KISTA RONGGA MULUT

20
KISTA PADA RONGGA MULUT Kista merupakan rongga patologis dalam jaringan keras maupun jaringan lunak yang berisi cairan. Cairan kental tersebut dibungkus oleh dinding yang berepitel. Kista tersebut dapat tumbuh secara ekspansif dan mendesak jaringan disekelilingnya. Dinding epitel itu berasal dari sel-sel epitel semasa perkembangan embriologis dan oleh karenanya mempunyai potensi untuk memperbanyak diri. Pertumbuhan tersebut dapat berasal dari”reduced enamel epithelium” dari mahkota gigi, dapat pula berasal dari epithelial rest of Mallassez. Berdasarkan diagnosa perawatan kista dapat direncanakan sesuai dengan keadaan yang berbeda. Ada 3 dasar perawatan : 1. Enukleasi 2. Marsupialisasi 3. Marsupialisasi + Enukleasi Klasifikasi Stone’s oral dan dental disease, berdasarkan patogenesis dari kista : A. Odotogenic Cysts 1. Primordial cysts 2. Gingival cysts 3. Dentigerous cysts - central type - lateral type 4. Eruption cysts 5. Periodontal cysts - radiculer - lateral - residual

Transcript of KISTA RONGGA MULUT

Page 1: KISTA RONGGA MULUT

KISTA PADA RONGGA MULUT

Kista merupakan rongga patologis dalam jaringan keras maupun jaringan lunak yang

berisi cairan. Cairan kental tersebut dibungkus oleh dinding yang berepitel. Kista tersebut

dapat tumbuh secara ekspansif dan mendesak jaringan disekelilingnya. Dinding epitel itu

berasal dari sel-sel epitel semasa perkembangan embriologis dan oleh

karenanya mempunyai potensi untuk memperbanyak diri. Pertumbuhan tersebut dapat

berasal dari”reduced enamel epithelium” dari mahkota gigi, dapat pula berasal dari

epithelial rest of Mallassez.

Berdasarkan diagnosa perawatan kista dapat direncanakan sesuai dengan keadaan yang berbeda.

Ada 3 dasar perawatan :

1. Enukleasi

2. Marsupialisasi

3. Marsupialisasi + Enukleasi

Klasifikasi

Stone’s oral dan dental disease, berdasarkan patogenesis dari kista :

A. Odotogenic Cysts

1. Primordial cysts

2. Gingival cysts

3. Dentigerous cysts

- central type

- lateral type

4. Eruption cysts

5. Periodontal cysts

- radiculer

- lateral

- residual

B. Non odontogenic

- Median Cysts

- Incisive Canal atau Nasopalatinal Cysts

- Globulo Maxillary Cysts atay Intra Alveolar Cysts

- Nasolabial atau Extra Alveolar Cysts

C. Haemorragic atau Traumatic Bone Cysts

Page 2: KISTA RONGGA MULUT

Klasifikasi menurut Killey dan Kay

I. Intra Osseus Cysts

A. Odontogenic

1. Apical

- radicular

- residual

- lateral periodontal

2. Follicular (dentigerous)

3. Primordial

4. Laminal (Odontogenic kerato cysts)

B. Non Odontogenik

1. Fissural

a. Median alveolar

b. Median mandibular

c. Median palatal

d. Globulo maxillary

2. Vestigial

Nasopalatine

C. Non Epithelial Bone Cysts

a. Solitary bone cysts

b. Aneurysmal bone cysts

c. Stafne’s idiophatic bone cavity

II. Cysts of The Soft Tissue

a. Salivary

b. Gingival

c. Dermoid

d. Bronchial

e. Thiroglossal

f. Nasolabial

Periodontal Cysts

a. Lateral

b. Apical

c. Residua

Page 3: KISTA RONGGA MULUT

Dentigerous and Primordial Cysts

a. Coronal

b. Lateral

c. Circumferential

d. Primordial

Bone Cysts

a. Stafne’s idiophatic cavity

b. Solitary bone cysts

Fissural Cysts

a. Nasolabial

b. Median alveolar

c. Globulo maxillary

d. Median palatal

e. Nasopalatina

Patogenesis :

Kista - kista odontogenik berasal dari sel - sel epitel masa perkembangan gigi.

