kesimpulan bds 3 case 3.docx
-
Upload
muga-restunaesha -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of kesimpulan bds 3 case 3.docx
Karies merupakan suatu proses demineralisasi struktur gigi yang bisa terjadi pada
semua permukaan gigi. Karies gigi berawal dari plak pada permukaan gigi yang dibiarkan
dalam waktu yang cukup lama dan tidak didukung dengan kebersihan rongga mulut yang
bagus. Plak merupakan sekumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi, sebenarnya
plak merupakan hal yang wajar, tetapi jika plak dibiarkan terus menerus maka akan
menyebabkan karies.
Karies merupakan proses demineralisasi struktur gigi, dari enamel dan dentin.
Beberapa kasus karies yang parah dapat menyebabkan peradangan pada pulpa dan akar.
Demineralisasi enamel merupakan tahap awal terjadinya karies, pada saat terjadi
demineralisasi pada enamel, kita tidak merasakan adanya kerusakan pada gigi kita. Tetapi
jika karies sudah mencapai dentin, maka gigi yang karies ini menjadi lebih sensitif terhadap
stimulus panas, dingin serta manis. Stimulus ini menyebabkan rasa nyeri pada gigi yang
terkena karies dentin.
Pada anak-anak yang mengalami karies, dibutuhkan bahan restorasi yang mudah
diaplikasikan serta cukup kuat. Bahan restorasi tersebut juga sebaiknya dapat memperkuat
gigi anak dengan mencegah terbentuknya karies baru. GIC atau glass ionomer cement
merupakan suatu bahan restorasi yang mengandung fluor, dimana fluor ini dapat berguna
untuk mencegah terjadinya karies baru, serta memperkuat struktur gigi.
GIC mempuyai masih banyak lagi kelebihan, seperti kekuatannya menahan beban
pengunyahan, estetik yang baik, dan tahan terhadap kelarutan saliva. GIC banyak digunakan
untuk restorasi gigi sulung, dikarenakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki GIC serta aplikasi
yang mudah untuk restorasi gigi anak.
PEMBAHASAN
Pada issue didapatkan kasus seorang anak perempuan berumur 5 tahun dengan keluhan
gigi berlubang dan ngilu apabila digunakan makan. Anak perempuan tersebut mempunyai gigi
geraham kanan rahang bawah yang berlubang.
Dari riwayat pasien, diketahui bahwa pasien memiliki kebiasan meminum susu dari botol
susu bahkan sampai tertidur dan sering tidak minum air setelah meminum susu……… NAH
ALA INI ALASANNYA MINTA SAMA ADHA YAH, AMU LUPA KENAPA DIA
BERKAITAN SAMA KARIES MAAFIN CHAT AJA ADHA MINTA KESIMPULAN
DARI MINUM SUSU DARI BOTOL
Gigi berlubang (karies) dan rasa ngilu memiliki keterkaitan yang erat. Karies merupakan
suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh
aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah
adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya yang dapat menyebabkan gigi tampak berwarna merah kecoklatan.
Dengan pertimbangan pasien yang masih balita dan masih akan terus mengonsumsi susu
dari botol maka resiko mendapatkan kariesnya pun sangat tinggi. Oleh karena itu, penanganan
restorasi berupa tumpatan sangat dibutuhkan. Dan dari kasus penanganan karies yang dialami
anak, kami menyimpulkan bahwa bahan tumpatan yang paling tepat untuk digunakan adalah
mengggunakan Glass Ionomer Cement (GIC). Bahan ini memiliki keunggulan dalam hal
sensitivitas terhadap kelembaban dan keunggulan kekuatan perlekatan.Selain itu peningkatan
estetis , kemudahan peletakan dan polimerisasi light cured membuat bahan ini menjadi alternatif
yang baik untuk digunakan pada pasien anak-anak. Selain itu, kami memilih GIC dengan
pertimbangan karena GIC memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. GIC mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk
mencegah karies lebih lanjut. Untuk gigi sulung dan gigi tetap muda bahan yang
sering digunakan adalah Glass Ionomer Cement dan Compomer (Kompomer).
Glass Ionomer Cement mempunyai komposisi bahan bubuk acid soluable calcium
fluoraluminosilicate glass dan cairan aqueous solution of polyacrilyc acid yang
mengandung fluoride. Prevalensi karies gigi sulung lebih tinggi dibandingkan gigi
tetap, hal ini disebabkan proses kerusakannya kronis dan asimptomatis.
Disamping banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya karies pada gigi sulung,
struktur enamelnya kurang padat karena banyak mengandung air dan
pemeliharaan gigi tidak teratur. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa ion
fluoride yang dilepaskan dari GIC dapat menghambat perkembangan karies
sekunder (anusavice, 2003) Oleh karena itu, dengan menggunakan GIC, hal ini
menjadi salah satu solusi mengurangi kemungkinan karies pada anak, mengingat
golongan anak-anak adalah penderita karies terbesar.
