasiswa Unisba dan hingga saat ini belum ada kepastian waktu pelaksanaannya.

Warek III berpesan kepada para aktifis dan mahasiswa untuk menahan diri dan bersabar serta berdoa agar kondisi saat ini bisa membaik sehingga dapat kembali melakukan aktifitasnya di UKM dan LKM yang digelutinya. “Pasti ada rasa kangen terjun ke lapangan untuk beraktifitas. Merasa kehilangan agenda yang sudah disajikan direncanakan yang banyak sekali. Saya paham kepada teman-teman aktifis yang roda organisasi-nya tidak bergerak,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengimbau jika ada dampak tertentu terutama kepada UKM atau LKM yang melibatkan pengelolaanya di luar mahasis-wa, misalnya seperi Koperasi Mahasiswa (Kop-ma) untuk melapor kepada Satgas COVID-19 Unisba. (Eki/Feari/Wiwit)

Page 15: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

13warta unisba

Universitas

Edisi Idul Fitri 1441 H

UNISBA TERAPKAN UJIAN PMB ONLINE SAAT WABAH COVID-19WARTA UNISBA (WU) –Calon mahasiswa baru Universitas Islam Bandung (Unisba) mengikuti Ujian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Gelom-bang 1 secara online pada Minggu, (12/04). Hal tersebut dilakukan usai ditetapkannya virus Covid-19 sebagai pandemik oleh WHO dan keluar-nya surat edaran pemerintah terkait metode pem-belajaran daring.

Warek I Unisba, Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM. mengatakan, social distancing atau pembatasan sosial menjadi langkah penting da-lam pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga segala bentuk kegiatan yang bersifat kerumunan harus dihindari. Selain melaksanakan ujian ber-basis online, Unisba juga menghapus sementara pelaksanaan psikotest yang rencananya diseleng-garakan Sabtu, 11 April 2020.

“Dalam test online ini Unisba hanya bisa memberikan materi yang sifatnya kognitif. Maka untuk kegiatan yang bersifat psiko-motorik itu ditiadakan. Pelaksanaan psikotest juga tidak dilaksanakan pada penerimaan mahasiswa baru gelombang dua karena situasinya masih dalam kondisi darurat,” katanya.

Warek I mengatakan, Unisba sudah memper-siapkan sistem pembelajaran branded learning cukup matang sejak tahun 2019. Sehingga untuk menerapkan test PMB berbasis online bukan hal yang sulit meskipun baru pertama kali dilakukan. Adapun penggunaan aplikasi ujian online Unisba dilakukan dengan cara login melalui link eusm.unisba.ac.id. Calon mahasiswa baru hanya perlu memasukan username dan password yang dimiliki agar dapat mengerjakan soal yang meliputi tes potensial akademik (TPA).

Selain itu, Warek I menjelaskan, pelaksanaan ujian online ini dibagi menjadi lima sesi, di mana setiap sesi jenis soal yang diberikan berbeda se-hingga kerahasiaan soal tetap terjaga. Alokasi waktu pengerjaan yang diberikan juga cukup sing-kat guna menghindari kecurangan, seperti men-contek atau bekerja sama.

“Kalo misalkan ada yang membantu itu terlepas dari pelaksanaan di rumah. Kita tidak bisa menyamakan kegiatan yang dilakukan dengan pengawasan karena itu di luar kemampuan kita. Jika ujian sudah dilakukan secara online di rumah masing-masing maka kita harus menghindari

praduga bahwa itu dibuat oleh joki atau tidak,” je-lasnya.

Pengumuman kelulusan seleksi PMB Ge-lombang 1 diinformasikan melalui website pmb.unisba.ac.id pada 17 April 2020. Peserta dapat mengakses hasil ujian dengan cara log in menggunakan nomor peserta yang tertera di kartu ujian.

Selain melaksanakan Ujian PMB secara online, Fakultas Kedokteran (FK) Unisba juga menye-lenggarakan kegiatan Open House secara online pada hari yang sama. Pada kegiatan ini, pimpinan Yayasan, Rektorat dan Dekanat membuka sesi diskusi dengan orang tua calon mahasiswa FK Unisba menggunakan aplikasi zoom. Sebanyak 256 orang tua peserta ikut bergabung dalam dis-kusi tersebut. Pada kesempatan ini, video con-ference dilakukan di ruang di Audiotorium Lantai 8 Gedung FK Unisba dan dihadiri oleh Wakil Rektor I Unisba, Dekan FK Unisba, Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF., Wakil Rektor III Unisba, H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si., Wakil Dekan II FK Unisba, Dr. H. Nugraha Sutadipura, dr., M.Sc. Dan Wakil Dekan III FK Unisba Zulmansyah, Dr.,Sp.A., M.Kes. Sementara Rektor Unisba Prof.Dr.H.Edi Setiadi,SH.,MH., beserta jajaran pimpinan lainnya melangsungkan video conference di rumah. Ber-bagai topik mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana, SDM (pengajar) kualitas akademik, biaya kuliah dan lain-lain dibahas dalam meeting online tersebut.

Rektor Unisba turut mengapresiasi upaya yang dilakukan FK Unisba untuk tetap melak-sanakan kegiatan Open House di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini. Menurutnya, bukan hal yang mudah untuk tetap bekerja dalam kondisi saat ini. Namun, melihat tingginya peminat calon mahasiswa yang ingin masuk FK Unisba maka kegiatan ini menjadi penting bagi orang tua ma-hasiswa untuk mendapatkan informasi dan ber-interaksi langsung dengan pihak Unisba.

“Tingginya minat masyarakat terhadap FK Unisba membuat banyak oknum yang mengaku bisa meluluskan testing masuk FK Unisba. Saya berpesan agar orang tua tidak mudah percaya dan mengikuti instruksi yang diberikan melalui SMS, WA, atau pesan apa pun yang disampaikan oleh oknum tersebut. Jika ada yang men-curigakan segera menghubungi sosial media (telepon) resmi Unisba untuk melakukan konfirmasi,”ujarnya.

***

Unisba Beri Kuota Internet Gratis Bagi Mahasiswa untuk Kuliah Online

WARTA UNISBA (WU)-Dalam rangka memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam melaksanakan kuliah online ditengah wabah Covid-19, Unisba memberikan subsidi kuota Internet gratis kepada mahasiswa program sarjana (S1) yang aktif disemester Genap Tahun Akademik 2019/2020. Subsidi yang diberikan berupa kuota sebesar Rp. 100.000,- per mahasiswa/bulan yang akan diberikan selama 3 bulan, terhitung bulan April s.d. Juni 2020.

Untuk memperoleh subsidi kuota tersebut, mahasiswa aktif S1 diharuskan melakukan regis-trasi diportal Sistem Informasi Unisba https:// sisfo.unisba.ac.id mulai 17 s.d. 20 April 2020 dengan mengisi data Google Form. Jumlah maha-siswa yang terdaftar ± 9606 orang dengan menggunakan provider yang sudah bekerja sama dengan Unisba antara lain Telkomsel, XL, Indosat, 3 dan Smartfren.

Pendistribusian subsidi kuota dibulan April melalui pemberian kuota kepada no HP maha-siswa yang sudah teregistrasi, sementara untuk bulan Mei dan Juni sesuai kesepakatan hasil Rapat Pimpinan pada Rabu (29/04), pendistribusian-nya diubah menjadi transfer uang ke nomor reke-ning mahasiswa dengan pengkoleksian seluruh no rekening mahasiswa aktif oleh seluruh kepala prodi dilingkungan Unisba.

***

Page 16: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

14 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

ERA DISRUPSI JADI TANTANGAN BERAT BAGI DEKAN UNISBA

WARTA UNISBA (WU) - Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah melahirkan banyak perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Era disrupsi telah meng-hentakan pikiran dan mendorong institusi pen-didikan untuk bangun dan melakukan sesuatu yang tidak biasa. Sebab jika tidak melakukan inovasi dalam pembelajaran, perguruan tinggi akan tertinggal dan tak mampu bersaing secara global.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Bandng (Unisba), Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH., saat melantik lima dekan baru Unisba masa bakti 2020-2024 melalui aplikasi video conference zoom, Kamis (23/4). Lima Dekan yang dilantik tersebut masing-masing, Dekan Fakultas Syariah (Titin Suprihatin, Dra. M.Hum.), Dekan Fakultas Hukum (Dr. Efik Yusdiansyah, S.H., M.Hum.), Dekan Fakultas MIPA (Abdul Kudus, S.Si., M.Si., Ph.D.), Dekan Fakultas Teknik (Dr. Mohamad Satori, S.T., M.T.) dan Dekan Fakultas Kedokteran (Prof. Dr. dr. Nanan Sekarwarna. Sp. A (K). MARS).

Pada kesempatan itu, Rektor juga melantik Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Dr. M. Wildan Bin H.M. Yahya. M.Pd. Jabatan ini merupakan yang kedua kalinya bagi Dr. Wildan, karena pada periode sebelumnya, beliau pun diberikan amanah untuk memangku jabatan yang sama.

Rektor mengatakan, mahasiswa Unisba saat ini merupakan generasi milenial yang lahir dalam suasana berbeda. Tantangan yang diha-dapi mereka lebih berat dibandingkan generasi terdahulu. Menurutnya pendekatan kepada me-reka tidak bisa disamakan dengan metode pembelajaran yang diterapkan semasa dosen duduk di bangku kuliah.

“Dalam konteks ini, ucapan Ali Bin Abi Tholib patut kita resapi yaitu jangan didik anak-anakmu sebagaimana orang tuamu mendidik-mu, sungguh mereka diciptakan untuk jaman yang berbeda dengan jamanmu”, katanya.

Selain itu, Rektor menjelaskan, lima fakul-tas yang para dekan pimpin lahir dari dari pro-ses intelektual yang panjang. Oleh karena itu, beliau berharap mereka bisa mendekatkan diri dengan konteks merekatkan disiplin dengan

realitas, bersifat egaliter dan menawarkan solusi yang berdampak. Menurutnya untuk mencapai semua itu diperlukan disiplin yang tinggi layaknya pasukan komando. Gerakan inovator sebagai ciri seorang mujaddid harus dilakukan tanpa lelah dan tidak kalah penting, eksekusi dari sebuah gagasan harus menjadi nyata.

“Mari kita menjadi insan yang rendah hati, tinggi harga diri, tanpa promosi, tinggi prestasi. Sedikit bicara, banyak berkarya. Hati-hati dalam pengunaan dana yang merupakan

amanah dari orangtua Mahasiswa,” ujarnya. Lebih Lanjut Rektor menambahkan, kebe-

saran Unisba hanya dapat terwujud apabila Unisba pandai membaca tanda jaman. Pandemi Corona telah menyadarkan kita bahwa tekno-logi informasi yang handal merupakan conditio cine quanon yang harus dimiliki Unisba untuk mendukung aksi nyata tersebut. Ke depan, beliau berharap penguasaan teknologi infor-masi bukan hanya sekedar sebagai pendukung operasional tetapi harus merupakan instrumen yang strategis. (Feari/Wiwit)

Page 17: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

15warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

WARTA UNISBA (WU) – Untuk mendukung program Indonesia Bebas Tuberkulosis (TB) tahun 2030, Fakultas Kedokteran (FK) Univer-sitas Islam Bandung (Unisba) menggelar ke-giatan Skrining Turberkulosis di Yayasan Pesan-tren Ulul Azmi Education Center, Sabtu (15/02). Sebanyak 88 santri telah menjalani pemeriksaan fisik, wawancara, dan pengambilan dahak sebagai bahan pemeriksaan untuk dideteksi. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian ke-giatan dari program pengabdian kepada ma-syarakat (PKM) yang digagas dosen FK Unisba melalui dana hibah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba.

Tingginya kasus penyebaran penyakit tur-berkulosis di Jawa Barat, menjadi salah satu per-timbangan FK Unisba menyelenggarakan ke-giatan tersebut. Selain mendeteksi dini penderita penyakit TB di komunitas pesantren, FK Unisba berencana untuk merekrut santri sebagai kader kesehatan untuk melakukan penanggulangan penyakit TB di lingkungan pesantren.

Ketua Penyelenggara, Dr. Wida Purbaningsih, Dr., M. Kes mengatakan, pihaknya telah menyusun berbagai program dalam upaya pemberantasan TB, dari edukasi, screening, dan kaderisasi. Me-lalui program kesehatan ini, Dr. Wida berharap, para santri tidak hanya memahami apa itu pe-nyakit TB tetapi juga cara penularannya, gejala-gejalanya, serta cara pencegahan dan pengo-batannya.

Dr. Wida mengatakan, tidak sedikit Pondok Pesantren yang menerapkan peraturan untuk menempatkan tempat tidur santri dalam ruangan yang sama. Bahkan dalam satu ruangan dapat menampung lima sampai sepuluh santri sehingga jika ada salah satu santri yang menderita penyakit TB, dikhawatirkan dapat menularkannya lebih mudah dan cepat.

“Anak-anak pesantren ini agak rentan terpapar infeksi tersebut terutama karena tingkat hunian yang tinggi. Kemudian kontruksi bangunan yang meminimalisir masuknya cahaya

matahari juga menjadi faktor timbulnya penyakit tersebut. Apalagi di tempat lembab tingkat pe-nularan bisa lebih tinggi sehingga edukasi mengenai penyakit TB sangat penting bagi mereka,”ujarnya,

Dia menjelaskan, penyakit tuberculosis atau yang sering disebut TB merupakan penyakit me-nular yang disebabkan kuman TBV yaitu myco-bacterium tuberculosis. Kuman ini menyerang tubuh manusia, terutama pada paru-paru. Penyakit tersebut dapat menular melalui per-napasan, batuk, bersin, bahkan sekadar ber-interaksi seperti berbicara. Kuman TBC yang ke-luar, terhirup oleh orang lain melalui saluran per-napasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Wilda mengatakan, sebenarnya masyarakat tidak perlu risau karena tuberkulosis sudah ada obatnya. Namun, meski demikian masyarakat harus mengenal dan mewaspadai jika muncul gejala-gejala TB pada dirinya atau orang-orang di

sekitarnya.“Penyakit TB ini dapat dikategorikan dari

yang sedang sampai berat. Jika penderita dite-mukan dan dia rutin minum obat selama enam bulan penuh maka pasien bisa sembuh dan obatnya pun dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas. Namun, jika tidak diobati daya tahan tubuhnya akan menurun dan bisa menyebabkan kematian,” jelasnya.

Program Skrining Turberkulosis digagas oleh tujuh dosen FK Unisba, yakni Dr. Wida Purbaningsih, Dr., M. Kes sebagai ketua, Dr. Yani Triyani, dr., SpPK., M.Kes., Dr. Titik Respati., drg., M.Sc.PH., Dr. Maya Tejasari, Dr., M.Kes. Dr. Lelly Yunairti, S.Si., M.Kes., Widayanti, Dr., M.Kes., Heni Muflihah, dr., M.Kes., PhD, dan 16 mahasiswa FK Unisba. Wida berharap, ke depan pihaknya dapat melakukan kegiatan serupa ke berbagai pesantren lainnya, khususnya pesantren yang menjadi binaan FK Unisba.

(Feari/Wiwit)

Cegah Tuberkulosis, Unisba Sasar Pesantren

IK-CEPA Buka Peluang Baru Bagi PPMIWARTA UNISBA (WU) – Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Bandung (Unisba) berkolaborasi dengan Keumseung Indonesia Korea Legal & Buisness bekerja sama menggelar Sharing Session di Gedung Taman Sari Unisba No. 24-26 Bandung, Senin (13/1). Acara bertajuk Post Migrant Empo-werment And Opportunities To Enter The Korean Market After IK-CEPA diikuti oleh berbagai tokoh masyarakat antara lain Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI), alumni Unisba, maha-siswa, dan dosen di lingkungan Unisba.

Advisory Center and SPPI South of Korea, Saudaranta Tarigan, mengatakan, para pekerja Indonesia di Korea beruntung dibanding pekerja migran yang ditempatkan di negara lain. Selain gaji yang diperoleh cukup tinggi, pemerintah Ko-rea Selatan juga menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai partner dalam me-ngatur penempatan pekerja sehingga kesejah-teraan pekerja migran lebih terjamin.

Tak heran jika pada umumnya Pekerja Purna Migran Indonesia (PPMI) yang kembali ke tanah air memiliki modal cukup besar untuk membuka usaha. Namun, kata dia, pada kenyataanya tidak semua PPMI mampu memanfaatkan peluang tersebut karena terbentur ide untuk berwira-usaha. Padahal disepakatinya Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) telah membuka jalan bagi para pebisnis untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik untuk produk industri, perikanan, dan pertanian di pasar Korea Selatan.

“Saya ingin jadi jembatan bagi Korea dan Indonesia. Melalui kegiatan ini saya mencoba

mefasilitasi rekan-rekan yang memiliki produk tapi tidak tahu harus di bawa kemana. Semoga sharing session ini bisa memberikan motivasi bagi para pekerja purna migran bukan hanya untuk berwirausaha di Indonesia tapi juga memasarkan produknya ke Korea,”ujarnya.

Ketua Prodi Manajemen Unisba, Dr. Suwarsi, S.E., M. Si., CGA., mengatakan, kegiatan sharring session ini merupakan program kelanjutan dari implementasi riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) internasional yang sudah dilakukan prodi manajemen. Menurutnya, Unisba sebagai institusi pendidikan perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai isu IK-CEPA yang segera disahkan dalam waktu dekat.

“Terkait dengan dibukanya agreement Indo-nesia dan Korea IK-CEPA program pemberdayaan purna migran maupun kewirausahaan perlu dioptimalkan. Pada kesempatan ini kami sengaja mengundang alumni yang memilki bisnis keripik tempe misalnya, harapannya dia bisa dibina dan didukung agar produknya bisa tembus ke Korea,” jelasnya. (Feari/Wiwit)

Page 18: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

16 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Tips Melakukan Work From Home (WFH) di Tengah Wabah Covid-19

WARTA UNISBA (WU) - Semakin merebaknya penyebaran COVID-19 yang melanda dunia khususnya Indonesia, mendorong beberapa bidang tidak terkecuali pendidikan melaksanakan Work From Home (WHF) sesuai anjuran pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus ini. Unisba sebagai salah satu institusi pendidikan yang aware terhadap penyebaran virus ini, menerapkan kebijakan WFH dalam berbagai aktifitasnya, seperti perkuliahan, ujian, pelayanan administrasi, penerimaan mahasiswa baru dan aktifitas lainnya sehingga mewajibkan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan (tendik) melaksanakan WFH sesuai Surat Edaran Rektor.

Tentu, pelaksanaan WFH ini menjadi beban tersendiri bagi sebagian orang. Seperti yang diutarakan Titik Respati, drg., MScPH., Dosen Fak Kedokteran Unisba, dia merasakan jika WFH me-rupakan tantangan luar biasa. “Pada awalnya te-rasa beban dan waktu kerjanya menjadi sangat banyak dan sangat panjang. Mengingat waktu WFH tampaknya akan lebih panjang maka perlu beberapa upaya untuk memastikan bahwa semua dapat bekerja secara produktif,” ungkapnya.

Teringat sosok Wakil Presiden pertama Indonesia, Dr. Muhammad Hatta yang menurut-nya pantas dijadikan sebagai inspirasi ketika pertama kali “terpaksa” bekerja dari rumah. Dia mengungkapkan bahwa dirinya selalu berpakaian rapi dan menggunakan sepatu ketika membaca buku walaupun hanya di rumah. Saat melakukan itu untuk menghormati diri sendiri dan penulis buku yang sedang dia baca. Suatu contoh disiplin luar biasa dari orang yang luar biasa.

Untuk itu, dia memberikan tips bagaimana

agar tetap sehat secara mental dan emosional walaupun harus bekerja di rumah dalam jangka waktu yang cukup panjang seperti tetap jalankan rutinitas yang biasa dilakukan, menetukan ruang kerja dengan memisahkan pekerjaan dari rumah, atur jam reguler dan patuhi jadwal, beri waktu untuk beristirahat, tetapkan batasan untuk orang-orang di sekitar, tetap menjaga kesehatan (berat badan), berhubungan dengan orang lain dibu-tuhkan lebih dari sebelumnya untuk tetap baha-gia, sehat, dan produktif, serta selalu bersyukur.

Dari banyak tips yang telah disampaikannya tersebut, dia berpandangan bahwa setiap orang mempunyai preference sendiri. Untuk itu dia menyarankan untuk memilih 2 atau 3 aktifitas yang paling tepat dan mencoba untuk melaku-kannya di rumah secara disiplin. “Insya Allah kita semua tetap bisa produktif dan menghasilkan karya yang bermanfaat selama bekerja di rumah,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Dekan Fak Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika Dra. M. Si, Psikolog. Dia mengungkapkan, tips yang pertama harus dilakukan adalah selalu bersyukur dengan kondisi WFH ini. “Hikmah yang terbesar dari kondisi ini adalah bisa kumpul bersama keluarga dan anak-anak. Mendengar dan melihat celoteh anak yang sehat, lincah, dan ingin bermain bersama itu adalah tanda/ciri anak sehat dan bahagia. Alhamdulillah,” ungkapnya.

Kondisi seperti ini, menurutnya, tidak akan pernah diperoleh selama bekerja rutin di kantor karena hal lainnya yang patut disyukuri adalah dapat lebih mengenal karakter anak baik kekuatan maupun kelemahannya sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh anak.

Dia menjelaskan, perlunya pemahaman kondisi saat ini yang berbeda antara orang tua yang melakukan WFH sementara anak belajar dirumah. “Maka ubahlah pikiran kita bahwa saat ini rumah adalah tempat berkumpul, tempat bermain tetapi juga tempat belajar dan bekerja. Oleh karenanya nikmati suasana ini. Buat komitmen dengan anak untuk jam menemani anak belajar dan waktu untuk bekerja, serta hormatilah komitmen yang telah dibuat,” paparnya.

Selain itu, berilah tantangan pada anak untuk tugas-tugas yang bisa mereka kerjakan sendiri tapi menghasilkan agar anak punya waktu sendiri dan memperoleh kepercayaan untuk bisa meng-hasilkan suatu karya. “Kasih waktu tertentu (pada saat ini orang tua bisa bekerja) dan setelah itu mereka disuruh ceritakan kembali atau mende-mokan hasil karyanya,” ucapnya.

Dia mengharapkan, agar orang tua dalam menghadapi kondisi seperti ini turut mengubah mindsetnya bahwa kesempatan ini merupakan hal terbaik yang harus dihadapi. “Nikmati dan jadikan semua kehebohan di rumah sebagai sesuatu yang membahagiakan dan membuat semua bahagia,” katanya.

Tidak kalah penting juga, tambahnya, orang tua juga perlu memperhatikan dirinya dengan melakukan relaksasi, peregangan otot, dan su-gesti diri dengan beranggapan bahwa kondisi WFH ini merupakan kesempatan emas untuk dapat berkumpul dengan keluarga dalam kondisi sehat dan bahagia.

Selain itu, pada kesempatan ini juga dapat dijadikan suatu momentum untuk melakukan ibadah bersama. “Melakukan salat berjamaah, ngaji bareng dan lainnya, serta meminta anak untuk mengingatkan jadwal tersebut agar anak merasa dilibatkan dan dipercaya,”tuturnya.

Kepada mahasiswa, dia juga memberikan tipsnya dalam menjalankan perkuliahan dan ujian daring. Menurutnya, mahasiswa harus mema-hami setiap aplikasi yang akan dijadikan media untuk pembelajaran, serta harus menyadari sepe-nuhnya bahwa di rumah bukan berarti tidak be-lajar tetapi rumah merupakan salah satu tempat belajar yang mengasyikkan. “Banyak waktu yang bisa dilakukan di rumah untuk membaca dan mengetahui banyak hal yang selama ini tidak pernah dilakukan,” jelasnya.

Dikatakannya, ketika belajar menggunakan laptop, disarankan mahasiswa untuk mencari tempat belajar yang nyaman di rumah. “Kalau memungkinkan dekat jendela yang bisa melihat pohon-pohon yang hijau, udara yang cukup, posisi duduk yang nyaman sehingga kenyamanan ini bisa membuatnya tenang dan semangat dalam belajar,” terangnya.

(Eki/Wiwit)

Page 19: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

17warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Cerita Kuliah Online Dosen dan Mahasiswa Unisba

WARTA UNISBA (WU) - Sudah hampir 1 bulan ini, Unisba menerapkan kuliah online. Sistem perkuliahan yang akan berlangsung hingga akhir semester genap melalui web ekuliah.unisba.ac.id ini merupakan langkah mengantisipasi penye-baran wabah covid-19 serta arahan pemerintah yang secara “mendadak” membuat lembaga, do-sen, dan mahasiswa “harus” cepat menyesuaikan pengajarannya berbasis online.

