KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT)...

90
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009 KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) DALAM PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN TANAH DEMI MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM DAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH: MARIA MARGARETHA NIM : 040200205 Departemen Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan Hukum Agraria FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Transcript of KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT)...

Page 1: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA

(SUMUT) DALAM PENYELENGGARAAN

PENDAFTARAN TANAH DEMI MENJAMIN

KEPASTIAN HUKUM DAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT)

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

MARIA MARGARETHA NIM : 040200205

Departemen Hukum Administrasi Negara

Program Kekhususan Hukum Agraria

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Page 2: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Halaman Pengesahan:

KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) DALAM PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN TANAH DEMI MENJAMIN

KEPASTIAN HUKUM DAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

MARIA MARGARETHA

NIM : 040200205

Departemen Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan Hukum Agraria

Disetujui Oleh:

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

NIP : 131410462 Dr. Pendasteran Tarigan, SH. MS

Pembimbing I : Pembimbing II : Tampil Anshari Siregar, SH. MS NIP : 130250421 NIP : 131661438

Mariati Zendrato, SH. MH

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2008

Page 3: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

D. Keaslian Penulisan

E. Tinjauan Kepustakaan

a. Pengertian “Kinerja”

b. Pengertian “Tanah”

c. Tinjauan Umum tentang Hak Atas Tanah

d. Tinjauan Umum tentang Pendaftaran Tanah

e. Peralihan Hak atas Tanah

f. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Badan Pertanahan Nasional

RI

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN TANAH OLEH BPN

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

B. Peranan BPN dalam Menjamin Kepastian Hukum Hak Atas Tanah

a. Realisasi Menjamin Kepastian Hukum dan Hak Atas Tanah

Melalui Pelaksanaan Pendaftaran Tanah di Sumatera Utara

Page 4: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

b. Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Tanah di Sumatera Utara

BAB III HAMBATAN-HAMBATAN YANG TERJADI DALAM

PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH

A. Faktor Kebijakan Pemerintah Mengenai Kewajiban Perpajakan

dalam Kegiatan Pendaftaran Tanah.

B. Faktor Masalah Biaya Pendaftaran Tanah yang relatif mahal

C. SDM (Sumber Daya Manusia) dan Peralatan yang Terbatas

D. Kesadaran Hukum Masyarakat Masih Kurang

E.Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah yang berlaku di Indonesia

dengan Sistem Negatif

F. Adanya Ketentuan Penunjukan Kawasan Hutan Oleh Departemen

Kehutanan

BAB IV UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

HAMBATAN-HAMBATAN YANG TERJADI DALAM

PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH

A. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Hambatan dalam

Kegiatan Pendaftaran Tanah Melalui Kebijakan Hukum

Agraria

B. Upaya Pencegahan dan Penanggulan Hambatan dalan Kegiatan

Pendaftaran Tanah Melalui Pengelolaan BPN (Badan

Pertanahan Nasional)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Manusia dan tanah memiliki hubungan yang sangat erat, sangat alami dan

tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dan dipahami, karena tanah adalah

merupakan tempat tinggal, tempat pemberi makan, tempat mereka dilahirkan,

tempat ia dimakamkan, bahkan tempat leluhurnya. Maka selalu adanya pasangan

antara manusia dengan tanah, antara masyarakat dengan tanah.

Di tengah masyarakat hukum etnis Jawa terkenal filosofi yang menyatakan

“sedumuk batuk senyari bumi, yen perlu ditohi pati” (biar sejengkal tanah

miliknya bila perlu dipertahankan sampai mati). Masyarakat Hukum etnis Batak

menyatakan tanah itu adalah “ulos na soboi maribak” atau “ulos na sora buruk”

(kain yang tidak akan sobek atau lapuk) yang benar-benar sangat dibutuhkan

manusia, apalagi filosofi itu tumbuh pada saat kebanyakan anggota masyarakat

masih menggunakan kulit dan daun kayu yang dijadikan sebagai penutup

auratnya. Semua aktivitas masyarakat hukum etnis Batak ditujukan sebagaimana

tergambar dalam semboyan “hulului anak, hulului tano” (berusaha mendapat anak

dan mendapat tanah).1

Menurut Mr. B. Ter Haar Bzn, mengenai hubungan masyarakat dengan

tanah, membagi hubungan antara masyarakat dengan tanah baik keluar maupun

kedalam, dan hubungan perseorangan dengan tanah. Berdasarkan atas berlakunya

1 Siregar., Tampil Anshari., Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, Hal. 2

Page 6: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

ke luar maka masyarakat sebagai kesatuan, berkuasa memungut hasil dari tanah,

dan menolak lain-lain orang diluar masyarakat tersebut berbuat sedemikian itu,

sebagai kesatuan juga bertanggungjawab terhadap orang-orang luaran masyarakat

itu. Hak masyarakat atas tanah disebut “Hak yasan komunaal”, dan oleh Van

Vollenhoven diberi nama “beschikkingsrecht”.2

Beschikkingsrecht yaitu teori tentang hak menguasai tanah yang

dikemukakan oleh Van Vollenhoven (beliau banyak menulis tentang persekutuan-

persekutuan masyarakat adat di Nusantara). Menurut pandangannya, hak-hak atas

tanah yang dipegang oleh masyarakat adat dan anggota-anggotanya adalah hak

menguasai tanah, sebab mereka tidak mempunyai hak milik. Konsep dan

pandangan teori ini diangkat sebagai pengertian hak ulayat. Sedangkan Hak

Ulayat sendiri diadopsi dari bahasa Minangkabau, artinya hak menguasai atas

suatu lingkungan tanah yang dipegang oleh kepala persekutuan.

3

Hak atas tanah mempunyai peranan yang amat penting dalam kehidupan

manusia. Dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5 tahun 1960

Lembaran Negara 1960 No. 104 telah menentukan bahwa tanah-tanah di seluruh

Indonesia harus diinventarisasikan. Sesuai Pasal 19 (1) UUPA No. 5/ 1960

berbunyi: “ Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan

pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut Ketentuan-

ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”. Peraturan Pemerintah yang

dimaksud adalah PP No. 10 tahun 1961 (L.N. 1961 No. 28 tentang Pendaftaran

2 Soetomo., Pedoman Jual Beli Tanah Peralihan Hak dan Sertifikat, Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya, Surabaya, 1981, Hal.1 3 Bachriadi., Dianto; Faryadi., Erpan & Setiawan., Bonnie; Reformasi Agraria; Perubahan Politik, Sengketa dan Agenda Pembaruan Agraria di Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI (Universitas Indonesia), Jakarta, 1997, Hal.194

Page 7: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Tanah). Pendaftaran tanah yang bersifat rechts kadaster bertujuan untuk menjamin

tertib hukum dan kepastian hak atas tanah.

Setelah keluarnya Keppres No. 26 tahun 1988 (dan terakhir menjadi

Keppres No. 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan

yang ditetapkan pada tanggal 31 Mei 2003), bahwa Direktur Jenderal Agraria

yang bernaung di kementerian Dalam Negeri diangkat statusnya menjadi Badan

Pertanahan Nasional yang diawasi oleh seorang Kepala Badan yang langsung

bertanggung jawab kepada Presiden dan hingga sekarang sejak tahun 1992 telah

pula dibuat Menteri Negara Agraria / KBPN yang mengurusi masalah pertanahan

di Indonesia.

Fungsi Badan Pertanahan Nasional ini meliputi :

1. merumuskan kebijakan dan perencanaan penguasaan dan penggunaan

tanah

2. merumuskan kebijakan dan perencanaan pengaturan pemilikan tanah

dengan prinsip-prinsip bahwa tanah mempunyai fungsi sosial sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria

3. melaksanakan pengukuran dan pemetaan serta pendaftaran dalam upaya

memberikan kepastian hak di bidang pertanahan

4. melaksanakan pengurusan hak-hak atas tanah dalam rangka memelihara

tertib administrasi di bidang pertanahan

Page 8: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

5. melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang pertanahan serta

pendidikan dan latihan tenaga-tenaga yang diperlukan di bidang

administrasi4

Dalam Negara Kesatuan RI satu-satunya lembaga atau institusi yang sampai

saat ini diberikan kewenangan (kepercayaan) untuk mengemban amanah dalam

mengelola bidang pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia (BPN-RI). Pasal 2 Peraturan Presiden (Perpres) No 10 Tahun 2006

tentang Badan Pertanahan Nasional menyebutkan bahwa Badan Pertanahan

Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Oleh karena itu, maka BPN-RI

ke depan harus mampu memegang kendali perumusan kebijakan nasional di

bidang pertanahan, kebijakan teknis, perencanaan dan program, penyelenggaraan

pelayanan administrasi pertanahan dalam rangka menjamin kepastian hukum hak

atas tanah, penatagunaan tanah, reformasi agraria, penguasaan dan pemilikan hak

atas tanah, termasuk pemberdayaan masyarakat. Bahkan Institusi/lembaga ini

salah satu misi nya adalah melakukan pengkajian dan penanganan masalah,

sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan.

Menyangkut pada permasalahan Pendaftaran Tanah, sudah seharusnya

Badan Pertanahan Nasional RI melakukan kebijakan. Sekelompok rakyat telah

berani mengklaim hak orang lain menjadi haknya, sementara hukum agraria

dianggap atau diperlakukan lemah untuk dilaksanakan atau bahkan tidak

4 www.bpn.go.id

Page 9: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dilaksanakan sehingga dituding belum mampu mewujudkan seluruh tuntutan yang

diinginkan rakyat dalam mengatur dan mengayomi hak-hak atas tanahnya.

Akhirnya muncullah tuntutan atau keinginan rakyat untuk memperoleh tanah yang

kadang-kadang tanpa dasar hukum (alas hak) atau tanpa prosedur hukum.

Soal status tanah ditinjau dari sudut hukum belum/ tidak merupakan

problem bagi mereka. Malah bila mendengar hukum, mereka seolah

membayangkan hal-hal negatif, seperti perampasan hak milik, polisi, jaksa,

hakim, pengacara, penjara dan semuanya itu mereka tanggapi sebagai sesuatu

yang menakutkan dan dirasakan semata-mata permainan orang pintar/ terpelajar

yang penuh manipulasi. Ini bisa saja terjadi berdasarkan dari apa yang pernah

mereka dengar dan lihat di media cetak dan elektronik.

Akan tetapi kinerja BPN juga menjadi topik yang dibahas hampir setiap

surat kabar dan media elektronik selain selalu memberitakan hal-hal yang

menyangkut sengketa pertanahan yang berujung pada penyelesaian di muka

pengadilan. Mulai dari penyerobotan hak atas tanah, sertifikat palsu dan sertifikat

ganda juga pada keragu-raguan masyarakat terhadap kinerja BPN.

Eksistensi Badan Pertanahan Nasional dapat dikaitkan dengan dinamika

bangsa yang berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya dalam

bidang pendaftaran tanah demi menjamin kepastian hukum. Secara spesifik,

melalui tulisan ini, saya ingin memfokuskan pembahasan kepada sosok Lembaga

Pemerintah Non Departemen ini yakni BPN. Oleh karena itu saya akan

mengadakan penelitian tentang “Kinerja BPN dalam penyelenggaraan pendaftaran

tanah demi menjamin kepastian hukum hak atas tanah” dan menuangkannya

Page 10: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dalam bentuk skripsi ini dengan harapan bahwa tulisan ini dapat berguna serta ada

tindak lanjut dari berbagai pihak yang tentunya bila permasalahan ini tidak dapat

diatasi berarti keinginan UUPA dalam hal menciptakan tertib hukum, tertib

administrasi dan tertib kepemilikan dan penggunaan tanah sudah sangat jauh dari

apa yang diharapkan.

Page 11: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

B. Perumusan Masalah

Masalah atau permasalahan timbul, kalau ada kesenjangan antara apa yang

seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan

apa yang tersedia, serta antara harapan dan kenyataan.

Maka berdasarkan uraian pada latar belakang penulisan, saya mengangkat

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara dalam

penyelenggaraan pendaftaran tanah di wilayah Provinsi Sumatera

Utara?

2. Apakah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pendaftaran tanah tersebut?

3. Bagaimanakah upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan

hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendaftaran tanah

tersebut?

