KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 …eprints.ums.ac.id/44442/25/NASKAH PUBLIKASIE.pdfi...

15
KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: PURWATI A 210 120 099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 …eprints.ums.ac.id/44442/25/NASKAH PUBLIKASIE.pdfi...

KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN (MEA)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

PURWATI

A 210 120 099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN (MEA)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

PURWATI

A 210 120 099

Artikel publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan

dihadapan tim penguji

Surakarta, 09 Juni 2016

Dosen Pembimbing

Prof.Dr. Harsono, SU

NIK. 232

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN (MEA)

Oleh:

PURWATI

A 210 120 099

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 18 Juni 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Harsono, SU ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Sami’an, MM ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Suyatmini, M.Si ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.

NIP. 19650428 199303 1001

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Purwati

NIM : A210120099

Program Studi : Pendidikan Akuntansi

Judul Skripsi :“KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1

SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benar-

benar karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secaratertulis

diacu / dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila dikemudian

hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 09 Juni 2016

Penulis

PURWATI

A 210 120 099

1

KESIAPAN TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN (MEA)

Purwati, A210120099, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Juni 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), khususnya untuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yakni etnografi.Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara mendalam (in-depth interview), observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi sumber dan konfirmabilitas.

Hasil penelitian ini di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta adalah: (1) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi pedagogik di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui In House Training (IHT) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi pedagogik dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan metode pembelajaran, (2) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi kepribadian di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui kajian Keluarga Sakinah dan pembinaan kepala sekolah sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi kepribadian yakni menjadi guru yang beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja, (3) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi sosial di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi sehingga membentuk kompetensi sosial yakni menjadi guru yang tidak diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak, (4) Karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan kompetensi profesional di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui seminar, workshop, dan kerjasama dengan institusi lain sehingga membentuk kompetensi profesional yakni mampu menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif. Kata kunci :kompetensi guru, pembentukan kompetensi, MEA

ABSTRACT

This study aims to investigating the characteristics of the readiness of teachers SMA Muhammadiyah 1 Surakarta in the estalishment of competency in the era of the ASEAN Economic Community (AEC), the particular to determine the characteristics of the readiness of educators SMA Muhammadiyah 1 Surakarta into establishment of competency such as: (1) pedagogical, (2) personal competence, ( 3) social competence, and (4) professional competence. This study is a qualitative research with ethnographic design. Data collection techniques using in-depth interview, observation and documentation.Data validation using by triangulation source and confirmability.

The results of this study in SMA Muhammadiyah 1 Surakarta are: (1) Characteristics of the readiness of teachers in the formation of pedagogic competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through In House Training (IHT) and the Consultative Subject Teacher (MGMPs) thus forming teachers who have the competence pedagogic in terms of syllabus development, design learning, evaluation of learning outcomes, and the development of teaching methods, (2) Characteristics of the readiness of teachers in the formation of personal competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through the study of family Sakinah

2

and coaching principals to form teachers who have personal competence that become teachers of faith and piety and the spirit of the work, (3) Characteristics of readiness of teachers in the formation of social competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through the application of the principle of family interaction to form social competencies that a teacher who is not discriminatory, mutual respect, and communication between the various parties, (4) Characteristics of readiness of teachers in the formation of professional competence in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is formed through seminars, workshops, and cooperation with other institutions that make up the professional competence that is able to master the concepts and scientific supporting subjects and develop professionalism on an ongoing basis with a reflective action.

Keywords:teacher’s Competency, establishment of competency, AEC

1. PENDAHULUAN

Kesepakatan MEA sudah tentu mengakibatkan persaingan bebas di ASEAN dalam bidang perdagangan,

pelaku usaha, dan ketenagakerjaan serta tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan. Untuk mengantisipasi

perubahan–perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang besar dan kompleks, maka tidak ada jalan

lain selain meningkatkan mutu pendidikan (Pangestika, 2015).Menurut Jalal (dalam Pangestika, 2015)

mengatakan bahwa pendidikan yang bermutu dipengaruhi oleh pendidik yang profesional, sejahtera, dan

bermartabat.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 menyatakan “Pendidik

harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Kompetensi yang harus

dimiliki oleh tenaga pendidik antara lain: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan individu untuk mengkoordinasi, mengkombinasikan

sinergi pada sumber yang dapat dilihat (misal : buku, artikel, dan kasus sedangkan pada teknologi yaitu

software dan hardware) dan sumber yang tidak dapat dilihat (misal : pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman) untuk mencapai efisiensi dan atau efektivitas dalam pengajaran (Madhavaram dalam Irina,

2011).

