Kitab Al Kafi Dan Kedudukannya

15
Kitab al-Kafi al-Kulaini Leave a reply BAB I PENDAHULUAN Berangkat dari kebutuhan pusat-pusat keilmuan dan beberapa masalah, yaitu seperti ketika penyebaran dan pengajaran hadis berlangsung begitu semarak di hauzah, namun pada saat itu tidak ada sebuah kitab rujukan yang dapat menjawab berbagai kebutuhan dan tuntutan keilmuan ulama Syi’ah. Oleh karena itu, para ulama Syi’ah sejak awal abad ke-4 H mengambil langkah untuk menyusun kitab-kitab hadis yang lebih lengkap. Usaha-usaha ini dengan menjadikan hadis-hadis para imam sebagai sumber dan rujukan telah melahirkan Empat Kitab Utama (Kutub al-Arba’ah) dalam tema-tema fikih dan beberapa kitab berkaitan dengan akidah. Di samping itu, kitab al-Kafi merupakan kumpulan dari berbagai hadis di bidang fikih dan akidah. Dalam makalah ini akan membahas secara singkat seputar kitab al-Kafi Al-Kulaini. BATASAN MASALAH Adapun yang akan di bahas dalam makalah ini di antaranya: 1. Biografi tentang Al-Kulaini 2. Karya-karya Al-Kulaini 3. Kedudukan al-Kafi 4. Guru-guru dan murid-murid Al-Kulaini 5. Kajian seputar nama kitab 6. Kajian seputar motivasi Kulaini dalam penulisan kitab 7. Sistematika, metode dan isi kitab al-Kafi Al-Kulaini 8. Pandangan dan Kritik Terhadap Kitab al-Kafi al-Kulaini dari Kalangan Syi’ah dan Sunni. BAB II PEMBAHASAN

description

filsafat ilmu

Transcript of Kitab Al Kafi Dan Kedudukannya

Kitab al-Kafi al-KulainiLeave a replyBAB IPENDAHULUANBerangkat dari kebutuhan pusat-pusat keilmuan dan beberapa masalah, yaitu seperti ketika penyebaran dan pengajaran hadis berlangsung begitu semarak di hauzah, namun pada saat itu tidak ada sebuah kitab rujukan yang dapat menjawab berbagai kebutuhan dan tuntutan keilmuan ulama Syiah. Oleh karena itu, para ulama Syiah sejak awal abad ke-4 H mengambil langkah untuk menyusun kitab-kitab hadis yang lebih lengkap.Usaha-usaha ini dengan menjadikan hadis-hadis para imam sebagai sumber dan rujukan telah melahirkan Empat Kitab Utama (Kutub al-Arbaah) dalam tema-tema fkih dan beberapa kitab berkaitan dengan akidah. Di samping itu, kitab al-Kaf merupakan kumpulan dari berbagai hadis di bidang fkih dan akidah. Dalam makalah ini akan membahas secara singkat seputar kitab al-Kaf Al-Kulaini. BATASAN MASALAHAdapun yang akan di bahas dalam makalah ini di antaranya:1.Biograf tentang Al-Kulaini2.Karya-karya Al-Kulaini3.Kedudukan al-Kaf4.Guru-guru dan murid-murid Al-Kulaini5.Kajian seputar nama kitab6.Kajian seputar motivasi Kulaini dalam penulisan kitab7.Sistematika, metode dan isi kitab al-Kaf Al-Kulaini8.Pandangan dan Kritik Terhadap Kitab al-Kaf al-Kulaini dari Kalangan Syiah dan Sunni.BAB IIPEMBAHASAN1.A.Biograf Muhammad bin Yakub KulainiNama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad bin Yakub bin Ishaq Kulaini Razi,[1] beliaudilahirkan sekitar tahun 254 H dan atau 260 H di kampung yang bernama al-Kulain,[2] desaKulain merupakan kelahiran Kulaini, sebuah desa yang termasuk dalam wilayah kota Ray.[3]Namun, mengenai kapan tepatnya al-Kulaini lahir, tidak ditemukan data yang jelas, tetapi beliau wafat pada tahun 329 H di kota Baghdad.[4] Beliau dikebumikan di pintu masuk Kufah[5] atau di Babul Kufah Baghdad.