KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB...

58
KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI O AMUK KAPAK KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X (Skripsi) Oleh IRMA OKTAVIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI O AMUK KAPAKKARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI DAN IMPLIKASINYA DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

(Skripsi)

Oleh

IRMA OKTAVIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

Irma Oktaviani

ABSTRAK

KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI DALAM KUMPULAN PUISIO AMUK KAPAK KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMAKELAS X

Oleh

IRMA OKTAVIANI

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ketidaklangsungan ekspresi

dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan

implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X. Tujuan penelitian ini

untuk mendeskripsikan ketidaklangsungan ekspresi dalam kumpulan puisi O

Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan implikasinya terhadap

pembelajaran sastra di SMA kelas X.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian

adalah kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri yang

berjumlah dua puluh puisi. Tenik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis teks.

Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak

karya Sutardji Calzoum Bachri, penulis menyimpulkan bahwa ketidaklangsungan

ekpresi dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri

Page 3: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

Irma Oktaviani

meliputi penggantian arti yang disebabkan penggunaan metafora dan metonimi,

penyimpangan arti yang disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense,

penciptaan arti yang disebabkan oleh rima, enjambement, dan tipografi yakni

sebanyak enam puluh delapan penggunaan. Ketidaklangsungan ekspresi dalam

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri digunakan untuk

mencari makna di dalamnya sebab untuk memahami pesan sebuah puisi

diperlukan pemahaman mengenai ketidaklangsungan ekspresi.

Hasil penilitian ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi-puisi karya Sutardji

Calzoum Bachri berimplikasi terhadap pembelajaran sastra di SMA.

Pembelajaran yang berkaitan dengan ketidaklangsungan ekspresi terdapat di kelas

X dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.

Kata kunci: ketidaklangsungan ekspresi, O Amuk Kapak, Sutardji Calzoum

Bachri, puisi

Page 4: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI

O AMUK KAPAK KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

KELAS X

Oleh

IRMA OKTAVIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi
Page 6: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi
Page 7: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi
Page 8: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Oktober 1994 sebagai anak pertama dari dua bersaudara,

putri dari pasangan Hasan Sumantri dan Sumarni (almh).

Penulis memulai pendidikan di TK Fransiskus 1 Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001.

Pendidikan Sekolah Dasar Fransiskus 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2008. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bandar Lampung

yang diselesaikan pada tahun 2011. Pendidikan Sekolah Menengah Atas YP Unila

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Pada tahun 2017 penulis melakukan PPL di SMP Negeri 3 Sumberjaya yang

terletak di jalan Lintas Basungan Pekon Sindang Pagar, Kecamatan Sumberjaya,

Kabupaten Lampung barat dan KKN di desa Pekon Sindang Pagar, Kecamatan

Sumberjaya, Kabupaten Lampung barat.

Page 9: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum merekamengubah keadaan mereka sendiri

(QS. Ar-Ra’d : 11)

Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai dengan kesanggupannya(QS. Al-Baqarah : 286)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan(QS. Al-Insyirah : 6)

Page 10: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

viii

PERSEMBAHAN

Ya Allah ya Tuhanku, Tuhan semesta alam. Maha suci engkau yang telah

menurunkan Islam yang dengannya mengangkat dan meninggikan derajat wanita

sama dengan kaum laki-laki di sisi-Mu. Terima kasih Tuhan atas segala nikmat-

Mu, perlindungan, dan keselamatan bagi jiwa ragaku, atas segala keindahan dan

kebahagiaan dalam hidupku, atas kelebihan maupun kekuranganku. Dengan

segala kerendahan hati, dan atas rasa hormat, serta baktiku, kupersembahkan

karya ini kepada orang-orang tersayang.

1. Kedua orang tuaku tercinta bapak Hasan Sumantri dan ibu Sumarni (almh)

juga pamanku Saptono, bulekku Puji Winanti, dan budeku Suminah yang

dianggap sebagai orang tuaku sendiri yang telah membesarkanku,

mendidikku, mendoakanku, mencintaiku, selalu mendukung setiap

pilihanku, selalu menanti keberhasilanku hingga detik ini dan yang selalu

mengingatkan akan pentingnya pendidikan untuk mencapai kesuksesan.

2. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia;

3. Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mendewasakan dan

mengiringi keberhasilanku.

Page 11: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

SANWACANA

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Kumpulan Puisi O Amuk Kapak Karya

Sutardji Calzoum Bachri dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA

Kelas X” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lampung.

Pada penyusunan skripsi, penulis banyak menerima masukan, arahan, bimbingan,

motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. sehubung dengan hal itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Munaris, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik yang

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi selama penyusunan

skripsi serta selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Lampung.

2. Bambang Riadi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan

kesabarannya membimbing, memberikan saran, dan motivasi selama

penyusunan skripsi.

3. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku dosen pembahas yang selalu

memberikan saran dan perbaikan skripsi penulis.

Page 12: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak dan ibu dosen serta staf Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

7. Orang tuaku tercinta, Bapak Hasan Sumantri dan Ibu Sumarni (almh) serta

adik tunggalku Yoga Yudistianto yang selalu menjadi penyemangat untuk

keberhasilanku.

8. Keluarga besarku terutama pamanku Saptono, bulekku Puji Winanti, dan

budeku Suminah yang dianggap sebagai orang tuaku sendiri yang tak pernah

berhenti memberikan kasih sayang, mendidik dengan penuh kesabaran, serta

berdoa dengan ketulusan hati untuk keberhasilan dan cita-citaku.

9. Teman terbaik dan seperjuanganku Miftahul Jannah, Ristama Damayanti, dan

Dina Maryana yang senantiasa menjadi penyemangat dan saling mendoakan

untuk kesuksesan kita.

10. Satria Septa Wijaya yang banyak memberikan motivasi dan semangat dalam

penyusunan karya tulis ini.

11. Teman- teman di Batrasia 2014 kelas A dan B yang selalu memberikan

semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

kelancaran dan keberhasilan penyusunan skripsi ini.

12. Kakak dan adik tingkat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan

skripsiku.

Page 13: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

13. Teman-teman KKN-KT 2017 di desa Pekon Sindang Pagar dan PPL di SMP

Negeri 3 Sumberjaya, Retno, Putri Mei, Puteri, Sandy, Arip, dan Imam.

14. Almamater tercinta Universitas Lampung.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk

kemajuan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Amin.

