bab 3.docx 1222

28
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sestematika Proses Pendesainan Conventer kit Proses desain menggunakan perangkat CAD disertai metode pembentukan / manufacturing dengan menggunakan mesin bubut dan bor. Untuk lebih jelas mengenai alur proses pengerjaan dapat dilihat pada gambar 3.1. No Yes Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pengerjaan Dan Pengujian Conventer Kit Sketsa desain Conventer kit 3 Conventer kit 2 Conventer kit 1 Pengujian model Perancangan & Pembentukan Model finish Analisa Dan Pembahsan Torsi, Daya, SFC & Emisi Data Hasil Pengujian Mulai

description

bab3

Transcript of bab 3.docx 1222

  • 29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Sestematika Proses Pendesainan Conventer kit

    Proses desain menggunakan perangkat CAD disertai metode pembentukan /

    manufacturing dengan menggunakan mesin bubut dan bor. Untuk lebih jelas

    mengenai alur proses pengerjaan dapat dilihat pada gambar 3.1.

    No

    Yes

    Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pengerjaan Dan Pengujian Conventer Kit

    Sketsa desain

    Conventer kit 3 Conventer kit 2Conventer kit 1

    Pengujian model

    Perancangan &

    Pembentukan Model

    finish

    Analisa Dan Pembahsan

    Torsi, Daya, SFC & Emisi

    Data Hasil

    Pengujian

    Mulai

  • 30

    3.2. Sketsa Desain

    Didalam proses desain pembentukan conventer kit terinspirasi dari proses kerja

    throttle valve pada kalburator yang cara kerjanya hanya naik dan turun sesuai

    bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin. Dapat terlihat pada gambar 3.2 seketsa

    desain conventer kit.

    Gambar 3.2. Sketsa Desain Conventer kit

    3.3. Desain Modeling Conventer kit 1

    Conventer kit merupakan Salah satu komponen penting yang terdapat pada

    rangkaian sistem motor bahan bakar gas LPG. Conventer kit gas LPG lebih

    berfungsi sebagai pengatur tekanan gas LPG yang masuk kedalam karburator

    motor bakar. Sistem kerja alat tersebut yaitu ketika gas LPG dari tabung LPG 3 kg

    masuk keruang conventer kit maka gas LPG akan langsung disalurkan kevakum

    stasioner, tujuannya untuk membuat sepeda motor lebih gampang dihidupkan

  • 31

    ketika mesin sepeda motor berada pada putaran tinggi, maka conventer kit akan

    memasok gas LPG lebih banyak dan mesin tidak akan kekurangan pasokan bahan

    bakar sehingga mesin dapat mencapai putaran tinggi. Untuk lebih jelasnya desain

    conventer kit I dapat dilihat pada gambar 3.3.

    Gambar 3.3. Desain Conventer kit 2

    B. Conventer Kit I A. Model CAD

  • 32

  • 33

    3.3.1. Pengerjaan Conventer Kit 1

    Dengan konsep desain kontruksi yang telah dibuat dan ditunjukan pada

    gambar 3.3 maka proses pengerjaan benda kerja tersebut sudah dapat dilakukan

    dengan proses pembuatan dengan menggunakan bahan material alumunium,

    kuningan dan plat besi dengan peroses pengerjaan dibubut dan bor.

    Cara pembuatan conventer kit 1:

    1. Pada tahap pertama melakukan pengeboran bagian dalam slider port di

    lanjutkan dengan pembentukan conventer casing dan penguliran bagian

    atas slider port.

    2. Pembuatan bagian bawah conventer casing untuk penguliran rumah main

    jet.

    3. Selanjutnya melakukan pembentukan bagian bawah conventer casing

    dengan pembentukan ulir masuka gas.

    4. Pembuatan baut penyambung selang keluar.

    5. Membuata ulir baut penyetel tekanan.

    6. Pembentukan bagian bawah conventer kit bertujuan untuk membuat rumah

    main jet sebagai lubang masuk aliran gas LPG.

