KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

112
KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN PASCA PANEN KARET PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. DI DESA PALANGISANG KECAMATAN UJUNGLOE KABUPATEN BULUKUMBA NININ SUPIANTI 10596 01003 11 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Transcript of KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

Page 1: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN

DAN PASCA PANEN KARET PT. PP LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. DI DESA PALANGISANG

KECAMATAN UJUNGLOE KABUPATEN

BULUKUMBA

NININ SUPIANTI

10596 01003 11

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

i

KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN

DAN PASCA PANEN KARET PT. PP LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. DI DESA PALANGISANG

KECAMATAN UJUNGLOE KABUPATEN

BULUKUMBA

NININ SUPIANTI

10596 01003 11

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata

Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 3: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen

Dan Pasca Panen Karet PT. PP LONDON

SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba

Nama Mahasiswa : Ninin Supianti

Nomor Induk Mahasiswa : 105960100311

Konsentrasi : Penyuluh Pertanian

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I

Ir. Siti Wardah, M. Si.

Pembimbing II

Ir. Muh. Saleh Molla, MM.

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Muh. Saleh Molla, MM.

Ketua Prodi Agribisnis

Amruddin, S.Pt., M.Si.

Page 4: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen

Dan Pasca Panen Karet PT. PP LONDON

SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba

Nama Mahasiswa : Ninin Supianti

Nomor Induk Mahasiswa : 105960100311

Konsentrasi : Penyuluh Pertanian

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Siti Wardah, M.Si.

Ketua Sidang

( ........................... )

2. Ir. Muh. Saleh Molla., MM.

Sekretaris

( ........................... )

3. Ir. Hj. Nailah Husain., M.Si.

Anggota

( ........................... )

4. Syatir, S. P.,M. Si

Anggota

( ........................... )

Tanggal Lulus : ....................................................

Page 5: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) Pertanian yang

berjudul Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen Dan Pasca Panen Karet

PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba seluruhnya adalah merupakan hasil

karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, saya kutip dari

hasil karya orang lain, dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaedah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari, ditemukan seluruh atau sebagian dalam skripsi

bukan hasil karya saya (skripsi saya dibuat orang lain), maka saya bersedia

menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang, dan sanksi-

sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, Februari 2016

Ninin Supianti

105960100311

Page 6: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

v

ABSTRAK

NININ SUPIANTI. 105960100311. Keterampilan Karyawan Terhadap Proses

Panen Dan Pasca Panen Karet PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA,

TBK. Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba.

Dibimbing oleh Ibu SITI WARDAH Dan Bapak MUH. SALEH MOLLA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan karyawan terhadap

proses panen dan pasca panen karet PT. PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba.

Teknik penentuan sampel dilakukan secara sensus seluruh jumlah populasi

dijadikan sebagai sampel di Desa Palangisang kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba terdapat 1 kelompok yang bekerja diperusahaan perkebunan karet

yang beranggotakan 20 orang. Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah 20 orang.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman atau keterampilan

karyawan dalam proses panen dan pasca panen. Data yang dihasilkan yaitu data

yang bersifat deskriptif yaitu berupa gambaran, kata-kata tertulis atau suatu

kalimat yang berbentuk paragraf dan membuat pertanyaan dalam bentuk

koesioner dalam memperoleh data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis yang harus diperhatikan

dalam proses panen, menjelaskan bahwa matang sadap pohon, persiapan buka

sadap, tinggi bukaan sadap, pemasangan talang dan mangkuk sadap, pelaksanan

penyadapan, waktu penyadapan, kemiringan irisan sadap, dan sistem sadap,

mempengaruhi keterampilan karyawan yang hasilnya adalah sangat baik,

sedangkan pasca panen menunjukkan bahwa keterampilan karyawan telah

mengetahui teknologi dan menerima fasilitas yang diberikan dan bimbingan

kepada karyawan akan tetapi dilakukan secara individu bukan secara kelompok,

para karyawan telah mendapatkan keterampilan yang luas tentang cara

penyadapan karet (proses panen) sampai pasca panen pengolahan karet

kedepannya.

Page 7: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Hidayat, Taufik, dan Rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang

berharga kepada kami selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak . Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang

terhormat :

1. Kedua orangtua ayahanda Abdul Salam dan Almarhuma ibunda Naan,

Kakakku tercinta Rosmiati dan Ana dan segenap keluarga yang senantiasa

memberikan bantuan baik moril maupun material sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

2. Ibu Siti Wardah, M. Si. Selaku pembimbing 1 Dan Bapak Ir. Muh. Saleh

Molla., MM. Selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan waktunya

untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

vii

4. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultass

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada Bapak Pimpinan Manajer PT. PP LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. Yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian di daerah tersebut.

7. Untuk teman-teman kelas D Agribisnis angkatan OII seperjuangan

dikampus.

8. Orang yang tercinta dan tersayang terima kasih atas bantuan, motivasi dan

doanya selama ini mendampingi saya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Februari 2016

NININ SUPIANTI

Page 9: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .......................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA . ........................................................................ 6

2.1 Definisi Keterampilan Karyawan ......................................... 6

2.2 Tanaman Karet ..................................................................... 10

2.3 Proses Panen ...................................................................... 12

2.4 Pasca Panen ......................................................................... . 16

2.5 Kerangka Pikir ..................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 24

3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24

3. 2 Teknik Penentuan Sampel ............................................................ 24

3. 3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25

3. 4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 26

3. 5 Teknik Analisis Data .................................................................... 27

3. 6 Definisi Operasional ................................................................... 28

Page 10: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

ix

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................... 30

4. 1 Kondisi Geografis ......................................................................... 30

4. 1. 1 Letak Desa ........................................................................ 30

4. 1. 2 Administrasi Desa ............................................................. 30

4. 1. 3 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan .............................. 32

4. 1. 4 Iklim dan Curah Hujan ...................................................... 33

4. 1. 5 Hidrologi dan Tata Guna Air ............................................ 34

4. 2 Kondisi Demografis ...................................................................... 34

4. 2. 1 Pertumbuhan Penduduk .................................................... 34

4. 2. 2 Keadaan Penduduk Menurut Umur ................................... 36

4. 2. 3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis kelamin....................... 37

4. 2. 4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan .................... 38

4. 2. 5 Mata Pencaharian Hidup ................................................... 40

4. 3 Kondisi Pertanian................. ......................................................... 41

4. 3. 1 Sejarah Perusahaan............................................................ 41

4. 3. 2 Visi dan Misi Perusahaan................................................... 41

4. 3. 3 Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab ......... .... 42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ ......................... 50

5. 1 Identitas Responden.................................................. ..................... 50

5. 1. 1 Umur ................................................................................ 50

5. 1. 2 Pendidikan ........................................................................ 51

5. 1. 3 Pengalaman Bekerja .......................................................... 52

5. 1. 4 Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................... 53

5. 2 Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen Dan

Pasca Panen karet ......................................................................... 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 57

6. 1 Kesimpulan...................................................................................... 57

6. 2 Saran ................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Luas Wilayah Penggunaan Lahan Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 ........................................ 32

2. Pertumbuhan Penduduk Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015 ................................................ 35

3. Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga Dan Jenis Kelamin

Dirinci Perdusun Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 ......................................................... 35

4. Jumlah Penduduk Menurut Umur Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba ............................................................ 36

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba ......................................... 37

6. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba ......................................... 39

7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba ......................................... 40

8. Umur Responden Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba .............................................................................. 50

9. Pendidikan Responden Di Desa Palangisang kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba .............................................................................. 51

10. Pengalaman Bekerja Responden Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba ............................................................ 52

11. Jumlah Tanggungan Keluarga Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba ............................................................ 53

12. Tingkat Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen dan Pasca

Panen Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba ............................................................................................... 55

Page 12: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir .......................................................................................... 23

2. Wawancara Dengan Salah Satu Responden.............................................. 95

3. Bimbingan Perindividu Atau Pengawalan Langsung (Mandor) ............... 95

4. Proses Pengambilan Air Karet Yang Di Lakukan Peneliti (Ikut

Membantu Petani Mengumpulkan Air karet) ........................................... 96

5. Karyawan Mengumpulkan Air karet yang Sudah Di Sadap .................... 96

6. Proses Pengumpulan Air Karet Dan Memasukkan Kedalam Cergen

Untuk Di Bawa Ketangki Pengumpul ...................................................... 96

7. Proses Pengangkutan Air Karet DiTangki Pengumpul Yang Sudah

DiSediakan ............................................................................................... 97

8. Proses Pasca Panen Dengan Menghilangkan Tekstur yang Tercampur

Zat-Zat Di Dalam Air Karet Di Tempat Pengumpul Sebelum Di Bawa

KePabrik ................................................................................................. 97

9. Papan Nama Perusahaan Perkebunan PT. PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK ................................................................................... 97

10. Peta Lokasi Penelitian .............................................................................. 98

Page 13: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 61

2. Koesioner Penelitian ................................................................................. 62

3. Hasil koesioner ......................................................................................... 64

4. Identitas Responden (Nama Responden,Umur,Pengalaman Berusaha

Tani,Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan) Keterampilan

Karyawan Terhadap Proses Panen Dan Pasca Panen Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 . 94

5. Dokumentasi ............................................................................................. 95

6. Peta Desa Palangisang .............................................................................. 98

Page 14: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

1. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Indonesia merupakansuatu negara Agraris atauPertanian. DimanaIndonesia

sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian

dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam

pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai

wilayah Indonesia. Permasalahannya adalah berapa besar dampak perbaikan

terhadap petani dalam posisinya sebagai petani dalam perubahan sosial.

Arifin. (2004), mengungkapkan Negara-negara berkembang khususnya

Indonesia pembangunan pertanian tidak sesederhana yang diduga. Permasalahan

yang paling krusial adalah bahwa pasar dan politik sama-sama meminggirkan

(under- value) sektor pertanian dan sektor-sektor lain dengan basis Sumber Daya

Alam (rescurces-based). Kebijakan Ekonomi dan Strategi merupakan basis

ekonomi rakyat di pedesaan menguasai hajat hidup sebagian besar penduduk,

menyerap lebih separuh total tenaga kerja dan bahkan menjadi katub pengaman

pada krisis ekonomi Indonesia.

Sairin, dkk. (2002).Pertanian di Indonesia sedang berada di persimpangan

jalan. Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat Indonesia, Sektor

Pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. Salah satu

komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor adalah karet yang tetap

menjadi primadona ekspor.

Page 15: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

2

Damanhuri, (2006). Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan

yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas

manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti

ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal

karet. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan

dengan meningkatnya standar hidup manusia.

Indonesia sebagai produsen karet nomor satu di dunia akhir-akhir ini

terdesak oleh dua Negara tetangga : Malaysia dan Thailand. Peranan karet dan

barang karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil mengingat

Indonesia merupakan produsen karet urutan ke-2 terbesar di dunia dengan

produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2010 setelah Thailand (produksi sebesar

2,97 juta ton) dan negara yang memiliki luas lahan karet terbesar di dunia dengan

luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun 2010.Janudianto, dkk. (2013).

Tambunan. (2003)., Departemen Pertanian luas lahan karet di Indonesia

yang dimiliki Indonesia pada tahun 2010 mencapai 2,7 – 3,4 juta hektar. Ini

merupakan lahan karet yang terluas di dunia. Sayangnya perkebunan karet yang

luas tidak diimbangi dengan produktifitas yang memuaskan. Produktifitas lahan

karet di Indonesia rata-rata rendah dan mutu karet yang dihasilkan juga kurang

memuaskan. Bahkan di pasaran internasional karet Indonesia terkenal sebagai

karet bermutu rendah.

Soekartawi, (2008).Banyakperkebunan karet yang tersebar di berbagai

provinsi di Indonesia. Salah satunya di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten

Bulukumba. Bulukumba merupakan penghasil karet di Sulawesi Selatan dengan

Page 16: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

3

produksi karet pada tahun 2010 sebanyak 7.343 ton yang terdiri dari produksi

pertanian rakyat 1.250 ton dan produksi pertanian swasta 6.093 ton. Yang tersebar

di 19.900 ha, dimana luas lahan pertanian karet terdiri dari perkebunan rakyat

14.105 ha dan perkebunan swasta 5.975 ha.

