Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

62
INNOVATIVE MATERIALS ENGINEERING COMPETION (IMEC) 2014 JUDUL: BLOTO NG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG EKONOMIS Disusun oleh : Kevanda Kania Estalita (7018) Angkatan 2011 Gege Ayu Listya (6994) Angkatan 2011 Laily Mumtahana (7025) Angkatan 2011 i

description

eeeeeeeeeeeeeeeeee

Transcript of Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

Page 1: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

INNOVATIVE MATERIALS

ENGINEERING COMPETION (IMEC) 2014

JUDUL:

BLOTO NG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG

EKONOMIS

Disusun oleh :

Kevanda Kania Estalita (7018) Angkatan 2011

Gege Ayu Listya (6994) Angkatan 2011

Laily Mumtahana (7025) Angkatan 2011

SMA NEGERI 1 PURWOHARJO

Jalan Slamet Cokro Telp. (0333) 396475 Purwoharjo, Kabupaten. Banyuwangi

JAWA TIMUR

i

Page 2: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

2014

ii

Page 3: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

iii

Page 4: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

iv

Page 5: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya karya ilmiah yang berjudul “ Blotong Sebagai Bahan

Bakar Alternatif yang Ekonomis” ini dapat diselesaikan.

Pada dasarnya Karya Tulis ilmiah ini memiliki harapan, dapat bermanfaat

bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya pemanfaatan limbah secara optimal

dan alternatif bahan bakar.

Berbagai hambatan telah penulis hadapi dalam penyusunan karya ilmiah

ini, namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, hambatan

tersebut dapat penulis atasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Nurhadi Sutjipto, S.Pd selaku Kepala SMAN 1 Purwoharjo

2. Ibu Norma Hidayah, S.pd selaku guru pembimbing kami

3. Pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan berbagai

keterbatasan sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan

Purwoharjo, Februari 2014

Penulis

v

Page 6: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Lembar Pengesahan .................................................................................... ii

Surat Pernyataan Keaslian Karya ................................................................ iii

Kata Pengantar ............................................................................................ iv

Daftar Isi .................................................................................................... . v

Daftar Tabel ................................................................................................ vii

Daftar Gambar ............................................................................................. viii

Abstrak ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................... 3

1.5 Ruang Lingkup.............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Limbah Organik ......................................................... 5

2.2 Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Bahan Bakar .................. 7

2.3 Kebutuhan Masyarakat Ekonomi Lemah Terhadap

Bahan Bakar ................................................................................. 8

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data............................................................ 10

3.2 Variabel Dan Parameter Penelitian .............................................. 12

3.3 Metode Pengambilan Data ........................................................... 12

3.4 Analisis Data ................................................................................ 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.............................................................................................. 14

4.2 Pembahasan.................................................................................... 16

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 18

5.2 Saran ............................................................................................. 18

vi

Page 7: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

Daftar Pustaka ............................................................................................. 19

Lampiran...................................................................................................... 20

vii

Page 8: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persentase Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Pengguna

Jenis Energi dan Kelompok Pengeluaran ........................................ 9

Tabel 4.1 Rerata masa, warna nyala dan lama pembakaran

briket BLOSEKA ............................................................................. 14

viii

Page 9: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Lama pembakaran dan jumlah briket yang dibutuhkan

untuk mendidihkan 1 liter air ........................................................................... 15

ix

Page 10: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

BLOTONG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANGEKONOMIS

Oleh : Kevanda Kania E, Gege Ayu Listya, dan Laily MumtahanaSMA NEGERI 1 PURWOHARJO – BANYUWANGI

Abstrak : Masyarakat ekonomi lemah membutuhkan bahan bakar yang murah dan berkualitas karena mereka berada dalam kondisi rendahnya daya beli bahan bakar untuk memasak. Pengadaan bahan bakar yang murah dan berkualitas dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan limbah pabrik. Limbah pabrik yang dapat digunakan yaitu limbah pabrik gula yang berupa blotong dengan campuran serbuk kayu dan sekam. Blotong merupakan hasil endapan (limbah pemurnian nira) sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir. Serbuk kayu merupakan limbah industri penggergajian kayu. Sekam merupakan bahan buangan/sisa dari proses penggilingan padi. Limbah blotong, sekam dan serbuk kayu yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif ini masih ada selama pabrik gula, kayu dan beras masih berdiri. Saat ini kayu bakar menjadi tumpuan bahan bakar baik untuk rumah tangga maupun home industri walaupun harganya mahal. Oleh karena itu, blotong dengan tambahan serbuk kayu dan sekam dapat dijadikan bahan bakar alternatif. Bahan bakar tersebut layak diproduksi karena blotong, sekam, dan serbuk kayu mudah didapatkan serta harganya yang terjangkau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan membuat 3 perlakuan yaitu P1A1 (100% blotong), P1A2 (60% blotong; 20% sekam; 20% serbuk kayu) dan P1A3(40% blotong; 30% sekam; 30% serbuk kayu) dengan menguji warna nyala api. Cara pembuatan bahan bakar ini, yaitu mencampur blotong bersama dengan sekam dan serbuk kayu dengan tambahan kanji secukupnya sebagai perekat, kemudian dicetak ke dalam cetakan bambu, lalu dikeringkan selama 1-2 hari. Sehingga didapatkan hasil perlakuan P1A1 memiliki bara api berwarna merah, P1A2 memiliki bara api berwarna merah kebiruan, dan P1A3 memiliki bara api berwarna merah kebiruan. Sehingga produk blotong dengan perlakuan P1A3 dapat dipasarkan kepada masyarakat dan produk blotong P1A3 dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif dengan harga terjangkau dan mengurangi limbah pabrik dengan cara memanfaatkan blotong dengan campuran sekam dan serbuk kayu menjadi bahan bakar masak.

