KHM Docx

4
Pada percobaan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) kali bakteri yang digunakanadalahStaphylococcus aureus dan Escherichia coli. Antibiotik yang digunakan adalah Ampisilin Na, Tetrasiklin HCl dan Kloram KHM adalah konsentrasi antibiotik terendah dimana pertumbuhan bakteri terh "ebelum melakukan percobaan ini, semua peralatan percobaan harus disterili untuk memastikan peralatan steril sehingga hasil percobaan tidak dipen mikroba yang mungkin terdapat di atas permukaan peralatan! Media yang digu adalah Nutrient Agar yang bertu#uan untuk memberi tambahan nutrisi pertumbuhan pada bakteri! Pada pengu#ian akti$itas antibakteri dengan metoda diusi agar didapa diameter hambat antibiotik Ampisilin Na yang memiliki nilai KHM sebagai be nilai KHM Ampisilin Na terhadap Staphylococcus aureus % &,&' μ g cakram kertas dan nilai KHM Ampisilin Na terhadap Escherichia coli % &,&' μ g cakram kertas! "edangkan dari metode pengenceran agar nilai KHM Ampisilin Na untuk Staphylococcus aureus % &, * μ g ml dan Nilai KHM Ampisilin Na untuk Escherichia coli % Tidak ada nilai KHM Ampisilin Na +ari hasilpengu#ian akti$itas antibakteri dengan metoda diusi agar, antibiotika Ampisilin Na dengan konsentrasi kecil dapat menghambat per Staphylococcus aureus dan Escherichia coli! +an pada metode pengencer untuk Staphylococcus aureus pada konsentrasinya kecil dapat menghambat pertumbuhanStaphylococcus aureus dan untuk bakteriEscherichia colipada konsentrasi kecil tidak dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli. adi Ampisilin Na terbukti dapat membunuh bakteri gram positi dan gram negatie dengan mekanisme ker#a yaitu menghambat sintesis dinding sel mikr dikarenakan Ampisilin cara ker#a tipe ker#a yaitu bakterisid dengan cara langsung mikroba! .ek bakterisid diberikan pada mikroba yang sedang akti membelah! Pa /aktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis o asetilmuramidase! +inding sel bakteri terdiri dari mukopeptida! .n0im Tran yang terlibat dalam pembentukan dinding sel baru diblokir oleh penisilin s pembentukan dinding sel tidak sempurna yang mengakibatkan matinya bakteri! Pada percobaan pengu#ian akti$itas antibakteri dengan metoda d Hasil dari diameter hambat ampisilin pada bakteri Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan Escherichia coli! -ni seharusnya diameter hambat ampisilin pa Staphylococcus aureus lebih kecil dibandingkan Escherichia coli, dikaren 1

