ketokonazol pipin.docx
Transcript of ketokonazol pipin.docx
BULETIN
SIMULASI PERAN INDUSTRI FARMASI
(SPIF)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
Grup
Kelompok Elfina suryani & Afrida sari
Angkatan Angkatan 16
Zat Aktif Ketokonazol
Bentuk Sediaan Obat Salep
PT. STIFI FARMA.
PADANG, Sumatera Barat
Pengesahan
1
Kepala Seksi Formulasi Nama Tanda Tangan
Anggota Seksi Formulasi
2
Kepala Seksi Kemasan /
Registrasi
Anggota Seksi Kemasan / Registrasi
3
Kepala Seksi Metode
Analisis / Uji Stabilitas
Anggota Seksi Metode Analisis / Uji Stabilitas
FORM 1Pengembangan Metode AnalisisOutput : Metode Uji Produk Ruahan
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
1. Identitas Obat a. Struktur molekul
1. Ketokonazol
b. Rumus molekul
C26H28N4O4Cl2
c. Berat molekul531,44
d. PemerianKetokonazol berupa serbuk putih hingga sedikit abu-abu dan praktis tidak larut dalam air. Larut dalam kloroform
2. Sifat Fisikokimia Obat a. Titik lebur b. pKa
pKa 2.9 hingga 6.5.c. Koefisien partisid. Stabilitas
ketoconazol harus dilindungi dari kelembaban dan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15 – 25°C
e. Kelarutanpraktis tidak larut dalam air. Larut dalam kloroform
3. Data Farmakokinetik Obat (PIO)a. Absorpsi
Absorpsi : Oral : absorpsi cepat (~ 75%)b. Distribusi
Distribusi : terdistribusi dengan baik dalam cairan sendi yang mengalami inflamasi, saliva, empedu, urin, air susu ibu, sebum, serumen, feses, tendon, kulit dan jaringan lunak, dan testes; dapat menembus sawar darah otak (bood brain-barrier)Ikatan protein : 93% hingga 96%
c. Metabolisme Metabolisme : melalui hepatik sebagian via CYP3A4 menjadi bentuk senyawa yang tidak aktifBioavailability : terjadi penurunan bila pH lambung meningkat
d. Eliminasi T½ eliminasi : Biphasic : awal : 2 jam ; terminal : 8 jamWaktu untuk mencapai kadar puncak, serum: 1-2 jamEkskresi : Feses (57%); urin (13%)
4. Data Farmakodinamik Obata. Indikasi
Mycoses sistemik, kandidiasis mukokutaneous kronik yang resisten, mycoses gastrointestinal yang resisten, kandidiasis vaginal kronik yang resisten, infeksi dermatofit pada kulit dan kuku tangan (tidak pada kuku kaki), profilaksis mikosa pada pasien immunosupresan
b. Mekanisme kerjaMempengaruhi permeabilitas dinding sel melalui penghambatan sitokrom P450 jamur; menghambat biosintesa trigliserida dan fosfolipid jamur; menghambat beberapa enzim pada jamur yang mengakibatkan terbentuknya kadar toksik hydrogen, peroksida; juga menghambat sintesis androgen.
c. Efek sampingMual, mutah, nyeri abdomen; sakit kepala; ruam, urticaria, pruritus ; jarang terjadi angioedema, trombositopenia, paraesthesia , fotofobia, pusing , alopecia, ginecomastiadan oligosperma ; kerusakan berat pada hati, resiko hepatitis lebih tinggi pada pemakaian lebih dari 14 hari
d. KontraindikasiKerusakan hati; kehamilan dan menyusui
e. InteraksiMeningkatkan efek/toksisitas: karena menghambat CYP3A4 ketokonazol kontraindikasi dengan cisaprid,lovastatin,midazolam,simvastatin dan triazolam karena dapat meningkatkan toksisitas senyawa ini. Ketoconazol dapat meningkatkan efek/kadar serum amiodaronamfetamin, benzodiazepin, beta blocker, buspiron, busulfan, calsium channel blocker, citalopram, dexmedetomidin, dekstrometorfan, diazepam, digoksin,doxetacel, fluoksetin, fluvoksamine, glimepirid, glipizideifosfamid, anestesi inhalasi, lidokain,
angan diberikan bersamaan dengan rifampin. Efikasi kontrasepsi oral dapat diturunkan (data terbatas). Ketokonazol dapat menurunkan kadar/efek substrat prodrug
f. Posologi Ketoconazole terdapat dalam sediaan krim dengan kekuatan sediaan 2 – 5 % dalam kemasan tube 5- 10 gram
5. Produk Inovatora. Merek
FUNGORALb. Nama pabrik
Kimia farmac. Kekuatan sediaan
Ketokonazol 2 % dalam 5 gramd. Indikasi
Pengobatan infeksi jamur superfisial seperti tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea pedis, kandiasis kutaneus, tinea versicolor.