Dalam penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa pertanian karet rakyat

dengan luas lahan 19.900 ha memproduksi karet lebih kecil dengan 1.250 ton

sedangkan pertanian karet swasta yang memiliki lahan yang lebih sedikit yaitu

5.975 ha tetapi dapat memproduksi karet yang lebih besar dengan 6.093 ton.

Maka terlihat masalah besar yang dihadapi oleh pertanian karet rakyat dalam hal

pengelolaan pertanian.

Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Bulukumba sudah membudaya dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Umumnya diusahakan oleh petani dalam skala

kecil (sempit) dengan sistem tradisional. Berbeda dengan yang diusahakan oleh

perusahaan pemerintah/swasta, dimana pengusahaannya dilakukan dalam skala

besar dengan sistem teknologi modern.

Walaupun pengembangan pertanian karet mengalami prospek yang cerah,

namun masih ditemukan beberapa masalah dalam proses pengelolaannya oleh

karyawan. Keberhasilan dari usaha perkebunan karet sangat ditentukan oleh

keterampilan yang dimiliki oleh karyawan dalam mengelola pertanian yang

diusahakannya. Pengelolaan usaha tani karet secara tepat dapat memberikan hasil

produksi yang tinggi dan tingkat keuntungan yang memadai. Misalnya bagaimana

karyawan menentukan sikap mereka dalam proses panen (penyadapan) dan

pascapanen karet mereka, penggunaan bibit unggul, pengelolahan tanah yang

Page 17: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

4

baik, pemupukan secara tepat waktu, jenis dan dosis, pemeliharaan secara intensif,

perlakuan pasca panen yang baik dan kegiatan-kegiatan lain yang menyangkut

upaya karyawan dalam mengelola usaha tani yang diusahakannya.

Berdasarkan keseluruhan masalah diatas maka penulis tertarik untuk

membahas dan mencoba melakukan penelitian dengan judul“Keterampilan

Karyawan Terhadap Proses Panen Dan PascaPanen Karet PT. PP. LONDON

SUMATRA INDONESIA, TBK. DiDesa Palangisang Kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba“.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penelitian

ini difokuskan pada “KeterampilanKaryawan Terhadap Proses PanenDan

PascaPanen Karet PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK.Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba”. Masalah penelitian

ini di rumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana keterampilankaryawan terhadap proses panendan pascapanen

karet PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa

PalangisangKecamatan UjungLoe. Kabupaten Bulukumba”

1.3 Tujuan Penelitiandan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian diatas adalah sebagai berikut:

“Untuk mengetahui keterampilankaryawan terhadap proses panendan

pascapanen karet PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba”.

Page 18: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

5

Adapun manfaat penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru atau

data ilmiah sebagai masukan kepada ilmu pengetahuan, khususnya dalam Ilmu

Pertanian.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan

penulis dan sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang

diperoleh di bangku kuliah.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam mengambil

langkah yang lebih efisien dalam hal menganalisis Keterampilan Karyawan

Terhadap Proses Panen Dan PascaPanen Karet.

Page 19: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Defenisi Keterampilan Karyawan

KeterampilanKaryawan, dimana saja dan kapan saja, pada hakikatnya

dipengaruhi oleh perilaku karyawan yang mengusahakan. Perilaku orang itu nyata

tergantung dari banyak faktor, di antaranya dari watak, suku dan kebangsaan,serta

tingkat kebudayaan bangsa dan masyarakatnya.Tohir. (1991).

Keterampilan karyawan tentang proses panen dan pascapanenkaret

umumnya dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman karyawan itu sendiri.

Taraf pendidikan karyawan yang rendah dapat menimbulkan beberapa implikasi

yang dapat mengurangi tingkat respon karyawan terhadap usaha untuk

mengembangkan pertanian. Semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan maka

tingkat respon karyawan terhadap sesuatu juga tinggi dan sebaliknya. Karyawan

yang baru mengusahakan karet memiliki keterampilan tentang penanganan

pengolahandalam mengusahakan karet, mereka menilai dari segi modal, karet

lebih kecil modalnya mulai dari persiapan tanam, pemeliharaan dan pada waktu

panen jika dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya.

Tohir. (1991). bahwa kehidupan perekonomian (termasuk pertanian) dalam

keterampilan karyawan itu ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya:

1) Lingkungan alam (Environment),

2) Warisan sosial (Social heritage), pandangan hidup, adat istiadat dan

lembaga-lembaga yang diwariskan oleh masa yang lampau,

3) Keturunan (Heridity),

Page 20: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

7

4) Hidup berkelompok atau bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan

dan pandangan mengenai ekonomi, bagaimana sifat dan akhlak jiwa dari

masyarakat.

Dalam pengelolaan usaha, istilah pengelolaan atau manajemen berasal dari

kata kelola, yang dapat diarahkan dalam bentuk kerja, pekerjaan, mengerjakan

(mengelola) yang secara bebas dapat di beri bentuk yang menyangkut suatu

proses kegiatan. Pola pengelolaan dalam perspektif antropologi ekonomi sendiri

dalam hal ini mengenai proses panen dan pasca panen karet rakyat itu tidak lepas

dari pada produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga pola tersebut suatu mata

rantai yang tidak dapat dipisahkan dikarenakan memiliki keterkaitan satu sama

lainnya.

Soekidjo. (2002). Keterampilan adalah sikap atau kemampuan dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu,

atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal yang ingin

diketahui.Perubahan yang terjadi didalam diri seseorang karena adanya proses

belajar dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya. Didalam

penyelenggaraan proses belajar mengajar ini, diperlukan adanya keterampilan

berupa segala sesuatu hal yang diketahui individu tentang sesuatu dan dapat

menciptakan gagasan baru atau pun keterampilan baru maupun merubah sikapnya

sehinggga dapat meningkatkan produktifitas hasil lateksnya. Karyawan

menggunakan sumber-sumber yang berbeda untuk mendapatkan pengetahuan dan

informasi yang mereka perlukan untuk mengelola usaha tani mereka.

Page 21: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

8

Dalam Suhardiyono. (2000). menyebutkan bahwa para ahli pendidikan

mengenal 3 sumber keterampilan yaitu:

1. Pendidikan Informal (pengalaman pribadi, karyawan lain dan keluarga),

2. Pendidikan Formal (lembaga pendidikan berjenjang),

3. Pendidikan Nonformal (penyuluhan pertanian).

1) Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang panjang, diperoleh dan

dikumpulkan oleh seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup

dan segala sesuatu yang diperoleh melalui rutinitas sehari-hari dan tidak terlepas

dari pengalaman pribadi yang pernah dialaminya dari kehidupannya didalam

masyarakat. Sumber informasi lain yang paling dekat dengan karyawan adalah

karyawanlain dan keluarga yang telah berhasil menerapkan teknologi dan

ataumemanfaatkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber informasi.

Selain karena kelebihan dalam informasi yang dipunyai karyawan lain dan

keluarga yang berhasil menjadi sumber informasi bagi karyawan lain karena

keakraban, kedekatan dan kesamaan cara pandang terhadap suatu masalah.

Karyawan percaya bahwa teknologi atau informasi yang dimanfaatkan oleh

karyawan lain dan keluarga yangtelah berhasil akan memberi manfaat kepada

dirinya.

2) Pendidikan formal adalah struktur dari suatu sistem pengajaran yang

kronologidan berjenjang lembaga pendidikan dari pra sekolah sampai dengan

perguruan tinggi. Di daerah pedesaan, pendidikan informal cakupannya kurang

tersedia dan sangat terbatas sehingga para pelajar harus pindah ke daerah lain

untukmelanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Page 22: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

9

3) Pendidikan nonformal seperti penyuluhan mempunyai peranan sangat besar

didaerah pedesaan karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk

meningkatkanstandar kehidupan dan produktifitas kegiatan usaha masyarakat

pedesaan. Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai pendidikan nonformal

yang ditujukan kepada karyawan dan keluarganya untuk mengubah perilaku

sikap, tindakan dan pengetahuan kearah yang lebih baik. Penyuluhan juga

merupakan penghubung atau saluran atau jembatan antara lembaga pendidikan

dengan karyawan atau sebaliknya dari karyawan kepada lembaga-lembaga

penelitian. Sebagai penghubung penyuluhan bertugas menyebarluaskan kepada

karyawan keterangan yang berguna, cara-cara praktis dan efisien dalam bidang

pertanian, dan mengumpulkan persoalan untuk dapat dipecahkan oleh penyuluhan

atau diteruskan kepada lembaga-lembaga penelitian. Beberapa lembaga yang

berkaitan dengan kegiatan pertanian antara lain: Badan Penyuluhan Pertanian

(BPP), Dinas, BPTP, dan Koperasi/Asosiasi. Entang. (2012).

Berdasarkan uraian tersebut keterampilan karyawantentang pertanian yang

dimaksud adalah cara yang ditempuh karyawan untuk meningkatkan keterampilan

karyawan tentang pertanian karet yang bersumber dari pengalaman pribadi,

karyawan lain dan keluarga, lembaga pendidikan atau penyuluhan pertanian.

Page 23: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

10

2. 2Tanaman Karet

Tanaman karet (Havea brasiliensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini

merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman

karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti: Amerika

Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga

menghasilkan getah. Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman

Castillaelastica (familymoraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang

dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan

banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan

satu-satunya tanaman yang dikebunkan secarabesar-besaran. Setiawan,dkk.(2005).

Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk

tanaman karet adalah pada zona antara 15°LS dan 15°LU, curah hujan yang cocok

tidak kurang dari 2000 mm. Optimal 2500-4000 mm/ tahun. Tanaman karet

tumbuh optimal pada dataran rendah yaitu pada ketinggian 200 m dpl sampai 600

m dpl, dengan suhu 25°-30°C.Setyamidjaja. (2008).

Tanaman karet termasuk famili Euphorbiare atau tanaman getah-getahan.

Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman

yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar

apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman

ini digolongkan ke dalam tanaman industry. Syamsulbahri.(1996).

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun

vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah

secara vegetatifyaitu dengan okulasi tanaman.Pemupukan tanaman karet produktif

Page 24: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

11

yang dilakukan dengan dosis yang tepat dan teratur dapat mempercepat pemulihan

bidang sadapan, memberi kenaikan produksi 10-20%, meningkatkan resistensi

tanaman terhadap gangguan hama penyakit dan tingkat produksi yang tinggi dapat

dipertahankan dalam jangka waktu lebih lama. Setyamidjaja.(2008).

Sedangkan penyiangan dalam budidaya karet bertujuan membebaskan

tanaman karet dari gangguan gulma yang tumbuh di lahan. Karenaya, kegiatan

penyiangan sebenarnya bisa dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan

gulma sudah mulai mengganggu perkembangan tanaman karet. Meskipun

demikian, umumnya penyiangan dilakukan 3 kali dalam setahun untuk

menghemat tenaga dan bea pajak. Setiawan, dkk. ( 2005).

Karet cukup baik dikembangkan di daerah lahan kering beriklim basah.

Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas

lainnya, yaitu: (1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta

masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2)

mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah

lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi

lahankritis, (3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang

mengusahakannya, dan (4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena

kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru

bagi karet Indonesia.Setiawan, dkk.(2005).

2. 3 Proses Panen

Page 25: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

12

Proses Panen merupakan suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang

telah cukup umur dan sudah saatnyauntuk disadap atau diambil hasilnya.Sadapan

setelah panen dikumpulkan segera agar lateksnya tidak mengalami

Prakoagulasi.Pada saatpanen kualitas harus maksimal, dengan penanganann yang

baik dapat dipertahankan untuk waktu yang lama sampai penanganan

pascapanen.Janudianto, dkk.(2013).

