kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
-
Upload
khoirul-abror -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
1/60
i
Kesiapan Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di Kota Semarang dalam Pasar Terbuka
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Strata 1
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
Universitas Diponegoro
Penyusun:
Nama : Khoirul Lilabror
NIM : 14020212130110
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
2/60
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
3/60
iii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 54
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Model Persaingan Pasar Menurut Porter....................................... 31
Gambar 1. 2 Skema Kerangka pemikiran............................................................. 40
Daftar Tabel
Tabel 1. 1 Time series data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah.................................. 5
Tabel 1. 2 Data UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah kota Semarang
triwulan 1-4 tahun 2015.................................................................................... 6
Tabel 1. 3 Indikator pengelolaan sumber daya manusia.................................................. 43
Tabel 1. 4 indikator stratregi pemasaran......................................................................... 45
Tabel 1. 5 indikator pendanaan........................................................................................ 47
Tabel 1. 6 indikator kualitas produk................................................................................. 48
http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/revisi%20bab%201%20lagi.docx%23_Toc453292417http://d/dokumene%20nyong/Kuliah/SKRIPSI%20BISMILLAH/ABROR/BAB%20I%20(Revisi%20Terakhir).docx%23_Toc450691058 -
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
4/60
1
BAB I
1.1Latar Belakang
Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015 menyebabkan lalu
lintas perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara menjadi tanpa kendala. MEA
merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk
suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta
menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduknya. Perdagangan
bebas dapat diartikan tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun
hambatan nontarif bagi negara-negara anggota ASEAN. (Wangke, 2015)
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)
Hendri Saparini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 baru
mencapai 82 persen. Hal itu ditengarai dari empat (4) isu penting yang perlu
segera diantisipasi pemerintah dalam menghadapi MEA 2015, yaitu: 1) Indonesia
berpotensi sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industri di kawasan
ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam
minimal, tetapi defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling
besar di antara negara-negara ASEAN semakin bertambah, 2) melebarkan defisit
perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang, 3) membebaskan
aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan
strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA), dan 4)
masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Menghadapi
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
5/60
2
perdagangan bebas ASEAN, langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah
adalah meningkatkan daya saing produk Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indoonesia yang sangat besar berpotensi menjadi pasar bagi produk sejenis dari
negara tetangga. Peningkatan daya saing ini mencakup baik produk unggulan
maupun yang bukan unggulan. Di samping itu, parlemen Indonesia dapat
membantu tugas pemerintah dimaksud dengan mempersiapkan berbagai regulasi
yang bertujuan melindungi pasar Indonesia dari serbuan barang produk negara-
negara ASEAN. (Wangke, 2015)
Sebagai salah satu sektor yang menjadi andalan Indonesia dalam
perkembangan ekonominya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015, peran
UMKM dalam perekonomian Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi
karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama
pasca krisis ekonomi. Namun, UMKM di Indonesia harus memiliki kompetensi
agar mampu bersaing, mulai dari faktor internal dari UMKM tersebut seperti
produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi,
permodalan, serta iklim usaha pengelolaan manajemen dan juga faktor eksternal
dari pemerintah sebagai lembaga pendukung kemajuan UMKM di Indonesia.
(Saragih, 2014). Pada umumnya permasalahan yang dihadapi UMKM adalah
modal kerja yang masih terbatas, sumber daya manusia yang masih rendah, dan
minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi. (Tambunan, 2011)
Kendala lain yang dihadapi UMKM antara lain adalah mengenai
perencanaan serta keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya UMKM yang mempunyai visi dan misi yang belum
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
6/60
3
mantap. Umumnya UMKM bersifat income gatheringyaitu menaikkan
pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga,
menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki akses
permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan
pribadi. (Susilo, 2008)
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti
meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan
teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk
menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan
produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di
Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap
tenaga kerja terbesar di Indonesia. (Bestari, 2014)
Data dari UKM Center Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa
UMKM di Indonesia yang kuat hanyalah 1016% dari 53 juta, itupun di sektor
informal. Ketidakseriusan pihak pemerintah secara komprehensif dalam
menangani pelaku UMKM dapat dirasakan, apalagi seandainya dibukanya pintu
masuk produk UMKM asing ataupun operasional lembaga UMKM asing secara
besar-besaran di Indonesia yang mana dapat menimbulkan efek psikologis bagi
pelaku UMKM itu sendiri. (Tedjasuksmana, 2015)
Undang-Undang sebenarnya telah memberi amanat terhadap pemerintah
untuk mengembangkan UMKM. Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM
disebutkan peran pemerintah antara lain: Pemerintah Daerah melaksanakan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
7/60
4
pengawasan dan pengendalian kesempatan berusaha, melaksanakan kegiatan
promosi dagang, memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang produksi dan
pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan desain dan teknologi,
menyusun Peraturan Pemerintah mengenai tata cara pengembangan, prioritas,
intensitas, dan jangka waktu pengembangan usaha, menyediakan pembiayaan bagi
Usaha Mikro dan Kecil. Dalam hal ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
dunia usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan
mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk
Usaha Mikro dan Kecil, memberikan insentif dalam bentuk kemudahan
persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana prasarana, dan bentuk insentif
lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada
dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan meningkatkan
sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil.
Selain itu pemerintah juga melaksanakan berbagai program yang bertujuan
untuk memberdayakan UMKM. Program tersebut antara lain adalah program
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan pemberian Kredit Usaha Rakyat
(KUR), yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan semangat dan jiwa
kewirausahaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadi
wirausaha yang mandiri handal dan tangguh, serta memiliki daya saing,
mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha koperasi dan UMKM yang
dilakukan oleh para pelaku wirausaha, serta mengekspose dan memberikan
inspirasi atas keberhasilan wirausaha dari dalam dan luar negeri dan diharapkan
dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
8/60
5
Berikut ini adalah tabel mengenai data UMKM dari Dinas Koperasi dan
UMKM Jawa Tengah dari tahun 2008 hingga tahun 2015:
Perkembangan
2013-2014
Perkembangan
2014-2015
No DESKRIPSI
DATA
Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah % TW I
2015
TW II
2015
TW
III2015
TW
IV2015
JUML
AH
%
1 JUMLAH
UMKM
Unit 64.294 65.876 67.616 70.222 80.583 90.339 99.681 9.342 10,34 101.568 105.140 107.353 108.937 9.256 9,29
Produksi/Non
Pertanian
Unit 20.343 20.682 21.205 23.374 26.171 30.103 34.309 4.206 13,97 35.085 36.495 37.135 38.084 3.775 11,00
Pertanian Unit 8.305 9.385 9.775 10.097 13.242 15.819 17.738 1.919 12,13 18.033 18.620 18.955 19.010 1.772 7,17
Perdagangan Unit 28.007 28.172 28.247 28.362 32.055 33.958 32.829 1.817 5,51 36.280 37.080 37.783 38.243 2.414 6,74
Jasa Unit 7.639 7.639 8.389 8.389 9.115 10.459 11.805 1.346 12,87 12.170 12.945 13.480 13.600 1.795 15,20
2 PENYERAPAN
TENAGAKERJA
Orang 264.762 278.000 285.335 293.877 345.622 480.508 608.893 128.385 26,72 617.184 635.375 685.147 740.740 131.847 21,65
Asset Rp. Milyar 3.976 2334 4.448 5.266 6.816 9.634 4.313 4.313 44,77 15.132 17.881 18.608 19.046 5.100 36,57
Omzet Rp. Milyar 9.527 10.194 10.463 14.476 18.972 20.345 24.345 4.243 20,85 6.384 17.002 24.405 29.113 29.113 18,41
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah
Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa terjadi peningkatan jumlah UMKM
pada setiap tahunnya, dimana pada tahun 2008 baru ada 64.294 UMKM yang ada
di Provinsi Jawa Tengah setiap tahun terus bertambah hingga pada akhir tahun
2015. UMKM yang ada di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 mencapai
108.937 UMKM dan mampu menyerap sebanyak 740.740 tenaga kerja. Terjadi
peningkatan jumlah UMKM sebanyak 9.256 UMKM baru atau sebesar 9,29%
dimana pada tahun 2014 sebanyak 99.681 unit menjadi 108.937 unit, serta
peningkatan penyerapan tenaga sebanyak 21,65% atau 131.847 orang , dimana
pada tahun 2014 sebanyak 608.893 orang menjadi 740.740 orang tenaga kerja.