e. Aturan pakai 1-2 kali sehari pada kulit yang terinfeksi, terapi lama 1- 2 minggu
f. Kemasan tube
g. Golongan obatKeras
h. Harga5 g Rp. 6,60010 g Rp. 11,550
6. Produk competitor
Zat Aktif ketokonazolMerek (Nama Pabrik)
Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Harga
FUNGORAL ( kimia farma)
Krim Ketokonazol 2% Rp. 6,600
Zat AktifketokonazolMerek (Nama Pabrik)
Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Harga
FEXAZOL (sanbe) Krim 20mg/5g Rp. 7,750FORMYCO (sanbe) Krim 2%/10g Rp. 13,940INTERZOL (interbat)
krim 2%/5g Rp. 15,000
KETOKONAZOLE Krim 2%/10g Rp. 50,909/ boks
OGB DEXA ) dexa medica)KETOMED (SDM Lab)
Krim 2%/15g Rp. 18,000
MYCODERM ( otto) Krim 5g Rp. 11,000MYCORAL (kalbe farma)
Krim 2%/5g Rp. 8,500
7. Bentuk sediaan obat (BSO) yang dirancang berdasarkan data diatasa. Bentuk sediaan obat
salepb. Alasan pemilihan BSO
1. Pertimbangan farmasetika/biofarmasetikaBentuk sediaan salep yang mudah dibuat
2. Pertimbangan farmakokinetikKetoconazole cocok untuk pengobatan topikal
3. Pertimbangan farmakodinamikEfek farmakologis akan dicapai dengan cepat
c. Kekuatan sediaanKetokonazole 5% dalam 10 g
d. KemasanTube salep
e. Rencana nama merekKETOPIN
8. Formulasi Teoritisa. Formula
No. at Aktif (gram)10
(gram)
1 Batch(50 tube)(gram)
1. Ketoconazole 0,05 0,5 25Bahan Tambahan ( fms hal 94 )2. Asam salisilat 0,05 0,5 253. Asam benzolc 0,05 0,5 254. Lanolin 0,45 4,5 2255. Vaselin 0,4 4 200
b. Fungsi masing-masing komponen bahan tambahan dalam formula
1. ketokonazol berfungsi sebagai zat aktif yang digunakan pada pembuatan obat. Dalam sediaan salep yakni berkhasiat sebagai anti fungi.
2. Asam salisilat atau asam ortohidroksibenzoat atau acidum salicylicum merupakan asam yang bersifat iritan lokal. Dalam penggunaan salep, menurut Ilmu Meracik Obat, asam salisilat konsentrasi 1-2% digunakan sebagai keratolitik dan antifungi, sedangkan dalam konsentrasi 4% digunakan sebagai keratoplastik.
