KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN … · KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN LANJUT USIA...
Transcript of KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN … · KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN LANJUT USIA...
KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN LANJUT USIA
DENGAN KOMORBIDITAS STROKE DI POLIKLINIK SARAF
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Defika Taqilala
NIM : 148114126
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PADA PASIEN LANJUT USIA
DENGAN KOMORBIDITAS STROKE DI POLIKLINIK SARAF
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Defika Taqilala
NIM : 148114126
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat, penyertaan, dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “KETEPATAN PENGOBATAN NYERI PASIEN LANJUT USIA
DENGAN KOMORBIDITAS STROKE DI POLIKLINIK SARAF RUMAH
SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA” sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan
penulis dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes., SpS. selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan selalu memberikan
masukan serta motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc.,
Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran
yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Orang tua tercinta, Bapak Kasianus, S.Pd dan Ibu Sofia, S.Pd yang selalu
mendoakan dan memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat, dukungan moril
serta material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Adik terkasih Valentina Dewinta Tumiang yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
6. Sahabat-sahabatku terkasih Ria Angelina, Stefanny Renno, Aurea Kiki, Ruth
Estika, Agatha Vena, Dewi Yull Pasaribu, Angela Marselly dan Mercy Kezia
yang selalu hadir untuk memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
7. Teman-teman kelompok skripsi khususnya Dewi Yull Pasaribu dan Kornela
Mira yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dari awal hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT ....................................................................................................... xii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 4
A Karakteristik Pasien ............................................................................. 4
B Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Nyeri ................................. 6
C Ketepatan Pengobatan Nyeri ................................................................ 8
D Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri terhadap Luaran Klinis ........... 11
KESIMPULAN ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Umum Pasien Lanjut usia di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta................................................................................. 4
Tabel II. Karakteristik Klinis Pasien Lanjut usia di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta................................................................................. 5
Tabel III. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Nyeri....................................... 7
Tabel IV. Pola Peresepan Obat Anti Nyeri................................................................ 7
Tabel V. Ketepatan Pemilihan Anti Nyeri ............................................................... 8
Tabel VI. Profil Penggunaan Obat Berdasarkan Risiko GI dan CV ......................... 9
Tabel VII. Prediktor Ketepatan Pengobatan Nyeri ................................................... 10
Tabel VIII. Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh
terhadap Tidur Pasien .............................................................................. 11
Tabel IX Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh
terhadap Aktivitas ................................................................................... 12
Tabel X. Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh secara
Emosional ................................................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ 17
Lampiran 2. Ethical Clearance ................................................................................... 18
Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU ............................................ 19
Lampiran 4. Informed Consent ................................................................................... 20
Lampiran 5. Form Lembar Esesmen ........................................................................... 24
Lampiran 6. Definisi Operasional ............................................................................... 27
Lampiran 7. Perhitungan Sampel ................................................................................ 28
Lampiran 8. Uji Statistik Tipe Nyeri terhadap Ketepatan Pengobatan ....................... 29
Lampiran 9. Uji Statistik Komorbiditas Lain terhadap Ketepatan Pengobatan .......... 31
Lampiran 10. Uji Statistik Risiko GI terhadap Ketepatan Pengobatan ....................... 33
Lampiran 11. Uji Statistik Ketepatan Pengobatan terhadap Aktivitas ........................ 35
Lampiran 12. Uji Statistik Ketepatan Pengobatan terhadap Gangguan Tidur ............ 37
Lampiran 13. Uji Statistik Ketepatan terhadap Emosional ........................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Abstrak
Pendahuluan: Nyeri merupakan keluhan umum yang sering dialami oleh populasi
lanjut usia. Salah satu kondisi medis pada pasien lanjut usia yang berkaitan dengan
nyeri adalah stroke. Penanganan nyeri pada pasien lanjut usia sangatlah kompleks
karena terjadi penurunan fungsi organ, berisiko terjadinya efek samping obat, ada
komorbiditas dan medikasi multipel. Tujuan: menentukan ketepatan pengobatan
nyeri pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas stroke. Metode: Jenis penelitian
ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Data yang
diperoleh dari 95 subjek penelitiaan yang masuk dalam kriteria inklusi dianalisis
menggunakan uji Chi square dan uji Fisher apabila syarat uji Chi square tidak
terpenuhi. Hasil: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pasien lanjut usia dengan
pengobatan nyeri yang tepat sebanyak 29 (30,5%) dan tidak tepat sebanyak 66 orang
(69,5%). Ada hubungan antara tipe nyeri dengan ketepatan pengobatan nyeri
(p<0,05). Komorbiditas selain stroke dan risiko gastrointestinal pada penelitian ini
tidak memiliki hubungan bermakna terhadap ketepatan pengobatan nyeri (p>0,05).
Ketepatan pengobatan nyeri tidak memiliki hubungan dengan luaran klinis pasien
seperti aktivitas, gangguan tidur dan emosional (p>0,05). Kesimpulan: Pengobatan
nyeri pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas stroke sebagian besar tidak tepat.
Kata kunci: Nyeri; Lanjut usia; Stroke; Ketepatan Pengobatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Abstract
Introduction: Pain is a common complaint that is often experienced in elderly.
Stroke is one of medical conditions-associated with pain in elderly. Managing pain
in elderly is often complex because of decline organ function, increased risk of
adverse comorbidities and multiple medication. Aim: To determine the
appropriateness of pain management in pain event with stroke. Method: The
research is done with analytic observational method with cross sectional design
research. Data obtained from 95 subjects that has been included were analyzed
using Chi square test and Fisher test, if Chi square’s requirement was not fulfilled.
Result: Data showed that patient that had appropriate pain treatment were 29
subjects (30,5%) and un- appropriate pain treatment were 66 subjects (69,5%).
There is a relationship between type of pain with appropriateness pain treatment
(p<0,05). Comorbidities other than stroke and risk of gastrointestinal showed here
were no correlation with appropriateness pain treatment (p>0,05).
Appropriateness of pain treatment showed here has no correlation with clinical
outcome in patients such as daily activity, sleep and mood (p>0,05). Conclusion:
Mostly pain management in elderly with stroke comorbidity are not appropriate.