    7. Pengelasan untuk membuat pegangan dari conventer kit.

    3.4. Desain Modeling Conventer Kit 2

    Konsep desain conventer kit 2 tidak jauh beda dengan konsep conventer kit 1,

    pada konsep desain conventer kit 2 hanya merubah dimensi kemiringan pada

    slider valve menjadi 200 hal ini berfungsi sebagai pengatur tekanan LPG yang

    masuk kedalam karburator. Cara kerja dari desain conventer kiti ini adalah

  • 34

    mengatur aliran gas LPG yang akan masuk kedalam karburator pada desain

    conventer kit 2 ini di lengkapi dengan asumsi o-ring sebagai perapat tekana gas

    LPG dengan asumsi tidak akan terjadi kebocoran gas LPG. Untuk lebih jelasnya

    desain conventer kit 2 dapat dilihat pada gambar 3.4.

    Gambar 3.4. Desain Conventer kit 2

    A. Model CAD B. Conventer Kit II

  • 35

  • 36

    3.4.1. Pengerjaan Conventer Kit 2

    Dengan konsep desain kontruksi yang telah dibuat dan ditunjukan pada

    gambar 3.4 maka proses pengerjaan benda kerja tersebut sudah dapat dilakukan

    dengan proses pembuatan dengan menggunakan bahan material alumunium,

    kuningan dan plat besi dengan proses pengerjaan dibubut dan bor.

    Cara pembuatan conventer kit 2 :

    1. Pada tahap pertama proses pengerjaan di lakukan dengan pembentukan

    slider valve dengan melakukan pembubutan dengan sudut kemiringan 200

    dan pembuatan tempat o-ring.

    2. Setelah selesai melakukan pembentukan slider valve di lanjutkan dengan

    pembentukan slider port dengan melakukan pengeboran bagian dalam,

    pembubutan bagian luar dan penguliran bagian atas dan bawah slider port.

    3. Selesai melakukan pembentukan slider port dilanjutkan dengan

    pembentukan conventer casing dengan pembubutan bagian luar serta

    pembentukan kemiringan 200, untuk proses selanjutnya yaitu dengan

    proses pengeboran bertujuan untuk pembuatan lubang aliran gas dan proses

    penguliran dilakukan untuk menyambung antara kedua bagian conventer

    casing dengan selang gas.

    4. Setelah selesai melakukan pembentukan conventer casing barulah

    dilanjutkan dengan Pembentukan baut penyambung selang dengan

    melakukan pembubutan, pengeboran dan penguliran pada bagian benda

    tersebut.

  • 37

    3.5. Desain Modeling Conventer kit 3

    Konsep desain conventer kit 3 tidak jauh beda dengan konsep conventer kit 2,

    pada konsep desain conventer kit 3 hanya terjadi pada perubah dimensi pada slider

    valve dengan kemiringan 100

    dan penambahan one way valve yang berfungsi

    sebagai pengaman tekanan balik gas LPG. Dimana cara kerjanya ketika gas LPG

    yang akan masuk kedalam karburator akan diatur oleh conventer kit sebagay

    pengatur aliran besar kecilnya gas LPG. Dengan conventer kit 3 menunjukan

    lebih sedikit tingkat kebocoran dikarenakan mengunakan o-ring dan ane way

    valve.

    Gambar 3.5. Desain Conventer kit 3

    A. Model CAD B. Conventer Kit III

  • 38

  • 39

    3.5.1. Pengerjaan Conventer kit 3

    Dengan konsep desain kontruksi yang telah dibuat dan ditunjukan pada

    gambar 3.5, maka peroses pengerjaan benda kerja tersebut sudah dapat dilakukan

    dengan peroses pembuatan dengan menggunakan bahan material alumunium,

    kuningan dan besi dengan peroses pengerjaan dibubut dan bor.

    Cara pembuatan conventer kit 3 :

    1. Pada tahap pertama peroses pengerjaan dilakukan dengan pembentukan

    slider valve dengan melakukan pembubutan dengan sudut kemiringan

    100 dan pembuatan tempat o-ring.

    2. Setelah melakuan pembentukan slider valve dilanjutkan dengan

    pembentukan slider port dengan melakukan pengeboran bagian dalam,

    pembubutan bagian luar dan penguliran bagian atas dan bawah slider

    port.

    3. Selesai melakukan pembentukan slider port di lanjutkan dengan

    pembentukan conventer casing dengan pembubutan bagian luar serta

    pembentukan sudut kemiriangan 100, untuk proses selanjutnya dengan

    proses pengeboran bertujuan pembuatan lubang alir dengan proses

    penguliran dilakukan untuk menyambung antara kedua bagian conventer

    casing dengan selang gas.

