Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
-
Upload
aznil-muhammad -
Category
Education
-
view
3.520 -
download
0
description
Transcript of Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
oleh : Dra.Hj.Lena Farida M.Si.
KEUANGAN• Meliputi Uang Masuk dan Uang Keluar.• Sistim dan Proses tergantung dari jenis
organisasinya.• Pembahasan Keuangan tidak terlepas dari Financial
Service and Financial Management. ( Lukas Setia )• Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,
pasar dan instrumen yang terlibat dalam transaksi uang ( Ridwan & Inge Berlian )
Jenis Organisasi
Organisasi Publik
Organisasi ProfitOrganisasi Sosial/
Kemanusiaan
Rumah SakitRumah SakitSekolahSekolah
LSMLSM
KoperasiKoperasi
DEFINISI ILMU KEUANGAN• Sutrisno,PH, Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara; Ilmu
Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari atau menelaah tentang Pengeluaran dan Penerimaan yang dilakukan oleh Pemerintah / Negara.
• Encyclopedia International ; Ilmu Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana pemerintah mendapatkan dan menggunakan uang.( Fungsi Pengeluaran,Pengumpulan,Penerimaan dan Peminjaman)
• Musgrave, A Theory of Public Finance ; Secara tradisionil Ilmu Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran pemerintah.
• Buchanan, Public Principle of Public Debt ; Ilmu Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari tentang aktivitas-aktivitas ekonomi pemerintah sebagai unit.
• Carl C.Plehm, Public Finance ; Ilmu Keuangan Negara adalh Ilmu yang mempelajari tentang pengumpulan dana-dana oleh pemerintah untuk memenuhi pembiayaan kegiatan pemerintah.
• M.Suparmoko, Asas-Asas Ilmu Keuangan Negara ; Ilmu Keuangan Negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi, terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran beserta pengaruh-pengaruhnya dalam perekonomian tersebut.
• DR.G.Geodhart ; Keuangan Negara membahas mengenai Keuangan Badan-Badan Hukum Publik. Badan-Badan dimaksud mendapat hak-hak publik, sehingga mampu mengatur atau ikut serta dalam proses-proses ekonomi untuk memenuhi kebutuhan badan swasta dan perorangan.
• Adjat Sudradjat,(mantan anggota BPK ) ; Pengertian Keuangan dalam arti sempit adalah APBN, sedangkan dalam arti luas tidak hanya sekedar APBN, yakni termasuk semua yang dikelola Pemerintah, seperti : Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah.
PERAN PEMERINTAHDalam Perekonomian Modern menurut MusgraveAnd Musgrave ada tiga Peran Pemerintah, yakni :• Peran Alokasi, berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat melalui kebijakan yang mengatur ( regulatory policies )
• Peran Distribusi, berkaitan dengan upaya agar pendapatan atau kekayaan terdistribusi secra merata.
• Peran Stabilisasi, yang diperlukan untuk mengatasi berbagai gejolak yang terjadi dalam perekonomian melalui berbagai kebijakan pemerintah (moneter, fiskal atau ekonomi lainnya)
KEUANGAN NEGARADI BERBAGAI NEGARA
TergantungIdeologi danFungsiNegara
Ideologi Liberalisme :Market Power,Economic Power.Competitiv & Conflict,Memusatkan KepentinganIndividu.Fungsi Negara :Sistim Ekonomi Bebas
Ideologi Komunisme :KolektivitasFungsi Negara : Otoriter
Ideologi Pancasila :Integralistik,Keseimbangan dan Keserasian.Fungsi Negara : UUD 1945- Defence,Security and Ptotectional
Function.- Welfare Function : Social Service &
Social Welfare- Educational / Enlightment Function.- World Peace and Human Welfare.
• Sistim Perekonomian Kapitalis atau Liberalis murni : ADAM SMITH : Dasarnya adanya kebebasan yang besar ada pada individu, maka
pemerintah mempunyai tiga fungsi, yakni pertahanan keamanan, peradilan dan penyediaan barang dan jasa. Mengarah kepada sistim Kapitalis dan liberalis.