Kompetensi kepribadian merupakan suatu kemampuan kepribadian (seperti: gigih, stabil,

kedewasaan, bijaksana, dan prestise) sehingga menjadi guru yang memiliki etika yang dapat memunculkan

sikap positif siswa (Kheruniah,2013). Sedangkan Kompetensi sosial merupakan salah satu kategori alat

transversal kompetensi individu dengan kemampuan untuk memahami perbedaan budaya dan personal

dengan mempunyai perasaan empati, kerjasama, kompromi untuk beradaptasi dengan personal, pekerjaan,

dan lingkungan belajar yang berbeda (Gedviliene, 2014). Selain itu, guru juga harus memiliki kompetensi

profesional. Menurut Uno (2007) menyatakan kompetensi profesional guru merupakan seperangkat

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan

berhasil.

Menurut Borang (2012) upaya pembentukan kompetensi agar menjadi guru yang profesional dapat

dilakukan melalui: (1) Studi lanjut program S-2, (2) Kursus dan pelatihan, (3) Pemanfaatan jurnal, (4)

Seminar, (5) Kerjasama antar lembaga profesi. Selain usaha tersebut, menurut Kasmad (2015) yakni

3

adanya In House Training (IHT) yakni kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau

organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan peserta dan

dengan mendatangkan pelatih sendiri.

Untuk dapat melakukan berbagai upaya tersebut tidak lepas dari peran kepala sekolah.Keterampilan

manajerial yang berhubungan dengan manusia. Hal tersebut dikarenakan keterampilan hubungan manusia

sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, terutama keterampilan dalam

bekerjasama dan berkomunikasi (Rohmah & Karwanto, 2014).

Dalam kenyataannya masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru.Minat

guru dalam menulis masih dikatakan rendah.Hal ini dibuktikan 800.000 dari 1.000.000 guru tidak bisa

menulis dikarenakan beban mengajar yang sudah semakin padat, mendidik moral dan perilaku peserta

didik serta tugas domestik guru (Wahyudi, 2015).

Dalam hal kompetensi yang dimiliki oleh guru juga masih rendah, hal ini dibuktikan pada hasil UKG

(Uji Kompetensi Guru) tahun 2015 yang menunjukkan 48 % guru masih rendah kompetensinya. (Hadi,

2015).Selain itu masalah kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh guru juga masih terjadi, seperti

kasus kekerasan siswa SMP di Pemalang, Jawa Tengah.Kekerasan tersebut menunjukkan rendahnya

kompetensi kepribadian seorang guru (Liputan6, 2015).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kompetensi tenaga pendidik

untuk menghadapi MEA melalui karakteristik kesiapan pembentukan kompetensi guru. Hal ini

dikarenakan kompetensi pendidik pada akhirnya akan sangat menentukan kualitas pendidikan. Penelitian

dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, dikarenakan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai

salah satu sekolah tingkat menengah atas yang merupakan sekolah unggulan yang masih sangat

diperhitungkan kualitasnya.

Berdasarkan hasil observasi, SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki berakreditasi A.Usaha-usaha

yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi guru, antara lain:

mengadakan in-house training, mengikutsertakan tenaga pendidik pada kegiatan seminar, penataran nasional,

mengadakan pelatihan kepenulisan untuk karya ilmiah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan

profesional, mengadakan pengajian untuk membentuk kompetensi kepribadian, dan membuat desa binaan

guna membentuk kompetensi sosial. Dari beberapa permasalahan diatas berhubungan dengan kompetensi

yang dimiliki oleh guru, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “KESIAPAN

TENAGA PENDIDIK SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA DALAM PEMBENTUKAN

KOMPETENSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”.

Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini yakni: “Bagaimana karakteristik kesiapan guru

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi pendidik di era Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) ?”Tujuan penelitian ini yaituuntuk mengetahui karakteristik kesiapan guru SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA).

2. METODE

4

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yakni etnografi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang beralamatkan di Jl. Raden Mas Said

No. 35, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. Nara sumber dalam penelitian ini meliputi: Kepala Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan Guru Ekonomi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

yakni melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Sedangkan penganalisisan data menggunakan analisis data dalam situs dengan tahapan yakni: (1)

melakukan sistem kategori pengkodean, (2) pengelompokan dan pemilahan data berdasarkan kode topik,

(3) peringkasan atau kesimpulan data pada situs, (4) perumusan temuan penelitian. Untuk menguji

keabsahan data dilakukan trianggulasi sumber dan konfirmabilitas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan

Kompetensi Pedagogik di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menyelenggarakan IHT dan MGMP yang membentuk

kompetensi guru yakni dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan metode pembelajaran.sehingga.Hal tersebut dapat membentuk

kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik sehingga meningkatkan kualitas guru.

Hal ini sesuai penelitian Phin (2014:63-68) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 90%

guru menyatakan in service training sangat penting, hal ini dikarenakan: (a) dapat membantu

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman guru, (b) mengajarkan metode baru dalam

pembelajaran. Sehingga kompetensi guru terutama dalam kompetensi pedagogik dan kualitas guru

akan meningkat dan membuat guru lebih percaya diri dalam menjalankan profesinya yang pada

akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Selain itu, untuk membentuk kompetensi pedagogik juga melalui MGMP merupakan sarana

untuk mempertemukan guru mata pelajaran yang sama sehingga terjalin diskusi mengenai mata

pelajaran yang diampu. SMA Muhammmadiyah 1 Surakarta selalu mengikutsertakan guru dalam

kegiatan MGMP.Melalui kegiatan MGMP, terjalin komunikasi antar guru dari berbagai sekolah

sehingga antar guru dapat membahas mata pelajaran yang diampu, berbagi tentang permasalahan dan

solusi dalam pembelajaran, dan meningkatkan rasa sosial antar guru.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mathews, dkk (2014: 23-28) yang menyatakan bahwa

dalam komunitas pembelajaran profesional memiliki beberapa faktor yang menjaga keberlangsungan

komunitas tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi: a) tingkat kepercayaan, setiap peserta memiliki

kepercayaan satu sama lain sehingga menciptakan kondisi yang saling terbuka untuk memecahkan

masalah, b) komunikasi, komunikasi yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam komunitas

pembelajaran profesional dan kerjasama satu tim, c) kedekatan, sesama anggota komunitas terjalin

dengan baik yang mengakibatkan guru mudah dalam bertukar pikiran.

5

Komunitas pembelajaran profesional guru di Indonesia lebih sering di kenal sebagai

KKG/MGMP, maka kegiatan komunitas guru tersebut menjadi sangat bermanfaat untuk

memecahkan permasalahan di lapangan.

3.2 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan

Kompetensi Kepribadian di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Kajian keluarga sakinah dan pembinaan Kepala Sekolah merupakan wujud dari wadah

berkomunikasi kepala sekolah terhadap para pendidik dan tenaga kependidikan untuk membentuk

kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian melalui kajian keagamaan dan kompetensi sosial

melalui komunikasi.Komunikasi tersebut berguna untuk memotivasi guru, menerima dan membagi

informasi serta memberikan pemahaman peraturan agama untuk diterapkan dalam

kehidupan.Sehingga melalui pendekatan keagamaan dan pembinaan kepala sekolah, hal ini

membentuk guru beriman dan bertakwa, serta meningkatkan semangat guru dalam bekerja.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rohmah & Karwanto (2014:141-151) yang menyatakan

bahwa dengan menyelenggarakan pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan

staff dapat memberikan pemahaman terhadap seluruh elemen kepegawaian di sekolah sehingga dapat

meningkatkan kinerja seluruh elemen.Komunikasi kepala sekolah dalam penelitian tersebut

merupakan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk menyampaikan pikiran, memberi dan

menerima informasi, memberikan pemahaman, meluruskan kesalahpahaman, dan memberikan

motivasi kepada guru.