Page 12: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk

memperoleh gambaran secara kongkrit atas permasalahan yang telah diungkapkan

dalam perumusan masalah yang tersebut diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana kinerja BPN Provinsi Sumatera

Utara dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah di wilayah Provinsi

Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui secara jelas apakah hambatan-hambatan yang terjadi

dalam pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut

3. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana upaya-upaya pencegahan dan

penanggulangan hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pendaftaran tanah tersebut

Sedangkan manfaat penulisan skripsi yaitu :

1. Manfaat Secara Teoritis

a. untuk memberikan manfaat di bidang pengetahuan baik melalui pengembangan

wawasan dan pemikiran untuk mahasiswa / kalangan akademis mengenai Kinerja

Suatu Lembaga yakni Badan Pertanahan Nasional dalam penyelenggaraan

Pendaftaran Tanah demi menjamin kepastian hukum dan hak atas tanah

b. untuk memberikan pengembangan wawasan dan pemikiran pada masyarakat

mengenai arti penting suatu pendaftaran tanah

2. manfaat secara praktis

Untuk dapat memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai manfaat

secara khusus tentang pendaftaran tanah serta pemahaman mengenai kinerja BPN

Page 13: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dalam penyelenggaraan Pendaftaran Tanah.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan,

disamping sebagai sumbangsih ilmiah pada almamater khususnya dalam bidang

Agraria. Dengan uraian ini penulis berharap kiranya dapat memberi manfaat bagi

kita semua terutama tentang BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) dalam

penyelenggaraan pendaftaran tanah demi menjamin kepastian hukum hak atas

tanah.

D. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini oleh penulis adalah hasil pemikiran penulis sendiri.

Skripsi ini belum pernah ada yang membuat. Bilamana sudah ada, maka saya

sebagai penulis skripsi ini sangat yakin bahwa substansi pembahasannya pasti

berbeda.

Dalam skripsi ini, pembahasannya diarahkan kepada kinerja sebuah

Badan Pertanahan Nasional khususnya untuk wilayah Sumatera Utara. Kinerja

yang dimaksud adalah menyangkut penyelenggaraan pendaftaran tanah, apa saja

hambatan yang dihadapi dan bagaimana upaya penanggulangan yang dilakukan.

Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

a. Pengertian “Kinerja”

Page 14: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

b. Pengertian “Tanah”

Dalam Hukum Tanah kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti yuridis,

sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA.

Dalam Pasal 4 dinyatakan, bahwa Atas dasar hak menguasai dari

Negara….. ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang

disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang…..

Dengan demikian jelaslah, bahwa tanah dalam pengertian yuridis adalah

permukaan bumi (ayat) 1. Sedang hak atas tanah adalah hak atas sebagian

tertentu permukaan bumi, yang berbatas berdimensi dua dengan ukuran panjang

dan lebar. 5

c. Tinjauan Umum tentang Hak Atas Tanah

Bidang tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan

bidang yang memiliki batas tertentu. Diatas bidang tanah tersebut terdapat hak

atas tanah baik yang dimiliki secara perorangan maupun badan hukum. Hak atas

tanah adalah hak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 UUPA. 6

Penggolongan tanah bila dilihat dari status hukumnya, terdapat dua status

hukum di Indonesia yaitu Bukan Tanah Negara yaitu semua tanah yang dikuasai

orang berdasarkan hak milik dan Tanah Negara yaitu semua tanah yang langsung

dikuasai oleh negara meliputi tanah-tanah yang tidak bertuan disebut Tanah

5 Harsono., Boedi., Hukum Agraria Indonesia., Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria., Isi Dan Pelaksanaanya., Jilid I Hukum Tanah Nasional, Jambatan, Jakarta, hal 18 6 Sangsun., Florianus SP., Tata Cara Mengurus Sertifikat Tanah, Visimedia, Jakarta, 2007, Hal. 5

Page 15: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Negara Tak Bebas. 7

Hak-hak atas tanah menurut ketentuan Pasal 16 ayat (1) UUPA terdiri dari

Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa, hak

membuka tanah, hak memungut hasil hutan, dan hak-hak lain yang tidak termasuk

dalam hak-hak tersebut diatas yang ditetapkan melalui undang-undang, serta hak-

hak yang sifatnya sementara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 ayat (1)

UUPA yaitu Hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, hak sewa tanah

pertanian. Hak-hak tersebut diusahakan hapus dalam waktu singkat.

Tanah-tanah yang termasuk golongan tanah negara tak bebas adalah tanah

negara bebas yang sudah diberikan kepada seseorang dengan Hak Guna Usaha

ataupun Hak Guna Bangunan; tanah negara bebas yang sudah diberikan kepada

badan-badan atau instansi-instansi dengan hak pakai dan tanah-tanah kepunyaan

masyarakat yang hak-haknya belum dikonversikan (diubah) menjadi hak-hak

yang diakui oleh undang-undang. Dengan dasar pandangan ini, maka segala hak

tanah yang diakui oleh Undang-undang seperti Hak Milik, Hak Guna Bangunan,

Hak Guna Usaha adalah sejumlah hak tanah yang diberikan oleh Negara kepada

setiap warga Negara Indonesia. Jenis-jenis hak ini dapat dialihkan seperti dalam

bentuk jual-beli dan sewaktu-waktu dapat digugurkan karena berhadapan dengan

pembangunan bagi kepentingan umum.

8

d. Tinjauan Umum tentang Pendaftaran Tanah

7 Bachriadi., Dianto; Faryadi., Erpan & Setiawan., Bonnie; Reformasi Agraria; Perubahan Politik, Sengketa dan Agenda Pembaruan Agraria di Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI (Universitas Indonesia), Jakarta, 1997, Hal.195 8 Sangsun., Florianus SP., Loc. Cit., hal 5

Page 16: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

1). Pengertian Pendaftaran Tanah

Pendaftaran berasal dari kata cadastre (bahasa Belanda kadaster) suatu

istilah teknis untuk suatu record (rekaman) menunjuk kepada luas, nilai dan

kemilikan misalnya atas sebidang tanah. Kata ini berasal dari bahasa Latin

“capitastrum” yang berarti suatu register atau kapita atau unit yang diperbuat

untuk pajak tanah Romawi (Capotatio Terreus). Dalam artian yang tegas cadastre

adalah record (rekaman daripada lahan, nilai daripada tanah dan pemegang

haknya dan untuk kepentingan perpajakan)

2). Peraturan-peraturan dalam hal Pendaftaran Tanah

a. Undang Undang Pokok Agraria No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan

Dasar Pokok Agraria

b. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1997 jo. Nomor 20 Tahun 2000

Tentang BPHTB

c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang HGU, HGB dan

Hak Pakai

d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

e. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 Tentang Tarif Penerimaan

Negara Bukan Pajak Diberlakukan Di Kantor Pertanahan

f. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan

Tanah

g. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan

Nasional

h. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997

Tentang Pelaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah

i. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1999

Tentang Pelimpahan wewenang pemberian dan pembatalan keputusan dan

Page 17: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

pemberian hak atas tanah Negara

j. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 9 Tahun 1999

Tentang Tatacara pemberian dan pembatalan hak atas tanah Negara dan

HPL

k. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 4 Tahun 2006

Tentang Organisasi dan tata kerja Kanwil BPN dan kantor pertanahan

3). Tujuan Pendaftaran Tanah

Melalui ketentuan pokok pada pasal 19 ayat (1) UUPA ditegaskan bahwa

tujuan pendaftaran tanah adalah untuk menjamin kepastian hukum diseluruh

wilayah Indonesia. Tujuan pokok tersebut dijabarkan lebih lanjut pada pasal 3

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 sebagai berikut:

Pendaftaran tanah bertujuan:9

Sebagai ilustrasi A.P. Parlindungan (1990: 6-7) menyatakan bahwa dalam

kalangan para ahli disebutkan pendaftaran itu bertujuan untuk baik kepastian hak

seseorang, pengelakan suatu sengketa perbatasan (karena ada surat ukurnya yang

a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain

yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai

pemegang hak yang bersangkutan;

b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan

termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang

diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang

tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar;

c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Tujuan untuk memberikan kepastian hukum itu kepada pemegang hak atas

tanah dapat diukur dari kekuatan hukum pembuatan sertifikat sebagai alat

pembuktian yang kuat, kebenaran dari data dan kesempatan penuntutan dari

pihak-pihak lain yang merasa berhak atas tanah tersebut.

9 Siregar., Tampil Anshari., Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, Hal. 35

Page 18: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

teliti dan cermat) dan juga untuk penetapan suatu perpajakan. Namun dalam

konteks yang lebih luas lagi pendaftaran itu selain memberi informasi mengenai

kemampuan apa yang terkandung didalamnya dan demikian pula informasi

mengenai bangunan sendiri, harga bangunan dan tanahnya dan pajak yang

ditetapkan untuk tanah dan bangunannya. Hal inilah yang merupakan usaha yang

lebih modern dari suatu pendaftaran tanah yang komperehensif, yang kita kenal

dengan Land Information System, kadangkala juga disebut Gegraphic Information

System.

4). Objek Pendaftaran Tanah

Objek Pendaftaran Tanah menurut Pasal (9) Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 1997 meliputi:

a. bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha,

hak guna bangunan dan hak pakai

b. tanah hak pengelolaan

c. tanah wakaf

d. hak milik atas satuan rumah susun,

e. hak tanggungan

f. tanah negara

Untuk memperjelas pengertian mengenai obyek pendaftaran tanah,

ketentuan –ketentuan pokok yang berkaitan dengan hal tersebut diuraiakan

sebagaimana berikut:

a). Hak Milik

Pasal 20 ayat 1 UUPA memberikan pengertian tentang Hak Milik sebagai

berikut: hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat

dipunyai orang atas tanah dengan mengingat fungsi sosial. Kata-kata “terkuat”

dan “terpenuh” itu tidak berarti bahwa hak milik itu merupakan hak mutlak yang

tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat, melainkan dibatasi oleh pengertian

Page 19: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dan isi fungsi sosial hak atas tanah.10

Kata-kata terkuat dan terpenuh itu untuk membedakannya dengan hak

guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, dan lain sebagainya, yaitu untuk

menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai orang, hak

miliklah yang “ter” (paling) kuat dan penuh.

11

Hak Milik atas tanah berdasarkan UUPA tidak sama dengan hak eigendom

berdasarkan BW atau sekalipun hampir sama dengan hak milik menurut Hukum

Adat. Perbedaan dimaksud tidak lain bahwa hak milik berdasarkan UUPA tidak

diperkenalkan sebagai hak kebendaan dimana dalam pemegang haknya berada

keleluasaan mengambil nikmat dengan lebih mengutamakan kepentingan individu

si pemilik dari kepentingan sosial/ masyarakat, demikian pula hak milik

berdasarkan UUPA itu tidak melekat atasnya hak ulayat sebagaimana pada

Hukum Adat tetapi hak menguasai negara.

12

Ciri Hak Milik sebagaimana disebut pada pasal 20 UUPA adalah hak

turun temurun, terkuat dan terpenuh yang mempunyai fungsi sosial. Dalam

Berhubung sampai saat ini ketentuan-ketentuan tentang hak milik belum

diatur dengan Undang-undang (sebagaimana perintah Pasal 50 UUPA) maka

untuk mencermati hal-hal yang berkaitan dengan hak milik itu belum dapat

dilakukan rinci apalagi disebutkan pada pasal 56 UUPA bahwa sebelum Undang-

Undang Hak Milik itu terbentuk maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan

hukum adat setempat yang memberi wewenamg sebagaimana atau mirip dengan

yang dimaksud dalam pasal 20 UUPA sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa

dan ketentuan UUPA.

10 Parlindungan., A.P., Komentar Atas UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1991, Hal. 87 11 Parlindungan., A.P., Ibid. hal 112 12 12 Siregar., Tampil Anshari., Op. cit Hal 41.

Page 20: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

pengertian, jika dibanding dengan hak lain, hak milik itulah yang lebih kuat dan

penuh. Hal itu terlihat dalam wujud konkritnya bahwa hak milik itu

penggunaannya lebih luas, nilai tanggungannya lebih tinggi jika dijadikan sebagai

obyek hak tanggungan, pembayaran ganti kerugiannya akan lebih besar jika

menjadi obyek pencabutan/pelepasan hak dan nilai jualnyapun lebih mahal serta

haknya tetap penuh tidak dipengaruhi oleh waktu penggunaannya. Bahkan diatas

tanah hak milik itu berdasarkan kesepakatan/perjanjian otentik dapat diterbitkan

hak lain seperti hak guna bangunan, hak pakai atau hak sewa yang diberikan

kepada subyek lain yang memenuhi syarat.

Subyek dari hak milik sebagaimana ditetapkan pada pasal 21 UUPA harus

memenuhi azas kebangsaan (prinsip nasionalitas) yaitu warga negara Indonesia

tunggal dan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan

berkedudukan di Indonesia (badan hukum Indonesia) tertentu saja berdasrkan

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 1963 yaitu Bank-bank negara, badan koperasi

pertanian, lembaga sosial dan lembaga keagamaan.

Hak milik harus didaftarkan di Kantor Pertanahan baik pendaftaran yang

pertama kali maupun pendaftaran mutasi dan pengikatan jaminan dengan hak

tanggungan.