3. Asam benzolc digunakan sebagai anti iritan4. Lanolin sebagai basis pada salep karena kompatibilitasnya dengan
lemak pada kulit. Lanolin merupakan emulsi air dalam minyak.Sebagai pelumas
5. Vaselin sebagai bahan tambahan untuk dasar salep,untuk memeperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup
9. Pembuatan Produk Skala Laboratoriuma. Perhitungan
1. Ketokonazol = 0,5 gramDilebihkan 5% = 5/100 x 0,5 gram = 0,025 gramUntuk 1 tube Ketokonazol = 0,5 + 0,025 = 0,525 gram
2. Asam salisilat = 0,5 gramDilebihkan 5% = 5/100 x 0,5 gram = 0,025 gramUntuk 1 tube asam salisliat = 0,5 + 0,025 = 0,525 gram
3. Asam benzolc = 0,5 gram Dilebihkan 5% = 5/100 x 0,5 gram = 0,025 gramUntuk 1 tube asam benzolc = 0,5 + 0,025 = 0,525 gram
4. Lanolin = 4,5 gramDilebihkan 5% = 5/100 x 4,5 gram = 0,225 gramUntuk 1 tube lanolin = 4,5 + 0,225 = 4,725 gram
5. Vaselin = 4 gramDilebihkan 5% = 5/100 x 4 gram = 0,2 gramUntuk 1 tube asam vaselin = 4 + 0,2 = 4,2 gram
b. Penimbangan1. Ketokonazol untuk 500 g (50 tube) = (0,525 gram)/(10 g) x 500 g = 26,25 gram2. Asam salilisat untuk 500 g (50 tube) = (0,525 gram)/(10 g) x 500 g = 26,25 gram3. Asam benzolc untuk 500 g (50 tube) = (0,525 gram)/(10 g) x 500 g = 26,25 gram4. Lanolin untuk 500 g (50 tube) = (4,725 gram)/(10 g) x 500 g = 236,25 gram5. Vaselin untuk 500 g (50 tube) = (4,2 gram)/(10 g) x 500 g = 210 gram
c. Pembuatan1. Disiapkan alat dan bahan2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai penimbangan3. Asam salisilat ditetesi etanol 95 %, lalu ditambahkan belerang
digerus hingga halus dan homogen, disisihkan4. Asam benzolc ditetesi etanol 95 %, lalu ditambahkan belerang
digerus hingga halus dan homogen, disisihkan5. Digerus sebagian vaselin kuning, kemudian ditambahkan campuran
(3) dan (4) sedikit-sedikit, dan ditambahkan sisa vaselin kuning, ditambahkan zat aktif digerus hingga halus dan homogen.
6. Ditambahkan lanolin yang sudah ditetesi etanol 95 % , digerus hingga halus dan homogeny
7. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya d8. Beri etiketan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk
mengetahui bobot bersihnya10. Evaluasi Produk
a. Evaluasi produk1. Organoleptis
Sediaan salep yang sudah jadi, diamati secara visual, diamati warna cairan dan ada tidaknya aroma yang ditimbulkan dari sediaan salep.
2. Daya serap air
Daya menyerap air diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20o C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Kedua bilangan ukur tersebut dapat dihitung satu ke dalam yang lain melalui persamaan
3. Kandungan air Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dalam salap.
· Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Sebagai kandungan air digunakan ukuran kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100-110oC).
Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak pada penyulingan menggunakan bahan pelarut menguap yang tidak dapat bercampur
dengan air.Dalam hal ini digunakan trikloretan, toluen, atau silen yang disuling sebagai campuran azeotrop dengan air.Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya berdasarkan atas perubahan Belerang Oksida dan Iod serta air dengan adanya piridin dan metanol menurut persamaan reaksi berikut:
I2 + SO2 + CH3OH + H2O -> 2 HI + CH3HSO4
Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk dan memungkinkan terjadinya reaksi secara kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan formula berikut :
% Air = f . 100 (a-b) P
f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml), a = larutan standar yang dibutuhkan (ml), b = larutan standar yang diperlukan dalam penelitian blanko (ml), P = penimbangan zat (mg)
4. KonsistensiKonsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat berulang, seperti sifat lunak dari setiap sejenis salap atau mentega, melalui sebuah angka ukur. Untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode sebagai berikut:
Metode penetrometer. Penentuan batas mengalir praktis
5. PenyebaranPenyebaran salap diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit.Penentuannya dilakukan dengan menggunakan entensometer.
6. TermoresistensiDihasilkan melalui tes berayun.Dipergunakan untuk mempertimbangkan daya simpan salep di daerah dengan perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata dan terus-menerus.
7. Ukuran PartikelUntuk melakukan penelitian orientasi, digunakan grindometer yang banyak dipakai dalam industri bahan pewarna.Metode tersebut hanya menghasilkan harga pendekatan, yang tidak sesuai dengan harga yang diperoleh dari cara mikroskopik, akan tetapi setelah dilakukan peneraan yang tepat, metode tersebut dapat menjadi metode rutin yang baik dan cepat pelaksanaannya.
8. Homogenitas
Uji dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15 mm – 25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral. Masukkan kedalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspensi padanan yang sesuai secukupnya yang dibuat segar dengan cara seperti yang tertera dibawah sehingga volume larutan dalam tabung reaksi setinggi tepat 40 mm. Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuata suspensi padanan, dengan latar belakanghitam. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus kearah bawah tabung.Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga suspense padanan I dapat langsng dibedakan dari air dan dari suspensi padanan II.