3.3 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan

Kompetensi Sosial di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Pembentukan kompetensi sosial di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta melalui prinsip

kekeluargaan sehingga terjalin interaksi yang baik dengan berbagai pihak.Interaksi tersebut dilakukan

tanpa diskriminasi karena jenis kelamin, suku, kondisi fisik, latar belakang keluarga, status sosial

ekonomi. Interaksi yang dilakukan baik secara lisan, tertulis maupun bentuk lain. Melalui penerapan

prinsip kekeluargaan ini yang membentuk karakteristik kesiapan guru menjadi guru yang tidak

disriminatif, saling menghormati, dan kemampuan komunikasi.

Hal ini mendukung penelitian Pambudi (2012:10) yang menyatakan bahwa interaksi yang baik

dengan rasa kekeluargaan yakni dengan tidak adanya sikap diskriminasi akan membentuk komunikasi

yang baik terhadap berbagai pihak seperti rekan sesama pendidik, tenaga kependidikan, wali murid,

dan masyarakat.

3.4 Karakteristik Kesiapan Guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam Pembentukan

Kompetensi Profesional di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Kegiatan seminar dan workshop sangat berguna untuk membentuk kompetensi profesional

guru.Oleh karena itu SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengikutsertakan guru dalam kegiatan

seminar dan workshop.Melalui kegiatan seminar dan workshop membentuk kesiapan guru dalam

kompetensi profesional yakni kemampuan menguasai konsep dan pola pikir keilmuan yang

6

mendukung mata pelajaran.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Atta & Mensah (2015: 48-56)

menyatakan bahwa program pengembangan profesional seperti kegiatan workshop, in-service training,

konferensi, seminar, dan pembelajaran jarak jauh memberikan manfaat terhadap kemampuan

profesional guru.Penelitian tersebut dilakukan terhadap guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di

Sekyere East wilayah Ashanti-Ghana dengan menggunakan 32 orang guru sebagai subjek penelitian.

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, sehingga

dapat membantu dalam pembentukan dan atau peningkatan kompetensi guru sehingga dapat

meningkatkan kualitas sekolah.Dalam hal ini SMA Muhammadiyah 1 Surakarta mengadakan

kerjasama dengan FKIP-UMS yang bertujuan untuk membentuk kompetensi profesional guru

melalui pelatihan karya tulis ilmiah.Melalui kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membentuk

kesiapan profesional guru dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.Namun kompetensi guru dalam melakukan penelitian masih rendah.

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Aziz & Akhtar (2014:121-126) yang menyatakan

bahwa pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan meneliti guru. Penelitian ini

dilakukan dengan membandingkan antara kemampuan guru yang mengikuti pelatihan (Means=21.29,

SD=4.403) dan guru yang tidak mengikuti pelatihan (Means=19.68, SD=3.892), t(321)=4.377.

Penelitian ini menggunakan analisis SPSS versi 16.0 dan diikuti 596 fakultas di Islamabad, Pakistan.

4. Model Hasil Penelitian yang Ditawarkan

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan analisis data maka hasil penelitian yang

ditawarkan dapat dibuat sebagai berikut:

7

Gambar 1. Model Hasil Penelitian yang Ditawarkan

1. Pembentukan kompetensi pedagogik dilakukan melalui In House Training (IHT) dan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), sehingga membentuk karakteristik kesiapan

guru dalam pembentukan kompetensi pedagogik di era MEA yakni guru mampu

Karakteristik

Kesiapan Guru di

era MEA

Kompetensi Sosial:

- Penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi

Kompetensi Pedagogik:

- In House Training (IHT)

- Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kompetensi Pedagogik:

- Pengembangan silabus

- Perancangan pembelajaran

- Evaluasi hasil belajar

- Pengembangan metode pembelajaran

Kompetensi Sosial:

- Tidak diskriminatif

- Saling menghormati

- Kemampuan dalam komunikasi dengan berbagai pihak

Kompetensi Kepribadian:

- Kajian keluarga sakinah

- Pembinaan kepala sekolah

Kompetensi Profesional:

- Seminar dan workshop

- Kerjasama dengan Institusi lain

Kompetensi Kepribadian:

- Guru beriman dan bertakwa

- Semangat dalam bekerja

Kompetensi Profesional:

- Kemampuan menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran

- Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif

Guru

P

emb

entu

kan

Ko

mp

etensi

8

mengembangkan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

mengembangkan metode pembelajaran.