Key words: pain, elderly, stroke, appropriateness pain treatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
International Association for the Study of Pain menyatakan bahwa nyeri
merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial, atau biasa dijelaskan
sebagai kerusakan jaringan. Nyeri merupakan keluhan umum yang sering dialami
oleh populasi lanjut usia. Pasien lanjut usia lebih cenderung memiliki arthritis,
kelainan tulang dan sendi, kanker dan gangguan kronis lainnya yang terkait dengan
rasa nyeri (Cavalieri, 2007). Nyeri merupakan keluhan umum yang terjadi setelah
serangan stroke dan berhubungan dengan depresi, disfungsi kognitif serta kualitas
hidup yang terganggu. Kondisi medis yang ada pada pasien lanjut usia harus menjadi
pertimbangan dalam melakukan penatalaksanaan nyeri (Rebecca dan Thalia, 2014).
Jenis nyeri yang sering muncul pada pasien stroke adalah nyeri kepala, nyeri bahu
dan central post stroke pain (CPSP) (Hansen et al., 2012).
Batasan umur lanjut usia di Indonesia adalah 60 tahun atau lebih. Jumlah
populasi lanjut usia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa atau setara dengan 8,03%
dari seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2014. Tiga provinsi dengan proporsi
lanjut usia terbesar di Indonesia adalah DI Yogyakarta (13,05%), Jawa Tengah
(11,11%), Jawa Timur (10,96%) (BPS, 2014). Menurut International Association for
the Study of Pain, sebanyak 48,5% pasien lanjut usia datang ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri. Prevalensi nyeri terkait stroke pada tahun pertama setelah serangan
stroke sebesar 11%. Di Indonesia belum terdapat data yang menunjukkan prevalensi
nyeri dengan komorbiditas stroke secara jelas, tetapi berdasarkan diagnosis dan gejala
umum menurut Riskesdas (2013) prevalensi penyakit sendi di Indonesia sebesar
24,7%.
Nyeri pada lanjut usia sering kali tidak diobati, namun tidak sedikit juga
yang diobati. Penanganan nyeri pada pasien lanjut usia sangat kompleks karena
terjadi penurunan fungsi organ, meningkatnya kerentanan terhadap efek samping obat
yang merugikan, adanya komorbiditas dan medikasi multipel. Ketepatan pemilihan
analgesik yang pada pasien lanjut usia harus mempertimbangkan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
komorbiditas pasien dan memahami tipe nyeri yang dialami pasien (nosiseptif atau
neuropatik) sehingga dapat memilih analgesik non-opioid, opioid dan adjuvan dengan
benar (Cavalieri, 2007; Kress et al., 2014). Analgesik golongan NSAIDs sebaiknya
dihindari penggunaannya pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas kardiovaskular
salah satunya seperti stroke. NSAIDs dapat meningkatkan risiko kardiovaskular,
perdarahan gastrointestinal (GI), hipertensi, resistensi air, gagal jantung dan
insufisiensi ginjal (Lanas et al., 2011).
Nyeri sering dikaitkan dengan kecacatan yang substansial dari mobilitas
yang berkurang, berkurangnya aktivitas, risiko jatuh, depresi, kecemasan dan
gangguan tidur. Dalam sebuah penelitian pada nyeri punggung kronis, kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari menjadi terbatas (31,7%). Gangguan tidur yang
dialami berhubungan erat dengan kualitas hidup pasien. Gangguan tidur dapat
meningkatkan stress sehingga menyebabkan pasien sulit melakukan pekerjaan yang
sederhana, dan bahkan menganggu kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi
aktivitas sehari-hari. Ketepatan penatalaksanaan nyeri diperlukan untuk mengurangi
rasa nyeri dengan signifikan dan dengan efek samping seminimal mungkin,
meminimalkan atau menghindari kecacatan yang ditimbulkan pada pasien akibat dari
rasa nyeri tersebut (Duenas et al., 2016; Reid et al., 2015). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengukur karakteristik, pola pengobatan, ketepatan pengobatan nyeri
serta hubungan ketepatan pengobatan dengan luaran klinis pasien lanjut usia dengan
komorbiditas stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ketepatan pengobatan nyeri pasien lanjut usia dengan
komorbiditas stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional
yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel yang telah ditetapkan tanpa
dilakukannya intervensi terhadap subjek uji dan dilakukan pada satu titik waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(Dahlan, 2013). Data diperoleh dari hasil wawancara dan mengamati rekam medis.
Data diolah dan dianalisis dengan metode statistik.
Pada pemilihan subjek uji, peneliti menggunakan metode non random
sampling, yaitu concecutive sampling dimana pengambilan sampel didasarkan pada
semua subjek uji yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian
sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah subjek uji yang diperlukan terpenuhi.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan usia ≥ 60 tahun, baik laki-
laki maupun perempuan yang memiliki keluhan nyeri neuromuskuler dengan
komorbiditas stroke dan menerima terapi obat anti nyeri, bersedia menjadi subjek
penelitian dengan menandatangani informed consent serta bersedia untuk
diwawancarai. Subjek uji yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia untuk
diwawancarai dalam penelitian ini sebanyak 95 orang.
Instrumen yang digunakan adalah lembar esesmen nyeri yang sesuai dengan
Panduan Managemen Nyeri Rumah Sakit Bethesda Yogayakarta. Pengambilan data
dilakukan dengan mewawancarai pasien yang terdaftar dalam data poliklinik syaraf
dan meilihat rekam medis pasien untuk memastikan jawaban pasien terkait
pengobatan anti nyeri yang diterima oleh pasien. Dari hasil wawancara dan rekam
medis pasien digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang ada pada form
wawancara terhadap ketepatan pengobatan nyeri. Data diolah dengan uji hipotesis
Chi-Square (X2) atau Fisher. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat hubungan
antar variabel yang ada dalam penelitian ini. Uji Fisher digunakan bila syarat uji Chi-
Square tidak terpenuhi.
Penelitian ini telah disetujui oleh komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dan
telah mendapat izin dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Keaslian penelitian telah
disetujui oleh Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian diperoleh dari 95 pasien yang memenuhi kriteria yaitu laki-
laki atau perempuan berusia ≥ 60 tahun dengan keluhan nyeri dan memiliki
komorbiditas stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pola
pengobatan, ketepatan pengobatan nyeri serta hubungan ketepatan pengobatan
dengan luaran klinis pasien lanjut usia dengan komorbiditas stroke di Poliklinik Saraf
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Ketepatan pengobatan dilihat dari tipe nyeri dan
kondisi komorbiditas stroke yang ada pada pasien.
A. Karakteristik Pasien
Data pada tabel I menunjukkan bahwa pasien lanjut usia dengan kelompok
jenis kelamin perempuan memiliki persentase terbesar dibanding laki-laki yaitu 60
orang (63,2%). Pasien dengan usia yang sudah memenuhi kriteria inklusi
dikelompokkan menjadi dua yaitu 60-74 tahun dan 75-90 tahun dengan persentase
terbesar 77,9% pada pasien dengan rentang umur 60-74 tahun.