[6]Pada tahun-tahun pertama sejak dilahirkan, beliau tetap tinggal di desa tempat lahirnya lalu pergi ke kota Qom guna belajar ilmu-ilmu agama. Setelah belajar dengan para ulama besar hauzah Qom, untuk menyempurnakan ilmunya, beliau melakukan berbagai perjalanan, di antaranya beliau pergi menuju hauzah-hauzah di Kufah, Naisyabur dan Baghdad. Setelah bertemu dengan para pembesar berbagai hauzah, beliau kembali ke kota Ray.[7]Kulaini menyusun kitab al-Kaf selama dua puluh tahun dengan melakukan perjalanan ilmiah untuk mendapatkan hadis-hadis dari berbagai daerah, seperti Irak, Damaskus, Beaalbak, dan Talfs.[8] Ketika itu ia adalah marja masyarakat Syiah Ray dan tempat rujukan para pencari ilmu agama. Berkenaan dengan hal itu Najasyi[9] menulis, Pada dasarnya Kulaini merupakan tokoh dan pemuka Syiah di kota Ray dan di bidang hadis adalah sosok yang paling dipercaya dan amanah.[10]Setelah menyelesaikan ensiklopedia hadisnya pada tahun 327 H, Kulaini berangkat menuju Baghdad dan dalam waktu dua tahun masa akhir hidupnya, beliau membacakan dan meriwayatkan al-Kaf kepada jumlah terbatas dari para sahabat dan muridnya.[11] Namun tak satu pun dari kitab-kitab itu yang sampai ke tangan kita.[12]1.B. Karya-Karya Al-KulainiKarya tulis Syaikh al-Kulaini di antaranya:a. Kitab ar-Rijl.b. Kitab ar-Radd al al-Qarmithah.c. Kitab Rasil al-Aimmah as.d. Kitab Tabir ar-Ruy.e. Kumpulan syair yang memuat kasidah-kasidah yang pernah dilantunkan para penyair tentang manaqib Ahlulbait as.f. Kitab al-Kf. Kitab ini adalah karya al-Kulaini yang paling spektakuler.[13]C. Kedudukan Al-KafSejak permulaan abad ke-3 H muncul kecenderungan melakukan pembagian bab-bab hadis dan menyusun kitab-kitab ensiklopedia hadis (jami ahadis), sehingga banyak kitab yang ditulis dalam kaitan ini. Sayangnya, sementara penyebaran dan pengajaran hadis berlangsung begitu semarak di berbagai hauzah, namun tidak ada sebuah kitab rujukan yang dapat menjawab berbagai kebutuhan dan tuntutan keilmuan. Berangkat dari kebutuhan pusat-pusat keilmuan dan beberapa masalah yang lain inilah, para ulama Syiah sejak awal abad ke-4 H mengambil langkah untuk menyusun kitab-kitab hadis yang lebih lengkap.[14]Al-Kaf adalah kitab Syiah yang ditulis pada abad ke-4 H.[15] Hadis-hadis al-Kaf mencapai 16.199 hadis.[16] Al-Kulaini tidak seperti al-Bukhari yang menseleksi hadis yang ia tulis.[17] Dial-Kaf, Al Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi al-Kulaini hanyalah sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as. Tidak ada sedikitpun pernyataan al-Kulaini bahwa semua hadis yang dia kumpulkan adalah otentik. Oleh karena Itulah ulama-ulama sesudah Beliau telah menseleksi hadis ini dan menentukan kedudukan setiap hadisnya.[18] Sejak akhir abad ke-7 H muncul kecenderungan baru di kalangan ulama Syiah dalam pemilahan hadis pada beberapa jenis hadis, seperti hadis shahih[19], hasan[20], muwatstsaq[21], dhaif[22] dan qawiy (kuat)[23].[24] Di antara ulama Syiah tersebut adalah Allamah AlHilli yang telah mengelompokkan hadis-hadisal-Kaf[25] menjadi beberapa jenis seperti yang telah disebutkan di atas.Dari hadis-hadis al-Kaf, Sayyid Ali Al-Milani menyatakan bahwa terdapat 5.072 hadis shahih, 144 hadis hasan, 1.128 hadis muwatstsaq, 302 hadis qawiy dan 9.480 hadis dhaif.[26] Berbeda dengan Syahid Tsani, dengan melakukan penelitian atas sanad hadis-hadis di dalam kitab al-Kaf ini, beliau menyampaikan bahwa di dalam al-Kaf terdapat5.073 hadis shahih, 114 hadishasan, 1.118 hadis muwatstsaq, 302 hadis qawiy dan 9.485 hadis dhaif.