Pemungutan hasil tanaman karet disebut penyadapan karet. Pada tanaman

muda, penyadapan umumnya dimulai pada umur 5-6 tahun tergantung pada

kesuburan pertumbuhannya. Semakin bertambahumur tanaman semakin

meningkat produksi lateksnya.Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya

dapatdikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 28 tahun produksinya akan

menurun. Apabila sudah terjadi penurunan produksi lateks karena umur tua, maka

tanaman karet sudah waktunya untuk diremajakan. Syamsulbahri.(1996).

Proses panen (Penyadapan) merupakan salah satu kegiatan pokok dari

pengusahaan tanaman karet. Tujuannya adalah membuka pembuluh lateks pada

kulit pohon agar lateks cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang

bila takaran cairan lateks pada kulit berkurang. Kulit karet dengan tinggi 260 cm

dari permukaan tanah merupakan modal karyawan karet untuk memperoleh

pendapatan selama kurung waktu sekitar30 tahun. Oleh sebab itu,penyadapan

harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kulit tersebut. Jika terjadi

kesalahan dalam penyadapan maka produksi lateks akan berkurang. Untuk

memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu

agar diperoleh produksi yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan

Page 26: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

13

dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan tanaman.Penyadapan dilakukan

dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan

pisau sadap. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke

bawah. Melalui saluran irisan akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu

lateks akan mengental. Agung. (2010).

Sebatang pohon karet telah dapat dikatakan memenuhi syarat untuk disadap

bila pohon tersebut telah mencapai lilit batang 45 cm pada ketinggian 100 cm di

atas pertautan untuk tanaman yang berasal dari bibit okulasi atau pada ketinggian

100 cm dari permukaan tanah untuk tanaman asal biji.Sadapan dilakukan dengan

memotong kulit kayu dari kiri atas ke arah kananbawah dengan sudut kemiringan

30° dari horizontal. Pisau sadapan berbentuk V dengan demikian aliran lateks

akantertampung pada daerah dasarnya. Syamsulbahri.(1996).

Beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam proses panen (penyadapan)

adalah sebagai berikut:

1. Matang Sadap Pohon

Umur tanaman. Tanamankaret siap disadap pada umur sekitar 5 - 6 tahun.

Pengukuran lilit batang.Pohon karet dinyatakan matang sadap apabila lilit

batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada

ketinggian batang 100 cm dari pertautan okulasi untuk tanaman karet.

2. Persiapan Buka Sadap

Arah dan sudut kemiringan irisan sadap, Arah irisan sadap harus dari kiri

atas ke kanan bawah, tegak lurus terhadap pembuluh lateks. Sudut

kemiringan irisan yang paling baik berkisar antara 300 – 400 terhadap

Page 27: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

14

bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap

atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 450.

Panjang irisan sadap, Panjang irisan sadap adalah 1/2s (irisan miring

sepanjang ½ spiral atau lingkaran batang).

Letak bidang sadap, Bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama

dengan arah pergerakan penyadap waktu menyadap.

Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah

dan pertumbuhan tanaman, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen

penyadapan. Apabila kedua kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka tanaman karet

pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang

sadap apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah

telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi

kriteria tersebut, maka arealpertanamansudah siap dipanen.

3. Tinggi Bukaan Sadap

Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping

system, DTS) maupun sistem sadap keatas (Upward tapping system,UTS) adalah

130 cm diukur dari permukaan tanah.

4. Pemasangan Talang dan Mangkuk Sadap

Talang sadap terbuat dari seng selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 8 cm.

Talang sadap dipasang pada jarak 5 cm – 10 cm dari ujung irisan sadap bagian

bawah. Mangkuk sadap umumnya terbuat dari plastik, tanah liat atau aluminium.

Mangkuk sadap dipasang pada jarak 5-20 cm di bawah talang sadap. Mangkuk

sadapdiletakkan di atascincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin padapohon.

Page 28: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

15

5. Pelaksanaan Penyadapan

1. Kedalaman irisan sadap

Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25 – 30 tahun. Kedalaman

irisan sadap dianjurkan berkisar 1-1,5 mm dari kambium.

2. Ketebalan irisan sadap

Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar antara 1,5 mm – 2

mmsetiap penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan selama kurang lebih 25

– 30 tahun.

3. Frekuensi penyadapan

Frekuensi penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalam jangka

waktu tertentu. Dengan panjang irisan ½ spiral, frekuensi penyadapan adalah 1

kali dalam 3 hari penyadapan.

4. Waktu penyadapan

Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam 05.00 –

07.30 Pagi.

6. Waktu Bukaan Sadap

Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (permulaan musim

hujan (Juni), permulaan masa intensifikasi sadapan (bulanOktober). Oleh karena

itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung

disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.

7. Kemiringan Irisan Sadap

Page 29: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

16

Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan

sadapan sebesar 400 dari garis horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar

sudut irisan akan semakin mengecil hingga 300 bila mendekati (pertautan bekas

okulasi). Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.

2. 4 PascaPanen

Dalam bidang pertanian istilah pascapanen diartikan sebagai tindakan atau

perlakuan dari mulai panen sampai dapat dikemas “segar” atau untuk persiapan

pengolahan berikutnya. Natawidjaja. (2011).

Pada perkebunan karetsudah menghasilkan getah pada umur 4–6 tahun,

sedangkan karet lokal pada 8–10 tahun, tergantung pada perawatan kebun.

Pemanenan karet atau penyadapan dilakukan bila batang karet telah memiliki

lingkar batang minimal 45 cm pada ketinggian 100 cm dari atas permukaan tanah.

Penyadapan sebaiknya dilakukan ketika 60% dari pohon- pohon karet yang

ditanam sudah memiliki lingkar tersebut. Setelah penyadapan, getah atau lateks

yang terkumpul diproses menjadi lembaran karet yang disebut slab.Pengolahan ini

dilakukan dengan mencampur getah cair dengan asam format/semut.

Setyamidjaja.(2008).

Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau

penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.

Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil

tanaman kekondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama

(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk

Page 30: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

17

penggunaan lain. Kedalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan

industri.

Alat dan mesin yang dipergunakan untukpascapanen karet harusmemenuhi

persyaratan minimum yang telah ditetapkan, dan telah teruji kinerjanya oleh Balai

Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian, Kementerian Pertanian. Selain itu, alat

dan mesin harus memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomis.

Persyaratan peralatan dan mesin yang digunakan dalamPascaPanen karet

yakni:

1. Permukaan yang berhubungan dengan bahan yang diproses tidak boleh

berkarat dan tidak mudah mengelupas.

2. Mudah dibersihkan dan dikontrol.

3. Tidak mencemari hasil seperti unsur atau fragmen logam yang lepas,

minyak pelumas, bahan bakar, tidak bereaksi dengan produk, jasad renik

dan lain-lain.

4. Mudah dikenakan tindakan sanitasi.

5. Spesifikasi alat pascapanen karet.

Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa

persyaratan teknis yang harus diikuti yaitu :

a. Tidak ditambahkan bahan-bahan non-karet,

b. Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat,

c. Segera diproses dalam keadaan segar,

Page 31: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

18

d. Slab yang dihasilkan banyak yang dicampur dengan bahan lain seperti

tanah, kayu, karet vulkanisat dan lain-lain yang sangat merusak mutu getah

lateks.

e. Disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dan tidak direndam.

Hal penting dalam melakukan penanganan dari lateks kebun adalah dengan

menghindari Prakoagulasi. Proses Prakoagulasi ini dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti aktivitas mikroorganisme, aktivitas enzim, iklim (Misal: Hujan,

Suhu tinggi), Budidaya atau keadaan tanaman (Tanaman muda, Tanaman tua/

sakit), Jenis klon, Pengangkutan (Suhu tinggi dan Genangan), Kontaminan

kotoran dari luar,misalnya (Logam atau garam). Terjadinya proses prakoagulasi

dapat menyebabkan kerugian dan penurunan mutu dari lateks karet. Sehingga

proses prakoagulasi harus dicegah dan dihindarai.Carauntuk

menghindariprakoagulasi adalah sebagai berikut:

a. Alat-alat sadap dan alat angkut harus senantiasa bersih dan tahan karat,

b. Lateks harus segera diangkut ketempat pengolahan tanpa banyak

goncangan,

c. Lateks tidak boleh terkena sinar matahari langsung . Selain hal tersebut juga

dapat digunakan anti koagulan.

Pengangkutan hasil panen, Setelah lateks hasil sadapan terkumpul

seluruhnya, selanjutnya lateks dari tangki penerimaan/pengumpulan yang berada

di lokasi tempat pengumpulan hasil di kebun, kemudian diangkut dengan tangki

pengangkut ke pabrik. Tangki pengangkut adayang ditarik dengan traktor, dan ada

pula yangterpasang pada truk-truk tangki. Dalam pengangkutan lateks

Page 32: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

19

kepabrikharus dijaga agar lateks tidak terlalu tergoncang dan terlalu kepanasan

karena dapat berakibat terjadinya prakoagulasididalam tangki. Dalam keadaan

tertentu,lateks dalam tangki tersebutperlu diberi obat anti koagulan.

Sarana angkutan yang digunakan untuk pengangkutan lateks dari kebun ke

pabrik adalah truk tangki dengan kapasitas biasanya antara 2.000 sampai 3.000

liter. Tangki dibuat dari bahan alumunium dan dirancang sedemikian rupa

sehingga mudah dipasang dan dilepas dari alat penarik (truk/taktor) dan dengan

mudah dibersihkan. Jumlahtruk yang diperlukan tergantung dari tingkat produksi

lateks yangdihasilkanperhari. Sedapat mungkin harus diusahakan semua lateks

dapat diangkut ke pabrik pusat agar dapat dilakukan pencampuran lateks dari

semua bagian kebun dalam satu atau beberapa bakpencampur di pabrik, sehingga

dapat diharapkan hasil yang seragam. Jikakeadaan tempat memaksa untuk

dilakukan koagulasi di kebun,jumlah lateks yang dikoagulasi sedapat mungkin

harus dibatasi. Prasarana jalan yang digunakan untuk pengangkutan lateks dari

kebun harus cukup baik. Hal ini untuk menghindari terjadinya goncangan-

goncangan selama pengangkutan yang dapat meningkatkan proses prakoagulasi.

Oleh karena itu TPH biasanya diletakkan/berada di pinggir- pinggir jalan

produksi. Winarno, F. G. (2008).

Belum berkembangannya penanganan pascapanen seperti yang diharapkan

disebabkan antara lain karena :

1. Kemampuan atau keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam kegiatan

penanganan pascapanen masih terbatas,

2. Kelembagaan pascapanen yang belum berkembang,

Page 33: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

20

3. Waktu pelaksanaan panen yang kurang tepat dan terbatasnya sarana

pascapanen,

4. Sarana pascapanen yang tersedia di tingkat petani belum dimanfaatkan

secara optimal,

5. Penempatan dan penggunaan sarana pascapanen yang tidak tepat,

6. Belum mantapnya kemitraan usaha antara karyawan dan industri

(perusahaan).

Pascapanen perkebunan tanaman karet pada umumnya disebabkan oleh cara

dan waktu panen yang belum tepat. Disamping itu kendala jarak antar kebun dan

pabrik pengolahan menyebabkan kerusakan atau penurunan hasil.Teknologi

pascapanen telah tersedia dan telah disosialisasikan kepada karyawan dan

berbagai upaya telah dilakukan agar karyawan mampu menerapkan teknologi

pascapanen untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik melalui pelatihan,

bimbingan teknis, maupun pengawalan. Secara teknis karyawan telah mampu

menerapkan teknologi tersebut, akan tetapi dilakukan secara individu bukan

secara kelompok. Jahidin. (2007).

Kegiatan pascapanen tanaman perkebunan karet di tingkat karyawan

umumnya masih dilakukan secara sederhana. Sebagai contoh, pengolahan bahan

olah karet (bokar). Mutu bahan olah karet (bokar) sangat menentukan daya saing

karet alam Indonesia dipasar International. Dengan mutu bokar yang baik akan

terjamin permintaan pasar jangka panjang. Mutu bokar yang baik dicerminkan

oleh Kadar Kering Karet dan tingkat kebersihan yang tinggi. Upaya perbaikan

mutu bokar harus dimulai sejak penanganan lateks di kebun sampai dengan tahap

Page 34: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

21

pengolahan akhir. Untuk saat ini mutu bahan olah karet masih tergolong rendah.