• Sitim Perekonomian Sosialis, KARL MARX : Pengaturan dan pengendalian kehidupan ekonomi oleh Negara
/Pemerintah, terkenal dengan teori tentang Pertentangan Kelas. Mengarah kepada Sistim Sosialis.
• SISTIM PEREKONOMIAN CAMPURAN : Kegiatan Ekonomi diatur secara seimbang dengan memberi kebebasan
kepada individu, sesuai dengan batas-batas terentu, tetapi sesuai dengan aturan-aturan pemerintah.
Pemerintah berperan melakukan pengaturan, kebijakan, bagi para pelaku ekonomi dan bagi keadilan masyarakatnya.
KEUANGAN NEGARA DI NEGARA BERKEMBANG
CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG• Pendapatan per kapita rendah.• Persediaan barang-barang modal terbatas.• Perekonomiannya didominasi oleh pertanian sub sistim.• Tingkat Pendidikan dan kesehatannya masih rendah.
Maka KEUANGAN PUBLIK di Negara Berkembangadalah : ” Bagaimana merancang kebijaksanaan atau politik fiskal dan moneter
yang efektif untuk mendorong pembentukan modal, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan perkapita, pengendalian inflasi serta pembangunan yang berkelanjutan.”
KEUANGAN NEGARADI INDONESIA
DI INDONESIA sesuai dengan UUD 1945yaitu :• Pemerintah memberikan perlindungan kepada
negara dan warga negaranya.• Pemerintah melakukan upaya-upaya untuk
memajukan kesejahteraan umum.• Pemerintah melakukan upaya-upaya bagi
peningkatan kualitas SDM nya.• Pemerintah terlibat dalam upaya penertiban dunia.
KEUANGAN NEGARAUU NO.17 TAHUN 2003
• PASAL 1 : SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA YANG DAPAT
DINILAI DENGAN UANG, SERTA SEGALA SESUATU BAIK BERUPA UANG MAUPUN BARANG YANG DAPAT DIJADIKAN MILIK NEGARA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN TERSEBUT.
Ruang LingkupKeuangan Negara :
• Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman.
• Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pada pihak ketiga ( pinjaman negara ).
• Penerimaan Negara / Penerimaan Daerah.• Pengeluaran Negara /Pengeluaran Daerah.• Kekayaan Negara / Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri.• Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah.• Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas
pemerintah
ASAS UMUMPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pengelolaan keuangan Negara dilakukansecara :• Tertib• Taat pada peraturan perundang-undangan• Efisiensi• Efektif• Transparan• Bertanggungjawab• Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MENIMBANG :• UU YANG ADA TIDAK DAPAT LAGI MEMENUHI KEBUTUHAN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA SESUAI TUNTUTAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI, EKONOMI,TEKNOLOGI
• GUNA MENINGKATKAN KINERJA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MAKA MUNCUL : STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN / INSTITUSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA( PP No.24 tahun 2005 ).
LANDASAN HUKUM KEUANGAN NEGARA
• UU No.17 th 2003, tentang Keuangan Negara.• UU No.32 th 2004, tentang Pemerintah Daerah.• UU No.33 th 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah.• UU No.1 th 2004, tentang Perbendaharaan Negara.• UU No.15 th 2004, tentang Pemeriksaan atas pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan • PP No. 24 th 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan• PP No.58 th 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.• Permendagri No.13 th 2006, tentang Pedoman Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah.• Permendagri No.59 th 2007, tentang Perubahan atas Permendagri No.13
th 2006, Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
KEUANGAN DAERAH
KEUANGAN DAERAH :• Dapat diartikan sebagai : “ Semua Hak dan kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oeh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku “
( Dr.Abdul Halim MBA,Ak. Dalam Akutatansi Keuangan Daerah)
Dari definisi diatas, terdapat dua hal yang perlu dijelaskan, yakni
• Yang dimaksud dengan HAK, adalah hak untuk memungut sumber-sumber penerimaan daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,dll, dan atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain, seperti : Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak tsb, akan menaikan kekayan daerah.