Hak milik hapus apabila:

a. tanah jatuh pada negara, hal ini disebabkan oleh:

1. karena pencabutan hak untuk kepentingan umum

2. karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya

3. karena ditelantarkan

Page 21: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

4. karena ketentuan pasal 21 ayat (3) UUPA yang pada pokoknya berisi

bahwa setiap orang asing yang sesudah berlakunya UUPA jika

memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa surat wasiat atau

pencampuran harta perkawinan demikian pula WNI yang mempunyai

hak milik dan setelah berlakunya UUPA maka hak miliknya wajib

dilepaskan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diperolehnya hak

milik tersebut.

5. karena ketentuan pasal 26 ayat (1) UUPA yang pada pokoknya berisi

setiap perbuatan-perbuatan yang dimaksud langsung atau tidak

langsung memindahkan hak milik kepada orang asing atau badan

hukum selain yang telah ditentukan pemerintah adalah batal karena

hukum. Perbuatan ini misalnya jual-beli, hibah, pemberian wasiat dan

lain-lain.

b. karena tanahnya musnah.

b). Hak Guna Usaha (HGU)

Menurut pasal 28 ayat (1) dan (2) dan pasal 29 UUPA, pengertian hak

guna usaha adalah hak untk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh

negara, dalam jangka waktu paling lama 25 tahun atau 35 tahun yang bila

diperlukan masih dapat diperpanjang lagi dengan 25 tahun, guna pengusahaan

pertanian, perikanan atau peternakan dan luasnya paling sedikit adalah 5 Ha.

Untuk memenuhi pasal 50 ayat (2) UUPA mengenai ketentuan lebih

lanjut dari HGU, maka pemerintah telah menerbitkan PP No. 40 tahun 1996 yang

mengatur tentang Hak-hak atas Tanah (hak guna Usaha, Hak Guna Bangunan, hak

Page 22: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

pakai).

Yang dapat menjadi pemegang hak guna usaha adalah:

a. Warga Negara Indonesia tunggal

b. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di

Indonesia

Hak Guna Usaha hanya dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung

oleh negara, sehingga HGU tidak dapat terjadi atas suatu perjanjian antara pemilik

atas tanah milik oranglain. Alas Hak dari HGU berasal dari suatu Surat Keputusan

pemberian Hak Guna Usaha oleh Kepala BPN.

Menurut pasal 34 UUPA, HGU hapus apabila:

a. jangka waktunya berakhir

b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir, karena suatu syarat

yang tidak dipenuhi

c. dilepaskan oeh pemegang haknya sebelum jangka waktunya

berakhir

d. dicabut untuk kepentingan umum

e. ditelantarkan

f. tanahnya musnah

g. karena ketentuan pasal 30 ayat (2) UUPA yang intinya bahwa

orang atau badan hukum yang mempunyai HGU tidak lagi

memenuhi syarat-syarat tersebut, wajib melepaskan atau

mengalihkan kepada pihak lain yang memenuhi syarat dalam

Page 23: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

jangka waktu satu tahun.

c). Hak Guna Bangunan (HGB)

Pasal 35 UUPA menyebutkan bahwa HGB adalah hak untuk mendirikan

dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri,

dengan, jangka waktu paling lama 20 tahun.

Hak Guna Bangunan diatur dalam pasal 35 sampai dengan pasal 40

UUPA, HGB ini juga diatur mulai dari pasal 38 PP No. 40 tahun 1996.

Hak Guna Bangunan dimiliki oleh :

a. WNI Tunggal

b. Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan

berkedudukan di Indonesia

Hak Guna Bangunan dapat terjadi diatas tanah yang dikuasai negara dan

juga di atas tanah milik oranglain. Terjadinya HGB apabila diatas tanah negara

kemudian harus melalui suatu Penetapan Pemarintah sedangkan apabila terjadi

diatas tanah hak milik oraglain maka terlabih dahulu harus didasarkan pada

perjanjian.

Hak guna bangunan hapus karena :

h. jangka waktunya berakhir

i. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir, karena suatu syarat

yang tidak dipenuhi

j. dilepaskan oeh pemegang haknya sebelum jangka waktunya

berakhir

k. dicabut untuk kepentingan umum

Page 24: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

l. ditelantarkan

m. tanahnya musnah

n. karena ketentuan pasal 36 ayat (2) UUPA yang intinya bahwa

apabila pemegang hak tidak memenuhi syarat prinsip nasionalitas,

maka dalam tempo satu tahun wajib melepaskan atau mengalihkan

hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat, dengan ancaman

tanahnya hapus karena hukum.

d). Hak Pakai

Hak Pakai diatur dalam pasal 41 sampai pasal 43 UUPA dan diatur lebih

lanjut dalam pasal 39 sampai pasal 58 PP No. 40 tahun 1996.

Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari

tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain yang

memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan

pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam

perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau

perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan

UUPA.

Hak pakai dapat dibedakan atas hak pakai privat dan hak pakai publik

(khusus). Hak pakai mempunyai right to use untuk menggunakan dan atau

memungut hasil dari tanah yang dikuasai oleh negara atau dari tanah yang

dikuasai oleh seseorang dengan hak milik.

Subjek hukum hak pakai privat adalah WNI dan badan hukum Indonesia

dengan pengecualian orang asing orang asing penduduk Indonesia dan badan

Page 25: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

hukum asing yang ada izin operasionalnya. Hak pakai privat dapat beralih dan

dialihkan serta dapat diikat dengan hak tanggungan pasal (53-54 PP No. 40 tahun

1996).

Subjek hukum hak pakai publik yaitu:

1) Public Rechtlijk yang meliputi departemen, lembaga pemerintahan non

departemen , pemerintah daerah dan lain-lain;

2) Publick Rechtlijk Internasional yang meliputi perwakilan negara-negara

asing ;

3) Publick Rechtlijk Agama/ sosial yang meliputi lembaga-lembaga

keagamaan dan lembaga-lembaga sosial ;

Hak pakai publik (khusus) mempuyai right to use untuk mempergunakan

tanah untuk pelaksanaan tugasnya yang berasal dari tanah yang dikuasai oleh

negara. Hak pakai tidak mempuyai jangka waktu yang berbatas selama masih

digunakan sesuai dengan peruntukannya.

e). Hak Pengelolaan

Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan

pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya (pasal 1 angka 2 PP

No. 46 tahun 1996). didalam pasal 2 ayat 4 UUPA ditegaskan bahwa hak

menguasai dari negara tersebut diatas pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada

daerah-daerah swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar

diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut

Page 26: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah.

f). Tanah Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/ atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah

dan/ atau kesejahteraan umum menurut syariah (pasal 1 butir 1 UU No. 41 tahun

2004). Jika seseorang telah mewakafkan tanah hakm miliknya naka dengan

sendirinya berakhirlah hak dan kewajiban si wakif terhadap tanah tersebut, tidak

lagi sebagaimana tanah tersebut sebagai miliknya. Hak itu beralih kepada Nadzir

(oengurus dan pemelihara tanah wakaf). Dan beriringan dengan hal tersebut tanah

wakaf tidak dapat dialihkan lagi, beralih maupun dijadikan obyek hak tanggungan

atau jaminan hutang sebagaimana pada saat tanah itu masih hak seseorang atau

badan hukum.

g). hak milik atas satuan rumah susun

Pemilikan atas satuan rumah susun merupakan satu kesatuan dengan

tanahnya dan dengan adanya bukti pemilikan tersebut maka satuan rumah susun

dapat dijadikan jaminan hutang yang tunduk kepada ketentuan Undang-undang

no. 4 tahun 1996. Didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 14 tahun 1975

ditegaskan bahwa kepada setiap pemegang hak atas tanah kepunyaan bersama

dapat diberi sertifikat sebagai tanda bukti hak atas masing-masing dan jumlah

sertifikat yang diterbitkan sebanyak-banyaknya sama dengan jumlah pemegang

hak bersama atas tanah tersebut .

Page 27: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

h. hak tanggungan

Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah,

berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan

tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu yang memberikan kedudukan yang

diutamakn kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya (pasal 1

angka 1 UU No. 4 tahun 1996). Hak atas tanah yang dimaksud adalah

sebagaimana dalam pasal 16 ayat 1 UUPA yang tidak bersifat limitatif itu.

i. tanah negara

Tanah negara yang biasa disebut tanah yang dikuasai langsung oleh negara

adalah pengelompokkan status tanah yang dikenal sejak berlakunya UUPA.

Tanah negara berdasarkan konsep UUPA ini berbeda dengan tanah negara

atau lebih tepat disebut tanah milik negara berdasarkan konsep Hukum Perdata

Barat/ BW yang berlaku pada zaman penjajahan Belanda.

Dalam hal tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah, pendaftarannya

dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang merupakan tanah Negara

dalam daftar tanah.

e. Peralihan Hak atas Tanah

Hak atas tanah mempunyai peranan yang amat penting dalam kehidupan

manusia. Dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5 tahun 1960 No.

104 telah menentukan bahwa tanah-tanah di seluruh Indonesia harus

diinventariskan. Pasal 19 (1) UUPA No. 5 tahun 1960 berbunyi: “Untuk

Page 28: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

menjamin kepastian hukum oleh Pemeintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh

wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan

Peraturan Pemerintah”. Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah PP No. 10

tahun 1961 (Lembaran Negara 1961 No. 28 tentang Pendaftaran Tanah) 13

Sebelum Undang-Undang Pokok Agraria berlaku terdapat adanya

dualisme dalam hukum, karena ada hak yang berstatus hak Barat, yang diatur

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) seperti Eigendom, Erfpacht,

dan sebagainya. Peralihan haknya dilakukan di hadapan Notaris. Sedang hak-hak

yang diatur dengan Hukum Adat (hak-hak adat), seperti tanah yang dilakukan

oleh Kepala Desa. Dengan UUPA ini maka dualisme dalam hukum dihapus,

dengan “Dasar kesatuan Hukum: Anti Dualisme”, karena oleh pembuat UUPA

banyak yang dijelaskan bahwa sifat dualisme itu adalah akibat dari politik hukum

pemerintahan jajahan.

.

14

1. jual-beli;

Dengan berlakunya UUPA, maka dualisme dalam pertanahan dihilangkan.

Semua peralihan atas hak tanah dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Peralihan-peralihan Hak yang harus dilakukan di hadapan seorang Pejabat

Pembuat Akta Tanah ialah:

2. hibah;

3. tukar-menukar;

4. pemisahan dan pembagian biasa;

13 Sutomo., Pedoman Jual Beli Tanah Peralihan Hak & Sertifikat, Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya, Malang, 1981, Hal. 15 14 Gautama., Sudargo., Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni, Bandung, 1973, hal. 13

Page 29: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

5. pemisahan dan pembagian harta warisan;

6. penyerahan hibah wasiat;

7. hipotik;

8. credit verband;

f. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Badan Pertanahan Nasional RI

1. Pengertian Lembaga BPN RI

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan

dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006)

2. Stuktur Organisasi BPN RI

Setelah sebelumnya tugas keagrariaan diselenggarakan oleh suatu

Kementerian (berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 1958), maka berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 1966, tugas keagrariaan dilaksanakan oleh

Menteri Dalam Negeri ditingkatkan menjadi Badan Pertanahan Nasional yang

dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggungjawab kepada Menteri

Sekretaris Negara dengan susunan organisasi sebagaimana ditetapkan oleh

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 11/BPN/1988. 15

Di tingkat daerah dibentuk organisasi Kantor Wilayah BPN untuk Tingkat

Provinsi dan Kantor Pertanahan untuk Tingkat Kabupaten/Kotamadya,

15 Murad., Rusmadi., Administrasi Pertanahan Pelaksanaannya dalam Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1997, hal. 6

Page 30: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

berdasarkan Keputusan Kepala BPN Nomor 1 tahun 1989.16

Sebagai instansi vertikal, BPN RI memiliki unit kerja di hampir semua

tingkatan wilayah administrasi pemerintahan (Pusat, Provinsi

danKabupaten/Kota). Secara organisatoris, seluruh provinsi telah memiliki unit

kerja Kantor Wilayah (Kanwil), namun sampai dengan bulan Juni tahun2006,

belum semua Kanwil BPN Provinsi memiliki gedung kantor sendiri khususnya

pada Kanwil BPN Provinsi hasil pemekaran wilayah. Sebagianlainnya, dalam

kondisi yang kurang baik, sampai dengan rusak. Di hampir semua kabupaten/kota

telah dibentuk Kantor Pertanahan, namun sebagianbelum memiliki gedung kantor

sendiri. Hampir 70% diantaranya dalam kondisi rusak ringan, sedang, sampai

rusak berat. Sebagai unit pelayanan(langsung) kepada masyarakat, kondisi ini

sangat memprihatinkan.Mengingat hanya dokumen pertanahan yang berbahan

dasar kertas (paper base), dalam berbagai jenis dan ukuran masih merupakan alat

bukti yangdiakui oleh pengadilan. Tempat penyimpanan dokumen merupakan

salah satu kebutuhan pokok bagi pelaksanaan tugas pertanahan. Sampai saat ini

barusekitar 10 % Kantor Pertanahan yang telah memiliki tempat penyimpanan

Dengan demikian maka selain fungsi dan tugas pokoknya masih relatif

sama dengan Direktorat Jenderal Agraria, tetapi hubungan kerja dengan Menteri

dalam Negeri, Gubernur dan Bupati/Walikota berubah, yang semula sebagai

instansi/aparat dekonsentrasi, sekarang menjadi Instansi Vertikal dengan

hubungan koordinasi sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

6 tahun 1988.