Mengenai mekanisme terbentuknya kista ada beberapa pendapat :

1. Sel-sel epitel berproliferasi terus menerus. Sel-sel bagian tengah tambah menjauhi tepi

dimana terdapat sumber makanan untuk sel-sel tersebut. Akibat sel-sel bagian tengah tersebut

mengalami degenerasi dan mencair dan terbentuk kista yang kecil.

Lapisan sel-sel epitel luar berproliferasi terus menerus, sel-sel bagian tengah

bertambah banyak mengalami degenerasi dan mencair, akhirnya bertambah besar pula

kista tersebut.

2. Asal dari suatu granuloma, jaringan granulasi yang mengandung sel-sel peradangan

dikelilingi oleh epitel yang berproliferasi, oleh aksi dari enzim, maka sel peradangan tersebut

dilarutkan sehingga membentuk suatu kista.

3. Menurut Rushton dan Cook, kista terjadi karena sel-sel mengalami autolisis dan menimbun

dalam rongga yang dikelilingi sel-sel epitel. Akibat autolysis tersebut menyebabkan

tekanan osmose dalam rongga bertambah, tekanan ini menyebabkan lebih banyak

sel-sel yang dimatikan pada bagian tengah dan terjadi pula penarikan ke dalam

rongga tersebut, oleh karena lapisan luar rongga kista merupakan lapisan yang

semi permeabel, akibatnya kista bertambah besar.

Page 4: KISTA RONGGA MULUT

Intra Osseus Cysts

Odontogenik cysts (kista odontogenik) umumnya disebabkan oleh suatu reaksi inflamasi

akibat suatu infeksi dari pulp dan mengenai jaringan periapical.

Apical cysts (periodontal cysts)

Radicular cysts

Insidensi : Termasuk kista yang paling banyak ditemukan dalam rongga mulut.

Lebih banyak ditemukan pada orang dewasa.

Etiologi : Merupakan suatu lanjutan dari periapical granuloma.

Gambaran klinis :

Sering penderita tidak ada keluhan, dapat pula menimbulkan rasa sakit bila mengalami infeksi.

Lokalisasi macam-macam kista tersebut.

1. Lesi pada apex gigi

- Kista radicular

- Kista residual (tidak ditemukan akar gigi, akar tersebut telah dicabut)

2. Lesi pada midline maxilla

- Medium cysts

- Incisive canal cysts

3. Lesi pada tempat yang tidak pernah tumbuh gigi (tidak ada benih gigi)

- Primordial cysts

4. Lesi dimana terdapat gigi impasi

- Dentigerous cysts

5. Globulomaxillary cysts ditemukan antara incisive lateral dan caninus

6. Traumatic Bone Cysts dapat ditemukan pada semua bagian rahang dan tergantung

dari arah trauma

Page 5: KISTA RONGGA MULUT

Gambaran klinis secara umum :

1. Asimptomatis pada suatu kista yang kecil ukurannya

2. Bila ukurannya cukup besar

- Terjadi pembengkakan rahang

- Jika terjadi reasorbsi sebagian dari tulang yang menutupinya, maka pada palpasi

akan memberikan kesan “egg shell creckling”

- Jika terjadi reasorbsi tulang seluruhnya maka akan memberi kesan fluktuasi pada palpasi

- Apabila terjadi perforasi ke rongga mulut, maka penderita akan merasakan bau

yang kurang enak, dan lain sebagainya

3. Ekspansi suatu kista umumnya ke buccal

4. Tidak bertanda radang jika tidak terinfeksi

5. Gigi-gigi pada lesi tersebut mengalami migrasi

6. Gambaran rontgen (circumscribed dan radioluscency)

Untuk membantu diagnosa dilakukan :

A. rontgen photo

B. aspirasi biopsy

Bila kista tidak meradang maka warna cairan aspirasi putih kekuning-kuningan.

