kirim dianis

11
a.Distribusi Makanan dan Gizi Dalam menerapkan prosedur distribusi dikenal 2 (dua) cara pendistribusian makanan, yaitu cara sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi merupakan semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat dan penyajian makanan dilaksanakan langsung pada alat makan perorangan. (Mukrie, 1996). Adapun keuntungan dan kelemahan dalam pendistribusian dengan cara sentralisasi. Keuntungannya meliputi : (a) Menghemat tenaga dan waktu (b) Pengawasan dapat dilakukan lebih teliti (c) Mengurangi kemungkinan kesalahan makanan sampai pada klien. Kelemahan dari sistem ini meliputi : (a) Makanan sampai pada klien sudah dingin dan kurang menarik (b) Memerlukan ruang pendistribusian yang luas untuk kegiatan distribusi (c) Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan peralatan dan pemeliharaannya (d) Ketidak sesuaian alat makan dengan jenis hidangan yang tersedia. (Muchatob, 1991) Desentralisasi merupakan cara yang diterapkan di institusi yang mempunyai ruang alat atau unit pelayanan yang berada pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka kegiatan utama masih berada di unit pembagian utama, selanjutnya adalah dipanaskan kembali dan disajikan dalam alat makan perorangan yang telah disediakan di dapur ruangan. (Mukrie, 1996) Adapun juga keuntungan dan kelemahan dalam sistem ini. Keuntungannya meliputi :

Transcript of kirim dianis

Page 1: kirim dianis

a. Distribusi Makanan dan Gizi

Dalam menerapkan prosedur distribusi dikenal 2 (dua) cara pendistribusian makanan, yaitu cara

sentralisasi dan desentralisasi.

Sentralisasi merupakan semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat dan

penyajian makanan dilaksanakan langsung pada alat makan perorangan. (Mukrie, 1996).

Adapun keuntungan dan kelemahan dalam pendistribusian dengan

cara sentralisasi.

Keuntungannya meliputi :

(a) Menghemat tenaga dan waktu

(b) Pengawasan dapat dilakukan lebih teliti

(c) Mengurangi kemungkinan kesalahan makanan sampai pada klien.

Kelemahan dari sistem ini meliputi :

(a) Makanan sampai pada klien sudah dingin dan kurang menarik

(b) Memerlukan ruang pendistribusian yang luas untuk kegiatan distribusi

(c) Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan peralatan dan pemeliharaannya

(d) Ketidak sesuaian alat makan dengan jenis hidangan yang tersedia. (Muchatob, 1991)

Desentralisasi merupakan cara yang diterapkan di institusi yang mempunyai ruang alat atau unit

pelayanan yang berada pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka kegiatan utama masih berada di

unit pembagian utama, selanjutnya adalah dipanaskan kembali dan disajikan dalam alat makan

perorangan yang telah disediakan di dapur ruangan. (Mukrie, 1996)

Adapun juga keuntungan dan kelemahan dalam sistem ini.

Keuntungannya meliputi :

(a) Suhu makanan dapat dipertahankan, karena dapat dipanaskan kembali

(b) Jumlah dan macam peralatan yang diperlukan lebih sedikit.

Kelemahan dari sistem ini melipti :

(a) Memerlukan ruang atau tempat pendistribusian lebih dari satu

(b) Waktu untuk pelayanan makanan lebih lambat

(c) Pengawasan yang teliti sukar untuk dilaksanakan

(d) Kualitas dan kuantitas makanan sampai pada pasien sukar dipertahankan

(e) Menimbulkan bau dan keributan di ruang klien. (Muchatob, 1991)

Page 2: kirim dianis

Metode Pengukuran Status Gizi

Metode pengukuran status gizi dalah suatu pengukuran suatu aspek yang dapat menjadi

indicator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada. System penilaian

status gizi dibedakan menjadi 2 yaitu pengukuran langsung (pengukuran yang langsung kepada individu

terkait) dan yang tidak langsung (melalui hal lainselain individu tersebut).