Hal ini tentu memberi tantangan sekaligus kesempatan baik bagi dosen maupun institusi. Seperti yang diutarakan dosen F. Hukum Unisba, Hj.Tatty Aryani Ramli, S.H., M.H., Dia mengatakan bahwa tantangan perkuliahan online dengan ke-beradaan teknologi, melaksanakan pengelo-laan sistem teknologi dan penggunaannya (aplikasi) yang selama ini masih bersifat optional sudah tidak dapat dinafikan lagi dan “memaksa” harus sudah dipraktikkan di tengah wabah ini walaupun dosen kehilangan kesempatan untuk menjelas-kan dan berdiskusi langsung dengan mahasis-wanya. “Yang biasanya justru menjadi sarana mengasah kepekaan soft skill mahasiswa selain pemahaman teori semata,” ujarnya.

Dosen yang akrab disapa Ambu ini mengung-kapkan, sebetulnya perkuliahan online ini juga memiliki sisi positif bagi Unisba yaitu dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan sudah lebih mumpuni dalam melakukan komunikasi virtual, serta dosen terdorong untuk segera membuat buku ajar fisik sebagai pendamping modul online. Hal ini sejalan dengan kesiapan Unisba yang sudah baik dari segi sarana dan prasarana untuk layanan kuliah online. “Staf IT sangat helpfull dan standby, juga tim operator fakultas siap dengan tutorial-tutorial praktisnya,” ungkapnya.

Diakuinya sebagai dosen generasi Boomers (gaptek), selama menjalankan perkuliahan online ini mengalami berbagai hambatan, seperti harus beradaptasi dan langsung praktik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, melakukan penye-suaian model mengajar yang semula langsung di kelas dan saat ini harus segera menyusun dalam bentuk tulisan atau infografic yang dilengkapi dengan voice note dengan waktu terburu –buru, ketersediaan jaringan internet di rumah yang harus stabil dan kuat, serta waktu kerja menjadi lebih panjang dan seperti tidak terbatas.

Namun, berbagai kendala tersebut mampu diatasinya dengan berbagai langkah-langkah yang telah dilakukannya, seperti memanfaatkan semua fasilitas pendampingan singkat yang disiapkan oleh pihak Fakultas, mempersiapkan jaringan internet pribadi yang kuat dan stabil, serta bekerjasama dengan staff administrasi dan rekan Dosen generasi milenial.

Menurut Ambu, ada perasaan dilema yang menyelimuti dirinya ketika harus menjalankan perkuliahan daring dalam kondisi wabah ini. Dikatakannya, pada saat memaparkan materi, pemaparan tanya jawab dan diskusi menjadi tidak optimal. Kemudian, Ambu harus menyaks-ikan banyak pelanggaran hak cipta dari maha-siswa ketika menjawab ujian dan membuat tugas. “Maka perlu strategi baru bagi para dosen agar tugas dan ujian dibuat dengan mendorong mahasiswa memberikan analisis pribadi dalam bentuk essay dan kasus buatan yang orisinal dan update,” katanya.

Ambu berharap, ke depan kuliah daring yang dilaksanakan dalam kondisi normal dapat terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya dalam satu semester agar mahasiswa menjadi lebih kreatif dengan lebih banyak membaca literatur yang akan meningkatkan pengetahuan dan daya

analisanya.Hal senada juga diungkapkan Redi Hadiyanto,

S.Sy., M.H., yang baru 1 tahun ini menjadi dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) dan Perbankan Syariah F. Syariah Unisba. Dia menga-takan, fitur elearning Unisba sudah bagus untuk menyampaikan materi dan berdiskusi dengan mahasiswa.

“Bagusnya elearning ada dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Chat lang-sung seperti di Facebook yang disaksikan lang-sung oleh peserta, jadi ada forumnya. Untuk dis-kusi saya suka menggunakan forum bukan chat. Kalau forum itu ada satu pertanyaan bisa kita komentar dan dikomentari juga dengan temen lainnya. Lebih bagus di situ untuk chatting,” katanya.

Bahkan menurutnya, dengan koneksi in-ternet yang lemah pun, elearning Unisba masih bisa berjalan dengan baik dan tidak banyak me-makan kuota. “Masalah itu bagi yang belum ter-biasa, belum bisa dan belum paham teknis peng-gunannya,” ucapnya.

Diakuinya, dia belum memahami fitur jumlah kehadiran mahasiswa sehingga tidak mengetahui jumlah pasti mahasiswa yang hadir. Namun, hal tersebut dapat diatasinya dengan memberikan kuis. “Jadi mereka yang tidak mengumpulkan kuis, berarti tidak hadir pada saat perkuliahan online. Kalau saya kasih durasi kuisnya cukup lama sekitar 2 jam. Untuk teknis pelaksanaan mengisi kuisnya 30 menit. Saya beri jeda agar mereka ada waktu luang. Kadang ada yang baterenya lowbat trus keluar dari sistem maka harus mengisi dari awal lagi. jadi saya kasih rentang waktu yang cukup,” paparnya.

Lain lagi dengan praktikum di lab., Kasie Lab A Farmasi Unisba, Anggi Arumsari, M.Si., Apt., mengatakan, saat ini praktium di lab ditiadakan sesuai dengan anjuran yang tertera pada Surat Edaran Rektor dengan no. 198/A18/Rek-k/III/2020 dengan meniadakan perkuliahan dan praktikum tatap muka langsung.

Namun, menurutnya saat ini terdapat satu praktikum yang dilaksanakan secara online yang telah ditempuh sebelum wabah ini menyebar dan Surat Edaran Rektor tersebut keluar. “Karena tinggal dua pertemuan lagi maka kami berikan dua modul secara online melalui elearning Unisba. Nantinya, pada saat UAS praktikum juga akan dilaksanakan secara online,” ujarnya.

Dia menambahkan, khusus untuk Prodi Farmasi Unisba yang Tugas Akhirnya mengharus-kan praktikum di lab dan tidak memungkinkan untuk diperpanjang waktunya maka akan diubah skema penelitiannya. “Biasanya mahasiswa ada yang punya sedikit data dan ada yang belum punya data sama sekali. Nah, yang belum dapat data, kami ganti skema penelitiannya menjadi jurnal review. Jadi, biasanya mengambil sekitar 50 jurnal nanti disajikan dalam 1 jurnal dan kemu-dian harus diposting jurnal nya. Jadi, semacam studi literatur,” jelasnya.

Dari sisi mahasiswa, seperti yang diungkap-kan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Angkatan 2019, Annisa, mengatakan proses perkuliahan online-nya berjalan dengan baik walaupun terkadang mengalami kendala.

Annisa menjelaskan, media yang digunakan selain web ekuliah Unisba, juga menggunakan aplikasi Zoom dan Whatsapp (WA). “Dengan zoom, semua mahasiswa join dalam satu zoom meeting. Adapun dosen yang pakai media WA, jadi setiap kelompok yang presentasi, mengajukan materi ke grup WA untuk dikaji oleh mahasiswa.

Setelah itu, semua mahasiswa diwajibkan untuk menyerahkan pertanyaan dan dijawab oleh pihak yang presentasi menggunakan media video,” katanya.

Selama perkuliahan online, dia juga sempat tertinggal informasi karena sinyal yang kurang baik atau kehabisan kuota dan gangguan teknis pada media pembelajarannya. Untuk mengatasi-nya, Annisa menghubungi dosen dengan mem-beritahukan kendala yang dialaminya. Serta jika mengalami ketertinggalan materi, dia membaca kembali materi yang diberikan sebelum perku-liahan dimulai atau meminta informasinya kepa-da temannya.

Sementara itu, mahasiswa Fakultas Kedok-teran (FK) Angkatan 2017, Yudha, mengatakan, tutorial atau pembahasan kasus dan praktikum di lab FK dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom. “Untuk yang di lab biasanya menggunakan mik-roskop karena praktikumnya online maka hanya menggunakan media foto yang kemudian dishare melalui Zoom. Sedangkan praktik motorik tidak ada pembelajaran karena harus dilaksanakan di lab.,” ungkapnya.

Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) online dengan menggunakan CBT yang telah dilaksanakana beberapa waktu yang lalu, menu-rutnya, mengalami banyak gangguan. “Walaupun internet bagus kadang gangguan terjadi pada servernya. Ujian ini kan satu menit satu soal, tan-pa memperhitungkan gangguan server dan lain-nya. Jadi, kadang ketika ujian tidak bisa next ke jawaban selanjutnya seperti tadi, ketika beberapa soal dijawab waktu tiba-tiba habis,” paparnya.

Yudha berharap, ke depan jika perkuliahan dan ujian kembali menggunakan sistem online, dosen berinisiatif membuat video sehingga ma-hasiswa bisa mendengar apa yang dosen jelaskan. Selain itu, dosen juga dapat memberikan tam-bahan toleransi waktu dalam mengerjakan ujian online untuk mengantisipasi server yang crowded.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yaya-san Unisba, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, mem-berikan pesan kepada civitas akademika Unisba agar jangan sampai musibah ini menghentikan proses belajar dan mengajar. “Kepada dosen untuk memberikan yang terbaik kepada maha-siswa jangan sampai membuatnya menjadi bosan dan tidak nyaman. Kepada mahasiswa untuk terus bersabar. Jika mendapatkan uraian atau penjelasan yang agak sulit, agar dikomunikasikan dan semua hadapi dengan sabar dan jiwa besar,” terangnya.

(Eki/Feari/Wiwit)

Page 20: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

18 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Mengenal Virus Corona dan PencegahannyaWARTA UNISBA (WU) - Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) semakin meluas. Dari hari ke hari jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, meski-pun sudah ada beberapa di antaranya yang dinya-takan sembuh. Virus corona baru atau yang me-miliki nama resmi SARS-CoV-2 merupakan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan dan saluran pencernaan. Pada beberapa kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti batuk ringan, sesak nafas, flu dan diare. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan in-feksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru, akut gagal nafas, serta pendarahan saluran cerna bagian atas dan bawah.

Dosen Fakultas Kedokteran Unisba yang juga merupakan ahli paru Widhy Yudistira Nalapraya, dr., Sp,P mengatakan, meskipun infeksi Covid-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, namun tak sedikit dari mereka yang hanya menunjukkan gejala ringan. Dr. Widhy mengatakan, dari jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 81% di antaranya hanya mengalami gejala ringan bahkan tidak me-nunjukkan gejala sama sekali.

“Sebetulnya cara paling akurat untuk mende-teksi seseorang terpapar atau tidaknya virus corona itu dengan menggunakan metode Polyme-rase Chain Reaction (PCR) tapi alatnya masih ter-batas. Sehingga saat ini lebih banyak orang yang menggunakan metode rapid test. Namun, kele-mahan jika kita menggunakan metode rapid test, virus baru akan terdeteksi di hari ketujuh. Jadi jika di pemeriksaan awal hasilnya negatif bisa saja berubah tujuh atau delapan hari kemudian saat melakukan pemeriksaan kembali,”ujarnya.

Dr. Widhy mengatakan, cara penularan Covid-19 terjadi melalui infeksi droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Menurutnya droplet orang positif ter-infeksi virus ini dapat menempel ke berbagai ben-da sehingga memungkinkan tangan penyentuh-nya tercemar. Karena itu, penularannya juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh permukaan

yang terkena droplet dan secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.

Selain itu, Dr, Widhy menjelaskan orang yang rentan terpapar virus corona adalah mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 mayoritas terjadi pada orang berusia lanjut karena telah mengalami penurunan sel imunitas ditambah memiliki penyakit penyerta seperti jantung, kanker, ginjal, atau penyakit kronis lainnya. Agar dapat ter-hindar dari penyebaran virus Covid-19, Beliau mengatakan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan, salah satunya dengan ber-jemur di bawah sinar matahari.

“Antibody itu naik dengan pemberian vitamin D3 dan kita bisa memanfaatkan matahari untuk mendapatkanya. Jadi berjemur selama kurang lebih 30 menit di jam delapan sampai jam sepuluh itu bisa menambah daya imun tubuh kita. Kemu-dian, disempurnakan dengan rutin mengkon-sumsi buah-buahan dan sayuran yang mengan-dung vitamin C,” jelasnya.

Dr. Widhy pun mengatakan bahwa cara paling efektif untuk terhindar dari wabah corona adalah dengan melakukan isolasi mandiri di rumah atau stay at home. Namun, pada kenyataanya tidak se-mua orang dapat melakukan hal ini karena tetap harus menjalankan kewajibannya untuk bekerja. Menurutnya, jika seseorang terpaksa harus ber-aktivitas di luar rumah, maka menghindari kontak adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona. Beliau mengatakan, dengan mene-rapkan social distancing berjarak 2 meter, sese-orang bisa turut mencegah penyebaran virus. Selain itu, Dr. Widhy mengajurkan masyarakat untuk menggunakan masker dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau hand sanitizer.

Selain itu, Dr. Widhy yang juga ditunjuk sebagai panita pengawas dalam tim Satuan Tugas (Satgas) pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Unisba mengatakan, pihaknya telah

melakukan berbagai langkah untuk menangkal penyebaran virus tersebut. Salah satunya mela-kukan pemantauan terhadap civitas akademika dan meminta seluruh pegawai mengisi formulir screening sesuai panduan Kementerian Kese-hatan tentang Covid-19. Kemudian, menyiapkan dan mengelola call center untuk layanan kasus Covid-19 bagi seluruh pegawai dan mahasiswa.

“Formulir screening ini dibuat berdasarkan panduan Kementerian Kesehatan revisi ketiga tentang Covid-19 yang banyak diadaptasi juga oleh rumah sakit untuk menentukan orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien dalam penga-wasan (PDP). Jadi kalo ada sesorang yang dicu-rigai ODP atau PDP akan kita lakukan screening pemantauan dengan pemeriksaan laboratorium rontgen atau torak. Jadi jika terindikasi PDP lang-sung kita lakukan rujuk ke RS,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. mengatakan, Unisba telah melakukan beberapa tindakan preventif dalam menangani kasus penyebaran Covid-19, salah satunya mengintruksikan para pegawainya untuk bekerja di rumah. Hal ini dilakukan sebagai upaya merespon meningkatnya jumlah penderita Covid-19 di Indonesia. Instruksi tersebut berlaku tanggal 17 sampai 5 April 2020. Kemudian, Warek II juga membentuk tim Satgas COIVD-19 di lingkungan Unisba dan meningkatkan frekuensi pembersihan area kampus dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, kini Unisba juga memberlakukan one gate yang dijaga ketat untuk membatasi akses memasuki area kampus.

“Saya berpesan kepada seluruh personil yang tergabung dalam tim satgas agar dapat menja-lankan tugas dengan penuh amanah dan tang-gungjawab. Dengan adanya tim Satgas ini saya berharap Unisba turut memerangi penularan covid 19 dan berperan menangani kasus-kasus tertentu,”ujarnya.

(Feari/Wiwit)

Mahasiswa Fakultas Syariah Antusias Pantau Gerhana MatahariWARTA UNISBA (WU) – Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan proses pemantauan langsung peristiwa gerhana matahari cincin di area rooftop Gedung Tamansari Unisba No. 24-26, Bandung, Kamis, (26/12). Ob-servasi tersebut diselenggarakan atas kerja sama Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah Unisba dengan Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Jawa Barat. Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa semester tiga dan lima program studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah). Mereka secara bergantian melihat penampakan gerhana mata-hari cincin dengan menggunakan teleskop yang disediakan oleh Laboratorium Ilmu Falak.

Selain dipenuhi mahasiswa, lokasi peman-tauan gerhana juga dipadati oleh dosen dan tenaga pendidik (tendik) Unisba yang tampak antusias menyaksikan fenomena alam tersebut. Untuk melihat secara langsung, mereka diberikan

kacamata khusus melihat gerhana. Gerhana matahari ini dimulai sekitar pada pukul 10.30 WIB. Di Kota Bandung, puncak gerhana sebagian, terjadi pada pukul 12.04 WIB dan berakhir pada pukul 14.03 WIB.

Dekan Fakultas Syariah Unisba, M. Roji Iskandar, Drs., M.H, mengatakan, kegiatan ter-sebut merupakan bagian dari disiplin ilmu falak yang dipelajari mahasiswa prodi Hukum Keluarga. Dalam Ilmu Falak mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara menentukan arah kiblat dan waktu shalat. Selain itu, mahasiswa diberikan pemahaman tentang pergerakan benda langit yakni bumi, bulan, dan matahari yang mampu menghasilkan fenomena gerhana sebagai bukti kebesaran Allah SWT.

“Dengan melakukan kegiatan observasi kami harap mahasiswa dapat memahami dengan baik ilmunya dan mampu menjelaskan proses gerhana

matahari kepada masyarakat. Meskipun ini ter-masuk fenomena alam tapi peristiwa ini menjadi salah satu tanda kebesaran Allah SWT,”ujarnya.

Pak Roji mengatakan, ke depan Fakultas Syariah berencana untuk meningkatkan fasilitas pratikum dengan membangun ruang Obser-vatorium yang lebih lengkap untuk menunjang kebutuhan mahasiswa. Diharapkan keberadaan Observatorium tersebut dapat menjadi sarana pembelajaran bukan hanya bagi mahasiswa tapi juga masyarakat yang berkunjung.

(Feari/Wiwit)

Page 21: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Wawancara Khusus

SUKA DUKA “MANTAN” DEKAN FAKULTAS SYARIAH DAN FAKULTAS KEDOKTERAN MENGABDI DI UNISBA

ahun ini Unisba harus kehilangan dua orang sosok yang berjasa dan berkon-tribusi untuk kemajuan Unisba. Kedua-Tnya adalah dekan yang harus melepas

masa jabatannya dan mengakhiri pengabdiannya kepada Unisba, yaitu Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unisba Masa Bakti 2012-2020, Prof. Dr. dr. Ieva B Akbar, AIF dan Dekan Fakultas Syariah Unisba Masa Bakti 2016-2020, H. M. Roji Iskandar, Drs., M.H.

Banyak kisah yang dilalui mereka saat per-tama kali menginjakkan kaki di Unisba, hingga di akhir pengabdiannya mengemban tugas sebagai dekan. Ditemui di tempat yang berbeda, keduanya berbagi kisah suka duka selama mengabdi dan memimpin fakultasnya di Unisba.

Prof. Ieva, sapaan akrabnya yang menjabat sebagai dekan melalui kontrak jabatan, mengung-kapkan, sebelas tahun mengabdi di FK Unisba bukan waktu sebentar, banyak hal yang terjadi dan memberikan banyak kesan terhadapnya selama menjabat sebagai dekan. “Sebelas tahun menge-lola FK cukup lama dan cukup berat tetapi me-mang lingkungan Unisba yang agamis, ilmiah, dan bersahabat serta rasa kekeluargaan membuat kita nyaman bekerja sehingga bagaimanapun berat pekerjaan terasa ringan karena ditanggung bersama-sama,” ungkapnya.

Selain itu, mahasiswa dan dosen FK yang selalu berlandaskan pada tabayun (meresapi keagaamaan yang baik), serta kerjasama dengan universitas dan yayasan, diakuinya selalu berjalan baik.

“Universitas memberikan kebebasan terha-dap saya dalam mengelola FK. Tentu saja yang paling berkesan kebahagian bahwa kita berhasil meraih akreditasi yang maksimal,” ujarnya.

Diungkapkannya, selama dua periode kepe-mimpinannya sebagai Dekan FK, tentu banyak capaian yang diraihnya demi memajukan FK. Salah satunya dengan memenuhi berbagai kom-ponen standar kualitas baik mahasiswa, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tridharma Perguruan Tinggi.

“Peningkatan kualitas mahasiswa dimulai dari proses input atau seleksi masuk, didukung kualitas dosen yang melakukan studi lanjutan, mengikuti seminar, simposium dan lainnya. Kuali-tas tenaga kependidikan (tendik) pun ditingkat-kan karena tendik memiliki peran yang penting untuk kemajuan fakultas, salah satunya banyak tendik yang disekolahkan sesuai kebutuhan fakul-tas agar bisa berjalan sesuai kebutuhan,” ungkap-nya.

Dikatakannya, dari segi sarana dan prasarana (sarpras), FK Unisba banyak mengalami kemajuan yang signifikan, terutama kelengkapan labora-torium dalam mendukung proses pembelajaran. “Yang sangat penting menyediakan wahana Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, Puskemas dan instansi-instansi untuk pendidikan, baik saat prosesi maupun akademik,” katanya.

Dia menuturkan, selama kepempinannya, FK Unisba sudah banyak menjalin kerjasama dengan berbagai instansi baik dalam maupun luar negeri. “Kerjasamanya terus ditingkatkan dengan 50 instansi dalam negeri dan 17 instansi luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa FK Unisba sudah dikenal di tingkat global,” jelasnya.

Diakuinya, selama menjabat sebagai dekan, banyak mimpi yang ingin diraihnya yaitu me-ncapai institusi yang berkualitas, terkemuka, dan maju serta berlandaskan Islam. “Alhamdulillah mimpi tersebut satu persatu tercapai, seperti

tahun 2008 meraih akreditasi C, 2014 mendapat-kan akreditasi B, dan saat ini sudah meraih akre-ditasi A. Itu artinya, yang kita lakukan untuk me-ningkatkan kualitas dapat dilihat dari akredita-sinya, tentu saja pada dasarnya itu untuk menca-pai visi misi,”ungkapnya.

Mantan Dekan FK ini melanjutkan, dalam menjalankan kurikulumnya, FK Unisba memiliki kekhasan tersendiri yang berlandaskan Islam. “Kita sudah memberikan PAI dari semester 1-7, pesantren mahasiswa dan calon sarjana, serta ditambah lagi pesantren calon dokter. Selain itu, sebelum memulai kuliah, tadarus terlebih dahulu. Semua unsur ke-Islaman diintegrasikan dalam proses pembelajaraan dan di setiap pembahasan-nya. Mereka diajarkan untuk membimbing orang sakit dalam melakukan ibadah atau membimbing saat ada yang akan meninggal, jadi selain mengo-bati ada bekal tersebut,” terangnya.

Dinilainya, sudah banyak perkembangan luar biasa yang diperoleh Unisba, khususnya FK hingga saat ini. “Jika dulu saat awal masuk, Gedung FK belum ada, hanya ada rektorat dan gedung di Tamansari saja. Sekarang FK sudah memiliki gedung sendiri, rektorat sudah bagus, ditambah sekarang sudah ada gedung dekanat baru, hal tersebut sudah menunjukkan universitas menga-lami peningkatan luar biasa,” ungkapnya.

Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), menurutnya juga mengalami peningkatan luar biasa. “Kalau saya lihat Unisba seperti tambang dan gunung emas. Di dalamnya terdapat dosen-dosen yang berkualitas, kemudian banyak ahli-ahli yang belum digali, yang belum semua potensinya keluar secara maksimal. Untuk ke depannya, pimpinan universitas dan fakultas bisa mendorong agar potensi-potensi SDM Unisba bisa lebih muncul,” jelasnya.

Kepada Unisba, Prof Ieva berharap, selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, bagi FK Unisba terus meningkatkan kualitas dan mempertahankan serta mengam-bangkan visi untuk lebih maju, terkenal, terke-muka di kancah internasional. “Itu yang menjadi tugas dekan baru, untuk terus bekomitmen men-capai visi misi, dan mempertahankan karakter ke-Islamannya untuk menghasilkan dokter yang berkualitas dan ber-aklaqulkarimah. Tapi kita percaya Unisba sudah harus diperhitungkan di kancah nasional dan internasional,” paparnya.

Sementara itu, Roji Iskandar yang tidak hanya mengakhiri jabatannya sebagai Dekan Syariah beliau juga memasuki masa pensiun sebagai Dosen Tetap Yayasan Unisba, setelah mengabdi kepada Unisba selama 30 tahun 6 bulan.

Dia mengungkapkan, selama menjadi dekan, banyak capaian yang sudah diraih Fak. Syariah,

salah satunya meningkatnya jumlah mahasiswa. “Alhamdulillah terus bertambah, saat ada Perbankan Syariah hampir mencapai 300 orang satu angkatan, alwalsasiah dari tujuh orang seka-rang mencapai dua kelas. Itu merupakan hasil kerja keras kita,” ujarnya.