Sementara itu ada juga data dari UMKM binaan Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pemerintah Daerah Kota Semarang
triwulan 14 tahun 2015:
Tabel 1. 1 Time series data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
9/60
6
Tabel 1. 2 Data UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah
Kota Semarang triwulan 1-4 tahun 2015
Jenis JumlahUMKM
Omset Rata-rata Prosentase
Makanan 70 Rp. 98.609.429 58,829 %
Kerajinan 20 Rp. 129.610.000 17,094 %
Minuman 10 Rp. 48.942.900 8,547 %
Fashion 9 Rp. 20.000.000 7,692 %
Batik 3 Rp. 22.666.667 2,564 %
Koleksi 1 Rp. 150.000.000 0,855 %
Jasa 4 Rp. 57.950.000 3.419 %
Jumlah 117 Rp. 527.778.995 100 %
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota SemarangDari data diatas dapat dilihat bahwa sektor kuliner merupakan sektor yang
paling banyak, dengan prosentase 58,829% dari total UMKM binaan Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Berdasarkan rataan omset dari data diatas
dapat dilihat pula bahwa seluruh UMKM diatas masih merupakan usaha mikro
dengan pasar yang masih bersaing di wilayah lokal Kota Semarang. Ini menjadi
perhatian yang cukup besar bagi Pemerintah Kota Semarang dalam upayanya
mengembangkan UMKM agar setidaknya mampu bersaing ke wilayah yang lebih
luas lagi, setidaknya merambah ke pasar nasional agar para pelaku UMKM ini
bisa siap bersaing menghadapi pasar terbuka MEA 2015.
Selain dukungan dari pemerintah dalam upaya mengembangkan UMKM
yang ada di Indonesia faktor internal dari dalam UMKM tersebut juga sangat
berpengaruh dalam perkembangan UMKM agar mereka bisa dan mampu bersaing
di pasaran, terlebih di pasar terbuka MEA 2015 nantinya. Faktor internal yang
mempengaruhi perkembangan UMKM itu sendiri antara lain ialah proses
manajemen UMKM dalam pengelolaan sumber daya manusia, kualitas produk
dan bahan baku, serta strategi dalam pemasaran produk UMKM itu sendiri.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
10/60
7
Bagaimana UMKM tersebut dalam pengelolaannya masih menjadi sebuah
pekerjaan rumah bagi para pelaku UMKM. Sebagian besar UMKM yang ada di
Kota Semarang saat ini masih merupakan perusahaan rumahan atau home industri
dan banyak pula yang masih menggunakan cara cara tradisional dalam
pengelolaannya, misalnya saja dalam pengelolaan keuangan dari UMKM, masih
banyak UMKM, khususnya usaha kecil yang belum menggunakan sistem
pembukuan dalam pengelolaan keuangannya, begitu juga dengan pengelolaan
sumber daya manusia, bahan baku, produksi, hingga manajemen strategi dalam
pemasaran produk mereka. (Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, 2015)
Pada umumnya UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai
permasalahan yeng menghambat kegiatan usahnya. Berbagai hambatan tersebut
meliputi kesulitan pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM
berkualitas, strategi pemasaran produk. masalah kualitas produk, keterbatasan
teknologi, dan infrastruktur pendukung. (Sriyana, 2010)
Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti mengambil judul :
Kesiapan Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota
Semarang dalam Pasar Terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
1.2Perumusan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan
kenyataan yang terjadi. Pada setiap penelitian diperlukan pokok masalah yang
menjadi pedoman untuk diteliti sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan dan dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
11/60
8
terjadi. Berangkat dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa
UMKM merupakan salahsatu andalan Indonesia untuk menghadapi persaingan
pasar bebas ASEAN agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar dari negara-negara
ASEAN, namun menjadi pemain penting, penyedia, dan pencipta pasar di MEA
2015.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah
dalam penelitian ini:
1. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia UMKM untuk
menghadapi pasar terbuka MEA 2015?
2. Bagaimana kesiapan kualitas produk dari UMKM untuk
menghadapi pasar terbuka MEA 2015?
3. Bagaimana kesiapan UMKM dalam strategi pemasaran produk
untuk menghadapi pasar terbuka MEA 2015?
4. Bagaimana kesiapan UMKM dari segi pendanaan untuk
menghadapi pasar terbuka MEA 2015?
5. Bagaimana kesiapan manajerial UMKM dari segi sumber daya
manusia, produk, strategi pemasaran, dan pendanaan dalam menghadapi
pasar terbuka MEA 2015 ?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kesiapan sumber daya manusia UMKM dalam
menghadapi pasar terbuka MEA 2015.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
12/60
9
2. Untuk mengetahui kesiapan produk UMKM dalam menghadapi
pasar terbuka MEA 2015.
3. Untuk mengetahui kesiapan strategi pemasaran UMKM dalam
menghadapi pasar terbuka MEA 2015.
4. Untuk mengetahui kesiapan pendanaan UMKM dalam menghadapi
pasar terbuka MEA 2015.
5. Untuk mengetahui kesiapan manajerial UMKM dari segi sumber
daya manusia, produk, strategi pemasaran, dan pendanaan dalam
menghadapi pasar terbuka MEA 2015.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Akademis
Dengan melakukan penelitian ini, diaharapkan dapat memberi wawasan,
pengetahuan, dan ketrampilan bagi peneliti yang telah diperoleh di bangku kuliah,
yang berhubungan dengan UMKM khususnya kaitannya dengan hubungan faktor-
faktor yang mempengaruhi kesiapan UMKM menghadapi persaingan pasar
terbuka MEA 2015 sehingga mampu menerapkan teori di bangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Manfaat Praktis dan Sosial
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi bahan masukan bagi
para pelaku UMKM khususnya dalam upaya perkembangan UMKM di masa yang
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
13/60
10
akan datang agar mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi persaingan
pasar terbuka MEA.
1.5Kerangka Teori / Konsep
1.5.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) :
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
14/60
11
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UMKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri rumah tangga memiliki
jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5
sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang.
1.5.1.1Kriteria UMKM
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) kriteria UMKM adalah:
Tabel 1.3 Kriteria UMKM menurut UU no. 20 Tahun 2008
URAIAN ASSET OMZET
USAHA MIKRO MAX 50.000.000 MAX 300.000.000
USAHA KECIL >Rp. 50.000.000
Rp. 500.000.000
>Rp. 300.000.000
Rp. 2.500.000.000
USAHA
MENENGAH
>Rp. 500.000.000
Rp. 10.000.000.000
>Rp. 2.500.000.000
Rp. 50.000.000.000
Sumber: UU no. 20 Tahun 2008
1.5.1.2Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM
Menurut Indiarti dan Langenberg (2004) kebanyakan UMKM di Indonesia
beroperasi melalui jalur tradisional dalam hal produksi dan pemasarannya.
