KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI...
Transcript of KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI...
KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK
MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
(Survey di SMP Islam Al Falah Bekasi)
Oleh
SAHRONI
NIM. 101018221171
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR.
Telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 02 Oktober 2009.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Jakarta, November 2009
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia ( Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda tangan
Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP : 195605301985031002 …………….. ……………. Sekretaris ( Sekretaris Jurusan / Prodi )
Mu’arif SAM, M.Pd NIP : 196507171994031005 …………….. ……………. Penguji I
Yefnelty Z, M.Pd NIP : 150209382 …………….. ……………. Penguji II
Nurdelima Waruwu, Dra. M.Pd NIP : 150318723 …………….. …………….
Mengetahui
Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP : 195710051987031003
Nama : Sahroni
NIM : 101018221171
Judul Penelitian : Kinerja Kepala Sekolah dalam Memobilisasi Guru untuk
Meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kepala sekolah dalam
memobilisasi para guru guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar di SMP
Islam AL Falah Bekasi. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode Deskriptif Analisis yakni dengan mengumpulkan informasi
mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Permasalahan yang diangkat pada penulisan skripsi ini
adalah mengenai kinerja seorang kepala sekolah dalam memobilisasi guru untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran.
Penulisan ini disertakan beberapa kajian teori dari mulai teori mengenai kepala
sekolah, guru, serta pengertian dari kegiatan belajar mengajar juga pengertian
mobilisasi. Sehingga bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk menentukan kisi-
kisi instrument penelitian yang akan dibuat. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain : pertama observasi, penulis datang ke lokasi penelitian
untuk menghimpun keterangan atau data dengan cara mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara langsung kelapangan, kedua angket, yang penulis sebarkan
ke beberapa guru yang berupa pernyataan-pernyataan, kedua wawancara, penulis
melakukan wawancara dengan kepala sekolah yang digunakan untuk melengkapi
data-data yang telah ada baik dari observasi maupun dari angket.
Dari semua data yang diperoleh kemudian penulis analisis sehingga dapat ditarik
sebuah kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang ada yakni mengenai
kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi para guru.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur senantiasa
terpanjatkan kehadirat allah SWT, atas segala rahmat, inayah, dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta para
keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat
yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-l) Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa
penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, di antaranya adalah :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs Hasyim Asy'ari, MPd. Selaku Pembimbing, yang telah membimbing
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, ketua Jurusan Kependidikan Islam. Drs.
Mu'arif SAM Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, staf Jurusan
Kependidikan Islam Serta segenap dosen manajemen pendidikan yang
telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.
4. Kepala sekolah SMP Islam Al Falah, para staf juga para guru yang telah
membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
5. Kedua Orang tua yang telah memberikan kasih sayang serta do'anya
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik dan
membesarkan penulis, semoga Allah tetap memberikan rahmat dan kasih
sayang kepada keduanya.
6. Teman-teman angkatan 2001 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
ii
Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Jakarta, 6 Februari 2009
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Masalah Penelitian ...................................................................
1. Identifikasi Masalah ............................................................
2. Pembatasan Masalah ...........................................................
3. Perumusan Masalah ............................................................
C . Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ............................................................................
1. Kinerja ................................................................................
a. Pengertian Kinerja .......................................................
b. Pengertian Kepala Sekolah .........................................
c. Kompetensi Kepala Sekolah .......................................
d. Kinerja Kepala Sekolah...............................................
2. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar...............................
a. Pengertian Mobilisasi ..................................................
b. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar .......................
c. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar ........................
d. Kompetensi Guru Dalam Mengajar ............................
e. Keterampilan-keterampilan Guru Dalam Mengajar ....
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar
Mengajar .....................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
ii
iv
vi
viii
1
3
3
3
4
4
5
5
5
6
7
8
11
11
12
12
13
14
14
16
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .............................................................
B. Waktu danTempat Penelitian ...........................................
C. Metode Penelitian .............................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................
E. Instrument Pengumpulan Data ........................................
F. Instrumen Penelitian .......................................................
G. Teknik Analisa Data .........................................................
BASIL IV HASIL PENELITIAN
A. GambaranUmum SMP Islam Al Falah ............................
B. Deskripsi Data ..................................................................
C. Interpretasi Data ...............................................................
D. Analisis Data ....................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................
B. Saran ................................................................................
18
18
18
19
20
20
22
25
32
32
51
57
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi instrumen angket ................................................................
Tabel 2 Pedoman Analisa Data ......................................................................
Tabel 3 Masukan/arahan kepala sekolah tentang tugas-tugas seorang guru ..
Tabel 4 Penyatuan Visi oleh kepala sekolah ..................................................
Tabel 5 Bimbingan kepala sekolah terhadap guru .........................................
Tabel 6 Pelimpahan Tugas Kepala Sekolah ...................................................