Tabel I. Karakteristik Umum Pasien Lanjut usia di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta
Karakteristik Jumlah
(n=95)
Persentase
(%)
Jenis Kelamin
Perempuan 60 63,2
Laki-laki 35 36,8
Usia
60 – 74 tahun 74 77,9
75 – 90 tahun 21 22,1
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Shatgare et al. (2016), Patel et al.
(2013) dan Tsang et al. (2008) menunjukkan bahwa nyeri lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki (OR 1,8; 95% CI 1,2-2,7). Penelitian Reid et al.
(2015) menyatakan seiring bertambahnya usia, maka prevalensi nyeri juga
meningkat. Namun, beberapa pasien lanjut usia percaya bahwa rasa nyeri merupakan
proses penuaan yang normal sehingga mereka jarang memberitahukan bahwa mereka
memiliki keluhan nyeri (Kaye et al., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Tabel II. Karakteristik Klinis Pasien Lanjut usia di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta
Karakteristik Jumlah (n) Persentase
(%)
Derajat Nyeri
Ringan 33 34,7
Sedang 46 48,4
Berat 16 16,8
Tipe Nyeri
Neuropatik 4 4,2
Inflamatorik 11 11,6
Campuran 80 84,2
Sifat Nyeri Akut 35 36,8
Kronis 60 63,2
Lokasi Nyeri
Nyeri bahu 19 20
Nyeri punggung 26 27,4
Nyeri kepala 4 4,2
Lainnya 72 75,8
Komorbiditas
Lain
Tidak ada komorbiditas lain 33 34,7
Hipertensi 49 51,6
Riwayat Penyakit Jantung 11 11,6
Diabetes 17 17,9
Chronic Kidney Disease 2 2,1
Lainnya 2 2,1
Pasien dengan keluhan nyeri ringan-sedang lebih banyak dibandingkan nyeri
sedang-berat. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Pereira et al. (2014) yang
menyatakan berdasarkan derajat nyeri, hampir setengah dari subjek penelitian
(42,1%) merasakan nyeri sedang-berat. Perbedaan ini mungkin terjadi karena nyeri
bersifat subjektif dan dapat berbeda pada setiap orang (Rastogi dan Meek, 2013).
Berdasarkan tipe nyeri, sebagian besar pasien mengalami nyeri campuran (84,3%).
Nyeri campuran merupakan kombinasi antar nyeri nosiseptif dan neuropatik,
sehingga dapat dikatakan pasien pada penelitian ini sebagian besar mengalami nyeri
neuropatik. Sedangkan nyeri inflamatorik pada pasien stroke dapat terjadi sebagai
akibat dari stroke (central post stroke pain), sebagai komorbiditas yang dialami
pasien atau akibat imobilisasi yang dialami pasien. Harrison dan Field (2015)
menyatakan bahwa nyeri yang terjadi pada pasien dengan komorbiditas stroke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
melalui mekanisme neuropatik dan nosiseptif. Pada tabel II, pasien dengan nyeri
kronik lebih banyak dibandingkan dengan nyeri akut yaitu sebanyak 60 orang
(63,2%). Menurut Klit et al. (2011), Harrison dan Field (2015) dan Reid et al. (2015)
nyeri kronik umum terjadi pada pasien lanjut usia terutama setelah stroke. Nyeri
kronik merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang terkait dengan kerusakan jaringan dan nyeri terjadi lebih dari 3 bulan (Kaye et
al, 2010).
Dari 95 pasien yang mengalami nyeri, 20% mengalami nyeri bahu, 27,4%
mengalami nyeri punggung, 4,2% mengalami nyeri kepala dan 75,8% mengalami
nyeri lainnya seperti nyeri sendi, nyeri lutut, nyeri kaki dan nyeri pergelangan tangan.
Nyeri juga sering terjadi sebagai akibat dari banyak penyakit kronis, seperti riwayat
penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes dan lainnya (Reid et al. 2015). Menurut
Rastogi dan Meek (2013), pasien lanjut usia memiliki satu atau lebih masalah
kesehatan yang dapat berpengaruh. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil dalam
penelitian ini yaitu lebih dari 50% pasien memiliki lebih dari satu komorbiditas.
Selain stroke, hipertensi merupakan komorbiditas yang paling banyak dialami oleh
pasien pada penelitian ini yaitu 46,3%. Kondisi komorbiditas ini akan menjadii
pertimbangan pemilihan obat anti nyeri yang akan diberikan kepada pasien.
B. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Nyeri
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel III, jenis obat yang banyak
digunakan untuk pengobatan nyeri pada penelitian ini adalah parasetamol (63,1%)
dan gabapentin (61,1%). Penggunaan Parasetamol dipilih sebagai lini pertama karena
relatif aman untuk digunakan pada populasi lanjut usia dan tidak memiliki efek yang
berpengaruh pada kardiovaskular, ginjal maupun gastrointestinal (Reid et al. 2015).
Pada beberapa kasus tertentu misalnya nyeri neuropatik dan campuran diberikan
adjuvan seperti antikonvulsan, antidepresan dan kortikosteroid. Obat golongan
antikonvulsan seperti gabapentin merupakan first-line yang efektif dalam pengobatan
nyeri neuropatik karena lebih aman digunakan pada pasien lanjut usia dengan riwayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kardiovaskular (Cavalieri, 2007; Kukkar et al., 2013; Thong, 2013). Gambaran
penggunaan obat anti nyeri disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel III. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Nyeri
Golongan dan Jenis
Obat Jenis Obat n (%)
Analgesik
Parasetamol 60 (63,1)
Ibuprofen 40 (42,1)
Meloxicam 17 (17,9)
Antikonvulsan
Gabapentin 58 (61,1)
Pregabalin 3 (3,2)
Valproate 5 (5,3)
Kortikosteroid Metilprednisolon 9 (9,5)
Triamcinolone 1 (1,1)
Pada Tabel IV menunjukkan bahwa pola peresepan pengobatan nyeri pada
lansia tidak hanya menggunakan terapi tunggal, namun ada juga menggunakan
kombinasi dari 2 atau lebih jenis obat. Kombinasi yang paling banyak digunakan
yaitu kombinasi antara parasetamol, NSAIDs dan Adjuvan (25,3%). NSAID yang
digunakan terdiri dari ibuprofen atau meloxicam. Gabapentin, Pregabalin, Valproate,
dan jenis kortikosteroid seperti metilprednisolon dan triamcinolone merupakan jenis
obat yang tergolong ke sebagai adjuvan pada pengobatan nyeri. Pola peresepan obat
anti nyeri disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. Pola Peresepan Obat Anti Nyeri
Penggunaan Obat Anti Nyeri n (%)
Parasetamol 6 (6,3)
NSAID 8 (8,4)
Adjuvan 14 (14,7)
Parasetamol + NSAID 12 (12,6)
Parasetamol + Adjuvan 18 (19)
Parasetamol + NSAID + Adjuvan 24 (25,3)
NSAID + Adjuvan 13 (13,7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Ketepatan Pengobatan Nyeri
Penatalaksaan nyeri dikatakan tepat apabila sesuai dengan komorbiditas
pasien dan tipe nyeri yang dialami pasien (nosiseptif atau neuropatik) sehingga dapat
memilih analgesik non-opioid, opioid dan adjuvan dengan benar. (Cavalieri, 2007;
Ongs et al. 2007; .Lanas et al. 2011). Pada tabel V, sebanyak 30,5% pasien mendapat
terapi anti nyeri yang tepat dengan nilai-p 0,00 yang berarti ada perbedaan bermakna
pada kelompok ini.
