KETIKA PERCERAIAN MENJADI JALAN TERAKHIR I · PDF fileSyariyah tentang tata cara membuat surat...

1
KETIKA PERCERAIAN MENJADI JALAN TERAKHIR NDONESIA merupakan negara yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran, dimana pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Namun demikian, angka perceraian kerap melonjak tinggi di beberapa Pengadilan Agama di Indonesia. Kasus di Aceh bahkan menunjukkan adanya pasangan yang baru menikah dalam hitungan bulan harus bercerai akibat permasalahan keharmonisan rumah tangga. Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, keputusan tersebut tentunya diambil untuk kehidupan jangka panjang karena menikah merupakan salah satu unsur untuk kesempurnaan kehidupan. Namun demikian tidak sedikit pernikahan yang berujung di meja hijau pengadilan dan kata cerai yang memutuskannya. Meskipun diizinkan, perceraian tetaplah suatu perbuatan yang tidak dianjurkan dalam agama, terutama agama Islam yang menganggap perceraian sebagai suatu pintu yang sangat darurat. Angka perceraian di daerah-daerah yang mulai maju dengan berbagai perkembangan peradaban memang menunjukkan peningakatan. Kota Banda Aceh, misalnya, sejak tahun 2005 menunjukkan angka perceraian yang terus meningkat. Ada saja alasan yang diajukan banyak pasangan untuk melakukan gugatan cerai. Basri SH, Panitera Muda Hukum di Mahkamah Syariyah Kota Banda Aceh, mengatakan bahwa sepanjang bulan Juni 2008, alasan ketidakharmonisan rumah tangga, mendominasi alasan gugat cerai yang dilayangkan ke Mahmakah Syariyah Kota Banda Aceh dan beliau juga menyebutkan bahwa beberapa Penyebab lain terjadinya perceraian adalah poligami tidak sehat (2 kasus), krisis akhlak (1 kasus), penganiayaan (1 kasus), gangguan pihak ketiga (1 kasus), pasangan yang tidak bertanggung jawab (3 kasus) dan ketidak harmonisan rumah tangga (9 kasus). Dari data yang ada di Mahkmah Syariyah Banda Aceh, angka gugatan dan pengajuan cerai menunjukkan peningkatan meski tidak dalam jumlah besar, seperti yang disajikan dalam daftar berikut: Tahun 2008 Cerai Talak Cerai Gugat Januari 5 12 Februari 7 13 Maret 1 9 April 7 18 Mei 6 14 Juni 6 11 Dari daftar tabel di atas, kasus cerai gugat atau gugatan yang diajukan oleh pihak isteri lebih banyak diajukan ke Mahkahmah Syar’iyah jika dibandingkan dengan kasus cerai talak atau kasus cerai yang diajukan pihak suami. Tata cara untuk mengajukan gugat cerai diatur oleh Pasal 40 Undang-Undang Perkawinan ( UU No. 1/1974), yaitu dalam ayat-ayatnya sebagai berikut. (1) Gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan; (2) Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan tersendiri. Pengaturan tentang Tata cara Perceraian selanjutnya terdapat dalam Bab V dimulai dari Pasal 14 hingga Pasal 36 PP No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Menurut Pasal 14 PP No. 9 tahun 1975 tersebut, seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya disertai alasan- alasannya, serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu. Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi surat tersebut dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari memanggil pengirim surat dan juga isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud perceraian tersebut (Pasal 15). Selanjutnya, Pasal 16 PP tersebut mengatur bahwa pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan ANDA DAN HUKUM DALAM KESEHARIAN - 84 Rubrik ini dipublikasikan atas kerjasama Harian Serambi INDONESIA dengan IDLO Semua artikel dalam seri ini dapat ditemukan pada website IDLO di http://www.idlo.int/English/External/IPacehnews.asp sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian apabila memang terdapat alasan-alasan yang tepat dan Pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yang bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga (Pasal 16). Sesaat setelah dilakukan sidang untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud maka Ketua Pengadilan membuat surat keterangan tentang terjadinya perceraian tersebut. Surat keterangan itu dikirimkan kepada pegawai Pencatat di tempat perceraian itu terjadi untuk diadakan pencatatan perceraian (Pasal 17). Disarankan agar jika perceraian sudah tidak bisa dihindari lagi, setiap pasangan alias pemohon dan termohon bisa melakukan proses perceraian sesuai prosedur hukum yang berlaku. Bagaimana prosedur dan proses penyelesaian perkara cerai talak dan cerai gugat bisa dilakukan di Mahkamah Syariyah? Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan pemohon atau kuasanya: 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah (sesuai Pasal 118 HIR, 142 R.Bg) jo Pasal 66 UU No 7/1989) tentang peradilan agama. b. Pemohon dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah tentang tata cara membuat surat permohonan (Pasal 119 HIR, 143 R.Bg Jo Pasal 58 UU No.7/1989). c. Surat permohonan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita dan petitum. Jika termohon telah menjawab surat permohonan ternyata ada perubahan, perubahan tersebut harus atas persetujuan termohon. 