Bandar Lampung, Mei 2018

Irma Oktaviani

Page 14: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………………………………………………………….vii

DAFTAR ISTILAH…………………………………………………….….viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 9

II. LANDASAN TEORI

A. Ketidaklangsungan Ekspresi ....................................................................... 10

1. Penggantian Arti (displacing of meaning) .............................................. 11

a. Metafora .............................................................................................. 11

b. Metonimia ........................................................................................... 12

2. Penyimpangan Arti (distorting of meaning) ........................................... 14

a. Ambiguitas .......................................................................................... 14

b. Kontradiksi .......................................................................................... 15

1. Paradoks .......................................................................................... 15

2. Ironi ................................................................................................. 16

c. Nonsense ............................................................................................. 17

3. Penciptaan Arti (creating of meaning) .................................................... 19

a. Tipografi .............................................................................................. 19

b. Enjabement .......................................................................................... 20

c. Rima .................................................................................................... 20

B. Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) ............................ 22

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ........................................................................................ 30

B. Data dan Sumber Data ................................................................................. 31

C. Teknis Pengumpulan dan Analisis Data ...................................................... 31

Page 15: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Kumpulan

Puisi O Amuk Kapak .................................................................................... 35

B. I. Pembahasan Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Puisi-Puisi

Sutardji Calzoum Bachri ............................................................................ 38

1. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Ah .................................................. 38

2. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Batu ............................................... 46

3. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Colonnes San Fin .......................... 52

4. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Mari ............................................... 56

5. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Jadi ................................................ 62

6. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Tapi ............................................... 66

7. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Tengah Malam Jam ........................ 69

8. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Sepisaupi ........................................ 72

9. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Solitude .......................................... 75

10. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Kakekkakek & Bocahbocah ............ 78

11. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Tragedi Winka & Sihka .................. 83

12. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Bayangkan ...................................... 86

13. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Sejak ............................................... 89

14. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Silakan Judul .................................. 92

15. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Denyut ........................................... 94

16. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Warisan ......................................... 97

17. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Tangan ............................................ 101

18. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Hemat ............................................. 103

19. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi Lalat .............................................. 105

20. Ketidaklangsungan Ekpresi Puisi TAK ............................................... 109

B. II. Pembahasan Berdasarkan Indikator dalam Puisi-Puisi

Sutardji Calzoum Bachri ............................................................................ 111

1. Penggantian Arti dalam Puisi-Puisi Sutardji Calzoum Bachri ............. 111

a. Metafora........................................................................................... 111

b. Metonimi ......................................................................................... 114

2. Penyimpangan Arti dalam Puisi-Puisi Sutardji Calzoum Bachri ......... 121

a. Ambiguitas ...................................................................................... 121

b. Kontradiksi ...................................................................................... 125

c. Nonsense .......................................................................................... 126

3. Penciptaan Arti dalam Puisi-Puisi Sutardji Calzoum Bachri ............... 134

a. Rima ................................................................................................ 135

b. Enjambement ................................................................................... 144

c. Tipografi .......................................................................................... 150

C. Implikasi Penelitian Ketidaklangsungan Ekspresi Terhadap

Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X ........................................................ 169

1. Komponen Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ............................... 169

a. Identitas Mata Pelajaran .................................................................... 170

b. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) .......................... 171

c. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ........................................... 174

d. Tujuan Pembelajaran ........................................................................ 175

e. Materi Pelajaran ................................................................................ 176

f. Alokasi Waktu .................................................................................. 178

g. Model Pembelajaran ......................................................................... 178

Page 16: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

h. Media dan Sumber Pembelajaran ..................................................... 180

i. Kegiatan Pembelajaran ..................................................................... 181

j. Penilaian Pembelajaran ..................................................................... 187

2. Kesesuaian Puisi-Puisi Karya Sutardji Calzoum Bachri Sebagai

Bahan Ajar SMA Kelas X ..................................................................... 194

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................................... 199

B. Saran ............................................................................................................ 201

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 3.1 IntrumenPenelitian……………………………………………………………... 33

2. Tabel 4.1 Pengelompokkan Data Ketidaklangsungan Ekspresidalam Kumpulan Puisi O Amuk Kapak KaryaSutardji Calzoum Bachri……………………………………………... 36

3. Tabel 4.2 Pengelompokkan Data Berdasarkan Kategori dalamKumpulan Puisi O Amuk Kapak KaryaSutardji Calzoum Bachri …………………………………………….. 37

4. Tabel 4.3 Langkah-langkah Model DiscoveryLearning……………………………………………………………..... 180

Page 18: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

DAFTAR ISTILAH

PgA (Penggantian Arti)PyA (Penyimpangan Arti)PcA (Penciptaan Art)Mf (Metafora)Mn (Metonimi)Abg (Ambiguitas)Ktrd (Kontradiksi)Ns (Nonsense)Rm (Rima)Ejb (Enjabement)Tgf (Tipografi)Bt (Bait)Lr (Larik)A (Ah)Bt (Batu)CSF (Colonnes San Fin)Mr (Mari)Jd (Jadi)Tp (Tapi)TMJ (Tengah Malam Jam)Ss (Sepisaupi)St (Solitude)KB (Kakekkakek & Bocahbocah)TWS (Tragedi Winka & Sihka)Bk (Bayangkan)Sk (Sejak)SJ (Silakan Judul)Dt (Denyut)Wr (Warisan)Tgn (Tangan)Ht (Hemat)Lt (Lalat)T (TAK)

Page 19: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sampul Depan dan Belakang Buku Kumpulan Puisi O Amuk Kapak karya

Sutardji Calzoum Bachri

2. Biografi Sutardji Calzoum Bachri

3. Puisi

4. Silabus

5. RPP

6. Bahan ajar

7. Tabel Data Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Kumpulan puisi O Amuk

Kapak Karya Sutardji Calzoum Bachri

Page 20: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pemikiran dan

perasaan penyair dalam bentuk susunan kata-kata yang berirama dengan

makna di dalamnya. Makna dalam puisi dihasilkan oleh ungkapan

tidaklangsung yang ditulis oleh penyair. Ungkapan tidaklangsung dalam

puisi menimbulkan efek puitis lewat diksi, bahasa kias, rima, tipografi,

enjabement, dan lainnya. Kepuitisan menurut (Pradopo dalam Hasanuddin,

2002: 10) adalah sesuatu yang dapat membangkitkan perasaan, menarik

perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau secara umum dapat

menimbulkan keharuan.

Bahasa dalam puisi senantiasa mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung

dengan menyembunyikan ke dalam suatu tanda yang memiliki makna di

dalamnya sehingga bahasa puisi sangat berbeda dengan bahasa sehari-hari.

Ungkapan tidaklangsung biasa disebut dengan ketidaklangsungan ekspresi.

Menurut (Riffaterre dalam Rina Ratih, 2016: 5) ketidaklangsungan ekspresi

Page 21: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

2

tersebut disebabkan oleh tiga bagaian, yaitu penggantian arti, penyimpangan

arti, dan penciptaan arti.

Penelitian ini akan memfokuskan pokok permasalahan pada tiga bagian

ketidaklangsungan ekspresi untuk menentukan makna dalam puisi. Tiga

bagian ketidaklangsungan ekspresi ini mencangkup penggantian arti yang

disebabkan oleh metafora dan metonimi. Metafora dan metonimi adalah

bahasa kiasan pada umunya, yaitu metafora, personifikasi, sinekdoki, dan

metonimi. Penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan

nonsense. Penciptaan arti disebabkan oleh pengorganisasian di ruang teks,

yaitu enjabement, persajakkan (rima), tipografi, dan homologues.

Puisi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah buku kumpulan puisi O

Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri. Pemilihan kumpulan puisi

tersebut didasarkan pada tinjauan peneliti bahwa (1) kumpulan puisi

mengindikasikan penggunaan unsur ketidaklangsungan ekspresi, (2) puisi-

puisi karya Sutardji Calzoum Bachri memiliki keunikan dan ciri khas yang

berbeda dari penyair lainnya. Setiap penyair memiliki ciri khas atau gaya

tersendiri dalam menggunakan ungkapan ketidaklangsungan pada puisi, salah

satunya adalah Sutardji Calzoum Bachri.