Tabel IV. Ketepatan Pemilihan Anti Nyeri
Tipe Nyeri
Profil Penggunaan Anti Nyeri
Parasetamol NSAID Kombinasi dengan
Adjuvan
Kombinasi tanpa
adjuvan
Neuropatik - - 2* 2**
Inflamatorik - 2** 9** -
Campuran 3** - 55* (28**) 22**
* Pemilihan obat anti nyeri yang tepat (30,5%)
** Pemilihan obat anti nyeri yang tidak tepat (69,5%)
Terapi dikatakan tepat jika pasien dalam penelitian ini dengan nyeri
neuropatik mendapatkan terapi adjuvan dan tidak mendapatkan terapi obat golongan
NSAIDs. Pasien dengan risiko kardiovaskular seperti miokardial infark, angina,
stroke dan gagal jantung sebaiknya tidak diberikan NSAIDs karena dapat
meningkatkan risiko kardiovaskular dan komplikasi gastrointestinal, sehingga
diberikan analgesik alternatif seperti parasetamol (Ongs et al., 2007; Lanas et al.,
2011; Bhala et al., 2013). Menurut Cavalieri (2007), apabila pasien mengalami nyeri
neuropatik, maka perlu diberikan adjuvan seperti gabapentin dan pregabalin pada
pengobatannya. Berdasarkan Pain Management Guideline (2012) untuk pengobatan
nyeri yang bukan neuropatik misalnya inflamatorik tidak memerlukan adjuvan untuk
pengobatannya, hanya cukup menggunakan satu atau dua golongan obat anti nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh pasien.
Tabel VI menunjukkan sebagian besar pasien mendapatkan terapi NSAIDs
(60%). Hal tersebut tidak sesuai dengan berbagai penelitian yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penggunaan NSAIDs pada pasien dengan risiko CV tinggi sebaiknya dihindari karena
NSAIDs dapat memberikan efek vasokonstriksi dan ekskresi natrium yang akan
mengarah ke hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko kejadian
serebrovaskular (Park et al., 2014). Data di atas menunjukkan bahwa dari 93% pasien
lanjut usia dengan keluhan nyeri memiliki risiko GI tinggi. Sebanyak 60,4% pasien
dengan risiko GI tinggi yang menerima NSAIDs juga diberikan obat golongan PPI.
Obat golongan PPI yang diresepkan adalah lansoprazole. Pada pasien dengan risiko
GI tinggi, penggunaan gastroprotektan seperti golongan proton pump inhibitor (PPI)
dapat menurunkan risiko perdarahan GI (Ongs et al., 2007). Semua pasien yang
memiliki risiko GI tinggi sebaiknya diberikan PPI untuk mengurangi risiko terjadinya
perdarahan GI.
Tabel VI. Profil Penggunaan NSAIDs Berdasarkan Risiko GI dan CV
Golongan Obat
Risiko CV tinggi
Risiko GI rendah
n = 7
Risiko GI tinggi
n = 88
n % n %
NSAIDs + GP* 2 28,5 32 36,3
NSAIDs + Aspirin* - - 9 10,2
NSAIDs + Kortikostreoid* - - 1 1,1
CV = Cardiovascular; GI = Gastrointestinal; GP = gastroprotektan (>95% PPI)
Sebanyak 17% pasien dengan risiko GI tinggi yang mendapatkan NSAIDs
juga mendapatkan aspirin dosis rendah pada pengobatannya dan 2% juga
mendapatkan kortikosteroid berssamaan dengan NSAIDs. Penggunaan obat golongan
NSAIDs bersamaan dengan obat lain seperti aspirin dan kortikosteroid dapat
menimbulkan interaksi obat. Aspirin dosis rendah digunakan sebagai kardioprotektif.
Penggunaan bersamaan dengan NSAIDs (khususnya ibuprofen) dapat menurunkan
efek kardioprotektif dan meningkatkan risiko gastrointestinal (Ongs et al., 2007).
Beberapa penelitian RCT menunjukkan bahwa penggunaan NSAIDs bersamaan
dengan aspirin dosis rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal
dua kali lipat dan memperburuk outcome kardiovaskular serta berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
peningkatan risiko miokard infark akut berulang (RR: 2,86; 95% CI:1,25-6,56)
(Lanas et al., 2007; Scarpignato et al., 2015). Pada penelitian meta analisis, dari
semua penelitian menunjukkan peningkatan 40% OR mengalami perdarahan atau
perforasi gastrointestinal pada pasien yang menggunakan kortikosteroid (Ongs et al.,
2007; Narum et al., 2014). Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa meskipun
beberapa rekomendasi telah diikuti namun masih ada yang tidak sesuai rekomendasi
atau guideline, terutama terkait risiko kardiovaskular.
