Referat Mea (1)

47
REFERAT TANTANGAN PROFESI DOKTER DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Ola Dwi Nanda 1310.221.068 FK UPN Andya Yudhi Wirawan 1410.221.008 FK UPN Dian Andikawati 1410.221.053 FK UPN Angga Haditya 030.09.022 FK USAKTI Penny Nastiti Rahayu Lestari 030.09.180 FK USAKTI Fadhila Sekarpriharsani 030.10.097 FK USAKTI Mellisa Aslamia Aslim 030.10.177 FK USAKTI Dosen Penguji : dr. Gatot Suharto, Sp.F, SH, M.Kes, DFM Pembimbing :

description

forensik

Transcript of Referat Mea (1)

Page 1: Referat Mea (1)

REFERAT

TANTANGAN PROFESI DOKTER DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Oleh :

Ola Dwi Nanda 1310.221.068 FK UPNAndya Yudhi Wirawan 1410.221.008 FK UPNDian Andikawati 1410.221.053 FK UPNAngga Haditya 030.09.022 FK USAKTIPenny Nastiti Rahayu Lestari 030.09.180 FK USAKTIFadhila Sekarpriharsani 030.10.097 FK USAKTIMellisa Aslamia Aslim 030.10.177 FK USAKTI

Dosen Penguji :

dr. Gatot Suharto, Sp.F, SH, M.Kes, DFM

Pembimbing :

dr. Wian Pisia Anggreliana

dr. Stephanus Rumancay

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FORENSIK

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI

PERIODE 25 MEI – 20 JUNI 2015

SEMARANG 2015

Page 2: Referat Mea (1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kalimat “Satu Visi – Satu Identitas – Satu Komunitas” – menjadi visi dan

komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN pada tahun 2020. Tetapi

mungkinkah cita-cita tersebut dapat dicapai oleh negara-negara ASEAN (Indonesia,

Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kamboja, VietNam,

Laos dan Myanmar) dalam waktu kurang dari satu dasawarsa lagi. Berdasarkan

catatan dan laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa cita-cita bersama yang

terintegrasi dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat ASEAN (ASEAN

Community) ini masih harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang

terdapat pada masing-masing negara anggota.

Beberapa tahapan awal harus diwujudkan untuk merealisasikan target atau

sasaran bersama Masyarakat ASEAN tersebut, di antaranya adalah melalui penerapan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun 2015.

Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan sasarannya yang mengintegrasikan

ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam

bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif,

kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang

terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global. Sebagai pasar tunggal kawasan

terpadu ASEAN dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami oleh lebih dari

600 juta jiwa dari 10 negara anggota ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan

memacu daya saing ekonomi kawasan ASEAN yang diindikasikan melalui terjadinya

arus bebas (free flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.1

Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI, jumlah tenaga kesehatan yang terdata sampai tahun 2014

ini sebanyak 891.897 orang. Namun persebarannya masih belum merata, sebanyak

48.87% (435.877) tenaga kesehatan masih terpusat di pulau Jawa dan Bali.

Page 3: Referat Mea (1)

Sedangkan di wilayah timur Indonesia, seperti Papua hanya menerima 2.06% dari

total tenaga kesehatan seluruhnya. Dengan produksi tenaga kesehatan yang masih

jauh dari kata cukup dan tingginya kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, maka

Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut meratifikasi persetujuan pembentukan

WTO (World Trade Organization) melalui UU nomor 7 tahun 1994 tentang

Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan

Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Salah satu wujud nyata dari

pembentukan WTO ini ialah diadakannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang

mulai berjalan pada tahun 2015. Dengan adanya AFTA ini diharapkan dapat

membantu kekurangan tenaga kesehatan di Indonesia. Namun di sisi lain, adanya

AFTA ini dapat menjadi ancaman bagi tenaga kesehatan Indonesia. Indonesia dengan

sekitar 240 juta penduduk dan luas daerah mencapai separuh Eropa dengan Produksi

tenaga kesehatan masih kurang, kebutuhan pelayanan tinggi, distribusi tenaga

kesehatan yang tidak merata dan adanya keterbatasan gerak pada tenaga kesehatan di

Indonesia akibat hukum yang belum bisa ditegakkan secara berkeadilan,

menimbulkan kesempatan bagi Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA)

untuk masuk ke pasar medis di Indonesia dan menjadi ancaman persaingan.

Keinginan ASEAN membentuk MEA didorong oleh perkembangan eksternal

dan internal kawasan. Dari sisi eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan

ekonomi baru, dengan disokong oleh India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN.

Sedangkan secara internal, kekuatan ekonomi ASEAN sampai tahun 2013 telah

menghasilkan pendapatan perkapita sebesar US$ 3,36 triliun dengan laju

pertumbuhan sebesar 5,6 persen dan memiliki dukungan jumlah penduduk 617,68

juta orang.2

Era globalisasi mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri. Peluang dan

tantangan harus diterobos (breakthrough) dengan peningkatan mutu dan

profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai bila tenaga

kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanan sesuai dengan Standar Profesi.

Standar Profesi sebagai acuan oleh tenaga kesehatan merupakan persyaratan

yang mutlak harus dimiliki. Mengukur kemampuan tenaga kesehatan dapat diketahui

Page 4: Referat Mea (1)

dari standar profesi yang harus dipatuhi terlebih lagi apabila dalam penyusunan

standar profesi tersebut disusun setelah mengadakan bedah buku dengan profesi yang

sama dari negara lain yang berstandar internasional.