Kata kunci : Blotong, Sekam, Serbuk Kayu, Bahan Bakar

x

Page 11: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

xi

Page 12: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Krisis keuangan global berimbas pada perekonomian di Indonesia, yang

menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Krisis keuangan

global tahun 2008 membawa pengaruh kehidupan ekonomi baik bagi

masyarakat kelas atas, menengah maupun kelas bawah (ekonomi lemah).

Salah satu dampak kesulitan ekonomi dirasakan oleh masyarakat ekonomi

lemah dalam pembelian bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat

ekonomi lemah masih memerlukan subsidi BBM. Konversi penggunaan

minyak tanah sebagai bahan bakar ke penggunaan gas LPG (Liquid Petrollium

Gas) sudah dilakukan oleh Pemerintah sejak 2007 (Anonim, 2007).

Saat ini ketersedian LPG terbatas dan masih dirasakan mahal bagi

masyarakat. Masih banyak masyarakat Desa yang menggunakan kayu bakar

sebagai bahan bakar rumah tangga maupun home industry, dan saat ini kayu

bakar juga mahal dan langka, sehingga masyarakat kurang mampu semakin

terpuruk dan hal ini salah satu penyebab semakin parhnya kondisi keluarga

miskin di Indonesia. Sementara beberapa keluarga kurang mampu di sekitar

pabrik Gula telah lama memanfaatkan Blotong limbah Pabrik Gula sebagai

bahan bakar rumah tangga.

Jawa Timur merupakan salah satu pemasok gula terbesar. Tebu merupakan

salah satu bahan baku pembuatan gula (gula kristal putih). Pada musim giling

tahun 2008 terdapat 61 pabrik gula di Indonesia yang aktif giling yaitu 49 di

Jawa, 8 di Sumatera, dan 4 di Sulawesi (Putranda, 2009). Pabrik gula selalu

menghasilkan dua macam limbah padat setiap kali berproduksi, yaitu: ampas

tebu (bagas) dan blotong (filter cake). Ampas tebu merupakan limbah padat

yang berasal dari perasan batang tebu untuk diambil niranya. Limbah ini

banyak mengandung serat dan gabus. Ampas tebu selain dimanfaatkan sendiri

oleh pabrik sebagai bahan bakar pemasakan nira, juga dimanfaatkan oleh

pabrik kertas sebagai pulp campuran pembuat kertas. Seringkali, masyarakat

sekitar pabrik memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Ampas tebu ini

Page 13: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

2

memiliki aroma yang segar dan mudah dikeringkan sehingga tidak

menimbulkan bau busuk. Limbah padat yang kedua berupa blotong yang

merupakan hasil endapan (limbah pemurnian nira) sebelum dimasak dan

dikristalkan menjadi gula pasir. Bentuknya seperti tanah berpasir berwarna

hitam, memiliki bau tak sedap jika masih basah. Bila tidak segera kering akan

menimbulkan bau busuk yang menyengat (Hamawi, 2005).

Limbah blotong dapat dijadikan bahan bakar alternatif dengan

mencampuran sekam dan serbuk kayu. Sekam padi merupakan lapisan keras

yang meliputi kariopsis, terdiri dari belahan lemma dan palea yang saling

bertautan, umumnya ditemukan di areal penggilingan padi. Proses

penggilingan padi, biasanya menghasilkan sekam 20 – 30%, dedak 8 – 12%,

dan beras giling 50 – 63,5% dari bobot awal gabah. Sekam padi sering

diartikan sebagai bahan buangan atau limbah penggilingan padi. Limbah

sekam padi cenderung meningkat karena proses penghancurannya sangat

lambat, sehingga dapat mengganggu lingkungan (Sipahutar, 2011).

Serbuk kayu adalah kayu halus yang terpisah kemudian direduksi menjadi

partikel seperti tepung sereal dalam ukuran, penampilan, dan teksturnya atau

dengan defenisi lain serbuk kayu biasanya merujuk pada sebuah partikel yang

cukup kecil untuk melewati sebuah saringan dengan ukuran 850 mikron

(menurut standar amerika sekitar 20 mesh) (Anonim, 2011). Limbah blotong,

sekam dan serbuk kayu yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif ini masih

ada selama pabrik gula, kayu dan beras masih berdiri.

Blotong merupakan limbah yang bermasalah bagi pabrik gula dan

masyarakat karena blotong yang basah menimbulkan bau busuk. Sekam padi

dan serbuk kayu juga merupakan limbah juga merugikan dan mengganggu

kesehatan manusia. Oleh karena itu apabila blotong dengan campuran sekam

dan serbuk kayu dapat dimanfaatkan akan mengurangi pencemaran

lingkungan.

Blotong, sekam dan serbuk kayu merupakan limbah organik yang masih

menyimpan energi dan sangat mudah dan murah untuk didapatkan di

lingkungan kita. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini

dilakukan untuk menguji nilai ekonomis komposisi campuran ketiga limbah

Page 14: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

3

tersebut yang dicetak dalam bentuk Briket sebagai bahan bakar alternatif.