description

KHM Docx

Transcript of KHM Docx

Pada percobaan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) kali ini bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Antibiotik yang digunakan adalah Ampisilin Na, Tetrasiklin HCl dan Kloramfenikol. KHM adalah konsentrasi antibiotik terendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat. Sebelum melakukan percobaan ini, semua peralatan percobaan harus disterilisasikan untuk memastikan peralatan steril sehingga hasil percobaan tidak dipengaruhi oleh mikroba yang mungkin terdapat di atas permukaan peralatan. Media yang digunakan adalah Nutrient Agar yang bertujuan untuk memberi tambahan nutrisi dan media pertumbuhan pada bakteri.Pada pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar didapat hasil diameter hambat antibiotik Ampisilin Na yang memiliki nilai KHM sebagai berikut : nilai KHM Ampisilin Na terhadap Staphylococcus aureus : 0,01 g / cakram kertas dan nilai KHM Ampisilin Na terhadap Escherichia coli : 0,01 g / cakram kertas. Sedangkan dari metode pengenceran agar nilai KHM Ampisilin Na untuk Staphylococcus aureus : 0,24 g/ml dan Nilai KHM Ampisilin Na untuk Escherichia coli : Tidak ada nilai KHM Ampisilin NaDari hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar, antibiotika Ampisilin Na dengan konsentrasi kecil dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dan pada metode pengenceran agar untuk Staphylococcus aureus pada konsentrasinya kecil dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan untuk bakteri Escherichia coli pada konsentrasi kecil tidak dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli.Jadi Ampisilin Na terbukti dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatife dengan mekanisme kerja yaitu menghambat sintesis dinding sel mikroba. Ini dikarenakan Ampisilin cara kerja / tipe kerja yaitu bakterisid dengan cara membunuh langsung mikroba. Efek bakterisid diberikan pada mikroba yang sedang aktif membelah. Pada waktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis oleh suatu asetilmuramidase. Dinding sel bakteri terdiri dari mukopeptida. Enzim Transpeptidase yang terlibat dalam pembentukan dinding sel baru diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan dinding sel tidak sempurna yang mengakibatkan matinya bakteri.Pada percobaan pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar. Hasil dari diameter hambat ampisilin pada bakteri Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan Escherichia coli. Ini seharusnya diameter hambat ampisilin pada bakteri Staphylococcus aureus lebih kecil dibandingkan Escherichia coli, dikarena dinding sel kokus Gram positif terdiri dari 60% mukopeptida maka daya hambat terhadap bakteri Gram positif ampisilin mempunyai spektrum antimikroba yang sempit dan lebih efektif terhadap bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus dibandingkan Gram negatif seperti Escherichia coli yang hanya mengandung 10% mukopeptid, sehingga daya hambat pada dinding sel Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dinding sel Escherichia coli. Pada percobaan ini dimungkinkan terjadi kesalahan pemberian konsentrasi antibiotic, dll.Pada percobaan pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda pengenceran diamati ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri terhadap konsentrasi ampisilin menunjukkan bahwa, ampisilim membunuh bakteri Staphylococcus aureus pada KHM konsentrasi kecil sedangkan Escherichia coli tidak membunuh hanya menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Hasil dari percobaan ini sesuai dari literature, dikarenakan ampisilin spektrum kerja sempit yang relatif efektif untuk bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus.Pada pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar didapat hasil diameter hambat antibiotik Tetrasiklin HCl yang memiliki nilai KHM sebagai berikut : nilai KHM Tetrasiklin HCl terhadap Staphylococcus aureus : 0,01 g / cakram kertas dan nilai KHM tetrasiklin terhadap Escherichia coli : 0,01 g / cakram kertas. Sedangkan dari metode pengenceran agar nilai KHM Tetrasiklin HCl untuk Staphylococcus aureus : Tidak ada nilai KHM Tetrasiklin HCl dan Nilai KHM Tetrasiklin HCl untuk Escherichia coli : 0,24 g/mlDari hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar, antibiotika Tetrasiklin HCl dengan konsentrasi kecil dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dan pada metode pengenceran agar untuk Staphylococcus aureus, Tetrasiklin HCl pada konsentrasinya kecil tidak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan untuk bakteri Escherichia coli, Tetrasiklin HCl pada konsentrasi kecil dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli.Jadi