Tabel 7 Memposisikan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan .........
Tabel 8 Kepala sekolah mengadakan rapat dalam mengambil
suatu Keputusan ................................................................................
Tabel 9 Pengembilan keputusan kepala sekolah dengan alternativ
yang baik ..........................................................................................
Tabel 10 Kontrol kepala sekolah atas kinerja guru dalam memberikan
Pengajaran .........................................................................................
Tabel 11 Pengawasan terhadap metode pengajaran guru ................................
Tabel 12 Pemeriksaan alat evaluasi yang dibuat oleh guru .............................
Tabel 13 Kehadiran kepala sekolah .................................................................
Tabel 14 Menciptakan iklim sekolah yang kondusif .......................................
Tabel 15 Disiplin kerja .....................................................................................
Tabel 16 Pemberian kesempatan bagi guru untuk meningkatkan
Kompetensinya ..................................................................................
Tabel 17 Perbaikan taknik-teknik mengajar melalui penataran .......................
Tabel 18 Menjalin komunikasi dua arah dengan para guru .............................
Tabel 19 Pelibatan para guru dalam menyusun program kerja ........................
Tabel 20 Hubungan dengan para guru dan pegawai ........................................
Tabel 21 Pelibatan bawahan dalam menetapkan peraturan sekolah ................
Tabel 22 Kepala sekolah menguasai teknologi informasi ................................
Tabel 23 Perhatian kepala sekolah terhadap kehadiran guru ...........................
Tabel 24 Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah ......
Tabel 25 Kepala sekolah menegur para guru yang telat dan absent ................
Tabel 26 Penyediaan ruangan yang kondusif untuk proses belajar .................
21
24
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
vi
Tabel 27 Penyediaan media pembelajaran .......................................................
Tabel 28 Penambahan alat pembelajaran yang kurang ...................................
Tabel 29 Upaya memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh guru dan siswa …..
Tabel 30 Mengembangkan perpustakaan sebagai ilmu pengetahuan dan
tempat belajar ...................................................................................
Tabel 31 Pemberian bantuan pada guru jika mendapat kesulitan dalam
proses pembelajaran .........................................................................
Tabel 32 Mengadakan program akselerasi bagi siswa yang cerdas .................
Tabel 33 Menampung ide-ide dan gagasan para guru dalam peningkatan
mutu pendidikan ................................................................................
Tabel 34 Kepala sekolah melaksanakan program pengajaran dalam bentuk
pengelolaan kegiatan belajar mengajar ............................................
Tabel 35 Perekomendasian kenaikan pangkat dan golongan para guru ..........
Tabel 36 Motivasi kepala sekolah terhadap guru dalam mengajar ..................
Tabel 37 Pertemuan rutin kepala sekolah dengan para guru perihal
proses belajar mengajar .....................................................................
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
vii
DAFTAR GAMBAR
Bagan Struktur Organisasi SMP Islam Al Falah................................................. 29
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman maka akan semakin
tinggi pula persaingan yang akan terjadi, dimana perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dewasa ini turut mempercepat perkembangan ekonomi dan industri
yang memiliki implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu hams
dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjawab
segala kemajuan zaman. Pendidikan merupakan suatu alat yang sangat vital dalam
pengembangan sumber daya manusia juga sebagai kebutuhan yang sangat penting
bagi manusia untuk membentuk manusia yang terampil dalam bidangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut sekolah merupakan suatu tempat
pengembangan berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta pembentukan karakter
manusia, kecakapan, keterampilan, serta nilai dan sikap, yang akan membantu
berbagai potensi yang dimiliki serta kemampuan agar dapat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Namun dibalik semua itu, sekolah dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas bukanlah suatu hal yang mudah, Karena banyak fak tor
yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan salah satunya adalah tenaga
pendidik. Sekolah harus memiliki SDM yang berkualitas dan professional, karena
SDM yang dimiliki dapat memberikan kontribusi yang sangat baik sehingga dapat
menguntungkan bagi terselenggaranya pendidikan.