Selanjutnya Briket dengan komposisi blotong, sekam dan serbuk kayu dalam

penelitian ini disebut sebagai “BLOSEKA”. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan dengan judul “Blotong Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang

Ekonomis”

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara memanfaatkan blotong, sekam, dan serbuk kayu

menjadi bahan bakar alternatif yang ekonomis ?

2. Bagaimana komposisi yang paling tepat pada campuran blotong, sekam

dan serbuk kayu sebagai bahan bakar alternatif yang ekonomis?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan cara memanfaatkan blotong, sekam dan serbuk kayu

sebagai bahan bakar alternatif yang ekonomis.

2. Menemukan komposisi yang paling efektif pada campuran blotong, sekam

dan serbuk kayu sebagai bahan bakar alternatif yang ekonomis.

I.4 Manfaat Penulisan

1. Sebagai sumber belajar terhadap pemanfaatan limbah yang ada di

lingkungan sekitar, terutama limbah pabrik gula, limbah penggilingan padi

dan limbah penggergajian kayu.

2. Sebagai wacana penerapan produk bahan bakar murah yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

3. Sebagai bahan bakar alternatif yang ekonomis berbahan baku blotong

dalam bentuk briket BLOSEKA (blotong-sekam-serbuk kayu).

4. Hasil penelitian berupa briket BLOSEKA dapat mengurangi pencemaran

lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik.

Page 15: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

4

I.5 Ruang Lingkup

1. Bahan baku yang digunakan antara lain blotong, sekam padi, dan serbuk

kayu mahoni.

2. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan warna nyala api, lamanya

menyala sampai menjadi abu seluruhnya, dan lamanya sebuah BLOSEKA

dapat mendidihkan satu liter air.

3. Efisiensi penggunaan bahan baku dikaji berdasarkan pada nilai ekonomis

yang dibutuhkan untuk pembuatan briket dan estimasi penjualan ke

masyarakat.

Page 16: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Limbah Organik

Limbah organik merupakan limbah yang terdiri atas bahan‐bahan yang

besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah

ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah

pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya

dari pestisida dan herbisida, pemupukan yang berlebihan. Limbah ini

mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap

kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan

mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Limbah rumah tangga

seperti kertas, plastik, air cucian, minyak goreng bekas dan lain‐lain. Limbah

tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat,

baterai bekas, dan air aki (Mubarok, 2011).

Beberapa limbah organik antara lain :

II.1.1 Pengertian Blotong

Indonesia adalah negara agraris dengan iklim tropis. Indonesia

terkenal sebagai daerah asal tanaman tebu, sehingga tidak heran jika

banyak tanaman tebu di daerah kita. Tebu adalah bahan baku dalam

pembuatan gula (gula kristal putih, white sugar plantation) di pabrik

gula. Pada musim giling 2008 terdapat 61 pabrik gula di Indonesia

yang aktif beroperasi; yaitu 49 di Jawa, 8 di Sumatera dan 4 di

Sulawesi. Pada umumnya pabrik gula tersebut menggunakan proses

sulfitasi, sisanya proses defekasi remelt karbonatasi dan karbonatasi.

Produksi tebu sekitar 34,5 juta ton dan gula yang dihasilkan sekitar

2,8 juta ton, dan telah mampu memenuhi konsumsi gula rumah tangga

dalam negeri (sekitar 2,7 juta ton per tahun).

Dalam operasionalnya setiap musim giling (setahun), pabrik

gula selalu mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan dan

gas. Limbah cair meliputi cairan bekas analisa di laboratorium dan

luberan bahan olah yang tidak disengaja. Limbah padat meliputi

Page 17: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

6

ampas tebu, abu dan debu hasil pembakaran ampas di ketel, padatan

bekas analisa laboratorium, blotong dan tetes. Limbah gas meliputi

gas cerobong ketel dan gas SO2 dari cerobong reaktor pemurnian cara

sulfitasi.

Ampas tebu merupakan limbah padat produk stasiun gilingan

pabrik gula, diproduksi dalam jumlah 32 % tebu, atau sekitar 10,5 juta

ton per tahun atau per musim giling se Indonesia. Ampas tebu juga

dapat dikatakan sebagai produk pendamping, karena ampas tebu

sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai bahan bakar

ketel untuk memproduksi energi keperluan proses, yaitu sekitar 10,2

juta ton per tahun (97,4 % produksi ampas). Sisanya (sekitar 0,3 juta

ton per tahun) terhampar di lahan pabrik sehingga dapat menyebabkan

polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar pabrik

gula Ampas tebu mengandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga

bila ditumpuk akan mengalami fermentasi yang menghasilkan panas.

Jika suhu tumpukan mencapai 94 ˚C akan terjadi kebakaran spontan.

Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian

nira, diproduksi sekitar 3,8% tebu atau sekitar 1,3 juta ton. Limbah ini

sebagian besar diambil petani untuk dipakai sebagai pupuk, sebagian

yang lain dibuang di lahan tebuka, dapat menyebabkan polusi udara,

pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut.

Sedangkan belerang dioksida (SO2) merupakan limbah gas yang

keluar dari cerobong reaktor sulfitir pada proses pemurnian nira tebu

yang kurang sempurna; menyebabkan polusi udara di atas pabrik dan

pemakaian belerang menjadi lebih tinggi dari normal (Zulu, 2011).