.
b. Evaluasi Kimia pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH stick.Sejumlah sampel diletakkan didalam beaker glass.pH stick dicelupkan ke dalam sampel. Setelah beberapa saat di cek warna yang terbentuk dari pH stick. Warna yang terbentuk dari pH stick kemudian dicocokkan dengan rentang warna yang terdapat pada kemasan pH stick untuk mengetahui pH dari sediaan.
Penetapan kadarDipipet sejumlah volume tetes mata yang setara dengan 50 mg ketokonazole,
dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL lalu ditambahkan fase gerak sampai tanda. Larutan tersebut kemudian dipipet 2 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan ditambah fase gerak sampai tanda. Setelah disaring melalui membran filter 0,5 mm, larutan diinjeksikan ke KCKT. Pekerjaan ini diulangi tiga kali. Kadar ketokonazole dihitung menggunakan kurva baku yang telah dibuat.
Identifikasi- Spektrum serapan inframerah zat yang dispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan hanya pada panjang yang sama seperti pada Kloramfenikol BPFI. - Waktu retensi puncak utama pada kromatografi Larutan uji sesuai dengan waktu
retensi puncak utama pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar .
c. Uji Mikrobilogi Uji batas mikroba Uji potensi antibiotika
Pengesahan No. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota
seksi formulasi1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi formulasi
FORM 2Pengembangan Metode AnalisisOutput : Metode Uji Produk Ruahan
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
Uji Fisik1. Organoleptis
a. PersyaratanPemeriksaan organoleptis yang dilakukan meliputi melihat bau dan warna dari sediaan tetes telinga sehingga diketahui sediaan tersebut dalam keadaan baik.
b. Cara PenetapanSediaan yang sudah jadi, diamati secara visual, diamati warna cairan dan ada tidaknya aroma yang ditimbulkan dari sampel
2. Homogenitasa. Persyaratan
Jika sediaan dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lainnya yang cocok, harus menunjukan susunan yang homogen.
b. Cara PenetapanUji dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15 mm – 25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral. Masukkan kedalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspensi padanan yang sesuai secukupnya yang dibuat segar dengan cara seperti yang tertera dibawah sehingga volume larutan dalam tabung reaksi setinggi tepat 40 mm. Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuata suspensi padanan, dengan latar belakanghitam. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus kearah bawah tabung.Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga suspense padanan I dapat langsng dibedakan dari air dan dari suspensi padanan II.
3. Uji Partikulat ( FI ed IV, 1995 hal 1061 )a. Persyaratan
Bebas partikel asing dan serat halusb. Cara Penetapan
Partikel pengotor cairan dihitung dengan sistem elektronik yang dilengkapi sensor cahaya redup atau dilihat dengan latar belakang hitam.
4. Uji Kebocorana. Persyaratan
Wadah dinyatakan tidak bocor jika tidak ada cairan yang menetes keluar ketika dibalikkan.
b. Cara Penetapan Uji kebocoran dilakukan dengan membalikkan botol sediaan tetes telinga dengan mulut botol menghadap kebawah.Diamati ada tidaknya cairan yang keluar menetes dari botol.
5. Uji Sterilisasia. Persyaratan
Sterilisasi dilakukan dengan uap air jenuh pada suhu 115°C - 116°C selama 15 menit.b. Cara Penetapan
6. Daya serap air
Daya menyerap air diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20o C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Kedua bilangan ukur tersebut dapat dihitung satu ke dalam yang lain melalui persamaan
7. Kandungan air Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dalam salap.
· Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Sebagai kandungan air digunakan ukuran kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100-110oC).
Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak pada penyulingan menggunakan bahan pelarut menguap yang tidak dapat bercampur dengan air.Dalam hal ini digunakan trikloretan, toluen, atau silen yang disuling sebagai campuran azeotrop dengan air.Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya berdasarkan atas perubahan Belerang Oksida dan Iod serta air dengan adanya piridin dan metanol menurut persamaan reaksi berikut:
I2 + SO2 + CH3OH + H2O -> 2 HI + CH3HSO4
Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk dan memungkinkan terjadinya reaksi secara kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan formula berikut :
% Air = f . 100 (a-b) P
f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml),
a = larutan standar yang dibutuhkan (ml), b = larutan standar yang diperlukan dalam penelitian blanko (ml), P = penimbangan zat (mg)
8. Konsistensi
Konsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat berulang, seperti sifat lunak dari setiap sejenis salap atau mentega, melalui sebuah angka ukur. Untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode sebagai berikut:
Metode penetrometer. Penentuan batas mengalir praktis
9. PenyebaranPenyebaran salap diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit.Penentuannya dilakukan dengan menggunakan entensometer.