[27]Namun, dari kedua ulama Syiah di atas hadis-hadis yang dikelompokkan ke dalam beberapa jenis tersebut, ketika seluruhnya ditotal jumlahnya tidak sama persis mencapai 16.199 hadis. Dari Sayyid Al-Milani sendiri untuk mencapai 16.199 hadis masih kurang 73 hadis, sedangkan dari Syahid Tsani masih kurang 107 hadis.Suatu hadis jika terdapat dalam al-Kaf maka tidak bisa langsung dikatakan shahih. Hadis itu harus diteliti sanad dan matannya berdasarkan kitab Rijal Syiah atau merujuk kepada Ulama Syiah tentang kedudukan hadis tersebut.1.D.Guru-guru dan Murid-murid Al-KulainiGuru-guru al-Kulaini yaitu Ali bin Ibrahim Qommi, Muhammad bin Yahya Aththar, Abu Ali Asyari, Husin bin Muhammad, Muhammad bin Ismail, Hamid bin Ziyad, Ahmad bin Idris dan Ali bin Muhammad.[28]Perlu diketahui bahwa selain dari nama yang telah disebutkan, Kulaini juga masih mempunyai guru-guru ternama lainnya, di antaranya yaitu: Abu Jafar Muhammad bin Hasan bin Farrukh Shafar, Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Said terkenal dengan sebutan Ibnu Uqdah dan Abu Sulaiman Dawud bin Kureh Qommi.[29]Pendapat lain menyebutkan di antara para guru al-Kulaini yang dikenal sebagai ulama jenius pada masa mereka adalah sebagai berikut:a. Ahmad bin Muhammad bin Ashim al-Kuf.b. Hasan bin Fadhl bin Zaid al-Yamani.c. Muhammad bin Hasan ash-Shafr.d. Sahl bin Ziyad al-Adami ar-Razi.e. Muhammad bin Hasan ath-Thai.f. Muhammad bin Ismail an-Naisyaburi.g. Ahmad bin Mehran.h. Ahmad bin Idris al-Qomi.i. Abdullah bin Jafar al-Himyari.[30]Berkaitan dengan murid-murid al-Kulaini, sangat sedikit informasi tentang mereka. Sebagaimana dijelaskan Najasyi dan Allamah Hilli yang menyebutkan bahwa Kulaini adalahguru hadis, marja fatwa dan pemimpin hauzah kota Ray, maka dari keterangan ini dipahamibahwa seharusnya Kulaini mempunyai banyak murid. Akan tetapi, tidak ditemukan data-data sejarah yang menjelaskan tentang siapa saja murid-murid beliau di hauzah tersebut.[31]Namun, di lain pihak ada juga yang menyebutkan bahwa banyak para fuqaha dan perawi hadis mazhab Syiah yang pernah menimba ilmu dari Syaikh al-Kulaini, di antaranya:a. Ibn Abi Raf ash-Shaimuri.b. Ahmad bin Ahmad al-Katib al-Kuf.c. Ahmad bin Ali bin Said al-Kuf.d. Abu Ghalib Ahmad bin Zurari.e. Jafar bin Muhammad bin Qawlawaeh al-Qomi.f. Ali bin Muhammad bin Musa ad-Daqqaq.g.Muhammad bin Ibrahim an-Numani yang lebih dikenal dengan sebutan Ibn AbiZainab.h.Muhammad bin Ahmad ash-Shafwani.i. Muhammad bin Ahmad as-Sinani az-Zahiri yang bermukim di kota Ray.j. Muhammad bin Ali Jiluyeh.k. Muhammad bin Muhammad bin Isham al-Kulaini.l. Harun bin Musa.[32]E.Kajian seputar Nama KitabMengenai alasan penamaan kitab ini, perlu ditegaskan bahwa sepertinya kitab ini tidak dinamakan dengan nama al-Kaf oleh penulisnya. Memang terbukti bahwa Kulaini sama sekali tidak menyinggung nama kitab di dalam khotbah (mukadimah) karya besar ini, walaupun pada beberapa masa berikutnya, Syekh Thusi[33] dan Najasyi menyebut kitab Kulaini dengan al-Kaf.[34] Akan tetapi dapat diduga bahwa nama al-Kaf sebetulnya diambildari khotbah Kulaini dalam mukadimah kitabnya, yang didalamnya ia menulis: Wa qulta innaka tuhibbu an yakuna indaka kitabun kafn yujmau fhi min fununi ilmiddin ma yaktaf bihil mutaallimu wa yarjau ilahil mustarsyidu (dan engkau telah mengatakan bahwa engkau menginginkan adanya sebuah kitab di sisimu di dalamnya terkumpul semua cabangilmu agama yang penuntut ilmu akan merasa cukup dengannya dan dapat menjadi rujukan orang yang mencari petunjuk).