Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Perekonomian Indonesia: 2015-2016 9 Di tengah...

16
1

Transcript of Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Perekonomian Indonesia: 2015-2016 9 Di tengah...

1

2

Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan

gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga meski dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kepercayaan pelaku pasar juga relatif baik dan mampu mendorong arus masuk modal asing baik dalam bentuk portofolio maupun investasi langsung.

Keberhasilan ini ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang terukur serta koordinasi yang erat dengan Pemerintah melalui bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan fiskal.

Prospek ke depan lebih baik Indonesia dalam jangka menengah memiliki prospek mencapai pertumbuhan

yang lebih tinggi, inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, dengan tetap menjaga stabilitas terutama sebagai antisipasi dari normalisasi kebijakan the Fed, implementasi kebijakan reformasi struktural perlu dipercepat untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing perekonomian nasional.

Pemerintah telah berkomitmen mempercepat reformasi struktural di berbagai bidang: investasi, infrastruktur, industri, maritim, pertanian dan UMKM. Kebijakan reformasi subsidi merupakan awal yang sangat baik dan diharapkan diikuti dengan kebijakan reformasi struktural selanjutnya.

Key Messages

3 Peta Tantangan Global

“Known-Known”

“Unknown-Unknown” “Known-Unknown”

• Normalisasi Kebijakan Fed • Pelemahan ekonomi China • Krisis Yunani

• Harga minyak turun dan tetap rendah

• Harga komoditas yang turun

• Kerentanan pasar keuangan global (incl China)

• Masalah Geopolitik

Tantangan global bersifat dinamis dan berisiko IM

PACT

IDENTIFIKASI

4 Tantangan dan Respon Kebijakan

4

Global Pertumbuhan global rendah Harga komoditas masih

turun Volatilitas pasar masih tinggi

Domestik

Penyerapan anggaran yg belum optimal

Kendala struktural berlanjut Tekanan NT dan volatilitas

nilai tukar

Pertumbuhan

ekonomi yg rendah

Volatilitas

Pasar Keuangan

Risks

Tantangan Responses

BAURAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Keb. Moneter menjaga stabilitas makroekonomi Keb. Makroprudensial stimulus kredit dan pertumbuhan ekonomi Keb. SP-PUR menciptakan sistem pembayaran yg aman, efisien, dan andal.

SP…?

Bauran Kebijakan BI

Memberikan stimulus pada perekonomian, dgn tetap memperhatikan sustainabilitas fiskal

Moneter - Fiskal

Kebijakan reformasi struktural menciptakan struktur ekonomi yang lebih sehat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Kebijakan Reformasi Struktural

5 Bauran Kebijakan BI: Moneter – Makroprudensial – Sistem Pembayaran

Sistem Pembayaran 1. Mengembangkan industri sistem

pembayaran domestik yang lebih efisien 2. Mengembangkan infrastruktur sistem

pembayaran 3. Memperkuat pengawasan sistem

pembayaran pada lembaga keuangan dan penyedia jasa sistem pembayaran

Moneter 1. Mengendalikan inflasi menuju kisaran

sasarannya 2. Menurunkan defisit transaksi berjalan ke

tingkat yang lebih sehat 3. Menjaga pergerakan nilai tukar pada

sesuai fundamentalnya 4. Memastikan implementasi & law

enforcement PBI ULN

Makroprudensial 1. Melonggar kebijakan makropudensial dgn

tetap memperhatikan prinsip2 kehati-hatian, melalui:

a. peningkatan LTV utk kredit properti b. penurunan uang muka untuk Kredit

Kendaraan bermotor c. penyesuaian ketentuan GWM dengan

memperluas komponen pendanaan, mendorong penyaluran kredit ke sektor UMKM.

2. Meningkatkan koordinasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan melalui forum FKSSK

6 Bauran Kebijakan Fiskal: Reformasi Subsidi & Alokasi Belanja Infrastruktur

Infrastructure Plan 2015–20192 Budget for Priority Programs1

Notes: 1. Sumber : Kemenkeu 2. Sumber: Bappenas

Penghematan subsidi BBM direalokasikan kepada proyek infrastruktur – Jalan, rel KA, Pelabuhan dan airport diprioritaskan

Pengingkatan yg signifikan dalam

belanja infrastruktur

7 Bauran Kebijakan Fiskal: Stimulus Pertumbuhan Ekonomi

Revisi PP Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah Untuk mempercepat proses pengadaan barang/jasa pemerintah dan optimalisasi penggunaan E-Procurement, pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 4 Tahun 2015