II.1.2 Pengertian Sekam

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis,

terdiri dari belahan lemma dan palea yang saling bertautan, umumnya

ditemukan di areal penggilingan padi. Dari proses penggilingan padi,

biasanya diperoleh sekam 20 –30%, dedak 8 – 12%, dan beras giling

50 – 63,5% dari bobot awal gabah. Sekam padi sering diartikan

Page 18: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

7

sebagai bahan buangan atau limbah penggilingan padi, keberadaannya

cendrung meningkat yang mengalami proses penghancuran secara

alami dan lambat, sehingga dapat mengganggu lingkungan juga

kesehatan manusia. Sekam memiliki kerapatan jenis bulk density 125

kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam padi sebesar 3300 kkal dan

ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam mengandung karbon (zat

arang) 1,33%, hydrogen 1,54%, oksigen 33,645, dan Silika (SiO2)

16,98%, artinya sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

industri kimia dan sebagai sumber energi panas untuk keperluan

manusia. Pada umumnya sekam dimanfaatkan sebagai media tanam

tanaman hias atau sebagai bahan bakar batu bata dan industri tahu.

Pemanfaatan yang demikian tidak optimal (Anonim, 2008).

II.1.3 Pengertian Serbuk Kayu

Serbuk kayu adalah kayu halus yang terpisah kemudian

direduksi menjadi partikel seperti tepung sereal dalam ukuran,

penampilan, dan teksturnya atau dengan defenisi lain serbuk kayu

biasanya merujuk pada sebuah partikel yang cukup kecil untuk

melewati sebuah saringan dengan ukuran 850 mikron (menurut

standar amerika sekitar 20 mesh) (Anonim, 2011).

Selama ini limbah kayu masih banyak menimbulkan masalah

dalam penanganannya yaitu dibiarkan membusuk, ditumpuk, dan

dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan

sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang

dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang

bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga

hasilnya mudah disosialisakan kepada masyarakat (Anonim, 2012).

II.2 Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Bahan Bakar

Selain dimanfaatkan sebagai kompos, sampah organik dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, seperti biogas dan briket.

Sampah organik memiliki dampak yang besar terhadap global warming.

Page 19: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

8

Dengan dijadikan bahan bakar padat seperti briket, maka gas metan yang

memiliki dampak negatif terhadap global warming, maka pada saat terjadi

pembakaran gas metan (CH4) tersebut akan berubah menjadi gas CO2 dan

energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai pemanas untuk memasak

ataupun kebutuhan skala industri.

Persamaan pembakaran:

CxHy + O2 → CO2 + H2O + panas

Sehingga jika terjadi pembakaran CH4, maka:

CH4 + O2 → CO2 + H2O + panas

Hasil reaksi kimia yang terjadi tersebut di atas, mampu

meminimalisasi terjadinya kontribusi terhadap global warming, karena gas

metan tersebut telah menjadi gas karbon dioksida dan uap air serta

menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk kebtuhan sehari-

hari maupun kebutuhan industri (Rafsanjani, 2012).

II.3 Kebutuhan Masyarakat Ekonomi Lemah Terhadap Bahan Bakar

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menyebutkan

kelompok pengeluaran kurang dari Rp 100.000,00 (Kelompok I) yang

mengonsumsi munyak tanah sekitar 89% dari jumlah rumah tangga

keseluruhan, yang mengonsumsi bensin sekitar 6%, dan yang mengonsumsi

solar sekitar 0%. Kelompok pengeluaran antara Rp 100.000,00 dan Rp

250.000,00 (Kelompok II) yang mengkonsumsi minyak tanah sekitar 90%

dari jumlah rumah tangga keseluruhan, yang mengkonsumsi bensin sekitar

5% dari seluruh rumah tangga, yang mengkonsumsi solar sekitar 5% dari

seluruh rumah tangga. Kelompok Pengeluaran antara Rp 250.000,00 dan Rp

500.000,00 (Kelompok III) yang mengkonsumsi minyak tanah sebesar 80%

dari rumah tangga keseluruhan,yang mengkonsumsi bensin sebesar 15%

dari keseluruhan rumah tangga, yang mengkonsumsi solar sekitar 5% dari

seluruh rumah tangga. Kelompok Pengeluaran antara Rp 500.000,00 dan Rp

1.000.000,00 (Kelompok IV) yang mengkonsumsi minyak tanah sebesar

Page 20: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

9

50% dari seluruh rumah tangga, yang mengkonsumsi bensin sebesar 40%

dari seluruh rumah tangga dan yang mengkonsumsi solar sekitar 10%.

Kelompok Pengeluaran Rp 2.000.000,00 lebih (Kelompok VI) yang

mengkonsumsi minyak tanah sebesar 19% , mengkonsumsi bensin sebesar

70% dari seluruh rumah tangga dan solar 11% dari seluruh rumah tangga

(Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Persentase Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Pengguna Jenis

Energi dan Kelompok Pengeluaran

KelompokPengeluaran (Rp)

per kapita/ bulan

Jumlah Rumah Tangga

Minyak

TanahBensin Solar

I < 100.000 89 6 -

II 100.000-250.000 90 5 5

III 250.000-500.000 80 15 5

IV 500.000-1.000.000 50 40 10

V 1.000.000-2.000.000 25 52 23

IV >2.000.000 19 17 11

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Konsumsi Tahun

2002 (Sawitri, 2005).