Jadi dalam suatu proses belajar mengajar diperlukan para tenaga pendidik
yang professional untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 1
2
Berkaiatan dengan hasil belajar, tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya
diantaranya; sarana prasarana yang memadai, kurikulum dan terutama sumber
daya kepala sekolah dan guru dalam mengelola pendidikan, mendidik,
membimbing serta mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kualitas kepala sekolah akan
sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan sekolah, salah
satunya yang sangat penting adalah mengenai kegiatan belajar mengajar. Kepala
sekolah harus mampu memobilisasi kegiatan belajar mengajar dengan baik, ia
harus mampu menggerakan para guru agar lebih mengoptimalkan kinerjanya agar
dapat mencapai tujuan dari pendidikan yang telah ditetapkan sekaligus
meningkatkan kualitas pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan inti dalam sebuah
sekolah yang diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Optimalisasi kinerja para tenaga pendidik akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Begitu pun dengan kinerja kepala
sekolah ia harus mampu membuat iklim kegiatan belajar mengajar seefektif dan
seefisien mungkin dalam artian seorang kepala sekolah harus mampu
memobilisasi kegiatan belajar mengajar dengan baik yakni ia harus mampu
mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang
dimobilisasi dalam hal ini para tenaga pendidik agar mengoptimalkan kinerjanya
guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Dalam kasus ini penulis melihat pada tempat yang dijadikan survey
penelitian yakni di SMP Islam Al Falah ada hal yang ingin penulis ketahui
mengenai kepala sekolah pada sekolah tersebut, sekolah tersebut mengalami
perubahan dari Madrasah Tsanawisayah menjadi SMP Islam. Yang ingin dilihat
adalah kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah tersebut,
yakni bagaimana kinerja kepala sekolah dengan perubahan dari tsanawiyah
menjadi SMP Islam, namun yang akan dilihat adalah kinerja kepala sekolah dalam
meningkatkan para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, karna
3
kegiatan belajar adalah inti dari kegiatan pendidikan juga yang menentukan baik
atau tidak kualitas suatu sekolah.
Dengan melihat begitu pentingnya kinerja seorang kepala sekolah dalam
suatu proses pendidikan, dimana dia harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan
pendidikan berjalan dengan baik khususnya menciptakan suasana proses belajar
mengajar seefektif dan seefisien mungkin
Maka dari itu penulis mengambil sebuah bahasan yang berjudul "KINERJA
KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOBILISASI GURU UNTUK
MENINGKATKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR"
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang akan diteliti yakni sebagai berikut:
a. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang kepala sekolah dalam
memobilisasi guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?
b. Apakah kepala sekolah dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar ?
c. Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan
belajar mengajar ?
d. Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi para guru ?
e. Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar
mengajar di SMP Islam Al Falah ?
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi sebagai
berikut:
a. Kinerja kepala sekolah di SMP Islam Al Falah
b. Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal kegiatan
mengajar guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar
4
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
masalah yang diteliti sebagai berikut :
a. Apa yang dilakukan Oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan
belajar mengajar ?
b. Apakah guru merasa terbantu dengan mobilisasi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran ?
c. Apakah dengan memobilisasi para guru kepala sekolah mampu
meningkatkan kegiatan pembelajaran ?
d. Apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
guru ?
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang bagaimana atau apa saja yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
khususnya dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan optimal sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih jauh lagi hasil penelitian ini
dapat digunakan dalam pengembangan kemampuan manajerial kepala
sekolah
5
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja,
walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip tampaknya
sejalan yakni mengenai proses pencapaian hasil. Kinerja adalah
penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi.1 Kinerja (performance) adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan masukan untuk keputusan penting promosi, transper,
dan pemutusan hubungan kerja.2 Poerwadaminta mengemukakan kinerja
merupakan sesuatu yang ingin dicapai, atau prestasi yang diperlihatkan
dan kemampuan kerja seseorang.3 Kinerja mungkin dapat dipahami
sebagai pencapaian hail-hasil, tujuan akhir yang diarahkan oleh aktivitas-
aktivitas yang bermanfaat.4
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah
sesuatu yang dicapai prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja atau
1 Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet ke-3
H. 65 2 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grapindo
Persada, 2004, Cet Ke. 2 3 Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia,( Jakarta : Depdikbud, 1998) h. 56 4 Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University Press
2003, Cet Ke-1
5
6
suatu proses kerja dari seorang individu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau
keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau perkerjaanya yang
didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien. Menurut Hadari
Nawawi "Kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam
melakukan suatu pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam
mencapai tujuan".5
Menurut Wahyosumidjo dalam bukunya merumuskan pengertian
kinerja sebagai "Sumbangan kualitatif yang terukur dalam rangka
membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja".6
Rahmanto menyebutkan prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat
pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi,
dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.7
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
kemampuan kerja seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku yang
ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta kemampuan bertingkah laku
sesuai harapan dapat diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan
kerja yang tinggi atau rendah dapat dilihat dari apa yang telah dicapai dan
prestasi yang diperoleh dalam suatu pekerjaan.
b. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Daryanto "Kepala sekolah merupakan personal yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai
tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan
5 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-2. h.
34 6 Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999) h. 430 7 www.Feunpak.web.id/jima/isna.txt
7
dasar pancasila.8
Pengertian lain kepala sekolah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah "Orang (guru) yang memimpin suatu sekolah, guru
Sekolah".9
Selain itu kepala sekolah merupakan seorang pemimpin pendidikan
yang memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah, semangat kerja, kerjasama, minat terhadap
perkembangan anak didik juga suasana kerja yang menyenangkan dan
perkembangan mutu profesional diantara para guru.