Warna cairan kista tergantung pula pada jumlah cholesterin yang ada.

Untuk melihat adanya cholesterin tersebut cairan kista ini diletakkan pada kertas absorbent

(tampon) kemudian dikeringkan sehingga terlihat adanya kristal-kristal.

Diagnosa Banding suatu kista yang terinfeksi adalah Danto Alveolar Abscess berdasarkan

anamneses terjadinya.

RO terdapat area yang translucency yang berdinding circumscribed dan meliputi akar gigi.

Dan rongga tersebut mengandung cairan, epitel yang mengelilingi adalah ”Squama epithellium”

Kista Non Odontogenik

Vestigial Cysts

a. Kista median atau kista median alveolar

Merupakan kista yang sangat jarang ditemukan.

Patogenesis

Oleh sisa-sisa epitel dari ronga mulut masa embrional dan terjepit di garis persambungan

kedua processus yang akan membentuk maxilla maupun mandibula

Page 6: KISTA RONGGA MULUT

Histopatologi

Kista median alveolar dikelilingi stratified squamous dari jaringan penghubung dari

beberapa sel inflamantory. Median palatal cysts dilapisi oleh squamous atau columnus sel.

Kista median alveolar, kista yang tumbuh di tengah alveoli dari kedua incisivus centralis.

Kista median letaknya agak ke belakang dari palatum.

Gambaran klinis

Kista ini mula-mula timbul diantara akar gigi incisivus centralis dan kalau membesar

menyebabkan pergeseran ke lateral dari gigi-gigi tersebut. Pembengkakan dapat

ke labial atau palatinal. Gigi tersebut masih vital. Median palatal cysts atau kista median,

terdapat di belakang foramen incisivum sering ada keluhan bahwa adanya rasa garam

jika lidah menekan palatum tersebut.

Gambaran rontgen

Median alveolar cysts, pada pemeriksaan rontgen foto memperlihatkan daerah yang

radioluscent di bagian depan dari foramen incisivum dan antara kedua incisivus centralis

sehingga memberi gambaran seperti “jantung”. Jika ditemukan pada penderita

yang edentulous gambaran kist tersebut dapat berbentuk bulat.

b. Nasopalatina cysts (Incisive canal cysts)

Muncul dari canalis incisivus

Patogenesis

Incisive canal terdapat diantara persambungan dari processus nasofrontal dan maxilla.

Biasanya sudah tertutup sewaktu lahir. Ujung dari saluran ini bermuara di rongga hidung

dan ditutupi oleh sel epitel rongga hidung, sedangkan ujung yang lain yang bermuara

di rongga mulut ditutupi oleh sel epitel lapisan rongga mulut.

Penyebab terjadinya kista ialah mungkin oleh keradangan dari canalis, jika canalis tersebut

masih ada, oleh keradangan ini maka canalis tersebut tersumbat dan

mengakibatkan pembentukan suatu kista retensi. Tetapi mungkin juga oleh proliferasi

dari sel epitel yang tertinggal dalam canalis tesebut dan kemudian oleh karena

terjadi degenerasi dan menjadi kista. Kemungkinan lain tentang terjadinya kista oleh

karena terjepitnya kelenjar mucous dari saluran nasopalatina (kelenjar ludah).

Insidensi : asimptomatik, ditemukan satu prosen pada pemeriksaan rontgen.

Page 7: KISTA RONGGA MULUT

Histopatologi

Lapisan epiteliumny mungkin epitel berlapisan gepeng (squamous stratified) atau

ciliared columnar epithelium, tergantung asalnya rongga mulut atau rongga hidung.