2. Pembentukan kompetensi kepribadian dilakukan melalui kajian Keluarga Sakinah dan

pembinaan kepala sekolah, sehingga membentuk karakteristik kesiapan guru dalam

pembentukan kompetensi kepribadian di era MEA yakni guru yang beriman dan bertakwa

serta semangat dalam bekerja.

3. Pembentukan kompetensi sosial dilakukan melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam

berinteraksi, sehingga membentuk karateristik kesiapan guru dalam pembentukan

kompetensi sosial di era MEA yakni guru tidak diskriminatif, saling menghormati, dan

memiliki kemampuan komunikasi dengan berbagai pihak.

4. Pembentukan kompetensi profesional dilakukan melalui seminar, workshop, dan kerjasama

dengan institusi lain, sehingga membentuk karakteristik kesiapan guru dalam pembentukan

kompetensi profesional di era MEA yakni guru menguasai konsep dan keilmuan yang

mendukung mata pelajaran serta mengembangkan keprofesian secara berkelajutan dengan

tindakan reflektif.

5. PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi

pedagogik di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui In House Training

(IHT) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga membentuk guru yang

memiliki kompetensi pedagogik dalam hal pengembangan silabus, perancangan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan metode pembelajaran.

2. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi

kepribadian di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui kajian Keluarga

Sakinah dan pembinaan kepala sekolah sehingga membentuk guru yang memiliki kompetensi

kepribadian yakni menjadi guru yang beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja.

3. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi

sosial di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui penerapan prinsip

kekeluargaan dalam berinteraksi sehingga membentuk kompetensi sosial yakni menjadi guru

yang tidak diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai

pihak.

4. Karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi

profesional di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk melalui seminar, workshop,

dan kerjasama dengan institusi lain sehingga membentuk kompetensi profesional yakni mampu

menguasai konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan

keprofesian secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif.

9

Implikasi

Implikasi dari karakteristik kesiapan guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan

kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) antara lain:

1. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi pedagogik yakni mampu

mengembangkan silabus, perancangan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan metode

pembelajaran maka harus dibentuk melalui In House Training (IHT) dan Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP).

2. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi kepribadian yakni manjadi guru yang

beriman dan bertakwa serta semangat dalam bekerja maka harus dibentuk melalui kajian

Keluarga Sakinah dan pembinaan kepala sekolah.

3. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi sosial yakni menjadi guru yang tidak

diskriminatif, saling menghormati, dan mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak maka

harus dibentuk melalui penerapan prinsip kekeluargaan dalam berinteraksi.

4. Bilamana karakteristik kesiapan guru dalam kompetensi profesional yakni mampu menguasai

konsep dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran dan mengembangkan keprofesian secara

berkelanjutan dengan tindakan reflektif maka harus dibentuk melalui seminar, workshop, dan

kerjasama dengan institusi lain.

Saran

Mengacu pada kesimpulan dan implikasi penelitian yang sudah dipaparkan di atas tentang kesiapan

tenaga pendidik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam pembentukan kompetensi di era

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terdapat beberapa kekurangan sehingga peneliti akan

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya lebih intensif dalam mengadakan pelatihan penulisan karya ilmiah, hal ini

dikarenakan masih adanya pendidik yang belum mengetahui cara publikasi ilmiah.

2. Bagi Para Guru

Hendaknya lebih banyak membaca jurnal ilmiah terutama mengenai pendidikan, agar

menambah pengetahuan dan ide–ide dalam menulis karya ilmiah.Sehingga meningkatkan

motivasi untuk menulis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti selanjutnya memperbaiki dan menyempurnakan penelitian apabila dalam

penelitian ini masih ada kekurangan.