BAB III

Page 21: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

10

METODE PENULISAN

III.1 Teknik Pengumpulan Data

III.1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Briket

BLOSEKA yang merupakan campuran Blotong, serbuk kayu, dan

sekam pada komposisi tertentu terbukti memiliki nilai ekonomis bagi

masyarakat. Oleh karena itu dilakukan penelitian eksperimental,

dengan rancangan Control Group Design yang terdiri atas tiga

kelompok dengan komposisi: blotong, serbuk kayu, dan sekam yang

berbeda, rancangan seperti bagan sebagai berikut:

Keterangan:

Kelompok P1A1 : Kelompok kontrol dengan komposisinya 100% blotong

saja

Kelompok P1A2 : Kelompok perlakuan 1 dengan komposisi 60% blotong;

20% sekam; 20% serbuk kayu

Kelompok P1A3 : Kelompok Perlakuan 2 yang terdiri dari campuran 40%

blotong; 30% sekam; 30% serbuk kayu

To, T1, T2 : Waktu pembakaran sampai berubah menjadi abu semua

pada kelompok kontrol, kelompok Perlakuan 1, perlakuan 2

Wo, W1, W2 : Hasil pengamatan bara api yang dihasilkan oleh kelompok

kontrol perlakuan 1, dan perlakuan 2

III.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian

P1A1 T0, Wo

P1A2 T1, W1

P1A3 T2, W2

Page 22: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

11

Penelitian dilakukan pada tanggal Januari-Pebruari 2014 di

SMA Negeri 1 Purwoharjo Banyuwangi Jawa Timur.

III.1.3 Alat dan Bahan

1. Bahan penelitian

Bahan penelitian meliputi; blotong, sekam, serbuk kayu,

dan tepung tapioka.

2. Alat Penelitian

Alat penelitian meliputi : neraca sebagai pengukur massa,

bambu/pipa paralon sebagai pencetak (diameter 5 cm), dan

mistar.

III.1.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa produk briket

yang terbuat dari bahan blotong, sekam, dan serbuk kayu yang

selanjutya disebut sebagai briket BLOSEKA, memiliki nilai

ekonomis lebih tinggi, melalui prosedur sebagai berikut:

1. Menyiapkan blotong, sekam, dan serbuk kayu sebanyak:

- Kelompok P1A1: terdiri dari 1 kg blotong basah, 100

gram tapioka

- Kelompok P1A2: terdiri dari 600 gram blotong basah, 200

gram sekam, 200 gram serbuk kayu, 100 gram tapioka

- Kelompok P1A3: terdiri dari 400 gram blotong basah, 300

gram sekam, 300 gram serbuk kayu 100 gram tapioka.

2. Mencampur bahan-bahan no. (1) hinggan menjadi suatu

adonan.

3. Mencetak adonan briket BLOSEKA menggunakan pipa

paralon, masing-masing kelompok menjadi 25 buah Briket

BLOSEKA.

4. Mengeringkan Briket BLOSEKA dibawah sinar matahari

selama 2 hari.

5. Melakukan pembakaran terhadap 10 buah Briket pada

masing-masing kelompok.

Page 23: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

12

6. Melakukan pengamatan terhadap:

a) warna bara api yang dihasilkan .

b) mencatat waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing

Briket sampai menjadi abu seluruhnya.

c) mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan

satu liter air

III.2 Variabel Dan Parameter Penelitian

a. Variabel Bebas dan Parameter

Variabel bebas dalam penelitian ini komposisi briket BLOSEKA yang

terbuat dari blotong, sekam, dan serbuk kayu.

b. Variabel Terikat dan Parameter

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai ekonomis Briket, dengan

parameter antara lain:

1) Warna nyala api

2) Lama pembakaran Briket sampai menjadi abu seluruhnya

3) Waktu yang diperlukan untuk mendidihkan 1 liter air

III.3 Metode Pengambilan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain menggunakan metode:

a) Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengamati warna bara api yang

dihasilkan oleh proses pembakaran masing-masing briket.

b) Pengukuran

Metode pengukuran menggunakan Stopwatch untuk melakukan

pengukuran:

b.1 lamanya proses pembakaran sampai bahan briket terbakar

seluruhnya menjadi abu.

b.2 waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air

Page 24: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

13

III.4 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif,

yaitu mendeskripsikan data hasil penelitian secara kuantitatif maupun

kualitatif. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

menghasilkan briket yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi dengan

menggunakan kriteria terhadap parameter penelitian sebagai berikut:

a. Menghasilkan bara api dengan warna merah-biru lebih banyak

b. Lamanya briket menyala sampai menjadi abu seluruhnya

c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air paling cepat

d. Jumlah briket yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 25: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

14

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Penyajian Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian melalui pengamatan dan

pengukuran, dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.1. Rerata masa, warna nyala dan lama pembakaran briket BLOSEKA

Perlakuan

n

(ulangan

)

Rata-

rata

berat

basah

(gr)

Rata-

rata

berat

kering

(gr)

Warna

nyala

api

Lama

pembakaran

* (detik)

Jumlah

briket yang

dibutuhkan

untuk

mendidihkan

1 liter air

Lama

pembakaran

untuk me

ndidihkan 1

liter air

(detik)

P1A1 10 60 20 Merah 611 10 1215

P1A2 10 75 25Merah-

biru825 8 911

P1A3 10 90 30Merah-

biru958 4 616

Keterangan : *) sampai menjadi abu dan briket habis terbakar 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa warna

nyala api pada briket dengan komposisi 100% blotong

menghasilkan nyala api warna merah, dan pada briket BLOSEKA

dengan perlakuan P1A2 maupun P1A3 menghasilkan nyala api

warna merah-biru. Namun pada briket BLOSEKA dengan P1A3

warna biru nyala api yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan

BLOSEKA P1A2.