[35]Hingga akhirnya beliau mengatakan: wa qad yassarallahu wa lahulhamdu talifa ma saalta (dan segala puji bagi Allah, Dia telah memudahkan penulisan kitab yang engkau minta).Al-Kulaini sendiri menyatakan, Sesungguhnya Anda ingin mempunyai sebuah kitab yang lengkap yang terhimpun di dalamnya semua bidang ilmu agama (Islam) yang memadai bagiseseorang pelajar, yang menjadi rujukan bagi pencari hidayah dan orang yang menginginkanilmu agama serta mau beramal dengannya, bisa mengambil daripadanya melalui riwayat-riwayat yang sahih dari orang-orang yang benar a.s. (Imam-imam Ahl al-Bait)dan (berisi) sunnah yang diyakini bisadiamalkan serta (dengan athar-athar ini) bisa dilaksanakan segala kefardhuan yang ditetapkan oleh Allah azza wa jalla dan sunnah nabi-Nya s.a.w.dan keluarganya. Dan aku katakan: Jika demikian, aku harapkan ia (kitab) ini menjadi sebab untuk Allah memberikan pertolongan dan taufq-Nya kepada saudara-saudara kita dan penganut ajaran kita serta memberikan petunjuk kepada mereka.(al-Kulan, Mukaddimah al-Usul min al-Kaf,juz. 1,hal. 8)[36]1.F. Kajian Seputar Motivasi Kulaini dalam Penulisan KitabPenulisan al-Kaf disebabkan karena ada seorang pencinta (Ahlulbait) dan peduli pada tasyayyumeminta pada Kulaini untuk menulis sebuah ensiklopedia (tentang riwayat-riwayat tasyayu) dan Kulaini menerima permintaan saudara seakidahnya itu. Secara pasti tidak diketahui siapa nama orang tersebut, namun ada kemungkinan bahwa seseorang itu adalah Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Qadhaah Shafwani atau Muhammad bin Ibrahim Numani.[37]Sebagaimana dapat juga dikatakan salah satu motivasi Kulaini dalam menulis al-Kaf adalah banyaknya riwayat yang saling bertentangan dengan masa itu. Dengan menukil surat permintaan dari temannya, Kulaini sedikit banyak telah menyinggung masalah ini. Beliau juga menyebutkan beberapa kriteria untuk membedakan hadis yang shahih dari yangtidak shahih, yaitu dengan menyesuaikan hadis dengan al-Quran, adanya pertentangan dengan riwayatammah (selain Syiah) dan berpegang pada hadis-hadis yang disepakati (ijmaiy). Meskipun demikian, beliau kemudian menjelaskan bahwa dengan menggunakan beberapa kriteria di atas, tetap tidak dapat membedakan antara riwayat yang shahih dan yang tidak shahih kecuali hanya sedikit. Karenanya beliau dalam rangka mengetahui riwayatyang shahih menggunakan kriteria yang lain, yaitu neraca taslim dan ridha[38].[39]G. Sistematika, Metode dan Isi Kitab al-Kaf al-KulainiAl-Kaf merupakan kitab hadis yang menyuguhkan persoalan pokok agama (ushul), cabang-cabang (furu)dan taman (rawdhah[40]).[41] Sebagaimana yang di ketahui, kitab al-Kaf di antara Empat Kitab Utama (Man L Yahdhuruh al-Faqih, karya Syaikh ash-Shaduq, At-Tahdzb, karya Syaikh ath-Thusi, al-Istibshr, karya Syaikh ath-Thusi dan al-Kaf, karya Syaikh al-Kulaini).memang lebih unggul dari sisi kandungan masalah-masalah fqih dan akidah.[42] Kitab ini di susun dalam jangka waktu yang cukup panjang, selama dua puluh tahun yang tidak ada bandingannya.[43]Metode dan gaya penulisan Kulaini dalam hal sanad adalah dengan memuat seluruh sanadsecara lengkap. Namun dalam hal isnad riwayat, terdapat beberapa masalah yang patut dicatat berikut ini:1.Keberadaan Sanad dalam Bentuk Muanan[44]Isnad yang seperti ini biasanya kekuatan (tahammul) para perantara sanad tertutup dan tidak diketahui. Akan tetapi, berkaitan dengan Kulaini yang dikenal oleh semua pihak tentangwatsaqah dan amanahnya, penukilan riwayat yang beliau lakukan dengan cara muanan, semata-mata untuk meringkas sanad.