Gambaran klinik

Kista ini lambat pertumbuhannya dan sering asimptomatik, sering ada keluhan

adanya rasa garam dalam mulut. Jika kista tepat dibawah papilla incisivus,

maka akan tampak pembengkakan kebiruan dan jika ditekan mengeluarkan lendir.

Gigi-gigi dekat kista tersebut dalam keadaan vital, jika kista tersebut membesar

penderita baru mengeluh adanya kelainan pada rongga mulut. Pada palpasi sering

kista tersebut terasa fluktuasi, dapat pula adanya tanda radang jika terinfeksi.

Gambaran rontgen foto :

Dapat membentuk bilateral, bulat ataupun berbentuk jantung, tergantung keadaannya

pada garis median.

c. Non Epithelial Bone Cysts (Solitary Bone Cysts)

Biasanya disebut sebagai haemmorragic bone cysts, extravasation cysts dan

progressive bone cavity. Lebih sering ditemukan pada bagian atas diafisis tulang humerus

atau tulang-tulang panjang lainnya, meskipun jarang tapi dapat pula ditemukan

pada mandibula.

Teori terjadinya :

Oleh Prommer (1920) mengatakan bahwa perdarahan dalam tulang oleh suatu trauma

kemudian tidak terjadi organisasi oleh darah dan sel-sel mati yang mencair.

Pembesaran dari kista ini hanya mungkin terjadi karena adanya perembesan cairan

sumsum tulang dan menyebabkan resorbsi dari trabekula tulang.

Teori lain mengatakan bahwa pada tempat kista ini akan terjadi lebih dahulu

suatu daerah yang iskemik kemudian terjadi evascular necrose. Sebab terjadinya

daerah iskemik oleh emboli atau trombosis.

Etiologi

Beberapa teori penyebab :

1. Trauma dan haemmorhagic dengan kegagalan organisasi

2. Spontaneous atropy pada jaringan

3. Abnormal kalsium pada metabolisme

4. Chronic low grade infectius

5. Necrosis of fatty marrow secondary to ischemia

Page 8: KISTA RONGGA MULUT

Gambaran klinis

Umumnya asimptomatis, hanya ditemukan secara kebetulan dalam pemeriksaan

roentgen foto. Jarang terjadi ekspansi pada tulang.

Gigi-gigi dalam regio kista tersebut mengandung mass of bone fragment, blood cloth dan

small scraps of sort tissue.

Pemeriksaan rontgen

Kelihatan suatu daerah yang radioluscent dengan dinding bagian luar yang tidak teratur.

Differential diagnose

Untuk traumatic bone cyst dengan kista jinak adalah berdasarkan hasil biopsi aspirasi.

Kista traumatik sering tidak berisi cairan cholesterin.

Stafne’s idiophatic bone cavity (jarang ditemukan, sebenarnya bukan suatu kista,

hanya gambaran klinis dan foto rontgen mirip kista).

d. Dermoid Cysts (Dermoid Inclusion Cysts)

Kista-kista tersebut menyerupai epidermal atau epidermid cyst. Pada kista tersebut

ditemukan adanya rambut, sebaceous glands atau gigi, sehingga memberi bentuk

suatu cystic teratoma. Pada rongga mulut disebut sebagai ”Dermoid inclusion cyst”

dan asalnya ektoderm. Kista ini jarang ditemukan, kebanyakan penderita muda.

Lokalisasinya di dasar mulut, submandibular dan sublingual region.

e. Bronchial Cleft Cyst

Tumbuh dari sisa-sisa arcus branchialis.

Globulo maxillary atau fissural intra alveolar cyst

Patogenesis

Kista ini terbentuk dipersambungkan dari processus globule maxillary, sisa sel-sel epitel

terjepit di kedua processus ini dan berproliferasi, membesar diantara incisivus lateral

dan caninus, tapi tak ada hubungannya dengan gigi tetangganya. Gigi tetap dalam

keadaan vital.