Berdasarkan hasil pengukuran lamanya api menyala

sampai menjadi abu seluruhnya dan lamanya satu liter air

mendidih, tampak bahwa BLOSEKA perlakuan P1A3 memerlukan

waktu paling lama untuk menjadi abu seluruhnya dengan waktu

rata-rata 958 detik, dan kemampuan mendidihkan 1 liter air paling

cepat dengan rata-rata 616 detik. Lebih jelas maka deskripsi data

ini ditampilkan dalam Grafik sebagai berikut:

P1A1 P1A2 P1A30

200

400

600

800

1000

1200

1400

Lama pembakaran * (detik)

Waktu yang dieperlukan untuk mendidihkan 1 liter air

Jumlah briket yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air

Page 26: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

15

Gambar 4.1. Grafik Lama Pembakaran dan Jumlah Briket yang Dibutuhkan untuk

Mendidihkan 1 liter air

IV.I.2 Analisis Data Hasil Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan bahwa briket BLOSEKA dengan komposisi mana

yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dengan cara,

membandingkan energi yang dapat dihasilkan oleh briket

BLOSEKA.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan dalam Tabel4.1

tersebut, menunjukkan bahwa kelompok BLOSEKA pada

perlakuan P1A3 memiliki kecepatan mendidihkan air 616 detik

dan membutuhkan briket sebanyak 4 buah sehingga mampu

mendidihkan air lebiih cepat. Hal ini berarti BLOSEKA P1A3

memberikan nilai ekonomis lebih tinggi dibanding BLOSEKA

pada perlakuan P1A2 dan P1A1.

IV.2 Pembahasan

P1A1 P1A2 P1A30

200

400

600

800

1000

1200

1400

Lama pembakaran * (detik)

Waktu yang dieperlukan untuk mendidihkan 1 liter air

Jumlah briket yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air

Page 27: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

16

Briket BLOSEKA merupakan inovasi pemanfaatan limbah dari tiga

aktivitas manusia yang umumnya tidak diperhatikan dan efeknya dapat

mengganggu lingkungan. Jika limbah blotong, sekam dan serbuk kayu

dimanfaatkan secara optimal, ternyata sangat menguntungkan. Bahan bakar

ini dapat sangat mudah dibuat dan dimanfaatkan secara langsung oleh

masyakat.

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembakaran briket P1A3

(Tabel 4.1) menunjukkan komposisi yang paling optimal adalah 40%

blotong 30% sekam dan 30% serbuk kayu. Warna nyala yang dihasilkan

merah kebiruan. Namun waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran

sempurna lebih lama dibandingkan perlakuan yang lain. Berat basah dan

berat kering juga lebih berat dibandingkan yang lain. Komposisi dari bahan-

bahan yang dicampurkan diduga sebagai penyebab beratnya briket tersebut.

P1A2 lebih cepat terbakar habis dibandingkan P1A3 karena

komposisi blotong lebih banyak, selain itu P1A1 lebih cepat lagi terbakar

habis karena sama sekali tidak ada campuran lain kecuali blotong. P1A1

membutuhkan waktu paling lama untuk proses awal pembakaran

(penyulutan api). Sehingga dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa

P1A3 merupakan komposisi yang paling tepat. Perubahan komposisi semua

bahan masih dapat dimungkikan untuk menyempurnakan efisiensi

penggunaan briket ini, sehingga perlu pengkajian lebih mendalam tentang

produksi briket Bloseka di masa yang akan datang.

Pada perlakuan P1A3 lama pembakaran lebih cepat dan banyaknya

bloseka yang dibutuhkan lebih sedikit untuk mendidihkan air pada suhu 100

℃ dalam volume 1 liter. Sedangkan, pada P1A2 dan P1A1 lama

pembakaran lebih lama dan BLOSEKA yang dibutuhkan lebih banyak. Hal

itu disebabkan karena komposisi masing-masing perlakuan berbeda.

Keuntungan lain dari pembuatan briket BLOSEKA adalah

mengurangi pencemaran udara dari bau tak sedap timbunan blotong. Hal ini

terbukti, setelah blotong diolah dan dicetak menjadi briket. Bau blotong

yang semula menyengat sangat berkurang. Apalagi setelah briket dibakar,

bau menyengat blotong sama sekali tidak tercium lagi.

Page 28: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

17

Berdasarkan kegiatan ini, kami optimis bahwa produk briket

BLOSEKA dapat membantu masyarakat ekonomi lemah terkait pemenuhan

kebutuhan bahan bakar. Produk kami dapat menjadi produk inovatif karena

blotong merupakan limbah pabrik gula yang mengganggu masyarakat

karena baunya tidak sedap dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif.

Estimasi nilai ekonomis briket BLOSEKA mendasar pada bahan-

bahan baku yang diperoleh selama penelitian berlangsung, yaitu blotong

diambil dari Pabrik Gula Semboro Jember. Blotong di pabrik tersebut

sementara belum diperjual belikan. Sehingga belum ada estimasi harga yang

tepat untuk blotong. Sekam merupakan limbah penggilingan padi yang

selama ini hanya diperjual belikan untuk bahan bakar genteng, batu bata dan

tembikar dari tanah liat. Satu karung sekam (±50 kg) seharga Rp. 500,00.