[45]1.Adanya Irsal dan Taklik pada Sebagian Sanad Riwayat.Berkenaan dengan beberapa riwayat yang memiliki sanad sama, Kulaini biasanya menyebutkan riwayat pertama dengan sanad lengkap dan riwayat berikutnya hanya mencukupkan dengan keterangan: wa bi hadza al-isnad (dan dengan sanad yang sama).[46]1.Musytarakat dalam Sanad-Sanad RiwayatPada sebagian sanad al-Kaf terdapat beberapa musytarakat (kesamaan nama) yang sebagian mudah dibedakan dan sebagian yang lain cukup sulit dibedakan. Di antara musytarakat kitab al-Kaf dapat disebutkan nama-nama: Ahmad bin Muhammad, Ibnu Sinan, Hamad, Ibnu Mahbub, Ibnu Fadhal dan Muhammad bin Ismail.[47]1.Adanya Para Perawi Dhaif dalam SanadTelaah rijali atas sanad-sanad sebagian riwayat al-Kaf menunjukkan bahwa ada beberapa rijal al-Kaf yang menurut pandangan ulama rijal seperti Kasyi, Najasyi, dan Syekh Thusi adalah rijalyang dhaif. Para rijal ini pada umumnya termasuk dalam kelompok Ghulat[48]. Bahwasanya Kulaini mengikuti metode ulama klasik (qudama) dalam mengukur kesahihan riwayat.[49]1.Telaah atas Maksud Iddatun Min Ashhabina dalam Ungkapan KulainiYang dimaksud dari kata iddatun dalam iddatun min ashhabina adalah sekelompok guru-guru Kulaini atau masyayikh bi al-ijazah yang bertujuan mempersingkat sanad atau karena disebut dan tidak disebutnya nama-nama itu tidak berpengaruh pada shahih dan lemahnya riwayat, maka nama-nama tersebut tidak dimuat secara rinci.[50]H. Pandangan dan Terhadap Kitab al-Kaf al-Kulaini dari KalanganSunni dan SyiahSebagian orang dari kalangan Sunni menilai kedudukan al-Kaf di sisi Syiah sama denganShahih Bukhari di sisi Sunni. Mereka yang mengkritik Syiah ini, telah membawakan riwayat-riwayat yang ada dalam kitab rujukan Syiah yaitu al-Kaf dalam karya-karya mereka, seraya mereka berkata Kitab al-Kaf di sisi Syiah sama seperti Shahih Bukhari di sisi Sunni.[51]Kalangan Syiah memang mengakui bahwa al-Kaf, karya al-Kulaini memang menjadi rujukan Syiah, namun dalam mengambil hadits sebagai rujukan ulamaSyiah akan menilai kedudukan haditsnya, baru menetapkan fatwa. Mereka mengatakan bahwa al-Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as.[52]Sebagian dari kalangan Syiah sendiri terdapat perbedaan pendapat. Sebagian ada yang mencukupkan atas kitab tersebut tanpa melakukan ijtihad. Misalnya, Abdul Husain Syafruddin Al-Musawi, dalam kitabnya Al-Murajaat dengan tegas mengatakanbahwa keempat kitab tersebut menjadireferensi (Syiah) Imamiyah dalam ushul dan furunya, dari zaman pertama hingga zaman kini. Riwayat keempat kitab tersebutmutawatir dan kandungannya dipastikan keshahihannya. Dan al-Kaf yang tertua, termulia, terbaik, dan yang paling teliti.[53]Sementara sebagian yang lain, mereka tidak mengklaim hadis-hadis dalam kitab mereka (al-Kaf) sebagai sahih.[54] Menurut mereka tidak ada sedikitpun pernyataan al-Kulaini bahwa semua hadis yang beliau kumpulkan otentik. Maka, mereka tidak setuju jika ada orang menilai kedudukan al-Kaf di sisi Syiah sama dengan Shahih Bukhari di sisi Sunni. Bahkan mereka menuduh orang yang melakukan hal itu bertujuan untuk mengelabui orang awam yang tidak tahu-menahu tentang al-Kaf.