kesimpulan bds 3 case 3.docx

7
Karies merupakan suatu proses demineralisasi struktur gigi yang bisa terjadi pada semua permukaan gigi. Karies gigi berawal dari plak pada permukaan gigi yang dibiarkan dalam waktu yang cukup lama dan tidak didukung dengan kebersihan rongga mulut yang bagus. Plak merupakan sekumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi, sebenarnya plak merupakan hal yang wajar, tetapi jika plak dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan karies. Karies merupakan proses demineralisasi struktur gigi, dari enamel dan dentin. Beberapa kasus karies yang parah dapat menyebabkan peradangan pada pulpa dan akar. Demineralisasi enamel merupakan tahap awal terjadinya karies, pada saat terjadi demineralisasi pada enamel, kita tidak merasakan adanya kerusakan pada gigi kita. Tetapi jika karies sudah mencapai dentin, maka gigi yang karies ini menjadi lebih sensitif terhadap stimulus panas, dingin serta manis. Stimulus ini menyebabkan rasa nyeri pada gigi yang terkena karies dentin. Pada anak-anak yang mengalami karies, dibutuhkan bahan restorasi yang mudah diaplikasikan serta cukup kuat. Bahan restorasi tersebut juga sebaiknya dapat memperkuat gigi anak dengan mencegah terbentuknya karies baru. GIC atau glass ionomer cement merupakan suatu bahan restorasi yang mengandung fluor, dimana fluor ini dapat berguna untuk mencegah terjadinya karies baru, serta memperkuat struktur gigi.

Transcript of kesimpulan bds 3 case 3.docx

Page 1: kesimpulan bds 3 case 3.docx

Karies merupakan suatu proses demineralisasi struktur gigi yang bisa terjadi pada

semua permukaan gigi. Karies gigi berawal dari plak pada permukaan gigi yang dibiarkan

dalam waktu yang cukup lama dan tidak didukung dengan kebersihan rongga mulut yang

bagus. Plak merupakan sekumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi, sebenarnya

plak merupakan hal yang wajar, tetapi jika plak dibiarkan terus menerus maka akan

menyebabkan karies.

Karies merupakan proses demineralisasi struktur gigi, dari enamel dan dentin.

Beberapa kasus karies yang parah dapat menyebabkan peradangan pada pulpa dan akar.

Demineralisasi enamel merupakan tahap awal terjadinya karies, pada saat terjadi

demineralisasi pada enamel, kita tidak merasakan adanya kerusakan pada gigi kita. Tetapi

jika karies sudah mencapai dentin, maka gigi yang karies ini menjadi lebih sensitif terhadap

stimulus panas, dingin serta manis. Stimulus ini menyebabkan rasa nyeri pada gigi yang

terkena karies dentin.

Pada anak-anak yang mengalami karies, dibutuhkan bahan restorasi yang mudah

diaplikasikan serta cukup kuat. Bahan restorasi tersebut juga sebaiknya dapat memperkuat

gigi anak dengan mencegah terbentuknya karies baru. GIC atau glass ionomer cement

merupakan suatu bahan restorasi yang mengandung fluor, dimana fluor ini dapat berguna

untuk mencegah terjadinya karies baru, serta memperkuat struktur gigi.

GIC mempuyai masih banyak lagi kelebihan, seperti kekuatannya menahan beban

pengunyahan, estetik yang baik, dan tahan terhadap kelarutan saliva. GIC banyak digunakan

untuk restorasi gigi sulung, dikarenakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki GIC serta aplikasi

yang mudah untuk restorasi gigi anak.

PEMBAHASAN

Pada issue didapatkan kasus seorang anak perempuan berumur 5 tahun dengan keluhan

gigi berlubang dan ngilu apabila digunakan makan. Anak perempuan tersebut mempunyai gigi

geraham kanan rahang bawah yang berlubang.

Dari riwayat pasien, diketahui bahwa pasien memiliki kebiasan meminum susu dari botol

susu bahkan sampai tertidur dan sering tidak minum air setelah meminum susu……… NAH

ALA INI ALASANNYA MINTA SAMA ADHA YAH, AMU LUPA KENAPA DIA

Page 2: kesimpulan bds 3 case 3.docx

BERKAITAN SAMA KARIES MAAFIN CHAT AJA ADHA MINTA KESIMPULAN

DARI MINUM SUSU DARI BOTOL

Gigi berlubang (karies) dan rasa ngilu memiliki keterkaitan yang erat. Karies merupakan

suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh

aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah

adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan

organiknya yang dapat menyebabkan gigi tampak berwarna merah kecoklatan.

Dengan pertimbangan pasien yang masih balita dan masih akan terus mengonsumsi susu

dari botol maka resiko mendapatkan kariesnya pun sangat tinggi. Oleh karena itu, penanganan

restorasi berupa tumpatan sangat dibutuhkan. Dan dari kasus penanganan karies yang dialami

anak, kami menyimpulkan bahwa bahan tumpatan yang paling tepat untuk digunakan adalah

mengggunakan Glass Ionomer Cement (GIC). Bahan ini memiliki keunggulan dalam hal

sensitivitas terhadap kelembaban dan keunggulan kekuatan perlekatan.Selain itu peningkatan

estetis , kemudahan peletakan dan polimerisasi light cured membuat bahan ini menjadi alternatif

yang baik untuk digunakan pada pasien anak-anak. Selain itu, kami memilih GIC dengan

pertimbangan karena GIC memiliki kelebihan sebagai berikut :

1. GIC mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk

mencegah karies lebih lanjut. Untuk gigi sulung dan gigi tetap muda bahan yang

sering digunakan adalah Glass Ionomer Cement dan Compomer (Kompomer).