2. Permohonan tersebut diajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah : a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon (Pasal 66 ayat (2) UU No 7/1989) b. Bila termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah disepakati bersama tanpa izan pemohon, permohonan harus diajukan lepada Pengadilan Agama/ Mahkamah Syariyah yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon (Pasal 66 ayat (2) UU No 7/1989) c. Bila termohon berkediaman di luar negeri, permohonan diajukan pada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah yang dasar hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon (Pasal 66 ayat (3) UU No 7/1989) d. Bila pemohon dan termohon bertempat tinggal di luar negeri, permohonan diajukan ke Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah yang daerah hukumnya meliputi tempat dilang- sungkannya perkawinan atau pada Penga- dilan Agama Jakarta Pusat. (Pasal 66 ayat (4) UU No 7/1989) 3. Permohonan tersebut memuat : a. Nama, umur, pekerjaan, agama, tempat kediaman pemohon dan termohon. b. Posita (fakta kejadian dan fakta hukum) c. Petitum (hal-hal yang dituntut berdasarkan posita) 4. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan harta bersama dapat diajukan bersama-sama permohonan cerai talak atau sesudah ikrar talak diucapkan (Pasal 66 ayat (5) UU No 7 / 1989) 5. Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat (4) HIR, 145 R.Bg jo Pasal 89 UU No 7/1989). Bagi yang tidak mampu dapat berpekara secara cuma-cuma (prodeo) (Pasal 237 HIR, 273 R.Bg). Adapun proses penyelesaian perkara cerai talak dan cerai gugat bisa ditempuh dengan langkah berikut: 1. Penggugat/pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak/ cerai gugat ke Pengadilan Agama atau Mahkamah Syariyah. 2. Penggugat dan tertugat dipanggil oleh Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah untuk menghadiri persidangan. 3. Tahapan persidangan : a. Pada pemeriksaan sidang pertama hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak, suami isteri harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No 7/1989) b. Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi (Pasal 3 ayat (1) PERMA No 2/2003) tentang Mediasi di Pengadilan. c. Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian) tergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 HIR, 158 R.Bg). Putusan Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah atas cerai/talak sebagai berikut: a. Gugatan/permohonan dikabulkan. Apabila tergugat/ termohon tidak puas dapat mengajukan banding melalui Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah. b. Gugatan/Permohonan ditolak. Penggugat/pemohon dapat mengajukan banding melalui Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah tersebut. c. Gugatan/permohonan tidak dapat diterima (niet on vankelijk verklaard). Penggugat/pemohon dapat mengajukan permohonan baru kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah dengan menyempur- nakan kekuarangan pada permohonan pertama yang menyebabkan permohonan tidak dapat diterima tersebut. 4. Apabila permohonan dikabulkan dan putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap maka: a. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak. b. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah memanggil penggugat/pemohon dan tergugat/ termohon untuk melaksanakan ikrar talak. c. Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan sidang penyaksian ikrar talak, suami atau kuasanya, tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidang, maka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut dan perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasa hukum yang sama (Pasal 70 ayat (6) UU No 7/1989). 5. Setelah ikrar talak diucapkan panitera berkewajiban memberikan akte cerai sebagai surat bukti kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah penetapan ikrar talak. (Pasal 84 ayat (4) UU No 7/1989). Dalam setiap kasus perceraian selalu ada upaya perdamaian. Jika upaya damai berhasil, setiap pasangan akan kembali disatukan hidupnya. Namun demikian, kalaupun sudah melakukan perceraian, masih ada kesempatan untuk rujuk. Rujuk dapat dilakukan jika putusnya perkawinan karena talak, kecuali talak yang sudah jatuh tiga kali atau talak dijatuhkan qobla al-dukhul. Rujuk bisa dilakukan jika putusnya perkawinan berdasarkan putusan pengadilan dengan alasan atau alasan-alasan selain zina dan khuluk (Pasal 163 ayat (2) KHI ). Perceraian memang akan membawa dampak dan konsekuensi tersendiri. Oleh karenanya, menurut Basri, S.H, untuk mengantisipasi dan menghindari keretakan yang terjadi dalam rumah tangga, sebaiknya setiap pasangan suami isteri bisa saling memahami tugas mereka masing-masing. Jika ada pasangan harus menghadapi konsekuensi perceraian, maka sangat dianjurkan untuk mengurus proses perceraian di pengadilan agama atau mahkamah syar’iyah, sehingga masing-masing pasangan tetap mendapat jaminan hukum. I