Tabel VII. Prediktor Ketepatan Pengobatan Nyeri
Variabel
Tepat
(n=29)
Tidak
tepat
(n=66)
Nilai-
p
OR
(95% CI)
Tipe nyeri Neuropatik 29 56
0,03 0,66
(0,56-0,77) Tidak neuropatik 0 10
Komorbiditas
Stroke tanpa
komorbiditas lainnya
9 24
0,65 0,79
(0,31-2,00) Stroke dengan
komorbiditas lainnya
20 42
Risiko GI Rendah 2 5
1,00 0,904
(0,16-4,95) Tinggi 27 61
Pada tabel VII, tipe nyeri menunjukkan adanya pengaruh terhadap ketepatan
pengobatan nyeri dengan nilai-p 0,03. Hasil tersebut didukung oleh penelitian
Cavalieri, 2007 yang menyatakan bahwa ketepatan pengobatan nyeri dengan
memahami tipe nyeri yang dialami pasien. Pasien dengan nyeri neuropatik diberikan
adjuvan seperti gabapentin dan pregabalin (Finnerup et al., 2015). Pasien dengan
nyeri neuropatik memiliki risiko 0,66 kali mendapatkan terapi yang tepat
dibandingkan pasien dengan nyeri yang tidak memiliki unsur neuropatik (95% CI:
0,56-0,77). Pengaruh komorbiditas selain stroke pada penelitian ini dengan nilai-p
0,65 yang berarti tidak ada hubungan bermakna komorbiditas lain dengan ketepatan
pengobatan nyeri. Hasil tersebut dikarenakan fokus utama peneliti adalah melihat
komorbiditas stroke pada pasien terhadap pengobatan nyeri yang diterima. Pemilihan
analgesik pada pasien lanjut usia cukup rumit karena terjadi penurunan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
fisiologis yang berhubungan dengan munculnya kondisi kronis pada pasien. Oleh
karena itu, memahami komorbiditas pada pasien nyeri dapat membantu mengetahui
tipe nyeri yang pasien alami dan memudahkan pemilihan pengobatan nyeri yang tepat
(Davis et al., 2011; Reid et al., 2015)
Faktor risiko gastrointestinal (GI) yaitu pasien berusia > 65 tahun, memiliki
riwayat perdarahan pada saluran gastrointestinal, menggunakan obat kortikosteroid,
antikoagulan dan aspirin. Risiko GI tinggi apabila terdapat lebih dari dua faktor
risiko. Risiko GI rendah adalah kondisi klinis pasien yang tidak tercantum pada
kriteria faktor risiko (Lanas et al., 2011). Risiko perdarahan GI dengan nilai-p 1,00
yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara perdarahan GI dengan ketepatan
pengobatan nyeri. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Lanas et al. (2011)
yang menyatakan bahwa peresepan analgesik terutama golongan NSAIDs harus
didasarkan pada penilaian risiko gastrointestinal. Al-Saeed (2011) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pemilihan analgesik yang tepat harus
mempertimbangkan risiko perdarahan gastrointestinal pada setiap pasien.
D. Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri Terhadap Luaran Klinis
Pengobatan nyeri diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri secara signifikan
dan meningkatkan kualitas hidup pasien (aktivitas umum, mood dan tidur). Berikut
merupakan tabel hubungan ketepatan pemilihan obat anti nyeri terhadap luaran klinis
pasien:
Tabel VII. Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh
terhadap Tidur Pasien
Ketepatan
Pemilihan Obat
Pengaruh terhadap Tidur
Nilai-p OR
(95% CI) Tidak
Mengganggu
Mengganggu
Tepat 15 14 0,50
0.74
(0,31-1,78) Tidak tepat 39 27
Dari tabel VIII, hubungan ketepatan pemilihan obat anti nyeri dengan
pengaruh terhadap tidur didapatkan nilai-p 0,50 yang berarti tidak ada hubungan
bermakna antara ketepatan pemilihan obat anti nyeri dengan pengaruh terhadap tidur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Bohra et al. (2014) yang menyatakan
bahwa pemilihan analgesik akan berpengaruh terhadap tidur. Pengobatan nyeri yang
bertujuan mengurangi rasa nyeri akan bekerja sangat baik jika dapat meningkatkan
kualitas tidur pasien.
Tabel IX. Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh
terhadap Aktivitas
Ketepatan
Pemilihan Obat
Pengaruh terhadap Aktivitas
Nilai-p OR
(95% CI) Tidak
Mengganggu
Mengganggu
Tepat 12 17 0,92
0.96
(0,39-2,32) Tidak tepat 28 38
Ketepatan pemilihan obat anti nyeri dengan pengaruh terhadap aktivitas
didapatkan nilai-p 0,92 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara ketepatan
pemilihan anti nyeri dengan aktivitas pasien. Cavalieri (2007) menyatakan bahwa
ketepatan pemilihan analgesik berpengaruh terhadap aktivitas pasien. Menurut Emons
et al (2007), Duenas et al (2016) dan Patel et al (2013) yang menyatakan bahwa
pemilihan analgesik diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
sehingga pasien dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Tabel VIII. Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh
secara Emosional
Ketepatan
Pemilihan Obat
Pengaruh secara Emosional
Nilai-p OR
(95% CI) Tidak
Mengganggu
Mengganggu
Tepat 18 11 0,66
0.82
(0,33-2,03) Tidak tepat 44 22
Pada tabel X, nilai-p yang didapatkan dari hubungan ketepatan pemilihan
obat anti nyeri dengan pengaruh secara emosional adalah 0,66 yang berarti tidak ada
hubungan bermakna antara ketepatan pemilihan obat anti nyeri terhadap gangguan
emosional. Reid et al. (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemilihan obat
anti nyeri yang tepat akan berpengaruh terhadap emosional pada pasien. Rasa nyeri
yang muncul terus menerus akibat pengobatan yang kurang efektif akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mempengaruhi pasien secara emosional seperti merasa depresi, gelisah dan gangguan
mood yang lainnya. Perbedaan hasil tersebut kemungkinan terjadi karena nyeri
bersifat subjektif dan berbeda pada setiap orang (Rastogi dan Meek, 2013).
Kelemahan penelitian ini adalah desain penelitian cross sectional yang tidak
melakukan follow up, sehingga peneliti tidak mengukur dampak jangka panjang
pengaruh tipe nyeri, komorbiditas serta luaran klinis terhadap pengobatan yang
diterima oleh pasien. Keunggulan dari penelitian ini adalah menggunakan rekam
medis pasien untuk memastikan jawaban responden terkait data penggunaan obat anti
nyeri dan beberapa riwayat penyakit. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan
terjadinya bias.