Sehingga dalam penelitian ini lebih melihat kepada faktor-faktor yang lebih
tradisional seperti modal psikologis entrepreneur, manajemen sumber daya
manusia, inovasi, karakteristik dari entrepreneur, dan karakteristik UMKM.
Dimana penejelasan terhadap setiap variabel akan di jelaskan dibawah ini :
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
15/60
12
Modal Psikologis
Modal psikologis dikonseptualisasikan oleh Hmieleski dan Car (2008)
sebagai bagian pembangun atau fondasi yang terdiri dari elemen-elemen: self-
efficacy (Bandura, 1997), optimism (Carver & Sheier, 2003), hope (Snyder,
Sympson, & Ybasco, 1997), dan resiliency (Masten, 2001).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Schermerhorn (2001) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia
sebagai proses merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja
yang berbakat dan energik untuk mendukung misi, tujuan dan strategi organisasi.
Menurut Havenga (2009) ada empat bagian pokok dalam manajemen sumber daya
manusia yaitu seleksi dan rekrutmen, komunikasi dan motivasi, pelatihan dan
pengembangan, serta kesejahteraan dan kompensasi. (Samir, 2011)
Inovasi
Thompson (1965) mendefinisikan innovasi sebagai pembangkit,
penerimaan dan penerapan ide baru, proses, produk atau jasa. Sementara itu
menurut Jensen dan Webster (2004) aspek inovasi mencakup empat bagian:
produk, proses, organisasi, dan pemasaran. (Samir, 2011)
1.5.2 Sistem Manajemen UMKM dalam pengelolaan Sumber Daya
Manusia
1.5.2.1Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, definisi
Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
16/60
13
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal, namun banyak penulis
menyetujui bahwa manajemen mencangkup berbagai tingkat keterampilan sesuai
dengan bidang dari organisasi. (Rachma, 2013)
Handoko (2009), dalam bukunya menjelaskan bahwa, manajemen
dibutuhkan oleh organisasi karena tanpa manajemen semua usaha yang dijalankan
akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama
diperlukannya manajemen :
1. Untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari
pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam organisasi, agar apa
yang dikerjakan tidak memakan banyak waktu/tenaga/sumberdaya.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
17/60
14
1.5.2.2Fungsi-fungsi Manajemen
Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-
fungsi tertentu. perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
pengkoordinasian / pengarahan (actuating), dan pengawasan (Controlling)adalah
fungsi-fungsi utama dalam manajemen. (R. Girfin, 2004)
a. Perencanaan (Planning)
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tentang
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-
tujuan itu. Disamping itu, rencana juga memungkinkan:
1. Organisasi bisa memperoleh dan meningkatkan sumber daya -
sumber daya yang dibutuhkan guna mencapai tujuan
2. Para anggota organisasi melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan.
3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan
korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan/tidak sesuai
dengan rencana.
Semua fungsi yang lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana
fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang
tepat, cermat, dan berkelanjutan. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik
tergantung pada pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
18/60
15
b. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-
rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu
merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan
berbagai program tersebut secara sukses.
Pengorganisasian adalah:
1) Penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu, dan
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerja ditetapkan, dibagi,
dan dikoordinasikan
c. Pengarahan (Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk, langkah berikutnya adalah
menugaskan karyawan/anggota organisasi untuk bergerak menuju tujuan yang
telah ditentukan oleh organisasi. Fungsi pengarahan secara sederhana adalah,
untuk membuat atau mendapatkan para anggota/karyawan melakukan apa yang
diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan
kekuasaan pemimpin seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
19/60
16
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut
aspek-aspek abstrak manajemen, fungsi pengarahan langsung menyangkut orang-
orang dalam organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan
(controlling). Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Hal ini dapat positif ataupun negatif. Pengawasan positif mencoba
untuk mengambil apakah tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan
efektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak
diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencangkup empat unsur, yaitu:
1)
Penetapan standard pelaksanaan.
2) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.
3) Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan
standard yang telah ditetapkan.
4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.
1.5.2.3Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia mencakup atas semua proses perencanaan,
pemimpinan, pengorganisasian, pengendalian aktivitas yang masih berhubungan
dengan analisa sebuah pekerjaan, pengadaan pengembangan, promosi,
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
20/60
17
kompensasi, evaluasi atas pekerjaan dan pemutusan hubungan kerja dalam
mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana kegiatan dalam bidang sumber daya
manusia dapat dilihat dari dua sisi yaitu sudut pandang pekerja dan sudut pandang
pekerjaan. Dari sudut pandang pekerjaan mencakup suatu analisa dan evaluasi
terhadap pekerjaan, dan dari sudut pandang pekerja terdiri atas segala aktivitas
pengadaan tenaga kerja, penilaian terhadap prestasi kerja, pelatihan serta adanya
pengembangan pekerja, promosi, pemutusan hubungan kerja dan kompensasi.
(Panggabean, 2004)
Dari paparan diatas, manajemen sumber daya manusia dapat diterapkan
pada organisasi bisnis dalam semua bidang, yang terpenting adalah bagaimana
pengelolaan sistem manajemen dalam organisasi bisnis tersebut bisa berjalan
dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi, termasuk juga dalam
penerapannya pada UMKM.
1.5.3 Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran merupakan suatu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Intinya
adalah di dalam pemasaran ditemukan tiga poin penting yaitu : 1) Fungsi-fungsi
organisasi, 2) kegiatan mencipta, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai serta 3)
mengelola hubungan dengan pelanggan. Dari peristiwa tersebut muncul istilah
manajemen pemasaran yang menurut Kotler & Keller (2007) merupakan seni dan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
21/60
18
ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan tujuan
pemasaran yakni mengetahui dan memahami pelanggan agar produk/jasa yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan dapat diwujudkan.
1.5.3.1Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh unit
bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut berisi strategi
spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya
pengeluaran pemasaran. (Kotler, 2004)
Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang
melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena
perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam
pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan
konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan
konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Dengan demikian
ada 4 (empat) unsur pokok dalam konsep pemasaran, yaitu 1) orientasi pada
kebutuhan dan keinginan konsumen, 2) kepuasan konsumen, 3) kegiatan
pemasaran yang terpadu, 4) tujuan perusahaan.
Menurut Jurini (2003), setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh
perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
22/60
19
yang dituju, (2) mengidentifikasi keinginan konsumen, dan (3) menentukan
bauran pemasaran. Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari
satu atau beberapa marketing mix (bauran pemasaran).
Ada beberapa pengertian tentang strategi pemasaran, yaitu :
- Rencana yang terpadu di bidang pemasaran yang memberikan panduan
tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran
suatu perusahaan.
- Dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran suatu perusahaan
dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
- Alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing melalui pasar sasaran dan program
pemasaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan kata lain, strategi pemasaran merupakan rencana yang terpadu
sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar
sasaran dengan mengembangkan program pemasaran untuk mencapai tujuan
pemasaran. Untuk berhasilnya strategi pemasaran yang dijalankan, dibutuhkan 2
(dua) hal yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu : (1) target pasar yang
dituju, (2) bauran pemasaran yang dijalankan untuk mencapai target pasar
tersebut.