• Yang dimaksud dengan KEWAJIBAN, adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan daerah.
KARAKTERISTIK KEUANGAN DAERAH
• Pengertian Daerah : Provinsi / Kabupaten / Kota.• Pemisahan yang nyata antara eksekutif dan legislatif.• Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala daerah.• Bentuk laporan Pertanggungjawaban akhir tahun terdiri dari : Laporan
Perhitungan APBD, Aliran Kas dan Neraca Daerah.• Pinjaman APBD tidak masuk dalam penerimaan.• Masyarakat termasuk unsur dalam penyusunan APBD.• Indikator Kinerja Pemerintah Daerah : - Perbandingan antara Anggaran dengan Realisasi. - Perbandingan antara Standart Biaya dengan Realisasi. - Target dan Persentase Pisik Proyek. - Standart Pelayanan.• Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun adalah Laporan
Perhitungan APBD, dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekwensi terhadap masa jabatan Kepala Daerah.
APBN / APBD MEMPUNYAI ENAM FUNGSI( Ps.3 UU No.17 tahun 2003 )
• Fungsi Otorisasi, bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
• Fungsi Perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi yang bersangkutan.
• Pengawasan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara seseuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Fungsi Alokasi, bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian.
• Fungsi Distribusi, bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
• Fungsi Stabilisasi, bahwa anggaran negara menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
PRINSIP IMPLEMENTASI DESENTRALISASI FISKAL
ENAM PRINSIP IMPLEMENTASI DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA :1. Meningkatkan efisiensi.2. Mengakomodasi aspirasi, memperbaiki struktur fiskal dan
mobilisasi sumber-sumber keuangan.3. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.4. Mengurangi disparitas dan menjamin penyediaan pelayanan
dasar sosial.5. Memperbaiki kesejahteraan rakyat.6. Mendukung stabilitas makro ekonomi.
FISCAL POLICY
Tiga Kebijakan Keuangan Negara :1. Kebijakan Moneter Exp : Suku Bunga Bank, Inflasi, Nilai tukar mata uang.2. Kebijakan Fiskal : dalam hal Penerimaan dan Pengeluaran atau APBN / APBD3. Kebijakan Keuangan Internasional.: Export and Import serta Neraca Pembayaran
PUBLIC GOODS• Teori Barang sosial atau Barang Publik, memberikan suatu dasar
pemikiran bagi fungsi Alokasi dan Kebijakan Anggaran.• Teori Barang Sosial ini didasari oleh tiga bentuk barang yang
diperlukan oleh masyarakat, yakni : 1) Penyediaan Barang Pribadi; 2) Penyediaan Barang Sosial dan 3).Penyediaan barang campuran.
• Ketiga bentuk tersebut memberikan konsekwensi yang berbeda dan bervariasi, terhadap fungsi alokasi dan kebijakan anggaran tersebut.
• Kegagalan Pasar turut menentukan terhadap ketersediaan barang-barang tersebut, terutama persaingan yang terjadi dalam hal penyediaan barang pribadi.
• Demi terlaksananya penyediaan barang sosial secara efisien diperlukan proses politik dlm menentukan anggaran.
PENYEDIAAN BARANG SOSIAL
Sifat konsumsi barang sosial yang tidak bersaing menjadi pentingbila kita kaitkan dengan :• Alokasi sumber daya yang efisien, yaitu alokasi sumber daya
guna menghasilkan apa yang paling diinginkan oleh konsumen, dengan biaya yang serendah-rendahnya. ( analisis antara permintaan dan penawaran )
• Prosedur agar penyediaannya dapat dicapai, maka diperlukan peran pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan. ( Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Keuangan Internasional ).
PENYEDIAAN BARANG MELALUI ANGGARAN
Proses Politik harus digunakan untuk :• Mengungkapkan preferensi masyarakat ( memberitahukan
kepada pemerintah barang sosial apa yang disediakan )• Melengkapinya dengan sumber-sumber fiskal yang
dibutuhkan untuk membayar barang sosial tersebut.- Untuk itu, telah terlihat melalui berbagi proses pemungutan
suara dalam pengambilan berbagai keputusan, terutama dalam hal penyediaan barang sosial.