16 Ibid.

Page 31: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dokumen (gedung arsip) pertanahan yang layak. Alat ukur dan perekam data

lapangan, sarana dan alat pengolah data serta sarana mobilitas, merupakan unsur

lain yang menentukan kinerja BPN RI. Berdasarkan kondisi yang ada, sebagian

besar sarana penunjang kerja khususnya alat ukur dan perekam data lapangan,

perlu diganti dengan peralatan baru. Demikian juga halnya dengan sarana

mobilitas.Peta dasar skala besar dan titik dasar teknis (jejaring geodetic nasional),

adalah infrastruktur utama pelaksanaan tugas BPN RI. Saat ini, baru sebagiankecil

wilayah daratan diluar kawasan hutan yang telah tersedia peta dasar. Sebaran titik

dasar teknis pun baru meliputi sebagian kota/ kabupaten.

3. Tugas Pokok dan Fungsi BPN RI

Tugas Pokok dan Fungsi BPN RI adalah sebagai berikut:

1. Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan

sektoral.Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPN RI melaksanakan fungsi:

a. perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan;

b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan;

c. koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang

pertanahan;

d. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

pertanahan;

Page 32: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

e. penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan

pemetaan di bidang pertanahan;

f. pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian

hukum;

g. pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah;

h. pelaksanaan penatagunaan tanah, reforma agraria dan penataan

wilayah-wilayah khusus;

i. penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik

negara/ daerah bekerjasama dengan Departemen Keuangan;

j. pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah;

k. kerja sama dengan lembaga-lembaga lain;

l. penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan

program di bidang pertanahan;

m. pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan;

n. pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik

di bidang pertanahan;

o. pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan;

p. penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;

q. pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di

bidang pertanahan;

r. pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan;

s. pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan

bidang pertanahan;

Page 33: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

t. pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang,

dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

u. fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Visi dan Misi BPN RI

a).Visi

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem

kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

b).Misi

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan

untuk:

a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru

kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan;

b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan

dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T);

Page 34: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan

mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di

seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem

pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa,

konflik dan perkara di kemudian hari;

d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi

yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan

masyarakat;

e. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat,

prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat

secara luas.

Hal yang lebih penting lagi, bahwa tanah merupakan perekat Negara

Kesatuan Republik Indonesia, oleh karena itu perlu dikelola secara Nasional

dengan tetap menjaga keberlanjutan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam tataran empiris, kebijakan yang bersifat nasional tersebut tidak pula

meninggalkan norma yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas tertentu

seperti masyarakat hukum adat yang eksistensinya masih ada di beberapa daerah

tertentu seperti Sumatera Barat, Propinsi Papua dan beberapa daerah lain di luar

Pulau Jawa.

Dalam Negara Kesatuan RI satu-satunya lembaga atau institusi yang

sampai saat ini diberikan kewenangan (kepercayaan) untuk mengemban amanah

dalam mengelola bidang pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik

Page 35: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Indonesia (BPN-RI). Pasal 2 Peraturan Presiden (Perpres) No 10 Tahun 2006

tentang Badan Pertanahan Nasional menyebutkan bahwa Badan Pertanahan

Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Oleh karena itu, maka BPN-RI

dengan mandat baru tersebut, ke depan harus mampu memegang kendali

perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan , kebijakan teknis,

perencanaan dan program, penyelenggaraan pelayanan administrasi pertanahan

dalam rangka menjamin kepastian hukum hak atas tanah, penatagunaan tanah,

reformasi agraria, penguasaan dan pemilikan hak atas tanah, termasuk

pemberdayaan masyarakat. Bahkan Institusi/lembaga ini salah satu misi nya

adalah melakukan pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan

konflik di bidang pertanahan. 17

17 www.bpn.,go.id

Sebagai wujud keinginan dan kepedulian Pemerintah untuk menangani

konflik dan sengketa pertanahan yang mempunyai implikasi langsung terhadap

'korban" di bidang pertanahan, maka dalam pembentukan BPN-RI dengan visi dan

misi yang baru, di BPN Pusat telah dibentuk Deputi IV Bidang Pengkajian dan

Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan (Pasal 343 Peraturan Kepala BPN

No 3 Tahun 2006). Yang selanjutnya di tingkat Propinsi yaitu pada Kantor

Wilayah BPN dibentuk Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik

Pertanahan , sedangkan di tingkat Kabupaten/ Kota, yaitu pada setiap Kantor

Pertanahan Kabupaten/ Kota dibentuk Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara (Pasal

4 dan 27, 32, dan 53 Peraturan Kepala BPN No 4 Tahun 2006).

Page 36: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Sementara untuk mewujudkan visi dan misi BPN-RI yang baru tersebut,

Kepala BPN-RI Joyo Winoto, telah menetapkan sebelas agenda kegiatan, yaitu:

1) Membangun kepercayaan masyarakat pada BPN;

2) Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah, serta

sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia;

3) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah;

4) Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana

alam dan daerah-daerah konflik di seluruh tanah air;

5) Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik

pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis;

6) Membangun Sistem Infomasi dan Manajemen Pertanahan Nasional

(SIMTANAS) dan Sistem keamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia;

7) Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat;

8) Membangun database penguasaan dan pemilikan tanah skala besar;

9) Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan

pertanahan yang telah ditetapkan;

10) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional; dan

11) Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum, dan kebijakan

pertanahan.

Dalam konteks kebijakan pertanahan nasional, sebelas agenda di atas tidak

menegasikan wacana kedaerahan (regional) untuk menggali kearifan lokal dalam

penyelesaian sengketa, konflik dan perkara pertanahan yang terdapat di beberapa

Page 37: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

daerah di Indonesia, dalam bingkai Negara Kesatuan RI. Sebagai contoh, telah

dituangkannya substansi pengaturan bidang pertanahan pada Pasal 213 UU No 11

Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

F. Metode Penelitian

Penentuan metode penelitian yang akan digunakan merupakan langkah

berikutnya setelah pemilihan dan analisis masalah. Pemakaian metode ini penting

supaya masalah-masalah tadi terjawab dengan tepat. Metode penelitian hukum

yang digunakan yakni :

a. Jenis Penelitian

Metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian hukum empiris

yang meliputi pendekatan hukum normatif dan pendekatan hukum sosiologis.

Dalam hal pendekatan hukum normatif penulis melakukan penelitian terhadap

peraturan Perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan

dengan skripsi ini. Pendekatan ini dilakukan demi memperoleh data sekunder.

Sedangkan pendekatan secara sosiologis dilakukan demi memperoleh data primer

yaitu dengan melakukan penelitian dan wawancara langsung kepada Kepala Seksi

Penetapan Hak Tanah Perorangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Sumatera Utara. Dalam menganalisa data yang diperoleh, maka penulis

menggunakan analisis kualitatif.

b. Alat Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis menggunakan dua cara dalam memperoleh data-data

Page 38: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

yang diperlukan sehingga isi skripsi ini dapat terungkap dengan jelas, kedua cara

yang dimaksud adalah:

1). Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam rangka pengumpulan data-data melalui penelitian kepustakaan

maka penulis meneliti melalui sumber bacaan yang berhubungan dengan judul

skripsi ini, yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar

dalam penelitian dan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi. Penelitian

yang dilakukan dengan membaca serta menganalisa peraturan perundang-

undangan maupun dokumentasi lainnya seperti: karya ilmiah para sarjana,

majalah, surat kabar, internet maupun sumber teoritis lainnya yang berkaitan

dengan materi skripsi yang penulis ajukan.

2). Penelitian Lapangan (Field Research)

Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara turun langsung ke lapangan

sasaran penelitian. Pengumpulan bahan-bahan di lapangan untuk memperoleh data

yang akurat, diperlukan informasi langsung dengan mempergunakan instrumen

penelitian sebagai berikut:

a. Wawancara (interview), yaitu: mengadakan tanya-jawab dengan

pejabat-pejabat instansi/kantor yang ada hubungannya dengan

penelitian ini yaitu antaralain dengan aparat BPN (Badan

Pertanahan Nasional) untuk wilayah Sumatera Utara.

b. Observasi (pengamatan), yaitu: penelitian dengan cara melakukan

pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap objek yang

Page 39: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

diteliti.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

dalam hal ini dalam rangka memperoleh data dan keterangan yang berkaitan

dengan kinerja Badan Pertanahan Nasional Wilayah Provinsi Sumatera Utara

dalam hal Pendaftaran Tanah.

Sesuai dengan data-data yang telah dikumpulkan oleh penulis kemudian

disajikan sebagai gambaran dari keadaan yang sebenarnya (deskriptif) dengan

berpedoman kepada bentuk metode penelitian karya ilmiah yang kiranya dapat

diterima oleh semua pihak.

G. Sistematika Penulisan

Adapun judul Skripsi ini yakni : “Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara

(Sumut) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian

Hukum Dan Hak Atas Tanah” (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN Sumut).

Berikut uraian sistematika penulisan yang merupakan gambaran isi skripsi ini :

Pada Bab I diuraikan tentang Latar Belakang Penulisan Skripsi; kemudian

Perumusan Masalah yang akan diteliti ; diuraian pula Tujuan Penulisan dan

Manfaat Penulisan baik secara praktis maupun secara teoritis ; Keaslian Penulisan

bahwa tulisan ini adalah karya asli dari penulis ; Tinjauan Kepustakaan yang

meliputi : Pengertian “Kinerja”, Pengertian “Tanah”, Tinjauan Umum tentang

Hak Atas Tanah, Tinjauan Umum tentang Pendaftaran Tanah, Peralihan Hak atas

Tanah, Tinjauan Umum Tentang Lembaga Badan Pertanahan Nasional RI ;

Page 40: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

selanjutnya Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Pada Bab II diuraikan tentang Gambaran Umum Daerah Penelitian,

Peranan BPN dalam Menjamin Kepastian Hukum Hak Atas Tanah, Realisasi

Menjamin Kepastian Hukum dan Hak Atas Tanah Melalui Pelaksanaan

Pendaftaran Tanah di Sumatera Utara, selanjutnya Prosedur Pelaksanaan

Pendaftaran Tanah di Sumatera Utara.

Pada Bab III diuraikan tentang Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Dalam

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah meliputi Faktor Kebijakan Pemerintah Mengenai

Kewajiban Perpajakan dalam Kegiatan Pendaftaran Tanah, Faktor Masalah Biaya

Pendaftaran Tanah yang relatif mahal, SDM (Sumber Daya Manusia) dan

Peralatan yang Terbatas, Kesadaran Hukum Masyarakat Masih Kurang, Sistem

Publikasi Pendaftaran Tanah yang berlaku di Indonesia dengan Sistem Negatif

serta Adanya Ketentuan Penunjukan Kawasan Hutan Oleh Departemen

Kehutanan.

Pada Bab IV diuraikan tentang Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan

Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang

meliputi : Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Hambatan dalam Kegiatan

Pendaftaran Tanah Melalui Kebijakan Hukum Agraria serta Upaya Pencegahan

dan Penanggulan Hambatan dalan Kegiatan Pendaftaran Tanah Melalui

Pengelolaan BPN (Badan Pertanahan Nasional).

Pada Bab V duraikan mengenai Kesimpulan dan saran dari Penulis.

Penulisan skripsi ini diakhiri dengan menyimpulkan butir-butir yang seyogianya

dianggap penting, kemudian penulis memberikan beberapa saran sehubungan

Page 41: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

dengan pembahasan yang telah dilakukan, sehingga somoga kiranya dapat

berguna bagi segala pihak.

Demikian sistematika penulisan skripsi ini dengan memberikan suatu

batasan dalam ruang lingkup pembahasannya.

BAB II

PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN TANAH OLEH

BPN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

a. Lokasi dan Kcadaan Geografis.