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan
eksternal dan internal perusahaan. Masing-masing faktor lingkungan dapat
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
23/60
20
menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman bagi pemasaran produk suatu
perusahaan, yaitu : keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya,
hukum dan peraturan. Sedangkan faktor-faktor internal perusahaan menunjukkan
adanya keunggulan atau kelemahan perusahaan, meliputi keuangan, produksi,
personalia, dan khususnya bidang pemasaran yang terdiri atas produk, harga,
promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik. Analisa tersebut merupakan
penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan sesuai
dengan keadaan saat ini. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu diubah, dan untuk
menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan
datang. Strategi pemasaran tidak terlepas dari strategi perusahaan secara
keseluruhan. Strategi perusahaan adalah suatu rencana induk yang merinci pokok-
pokok arah usaha perusahaan dalam mencapai tujuan dan uraian mengenai cara
penggunaan sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan dan mengatasi
ancaman masa kini maupun masa datang. Perumusan strategi perusahaan
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
- Titik tolak peyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.
- Mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
- Dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.
Adapun dimensi lingkungan mempunyai pengaruh strategis pada strategi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, meliputi lingkungan
demografis, teknologi, sosial budaya, persaingan pasar, hukum dan peraturan dan
ekonomis.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
24/60
21
1.5.4
Pendanaan UMKM
Manajemen pendanaan pada hakikatnya menyangkut keseimbangan finansial di
dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang
dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut
dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan
menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedang pemilihan susunan kualitatif
dari pasiva akan menetukan struktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur
modal perusahaan (Bambang 1995).
1.5.4.1Sumber pendanaan UMKM
Sumber-sumber pendanaan/pembiayaan terhadap UMKM dapat diperoleh melalui
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, Usaha Besar nasional dan asing.
Selain itu masih ada beberapa sistem pembiayaan (multifinance) yang dapat
dimanfaatkan UMKM, antara lain: modal ventura, anjak piutang (factoring),
penyewaan (leasing), pegadaian, dana BUMN dan sebagainya. Pemilihannya
tergantung UMKM sendiri, berdasarkan kesesuaian, kemampuan pemenuhan
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan masing-masing lembaga pembiayaan
tersebut. Bank sebagai lembaga pemberi kredit sangat berperan membantu
pengusaha-pengusaha daerah guna meningkatkan kegiatan perekonomian di
daerah sehingga memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat. Bank
Indonesia pada tanggal 2 April 2007 melalui peraturan Bank Indonesia
memperlonggar sejumlah persyaratan kredit perbankan bagi UMKM yaitu dengan
dihilangkan dua syarat dan hanya tinggal satu persyaratan yaitu kemampuan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
25/60
22
membayar. Berarti kredit perbankan UMKM mendasarkan pada kelayakan usaha.
Agar kemudahan ini menjadi optimal bagi UMKM diperlukan juga penjaminan
kredit. (Wisnu, 2012)
1.5.5 Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan aspek penting dalam peningkatan kualitas UMKM.
Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan
suatu usaha, karena tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan
kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Banyaknya pesaing dalam dunia
bisnis memerlukan suatu produk yang berbeda satu sama lainnya dan atupun
sama. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan dibandingkan
produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.
Pengertian produk (product)menurut Kotler & Armstrong, (2001) adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen
atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu
produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui hasil produksinya. Kualitas produk dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
26/60
23
1.5.5.1Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk
Terlepas dari komponen yang dapat dijadikan obyek pengukuran kualitas, secara
umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Yamit,2005):
a) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan
b) Peralatan dan perlengkapan
c) Bahan baku atau material
d) Pekerjaan ataupun staf organisasi
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas diuraikan
sebagai berikut:
a) Pasar atau tingkat persaingan
Persaingan sering merupakan penentu dalam menetapkan tingkat kualitas
output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat persaingan akan memberikan
pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam
era bebas yang akan datang konsumen dapat berharap untuk mendapatkan produk
yang berkualitas dengan harga yang lebih murah
b) Tujuan Organisasi (Organization obyectives)
Apakah perubahaan bertujuan untuk menghasilkan output tinggi, barang
yang berharga rendah (low price product) atau menghasilkan barang yang
berharga mahal, eksklusif (exclusive expensive product)
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
27/60
24
c) Testing Produk (product testing)
Testing yang kurang memadahi terhadap produk yang dihasilkan dapat
berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang terdapat pada
produk.
d) Desain Produk (product design)
Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas produk
itu sendiri.
e) Proses Produksi (production process)
Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan kualitas
produk yang dihasilkan.
f) Kualitas Input (quality of inputs)
Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja tidak
terlatih, atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat, akan berakibat pada
produk yang dihasilkan.
g) Perawatan perlengkapan (equipment maintenance)
Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang tidak
tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.
h) Standar Kualitas (quality standart)
Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak nampak, tidak ada
testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas tinggi sulit dicapai.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
28/60
25
i) Umpan balik konsumen (customer feedback)
Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan konsumen,
kualitas tidak akan meningkat. Produk, bukan hanya ditentukan dari output
produk yang dihasilkan. Faktor-faktor pada lingkungan sekitar seperti kondisi
peralatan-peralatan kerja dan konsistensi perusahaan untuk selalu berinovasi
sesuai dengan selera pasar juga memiliki peranan penting dalam menentukan
berkualitasnya suatu produk. (Yamit,2005)
1.5.6 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di kawasan
Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di kawasan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan barang
dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam kesepakatan
tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh
negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang, arus jasa, arus modal, arus
investasi dan arus tenaga kerja terlatih. Dalam situasi dimaksud yang menjadi
taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun SDM, karena apabila
tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan menjadi pasar dari produk
asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton, karena tidak mampu bersaing
dengan tenaga asing yang lebih ahli. (DisperindagRI, 2015)
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
29/60
26
1.5.6.1Tujuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Dikutip dariwww.kemenperin.go.idsetiap negara di Asean yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama, perlu menciptakan sebuah wadah atau badan
dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini
lah yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan
oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka
panjang. Adapun tujuan dari MEA adalah:
1. Untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN,
membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Bahwa saat ini di
Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan terbentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah
dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN, sehingga kasus krisis ekonomi
seperti di Indonesia pada tahun 1998 dulu tidak terulang kembali.
2. Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN. Hal ini merupakan tantangan
tersendiri bagi pelaku usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar
negara ASEAN akan diuji di sini. Bagi pelaku usaha dan jasa hendaknya mulai
sekarang meningkatkan kualitas produk, agar produknya dicintai konsumen.
Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti akan bisa
bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.
1.5.6.2Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Gambaran karakteristik utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi;
kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi; kawasan dengan pembangunan
http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/ -
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
30/60
27
ekonomi yang adil; dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan,
barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni
dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa,
dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus
bebas modal. (BPPK, 2015)
Dari karakter dan dampak MEA tersebut di atas sebenarnya ada peluang
dari momentum MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA
diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, salah satunya pemasaran
barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN
lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang, pada MEA
pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi,
Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas.
Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga
kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia,
sebaliknya tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara
lain di ASEAN.
Dikutip dari www.asean.org Dampak Positif lainnya yaitu investor
Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar
negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari para
pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena
http://www.asean.org/http://www.asean.org/ -
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
31/60
28
persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat
skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.