Jadi pada intinya kepala sekolah memiliki posisi yang strategis
dalam menjalankan kepemimpinan pendidikannya di sekolah juga kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sanagt berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut Hariati Tinuk Setidaknya ada delapan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
1. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya seluruh kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan sekolah/pendidikan.
2. Memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.
3. Memiliki rasa percaya diri, keteladanan yang tinggi dan kewibawaan.
4. Dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.
5. Mampu membimbing, mengawasi dan membina bawahan (guru) sehingga masing-masing guru memperoleh tugas yang sesuai dengan keahliannya.
6. Berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan memiliki pola pikir berorientasi jauh ke depan.
7. Berani dan mampu mengatasi kesulitan.
8 H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001. h. 20 9 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998, Cet
Ke-10. h. 480
8
8. Selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Jika delapan kompetensi ideal tadi belum bisa terpenuhi, maka
ideal minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki idealisme untuk memajukan sekolah, memajukan profesionalisme guru, memajukan kreatifitas siswa dan membangun soft skill komunitas sekolah yang dipimpinnya.10
d. Kinerja Kepala Sekolah
Kinerja kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar ini
dimaksudkan sebagai kemampuan kerja kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan administrator yang
professional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan
dalam mengelola suatu lembaga pendidikan, agar tujuan yang diinginkan
dapat tercapai. Sebagai seorang kepala sekolah, sebagai pemimpin
pendidikan hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas
tentang penyelengaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sifat-sifat
pribadi yang bisa menjamin pelaksanaan kegiatan pimpinan pendidikan
yang baik
Sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan
kepala sekolah mempunyai fungsi sebagai, Leader, Administrator,
Edukator, Manajer, Supervisor, Motivator11
1. Fungsi kepala sekolah sebagai leader yakni harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
2. Kepala sekolah sebagai administrator, fungsi ini memiliki hubungan yang
sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan dan dokumentasi seluruh program sekolah
3. Kepala sekolah sebagai pendidik harus menciptakan iklim sekolah yang
kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan
dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
10 http://www.koranpendidikan.com/artikel/2226/delapan-kompetensi-kepala-sekolah-ideal.html
11 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003. Cet Ke-4. H.99
9
pembelajaran yang menarik, dan mengadakan program akselerasi bagi
peserta didik yang cerdas di atas normal.
Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga
kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1). Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk
menambah wawasan para guru, kepala sekolah juga harus
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
2). Kepala sekolah harus berusaha menggerakan tim evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya
diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan dipapan
pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta
didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
3). Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara
mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta
memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pembelajaran.
4. Sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga pendidik melalui kerja sama, memberi kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan yang menunjang program sekolah.
5. Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan.. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para
10
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati
dalam melaksanakan pekerjaanya.
6. Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.12
7. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja, Budaya dan iklim kerja yang
kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan
budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja
lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan
menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan
diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia
bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut,
(3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4)
pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-
psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari
pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E.
Mulyasa, 2003)
8. Kepala sekolah sebagai wirausahawan, dalam menerapkan prinsip-prinsip
kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka
kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan
komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan
sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-
12 Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya Jaya,
2000. h. 162
11
perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal
yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi
gurunya13
2. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengertian Mobilisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, makna mobilisasi sekurang-
Kurangnya mempunyai empat buah pengertian, yakni:
a. Pengerahan orang-orang untuk dijadikan tentara : dalam keadaan perang pemerintah dapat mengundang bagi pemuda/i nya
b. Gerak yang mudah (cepat) ; perputaran c. Sosial, perpindahan (tempat atau kedudukan, tingkah laku) orang-
orang dalam masyarakat dengan pola yang baru. d. Umum, mobilisasi (pengerahan orang-orang untuk menjadi tentara)
yang berlaku bagi semua negara. Memobilisasikan artinya : 1) Mengerahkan orang-orang untuk masuk tentara 2) Menggerakan dan sebagainya.14
Dalam artian lain mobilisasi diartikan sebagai "Tindakan pengerahan
dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan
prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen
pertahanan Negara".15
Jadi makna mobilisasi jika dihubungkan dengan kepala sekolah maka
mengandung pengertian, bagaimana seorang kepala sekolah mengerahkan,
menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang dimobilisasi agar
bisa mencapai tujuan yang diinginkan bersama dengan memposisikan pihak
yang dimobilisasi sebagai mitra kerja.
13 Depdiknas, 2006 14 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998 15 www.dephan.go.id
12
2. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua rangkaian pengertian
yakni kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar menitik
beratkan kepada siswa sebagai seorang anak didik dibawah bimbingan seorang
pendidik. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungan.16
Kegiatan mengajar menitik beratkan kepada guru sebagai seorang
pembimbing dan seorang pendidik, kegiatan mengajar merupakan suatu
perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.