Dafik. (2012).

Kedepan diharapkan secara bertahap mutu hasil olah tanaman karet dapat

ditingkatkan melalui penerapan pascapanen yang baik sehingga dapat menekan

kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan, mempertahankan

kesegaran, meningkatkan daya guna, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan

efisiensi penggunaan sumber daya dan sarana, meningkatkan daya saing, serta

memberikan keuntungan yang optimum.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, beberapa kebijakan dari

pemerintah yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan kepada (petugas aparat dinas, penyuluh, pendamping

kelompok karyawan) sehingga mampu melakukan bimbingan kepada

karyawan,

2. Memberikan bimbingan dan pembinaan secara terus menerus kepada

karyawan tentang teknologi dan sarana pascapanen,

3. Melakukan pengawalan langsung kepada karyawan dalam penerapan

pascapanen yang baik dan benar,

4. Memperkuat kelembagaan karyawan melalui penumbuhan peran

karyawansebagai wadah berkumpulnya kelompok karyawansehingga

memperkuat posisi penawaran karyawan terhadap perusahaan perkebunan,

mempermudah dalam melakukan pembinaan, mempermudah dalam

pemasaran produk dan memenuhi kuota permintaan pembeli,

5. Memberikan bantuan peralatan pascapanen kepada karyawan,

Page 35: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

22

6. Memberikan bantuan modal kerja kepada karyawan yang baik untuk dana

operasional maupun untuk penguatan modal pembelian bahan baku,

7. Menyiapkan pedoman pelatihan,

8. Menjalin kerjasama kemitraan dengan pembeli/eksportir.

Dengan adanya kemitraan ini berarti sudah tersedia pembeli tetap sehingga

tidak perlu lagi mencapai pasar. Island. (2010).

2. 5Kerangka Pikir

Kerangka pikir KeterampilanKaryawan Terhadap Proses Panen dan

PascapanenKaret PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK.Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba merupakan perusahaan

perkebunan karet yang mengandalkan karyawan dalam menghasilkan karet yang

berkualitas baik. Tujuan utama perkebunan karet adalah meningkatkan hasil karet

yang berkualitas baik, dan meningkatkan keterampilan karyawan guna produksi

karet dapat meningkat hasil mutunya.

Keterampilan karyawanyang merupakan pengetahuan dan keterampilan

dalam proses panen (penyadapan) karet yang baik, sedangkan pascapanen

menunjukkan bahwa karyawan juga dipengaruhi teknis yang harus diperhatikan

dan telah mampu menerapkan teknologi dan fasilitas yang diberikan dan

bimbingan kepada karyawan akan tetapi dilakukan secara individu bukan secara

kelompok, para karyawan telah mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang

luas tentang cara penyadapan karet (proses panen) sampai pascapanen pengolahan

karet kedepannya.

Page 36: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

23

Keterampilan KaryawanTerhadap Proses Panen danPascapanen Karet ini

akan dianalisis menggunakan analisis data kualitatif. Dari analisis ini dapat

diketahui melalui keterampilan yang dimiliki karyawan dalam proses

panen(penyadapan) dan pascapanen tanaman karet.Keterampilan karyawandapat

menggunakan sikap atau kemampuan dan keterampilan dalam Proses Panen dan

Pascapanen didalam prakteknya.

Adapun kerangka pikirKeterampilankaryawan terhadap Proses Panen dan

PascaPanen karet PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. DiDesa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumbadapat dilihat

sebagaiberikut :

KERANGKA PIKIR

Gambar. 1. Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen dan

PascaPanen Karet PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA,

TBK.Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba.

Keterampilan Karyawan

Panen

Pasca Panen

Teknik dan Penerapan Kerja

Page 37: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. PPLONDON SUMATRAINDONESIA,

TBK. Bulukumba yang dijadikan sebagai objek penelitian. Lokasi penelitian

berada di desa Palangisang, Kecamatan Ujungloe. Kabupaten Bulukumba.Waktu

Penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Desember sampai bulan Januari tahun 2015-2016. Penulis memilih lokasi ini

karena beberapa pertimbangan yaitu:

1. Daerah ini merupakan daerah penghasil karet, dan pertanian karet rakyat

sangat dominan di desa ini. Dimana sebagian besar kebutuhanmasyarakatnya

disandarkan pada sektorpertanian ini.

2. Lokasi ini mudah dijangkau sehingga dapat memperoleh informasi

mengenaiyang dibahas dalam penelitian nantinya.

3. Merupakan daerah kelahiran penulis jadi secara umum penulis sangat akrab

dengan kondisi lingkungan sosial budayanya yang memungkinkan untuk studi

mendalam dan perolehan data atau informasi akurat.

3. 2 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dilakukan dengan cara sensus, yaitupengumpulan

data dimana setiaprespondendari populasi diteliti. Jadidilakukan

pencacahanlengkap. Sugiyono. (2011). Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe kabupaten Bulukumbayang memegang dibagian perkebunan di

Palangisangterdapat 1 mandor yang membawahi 32 orang karyawan, yang

Page 38: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

25

diambil sampel hanya jumlahnya 20 orang. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah 20 orang.

3. 3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

responden melalui daftar pertanyaan yang di ajukan pada responden guna

memperoleh data tanggapan responden tentang keterampilan karyawanterhadap

proses panen dan pascapanenkaret baik berkaitan dengan faktor internal (kekuatan

dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman).

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa

Instansi seperti Arsip/dokumen Desa Palangisang, Arsip/data dari data perusahaan

PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Dan pendukung lainnya yang

mempunyai relevansi dengan penelitian.

Data sekunder diperoleh dari Pemerintah Desa Palangisangdalam hal ini

berupa Arsip/Dokumen Desa Palangisang, Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba.Sementara Data primer diperoleh melalui observasi kelapangan

langsung dari responden melalui alat bantu berupa pertanyaan ataupun

menggunakan koesioner.

Page 39: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

26

3. 4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian,Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipan yang bertujuan untuk menjaring perilaku individu yang terjadi dalam

kenyataan sebenarnya. Observasi ini juga untuk mendiskripsikan kehidupan sosial

yang sebenarnya. Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah mengamati

kondisi dan keadaan informan yang menjadi objek penelitian.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan pimpinan

perusahaan, beberapa staf atau mandoryang langsung menangani bidang

ketenagakerjaan (karyawan) perusahaan perkebunan dan karyawan karet yang

dimintai keterangan langsung.Wawancara dilakukan pada informan yang dipilih

dan dianggap dapat memberikan informasi tentang masalah penelitian.

Untukmelakukan wawancara terlebih dahulu dipersiapkan pedomanwawancara

dan koesioner pertanyaan namun pada situasi tertentu, wawancara dapat dilakukan

secara spontan, seperti dalam pembicaraan sehari-hari tetapi tetap terfokus pada

masalah penelitian.

Page 40: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

27

c. Koesioner

Pengumpulan data denganmenggunakan daftar pertanyaan kepada

responden yang letaknya tersebar.Daftarpernyataan ini ditanyakan langsung pada

responden yang bersangkutan.

d. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara melihat catatan atau arsip-arsip yang ada

didaerah penelitian yang bersangkutan atau melalui dokumentasi visual berupa

gambar, foto dan lain sebagainya.

3. 5Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis data kualitatif.Sugiyono. (2011).Data Kualitatif adalah metode

penelitian yang lebih difokuskan pada pemahaman fenomena-fenomena sosial dan

perspektif partisipan dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap

daripada merinci menjadi variabel yang saling terkait. Tujuan data kualitatif untuk

memperoleh pemahaman makna, mengembangkan teori dan menggambarkan

realita yang kompleks. Data yang dihasilkan yaitu data yang bersifat deskriptif

berupa gambaran, kata-kata tertulis atau suatu kalimat yang berbentuk paragraf

dan membuat pertanyaan dalam bentuk koesioner dalam memperoleh data.

Page 41: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

28

3. 6Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru terhadap variable yang

digunakan dalam penelitian ini, perlu diberi batasan defenisi operasional sebagai

berikut :

1. Karyawan Karet adalah sekumpulan orang yang beradadi Desa Palangisang,

Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dengan profesi atau pekerjaan

sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dengan mengandalkan

hidup pada kebun karet atau seseorang yang mengusahakan tanaman karet dengan

harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

2. Keterampilan Karyawankaret adalah perubahan yang terjadi didalam diri

seseorang karena adanya proses belajar dapat berupa pengetahuan, keterampilan

maupun sikapnya. Didalam penyelenggaraan proses belajar mengajar ini,

diperlukan pengetahuan atau keterampilan berupa segala sesuatu hal yang

diketahui individu tentang sesuatu dan dapat menciptakan gagasan baru ataupun

keterampilan baru maupun merubah sikapnya sehingga dapat meningkatkan

produktifitas usahanya.

3. Tanaman karet merupakan Tanaman termasuk famili Euphorbiare atau

tanaman getah-getahan. Dinamakan demikiankarena golongan famili ini

mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah

tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai.

Page 42: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

29

4. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang di miliki oleh petani

karet yang masuk keperusahaan PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA,

TBK. Bulukumba dari tingkat pendidikan SD,SMP,SMA, Dan ,S1.

5. Proses Panen merupakan suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang

telah cukup umur dan sudah saatnya untuk dipetik hasilnya. Proses panen

(penyadapan) yaitu salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet.

Penyadapan dilaksanakan dikebun produksi dengan menyayat atau mengiris kulit

batang dengan cara tertentu dengan maksud untuk memperoleh lateks atau getah

karet.

6. Pascapanen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang

diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai persiapan pengolahan

berikutnya.

Page 43: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4. 1.1 Letak Desa

Letak Desa Palangisangberada diWilayah Pemerintahan Kecamatan

Ujungloe Kabupaten Bulukumba. Areal perkebunan dan pabrik karet yang berada

di Palangisang Kecamatan Ujung Loeadalah seluas 3.436,61 ha dengan luas areal

tanam + 2.790,85 Ha. Sedangkan Luas Areal Pabrik Pengolahan Karet + 0,97

Ha.Desa Palangisangberjarak keibukota kecamatan 17 km, jarak ke ibukota

kabupaten 37 km, jarak ke ibukota provinsi 258 km. Dengan luas wilayah desa

11,10M2, yang terdiri dari 6 Dusun yaitu, Dusun Allu, Dusun Majjarum, Dusun

Palangisang, Dusun Balleanging, Dusun Tamatto,dan Dusun Kolu.Denganbatas-

batas wilayah sebagai berikut :

- Utara : Desa Tamapalalo

- Timur : Desa Swatani

- Selatan : Desa Banri

- Barat : Desa Tamatto

4. 1.2Administrasi Desa

Secara adminitrasi Desa Palangisang terdiri dari 6 Wilayah Dusun yaitu:

1. Dusun Allu

2. Dusun Majjarum

3. Dusun Balleanging

4. Dusun Tamatto

5. Dusun Kolu

6. Dusun Palangisang.

Page 44: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

31

Pada dasarnya Administrasi Desa adalah semua proses kegiatan yang

dilaksanakan oleh seseorang atau lebih guna mencapai suatu tujuan yang

diinginkan, sehingga dengan demikian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

saling berhubungan satu sama lain dan tak dapat dipisahkan terutama adalah hal

pencapaian tujuan yang ingin dicapai oleh desa sehingga mampu menggerakkan

masyarakat dalam berpartisipasi baik melalui perencanaan maupun dalam

pelaksanaan pembangunan sehingga tercipta Kemandirian dan Pemberdayaan

Masyarakat.