Sutardji Calzoum Bachri merupakan penyair yang memperlihatkan dirinya

sebagai pembaharu perpuisian Indonesia modern. Terutama karena

konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan

pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.

Page 22: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

3

O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Sutardji

Calzoum Bachri dari periode penulisan 1966 sampai 1977. Tiga kumpulan

sajak ini menunjukkan penggunaan unsur ketidaklangsungan ekpresi, salah

satu contohnya yakni bentuk tipografi dalam sajak Tragedi Winka & Sihka,

Kawinkawin

kawinkawin

kawinka

winka

winka

winka

winka

winkawinka

winkasihka

sihkasihka

sihka

sihka

sihka

sihka

sihka

sihsih

sihsih

sihsih

sihKu

Contoh tersebut menunjukkan ketidaklangsungan ekspresi berupa

penggantian arti yang disebabkan bentuk visual sajak atau yang disebut

dengan tipografi. Pada sajak tersebut penyair sengaja memutuskan dan

membalikkan kata Kawin menjadi kata Winka, juga kata Kasih menjadi kata

Sihka. Kata-kata tersebut disusun menyerupai bentuk tangga yang berliku-

liku atau lebih tepatnya seperti jalan yang berliku. Melalui bentuk tipografi

seperti jalan yang berliku dalam sajak, tentu memiliki makna yang ingin

disampaikan penyair kepada pembaca bahwa sebuah perkawinan yang

Page 23: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

4

dijalani oleh sepasang suami dan istri tidak selalu hidup dengan penuh

kebahagiaan tentu terdapat konflik didalamnya.

Selain bentuk tipografi dari sajak Tragedi Winka & Sihka, terdapat pula unsur

ketidaklangsungan ekspresi lain dari sajak tersebut yakni nonsense. Terdapat

pada kata Winka dan Sihka yang secara linguistik kata tersebut tidak memiliki

arti sebab tidak terdapat dalam kamus. Kata Winka dan Sihka merupakan kata

Kawin dan Kasih yang sengaja ditulis oleh penyair dengan cara membalikkan

kata tersebut menjadi kata Winka dan Sihka. Melalui kata Kawin dan Kasih

memberikan makna kepada pembaca bahwa hubungan keluarga antara suami

dan istri ataupun antara orangtua dan anak harus terjalin secara harmonis

dengan penuh rasa kasih sayang.

Melalui makna yang tersirat dalam contoh sajak tersebut, terdapat nilai

pembelajaran yang dapat dibelajarkan oleh pendidik di sekolah. Hal ini

masuk kedalam kajian mengapresiasi karya sastra. Apresiasi berarti

penghargaan atau kesadaran akan adanya nilai pada sesuatu. Dengan

demikian apresiasi sastra berarti penghargaan terhadap sastra atau kesadaran

akan adanya sesuatu yang berharga pada sastra. Seseorang yang memiliki

apresiasi sastra adalah yang memiliki penghargaan dan kesadaran tersebut.

Dalam penghargaan tersirat pengertian dan kesadaran tersebut (Sapardi Djoko

Damono, 2017: 1).

Puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri dalam buku kumpulan puisi O

Amuk Kapak dapat dijadikan bahan ajar untuk rancangan pembelajaran pada

Page 24: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

5

kurikulum 2013 revisi 2016 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan ruang lingkup materi pembelajaran

sastra mengenai puisi terdapat di kelas X. Pada silabus Bahasa Indonesia

SMA/MA kelas X semester genap kurikulum 2013 revisi 2016, terdapat

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh

peserta didik.

Kompetensi Inti (KI) yang harus dicapai oleh peserta didik yang menempuh

mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu, sebagai berikut KI 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah. KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

Page 25: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

6

Penelitian ini menganalisis kata-kata atau ungkapan yang mengandung unsur

ketidaklangsungan ekspresi pada puisi-puisi yang tedapat dalam buku

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri. Kompetensi

Inti (KI) yang sesuai dengan penelitian yakni KI 3. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah. Selain itu terdapat Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mempertegas keterkaitan

penelitian ini dengan pembelajaran sastra di SMA, yakni terdapat pada KD

3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis akan mengadakan penelitian

dengan judul “Ketidaklangsungan Ekpresi Dalam Kumpulan Puisi O Amuk

Kapak Karya Sutardji Calzoum Bachri dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas X”.

Page 26: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah pada penelitian ini

adalah “Bagaimanakah Ketidaklangsungan Ekspresi dalam kumpulan puisi O

Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X?”.

Adapun rincian masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Penggantian Arti pada puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri

dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak?

2. Bagaimanakah Penyimpangan Arti pada puisi-puisi Sutardji Calzoum

Bachri dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak?

3. Bagaimanakah Penciptaan Arti pada puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri

dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak?

4. Bagaimana implikasi penelitian ketidaklangsungan ekspresi pada puisi-

puisi Sutardji Calzoum Bachri dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak

terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ketidaklangsungan ekspresi

dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X. Adapun rincian

dari tujuan tersebut aebagai berikut.

Page 27: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

8

1. Mendeskripsikan makna berdasarkan metafora dan metonimi dalam

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri, yang

merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang disebabkan oleh

penggantian arti.

2. Mendeskripsikan makna berdasarkan keambiguitasan, kontradiksi, dan

nonsense dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum

Bachri, yang merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang

disebabkan oleh penyimpangan arti.

3. Mendeskripsikan makna berdasarkan persajakan (rima), enjabement, dan

tipografi dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum

Bachri, yang merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang

disebabkan oleh penciptaan arti.

4. Mendeskripsikan implikasi penelitian ketidaklangsungan ekspresi pada

puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak

terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai (1)

mengembangkan ilmu bahasa yang berkaitan dengan karya sastra

khususnya puisi pada ketidaklangsungan ekspresi dan (2) bermanfaat

untuk menambah referensi di bidang sastra mengenai unsur

Page 28: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

9

ketidaklangsungan ekspresi dalam kumpulan puisi O Amuk Kapak karya

Sutardji Calzoum Bachri sehingga dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai (1) bahan

bacaan yang bermanfaat bagi pembaca agar berbagi ilmu mengenai unsur-

unsur ketidaklangsungan ekspresi di dalam puisi, (2) membantu di bidang

pendidikan mengenai pemilihan bahan ajar, (3) membantu guru dalam

mengapresiasi karya sastra khususnya puisi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ketidaklangsungan ekpresi dalam

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan

implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X. Adapun rincian

dari ruang lingkup tersebut sebagai berikut.

1. Unsur-unsur ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi yang meliputi

a. penggantian arti (displacing of meaning)

b. penyimpangan arti (distorting of meaning)

c. penciptaan arti (creating of meaning)

2. Implikasikan pada pembelajaran sastra di SMA kelas X yang meliputi

perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 29: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

II. LANDASAN TEORI

Landasan teori berisikan teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian.

Dengan adanya teori-teori akan memperkokoh pemahamn sebelum melakukan

penelitian. Dalam bab ini terdapat tentang penggantian arti (displacing of

meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), penciptaan arti (creating of

meaning), dan pembelajaran sastra di SMA.