Dalam pembuatan briket BLOSEKA komposisi sekam paling optimal

digunakan hanya 30% dari total bahan baku briket. Serbuk kayu merupakan

limbah yang tidak diperjual belikan di daerah kami. Sehingga berdasar data

tersebut kami estimasikan per briket BLOSEKA yang nantinya akan

dipergunakan oleh masyarakat dapat dijangkau dengan mudah dan murah.

BAB V

PENUTUP

Page 29: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

18

V.1 Kesimpulan

1. Penggunaan briket BLOSEKA yang optimal adalah perlakuan P1A3

dengan komposisi 40% blotong; 30% sekam; 30% serbuk kayu, karena

selain menghasilkan warna merah-biru yang sedikit menimbulkan jelaga,

juga penggunaannya relatif lebih lama (efektif) dibandingkan komposisi

yang lain.

2. Komposisi briket BLOSEKA yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah

BLOSEKA dengan komposisi 40% blotong, 30% sekam, dan 30% serbuk

kayu.

3. Briket BLOSEKA dapat menjadi bahan bakar alternatif dengan mudah

dan harga terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah.

4. Meningkatkan nilai tambah pemanfaatan limbah blotong, sekam, dan

serbuk kayu.

V.2 Saran

1. Perlu pengkajian lebih mendalam mengenai komposisi briket BLOSEKA

untuk menghasikan produk bahan bakar briket yang lebih berkualitas.

2. Dalam proses pemasaran bahan bakar blotong, disarankan untuk menjalin

kerjasama dengan institusi masyarakat dan UKM (usaha kecil menengah).

3. Perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan pada warga di sekitar Pabrik Gula

yang ada di Indonesia dalam upaya pemanfaatan limbah Blotong sebagai

energi alternatif yang ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

19

Anonim. 2007. Program Pengalihan Minyak Tanah Elpiji Ke LPG (Dalam

Rangka Pengurangan Subsidi BBM 2007-2012). Jakarta: Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral

Anonim. 2008. Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif dalam Rumah

Tangga Petani. Jakarta: Badan Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian –

Republik Indonesia.

Anonim. 2011. Chapter II. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

Anonim. 2012. Pemanfaatan Limbah Kayu Dan Plastik Sebagai Papan Plastik

Komposit. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

Hamawi. 2005. Pengertian ampas tebu. Sumatra Utara: Universitas Sumatra

Utara.

Mubarok, Khamdi. (2011). Pengelolaan Limbah. Madura: Universitas Trunojoyo

Madura - Jawa Timur.

Putranda. 2009. Penanganan Limbah Pabrik Gula. Surabaya: Institut Teknologi

Sepuluh Nopember.

Rafsanjani, Kharis Akbar. 2012. Studi Pemanfaatan Potensi Biomass Dari

Sampah Organik Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Briket) Dalam

Mendukung Program Eco-Campus Di ITS Surabaya. Surabaya: Jurusan

Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS).

Sipahutar, Dorlan. 2011. Teknologi Briket Sekam Padi. Pekanbaru : Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau.

Sawitri, Hariati. 2005. Kajian Dampak Ekonomi Kenaikkan Harga Bahan Bakar

Minyak (Bbm) ada Kesejahteraan Masyarakat Desa Versus Kota. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka .

Zulu, Irwanto.(2011). Pembuatan Biobriket Dari Blotong Sebagai Bahan Bakar

Alternatif. Surabaya: Program Studi D3 Teknik Kimia, Fakultas Teknologi

Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

LAMPIRAN

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

Page 31: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

20

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Kevanda Kania Estalita

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi IPA

4 NIS 7018

5 Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 30 Januari 1996

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 081259539149

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD

Muhammadiyah

3 Denpasar-Bali

SMP Negeri 1

Tegaldlimo,

Banyuwangi-

Jawa Timur

SMA Negeri 1

Purwoharjo,

Banyuwangi-

Jawa Timur

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Penghargaan dalam 3 tahun terakhir

No Jenis PenghargaanIntitusi Pemberi

PenghargaanTahun

1

Juara III LKTI SMA/MA se-

Eks Karesidenan Besuki,

Lumajang dan Probolinggo

Universitas Negeri Jember 2012

2Finalis LKTI Se-Jawa Timur,

Jawa Tengah, Dan DIYUniversitas Negeri Surabaya 2012

D. Karya Tulis yang pernah dibuat selama 3 tahun terakhir

No Judul Karya Tulis Tahun

1 Es Krim Dari Buah Sukun

(Artocarpus Altilis) Sebagai

2012

Page 32: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

21

Produk

Diversifikasi Untuk

Meningkatkan Kualitas

Ketahanan

Pangan Indonesia

2

Dolanan Tradisional Jawa

Dadi Kurikulum Muatan

Lokal Ana Ing PAUD Lan TK

Bisa Didadehake Pinangka

Wujud Lestarining

Kabudayaan (Kagunan) Jawa

2012

3

Pemanfaatan Tanin Dari Kulit

Buah, Kulit Batang, Dan Kulit

Akar Delima (Punica

Granatum L.) Dalam

Menghambat Laju

Perkembangan Hiv Pada

Penderita Hiv/Aids

2013

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Gege Ayu Listya

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi IPA

4 NIS 6994

5 Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 01 Maret 1997

Page 33: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

22

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 083852049666

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Negeri 2

Kedunggebang,

Banyuwangi –

Jawa Timur

SMP Negeri 1

Tegaldlimo,

Banyuwangi –

Jawa Timur

SMA Negeri 1

Purwoharjo,

Banyuwangi –

Jawa Timur

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Penghargaan dalam 3 tahun terakhir