Glass Ionomer Cement mempunyai komposisi bahan bubuk acid soluable calcium

fluoraluminosilicate glass dan cairan aqueous solution of polyacrilyc acid yang

mengandung fluoride. Prevalensi karies gigi sulung lebih tinggi dibandingkan gigi

tetap, hal ini disebabkan proses kerusakannya kronis dan asimptomatis.

Disamping banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya karies pada gigi sulung,

struktur enamelnya kurang padat karena banyak mengandung air dan

pemeliharaan gigi tidak teratur. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa ion

fluoride yang dilepaskan dari GIC dapat menghambat perkembangan karies

sekunder (anusavice, 2003) Oleh karena itu, dengan menggunakan GIC, hal ini

menjadi salah satu solusi mengurangi kemungkinan karies pada anak, mengingat

golongan anak-anak adalah penderita karies terbesar.

Page 3: kesimpulan bds 3 case 3.docx

2. Glass Ionomer Cement (GIC/SIK) perlekatan ionik permanent terhadap struktur

gigi, berikatan langsung dengan dentine dan enamel. Ikatan pada dentin adalah

ikatan hidrogen (Van noort, 2002). Kekuatan untuk berikatan dengan enamel

selalu lebih tinggi dari dentin karena semakin besarnya kandungan anorganik dari

enamel dan homogenitas yang lebih besar (Anusavice, 2003)

3. GIC memiliki biokompabilitas yang baik terhadap jaringan gigi, solubilitas

rendah, antikariogenik, perubahan deimensi kecil dan tahan terhadap fraktur.

4. Manipulasi sealant semen ionomer kaca lebih mudah, dan tidak diperlukan

tahapan pengetsaan pada permukaan gigi (Subramaniam, 2008). Sulitnya kontrol

terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi sempurna, dan sulitnya

manajemen pasien anak adalah beberapa kesulitan aplikasi bahan tumpatan pada

anak. Aplikasi yang mudah sangat mengurangi waktu tindakan. Dengan

pertimbangan pasien adalah anak berumur 5 tahun yang tidak memungkinkan

untuk melakukan pengerjaan yang lama karena sifat anak-anak yang lebih susah

diatur, maka menggunakan semen ionomer kaca/GIC adalah pilihan yang tepat.

5. Pembuangan jaringan gigi yang sehat sangat minimal bahkan terkadang tidak

diperlukan pengeburan pada gigi. 

6. Sangat jarang menimbulkan reaksi alergi.

7. Estetika lebih baik dibandingkan dengan amalgam. GIC memiliki warna yang

lebih sewarna dengan gigi, walaupun tidak sebaik komposit dalam hal estetika.

Walaupun GIC memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, namun GIC juga mempunyai

kekurangan berupa ketahanan terhadap fraktur dan tekanan yang tidak lebih baik dari komposit

dan amalgam. Namun, kekurangan ini bisa teratasi karena GIC lebih banyak digunakan pada

pasien anak, dimana daya kunyahnya masih rendah, tidak sekuat orang dewasa sehingga tekanan

yang diterima oleh tumpatan GIC tidak begitu besar, sehingga fraktur atau kerusakan pada

tumpatan lebih bisa lebih minimal terjadi. Oleh karena hal itu, maka GIC lebih sering digunakan

untuk anak-anak dan lebih jarang digunakan untuk tumpatan pada orang dewasa.

Dengan demikian, penggunaan GIC dalam tumpatan untuk anak-anak sangat

direkomendasikan, tentunya dengan menggunakan prosedur yang baik dan sesuai ketentuan

sehingga keluhan yang ada seperti karies dapat tertanggulangi dengan maksimal.

Page 4: kesimpulan bds 3 case 3.docx

BAB 5

KESIMPULAN

Dilihat dari kondisi anak yang giginya berlubang hingga anak tersebut merasakan nyeri

saat makan dan minum, karies tersebut sudah cukup dalam. Oleh karena itu dibutuhkan

tumpatan yang sesuai bagi anak tersebut dan dari kasus penanganan karies yang dialami anak,

kami menyimpulkan bahwa bahan tumpatan yang paling tepat untuk digunakan adalah

mengggunakan Glass Ionomer Cement (GIC). Dipilihnya GIC karena GIC memiliki beberapa

keunggulan sebagai bahan tumpatan untuk anak, yaitu GIC melepaskan fluorida yang dapat

menghambat pembentukan karies sekunder. Aplikasi GIC mudah sehingga mengurangi waktu

tindakan mengingat anak kecil yang sering tidak betah pada saat dokter gigi melakukan

perawatan. Glass Ionomer Cement (GIC/SIK) memiliki perlekatan ionik permanen terhadap

struktur gigi, berikatan langsung dengan dentine dan enamel, biokompatibilitas tinggi,

pembuangan jaringan gigi yang sehat sangat minimal bahkan terkadang tidak diperlukan

pengeburan pada gigi, jarang menimbulkan reaksi alergi, dan estetika baik.

Page 5: kesimpulan bds 3 case 3.docx

ALA COBA INI DIBACA LAGI SOALNYA DISINI KASUSNYA SI ANAK NYA

NGERASAIN SAKIT SEDANGKAN DIKITA ENGGA

TRUS COBA COCOKIN SAMA LI NYA ,KIRA KIRA ADA LI YANG BELUM

KEJAWAB NGGA

MAKASIH IBU EDITOR HEHEEHE

KALAU ADA YANG KURANG JELAS DI TANYAIN YAWWW