Transcript of KETIKA PERCERAIAN MENJADI JALAN TERAKHIR I · PDF fileSyariyah tentang tata cara membuat surat...

Page 1: KETIKA PERCERAIAN MENJADI JALAN TERAKHIR I · PDF fileSyariyah tentang tata cara membuat surat ... pengadilan dengan alasan atau alasan-alasan selain zina dan khuluk ... untuk mengantisipasi

KETIKA PERCERAIAN MENJADI JALAN TERAKHIRNDONESIA merupakan negara yang masihmenjunjung tinggi adat ketimuran, dimanapernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sakral.Namun demikian, angka perceraian kerap melonjak

tinggi di beberapa Pengadilan Agama di Indonesia. Kasusdi Aceh bahkan menunjukkan adanya pasangan yangbaru menikah dalam hitungan bulan harus berceraiakibat permasalahan keharmonisan rumah tangga.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah,keputusan tersebut tentunya diambil untuk kehidupanjangka panjang karena menikah merupakan salah satuunsur untuk kesempurnaan kehidupan. Namun demikiantidak sedikit pernikahan yang berujung di meja hijaupengadilan dan kata cerai yang memutuskannya.Meskipun diizinkan, perceraian tetaplah suatu perbuatanyang tidak dianjurkan dalam agama, terutama agamaIslam yang menganggap perceraian sebagai suatu pintuyang sangat darurat.

Angka perceraian di daerah-daerah yang mulai majudengan berbagai perkembangan peradaban memangmenunjukkan peningakatan. Kota Banda Aceh, misalnya,sejak tahun 2005 menunjukkan angka perceraian yangterus meningkat. Ada saja alasan yang diajukan banyakpasangan untuk melakukan gugatan cerai.

Basri SH, Panitera Muda Hukum di MahkamahSyariyah Kota Banda Aceh, mengatakan bahwasepanjang bulan Juni 2008, alasan ketidakharmonisanrumah tangga, mendominasi alasan gugat cerai yangdilayangkan ke Mahmakah Syariyah Kota Banda Acehdan beliau juga menyebutkan bahwa beberapaPenyebab lain terjadinya perceraian adalah poligamitidak sehat (2 kasus), krisis akhlak (1 kasus),penganiayaan (1 kasus), gangguan pihak ketiga (1kasus), pasangan yang tidak bertanggung jawab (3kasus) dan ketidak harmonisan rumah tangga (9 kasus).

Dari data yang ada di Mahkmah Syariyah BandaAceh, angka gugatan dan pengajuan cerai menunjukkanpeningkatan meski tidak dalam jumlah besar, sepertiyang disajikan dalam daftar berikut:

Tahun 2008 Cerai Talak Cerai Gugat

Januari 5 12Februari 7 13Maret 1 9April 7 18Mei 6 14Juni 6 11

Dari daftar tabel di atas, kasus cerai gugat atau gugatanyang diajukan oleh pihak isteri lebih banyak diajukan keMahkahmah Syar’iyah jika dibandingkan dengan kasuscerai talak atau kasus cerai yang diajukan pihak suami.