I.2 Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan referat ini

adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

2. Siapa saja peserta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

3. Apa saja hak dan kewajiban peserta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

4. Darimanakah sumber dana Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

5. Apa dasar Indonesia menjadi peserta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

6. Apa keuntungan dan kerugian Indonesia menjadi peserta Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA)?

7. Apa peran dokter Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

8. Apa pengaruh AFTA terhadap bidang kesehatan di Indonesia?

9. Apa bentuk proteksi pemerintah RI terhadap tenaga kesehatan Indonesia?

10. Apa dasar regulasi yang mengatur tenaga kesehatan asing di Indonesia?

I.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan kepada dokter dan dokter muda mengenai pelayanan

kesehatan di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian MEA.

b. Mengetahui Hak dan Kewajiban peserta MEA.

c. Keuntungan dan kerugian Indonesia menjadi peserta MEA.

d. Peran dokter Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

e. Mengetahui pengaruh AFTA terhadap bidang kesehatan di Indonesia.

Page 5: Referat Mea (1)

f. Mengetahui bentuk proteksi pemerintah RI terhadapp tenaga kesehatan

Indonesia.

g. Mengetahui dasar regulasi yang mengatur tenaga kesehatan asing di

Indonesia.

I.4 Manfaat

Dalam penyusunan referat ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak. Adapun manfaat yang diperoleh sebagai berikut:

1. Mahasiswa Kedokteran dapat mengetahui dan memahami Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) terutama di bidang Kesehatan.

2. Melatih penulis untuk menyusun referat dalam upaya meningkatkan

pengetahuan dan wawasan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

terutama di bidang Kesehatan.

Page 6: Referat Mea (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi

ASEAN dalam arti adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN.

Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian

MEA atau ASEAN Economic Community (AEC).3

Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN

memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan

sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, mengurangi kemiskinan

dan kesenjangan sosial-ekonomi.

Pada KTT di Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN

menyatakan bahwa MEA akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada

tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN

adalah dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak

diharapkan untuk bekerja keras dalam membangun komunitas ASEAN pada tahun

2020 mendatang.

Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada

bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan MEA

dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.

Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan

komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN

pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan

menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas

ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat 

pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah

ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga

kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.

Page 7: Referat Mea (1)

Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan MEA ini nantinya

memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara

lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.4

B. KARAKTERISTIK MEA ( MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari

integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi

kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas

integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas.

Dalam mendirikan MEA, ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip

terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten

dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan

pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan

basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan

mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada

inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas;

memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat

kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan MEA.

Pada saat yang sama, MEA akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan

mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam

melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. 

Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;

2. Pengakuan kualifikasi praofesional;

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;

4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;

5. Meningkatkan infrastruktur

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;

Page 8: Referat Mea (1)

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber

daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun MEA.

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk

Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, 

karakteristik utama MEA:

1. Pasar dan basis produksi tunggal,

2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata

4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang

dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan

keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling

mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

C. PERUBAHAN – PERUBAHAN SETELAH ADA MEA

Perubahan-perubahan yang kemungkinan akan terjadi setelah dibentuknya

MEA antara lain:

1. Prosedur Bea Cukai Lebih Sederhana

MEA akan memiliki sistem yang dapat memantau pergerakan barang dalam

perjalanannya ke negara-negara ASEAN. Tidak hanya itu, izin barang ekspor pun

akan lebih cepat. Ini akan menghemat waktu dan biaya ekspor.

2. Adanya Sistem Self-Certification

Ini adalah sistem yang memungkinkan pengekspor menyatakan keaslian

produk mereka sendiri dan menikmati tarif preferensial di bawah skema ASEAN-

FTA (Free Trade Area). Tanggung jawab utama dari sertifikasi asal dilakukan

oleh perusahaan yang ikut berpartisipasi dengan menyertakan faktur komersial

dokumen seperti tagihan, delivery order, atau packaging list.

Fungsinya adalah memudahkan pebisnis dalam melakukan ekspansi ke

negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Page 9: Referat Mea (1)

3. Harmonisasi Standar Produk

Meski masih belum ditetapkan seperti apa standar dari masing-masing jenis

produk, namun ASEAN akan memberlakukan sistem yang meminta masing-

masing industri agar sesuai dengan standar kualitas mereka.

Hingga saat ini, terdapat 7 jenis produk yang menjadi prioritas mereka.

o Produk karet

o Obat tradisional

o Kosmetik

o Pariwisata

o Sayur dan buah segar

o Udang dan budidaya perikanan

o Ternak

Selain hal di atas, ada juga penjelasan bahwa pemerintah akan mendukung

program globalisasi Usaha Kecil Menengah (UKM), seperti:

Mencari pasar baru di luar negeri

Promosi ekspor

Delegasi promosi perdagangan

Mendorong spesialisasi dalam memperluas pasar luar negeri

Mendukung pencapaian standar internasional

Mendukung pengembangan global brand

Memberi bantuan kepada UKM yang memiliki prospek baik untuk

mengekspor produknya

Tugas utama kita sebagai warga Negara adalah bagaimana merubah image

terhadap barang - barang lokal dibawah standar kualitas yang mayoritas dengan

harga relatif mahal dari barang impor. Masih banyaknya anggapan tentang merek

luar lebih berkualitas ketimbang produk lokal akan mempersulit pelaku UKM,

padahal tidak sepenuhnya begitu. Oleh karena itu, setiap UKM harus memperbaiki

kualitas produknya agar semua konsumen bisa bangga dengan kualitasnya.

Page 10: Referat Mea (1)

Pemerintah harus mengedukasi masyarakat agar mencinta produk lokal, dan

masyarakat harus menghilangkan persepsi yang sering menilai buruk merek lokal.

D. ELEMEN-ELEMEN UTAMA DALAM MEA 2015

Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat

dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.

Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah

wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan

basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah

yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara

lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat

kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition

policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-

Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil;  terdapat

perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;

mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang

efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan;

meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki

perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil

Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan

dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar,

pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan,

serta teknologi. 

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian

global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi

terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-

negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui

pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang

kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri

Page 11: Referat Mea (1)

dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada

skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

E. DAMPAK MEA 2015 BAGI INDONESIA

Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena

hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal

tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru

bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan,

contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang

elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan

banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang

akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri

yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca

perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.

Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung

masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan

ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan

sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar

dunia. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk.

Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat

menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber

daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang

memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat

merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia

belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya

alam yang terkandung. 

Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para

pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan

akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam

Page 12: Referat Mea (1)

rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah. Dalam hal ini dapat

memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia terutama dibidang kesehatan.

Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan

tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi

industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat

keempat di ASEAN. 

Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang

untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri

sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia

masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan

muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk

professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang

akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul

dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas

negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara

fisik dan sosial (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu

adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan

perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi

penonton di negara sendiri di tahun 2015 mendatang.

F. PERSIAPAN MENGHADAPI MEA

Kesiapan Menjelang Pemberlakuan MEA

Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam

melimpah ruah dengan luas dan populasi terbesar di antara negara-negara lainnya di

ASEAN, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi MEA pada tahun

2015.

Pernyataan tersebut adalah sangat beralasan mengingat bahwa masih ada

sejumlah masalah mendasar yang menimpa Indonesia dan harus segera diatasi

sebelum berlakunya MEA pada tahun 2015. Iklim investasi kurang kondusif yang

diindikasikan melalui masalah mengenai birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas

Page 13: Referat Mea (1)

sumber daya manusia dan ketenagakerjaan (perburuhan) serta korupsi merupakan

sebagian dari masalah yang saat ini masih melingkupi pemerintah Indonesia.

Kendala-kendala tersebut di atas mengakibatkan Indonesia belum dapat

mensejajarkan diri untuk “tegak sama tinggi dan duduk sama rendah” di antara

negara-negara ASEAN lainnya.

Kekhawatiran atas kesiapan semua negara anggota ASEAN untuk

pemberlakuan MEA juga terungkap melalui suvei yang dilakukan oleh Kamar

Dagang Amerika di Singapura. Survei yang melibatkan 475 pengusaha senior

Amerika tersebut mengungkapkan bahwa 52 persen responden tidak percaya MEA

dapat diwujudkan pada tahun 2015.

Adalah tidak berlebihan jika kemudian kita memunculkan suatu pertanyaan

besar : “Sudah siapkah Industri Nasional berkompetisi dalam Masyarakat Ekonomi

ASEAN yang lebih populer dengan istilah Pasar Bebas ASEAN ini pada akhir tahun

2015 nanti?”

Langkah & Persiapan Menghadapi Era Pasar Bebas ASEAN

Pemerintah dituntut untuk segera mempersiapkan langkah & strategi

menghadapi ancaman ekonomi “Masyarakat Ekonomi ASEAN” dengan menyusun

dan menata kembali kebijakan-kebijakan nasional yang diarahkan agar dapat lebih

mendorong dan meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber daya manusia

dan industri di Indonesia. Taraf daya saing nasional ini perlu segera ditingkatkan

mengingat bahwa berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2010, tingkat daya saing

Indonesia hanya berada pada posisi 75 atau jauh tertinggal dibanding Vietnam (posisi

53) yang baru merdeka dan baru bergabung ke dalam ASEAN.

Dengan kata lain, pemerintah harus segera memperkuat kebijakan & langkah-

langkah yang pro-bisnis atau pro-job, bukan memperkuat kebijakan & langkah

seperti yang terjadi belakangan ini yang diindikasikan dengan adanya kenaikan upah

minimun regional (UMP/UMK) yang sangat drastis di beberapa daerah pada awal

tahun 2013 ini. Jika tidak, Indonesia bisa dipastikan hanya akan menjadi pasar

potensial bagi negara ASEAN lainnya, bukannya menjadi pemain utama di kawasan

Page 14: Referat Mea (1)

ASEAN. Indonesia disebut-sebut sebagai negara paling menarik bagi pengembangan

usaha baru, yang kemudian disusul oleh Vietnam, Thailand dan Myanmar.

Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari para pembuat kebijakan hingga

masyarakat umum sangatlah diperlukan untuk memastikan kesiapan seluruh elemen

bangsa dalam menghadapi pasar bebas yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN

ini. Berbagai diskusi atau seminar sudah dilakukan pemerintah dengan melibatkan

para pakar dari berbagai lembaga pemerintah maupun non-pemerintah guna

memastikan kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015

yang menuntut efisiensi dan keunggulan produk yang lebih kompetitif dan inovatif.

Meski Masyarakat Ekonomi ASEAN dipandang sebagai sebuah peluang positif bagi

perkembangan ekonomi nasional, namun sejumlah tantangan dan hambatan klasik

yang terus menghantui Indonesia dari waktu ke waktu mesti segera diatasi. Hambatan

dan tantangan mendasar yang perlu diperbaiki pemerintah saat ini, antara lain,

mencakup masalah : infrastruktur, birokrasi, masalah kualitas sumber daya manusia

dan masalah perburuhan, sinergi kebijakan nasional dan daerah, daya saing

pengusaha nasional, korupsi dan pungutan liar yang mengakibatkan ekonomi biaya

tinggi (high-cost economy).

Dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi perubahan dan sekaligus

mengatasi hambatan & tantangan tersebut, Pemerintah harus segera merumuskan dan

menetapkan langkah-langkah strategis terpadu dengan melibatkan seluruh komponen

bangsa dan pemangku kepentingan (stakeholder). Di samping itu, pembaruan dan

perubahan (changes)menjadi sebuah kata kunci yang mesti segera disosialisasikan

dan diimplementasikan secara gradual atau bertahap mengingat kemajuan dan

keanekaragaman karakteristik kehidupan sosial dan ekonomi bangsa Indonesia.

Profesi Tenaga Kesehatan

Profesi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bidang pekerjaan yang

dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Jenis

profesi yang dikenal antara lain : profesi hukum, profesi bisnis, profesi kedokteran,

profesi pendidikan.

Page 15: Referat Mea (1)

Dokter adalah seseorang dengan gelar dokter atau seseorang yang memiliki

lisensi untuk praktik dalam seni penyembuhan penyakit. Istilah Dokter dalam konteks

medis, ialah semua profesional medis dengan gelar dokter (dr.) dan spesialis (Sp.)

atau berbagai gelar lainnya. Berbagai profesi yang dapat dikaitkan dengan dokter

antara lain ialah dokter, psikolog, ilmuwan biomedis, dokter gigi, atau dokter hewan.

Jika disimpulkan secara lengkap, maka definisi dokter adalah Seseorang yang :

1. Memiliki gelar dokter dan lisensi untuk melakukan praktik penyembuhan

penyakit

2. Dapat mengusahakan penyembuhan terhadap suatu penyakit melalui

penerapan obat

3. Dapat melakukan tindakan Operasi atau bedah guna memperbaiki kerusakan

pada tubuh

Kata Dokter berasal dari kata Latin yaitu docēre [dɔkeːrɛ] yang artinya

'mengajar'.Pada jaman dulu istilah dokter telah digunakan sebagai gelar terhormat

selama lebih dari 1000 tahun di Eropa, di saat berdirinya universitas pertama di dunia.

Penggunaan kata ini menyebar ke Amerika, bekas jajahan Eropa, dan sekarang lazim

digunakan di seluruh dunia.

Profesi kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan

berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang diperoleh dari keilmuan yang

berjenjang, serta kode etik yang melayani masyarakat sesuai UU No.29 tahun 2004

tentang praktik kedokteran.

Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI, jumlah tenaga kesehatan yang terdata sampai tahun 2014

ini sebanyak 891.897 orang. Namun persebarannya masih belum merata, sebanyak

48.87% (435.877) tenaga kesehatan masih terpusat di pulau Jawa dan Bali.

Sedangkan di wilayah timur Indonesia, seperti Papua hanya menerima 2.06% dari

total tenaga kesehatan seluruhnya.

Page 16: Referat Mea (1)

Dengan produksi tenaga kesehatan yang masih jauh dari kata cukup dan

tingginya kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, maka Indonesia menjadi salah

satu negara yang ikut meratifikasi persetujuan pembentukan WTO (World Trade

Organization) melalui UU nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia). Salah satu wujud nyata dari pembentukan WTO ini ialah

diadakannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang mulai berjalan pada tahun 2015.

Dengan adanya AFTA ini diharapkan dapat membantu kekurangan tenaga

kesehatan di Indonesia. Namun di sisi lain, adanya AFTA ini dapat menjadi ancaman

bagi tenaga kesehatan Indonesia. Indonesia dengan sekitar 240 juta penduduk dan

luas daerah mencapai separuh Eropa dengan Produksi tenaga kesehatan masih

kurang, kebutuhan pelayanan tinggi, distribusi tenaga kesehatan yang buruk dan

adanya keterbatasan gerak pada tenaga kesehatan di Indonesia akibat hukum yang

belum bisa ditegakkan secara berkeadilan, menimbulkan kesempatan bagi Tenaga

Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA) untuk masuk ke pasar medis di

Indonesia dan menjadi ancaman persaingan.

Standar Profesi Tenaga Kesehatan

Kesehatan merupakan hak asasi manusia serta modal pembangunan untuk

keberlangsungan hidup suatu negara. Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus

dilindungi oleh negara dan diberikan kepada seluruh masyarakat tanpa ada

diskriminasi. Untuk itu pemerintah harus memenuhi hak dasar warga negara yaitu

hak untuk hidup sehat, yang diwujudkan dalam bentuk pelayanan kesehatan yang

menyeluruh melalui pembangunan kesehatan yang terarah, terpadu,

berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh

masyarakat.

Supaya penyelenggaraan upaya kesehatan terlaksana dengan aman, maka

pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Dalam Undang-

Undang nomor 36 tahun 2014 mengenai Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan

memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang

Page 17: Referat Mea (1)

maksimal kepada masyarakat supaya masyarakat mampu untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuannya untuk selalu hidup sehat, dengan begitu

derajat kesehatan akan meningkat. Untuk itu dalam pelaksanaannya, pemerintah

wajib untuk menentukan kebijakan dan payung hukum yang melindungi dan

mengatur tentang pemberdayaan tenaga kesehatan di Indonesia temasuk tenaga

kesehatan WNI dan tenaga kesehatan WNA.

Era globalisasi mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri. Peluang dan

tantangan yang menghadang harus diterobos (breakthrough) dengan peningkatan

mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai bila

tenaga kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan Standar

Profesinya.