[55]Sebagiamana pendapat Al-Sayyid Muhammad al-Mujahid al-Tabatabai (1242H) juga mengemukakan hujah bahwa tidak semua riwayat al-Kaf sahih. Hal ini diungkapkan oleh Hasyim Maruf Husyein dalam kitabnya yaitu Dirasat Hadits. (hal.135-136). Hal yang sama juga dikatakan oleh Ayatullah Husayn `Ali al-Muntazari mengenai ketidaksahihan riwayat dalam al-Kaf dalam kitabnya Dirasahf Makasib al Muharomah, juz III, hal. 123. Ia mengatakan:Kepercayaan al-Kulaini akan kesahihan riwayat (di dalam kitabnya) tidak termasuk dalam hujah syariah karena dia bukanlah masum di sisi kami.[56]BAB IIIPENUTUPKesimpulanNama lengkap al-Kulaini adalah Abu Jafar Muhammad bin Yakub bin Ishaq Kulaini Razi, dilahirkan sekitar tahun 254 H dan atau 260 H di wilayah kota Ray dan wafat pada tahun 329 H di kota Baghdad. Karya-karya beliau di antaranya: kitab ar-Rijl, kitab ar-Radd al al-Qarmithah, kitab Rasil al-Aimmah as, kitab Tabir ar-Ruy, kumpulan syair yang memuat kasidah-kasidah yang pernah dilantunkan para penyair tentang manaqib Ahlulbait as dan kitab al-Kf. Al-Kafmerupakan karya al-Kulaini yang paling spektakuler dan kitab lebih unggul di antara Kitab Empat Utama. Hadis-hadis yang termuat dalam al-Kaf berjumlah 16.199 buah hadis. Adapun motivasi Kulaini dalam menulis al-Kaf, yaitukarena permintaan dari temannya. Metode dan gaya penulisannya dalam hal sanad adalah dengan memuat seluruh sanad secara lengkap. Sanad lengkap yang ada tersebut merupakan salah satu dari kelebihan kitab al-Kaf ini.Karya Sri Khasanah & SyarofahDAFTAR PUSTAKAMaarif, Majid. 2012. Sejarah Hadis. Jakarta: Nur Al-Huda.http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012).http://Hidayatullah.com (5 November 2012)http://www.al-shia.org (27 November 2012)http://agil-asshofe.blogspot.com (24 November 2012)http://syiahali.wordpress.com (24 November 2012) [1]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), h.454.[2]http:wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Dr. I. K. A. Howard, al-Kutub al-Arbaah: Empat Kitab Hadis Utama Mazhab ahl al-Bait, Jurnal al-Huda, vol II, no. 4, 2001, hlm. 11.[3]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 454.[4]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 454.[5]http:wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Dr. I. K. A. Howard, al-Kutub al-Arbaah: Empat Kitab Hadis Utama Mazhab ahl al-Bait, Jurnal al-Huda, vol II, no. 4, 2001, hlm. 11.[6]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 456; Rijal Najasyi, nomor 1026; Rijal Syaikh Thusi 495.[7]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 454.[8]http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); M. Alfatih SuryadilagaKitab al-Kaf al-Kulaini, (Yogyakarta: TERAS, 2003), hlm. 307, lihat juga al-Kulaini Muqaddimah Usul al-kaf al-Kulaini, ditahqiq oleh Ali Akbar al-Gifari, juz I (Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1388), hlm. 310.[9]Nama lengkap Najasyi adalah Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abbas Najasyi berkunyah Abul Husain terkenal dengan sebutan Najasyi atau Ibnu Najasyi adalah salah seorang ulama rijal Syiah. Lihat: Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 447.[10]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 455; Rijal Najasyi, nomor 1026. Lihat juga keterangan yang seperti ini pada Khulashat al-Aqwal, hlm. 145.[11]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 456; Thusy,Tahdzib al-Ahkam, bagian Musyayyakhah, juz 10, hlm.29.[12]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 456.