- Prinsip kedaulatan menjadi penting, walaupun negara memilki kewenangan untuk memaksa masyarakatnya, karena justru dengan adanya sifat memaksa dari proses anggaran inilah yang mendorong masyarakat agar mengungkapkan preferensi dan memungkinkan penyediaan barang sosial tersebut.
• Keputusan anggaran melalui suara terbanyak, mau tidak mau akan mencampuri preferensi kelompok minoritas. Campur tangan atau pengaruh itu merupakan akibat sampingan yang tak terelakan atau yang merugikan , dari suatu proses yang pada dasarnya dirancang untuk mengeimplementasikan preferensi perorangan.
• Meskipun teori Barang Sosial dan Pribadi sama-sama didasarkan pada premis tentang “kedaulatan“ konsumen, namun peranan dan preferensi komunitas dan “ barang yang berguna “ perlu juga diperhatikan.
PENERIMAAN NEGARA
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA :• Pemerintah Pusat• Pemerintah Provinsi• Pemerintah Kabupaten / Kota
Antara Lain :• Pemungutan Pajak.• Pemungutan Retribusi• Bagian Keuntungan dari BUMN /BUMD• Denda dan Sita.• Pencetakan Uang.• Pinjaman.• Hibah,Sumbangan,Hadiah.• Penyelenggaraan Undian.
Gambaran Penerimaan Negara di Indonesia :1. Penerimaan Perpajakan.--- Penerimaan Pajak Dalam Negeri.• Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM),• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Atas Tanah dan
atau Bangunan (BPHTB).--- Penerimaan Perdagangan Internasional.• Bea Masuk dan Pungutan Ekspor.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
– Penerimaan Sumber Daya Alam : sektor minyak dan gas, pertambangan umum, kehutanan, perikanan.
– Penerimaan atas laba dari BUMN /BUMD. : Perbankan, Jasa alat, Konstruksi, Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Komunikasi.
– Penerimaan Negara bukan Pajak Lainnya.– Hibah
PUBLIC EXPENDITURE
Pengeluaran Publik merupakan pengeluaran pemerintah untuk berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan. Semakin banyak akativitas pemerintah semakin besar pengeluaran.
Mengapa cenderung bertambah besar ?????Savas menjelaskan ada tiga faktor, yakni : 1) peningkatan kebutuhan (deman) terhadap layanan pemerintah dari
masyarakat penerima layanan, 2) Peningkatan penyediaan (suply) layanan pemerintah dari para pemberi
layanan.3) Meningkatnya ketidak efisienan dalam pemberian pelayanan.
Musgrave menyampaikan, bahwa pertumbuhan pengeluaranpemerintah terjadi karena beberapa faktor, yaitu :1. Peningkatan pengeluaran untuk memproduksi barang dan layanan publik
sebagai akibat dari pertumbuhan perkapita, perubahan teknologi, perubahan populasi penduduk, biaya relatif pelayanan publik, serta urbanisasi.
2. Perubahan ruang lingkup transfer.3. Kemampuan dalam pemungutan pajak.4. Efek treshold dan pembiayaan perang.5. Faktor-faktor sosial dan politik.
Stiglitz menjelaskan, karena adanya kegagalan pemerintah ( market failure ), yakni kegagalan dalam kompetisi, adanya barang-barang
public, terjadinya eksternalitas, adanya ketidaksempurnaan pasar, terjadinya kegagalan informasi, pengangguran, inflasi, dan ketidakseimbangan.
Namun tiap negara berbeda, karena variabel, tolok ukur, basis pembanding, tehnik analisis untuk menilai pengeluaran pemerintah juga berbeda, termasuk yang penting adalahperkembangan negara tersebut, besar pengaruhnya terhadap perubahan pengeluaran publik.