Administrasi Pemerintah Desa Meliputi:

1. Administrasi Umum yang meliputi kegiatan pencatatan data mengenai

Kegiatan Pemerintah Desa terdiri dari Buku Tamu, Buku Agenda, Buku

Inventaris dan Barang Desa, Buku Notulen Rapat;

2. Administrasi dan Data Penduduk yang meliputi Kegiatan pencatatan data

penduduk Lahir, Mati,Pindah dan datang dalam buku administrasi

penduduk;

3. Administrasi Keuangan Desa meliputi Kegiatan pencatatan data Mengenai

Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa dalam bentuk Buku Kas

Harian, Buku Kas, Buku Anggaran Belanja dan Keuangan Desa.

Dari ketiga jenis Administrasi Desa ini PemerintahDesa belum dapat

menjalankannya secara maksimal dikarenakan belumtersedianya sumber daya

manusia yang profesional dalam pengelolaan administrasi Pemerintah Desa.

Page 45: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

32

4. 1.3Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Desa Palangisang memiliki luas 11,10 M2, yang dipergunakan untuk

berbagai peruntukan. Adapun penggunaan lahan pada daerah ini sebagaimana

yang terlihat pada tabel 1:

Tabel1.Luas Wilayah Penggunaan Lahan Di Desa Palangisang Tahun2015

No Jenis Penggunaan Luas Ha/𝐌𝟐

1. Pemukiman 132,25 Ha/M2

2 Persawahan 106,50 Ha/M2

3 Perkebunan 1.0861,75 Ha/M2

4 Pekuburan - Ha/M2

4 Pekarangan - Ha/M2

5 Taman - Ha/M2

6 Perkantoran 0,10 Ha/M2

7 Luas prasarana umum lainnya 3,50 Ha/M2

Jumlah 11,100 Ha/M2

Sumber : Data Profil Desa Palangisang 2015

Dari tabel 1. dilihat bahwa lahan terluas adalah perkebunan, yaitu seluas

1.0861,75 Ha/M2 terdiri dari perkebunan karet, coklat (kakao), cengkeh, maupun

perkebunan lainnya, sedangkan luas lahan terkecil dipergunakan untuk

perkantoran desa. Yaitu seluas 0,10 Ha/ M2 . Sedangkan persawahan dengan

luas106,50 Ha/ M2 digunakan untuk pertanian padi sawah sebagai usaha

sampingan dari kebun karet, yang mereka usahakan untuk memenuhi kebutuhan

pangan mereka sendiri.

Melihat wilayah Desa Palangisang terdiri dari daerah bergelombang. Daerah

bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut

meliputi bagian Dusun Balleanging, Dusun Tamatto, dan DusunMajjarum.

Page 46: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

33

Jenis tanah di Desa Palangisang termasuk dalam tanah regosol dan

mediteran. Tanah dengan jenis ini sangat cocok untuk sektor pertanian dan

perkebunan.

4. 1.4Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Desa Palangisangcocok untuk pertanian karet, didesa ini dikenal

dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan di mulai pada

bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau dimulai

pada bulan April hingga September. Dengan curah hujan di atas 2000 mm/tahun.

Desa Palangisang mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82°C –

27,68°C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan

tanaman perkebunan. Klasifikasi iklim di Desa Palangisang termasuk iklim

lembab atau agak basah.

Sebagai sumber daya pengembangan, subsektor perkebunan memiliki peran

yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi, dan sosial. Pada aspek

ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan

daerah, yang berimplikasi pada aspek sosial (social security). Adapun pada aspek

ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan

hidup yang juga berdampak pada aspek sosial pembangunan (social change).

Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis

merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini,

diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi

seperti karet, kakao, kopi, kelapa, cengkeh, dan merica masih sangat diandalkan

sebagai komoditas unggulan di Desa Palangisang.

Page 47: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

34

4. 1.5 Hidrologi dan Tata Guna Air

Sementara itu petani dalam mengaliri air kesawahnya masih mengandalkan

air hujan karena irigasi yang belum ada sehingga dalam proses pengolahan lahan

sangat kesulitan.

Ketersediaan Sumber Air bersih di Desa Palangisangcukup baik, ini

disebabkan banyaknya sumur yang airnya banyak yang dimiliki setiap rumah

apalagi perumahan yang disediakan oleh Perusahaan Lonsum. Hal ini dapat

dilihat dari sarana air bersih yaitu, Sumur Gali, Sumur Pompa tangan,Perpipaan

Swadaya,Perpipaan PDAM, MCK.

4. 2 Kondisi Demografis

4. 2.1Pertumbuhan Penduduk

Di Desa Palangisang pada tahun 2014 penduduk berjumlah 1.970 jiwa

dengan jumlah penduduk laki-laki 987 jiwa dan perempuan 1.086 jiwa. Pada

tahun 2015 jumlah penduduk di Desa Palangisang yaitu 2.073 jiwa yang terdiri

dari laki-laki sebesar 987 jiwa dan perempuan sebesar 1.086 jiwa. Apabila dirata-

ratakan maka laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,03% per tahun. Jumlah

penduduk tersebut terbagi dalam 624 kepala keluarga. DesaPalangisang

merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 309 jiwa sedangkan

yang terkecil adalah DusunMajjarum 261 jiwa.

Perkembangan penduduk di Desa Palangisang tahun 2014-2015 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 48: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

35

Tabel 2.Pertumbuhan Penduduk Di Desa PalangisangTahun 2014-2015

Tahun

Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Jumlah penduduk tahun 2015 987 jiwa 1.086 jiwa 2.073 jiwa

Jumlah penduduk tahun 2014 915 jiwa 1.055 jiwa 1.970 jiwa

Persentase perkembangan 0,72% 0,31% 1,03%

Sumber :Data Profil Desa Palangisang 2015

Data mengenai jumlah penduduk menurutkepala keluarga, dan jenis kelamin

dirinci perdusun di Desa palangisang tahun 2015 dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga, Dan Jenis Kelamin Dirinci

Perdusun Di Desa Palangisang Tahun 2015

No. Dusun Kepala

Keluarga Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Allu 77 148 186 334

2 Majjarum 66 120 141 261

3 Balleanging 76 164 145 309

4 Tamatto 65 143 136 279

5 Kolu 78 186 121 307

6 Palangisang 138 273 300 573

Sumber : Data Profil Desa Palangisang 2015

Pada tabel 3 diatas dapat dilihat, Desa Palangisang memiliki jumlah

penduduk sebesar 2.073 jiwa, jumlah laki-laki 987 jiwa dan perempuan 1.086

jiwa. Jumlah penduduk terbesar adalah Dusun Palangisang dengan jumlah

penduduk sebesar 573 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 273 jiwa

sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 300 jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk terkecil adalah Dusun Majjarum dengan jumlah penduduk sebesar

261jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 120 jiwa dan penduduk perempuan

sebesar 131 jiwa.

Page 49: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

36

4. 2 2Keadaan Penduduk Menurut Umur

Jumlah penduduk di Desa Palangisang dapat dikelompokkan menurut

kelompok umur. Jumlah penduduk Desa Palangisang menurut kelompok umur

dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 4.Jumlah Penduduk Menurut Umur Di Desa Palangisang Tahun 2015

Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

0 – 14 4.11 19,82

15 – 64 1.626 78,43

≥65 36 1,73

Jumlah 2.073 100

Sumber: Data profil Desa Palangisang

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat digunakan untuk

menghitung Angka BebanTanggungan(ABT). Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat

besarnya jumlah penduduk di Desa Palangisang Kabupaten Bulukumba tergolong

dalam usia produktif (15-64 tahun) adalah sebesar 1.626 (78,43 persen) dari

keseluruhan jumlah penduduk. Penduduk yang tergolong dalam usia non-

produktif (0-14 tahun dan ≥ 65 tahun) adalah sebesar 4.11 jiwa atau 19,82 persen

dan36 jiwa (1,73) dengan jumlah keseluruhan 4.47 jiwa (21.55 persen).

Berdasarkan data jumlah penduduk usiaproduktif dan non-produktif dapat

dihitung ABTnya yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia non-produktif

dengan jumlah penduduk usia produktif, dengan rumus sebagai berikut:

𝐴𝐵𝑇 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎𝑛𝑜𝑛𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑥 100

=4.47

1.626𝑥 100

Page 50: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

37

= 27,49.

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai ABT sebesar 27,49 artinya setiap

100 orang penduduk berusia produktif menanggung 27 penduduk yang tidak

produktif. ABT diDesa PalangisangKabupaten Bulukumba termasuk rendah. ABT

dikatakan tinggi apabila ABT lebih dari atau sama dengan 50, sedangkan ABT

dikatakan rendah jika kurang dari 50.Tingginya ABT merupakan faktor

penghambat pembangunan ekonomi, karena sebagian dari pendapatan yang

diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan mereka yang belum produktif atau sudah tidak produktif.Mantra

(2003),

4. 2.3Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Desa Palangisang yaitu 2.073 jiwa,yang terdiri dari

laki-laki sebesar 987 jiwa danperempuan sebesar 1086 jiwa. Adapun jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Palangisang dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel5.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Palangisang Tahun

2015

Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Laki-laki 9.87 47.61

Perempuan 1.086 52.38

Jumlah 2.073 100

Sumber: Data profil Desa Palangisang

Berdasarkan angka tersebut maka dapat dihitung sex ratio di Desa

Palangisang adalah:

Sex Ratio =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛𝑥 100

Page 51: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

38

=9.87

1.086𝑥 100 = 90,88

Hal ini berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 91 orang

penduduklaki-laki. Dalam hal ini maka jumlah perempuan memang lebih banyak

dibandingkanlaki-laki. Perbandingan tersebut akan berdampak pada ketersediaan

tenaga kerja laki-laki terutama tenaga kerja dibidang pertanian.Pembagian

pekerjaan dalam bidang pertanian lebih banyak dikerjakan oleh laki-laki karena

dianggap memiliki tenaga lebih besar. Peranperempuan juga penting karena

perempuan identik dengan ketelitian yang lebih baik dibanding laki-laki.

Apabila angka sex ratio jauh di bawah 100, dapat menimbulkan berbagai

masalah, karena ini berarti di wilayah tersebut kekurangan penduduk laki-laki

akibatnya antara lain kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan

pembangunan, atau masalah lain yang berhubungan dengan perkawinan. Hal ini

dapat terjadi apabila suatu daerah banyak penduduk laki-laki meninggalkan

daerah atau kematian banyak terjadi pada penduduk laki-laki. Mantra. (2003).

4. 2.4Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk dapat digunakan untuk melihat kemampuan

seseorang,misalnya saja dalam menyerap berbagai pengetahuan. Tingkat

pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap pola pikir dan cara bertindak.

Misalnya, kemampuan mengolah dan memanfaatkan hasil usahatani dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan dari karyawan itu sendiri. Keadaan penduduk menurut

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa

PalangisangKabupaten Bulukumba Tahun 2015

Page 52: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

39

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Belum Sekolah 25 1,2

Tidak Tamat SD 1.98 9,55

Sedang/Tamat SD 9.87 47,61

Sedang/Tamat SLTP 2.78 13,41

Sedang/Tamat SLTA 1.39 6,7

Sedang/Tamat(D1,D2,D3) 14 0,67

Sedang/Tamat(S1,S2,S3) 16 0,77

Buta Huruf 4.16 20

Jumlah 2.073 100

Sumber: Data profil Desa Palangisang

Berdasarkan data pada Tabel6. Dapatdiketahui bahwa penduduk yang

sedang/tamat SD sebanyak 47,61 persen, sedang/tamat SLTP 13,41 persen,

sedang/tamat SLTA 6,7 persen, sedang/tamat akademi 0,67 persen, dan

sedang/tamat perguruan tinggi (S1, S2, S3) 0,77 persen. Hal inimenunjukkan

penduduk telah menganggap penting arti pendidikan. Sebagian besar penduduk

Desa Palangisang telah mengenyam pendidikan, ini berarti tingkat pendidikan di

Desa Palangisang berada pada kondisi yang baik, meskipun terdapat 20 persen

penduduk yang buta huruf dan 9,55 persen penduduk yang tidak tamat sekolah.