Selain peluang yang terlihat di depan mata, ada pula hambatan
menghadapi MEA yang harus kita perhatikan. Hambatan tersebut di antaranya :
Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari
2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4
juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua,
ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi
kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI)
2014, kualitas infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Ketiga, sektor industri yang rapuh
karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Keempat,
keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan
impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru
akan menjadi ancaman bagi Indonesia. (Saragih, 2014)
1.5.7 Pasar
Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan pasar adalah seperangkat pembeli
aktual dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri
tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, memiliki kemampuan
dalam pertukaran. Banyak pemasar memandang penjual sebagai industri dan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
32/60
29
pembeli sebagai pasar, dimana penjual mengirimkan produk dan jasa yang mereka
produksi dan mengkomunikasikan atau menyampaikannya kepada pasar; sebagai
gantinya, mereka akan menerima uang dan informasi dari pasar (Kotler, 1999)
Menurut Handri Maaruf (2005)kata pasar memiliki tiga pengertian,yaitu :
1. Pasar dalam arti tempat, yaitu tempat bertemunya para penjual atau
produsen dengan pembeli atau konsumen.
2. Pasar dalam arti interaksi permintaan dan penawaran , yaitu pasar
sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli.
3. Pasar dalam arti sekelompok anggota masyarakat yang memiliki
kebutuhan dan daya beli . Pengertian ini merujuk pada dua hal, yaitu
kebutuhan dan daya beli. Jadi pasar adalah orang-orang yang
menginginkan sesuatu barang atau jasa dan memiliki kemampuan untuk
membeli.
1.5.7.1Jenis-jenis Pasar
Menurut Simamora (2001), ada beberap bentuk pasar yang umum yaitu sebagai
berikut:
a.Persaingan pasar sempurna
Pasar yang terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan produk
yang seragam atau serupa (uniform), tidak ada penjual ataupun pembeli yang
dapat mempengaruhi harga.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
33/60
30
b.Persaingan monopolistik
Pasar terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan harga yang
beragam mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Keragaman
harga ini disebabkan oleh adanya kesempatan untuk mendiferensiasi produknya.
Dalam pasar yang seperti ini, sebuah perusahaan mempunyai kesempatan untuk
menetapkan harga berbeda dengan harga produk lain asalkan menawarkan benefit
(manfaat) yang berbeda.
c.Pasar oligopolistik
Pasar yang terdiri dari sedikit penjual yang satu sama lain sangat sensitif
terhadap strategi harga dan pemasaran perusahaan lain.
d.Pasar Monopoli
Pasar yang terdiri atau dikuasai hanya oleh satu penjual.
1.5.7.2Persaingan Pasar
Persaingan (kompetisi) dalam suatu komunitas dapat dikelompokkan
menjadi dua jika dilihat dari asalnya yakni persaingan yang berasal dari dalam
populasi jenis itu sediri yang disebut intraspesifik dan persaingan yang berasal
dari luar populasi tersebut yang disebut ekstraspesifik. Proses persaingan
merupakan bagian dari ko-evolusi spesies, karena strategi spesies dalam
persaingan merupakan arah seleksi spesies yang menentukan keberhasilan spesies
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
34/60
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
35/60
32
perusahaan yang akan memproduksi barang agar menjadi lebih giat dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Porter menggunakan konsep-konsep
pengembangan, organisasi industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan
yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter
menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan
strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar
dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
1.5.7.3Posisi-Posisi Dalam Persaingan Pasar
Persaingan memiliki posisi yang bisa ditempati oleh para perusahaan yang
bermain di dalamnya. Posisi ini tidak serta merta secara gampang bisa didapatkan
oleh pelaku pasar tersebut, pemasar harus berjuang secara keras agar bisa
mendapatkan posisi sebagai seorang pemimpin pasar (market leader) dimana
perusahaan tersebut menghasilkan produk (barang ataupun jasa). Perusahaan juga
tidak selamanya akan selalu berada di satu posisi yang tetap dalam pasar tersebut,
karena telah menjadi suatu keharusan jika posisi tersebut akan mengalamai
perubahan yang menyebabkan perusahaan akan terus bekerja keras
mempertahankan posisi pasarnya.
Menurut Saladin (2006), posisi pasar dalam persaingan terbagi menjadi 4
(empat) yaitu:
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
36/60
33
a. Pemimpin Pasar (Market Leader)
Pemimpin pasar (Market Leader) adalah pemasar yang paling banyak
memiliki konsumen di pasar. Pemimpin pasar ini akan mudah mendapatkan
kepercayaan konsumennya jika akan membuat atau meluncurkan produk baru di
pasaran. Kebanyakan industri memiliki satu perusahaan yang dikenal sebagai
pemimpin pasar. Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar
produk yang relevan. Keunggulan perusahaan ini dari perusahaan lainnya pada
umumnya mencakup perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan
saluran distribusi dan intensitaas promosi. Perusahaan pemimpin pasar ini bisa
saja tidak dikagumi, tetapi yang jelas kalangan perusahaan lain mengakui
dominasinya. Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing, ia
merupakan perusahaan yang ditantang, dtiru atau dijauhi.
b. Pesaing Pasar atau Penantang Pasar (Competitors Market)
Posisi ini merupakan penantang pasar yang menjadi lawan utama dari
pemimpin pasar. Penantang ini serta merta akan selalu mencoba melakukan hal
lebih atas apa yang telah dilakukan oleh pemimpin pasar. Penantang pasar tidak
ingin kalah tanding meski pun penantang ini kalah dalam hal jumlah konsumen.
Perusahaan runner-up ini bisa memilih salah satu dari dua penampilan. Mereka
dapat menyerang market leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha
yang gencar merebut pangsa pasar, perusahaan inilah yang dinamakan penantang
pasar atau market challenger. Atau mereka dapat memilih bersikap nrimo, tidak
menggoncangkan pasar dan disebut market follower.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
37/60
34
c. Pengikut Pasar (Market Follower)
Tidak selamanya yang ingin menantang pemimpin pasar adalah pesaing
utama. Tapi juga pengikut pasar juga ikut serta dalam persaingan antara pemimpn
(leader) dengan pesaing (competittor) pasar. Namun yang perlu dilihat adalah
pengikut pasar tidak ikut serta secara terang-terangan dalam persaingan melainkan
secara kecil karena jika secara terang-terangan sudah pasti perusahaan tersebut
akan mengalami kekalahan. Perusahaan pengikut selalu merupakan sasaran utama
dari serangan yang dilancarkan oleh perusahaan penantang. Karena itu,
perusahaan hendaknya selalu menekan rendah biaya produksinya dan mengangkat
kualitaas produk dan pelayanannya. Begitu juga, dia harus cepat memasuki pasar
baru, begitu peluang terbuka. Memang harus ada strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dan berusaha agar upayanya tidak mengundang pembalasan
perusahaan lain.
d. Relung Pasar atau Ceruk Pasar (Niche Market)
Setiap industri atau perusahaan yang melakukan produksi barang atau jasa
selain memiliki pesaing dan pengikut, tapi juga memiliki pasar yang tidak
diperhitungkan di dalam persaingan. Mereka sering diibaratkan sebagai pemasar
yang tidak memiliki konsumen. Pengisi relung pasar biasanya membidik pasar
yang tidak mampu membeli produk yang dihasilkan oleh pemimpin atau pun
pesaing pasar. Maka relung pasar bisanya akan mendapatkan pasar secara sedikit
demi sedikit dan tidak memungkinkan nanti pasar mereka bisa berasal dari
konsumen pemimpin pasar. Biasanya perusahaan-perusahaan semacam ini
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
38/60
35
menyandang berbagai nama seperti penggarap relung pasar (market nichers),
spesialis pasar, perusahaan ambang pintu (threshold firms) atau perusahaan
tumpuan (foothold firms). Perusahaan-perusahaan jenis ini mencoba masuk ke
satu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungan.