10

Daftar Pustaka

Atta, George & Mensah, Emmanuel. (2015). Exploring Teachers’ Perspective on the Availability of Professional Development Programs: A Case of One District in Ghana. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 5 No. 7

Aziz, Fakhra & Akhtar, Mahar.M.S. (2014). Impact of Training on Teachers Competencies at Higher

Education Level in Pakistan. International Refereed Research Journal Art, Science, & Commerce Vol. 5 No. 1 ISSN: 2231-4172

Borang, Deitje S. (2012). Upaya Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Guru SMK di Era

Sertifikasi.ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/download/.../54 (Diakses 05 April 2016 jam 14.44 WIB)

Gedviliene, Genute dkk.(2014).The Social Competence Concept Development in Higher

Education.European Scientific Jounal Vol. 10 No. 28.ISSN : 1857-788. Hadi, Wira. (2015). Berita : Mulai 1 Januari 2016 Aturan Sertifikasi Berubah.

http://www.infopgri.tk/2015/08/mulai-1-januari-2016-aturan-sertifikasi.html (Diakses 02 Februari 2016 jam 08.59 WIB)

Irina, Andreia & Liliana.(2011). Pedagogical Competence – The Key to Effecient Education.International

Online Journal of Education Sciences Vol. 3 Nomor 2.ISSN : 1309-2707. Kasmad. (2015). Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tematik Terpadu Melalui Kegiatan In house

Training (IHT) bagi Guru Kelas 1 SD. Jurnal Konseling Gusjigang Vol.1 No.2 ISSN: 2460-1187. Kheruniah, Ade Een. (2013). A Teacher Personality Competence Contribution To A Student Study

Motivation And Discipline To Fiqh Lesson. International Journal of Scientific & Technology Research Vol. 2, Issue 2. ISSN : 2277-8616.

Liputan6.(2015). Berita : Dianiaya Guru, 2 Siwa SMP di Pemalang Masuk Rumah Sakit.

http://tv.liputan6.com/read/2321736/dianiaya-guru-2-siswa-smp-di-pemalang-masuk-rumah-sakit (Diakses 19 Januari 2016 Jam 07.19 WIB)

Mathews, Lanny dkk. (2014). Factors Influencing the Establishment and Sustainability of Professional

Learning Communities: the Teacher’s Perspective. International Journal of Bussiness and Social Science Vol. 5 No.11

Munzara, Amos Tendai & Sunge, Regret. (2015). Human Capital Investment Decisions: a Logit Model of

Willingness to Attain Professional Teaching Qualifications by Uncertified Graduate Teachers i Harare Province, Zimbabwe. International Jounal of Humanities and Social Studies Vol. 3 No. 6

Pambudi, Joko Agus. (2012). Pembinaan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian dalam

Kerangka Profesonalisme Guru (Studi Kasus di SMK Negeri 9 Surakarta). Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pangestika, Ratna Rosita & Fitri Alfarisa.(2015). Pendidikan Profesi Guru (PPG) : Strategi Pengembangan

Profesionalitas Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia. Makalah Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Phin, Chankea. (2014). Teacher Competence and Teacher Quality in Cambodia’s Educational Context

Linked to In Service Teacher Training: an Examination Based on a Questionnare Survey. International Journal of Education Administration and Policy Studies Vol. 6 No. 4 ISSN: 2141-6656

11

Rohmah, Nafilatur & Karwanto. (2014). Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru (Studi Kasus di SMP Negeri 26 Surabaya). Jurnal Insprirasi Manajemen Pendidikan Vol. 4 No. 4.

Uno, Hamzah B. (2007). Profesi Kependidikan : Profesi, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia.

Jakarta : Bumi Aksara Wahyudi, Ikhwan. (2015). 10 Alasan Mengapa Guru Harus

Menulis.http://www.kompasiana.com/pewarisnegri/10-alasan-mengapa-guru-harus menulis_54f3ccb9745513a12b6c7f0b (Diakses 02 Februari 2016 jam 08.49 WIB).