Peningkatan jumlah mahasiswa, menurutnya harus diimbangi dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar yang mengacu kepada para dosen dalam mengurus jabatan fungsionalnya, serta didorong melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. “Dosen yang sekolah pun banyak, Insya Allah satu sampai dua tahun ke depan akan panen doktor sampai 11 orang. Insya Allah SDM terus meningkat,” tambahnya.

Pencapaian lainnya ketika memangku jabatan sebagai dekan yaitu didirikannya prodi S2 Me-gister Ekonomi Syariah dan prodi S1 Perbankan Syariah, setelah sebelumnya diubah oleh BAN-PT menjadi Hukum Ekonomi Syariah. “Karena animo masyarakat masih tinggi terhadap Prodi Per-bankan Syariah, kami coba dirikan kembali, Alhamdulillah sudah keluar SK-nya,” ungkapnya.

Dari capaian akreditasi, dia mengatakan, selama kepemimpinannya, satu-satunya prodi di Fak Syariah yang sudah meraih akreditasi inter-nasional ASIC UK dengan predikat “Premiere” yaitu Hukum Ekonomi Syariah.

Memasuki masa pensiunnya, dia berharap Fakultas Syariah tetap maju dan berkembang di-bawah kepemimpinan dekan baru dan berjanji untuk membantu jika dibutuhkan. “Jika fakultas masih membutuhkan saya untuk mengajar, insya Allah saya siap, karena dalam Islam tidak ada batas pengabdian,” ucapnya.

Unisba yang menjadi tempat mengabdi, harapannya, seluruh komponennya tetap bersatu, tetap jaya, dan menjaga eksistensi. “Yang utama kebersamaan yang selama ini dibina oleh Unisba harus tetap dijalin karena dari jaman dulu rasa kekeluargaannya luar biasa, sampai sekarang saya masih merasakan itu,” ungkapnya.

Pesannya kepada Unisba yang sudah semakin maju, prestasi yang terus meningkat dan sarana prasarana semakin baik untuk turut meningkat-kan antisipasi terhadap persaingan dengan pergu-ruan tinggi lain yang terus berlomba menjadi lebih baik.

Selain itu, untuk selalu menjaga dan memeli-hara konsep 3M (Mujahid, Mujtahid dan Mujaddid) dan ruhuddin. Tidak lupa juga dia berharap ke-pada Unisba untuk mewajibkan mahasiswi ber-jilbab, membudayakan meniadakan aktivitas ketika memasuki waktu shalat, serta meningkat-kan kesejahteraan karyawan dan pensiunan.

(Ane/Riza/Eki)

19warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Prof. Dr. dr. Ieva B Akbar, AIF H. M. Roji Iskandar, Drs., M.H.

Page 22: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

20 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Demikian disampaikan Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin, M.A. pada kegiatan Diskusi Radika-lisme Agama dalam Sorotan Menuju Umatan Wasathan yang diselenggarakan Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba di Student Center (SC) Unisba, pada Senin (16/12).

Namun, menurutnya, rezim politik di dunia saat ini banyak mempergunakan kata radikal tersebut sebagai politisasi makna dan istilah untuk kepentingan kekuasaan sehingga memun-culkan makna negatif. “Arus politik yang didorong ke awam, ketikdakmengertian oleh penguasa yang menimbulkan kerancuan, berbahaya lagi konsep dan istilah itu dipakai secara generalisasi yang menjebak. Celakanya lagi, itu dilakukan orang dewasa yang tidak paham menggunakan analisa kacamata kuda sehingga menimbulkan kerancuan nalar dan tidak berkeadilan yang ber-motif politik. Ini bahaya bagi kehidupan,” jelasnya.

Dia menyebutkan, jika motif politik tersebut berkaitan dengan radikalisme keagamaan. “Radi-kalisme keagamaan yang menyalahkan orang lain dengan berbagai perilaku kriminalisasi sebenar-nya anti agama. Hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai agama terutama Islam yang menge-depankan wasathan,” ujarnya.

Untuk itu, perlunya Wasatiyyah Islamiyah dengan menerapkan beragama yang wajar, pro-posional, tidak melebih-lebihkan, tidak mengu-rang-ngurangi, tidak extreme dan tidak memudah-kan. Selain itu, masalah yang dihadapi harus dise-lesaikan dengan tidak menggunakan keke-rasan dan tidak menggunakan pendekatan extreme. “Radikal itu sendiri tidak akan menyelesaikan masalah tapi kembangkan dialog dan Wasatiah Islamiah, ini merupakan cara yang bermartabat untuk manusia modern,” terangnya.

Hal senada juga diungkapkan Prof. Dr. K.H. Dadang Kahmad, M.Si. Beliau mengatakan bah wa

saat ini makna radikalisme sudah terpolitisasi segelintir orang sebagai labeling dan branding untuk menyudutkan kelompok tertentu atau membuat stigma buruk kepada kelompok yang tidak disuka.

Penanggulangan yang perlu diterapkan da-lam menghadapi radikalisme agama, menurut-nya, dengan mengajarkan kasih sayang kepada manusia dengan meyakini diri benar dan penuh kasih sayang tanpa ada rasa benci dan saling menyalahkan.

Jika dilihat dari aspek hukum, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., menyebutkan, ujung radikalisme itu bisa makar atau terorisme yang saat ini sering terjadi.

Dikatakan rektor, pendekatan nonhukum harus dikedepankan pemerintah dalam menang-gulangi radikalisme ini. “Jangan membuat stigma yang membingungkan masyarakat karena bisa menimbulkan konflik sosial,” jelas rektor.

Selain itu, jika pendekatan hukum negara me-lakukan represif terhadap kasus radikalisme ma-ka harus jelas perbuatan apa yang disebut sebagai radikal. Jika dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maka harus dikembangkan kebijakan komprehensif yang meliputi semua aspek sosial, pembangunan mau-pun ideologi yang harus dikembangkan.

(Eki/Wiwit)

Din Syamsuddin : “Radikalisme Positif Jika Berpegang Teguh pada Dasar Agama”WARTA UNISBA (WU) - Pada dasarnya, radikalisme yang berasal dari kata radic berarti akar, berkonotasi positif. Radikalisme itu harus ada pada agama yang dianut karena menjadi sesuatu yang diyakini secara mendasar oleh manusia yang menjadi believer. Selain itu, radikalisme harus diterapkan pada keyakinan terhadap agama dan berpegang teguh pada dasar agama, serta beragama secara akariah yang disebut usluhuddin (pokok agama).

Dosen dan Alumni FK Unisba Jadi Tenaga Medis Penanganan Pasien Covid-19WARTA UNISBA (WU)-Dosen Fakultas Kedok-teran Unisba, Widhy Yudistira Nalapraya, dr., Sp.P., mendapat amanah untuk bertugas sebagai tenaga medis dalam upaya penanganan pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Dokter spesialis paru tersebut masuk ke dalam jajaran satgas COVID-19 yang dibentuk Badan Pengem-bangan dan Pemberdayaan SDM (PPSDM) Kese-hatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pembentukan Satgas ini merupakan bagian dari

upaya pemerintah menghadapi Pandemi Covid-19 khususnya di wilayah DKI Jakarta. Para tenaga medis yang diterjunkan terdiri dari dokter paru, dokter umum, dan paramedis.

Selain itu, Alumni Fakultas Kedokteran Unisba tahun 2007, Dr. Fahrizal menjadi salah satu tenaga medis yang terjun dalam upaya penanganan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

(Feari)

Page 23: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

21warta unisba

Universitas

PRODI FARMASI UNISBA PRODUKSI HAND SANITIZER

WARTA UNISBA (WU) - Merebaknya Covid-19 yang menjadi pandemik seluruh dunia, termasuk Indonesia, membuat orang-orang berlomba-lom-ba untuk mengatasi penyebarannya dengan mela-kukan pola hidup sehat melalui cuci tangan menggunakan sabun atau cairan antiseptik. Seperti diketahui, semenjak merebaknya infor-masi mengenai wabah ini, ketersediaan cairan antiseptik (hand sanitizer) di pasaran sulit dida-patkan dan harganya melambung tinggi. Melihat hal tersebut, Prodi Farmasi UNISBA sebagai prodi yang berkaitan dengan kesehatan dan produksi

sediaan farmasi merasa perlu berperan serta membantu menyelesaikan masalah tersebut, terutama di kalangan internal kampus Unisba.

Pembuatan hand sanitizer ini dilakukan tim dari Prodi Farmasi Unisba yang terdiri atas kelompok dosen yang tergabung dalam Kelom-pok Bidang Keilmuan Teknologi Farmasi (Farma-setika). Tim ini diketuai Sani Ega Priani, M.Si., Apt., dengan anggota tim terdiri atas Fitrianti Darusman, M.Si, Apt., Ratih Aryani, M.Farm., Apt., Mentari Lutfika Dewi, M.Farm., Apt., G.C. Eka Darma, M.Si., Apt., dan Aulia Fikri Hidayat, M.Si.,

serta dibantu dua orang alumni, yaitu Indri Widayati, S.Farm. dan Azhariyanti Putri Santika, S. Farm.

Ketua tim menjelaskan, bahan baku utama pembuatan hand sanitizer ini adalah etanol 96 persen dengan penambahan bahan bahan lain yang mengacu pada jurnal-jurnal penelitian ter-baru, juga pedoman pembuatan cairan antiseptik dari WHO sehingga diharapkan hand sanitizer ini efektif terhadap bakteri dan virus.

Menurutnya, bahan bakunya didapatkan dari supplier bahan baku/ kimia yang biasa mensuplai kebutuhan bahan untuk Laboratorium Prodi Farmasi Unisba. “Proses pembuatannya mema-kan waktu ± 10 hari. Mulai dari studi literatur, penyiapan bahan baku dan kemasan, desain dan pencetakan label, optimasi formula, sampai produksi akhir sediaan hand sanitizer,” ujarnya.

Diakuinya, selama proses pembuatan hand sanitizer ini mengalami beberapa kendala, se-perti mulai sulitnya memperoleh bahan baku dan kemasan untuk produksi, serta alat-alat yang ada di Prodi Farmasi belum mampu melakukan pro-duksi skala besar sehingga membutuhkan waktu produksi lebih lama.

Lebih jauh dia mengungkapkan, jumlah produksi hand sanitizer ini sudah dua kali dengan kemasan 60 ml, 100 ml dan 250ml. Produksi saat ini pun masih dalam skala laboratorium yang mensuplai kebutuhan sebagian lingkungan kampus dan kalangan terbatas.

Dia berharap, ke depan bisa memproduksi dengan skala yang lebih besar dan mengurus perizinan produksinya sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh lingkungan yang lebih luas.

(Eki/Wiwit)

Fakultas Teknik Unisba Berdayakan Masyarakat Desa Tanggulun Garut WARTA UNISBA (WU) - Sebagai langkah dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Fakultas Teknik Unisba melaksanakan pember-dayaan potensi masyarakat (P3M) di Desa Tang-gulun Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Sabtu (29/02).

Ketua pelaksana, Dr.Ir. Nugraha, MM, IPM., mengatakan, dipilihnya Desa Tanggulun pada program P3M ini karena desa tersebut belum memiliki upaya pengelolaan sampah. “Pengelo-laan sampah dilakukan secara individu dengan mengandalkan proses pembakaran sampah sebagai solusi utama mengolah berbagai jenis sampah yang dihasilkan.,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Program P3M ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan mengenai pengelolaan sampah. Melalui program ini harapannya, masyarakat Desa Tanggulun, khususnya ibu-ibu yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga, dapat memanfaatkan waktu untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai manfaat maupun bernilai komersil. Selain itu, masyarakat Desa Tanggulun memiliki kesadaran lebih mengenai proses pemilahan dan pengelo-laan sampah.

Program ini diikuti sebanyak 50 peserta yang merupakan perwakilan dari RT dan RW Desa Tanggulun, serta dibantu oleh tim Clean and Green Unisba yang terlibat sebagai fasilitator. Acara

dimulai dengan pemaparan dari narasumber Dr. Ir. Aviasti, MSc., IPM mengenai pentingnya pemi-lahan dan pengelolaan sampah, khususnya sam-pah yang berasal dari rumah tangga, serta nilai manfaat apa saja yang didapatkan dari hasil pengelolaan sampah, termasuk manfaat secara ekonomi.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan praktik pengolahan sampah yang terdiri atas: (1) pembuatan kompos menggunakan Keranjang Takakura yang bertujuan utuk mengolah sampah bekas makanan menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos yang dihasilkan nantinya dapat diper-gunakan baik untuk kebutuhan pribadi masyara-kat maupun diperjualbelikan; (2) pembuatan Lubang Biopori sebagai lubang resapan air; dan (3) pengolahan sampah plastik dan kemasan bekas pakai menjadi ecobrick yang terbuat dari botol bekas kemasan air minum dan kresek bekas serta pembuatan kerajinan rumah tangga yang terbuat dari koran bekas dan bungkus bekas minuman kemasan.

Selain melakukan penyampaian materi dan praktik mengenai pengolahan sampah, pada kegiatan ini dilaksanakan pula pre-test dan post-test untuk mengetahui sejauhmana pemahaman masyarakat Desa Tanggulun ketika sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan.

(Eki/Wiwit)

Edisi Idul Fitri 1441 H

Page 24: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

22 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Inovasi Partisi Ruang “KOPID§hield” Kreasi Tim Peneliti Unisba

WARTA UNISBA (WU) - Tim dosen peneliti Unisba menciptakan inovasi instalasi berupa partisi ruang aman untuk pengambilan spesimen pemeriksaan COVID-19 dengan tingkat keamanan memenuhi standar, mencakup keselamatan biologi (biosafety), dapat mencegah transmisi infeksi, ergonomis (desain yang nyaman/baik) yang diberi nama KOPID§hield.

Sekat ini dibuat secara sempurna sehingga tidak terjadi pertukaran udara antar kedua zona tersebut dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyesuaikan dengan ukuran dan kondisi ruangan yang tersedia.

Ketua Tim peneliti, Dr. Maya Tejasari dr., MKes., mengatakan, instalasi partisi ini bersifat mencegah resiko transmisi agen infeksius termasuk virus Covid 19. “Dengan adanya KOPIDShield petugas kesehatan hanya perlu menggunakan APD sederhana,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya, Instalasi Partisi ini dilengkapi peralatan pendukung yang memung-kinkan petugas kesehatan tetap dapat melakukan pengambilan spesimen secara akurat dan aman.

Sebagai langkah dalam melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), instalasi partisi ruang aman ini kemudian diserahkan secara simbolis melalui aplikasi video conference zoom oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. kepada Direktur Rumah Sakit Al Islam (RSAI) Bandung Muhammad Iqbal, dr., Sp.Pd., disaksikan jajaran pimpinan di tingkat universitas dan fakultas, Selasa (21/4). Melalui ketersediaan dan pemasangan instalasi partisi ruang aman ini di RSAI Bandung diharapkan keselamatan dan kenyamanan tenaga kesehatannya dapat lebih terjamin sehingga mereka dapat melaksanakan

tugas sebaik-baiknya. Rektor Unisba sangat mengapresiasi tim

peneliti dalam menciptakan alat ini untuk mem-bantu penanganan atau pencegahan covid-19. “Tentu ini bagi Unisba merupakan prestasi yang kongkrit. Sebuah pekerjaan yang kongkrit di sam-ping pengabdian dan penelitian bersama-sama berjuang secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu yang kongkrit,” ungkapnya.

Rektor berharap dengan alat ini dapat membantu beban RSAI yang bersama-sama “berperang” menanggulangi covid-19. “Mudah-mudahan karya tim peneliti ini bisa diterima dan bisa bermafaat bagi masyarakat, serta menjadi pendorong bagi peneliti-peneliti muda untuk terus berkarya,” harapnya.

Dikatakannya, Unisba terus mendorong dosen-dosennya untuk terus melahirkan karya-karya yang pasti, khususnya dalam rangka pan-demic covid-19 ini. “Perlu kami informasikan bah-wa LPPM Unisba sudah menerima sekitar 30-an proposal penelitian dan PKM dalam rangka ber-sama-sama menanggulangi dan mencegah penye-baran pandemi ini,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur RSAI, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Unisba yang telah membantu RSAI dalam mem-berikan pelayanan kepada masyarakat, khusus-

nya dalam menghadapi pandemic covid-19 mela-lui alat ini.

Diakuinya, selama ini terdapat hal spesifik dalam pelayanan pada pasien covid-19, yaitu kewaspadaan yang tinggi dan memerlukan alat-alat bantu yang cukup banyak. “Diantaranya ada-lah alat pelindung diri yang selalu harus digu-nakan oleh seluruh petugas. Di samping itu juga, RSAI juga telah melakukan pemeriksaan diag-nostic, salah satunya dengan swab yang dilakukan langsung kepada pasien karena memang jumlah-nya belum begitu banyak tetapi apabila jumlahnya cukup banyak tentu memerlukan effort yang lebih besar,” jelasnya.

Menurutnya, dengan inovasi pada alat ini dapat memudahkan tim medis untuk melakukan pemeriksaan swab dengan respon yang cepat.

Adapun tim yang diketuai Dr. Maya Tejasari dr., MKes., merupakan para inventor dosen pene-liti Unisba, terdiri dari Dr. Yani Triyani dr., SpPK., MKes , Dr. Titik Respati, drg., MScPH, Dr. Lelly Yuniarti, S.Si.,M.Kes, dan Dr. Wida Purbaningsih dr., MKes. Tim inventor peneliti ini bekerjasama dengan konsultan ahli teknik Ir. Hikmat Alitamsar, MM yang berpengalaman dalam bidang desain dan pembuatan fasilitas kesehatan yang meme-nuhi standar keselamatan biologi (biosafety).

(Eki/Ane)

FMIPA Unisba Jadi Tuan Rumah MIPAnet Schools 2020WARTA UNISBA (WU) - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unisba diper-caya menjadi tuan rumah MIPAnet Schools yang diselenggarakan di Audiotorium Lt 8 Gedung Dekanat Unisba, Jumat s.d. Minggu (21 s.d. 23/02).

Program yang menjadi pembuka rangkaian kegiatan Milad ke-62 Unisba ini, mengusung tema “Pemodelan Data dengan Model Proses Sto-kastik”. Peserta yang mengikuti kegiatan ini se-banyak 30 mahasiswa dari 5 perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Unisba, IPB, Universitas Sriwi-jaya, Universitas Pattimura, dan ITB.

Pada kesempatan ini, Unisba menjadi perguruan tinggi pertama yang menyelengarakan program ini di tahun 2020. Hadir sebagai pembi-cara pada kegiatan ini Dr. Suwanda, MS. (Dekan FMIPA Unisba), Suliadi, Ph.D., Dr. (Dosen FMIPA Unisba), Aceng Komarudin Mutaqin, M.T., M.Si. (Dosen FMIPA Unisba), Prof. Dr. Sutawanir Darwis (Dosen FMIPA Unisba), dr. Yuli Susanti, M.M.

(Dosen Fak Kedokteran Unisba), Prof. Dr. Budi Nurani (Dosen FMIPA Unpad), dan Sapto Wahyu Indratno, M.Si., Ph.D. (Dosen FMIPA ITB).

Dekan FMIPA Unisba mengatakan, tema ini diangkat karena proses stokastik merupakan bi-dang kajian yang belum terkelola dan memer-lukan konsep yang tidak sederhana. “Dalam pe-laksanaannya nanti, kita akan mencoba menye-derhanakan agar bisa memotivasi untuk meng-gairahkan sehingga tertarik pada proses stokastik ini,” jelasnya.

Sementara itu, Warek I Unisba, Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D. berharap, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja institusi, terutama untuk program studi dan fakultas.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal MIPAnet, Prof. Dr. Edy Tri Baskoro, M.Sc., mengatakan, MIPAnet merupakan jaringan ker-jasama nasional lembaga pendidikan tinggi bi-dang MIPA. Lembaga ini sudah digagas sejak lama

dan eksis sejak tahun 2000.Dekan FMIPA ITB ini menjelaskan, anggota

MIPAnet merupakan bidang MIPA se-Indonesia yang berada di perguruan tinggi negeri maupun swasta, termasuk UIN dan lainnya. MIPAnet beranggotakan lebih dari 80 fakultas dan sekolah yang berkontribusi dalam bidang MIPA, baik matematika, fisika, kimia, astronomi, geologi, komputer dan lainnya.

Lebih jauh dia mengatakan, MIPAnet Schools merupakan salah satu inovasi yang program ker-janya meningkatkan kualitas Pendidikan MIPA di Indonesia. Kegiatan ini memiliki tujuan membe-rikan kesempatan kepada mahasiswa program sarjana untuk mendapatkan pengala-man belajar tingkat lanjut dalam topik/ bidang perkuliahan tertentu. Selain itu, program ini dirancang untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berko-munikasi, bekerjasama, dan belajar mandiri.

(Eki Wiwit)

Page 25: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

UniversitasUpaya Unisba Menerapkan SKPI di Seluruh Program Studi

Upaya ini terus dilakukan mengingat betapa pentingya SKPI bagi institusi dan mahasiswa, seperti yang diutarakan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiad S.H., M.H., yang menyatakan bahwa SKPI sangat penting bagi Unisba untuk menam-bah profil institusi. “Manakala mereka lulus, SKPI menegaskan bahwa kemampuan kompetensinya yang dimiliki tidak hanya di bidang formal saja tapi juga dibekali dengan hal-hal lain sesuai dengan kompetisi dan skill yang dimilikinya,” ungkapnya.

Selain itu, SKPI juga memiliki peran penting bagi mahasiswa sebagai kunci dalam mencari pekerjaan formal untuk menunjukkan kompe-tensi yang dimilikinya. “Jadi lulusan Unisba bisa mengeluarkan SKPI, sertifikat bimbingan karir dan pesantren ketika bersaing di dunia kerja sebagai tambahan penilaian di samping ijazah,” jelasnya.

Upaya yang telah dilakukan rektor agar penerapan SKPI bisa diaplikasikan di seluruh prodi Unisba yaitu dengan menginstruksikan fakultas, dalam hal ini Dekan dengan mengi-rimkan surat resmi yang menyatakan bahwa SKPI harus dijalankan di prodinya masing-masing, yang penerapanya disesuaikan dengan kebutu-han kompetensi yang berbeda dari setiap prodi-nya. Selain itu, proses perolehan SKPI bagi lulusan Unisba terus menerus disempurnakan menye-

suaikan dengan kompetisi yang dibutuhkan.Sementara itu, Wakil Rektor I Unisba, Ir. A.

Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM., mengungkapkan, sistem dalam penerapan SKPI di setiap prodi sudah dirancang operator yang sudah terlatih untuk mengentry data. “Prodi tinggal mengentry data sesuai dengan kompetensi tambahan maha-siswa tersebut,” katanya.

Menurutnya, implementasi penerapan SKPI bergantung dari kesiapan prodi masing-masing yang semuanya included dengan operator di setiap prodi. Warek I pun menuturkan, Unisba su-dah menyiapkan blanko khusus SKPI yang dise-rahkan ke setiap prodi untuk dicetak dan ditan-datangani dekan.

Di bidang kemahasiswaan, Wakil Rektor III Unisba, H Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si., mengatakan, terus mendorong mahasiswa untuk berprestasi melalui event-event yang biasa dila-kukan kemahasiswaan dan tetap mengacu kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-mendikbud). Selain itu, di bagian penalaran tidak melupakan keunggulan minat, bakat, dan hobi di ranah kemahasiswaan.

Dia mengatakan, dengan melihat kebijakan Kemendikbud yaitu peningkatan kemampuan mahasiswa di bidang entrepreneur, kemahasis-waan memberikan pelatihan dan bekal kepada mahasiswa melalui unit Unisba Career Develop-

ment Center (UCDC) yang memfasilitasi maha-siswa untuk memiliki bekal entrepreneur.

Terkait sertifikat kompetensi sebagai salah satu komponen yang dimasukkan kedalam SKPI, Ketua LSP Unisba, Dr. Kiki Zakiah,Drs.,M.Si., mengatakan, LSP terus melakukan sosialisasi ke seluruh prodi dan fakultas di Unisba dengan melaksanakan pelatihan membuat skema dan asesor. “Skema itu materi-materinya seperti apa yang akan dipergunakan untuk menguji kom-petensi mahasiswa. Skema yang sudah ada di-praktikkan untuk dilatih menjadi asesor,” katanya.