Untuk mencegah terancamnya pasar medis Indonesia oleh Tenaga Asing,

pemerintah memiliki peran penting untuk dapat melakukan upaya proteksi terhadap

tenaga kesehatan Indonesia untuk menghadapi ancaman tersebut. Terdapat beberapa

upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti mengatur status keberadaan tenaga

kesehatan asing dan tenaga kesehatan Indonesia dalam Undang-Undang nomor 36

tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan serta turunannya salah satunya Peraturan

Menteri Kesehatan nomor 67 tahun 2013 mengenai Pendayagunaan Tenaga

Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA). Adapun upaya pemerintah dalam

melakukan upaya proteksi terhadap tenaga tenaga kesehatan yang terdapat dalam UU

No 36 Tahun 2014 antara lain seperti:

a. Melakukan pembentukan konsil tenaga kesehatan dimana Konsil Tenaga

Kesehatan Indonesia mempunyai fungsi sebagai koordinator konsil masing-

masing tenaga kesehatan dalam mengevaluasi dan mengawasi tenaga kesehatan

b. Fasilitas pelayanan kesehatan yang akan menggunakan tenaga kesehatan asing

harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Izin

Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang dikeluarkan oleh menteri.

Penyelenggara pelatihan yang dapat menggunakan tenaga kesehatan asing adalah

institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi, rumah sakit pendidikan,

organisasi profesi serta rumah sakit non pendidikan. Penyelenggara pelatihan

Page 18: Referat Mea (1)

mengajukan permohonan Persetujuan kepada KKI bagi dokter dan dokter gigi

WNA atau Menteri bagi TK-WNA lain

c. Mengupayakan peningkatan mutu dan pengawasan tenaga kesehatan yang

dijelaskan lebih lanjut pada rencana pembangunan tenaga kesehatan tahun 2011-

2025.

Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan utamanya ditujukan untuk

meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sesuai kompetensi yang diharapkan dalam

mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui peningkatan

komitmen dan koordinasi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan tenaga

kesehatan serta legislasi yang meliputi antara lain sertifikasi melalui uji kompetensi,

registrasi, perizinan (licensing), dan hak-hak tenaga kesehatan.

Standar Profesi sebagai acuan oleh tenaga kesehatan merupakan persyaratan

yang mutlak harus dimiliki. Mengukur kemampuan tenaga kesehatan dapat diketahui

dari standar profesi yang harus dipatuhi terlebih lagi apabila dalam penyusunan

standar profesi tersebut disusun setelah mengadakan bedah buku dengan profesi yang

sama dari negara lain yang berstandar internasional.

Profesi Kesehatan di Indonesia diharuskan memiliki standar profesi

sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 pasal 22

dan 121 menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan profesinya

berkewajiban untuk mematuhi standar profesi ditetapkan oleh Menteri.

Puspronakes LN (Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar

Negeri) sesuai dengan salah satu dari Tupoksinya yaitu Pemberdayaan Profesi telah

memfasilitasi 10 Organisasi Profesi untuk menyusun standar profesi mulai dari 2002-

2006 dan telah ditetapkan oleh menteri Kesehatan.

Ke 10 standar Profesi tersebut adalah:

1. Profesi Bidan

2. Sanitarian

3. Ahli Laboratorium Kesehatan

4. Rekam Medis

Page 19: Referat Mea (1)

5. Keperawatan

6. Tekniker Gigi

7. Gizi

8. Radiologi

9. Elektro medik

10. Fisioterapis

Pada tahun 2007 proses penyusunan standar profesi untuk Profesi Tenaga

kesehatan Teknik Wicara, Ahli Madya Farmasi, Okupasi Terapi dan Refraksionist

Optisien, Perawat dan Perawat Anaesthesi.

Pada tahun 2008 penyusunan standar Profesi akan difasilitasi oleh

Puspropnakes untuk profesi kesehatan Teknik Tranfusi, Teknik Instalasi Medik, Ahli

Kesehatan Masyarakat dan Kimia Klinik Indonesia.

Dengan ditetapkannya standar profesi oleh Menteri Kesehatan, maka uji kompetensi

untuk setiap jenis tenaga kesehatan dapat dilaksanakan sehingga kualitas tenaga

kesehatan sama baik di seluruh Indonesia.

Dunia Kesehatan (Rumah Sakit) Terhadap MEA

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN.

AFTA berpengaruh besar terhadap berbagai bidang. Bidang kesehatan adalah yang

paling terpengaruh oleh dampak globalisasi, Pengaruh tersebut dapat dilihat di

bidang rumah sakit, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan, dan asuransi

kesehatan. Di bidang kesehatan, Indonesia mengupayakan dalam kepentingan

perdagangan internasional jasa melalui World Trade Organization (WTO),

China- ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA), ASEAN Framework Agreement on

Services (AFAS) dan perjanjian bilateral.5

Salah satu modal dalam pasokan perdagangan jasa internasional adalah migrasi

sumber daya manusia. Dalam hubungan ini, melalui Sidang Umum Kesehatan

Sedunia Tahun 2010, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah mengadopsi Global

Page 20: Referat Mea (1)

Code of Practice on the International Recruitment of Health Personnel . Walaupun

bersifat sukarela, Indonesia sebagai negara anggota WHO, perlu ikut mendukung dan

melaksanakan prinsip-prinsip dan rekomendasi Global Code dalam migrasi

internasional tenaga kesehatan. Semua ini perlu dapat diakomodasikan dalam

Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan.

Indonesia memerlukan standarisasi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan

kualitas sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dan menumbuhkan kepercayaan

masyarakat terhadap pelayanan, untuk bersaing di AFTA 2010. Standar yang

diusulkan adalah sistem pelayanan terbaik, baik dari segi Sumber Daya Manusia

(SDM), administrasi, manajemen maupun prinsip pelayanan dan sudah selayaknya

orientasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia tidak hanya untuk orang sakit saja

(kuratif) melainkan juga untuk pemeliharaan kesehatan (preventif).