2. Glass Ionomer Cement (GIC/SIK) perlekatan ionik permanent terhadap struktur
gigi, berikatan langsung dengan dentine dan enamel. Ikatan pada dentin adalah
ikatan hidrogen (Van noort, 2002). Kekuatan untuk berikatan dengan enamel
selalu lebih tinggi dari dentin karena semakin besarnya kandungan anorganik dari
enamel dan homogenitas yang lebih besar (Anusavice, 2003)
3. GIC memiliki biokompabilitas yang baik terhadap jaringan gigi, solubilitas
rendah, antikariogenik, perubahan deimensi kecil dan tahan terhadap fraktur.
4. Manipulasi sealant semen ionomer kaca lebih mudah, dan tidak diperlukan
tahapan pengetsaan pada permukaan gigi (Subramaniam, 2008). Sulitnya kontrol
terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi sempurna, dan sulitnya
manajemen pasien anak adalah beberapa kesulitan aplikasi bahan tumpatan pada
anak. Aplikasi yang mudah sangat mengurangi waktu tindakan. Dengan
pertimbangan pasien adalah anak berumur 5 tahun yang tidak memungkinkan
untuk melakukan pengerjaan yang lama karena sifat anak-anak yang lebih susah
diatur, maka menggunakan semen ionomer kaca/GIC adalah pilihan yang tepat.
5. Pembuangan jaringan gigi yang sehat sangat minimal bahkan terkadang tidak
diperlukan pengeburan pada gigi.
6. Sangat jarang menimbulkan reaksi alergi.
7. Estetika lebih baik dibandingkan dengan amalgam. GIC memiliki warna yang
lebih sewarna dengan gigi, walaupun tidak sebaik komposit dalam hal estetika.
Walaupun GIC memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, namun GIC juga mempunyai
kekurangan berupa ketahanan terhadap fraktur dan tekanan yang tidak lebih baik dari komposit
dan amalgam. Namun, kekurangan ini bisa teratasi karena GIC lebih banyak digunakan pada
pasien anak, dimana daya kunyahnya masih rendah, tidak sekuat orang dewasa sehingga tekanan
yang diterima oleh tumpatan GIC tidak begitu besar, sehingga fraktur atau kerusakan pada
tumpatan lebih bisa lebih minimal terjadi. Oleh karena hal itu, maka GIC lebih sering digunakan
untuk anak-anak dan lebih jarang digunakan untuk tumpatan pada orang dewasa.
Dengan demikian, penggunaan GIC dalam tumpatan untuk anak-anak sangat
direkomendasikan, tentunya dengan menggunakan prosedur yang baik dan sesuai ketentuan
sehingga keluhan yang ada seperti karies dapat tertanggulangi dengan maksimal.
BAB 5
KESIMPULAN
Dilihat dari kondisi anak yang giginya berlubang hingga anak tersebut merasakan nyeri
saat makan dan minum, karies tersebut sudah cukup dalam. Oleh karena itu dibutuhkan
tumpatan yang sesuai bagi anak tersebut dan dari kasus penanganan karies yang dialami anak,
kami menyimpulkan bahwa bahan tumpatan yang paling tepat untuk digunakan adalah
mengggunakan Glass Ionomer Cement (GIC). Dipilihnya GIC karena GIC memiliki beberapa
keunggulan sebagai bahan tumpatan untuk anak, yaitu GIC melepaskan fluorida yang dapat
menghambat pembentukan karies sekunder. Aplikasi GIC mudah sehingga mengurangi waktu
tindakan mengingat anak kecil yang sering tidak betah pada saat dokter gigi melakukan
perawatan. Glass Ionomer Cement (GIC/SIK) memiliki perlekatan ionik permanen terhadap
struktur gigi, berikatan langsung dengan dentine dan enamel, biokompatibilitas tinggi,
pembuangan jaringan gigi yang sehat sangat minimal bahkan terkadang tidak diperlukan
pengeburan pada gigi, jarang menimbulkan reaksi alergi, dan estetika baik.
ALA COBA INI DIBACA LAGI SOALNYA DISINI KASUSNYA SI ANAK NYA
NGERASAIN SAKIT SEDANGKAN DIKITA ENGGA
TRUS COBA COCOKIN SAMA LI NYA ,KIRA KIRA ADA LI YANG BELUM
KEJAWAB NGGA
MAKASIH IBU EDITOR HEHEEHE
KALAU ADA YANG KURANG JELAS DI TANYAIN YAWWW