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada

garis 10 - 40 Lintang Utara dan 98° - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan

dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara

Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan

Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71 680,68 km2, sebagian besar

berada di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-

pulau Barn serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun bagian timur

pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenlkota di

Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan

luas 12.138,30 km2 atau 16,93% diikuti Kabupaten Labuhan Barn dengan luas

9.223,18 km2 atau 12,87% kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan

luas 6.618,79 km2 atau sekitar 9,23%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota

Page 42: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Sibolga dengan luas 10,77 km2 atau sekitar 0,02% dan total luas wilayah

Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara

dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai

Timur.

b.Iklim.

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke

dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera

Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas

permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 35,8°C, sebagian daerah

berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi

berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 13,00 C.

Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai

musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada

bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada

bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi

oleh musim pancaroba.

Page 43: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 44: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 45: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

c.JumlahPenduduk

Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat yang terbesar jumlah

penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Menurut hasil peneacahan lengkap Sensus Penduduk ISP) 1990 penduduk

Sumatera Utara keadaan tanggal 3 1 Oktober 1990 (han sensus) berjumlah 10,26

juta jiwa, dan dan hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51

juta jiwa. Pada bulan April tahun 2003 dilakukan Pendaftaran Pemilih dan

Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Dan hasil pendafiaran tersebut

diperoleh jumlah penduduk sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dan hasil

estimasi jumlah penduduk keadaan Juni 2005 diperkirakan sebesar 12.326.678

jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2

dan tahun 2005 meningkat menjadi 172 jiwa per km2. Laju pertumbuhan

penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20

persen per tahun, dan pada tahun 2000-2005 menjadi 1,37 % per tahun.

Penduduk perempuan di Sumatera Utara sedikit lebih banyak dan laki-laki.

Pada tahun 2005 penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan

berjumlah sekitar 6.16 1.607 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 6.165.071 jiwa.

Dengan demikian sex ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 100,06 persen.

Penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dan

pada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di

pedesaan adalah 6,99 juta jiwa (56,76 %) dan yang tinggal di daerah perkotaan

sebesar 5,33jutajiwa (43,24 %).

Page 46: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Sampai dengan tahun 1996 Jumlah penduduk miskin masih terlihat

menurun di Sumatera Utara. Hal mi menggambarkan bahwa pembangunan di

Sumatera Utara menghasilkan peningkatan taraf hidup masyarakat Sumatera

Utara seeara keseluruhan. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta

orang atau sebesar 12,3 1 persen dan total seluruh penduduk Sumatera Utara.

Tahun 1996 jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23

juta jiwa dengan persentase sebesar 10,92 persen. Namun karena terjadinya krisis

moneter seeara maksimal termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera

Utara tahun 1999 meningkat menjadi 16,74 persen dan total penduduk Sumatera

Utara yaitu sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk

miskin baik seeara absolut maupun seeara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa

atau sekitar 15,89 persen, sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun

menjadi sebanyak 1,80 jutajiwa atau sekitar 14,93 %.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 jumlah penduduk Sumatera

Utara yang menganut agama Islam pada tahun 2000 sebesar 65,45 persen, Kristen

Katolik sebesar 4,78 persen, Kristen lainnya sebesar 26,62 persen, Hindu sebesar

0,19 persen, Budha sebesar 2,82 persen dan agama lainnya sebesar 0,14 persen.

Page 47: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

d. Perbandingan Nasional

Penduduk Indonesia pada tahun 2005 menurut hasil proyeksi penduduk

akhir tahun berjumlah 219, 21 juta jiwa sementara penduduk Sumatera Utara

sebesar 12,45 juta jiwa. Jumlah penduduk Sumatera Utara merupakan terbesar

keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah yang

masing-masing jumlahnya 39,07 juta jiwa, 35,55 juta jiwa dan 31,89jutajiwa.

Page 48: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 49: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Berdasarkan penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (1PM) tahun

2004, 1PM tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta sebesar 75,8 diikuti posisi kedua

Provinsi Sulawesi Utara sebesar 73,4 dan DI Yogyakarta diposisi ketiga sebesar

72,9. Sementara 1PM Provinsi Sumatera Utara sebesar 71,4 yang secara Nasional

peringkatnya berada path posisi 7 dan 33 provinsi di Indonesia.

Tahun 2005, Sumatera Utara mengalami inflasi 22,4 1 persen, jauh lebih

tinggi daripada tahun 2004 yang sebesar 6,80 persen. Inflasi tahun 2005 tersebut

lebih tinggi dan inflasi nasional sebesar 17,11 persen. Dan 45 Kota di Indonesia

yang dilakukan penghitungan, laju inflasi tertinggi tahun 2005 terjadi di Kota

Banda Aceh (41,11%) diikuti Kota Kota Bengkulu (25,22%) dan Kota Medan

(22,91°o).

Hasil sementara penghitungan PDRB menunjukkan dan 30 provinsi di

Indonesia, DKI Jakarta merupakan provinsi yang mempunyai PDRB terbesar.

Nilai PDRB DKI Jakarta atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2004 sebesar

Rp. 279,2 trilyun atau 12,67% dan total 30 provinsi. Provinsi berikutnya adalah

Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan nilai PDRB masing-masing Rp.

242,17 trilyun, Rp. 232,18 trilyun, dan Rp. 135,79 trilyun atau persentase

masingmasing sebesar 10,99%, 10,54%, dan 6,16% terhadap total 30 provinsi

seIndonesia. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupak provinsi yang

mempunyai PDRB terbesar ke-5, yaitu sebesar Rp.83,33 trilyun atau 3,78% dan

total 30 provinsi di Indonesia.

Membaiknya ekonomi Nasional juga ditunjukan oleh meningkatnya neraca

perdagangan luar negeri Indonesia yang mengalami surplus yang cukup

Page 50: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

menggembirakan. Hal mi ditunjukkan oleh persentase perubahan neraca

perdagangan luar negeri yang tercatat pada tahun 2004. Dimana neraca

perdagangan luar negeri Indonesia mengalami surplus sebesar US $ 25.060,1 juta.

Ekspor Indonesia sebagian besar ditujukan ke kawasan Asia Lainnya, Jepang ,

Asean dan Uni Eropa. Pada Tahun 2004, ekspor terbesar Indonesia ditujukan ke

negara Jepang sebesar US$. 15.962,1 juta atau sekitar 22,30%. Diikuti ke kawasan

Asia Lainnya mencapai US$. 12.997,5 juta atau 18,16 persen dan total ekspor

Indonesia.

Pada tahun 2004, nilai impor Indonesia sebagian besar didatangkan dan

kawasan Asia lainnya sebesar US $ 12.466 juta atau 26,79 persen dan total impor

Indonesia kemudian disusul dan kawasan Asean sebesar US $ 11.494,4 juta atau

24,7 1 persen. Sedangkan dan Uni Eropa sebesar US $ 5.252,0 juta atau 11,29

persen.

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2003 jumlah rumahtangga

pertanian di Indonesia sebanyak 24,87 juta rumah tangga sebagian besar berada di

Jawa Timur sebanyak 4,84 juta RT atau 19,94 persen diikuti Jawa Tengah

sebanyak 4,26 juta RT atau 17,13 persen dan Jawa Barat sebanyak 3,29 RT atau

13,23 persen. Sedangkan banyaknya rumah tangga pertanian di Provinsi Sumatera

Utara sebanyak 1,26 juta RT atau sekitar 5,07 persen dan jumlah rumahtangga

pertanian di Indonesia.

Page 51: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

e. Kctcnagakcrjaan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap

tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah mi sebesar

57,34 persen, tahun 2004 naik menjadi 68,95 persen, dan tahun 2005 menjadi 7

1,94 persen.

Angkatan kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan SD

ke bawah. Persentase angkatan kerja golongan mi mencapai 4 1,96 persen,

angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing

sekitar 26,42 persen dan 26,49 persen sedangkan sisanya 5,14 persen

berpendidikan diatas SMTA. Dengan masih rendahnya pendidikan angkatan kerja

memungkinkan produktivitasnya juga masih belum optimal.

Jika dilihat dan status pekerjaannya, sepertiga (28,44 persen) penduduk

yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang

berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai sekitar 17,67 persen,

sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 23,24

persen. Hanya 2,08 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha

yang mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya.

Jumlah penduduk Sumatera Utara yang merupakan angkatan kerja adalah

sebanyak 5,80 juta j iwa yang terdiri dan 5,17 juta j iwa terkategori bekerj a dan

sebesar 636 ribu jiwa terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran

terbuka). Penduduk Sumatera Utara yang bekerja mi sebagian besar bekerja pada

sektor pertanian yaitu 52,68 persen. Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga

kerja di Sumatera Utara adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu

Page 52: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

sebesar 17,67 persen. Sektor lain yang cukup besar peranannya dalam menyerap

tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa, baik jasa perorangan, jasa perusahaan, dan

jasa pemerintahan yaitu sebesar 10.55 persen. sementara penduduk yang bekerja

di sektor industri hanya sekitar 6,01 persen saja.

Page 53: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 54: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 55: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

B. Peranan BPN dalam Menjamin Kepastian Hukum Hak Atas Tanah

a. Realisasi Menjamin Kepastian Hukum Atas Tanah Melalui Pelaksanaan

Pendaftaran Tanah di Sumatera Utara

Tabel 1. Penerbitan Sertifikat dari tahun 1960 s/d tahun 2007

Page 56: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 57: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Tabel 2. Luas Daerah Kabupeten/ Kota dan Luas Tanah yang Telah Disertifikatkan Sampai Tahun 2004 No Kabupaten/ Kota Luas Tanah yang telah

diterbitkan Sertifikat (Ha) Luas Area (Ha)

1 2 3 4 Kota 1 Medan 5.768,7154 2.650 2 Binjai 3.558,8154 9.033 3 Pematang Siantar 6.663,9548 7.999 4 Tanjung Balai 2.050,6038 6.052 5 Sibolga 206,7841 1.077 6 Tebing Tinggi 1.247,3357 3.799 7 Padang Sidempuan 47,9440 14.000 Kabupaten 1 Deli Serdang 135.901,0756 240.796 2 Asahan 186,7450 458.075 3 Labuhan Batu 331.776,9914 922.318 4 Tapanuli Selatan 78.491,9646 1.213.830 5 Tapanuli Tengah 30.201,1605 218.800 6 Toba Samosir 809,6700 247.440 7 Mandailing Natal 110,5411 661.879 8 Karo 42.191,7990 212.729 9 Dairi 9.290,2434 192.780 10 Simalungun 186.251,6158 438.660 11 Nias 2.689,7024 349.539 12 Langkat 137.750,7600 626.330 13 Tapanuli Utara 5.677,5487 606.185 14 Serdang Bedagai - 198.998 15 Nias Selatan - 182.520 16 Humbang Hasundutan - - 17 Pak-pak Barat - 121.830 18 Samosir - 206.905 JUMLAH 98.0873,9707 7.168.068,0000 Keterangan: Luas Kabupaten Humbang Hasundutan digabung dengan Kabupaten Tapanuli Utara

Medan, 18 Mei 2005

Kepala Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara

Page 58: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Tabel 3. Luas Tanah yang Telah Terdaftar Dan Belum Terdaftar di Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota Se-Provinsi Sumatera Utara No Kabupaten/ Kota Tanah Terdaftar

(sertifikat) Belum Terdaftar (dari PBB & Prediksi

KOTA 1 Medan 195.563 162.307 2 Binjai 31.020 30.069 3 Pematang Siantar 34.362 24.153 4 Tanjung Balai 15.974 11.074 5 Sibolga 6.888 12.360 6 Tebing Tinggi 20.363 12.273 7 Padang Sidempuan 673 55.600 Kabupaten 1 Deli Serdang 91.376 394.714 2 Asahan 38.154 226.704 3 Labuhan Batu 56.551 265.708 4 Tapanuli Selatan 32.981 280.101 5 Tapanuli Tengah 72.753 54.919 6 Toba Samosir 1.656 143.636 7 Mandailing Natal 3.473 137.991 8 Karo 16.597 98.565 9 Dairi 17.365 158.000 10 Simalungun 39.509 303.784 11 Nias 11.525 82.868 12 Langkat 39.466 117.539 13 Tapanuli Utara 17.428 174.428 JUMLAH 693.650 2.746.094

Medan, 18 April 2005

Kepala Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara

Page 59: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Persentase Luas Area Yang Telah Bersertifikat atau Terdaftar yaitu:

= 1.547.950,4386 7.168.068,0000

x 100 %

= 21,59 %

Persentase Bidang Tanah Yang Telah Bersertifikat yaitu :

= 846.988 2.746.094

x 100 %

= 30,84 %

Page 60: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

b. Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang Diterapkan Oleh BPN

Provinsi Sumatera Utara

Sesuai ketentuan Pasal 19 UUPA Penyelenggara Pendaftaran Tanah

adalah Pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional. Sementara itu

Pelaksana Pendaftaran Tanah adalah Kepala Kantor Pertanahan. Dalam

melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu menurut PP No. 24 Tahun 1997 dan Peraturan

Perundang-undangan lain yang bersangkutan. Misalnya pembuatan akta PPAT

Sementara, pembuatan Akta Ikrar Wakaf, pembuatan Surat Kuasa Membebankan

Hak Tanggungan (SKMHT) oleh Notaris, pembuatan Risalah Lelang oleh Pejabat

Lelang, dan ajudikasi dalam Pendaftaran Tanah secara Sistematik oleh Panitia

Ajudikasi.