Diungkapkannya, dari pelatihan skema dan asesor tersebut, menghasilkan 22 orang asesor baru dari Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, Fakultas MIPA, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Kemudian, seluruh asesor baru tersebut mendapat pelatihan pengisian Materi Uji Kom-petensi (MUK) yang sudah dilaksanakan se-banyak dua kali yang bertujuan agar para asesor segera membuat MUK untuk diajukan menjadi perluasan ruang lingkup yang akan didaftarkan LSP Unisba ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk disahkan skema barunya agar bisa dipergunakan sebagai uji kompetensi kepada mahasiswanya.

Diakuinya, sampai saat ini ke-22 asesor tersebut belum mengumpulkan MUK sehingga belum bisa melakukan uji kompetensi ke maha-siswa di setiap prodinya masing-masing, Namun, Kiki terus berupaya agar MUK nya bisa segera di-selesaikan dengan terus mem follow up para asesor agar uji kompetensinya dapat segera ber-jalan di prodinya masing-masing.

Selain itu, Kiki yang juga merupakan dosen Fikom Unisba juga terus berupaya mendorong Fakultas Dakwah dan Fakultas Kedokteran yang belum memiliki asesor untuk segera mengambil langkah dalam menentukan calon asesor. “Akan terus di follow up karena ini merupakan amanah dari Yayasan Unisba yang tanggung jawabnya diserahkan kepada rektorat universitas yang dalam hal ini LSP Unisba,” jelasnya.

(kominprounisba/fai)

23warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Program Profesi Insinyur Unisba Laksanakan Kuliah Online WARTA UNISBA (WU) - Merebaknya Pandemi Covid-19 di Indonesia menyebabkan program perkuliahan tatap muka di Universitas Islam Bandung (Unisba) diganti secara daring. Begitu pula Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Unisba yang memberikan pembekalan materi secara daring untuk melengkapi komponen penilaian yang kurang bagi peserta program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) angkatan ke dua.

Ketua PSPPI Unisba Dr. Aviasti, Ir., M.Sc, mengatakan, PSPPI Unisba sudah melakukan

pembekalan bagi peserta PSPPI semester genap tahun akademik 2019/2020 via zoom us yang diikuti oleh seluruh mahasiswa PSPPI UNISBA angkatan kedua tahun akademik 2019/2020.

Dijelaskannya, perkuliahan pertama dengan topik Profesionalisme Keinsinyuran dan Etika Profesi Insinyur yang disampaikan Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, IPU., ASEAN Eng.,Guru Besar ITB, diselenggarakan pada Selasa (14/04). Sedangkan perkuliahan kedua dengan materi Aspek Hukum Program Profesi Insinyur yang disampaikan oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH.,

diselenggarakan Jum'at (17/04).Selain itu, menurutnya, dalam waktu dekat ini

PSPPI Unisba juga akan menyelenggarakan beberapa materi perkuliahan, seperti K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang perlu diperhatikan dalam dunia pekerjaan sebagai insinyur. “Hanya pematerinya masih dalam konfirmasi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, sebagai bahan evaluasi dan kelengkapan penilaian portofolio, mahasiswa diwajibkan mempresentasikan salah satu hasil laporan pekerjaan yang pernah dilakukan dengan memperhatikan materi-materi yang telah diberikan pada saat pembekalan. “Bentuk persentasi masih dipertimbangkan berjalan dikelas atau online, dengan melihat kembali situasi penyebaran wabah covid 19,” pungkasnya.

**

WARTA UNISBA (WU) - Unisba terus berupaya menerapkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) sebagai pendamping ijazah kepada seluruh program studi (prodi) nya. SKPI yang penerapannya di Unisba mulai tahun 2018, saat ini baru diaplikasikan oleh Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi.

Page 26: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

24 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

UniversitasDia mengatakan, subsidi yang diterima dari

BNSP sebesar Rp 450.000,-. “Biaya UJK seharus-nya Rp 1 juta. Dengan hibah ini, para peserta UJK hanya membayar sebesar Rp 550.000,- setelah dipotong subsidi dan pajak,” ujarnya.

Diungkapkannya, hibah ini akan diperguna-kan untuk tiga skema LSP Unisba yang sudah terverifikasi di BNSP, yaitu Skema Sertifikasi Pengelolaan Humas, Skema Sertifikasi Media Jur-nalistik Siaran, dan Skema Sertifikasi Pengelolaan Komunikasi Program Televisi.

Menurutnya, rencana UJK akan dilaksanakan pada pertengahan Juni 2020 selama 16 hari kerja dan diikuti oleh 500 mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba dengan melihat kondusifitas di tengah wabah covid-19. “Jika wabah sudah mereda maka UJK bisa berjalan sesuai rencana,” jelasnya.

Dia berharap dengan memperoleh hibah PSKK ini, dapat meningkatkan lulusan yang tersertifikasi kompetensi dan mendorong program studi lainnya di Unisba untuk bersama-sama melahirkan skema-skema baru.

**

WARTA UNISBA (WU) – Bulan Suci Ramadhan telah tiba. Namun, ada perasaan berbeda yang di-rasakan umat muslim dalam menyambut Rama-dhan tahun ini. Bulan puasa yang jatuh pada 24 April ini terasa mengharukan dan tak semeriah biasanya. Masjid-masjid yang biasanya selalu di-penuhi jemaah shalat terawih kini sepi. Kondisi ini tak lepas dari pandemi COVID-19 yang melan-da dunia. Berbagai imbauan dan larangan terkait penularan virus corona tentu saja membuat bebe-rapa momen-momen yang sudah dinantinantikan di setiap bulan puasa terpaksa untuk tidak dila-kukan.

Dalam menanggapi hal itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl mengatakan, Ramadhan kali setiap orang dianjurkan untuk

tetap tinggal di rumah dan mengurangi berbagai aktivitas yang bersifat kerumunan. Menurutnya berbagai kegiatan seperti buka bersama, shalat terawih di masjid, tadarus Al-qur'an dan itikaf di masjid harus dihindari dalam situasi saat ini.

“Sekali lagi ini adalah ikhtiar kita atas pe-rintah Allah SWT. Kita harus berusaha dan jangan membuat orang lain menjadi menderita karena tertular penyakit dari kita. Jangan pula kita dibi-kin sakit atau menderita oleh orang lain karena tertular penyakit. Kita tetap berusaha menjalan-kan syariat islam secara optimal tapi juga harus bisa menghindari proses penularan penya-kit,”ujarmya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung ini mengatakan, meskipun tidak bisa melaksanakan shalat terawih berjamaah di mas-jid, umat muslim masih bisa melakukan shalat berjamaah di rumah bersama keluarga atau pun sendiri. Menurutnya hal tersebut tidak akan mengurangi keutamaan serta kualitas ibadah itu sendiri. Prof. Miftah mengatakan, jika seseorang tidak mendapatkan pahala lebih karena tidak me-langkahkan kakinya ke masjid, dia bisa meng-gantinya dengan amalan-amalan lain seperti membaca Al-Qur'an atau memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.

“Doa-doa dzikir yang mahjur yang dapat kita panjatkan adalah menyebut nama Allah setelah bada shalat fardhu seperti Subhanallah, Alhamdu-lillah, dan Allahuakbar masing-masing 33 kali, itu jangan ditinggalkan. Kemudian boleh juga kita menambah lagi dzikir-dzikir yang mahsyur

seperti dicontohkan oleh Rasulullah SAW tapi yang paling utama perbanyak membaca Al-Quran Nurkarim,” jelasnya.

Selain itu, selama bulan puasa Prof Miftah me-ngatakan, umat islam dianjurkan untuk mening-katkan rasa solidaritas kepada yang lain dengan bersedekah. Di tengah kondisi adanya wabah COVID-19 seperti sekarang ini, berbagai bentuk sedekah sangat diperkukan bagi saudara maupun masyarakat yang membutuhkan. Menurutnya, bersedekah adalah peluang untuk kita mening-katkan ibadah kepada Allah SWT.

“Jangan-jangan ini adalah ujian bagi kita yang memiliki kekayaan. Kita diuji oleh Allah apakah masih ingat dengan tetangga atau tidak, ingat keluarga atau tidak. Kalo ini benar-benar ujian maka kita harus lulus. Oleh karena itu, jika saat Ramadhan kita terbiasa membeli pakaian agak mewah untuk saat ini tahan sedikit dan berikan bantuan kepada saudara-saudara yang membu-tuhkan,”ucapnya.

Belia pun berpesan kepada masyarakat agar bisa mengikuti imbauan pemerintah jika ada pe-raturan terkait pelaksanaan larangan mudik di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya, memeli-hara semangat silaturahim itu penting, namun menjaga kesehatan bersama jauh lebih penting dalam situasi saat ini.

“Sekali lagi ini bukan karena kita tidak percaya pada kasih sayang Allah justru sebalik-nya. Allah memerintahkan kita untuk bekerja, berikhtiar, dan berdoa. Jadi tahanlah semangat kebiasaan silaturahim, gunakan sosial media untuk sementara. Insya Allah nanti setelah kon-disi sudah membaik, kita bisa melaksanakan sila-turahim. Pulang kampung dengan selamat dan ti-dak membawa atau tertular virus COVID-19,” terangnya. (Feari)

LSP Unisba Raih Hibah PSKK dari BNSP

sebanyak 25 paket (1 paket dipergunakan untuk 20 mahasiswa). LSP Unisba merupakan satu-sa-tunya LSP perguruan tinggi di Provinsi Jawa Barat yang meraih hibah ini.

Ketua LSP Unisba, Dr. Kiki Zakiah, M.Si., mengatakan, perolehan hibah ini merupakan suatu pengakuan BNSP terhadap LSP Unisba yang sangat membantu dalam meningkatkan lulusan Unisba yang tersertifikasi.

WARTA UNISBA (WU) - Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba meraih hibah Program Pe-laksanaan Sertifikat Kompetensi Kerja (PSKK) 2020 dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berdasarkan SK Nomor Kep. 0651/ BNSP/III/2020 tentang Penetapan Paket Pro-gram PSKK Tahap II Bagi LSP. Hibah yang baru pertama kali diterima LSP Unisba ini, berbentuk subsidi biaya pembayaran Uji Kompetensi (UJK)

IKA FK, IKA Fikom & BEM FK Unisba Beri Donasi APD Untuk Tim Covid-19

WARTA UNISBA (WU)-Ikatan Alumni Fakultas Kedok-teran (IKA FK), IKA Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unisba menyerahkan bantuan berupa APD ke faskes di berbagai RS, Klinik, dan Puskesmas di Bandung Raya beberapa waktu yang lalu. Bantuan berasal dari mahasiswa, dosen, karyawan, alumni, dan masyarakat untuk membantu petugas kesehatan yang berjibaku melawan COVID-19.***

Ini Kata K.H. Miftah Faridl Soal Ramadhan di Tengah Pandemi COVID-19

Page 27: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

25warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Unisba dan BPS Jawa Barat Jalin Kerja Sama Sukseskan Sensus Penduduk 2020

Keduanya sepakat menjalani kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepa-da masyarakat, serta saling menunjang dan me-laksanakan tugas sesuai fungsi dan kewe-nangan masing – masing.

Rektor mengatakan, kerja sama ini merupa-kan suatu kehormatan bagi Unisba. “Kami akan mendukung penuh sensus penduduk 2020 ini karena di samping bakti kami kepada negara juga salah satu cara bagaimana anak-anak kami memperkenalkan ke dunia nyata,” ungkapnya.

Harapannya, melalui kerja sama ini dapat membuka wawasan lain tentang peluang – pe-luang sarjana statistika, serta dapat mengimple-mentasikan ilmu statistika di kampus maupun di dunia nyata.

Sementara itu, Kepala BPS Prov. Jawa Barat mengungkapkan, kerja sama ini merupakan langkah konkrit dalam mempererat koordinasi dan kerja sama BPS dan perguruan tinggi, khu-sunya program studi (prodi) Statistika. Harapan-nya, dengan kerja sama ini dapat meningkatkan publisitas dan partispasi sensus penduduk 2020 di kalangan pendidik sehingga meningkatkan respon back sensus penduduk online.

“Banyak manfaatnya yang diperoleh pergu-ruan tinggi. Selain untuk mahasiswa, juga untuk riset atau penelitian,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, dipilihnya perguruan tinggi sebagai target dalam mensukseskan sensus penduduk 2020 ini karena sebagai educated people yang akan menyambung estafet-estafet kepemimpinan bangsa Indonesia yang sejak awal sudah mengetahui pemasalahan sehingga Indo-nesia akan menjadi lebih baik.

Bahkan menurutnya, mahasiswa mampu menjawab tantangan yang dihadapi BPS melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Pengab-dian Kepada Masyarakat (PKM). “Dengan keter-libatan mahasiswa tentu semakin mengetahui duduk persoalan bangsa ini dan tidak terjebak pada jebakan hoax yang menguras energi bangsa,” paparnya.

Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini dilaksanakan dalam dua tahap dengan sistem online untuk memberi kemudahan bagi masya-rakat yang memiliki kesibukan atau elit people sehingga tidak memerlukan birokrasi berkunjung ke rumah-rumah. “Saat ini ditahap pertama secara online mulai 15 Februari sampai 31 Maret.

Nantinya akan berlanjut di Juli 2020,” jelasnya.Selain itu, pada sensus penduduk kali ini

menggunakan metode kombinasi dengan meman-faatkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). “Untuk selanjut-nya di-update dengan situasi terkini oleh BPS sehingga dengan strategi itu, dapat memperoleh informasi penduduk secara de jure yang secara hukum legalitasnya resmi dengan e-ktp, dan de facto di mana masyarakat yang tinggal di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun atau lebih yang berniat menetap,” katanya.

Menurutnya, kondisi de facto diperlukan untuk kebijakan-kebijakan pembangunan karena fasilitas dan pelayanan publik melalui kebijakan wilayah sangat membutuhkan data penduduk secara de facto. Namun, de jure juga berperan penting yang dikaitkan dengan kebutuhan Suistainable Development Goals (SDGs) yang membutuhkan kerjasama dengan semua pihak.

Pada kesempatan ini dilaksanakan pula pengukuhan dan pencanangan Sahabat Sensus yang ditandai dengan penyerahan jaket secara simbolik oleh Ketua BPS Jawa Barat kepada Rektor Unisba. Kemudian acara dilanjutkan dengan Ikrar Sahabat Sensus yang dilakukan oleh tim BPS Jawa Barat serta mahasiswa dan dosen Prodi Statistika Unisba. (Eki/Wiwit)

WARTA UNISBA (WU) - Sebagai perguruan tinggi yang memiliki potensi untuk mensukseskan program pemerintah, Unisba dipercaya oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki andil dalam pelaksanaan sensus penduduk 2020. Hal ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Stiadi, S.H., M.H. dan Kepala BPS Prov. Jawa Barat, Ir. Dodi Herlando , M.Econ. yang dilaksanakan di Audiotorium Lt 8 Gedung Dekanat Universitas Islam Bandung, Jumat (06/03).

Temu BEMU Nusantara: Bahas Refleksi Kebangsaan demi Mewujudkan Indonesia Emas 2045WARTA UNISBA (WU) – Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) mengadakan acara Pratemu BEMNUS ke-XII bertema “Refleksi Kebangsaan demi Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di Aula Utama Unisba, Selasa (26/11). Aca-ra ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam anggota BEM Nusantara. Tak kurang mahasiswa dari 64 Universitas yang ada di Indonesia hadir dalam acara tersebut.

Menurut Ketua Pelaksana Pratemu BEM Nusantara, Dani Ramdhani, pertemuan ini digelar untuk menentukan arah pergerakan mahasiswa BEMNUS dalam mengawal kedaulatan bangsa dan negara. Diharapkan kegiatan ini bisa menghasil-kan rekomendasi sebagai sumbangan mahasiswa bagi masa depan bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

“Acara Pratemu BEM Nusantara ini sebagai wadah untuk mengkaji, membahas, dan mencari solusi permasalahan maupun isu yang ada di ranah nasional. Niat kami yaitu untuk mem-

bangun kembali semangat positif generasi muda serta melatih mahasiswa untuk selalu kritis ter-hadap isu-isu dalam menjaga persatuan bangsa,” ujarnya.

Dani mengatakan, meskipun bangsa ini sudah 74 tahun merdeka, namun masih terjadi per-golakan yang harus ditangani bersama. Terutama, mengenai target Generasi emas 2045 apakah bisa menjadi realita atau wacana.

Pratemu BEMU ini dilaksanakan pada tanggal 25-28 November 2019 dengan rangkaian acara yang terdiri dari lomba esai oleh seluruh delegasi setiap universitas, seminar dan talkshow yang dihadiri Aktivis HAM Natalius Pigai, S.I.P., Tenaga Ahli Utama Deputi Politik dan Hukum Kantor Staf Presiden, Juri Ardiantoro dan Direktur LBH Bandung Willy Hanafi.

Presiden Mahasiswa Unisba, Norman Lutfi mengatakan, gerakan BEM merupakan jawaban dari permasalahan publik di Indonesia. Menu-rutnya gerakan mahasiswa adalah gerakan solusi dan jawaban atas peliknya permasalahan di

Indonesia.“Bangsa kita sedang tak baik-baik saja jadi

mahasiswa harus ikut berkontribusi memberikan solusi karena jawaban-jawaban yang paling kong-krit hadir dari mahasiswa bukan dari elit politik yang teracuni pribadi,” katanya.

Lutfi berharap, acara Pratemu BEM Nusantara ke XII di Unisba ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi tapi juga meningkatkan koordinasi dan komunikasi di antara anggota BEM Nusan-tara. Serta, membangun kemitraan dengan semua komponen bangsa. (Feari/Wiwit)

Page 28: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Universitas

26 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

FIKOM UNISBA DAN DISKOMINFO BERDAYAKAN KIM KOTA BANDUNG

WARTA UNISBA (WU) - Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba, melalui program Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya pro-gram Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), bekerjasama dengan Diskominfo Kota Bandung, menyelenggarakan program pemberdayaan Ke-lompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota Ban-dung, yang juga menjadi prioritas di Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Pe-merintah Kota Bandung dengan tema ”Pelatihan Creative Content Digital Literasi melalui Smart-phone untuk Optimalisasi Diseminasi Informasi oleh KIM” yang dilaksanakan di Gedung Dekanat Unisba, Rabu s.d. Kamis (4 s.d. 5/03).

Peserta pada kegiatan PKM ini sebanyak 60 pengurus KIM dari 60 kelurahan di Kota Bandung, yang keseluruhannya memiliki 151 anggota/ pengurus dan merupakan representasi dari tiap kelurahan. Masing – masing pesera dibagi dalam dua sesi, hari pertama 30 peserta dan hari kedua 30 peserta

Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Hj. Ani Yuningsih Dra M.Si mengatakan, program pem-

berdayaan ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan keterampilan pengurus KIM Kota Bandung. “Program pemberdayaan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan untuk mengembangkan keterampilan pengurus KIM kota Bandung di bidang Digital Literacy dan pe-manfaatan media sosial dengan mengoptimal-kan penggunaan smartphone dalam melakukan aktivitas diseminasi informasi dan akses infor-masi dari KIM kepada warga masyarakat Kota Bandung dan sebaliknya,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, kegiatan pemberdayaan KIM ini, sesuai dengan renstra PKM Fakultas dan LPPM UNISBA bidang Pengabdian Kepada Masya-rakat, terdiri atas: (1) Pengembangan kepriba-dian (character building) dan perubahan perilaku pada level individu, sosial, dan organisasi dalam perspektif Islam (2) Rekayasa dan penguatan lembaga untuk meningkatkan daya saing global berbasis kewirausahaan dan etika Islam (3) Pengembangan model untuk peningkatan pem-banguan regional yang berkelanjutan.

Wadek I Fikom Unisba ini mengungkapkan,

pada pelatihan ini, nilai-nilai Islam dan etika Islam, sebagai keunggulan dan misi Unisba, dalam pemanfaatan media komunikasi diberikan kepada peserta berupa materi hardcopy dan softcopy serta dalam bentuk simulasi dan diskusi kasus.

Selama program PKM ini berjalan, tambah-nya, berbagai kegiatan dilaksanakan yang terdiri atas : (1) Koordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung (2) Penyamaan per-sepsi dan pemetaan problem solving antara Tim PKM, Diskominfo Kota Bandung dan KIM (3) Pemetaan dan penetapan peserta pelatihan (4) Pembentukan kelompok-kelompok kecil pela-tihan sesuai kebutuhan untuk simulasi dan prak-tik (5) Penyusunan materi pelatihan oleh Tim PKM bersama laboran (6) Penyusunan instru-ment pretest dan posttest (7) Pemetaan isu dan kasus aktual di Kota Bandung untuk bahan studi kasus dan simulasi (8) Penetapan jadwal pela-tihan (9) Pelaksanaan pelatihan secara simultan dan bertahap (10) Evaluasi dan penyusunan laporan. Semua langkah tersebut bersifat solutif serta merupakan kesepakatan antara tim PKM dengan Diskominfo Kota Bandung sebagai Pembina KIM kelurahan Kota Bandung.

Lebih jauh dikatakannya, para peserta memperoleh materi dalam bentuk diskusi, pema-paran materi melalui slide dan film, game simu-lasi, studi kasus serta problem solving berupa praktik penggunaan smartphone dan media sosial secara kreatif. Materi pelatihan yang disampai-kan yaitu (1) Menyusun Konten Atraktif dan Viral (Teori dan Praktik) (2) Digital Literasi dan Menangkal Hoaks di Masyarakat Perkotaan (Teori dan Praktik) (3) Pemilihan Isu, Timing & Ilustrasi (Praktik berbasis Videografi dan Multi-media) (4) Membuat Listicle: sub tema dalam sebuah konten digital literasi (Simulasi dan Praktik) (5) Pemilihan Jenis Konten melalui Smartphone: Blog, Infografis, Artikel dll. (Praktik berbasis Videografi dan Multimedia).

(Eki)

Fakultas Kedokteran Unisba Miliki Anatomage Table WARTA UNISBA (WU) - SEBAGAI Fakultas Kedokteran yang berkualitas, unggul dan terke-muka, FK Unisba terus meningkatkan fasilitas dalam menunjang pembelajaran bagi dosen dan mahasiswanya. Salah satu fasilitas yang baru dimiliki FK Unisba yaitu Anatomage Table. Penyerahan alat ini dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl kepada Wakil Dekan FK Unisba, Prof. Dr. Tony S. Djajakusumah, dr., Sp. KK (K). di Gedung Audiotorium Dekanat Unisba, pada Jumat (14/01).

Rektor Unisba, Prof. Dr. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengungkapkan rasa bangganya memiliki alat senilai Rp 3,9 M ini karena Unisba merupakan satu-satunya universitas di Kota Bandung yang baru memilikinya. “Dengan alat ini, FK unisba harus lebih unggul lagi. Oleh karena itu, dengan alat ini kita bisa menunjukkan bahwa kita betul-betul terakreditasi unggul dengan berbagai

kelengkapan yang memadai,” ungkapnya.Rektor berharap, dengan alat ini pembela-

jaran semakin canggih dan dosen ter-upgrade pengetahuannya.

Sementara itu, Kepala Bagian Anatomi FK Unisba, Yuniarti, drg., M.Kes., mengungkapkan, alat ini sangat membantu dosen anatomi saat meyampaikan materi saat lab. Activity. “Alat ini melengkapi fasilitas yang sebelumnya sudah ada (textbook, manekin & cadaver) karena dalam anatomage table ini, menyediakan fitur-fitur dalam bentuk 3D dengan struktur internal organ yang detail dan dapat kita potong, kita putar sesuai dengan kebutuhan kita. Bahkan dilengkapi pula dengan proseksi (potongan organ cadaver),” jelasnya.

Selain itu, menurutnya, dengan alat ini dosen dapat berinteraksi langsung dalam mempelajari histologi dari suatu organ. Bagi mahasiswa, lan-jutnya, alat ini memiliki manfaat sebagai metode

pembelajaran dengan lebih menarik dan atraktif sehingga lebih meningkatkan minat mahasiswa dalam mempelajari anatomi yang nantinya diharapkan akan meningkatkan indeks prestasi mahasiswa.

Bagi institusi, dia menambahkan, alat ini dapat menjadi salah satu komponen penilaian positif dalam penilain akreditasi fakultas dan memberikan nilai tambah bagi FK Unisba ketika belum siap memiliki cadaver sendiri maupun museum anatomi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Titan Alkesindo, Jupem Simamora mengatakan, Anatomage Table menjadi salah satu solusi sebagai media pembelajaran seiring berkem-bangnya zaman di mana cavader (mayat manusia yang telah diawetkan) untuk belajar antomi sudah jarang dipergunakan.