[13]http://www.al-shia.org (27 November 2012)[14] Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 453.[15]http://agil-asshofe.blogspot.com (24 November 2012)[16]http;//syiahali.wordpress.com (24 November 2012)[17] http://agil-asshofe.blogspot.com (24 November 2012)[18]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)[19]Hadis sahih menurut mereka (Syiah) adalah hadis yang bersambung sanadnya kepadaimam yang mashum serta adil dalam semua tingkatan dan jumlahnya berbilang. Dengan kata lain, hadis sahih menurut mereka adalah hadis yang memiliki standar periwayatan yang baik dari imam-imam di kalangan mereka yang mashum. Lihat:http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Jafar Subhani, Ushul al-Hadis wa Ahkamuhu filmi al-Dirayah (Qumm, Maktabah al-Tauhid, t.th), hlm. 48.[20]Hadis hasan menurut Syiah adalah hadis yang bersambung sanadnya kepada imam yang mashum dari periwayat adil, sifat keadilannya sesuai dalam semua atau sebagian tingkatan para rawi dalam sanadnya. Lihat: http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Ali Ahmad al-Salus, Ensiklopedi Sunnah-Syiah; Studi Perbandingan Hadis &Fiqih, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1997), hlm. 129.[21]Muwatstsaq adalah hadis yang diriwayatkan perawi bukan Syiah tetapi dipercayai oleh Syiah. Lihat: http://Hidayatullah.com (5 November 2012); Hadis muwassaq yaitu hadis yang bersambung sanadnya kepada imam yang mashum dengan orang yang dinyatakan siqah oleh para pengikut Syiah imamiyah, namun dia rusak akidahnya, seperti dia termasuk salah satufrqah yang berbeda dengan imamiyah meskipun dia masih seorangSyiah dalam semua atau sebagian periwayat, sedangkan lainnya termasuk periwayat yang sahih. Lihat:http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012)[22]Menurut pandangan Syiah, hadis dhaif adalah hadis yang tidak memenuhi salah satu dari tiga kriteria (sahih, hasan, dan muwassaq). Lihat: http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com(24 November 2012); Ali Ahmad al-Salus, Ensiklopedi Sunnah-Syiah; Studi Perbandingan Hadis & Fiqih, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1997), hlm. 130.[23]Menurut muhaqqiq dan muhaddis al-Nuri, yang dimaksud dengan tingkat kuat adalah karena sebagian atau semua tokoh sanadnya adalah orang-orang yang dipuji oleh kalanganMuslim non-Imami, dan tidak ada seorang pun yang melemahkan hadisnya. Lihat:http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Ayatullah Jafar Subhani, Menimbang Hadis-hadis Mazhab Syiah; Studi atas Kitab al-Kaf dalam al-Huda: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Islam, diterbitkan oleh Islamic Center, Jakarta, vol II, no. 5. 2001, hlm. 37[24]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 467.[25]http://agil-asshofe.blogspot.com (24 November 2012)[26]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)[27]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 467.[28]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 457; Untuk mengetahi jumlah riwayat dari masing-masing mereka, lihat Mujam al-Rijal, juz 18, hlm. 54 dan 58, juga lihat Majid Maarif, Pazyuhesyi dar Tarikh-e Hadis-e Syieh, hlm. 463.[29]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 457; Kulaini,Al-Kaf, juz 1, hlm. 14 (Mukadimah: al-Syakhuh)[30]http://www.al-shia.org (27 November 2012)[31]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 457.