A. Ketidaklangsungan Ekpresi

Menurut (Riffaterre dalam Jabrohim, 2015: 95) mengemukakan bahwa puisi itu

dari dulu hingga sekarang selalu berubah karena evolusi selera dan konsep estetik

yang selalu berubah dari peroide ke periode. Kaitannya dengan puisi bahwa

bahasa puisi itu memberikan makna lain dari bahasa biasa. Jadi, dapat simpulkan

bahwa puisi merupakan ketidaklangsungan ekspresi yaitu menyatakan pikiran

atau gagasan secara tidak langsung dengan cara lain. Ketidaklangsungan ekpresi

yang disebabkan oleh tiga bagaian, yaitu penggantian arti (displacing of

meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti

(creating of meaning) (Riffaterre dalam Jabrohim, 2015: 95).

Page 30: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

11

1. Penggantian Arti (displacing of meaning)

Penggantian arti menurut Riffaterre dalam Jabrohim (2015: 96) disebabkan oleh

penggunaan metafora dan metonimi dalam karya sastra. Penggantian arti terjadi

kalau arti kata-kata diubah dari arti pertama menjadi arti lain, seperti terdapat

metafora dan metonimi (Atmazaki, 1993: 49). Metafora dan metonimi ini dalam

arti luasnya untuk menyebut bahasa kiasan pada umumnya. Hal ini disebabkan

oleh metafora dan metonimi ini merupakan bahasa kiasan yang sangat penting

untuk mengganti bahasa kiasan lainnya (Prdopo, 2013: 124). Di samping itu juga

terdapat bahasa kiasan lainnya yaitu simile (perbandingan), personifikasi,

sinekdoke, perbandingan epos dan alegori.

a. Metafora

Metafora berasal dari bahasa Yunani methapora yang berarti ‘memindahkan’:

dari meta ’di atas; melebihi’ + pherein ‘membawa’. Metafora membuat

perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental

yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-

kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa seperti pada

perumpamaan (Dale [et al] dalam Tarigan, 1985: 15).

Menurut Suyanto (2012: 52) mengatakan metafora merupakan perbandingan

yang bersifat tidak langsung/implisit, hubungan antar sesuatu yang dinyatakan

pertama dengan kedua hanya bersifat sugesti, tidak ada kata-kata penunjuk

Page 31: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

12

perbandingan eksplisit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metafora

merupakan majas perbandingan yang bersifat tidak langsung tanpa menggunakan

kata seperti atau sebagai di antara dua hal yang berbeda.

Contoh:

(1) Pemuda adalah bunga bangsa.

(2) Orang itu seperti buaya darat.

(3) Perpustakaan gudang ilmu.

Dari ke tiga contoh di atas dapat diketahui bahawa kata yang bergaris miring

merupakan perbandingan yang bersifat implisit antara kata pertama yang

dinyatakan. Seperti kata pemuda-bunga bangsa, orang itu-buaya darat, dan

perpustakaan-gudang ilmu. Hubungan kata pertama dengan kata kedua bersifat

sugesti, artinya adanya keterkaitan dari kata pertama seperti kata orang itu yang

secara tidak langsung merujuk pada kata kedua yaitu buaya darat.

b. Metonimia

Metonimia diturunkan dari kata Yunani Meta yang berarti menunjukkan

perubahan dan onoma yang berarti nama. Dengan demikian metonimia adalah

suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu

hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat (Keraf, 2002: 142).

Hubungan itu dapat berupa penemuan untuk hasil penemuan, pemilik untuk

Page 32: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

13

barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk

menyatakn kulitnya, dan sebaginya.

Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan

dengan nama orang, barang, atau hal sebagai penggantinya (Moeliono dalam

Tarigan, 1985: 123). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metonimia

adalah gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata (nama atau sesuatu hal)

untuk ditautkan dengan sesuatu yang lainnya sebagai penggantinya.

Contoh:

(1) Terkadang lidah justru lebih tajam daripada pisau.

(2) Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

Berdasarkan kedua contoh diatas merupakan majas yang memakai nama ciri

seperti pada contoh 1 dan 2 yaitu dari kata lidah dan parker yang ditautkan

dengan kata pisau dan pilot. Kata lidah yang merupakan alat ucap manusia

ditautkan dengan pisau yang merupakan benda tajam yang berbahaya dan dapat

melukai. Sehingga pada contoh pertama memiliki arti bahawa terkadang apa

yang diucapkan oleh manusia itu menusuk dan melukai perasaan orang lian.

Sedangkan pada contoh kedua merupakan pertautan yang membandingkan harga

sebuah merk pena parker yang lebih mahal dari pena merk pilot.

Page 33: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

14

2. Penyimpangan Arti (distorting of meaning)

Dikemukkan Riffaterre dalam Jabrohim (2015: 97) bahwa penyimpangan arti itu

disebabkan oleh tiga hal, yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense.

a. Ambiguitas

Ambiguitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 49) memiliki

arti kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan

kata, atau kalimat. Ambiguitas sering diartikan ‘bermakna ganda’ atau ‘mendua

arti’ yang berasal dari frasa atau kalimat yang terjadi sebagai akibat penafsiran

struktur gramatikal yang berbeda (Chaer, 1986: 7.33). Menurut (Riffaterre dalam

Jabrohim, 2015: 97) amabiguitas disebabkan bahasa sastra itu berarti ganda

(polyinterpretable) lebih-lebih bahasa puisi. Kegandaan itu dapat berarti

kegandaan arti sebuah kata, frasa, ataupun kalimat. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa ambiguitas dilihat sebagai sebuah bentuk dengan makna

lebih dari satu yang berasal dari frasa atau kalimat.

ContohChairil Anwar “Doa”

TuhankuAku hilang bentuk

remuk

TuhankuAku mengembara di negeri asing

TuhankuDi pintumu mengetuk

Aku tak bisa Berpaling.

Page 34: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

15

Kata hilang bentuk berarti ganda meski arti pokonya itu penderita, yaitu

menderita, sedih, dan penderitaannya tidak dapat digambarkan lagi, dan

sebagainya.

Kata remuk berarti hancur luluh hidupnya, dalam arti hidupnya tanpa harapan,

penuh penderitaan, malang, dan sebagainya.

Kata mengembara di negeri asing berarti sangat bingung, tidak tahu arah,

terasing, kesunyian, dan sebagainya.

Kata tidak bisa berpaling dalam arti tidak dapat pergi lagi, tidak ada pilihan lain

lagi, tidak mungkin meninggalkan-Nya lagi (Paradopo dalam Jabrohim, 2015:

97).

b. Kontradiksi

Kontradiksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 729) memiliki

arti pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.

Menurut (Riffaterre dalam Jabrohim, 2015: 97) kontradiksi berarti mengandung

pertentangan, disebabkan oleh paradoks dan ironi.

1. Paradoks

Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang

nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang

menarik perhatian karena kebenarannya (Keraf, 2002: 136). Paradoks adalah

suatu pernyataan yang bagaimanapun diartikan selalu berakhir dengan

Page 35: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

16

pertentangan (Tarigan, 1985: 77). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentang dengan fakta-fakta

yang nyata.