Berhasilnya pendidikan siswa sanagat bergantung pada pertangung jawaban
jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.17
Jika dicermati makna yang terkandung dalam kegiatan belajar
mengajar dapat diambil suatu inti sari bahwa kegiatan inti dari pendidikan
adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan seorang siswa sebagai anak
didik dan guru sebagai pendidik. Akan tetapi pendidikan yang ideal harusnya
anak didik yang lebih aktif sedangkan guru hanyalah sebagai motivator,
fasilitator, dan evaluator. Yang dimaksud dengan motivator disini adalah
bahwa guru hendaknya selalu memberikan spirit kepada anak didik, fasilitator
maksudnya mengusahakan sumber belajar sedangkan evaluator, maksudnya
seorang guru sebagai penilai belajar siswa dan penilaian ini hendaknya
dilakukan terus menerus seiring dengan belajar siswa.
3. Mobilisasi Kegiatan Belajar Mengajar
Istilah mobilisasi yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah untuk
memberikan penekanan, pengkonsentrasian dan pemusatan perhatian seorang
16 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get. Ke-14 17 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru...h. 6
13
manajer pendidikan (kepala sekolah) dalam mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk membina, membimbing dan mengerahkan para guru
agar bisa optimal dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik yang
nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.
4. Kompetensi Guru dalam Mengajar
Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru
merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yaitu :
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-
14
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.18
5. Keterampilan-Keterampilan Guru Dalam Mengajar
Menurut Moh. Uzer Usman bahwa terdapat beberapa keterampilan guru
dalam mengajar antara lain :
a. Ketarampilan bertanya
b. Keterampilan memberikan penguatan
c. Keterampilan mengadakan variasi
d. Keterampilan menjelaskan
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan mengelola kelas
h. Keterampilan mengajar perseorangan19
Jadi setidak-tidaknya untuk menjadi seorang guru yang professional
harus memiliki 8 keterampilan guru dalam mengajar, sehingga ia akan
mampu melakukan pembelajaran dengan baik.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar
Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
sebenarnya sangatlah banyak sekali, namun disini hanya akan diambil garis
besarnya saja, yakni:
a. Tenaga Pengajar (guru)
Tenaga pengajar (guru) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, karena sebaik dan sebagus
apapun potensi anak didik tanpa bimbingan seorang guru yang handal
maka potensi itu akan sia-sia.
18 http://www.tendik.org/Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
19 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru...h. 74
15
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seorang guru merupakan
ujung tombak dalam pendidikan yang yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak didik, khususnya dalam proses belajar
mengajar di kelas
b. Anak Didik
Guru dan anak didik merupakan dua komponen yang tidak dapat
terpisahkan selamanya dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebagai
tenaga pengajar tidak akan ada artinya tanpa kehadiran seorang anak
didik.
c. Kurikulum
Dalam kegiatan belajar mengajar kurikulum merupakan salah satu
sarana yang dapat mengantarkan anak didik mencapai tujuan yang
diinginkan, yakni tujuan pendidikan nasional, oleh karena itu
kurikulum menentukan tercapainya tujuan yang diinginkan, jika
kurikulum tidak dapat mengantarkan anak didik menjadi lebih baik
dalam pendidikan maka dapat dikatakan bahwa kurikulum tersebut
kurang berkualitas.
d. Media Pendidikan
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang secara harfiah berarti perantara/pengantar.
Media adalah "perantara /pengantar pesan dari sipengirim kepenerima
pesan, jelasnya media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari sipengirim ke sipenerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi"20
Namun media pendidikan bukan hanya terpaku pada benda atau alat
saja akan tetapi dalam hal ini seorang tenaga pengajar pun (guru)
merupakan media pendidikan yang mengantar pesan pendidikan
kepada anak didik (murid)
20 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke. 1, h.
113-114
16
e. Fasilitas Sarana dan Prasarana Pendidikan
fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang
menyokong terciptanya kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan
berkualitas
Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh :
gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.
Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan
di sekolah, contoh : jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tatatertib
sekolah, dan sebagainya.21
Dari keterangan tersebut di atas terlihat jelas bahwa pendidikan yang
berkualitas mesti disokong oleh fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai
agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar sebagaimana
mestinya.
Fasilitas sarana dan prasarana pendidikan membantu sekali dalam
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan karena ini merupakan salah
satu alat yang akan membantu tercapainya tujuan pendidikan, dan akan
memperingan tugas guru dalam proses belajar mengajar.
B. Kerangka Berpikir
Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam
sebuah lembaga pendidikan yakni sekolah, dimana mutu suatu kepala
sekolah akan sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan sekolah, slah satunya yang sangat penting adalah mengenai
kegiatan belajar mengajar.