Menurut ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 yang terkait segi administratif disebutkan sebagai data Yuridis, sedangkan

segi Teknisnya disebutkan sebagai data fisik. Data yuridis maksudnya ada

keterangan status hukum mengenai bidang tanah yang didaftar, pemegang hak dan

hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. Bila dinyatakan

sebagai status hukum bidang tanah yang terdaftar, berarti terdapat bukti yang

menunjukkan adanya hubungan hukum antara orang dengan tanahnya. Adanya

Page 61: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

bukti hubungan hukum tersebut kemudian diformalkan (bukan dilegalisasi)

melalui pendaftaran tanah. 18

Berikut ini adalah Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang

Diterapkan Oleh BPN Provinsi Sumatera Utara yaitu dengan dua cara yaitu :

Disebutkan memformalkan bukan melegalisasi karena kegiatan

pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh instansi Badan Pertanahan Nasional

belum pada posisi pemberian jaminan kebenaran materil dari pemilikan tanah

seseorang, tetapi hanya sampai pada pembenaran atau pengukuhan dari bukti

formal yang disampaikan oleh pihak yang mengajukan permohonan hak atas

bukti-bukti tertulis yang diterbitkan oleh pejabat yang diberikan kewenangan

untuk itu yang diajukan oleh pemohon sebagai bukti adanya penguasaan atau alas

hak atau hubungan hukum antara orang yang bersangkutan dengan tanahnya.

Kegiatan pendaftaran tanah yang memformalkan pemilikan tanah baik

yang berdasarkan bukti-bukti pemilikan maupun penguasaan atas tanah selain

menyangkut aspek yuridis dan aspek teknis, juga pelaksanaan pendaftaran tanah

terkait dengan tugas-tugas keadministrasian. Dengan kata lain dalam kegiatan

pendaftaran taanh terdapat tugas-tugas penata-usahaan , seperti dalam penetapan

hak-hak atas tanah dan pendaftaran peralihan hak tanah. Bahkan dapat dikatakan

bahwa kegiatan yang menyangkut aspek yuridis atau pegumpulan data yuridis

sampai kepada penerbitan buku tanah, sertifikat dan daftar umum lainnya serta

pencatatan perubahan di kemudian hari hampir seluruhnya menyangkut tugas-

tugas administrasi.

18 Lubis, Mhd. Yamin; Lubis, Abd. Rahim; Hukum Pendaftaran Tanah, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008, Hal. 78

Page 62: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

Pendaftaran Tanah Secara Sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah

tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua

obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah tatau bagian wilayah

suatu desa/ kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu

rencana kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan atas prakarsa

Pemerintah, maka kegiatan tersebut didasarkan pada suatu rencana kerja yang

ditetapkan oleh Menteri.

Berikut ini merupakan Tahapannya (Sesuai dengan Permen-Agra/ Ka.

BPN No. 3/1997) :

a. Penetapan Lokasi (Oleh Menteri atas usul Kepala Kantor Wilayah)

b. Persiapan

Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan peta dasar pendaftaran berupa peta

dasar yang berbentuk peta garis atau peta foto.

c. Pembentukan Panitia Ajudikasi dan Satuan Tugas (Satgas)

Ajudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses

pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan

kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek

pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftaran tanahnya.

Page 63: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Dalam melaksanakan Pendaftaran Tanah secara sistematik, Kepala Kantor

Pertanahan dibantu oleh Panitia Ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau

pejabatyang ditunjuk.

d. Penyuluhan Wilayah

Sebelum dimulainya ajudikasi diadakan penyuluhan diwilayah atau bagian

wilayah desa/ kelurahan yang bersangkutan mengenai pendaftaran tanah secara

sistematik oleh Kepala Kantor Pertanahan dibantu panitia ajudiaksi yang yang

bertujuan memberitahukan kepada pemegang hak atau kuasanya, atau pihak lain

yang berkepentingan bahwa di desa/ kelurahan tersebut akan diselenggarakan

pendaftaran tanah secara sistematik.

e. Pengumpulan data fisik

Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batas selanjutnya diukur

dan dipetakan dalam peta dasar pendaftaran. Jika dalam wilayah yang dimaksud

belum tersedia peta dasar pendaftaran maupun peta lainnya, pembuatan peta dasar

pendaftaran dilakukan bersamaan dengan pengukuran dan pemetaan bidang tanah

yang bersangkutan.

Kegiatan yang tercakup dalam pengumpulan dan pengolahan data fisik

yaitu :

a) Pengukuran dan pemetaan

b) Pembuatan peta dasar pendaftaran

c) Penetapan batas bidang-bidang tanah

d) Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta

pendaftaran

Page 64: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

e) Pembuatan daftar tanah dan

f) Pembuatan surat ukur

f. Pengumpulan dan Penelitian Data Yuridis

Pengumpulan alat-alat bukti kepemilikan atas penguasaan tanah, baik

bukti tertulis maupun bukti tidak tertulis berupa keberatan saksi dan / atau

keterangan yang bersangkutan, yang ditunjukkan oleh pemegang hak atas tanah

atas kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan kepada panitia ajudikasi.

a). Hak atas tanah baru dibuktikan dengan:

Penetapan Pemberian hak dari Pejabat yang berwenang

memberikan hak yang bersangkutan menurut Ketentuan

yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari

tanah Negara atau tanah hak pengelolaan

Asli Akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh

pemegang hak milik kepada penerima hak yang

bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak

pakai atas tanah hak milik

hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian

hak pengelolaan oleh Pejabat yang berwenang

tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf

hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta

pemisahan

Page 65: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta

pemberian hak tanggungan

b). Pembuktian Hak Lama (Konversi Hak Atas Tanah )

Konversi hak atas tanah dikenal sebagai istilah yang diciptakan oleh

UUPA yakni dalam Bagian Kedua mengenai Ketentuan-ketentuan Konversi.

Sungguhpun UUPA sendiri tidak memberikan defenisi tentang konversi ini.

Menurut AP. Parlindungan, pengertian Konversi Hak Atas Tanah adalah

bagaimana pengaturan dari hak-hak tanah yang ada sebelum berlakunya UUPA

untuk masuk dalam sistem dari UUPA, 19

Latar belakang pemberlakuan konversi ini didasarkan pada pemikiran

bahwa Hukum Agraria Indonesia didasarkan pada Hukum Adat, hal itu diartikan

bahwa Hukum Agraria harus sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat banyak

yang hidup dan berkembang dinamis sesuai dengan tuntutan Zaman. Hukum Adat

yang dimaksudkan dalam hal ini sesuai dengan Penjelasan Umum Angka III ayat

(1) UUPA adalah hukum asli dari rakyat Indonesia yang disempurnakan dan

yakni kegiatan menyesuaikan diri

(bukan memperbaharui) hak-hak lama menjadi hak-hak baru yang dikenal dalam

UUPA, baik hak itu bersifat publik maupun hak privat yang dimiliki oleh orang

seorang dan atau badan hukum privat atau publik. Kemudian dalam sistem

pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997,

pelaksanaan Konversi tersebut masuk dalam bagian pembuktian hak dan

pembukuannya, dalam hal ini tentunya pembuktian hak lama.

19 Parlindungan, AP; Konversi Hak-Hak Atas Tanah, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 1

Page 66: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

disesuaikan dengan kepentingan masyarakat dalam Negara yang modern dan

dalam hubungannya dengan dunia internasional, atau sebagaimana diartikan oleh

AP. Parlindungan adalah hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk

perundang-undangan Republik Indonesia yang telah dihilangkan sifat-sifat yang

khusus daerah dan diberi sifat nasional serta yang disana sini mengandung unsur

Agama, 20 atau seperti dikatakan oleh Boedi Harsono adalah hukum Adat yang

disaneer, 21 dan oleh Sudargo Gautama disebut sebagai Hukum Adat yang

diretool. 22

Pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak tradisional rakyat atas

tanah yang tunduk pada hukum Adat tersebut secara gamblang diatur dalam Pasal

18-B Undang-undang Dasar 1945 (Perubahan- II tahun 2000) yang menyatakan

bahwa Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak-hak tradisional mereka sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Repubik

Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Begitu juga pada Pasal 28-I Angka

Dijadikannya hukum Adat sebagai dasar dari Hukum Agraria Indonesia

dapat juga merupakan pengakuan dan penghormatan terhadap hukum asli dari

rakyat Indonesia yang didalamnya terdapat hak-hak tradisional rakyat atas tanah

yang tunduk pada Hukum Adat.

20 Parlindungan, AP; Pengembangan Hak Ulayat Dalam Hukum Pertanahan, Jakarta ; Proyek BPHN,1997, Hal 17 21 Hukum adat yang disaneer adalah norma-norma hukum Adat yang akan mengalami pemurnian dari unsur-unsur yang tidak asli (Harsono, Boedi; Hukum Agraria Indonesia, Jambatan,Jakarta, 1994, Hal, 158. 22 Gautama, Sudargo (Gouw Gok Siong); Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni, Bandung, 1973.

Page 67: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

(3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat

tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

Kemudian Piagam Hak Azasi Manusia yang menjadi lampiran TAP MPR

Nomor XVII/MPR?1998 tentang Hak Azasi Manusia, Pasal 41 jo. Undang-

undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia dinyatakan bahwa

identitas budaya dan hak masyarakat tradisional, termasuk hak atas tanah ulayat

dilindungi selaras dengan perkembangan zaman.

Ketentuan tentang pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak

tradisional masyarakat adat atas tanah yang tunduk pada Hukum Adat, telah

memperkokoh landasan pengakuan yang telah terlebih dahulu diatur dalam UUPA

yang menyebutkan Hukum Adat sebagai dasar Hukum Agraria Indonesia.

Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara, kendati masih ada dijumpai tanah

adat dan hal ulayat, seperti di Kabupaten Karo dikenal tanah milik bersama dari

suatu marga yang dinamakan tanah kesain, di Kabupaten Tapanuli Selatan dikenal

dengan istilah torluk atau tanah sepanjang banua sadesa, di Kabupaten Dairi

disebut dengan nama tanah marga dan di Kabupaten Tapanuli Utara dikenal

dengan sebutan tanah marga dan tanah partuanan atau parhutaan.

Sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan konversi bahwa terhadap

Hak-hak Adat yang memberi wewenang sabagaimana atau mirip dengan Hal

Milik yang dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1 UUPA, seperti Hak Agrarische

eigendom, milik, yasan, aderbeni, hak atas drue desa, pesini, grand sultan, hak

gogolan dan lain-lain yang merupakan hak-hak adapt sejak berlakunya UUPA

diakui menjadi, Hak Milik (pasal II dan VII Ketentuan Konversi UUPA). Artinya

Page 68: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

si pemegang Hak ini diwajibkan mengajukan konversinya agarhaknya disesuaikan

menjadi hak yang disebutkan sebagai hak sebagaimana dalam Pasal 16 UUPA.

Dalam hal ini konversi dari tanah-tanah Hak Adat tersebut sesuai dengan

Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1960 dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor. Sk. 26/ DDA/ 1970 yang menegaskan bahwa tidak ada ketentuan

pembatasan jangka waktu konversinya, hingga saat ini tetap diakui dan dihargai

serta dapat diproses konversinya.

Pengakuan dan penegasan hak merupakan bagian dari kegiatan konversi

hak atas tanah atau pembuktian hak lama, namun hanya untuk bekas Hak Milik

Adat, sedangkan untuk bekas Hak-hak Barat setelah tanggal 24 September 1980

sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1979), tidak dapat lagi dilaksanakan

konversi atasnya, kendati masih ditemukan adanya bukti-bukti lama dan hanya

dapat dilakukan melaui pemberrian hak atas tanah. Pihak yang menguasai hak atas

tanah tersebut diharuskan mengajukan permohonan baru ke Kantor Pertanahan

untuk memproses haknya kembali.

g. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis dan Pengesahannya

daftar isian beserta peta bidang atau bidang-bidang tanag yang

bersangkutan sebagai hasli pengukuran diumumkan selama 30 (tiga puluh) hari

untuk memberi lesempatan kepada pihak yang berkepentingan mengajukan

keberatan.