KESIMPULAN
Karakteristik pasien lanjut usia dengan keluhan nyeri dan memiliki
komorbiditas stroke dengan hasil persentase paling tinggu yaitu pasien dengan jenis
kelamin perempuan (63,2%), memiliki derajat nyeri sedang (48,4%), tipe nyeri
campuran (84,2%) dan bersifat nyeri kronis (63,2%). Sebagian besar pasien memiliki
komorbiditas lain selain stroke. Parasetamol baik tunggal maupun kombinasi dengan
obat anti nyeri yang lain merupakan analgesik yang paling banyak digunakan sebagai
pengobatan nyeri pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas stroke. Pengobatan
nyeri pada pasien lanjut usia dengan komorbiditas stroke di Poliklinik Saraf Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta sebagian besar tidak tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Saeed, A., 2011. Gastrointestinal and Cardiovaskular Risk of Nonsteroidal Anti-
inflammatory Drugs, Oman Medical Journal, 26(6), 385-391.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Badan Pusat Statistik, 2014. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia, Statistik
Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bhala, N., Emberson, J., Merhi, A., et al., 2013. Vascular and Upper Gastrointestinal
Effects of Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs: Meta Analyses of
Individual Participant Data from Randomised Trials, The Lancet, 382, 769-
779.
Bohra, M.H., Kaushik, C., Temple, D., et al., 2014. Weighing the Balance: How
Analgesics Used in Chronic Pain Influence Sleep?, British Journal of Pain,
8(3), 107-118.
Cavalieri, T.A., 2007. Managing Pain in Geriatric Patients, The Journal of the
American Osteopathic Association, 107 (4), 10-16.
Charan, J., Biswas, T., 2013. How to Calculate Sample Size for Different Study
Design in Medical Research, Indian Journal of Psychological Medicine, 35
(2), 121-126.
Davis, J.A., Robinson, R.L., Le, T.K., et al., 2011. Incidence and Impact of Pain
Conditions and Comorbid Illnesses, Journal of Pain Research, 4, 331-345.
Dahlan, M.S., 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan, Seri Evidance Based Medicine, 35 (2), 121-126.
Duenas, M., Ojeda, B., Salazar, A., et al., 2016. A Review of Chronic Pain Impact on
Patients, Their Social Environment and The Health Care System, Journal of
Pain Research, 9, 457-467.
Emons, R.J., Schasfoort, F.C., Vos, L.A., Bussmann, J,B., and Stam, H.J., 2007,
Impact of Chronic Pain on Everyday Physical Activity, European Journal of
Pain, 11, 587-593.
Finnerup, N.B., Attal, N., Haroutounian, S., et al., 2015. Pharmacotherapy for
Neuropathic Pain in Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis, The
Lancet Neurology, 14, 162-173.
Harrison, R.A., and Field, T.S., 2015. Post Stroke Pain: Identification, Assessment,
and Therapy, Cerebrovasccular Disease, 39, 190-201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
International Association for the Study of Pain, 2007. Pain in Older Persons, Global
Year Against Pain 2.
Kaye, A.D., Baluch, A., Scott, J.T., 2010. Pain Management in the Elderly
Population: A Review, The Ochsner Journal, Vol. 10, 179-187.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
Laporan Nasional 2013, 129-131.
Klit, H., Finnerup, N.B., Overvad, K., et al., 2011. Pain Following Stroke: A
Population-Based Follow-Up Study, PLoS ONE 6(11), 1-9.
Kress, H.G., Ahlbeck, K., Aldingtong, D., et al., 2014. Managing Chronic Pain in
Elderly Patient Requires a CHANGE of Approach, Current Medical
Research and Opinion, 30, 1153-1164.
Kukkar, A., Bali, A., Singh, N., et al., 2013. Implication and Mechanism of Action of
Gabapentin in Neuropathic Pain, The Pharmaceutical Society of Korea, 36,
237-251.
Lanas, A., Garcia, L.A., Arroyo, M.T., et al., 2007. Risk Of Upper Gastrointestinal
Ulcer BLEEDING Associated with Selective Cyclo-Oxygenase-2Inhibitors,
Traditional Non-Aspirin, Non-Steroidal Antiinflammatory Drugs, Aspirin
and Combinations, BMJ Journal, 1731-1738.
Lanas, A., Tell, G.G., Armada, B., et al., 2011. Prescription Pattern and
Appropiateness of NSAID Therapy According to Gastrointestinal Risk and
Cardiovascular History in Patients with Diagnoses of Osteoarthritis,
Biomedical Central Medicine, 9(1), 38.
Narum, S., Westergren, T., and Klemp, M., 2014. Corticosteroids and Risk of
Gastrointestinal Bleeding: A Systematic Revies and Meta-Analysis, BMJ
Open, 4.
Ongs, C.K.S., Lirk, P., Tan, C.H., and Seymour, R.A., 2007. An Evidence-Based
Update on Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs, Clinical Medicine and
Research, 5(1), 19-34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Park, K., and Bavry, A.A., 2014. Risk of Stroke Associated with Non-Steroidal
AAnti-Inflammatory Drugs, Dove Press Journal, 10, 25-32.
Patel, K.V., Guralnik, J.M., Danise, E.J., and Turk, C., 2013. Prevalence and Impact
of Pain among Older Adults in the United States: Findings from the 2011
National Health and Aging Trends Study, International Association for the
Study of Pain, 154(12), 1-20.
Pereira, L.V., Vasconcelos, P.P., Pereira, G,A., et al., 2014. Prevalence and Intensity
of Chronic Pain and Self-perceived Health Among Elderly People: A
Population-based Study, Rev. Latino-Am, Enfermagem, 22(4), 662-669.
Rastogi, R. and Meek, D.B., 2013. Management of Chronic Pain in Elderl, Frail
Patients: Finding a Suitable, Personalized Method of Control, Clinical
Interventions in Aging, Vol. 8, 37-46.
Rebecca, A.H., dan Thalia, S.F., 2014. Post Stroke Pain: Identification, Assessment
and Therapy, Cerebrovascular Disease, 39, 190-201.
Reid, M.C., Eccleston, C., Pillemer, K., 2015. Management of Chronic Pain in Older
Adults, Clinical Review, 1-10.
Satghare, P., Chong, S.A., Vaingankar, J., et al., 2016,. Prevalence and Correlates of
Pain in People Aged 60 Years and above in Singapore: Result from the
WiSE Study, Pain Research and Management, Vol. 2016, 1-2.
Scarpignato, C., Lanas, A., Blandizzi, C., et al., 2015. Safe Prescribing of Non-
Stroidal Anti-Inflammaroty Drugs in Patients with Osteoarthritis – An
Expert Consensus Addresing Bnefits As Well As Gastrointestinal and
Cardiovaskular Risks, BMC Journal, 13, 55.
Thong, V., 2013. Neuropathic Pain-A Management Update, Australian Family
Physician Journal, 42(3), 92-97.