21 Soekarno Indrafachrudi dan Hendyat Soetopo, Administrasi Pendidikan,Surabaya:IKIP
Malang 1989. h. 135 1984
17
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan inti dalam suatu
sekolah yang nantinya akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya
pendidikan yang telah dilaksanakan, oleh karena itu optimalisasi kinerja para
tenaga pendidik sangat diperlukan sekali guna terciptanya pendidiikan yang
berkualitas.
Beranjak dari semua itu seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu
bekerja dengan baik dan professional, ia harus memobilisasi kegiatan belajar
mengajar seefektif dan seefisien mungkin, yakni ia harus mampu
mengerahkan, menggerakan, mengarahkan dan memanfaatkan pihak yang
dimobilisasi dalam hal ini para tenaga pendidik atau guru agar
mengoptimalkan kinerjanya guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
1. Mengerahkan : mengumpulkan/menghimpun orang secara
bersama-sama untuk mengerjakan sesuatu
2. Menggerakkan : membangkitkan/membangunkan (perasaan hati)
3. Mengarahkan : membimbing (memberi petunjuk)
4. Memanfaatkan : menjadikan ada manfaatnya (gunanya)22
Dari pengertian-pengertian di atas yakni kepala sekolah harus
menghimpun membimbing serta memotivasi para tenaga pendidik (guru)
untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam melaksanakan tugasnya sebagai
seorang pendidik dalam proses belajar mengajar.
22 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kepala sekolah dalam
memobilisasi kegiatan belajar mengajar
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian yang diusulkan ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007.
Adapun tempat penelitian ini adalah di SMP Islam Al Falah yang terletak di
Jl. Pangkalan 5 Belakang Yon Armed 7 Rt.02/06 Cikiwul Bantargebang Kota
Bekasi
C. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Analisis. Menurut
Suharsimi.A. Metode Deskriptif Yakni "Penelitian yang dimaksud untuk
mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala
apa adanya pada saat penelitian dilakukan."23
Kemudian data yang telah ada di Analisis untuk mengetahui kinerja kepala
sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar.
23 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. ke-9, h. 24
18
19
Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer : data ini bersumber dari responden yang langsung ditemui
dilapangan (lokasi penelitian) yaitu dengan menyebarkan angket kepada
para guru
b. Data Sekunder : ialah "data yang diperoleh dari pihak lain bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya."24 data sekunder ini berasal dari
perpustakaan, yang terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan
dokumen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain :
1. Observasi
Penulis menghimpun keterangan atau data dengan cara mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara langsung kelapangan terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan bahan pengamatan.
2. Wawancara
Dalam hal ini penulis menghimpun bahan-bahan atau keterangan-
keterangan dengan melakukan Tanya jawab secara sepihak dengan kepala
sekolah guna melengkapai data-data yang telah diperoleh melalui observasi
3. Angket
Penulis membagikan angket yang berisi pernyataan kepada responden yang
ditemui langsung dilapangan yaitu kepada sejumlah guru. Bentuk angket
yang digunakan berupa angket langsung dan bersipat tertutup dengan empat
pilihan jawaban.
24 Sanford Labovitz/Robert Hagedorn, Metode Riset Sosial, terjemahan Bakrie Siregar
(Jakarta: Erlangga, 1999)h. 68
20
E. Instrumen Pengumpulan Data
a. Definisi Konseptual
Kinerja kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan kerja
kepala sekolah dalam bidang keguruan, administrasi, manajerial, edukasi
yang diaflikasikan dalam pekerjaannya, kepala sekolah adalah orang yang
terdidik dan terlatih dengan baik sehingga ia dapat mengelola sebuah
lembaga pendidikan secara optimal karena didukung oleh kompetensi
yang di miliki.
Mobilisasi kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang
mengandung serangkaian perbuatan kepala sekolah dalam menggerakkan
para guru agar lebih mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
b. Definisi Operasional
Yang dimaksud kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan
belajar mengajar adalah usaha serta kemampuan kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin, administrator,
pendidik dan pengajar sebuah lembaga pendidikan.
Kemampuan tersebut yakni bagaimana dia mampu mengelola komponen-
komponen pendidikan secara baik serta mampu bekerjasama dan
bersosialisasi dengan para guru dan staff juga bagaimana dia mampu
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan baik. Kepala sekolah
harus mampu mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membina,
membimbing dan mengarahkan para guru agar bisa optimal dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik yang nantiya akan
berpengaruh langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas
F. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
21
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang
bertujuan untuk memperoleh data kinerja kepala sekolah dalam
memobilisasi kegiatan belajar mengajar, angket ini terdiri dari pernyataan-
pernyataan yang memiliki empat pilihan alternativ jawaban, yaitu Selalu
(SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP).