Contoh

Aku kesepian ditengah keramaian.

Berdasarkan contoh diatas dapat diketahui bahwa pernyataan tersebut merupakan

pernyataan yang bertentangan. Pada tokoh aku merasa dirinya hampa dan tidak

ada teman yang menemaninya sehingga dirinya merasa sepi padahal faktanya

tokoh si aku berada di tempat yang ramai seperti di alaun-alun kota ataupun di

pasar. Dalam hal ini apa yang dirasakan si tokoh aku sangat bertentangan dengan

keberadaannya.

2. Ironi

Ironi diturunkan dari kata eironeia yang berarti penipuan atau pura-pura.

Sebagai bahasa kiasan ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu

dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkain

kata-kata (Keraf, 2002: 143). Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang

bertentangan, dengan maksud berolok-olok. Maksud itu dapat dicapai dengan

mengemukakan:

a) makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya;

Page 36: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

17

b) ketaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang

mendasarinya;

c) ketaksesuaian antara harapan dan kenyataan (Moeliono dalam Tarigan, 1985:

61).

Menurut Tarigan (1985: 61) ironi adalah sejenis gaya bahasa yang

mengiplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya bertentangan

dengan yang sebenarnya dikatakan itu. Ironi dapat dibedakan menjadi dua yaitu

ironi ringan merupakan suatu bentuk humor sedangkan ironi berat atau ironi

keras merupakan bentuk sarkasme atau satire. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa ironi merupakan gaya bahasa yang memiliki makna yang

berlainan dengan makna yang sebenarnya.

Contoh:

(1) Bagusnya rapot kau ini, banyak benar angka merahnya.

(2) Saya percaya benar kepadamu, tak pernah janjimu kau tepati.

Berdasarkan kedua contoh di atas dapat dikatakan apa yang dinyatakan dalam

pernyataan tersebut sangat berlainan dengan apa yang dimaksud, dalam hal ini

memiliki makna lain. Seperti pada contoh pertama yaitu Bagusnya rapot kau ini,

banyak benar angka merahnya. Pada pernyataan tersebut bukan merupakan

sebuah pujian tetapi merupakan sebuah sindiri yang halus sehingga tidak terlalu

menyatiki perasan seseorang sama halnya pada contoh yang kedua.

Page 37: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

18

c. Nonsense

Nonsense adalah kata-kata yang secara linguistik tidak mempunyai arti sebab

hanya berupa rangkaian bunyi tidak terdapat dalam kamus. Akan tetapi, dalam

puisi nonsense itu mempunyai makna, yaitu arti sastra karena konvensi sastra,

misalnya konvensi mantra. Nonsense itu untuk menimbulkan kekuatan gaib atau

magis, untuk mempengaruhi dunia gaib. Nonsense banyak terdapat dalam puisi

mantra atau puisi bergaya mantra (Pradopo, 2013: 128).

Contoh

Satu bait puisi Sutardji Calzoum Bachri “Amuk” (1981: 68).

………aku bukan penyairaku depandepan yang memburumembebaskan katamemanggil-Mu

pot pot potpot pot

kalau pot tak mau potbiar pot semau pot

mencari potpot

hei kaudengar-manterakukau dengar kucing memanggil-Muizukalizu

mapakazaba itasatalitutulita

papaliko arukabazaku kodega zuzukalibututukaliba dekodega zamzam lagotokocozukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegezege zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze aahh!nama kalian bebascarilah tuhan semaumu

Page 38: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

19

Berdasarkan contoh di atas sesungguhnya kata-kata dalam puisi “Amuk” karya

Sutardji Calzoum Bachri secara linguistik tidak mempunyai arti sebab hanya

berupa rangkaian bunyi tidak terdapat dalam kamus. Akan tetapi, kaitannya

dalam puisi contoh puisi di atas memiliki makna yaitu arti sastra karena konvensi

sastra yaitu konvensi mantra. Yang berhubungan dengan dunia gaib, bersifat

mistik, atau sering juga disebut puisi sufistik.

3. Penciptaan Arti (creating of meaning)

Penciptaan arti ini merupakan konvensi keputisan yang berupa bentuk visual

yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam

sajak (karya sastra). Jadi, penciptaan arti ini merupakan organisasi teks di luar

linguistik. diantaranya adalah enjambment, persajakan (rima), dan tipografi

(Pradopo, 2013: 129).

a. Tipografi

Topografi sajak adalah penyusunan baris atau bait sajak. Yang menonjol adalah

bentuk visualnya. Tipografi sering juga disebut sebagai ukiran bentuk, yang

didalamnya tersusun kata, frase, baris, bait, dan akhirnya menjadi sebuah sajak.

Sebuah tipografi dibedakan dengan sebuah paragraf karena tipografi disusun

mengikuti ritmik sajak, tidak mengikuti sintaktik kalimat (Atmazaki, 1993: 24).

Page 39: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

20

Dapat disimpulkan bahwa tipografi sebenarnya adalah penggorganisasian ruang

tertentu untuk tujuan tertentu. Dikatakan tujuan tertentu karena ia diciptakan

secara sadar.

ContohKucing meronta dalam darahku meraungmerambah barah darahku di alapr O alangkah lapar ngiau beberapa juta hari dia tak makan berapa ribu waktu diatak kenyang berapa juta lapar lapar kucingku berapa abad dia mencari mencakar menunggu(Bachri, 1981: 57).

Berdasarkan contoh tersebut hampir setiap ujung baris pada puisi ada

pemotongan seperti pada kata yang miring dan bergaris bawah. puisi tersebut

merupakan bentuk tipografi yang secara linguistik tidak memiliki arti tetapi

dalam sastra khusunya puisi tentu memiliki makna di dalamnya.

b. Enjambement

Enjambemen adalah pemutusan kata atau frase di ujung baris dan meletakkan

sambungannya pada baris berikutnya (Atmazaki, 1993: 28). Penciptaan

enjambemen, selain untuk memperkuat kesan karena menimbulkan tipografi

tertentu, juga untuk memberikan penekanan terhadap sebuah unsur (suku kata

atau kata).

Page 40: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

21

Contoh…………………………………………………..Kita memang bersandar pada apa yang mungkinkekal, mungkin pula tak kekal.Kita memang bersandar pada mungkin.Kita bersandar pada angin.…………………………………………………..

Berdasarkan puisi tersebut penekanan terhadap kata mungkin pada baris satu

sajak bertujuan untuk memberikan kesan yang sama dengan kata angin, padahal

frase itu sebenarnya adalah mungkin kekal. Angin dan mungkin memang identik.

Keduanya memperlihatkan ketidakpastian: munhkin kekal-mungkin tidak kekal,

mungkin ya-mungkin tidak. Begitu juga angin. Angin tidak pernah tetap. Angin

hanya bisa diramalkan, tidak bisa ditetapkan (Atmazaki, 1993:28).

c. Rima

Rima adalah persamaan bunyi kata baik pada akhir baris atau dalam baris kalimat

itu sendiri. Pada dasarnya ada dua macam persamaan bunyi, yakni rima jantan

(kalau kata berakhir dengan huruf-huruf mati) dan rima betina (kalau kata

berakhir dengan huruf hidup) (Jakob, 1983: 90). Rima adalah persamaan bunyi

akhir kata. Bunyi itu berulang secara terpola dan biasanya terdapat diakhir baris

sajak, tetapi terkadang juga terdapat di awal atau di tengah baris. Rima biasanya

ditandai dengan abjad, misalnya: ab-ab, cde-cde, a-a; b-b dan lain-lain

(Atmazaki, 1993: 80).