10. TermoresistensiDihasilkan melalui tes berayun.Dipergunakan untuk mempertimbangkan daya simpan salep di daerah dengan perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata dan terus-menerus.
11. Ukuran PartikelUntuk melakukan penelitian orientasi, digunakan grindometer yang banyak dipakai dalam industri bahan pewarna.Metode tersebut hanya menghasilkan harga pendekatan, yang tidak sesuai dengan harga yang diperoleh dari cara mikroskopik, akan tetapi setelah dilakukan peneraan yang tepat, metode tersebut daat menjadi metode rutin yang baik dan cepat pelaksanaannya.
.
Uji Kimia1. pH( FI ed IV, 1995, hal 1039 )
a. PersyaratanPemeriksaan PH
b. Cara PenetapanUji pH dilakukan dengan menggunakan pH stick.Sejumlah cairan tetes telinga diletakkan didalam beaker glass.pH stick dicelupkan ke dalam cairan tetes telinga. Setelah beberapa saat di cek warna yang terbentuk dari pH stick. Warna yang terbentuk dari pH stick kemudian dicocokkan dengan rentang warna yang terdapat pada kemasan pH stick untuk mengetahui pH dari sediaan.
2. Penetapan Kadar (Farmakope, 1995)
a. PersyaratanPenetapan kloramfenikol dapat ditetapkan dengan metode kromatografi kinerja tinggi dengan menggunakan fase gerak berupa campuran air : metanol P : asam glasial (55:45:0,1).
b. Cara PenetapanDipipet sejumlah volume tetes mata yang setara dengan 50 mg kloramfenikol, dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL lalu ditambahkan fase gerak sampai tanda. Larutan tersebut kemudian dipipet 2 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan ditambah fase gerak sampai tanda. Setelah disaring melalui membran filter 0,5 mm, larutan diinjeksikan ke KCKT. Pekerjaan ini diulangi tiga kali. Kadar kloramfenikol dihitung menggunakan kurva baku yang telah dibuat.
3. Identifikasia. Persyaratanb. Cara Penetapan
Spektrum serapan inframerah zat yang dispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan hanya pada panjang yang sama seperti pada Kloramfenikol BPFI.
Waktu retensi puncak utama pada kromatografi Larutan uji sesuai dengan waktu
retensi puncak utama pada kromatogram Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar .
Uji Mikrobiologi1. Uji batas mikroba
a. Persyaratanb. Cara Penetapan
2. Uji potensi antibiotikaa. Cara Penetapan
PengesahanNo.
Uraian Nama Tanda Tangan
1. Disusun oleh anggota seksi metode analisis/uji stabilitas
1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi metode analisis/uji stabilitas
FORM 3Pengembangan KemasanOutput : Desain Kemasan
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
Desain Kemasan Sekunder
Simpan dalam Wadah Tertutup Rapat, Terlindung dari Cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Reg :DKL 1916878828 A1
No. Batch:101207
Exp. Date :
NETTO : 10 g
KETOPIN
Salep
KETOKONAZOL
PT. STIFI FARMA PADANG
INDONESIA
Komposisi:
Tiaptube mengandung
Ketokonazol 5 %
Indikasi :
Infeksi jamur
Aturan Pakai :
1-2kali sehari,oleskan
padatempat yang
terinfeksi
NETTO : 10 G
KETOPIN
Salep
KETOKONAZOL
PT. STIFI FARMA PADANG
INDONESIA
P. No. 1
Awas Obat Keras
Baca Aturan Pakai
1. Desain Brosur
Isi : 1 tube @ 10 g
KETOPIN®
SALEPketokonazole
KOMPOSISI :Tiap gram mengandung :Ketoconazole 5%
INDIKASI :Infeksi jamur
KONTRA INDIKASI :hypersensitivitas
FARMAKOLOGI :Mempengaruhi permeabilitas dinding sel melalui penghambatan sitokrom P450 jamur; menghambat biosintesa trigliserida dan fosfolipid jamur; menghambat beberapa enzim pada jamur yang mengakibatkan terbentuknya kadar toksik hydrogen, peroksida; juga menghambat sintesis androgen
EFEK SAMPING :Kadang timbul reaksi hipersensitivitas seperti rasa terbakar, gatal, kemerahan, ruam kulit, bengkak atau tanda-tanda iritasi lain.