Tetrasiklin HCl terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif dengan mekanisme kerja yaitu Menghambat sintesis protein mikroba. Ini dikarenakan Tetrasiklin HCl cara kerja / tipe kerja yaitu bakteriostatik dengan cara menghambat pertumbuhan mikrobaTetrasiklin HCl dapat menghambat pertumbuhan mikroba dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein. Tempat kerja tetrasiklin HCl adalah di ribosom, untuk dapat masuk ke ribosom bakteri Gram negatif dibutuhkan sekurang-kurangnya dua proses. Pertama adalah difusi pasif melalui pori-pori hidrofilik yang terdapat pada membrane sel bagian luar. Proses kedua merupakan sistem transpor aktif yang membutuhkan energi untuk memompakan semua tetrasiklin melalui membran sitoplasma yang terletak didalam. Segera setelah tetrasiklin masuk ke dalam sel bakteri, tetrasiklin akan mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S hingga mencegah terbentuknya amino asetil RNA. Antibiotik ini juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg. Meskipun tetrasiklin dapat menembus sel mamalia namun pada umumnya tidak menyebabkan keracunan pada individu yang menerimanya.Pada percobaan pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar. Hasil dari diameter hambat Tetrasiklin HCl pada bakteri Staphylococcus aureus lebih kecil dibandingkan Escherichia coli. Hasil dari percobaan tersebut menurut literature sesuai dikarenakan Tetrasiklin HCl memiliki Spektrum kerja luas yang dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negativePada percobaan pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda pengenceran diamati ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri terhadap konsentrasi Tetrasiklin HCl yg menunjukkan bahwa, Tetrasiklin HCl tidak membunuh bakteri Staphylococcus aureus pada KHM konsentrasi kecil sedangkan Escherichia coli membunuh bakteri pada KHM 0,12 g/mL. Hasil dari percobaan ini sesuai dari literature, dikarenakan Tetrasiklin HCl efektif terhadap Escherichia coli dibandingkan Staphylococcus aureusSelanjutnya Pada pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda difusi agar didapat hasil diameter hambat antibiotik Kloramfenikol, tidak memiliki nilai KHM pada Staphylococcus aureus sedangkan Escherichia coli nilai KHM pada konsentrasi 1 g/cakram kertas. Sehingga hasil dari percobaan ini untuk Staphylococcus aureus menunjukan nilai KHM yang tidak sesuai. Seharusnya Kloramfenikol memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri baik bakteri gram + yaitu Staphylococcus aureus. ini kemungkinan konsentrasi antibiotic Kloramfenikol yg dibutuhkan untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus harus lebih besar melebihi 5 g/Cakram kertas. Karena kloramfenikol dapat menghambat pertumbuhan mikroba dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein bakteri dan juga sel eukariosit. Kloramfenikol mudah berpenetrasi ke dalam sel bakteri, kemungkinan dengan proses difusi terfasilitasi. Kemudian kloramfenikol akan mengikat secara reversibel unit ribosom 50 S. Hal ini akan mencegah ikatan antar asam amino, yang mengandung ujung dari aminoasit t-RNA, dengan salah satu tempat ikatannya pada ribosom. Sehingga jika antar asam amino tidak dapat saling berikatan,maka sel bakteri tidak akan terbentuk.Pada percobaan pengujian aktivitas antibakteri dengan metoda pengenceran diamati ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri terhadap konsentrasi kloramfenikol yg menunjukkan bahwa, kloramfenikol tidak membunuh bakteri Staphylococcus aureus maupiun Escherichia coli pada KHM konsentrasi kecil. Hasil dari percobaan ini tidak sesuai dari literature, dikarenakan kloramfenikol memiliki Spektrum kerja luas terhadap bakteri gram positif, gram negative.

Kesimpulan Nilai KHM Ampisilin Na terhadap Staphylococcus aureus adalah 0,01 g / cakram kertas untuk metode difusi agar dan 0,03 g/mL untuk metode pengenceran agar Nilai KHM Ampisilin Na terhadap Escherichia coli adalah 0,01 g / mL untuk metode difusi agar dan untuk metode pengenceran agar tidak terdapat nilai KHM Nilai KHM Tetrasiklin HCl terhadap Staphylococcus aureus adalah 0,01 g / cakram kertas untuk metode difusi agar dan untuk metode pengenceran agar tidak terdapat nilai KHM Nilai KHM Tetrasiklin HCl terhadap Escherichia coli adalah 0,01 g / cakram kertas untuk metode difusi agar dan 0,13 g/mL untuk metode pengenceran agar Nilai KHM Kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus tidak mempunyai nilai KHM untuk metode difusi agar MAUPUN metode pengenceran agar Nilai KHM Kloramfenikol terhadap Escherichia coli menurut teori 1 g / caram kertas untuk metode difusi agar dan untuk metode pengenceran agar tidak terdapat nilai KHM

4