Kenaikan PTKP Untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemerintah akan melakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang saat ini sebesar Rp. 24.3 juta menjadi Rp. 36 juta. Diharapkan penerapan PTKP yang baru ini akan mulai diterapkan per Juli 2015

Kebijakan Penghapusan PPnBM

Untuk meningkatan daya saing produk dalam negeri dan peningkatan tingkat konsumsi di dalam negeri, Pemerintah menghapuskan beberapa kategori objek PPnBM dalam PMK Nomor 106/PMK.010/2015, di antaranya peralatan elektronik, alat olahraga, alat musik, branded goods, serta peralatan rumah dan kantor

Kebijakan Tax Allowance Pemerintah telah memperbaharui peraturan fasilitas Tax Allowance pada PP No.18/2015 dengan memperluas dan mempermudah syarat-syarat penerima fasilitas tax allowance.

Untuk lebih meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian, Pemerintah berencana menurunkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro menjadi 12% per tahun dari sebelumnya 22% per tahun yang ditargetkan akan dimulai pada semester 2 tahun 2015. Selain itu Pemerintah berencana untuk memperbesar coverage KUR.

Subsidi KUR (Penurunan Suku Bunga KUR)

- Pembentukan Tim Evaluasi Percepatan Realisasi yang dipimpin oleh Wamenkeu yang melibatkan Kemenkeu, Bappenas, Kantor Staf Presiden, BPKP dan LKPP

- Penerbitan payung hukum percepatan belanja pemerintah (PP,Perpres,Inpres)

- Penyelesaian PP pemberian penyertaan modal negara kepada BUMN

Percepatan Belanja Pemerintah (APBN & BUMN)

Perbaikan Tax Holiday Pemerintah akan merevisi peraturan fasiilitas perajakan tax holiday, salah satunya dengan memperpanjang masa fasilitas pembebasan dari awalnya paling lama 10 tahun hingga menjadi 15 tahun. Peraturan ini untuk menstimulus aliran investasi ke dalam negeri yang memiliki efek multiplier besar

Sudah Berjalan

Dalam Proses

Pemerintah akan melakukan revisi beberapa peraturan untuk mempermudah pelaksanaan penjaminan untuk proyek2 infrastruktur melalui skema KPS ataupun non KPS, di antaranya melalui penguatan mandat perusahaan penjaminan dan perluasan sektor yang bisa mendapatkan penjaminan, penguatan persiapan proyek, dan skema direct lending.

Penjaminan dlm Pembangunan Infrastruktur

Penambahan Negara Bebas VISA Kunjungan Dalam rangka meningkatkan hubungan dengan negara lain dan untuk memberikan manfaat dalam pembangunan nasional, Pemerintah mengeluarkan PP 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan untuk 45 Negara

8 Bauran Kebijakan Reformasi Struktural Keb. Kedaulatan Pangan • Mempercepat modernisasi sektor

pertanian • Mengurangi kemunduran pertanian

pedesaan • Ketersediaan surplus pangan

Keb. Kedaulatan Energi • Kebijakan Bauran Energi: • Produksi energi primer • Energi baru terbarukan

Keb. Industri & Perdagangan • Strategi pengembangan wilayah

industri melalui pembangunan 14 kawasan industry (a.l. Kuala Tanjung,Sei Mangke, Tanggamus – Sumatera)

Keb. Pembiayaan Pembangunan • Memperdalam psr uang dan valas: • Perluasan instrumen dan basis

Investor • Regulasi dan Standardisasi • Penyediaan Infrastruktur Pasar • Penguatan kelembagaan • Edukasi dan Sosialisasi

Keb. Inklusi Ekonomi • Peningkatan perluasan dan nilai

tambah LKD • Pendalaman layanan dan jasa

keuangan melalui LKD • Pengembangan LKD secara

berkelanjutan • Penyediaan akses keuangan

berkualitas melalui LKD

Struktural – Modal Dasar Pembangunan • Ketersediaan dan kualitas

infrastruktur • Kapasitas inovasi dan kualitas

modal manusia • iklim usaha dan birokrasi yang kuat

9 Prospek Perekonomian Indonesia: 2015-2016 Di tengah prakiraan pemulihan ekonomi dunia yang beragam, prospek perekonomian Indonesia dalam jangka pendek diperkirakan membaik