(feari/wiwit)

Page 29: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

27warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Sandiaga Uno Minta Generasi Muda Optimalkan Bonus Demografi 2045

WARTA UNISBA (WU) – Hasil kajian demografi dan perhitungan proyeksi penduduk memperkirakan. Indonesia akan menggapai bonus demografi tahun 2045. Bonus demografi ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk usia kerja. Diperkirakan, pada tahun 2045 ada sebanyak 70 persen dari total jumlah penduduk Indonesia berusia produktif (usia 15 – 64 tahun). Namun, ironisnya , data International Labour Organization (ILO) menunjukan bahwa 15,8 persen dari populasi angkatan tenaga kerja Indonesia berusia 15-24 tahun saat ini masih berstatus sebagai pengangguran atau tidak memiliki pekerjaan.

Demikian disampaikan, pengusaha sekaligus politikus muda Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan seminar nasional bertajuk “Memaksimalkan Bo-nus Demografi dan SDM Unggul untuk Laju Eko-nomi Bangsa” yang diselenggarakan Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung ( Unisba), Rabu (4/3).

Dia mengatakan, ada tiga langkah yang harus dilakukan generasi milenial untuk merespon bonus demografi, yakni dengan memperkuat SDM, menyusun arah baru pendidikan, serta membuka peluang kewirausahaan.

“Bonus demografi harus disikapi, bukan hanya mencari lapangan pekerjaan tapi mencip-takan inovasi untuk membuka lapangan peker-jaan baru. Kita harus mampu menangkap peluang itu karena inovasi akan membuat pekerjaan lebih efisien dan berkualitas. Kita harus mampu future proof dan anti terotomatisasi,” ujarnya di hadapan

audiens yang memadati area Aula Unisba.Politikus yang akrab disapa Sandiaga Uno ini

mengatakan, seiring terus berkembangnya teknologi dan digitalisaasi, ILO telah mempre-diksi bahwa sekitar 60persen pekerjaan tetap di Indonesia beresiko akan tergantikan oleh robot, dan 42persen di antaranya berpotensi terotoma-tisasi. Namun, meskipun 21 juta lapangan pekerjaan akan hilang, era revolusi industri 4.0 rupanya juga telah membuka 26-46 juta lapangan pekerjaan baru.

“Digitalisasi membuka lapangan pekerjaan baru, contohnya seperti selebgram dan youtuber, bidang pekerjaan yang tidak pernah kita bayang-kan sebelumnya. Jika kita amati sekarang segala jenis pekerjaan banyak memanfaatkan teknologi. Ke depan akan lebih jenis pekerjaan baru yang tumbuh dan berkembang seiring dengan digitali-sasi dan perkembangan teknologi,” jelasnya.

Sandiaga Uno berharap, sebagai institusi

perguruan tinggi Unisba dapat menyikapi bonus demografi yang dimiliki Indonesia untuk mence-tak dan memperkuat SDM yang mampu membuka peluang kewirausahaan secara mandiri. Sandi menilai, pendidikan di kampus merupakan ba-gian terpenting dari sistem pendidikan. Menu-rutnya, pendidikan tinggi Indonesia harus ber-poros future proof. Sehingga para generasi muda saat ini mampu beradaptasi dan tidak mengalami kesulitan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Saya berharap Unisba dapat menjadi lokomotif penggerak bagi generasi ke depan. Bukan hanya sekadar menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang keillmuan dan teknologi tapi memiliki kekuatan iman dan taqwa serta beraklakul kharimah. Sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan yang luas dan menjadi bagian dalam mendukung program pembangunan Indo-nesia maju.

(Feari/Wiwit)

Raih Akreditasi 'A' dari LAM-PTKes, FK Unisba Gelar SyukuranWARTA UNISBA (WU)– Merayakan keberhasilan raihan akreditasi 'A' dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes), Fakultas Kedokteran (FK) Univer-sitas Islam Bandung (Unisba) menggelar acara Tasyakur Bini'mah di Aula Utama Unisba, Selasa (31/12). Syukuran yang dihadiri oleh dosen, tendik, mahasiswa, dan segenap pimpinan baik di tingkat yayasan dan universitas itu diisi dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) LAM-PTKes dari Dekan FK Unisba Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF., kepada Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH.

Prov. Ieva mengatakan, sampai saat ini dari 93 Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia ter-catat hanya 25 FK yang terakreditasi 'A', salah satunya Unisba. Menurutnya, ini merupakan sebuah kebahagiaan bagi FK Unisba karena mampu mensejajarkan diri dengan FK di uni-versitas lain yang sudah berdiri lebih lama.

“Pada saat ini FK sedang dalam keadaan berbahagia karena sudah mendapatkan sesuatu yang 15 tahun dinanti, yaitu sebuah pengakuan formal dari lembaga akreditasi untuk bisa mensejajarkan diri dengan FK lain yang sudah berkembang lebih dulu,” ujarnya.

Berdasarkan hasil asesmen lapangan yang diselenggarakan pada Senin, 11 Desember 2019, FK Unisba meraih akreditasi 'A' dengan nilai 731 untuk program sarjana dan 730 untuk profesi. Pada kesempatan tersebut Prov. Ieva mengu-capkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

turut berkontribusi dalam kesuksesan FK meraih akreditasi ini.

“Perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak karena ini bukan kerja satu atau dua orang tapi kerja sama tim terutama dari yayasan dan universitas yang telah memberikan support. Terima kasih juga kepada panitia yang telah bekerja keras mulai dari per-siapan, kegiatan asesmen lapangan, dan meng-gelar acara Tasyakur Bini'mah ini,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unisba mengatakan, akreditasi 'A' yang diraih oleh FK Unisba menjadi karunia yang patut disyukuri menutup peng-hujung tahun 2019. Prof. Edi juga memberikan apresiasi kepada Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF., selaku Dekan FK Unisba yang telah berhasil memimpin tim akreditasi meraih pencapaian ini.

“Pada kesempatan ini saya ingin memberikan apresiasi khusus kepada tim akreditasi yang telah bersusah payah membangun soliditas dan mengorganisasikan tim akreditasi. Saya mengeta-hui betul bahwa tidak mudah menghadapi berbagai instrumen yang harus diisi. Oleh karena itu maka kita wajib merawat dan menjaga supaya 4 atau 5 tahun ke depan kita bisa mempertahan-kan predikat ini,” jelasnya. (Feari/Wiwit)

Page 30: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

28 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

WARTA UNISBA (WU) – Perkembangan teknologi yang kian pesat menawarkan berbagai kemudahan kehidupan manusia, salah satunya dalam mengakses informasi melalui berbagai media. Kemudahan tersebut seringkali diman-faatkan mahasiswa untuk mencari ide dan ga-gasan untuk menyusun makalah, jurnal, bahkan skripsi. Namun, kurangnya pengetahuan tentang etika dan tata cara mencantumkan kutipan, me-ngakibatkan sebagian besar mahasiswa terjebak praktik plagiarisme. Maka untuk menghindari praktik tersebut mahasiswa dapat menggunakan teknik parafrase, yaitu cara mengungkapkan kembali sebuah makna yang sama namun dengan bahasa yang berbeda.

“Parafrase merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik pla-giarisme. Namun, meskipun dalam teknik para-frase seseorang menggunakan bahasanya sendiri. dia tetap harus menyebutkan sumbernya karena dia bukan penulis aslinya dan gagasan itu tetap miliki orang lain,” ujar Andalusia Neneng Permatasari, S.S., M.Hum., saat menjadi narasum-ber pada kegiatan Librarycares yang diseleng-garakan di Perpustakaan Unisba, Rabu (11/03).

Neneng yang juga dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba mengatakan, dalam membuat parafrase seseorang tidak hanya dituntut mem-baca tapi juga memahami makna yang terkan-dung di dalamnya. Kemudian, dia menambahkan, orang tersebut juga harus terampil menyeleksi kalimat yang tepat untuk dikutip, mengingat dalam sebuah paragraf tidak semua kalimat memiliki kaitan dengan topik yang diteliti.

Neneng mengatakan, saat membuat para-frase kekuatan kosa kata seseorang diuji. Dengan parafrase seseorang harus mampu mempara-frasekan sebuah gagasan yang kompleks dengan bahasa sendiri yang lebih sederhana. Untuk mensiasati hal tersebut, dia pun mengajurkan kepada peserta untuk menggunakan kamus the-

saurus sebagai pegangan saat melakukan proses parafrase. Dia menjelaskan, ada enam teknik yang dapat dilakukan dalam membuat paraphrase, yaitu sinonim subsitution, antonym substitution, change of voice, change of person , referen sub-stitution, dan metaphor substitution.

Selain itu, dia menuturkan agar terhindar dari plagiarisme, kita harus memahami arti dari plagiat atau menjimplak. Menurutnya, ada tujuh pedoman penulisan dalam karya ilmiah yang dapat dikategorikan sebagai perilaku plagia-risme. Pertama, mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan kita sendiri. Kemudian, mengutip satu kalimat tanpa mencatat nama penulisnya. Ketiga, mengakui gagasan orang lain sebagai

pemikiran sendiri. Keempat, mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri. Kelima, mengakui karya kelompok sebagai karya pribadi. Keenam, menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan berbeda tanpa menyebutkan sum-bernya. Ketujuh, meringkas dan mempara-frase sebuah tuisan tanpa menyebutkan sumber.

“Agar terhindar dari plagialrisme harus tahu dan paham apa itu plagiarisme. Pahami cara mengutip yang benar dan usahakan jangan hanya mengetahui satu gaya tapi lebih. Kemudian biasakan untuk mencari sumber aslinya jika kita mengutip tulisan dari internet agar data yang kita ambil sudah terverifikasi,” jelasnya.

(Feari/Wiwit)

Parafrase, Cara Mencegah Praktik Plagiarisme

Penyandang Disabilitas Miliki Hak Peroleh Pendidikan TinggiWARTA UNISBA (WU) - Penyandang disabilitas memiliki hak pendidikan yang sama seperti anak-anak lainnya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Untuk itu, setiap penyelenggara pendidikan tinggi wajib memfasilitasi penyandang disabilitas dengan membentuk Unit Layanan Disabilitas di perguruan tingginya.

Demikian disampaikan Dr. Asep Dudi S., S.Ag., M.Pd. dalam menyampaikan materi “Akses Pendidikan Penyandang Disabilitas” pada kegia-tan Kajian “Efektivitas Akses Pendidikan Kaum Disabilitas” yang diselenggarakan oleh Kemen-terian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Ekse-kutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Tarbiyah & Keguruan Unisba di Aquarium Unisba, pada Jumat (27/12).

Dia mengatakan, pada proses pembelajaran

di perguruan tinggi, penyandang disabilitas akan memperoleh pendidkan khusus yang dilaksana-kan secara inklusif, serta diatur melalui peraturan akademik di setiap perguruan tinggi. Menurutnya, perguruan tinggi yang inklusif harus memiliki sarana prasaran yang memadai, terdiri atas lift pada gedung berlantai dua atau lebih; pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara; lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda; jalur pemandu (guiding block) dijalan atau koridor di lingkungan kampus; peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul; toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda; serta media dan sumber belajar khusus.

Dikatakannya, penyandang disabilitas yang mengikuti seleksi ke perguruan tinggi harus

diperlakukan sama dan tidak diskriminatif. Selain itu, perguruan tinggi harus menyediakan cara dan alat khusus yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas dalam memudahkannya mengikuti seleksi tersebut.

Disamping itu, perguruan tinggi harus memfasilitasi dosen dan tenaga kependidikan (tendik) nya untuk memiliki kemampuan dalam memahami, menguasai, dan menerapkan teknik pembelajaran serta pelayanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas.

Dia menjelaskan, yang dibutuhkan penyan-dang disabilitas adalah aksesibilitas, yaitu kemu-dahan yang disediakan guna mewujudkan kesa-maan kesempatan. “Akomodasi yang layak adalah modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia, serta kebebasan fundamental untuk Penyandang Disabilitas berdasarkan kesetaraan,” ungkapnya.

Dengan demikian, kesiapan perguruan tinggi untuk melaksanakan pendidikan inklusif harus mengacu kepada Undang – Undang (UU) Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Rencana Induk Penyandang Disabilitas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2019.

(Yusuf/Eki)

Page 31: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

29warta unisba

Universitas

Edisi Idul Fitri 1441 H

Teleconference Kemendikbud :

UNISBA TERLIBAT TANGANI PENYEBARAN VIRUS CORONA

WARTA UNISBA (WU) - Wabah virus corona yang sudah masuk ke Indonesia dengan puluhan warga Negara Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi, serta WHO yang menetapkannya sebagai pan-demic, membuat semua sendi kehidupan tidak terkecuali pendidikan tinggi meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus ini. Langkah nyata yang telah dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Re-publik Indonesia yaitu melakukan teleconference bersama Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Pendi-dikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. serta 15 perguruan tinggi se-Indonesia yang salah satunya Unisba, Kamis (12/03) untuk berdiskusi terkait pengananan masing – masing perguruan tinggi mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Pada kesempatan ini, Rektor Unisba menga-

takan, sebelum pemerintah mengumumkan dua orang WNI positif terjangkit virus corona, Unisba sudah menyebarkan surat edaran kepada civitas akademika berupa kewaspadaan dalam meng-antisipasi kemungkinan terjadinya penularan, serta menghindari kontak perorangan.

“Ada beberapa item yang disampaikan dan beberapa doa yg harus dibaca agar diberikan perlindungan oleh Allah terhindar dari virus ini,” katanya.

Berbagai upaya lain yang telah dilakukan Unisba, tambahnya, yaitu dengan menyediakan masker dan cairan antiseptic bagi civitas aka-demika Unisba. Selain itu, Rektor mengungkapkan ada kesulitan dalam pengumpulan massa di lingkungan Unisba yang tidak bisa dihindari karena sedang berlangsung kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB) dan Ujian Tengah Se-

mester(UTS). Namun, rektor sudah menginstruk-sikan untuk menghentikan kegiatan pesantren mahasiswa baru yang diikuti ±3000 mahasiswa hingga setelah Idul Fitri 1441 H.

Rektor berharap, pemerintah dapat mem-berikan penegasan yang lebih jelas kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia terkait wilayah yang sudah terpapar virus corona agar bisa segera diantisipasi dengan membatasi kunjungan ke daerah maupun negara tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan, saat ini Unisba dalam posisi siap siaga dengan terus berupaya meminimalisir kepanikan dan terus melakukan edukasi, terutama kepada mahasiswa dan pegawai untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Selain itu, salah seorang dosen Prodi Farmasi sudah membuat hand sanitizer yang nantinya bisa dipergunakan civitas akademika Unisba untuk menangkal penyebaran virus ini, serta Fak Kedokteran (FK) Unisba yang turut serta berperan aktif berkontribusi untuk masyarakat sekitar kampus menangani wabah ini.

Senada dengan rektor, Dosen FK Unisba, dr. Widhy Yudistira Nalapraya, Sp.P., mengung-kapkan, upaya yang masih harus dilakukan adalah pencegahan penularan yang lebih lanjut. “Untuk daerah yang positif tempat tinggalnya bukan nama pasiennya harus kita dapatkan karena negara kita sudah negara terjangkit sehingga dari akademisi dan mahasiswa yang akan pergi ke daerah tersebut berada dalam pantauan,” paparnya.

Dia melanjutkan, upaya lainnya yaitu dengan melakukan deteksi dini melalui swap untuk mendeteksi orang yang positif terpapar virus corona tanpa adanya gejala dapat dilakukan iso-lasi diri dan jika positif dengan munculnya gejala langsung dilakukan perawatan.**

Unisba Jadi Tuan Rumah Seminar Hasil PDP 2019 LLDIKTI IVWARTA UNISBA (WU) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba memperoleh kepercayaan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wil. IV Jawa Barat dan Banten dalam menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun 2019 di Gedung Dekanat Unisba, Rabu (11/12).

Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.Si., menuturkan, bagi Unisba seminar ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas penelitian. “Saya yakin hasil penelitian ini merupakan upaya kerja keras dari peneliti. Hasil ini harus dikomunikasikan dan disebarluaskan sehingga bermanfaat sebagai silaturahmi ke-ilmuan dalam menghasilkan sesuatu yang efisien sehingga tidak overlap,”ungkapnya.

Dia meyakini, seminar ini sangat bermanfaat bagi dosen, khususnya dosen pemula untuk me-latih dalam meningkatkan skill seperti presentasi

yang baik, discussion sharing, dan lainnya.Sementara itu, Kepala Bagian Akademik dan

Kemahasiswaan LL-DIKTI Wil. IV, Dra. Deece Udansyah, S.Sos., M.Si., mengatakan, seminar ini terselenggara dalam rangka desiminasi hasil penelitian, khususnya penelitian skema PDP yang merupakan rangkaian program PDP tahun 2019.

Harapannya, tujuan terselenggaranya se-minar ini dapat tercapai yaitu untuk mengetahui sejauhmana peneliti menyelesaikan atau meng-hasilkan luaran wajib dan tambahan berupa artikel ilmiah pada jurnal nasional ber-ISSN (International Standard Serial Number), pro-seding seminar internasional, satu produk iptek sosial budaya yang berupa metode, blueprint, purwarupa, sistem, kebijakan model atau tepat guna yang didukung kekayaan intelektual.

Seminar ini diikuti sebanyak 56 orang peneliti dari berbagai perguruan tinggi swasta di

Jawa Barat, terdiri atas Akademi Kebidanan Respati, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Kese-hatan Budhi Luhur Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali, STIKES Muham-madiyah Ciamis, Universitas Informatika Dan Bisnis Indonesia, Universitas Nasional Pasim, Universitas Subang dan Universitas Wanita Inter-nasional serta melibatkan reviewer yang sudah besertifikat. (Eki)

Page 32: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

30 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

MENANGKAL ERA KETERBUKAAN INFORMASI MELALUI LITERASI MEDIA

Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si., saat menjadi pembicara dalam kegiatan Seminar Penelitian Sivitas Akademika (SPeSIA) 2020 Gelombang I dengan tema “Tantangan Generasi Milenial di Era Keterbukaan Informasi Publik” di Aula Unisba, Kamis (30/1). Prof. Atie menga-takan, pemberantasan masalah hoax tidak dapat diselesaikan seorang diri tapi memerlukan kerja sama berbagai unsur di dalam pentahelix.

“Permasalahan mengenai hoax merupakan PR kita bersama. Seluruh pihak dalam pentahelix, yakni akademisi, industri, media, pemerintah, dan komunitas atau kelompok masyarakat harus bergandeng tangan untuk memberantas hoax,” ujarnya. Dalam menangkal hoax, kata dia, unsur yang ada di pentahelix tidak boleh mengede-pankan ego sektoral. Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh unsur pentahelix adalah melak-sanakan literasi media.

Selain itu, Prof. Atie mengatakan, generasi milenial di era ini juga dituntut mampu menjadi manusia pembelajar yang dapat merespon ber-

bagai peluang dan permasalahan yang ada di seki-tarnya. Dengan begitu, manusia pembelajar akan terbiasa mencari solusi dari berbagai permasala-han melalui ide atau karya kreatif dan inovatif.

“Generasi milenial saat ini harus kreatif menghadapi berbagai permasalahan. Dia juga harus mampu memetakan konflik, meningkatkan daya saing, dan mencari jalan keluar melalui cara dan pemikiran yang out of the box,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Seminar SpeSIA Unisba. Ahmad Arif Nurrahman, ST., MT., mengungkap-kan, karya ilmiah yang diseminarkan pada SpeSIA tahun ini berjumlah 1.017 karya. Sementara itu, total karya ilmiah dalam SpeSIA yang diluncurkan sejak tahun 2014 berjumlah 9.283 karya.

Arif mengatakan, kegiatan ini juga meru-pakan salah satu upaya yang dilakukan Unisba mencegah terjadinya plagiarisme sekaligus meningkatkan sitasi dalam hal publikasi ilmiah sivitas akademika Unisba guna mendukung Sinta Ristekdikti.

“Kegiatan ini dilatarbelakangi beberapa pe-raturan mengenai publikasi ilmiah, salah satunya dari Dirjen Ristekdikti tahun 2012 tentang publikasi karya ilmiah. Selain itu, SpeSIA ini juga membantu pemeringkatan universitas .karena, jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan sangat berpengaruh pada ranking universitas,” ujarnya.

Terdapat empat agenda dalam kegiatan SPeSIA ini, pertama orasi ilmiah dari guru besar Unisba, Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si.,. Ke-mudian, presentasi dari mahasiswa sebagai pemakalah yang terbagi ke dalam beberapa kelas, penilaian presentasi hasil karya mahasiswa dari dosen yang mengawasi untuk dipilih yang terbaik. Terakhir, pemuatan artikel ilmiah mahasiswa dalam proceeding online.

Peserta seminar pada SpeSIA gelombang I yang berjumlah 1.017 orang berasal dari Fakultas Syariah 32 orang, Dakwah/KPI (3), Tarbiyah &

Keguruan (55), Hukum (107), Psikologi (34), MIPA (60), Teknik (112), Ekonomi dan Bisnis (290), Ilmu Komunikasi (128),dan Fakultas Kedokteran (196). Seperti tahun sebelumnya, dalam SPeSIA kali ini terpilih 10 pemakalah terbaik yang mewakili masing-masing fakultas dan mendapatkan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp 1.250.000. Sementara untuk kategori best of the best, pemakalah men-dapatkan hadiah sebesar Rp 1.500.000.

Pada SPeSIA Gelombang I tahun 2020, penghargaan pemakalah untuk kategori best of the best diraih Lu'Lu Ulul Albab, mahasiswa Fa-kultas Kedokteran. Dia mempresentasikan karya ilmiahnya yang berjudul “Efek Antibakteri Ekstrak Aquades Buah Kurma (phoenix dacty-lifera L) Varietas Ajwa terhadap Straphylococcus aureus secara In Vitro” dan berhasil memperoleh skor tertinggi 745.5.

Selain mendapatkan hadiah uang tunai, Lu'Lu juga mendapatkan apresiasi dan hadiah tam-bahan dari Rektor Unisba yakni dibebaskan dari pembayaran prosesi wisuda. (Feari/Wiwit)

WART UNISBA (WU) – Keterbukaan informasi berbasis Information and Communication Technologies (ICT) kini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat, khususnya generasi milenial. Era revolusi industri 4.0 telah membawa masyarakat pada suatu kondisi di mana berbagai informasi mudah diakses. Dampaknya, tak sedikit masyarakat yang terjebak berita hoax karena tidak memiliki penguasaan literasi media yang cukup baik.

Prodi Manajemen Unisba Gelar Pameran Inovasi Produk KewirausahaanWARTA UNISBA (WU) - Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uni-versitas Islam Bandung (Unisba) menggelar acara Student Creativity yang menampilkan berbagai produk usaha karya mahasiswa. Acara yang digelar setiap tahun ini merupakan event puncak dari mata kuliah Workshop Kewirausahaan yang diampu mahasiswa semester tujuh Prodi Mana-jemen Unisba. Pameran bertajuk “Socio Enter-preneur Supporting Your Local Product” menam-

pilkan 48 produk mulai dari makanan, minuman, baju, dekorasi ruangan, dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Kegiatan tersebut berlangsung selama sehari di Aula Utama Unisba, (18/12).

Ketua Prodi Manajemen Unisba, Dr. Suwarsi, S.E., M. Si., CGA., mengatakan, sebelum menam-pilkan karyanya, para mahasiswa mengikuti pro-ses bimbingan bersama dosen selama satu se-mester. Kegiatan tersebut meliputi pencarian ide, penyusunan proposal, riset bahan baku, dan test

Page 33: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

31warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

market. Sebagai upaya dalam menanamkan ke-cintaan masyarakat terhadap produk dalam ne-geri, mahasiswa juga diwajibkan untuk meng-gunakan bahan baku lokal.

“Produk mengarah kepada bahan baku local, seperti ice cream dari singkong. Pameran ini adalah jenis pendidikan kekinian karena mereka bukan hanya belajar teknik menjual tapi juga membuat produk yang luar biasa,”ujarnya.

Suwarsi berharap, melalui kegiatan ini para mahasiswa tidak hanya termotivasi untuk

sekadar mendapatkan nilai tapi juga berani memulai usaha. Menurutnya, generasi milenial memiliki peluang yang lebih besar untuk berwirausaha dengan memanfaatkan berbagai kecanggihan teknologi.