    4. Setelah melakukan pembentukan conventer casing barulah di lanjutkan

    dengan pembentukan baut penyambung selang dengan melakukan

    pembubutan, pengeboran dan penguliran pada bagian benda tersebut.

  • 40

    3.6. Ketiga Desain Conventer kit

    Gambar 3.6. Ketiga Desain Conventer kit

    3.7 . Proses Peralatan Benda Kerja

    3.7.1. Mesin Bubut

    Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk

    memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan

    benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja

    kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan

    sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong

    relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur

    perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka

    akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kasar yang berbeda. Hal ini

    A. Conventer kit I B. Conventer kit 2 C. Conventer kit 3

  • 41

    dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi transmisi yang menghubungkan

    poros spindel dengan poros ulir. Fungsi utama mesin bubut yaitu memegang dan

    memutar benda kerja untuk melakukan operasi permesinan.

    Gambar 3.7. Mesin Bubut

    3.7.2. Mesin Bor Duduk.

    Prinsip kerja alat perkakas bor duduk ini adalah memutar mata bor yang

    memiliki alur puntir (twist) yang digenggam oleh cak (Chuck) yang terpasang pada

    poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun untuk mengupan mata bor ke

    bahan yang akan dibuat lubang. Dengan menggunakan daya motor listrik dan

    ditransmisikan dengan menggunakan hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat

    diteruskan ke cak yang menggegam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan

    kebawah dengan menggunakan tuas tekan, maka bahan atau objek yang berada di

    bawah mata bor dapat terlubangi.

    Untuk memenuhi prinsip kerja di atas, perkakas bor duduk ini membutuhkan

    persyaratan agar dapat dioperasikan secara maksimal, yakni : Perkakas bor duduk

  • 42

    ini harus dipasang pada rangka atau meja kerja untuk mendudukkannya sehingga

    memiliki posisi yang sesuai dengan kondisi tubuh operatornya untuk memperoleh

    prestasi kerja secara optimal. Perkakas bor demikian dikenal pula sebagai tipe

    tekan, karena kerja pengumpanan putaran mata bor kepermukaan benda kerja

    dilakukan dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya

    berdasarkan perasaan operatornya. Kunci pengencang merupakan alat untuk

    mengencangkan atau mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck) nya.

    Gambar 3.8. Mesin Bor Duduk

    3.7.3. Penguliran.

    Didalam penguliran untuk ukuran diameter ulir yang kecil maka kita tidak

    memerlukan mesin bubut untuk membuat ulir seperti pada baut dan mur, hanya

    menggunakan tangan dengan peralatan tap dan sney maka kita dapat membuat ulir.

    Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan sney adalah untuk

    membuat ulir luar (baut).

  • 43

    Gambar 3.9. Tap Dan Sney

    3.7.4. Jangka Sorong

    Fungsi jangka sorong dalah untuk mengukur suatu benda dengan tingkat

    ketelitian mencapai satu per seratus millimeter. Dengan jangka sorong untuk dapat

    mengetahui secara pasti ukuran suatu benda. Saat ingin mengukur suatu benda

    melalui sisi yang berada diluar maka yang harus di lakukan adalah mengapitkan

    benda tersebut. Dengan demikian ukuran yang dimiliki oleh benda tersebut akan

    tertera dengan jelas. Ukuran tersebut akan di tunjukkan oleh skala pengukuran

    pada jangka sorong yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama akan

    menunjukan ukuran nyata benda tersebut dan skala nonius akan menunjukan

    ukuran yang lebih detail. Ukuran sebenarnya adalah jumlah kedua ukuran tersebut.

    Jangka sorong juga membantu dalam penentuan ukuran yang tepat dalam suatu

    objek.

    Fungsi Jangka Sorong adalah untuk mengukur diameter dalam suatu benda.