Histopatologi

Lapisan epitheliumnya dapat berupa stratified squamous epithelium/columnar epithelium.

Page 9: KISTA RONGGA MULUT

f. Cyst of The Soft Tissue (Salivary Gland Cyst atau Retention Cyst)

Kelenjar ludah dalam mulut mempunyai suatu sistem yang kompleks untuk tempat air ludah

ke mukosa bagian permukaan. Suatu kerusakan pada sistem tersebut dapat

menyebabkan tertimbunnya cairan sehingga menimbulkan suatu keadaan yang

disebut “mucocele” atau retention phneumonum.

Mucocele dan retention phneumonum adalah retensi kista yang kecil, terdapat pada bibir,

pipi dan daerah-daerah yang mempunyai accessory salivary glandula dalam rongga mulut,

kecuali pada setengah bagian anterior palatum durum tidak ditemukan ada

jenis retention cyst ini.

Etiologi

Banyak penyebabnya, salah satunya adalah trauma.

Trauma menyebabkan ruptur dari ductus system, dimana sekret tersebut tidak melalui

sistem semestinya, melainkan melepaskan dia masuk ke glandula parenkim atau

supporting stroma sekelilingnya dan menghasilkan suatu granulomatosa reaksi (mucocele).

Gambaran klinis

Mucocele atau retention phenomenum.

- Mempunyai ukuran yang bervariasi dari beberapa milimeter hingga beberapa centimeter

- Permukaan berwarna kebiru-biruan

- Elevated, bentuk bulat atau oval

- Pembengkakan yang translucent

- Bila ada trauma akan menyebabkan ruptur dari kista tersebut, sehingga kista ini

dapat menghilang kemudian muncul lagi.

Histologi

Pada pemeriksaan ditemukan suatu rongga yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng

yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrous. Hal ini ditemukan pada retention phenomonum.

Sering pula, epithel lined lumen mengalami kerusakan atau hilang dan terjadi

akumulasi mucoid material (mucocele). Dalam sekresi ditemukan campuran

sel-sel inflamantory yang akut dan jaringan fibroblastik yang muda.

Pada jaringan salivary gland terjadi fibrosis dan atropi acinar struktur.

Treatment dan Prognosis

Surgical excision bersama dengan associated salivary tissue.

Page 10: KISTA RONGGA MULUT

g. Ranula

Merupakan suatu retention cysts yang besar, terdapat di daerah mulit. Asal kata Ranula

ialah dari bahasa latin yang disebut sebagai ”little frog”, yang disebut Ranula

atau kista sublingual adalah kista yang jinak, berlokasi pada dasar mulut daerah bawah lidah

dan mempunyai hubungan dengan glandula sublingualis.

Etiologi

Sama dengan terjadinya suatu mucocele. Terbentuknya secara perlahan-lahan pada

dasar mulut dan umumnya pada satu sisi. Beberapa penyebabnya :

1. Kongenital

2. Radang

3. Batu calcium carbonat atau calcium phosphat

4. Trauma

Gambaran klinis

Asalnya dari kelenjar sublingual dan terjadi pembengkakan pada dasar mulut,

dapat meliputi suatu sisi atau kedua-duanya. Penderita tidak merasa sakit,

biasanya karena besarnya bertambah hingga penderita merasa terganggu waktu berbicara

dan mengunyah.

- Warna permukaan merah kebiru-biruan

- Konsistensi kenyal

- Ukuran bervariasi

- Translucent

- Circumscribed

h. Periodontal Cyst

Patogenesis

Pada jaringan periodontium terdapat sekelompok sel-sel epitel yang disebut sebagai

sel-sel Mallasez. Sel-sel ini merupakan sisa-sisa root schact of Hertwig.