Depkes RI menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia

sehingga setiap masyarakat berhak memperoleh pelayanan kesehatan secara adil,

merata, dan bermutu yang menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan

hal tersebut di atas dan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka berbagai upaya

dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar

masyarakat dapat meningkatkan akses pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan.

Saat ini daya apresiasi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap tantangan

global di sektor kesehatan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, masih jauh dari

memadai. Padahal pengalaman mengajarkan bahwa membuka pasar tanpa persiapan

yang matang hanya akan membawa lebih banyak dampak negatif dibanding

manfaat positifnya. Prasyarat penting untuk memenangkan persaingan dalam era

globalisasi adalah tersedianya institusi kesehatan yang kuat, sumber daya manusia

yang bermutu dalam jumlah yang memadai, yang didukung oleh pembaharuan sistem

kesehatan, birokrasi pemerintah dan pengendalian atas pasar jasa pelayanan

kesehatan.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang digunakan untuk upaya

Page 21: Referat Mea (1)

penyelenggaraan dan pembangunan kesehatan harus dapat meningkatkan dan

mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada tercapainya

kepuasan pasien. Hal ini juga bertujuan untuk mempertahankan eksistensi pelayanan

kesehatan di rumah sakit, sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit lain dalam

era perdagangan bebas sekarang ini.

Menghadapi Liberalisasi Kesehatan

Melihat pembahasan yang telah di lakukan di tingkat ASEAN dalam persiapan

menuju Komunitas ASEAN 31 Desember 2015, terkait pembangunan kesehatan dan

liberalisasi barang dan jasa kesehatan yang menjadi bagian dari pembahasan

Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) tentunya dinilai sangat positif serta tidak

berimplikasi kepada isu nasionalisme. Bagian yang menjadi perhatian serius adalah

pembahasan terkait Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) atau MEA.

Pada rencana pembangunan tenaga kesehatan juga dijelaskan mengenai

masalah pokok dalam pengembangan tenaga kesehatan. Upaya kesehatan yang

dilakukan hanya berfokus pada perbaikan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan,

namun masih belum pada mutu tenaga kesehatan sehingga tenaga kesehatan belum

memiliki daya saing dalam memenuhi permintaan tenaga kesehatan dari luar negeri

terutama dalam menghadapi AFTA. Belum lama ini pemerintah membuat kebijakan

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang tertuang dalam PP no.8 tahun

2012, menjelaskan  adanya pengakuan kompetensi kerja melalui sertifikasi

kompetensi kerja dan sebagai perwujudan sistem perencanaan dan informasi tenaga

kerja baik secara makro dan mikro.

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan

kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja

sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. KKNI berusaha menjembatani

gap antara pendidikan tinggi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja

kesehatan  dan menjawab tantangan dan persaingan global Era AFTA 2015.

Page 22: Referat Mea (1)

Dalam PMK RI no 67 tahun 2013 tentang pendayagunaan tenaga kesehatan

warga Negara asing (TK-WNA) adalah peraturan yang menggantikan PMK RI

Nomor 317/Menkes/Per/III/2010 yang dianggap sudah tidak relevan dengan adanya

perkembangan IPTEK. Dalam PMK RI nomor 67 tahun 2013 ini memperlihatkan

bentuk proteksi pemerintah terhadap tenaga kesehatan Indonesia yang diharapkan

dapat membatasi gerak dan kewenangan TK-WNA dalam bekerja di Indonesia.

Adapun  proteksi tersebut diwujudkan dalam bentuk:

a. Pendayagunaan TK-WNA dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini harus

didampingi oleh tenaga kesehatan Indonesia. Hal ini bertujuan  untuk sharing

pengetahuan, supaya tenaga kesehatan Indonesia mampu menyerap dan

memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi yang dikuasai oleh TK-WNA

tersebut

b. TK-WNA hanya diperbolehkan bekerja sementara dan hanya dilakukan apabila

tenaga kesehatan Indonesia belum memiliki kompetensi yang sama seperti TK-

WNA.

c. TK-WNA hanya diperbolehkan menetap (ijin tinggal) sementara

d. TK-WNA harus mengikuti SJSN.

e. Larangan terhadap TK-WNA dalam hal pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan kompetensi.

f. TK-WNA dilarang untuk mendirikan praktik mandiri dan dilarang untuk

menduduki jabatan personalia atau jabatan tertentu dalam institusi

g. Tenaga kesehatan asing sebagai pemberi pelayanan harus memiliki sertifikat

kompetensi

h. Tambahan dimana didalam UU Praktik Kedokteran dan Permenkes No.

2052/2011 Tentang Izin Praktik Kedokteran juga menjelaskan mengenai

kewajiban tenaga kesehatan asing untuk memiliki Surat Izin Praktik (SIP).

Proteksi diatas dilakukan untuk melindungi hak tenaga kesehatan Indonesia

supaya tidak merasa didiskriminasi oleh negaranya sendiri. Karena prinsipnya

pendayagunaan TK-WNA di Indonesia yaitu hanya untuk mengisi kekurangan tenaga

Page 23: Referat Mea (1)

kesehatan dan saling berbagi pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga

kesehatan Indonesia.

Adapun Regulasi yang mengatur Tenaga Kesehatan Asing di Indonesia:

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Ps. 21)

(1) Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga keseatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

(2) Ketentuan mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(3) Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur dengan Undang-Undang.

UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Ps. 14)

(1) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat.