[32]http://www.al-shia.org (27 November 2012)[33]Syaikh Thusi dengan nama lengkap Abu Jafar Muhammad bin Hasan Thusi adalah seorang fakih, rijali, mufasir,ahli sastra, ahli kalam dan pembesar Syiah, lahir di kawasan Khurasan pada tahun 385 H. Lihat: Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis. (Tehran: Nur Al-Huda, 2012),484.[34]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 457; Rijal Najasyi, nomor 1026; Fihrist Syaikh Thusi, nomor591.[35]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis. (Tehran: Nur Al-Huda, 2012), 459; Kulaini, Al-Kaf, juz 1, hlm 8 & 39; M. B. Bahbudi, Guzideh-e Man La Yahdhuruh al-Faqih, juz 1, hlm. 8; Kulaini, Al-Kaf, juz 1,hlm.19.[36]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)[37]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 459.[38]Taslim dan Ridha maksudnya yaitu dalam menghadapi dua riwayat yang saling bertentangan dan keduanya shahih dari sisi sanad dan qarinah-qarinah lain, maka dalam rangka tunduk pada perintah-perintah Allah, diambillah salah satu riwayat dan yang lain ditinggalkan. Lihat: Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 461.[39]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 460-461.[40]al-Rawdhah (taman) adalah kumpulan hadis yang menguraikan berbagai segi dan minatkeagamaan serta termasuk beberapa surat dan khutbah para imam. Juz ini berisi tentang pernyataan tentang ahl al-bait, ajaran para imam, adab orang-orang saleh, mutiara hukum dan ilmu, yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Dinamakan al-rawdhah (taman) karena berisihal-hal yang bernilai dan berharga, yang identik dengan taman yang menjadi tempat tumbuh bermacam-macam buah dan bunga. Lihat: http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Lihat dalam Mukadimah al-Rawdhah, hal 9. Dikutip dalam Ali Ahmad al-Salus,Ensiklopedi Sunnah-Syiah; Studi Perbandingan Hadis & Fiqh, (Jakarta: al-Kausar, 1997), hal. 140.[41]http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012).[42]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 461.[43]http://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com (24 November 2012); Ayatullah Jafar Subhani, Menimbang Hadis-hadis Mazhab Syiah; Studi atas Kitab al-Kaf dalam al-Huda: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Islam, diterbitkan oleh Islamic Center, Jakarta, vol II, no 5. 2001, hlm. 36.[44]Muanan yaitu rangkaian sanad yang diikat dengan lafadz an.[45]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis,cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 462.[46]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 463.[47]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadi,s cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 463.[48]Ghulat atau dikenal sebagai pelaku dusta, takhlith, lemahnya daya ingat dan beberapa masalah berkaitan dengan akidah serta akhlak.[49]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 464.[50]Dr. Majid Maarif, Sejarah Hadis, cetakan pertama. (Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), 464.[51] http://agil-asshofe.blogspot.com (24 November 2012)[52]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)[53] http://Hidayatullah.com (5 November 2012); Lihat: al-Musyawi, al-Murajaat, No. 110 hal. 314.[54] http://syiahali.wordpress.com (24 November 2012)[55]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)[56]http://Hidayatullah.com (5 November 2012)