Page 69: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Pengumuman dilakukan di Kantor Panitia Ajudikasi dan Kantor Kepala

Desa/ Kelurahan letak tanah yamg bersangkutan serta di tempat lain yang

dianggap perlu.

Jika dalam jangka waktu pengumuman ada yang mengajukan keberatan

mengenai data fisik dan atau data yuridis yang diumumkan, Ketua Panitia

Ajudikasi mengusahakan agar secepatnya keberatan yang diajukan diselesaikan

secara musyawarah untuk mufakat.

Jika setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman masih ada

kekuranglengkapan data fisik dan atau data yuridis yang bersangkutan atau masih

ada keberatan yang belum diselesaikan, pengesahan dilakukan dengan catatan

mengenai hal-hal yang belum lengkap dan atau keberatan yang belum

diselesaikan.

h. Penegasan Konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak

Berita acara pengesahan menjadi dasar untuk :

- Hak atas bidang tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap dan yang alat bukti

tertulisnya tidak legkap tetapi ada keterangan saksi maupun pernyataan yang

bersangkutan, oleh Ketua Panitia Ajudikasi ditegaskan konversinya menjadi hak

milik atas nama pemegang hak yang terakhir dengan memberi catatan tertentu

- hak atas tanah yang alat bukti kepemilikannya tidak ada tetapi telah dibuktika

kenyataan penguasaan fisiknya selama 20 tahun oleh Ketua Panitia Ajudikasi

diakui sebagai hak milik dengan memberi catatan tertentu. Untuk pengakuan Hak

tidak diperlukan penerbitan surat keputusan pengakuan hak.

Page 70: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

i. Pembukuan Hak

Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan

rumah susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah. Dalam buku

tanah tersebut tercantum data yuridis dan data fisik bidang tanah yang

bersangkutan, dan apabila ada surat ukurnya maka dicatat pula pada surat ukur

tersebut.

Bukti bahwa hak beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya yang

diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah terdaftar menurut Peraturan

Pemerintah tentang Pendaftaran tanah adalah dengan dilakukannya pembukuan

dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur.

j. Penerbitan Sertifikat

Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan

sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.

Jika dalam buku tanah terdapat catatan-catatan menyangkut data yuridis maupun

data fisik maka penerbitan sertifikat ditangguhkan sampai catatan yang

bersangkutan dihapus.

Sertifikat hanya boleh diserahkan kepada pihka yang namanya tercantum

dalam buku tanah yang bersangkutan sebagai pemegang hak atau kepada

pihaklain yang dikuasakan olehnya.

Setelah berakhir pendaftaran tanah secara sistematik maka Ketua Panitia

Ajudikasi menyerahkan hasil kegiatannya kepada Kepala Kantor Pertanahan

Page 71: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

berupa semua dokumen mengenai bidang-bidang tanah, peta pendaftaran tanah,

surat ukur, buku tanah, sertifikat hak atas tanag yang belum diserahkan kepada

pemegang hak, daftar hak atas tanah, warkah-warkah dan daftar isian lainnya.

2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

Pendaftaran Tanah Secara Sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah

untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam

wilayah atau bagian wilayah suatu desa/ kelurahan secara individual atau massal.

Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang

berhak atas objek pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya.

Adapun tahapannnya adalah sebagai berikut :

a) Permohonan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

b) Pengukuran :

- Pengukuran dan Pemetaan

- Pembuatan peta dasar pendaftaran

- Penetapan batas-batas bidang tanah

c) Pengumpulan dan penelitian data yuridis bidang tanah

d) Pengumpulan Data Fisik, Data Yuridis, dan Pengasahannya

e) Penegasan Konversi dan Pengakuan Hak

f) Pembukuan Hak

g) Penerbitan Sertifikat

Page 72: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Pendaftaran tanah secara Sistematik lebih diutamakan, karena melalui cara

ini akan dipercepat perolehan data mengenai bidang-bidang tanah yang akan

didaftarkan daripada melalui Pendaftaran Tanah Secara Sporadik. Disamping

pendaftaran tanah secara sistematik, pendaftaran tanah secara sporadik juga per;u

ditingkatkan pelaksanaannya, karena dalam kenyataannya akan bertambah banyak

permintaan untuk mendaftar secara individual dan massal yang diperlukan dalam

pelaksanaan pembangunan yang akan makin meningkat kegiatannya. 23

23Zaidar; Dasar Filosofi Hukum Agraria Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2003 hal 86

Page 73: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

BAB III

HAMBATAN-HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN

PENDAFTARAN TANAH

A. Faktor Kebijakan Pemerintah Mengenai Kewajiban Perpajakan dalam

Kegiatan Pendaftaran Tanah.

Dalam hal ini diterbitkannya Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 jo

Undang-Undang No. 20 Tahun 2000 tentang BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas

Tanah Dan Bangunan) dengan penentuan Nilai Perolehan Objek Tanah Tidak

Kena Pajak.(NPOTKP) yang sangat rendah di Sumatera Utara.

Misalnya :

Di Kota Medan NPOTKP sebesar Rp.30.000.000 sedangkan di Tapanuli

Selatan sebesar Rp. 10.000.000, sehingga masyarakat keberatan terhadap

penentuan besarnya BPHTB ketika hendak dilakukan Pendafaran Tanah.

Rumus BPHTB : 5 % x (Luas x Harga Tanah atau NJOP) - NPOTKP

Di Kota Medan dengan Luas Tanah 200 m3 dan Harga Tanah atau NJOP : Rp.

300.000 per meter kubik.

Maka, BPHTB yang harus dibayar :

= 5 % x (200 m x Rp. 300.000) – Rp. 30.000.000 = 5 % x 60.000.000- 30.000.000

= Rp. 1.500.000,-

Sebelum berlakunya BPHTB ini Masyarakat yang memohon Hak cukup hanya

membayar biaya yang ditentukan oleh instansi BPN, namun dengan adanya

NBPHTB maka Pemohon/ masyarakat wajib membayar biaya yang ditentukan

oleh BPN ditambah dengan BPHTB. 24

24Wawancara tanggla 23 Juli 2008 dengan Bapak Abd. Rahim Lubis, Kepala Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan BPN Kanwil Prov. Sumut, medan

Page 74: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

B. Faktor Masalah Biaya Pendaftaran Tanah yang relatif mahal (sesuai

dengan yang ditetapkan dalam PP No. 46 Tahun 2002 tentang Tarif

Penerimaan Negara bukan pajak diberlakukan di Kantor pertanahan).

Dalam hal Pendaftaran Tanah di Provinsi Sumatera Utara sekalipun telah

ada tarif Pendaftaran Tanah untuk setiap simpul dari Kegiatan Pendaftaran Tanah

sesuai dengan PP No. 46 Tahun 2002 namun dalam prakteknya baik aparat BPN

maupun pemerintah pada tingkat daerah/ terkecil seperti Kepala Desa, Lurah,

Camat) dalam hal menerbitkan Alas Hak tetap melaksanakan pengutipan di luar

ketentuan yang berlaku (tarif biaya Pendaftaran Tanah dalam PP No. 46 Tahun

2002).

Mnurut penelitian masalah biaya turut memberi pengaruh terhadap

rendahnya kemauan masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya

C. SDM (Sumber Daya Manusia) dan Peralatan yang Terbatas

Dalam hal pekerjaan Pendaftaran Tanah merupakan “Pekerjaan Raksasa”

sehingga diperlukan SDM yang terbaik sebagai pelaksananya yang banyak dan

peralatan yang lengkap. Namun kenyataannya SDM yang ada pada BPN dan

peralatan teknis masih sangat terbatas.

D. Kesadaran Hukum Masyarakat Masih Kurang

Pasal 23, 32, 38, UUPA mewajibkan setiap pemegang hak milik, HGU,

HGB untuk mendaftarkan tanahnya. Namun olehkarena minimnya kesadaran

masyarakat, banyak tanah yang tidak terdaftar.

Sampai saat sekarang ini sebagian besar masyarakat masih berpendapat

bahwa tanah-tanah yang sudah terdaftar itu bermakna jika tanah itu sudah

suratnya (surat apapun namanya dan siapapun yang menerbitkannya ) asalkan

terkait pembuatannya dengan instansi Pemerintah berarti tanah tersebut sudah

terdaftar. Padahal semua tanah yang dimiliki masyarakat dewasa ini telah

ditetapkan pajak bumi dan bangunan (PBB)nya dalan rangka pemenuhan dan

Page 75: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

peningkatan pendapatan negara. 25

Yakni dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kehutanan No.44/

MenHut-II/ 2005 dan Keputusan Menteri Kehutanan No.201/ MenHut-II/ 2006

yang menunjuk tanah yang sebelumnya bukan kawasan hutan dijadikan atau

ditunjuk sebagai kawasan hutan, sehingga banyak pemukiman penduduk &

perladangan seperti persawahan masuk kembali kedalam kawasan hutan. Ketika

hendak mendaftarkan tanahnya, BPN menolak atas dasar ketentuan yang berlaku,

tanah yang boleh dimohonkan adalah tanah yang berada di luar kawasan hutan.

Adanya Perangkat-perangkat hukum yang baik dan aparat penegak hukum

yang dapat diandalkan bukanlah suatu jaminan untuk menegakkan kehidupan

hukum yang sempurna bila kesadaran hukum masyarakatnya masih kurang

bahkan rendah. Hal ini juga dapat disebabkan oleh karena kurangnya sosialisasi

peraturan perundang-undangan, prosedur dan prosesnya yang masih terlalu lama

tidak sebagaimana harapan masyarakat, tidak ada keuntungan langsung yang

diperoleh masyarakat setelah terdaftar tanahnya dan lain sebagainya sehingga

sampai dengan tahun 1997 selama lebih dari 35 tahun dari sekitar 55 juta bidang

tanah yang memenuhi syarat untuk didaftar, baru lebih kurang 16,5 juta bidang

tanah yang sudah didaftar (Penjelasan PP. No. 24 Tahun 1997).

E.Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah yang berlaku di Indonesia dengan

Sistem Negatif

Dengan sistem Negatif ini maka terbukalah kesempatan kepada orang lain

untuk menggugat orang yang sudah memiliki sertifikat dan Hakim bisa saja

memutus bahwa pemilik sertifikat tersebut bukanlah pemilik yang sebenarnya.

Sehingga ada keraguraguan pada masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya karena

tidak menjamin secara mutlak Kepastian Hak atas tanahnya.

F. Adanya Ketentuan Penunjukan Kawasan Hutan Oleh Departemen

Kehutanan

25Siregar., Tampil Anshari., Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, Hal. 4

Page 76: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HAMBATAN-

HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN

PENDAFTARAN TANAH

A. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Hambatan dalam Kegiatan

Pendaftaran Tanah Melalui Kebijakan Hukum Agraria

a. Biaya Pendaftaran Tanah

Oleh UUPA masyarakat Indonesia dikenal dalam 3 golongan yaitu :

a. golongan ekonomi lemah

Page 77: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

b. golongan ekonomi cukup

c. golongan ekonomi kuat

Pernyataan yang tegas tentang perlindungan terhadap golongan ekonomi

lemah ini terdapat pada berbagai pasal dalam UUPA dan pada peraturan

pelaksananya.

Pada pasal 19 ayat (4) UUPA ditegaskan :

”Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan

dengan pendaftaran termaksud dalam (1) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat

yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya tersebut.”

Pada PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dinyatakan bahwa

atas permohonan yang bersangkutan dapat dibebaskan sebagian atau seluruhnya

biaya jika pemohon dapat membuktikan tidak mampu membayar biaya tersebut

sebagaimana pada pelaksanaan PRONA (Keputusan Mendagri No. 220/1981).

Sementara untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan yang diajukan

dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris tidak dipungut

biaya pendaftaran.

Terhadap masalah pengenaan BPHTB telah diupayakan memperkecil

besarnya kewajiban yang harus dibayar dengan hanya mengenakan Harga Tanah

saja untuk penentuan NJOP, khusus terhadap pendaftaran tanah pertamakali. Pada

dasarnya, sebagian dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

diperuntukkan bagi Badan Pertanahan Nasional untuk perbaikan administrasi

pertanahan, khususnya sertipikasi tanah (pasal 23 UU 21 tahun 1997 tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan).