    Tentunya benda - benda yang memiliki diameter adalah benda yang berbentuk

    bulat atau bola serta elips. Dengan cara menjepitkan lengan capit yang dimiliki

    oleh jangka sorong pada benda tersebut secara tepat maka ukuran yang dimiliki

    TAP

  • 44

    benda akan tertera dengang jelas dan tepat. Skali lagi skala utama pada jangka

    sorong akan menunjukan ukuran real benda tersebut dan skala nonius akan

    menunjukan ukuran yang lebih detail. Ukuran sebenarnya adalah jumlah kedua

    ukuran yang ditunjukan oleh skala - skala tersebut. Dengan demikian anda akan

    mendapatkan ukran diameter dari sebuah benda secara jelas dan rinci.

    Fungsi jangka sorong laianya adalah sebagai alat ukur ketebalan atau

    kedalaman suatu benda. Ukuran yang detail akan selalu ditunjukan oleh jangka

    sorong melalui garis skalanya. Dalam pengukuran ketebalan dan kedalaman anda

    hanya harus mengapitkan lengan pengukur pada benda tersebut. Benda yang

    diukur biasanya berupa silinder yang akan digunakan menjadi salah satu partikel

    mesin. Jangka sorong juga bisa digunakan untuk mengukur ketebalan lensa optic

    secara tepat. Besaran yang memiliki skala tertentu pada jangka sorong akan

    menunjukan ukuran benda - benda tersebut secara rinci atau detail. Dengan adanya

    jangka sorong maka ketepatan ukuran dalam mengaplikasikan suatu benda akan

    terwujud.

    Gambar 3.10. Jangka Sorong

    3.8 Perancangan Karbulator

    Konstruksi karbulator untuk mesin berbahan bakar gas LPG berbeda dengan

    konstruksi karbulator untuk mesin berbahan bakar bensin. Pada penelitian ini

  • 45

    model modifikasi untuk konstrusi karbulator untuk mesin berbahan bakar gas LPG

    dengan melepas ruang pelampung bensin dengan itu bisa mempermudah utuk

    memodifikasi pada saluran main jet. Main jet digunakan sebagai saluran gas LPG

    pada saat mesin dalam keadaan putaran tinggi dan saluran pilot air di gunakan

    sebagai saluran gas LPG pada saat mesin dalam keadaan putaran rendah

    (stasioner), pada saat mesin putaran rendah atau putaran tinggi gas LPG akan

    masuk ke ruang pencampuran dalam venturi mixer dari karbulator. Gambar 3.12

    berikut menunjukkan konstruksi karbulator untuk bahan bakar gas LPG.

    Gambar 3.11. Konstruksi Karbulator Bahan Bakar Gas LPG

    Keterangan :

    1. Pipa pilot air

    2. Main jet

    3. Throttle valve

    4. Jed needle

    1

    3

    4

    2

  • 46

    3.9. Perancangan Vakum Stasioner

    Vakum stasioner adalah vakum yang berfungsi sebagai pengatur aliran gas

    yang masuk ke karburator yang akan diteruskan ke ruang bakar. Cara kerjanya

    ketika vakum menerima aliran gas LPG dari conventer kit maka vakum stasioner

    akan mengatur gas LPG masuk ke ruang bakar, vakum inilah yang mengatur

    konsumsi bahan bakar sehingga mesin sepeda motor bisa dalam keadaan stasioner.

    Ketika putaran mesin dalam keadaan putraan tinggi vakum stasioner berubah

    fungsi sebagai pembantu pemasok bahan bakar gas LPG ke karburator sehingga

    tidak terjadi kekurangan bahan bakar pada ruang bakar sehingga mesin bisa

    mencapai rpm, daya dan torsi yang maksimal.

    Cara pembuatan vakum stasioner adalah dengan memanfaatkan regulator yang

    di modifikasi dengan merubah bagian dari regulator untuk pembuatan masuk

    aliran gas LPG ke regulator dengan menggunakan selang seperti pada gambar 3.12

    berikut:

    Gambar 3.12. Vakum Stasioner Untuk Bahan Bakar Gas LPG

    Regulator Setasioner

  • 47

    3.10. Perancangan Three Way Distributor Line

    Membuat pengatur 3 kabel gas pada vakum, conventer kit dan karbulator

    menjadi satu di handel gas ( Three Way Distributor Line).