No Jenis PenghargaanIntitusi Pemberi

PenghargaanTahun

1

Juara 1 Lomba Unjuk Gelar

Drumband Sekabupaten

Banyuwangi

Persatuan Drum Band

Indonesia2012

D. Karya Tulis yang pernah dibuat selama 3 tahun terakhir

No Judul Karya Tulis Tahun

1

Kud Syariah As The

Power Of Food Security

For Banyuwangi’s

Farmers Welfare

2013

2 Pemanfaatan Tanin Dari Kulit

Buah, Kulit Batang, Dan Kulit

Akar Delima (Punica

Granatum L.) Dalam

Menghambat Laju

Perkembangan Hiv Pada

2013

Page 34: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

23

Penderita Hiv/Aids

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Laily Mumtahana

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi IPA

4 NIS 7025

5 Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 06 Desember 1996

Page 35: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

24

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 082331567308

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi MI Miftahul

Huda

Tegaldlimo,

Banyuwangi-

Jawa Timur

SMP Negeri 1

Tegaldlimo,

Banyuwangi-

Jawa Timur

SMA Negeri 1

Purwoharjo,

Banyuwangi-

Jawa Timur

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Penghargaan dalam 3 tahun terakhir

No Jenis PenghargaanIntitusi Pemberi

PenghargaanTahun

1

Juara III LKTI SMA/MA se-

Eks Karesidenan Besuki,

Lumajang dan Probolinggo

Universitas Negeri Jember 2012

2Finalis LKTI Se-Jawa Timur,

Jawa Tengah, Dan DIYUniversitas Negeri Surabaya 2012

D. Karya Tulis yang pernah dibuat selama 3 tahun terakhir

No Judul Karya Tulis Tahun

1

Es Krim Dari Buah Sukun

(Artocarpus Altilis) Sebagai

Produk

Diversifikasi Untuk

Meningkatkan Kualitas

Ketahanan

Pangan Indonesia

2012

Page 36: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

25

2

Dolanan Tradisional Jawa

Dadi Kurikulum Muatan

Lokal Ana Ing PAUD Lan TK

Bisa Didadehake Pinangka

Wujud Lestarining

Kabudayaan (Kagunan) Jawa

2012

3

Pemanfaatan Tanin Dari Kulit

Buah, Kulit Batang, Dan Kulit

Akar Delima (Punica

Granatum L.) Dalam

Menghambat Laju

Perkembangan Hiv Pada

Penderita Hiv/Aids

2013

Tabel. Rerata masa, warna nyala dan lama pembakaran briket BLOSEKA

Perlakuann

(ulangan)

Berat

kering

(gr)

Warna

nyala api

Lama/ waktu

pembakaran

(detik)

Lama

mendidihkan

1 liter air

(detik)

P1A1 1 21 Merah 635 1251

P1A1 2 20 Merah 587 1263

P1A1 3 20 Merah 602 1247

P1A1 4 22 Merah 650 1275

Page 37: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

26

P1A1 5 20 Merah 611 1167

P1A1 620

Merah 576 1240

P1A1 7 20 Merah 620 1155

P1A1 8 18 Merah 612 1190

P1A1 9 19 Merah 637 1183

P1A1 10 20 Merah 5801179

Rata-rata P1A1 20 Merah 611 1215

P1A21 24

Merah-

biru859 967

P1A2 2 23Merah-

biru750 842

P1A2 3 19Merah-

biru892 969

P1A2 4 20Merah-

biru762 985

P1A2 5 16Merah-

biru758 829

P1A2 6 31Merah-

biru888 980

P1A2 7 30Merah-

biru791 855

P1A2 8 34Merah-

biru794 837

P1A2 9 26Merah-

biru856 993

P1A2 10 27Merah-

biru900 853

Rata-rata P1A2 25Merah-

biru825 911

P1A3 1 24Merah-

biru952 632

P1A3 2 35 Merah- 947 548

Page 38: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

27

biru

P1A3 3 39Merah-

biru1013 577

P1A3 4 21Merah-

biru987 713

P1A3 5 31Merah-

biru903 691

P1A3 6 26Merah-

biru1006 570

P1A3 7 36Merah-

biru893 655

P1A3 8 25Merah-

biru981 541

P1A3 9 34Merah-

biru929 714

P1A3 10 29Merah-

biru969 519

Rata-rata P1A3 30Merah-

biru958 616

Keterangan : *) sampai menjadi abu dan briket habis terbakar 100%

Page 39: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

28

LAMPIRAN GAMBAR

Hamparan blotong yang masih basah

Page 40: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

29

Pengambilan blotong

Page 41: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

30

Serbuk kayu

Sekam

Page 42: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

31

Blotong

Pencampuran semua bahan

Pencampuran semua bahan dengan tepung tapioka sebagai

perekat

Page 43: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

32

Pencetakan dengan menggunakan bambu berdiameter 5 cm

Hasil produk BLOSEKA

Hasil produk BLOSEKA pada perlakuan P1A1 dan P1A2

Page 44: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

33

Hasil produk BLOSEKA pada perlakuan P1A3

Warna nyala api pada perlakuan P1A1

Warna nyala api pada perlakuan P1A2

Page 45: Kevanda Kania Estalita_sman 1 Purwoharjo_blotong Sebagai Bahan_

34

Warna nyala api pada perlakuan P1A3