Mangkoesoebroto membedakan dua teori pengeluaran publik :1. Teori Makro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh Rostow dan
Musgrave, Wagner, Peacock dan Wiseman.2. Teori Mikro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh Mangkusubroto.Teori Makro, dari Rostow dan Musgrave mendasarkan kepada pengamatan,perkembangan pengeluaran pemerintah berkaitan dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi suatu negara, yakni adanya tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut.Wagner, mengemukakan, Pendapatan perkapita naik, maka pengeluaran publikpun naik.Sedangkan Peacock dan Wiseman mengemukakan bahwa pemerintah senantiasa memperbesar pengeluaran, karena melihat bahwa masyarakatnya memiliki potensi yang besar dalam membayar pajaknya.Teori Mikro, mendasarkan kepada analisis dari sisi demand andsupply barang-barang publik, serta faktor-faktor yangmempengaruhi ketersediaan barang-barang publik tsb.
Suparmoko menjelaskan, bahwa Jenis-jenis Pengeluaran Publik tergantung dari sifat pengeluaran tersebut, terdapat dalam dua hal.Yaitu :1. Pengeluaran pemerintah yang bersifat exhaustive expenditure. Merupakan pembelian barang dan jasa baik yang dapat langsung dikonsumsi, maupan barang modal yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain.2. Pengeluaran Pemerintah yang bersifat transfer of payment. Merupakan pembayaran atau pemindahan uang dari pemerintah kepada pihak lain.
Selanjutnya, Suparmoko membedakan dalam lima jenis.Yaitu :• Pengeluaran yang bersifat self liquidating yaitu pengeluaran pemerintah
yang kelak akan ditutup kembali.• Pengeluaran yang bersifat reproduktif adalah pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang dilakukan untuk memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat.
• Pengeluaran untuk menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat secara langsung, bersifat self liquidating dan reproduktif.
• Pengeluaran yang hanya merupakan pemborosan dan secara langsung tidak produktif, atau pengeluaran yang merupakan kewajiban karena sebagai konsekwensi sesuatu kegiatan.
• Pengeluaran yang merupakan penghematan untuk masa yang akan datang, untuk memberikan jaminan kehidupan.
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH( EXPENDITURE POLICY )
• Belanja daerah merupakan salah satu alat untuk merepresentasikan tugas-tugas pemerintahan dalam rangka pelayanan publik sesuai dengan kewenangan yang ada.
• Didasarkan pada konsepsi bahwa implementasi kebijakan tidak semuanya harus dilakukan dengan pengeluaran dalam bentuk belanja (kerangka anggaran), namun dapat dilakukan melalui penciptaan iklim yang kondusif (kerangka regulasi)
• Dibutuhkan kejelian dalam menganalisis berbagai implementasi kebijakan apakah harus dialokasikan belanja atau hanya difasilitasi dengan regulasi yang kondusif.
APBN Tahun 2013PENDAPATAN NEGARA : Rp. 1.529,7 T
PEMBIAYAAN : Rp 153,3 T
BELANJA NEGARA : Rp. 1.683,0 T
TUJUH CIRI KHAS APBN 2013 :
1. Pendapatan negara meningkat lebih cepat daripada belanja negara , ini komitmen untuk memperkuat kemandirian APBN;
2. Peningkatan belanja modal, terutama untuk infrastruktur bukti kuatnya komitmen untuk meningkatkan kualitas belanja;
3. Peniadaan Pasal Larangan Penyesuaian Harga BBM dan Pengendalian Subsidi Listrik komitmen kuat pemberian fleksibilitas dan deskresi kepada Pemerintah untuk meningkatkan efisiensi anggaran subsidi energi;
4. Transfer ke Daerah meningkat lebih cepat dari Belanja Pemerintah Pusat
menunjukkan besarnya perhatian Pemerintah untuk percepatan
pembangunan daerah, memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan
pemerataan pembanguna
5. Defisit menurun bukti kuatnya komitmen untuk menjaga kesinambunga
fiskal dan menjaga kesehatan APBN;
6. Pengutamaan Pembiayaan Dalam Negeri meneguhkan tekad membangun
dengan kekuatan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada luar
negeri;
7. Sarat langkah-langkah antisipasi ketidakpastian ekonomi global dengan
pasal-pasal antisipasi krisis dalam UU APBN 2013