Tsang, A., Korff, M.V., Lee, S., et al., 2008. Common Chronic Pain Conditions in
Developed and Developing Countries: Gender and Age Differences and
Comorbidity With Depression-Anxiety Disorders, The Journal of Pain, 9,
883-891.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 3. Surat Keterangan Verifikasi Data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 4. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
A.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
A.S
A.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 5. Form Lembar Esesmen
A.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
A.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
A.S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 6. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
Skala Penilaian
Ketepatan
pengobatan
Penatalaksaan nyeri dikatakan
tepat apabila sesuai dengan
komorbiditas pasien dan tipe
nyeri yang dialami pasien
(nosiseptif atau neuropatik)
(Cavalieri, 2007).
Kategorik 0 = tidak tepat
1 = tepat
Tipe Nyeri Tipe nyeri yang dialami pasien,
dikelompokkan menjadi tipe
nyeri dengan unsur neuropatik
dan tanpa unsur neuropatik.
Dikatakan nyeri neuropatik
apabila score ID Pain pada
lembar esemen nyeri memiliki
skor > 2 (Yudiyanta, 2015)
kategorik 0 = tidak
neuropatik
1 = neuropatik
Risiko
Gastrointestinal
Faktor risiko gastrointestinal
yaitu pasien berusia ≥ 65
tahun, memiliki riwayat
perdarahan pada saluran
gastrointestinal, menggunakan
obat kortikosteroid,
antikoagulan dan aspirin
(Lanas et al., 2011).
Kategorik 0 = risiko rendah
1 = risiko tinggi
Komorbiditas
lain
Komorbiditas selain stroke
yang dialami oleh pasien
seperti komorbiditas hipertensi,
riwayat penyakit jantung,
diabetes, Chronic Kidney
Disease, dan lainnya.
Kategorik 0 = stroke tanpa
komorbiditas
lain
1 = stroke
dengan
komorbiditas
lain
Pengaruh
terhadap luaran
klinis
Pengaruh nyeri terhadap luaran
klinis seperti gangguan tidur,
emosional dan aktivitas sehari-
hari yang didapat dari hasil
wawancara menggunakan
lembar esesmen nyeri
Kategorik 0 = tidak
mengganggu
1 = mengganggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 7. Perhitungan Sampel
Ukuran Sampel = (Z1-α/2)2 P(1-P)
d2
= 1,962 x 0,063 (1-0,063)
0,052
= 0,2420 x 0,937
0,0025
= 90,70
= 91
Keterangan :
Z1-α/2 = nilai standar normal variabel (pada tipe error I 5% (p<0,05)
sebesar 1,96 dan pada tipe error I 1% (p<0,01) sebesar 2,58).
P = Proporsi populasi berdasarkan kejadian nyeri pada lanjut usia dengan
komorbiditas stroke yaitu 6,3%
d = derajat penyimpangan terhadap populasi 5% (0,05)
(Charan dan Biswas, 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 8. Uji Statistik Tipe Nyeri terhadap Ketepatan Pengobatan
tipe nyeri responden * ketepatan pengobatan Crosstabulation
ketepatan pengobatan Total
tepat tidak tepat
tipe nyeri
responden
neuropatik
Count 29 56 85
Expected Count 25.9 59.1 85.0
% within tipe nyeri
responden 34.1% 65.9% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 100.0% 84.8% 89.5%
% of Total 30.5% 58.9% 89.5%
Tidak
neuropatik
Count 0 10 10
Expected Count 3.1 6.9 10.0
% within tipe nyeri
responden 0.0% 100.0% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 0.0% 15.2% 10.5%
% of Total 0.0% 10.5% 10.5%
Total
Count 29 66 95
Expected Count 29.0 66.0 95.0
% within tipe nyeri
responden 30.5% 69.5% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 30.5% 69.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.911a 1 .027
Continuity
Correctionb 3.434 1 .064
Likelihood Ratio 7.791 1 .005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Fisher's Exact Test .029 .021
Linear-by-Linear
Association 4.859 1 .027
N of Valid Cases 95
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.05.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort ketepatan
pengobatan = tidak tepat .659 .565 .768
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 9. Uji Statistik Komorbiditas Lain terhadap Ketepatan Pengobatan
Komorbiditas lain * ketepatan pengobatan Crosstabulation
ketepatan pengobatan Total
tepat tidak tepat
Komorbiditas
lain
Stroke tanpa
komorbiditas
lainnya
Count 9 24 33
Expected Count 10.1 22.9 33.0
% within komorbid 27.3% 72.7% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 31.0% 36.4% 34.7%
% of Total 9.5% 25.3% 34.7%
stroke dengan
komorbiditas
lainnya
Count 20 42 62
Expected Count 18.9 43.1 62.0
% within komorbid 32.3% 67.7% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 69.0% 63.6% 65.3%
% of Total 21.1% 44.2% 65.3%
Total
Count 29 66 95
Expected Count 29.0 66.0 95.0
% within komorbid 30.5% 69.5% 100.0%
% within ketepatan
pengobatan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 30.5% 69.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .252a 1 .615
Continuity Correctionb .072 1 .788
Likelihood Ratio .255 1 .614
Fisher's Exact Test .649 .398
Linear-by-Linear Association .250 1 .617
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.07.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for komorbid
(stroke / stroke dan lainnya) .788 .310 2.002
For cohort ketepatan
pengobatan = tepat .845 .435 1.642
For cohort ketepatan
pengobatan = tidak tepat 1.074 .819 1.407
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 10. Uji Statistik Risiko GI terhadap Ketepatan Pengobatan
Risiko Gastrointestinal * ketepatan pengobatan Crosstabulation
ketepatan pengobatan Total
tepat tidak tepat
Risiko
Gastrointestinal
risiko
rendah
Count 2 5 7
Expected Count 2.1 4.9 7.0
% within Risiko Gastrointestinal 28.6% 71.4% 100.0%
% within ketepatan pengobatan 6.9% 7.6% 7.4%
% of Total 2.1% 5.3% 7.4%
risiko
tinggi
Count 27 61 88
Expected Count 26.9 61.1 88.0
% within Risiko Gastrointestinal 30.7% 69.3% 100.0%
% within ketepatan pengobatan 93.1% 92.4% 92.6%
% of Total 28.4% 64.2% 92.6%
Total
Count 29 66 95
Expected Count 29.0 66.0 95.0
% within Risiko Gastrointestinal 30.5% 69.5% 100.0%
% within ketepatan pengobatan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 30.5% 69.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .014a 1 .907
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .014 1 .907
Fisher's Exact Test 1.000 .637
Linear-by-Linear
Association .013 1 .908
N of Valid Cases 95
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.14.