“Berawal dari ide sederhana, kami berharap mahasiswa bisa merealisasikannya menjadi sebuah bisnis serius. Untuk menjembatani hal tersebut kami juga mulai melakukan pendekatan dengan berbagai lembaga, seperti Kadin Jabar dan PUM Netherlans sebagai upaya dalam pendam-

pingan,” katanya.Pada kesempatan tersebut Prodi Manajemen

Unisba menghadirkan tiga orang pakar yang didaulat menjadi narasumber sekaligus dewan juri, yakni Representative PUM-Bandung, Agung Irianto, Strategic Region Head (SrVP) GO-JEK, Becquini Akbar, dan President PT Best Brand In-donesia, Bhakti Desta Alamsyah. Hadirnya ketiga narasumber tersebut diharapkan dapat membe-rikan pengetahuan bagi mahasiswa yang berniat serius menekuni dunia wirausaha. (Feari/Wiwit)

WARTA UNISBA (WU) -Perguruan Tinggi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) memiliki peran menjadi mitra untuk mengembangkan kampus merdeka untuk desa. Untuk itu, langkah Unisba sebagai salah satu perguruan tinggi yang meluncurkan Sekolah Desa sangat tepat dan patut diapresiasi.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa), Anwar Sanusi, Ph.D., saat menyampaikan topik “Kampus Merdeka untuk Desa” dalam kegiatan Seminar Desa “Perguruan Tinggi untuk Desa : Sinergitas Perguruan Tinggi dan Desa dalam Pengembangan SDM Berkualitas dan Pember-dayaan Ekonomi Berbasis Masyarakat” di Aula Unisba, Kamis (5/3/2020).

Menurutnya, sekolah desa sangat luar biasa karena memberikan pendampingan kepada masyarakat desa sehingga desa bisa menemukan potensi untuk dikembangkan, serta mengajarkan untuk memasarkan potensinya di tempat lain. “Ini adalah tujuan kampus merdeka untuk desa, ” ujarnya.

Bagi perguruan tinggi, lanjutnya, sekolah desa memiliki manfaat yang jelas di mana perguruan tinggi tidak selamanya berada di menara gading yang selalu bicara teori. “Dengan turun ke desa, anak-anak (mahasiswa) akan memiliki pengalaman ketika teori tersebut dipraktikkan seperti apa,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, bagi desa program ini akan memperoleh bantuan dari sumber daya manusia yang luar biasa.

Dia menilai, kampus memiliki tenaga aka-demik yang luar biasa, serta memiliki mahasiswa sebagai kader – kader muda yang haus penga-laman, terutama pengalaman ruhani dimasya-rakat. “Mereka memiliki waktu yang cukup untuk merenungkan dan melakukan kajian bagaimana menemukan model – model dan terobosan – terobosan yang bisa dimanfaatkan desa. Bahkan, kampus memiliki pemikir yang bisa diberikan kepada kementerian yang terkait dengan desa, salah satunnya dengan Kemendes,” katanya.

Dia menambahkan, gagasan kampus merdeka merupakan suatu gagasan dalam mengkolabo-rasikan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama membangun desa. Pilar utamanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kemendes. Kemudian, Kemendes bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri serta

Kementerian lain yang memiliki program ditingkat pedesaan.

Peluncuran Sekolah DesaPada kesempatan yang sama, Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisba meluncurkan program “Sekolah Desa”. Program yang berada di bawah Kemen-terian Desa ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Jawa Barat. Peluncuran “Sekolah Desa” ini ditandai dengan diselenggarakannya seminar desa ini.

Selain Sekjen Kemendes yang menjadi nara-sumber pada kegiatan ini, terdapat tiga pemateri lainnya, yaitu Kepala DPM Desa Jawa Barat Dedi Supandi , S.STP., M.Si. dengan materi ”Desa Juara : Dari Desa untuk Jabar Juara dan Indonesia Maju!”, Kasubag Perencanaan dan Pelaporan BPSDM Jawa Barat, Dr. Ir. Dede Mahmiludin, M.Si. dengan tema “Tata Kelola Desa yang Inovatif dan Kepe-mimpinan Kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi Kabupaten/ Kota dan Perguruan Tinggi”, serta Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr Atie Rachmiatie, M.Si dengan topik “Peran Unisba dalam Membangun Desa.”

Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana dalam merancang kurikulum Kampus Merdeka yang salah satu opsinya dengan mahasiswa mengabdi di desa melalui kegiatan pengabdian desa, kuliah kerja nyata, dan lainnya.

“Oleh karena itu momen seminar dan launching ini sudah tepat dan harus dimanfaatkan betul dalam rangka merespon kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang kampus merdeka yang salah satunya yaitu mengabdi desa,” ungkapnya.

Harapannya, melalui seminar ini dapat menghasilkan sesuatu yang konkrit. “Dari ini mungkin ada dua yang bisa kita raih. Khususnya untuk Unisba, kita bisa merancang kurikulum tentang pengembangan desa sekaligus melak-sanakan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang nanti akan dirangkum dalam sekolah desa yang akan kita bentuk,” jelas rektor.

Sementara itu, Ketua LPPM Unisba mengung-kapkan, sasaran Sekolah Desa Unisba adalah para kepala desa, sekretaris desa, bendahara desa, pengelola BUMDES, serta lembaga-lembaga desa lainnya, seperti BPD, LPMD, PTPKD serta operator dan umum. “Sekolah Desa Unisba memberikan layanan untuk membantu desa, aparatur pemerintahan desa, serta kalangan pemerhati pembangunan desa melalui pendidikan dan pelatihan dengan metode pembelajaran teori dan

praktik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.

Untuk itu, pihak LPPM Unisba telah mela-kukan Training of Trainer (TOT) kepada 31 dosen terpilih dari berbagai fakultas di Unisba untuk terlibat dalam kegiatan ini. Merekalah yang nantinya akan membimbing para aparat desa di Sekolah Desa Unisba, didampingi praktisi dari perbankan, perusahaan, dan birokrat yang relevan.

Diluncurkannya program Sekolah Desa Unisba ini, tambahnya, dalam rangka sinkronisasi program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya di pedesaan. “Di sisi Iain, ada kenyataan bahwa sebagian aparat desa perlu ditingkatkan kompetensinya, seperti dalam cara mengelola keuangan desa, pengembangan pro-duksi lokal, pemasaran produk, pengelolaan BUMDes, dan Iain-Iain,” paparnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan, saat ini jumlah desa tertinggal di Jawa Barat mencapai 331 desa, sedangkan desa berkembang sebanyak 3.653 desa. Sementara desa maju sebanyak 1.232 desa dan desa mandiri sebanyak 97 desa. “Desa-desa tertinggal dan desa berkembang inilah terutama yang akan dibantu melalui program Sekolah Desa Unisba agar menjadi Desa Mandiri,” katanya.

Peserta pada acara peluncuran Sekolah Desa ini adalah para kepala desa dan aparat desa Iainnya dari seluruh desa di Jawa Barat sebanyak kurang lebih 200 orang. Sementara penanda-tanganan kerja sama antara LPPM dan desa diwakili oleh Aludin, M.Ag. Kepala Desa Suka-manah Kec. Agrabinta Cianjur dan Budiman Kepala Desa Dayeuhkolot Kecamatan Sagalahe-rang Kabupaten Subang.(Eki/Wiwit)

SEKJEN KEMENDESA :

“UNISBA MILIKI PERAN MENGEMBANGKAN KAMPUS MERDEKA UNTUK DESA”

Page 34: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

32 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

Ketua LSPU, Dr. Kiki Zakiah, Drs.,M.Si, mengatakan, saat ini Unisba memiliki 37 orang asesor yang telah tersertifikasi BNSP. Namun, sampai saat ini baru 19 orang asesor yang dinya-takan aktif dan dapat melakukan uji kompetensi.

Dia mengatakan, untuk menjadi asesor aktif, setidaknya calon asesor harus melalui beberapa tahap, dari penyusunan skema, pelatihan dan bimbingan MUK, mengisi MUK pada seluruh unit skema yang diajukan, serta melakukan pengujian

kompetensi.“Sebagian besar dosen mengalami hambatan

saat menyusun MUK karena untuk melaksana-kannya perlu effort yang kuat. Saya berharap workshop ini dapat membantu para dosen untuk menyelesaikan tahap penyusunan MUK karena sangat disayangkan jika statusnya sudah menjadi asesor tapi belum bisa melakukan uji kompe-tensi,”ujarnya.

Kiki mengatakan, salah satu tantangan yang harus dihadapi dosen untuk meraih gelar aseseor aktif yakni harus menyelesaikan MUK dalam waktu relatif cepat. Hal tersebut karena BNSP selalu mengudpate MUK sesuai kebutuhan industry, yaitu tiga sampai empat bulan sekali. Me-nurutnya, selama asesor belum membuat MUK dalam skema yang lengkap maka LSPU belum bisa mendaftarkan perluasan ruang lingkup dan sampai kapan pun skema yang telah disusun tidak dapat digunakan untuk uji kompetensi.

Dia menjelaskan, semakin banyak dosen Unisba yang memiliki sertifikat asesor kompe-tensi dari BNSP akan memudahkan Unisba men-jalankan program sertifikasi kompetensi bagi ma-hasiswanya. Menurutnya, sertifikasi bagi maha-siswa sangat penting untuk memberikan jaminan dan perlindungan dalam memasuki dunia kerja, baik secara nasional maupun regional.

“Seperti dikemukakan pemerintah bahwa saat ini lulusan perguruan tinggi tidak bisa hanya mengandalkan ijazah sebagai bekal utama dalam mencari pekerjaan, namun harus dibekali Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Sertifikasi menjadi salah upaya untuk mengukur kompetensi lulusan perguruan tinggi dalam menguasai bidang keahliannya,”jelasnya.

Kiki mengatakan, tahun ini LSP Unisba menargetkan bisa mencetak 40 asesor baru. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut diper-lukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dosen sebagai calon asesor. Maka dari itu dia ber-harap, para peserta dapat memanfaatkan pela-tihan tersebut dengan sebaik-baiknya dan dapat memperoleh gelar asesor kompetensi dalam wak-tu relatif cepat.

(Feari/Wiwit)

Tingkatkan Jumlah Asesor Kompetensi,

Unisba Gelar Workshop Penyusunan MUKWARTA UNISBA (WU) – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan workshop penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) di Hotel Luxton Bandung. Kegiatan yang digelar Jum'at (6/3) ini diikuti 20 dosen Unisba yang telah memegang sertifikasi asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan 10 dosen berstatus calon asesor. Tujuan pelatihan ini adalah untuk mewadahi dosen dari setiap prodi dalam mengembangkan kemampuannya melakukan uji kompetensi. Acara ini menghadirkan narasumber Master Asesor BNSP yakni Dr. Tini Agustini.

Unisba Adakan Pelatihan Hak Kekayaan IntelektualWARTA UNISBA (WU) – Potensi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di perguruan tinggi belum diberdayakan secara maksimal. Banyak dosen yang telah menghasilkan karya tapi lupa untuk mengurus hak-hak kekayaan intelektual-nya. Padahal setiap dosen memiliki hak untuk melindungi hasil karyanya secara hukum agar tidak terjebak pada praktik plagiarisme. Sadar pentingnya hal tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan Coching Clinic Penyusunan Draft Paten, di Auditorium Unisba, Kamis (13/2).

Kegiatan yang dibuka Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. diikuti 52 dosen yang diutus dari setiap fakultas. Warek II menga-takan, sebagai universitas yang memiliki 10 fakultas, Unisba berkomitmen untuk mengha-silkan paten. Bahkan, pihak universitas berencana memberikan penghargaan khusus bagi dosen yang berhasil mendaftarkan paten melalui karyanya.

“Proses pengajuan paten tidak mudah dan sederhana karena ini berangkat dari research, kemudian harus teruji melalui penilaian Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Maka sebagai bentuk support kami univeritas

berencana memberikan hadiah bagi mereka yang berhasil meraih hak paten,”ujarnya.

Warek II mengatakan, Unisba dikarunia sumber daya manusaia (SDM) yang cukup banyak sehingga potensial menghasilkan paten, terutama Fakultas MIPA dan Kedokteran yang berkaitan erat dengan teknologi. Menurutnya Unisba harus mulai membangun kultur research university yang paradigmanya bergerak berdasarkan pengeta-huan dan kemudian dikembangkan menjadi produk atau inovasi. Warek II berharap, ke depan Unisba bisa bersinergi dengan masyarakat dan dapat membangun kerja sama yang lebih luas dengan dunia industri.

Sementara itu, Direktur Paten, DTLST dan Rahasia Dagang DJKI, Dra. Dede Mia Yusanti, M. L. S mengatakan proses perolehan paten bukan hal yang terlalu sulit jika orang tersebut tahu prinsip-prinsipnya. Menurutnya, semakin sering se-seorang membuat deskrpisi paten maka ke-mampuannya akan semakin terasah dan memu-dahkan penyusunan draft paten di masa mendatang.

“Saat menyusun draft paten kita tidak boleh menyerah di awal. Lihat contoh deskripsi paten di berbagai publikasi paten di seluruh dunia sebagai referensi untuk memudahkan langkah awal,”

ujarnya.Dia mengatakan, ada beberapa invensi yang

tidak dapat diberi paten. Pertama invensi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum, atau ke-asusilaan. Kemudian, paten tidak berlaku jika berkaitan dengan metode pemeriksaan, pera-watan, pengobatan, yang diterapkan pada manusia atau hewan.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa paten juga tidak dapat diberikan pada teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.

“Berdasarkan pasal 9 tentang UU Paten metode pemeriksaan atau pengobatan tidak bisa dipatenkan. Begitupun jika ada rumus matema-tika maka itu tidak bisa dipatenkan, kecuali jika rumus tersebut digunakan untuk menentukan kecepatan mesin, itu bisa karena ada dalam satu klaim. Jadi, bukan rumus matematikanya yang dipatenkan,”ujarnya.

Dia menambahkan, paten juga tidak dapat diberikan kepada makhluk hidup, kecuali jasad atau mikroorganisme. Selain itu, paten tidak dapat diberikan pada proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau he-wan, kecuali proses nonbiologis atau mikro-biologis. (Feari/Wiwit)

Page 35: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

33warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

WARTA UNISBA (WU) -Menapaki usianya yang ke-61, berbagai prestasi terus diperoleh Unisba. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan kampus dinamis di Unisba semakin meningkat yang bermuara kepada pencapaian Unisba yang maju dan terkemuka. Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., dalam Sidang Terbuka Senat Unisba dalam Rangka Memperingati Milad ke-61 di Aula Unisba, pada Senin (18/11).

Dikatakan rektor, posisi Unisba pada jajaran perguruan tinggi terkemuka tingkat nasional saat ini berada di peringkat 44 versi Ristekdikti ten-tang 100 perguruan tinggi terbaik. “Ini meru-pakan sebuah capaian yang menggembirakan bagi Unisba,” ungkap rektor.

Di samping itu, menurut rektor, kepercayaan masyarakat kepada Unisba semakin tinggi sesuai dengan laporan panitia PMB tahun 2019/2012 bahwa terdapat 12.000 pendaftar dan mahasiswa yang diterima hanya sebanyak 3.067 orang.

Kepercayaan pemerintah kepada Unisba menurutnya juga semakin tinggi, ditandai dengan beberapa program studi yang meraih akreditasi 'A' yaitu Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi, dan Magister Pendidikan Islam.

Rektor menuturkan, empat pilar strategis program kerja rektor (peningkatan kualitas akademik dan nonakademik serta ruhuddin, peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya, peningkatan kualitas, mahasiswa, alumni dan promosi serta peningkatan kualitas organisasi dan penjaminan mutu) yang dijabarkan dalam 99 aktifitas kerja pun menampakan hasil.

“Kemajuan di bidang akademis dapat ditunjukkan dengan naiknya atmosphere

akademik di lingkungan civitas akademika yang berperan penting dalam menaikkan performa Unisba sebagai sebuah perguruan tinggi maka tahun depan Insya Allah Unisba akan meng-hasilkan guru besar dan lektor kepala yang lebih banyak,” jelasnya.

Di bidang kemahasiswaan, lanjut rektor, dua tahun terakhir ini menunjukkan kenaikan di bidang akademik dan nonakademik, baik dalam penalaran, minat dan bakat dengan banyaknya mahasiswa yang meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, di bidang kerjasama telah menumbuhkkan gairah kerjasama di berbagai aktifitas baik di dalam maupun luar negeri.

Ke depan, tambah rektor, dengan spirit 3M (mujahid, mujtahid dan mujaddid), Unisba akan tetap berdiri kokoh di tengah umat dan bangsa untuk tetap memberikan solusi dan kontribusi yang positif terhadap persoalan keumatan. “Unisba akan selalu ber-fastabiqul khairat sesuai dengan cita-cita pendiriannya. Oleh karena itu, Insya Allah Unisba akan segera membuka Prodi Magister Akuntansi, Program Profesi Apoteker, dan Program S3 Fikom, di samping prodi Perbankan Syariah yang baru saja terbit ijinnya,” pungkas rektor.

Di kesempatan ini, Gubernur Jawa Barat, Dr. H Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D., didaulat untuk menyampaikan orasi ilmiah “Menjadi Pribadi Unggul Melalui Peningkatan Kualitas Hidup”. Dia mengatakan bahwa Unisba memiliki peran penting dalam memproduksi usia kerja di Indonesia untuk menjadi produktif dan pemberi solusi, bukan menjadi beban kepada negara dan bangsa.

Menurutnya, dunia saat ini banyak mengalami disrupsi di kesehariannya yang me-nimbulkan kompetisi yang tidak bisa disepelekan. “Ini melahirkan sebuat tantangan apakah Unisba bisa menjadi universitas terdepan dalam menyiapkan tantangan yang kompetitif ini. Jika Islam ini menjadi referensi peradaban maka Unisba harus menjadi universitas terdepan,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini me-nawarkan Unisba untuk turut andil dalam pengembangan SDM di wilayah utara Jawa Barat di Segitiga Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) karena wilayah tersebut memiliki potensi untuk pengembangan ekonomi di era Revolusi Industri 4.0 ini. “Masa depan Jawa Barat akan ada di ka-wasan utara tersebut karena ada bandara inter-nasional BIJB Kertajati, serta akan hadir pela-buhan terbesar se-Indoneia di Subang dan se-muanya serba 4.0 sebagai pusat riset dunia dan pebisnis futuristik di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Milad ke-61 Unisba sekaligus Dekan Fak Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, Dra., M.Si. Psikolog., mengatakan, berbagai rangkaian kegiatan menyambut milad ke-61 telah dilaksanakan. Rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam beberapa bulan terakhir yang menyangkut tri dharma perguruan tinggi yaitu kegiatan ilmiah (Seminar Nasional “Kebahagiaan Anak Jawa Barat” dan Bandung Annual Internasional Converence, (SORES, SIRES dan MORES), pengabdian kepada masyarakat (Bakti Sosial kepada CS dilingkungan Unisba dan beberapa panti asuhan serta penjaga pintu kereta api di Kota Bandung, Konseling Gratis di Balai Kota Bandung, Psikoedukasi “Merangkul Stress”, Pengobatan Gratis, Sunatan Masal dan Donor Darah), dan silaturahmi keluarga besar Unisba (Lomba Film Dokumenter “Bahagia itu Seder-hana”, Lomba Menggambar Bersama Keluarga, Lomba Musabaqoh Hifdzil Quran, Lomba Vocal Group, Fun Walk, dan Silaturahmi & Bazaar “Keluarga Unisba, Keluarga Bahagia“).

Pada kesempatan yang sama, Unisba turut memberikan penghargaan kepada dosen, tendik dan mahasiswa. Penghargaan terdiri atas pengab-dian selama 35 tahun (06 orang), pengabdian selama 30 tahun (10 orang), pengabdian selama 20 tahun (36 orang), pensiunan (12 orang), dosen berprestasi tingkat Unisba tahun 2019 (03 orang), tenaga kependidikan berprestasi tingkat Unisba tahun 2019 (03 orang), tenaga kependidikan teladan (02 orang), pelaksanaan sistem penjaminan mutu (06 unit bagian/ fakultas), dosen yang memiliki jumlah Scopus ID penulis pertama terbanyak afiliasi Unisba TA 2018/2019 (01 orang), Mileni Sumalati juara I Futsal Tingkat Nasional dalam Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional, STUBA Unisba juara III Penyaji Terbaik Kompetisi Monolog Universitas se-Indonesia, Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang Didanai oleh Kemenristekdikti, Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang didanai oleh Kemenristekdikti dan 50 prestasi mahasiswa lainnya baik di tingkat regional maupun nasional. (Eki)

Universitas

Milad ke-61 Unisba,

Rektor: “Kehidupan Dinamis Unisba Semakin Meningkat”

Workshop Public Speaking Bagi Santri Pesantren Mathla 'ul Huda

WARTA UNISBA (WU) - Sebanyak 27 santri kelas 5 yang sudah menjadi mudabbir dan anggota OSIS Pesantren Mathla 'ul Huda, mengikuti Workshop Public Speaking yang diselenggarakan Komuni-kasi, Informasi & Promosi (Kominpro) Unisba, di Ruang Kelas Pesantren Modern Mathla 'ul Huda Baleendah Kab. Bandung, pada Senin (03/02). Pe-materi pada kegiatan ini yaitu Kabag Kominpro,

Dr. Tresna Wiwitan, M.Si. memaparkan materi “Public Speaking dan Teknik Presentasi” dan Kasie. Humas dan Protokoler Kominpro, Riza Hernawati, S.Sos., M.Si menyampaikan materi “Master of Ceremony (MC)”. Selain menerima materi, para peserta diajak untuk mempraktekan public speaking secara langsung dalam mengasah kemampuan yang dimilikinya. (Eki)

Page 36: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

34 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Universitas

FEB Jalankan Program Umroh Bersama Karyawan WARTA UNISBA (WU) - Mengunjungi rumah Allah menjadi impian bagi setiap umat muslim. Apalagi jika hal tersebut dilakukan bersama keluarga, saudara, atau teman. Namun, sayangnya tidak semua umat muslim memiliki kesempatan yang sama untuk menunaikan ibadah haji atau umroh bersama orang terdekat. Kendala finansial dan kesibukan pekerjaan kerap kali menjadi alasan seseorang merencanakan sendiri waktu yang tepat untuk berkunjung ke tanah suci.

Alasan tersebut yang rupanya menggerakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Bandung (Unisba) untuk menjalankan pro-gram umroh bersama.Total sebanyak 121 orang yang terdiri atas 43 orang civitas akademika FEB (Dosen dan Tendik) berserta 78 anggota keluarga turut berpartisipasi dalam program tersebut. Mereka melakukan perjalanan umroh selama 9 hari dari tanggal 20 sampai 29 Januari 2020.

Dekan FEB, Dr. Hj.Nunung Nurhayati, S.E., M.Si.Ak.,Ca. mengatakan, program umroh ber-sama awalnya diinisiatori oleh Wakil Rektor II Unisba Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., saat masih menjabat sebagai Dekan FEB tahun 2016. Menurutnya, selain memiliki nilai ibadah, pro-gram tersebut memilki tujuan yang baik, yaitu memperkuat tali silaturahmi antarcivitas akade-mika FEB Unisba.

“Ketika kita berangkat umroh dengan orang yang dikenal dan mempunyai tujuan yang sama rasanya berbeda. Kebetulan saat itu dua program studi FEB, yaitu Akuntansi dan Manajemen meng-hadapi reakreditasi jadi di sana kami berdoa ber-sama agar diberikan hasil yang baik. Alham-dulillah pada awal bulan Maret hasilnya keluar dan kedua prodi tersebut mendapat akreditasi 'A'

lagi,”ujarnya.Dekan FEB mengatakan, untuk merealisasi-

kan program tersebut, dia bersama jajaran pim-pinan fakultas melakukan berbagai upaya untuk mengumpulkan dana. Selain memperketat pos anggaran di beberapa kegiatan, FEB bahkan mengorbankan untuk menghentikan sementara kegiatan gathering fakultas yang rutin diseleng-garakan dua tahun sekali. Diambilnya keputusan itu rupanya juga mungundang pertentangan dari sebagian dosen.

“Waktu itu sebagian dosen ada yang merasa kecewa karena biasanya setiap dua tahun sekali ada jalan-jalan tapi harus distop selama dua kali. Namun, karena ini sesuatu yang nilainya ibadah kami tetap komitmen walaupun efeknya harus memperketat berbagai anggaran. Alhamdulillah setelah melihat kegigihan kami selama satu tahun mengumpulkan dana, sebagian dosen yang awalnya kontra berbalik mendukung bahkan malah berencana membawa keluarga,” ujarnya.

