Ketikan Kasus 2 Smester 3 Digestive

4
Mikroskopis Aliran Empedu Canaliculi Ductus Ductus Ductus hepaticus Ductus Ductus hepaticus Ductus hepaticus

Transcript of Ketikan Kasus 2 Smester 3 Digestive

Page 1: Ketikan Kasus 2 Smester 3 Digestive

Mikroskopis Aliran Empedu

Canaliculi biliaris Ductus interlobaris Ductus intralobularis

Ductus biliaris

Ductus hepaticus

dexter

Ductus hepaticus

sinister

Ductus hepaticus

comunis

Page 2: Ketikan Kasus 2 Smester 3 Digestive

Regulasi Pembentukan Empedu

Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hati: (1) bagian awal disekresikan oleh

sel-sel fungsional utama hati, yaitu sel hepatosit, sekresi awal ini mengandung sejumlah besar

asam empedu, kolesterol dan zat-zat organik lainnya. Kemudian empedu disekresikan

kedalam kanalikuli biliaris kecil yang terlatak diantara sel-sel hati. (2) kemudian empedu

mengalir didalam kanalikuli menuju septainterlobularis, tempat kanalikuli mengeluarkan

empedu kedalam duktus biliaris terminal dan kemudian secera progresif kedalam duktus

yang lebih besar, akhirnya mencapai duktus hepaticus dan duktus biliaris komunis. Dari sini

empedu langsung dikeluarkan kedalam duodenum atau dialihkan dalam hitungan menit

sampai beberapa jam melalui duktus sistikus kedalam kandung empedu.

Dalam perjalanannya melalui duktus-duktus biliaris, bagian kedua dari sekresi hati

ditambahkan kedalam sekresi empedu yang pertama. Sekresi tambahan ini berupa larutan

ion-ion natrium dan bikarbonat encer yang disekresikan sel-sel epitel sekretoris yang

mengelilingi duktulus dan duktus. Skeresi kedua ini kadang meningkatkan jumlah empedu

total sampai 100 persen. Sekeresi kedua ini dirangsang terutama oleh sekretin, yang

menyebabkan pelepasan sejumlah ion bikarbonat tambahan sehingga menambah jumlah ion

bikarbonat dalam sekresi pankreas.

Page 3: Ketikan Kasus 2 Smester 3 Digestive

Pengosongan Kandung Empedu

Ketika makanan mulai dicerna didalam traktus gastrointestinal bagian atas, kandung

empedu mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum

sekitar 30 menit setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi

ritmis dinding kandung empedu, tetapi pengosangan yang efektif juga membutuhkan

relaksasi yang bersamaan dari sfingter oddi, yang menjaga pintu keluar duktus biliaris

komunis kedalam duodenum.

Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu

adalah hormon kolesistokinin. Rangsangan untuk memasukan kolesistokinin kedalam darah

dari mukosa duodenum terutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.

Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serebut-

serebut saraf yang menyekresi asetilkolin dari sistem saraf vagus dan enterikus. Keduanya

adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus

gastrointestinal bagian atas.