Page 41: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

22

Contoh

SAJAK PUTIH

Bersandar pada warna pelangi aKau depanku bertudung sutra senja bDi hitam matamu kembang mawar dan melati aHarum rambutmu mengalun bergelut senda b

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba bMeriak muka air kolam jiwa bDan dalam dadaku memerdu lagu cMenarik menari seluruh aku c

Hidup dari hidupku, pintu terbuka bSelama matamu bagiku menengadah dSelama kau darah mengalir dari luka bAntar kita mati datang tidak membelah d

(Anwar 1986; dalam Atmazaki, 1993: 81)

Menurut Abrams (dalam Atmazaki, 1993: 81) mengatakan bahwa rima

menyangkut bunyi vokal – huruf hidup – yang diberi tekanan dan bunyi yang

mengikuti vokal itu. Ia juga menyebutkan rima akhir ‘end rhymes’ adalah rima

yang terdapat diakhir baris sajak sedangkan rima dalam ‘internal rhymes’ adalah

rima yang terdapat di dalam baris sajak. Selanjutnya disebutkan rima jantan

‘masculine rhymes’ yaitu rima yang terdiri atas satu suku kata yang mendapatkan

satu tekanan. Di dalam bahasa Indonesia rima jantan hampir tidak ditemukan

karena kata bersuku satu tidak banyak sedangkan dalam bahasa Inggris,

misalnya: still-hill, late-fate, bore-more, dan lain-lain. Rima betina ‘feminine

rhyme’ adalah rima yang terdapat pada kata yang terdiri atas dua suku kata atau

lebih, suku kata pertama mendapat tekanan sedangkan suku kata berikutnya tidak

mendapat tekanan. Rima betina yang terdapat pada kata bersuku dua disebut

Page 42: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

23

‘double rhymes’ misalnya: senja-senda dan kata bersuku tiga disebut ‘triple

rhymes’ misalnya: pelangi-melati. Selain itu, menurut Abrams (dalam Atmazaki,

1993: 82) mengatakan masih ada beberapa macam rima lainnya. Umpanya rima

berpeluk (pola a-b-b-a), rima bersilang (a-b-a-b), rima rangkai (a-a-a-a-b-b-b-b),

rima kembar (a-a-b-b-c-c-d-d).

B. Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pembelajaran sastra di SMA sangat diperlukan. Melalui pembelajaran sastra

peserta didik dapat mengembangkan cipta dan rasa terhadap karya sastra dalam

pembelajaran sastra. Hal ini dapat terwujud apabila pendidik memberikan

kesempatan kepada peserta didik (siswa) untuk mengembangkan kecakapan dan

kreativitas yang dimilikinya. Kecakapan tersebut berupa penalaran kognitif,

sikap/sosial, dan religius sehingga pembelajaran sastra mampu mengembangkan

kualitas pribadi siswa.

Menurut Robert E. Probest (dalam Emzir dan Rohman, 2015: 224) pengajaran

sastra haruslah memampukan siswa menemukan hubungan antara

pengalamannya dengan karya sastra yang bersangkutan. Rosenblatt (dalam Emzir

dan Rohman, 2015: 223) menegaskan bahwa pengajaran sastra melibatkan

peneguhan kesadaran tentang sikap etik. Hampir mustahil membicarakan cipta

sastra seperti novel, puisi atau drama tanpa menghadapi masalah etik dan tanpa

menyentuhnya dalam konteks filosofi sosial.

Page 43: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

24

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pengajaran

sastra di kelas sama halnya menghadapkan siswa dengan kehidupan nyata. Hal

itu karena karya sastra sering mengungkapkan peristiwa yang terjadi di

kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan seorang

guru adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menanggapi dan

mengapresiasikan sastra sesuai kemampuan. Untuk mencapai hasil dalam

pembelajaran sastra khususnya pengajaran puisi di sekolah, tugas guru yaitu

membimbing siswanya dalam memahami puisi dan siswalah yang aktif untuk

menafsirkan dan memahami puisi yang diajarkan tersebut

Menurut Emzir dan Rohman (2015: 249) menyebutkan secara umum, langkah-

langkah yang dapat ditempuh dalam mengajarkan puisi antara lain:

1. Tahap pemahaman strktur global puisi.

2. Tahap pemahaman penyair dan kenyataan sejarah.

3. Tahapan telaah unusr-unsur puisi yang meliputi struktur fidik dan struk batin

puisi.

4. Tahap sintesis dan intepretasi.

Selain langkah-langkah di atas yang harus ditempuh guru dalam mengajarkan

sastra khususnya puisi kepada peserta didik, guru juga harus mampu memilih

jenis puisi. Menurut Endraswara (dalam Emzir dan Rohman, 2015: 248)

menjelaskan bahwa sewaktu pengajar memilih bahan, sebaliknya memperhatikan

Page 44: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

25

pemilihan jenis puisi. Sebab pemilihan jenis puisi menjadi keharusan yang sesuai

dengan situasi dan kondisi subjek didik.

Pemilihan bahan ajar khususnya puisi hendaknya dilakukan dengan

mempertimbangkan aspek bahasa, kematangan atau perkembangan jiwa siswa

dan latar belakang budaya. Sebab jika pendidik memberikan bahan ajar

khususnya puisi dengan tepat, maka peserta didik akan senang terhadap puisi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Emzir dan Rohman (2015: 248) tujuan

pengajaran puisi kepada siswa yaitu agar siswa memperoleh kesenangan dari

pembaca dan mempelajari puisi sehingga akan tumbuh keinginan membaca dan

mempelajari puisi pada waktu senangnya.

Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pengajaran

sastra (Rahmanto, 1988: 27-31) sebagai berikut:

1. Bahasa

Penguasaan suatu bahasa sebenarnya tumbuh dan berkembang melalui tahap-

tahap yang nampak jelas pada setiap individu. Sementara perkembangan karya

sastra melewati tahap-tahap yang meliputi banyak aspek kebahasaan. Aspek

kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang

dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti cara penulisan yang dipakai

Page 45: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

26

si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan

kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang.

2. Psikologi

Perkembangan psikologis dari taraf anak menuju kedewasaan ini melewati

tahap-tahap tertentu yang cukup jelas untuk dipelajari. Dalam memilih bahan

pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologi ini hendaknya

diperhatikan karena tahap-tahap ini nsangat besar pengaruhnya terhadap minat

dan kesenangan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan

psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan

mengerjakan tugas, kesiapan kerja sama, dan kemungkinan pemahaman

situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Karya sastra yang terpilih

untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan tahap psikologis pada umumnya

dalam suatu kelas yang secara psikologis dapat menarik minat sebagian beasr

siswa di dalam kelas itu.