Sel-sel ini tertinggal di dalam periodontium dalam keadaan laten, oleh sesuatu

rangsangan ringan yang terus menerus, maka sisa-sisa sel ini akan memperbanyak diri

membentuk suatu kista menurut tempat atau lokasi tumbuhnya kista, pada akar gigi

yang dibagi atas :

- Type lateral, kista ini tumbuh di bagian lateral akar gigi penyebabnya

- Type radicular, tumbuhnya kista tepat pada ujung akar gigi

- Type residual, kadang-kadang tumbuh kista pada rahang dimana gigi penyebabnya

telah dicabut, kemungkinan terjadinya karena tertinggalnya suatu kista kecil

atau granuloma yang mengandung sel-sel berpotensi untuk proliferasi waktu pencabutan.

Page 11: KISTA RONGGA MULUT

Tanda-tanda dan gejala klinik

- Bila kecil ukuran kista tersebut, penderita tidak ada keluhan

- Keluhan rasa sakit dan pembengkakan merupakan tanda-tanda bahwa kista

tersebut meradang, gigi yang bersangkutan biasanya goyang

- Terjadinya fistula oleh karena peradangan atau pembesaran yang progresif dari kista

Oleh karena kista periodontal dapat multi occular, maka harus dibedakan

dengan adamantinoma. Untuk tujuan itu dapat dilakukan aspiration biopsy.

i. Primordial Cysts

Patogenesis

Merupakan kista yang primitif, berasal dari sel-sel epitel enamel organ,

tahap pertama sebelum pembentukan gigi jaringan gigi. Kemungkinan kista ini tumbuh

dari benih gigi biasa atau gigi yang berlebihan, oleh suatu rangsang yang kurang jelas,

lapisan reticulair stellata mengalami degenerasi sel-sel dan membentuk rongga

dengan pengumpulan cairan di antara inner dan outer enamel epithelium.

Penimbunan cairan bertambah terus menyebabkan kista tersebut menjadi makin besar.

Mekanisme pembesaran kista ini sama dengan kista-kista lain.

Histopatologi

Ditemukan adanya epitel yang dikelilingi oleh connection tissue seperti ditemukan

pada dentigerous cyst.

Insidensi : kista ini jarang ditemukan pada rahang, sering ditemukan pada regio

molar tiga mandibula

Gambaran klinik

Kista primordial terdapat pada anak muda biasanya tanpa keluhan, hanya ditemukan

secara kebetulan pada pemeriksaan foto rontgen. Maka gigi yang bersangkutan

tidak tampak dalam lengkungan. Bila kista ini membesar, gigi tetangganya

mengalami desakan dari kista, maka gigi tersebut akan menjadi miring.

j. Gingival Cysts (kista gingiva)

Patogenesis

Kista tersebut tumbuh dari sisa epitel dari dental lamina, biasanya kista ini kecil

dan akan menghilang sendiri. Kista ini dapat pula muncul oleh karena inflamasi

atau trauma sehingga terjadi proliferasi gingival epithelium. Kista demikian digolongkan

non odontogenik kista.

Page 12: KISTA RONGGA MULUT

Histopatologi

Bervariasi karena asalnya berbeda, misalnya odontogenik atau non odontogenik.

Sel kista ini biasanya ditemukan adanya lapisan epithelial yang tipis mengelilingi

massa keratin like material.

Gambaran klinik

Kista gingival biasanya biasanya didapatkan secara kebetulan sewaktu

pemeriksaan histologis dari jaringan gingiva. Dalam klinik biasanya kelihatan

sebagai pembengkakan kecil dari gingiva. Perawatan : excision.

Etiologi

Dapat disebabkan oleh :

1. Traumatic inflamation epithelium

2. Sisa-sisa dental lamina

k. Eruption Cysts (kista erupsi)

Biasanya kista tersebut ditemukan pada anak-anak, tempatnya di atas gigi sulung

atau gigi permanen yang belum erupsi. Sering jenis kista ini digolongkan

sebagai Dentigerous Cysts. Karena asalnya sama berasal dari enamel organ

sesudah occolusal enamel terbentuk.