ATURAN PAKAI :1-2 kali sehari, oleskan pada tempat yang terinfeksi
KEMASAN :1 tube@ 10 g
Simpan dalam Wadah Tertutup Rapat, Terlindung dari Cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No.reg : DKL 1916878830 A1
PT. STIFI FARMAPADANG - INDONESIA
P. No. 3
Awas Obat Keras
Hanya untuk bagian luar
2. Desain Etiket
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota
seksi kemasan/registrasi
1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi kemasan/registrasi
Netto : 10 g
KETOPIN®
Komposisi : SALEP HARUS DENGAN
Tiap 10 g mengandung Ketokonazole RESEP DOKTER
Ketokonazole
Indikasi :
Infeksi jamur
Aturan Pakai : No. Reg :
1-2 kali sehari, oleskan pada DKL 1916878830A1
Tempat yang infeksi No.Batch : 101207
PT. STIFI FARMA Exp. Date :
PADANG-INDONESIA
P. No. 3
Awas Obat Keras
Hanya untuk bagian luar
FORM 4Trial Skala PilotCatatan Pengolahan Bets
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
CATATAN PENGOLAHAN BETS
No. :Tanggal berlakuMengganti, No. :Tanggal berlaku
Disusun Oleh : Disetujui oleh :Seksi Formulasi
Tanggal :
Manager Produksi
Tanggal :
Manager QC
Tanggal :
Kode Produk Nama Produk No. Bets Besar Bets Bentuk
Kemasan Tanggal mulai pengolahan Tanggal selesai pengolahan
1. Komposisia. Jumlah yang diperlukan untuk 1 unit
Ketokonazol = 0,525 gram)/(10 g) Asam salilisat 0,525 gram/(10 g) Asam benzolc 0,525 gram/(10 g) Lanolin 4,725 gram/(10 g) Vaselin 4,2 gram/(10 g)
b. Jumlah dalam 50 bets Ketokonazol= 26,25 gramAsam salilisat =26,25 gramAsam benzolc = 26,25 gramLanolin = 236,25 gramVaselin= 210 gram
2. Peralatan- Kaca arloji- Pinset- Beaker glass- Botol tetes- Lumpang dan stamfer- Gelas ukur- Pipet tetes
3. Penimbangan
Kode Bahan
Nama BahanJumlah 1 unit
yang dibutuhkan(gram)
Jumlah 1 batch yang ditimbang
(gram)
Ditimbang oleh
(paraf)
Diperiksa oleh
(paraf)Ketokonazol 0,525 26,5Asam salisilat 0,525 26,5Asam benzolc 0,525 26,5Lanolin 4,725 235,25vaselin 4,2 210
4. Prosedur Pengolahan1. Persiapan Peralatan
1.11.2
Paraf
2. Bahan Berkhasiat2.1 2.2
3. Campuran akhir3.1
5. RekonsiliasiRekonsiliasi Hasil Diperiksa oleh Disetujui olehHasil teroritis :Hasil nyata :
Supervisor pengolahanTanggal :
Manajer ProduksiTanggal :
Pemeriksaan Proses Pengolahan Peninjauan Catatan Pengolahan Bets
Seksi Formulasi Manager Produksi Manager QCTanggal : Tanggal : Tanggal :
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1 Disusun oleh
anggota seksi formulasi
1.
2.
2 Disetujui oleh kepala seksi formulasi
FORM 5Trial Skala PilotCatatan Pengolahan Bets
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
CATATAN PENGOLAHAN BETS
No. :Tanggal berlakuMengganti, No. :Tanggal berlaku
Disusun Oleh : Disetujui oleh :Seksi Formulasi
Tanggal :
Manager Produksi
Tanggal :
Manager QC
Tanggal :
Kode Produk Nama Produk No. Bets Besar Bets Bentuk
Kemasan Tanggal mulai pengolahan Tanggal selesai pengolahan
I. Penerimaan Bahan Pengemas
Kode Bahan
Nama Bahan Pengemas
Jumlah dibutuhkan
Jumlah diterima
No. QC
Jumlah dipakai
Jumlah diterima
Paraf
II. Prosedur Pengemasan Primer
Prosedur Pengisian Paraf1. Pencucian 2. Pengawasan selama proses3.4.5.6.