Page 78: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Oleh karena itu khusus mengenai besar dan cara pembayaran biaya

pembayaran tanah tersebut diautr dalam Peraturan Pemerintah tersendiri. Apalagi

dikaitkan dengan anggaran pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah Provinsi,

Kabupaten dan Kota (APBN dan APBD). Pengaturan tersendiri itu

mengisyaratkan bahwa biaya pendaftaran tanah tersebut akan mengalami

perubahan sesuai kebutuhan sebagai salah satu pendapatan negara dan daerah.

Berdasarkan ketentuan UUPA, Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2002

dan peraturan pelaksana lainnya biaya pendaftaran tanah ditetapkan variatif. Hal-

hal yang menyebakan demikian disebabakan sebagai berikut :

a. Luas Lahan

Sekalipun penetapan ceiling (batas maksimum) luas tanah pertanian yang

dapat dimiliki, baik secara umum maupun khusus dimasing-masing

kabupaten dan kota telah ditetapkan di dalam Undang-undang No 56 PRP

tahun 1960 dan untuk tanah-tanah non pertanian belum ada penetapannya,

perbedaaan luas tanah yang didaftarakan itu akan membedakan jumlah

biaya yang harus dibayar.

b. Peruntukan Penggunaan Tanah

Dalam hukum agararia peruntukan penggunaan tanah secara umum

dikenal untuk pertanian dan untuk non pertanian. Biaya pendaftaran tanah

untuk pertanian lebih kecil dari pada tanah untuk non pertanian. Penetapan

itu tentu berdasarkan kepada negara Indonesia sebagai negara agraris dan

lahan pertanian itu sebagian besar berada di pedesaaan yang dipunyai

masyarakat yang berpendapatan relatif lebih rendah dibanding lainnya.

c. Letak Tanah

Page 79: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Letak tanah secara umum dibagi atas tanah di perkotaan dan di pedesaan.

Tanah di perkotaan biaya pendaftaran tanahnya lebih besar dari di

pedesaan. Hal itu disebabkan selain keterbatasan tersedianya lahan juga

nilai dan peralihannya lebih besar di perkotaan dari pada di desa. Bahkan

lebih rinci lagi akan dibedakan biaya pendaftarannya bagi tanah-tanah

yang letaknya lebih srategis atau tidak, sekalipun berada dalam kawasan

yang sama.

d. Pemilik Tanah

Walaupun dalam hukum agraria pemilik tanah itu sangat dibedakan antara

pemilik yang memenuhi asas kebangsaan seperti orang yang

kewarganegaraannya hanya Indonesia dan pemilik yang tidak memiliki

asas kebangsaan seperti warga negara asing namun untuk penetapan biaya

pendaftaran tanah yang dikedapkan ialah pemiliknya termasuk ekonomi

lemah atau tidak. Biaya pendaftaran tanah yang pemiliknya golongan

ekonomi kuat akan lebih besar dari pada pemilik lainnya.

e. Besar Pajak

Berdasarkan penetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang telah

ditetapkan pada setiap bidang tanah turut menjadi dasar penetapan

tanahnya yang biasa disebut Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Tanah yang

lebih besar NJOPnya akan dikenai biaya pendaftaran tanahnya yang lebih

besar dari pada yang lainnya.

f. Status Tanah

Pada umumnya tanah yang didaftarkan untuk memperoleh hak adalah

Page 80: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

tanah Negara atas tanah hak yang sudah berakhir waktunya (bekas tanah

hak) tetapi tidak menutup kemungkinan atas tanah hak dalam hal jika

diajukan permohonan perubahan hak atas tanahnya seperti perubahan hak

guna bangunan yang ada dikawasan perumahan yang dibangun oleh

Perum. Biaya pendaftaran tanah yang dimohon untuk mendapatkan tanah

hak milik akan lebih besar dibanding dengan tanah hak lainnya, apalagi

biaya untuk perubahan haknya akan lebih kecil daripada permohnan hak

untuk pertama kalinya karena data fisik dan data yuridisnya sudah lengkap

tersedia.

b. Penjaminan Kredit Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kebijakan baru pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden No 6

tahun 2007 menyatakan bahwa pemerintah akan memperkuat sistem penjaminan

kredit bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan mempermudah dan

mempercepat penerbitan sertifikat tanah bagi UMKM, mempermudah pembuatan

sertifikasi tanah bagi UMKM dan menrunkan biayanya akgar lebih murah dan

terjangkau. Berkaitan dengan impres tersebut, menteri keuangan juga akan

menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) mengenai perubahan batas

kena pajak bea perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB). Batas terendahnya

akan dinaikkan sehingga memperluas cakupan sertifikasi tanah.

c. Sistem publikasi negatif tetapi mengandung unsur positif

Pendaftaran tanah diselenggarakan dalam rangka memberikan jaminan

kepastian hukum dibidang pertanahan dan bahwa sistem publiksinya adalah

Page 81: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

sistem negatif tetapi mengandung unsur positif, karena akan menghasilkan surat-

surat bukti pihak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat seperti yang

dinyatakan dalam pasal 1 ayat 2 huruf C, pasal 23 ayat 2, dan pasal 38 ayat 2

UUPA.

B. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Hambatan dalan Kegiatan

Pendaftaran Tanah Melalui Pengelolaan BPN (Badan Pertanahan Nasional)

a. Upaya Penyuluhan Dan Sosialisasi Pendaftaran Tanah

Kantor pertanahan sebagai struktur pengelolaan admistrasi tanah telah

membuat sosialisai dan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat

dilakukanya pendaftaran tanah. Pada dasarnya keuntungan yang diperoleh melalui

pendaftaran tanah yaitu :

1. Memberikan jaminan keamanan penggunaan bagi pemiliknya.

2. Mendorong atau meningkatkan penarikan pajak oleh Negara

3. Meningkatkan fungsi tanah sebagai jaminan kredit

4. Meningkatkan pengawasan pasar tanah

5. Melindungi tanah Negara

6. Mengurangi sengketa tanah

7. Memfasilitasi kegiatan rural land reform

8. Meningkatkan urban planning dan memajukan infrastruktur

9. Mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang berkualitas

10. Dapat menyediakan data statistik tanah yang baik

Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi dilaksanakan dengan mengumpulkan

Page 82: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Kepala Desa-Kepala Desa dan Kelurahan dari satu kecamatan. Bertempat di

Kantor Camat Kecamatan, pejabat dan staf pertanahan memberikan sosialisai

hukum pendaftaran tanah kepada mereka. Kegiatan ini dilaksanakan di setiap

kecamatan bahkan disetiap kabupaten. Materi yang disosialisasikan akan

diteruskan oleh kepala desa dan kelurahan kepada warga masyarakat yang mereka

pimpin.

b. PRONA dan PRODA

Pada pertengahan PELITA (pembangunan lima tahun) ke III tahun 1980

sebagai penjabaran dari GBHN tahun 1978 ditetapkan kebijaksanaan tentang

pendaftaran tanah agar sungguh-sungguh membantu usaha meningkatkan

kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Untuk merealisir

hal tersebut oleh pemerintah ditetapkan catur tertib pertanahan yang salah satu

wujud realisasinya adalah melaksankan pensertifikatan tanah melalui Proyek

Operasi Nasional Agraria (PRONA) yang semula ditujukan bagi golongan

ekonomi lemah tetapi berkembang secara melembaga dan meluas.

Surat Edaran Deputi bidang umum Badan Pertanahan Nasional No 630.1-

1961 tanggal 6 Januari 1996 menegaskan bahwa untuk mempercepat produktivitas

pensertifikatan tanah di seluruh Indonesia program PRONA, PRODA, dan

PRONA Swadaya terus digalakkan. Penunjukkan lokasi ditetapkan oleh kantor

wilayah BPN Provinsi dan pelaksanaan proyek tersebut harus berpedoman kepada

peraturan menteri negara agraria atau kepala BPN No 3 tahun 1995 yang

dilakukan oleh panitia ajudikasi.

Page 83: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

c. Mengenai pengenaan BPHTB

Kepala kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera

Utara telah mengeluarkan kebijakan mengenai BPHTB pada tanggal 21 Agustus

2007 bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pelayanan pertanahan kepada

masyarakat khususnya dalam memproses permohonan atas tanah dibuat suatu

kesamaan persepsi diantara kantor pertanahan kabupaten atau kota yang terutama

menyangkut kelengkapan persyaratan permohonan atas tanah dan juga objek yang

jadi dasar pengenaan BPHTB. Dijelaskan bahwa sepanjang tidak ada ketentuan

yang tegas dari instansi perpajakan, maka terhadap pendaftaran tanah yang

pertama kali, pengenaan pajak BPHTB hanya atas objek tanahnya tidak termasuk

bangunan yang ada diatasnya karena berdasarkan ketentuan pasal 4 UUPA

dinyatakan penetapan atau pemberian hak atas tanah yang dapat diberikan dan

dipunyai oleh perseorangan ataupun badan hukum hanya atas permukaan bumi

yang disebut tanah saja.

Page 84: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 85: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

sebagai berikut :

a. Kinerja Badan Pertanahan Nasional khususnya untuk wilayah Provinsi

Sumatera Utara masih dapat dikatakan baik dalam hal adanya proses pendaftaran

tanah yang tetap mengikuti alur maupun tahapan yang ditetapkan oleh Undang-

Undang No 5 Tahun 1960 (UUPA) serta peraturan pelaksana lainnya. Dan

adanya bukti nyata yang penulis perhatikan yakni dokumen-dokumen tahapan

Pendaftaran Tanah yang sangat kompleks karena mengingat bahwa Pendaftaran

Tanah merupakan sebuah pekerjaan yang tidak mudah dan membutuhkan waktu

yang juga tidak singkat hanya demi menerbitkan sebuah Sertifikat. Dimana

sebuah sertifikat merupakan alat bukti yang paling kuat.

b. Meskipun begitu masih saja suatu Pelaksanaan Pendaftaran Tanah menghadapi

hamabatan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Yang sangat berpengaruh yakni

masalah biaya. Mahalnya biaya pendaftaran tanah menjadi suatu ketakutan

tersendiri bagi masyarakat. Golongan Ekonomi lemah masih merasa bahwa

Pendaftaran Tanah tidak akan mendatangkan keuntungan bagi mereka terlebih

lagi proses dan prosedur Pendaftaran Tanah yang tidak mereka pahami.

c. Sungguhpun Hambatan-hambatan dalam Penyelenggaraan Pendafataran Tanah

masih tetap ada dari dahulu hingga sekarang, Badan Pertanahan Nasional

bukanlah tidak tegas apalagi tidak mengambil sikap. Oleh sebab mengapa penulis

menyatakan demikian, yakni karena Badan Pertanahan Nasional tetap berusaha

Page 86: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

membantu masyarakat baik penanggulangan masalah biaya sekaligus penyuluhan

/ sosialisasi manfaat Pendaftaran Tanah (yakni menjalankan pelaksananaan

pendaftaran tanah dengan PRONA dan PRODA demi menumbuhkan kesadaran

masyarakat serta golongan ekonomi lemah dapat memperoleh jaminan kepastian

hukum hak atas tanah). Karena sudah merupakan tanggungjawab sebuah

B. Saran

Setelah memperhatikan bahasan diatas, maka saran dari penulis yakni :

1. Meskipun agenda kegiatan Badan Pertanahan ada 11 butir, yang mana

Pendaftaran Tanah berada pada urutan kedua, sangatlah diharapkan untuk

tetap terus memperhatikan dan menanggulangi hambatan-hambatan dalam

hal Pendaftaran Tanah kearah yang semakin baik. Tidak seluruhnya

masyarakat mengerti arti penting Pendaftaran Tanah dan juga masih

banyak yang tidak memiliki jaminan hukum kepastian hak atas tanah,

sebab dari kedua hal itulah timbul suatu konflik dan sengketa tanah yang

berakar dari ketiadaan alat bukti hak di tangan masyarakat dalam rupa

sertifikat. Jalan penyelesaian melalui Pengadilan pun tidak efektif terlebih

bagi masyarakat dengan ekonomi lemah.

2. melakukan penggalangan dana

Page 87: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Ana Nadya. 1997. Bila Fenomena Jurnalistik Direfleksikan. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Birowo, Antonius. 2004. Metode Penelitian Sosial, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Gitanyali.

Eriyanto. 2004. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media.

Yogyakarta: LkiS.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta:

Granit.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik Teori dan

Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Septiawan K., Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Severin, Warner J. dan James W. Tankard, Jr. 2007. Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana.

Page 88: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta:LkiS

Sumadiria, Drs. A.S. Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan

Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Sunario, Prof. Dr. Astrid S. Susanto. 1993. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Page 89: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009

Page 90: KINERJA BPN PROVINSI SUMATERA UTARA (SUMUT) …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12144/1/09E02043.pdf · Departemen Hukum Administrasi Negara . Program Kekhususan Hukum Agraria

Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah (Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT), 2008. USU Repository © 2009