Satu relung atau celah pasar yang ideal akan memiliki beberapa ciri
sebagai berikut :
- Memiliki luas cukup besar dan daya beli yang cukup agar bisa
menguntungkan.
- Memiliki potensi untuk berkembang.
- Diabaikan oleh perusahaan besar.
- Perusahaan memiliki keterampilan dan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan relung pasar tersebut secara efektif.
- Perusahaan mampu membela diri dari serangan pesaing besar
dengan membina Goodwill atas produknya.
1.5.7.4Strategi dalam menghadapi Persaingan
Kotler (1999), mendefenisikan tentang strategi pemasaran sebagai berikut:
Strategi pemasaran merupakan strategi atau taktik yang digunakan suatu
perusahaan untuk melemparkan produk barunya ke pasar, agar produk bisa
bertahan lebih lama di pasar. Sepanjang umur produk, perusahaan setiap kali
harus menyesuaikan kembali strategi pemasarannya untuk mengikuti situasi pasar
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
39/60
36
yang selalu berubah. Banyak faktor yang bisa menyebabkan perusahaan harus
mengadakan perubahan besar-besaran dalam strategi pemasarannya.
Menurut Joewono (2005) mengemukakan ada 6 (enam) strategi yang bisa
ditempuh perusahaan untuk memenangkan persaingan:
- Membangun persepsi yang baik sesuai dengan Brand Positioning
- Meningkatkan kualitas produk
- Melakukan pendekatan dengan konsumen
- Melakukan distribusi secara terintegrasi
- Harga kompetitif
1.5.8 Penelitian Terdahulu
a. Potret UMKM Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015
Penelitian ini ditulis oleh Tedjasuksmana (2015). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana keadaan atau potret UMKM yang ada di Indonesia
menjelang dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang,
apakah para pelaku UMKM ini sudah siap untuk menghadapi persaingan yang ada
sebagai tantangan yang akan muncul karena diberlakukannya MEA 2015. Peneliti
juga menganalisis seberapa besar bantuan atau campur tangan pemerintah dalam
mempersiapkan UMKM agar siap bersaing, serta sudah seberapa jauh bantuan
dari pemerintah diberikan dalam rangka membantu pengembangan UMKM yang
ada di Indonesia.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
40/60
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
41/60
38
diperoleh dari literatur, buku, jurnal, laporan resmi dan informasi dari Internet.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan ( library
research) dengan mencari dan mengumpulkan datadata sekunder yang
bersumber dari buku, surat kabar, data online, dan referensi lainnya yang tingkat
validitas terhadap permasalahan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan
menggunakan metode content analysis, yaitu dengan menjelaskan dan
menganalisis dari sumber-sumber yang ada, dengan catatan data-data tersebut
saling berhubungan satu sama lain dengan permasalahan yang diteliti.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa UMKM menjadi pilar yang
penting dalam kesiapan Indonesia menghadapiAsean Economic Comunity (AEC).
Peluang UMKM dalam pasar terbuka Asean juga sangat besar, namun perlu
diperhatikan kualitas sumber daya, infrastruktur, serta kualitas produk dari
UMKM agar UMKM mampu bersaing dengan produk asing yang masuk ke
Indonesia.
c. Kesiapan UMKM di Indonesia untuk Meningkatkan Daya
Saing dan Kualitas Diri dalam Menghadapi Asean Economic Community
(AEC) 2015
Penelitian ini ditulis oleh Prahasty (2014). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
melihat komunitas (AEC) tersebut merupakan tantangan, hambatan atau malah
menjadi peluang untuk sektor industri mikro, kecil, dan menengah UMKM yang
ada di Indonesia ini, hal tersebut di libatkan karena melihat selama ini peranan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
42/60
39
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah banyak membantu mengurangi
pengangguran, menambah pendapatan domestik negara sehingga UMKM menjadi
sector industri yang sebagian besar banyak membantu memajukan perekonomian
negara. Selain itu penulisan ini juga ditujukan bagi para pelaku usaha agar tidak
minder menghadapi dan bersaing dengan negara ASEAN yang lain dan pasar
internasional. Diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah yang ada di
Indonesia mempersiapkan diri meningkatkan kualitas dari usaha yang sudah
dibangun sehingga para wirausahawan dapat mencermati melihat dan mendalami
cara berbisnis negara-negara lain dalam meningkatkan kualitas diri mereka
melalui cara mereka memasarkan produk, menata manajemen perusahaan yang
baik dan lain sebagainya.
Metode penelitian yang digunakan adalah penedekatan deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif, penelitian dilakukan dengan cara memberikan
gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada
situasi yang diselidiki peneliti, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada
keadaan UMKM yang ada di Indonesia berdasarkan data dan fakta dari berbagai
sumber, diantaranya Kementrian Koperasi dan UMKM, Badan Pusat Statistika,
dan Lembaga-lembaga lainnya.
Dalam jurnal ini penulis menyimpulkan, jika UMKM sebagai salah satu
sektor yang berpeluang besar untuk membantu perkembangan perekonomian
Indonesia. Melalui inovasi, peningkatan kualitas produk dan peningkatan kualitas
SDM serta dukungan nyata dari pemertintah dalam programnya membantu
pengembangan UMKM, diyakini UMKM akan mampu bersaing dalam pasar
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
43/60
40
terbuka Masyarakat Ekonomi Asean, dan menjadi sektor andalan perekonomian
Indonesia.
1.6Kerangka Pemikiran
Menurut Sriyana (2010) dalam jurnalnya tentang Strategi Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pada umumnya UMKM di
Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yeng menghambat
kegiatan usahnya. Berbagai hambatan tersebut meliputi kesulitan pemasaran,
keterbatasan finansial, keterbatasan SDM berkualitas, strategi pemasaran produk.
masalah kualitas produk, keterbatasan teknologi, dan infrastruktur pendukung.
Berdasarkan teori diatas, berikut merupakan kerangka pemikiran mengenai
Kesiapan pelaku UMKM di Kota Semarang menghadapi pasar persaingan
Terbuka MEA 2015 yang akan digunakan dalam penelitian, tergambar pada
skema di bawah ini:
Gambar 1. 2 Skema Kerangka pemikiran
Sumber : Analisis Kerangka Teori 2015
Sumber daya
manusia
Pendanaan
Strategi
Pemasaran
Kualitas
produk
KESIAPAN UMKM
MENGHADAPI PASAR
TERBUKA MEA
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
44/60
41
Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa manajemen sumberdaya manusia,
kualitas produk, strategi pemasaran serta pendanaan UMKM menjadi indikator
kesiapan UMKM untuk menghadapi pasar terbuka MEA Apabila faktor
manajerial tersebut terkelola dengan baik maka bisa dikatakan UMKM tersebut
siap untuk menghadapi pasar terbuka MEA 2015.
1.7
Definisi konsep
Definisi konseptual adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan atau individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:
1.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di
kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di
kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus
perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara.
Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi
peredarannya di seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang,
arus jasa, arus modal, arus investasi dan arus tenaga kerja terlatih. Dalam situasi
dimaksud yang menjadi taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun
SDM, karena apabila tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan
menjadi pasar dari produk asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton,
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
45/60
42
karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing yang lebih ahli.