    Gambar 3.13. Three Way Distibutor Line

    Fungsi dari three way distibutor line adalah sebagai pengatur komponen yang

    ada pada conventer kit, karburator dan juga mengatur volume gas pada vakum

    stasioner. Cara kerjanya adalah ketika mesin sepeda motor di hidupkan dan berada

    pada putaran stasioner hendle gas diputar maka three way distibutor line akan

    bekerja menarik 3 kabel yang tersambung pada karburator, conventer kit dan

    vakum stasioner yang membuat aliran gas bertambah sehingga sepeda motor bisa

    mencapai putaran putaran tinggi.

    Cara pembuatan three way distibutor line adalah :

    1. Plat besi ditekuk dan dibentuk sesuai model yang diinginkan.

    2. Kabel gas sebagai penghubung dari handle gas ke three way distibutor

    line dan diteruskan pada conventer kit, karbulator dan vakum stasioner.

    3. Niple sebagai pengatur jarak tarikan handle gas.

    4. Selang gas/bungkus dari kabel gas sebagai pelindung kabel gas.

    5. Pengunci kabel gas sebagai pengikat kabel.

  • 48

    3.11. Perancangan Intake Manifold

    Intake manifold berfungsi sebagai saluran masuk untuk mengalirkan gas yang

    baru masuk kedalam silinder. Saluran masuk ditempatkan di antara karburator

    dengan lubang katup masuk pada kepala silinder.

    Gambar 3.14. Manifold

    Cara pembuatan manifold :

    1. Memotong manifold yang asli pada bagian tengah.

    2. Menyambung manifold dengan pipa alumunium 4 cm.

    3. Memotong bagian bawah manifold dan memutar 90o.

    4. Melakukan pengelasan pada bagian yang di potong.

    3.12. Model Motor Berbahan Bakar LPG

    Sistem bahan bakar untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan

    mesin yang menggunakan bahan bakar gas LPG. Sebuah konversi gas LPG yang

    baik dengan menggunakan komponen yang berkualitas, terpasang dengan benar

    dan baik. Hal ini diharapkan dapat memberikan unjuk kerja motor gas LPG yang

  • 49

    sama dengan motor bensin. Gambar 3.15 adalah model sepeda motor berbahan

    bakar gas LPG.

    Gambar 3.15. Model Sepeda Motor Berbahan Bakar Gas LPG

    Keterangan :

    1. Three way distributor line

    2. Conventer kit

    3. Vakum stasioner

    4. Manifold

    5. Pipa pilot air

    4

    3 2

    1

    6

    5

    7

  • 50

    6. Main jet

    7. karbulator

    3.13. Pengujian

    3.13.1. Alat Dan Bahan Penelitian

    Sebelum melakukan pengujian, hal - hal yang harus di perhatikan adalah

    melakukan persiapan alat uji sebelum digunakan. Menyiapkan alat penelitian

    dengan memastikan bahwa semua komponennya sudah terpasang dengan baik.

    Mempersiapkan bahan bakar gas LPG untuk melakukan penelitian torsi, daya,

    emisi gas buang dan kerja dari conventer kit.

    Peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian bahan bakar gas LPG

    ini adalah sebagai berikut :

    1. Sepeda motor 4 tak 112 cc

    Spesifikasi sepeda motor yang akan digunakan sebagai bahan pengujian

    adalah sebagai berikut :

    a. Mesin : 4-Stroke, SOHC 2 Katup

    b. Kapasitas : 112cc, 1 Silinder

    c. Bore x stroke : 53,0 x 50,6 mm

    d. Compression Ratio : 9,5 : 1

    e. Karburator : Keihin PB 18

    f. Transmission : 4 Speed

    g. Tangki BBM : 4,5 liter

    h. Wheelbase : 1215 mm

    i. Berat : 95 kg

  • 51

    2. Chasis dynamometer

    Spesifikasi chasis dynamometer yang akan digunakan sebagai alat

    pengujian adalah sebagai berikut :

    a. Merk : Sportdyno V3.2

    b. Seri model : SD325

    c. Dimensi (p x l x t) : 2110 x 1000 x 800 mm

    d. Berat : 400 kg

    e. Weelbase : 850 1850 mm

    f. Daya maksimum : 200 Hp (147 kw)

    g. Kecepatan Maksimum : 300 km/h

    h. Beban maksimum : 450 kg

    i. Diameter roller : 300 mm

    j. Panjang roller : 200 mm

    k. Berat roller : 190 kg

    l. Roller inertia : 1.446 kg m2

    m. Standar dynometer : ISO 1585

    3. Gas analyser

    Gas analyser berfungsi untuk menguji kandungan gas buang.