3. Latar Belakang Budaya

Latar belakang karya sastra meliputi hampir setiap faktor kehidupan manusia

dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, tipografi, iklim, mitologi,

legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berfikir, nilai-nilai masyarakat,

olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah

tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya

dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu

Page 46: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

27

menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai

kesamaan dengan mereka atau dengan orang-orang disekitar mereka. Dengan

demikian, secara umum, guru sastra hendaknya memilih bahan pengajarannya

dengan menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra yang latar

ceritanya dikenal oleh para siswa. Guru sastra hendaklah memahami apa yang

diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra

yang tidak terlalu menuntut gambaran diluar jangkauan kemampuan

pembayangan yang dimiliki oleh para siswa. Selain itu, dalam membuat

desain pembelajaran guru juga harus mengetahui dan memahami kurikulum

yang berlaku pada saat itu. Sebab, melalui kurikulum tersebut guru dapat

mengetahui indikator dari segi apa saja yang harus dicapai oleh siswa.

Sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku saat ini di sekolah menengah atas

(SMA) adalah kurikulum 2013 revisi 2016 yang menegaskan dalam

pembentukan karakter serta moral dalam diri siswa. Pembelajaran Bahasa

Indonesia dalam kurikulum 2013 revisi 2016 menggunakan proses pembelajaran

melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses

pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif, karena hal ini tujuan

pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat memahami makna yang terdapat

dalam karya sastra yang diajarkan. Berkaitan dengan kurikulum 2013 revisi 2016

bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, pembelajaran sastra dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Kegiatan

mengapresiasi karya sastra berkaitan

Page 47: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

28

dengan mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, kepekaan terhadap

masyarakat, budaya, dan lingkungan.

Tujuan pembelajaran sastra yaitu agar siswa menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Puisi merupakan salah

satu karya sastra yang diajarkan di SMA kelas X semester genap. Agar tujuan

pembelajaran sastra dapat tersampaikan dengan baik oleh peserta didik, puisi

merupakan media yang baik untuk bahan ajar. Guru dapat menggunakan puisi

sebagai bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sastra. Salah satu

kemampuan yang harus dimilki siswa yakni mengenai unsur pembangun puisi.

Hal tersebut tertuang dalam silabus bahasa Indonesia kurikulum 2013 revisi 2016

kelas X semester Genap dengan kompetensi dasar yaitu (KD) 3.17 menganalisis

unsur pembangun puisi dan indikator pencapaian kompetensi (1) Mendata kata-

kata yang menunjukkan diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima/irama,

tipografi, tema/makna (sense); rasa (feeling), nada (tone), dan

amanat/tujuan/maksud (intention) dalam puisi, (2) Menulis puisi dengan

memperhatikan diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima/irama, tipofrafi,

tema/makna (sense); rasa (feeling), nada (tone), dan amant/tujuan/maksud

(intention), (3) Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi puisi yang telah

ditulis. Ketidaklangsungan ekspresi puisi yang berkaitan dengan unsur

Page 48: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

29

pembangun puisi dapat dimanfaatkan untuk memperluas wawasan siswa,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan

berbahasa. Diharapkan setelah melaksanakan pembelajaran KD 3.17 peserta

didik dapat memahami struktur fisik (tipografi, diksi, imaji, kata konkret, bahasa

figuratif, verifikasi: rima, ritme, dan metrum) dan struktur batin puisi (tema,

feeling, nada, dan amanat) yang ada di dalam unsur ketidaklangsungan ekspresi.

Page 49: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

30

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif

kualitatif. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, biasanya

menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiaskan keadaan subjek atau objek penelitian

(novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dalam Siswantoro,

2016: 56).

Lebih lanjut Ratna (2015: 46-47) mengatakan metode kualitatif pada dasarnya

sama dengan metode hermeneutika. Artinya, baik hermeneutika, kualitatif,

dan analisis isi secara khusus memanfaatkan cara-cara penafsirandengan

menyajikan dalam bentuk deskriptif. Metode kualitatif memberikan perhatian

terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks

keberdaannya. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena

data terkumpul dalam bentuk kata-kata. Metode ini digunakan sesuai dengan

Page 50: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

31

tujuan penelitian yaitu mengkaji makna yang terkandung dalam unsur-unsur

ketidaklangsungan ekspresi dari beberapa puisi dalam kumpulan puisi O

Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri dan implikasinya terhadap

pembelajaran sastra di SMA kelas X. Dengan metode ini, data akan

dipaparkan secara rinci menggunakan kata-kata secara deskriptif.

B. Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah kata-kata atau ungkapan dalam beberapa puisi pada

buku kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri yang

mengandung ketidaklangsungan ekspresi. Sumber data penelitian ini adalah

kumpulan puisi pada buku puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum

Bachri yang diterbitkan Sinar Harapan tahun 1981 dengan tebal 133 halaman.

Berdasarkan pemilihan kriteria puisi sebagai alternatif bahan ajar, peneliti

memilih dua puluh puisi. Pemilihan ini berdasarkan tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pengajaran sastra yaitu aspek

bahasa, psikologi, dan latar belakang siswa (Rahmanto, 1988: 27-31). Judul-

judul puisi yang digunakan sebagai sumber data yakni Ah, Batu, Colonnes

San Fin, Mari, Jadi, Tapi, Tengah Malam Jam, Sepisaupi, Solitude,

Kakekakek & Bocahbocah, Tragedi Winka & Sihka. Bayangkan, Sejak,

Silakan Judul, Denyut, Warisan, Tangan, Hemat, Lalat, TAK.

C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini adalah teknik

analisis teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

Page 51: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

32

adalah penelitian kepustakaan yang difokuskan pada teks karya sastra berupa

puisi. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Membaca secara keseluruhan pada buku kumpulan puisi O Amuk Kapak

karya Sutardji Calzoum Bachri dengan cermat.

2. Memilih puisi yang mengandung ketidaklangsungan ekspresi dan layak

digunakan sebagai bahan ajar di SMA.

3. Mengidentifikasi data berdasarkan unsur ketidaklangsungan ekspresi yang

terdapat dalam puisi yang digunakan sebagai sumber data yang terdapat

pada buku kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri.

4. Mengelompokkan atau mengklasifikasikan data berdasarkan indikator

ketidaklangsungan ekspresi.

5. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi berdasarkan indikator yang

ditemukan pada data.

6. Menganalisis data berdasarkan instrument penelitian.

7. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran puisi karya Sutardji Calzoum

Bachri dalam pembelajaran sastra di SMA.

8. Menyimpulkan hasil deskripsi mengenai ketidaklangsungan eksprsi dalam

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri.

Page 52: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

33

3.1 Instrumen Penelitian

No Indikator Deskriptor

1. Metafora Metafora adalah analogi yang

menyatakan perbandingan secara

langsung antara yang dibandingkan

(tenor) dan pembandingnya (vhicle)

dalam bentuk singkat.

2. Metonimi Metonimia adalah gaya bahasa

yang mempergunakan nama ciri

atau hal yang ditautkan dengan

nama orang, barang, atau hal

sebagai penggantinya untuk

menyatakan suatu hal lain karena

mempunyai pertalian yang sangat

dekat. Hubungan itu dapat berupa

penemu untuk hasil penemuan,

pemilik untuk barang yang dimiliki,

akibat untuk sebab, sebab untuk

akibat, isi untuk menyatakan

kulitnya, dan sebagainya.