Tata cara untuk mengajukan gugat cerai diatur olehPasal 40 Undang-Undang Perkawinan ( UU No. 1/1974),yaitu dalam ayat-ayatnya sebagai berikut. (1) Gugatanperceraian diajukan kepada pengadilan; (2) Tata caramengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) diaturdengan peraturan perundangan tersendiri. Pengaturantentang Tata cara Perceraian selanjutnya terdapat dalamBab V dimulai dari Pasal 14 hingga Pasal 36 PP No. 9tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974tentang Perkawinan.

Menurut Pasal 14 PP No. 9 tahun 1975 tersebut,seorang suami yang telah melangsungkan perkawinanmenurut agama Islam, yang akan menceraikan isterinya,mengajukan surat kepada Pengadilan di tempattinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa iabermaksud menceraikan isterinya disertai alasan-alasannya, serta meminta kepada Pengadilan agardiadakan sidang untuk keperluan itu. Pengadilan yangbersangkutan mempelajari isi surat tersebut dan dalamwaktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari memanggilpengirim surat dan juga isterinya untuk memintapenjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungandengan maksud perceraian tersebut (Pasal 15).

Selanjutnya, Pasal 16 PP tersebut mengatur bahwapengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan

ANDA DAN HUKUM DALAM KESEHARIAN - 84

Rubrik ini dipublikasikan atas kerjasama Harian Serambi INDONESIA dengan IDLO

Semua artikel dalam seri ini dapat ditemukan pada website IDLOdi http://www.idlo.int/English/External/IPacehnews.asp

sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraianapabila memang terdapat alasan-alasan yang tepat danPengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yangbersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga (Pasal 16). Sesaat setelahdilakukan sidang untuk menyaksikan perceraian yangdimaksud maka Ketua Pengadilan membuat suratketerangan tentang terjadinya perceraian tersebut. Suratketerangan itu dikirimkan kepada pegawai Pencatat ditempat perceraian itu terjadi untuk diadakan pencatatanperceraian (Pasal 17).

Disarankan agar jika perceraian sudah tidak bisadihindari lagi, setiap pasangan alias pemohon dantermohon bisa melakukan proses perceraian sesuaiprosedur hukum yang berlaku. Bagaimana prosedurdan proses penyelesaian perkara cerai talak dan ceraigugat bisa dilakukan di Mahkamah Syariyah? Berikutadalah langkah-langkah yang harus dilakukan pemohonatau kuasanya:1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan

kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah(sesuai Pasal 118 HIR, 142 R.Bg) jo Pasal 66 UUNo 7/1989) tentang peradilan agama.

b. Pemohon dianjurkan untuk meminta petunjukkepada Pengadilan Agama/MahkamahSyariyah tentang tata cara membuat suratpermohonan (Pasal 119 HIR, 143 R.Bg Jo Pasal58 UU No.7/1989).

c. Surat permohonan dapat dirubah sepanjangtidak merubah posita dan petitum. Jikatermohon telah menjawab surat permohonanternyata ada perubahan, perubahan tersebutharus atas persetujuan termohon.

2. Permohonan tersebut diajukan kepada PengadilanAgama/Mahkamah Syariyah :

a. Yang daerah hukumnya meliputi tempatkediaman termohon (Pasal 66 ayat (2) UU No7/1989)

b. Bila termohon meninggalkan tempatkediaman yang telah disepakati bersamatanpa izan pemohon, permohonan harusdiajukan lepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah yang daerah hukumnyameliputi tempat kediaman pemohon (Pasal 66ayat (2) UU No 7/1989)

c. Bila termohon berkediaman di luar negeri,permohonan diajukan pada PengadilanAgama/Mahkamah Syariyah yang dasarhukumnya meliputi tempat kediamanpemohon (Pasal 66 ayat (3) UU No 7/1989)

d. Bila pemohon dan termohon bertempat tinggaldi luar negeri, permohonan diajukan kePengadilan Agama/Mahkamah Syariyah yangdaerah hukumnya meliputi tempat dilang-sungkannya perkawinan atau pada Penga-dilan Agama Jakarta Pusat. (Pasal 66 ayat (4)UU No 7/1989)

3. Permohonan tersebut memuat :a. Nama, umur, pekerjaan, agama, tempat

kediaman pemohon dan termohon.b. Posita (fakta kejadian dan fakta hukum)c. Petitum (hal-hal yang dituntut berdasarkan posita)

4. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak,nafkah isteri dan harta bersama dapat diajukanbersama-sama permohonan cerai talak atausesudah ikrar talak diucapkan (Pasal 66 ayat (5)UU No 7 / 1989)

5. Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat (4) HIR,145 R.Bg jo Pasal 89 UU No 7/1989). Bagi yang tidakmampu dapat berpekara secara cuma-cuma(prodeo) (Pasal 237 HIR, 273 R.Bg).Adapun proses penyelesaian perkara cerai talak

dan cerai gugat bisa ditempuh dengan langkah berikut:1. P e n g g u g a t / p e m o h o n

m e n d a f t a r k a npermohonan cerai talak/cerai gugat ke Pengadilan

Agama atau Mahkamah Syariyah.2. Penggugat dan tertugat dipanggil oleh Pengadilan

Agama/Mahkamah Syariyah untuk menghadiripersidangan.

3. Tahapan persidangan :a. Pada pemeriksaan sidang pertama hakim

berusaha mendamaikan kedua belah pihak,suami isteri harus datang secara pribadi (Pasal82 UU No 7/1989)

b. Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkankedua belah pihak agar lebih dahulumenempuh mediasi (Pasal 3 ayat (1) PERMANo 2/2003) tentang Mediasi di Pengadilan.

c. Apabila mediasi t idak berhasil, makapemeriksaan perkara dilanjutkan denganmembacakan surat gugatan, jawaban, jawabmenjawab, pembuktian dan kesimpulan.Dalam tahap jawab menjawab (sebelumpembuktian) tergugat dapat mengajukangugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132HIR, 158 R.Bg).

Putusan Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyahatas cerai/talak sebagai berikut:a. Gugatan/permohonan dikabulkan. Apabila tergugat/

termohon tidak puas dapat mengajukan bandingmelalui Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah.

b. Gugatan/Permohonan ditolak. Penggugat/pemohondapat mengajukan banding melalui PengadilanAgama/Mahkamah Syariyah tersebut.

c. Gugatan/permohonan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard). Penggugat/pemohon dapatmengajukan permohonan baru kepada PengadilanAgama/Mahkamah Syar’iyah dengan menyempur-nakan kekuarangan pada permohonan pertamayang menyebabkan permohonan tidak dapatditerima tersebut.

4. Apabila permohonan dikabulkan dan putusan telahmemperoleh kekuatan hukum tetap maka:a. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah

menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak.b. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah

memanggil penggugat/pemohon dan tergugat/termohon untuk melaksanakan ikrar talak.

c. Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejakditetapkan sidang penyaksian ikrar talak, suamiatau kuasanya, tidak melaksanakan ikrar talakdi depan sidang, maka gugurlah kekuatanhukum penetapan tersebut dan perceraian tidakdapat diajukan lagi berdasarkan alasa hukumyang sama (Pasal 70 ayat (6) UU No 7/1989).

5. Setelah ikrar talak diucapkan panitera berkewajibanmemberikan akte cerai sebagai surat bukti kepada keduabelah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelahpenetapan ikrar talak. (Pasal 84 ayat (4) UU No 7/1989).Dalam setiap kasus perceraian selalu ada upaya

perdamaian. Jika upaya damai berhasil, setiap pasanganakan kembali disatukan hidupnya. Namun demikian,kalaupun sudah melakukan perceraian, masih adakesempatan untuk rujuk. Rujuk dapat dilakukan jika putusnyaperkawinan karena talak, kecuali talak yang sudah jatuhtiga kali atau talak dijatuhkan qobla al-dukhul. Rujuk bisadilakukan jika putusnya perkawinan berdasarkan putusanpengadilan dengan alasan atau alasan-alasan selain zinadan khuluk (Pasal 163 ayat (2) KHI ).

Perceraian memang akan membawa dampak dankonsekuensi tersendiri. Oleh karenanya, menurut Basri,S.H, untuk mengantisipasi dan menghindari keretakanyang terjadi dalam rumah tangga, sebaiknya setiappasangan suami isteri bisa saling memahami tugasmereka masing-masing.

Jika ada pasangan harus menghadapi konsekuensiperceraian, maka sangat dianjurkan untuk mengurusproses perceraian di pengadilan agama atau mahkamahsyar’iyah, sehingga masing-masing pasangan tetapmendapat jaminan hukum.

I