(3) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan tenaga kesehatan asing pada ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran (Ps.30)

Dokter dan dokter gigi lulusan luar negri yang akan melaksanakan praktik kedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi. Evaluasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi : Kesahan ijazah; Kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang dinyatakan dengan suarat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikat kompetensi. Mempunyai surat pernyataan telah megucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Dokter dan dokter gigi warga negara asing selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan berbahasa Indonesia Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

Perkonsil No. 17/KKI/KEP/IV/2008 Tentang Pedoman Tatacara registrasi

sementara dan registrasi bersyarat dokter & dokter gigi Warga Negara Asing

(WNA)

Page 24: Referat Mea (1)

Perkonsil No. 157/KKI/PER/XII/2009 Tentang Tatacara registrasi dokter &

dokter gigi Warga Negara ASEAN yang akan melakukan praktek kedokteran

di Indonesia

Permenkes 317/2010 Tentang Pendayagunaan TK-WNA di Indonesia yang

kemudian di ganti dengan Permenkes 67/2013 tentang pendayagunaan TK-

WNA di Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 2574/Menkes/SK/XII/2011 Tentang Tim

Koordinasi Perizinan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia

Permenkes No. 2052 Tahun 2011 Tentang Izin praktek dan pelaksanaan

kedokteran (Ps.17-18)

Pasal 17(1) Dokter dan Dokter Gigi warga negara asing dapat diberikan SIP sepanjang

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dokter dan Dokter

Gigi warga negara asing juga harus :a. telah dilakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan; danb. mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang dibuktikan dengan bukti

lulus Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Indonesia.

Pasal 18(1) Dokter dan Dokter Gigi warga negara asing hanya dapat bekerja atas

permintaan fasilitas pelayanan kesehatan tertentu dalam ruang lingkup:a. pemberi pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi; danb. pemberi pelayanan.

(2) Dokter dan Dokter Gigi warga negara asing dilarang berpraktik secara mandiri.

(3) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk pemberian pertolongan pada bencana atas izin pihak yang berwenang.

Telah disepakati penyertaan modal asing hingga 70% di fasilitas kesehatan

tentu akan sedikit banyak berimplikasi kepada kebijakan pelayanan di internal faskes.

Persyaratan yang menyebutkan pendirian hanya terbatas di ibukota provinsi di

wilayah timur dikhawatirkan akan menimbulkan pandangan diskriminasi di kalangan

rakyat. Kewajiban menyediakan fasilitas kesehatan dan layanan kesehatan oleh

negara (dengan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa ini) yang tertuang dalam

Page 25: Referat Mea (1)

Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen, dapat menimbulkan

konsekuensi tuntutan terhadap pemenuhan hak konstitusi rakyat.

Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi profesi dokter di Indonesia, dalam

Rapat Pleno Diperluas tanggal 25 Agustus 2013 menyatakan bahwa keberadaaan

dokter asing di Indonesia hanya bersifat sementara (temporary) untuk keperluan alih

teknologi berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Konsil Kedokteran

Nomor 2 tahun 2014 tentang Persetujuan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kedokteran/Kedokteran Gigi.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menyatakan, di saat

negara belum mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa ini dalam

bidang kesehatan, kemudian pintu pasar bebas bidang kesehatan dibuka selebar-

lebarnya, sama seperti mendatangkan “malaikat maut” bagi sumber daya kesehatan

dalam negeri. Pemerintah harus terlebih dahulu memenuhi kewajiban utamanya,

yaitu: menyediakan/menyelenggarakan kesehatan yang berkualitas (high quality),

terjangkau (accessible), dan terbeli (affordable). Hal ini juga penting ketika dikaitkan

dengan Issue Health Tourism.

Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Risfaskes) tahun 2011 didapati masih

terdapat 17,7% Puskesmas belum tersambung listrik 24 jam, 28% Puskesmas belum

memiliki sarana air bersih. Baru sekitar 37,6% Puskesmas memiliki ambulans. Dari

9.188 Puskesmas, masih terdapat 380 Puskesmas belum memiliki dokter, yang

dominan berada di wilayah Indonesia Timur. Kondisi mengangetkan, masih terdapat

4 Puskesmas di DKI Jakarta yang tidak ada tenaga dokter. Namun sekali lagi, data ini

adalah data tahun 2011, yang tentunya kita berharap tahun ini kekosongan tersebut

telah terisi.

Sedangkan untuk rumah sakit, sebanyak 18,5% RSU Pemerintah tidak memiliki

dokter spesialis penyakit dalam (SP.PD), 20,4% tidak memiliki dokter spesialis bedah

(SP.B), 24,5% tidak memiliki dokter spesialis anak (SP.A), dan 17,1% tidak memiliki

dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Sp.OG).

Dengan keterbatasn di atas, memperlihatkan masing banyak kekurangan yang

harus menjadi prioritas negara sebagai bentuk upaya menunaikan kewajiban

Page 26: Referat Mea (1)

konstitusi. Kekurangan tersebut bukanlah kekurangan dalam persepktif

ketidakmampuan. Kekurangan tersebut disebabkan kondisi yang berbeda negeri ini

yang tentunya jauh berbeda dengan negara lain, terutama di ASEAN. Singapura yang

hanya memiliki penduduk sekitar 4 juta jiwa dengan luas wilayah hanya 700 km2

tentu sangat jauh berbeda dengan jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia.

Belum kemudian membandingkan beragamnya suku serta budaya yang dimilikinya.

Ketua Bidang Globalisasi Praktik Kedokteran PB IDI Periode 2012-2015

menyatakan, mekanisme pasar dalam bidang kesehatan akan menyebabkan terjadinya

gap derajat kesehatan di masyarakat, hight cost layanan kesehatan dan mengundang

masalah serius di sektor tenaga kerja medik. Bila peran swasta tersebut dikendalikan

oleh kepemilikan modal asing, sungguh ini merupakan ancaman serius bagi

kedaulatan Negara.