Penduduk yang tidak tamat sekolah tersebut tetap termasuk dalam penduduk yang

telah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Banyaknya penduduk yang tidak

tamat sekolah ini disebabkan karena usia mereka telah lanjut, dimana dahulu

sekolah itu terbatas, kekurangan dana untuk bersekolah, dan kesadaran akan

pendidikan yang kurang.

4. 2. 5Mata Pencaharian Hidup

Page 53: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

40

Mata pencaharian penduduk di Desa Palangisang bersifat heterogen. Sektor

yang dominan di Desa ini adalah pertanian. Keadaan penduduk menurut mata

pencaharian di Desa Palangisang dapat dilihatpada Tabel 7.

Tabel 7.Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Palangisang Tahun

2015

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Petani 4.39 71,96

Pedagang 43 7

Pegawai Negeri Sipil 24 3,93

Pengrajin/IndustriKecil 15 2,45

Peternak 43 7

Buruh Bangunan 12 1,96

Pengusaha Besar/Sedang 34 5,57

Jumlah 610 100

Sumber: Data profil Desa Palangisang

Berdasarkan Tabel. 7. Dapatdiketahui bahwa penduduk diDesa Palangisang

memiliki beragam mata pencaharian. Mata pencaharian yang paling banyak

adalah sebagai petani yaitu sebanyak 4.39 orang (71,96 persen). Mata pencaharian

terbesar kedua yang dimiliki Penduduk Desa Palangisang yaitu mata pencaharian

di bidang perdagangan dan peternakan masing-masing sebanyak 43 orang (7

persen). Hal ini berarti mata pencaharian di bidang pertanian masih diminati dan

belum ditinggalkan demi memenuhi kebutuhan hidup.

4. 3. Kondisi Pertanian

Page 54: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

41

4. 3.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk.

Lonsum mengelola perkebunan karet, kopi, kakao dan teh di era sebelum perang

dunia. Dari tahun 50-an sampai 70-an, Lonsum memfokuskan pada tanaman karet

sebagai komoditas utama, yang selanjutnya memasuki pertengahan tahun 80-an

diversifikasi ke tanaman kelapa sawit mulai dilakukan yang menggantikan

tanaman karet sebagai komoditas utama pada pergantian abad terakhir ini.

Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum

kepada PT. Pan London Sumatra Plantation (PPLS), yang membawa Lonsum go

public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun

1996. Sejak itu, Lonsum terus mengembangkan bisnis perkebunannya di

Indonesia dengan mengandalkan pada kemampuan manajemen, kebun yang

produktif, lahan yang luas serta struktur biaya yang relatif kompetitif, dengan

fokus pada komoditas kelapa sawit, inti sawit dan karet. Saat ini, Lonsum

mengoperasikan 38 perkebunan di empat pulau di Indonesia: Sumatera, Jawa,

Kalimantan dan Sulawesi.

4. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions) and Research-Driven

Sustainable Agribusiness. “Menjadi Perusahaan Agribisnis Terkemuka yang

Berkelanjutan dalam hal Tanaman, Biaya, Lingkungan (3C) yang Berbasis

Penelitian dan Pengembangan”.

Page 55: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

42

Misi

To Add Value for Stakeholders in Agribusiness. “Menambah Nilai bagi

“Stakeholders” di Bidang Agribisnis”.

4. 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan, Tugas, dan Tanggung Jawab

Berikut adalah struktur organisasiperusahaan dan memilki tugas tersendiri

masing-masing bagian yang terdapat di dalam PT. PP London Sumatra Indonesia

Tbk. Yang berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam laporan di

bawah ini :

1. Board of Commisioner Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam

struktur organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Posisi ini

dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk/disahkan

oleh pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan

Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi pekerjaan Direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen, gedung dan kekayaan perusahaan.

c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan dengan

kepentingan perseroan.

d. Berhak memeriksa atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk

melakukan pemeriksaan.

e. Berhak meminta agar Presiden Direktur memanggil para Persero untuk

menyelenggarakan Rapat Luar Biasa.

f. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja

tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

Page 56: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

43

g. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan

menurut cara pandang yang baik.

2. President Director Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang

berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengusai

pekerjaan paradirektur. Presiden Direktur berkewajiban mempertanggung

jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan

kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden

Direktur adalah sebagai berikut:

a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam perusahaan.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan

dengan lancar.

c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang dibuat oleh

bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja perusahaan.

3. Director Research

a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari konsultasi perusahaan

selama kunjungan ke perusahaan.

b. Mengontrol produksi bibit sawit, karet, dan hasil pemeliharaan bibit unggul.

4. Director Production

a.Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang

produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun

kuantitas.

b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.

5. Director Accounts

Page 57: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

44

a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan

dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan uang yang tidak

tepat.

b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.

c. Bertanggung jawab terhadap pembukuan laporan keuangan.

d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus uang masuk

dan keluar.

6. Inspectorate

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan

b. Mengadakan percobaan-percobaan terhadap tanah, bibit dan lain-lain baik

untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

7. Estate Departement

a. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

b. Memperkirakan pengeluaran tahunan.

c. Menunjukkan hasil panen bulanan dan laporan hasil panen tengah bulan.

d. Mengatur peredaran uang tunai.

e. Membuat laporan rutin ke pemerintah.

f. Membuat perbandingan harga tiap bulan.

g. Mengurus penjualan bibit.

h. Mengatur pemakain modal.

i. Mengurus pembelian.

j. Menganalisa daun tanaman.

8. Bahlias Research Station

Page 58: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

45

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan

b. Meneliti dan mengadakan percobaan-percobaan terhadapan tanah, bibit, baik

untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

9. Seed production section, Bertugas khusus untuk memproduksi benih seperti

sawit, coklat dan karet baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

10. Tissue Cultur

a. Melakukan pengembangan bibit dan menggunakan kultur jaringan.

b. Melakukan penelitian atas bibit-bibit tersebut.

11. Management Departement

a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, training, kenaikan pangkat sampai

pada masalah pemberhentian maupun pensiun.

b. Mengurusi segala macam secretariat, pengaturan perjalanan tamu-tamu

perusahaan, tiket, akomodasi, dll.

c. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan hukum, agraria, perizinan, dan

keamanan.

d. Bertindak sebagai public relation perusahaan.

e. Mengawasi masalah umum di dalam perusahaan baik itu masalah karyawan,

staff maupun masyrakat yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

12. Training Section

a. Merencanakan training.

b. Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun

yang lama baik staff maupun karyawan.

Page 59: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

46

13. General and Home Affect, Menangani dan mengendalikan masalah,

problem, dan gangguan yang terjadi di rumah atau kediaman atau di mana

saja untuk para Dewan komisaris, Presiden Direktur dan Direktur.

14. Clinic Section, Menangani pengobatan para staff dan karyawan kantor di

klinik-klinik dan juga pelayanan yang diberikan oleh medis yang disediakan

perusahaan.

15. Draffing Section

a. Membuat gambar bangunan dan pabrik

b. Membuat peta-peta kebun Commodity Section.

c. Menerima pesanan konsumen terhadap hasil produksi yaitu kelapa sawit,

karet dan coklat.

d. Mengirimkan pesanan.

16. Estate Departement

a. Melakukan evaluasi terhadap tugas Inspector

b. Melakukan pengontrolan data perkebunan

c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan bidang tanaman.

d. Mengevaluasi cara kerja para pegawai dan staff yang meneliti tanaman.

17. Development Officer, Bertanggung jawab atas lahan yang akan

dipergunakan untuk penanaman bibit.

18. Personnel Section

a. Mendokumentasikan kartu dan berkas staff dan pegawai

b. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian staff, pegawai dan buruh.

c. Mengurus acara-acara keagamaan.

Page 60: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

47

d. Mempersiapkan dokumen dan izin yang diperlukan baik untuk karyawan

maupun pihak luar.

e. Memeriksa dan mengontrol rekening pengobatan pada klinik pada

perusahaan.

19. Public relation / security

a. Sebagai utusan / perwakilan perusahaan untuk menghadiri undangan baik

dari perusahaan ataupun relasi.

b. Mewakili perusahaan dalam pameran dan promosi yang dilakukan oleh

perusahaan.

c. Menangani masalah-masalah yang terjadi baik di kantor maupun di

perkebunan seperti demonstrasi dan sekaligus juga sebagai pihak yang

menggunakan situasi.

20. General Affairs Department, Berfungsi sebagai bagian umum yang tugasnya

untuk memberikan pelayana bagian umum seperti membuat surat-surat

dinas, surat perjalanan dinas, cuti pegawai, kesehatan, keagamaan, olahraga,

humas, serta bidang-bidang umum lainnya.

Berikut tanggung jawab perusahaan adalah WBCSD (World Business

Council for Suistanaible Development), menyebut tanggung jawab perusahaan

atau lebih dikenal dengan CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebagai

komitmen berkelanjutan bagi kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan

memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki

mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat

secara keseluruhan. Tantry. (2005).

Page 61: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

48

Disadari bahwa komunitas merupakan suatu pemangku kepentingan yang

berarti bagi bisnis Lonsum. Karena itu mereka yang tinggal di sekitar lingkungan

operasional Lonsum perlu mendapat perhatian dalam penentuan Kebijakan

Lingkungan Perusahaan dalam hal pengembangan program-program

kesejahteraan.Perseroan melanjutkan program-program pengembangan komunitas

dalam berbagai aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial,

layanan masyarakat, infrastruktur, dan bencana alam.

a. Pendidikan

Di tahun 2015, Lonsum memberikan 144 beasiswa bagi murid-murid SD,

SMP dan SMA di sekitar lingkungan perkebunan, termasuk memberikan buku-

buku dan sejumlah komputer. Perseroan juga melaksanakan rehabilitasi sepuluh

bangunan sekolah di Bulukumba dan Palangisang Estate. Sebuah program untuk

meningkatkan wawasan para guru TK dilaksanakan oleh Lonsum melalui

kerjasama dengan Indonesian Heritage Foundation Palangisang Estate Kabupaten

Bulukumba.

b. Kesehatan

Program pemeriksaan kesehatan untuk para ibu dan anak-anak

diselenggarakan di salah satu dari empat perkebunan kami di Bulukumba.

Program tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan ibu-ibu yang melahirkan dan

bayinya, pemeriksaan darah, USG, konsultasi kehamilan, dan pemberian susu dan

vitamin.

c. Kepedulian Sosial

Page 62: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

49

Selama Lebaran dan Natal tahun 2014, Perseroan menyediakan 6.465

bingkisan bagi keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar perkebunan kami di

Bulukumba, dan Palangisang Estate.

d. Ekonomi

Dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dari komunitas di

sekitar perkebunan, perusahaan memberikan bimbingan penyuluhan dalam

peternakan kambing dan sapi yang dilaksanakan di Bulukumba dan Palangisang

Estate.Program ini berlangsung sukses berkat tekniknya yang mudah, risiko

kegagalan yang rendah dan secara relatif hasilnya cepat dinikmati oleh

masyarakat.

Page 63: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan karet di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba, yang beranggotakan 20 orang.

Jenis kelamin responden laki-laki 14 orang dan responden perempuan 6 orang.

Dari kedua jenis kelamin tersebut mewakili dari 20 orang responden. Responden

berusia 41-57 tahun, dimana usia ini berjumlah 11 karyawan. Mengingat

keterampilan karyawan sebagian besar mempunyai keterampilan yang sangat

baik. Sedangkan responden yang berusia 29-39 tahun, dimana usia ini berjumlah 9

karyawan. Ini menunjukkan bahwa responden dalam proses panen (penyadapan)

dan pasca panen mempunyai keterampilan cukup baik.

5. 1. 1. Umur

Tabel 8.Umur Responden Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten

Bulukumba

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

26 – 32 2 10

32 – 39 6 30

39 – 46 2 10

46 – 53 8 40

53 – 57 2 10

Total 20 100

Tingkat umur responden dalam penelitianini berdasarkan usia produktif

yaitu 25-59tahun karena pada usia tersebut seseorangmempunyai kemampuan

Page 64: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

51

fisik yangtergolong cukup kuat dan memiliki stamina untuk melakukan suatu

aktivitaspekerjaan.