Defisit transaksi berjalan 2015 terkendali di kisaran 2,5 – 3,0%

Pertumbuhan Kredit 2015 diperkirakan meningkat khususnya di Semester II

55.0-5.4% 55.4-5.8% 55.0%

10 Prospek Perekonomian Indonesia Jangka Menengah Dalam jangka menengah, prospek perekonomian Indonesia berada dalam lintasan yang terus meningkat, didukung oleh reformasi struktural yang ditempuh pemerintah dalam kerangka RPJMN

12 Strategi kebijakan penguatan konektivitas nasional… Tujuan : a. Menghubungkan pusat2 pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan

berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply chains systems; b. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat2 pertumbuhan

ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland); c. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan)

melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan

Sasaran : Terwujudnya konektivitas lokal yang tangguh dan terhubung dengan konektivitas global dalam mendorong peningkatan daya saing nasional sehingga menjadi negara maju.

Kerangka Kerja Konektivitas adalah menghubungkan intra koridor ekonomi, antar koridor ekonomi, dan internasional melalui:

Meningkatkan kelancaran arus barang, jasa dan informasi

Menurunkan biaya logistik

Mengurangi ekonomi biaya tinggi

Mewujudkan akses yang merata di seluruh wilayah

Mewujudkan sinergi antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

1

2

4

5

3

Jaringan transportasi laut sebagai tulang punggung…

By sea / by rail By land / by rail / by sea Konektivitas:

By sea / by rail / by land

Pusat Distribusi Provinsi Pusat Distribusi Nasional

Short Sea Shipping

Legend

13 Rencana pembangunan konektivitas regional di Sumatera...

Moda Kondisi Existing Rencana Ke Depan

Pesawat Udara

Belum semua provinsi terkoneksi secara langsung Konektivitas utama melalui Provinsi Kepri (Batam) dengan 8 rute ke provinsi di Sumatera

Penambahan rute melalui Sumsel (3 rute baru)

Kereta Api

Jalur kereta sudah terdapat di Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel dan Lampung Rute antar provinsi hanya untuk Sumsel – Lampung

Rencana pengembangan kereta api s.d 2019: - Lampung – Sumsel –

Jambi – Riau – Sumut – Aceh

- Jalur penghubung Sumbar – Riau & Bengkulu – Sumsel

Jalan Tol Baru terdapat di Sumut (dalam provinsi)

4 Koridor utama: Bandar Lampung – Palembang, Palembang – Pekanbaru, Pekanbaru – Medan, dan Medan-Banda Aceh 3 koridor prioritas pembangunan Palembang – Bengkulu, Pekanbaru – Padang dan Medan – Sibolga

Konektivitas antar provinsi di Sumatera masih terbatas, bergantung pada jalan darat …

5 Rute

1 Rute

4 Rute

4 Rute 8 Rute

2 Rute

2 Rute 1 Rute 1 Rute

3 Rute 1 Rute

Konektivitas Antar Provinsi di Sumatera (Kondisi Existing)

14 Namun masih terdapat beberapa kendala yg perlu mendapat perhatian…

Isu2 yg muncul

Rekomendasi kebijakan

Dari hasil FGD dan temuan riset growth diagnostic oleh Bank Indonesia, terdapat beberapa isu terkait pembanguan konektivitas antara lain: 1. Sulitnya pembebasan lahan 2. Kurangnya pembiayaan 3. Masalah lingkungan 4. Kurangnya koordinasi antar Pemda, Pempus dan instansi

terkait 5. Masalah kualitas SDM

Terkait dengan isu2 di atas, strategi yg perlu dilakukan antara lain: 1. Penerapan UU No.2 Tahun 2012 tentang pembebasan lahan 2. Bantuan dana dari Pemerintah Pusat atau mencari investor

dari luar untuk mengatasi masalah kekurangan pembiayaan pembangunan infrastruktur

3. Melakukan analisis dampak lingkungan dengan baik 4. Melakukan koordinasi secara rutin antara Pempus, Pemda,

dan instansi terkait 5. Peningkatan jumlah dan kualitas sekolah yang ada sehingga

dapat menghasilkan SDM yg unggul di daerah untuk mendukung pembangunan di daerah

15

16 Pertumbuhan Ekonomi Daerah Pertumbuhan ekonomi pada tw I 2015 mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera dan Kalimantan melambat terutama sebagai dampak dari turunnya harga komoditas....

Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan I 2015

SUMATERA

JAKARTA JAWA KALIMANTAN SULAMPUA BALI NUSRA

gPDRB negatif