III. Prosedur Pengemasan Sekunder
Prosedur Pengisian
1. Pencetakan kode bets pada label--Pengawasan selama proses--
2. Pencetakan--Pengawasan selama proses--
3. Melipat Brosur--Pengawasan selama proses--
4. Pencetakan Label luar--Pengawasan selama proses--
5. Penandaan wadah--Pengawasan selama proses--
6. Pengewasan akhir--Pengawasan selama proses--Pengambilan contohContoh obat hadi diambil tanggal
7. Pengiriman ke gudangCatatan pengiriman no…. tanggal…. Obat…
IV. Hasil Obat
ParafHasil Kemasan Jumlah Satuan
- Untuk dijual- Contoh tertinggal- Ditolak
Total Hasil teroritis = Hasil nyata =Batas
Penjelasan :
V. Pelulusan oleh Pengawasan Mutu
Pelulusan akhir dari obat jadi no….. tanggal…
Catatan :
Pemeriksaan Proses Pengolahan Peninjauan Catatan Pengolahan Bets
Supervisor Pengolahan ` Manager ProduksiManager Pengawasan MutuTanggal : Tanggal : Tanggal :
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota
seksi kemasan/ registrasi
1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi kemasan/ registrasi
FORM 6Uji StabilitasOutput : Metode Stabilitas
A. Uji dipercepat
1. Alat dan kondisi uji
Sediaan disimpan dalam climatic chamber pada suhu 40°C ±2°C dan pada
kelembaban relative.
2. Jumlah sampel uji
3. Metode uji
Metode uji stabilitas
4. Analisa data dan perhitungan umur simpan obat
Relatif Humidity 75% ± 5%, interval waktu pengujiannya adalah 0, 1,
2,3,4,5,6,9,12,18,24 bulan.
B. Uji on going real time
1. Alat dan kondisi uji
Sediaan disimpan pada suhu 30°C ±2°C dan pada kelembaban relative,
2. Jumlah sampel uji
3. Metode uji
Metode uji stabilitas
4. Analisa data dan perhitungan umur simpan obat
Relatif Humidity 65% ± 5% selama 6 tahun, interval waktu pengujiannya adalah
0,3,6,12,18,24,36,48,60,72 bulan.
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota seksi metode
analisis/uji stabilitas1.
2.2. Disetujui oleh kepala seksi metode
analisis/uji stabilitas1.
2.
FORM 7Uji BEOutput : Protokol singkat Uji BE
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
1. Pendahuluan
Menurut Farmakope Indonesia ed. III, salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.Bahan obatnya harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang
dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep.Seperti yang
tertera pada FI ed. III.