Demi keamanan negara dan masa depan bangsa Indonesia, pemerintah harus

menjaga empat (4) bidang strategis, yaitu: bidang keamanan, hukum, pendidikan dan

kesehatan agar diselenggarakan sepenuhnya demi kepentingan Negara. Untuk itu,

semua pekerjaan yang menyangkut keempat bidang diatas harus dilaksanakan oleh

tenaga kerja berbangsa Indonesia. Sungguh berbahaya jika ke-4 bidang tersebut

dilaksanakan dengan spirit “Profit Motive”.  Hal ini juga telah dituangkan dalam surat

PB IDI Nomor 4467/PB/E.1/05/2014 yang ditujukan kepada Presiden RI saat itu,

Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Perbaikan mutu tenaga dokter di Indonesia tetap menjadi prioritas utama seiring

prioritas menyediakan layanan kesehatan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perbaikan mutu juga harus seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan seluruh

tenaga kesehatan. Jika ini terwujud maka negeri ini telah menunaikan amanah leluhur

untuk menjadi negeri yang adil, makmur, dan sejahtera.6

Page 27: Referat Mea (1)

BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi

ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara

ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah

menyepakati perjanjian MEA atau ASEAN Economic Community (AEC).

Perubahan-perubahan yang kemungkinan akan terjadi setelah dibentuknya MEA

antara lain: prosedur bea cukai lebih sederhana, adanya sistem self-certification,

harmonisasi standar produk.

Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena

hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Pada

sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung

masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan

ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,

pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah

kepada pasar dunia. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat

besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan

berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.

MEA berpengaruh besar terhadap berbagai bidang. Bidang kesehatan adalah

yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi, Pengaruh tersebut dapat dilihat

di bidang perumah sakitan, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan, dan

asuransi kesehatan. Era globalisasi mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri.

Peluang dan tantangan yang menghadang harus diterobos (breakthrough) dengan

peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya

dapat dicapai bila tenaga kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanannya

sesuai dengan standar profesinya.

Page 28: Referat Mea (1)

Adalah tidak berlebihan jika kemudian kita memunculkan suatu pertanyaan

besar :  “Sudah siapkah Industri Nasional berkompetisi dalam Mayarakat

Ekonomi ASEAN yang lebih populer dengan istilah Pasar Bebas ASEAN ini pada

akhir tahun 2015 nanti?”. Berangkat dari pertanyaan tersebut di atas, pemerintah

dituntut untuk segera mempersiapkan langkah & strategi menghadapi ancaman

hempasan gelombang tsunami ekonomi “Masyarakat Ekonomi ASEAN” dengan

menyusun dan menata kembali kebijakan-kebijakan nasional yang diarahkan agar

dapat lebih mendorong dan meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber

daya manusia dan industri di Indonesia.

III. 2 Saran

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), keterlibatan

berbagai pihak, mulai dari para pembuat kebijakan hingga masyarakat umum

sangatlah diperlukan untuk memastikan kesiapan seluruh elemen bangsa dalam

menghadapi pasar bebas yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN ini.

Pemerintah harus segera merumuskan dan menetapkan langkah-langkah strategis

terpadu dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dan pemangku kepentingan

(stakeholder).

Tugas utama kita sebagai warga negara adalah bagaimana merubah image

terhadap barang-barang lokal dibawah standar kualitas yang mayoritas dengan

harga relatif mahal dari barang impor. Masih banyaknya anggapan tentang merek

luar lebih berkualitas ketimbang produk lokal akan mempersulit pelaku UKM,

padahal tidak sepenuhnya begitu. Untuk itu, tiap UKM harus memperbaiki kualitas

produknya agar semua konsumen bisa bangga dengan kualitasnya. Pemerintah

juga dirasa perlu untuk terus mengedukasi masyarakat agar cinta terhadap produk

lokal, dan masyarakat juga perlu menghilangkan persepsi yang kerap menilai

buruk merek lokal.

Dalam bidang kesehatan, peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga

kesehatan Indonesia harus ditingkatkan, itu semua hanya dapat dicapai bila tenaga

Page 29: Referat Mea (1)

kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan standar

profesinya. Standar profesi sebagai acuan oleh tenaga kesehatan merupakan

persyaratan yang mutlak harus dimiliki. Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga

kesehatan utamanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan

sesuai kompetensi yang diharapkan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan

kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Pembinaan dan pengawasan mutu

tenaga kesehatan dilakukan melalui peningkatan komitmen dan koordinasi semua

pemangku kepentingan dalam pengembangan tenaga kesehatan serta legislasi yang

meliputi antara lain sertifikasi melalui uji kompetensi, registrasi, perizinan

(licensing), dan hak-hak tenaga kesehatan.

Page 30: Referat Mea (1)

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. SEMINAR NASIONAL DAN KONFERENSI 2015. Available at:

http://skn.feunj.ac.id/latar-belakang. Accessed on: June 3, 2015.

2. Wangke, H. Peluang Indonesia Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Vol.

VI, No. 10/II/P3DI/Mei/2014.

3. Sudah Siapkah Menghadapi MEA 2015. Available at:

http://sundanese-tech.com/articles/view/10/Sudah%2BSiapkah%2BMenghadapi

%2BMEA%2B2015%2B%3F. Accessed on: June 3, 2015.

4. Apa yang harus Anda ketahui tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN. Available at:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_k

erja_aec. Accessed on: June 3, 2015.

5. Anabarja, S. Kendala dan Tantangan Indonesia dalam Mengimplementasikan

ASEAN Free Trade Area Menuju Terbentuknya ASEAN Economic Community.

Pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

6. Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Perdagangan Jasa Kesehatan 2015.

Available at: http://www.idingada.org/era-masyarakat-ekonomi-ASEAN/.

Accessed on: June 3, 2015.