Responden hanya memilih salah satu alternativ jawaban tersebut, sesuai
dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket ini disusun atas dasar
indikator-indikator yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Kepala Sekolah Dalam Memobilisasi
Kegiatan Belajar Mengajar
No Aspek Indikator Nomor Butir
Jml (+) (-)
1
2
3
- kepemimpinan
Kemampuan
Teknis
Administrasi
- Member ikan petunjuk
- Pembinaan
- Mendelegasikan tugas
- Mengambil keputusan
- Pengawasan
- Disiplin dan iklim sekolah
- Meningkatkan kemampuan
guru
- Komunikasi
- Kerjasama
- Penggunaan alat
- Melaksanakan supervisi
- Penyediaan sarana
- Penambahan sarana
- Pemanfaatan sarana
- Memberikan bantuan
1,2
3
4,5
6,7
8,9,10
11,12
14,15
6
17,18,19
20
21,22,23
24,25
26,27
28
29
13
2
1
2
2
3
3
2
1
3
1
3
2
2
1
1
22
4 - Pendidikan dan
Pengajaran
- Mengadakan model
pembelajaran yang menarik
- Memberikan ide-ide &
gagasan
- Penguasaan belajar mengajar
- Memberikan motivasi kepada
para guru
- Melakukan evaluasi PBM
30
31
32
33,34
35
1
1
1
2
1
JUMLAH 35
G. Teknik Analisis Data
Metode deskriptif analisis suatu teknik analisa data yang penganalisaannya
dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai gambaran-
gambaran peristiwa yang terjadi terutama yang berkaitan dengan kinerja
kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam
Al Falah dan data yang terkumpul kemudian dianalisis
Pengumpulan data itu akan dilakukan setelah mengadakan penelitian dan
dilakukan/dikerjakan secara insentif , yaitu setelah meninggalkan lapangan,
setelah data hasil pencatatan peneliti terkumpul, langkah selanjutnya yaitu
pengelolaan dan analisis data, sehingga menjadi suatu informasi. Sebagaimana
telah dikemukakan di atas pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan instrumen antara lain, wawancara dan angket. Tiap-tiap
instrumen tersebut berguna untuk melengkapi antara satu dengan yang lain.
Dalam membaca data yang telah terkumpul, khususnya yang berbentuk
angket, penulis akan memasukannya kedalam beberapa tabel.
Penggunaan teknik analisa data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai yaitu mengetahui kinerja kepala sekolah dalam
memobilisasi kegiatan belajar mengajar, maka data yang diperoleh akan
diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
23
1. Editing
Dalam pengelolaan data yang pertama kali dilakukan oleh editing, yaitu
meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya.
Dalam tahap ini juga dilakukan pengecekan kelengkapan pengisian dan
kejelasan penulisannya.
2. Tabulating
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang
penulis kemukakan. Untuk dibuat suatu tabel yang mempunyai kolom setiap
bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan yang
lain.
3. Persentase
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya tingkatan
keberhasilan kinerja kepala sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar
mengajar.
Didalam menghitung data-data yang didapatkan, penulis menggunakan
rumus persentase :
P = x 100% F
N
Keterangan :
P = Angka Persentase
F = frekuensi yang sedang dicari
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)25
Sedangkan dalam menganalisa data yang sudah terkumpul, penulis
menggunakan metode statistik dskriptis dengan kategori persentasi
25 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2001,
cet. Ke-2. h. 40-41
24
Tabel 2
Pedoman Analisa Data
Prosentase Penafsiran
100% Seluruhnya
90% - 99% Hampir Seluruhnya
60% - 89% Sebagian Besar
51% -59% Lebih dari setengah
50% Setengahnya
40% - 49% Hampir Setengahnya
10% -3 9% Sebagian kecil
1% - 9% Sedikit sekali
0% Tidak sama sekali26
26 H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan
Penerapannya, Bandung : lAIN Sunan Gunung Jati, 1982, h. 25
56
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang kinerja kepala sekolah
dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Falah telah
memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan-persoalan
dalam pembahasan skripsi ini, data tersebut di deskripsikan, diinterpretasikan
dan dianalisa sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
1. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin tentunya mempunyai tanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya khujsusnya dalam menjalankan kinerja
nya sebagai seorang kepala sekolah, dalam hal ini kepala sekolah SMP
Islam Al Falah dalam melakukan mobilisasi terhadap guru dalam
memobilisasi kegiatan belajar mengajar belum mencapai hasil yang
maksimal bisa terlihat beberapa point dari angket yang disebar kepada
sejumlah guru masih bernilai negative mengenai kinerja kepala sekolah
dalam memobilisasi kegiatan belajar, juga ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hal tersebut salah satunya kurang matangnya kepala
sekolah membuat perencanaan khususnya dalam hal kegiatan belajar
mengajar.(terlihat dari program dan perencanaan kepala sekolah)
2. Mobilisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kegiatan belajar
mengajar belum mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
tersebut, ini disebabkan kurangnya mobilisasi-mobilisasi yang dilakukan
oleh kepala sekolah terhadap para guru ini terlihat bahwa dari beberapa 56
57
angket yang disebar masih ada beberapa point mengenai kinerja kepala
sekolah dalam memobilisasi kegiatan belajar mengajar para guru merasa
masih kurang terpenuhi kebutuhannya terutama mengenai motivasi kepala
sekolah terhadap para guru, pengembangan potensi para guru walaupun
ada dan cukup terbantu namun menurut penulis masih kurang dan juga
beberapa point lainnya yang dirasakan masih kurang.