1. Pengukuran secara langsung (Proverawati A, Asfuah S, 2009)

a. Antropometri

1) Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang

gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

2) Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan

protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

Page 3: kirim dianis

proporsi jaringan tubuh seperi lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Dalam

pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang

dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan

menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan

yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan

yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun;

1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya

adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan

penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk

cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi

maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U

(Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada

saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat

badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung

pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari

waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering

dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang

berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan

dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat

Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan

biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran

keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI,

2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status

kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U

Page 4: kirim dianis

dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan

komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

b. Klinis

1) Pengertian

Pemeriksaan klinik adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada

organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

2) Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical

surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum

dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk

mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu

tand a (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

Bagian Tubuh Gejala/Tanda Jasmani Kemungkinan Diagnosis

Mata

Vaskularisasi kornea Defisiensi riboflavin

Konjungtiva kering dan suram,

bercak bitot

Defisiensi Vitamin A

Konjungtiva palpebra interior yg

Pucat

Defisiensi asam folat,

Besi

Gusi

Perdarahan gusi atau gusi tampak

merah, bengkak, hipertrofi

gingival antar-gigi

Defisiensi asam

askorbat, vitamin A

Inflamasi stomatis, ulserasi Defisiensi asam askorat

asam folat, Vit B12

Rambut

Rambut patah-patah, terpilin,

genting hyperkeratosis folikel

rambut, perdarahan perifolikuler

Defisiensi asam

askorbat, Vitamin A

Rambut mudah tercabut tanpa

rasa nyeri, kering, rapuh, tidak

mengkilap

Defisiensi kalori

protein, seng

Page 5: kirim dianis

Kuku

Pucat, bentuknya seperti sendok

(koilonikia), menonjol, rapuh,

tipis, tidak mengkilap

Defisiensi besi

Garis-garis perdarahan dibawah

kuku dgn bentuk semisirkuler

dalam dasar kuku (nail bed).

Bintik-bintik putih

Defisiensi Asam

askorbat

Defisiensi seng

Kulit

Ulkus dekubitus, kesembuhan

yang lambat

Defisiensi asam askorbat,

protein, seng, mungkin

pula asam linoleat.

Kering kasar, bersisik,

kemungkinan disertai sakit

kepala, diplopia, pening/ pusing

Kelebihan vitmin A

Hyperkeratosis folikel asam

linoleat, vitamin A

Defisiensi asam

Askorbat

Hiperpigmentasi.

Defisiensi kalori

protein, asam folat, B12

Petekie perifolikuler Defisiensi asam

askorbat, mungkin

asam linoleat, vitamin

A

Kulit

Petekie bukan perifolikuler Defisiensi vitamin K

Pitting edema Defisiensi protein-kalori

Ekimosis subkutan jika

mengalami trauma ringan

Defisiensi protein-kalori,

asam askorbat, vitamin K

Inflamasi seborhoik dengan

eritema, menebal, kering

mengelupas

Defisiensi asam linoleat,

riboflavin, vitamin B6

Turgor menurun, keriput. Defisiensi air, cairan

Page 6: kirim dianis

Lidah

Atrofi papalia filiformis Defisiensi asam folat,

besi, niasin, dan vit B

komleks lainnya

Permukaan licin, botak dan

merah seperti daging sapi

Defisiensi niasin

Pembentukan fisura,edema Defisiensi niasin

Merah ungu, mirip daging

mentah, nyeri

Defisiensi asam folat,

niasin, mungkin B12,

vit B kompleks lainnya

Lobulasi dengan atrofi Defisiensi asam folat

c. Biokimia

1) Pengertian

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara

laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang

digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati

dan otot.

2) Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan

malnutrisi yang lebih parah lagi, banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka

penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi

yang spesifik.

d. Biofisik

1) Pengertian

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan

melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari

jaringan.

2) Penggunaan

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja apidemic

(epidemic of night blindnes), cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Pengukuran secara tidak langsung (Proverawati A, Asfuah S, 2009)

Page 7: kirim dianis

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi yaitu : survey konsumsi makanan,

statistic vital dan factor ekologi. Penilaian tidak langsung terbagi dalam :

a. Survei Konsumsi

1) Pengertian

Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2) Penggunaan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi

berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survey ini dapat

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b. Statistik Vital

1) Pengertian

Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis data beberapa

statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan

kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

2) Penggunaan

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung

pengukuran status gizi.

c. Faktor Ekologi

1) Pengertian

Adalah malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi multifaktor dari

faktor lingkungan fisik, biologi, ekonomi, politik dan budaya. Jumlah makanan yang

tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan

sebagainya.

2) Penggunaan

Untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk

melakukan program intervensi gizi.

(Sumber : Kuniasih, dedeh, dkk (2010) Sehat & bugar berkat gizi seimbang. Penerbit buku gramedia.

Jakarta)