(DisperindagRI, 2015)
2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk Usaha Mikro memiliki jumlah
tenaga kerja 1 sampai 4 orang, Usaha Kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5
sampai dengan 19 orang, sedangkan Usaha Menengah memiliki tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang (Susanti, 2009). Sesuai dengan Undang-Undang nomor
20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kriteria
Usaha Mikro adalah badan usaha/industri dengan asset dibawah Rp. 50.000.000
dan omzet dibawah Rp. 300.000.000. Usaha Kecil adalah badan usaha/industri
dengan asset Rp. 50.000.000 hingga Rp. 500.000.000 dan omzet Rp. 300.000.000
hingga Rp. 2.500.000.000. Usaha Menengah adalah badan usaha/industri dengan
asset Rp. 500.000.000 hingga 10.000.000 dan omzet Rp.2.500.000.000 hingga
50.000.000.000. (Undang-Ungang no. 20, 2008)
1.8
Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Sugiyono (2003) adalah pengolahan konsep-konsep
yang berupa abstraksi dengan kata-kata, menggambarkan prilaku atau gejala yang
dapat diamati dan diuji kebenarannya oleh orang lain. Merujuk dari teori Sriyana
(2010), yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan
UMKM antara lain ialah pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
46/60
43
berkualitas, strategi pemasaran produk. masalah kualitas produk, keterbatasan
teknologi, dan infrastruktur pendukung.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Sistem Manajemen UMKM dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Panggabean (2004) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
mencakup atas semua proses perencanaan, pimpinan, pengorganisasian,
pengendalian aktivitas yang masih berhubungan dengan analisa sebuah pekerjaan,
pengadaan pengembangan, promosi, kompensasi, evaluasi atas pekerjaan dan
pemutusan hubungan kerja dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana
kegiatan dalam bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sisi yaitu sudut
pandang pekerja dan sudut pandang pekerjaan. Dari sudut pandang pekerjaan
mencakup suatu analisa dan evaluasi terhadap pekerjaan, dan dari sudut pandang
pekerja terdiri atas segala aktivitas pengadaan tenaga kerja, penilaian terhadap
prestasi kerja, pelatihan serta adanya pengembangan pekerja, promosi, pemutusan
hubungan kerja dan kompensasi.
Tabel 1. 3 Indikator pengelolaan sumber daya manusia
No. Sudut pandang Indikator Penjelasan
1. Sudut Pandang
Pekerja
Pengadaan
tenaga kerja
Meneliti bagaimana proses rekruitmen
yang dilakukan oleh UMKM, apakah
diterapkan kualifikasi tertentu dalam
proses perekrutan untuk setiap jabatan
atau tidak.
Penilaian Meneliti apakah ada sistem penilaian
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
47/60
44
prestasi kerja prestasi kerja yang diterapkan di
UMKM atau tidak
Pelatihan dan
pengembangan
pekerja
Meneliti apakah para pekerja
mendapatkan pelatihan dan
pengembangan untuk menambah skill
mereka atau tidak
Promosi jabatan Meneliti seperti apakah sistem
promosi jabatan yang diterapkan pada
UMKM apakah ada promosi jabatan
atau tidak.
Pemutusan
hubungan kerja
Meneliti bagaimana proses pemutusan
hubungan kerja yang di terapkan di
UMKM apakah sudah diatur atau
belum.
Kompensasi Apakah ada kompensasi tertentu
untuk para pekerja apabila mereka
berprestasi.
2. Sudut pandang
pekerjaan
Analisa
pekerjaan
Apakah para pelaku UMKM sudah
melakukan analisa pekerjaan pada
setiap pekerjaan yang ada atau belum.
Evaluasi
pekerjaan
Apakah UMKM rutin melakukan
evaluasi pekerjaan atau tidak.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
48/60
45
2. Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan
strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen yang dituju, (2) mengidentifikasi
keinginan konsumen, dan (3) menentukan bauran pemasaran. Strategi pemasaran
yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa marketing mix (bauran
pemasaran). (Jurini, 2003)
Tabel 1. 4 indikator stratregi pemasaran
No. Indikator Penjelasan
1. Memilih konsumen yang
dituju.
Meneliti apakah UMKM sudah menentukan
konsumen dan pangsa pasar yang dituju atau
belum.
2. Mengidentifikasi
keinginan konsumen.
Meneliti apakah UMKM melakukan survei
atau riset untuk mengetahui seperti apa
keinginan konsumen atau tidak.
3. Menentukan bauran
pemasaran.
Dalam memasarkan produknya tentu saja
diperlukan strategi pemasaran salah satunya
dengan menentukan bauran pemasaran, apakah
UMKM sudah menentukan bauran pemasaran
apa yang digunakan dalam strategi
pemasarannya atau belum.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
49/60
46
3. Pendanaan
Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan
finansial di dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva
yang dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut
dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan
menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedang pemilihan susunan kualitatif
dari pasiva akan menetukan struktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur
modal perusahaan (Bambang, 1995).
Sumber-sumber pembiayaan/pendanaan terhadap UMKM dapat diperoleh
melalui Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, usaha besar nasional dan
asing. Selain itu masih ada beberapa sistem pembiayaan (multifinance) yang
dapat dimanfaatkan UMKM, antara lain: modal ventura, anjak piutang
(factoring), penyewaan (leasing), pegadaian, dana BUMN dan sebagainya.
Pemilihannya tergantung UMKM sendiri, berdasarkan kesesuaian, kemampuan
pemenuhan persyaratan dan prosedur yang ditetapkan masing-masing lembaga
pembiayaan tersebut. Bank sebagai lembaga pemberi kredit sangat berperan
membantu pengusaha-pengusaha daerah guna meningkatkan kegiatan
perekonomian di daerah, guna memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat.
Bank Indonesia pada tanggal 2 April 2007 melalui peraturan Bank Indonesia
memperlonggar sejumlah persyaratan kredit perbankan bagi UKM yaitu dengan
dihilangkan dua syarat dan hanya tinggal satu persyaratan yaitu kemampuan
membayar. Berarti kredit perbankan UMKM mendasarkan pada kelayakan usaha.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
50/60
47
Agar kemudahan ini menjadi optimal bagi UMKM diperlukan juga penjaminan
kredit. (Wisnu, 2012)
Tabel 1. 5 indikator pendanaan
No. Indikator Penjelasan
1. Susunan pendanaan dan
modal UMKM
Meneliti apakah UMKM sudah menyusun
laporan keungangan khususnya susunan
pendanaan dan susunan modal atau belum.
2. Perolehan sumber
pembiayaan atau modal
UMKM
Meneliti dari manakah sumber pembiayaan
atau modal dari UMKM, apakah modal
sendiri atau ada pihak asing.
4.
Kualitas Produk
Pengertian produk (product)menurut Kotler & Armstrong, (2001) adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain
itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan
oleh produsen melalui hasil produksinya. Kualitas produk dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
51/60
48
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan
b) Peralatan dan perlengkapan
c) Bahan baku atau material
d) Pekerjaan ataupun staf organisasi
(Yamit, 2005).
Tabel 1. 6 indikator kualitas produk
No. Faktor Indikator Penjelasan
1. Fasilitas operasi Kondisi fisik bangunan Meneliti bagaimana kondisi fisik
bangunan UMKM yang digunakan
untuk proses produksi, apakah kondisi
bangunan layak atau tidak.
Peralatan Meneliti bagaimana kualitas peralatan
yang digunakan dalam proses produksi,
apakah layak atau tidak.
Perlengkapan Meneliti bagaimana perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi,
apakah memadai atau tidak.