Setelah berhasil mengumpulkan dana yang cukup, FEB memutuskan untuk membuka lelang tender bagi berbagai vendor umroh yang mampu memberikan fasilitas terbaik dengan harga 22 juta rupiah per orang. Tidak di sangka, sebanyak

15 travel umroh tertarik dan berkeinginan mem-fasilitasi FEB selama melakukan ibadah umroh. Namun, untuk menghindari maraknya travel bo-dong, FEB meminta seluruh vendor untuk dapat mepresentasikan penawarannya di depan ang-gota senat dan notaris. Setelah melalui berbagai pertimbangan yang matang akhirnya terpilihlah Alsha Tour sebagai travel agent yang mendam-pingi FEB dalam program umroh tersebut.

Mengingat keterbatasan dana yang terkum-pul, Dr. Nunung menjelaskan bahwa biaya umroh yang dibebankan kepada para pegawai bergan-tung pada masa kerjanya. Pemberian dana umroh diberikan full hanya bagi karyawan yang telah mengabdi minimal 35 tahun. Sementara untuk karyawan lain yang bekerja di bawah 35 tahun akan terkena potongan Rp 2.000.000 dengan ketentuan interval lima tahun.

Selama proses ibadah umroh, Bu Dekan menegaskan pihaknya tetap memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Dia menuturkan, pelaksanaan umroh sengaja diselenggarakan ketika masa liburan semester agar tidak mengganggu waktu perkuliahan. Selain itu, bagi karyawan yang masa kerjanya belum menginjak dua tahun belum diperkenankan untuk mengikuti program tersebut.

“Pelayanan tetap ada karena beberapa tendik ada yang tidak ikut, kebetulan tendik baru jadi belum memenuhi kriteria untuk umroh. Ada juga beberapa dosen yang baru melahirkan, dan pulang umroh jadi pelayanan mahasiswa masih bisa terhandle. Namun, meskipun tidak ikut mereka juga mendapat kompensasi ,”ujarnya. (Feari/Wiwit)

Farmasi Unisba dan Kebun Quran Ciptakan Hand Sanitizer Herbal Non Alkohol

WARTA UNISBA (WU) -Ditengah wabah covid-19 saat ini, produk hand sanitizer berbahan alkohol dengan kadarnya yang tinggi diatas 70% banyak diburu masyarakat, walaupun dengan harga yang tinggi diatas harga pasaran. Namun, dengan penggunaannya yang terlalu sering, banyak yang mengeluhkan tangan menjadi kering dan iritasi. Belum lagi kontroversi mengenai aspek keha-lalannya karena penggunaan alkohol bagi sebagian umat Muslim dianggap hal yang syubhat.

Melihat hal tersebut Unit Bisnis Farmasi dibawah Lembaga Inkubator Bisnis Produk Halal Lembaga Penelitian dan Pegabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba dan Kebun Quran, bekerja sama menciptakan inovasi hand sanitizer berbahan herbal non alcohol dari ekstrak daun bidara (Ziziphus spina-christi L.) yang halal dan efektif membunuh kuman, serta mencegah infeksi virus terutama COVID -19. Demikian disampaikan Ketua Inkubator Bisnis Produk Halal LPPM Unisba yang juga tim pembuat handz sanitizer ini, Fitrianti Darusman, M.Si., Apt. saat memper-

kenalkan produk hand sanitizer-nya tersebut.Dia mengatakan, hand sanitizer ini tersedia

dalam ukuran 60 ml dengan kadaluarsa kurang dari 30 hari dan aman digunakan sesering mungkin karena bahan pembuatan 100% herbal dari ekstrak daun bidara Arab dengan tambahan antioksidan alami/herbal, serta tidak mengan-dung bahan pengawet sintetik. Sementara, untuk pembiayaan pembuatan hand sanitizer ini bersifat "beli putus" dengan Kebun Quran.

Menurutnya, produk hand sanitizer-nya sudah didaftarkan patennya ke Direktorat Jen-deral Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indo-nesia (Kemenkumham RI). Selain itu, saat ini sedang mengurus perizinan melalui Kementrian Kesehatan yang dilakukan secara online karena produk ini termasuk kedalam Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Harapannya, produk hand sanitizer nya ini dapat bermanfaat dan efektif dalam mencegah penyebaran penyakit infeksi terutama Covid-19.

Selain itu, menjadi solusi kepada masyarakat ter-hadap mahal dan langkanya produk hand sanitizer yang beredar dipasaran.

Dia menjelaskan, awal terjalin kerja sama dengan Kebun Quran, terkait dengan penelitian-nya bersama mahasiswa Farmasi Unisba yang mengambil objek penelitian tanaman bidara yang merupakan komoditas utama tanaman yang dibudidayakan di Kebun Quran. “Kebun Quran dalam hal ini fokus pada upaya pembibitan, pera-watan, pembudidayaan dan penjualan tanaman-tanaman yang disebutkan di dalam Al-Quran khusus bidara Arab,” katanya.

Dari hasil penelitian tersebut, lanjutnya, menghasilkan produk pertama yaitu cairan desinfektan lantai bidara. Kemudian, beberapa waktu yang lalu, keduanya menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai riset, serta menyepakati Unisba sebagai produsen dan Kebun Quran sebagai distributor utama yang memasarkan produk tersebut hingga ke pelosok negeri dengan memanfaatkan media sosial. ***

Page 37: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

LPPM Unisba Pamerkan Hasil Karya Penelitian dan PKM Dosen Unisba

LPPM

WARTA UNISBA (WU)-Dalam rangka menyebar-luaskan informasi dari hasil riset dan pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Unisba dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Lembaga Penelitian dan Pengab-dian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba menye-lenggarakan Unisba Resvex (Research & Com-munity Service Expo) : Pameran Hasil Penelitian Kepada Masyarakat (PPKM) dan Anugerah Inovasi di Aula Unisba, pada Kamis (19/12).

Kegiatan ini menghadirkan pameran hasil karya penelitian dari 11 fakultas yang terdiri dari 38 program studi di Unisba, serta dihadiri oleh Ketua Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd.

Materi pada pameran ini berdasarkan dari hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) para dosen dan mahasiswa sebanyak 446 judul dan biaya sekitar 21,5 Milyar dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Output dan Outcome dari riset dan PKM tersebut, diantaranya, artikel yang sudah dipublikasi di berbagai jurnal nasional dan internasional, buku referansi dan buku ajar, Hak Cipta, Prosiding nasional dan internasional dan paten, sebanyak 1748 buah.

Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si., mengatakan, pameran ini baru pertama kali diselenggarakan oleh LPPM Unisba dan akan menjadikan agenda rutin tahunan bagi Unisba.

Dikatakannya, acara ini mengangkat tema

“Memperkuat dan Membangun Sinergitas dan Integritas untuk Mencapai World Class Research University dan Daya Saing Bangsa” sebagai langkah dalam menghadapi era lndustri 4.0 dan Society 5.0. “Yang menjadi kata kunci adalah kreatifitas dan inovasi, dan ini tidak bisa diimplementasikan dengan baik, manakala tidak ada Sinergitas atau kolaborasi berbagai pihak yang disebut "Pentahelix" (yaitu : Akademisi- Pemerintah lndustri/Pengusaha- Media dan Komunitas),” katanya.

Melalui kegiatan ini dia berharap, seluruh stakeholders internal dan eksternal Unisba mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh warga Unisba dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai bentuk dari tanggung jawab, akuntabilitas dan responsibility Unisba kepada masyarakat.

Sementara itu, Warek I Unisba, Ir. A. Harits Nu'man, M.T., Ph.D., IPM., berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat, spirit dan motivasi baru untuk mewujudkan world class riset serta world class university.

Kegiatan ini juga menghadirkan talkshow dari Founder Aruna Indonesia, Fariud Naufal Aslam dan CEO Perisai Group Perry Tristianto. Selain itu, LPPM Unisba juga memperkenalkan penguatan desa Binaan Unsiba dalam bentuk pendidikan, pelatihan, bimtek, dan lainnya yang diberi nama “Madrasah Bina Desa”.

Pada kesempatan ini pula, LPPM Unisba memberikan apresiasi kepada Dr. Sri Fadilah, S.E., M. Si., Ak. CA. sebagai Peneliti Terbaik; Dr. Nugraha, ST., M.M. sebagai Pengabdi Terbaik; Dr. H. M. Wildan Yahya, Drs., M. Pd. sebagai Anugerah Inovasi Bidang Sosial; Fitrianti Darusman, S.Si., M.Si., Apt. sebagai Anugerah Inovasi Bidang Science; Fakultas Ekonomi & Bisnis sebagai Stand Favorit; dan Fakultas Hukum sebagai Poster Terbaik. (Eki/Wiwit)

WARTA UNISBA (WU) – Berbagi dengan sesama dimasa pandemic COVID-19 tentu bukan hal yang mudah. Namun, membantu meringankan beban orang lain dengan berbagi menawarkan keba-hagian tersendiri, baik bagi pihak yang memberi maupun menerima. Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat yang terkena dampak COVID-19, Universitas Islam Bandung (Unisba) memberikan bantuan sosial khususnya bagi warga sekitar kampus.

Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan bahwa Unisba telah menyalurkan donasi kepada 106 orang diantara-nya 45 orang warga RW 20 Kel. Tamansari Kota Bandung, 18 orang pensiunan Tenaga Pendidik (Tendik) yang tinggal di komplek Perumahan Unisba, 14 orang pedagang deret depan Kampus Unisba, serta Ustad dan Ustadzah. Adapun, ban-tuan yang diberikan pihak Unisba berupa sem-bako dan uang tunai. Bantuan tersebut disalurkan

kepada mereka pada Senin (27/04). “Terimakasih banyak kepada Bapak maupun

Ibu Dosen serta Tendik yang sudah bersedia me-nyisihkan penghasilannya untuk donasi kepada para pihak yang membutuhkan. Total donasi pe-gawai melalui potong gaji bulan April mencapai Rp 32.225.000,”ujarnya.

Selain itu, Unisba juga bekerja sama dengan Koperasi Karyawan dan Dosen (Kopkardos) untuk memberikan paket sembako bagi satpam dan Cleaning Service yang bekerja di Unisba. Total dana yang disalurkan tahun ini mencapai Rp.35.700.000. Warek II berharap, masyarakat yang menerima bantuan tersebut senantiasa diberikan kesehatan dan kesabaran dalam meng-hadapi pandemic COVID-19. Rencananya, donasi semacam ini akan diberikan dalam beberapa tahapan kepada pensiunan dan pihak lainnya yang belum memperoleh bantuan.

Sementara itu, rasa bahagia dan antusias di-

rasakan salah satu pensiunan Unisba, Pak Kusmadi yang memperoleh bantuan tersebut. Beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada Unisba, khusunya para pimpinan yang masih peduli kepada pensiunan Unisba. “Sangat mem-bantu sekali karena saat ini dirumah terus, apa-lagi bantuannya itu memuaskan. Kan bagi pen-siunan, ada yang masih aktif bekerja atau serabutan,” ungkapnya.

Beliau yang pensiun pada tahun 2018 berharap, kebijakan seperti ini tidak hanya ber-henti dan putus sampai saat ini saja. “Kedepan ka-lau Unisba memang ada rezekinya, pensiunan te-tap bisa menikmati rezeki dari penghasilan Unisba karena kami memiliki jasa juga bagi kemajuan Unisba,” harapnya.

Selain itu, beliau juga mengungkapkan, kedepannya Unisba semakin maju, bersinar, jum-lah mahasiswa semakin banyak dan pegawai serta pensiunannya semakin sejahtera.

Hal senada juga diungkapkan pengurus RW 20, H. Kuspriyanto, SH yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Unisba atas bantuannya.” Semoga kebaikan ini menjadi maslahat. Aamiin YRA,” ungkapnya.

Dikatakannya, bantuan yang diterima akan diserahkan kepada janda dan anak yatim piatu dilingkungan RW 20 yang tidak terakomodir oleh pemerintah setempat. (Feari/Eki/Wiwit)

35warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

UNISBA BERI BANTUAN KEPADA WARGA SEKITAR KAMPUS TERDAMPAK COVID-19

Universitas

Page 38: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

WARTA UNISBA (WU) – Menghadapi masa pensiun dengan tenang dan bahagia tak bisa disiapkan secara mendadak. Banyak orang tak siap menghadapi masa pensiun karena merasa kurang memiliki persiapan, terutama dalam hal finansial. Sehingga kemampuan untuk menyusun rencana keuangan yang baik merupakan hal penting dimiliki seseorang agar kehidupan di masa tua lebih terjamin.

Menghadapi persoalan tersebut, Unit Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Universitas Islam Bandung (Unisba) meng-gelar workshop bertema “Literasi Peluang Investasi Bagi Pegawai dan Pensiunan Uni-versitas Islam Bandung” di Student Center Unisba, Senin (2/12). Pada acara tersebut perencana keuangan pensiunan Dr. H. Mokh, Adib Sultan, ST., MT hadir dan membagikan ilmunya mengenai tips jitu menghadapi masa pensiun.

Menurutnya, tak cukup waktu setahun dua tahun untuk memupuk kesiapan masa pensiun. Paling tidak, seseorang mulai menyiapkan diri, khususnya dari segi finansial, minimal sejak 10 tahun sebelumnya. Dia mengatakan, bahkan seseorang yang telah memiliki dana pensiun tetap merasa risau karena pada kenyataanya uang bulanan yang dihasilkan tidak selalu mencukupi.

“Banyak pegawai negeri sipil dan swasta menerapkan sistem potong gaji untuk disi-sihkan ke dana pensiun. Tapi pada kenya-taannya nilai uang semakin lama juga semakin turun karena secara ekonomi kita akan terus mengalami inflasi. Maka tak heran jika sebagai manusia timbul rasa khawatir meskipun sudah memliki dana pensiun,”ujarnya.

Adib mengatakan, jika hanya mengandal-kan tabungan hari tua seseorang tak akan merasa cukup. Oleh karena itu, ada beberapa

hal yang perlu dilakukan calon pensiunan agar mapan saat purnatugas, yakni menyelesaikan masalah hutang, menyiapkan dana darurat, dan mulai berinvestasi. Dia mengatakan, dalam menghadapi masa pensiun setidaknya se-seorang harus memiliki dana darurat sebesar enam kali lipat dari jumlah pengeluaran selama satu bulan.

“Dari dana pensiun yang dimiliki Bapak dan Ibu harus memiliki dana darurat. Uang ini jangan di simpan dalam bentuk uang atau tabungan agar tidak terpakai. Konversikan dana darurat dalam bentuk logam mulia ka-rena memiliki nilai invetasi cenderung naik. Bahkan, tahun ini pertumbuhan harga emas mencapai 26 persen, gunanya untuk digunakan jika suatu saat terjadi bencana yang tidak diinginkan” ujarnya.

Selain itu, Abdi menjelaskan, untuk menghindari perilaku konsumtif di masa pensiun, seseorang harus memiliki tabungan khusus untuk menyimpan biaya operasional. Dia menyarankan, biaya operasional tersebut diperhitungkan hanya untuk satu hingga dua tahun ke depan agar seseorang yang meng-hadapi masa purna bakti dapat menggunakan sisa dana pensiun untuk memulai usaha.

(Feari/Wiwit)

Jelang Pensiun, Pegawai Unisba Ikuti Pembekalan Perencanaan Keuangan

Rektor Lepas 77 Calon Jamaah Umroh UnisbaWARTA UNISBA (WU) – Sebanyak 77 orang jemaah umroh Unisba yang terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan (Tendik) dilepas Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. Miftah Faridl, dan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi,SH., MH., di Masjid Al-Asy'ari Unisba, Jum'at (17/1). Dari jumlah tersebut 43 orang merupakan dosen dan tendik yang diberang-katkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba.

Dalam sambutannya rektor mengungkapkan rasa syukur karena pada tahun ini jemaah umroh Unisba jumlahnya semakin banyak. Rektor mengatakaan, hal tersebut merupakan salah satu bentuk kesejahteraan dari yayasan yang patut disyukuri oleh karyawan Unisba.

Selain itu, rektor berpesan agar jamaah bisa melakukan ibadah umroh dengan baik serta tidak lupa untuk mendoakan Unisba. “Kami berharap Ibu - Bapak sekalian bisa melaksanakan ibadah umroh dengan lancar dan mohon doakan Unisba agar tetap jaya,” kata rektor.

Sementara itu Wakil Rektor II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. menilai, program yang dijalankan oleh FEB Unisba untuk mem-berangkatkan pegawainya umroh sangat mulia. Menurutnya langkah yang ditempuh FEB dapat menjadi role model bagi fakultas lain untuk melaksanakan program serupa.

“Tahun ini FEB mengumrohkan 43 orang pegawai. Ini merupakan program yang sangat baik karena moment tersebut dapat dimanfaatkan

oleh beberapa pegawai untuk pergi bersama pasangan atau anggota keluarga lainnya. Ten-tunya langkah FEB bisa jadi role model bagi fakultas lain,” ujarnya.

Ketua Badan Pengurus Yayasan, Prof. Dr. Miftah Faridl mengungkapkan, umroh merupa-kan ibadah yang wajib disyukuri. Prof. Miftah mengatakan, tidak semua orang diberikan kesem-patan untuk dapat mengunjungi tanah suci. Dia berpesan agar para jemaah dapat melaksanakan ibadah umroh dengan khusyu.

“Kita tahu, jika dijumlahkan tidak akan ada satu persepuluh umat Islam di Indonesia bisa ber-kunjung dan memasuki Kota Mekah. Oleh karena itu berangkat umroh harus dikerjakan dengan penuh kesungguhan karena kita tidak tahu apakah seseorang akan diberikan kesempatan untuk kembali lagi ke tanah suci atau tidak,” ujarnya.

Kepada para jamaah, Prof. Miftah berpesan, sediakan waktu untuk berdoa kepada Allah SWT agar mereka dapat kembali ke Mekkah. Kemudian berpesan agar para jamaah senantiasa mendokan pasangannya karena menurutnya, doa yang paling baik di tanah suci adalah doa untuk orang lain. Apalagi jika orang tersebut tidak mengetahui jika dirinya sedang didoakan. (Feari/Wiwit)

SDM

36 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Page 39: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Prestasi

37warta unisbaEdisi Idul Fitri 1441 H

Peneliti Unisba Raih Paten Pertama dari Dirjen DJKIWARTA UNISBA (WU) - Penelitian dari tim peneliti dosen Unisba meraih paten pertama bagi Unisba setelah memperoleh Sertifikat dan Dokumen Paten yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) beberapa waktu lalu. Tim peneliti yang diketuai DR. Ir. Mohamad Satori, MT., IPU., terdiri atas tiga orang dosen prodi Teknik Industri Unisba dan satu orang dari unsur bengkel, berhasil mempatenkan hasil penelitiannya dengan judul invensi “Sistem Pemanfaatan Residu Daur Ulang Sampah Sebagai Alternatif Energi Mesin Pencacah dengan Gasifikasi-Pirolisis Tertutup”.

Satori mengatakan, inovasi penelitiannya yang memperoleh Paten ini terkait dengan pengembangan energi alternatif dengan alat pengubah residu daur ulang sampah menjadi gas karena adanya fenomena daur ulang sampah yang selalu menghasilkan residu, baik sampah rumah tangga maupun sampah lainnya. “Materialnya tidak bisa didaur ulang, tidak bernilai ekonomis baik organik maupun anorganik. Itu fenomena yang awalnya saya amati sehingga saya berfikir bagaimana mengatasi hal ini,” ujarnya.

Dikatakannya, secara teori materialnya bisa dikonversi menjadi gas dengan fase padat menjadi gas dengan teknologi gasifikasi. “Sebetulnya menga-wali inovasi ini saya mencoba mendalami bagaimana proses gasifikasi itu. Kemudian, material yang residu ternyata masih mengandung plastik sehingga saya padukan lagi dengan teori perolisis dan kami mendapatkan satu teknologi yang disebut dengan gasidikasi-pirolisis karena masih ada plastik yang bisa dikonversi menjadi gas dan minyak,” jelasnya.

Menurutnya, dari hasil penelitiannya yang merupakan hibah Dikti ini, selain menyelesaikan masalah residu yang bisa dimanfaatkan menjadi gas, solar yang dipergunakan sebagai bahan bakar untuk mesin cacah dengan subsitusi gas, dapat menghemat ± 70 – 80 persen pemakaiannya sehingga menghemat bahan bakar dan biaya operasional.

Disinggung soal paten yang diraih timnya, rasa syukur terus diutarakannya karena per-juangannya ditempuh dalam waktu cukup lama, dan membuah-kan hasil memuaskan. “Penelitian ini kami laksana-kan tahun 2012-2013. Saya ajukan di tahun berikut-nya dan baru di tahun 2020 ini patennya keluar,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, pengajuan paten tersebut didasari atas undangan Kemenristekdikti (kini dikelola Kemendikbud) tahun 2014 yang menyata-kan bahwa penelitiannya berpotensi mendapatkan paten. “Kemudian saya ikut pelatihan yang dilaksana-kan beberapa hari oleh Kemenristekdikti. Saya juga didampingi untuk membuat draft paten, membuat legal drafting dan lainnya selama dua hari. Dari situ kemudian dilakukan proses pengajuan oleh Unisba yang ditandatangani ketua LPPM pada saat itu. Setelah itu prosesnya panjang dan memakan waktu,” katanya.

Diakuinya, pada proses pengajuan paten ini, timnya juga dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba, khususnya Pusat HKI dalam menyempurnakan legal drafting yang diajukan kepada DJKI.

Satori berharap, penelitiannya dapat diimple-mentasikan di dunia nyata di bidang persampahan sehingga teknologinya dapat mengatasi masalah residu sampah dengan skala dan tempat tertentu. Selain itu, melalui paten ini juga dapat bermanfaat dan mengibarkan nama Unisba. Untuk itu Unisba harus segera memiliki lembaga inkubasi bisnis.

Sementara itu, Kepala Pusat HKI dan Inovasi Unisba, Hj.Tatty Aryani Ramli, S.H., M.H., menga-takan, LPPM Unisba melalui Pusat HKI terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan pendampingan dosen-dosen peneliti dari prodi-prodi Science untuk terus mencoba mengajukan proposal penelitian yang berorientasi 'Paten'.

Selain melakukan pendampingan secara internal, Pusat HKI juga secara aktif mengundang pihak-pihak yang berkompeten, seperti Direktur Paten dan Pemeriksa Paten untuk menjadi nara-

sumber pada Coaching Clinic Paten, yang dilan-jutkan dengan pendam-pingan menyusun des-kripsi paten yang benar. “Saat ini hasil Coaching Clinic Paten yang sedang diajukan baik untuk Paten biasa maupun Paten sederhana sudah jauh meningkat dibandingkan sebelumnya,” jelasnya.

Selain itu, LPPM Unisba juga turut serta mem-fasilitasi semua supporting elemen untuk peneliti, dari sosialisasi pendampingan dan pendaftaran paten termasuk biaya-biayanya.

Pada kesempatan tersebut, Tatty juga menjelas-kan bahwa paten adalah kekayaan yang tidak berwujud yang bisa memberikan manfaat ekonomi. Selain itu, paten juga merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada inventor atas invensinya untuk selama waktu tertentu (20 tahun) secara monopoli mengelola haknya, baik oleh sendiri atau mengijinkan orang lain untuk melaksanakannya.

Paten juga, lanjutnya, berharganya seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal yang terindex scopus. “Bedanya, artikel/ tulisan yang dipublikasi tentang hasil penelitian, sedangkan paten, penelitiannya menghasilkan produk atau proses baru di bidang teknologi,” jelasnya.

Merujuk hal tersebut maka bagi lembaga, paten memiliki nilai 35 persen dari seluruh penilaian dalam akreditasi dan pemeringkatan Perguruan Tinggi. Sementara bagi dosen yang penelitiannya memperoleh paten, dapat memberikan manfaat sebagai pemegang paten untuk produk atau proses yang dihasilkannya dan dapat diajukan untuk meningkatkan Jabatan Fungsinal (Jafung). Di samping itu, Paten juga memberikan manfaat ekono-mi karena peneliti secara eksklusif memproduksi sendiri atau mengijinkan pihak lain memproduksi-nya dengan imbalan royalti, bisa dijual dan bisa disewakan haknya.

Seorang peneliti jika ingin mendapatkan paten, lanjutnya, harus inovatif. “Penelitiannya harus mengajukan ide baru tentang penyelesaian masalah di bidang teknologi yang “something new sometihng better”. Jangan melakukan penelitian yang peneliti lain sudah lakukan,” ungkapnya.

Selain itu, ide dosen juga harus memiliki nilai kebaruan (novelty), mengandung langkah maju di bidang teknologi yang diteliti (inventive step) dan bisa diproduksi dunia industri (industrial applicable).

Berbagai kendala, tambahnya, akan dihadapi oleh peneliti dalam mengajukan paten. “Biasanya, kendala yang dihadapi adalah ketika peneliti merencanakan penelitian, sering menduplikasi yang sudah ada. Padahal meskipun terbuka, penelitian yang bermaksud untuk mengembangkan produk atau proses yang sudah ada tapi ya itu tadi harus memenuhi tiga unsur paten di atas. Caranya harus melakukan dulu “searching patent” sebelum mengajukan proposal, yaitu menelusuri prior of art (yang sudah lebih dulu). Jadi, penelitian yang diajukan wajib memiliki suatu kebaruan kalau disandingkan dengan peneliti-peneliti lain,” katanya.

Tatty menambahkan, para peneliti juga harus menyadari bahwa hasil penelitiannya dalam pemeca-han masalah dan kebaruan produk atau prosesnya

Pentingnya Paten Bagi Peneliti dan Lembaga

harus bersifat rahasia dan tidak boleh diungkapkan kecuali dalam forum-forum resmi. “Jadi sebaiknya tidak diungkapkan sebelum didaftarkan permoho-nan patennya. Peneliti yang tergesa-gesa melakukan publikasi atas hasil penelitiannya, kadang tidak sadar dia sudah mengungkapkan kepada publik dan ini berakibat penelitiannya sudah tidak baru lagi dan bisa jadi orang lain akan melakukan sedikit modi-fikasi dan lebih dulu mendaftarkan paten atas namanya. Peneliti juga perlu tahu mau memilih antara pu-blikasi di jurnal atau didaftarkan patennya lebih dulu supaya masih terjaga unsur kebaruan dan yang paling dulu daftar,” paparnya.

Untuk mendapatkan paten berlaku sistem pendaftaran yang first to file yang artinya paten diberikan kepada mereka yang pertama kali menga-jukan permohonan jadi adu cepat dengan peneliti lain. Permohonan diajukan kepada DJKI Kemenkum-ham RI, untuk diperiksa baik syarat formal maupun syarat substantif. Masa yang diperlukan minimal 36 bulan.

Dia memberikan trik dan tips agar penelitian dosen dapat memperoleh paten, yaitu penelitian untuk memperoleh paten tidak selalu harus yang spektakuler, lakukan searching paten dengan cermat sehingga peneliti bisa mengajukan keba-ruan dari prior of art. Kemudian belajar membuat deskripsi paten, peneliti harus mempelajari cara membuat deskripsi paten, klaim dan abstrak yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang (UU). Menurut-nya, penolakan sebagian besar terjadi karena peneliti lemah dan tidak mengikuti instruksi baku yang ditentukan UU.(Eki/Wiwit)

Page 40: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Mahasiswa Unisba Juara II KMI 2019WARTA UNISBA (WU) -Mahasiswa Unisba kembali menoreh prestasi ditingkat nasional. Rindi Dwi Ramadhan (Teknik Industri), Fikri Muzzaki Gumilar (Fakultas Ilmu Komunikasi) dan Rizky Ramadhan Adi (Fakultas Psikologi) melalui produk Flamboz Printing berhasil meraih juara II kategori Professional Launching pada kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2019 “KolaborasiX” di Politeknik Negeri Batam, pada 22 s.d. 25 Nov 2019. Sebelum memasuki tahap final, ketiganya terpilih sebagai 14 besar setelah bersaing dengan ratusan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta se-Indonesia.

KMI 2019 “KolaborasiX” adalah sebuah ajang pameran untuk menjalin jaringan usaha, pertu-karan ide-ide usaha kreatif, dan melakukan

38 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

sharing dengan wirausahawan sukses yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembe-lajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti. Peserta ekspo ini terdiri dari delegasi program kewirausahaan, mahasiswa, dosen, dan umum.

Flamboz Printing yang mereka ciptakan merupakan percetakan berbasis aplikasi di-android dengan memberikan kemudahan bagi konsumen melalui teknologi tanpa harus datang langsung ke tempat percetakan. Konsumen cukup menginput data yang akan dicetak setelah men-download aplikasi tersebut di Play Store, kemu-dian hasil cetak akan dikirim kepada konsumen tersebut. (Eki)

FEB Unisba Ukir Prestasi Tingkat NasionalWARTA UNISBA (WU) – Liany Ivtiana, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba dan Edi Sukarmanto, S.E., M.Si., Dosen FEB Unisba berhasil meraih penghargaan sebagai Best Paper 1 pada acara Symposium Ilmiah Akuntansi III bertajuk “Profesi Akuntan di Era Revolusi Industri 4.0” yang diselanggarakan oleh Forum Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi Sumatera Utara IAI KAPd di Universitas Methodist Indonesia, (28/11). Selain itu, Tri Retno (Mahasiswa) dan Dr. Rini Lestari, S.E., M.Si. (Dosen) FEB Unisba juga berhasil meraih Best Paper 2 pada ajang tersebut.

MIPA dan Psikologi Juara KDMI dan NUDC Unisba 2020WARTA UNISBA (WU) – Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) dan University Debating Championship (UDC) 2020 tingkat Perguruan Tinggi di Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali digelar. KDMI merupakan debat bahasa Indonesia tingkat nasional. Sementara NUDC merupakan debat bahasa Inggris tingkat nasional. Tercatat 15 tim NUDC dan 20 tim KDMI turut berpartisipasi dalam kompetisi ini. Kegiatan tersebut berlangsung di Student Center Unisba. Untuk kategori KDMI kegitan berlangsung dari 25 hingga 26 Februari. Sementara untuk NUDC kegiatan digelar 3 sampai 4 Maret.

Setelah melewati persaingan yang ketat, ter-pilih pemenang pertama KDMI tingkat Univer-sitas dari Fakultas MIPA yang terdiri atas Seruni Purwati Djuniar, Dyah Ayu Nurismawati, dan Muhammad Daffa Adilah, kemudian menyusul di posisi kedua, yakni Anisa Arispen, Aida Istihamah, dan Siti Saidah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Sementara urutan ketiga berhasil diraih Adila Putri, Hasani Farhan, Haifa dari Fakultas Kedokteran.

Sementara itu, untuk kategori best speaker juara 1 diraih Seruni Djuniar dari MIPA, juara II , Dyah Ayu Nurismawati (MIPA), dan juara III jatuh kepada Hasani Farhan (Kedokteran). Adapun Siti Saidah Insyira (FEB) menjadi juara harapan 1, Aida Istihamah Effendi (FEB) juara harapan II, dan

Muhammad Daffa Adilah (MIPA) menjadi juara harapan III.

Pada kategori NUDC, juara 1 jatuh kepada tim psikologi 1 yang terdiri atas Lavio Dwipo Zulfan dan Revia Eka Putri. Kemudian menyusul di posisi kedua tim MIPA 1 (Diajeng Azzahra dan Muhammad Bilgary Utama). Sementara tim psikologi 2 (Alviani Karim dan Chikita Anistisya) harus berpuas diri berada di urutan ketiga.

Sementara untuk kategori best speaker, Lavio Dwipo Zulfan (Psikologi) berhasil menyabet juara pertama, juara II, Muhammad Bilgary Utama (MIPA), dan juara III jatuh kepada Revia Eka Putri (Psikologi). Adapun Tiara Chairanti Syahputra (FEB) menjadi juara harapan 1, Chikita Anistisya (Psikologi) juara harapan II, dan Puput Delita Ekamevia (Teknik) menjadi juara harapan III.

Tahun ini, setiap perguruan tinggi diberikan mandat oleh Belmawa untuk melakukan proses seleksi dalam menentukan satu tim NUDC terbaik yang terdiri atas 2 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator; 1 (satu) tim KDMI terbaik yang terdiri atas 3 (tiga) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator.

Dosen Fakultas MIPA yang berperan sebagai juri NUDC, Nety Kurniaty, S.Si.,M.Sc mengatakan, dalam kompetisi KDMI dan NUDC para peserta dituntut dapat menguasai pengetahuan global, menganalisis, membuat judgement, dan meya-

kinkan publik. Pada debat tersebut, mahasiswa dihadapkan pada persoalan-persoalan nyata yang dihadapi suatu masyarakat atau bangsa, dari isu ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, seni, dan lain-lain. Namun, berbeda dengan KDMI, para peserta NUDC juga harus memiliki kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.

Dia menjelaskan, ada beberapa aspek peni-laian yang menjadi bahan pertimbangan atas ter-pilihnya para pemenang di antaranya kemampuan menganalisis dan berargumentas, kecakapan da-lam memainkan peran sebagai pihak pemerintah maupun oposisi, dan kepiawaian dalam menyu-sun strategi dalam menyerang lawan. Setelah ini, para pemenang yang terpilih dalam kategori best speakers akan dibina kembali untuk mematang-kan persiapan berlaga di tingkat wilayah April mendatang.

“Para peserta dalam lomba debat ini sudah cukup bagus dan mengalami peningkatan kualitas dibandingkan tahun lalu. Setiap peserta memiliki keunggulan masing-masing, ada yang public speakingnya bagus tapi kemampuan nalarnya masih kurang, begitupun sebaliknya. Maka pemenang pertama dan kedua dalam kategori best speaker tidak otomatis akan kirim ke tingkat wilayah tapi akan kami asah dan godok terlebih dahulu hingga akhirnya tercipta tim dengan paduan terbaik,”jelasnya. (Feari/Wiwit)

Page 41: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Salbia Salsabila Mulki, Duta Baca Jawa Barat 2020

Prestasi

39warta unisba

WARTA UNISBA (WU) - Tak dapat disangka tetapi itu qadarullah, inilah kalimat yang diungkapkan pertama kali oleh Salbia Salsabila Mulki ketika mahkota dan samir berada dipundak dan kepa-lanya sebagai tanda dinobatkannya sebagai juara I Duta Baca Jawa Barat (Jabar) 2020. Prestasi membanggakan ini telah dia raih melalui per-juangan dan kerja kerasnya setelah bersaing dengan 228 orang peserta lainnya yang sudah memiliki surat rekomendasi dari dinas perpus-takaan daerah kab/kota masing-masing sebagai perwakilan daerah dan sudah lulus tahap admi-nistrasi secara online.

Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fi-kom) Unisba Angkatan 2017 yang juga mewakili Kab. Cianjur ini telah menjalani proses seleksi ketat pada kontes yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pro-vinsi Jawa Barat (Dispusipda Jabar) dengan tema “Meningkatkan Literasi, Inovasi, dan Kreatifitas untuk Mewujudkan Masyarakat Berpengetahuan dan Berkarakter”. Dimulai dari audisi awal untuk seleksi pertama pada Rabu (04/03). Dia dan peserta lainnya diwawancara langsung oleh tim paguyuban Duta Baca dan pejabat Perpustakaan Provinsi (Bapusipda) Jabar. Setelah itu, dia masuk sebagai finalis 54 besar.

“Sebanyak 54 besar pewakilan kab/ kota yang ada di Provinsi Jabar ini sudah menjadi bagian dari Paguyuban Duta Baca Jabar untuk sama-sama berkolaborasi dan bersinergi dalam mem-bangun literasi negeri dan mengkampayekan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” ungkap Bia, panggilan akrabnya.

Selanjutnya Bia dikarantina bersama ke-53 finalis lainnya di Hotel Lingga Bandung selama 3 hari 2 malam, Selasa s.d. Kamis (10 s.d. 12/03).

Berbagai kegiatan dilaluinya, seperti kunjungan ke Bio Farma untuk menambah pengetahuan mengenai literasi kesehatan, lalu ke Museum Gedung Sate untuk memahami literasi budaya dan kewarganegaraan. Sisanya dihabiskan di Hotel Lingga, untuk menerima pembekalan dewan juri dan menyelesaikan berbagai tan-tangan dari dewan juri, seperti membuat vlog dan essay dalam waktu yang sudah ditentukan.

Anggota Korps Protokoler Mahasiswa Unisba ini selanjutnya mempresentasikan beberapa program literasinya yang sudah digarap, yaitu menjadi salah satu pioneer West Java Leader's Reading Challenge (WJLRC), lalu perintis komunitas GEMA (Gerakan Membaca), dan sudah melakukan PKM Literasi Media di SD 1 Pasir Impun Ujung Berung. Selain itu, bersama beberapa dosen Fikom Unisba melakukan PKM Literasi Media di YPC Tasikmalaya. Lalu, dia juga mengajukan program Ekspos Literasi dan Inklusi social project.

“Hal ini berangkat dari permasalahan bahwa banyak sebetulnya gerakan aksi literasi di Jabar tetapi hanya segelintir orang saja yang menge-tahui dan terlibat dalam aksi literasi itu, padahal gerakan gemar membaca dan diskusi literasi itu sangat dekat dengan kita,” ungkapnya.

Proses selanjutnya yang dilaluinya yaitu keberhasilannya masuk ke-24 besar. Pada sesi ini dilakukan tanya jawab selama 1 menit. Setelah itu, pada tahap akhir, dia masuk menjadi 12 besar dengan sesi tanya jawab publik yang durasi menjawabnya selama 5 menit. Serta tambahan 1 menit untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri kehormatan. Dari tahap akhir ini diumumkan pemenangnya. Salbia beserta rekannya Rohman Hikmat, mahasiswa Unpad perwakilan Kab.

Sukabumi berhasil meraih juara 1.Tentu, amanah yang diembannya ini akan

dilakoninya selama satu tahun ke depan. Tugas yang akan dijalaninya yaitu berkaitan mengenai literasi dan peningkatan melek literasi di Jabar.

“Sejauh ini tugasnya berkaitan mengenai literasi dan peningkatan melek literasi di Jabar dengan bertugas di bawah naungan Dispusipda Jabar, mengajak dan mengkampanyekan kegiatan literasi dan gemar membaca serta meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya literasi, ikut mendukung misi gubernur terkait peningkatan angka literasi di Jabar, serta membantu ekspos kegiatan dan koleksi perpustakaan,” ungkap Bia.

Harapannya, melalui prestasi yang diraihnya ini dapat mendorongnya untuk lebih aktif lagi dalam aksi kontribusi dan dedikasi untuk negeri dalam meningkatkan melek literasi, khususnya di Provinsi Jabar. Selain itu, prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan lainnya dan memicunya untuk selalu berkaya dalam bidang literasi.

“Bagi saya, menjadi duta baca bukanlah untuk eksistensi diri tetapi yang menjadi tujuan utama yakni harus selalu berkaya, mengabdi, dan menginspirasi,” pungkasnya. (Eki)

Rani Terpilih Sebagai The Best Tendik Unisba 2019WARTA UNISBA (WU) – Rani terpilih sebagai The Best Tenaga Pendidikan (Tendik) Universitas Islam Bandung (Unisba) 2019. Pemilihan ber-langsung secara demokratis melalui sistem voting yang melibatkan seluruh Tendik di lingkungan Unisba. Tendik yang mengabdi di Fakultas Teknik Unisba ini berhasil mengungguli Nida Hamidah, S.Psi dari Fakultas Psikologi. Pada ajang pemi-lihan tersebut, kedua peserta diminta untuk

mempresentasikan materi dengan tema “Peran Tenaga Kependidikan di Universitas Islam Bandung”, di Aula Utama Unisba, Kamis (14/11).

Sebelum tampil di acara puncak pemilihan The Best Tendik Unisba 2019 , Rani dan Nida telah melalui proses seleksi yang ketat dan menyisih-kan enam kandidat lainnya melalui serangkaian tes antara lain Baca Tulis Al-Qur'an (BTAQ), Materi Keunisbaan, dan Microsoft office. Para

peserta yang terpilih sebagai kandidat juga harus memenuhi beberapa kriteria penilaian yakni kehadiran, attitude, dan produktivitas dalam bekerja.

Acara yang digelar pertama kali ini, men-dapatkan dukungan penuh dari Warek II Unisba, Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. Menurutnya, ajang pemilihan tersebut dapat memberikan energi positif bagi seluruh tendik untuk lebih giat dalam bekerja. Selain itu, Warek II berharap ter-pilihnya Rani sebagai The Best Tendik bisa menjadi teladan dan membantu jajaran pimpinan dalam mensosialisasikan sebuah kebijakan kepada rekan sejawatnya.

“Ketika tendik teladan terpilih, kami ingin dia juga menjadi duta. Artinya tendik teladan tidak hanya menjadi sauri teladan tapi turut membantu kami mensosialisakan atau mengkondisikan suatu kebijakan tertentu yang berkaitan dengan kepegawaian, khususnya tendik,”ujarnya.

Selain mendapatkan gelar The Best Tendik 2019 Unisba, Rani juga mendapatkan penghar-gaan berupa uang tunai sebesar Rp. 10.000.000. Sementara, Nida yang menempati posisi runner up mendapatkan hadiah sebesar Rp. 3.000.000. Warek II berharap, kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahun guna menciptakan iklim kerja yang positif. (Feari/Wiwit)

Edisi Idul Fitri 1441 H

Page 42: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah

Lavio Dwipo Zulian,

Peraih Juara I Ajang Internasional AEO

Prestasi

WARTA UNISBA (WU) - Lavio Dwipo Zulian, mahasiswa tingkat akhir Fak Psikologi Unisba menorehkan prestasi yang membanggakan. Ia berhasil meraih juara I pada ajang internasional bergengsi Asian English Olympics (AEO) “Manifest Your Dream” yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Binus University Jakarta.

Lavio berhasil memenangkan kejuaraan ter-sebut setelah melewati dua sesi yaitu Preminary yang bersaing dengan 35 orang perserta, 2 orang diantaranya dari Unisba yaitu Shahnaz Afia dan Andini Semantik. Kemudian Quarter Final yang bersaing dengan 20 peserta dan meraih nilai tertinggi mengungguli 2 peserta dari Politeknik Balik Palau, Malaysia dan Military Institute of Science and Technology, Bangladesh. Dibabak final, peserta termasuk Lavio diharuskan mewa-wancari Desi Anwar (Presenter Senior Indonesia) menggunakan Bahasa Inggris.

Para peserta dinilai oleh para juri yang berkompeten di bidangnya, yaitu Zilvia Iskandar (Jurnalis Senior Metro TV) dan Pauline Verzosa (news anchor CNN dari Filipina). Bentuk lomba

yang diikuti bervariasi dengan berbagai format dan dirancang untuk benar – benar menguji skill newscasting partisipan mulai dari live report, reading soft and hard news, tag team, talkshow and interview.

Lavio mengakui, kemampuan berbahasa Inggrisnya saat ini berada di tingkat advance atau influence. Dia kuasai sejak di bangku kelas 2 SMA dan belajar secara intens sejak kelas 3 SMP.

Banyak perlombaan yang telah Lavio ikuti. Tahun sebelumnya Lavio juga meraih Juara I di Perlombaan Bahasa Inggris yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Rencana ke depan Lavio akan mengikuti seleksi National University Debating Championship (NUDC) di tingkat universitas sebagai seleksi awal berlanjut ke tingkat LLDIKTI dan nasional.

Dia berharap, prestasi yang diraihnya ini bisa menjadikan inspirasi bagi lainnya, tidak hanya satu bidang tapi bidang lainnya. Selain itu, ke depan Lavio akan terus mengikuti berbagai ajang untuk menorehkan prestasi semaksimal mungkin. (Eki/Wiwit)

40 warta unisba Edisi Idul Fitri 1441 H

Mardianto Karim S.Stat.,

Wisudawan Nonmuslim Peraih IPK TertinggiWARTA UNISBA (WU) - Sebagai Perguruan Tinggi Islam (PTS), Unisba tidak hanya menerima calon mahasiswa muslim saja. Akan tetapi, Unisba memberikan kesempatan kepada siapa pun dengan berbagai latar belakang keyakinan apa pun untuk menempuh pendidikan hingga men-jadi Sarjana bahkan Doktor.

Salah satu mahasiswa nonmuslim yang menempuh pendidikan di Unisba hingga menjadi wisudawan yaitu Mardianto Karim, S.Stat. Ia memperoleh IPK tertinggi sebesar 3,99 dengan menempuh Pendidikan S1-nya selama 3,5 tahun dan tujuh semester yang dilantik menjadi wisu-dawan pada Pelantikan Doktor, Magister, Profesi dan Sarjana Gel I T.A 2019/2020 yang diseleng-garakan di Aula Unisba, pada (15/02).

Berbagai mata kuliah keilmuannya dan pendidikan agama Islam (PAI) yang ditempuh selama tujuh semester mampu ia lalui dengan nilai sempurna, yaitu nyaris semuanya mem-peroleh A. “Hanya satu mata kuliah saja yang bernilai A- yaitu proses stokastik,” katanya.

Pria keturunan Tionghoa ini memilih menem-puh Pendidikan S1 di Program Studi (Prodi) Statistika Fakultas MIPA Unisba karena ke-inginannya berkuliah di Kota Bandung dan pe-guruan tinggi swasta yang statistikanya mem-pelajari aktuaria ada di Prodi Statistika Unisba. Diakuinya, sempat ada pertentangan dan ha-langan dari kedua orang tuanya untuk memberi-kan izin berkuliah di Unisba. Namun, karena tekadnya yang bulat, tidak menghentian langkah dan semangatnya untuk tetap berkuliah di Unisba.

Kewajibannya untuk mengikuti mata kuliah PAI selama berkuliah di Unisba tidak juga menyurutkan pria yang berkeyakinan Budha ini untuk mempelajarinya selama tujuh semester. Bahkan seluruh nilai PAI yang dipelajarinya mulai

dari akidah, fikih, akhlak, sejarah Islam, dan disiplin ilmu Islam lainnya diperoleh dengan nilai A. Nilai yang diperoleh tersebut menurutnya karena setiap bahan ajar yang diberikan dosen PAI selalu dipelajarinya secara fokus.

Selain itu, pesantren mahasiswa baru dan calon sarjana dan pengembangan karir juga ia ikuti sebagai prasyarat sidang skripsi dan kelulusan di Unisba. Hanya saja yang ia ikuti pelajaran di kelas saja, untuk salat dan ceramah di masjid tidak ia ikuti. Diakuinya, ia sangat menikmati belajar PAI selama tujuh semester tanpa ada beban.

Selama berkuliah di Unisba, ia aktif di unit kegiatan mahasiswa menjadi pengurus Unit Bulu-tangkis (UBTU) Unisba dan Himpunan Mahasiswa Statistika (Himasta) Unisba. Ia juga memperoleh beasiswa dari alumni statistika pada semester tiga dan beasiswa Djarum pada semester lima dan enam.

Ke depan, ia akan melanjutkan bekerja. Di samping itu, jika ada rezeki dan kesempatan ia berencana untuk melanjutkan Magister di luar negeri. Negara yang ia pilih yaitu Kanada atau Amerika Serikat. Disinggung tentang mempe-lajari kembali Pendidikan Agama Islam setelah lulus dari Unisba, ia menyatakan rasa bimbangnya akan mendalaminya kembali atau tidak.

Anak kedua dari empat bersaudara ini mengungkapkan bahwa prestasi akademiknya tidak hanya diperoleh dibangku kuliah saja tapi selalu ia raih mulai dari bangku SD hingga SMA. “Dari SD sampai SMA saya selalu juara umum atau peringkat 1 dan 2 disekolah,” ujarnya.

Pria kelahiran 26 juni 1998 ini mengatakan, jika ayahnya yang seorang wiraswasta dan ibunya guru sekolah di Kota Tanjung Balai, tatkala mendidik anak-anaknya sama seperti orang tua

pada umumnya. “Pendidikan orang tua tidak memaksa anak-anaknya untuk belajar tapi motivasi belajar dari kita sendiri (anak-anaknya). Orang tua saya kalau anak-anaknya juara diapresiasi, kalau tidak mampu di satu mata pelajaran ngga memaksa. Kakak saya yang berhasil diakademis memotivasi saya untuk mengikuti jejaknya,” pungkasnya. (Eki/Wiwit)

Page 43: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah
Page 44: Kkan sebesar Unisba yang sudah mendapatkan berbagai predikat · 2020-06-04 · Dari Redaksi EHIDUPAN organisasi selalu dinamis, apalagi lembaga pendidi-K kan sebesar Unisba yang sudah