3. Ambiguitas Ambiguitas adalah memiliki arti

kemungkinan adanya makna lebih

dari satu dalam sebuah kata atau

sering diartikan bermakna ganda

yang berasal dari frasa atau kalimat

yang terjadi sebagai akibat

penafsiran struktur fonetik,

gramatikal, dan leksikal yang

berbeda.

4. Kontradiksi Kontradiksi adalah pertentangan

antara dua hal yang sangat

berlawanan atau bertentangan,

disebabkan oleh paradoks dan ironi.

Paradoks adalah semacam gaya

bahasa yang mengandung

pertentangan yang nyata dengan

fakta-fakta yang ada sedangkan

ironi adalah majas yang

menyatakan makna yang

bertentangan dengan yang

sebenarnya dikatakan itu.

Page 53: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

34

5. Nonsense Nonsense adalah gabungan huruf

yang secara linguistik tidak

mempunyai arti sebab hanya berupa

rangkaian bunyi tidak terdapat

dalam kamus.

6. Rima Rima adalah persamaan bunyi akhir

kata. Bunyi itu berulang secara

terpola dan biasanya terdapat

diakhir baris sajak, tetapi terkadang

juga terdapat di awal atau di tengah

baris.

7. Enjambement Enjambement adalah pemutusan

kata atau frase di ujung baris dan

meletakkan sambungannya pada

baris berikutnya, selain untuk

memperkuat juga untuk

memberikan penekanan terhadap

sebuah unsur (suku kata atau kata).

8. Tipografi Tipografi adalah penyusunan baris

atau bait sajak atau ukiran bentuk,

yang didalamnya tersusun kata,

frase, baris, bait, dan akhirnya

menjadi sebuah sajak. Sebuah

tipografi dibedakan dengan sebuah

paragraf karena tipografi disusun

mengikuti ritmik sajak tidak

mengikuti sintaktik kalimat.

Page 54: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

199

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa puisi yang termuat dalam buku

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri, peneliti

menyimpulkan sebagai berikut.

1. Penggantian arti dalam puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri

diketahui melalui penggunaan bahasa kiasan pada umunya yakni metafora

yang ditemukan dalam data berdasarkan kategori makhluk hidup, alam

semesta, benda/objek, dan keadaan yang ditemukan dalam data.

Sedangkan penggunaan metonimi ditemukan dalam data berdasarkan

kategori unsur sebagian untuk seluruh, sebab untuk akibat, waktu untuk

peristiwa, pemilik untuk barang yang dimiliki, keseluruhan untuk

sebagian, dan alat untuk produk. Hal ini digunakan untuk menentukan

makna yang ada di dalamnya.

2. Penyimpangan arti dalam puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri yang

disebabkan oleh ambiguitas, kontrakdiksi, dan nonsense. Ambiguitas dapat

terjadi pada kata, frasa, kalimat, maupun wacana yang disebabkan oleh

munculnya penafsiran yang berbeda-beda menurut konteksnya

berdasarkan kategori fonetik, gramatikal, dan leksikal . Kontradiksi

Page 55: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

200

muncul karena adanya penggunaan ironi dan paradoks. Akan tetapi dalam

data tidak ditemukan penggunaan kontradiksi yang disebabkan munculnya

ironi, sedangkan nonsense berupa banyaknya kata-kata dalam data yang

tidak memiliki arti berdasarkan kategori gabungan kata dan pembalikkan

kata. Penggunaan penyimpangan arti yang ditemukan dalam puisi secara

tidak langsung digunakan untuk menentukan makna dalamnya.

3. Penciptaan arti dalam puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri terjadi

karena pengorganisasian ruang teks yang dipakai penyair merupakan

konvensi kepuitisan berupa bentuk visual yang secara linguistik tidak

memiliki arti akan tetapi menimbulkan makna dalam puisi yang

disebabkan oleh rima, ditemukan dalam data berdasarkan letak bunyi kata

dalam baris serta letak kata dan pasangannya dalam bait. Penggunaan

enjambement dalam data ditemukan berdasarkan kategori penggunaan

tanda baca hubung (-), sedangkan penggunaan tipografi dalam data

ditemukan berdasarkan kategori bentuk penulisan puisi dan bentuk bunyi

dalam puisi.

4. Secara keseluruhan puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri yang dipilih

dalam penelitian ini telah menggunakan tiga bagian ketidaklangsungan

ekspresi. Bagian ketidaklangsungan ekspresi yang sering digunakan

Sutardji Calzoum Bachri dalam puisinya yakni penyimpangan arti yang

berkategori nonsense dan penciptaan arti yang berkatgori rima sedangkan

yang tidak ditemukan pada data yakni penggunaan kontradiksi yang

disebabkan oleh ironi. Hasil penelitian ketidaklangsungan ekpresi dalam

kumpulan puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri ini

Page 56: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

201

berimplikasi terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas

X dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.17 menganalisis unsur pembangun

puisi.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa puisi dalam buku kumpulan

puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri, peneliti menyarankan

sebagai berikut.

1. Guru bidang studi mata pelajaran bahasa Indonesia dapat menggunakan

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah peneliti buat guna

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Beberapa puisi yang dianalisis dalam buku kumpulan puisi O Amuk Kapak

karya Sutardji Calzoum Bachri dapat digunakan sebagai contoh dalam

pembelajaran sastra mengenai unsur pembangun puisi hal ini disebabkan

beberapa puisi O Amuk Kapak karya Sutardji Calzoum Bachri yang dipilih

dan dianalisis dalam penelitian ini layak dijadikan salah satu alternatif

bahan ajar berdasarkan kriteria pemilihan bahan ajar sastra.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti ketidaklangsungan

ekpresi, hendaknya melakukan penelitian tersebut dengan objek yang lain

agar khasanah penelitian mengenai puisi semakin beragam.

Page 57: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 1993. Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung:Angkasa.

Bachri, Sutardji Calzoum. 1981. O Amuk Kapak. Jakarta: Sinar Harapan.

Damono, Sapardi Djoko. 2017. Bilang Begini Maksudnya Begitu. Jakarta: PTGramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Edisi ke empat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori Dan Pengajaran Sastra. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jabrohim. 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Kurniasih, Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 (Konsep danPenerapannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mad’ie, Abdul Chaer. 1986. Buku Materi Pokok Kebahasaan II. Jakarta:Universitas Terbuka.

Narwati, Sri. 2011. Creative Learning (Kiat menjadi Guru Kreatif dan favorit).Yogyakarta: Familia.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik Sastra,Dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratih, Rina. 2016. Teori Dan Aplikasi Semiotik Michael Riffaterre. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 58: KETIDAKLANGSUNGAN EKPRESI DALAM KUMPULAN PUISI …digilib.unila.ac.id/32479/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · semangat, pengertian, bantuan, serta doa yang senantiasa mengiringi

Siswantoro. 2016. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Jakob. 1983. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni.

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh Dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: AngkasaBandung.

Universitas Lampung. 2017. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

WS, Hasanuddin. 2012. Membaca Dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sutardji_Calzoum_Bachri (Bandar Lampung diaksespada tanggal 7 Februari 2018).