2. Bahan baku Sumber bahan baku Meneliti dari mana bahan baku yang
digunakan oleh UMKM berasal, apakah
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
52/60
49
dari produk lokal atau asing.
Kualitas bahan baku Meneliti bagaimana kualitas bahan
baku yang digunakan, apakah baik atau
tidak.
3. Pekerjaan Proses pengerjaan Apakah dalam proses pengerjaannya
menggunakan mesin atau tenaga kerja
manusia.
Staff organisasi Meneliti bagaimana kualitas pekerja,
apakah baik atau tidak.
1.9
Metodologi Penelitian
1.9.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif, Penelitian
eksploratori, atau disebut juga penelitian eksploratif, merupakan salah satu
pendekatan penelitian yang bertujuan menemukan informasi mengenai sesuatu
topik/masalah yang belum dipahami sepenuhnya oleh seorang peneliti. Kotler
menyatakan bahwa penelitian eksploratori/eksploratif adalah salah satu
pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu (yang menarik
perhatian) yang belum diketahui, belum dipahami, atau belum dikenali dengan
baik. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu.
Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
53/60
50
memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang
diperlukan. (Sugiyono, 2005)
1.9.2 Ruang lingkup Penelitian
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota
metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung,
dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota
Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan
siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa, bahkan, area metropolitan Kedungsapur
(Kendal, Demak, Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi
Kabupaten Grobogan)dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan wilayah
metropolis terpadat keempat, setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo
(Surabaya), dan Bandung Raya. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan
Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di
beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan
lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin macet. Kota Semarang dipimpin oleh
Wali Kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini terletak sekitar 558 km sebelah
timur Jakarta,atau 312 km sebelah baratSurabaya.Semarang berbatasan dengan
laut Jawa di utara,Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan,
danKabupaten Kendal di barat. Luas Kota 373.67 km2. (Wikipedia.org; 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibukotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Medanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Salatigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Groboganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Wali_kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Wali_kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Groboganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Salatigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semaranghttps://id.wikipedia.org/wiki/Demakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kendalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Medanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttps://id.wikipedia.org/wiki/Ibukota -
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
54/60
51
1.10Jenis dan Sumber Data
Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat
pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus
mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi,
mengumpulkan, serta mengolah data.
1.10.1
Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian menurut sifatnya dapat adalah:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Pada penelltian ini
data yang bersifat kualitatif adalah hasil dialog dengan responden, hasil Observasi
ke UMKM, serta gambar, foto, atau tayangan mengenai objek penelitian yang
dapat dijadikan informasi penelitian.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Penelitian ini juga
menggunakan data kuantitatif yaitu: kuisioner,
1.10.2
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan, seperti wawancara atau pengisian kuisioner yang
biasa dilakukan oleh penelliti.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
55/60
52
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dari penelitian
secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data studi pustaka
melalui buku penunjang materi penelitian, jurnal, majalah dan literatur-literatur
yang didapat dari perpustakaan. Studi pusataka dilakukan dengan pemanfaatan
dokumen tertulis, termasuk sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara terbuka
pada kuisioner, buku harian seseorang dan catatan program. Atau berisi tentang
dokumen dari kutipan-kutipan yang dianalisis, kutipan-kutipan, atau
seluruhkalimat dari hasil rekaman, surat menyurat, laporan resmi, dan survey
yang menggunakan pertanyaan terbuka.
1.11Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuisioner.
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan untuk dijawab oleh responden (Sugiyono,
2005). Kuisioner akan diberikan secara langsung kepada responden.
1.12Teknik Analisis Data
Teknik analisis deskriptif, metode penelitian adalah salah satu teknis dan cara
mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mancatat data baik berupa data primer
maupun data sekunder yang digunakan untuk menyusun suatu karya ilmiah.
Metode penelitian yang digunakan adalah penedekatan deskriptif analisis dengan
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
56/60
53
pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas, (Sugiyono. 2005)
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan
informasi sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat
dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan. J.Moleong. (2006)
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
57/60
54
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto. (1995). Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, Edisi keempat,
Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gajah Mada.
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H.
Freeman.
Bestari, R. D. (2014). Peran Pemerintah Dalam Mengembangkan Usaha Kecil
Dan Menengah Industri Marmer Guna Meningkatkan Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Semarang,
data UMKM Binaan Pemerintah Kota Semarang. (2015)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan RI (DisperindagRI). (2015). Menuju Asean
Economic Comunity.
Fandy Tjiptono. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta
Indiarti, Nurul., dan Langenberg, Maria (2004), Factors Affecting Business
Success among SMEs: Empirical Evidences from Indonesia
Jensen, P.H., and Webster, E. (2004), Patterns of Trademarking Activity in
Australia, Melbourne Institute Working Paper
Joewono, Handito Hadi, (2005), 7 n 1 Business CompetitionStrategy, Arrbey
Indonesia Jakarta.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
58/60
55
Jurini, K.P.W. (2003). Menetapkan Segmentasi Pasar. Bagian Proyek
Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Depdiknas.
Kompasiana. (2015). MEA datang UMKM menantang. Dalam
www.kompasiana.com.Diakses pada 26 September 2015 Pukul 16.20 WIB.
Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan
Implementasi dan Kontrol Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip. (1999) Manajemen pemasaran di Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
Salemba Empat
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid 2. Jakarta:
PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip. (2004). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta:
PT.Prenhallindo
Kotler, Philip. (2005).Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Kotler dan Keller. (2007).Manajemen Pemasaran.Jilid 1. Jakarta: Indeks
Kurnia, indra dan Wisnu Mawardi. (2012). Analisis Pengaruh BOPO, EAR,
LAR dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi kasus pada bank
umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-
2011),Diponegoro Joernal of Management,
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2005)
http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/ -
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
59/60
56
Maruf,Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor:Ghalia
Indonesia
Rachma. (2013), Pengertian Manajemen dan Kepemimpinan, Universitas
Gunadarma. Bekasi
Saladin, Djaslim. (2006). Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Bandung : Linda
Karya
Samir, Alfin. Dan Larso, Dwi. (2011) Identifikasi Faktorfaktor yang
Mempengaruhi kinerja UMKM Cattering di kota Bandung. Sekolah Bisnis
dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Bandung
Simamora, Bilson. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Edisi Pertama. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Susilo, S.Y., Krisnadewara, P.D., dan Soeroso, A., (2008), Masalah dan Kinerja
Industri kecil Pascagempa: Kasus di Kabupaten Klaten (Jateng) dan
Kabupaten Bantul (DIY), Jurnal Akuntansi Bisnis dan Manajemen
Sriyana, J. (2010). Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan
Kreatif
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Jakarta:
Alfabeta.
-
7/26/2019 kesiapan umkm kota semarang menghadapi pasar terbuka MEA
60/60
Tambunan, Tulus. (2011). Industrialisasi di Negara Berkembang, Kasus
Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tedjasuksmana, B. (2015). Potret Umkm Indonesia Menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean 2015
Thompson, V. A. (1965). Bureaucracy and Innovation. Administrative Science
Quarterly. 10
Undang-undang No. 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Wangke, H. (2015). Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean 2015,
VI.
www.asean.org.Diakses pada 20 September 2014 16.54 WIB.
www.kemenperin.go.id.Diakses pada 20 September 2015 17.15 WIB.
www.kompasiana.com.Diakses pada 26 September 2015 16.20 WIB.
Yamit, Zulian. (2005). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, Cet. 4.
Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.
http://www.asean.org/http://www.kemenperin.go.id/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kemenperin.go.id/http://www.asean.org/