3. Mobilisasi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
kegiatan belajar mengajar yaitu : Pemberian motivasi terhadap guru,
melakukan kunjungan kelas, memberikan perhatian dan lain-lain.
Walaupun itu kadang dilakukan tatapi kepala sekolah telah melakukan
kegiatan mobilisasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar
4. Walaupun guru masih merasakan kurang dengan kegiatan mobilisasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah namun itu semua cukup membantu para
guru dalam melaksanakan kegiatan pengajaran.
5. Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan belajar
mengajar di sekolahnya menurut penulis masih belum cukup memenuhi
hal ini terlihat dalam wawancara dengan kepala sekolah (terlampir), bahwa
kepala sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar hanya
mengikut sertakan para guru pelatihan-pelatihan diluar dan penempatan
guru sesuai dengan latar belakang pendidikan, juga menampung masukan
dari para guru. Sebaiknya kepala sekolah memberikan pembinaan-
pembinan langsung terhadap guru.yang khususnya yang berkenaan dengan
pembelajaran.
6. Usaha kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi guru, jika dilihat dari
beberapa point angket yang disebar yang dapat menilai usaha kepala
sekolah dalam peningkatan para guru, guru merasakan terbantu dengan
apa yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kemudian begitupun dalam hasil
wawancara dengan kepala sekolah (terlampir) yakni kepala sekolah
mengikut sertakan pelatihan-pelatihan, seminar pendidikan juga
memberikan reword kepada guru berprestasi, juga jika ada beasiswa untuk
58
menempuh pendidikan lebih tinggi biasanya beliau mendaftarkan untuk
ikut serta menempuh pendidikan tersebut
B. Saran
Tinggi rendahya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor yaitu
kurikulum, sarana prasarana metode pengajaran dan juga kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal tersebut penulis
menyarankan :
1. Kepala sekolah seyogyanya mengembangkan terus menerus kemampuan
dirinya mencakup pengalaman, keterampilan dan kemampuan
2. Kepala sekolah hendaknya terus menerus meningkatkan kerjasama dengan
para guru dan pegawainya serta berusaha meningkatkan kemampuan untuk
menjadikan guru agar dapat selalu meningkatkan kualitas kinerjanya
3. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat
menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah harus meningkatkan disiplin
kinerjanya agar kinerjanya lebih baik lagi.
4. Membuat perencanaan dan program kerja yang lebih matang lagi, terutama
program-program/perencananaan-perencanaan mengenai proses belajar
mengajar
59
DAFTAR PUSTAKA
Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Rosda, 2003.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya 2002 Get.
Ke-14
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta : gunung Agung, 1996, cet. Ke-
2.
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1999.
Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Ardadidya
Jaya, 2000.
Soekarno Indrafachrudi, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:
Badan Penerbit ALDA, 1984
Fremont E. Kast dan James Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen, terjemahan
A Hasyim AH, Jakarta; Bumi Aksara, 1995.
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung : Rosda Karya, 1991
Poerwadaminta, Kamus Bahasa Indonesia Jakarta : Depdikbud, 1998
Arief.S sadikin, Et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 1996 Cet. Ke- 4
Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2000, Cet. ke-2
J. Supranto, Metode Riset, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997
H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001
www.dephan.go.id
UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanannya, Jakarta :
Sinar Grapindo, 1992
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru,
1998 cet. Ke-2
H.R. Wahyudi Syah dan Ahmad Supardi, Metode Risel Beberapa Teori dan
Penerapannya, Bandung : lAIN Sunan Gunung Jati, 1982
60
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo
Persada, 2001, cet. Ke-2.
Yaslis Ilyas, Kinerja: Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian FKMUI Depok, Cet
ke-3
Francesco Sofo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Air Langga University
Press 2003, CetKe-1
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi
Pendidikan, Surabaya : IKIP Malang, 1989, Cet Ke 2
Sanford Labovitz/Robert Hagedorn, Metode Riset Sosial, terjemahan Bakrie
Siregar (Jakarta: Erlangga, 1999)
Farida Sariyama, S.Pd.,M.Si, Sertifikasi Guru, Bandung :Yrama Widya, 2008 Cet
Ke 1
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara 2007, Cet. Ke.
1