Gambaran klinik

- Ditemukan pada anak-anak

- Menutup suatu eruptive deciduos tooth atau gigi permanen

- Kelihatan suatu pembengkakan yang kecil, ditutupi mukosa, warna merah kebiru-biruan

l. Dentigerous Cysts (kista dentigerous/follicular cyst)

Pada kantong kista tersebut ditemukan mahkota maupun bagian lain dari gigi.

Patogenesis

Munculnya kista tersebut karena adanya perubahan-perubahan dari enamel organ

sesudah amelogenesis. Menurut Centano (1944) suatu kista dentigerous asal dari

gigi impacted, karena kesulitan erupsi dan adanya rangsangan (berupa gigi sulung

atau gigi tetangga). Rangsangan tersebut menyebabkan proliferasi sel-sel epitel embrional

terdapat pada dental sac (dental follicle) dan tertimbun pada cairan diantara sel epitel,

maka membentuk suatu kista.

Page 13: KISTA RONGGA MULUT

Menurut tempat dan bentuk suatu kista, dapat digolongkan sebagai :

a. Central (dari coronal type)

Kista ini timbul dari enamel organ dan mengelilingi gigi secara sentris.

b. Lateral type

Timbul dari samping mahkota gigi mungkin disebabkan oleh karena sel-sel enamel organ

masih ada pada satu sisi enamel organ tersebut, tipe ini jarang ditemukan.

Histopatologi

Pada jenis kista ini, kista tersebut attachment lapisan epithelium kista pada gigi

biasanya di bagian amelo-cemento junction sehingga hanya kelihatan bagian crown

yang masuk ke rongga kista.

Insidensi :

- Lebih banyak pada mandibula pada regio gigi molar tiga dan premolar

- Pada maxilla regio gigi caninus dan molar tiga

Etiologi

Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, meskipun demikian ada 2 teori

yang mendukung :

1. Karena inflamasi perifolikuler

2. Penghambatan proses pertumbuhan retikulum stellata dari enamel organ

1. Inflamasi perifolikuler seperti pada :

- Infeksi lokal pada gigi sebelahnya

- Infeksi lokal pada gigi sulung

- Infeksi pada gingiva, dsb

2. Penghambatan proses pertumbuhan retikulum stellata dari enamel organ oleh

karena adanya degenerasi. Kista dari sisa-sisa dental lamina menyebabkan

terjadinya transudasi dari jaringan perifolikuler yang mana mengakibatkan

cairan terkumpul di antara lapisan epitel email atau di antara epitel dan mahkota gigi.

Gejala klinik

- Gigi yang menurut usianya harus tumbuh tetapi belum tumbuh

- Pembengkakan tanpa rasa nyeri

- Pembengkakan membesar secara perlahan-lahan atau lambat

- Menyebabkan asimetris pada wajah

- Menyebabkan susunan gigi tidak teratur

Page 14: KISTA RONGGA MULUT

- Kista yang cukup besar diraba adanya krepitasi

Gambaran Rontgenologi

Terlihat radioluscent di sekitar mahkota gigi yang berbatas jelas dan didalamnya

terlihat mahkota gigi dengan akar yang sempurna atau terbentuk sebagian.

Dinding batas kista merupakan suatu batas garis tipis yang Radio Opaque.

Pada kista yang besar atau multipel dapat terlihat daerah yang mengalami degenerasi kista

yang kadang-kadang hampir menutupi sebagian dari mandibula.

LATERAL PERIODONTAL CYST

Biasanya didapatkan secara kebetulan sewaktu pengambilan foto. Gigi yang bersangkutan

masih vital. Kista ini timbul oleh karena adanya sisa-sisa sel Mallasez memperbanyak diri.

Sebab-sebab terjadinya belum diketahui dengan pasti.