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi karyawan

dalam upaya pengelolaan usahanya. Umur akan sangat mempengaruhi

kemampuan fisik dan cara berpikir, sehingga mempengaruhi dalam keputusan.

Karyawan yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih baik

dibandingkan dengan karyawan yang berusia tua. Namun demikian, karyawan

yang memiliki usia lebih tua relatif memiliki pengalaman yang lebih banyak,

sehingga akan mempengaruhi kematangan dalam mengambil keputusan untuk

mengelola usahataninya. Yatno, et.al. (2003).

5. 1. 2. Pendidikan

Tabel 9.Pendidikan Responden Di Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe

Kabupaten Bulukumba

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 2 10

SMP 14 70

SMA 4 20

Total 20 100

Tingkat pendidikan responden yangberprofesi sebagai karyawan karet

dalamproses panen dan pascapanen yangterbanyak pada tingkat pendidikan

SMPsebanyak 14 respondenyangmerupakankategori tingkat pendidikan

rendahdalam proses panen dan pascapanen. Pendidikan merupakan sumbangan

langsung terhadappertumbuhan pendapatan responden melaluipeningkatan

Page 65: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

52

keterampilan danproduktifitas kerja.Rendahnya tingkat pendidikanmasyarakat di

sebabkan minimnya saranadan prasarana pendidikan yang ada diDesa

Palangisang. Untukmelanjutkan pendidikan SLTP maupunSMA harus menuju

kecamatan. BangunanSD hanya terdapat 4 unit sedangkan SLTPdan SMA harus

melanjutkan pendidikan dikecamatan.Minimnya fasilitas merupakankendala

sehingga perlu dilakukanpembangunan fasilitas pendidikan yanglebih baik.

Dimana dalam teori sumber daya manusia menunjukan, bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang, cenderung semakin tinggi produktivitasnya.

Logikanya semakin tinggi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

cenderung semakin inovatif, yang akan membawa dampak positif pada

pembangunan sektor pertanian, dengan produktivitas hasil pertanian yang

semakin tinggi pula. Kartasapoetra. (2001).

5. 1. 3. Pengalaman Bekerja

Tabel 10.Pengalaman Bekerja Responden Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba

Pengalaman Bekerja

( Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

10 – 15 10 50

15 – 20 6 30

20 – 25 3 15

25 – 28 1 5

Total 20 100

Page 66: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

53

Hasil dilihat dari presentase yaitu 4

20 ×100 % = 20. Pengalaman bekerja

karyawan yaitu 8-31 tahun, yang dimaksud disini adalah lamanya karyawandalam

menekuni profesi sebagai karyawan karet. Semakin lama karyawanbekerja

diperkebunan, maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada

umumnya karyawan yang memiliki pengalaman bekerja yang cukup lama

cenderung memiliki pula keterampilankaryawan karet yang lebih baik

dibandingkan dengan karyawan yang belum memiliki pengalaman

bekerja.Semakin lama petani mengusahakan usahataninya, maka semakin tinggi

pula pengetahuan dan wawasannya sehubungan dengan pekerjaan yang

dikelolanya. Mosher. (2000).

5. 1. 4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 11.Jumlah Tanggungan Keluarga Di Desa Palangisang Kecamatan

UjungLoe Kabupaten Bulukumba

Tanggungan Keluarga

(Orang) Jumlah (Orang) Persentase (Orang)

3 – 5 18 900

5 – 7 2 10

Total 20 100

Jumlah tanggungan karyawan yaitu dari 3 sampai 8 orang yang harus di

tanggung kebutuhannya, yang terdiri dari istri, anak juga memenuhi kebutuhan

ayah atau ibu kandung dalam tanggungan keluarga karyawan ini.

Tanggungan keluarga semakin besar menyebabkan seseorang memerlukan

tambahan pengeluaran, atau kebutuhan penghasilan yang lebih tinggi untuk

membiayai kehidupannya. Batoa. (2007).

Page 67: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

54

5. 2 Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen dan PascaPanen

Karet

Keterampilan karyawan dalam proses panen dan pascapanen meningkat

karena pengetahuan atau wawasan yang dimiliki karyawan dan dibantu tugas

mandor untuk memberikan bimbingan dan pengawalan langsung perindividu

kekaryawan karet dilakukan terus-menerus, selain memberikan arahan dan

bimbingan, karyawan diberikan bantuan peralatan penyadapan (proses panen) dan

pascapanen dalam mengusahakan karet. Dengan keterampilan yang dimiliki

karyawan karet ini dapat meningkatkan semangat kerja dalam penyadapan karet

(proses panen) begitu pula dengan pascapanen yang baik sehingga mutu hasil

olahan lateks dapat ditingkatkan dengan keterampilan karyawan yang dimiliki.

Keterampilan karyawan yang dimiliki bertujuan untuk menambah wawasan

karyawan dengan arahan dan mempraktekkan pengolahan proses panen dan

pascapanen secara langsung.

Setelah diberikan arahan, sebagian besar karyawan karet di Desa

Palangisang melakukan panen dengan menggunakan alat-alat panen yang

disediakan, hasil panen dikumpulkan ditangki pengumpul karet. Proses

pengambilan air karet biasa dikumpulkan dalam waktu 2-3 jam untuk

mengumpulkan air karet dan dimasukkan didalam cergen dan dibawa ketangki

pengumpulan karet. Proses panen secara asal-asalan dan ditambahkan zat-zat lain

menyebabkan banyak kehilangan hasil dan memerlukan waktu yang sangat lama

dalam menghilangkan zat-zat yang tercampur dalam air karet.

Page 68: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

55

Tabel.12. Tingkat Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen Dan Pasca

Panen Desa Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba

Tingkat

Keterampilan Proses Panen Persentase Pascapanen Persentase

Buruk 2 10 2 10

Cukup 7 35 4 20

Baik 11 55 14 70

Total 20 100 20 100

Proses panen (penyadapan) yang dilakukan karyawan sangat maksimal

dengan penanganan yang baik dengan keterampilan yang sudah dimilikinya agar

hasil panen lateks dalam keadaan segar sampai kepengolahan selanjutnya. Proses

panen yang dilakukan karyawan dengan menyadap karetnya pada umur 5-6 tahun,

tetapi semakin bertambahnya umur tanaman karet semakin meningkat produksi

lateksnya, sedangkan pada umur 16 tahun produksi lateksnya stabil. Tujuan proses

panen (penyadapan) yaitu melukai atau membuka pembuluh lateks pada kulit

pohon agar lateks cepat mengalir. Penyadapan dilakukan dengan hati-hati agar

tidak merusak kulit atau mengenai isi kambium tanaman karet dengan

menggunakan pisau sadapan yang berbentuk V. Bentuk irisan berupa saluran

kecil, batang melingkar dengan arah kemiringan kebawah dengan sudut

kemiringan 30° dengan melalui saluran irisan akan mengalir lateks selama 1-2

jam. Sebatang pohon karet telah dapat dikatakan memenuhi syarat untuk disadap

bila pohon tersebut telah mencapai lilit batang 45 cm pada ketinggian 100 cm dari

permukaan tanah. Waktu penyadapan dilakukan sepagi mungkin yaitu antara

pukul 05.00-07.30 pagi.

Page 69: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

56

Pascapanen yang dilakukan setelah proses panen (penyadapan) karet yaitu

tindakan atau perlakuan yang dilakukan agar lateks sampai kepengolahan

selanjutnya. Tujuannya untuk menjaga bentuk dan tekstur agar hasilnya bisa tahan

lama (pengawetan) belum dicampurkan zat-zat dan mencegah perubahan yang

tidak dikehendaki. Alat dan mesin yang digunakan untuk pascapanen karet harus

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam penanganan yang baik pada

pascapanen. Pascapanen karet pada umumnya disebabkan oleh cara dan waktu

panen yang belum tepat. Disamping itu kendala jarak antara kebun dan pabrik

pengolahan menyebabkan kerusakan dan penurunan hasil olahan lateks.

Teknologi pascapanen telah tersedia dan telah disosialisasikan kepada karyawan

dan berbagai upaya telah dilakukan agar karyawan mampu menerapkan teknologi

pascapanen untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik bantuan melalui

pelatihan, bimbingan teknis atau petunjuk, maupun pengawalan langsung

(mandor). Secara teknis karyawan telah mampu menerapkan teknologi

pascapanen, akan tetapi dilakukan secara individu bukan secara kelompok. Karena

kegiatan pascapanen tanaman perkebunan karet pada karyawanpada umumnya

masih dilakukan secara sederhana. Tantry. (2005).

Page 70: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1.KESIMPULAN

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan terhadap keterampilan karyawan

terhadap proses panen dan pascapanen karetbahwa matang sadap pohon,

persiapan buka sadap, tinggi bukaan sadap, pemasangan talang dan mangkuk

sadap, pelaksanan penyadapan, waktu penyadapan, dan kemiringan irisan sadap,

mempengaruhi keterampilan karyawan tujuannya untuk meningkatkan

keterampilan karyawan yang hasilnya adalah sangat baik, sedangkan pascapanen

menunjukkan bahwa karyawan telah mengetahui teknologi dan menerima fasilitas

yang diberikan dan bimbingan kepada karyawan akan tetapi dilakukan secara

individu bukan secara kelompok, para karyawan telah mendapatkan keterampilan

yang luas tentang cara penyadapan karet (proses panen) sampai pascapanen

pengolahan karet kedepannya.

6. 2. SARAN

Berdasarkankesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan bahwa :

a. Mengadakan penyuluhan terkait materi dan praktek proses panen

(penyadapan) dan pascapanen pada karyawan karet,

b. Memberi arahan dan bimbingan serta memperluas sasaran penyuluhan

kekaryawan karet,

c. Perkebunan perusahaan hendaknya secara terus-menerus memberikan

dukungan moral, bantuan modal dan penyuluhan dalam rangka

mempercepat kesejahteraan karyawan karet.

Page 71: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto, Dafik. 2012. Penanganan Pasca Panen pada tanaman. Temanggung:

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Agung. 2010. Budidaya Tanaman Karet. Jakarta : Penebar Swadaya.

Arifin, Bustanul. 2004.Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Jakarta : Kompas.

Batoa, 2007. Pengertian Tanggungan Keluarga. http: www. google. com.

DiaksesPada Tanggal 31 Maret 2015.

Boerhendy, Island. 2010. Manajemen dan Teknologi Budidaya Tanaman karet,

balai Penelitian Sembawa: Sembawa.

Damanhuri, 2006. Karet. PPL. Perkebunan Kecamatan Muara Bulian. Jambi.

Entang, Straatmadja. 2012. Pengetahuan dan pendidikan petani melalui

penyuluhan pertanian, Badan Penyuluh Pertanian: Jakarta.

Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, Rahayu S. 2013. Panduan Budidaya

Karet Untuk Petani Skala Kecil. Lembar Informasi AgFor PT. LONSUM,

Indonesia: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional

Program.

Kartasapoetra, A. G. 2001.Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Bumi

Aksara.

L, Suhardiyono. 2000. Pengetahuan Petani melalui Tingkat Pendidikan. Jakarta.

Mantra, I. B. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mosher. 2000. Pengertian Pengalaman Bekerja, hhtp: www. google. com.Diakses

Pada Tanggal 17 April 2014.

Natawidjaja, Herdradjat. 2011.Rencana Strategi Direktorat PascaPanen Dan

Pembinaan Usaha 2011-2014. Jakarta: DiRektorat Jenderal Perkebunan

Kementerian Pertanian.

Rosyid, Jahidin. 2007. Manajemen dan Teknologi Budidaya Tanaman Karet

Agribisnis, Jakarta : Badan Penelitian Perkebunan.

Sairin, Syafri. dkk.2002.Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Page 72: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

59

Setiawan, H. D dan Andoko, A. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Setyamidjaja, D. 2008. Karet. Yogyakarta : Kanisius.

Soekartawi, 2008. Panduan Lengkap Karet.Jakarta.