    Gambar 3.16. Gas Analyser

  • 52

    4. Bahan bakar gas LPG 3 kg (BBG).

    Gambar 3.17. Tabung LPG

    5. Regulator gas

    Regulator berfungsi sebagai pengatur tekanan gas LPG.

    Gambar 3.18. Regulator Gas LPG

    6. Timbangan digital

    Digunakan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar dengan waktu yang

    sudah ditentukan.

  • 53

    Gambar 3.19. Timbangan Digital

    7. Stopwatch

    Digunakan sebagai alat pencatat waktu banyaknya konsumsi bahan bakar

    yang digunakan dalam satuan waktu.

    Gambar 3.20. Stopwatch

    8. Selang gas.

    Digunakan untuk mengalirkan gas LPG ke komponen - Kompone

    modifikasi dalam motor 4 tak berbahan bakar gas LPG.

  • 54

    Gambar 3.21. Selang Gas LPG

    3.13.2. Skema Aliran

    Gambar 3.22 Skema pengujian

    3.13.3. Pengoprasian Mesin Sepeda Motor Di Atas Chasis Dynamometer.

    Sepeda motor dinaikan di atas chasis dynamometer. Kemudian mengatur

    wheelbase chasis dynamometer sesuai dengan wheelbase sepeda motor dengan

    Tabung

    LPG

    Torsi

    Vakum

    Setasioner

    Karburator

    Conventer

    Kit

    Daya Emisi SFC

    Ruang

    Bakar

  • 55

    menggunakan tuas A yang ada di depan chasis dynamometer. Mengikat sepeda

    motor dengan tali rool. Pemilihan tali ini karena memiliki tegangan yang baik dan

    keelastisan yang kecil. Memposisikan panel - panel chasis dynamometer dalam

    posisi on, lalu menghidupkan komputer sebagai output data. Menghidupkan

    mesin sepeda motor. Mengatur putaran awal mesin berada di kisaran 4000 RPM

    dengan mengatur handle gas. Yang ditunjukan pada gambar 3.23.

    Gambar 3.23. Menujukan Model Sekema Uji Dynamometer.

    3.14. Torsi Dan Daya

    Pengujian gas LPG dilakukan dengan cara yang sama, cara pengujiannya

    sebagai berikut :

    a. Cara pengujian di lakukan dengan menghidupkan sepeda motor di atas

    mesin chasis dynamometer. Di lanjutkan dengan memasukkan gigi

    transmisi dari gigi 1 sampai gigi 3 secara bertahap, ketika gigi berada di

    posisi 3 tahan hendle gas hingga 4000 rpm setelah itu putar hendle gas

    sampai habis setelah habis lanjutkan dengan turunkan gas sampe rpm

    4000 dan putar lagi gas sampai habis sebanyak 4 kali.

  • 56

    3.15. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (sfc)

    1. Bahan bakar LPG

    a. Tahap pengujian Dengan menimbang tabung gas LPG untuk

    menentukan berapa berat awal dari tabung gas LPG.

    b. Menentukan waktu dan kecepatan pada sepeda motor.

    c. Menghidupkan sepeda motor di atas mesin chasis dynamometer

    untuk melakukan pengujian.

    d. Setelah waktu pengujian yang di tentukan sudah habis, timbang

    kembali tabung gas LPG untuk menentukan berat akhir dari gas

    LPG.

    3.16. Emisi gas buang

    Dengan mengunakan alat Gas Analyser untuk menentukan emisi gas buang

    pada sepeda motor, cara pengujiannya sebgai berikut :

    a. Dengan menghidupkan sepeda motor pada putaran stasioner.

    b. Memasukkan alat uji emisi ke kenalpot sepeda motor .

    c. Menunggu hingga 2 menit untuk mendapatkan hasil yang di

    inginkan.

    d. Mencatat emisi gas buang pada gas analyser.

    Selanjutnya data dari hasil pengujian dianalisa dan dibuat grafik prestasi

    mesin dan pembahasannya. Unjuk kerja mesin berbahan bakar gas LPG (BBG).

    (performance) mesin adalah kemampuan mesin memberikan kerjanya dengan

    daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik dan emisi gas buang.