2. Tujuan penelitian
a. Mengetahui, memahami, melaksanakan teknik dan cara pembuatan salep
b. Mengetahui formulasi untuk pembuatansalep ketokonazolc. Mengetahui evaluasi sediaan yang harus dilakukan pada sediaan
salep
d. Metode penelitian
e. Analisis obat
f. Perhitungan bioavailabilitas obat dalam darah
g. Analisis statistic
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota
seksi kemasan/ registrasi
1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi kemasan/
registrasi
FORM 8Registrasi ObatOutput : Formulir Registrasi Obat
PT. STIFI FARMA, TbkPadang, Sumatera Barat
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
NOMOR HK..03.1.23.10.11.08481 TAHUN 2011
TENTANG
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
DOKUMEN RAHASIA
Diisi Oleh Badan POM
No. Pendaftaran
Tanggal Penerimaan :
Kode Evaluasi :
Sub Kode Evaluasi :
A. URAIAN OBAT
Kategori registrasi :
Jenis obat
Baru :
Copy :√
Produk Biologi :
Jenis Produk
Produk tunggal :
Produk kombinasi :
Golongan Obat
Keras :√
Bebas :
Bebas terbatas :
Narkotika :
Psikotropika :
Nama obat : KETOPIN
Bentuk Sediaan : Salep
Kekuatan : 5%
Satuan : 10 g
Kelas Terapi :
Kode ATC :
Kemasan (jenis&deskripsi) : tube
Besar Kemasan :
Bentuk Sediaan, Kekuatan, Kemasan Lain
Bentuk Sediaan : salep
Kekuatan : 10 gram
Jenis Kemasan : tube
Besar Kemasan :
NIE :
Masa Laku NIE :
B. KETERANGAN LENGKAP PENDAFTAR
Nama Pendaftar :
Alamat Pendaftar
Nama Jalan dan Nomor :
Kota :
Negara :
Alamat Surat Menyurat
Nama Jalan dan Nomor :
Kota :
Negara :
Nomor Telepon dan Fax :
E-mail :
C. STATUS PRODUKSI
Status Produksi
Produksi dalam Negeri :√
Produksi Sendiri :√
Produksi Berdasarkan Kontrak :
Produksi Berdasarkan Lisensi :
Impor :
Obat ditujukan hanya untuk ekspor
Ya :
Tidak :√
Produsen
Nama :
Alamat :
Nama jalan dan Nomor :
Kota :
Negara :
SMF :
CPOB :
Fungsi /Peran :
D. FORMULA
1. Zat Aktif
Ketokonazole
Satuan dosis : 1 gram
Cas NO :
Nama :
Jumlah :
Satuan :
Sumber Hewan/Manusia :
Produsen :
DMF :
Negara Produsen :
2. Zat Tambahan
a. Lidokain
Cas NO :
Nama :
Jumlah :
Satuan :
Sumber Hewan/Manusia :
Produsen :
DMF :
Negara Produsen :
b. Propilen glikol
Cas NO :
Nama :
Jumlah :
Satuan :
Sumber Hewan/Manusia :
Produsen :
DMF :
Negara Produsen :
E. INFORMASI OBAT
Pemerian Obat :
Spesifikasi dan Metode Analisis Obat :
Spesifikasi Obat :
Metode Analisa Obat :
Indikasi :Infeksi jamurPosologi :
Rute Pemberian Obat :
F. INFORMASI PRA REGISTRASI
Hasil Pra-Registrasi (HPR) :
Ada :
Tidak :
Tanggal Penerbitan HPR :
Kategori Registrasi :
Biaya Evaluasi :
Terbilang :
Jumlah Evaluasi :
300 HK :
150 HK :
100 HK :
40 HK :
G. CARA PENYIMPANAN DAN BATAS KADALUARSA
Cara Penyimpanan :Simpan dalam Wadah Tertutup Rapat, Terlindung dari Cahaya
Batas kadaluarsa :
Batas Kadaluarsa setelah :
Kemasan dibuka/rekonstruksi :
H. STATUS REGISTRASI DINEGARA LAIN
Negara :
Status registrasi :
Tanggal persetujuan :
Golongan Obat :
I. INFORMASI PATEN
Judul Paten :
Nomor Penerimaan paten :
Tanggal Penerimaan paten :
J. RIWAYAT REGISTRASI
Kategori Registrasi :
Tanggal Pengajuan :
Tanggal Persetujuan :
NIE :
Masa berlaku NIE :
K. KETERANGAN SISTEM PENOMORAN BETS
L. INFORMASI HARGA
Kemasan :
HNA : Rp,6700
HET :Rp. 8000
M. KOMITMEN YANG HARUS DIPENUHI
N. DOKUMEN TEKNIS
Jenis Format Dokumen
ACTD :
ICH CTD :
Bagian I
Dokumen Administratif dan Informasi Produk
Jumlah Order/Map :
Jumlah Salin :
Bagian II
Dokumen Mutu
Jumlah Order/Map :
Jumlah Salin :
Bagian III
Dokumen Nonklinik
Jumlah Order/Map :
Jumlah Salin :
Bagian IV
Dokumen Administratif danInformasi Produk
Jumlah Order/Map :
Jumlah Salin :
O. KETERANGAN PETUGAS REGISTRASI
Nama
Jabatan
Alamat
Nomor Telepon & Fax
Nomor Telepon Genggam
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
……………………………………..
PengesahanNo. Uraian Nama Tanda Tangan1. Disusun oleh anggota
seksi kemasan/ registrasi
1.
2.
2. Disetujui oleh kepala seksi kemasan/ registrasi