Soekidjo, Notoadmodjo. 2002. Tim Penyusun istilah”Pengetahuan “pendidikan

petani. Jakarta: Agromedia pustaka.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tambunan. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia (Beberapa Isu

Penting), Penerbit Ghalia, Jakarta.

Tohir, Kaslan A. 1991. Seuntai Pengetahuan Usaha TaniIndonesia.Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Winarno, F. G. 2008. Fisiologi Pasca Panen. Sastra Hudaya Jakarta.

Widiyanarti, Tantry. 2005. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta:

CV.Yasaguna.

Yatno, Marcellinus, M., Dan Eny, L. 2003. Upaya Petani Karet Dalam

Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di Desa Pangkal Baru kecamatan

Tempunak Kabupaten Sintang. Agritexts No. 14 Tahun 2003. Jurusan

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Untan Pontianak.

Page 73: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

60

LAMPIRAN

Page 74: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

61

Lampiran 1. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Nama Kegiatan Kegiatan Dalam Bulan Ke Minggu Ke

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Penelitian

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Pengumpulan Data

Analisis Data

4 Penulisan Skripsi

5 Seminar Hasil

6 Perbaikan

7 Ujian Meja

Page 75: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

62

Lampiran 2: KOESIONER PENELITIAN (Keterampilan Karyawan

Terhadap Proses Panen Dan PascaPanen Karet PT. PP.

LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa

Palangisang Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama:

2. Umur:

3. Pengalaman Bekerja:

4. Jumlah Tanggungan Keluarga:

5. Pendidikan:

2. Bagaimana karyawan dapat menentukan kematangan sadap pohon karet

yang dilihat dari umur pohon dan pengukuran lilit batang pohon karet ?

3. Cara apa yang dilakukan karyawan pada persiapan buka sadap yang dilihat

dari sudut kemiringan irisan sadap, panjang irisan sadap, dan letak bidang

sadap ?

4. Bagaimana karyawan dapat mengukur tinggi bukaan sadap dengan jarak

antara sadapan bawah dan atas yang diukur dari permukaan tanah ?

5. Bagaimana cara melakukan pemasangan talang dan mangkuk sadap pada

pohon karet dengan bentuk cincin yang diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet ?

6. Bagaimana cara penyadapan karet dengan memperhatikan Kedalaman Irisan

Sadap, Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi Penyadapan, Waktu Penyadapan ?

Page 76: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

63

7. Bagaimana dapat mengetahui waktu bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2 kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan untuk awal penyadapan (Oktober) ?

8. Bagaimana karyawan dapat melakukan penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan menggunakan pisau sadap ?

9. Bagaimana karyawan dapat menggunakan teknologi yang disediakan dalam

pascapanen karet ?

10.Bagaimana respon karyawan difasilitasi alat-alat dan mesin dalam

pascapanen karet ?

11.Bagaimana Karyawan dapat menerapkan pascapanen dengan bantuan

melalui bimbingan teknis, ataupun petunjuk maupun pengawalan langsung

(Mandor) ?

Page 77: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

64

Lampiran 3: Hasil Koesioner (Keterampilan Karyawan Terhadap Proses

Panen Dan Pasca Panen Karet PT. PP LONDON

SUMATRA INDONESIA, TBK. Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba

1. Identitas Responden

Nama : Abd. Salam

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 4 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pasca Panen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana karyawan

dapat menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan

pada persiapan buka sadap yang dilihat

dari sudut kemiringan irisan sadap,

panjang irisan sadap, dan letak bidang

sadap

Sangat Baik

2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana karyawan

dapat menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

Page 78: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

65

5. Bagaimana cara penyadapan karet

dengan memperhatikan Kedalaman

Irisan Sadap, Ketebalan Irisan Sadap,

Frekuensi Penyadapan, Waktu

Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

2. Identitas Responden

Nama : Kahar

Umur : 37 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 7 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 79: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

66

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 80: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

67

3. Identitas Responden

Nama : Baha

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pasca panen karet

Cukup Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Cukup Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Kurang Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Cukup Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

Page 81: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

68

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Kurang Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

4. Identitas Responden

Nama : Sangkala

Umur : 33 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Cukup Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Cukup Baik

Page 82: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

69

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Kurang Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Cukup Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Sangat Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

Page 83: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

70

5. Identitas Responden

Nama : Haris

Umur : 52 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

Page 84: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

71

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Sangat Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

6. Identitas Responden

Nama : Ani’

Umur : 32 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Kurang Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Kurang Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Kurang Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Kurang Baik

Page 85: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

72

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Kurang Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Kurang Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Kurang Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Kurang Baik

Page 86: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

73

7. Identitas Responden

Nama : Muddin

Umur : 57 Tahun

Pengalaman Kerja : 25 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 7 Orang

Pendidikan : SD

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

Page 87: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

74

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

8. Identitas Responden

Nama : Seni

Umur : 46 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 88: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

75

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 89: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

76

9. Identitas Responden

Nama : Ollen

Umur : 41 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

Page 90: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

77

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

10. Identitas Responden

Nama : Andis

Umur : 39 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMA

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 91: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

78

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 92: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

79

11. Identitas Responden

Nama : Hamo

Umur : 26 Tahun

Pengalaman Kerja : 10 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SMA

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Cukup Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Cukup Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Sangat Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Cukup Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

Page 93: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

80

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Sangat Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

12. Identitas Responden

Nama : Hasna

Umur : 29ahun

Pengalaman Kerja : 10 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMA

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 94: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

81

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

Page 95: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

82

13. Identitas Responden

Nama : Sapa

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Kerja : 28 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Sangat Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

Page 96: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

83

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

14. Identitas Responden

Nama : Suharni

Umur : 38 Tahun

Pengalaman Kerja : 15 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Cukup Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Cukup Baik

Page 97: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

84

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Cukup Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

Page 98: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

85

15. Identitas Responden

Nama : Bulan

Umur : 35 Tahun

Pengalaman Kerja : 12 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Cukup Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Cukup Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

SangatBaik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

Page 99: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

86

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Cukup Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

16. Identitas Responden

Nama : Baco

Umur : 55 Tahun

Pengalaman Kerja : 25 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 5 Orang

Pendidikan : SD

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 100: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

87

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 101: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

88

17. Identitas Responden

Nama : Ati

Umur : 35 Tahun

Pengalaman Kerja : 12 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Kurang Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Kurang Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Kurang Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Kurang Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Kurang Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Kuran Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Cukup Baik

Page 102: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

89

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Kurang Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Kurang Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Cukup Baik

Rata-rata Kurang Baik

18. Identitas Responden

Nama : Puddin

Umur : 47 Tahun

Pengalaman Kerja : 21 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 4 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 103: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

90

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 104: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

91

19. Identitas Responden

Nama : Ali

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMA

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

Page 105: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

92

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

20. Identitas Responden

Nama : Bustan

Umur : 49 Tahun

Pengalaman Kerja : 20 Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga: 3 Orang

Pendidikan : SMP

Proses Panen Tingkat

Keterampilan

Pascapanen Tingkat

Keterampilan

1. Bagaimana karyawan dapat

menentukan kematangan sadap pohon

karet yang dilihat dari umur pohon dan

pengukuran lilit batang pohon karet

Sangat Baik 1. Bagaimana

karyawan dapat

menggunakan

teknologi yang

disediakan dalam

pascapanen karet

Sangat Baik

2. Cara apa yang dilakukan karyawan pada

persiapan buka sadap yang dilihat dari

sudut kemiringan irisan sadap, panjang

irisan sadap, dan letak bidang sadap

Sangat Baik 2. Bagaimana respon

karyawan difasilitasi

alat-alat dan mesin

dalam pascapanen

karet

Sangat Baik

Page 106: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

93

3. Bagaimana karyawan dapat mengukur

tinggi bukaan sadap dengan jarak antara

sadapan bawah dan atas yang diukur

dari permukaan tanah

Cukup Baik 3. Bagaimana

karyawan dapat

menerapkan

pascapanen dengan

bantuan melalui

bimbingan teknis,

ataupun petunjuk

maupun pengawalan

langsung (Mandor).

Sangat Baik

4. Bagaimana cara melakukan pemasangan

talang dan mangkuk sadap pada pohon

karet dengan bentuk cincin yang

diletakkan dibawah mangkuk dan

dipasangkan kuku aliran air karet

Sangat Baik

5. Bagaimana cara penyadapan karet dengan

memperhatikan Kedalaman Irisan Sadap,

Ketebalan Irisan Sadap, Frekuensi

Penyadapan, Waktu Penyadapan

Sangat Baik

6. Bagaimana dapat mengetahui waktu

bukaan sadap yang dilakukan pada

waktu tertentu dengan penyadapan 2

kali setahun, permulaan musim hujan

(Juni) dan permulaan masa penyadapan

untuk awal penyadapan (Oktober)

Cukup Baik

7. Bagaiamana karyawan dapat melakukan

penyadapan dengan memperhatikan

kemiringan irisan sadapan dengan

menggunakan pisau sadap.

Sangat Baik

Rata-rata Sangat Baik

Page 107: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

94

Lampiran 4. Identitas Responden (Nama Responden,Umur,Pengalaman

Bekerja,Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan)

Keterampilan karyawan terhadap proses panen dan

pascapanen karet PT. PP LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. Desa Palangisang Kecamatan Ujungloe

Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

No Nama

Responden

Umur

(Tahun)

Pengalaman

Bekerja

(Tahun)

Jumlah

Tanggungan

Keluarga (Orang)

Pendidikan

1. Abd Salam 49 20 4 SMP

2. Kahar 37 15 7 SMP

3. Baha 49 20 5 SMP

4. Sangkala 33 15 3 SMP

5. Haris 52 20 3 SMP

6. Ani’ 32 15 3 SMP

7. Muddin 57 25 7 SD

8. Seni 46 20 5 SMP

9. Ollen 41 15 5 SMP

10. Andis 39 15 3 SMA

11. Hamo 26 10 5 SMA

12. Hasna 29 10 3 SMA

13. Sapa 49 28 5 SMP

14. Suharni 38 15 3 SMP

15. Bulan 35 12 3 SMP

16. Baco 55 25 5 SD

17. Ati 35 12 3 SMP

18. Puddin 47 21 4 SMP

19. Ali 49 20 3 SMA

20. Bustan 49 20 3 SMP

Page 108: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

95

Dokumentasi

Gambar 1. Wawancara dengan salah satu karyawan karet

Gambar 2. Bimbingan perindividu atau pengawalan langsung (Mandor)

Page 109: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

96

Gambar 3. Proses pengambilan air karet yang dilakukan peneliti (ikut membantu

karyawan mengumpulkan air karet).

Gambar 4. Karyawan mengumpulkan air karet yang sudah disadap.

Gambar 5. Proses pengumpulan air karet dan memasukkan kedalam cergen untuk

dibawa ketangki pengumpul.

Page 110: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

97

Gambar 6. Proses pengangkutan air karet ditangki pengumpulan yang sudah

disediakan.

Gambar 7. Proses pascapanen dengan menghilangkan tekstur yang tercampur zat-

zat didalam air karet ditempat pengumpul sebelum dibawa kepabrik.

Gambar 8. Papan Nama Perusahaan Perkebunan PT. PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA, TBK. KEBUN PALNGISANG.

Page 111: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

98

Peta Desa Palangisang

Page 112: KETERAMPILAN KARYAWAN TERHADAP PROSES PANEN DAN …

99

RIWAYAT HIDUP

Ninin Supiantidilahirkan di Bulukumba,27November1993.Dari

Ayahanda AbdulSalam dan Ibunda Almarhuma Naan.

Penulismerupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan

formal yang dilalui penulis adalah SDN 225 Allu lulus tahun

2005, lalu melanjutkan pendidikan di SMPN 4Bulukumba dan selesai pada tahun

2008. Penulis melanjutkanpendidikan ketingkat keatas SMAN I UjungLoe,

danselesai pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Keterampilan Karyawan Terhadap Proses Panen Dan PascaPanen

Karet PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK. Di Desa Palangisang

Kecamatan UjungLoe Kabupaten Bulukumba”.