b. Computed only for a 2x2 table
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Risiko
Gastrointestinal (risiko
rendah / risiko tinggi)
.904 .165 4.953
For cohort ketepatan
pengobatan = tepat .931 .277 3.131
For cohort ketepatan
pengobatan = tidak tepat 1.030 .632 1.680
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 11. Uji Statistik Ketepatan Pengobatan terhadap Aktivitas
ketepatan pengobatan * pengaruh terhadap aktivitas Crosstabulation
pengaruh terhadap aktivitas Total
tidak
mengganggu
mengganggu
ketepatan
pengobatan
tepat
Count 12 17 29
Expected Count 12.2 16.8 29.0
% within ketepatan
pengobatan 41.4% 58.6% 100.0%
% within pengaruh terhadap
aktivitas 30.0% 30.9% 30.5%
% of Total 12.6% 17.9% 30.5%
tidak
tepat
Count 28 38 66
Expected Count 27.8 38.2 66.0
% within ketepatan
pengobatan 42.4% 57.6% 100.0%
% within pengaruh terhadap
aktivitas 70.0% 69.1% 69.5%
% of Total 29.5% 40.0% 69.5%
Total
Count 40 55 95
Expected Count 40.0 55.0 95.0
% within ketepatan
pengobatan 42.1% 57.9% 100.0%
% within pengaruh terhadap
aktivitas 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.1% 57.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .009a 1 .924
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .009 1 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Fisher's Exact Test 1.000 .554
Linear-by-Linear Association .009 1 .925
N of Valid Cases 95
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.21.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ketepatan
pengobatan (tepat / tidak
tepat)
.958 .395 2.323
For cohort pengaruh
terhadap aktivitas = tidak
mengganggu
.975 .582 1.635
For cohort pengaruh
terhadap aktivitas =
mengganggu
1.018 .704 1.473
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 12. Uji Statistik Ketepatan Pengobatan terhadap Gangguan Tidur
ketepatan pengobatan * pengaruh terhadap tidur Crosstabulation
pengaruh terhadap tidur Total
tidak
mengganggu
mengganggu
ketepatan
pengobatan
tepat
Count 15 14 29
Expected Count 16.5 12.5 29.0
% within ketepatan
pengobatan 51.7% 48.3% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 27.8% 34.1% 30.5%
% of Total 15.8% 14.7% 30.5%
tidak
tepat
Count 39 27 66
Expected Count 37.5 28.5 66.0
% within ketepatan
pengobatan 59.1% 40.9% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 72.2% 65.9% 69.5%
% of Total 41.1% 28.4% 69.5%
Total
Count 54 41 95
Expected Count 54.0 41.0 95.0
% within ketepatan
pengobatan 56.8% 43.2% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.8% 43.2% 100.0%
ketepatan pengobatan * pengaruh terhadap tidur Crosstabulation
pengaruh terhadap tidur Total
tidak
mengganggu
mengganggu
ketepatan tepat Count 15 14 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pengobatan Expected Count 16.5 12.5 29.0
% within ketepatan
pengobatan 51.7% 48.3% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 27.8% 34.1% 30.5%
% of Total 15.8% 14.7% 30.5%
tidak
tepat
Count 39 27 66
Expected Count 37.5 28.5 66.0
% within ketepatan
pengobatan 59.1% 40.9% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 72.2% 65.9% 69.5%
% of Total 41.1% 28.4% 69.5%
Total
Count 54 41 95
Expected Count 54.0 41.0 95.0
% within ketepatan
pengobatan 56.8% 43.2% 100.0%
% within pengaruh
terhadap tidur 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.8% 43.2% 100.0%
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ketepatan
pengobatan (tepat / tidak
tepat)
.742 .308 1.785
For cohort pengaruh
terhadap tidur = tidak
mengganggu
.875 .584 1.312
For cohort pengaruh
terhadap tidur =
mengganggu
1.180 .734 1.898
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 13. Uji Statistik Ketepatan terhadap Emosional
ketepatan pengobatan * pengaruh terhadap emosional Crosstabulation
pengaruh terhadap emosional Total
tidak
mengganggu
mengganggu
ketepatan
pengobatan
tepat
Count 18 11 29
Expected Count 18.9 10.1 29.0
% within ketepatan
pengobatan 62.1% 37.9% 100.0%
% within pengaruh
terhadap emosional 29.0% 33.3% 30.5%
% of Total 18.9% 11.6% 30.5%
tidak
tepat
Count 44 22 66
Expected Count 43.1 22.9 66.0
% within ketepatan
pengobatan 66.7% 33.3% 100.0%
% within pengaruh
terhadap emosional 71.0% 66.7% 69.5%
% of Total 46.3% 23.2% 69.5%
Total
Count 62 33 95
Expected Count 62.0 33.0 95.0
% within ketepatan
pengobatan 65.3% 34.7% 100.0%
% within pengaruh
terhadap emosional 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.3% 34.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .188a 1 .665
Continuity Correctionb .040 1 .842
Likelihood Ratio .186 1 .666
Fisher's Exact Test .815 .418
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Linear-by-Linear Association .186 1 .666
N of Valid Cases 95
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.07.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ketepatan
pengobatan (tepat / tidak
tepat)
.818 .330 2.029
For cohort pengaruh
terhadap emosional = tidak
mengganggu
.931 .668 1.297
For cohort pengaruh
terhadap emosional =
mengganggu
1.138 .639 2.027
N of Valid Cases 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BIOGRAFI PENULIS
Defika Taqilala, lahir di Pontianak, 2 Oktober 1996. Anak
pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Kasianus
dan Ibu Sofia. Penulis menempuh pendidikan di SD Negeri
29 Pontianak Timur tahun 2002-2008, SMP Negeri 10
Pontianak tahun 2008-2011, SMA Negeri 1 Pontianak
tahun 2011-2014 dan pada tahun 2014 melanjutkan
pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam
berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti Anggota Divisi Dana dan Usaha TITRASI
tahun 2015, Koordinator Divisi Konsumsi Kampanye Informasi Obat tahun 2015,
Ketua Panitia Kampanye Informasi Obat tahun 2016, Koordinator Divisi Acara Desa
Mitra I tahun 2016, Koordinator Divisi Acara Donor Darah JMKI tahun 2016,
Anggota Divisi Pendaftaran Lomba Cerdas Cermat Kimia tahun 2016, Anggota
Divisi Pendaftaran Pharmacy Performance tahun 2016 dan Anggota Divisi Artis
Pekan Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan XIII tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI