KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU …repository.usd.ac.id/31111/2/131324031_full.pdfPada...
Transcript of KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU …repository.usd.ac.id/31111/2/131324031_full.pdfPada...
KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH
MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Anastasia Nia Prahastuti
NIM : 131324031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
First of all, i would like to devote my deepest gratitude to Jesus for giving me
blessings, strenght, and love in every single moment of my live.
I would like to send my big gratitude and love to my beloved parents. Bapak Rafael
Trisetyo Pramudyo and Ibu Th. Ambayastuti, tye are my biggest motivation in
finishing this thesis.
My biggest support sister in Brigitta Tunjung.
My awesom thesis advisor, Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S.
For all of the lecturers and staff of the Economics Education Study Program of Sanata
Dharma University, especially Ibu Dra. C. Wigati retno Astuti, M.Si., M. Ed as my
academic advisor.
My best friends, “Newbee” members, Heni, Putri, Dewi, Atika, Siska, and Nuri.
Also “babi squad” members Hasni, Shella, Karin, Putri and Dias.
My best friends “OMK AGATHA” members Danis, Titus, Hendrik, and Mas Erry.
Finally, my gratitude also goes to my classmates, mambers of Economic Education
2013, and friends from other communities in university.
Also my alma mater Sanata Dharma University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“ Do The Best and Pray. God Will Take Care of The Rest”
“orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna,
melainkan orang yang dapat mempergunakannya sebaik-baiknya dari bagian
otak yang kurang sempurna – Aristoteles”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH
MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM
Anastasia Nia Prahastuti
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat
kesenjangan yaitu: 1) infrastruktur gawai yang digunakan; 2) kecakapan
penggunaan gawai; dan 3) pemanfaatan gawai di kalangan guru sekolah
menengah se-kecamatan Pakem. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif
yang membandingkan tingkat kesenjangan digital antara guru senior dan junior.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2018. Populasi
penelitian ini adalah seluruh guru baik senior maupun junior di Sekolah
Menengah Se- Kecamatan Pakem. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 88 responden. Teknik analisis data menggunakan uji independen t-test.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) tidak ada perbedaan signifikan
infrakstruktur gawai yang digunakan di kalangan guru senior dan junior; 2) tidak
ada perbedaan signifikan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru senior
dan junior; dan 3) ada perbedaan signifikan pemanfaatan penggunaan gawai di
kalangan guru senior dan junior.
Kata kunci: guru senior, guru junior, kesenjangan digital, infrakstruktur
penggunaan gawai, kecakapan penggunaan gawai, pemanfaatan gawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DIGITAL DIVIDE AMONG HIGH SCHOOL TEACHERS IN PAKEM
SUB-DISTRICT
Anastasia Nia Prahastuti
Sanata Dharma University
2018
This study aims to test and analyze whether there are differences in digital
divide in terms of: 1) the device infrastructure; 2) the ability to use the device;
and 3) the utilization of the device among high school teachers in Pakem sub-
district. This study is a comparative study that compares the level of digital divide
between senior and junior teachers.
This research was conducted in October-November 2018. The research
population is all senior and junior high school teachers in Pakem sub-district
covered 178 teachers. The research sample covered 88 respondents. The data
collection method is a questionnaire. The data analysis technique was
independent t-test.
The result of data analysis showed that: 1) there was no difference in the
infrastructure of device the senior and junior teachers use; 2) there was no
difference in ability to use device; and 3) there was a difference in utilization of
the device between senior and junior teachers.
Keywords: senior teachers, junior teachers, digital divide, infrastructure of the
device usage, ability to use device, utilization of the device usage.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PS Pendidikan Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan,
kritik dan saran dari berbagai pihak untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Kegurusan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si, M. Ed. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi
4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono selaku dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan selama proses
penulisan proposal skripsi ini.
5. Bapak Al. Purwoko Suni selaku tenaga administrasi Pendidikan
Ekonomi yang membantu dan memberikan informasi akademik selama
proses penyusunan proposal skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kepala sekolah, Waka Humas, Guru-Guru Sekolah Menengah Se-
Kecamatan Pakem yang telah memberikan izin dan bantuannya untuk
penelitian ini.
7. Orang Tua penulis yang selalu setia dan sabar memberikan nasihat,
motivasi dan cinta kasihnya kepada penulis selama proses penulisan
skripsi ini hingga selesai.
8. Kakak Penulis Brigitta Tunjung serta seluruh keluarga penulis yang
selalu memberikan motivasi, nasihat serta doanya kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa membantu, menemani, dan
berjuang bersama selama proses perkuliahan
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat digunakan sebagaimana semestinya.
Yogyakata, 20 Juli 2018
Penulis
Anastasia Nia Prahastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
PERSEMBAHAN ...............................................................................................iv
MOTTO ..............................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................vii
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
ABSTRACT ..........................................................................................................ix
KATA PEGANTAR ...........................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................107
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................................7
C. Rumusan Masalah ...................................................................................8
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
E. Definisi Operasional................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................11
A. Pendidikan Dan Kependidikan ................................................................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Tenaga Profesi Kependidikan ...........................................................11
2. Konsep Teknologi Pendidikan ..........................................................12
3. Pengertian Teknologi Pendidikan .....................................................13
4. Perkembangan Komputer Dalam Pendidikan ...................................14
5. Adopsi Internet Untuk Belajar ..........................................................15
6. Generasi Internet ...............................................................................16
B. Pengertian Kesenjangan Digital (Digital Divide) ...................................19
1. Kesenjangan Digital Dan Perkembangannya ....................................21
2. Kesenjangan Digital Di Indonesia ....................................................24
3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kesejangan Digital .....................26
C. Instrumen Sibis .......................................................................................31
D. Review Peneitian Sebelumnya ................................................................34
E. Kerangka Berfikir Teoritik dan Hipotesis Penelitian ..............................36
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................42
A. Jenis Penelitian ........................................................................................42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................43
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................44
D. Populasi dan Sample Penelitian ..............................................................44
E. Variabel dan Cara Pengukukuran............................................................46
F. Data Yang Dicari.....................................................................................54
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................55
H. Pengujian Instrumen Penelitian...............................................................56
I. Teknik Analisis Data ...............................................................................59
BAB IV GAMBARAN UMUM .........................................................................60
A. Deskripsi Lokasi .....................................................................................60
B. Deskripsi Responden ...............................................................................77
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................79
A. Deskripsi Data .........................................................................................79
B. Analisis Data ...........................................................................................85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pembahasan .............................................................................................92
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ..........................100
A. Kesimpulan .............................................................................................100
B. Keterbatasan ............................................................................................101
C. Saran ........................................................................................................101
Daftar pustaka .....................................................................................................102
Daftar Lampiran .................................................................................................104
1. Lampiran Kuesioner ...............................................................................105
2. Lampiran Hasil Olah Data .....................................................................106
3. Lampiran Surat Izin Penelitian................................................................107
4. Lampiran Data Sekolah ...........................................................................108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Berpikir Kesenjangan Digital di Kalangan Guru-
Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem ...................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Jenis Gawai ...........................................................................46
Tabel III.2 Jumlah Gawai ........................................................................46
Tabel III.3 Spesifikasi Gawai .................................................................47
Tabel III.4 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Infrastruktur .......49
Tabel III.5 Skala Likert Variabel Kecakapan .........................................49
Tabel III.6 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Kecakapan Penggunaan
Gawai ......................................................................................................50
Tabel III.7 Skala Likert Variabel Pemanfaatan Gawai ..........................51
Tabel III.8 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Pemanfaatan Gawai ..........52
Tabel III.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kecakapan ...............................57
Tabel III.10 Hasil Uji Reliabilitas ...........................................................59
Tabel V.1 Lama Mengajar Guru Senior dan Junior se-Kecamatan Pakem
.................................................................................................................79
Tabel V.2 Pendidikan Guru Junior se-Kecamatan Pakem .....................80
Tabel V.3 Pendidikan Guru Senior se-Kecamatan Pakem......................80
Tabel V.4 Sertifikasi Guru Senior dan Junior se-Kecamatan Pakem .....81
Tabel V.5 Kelengkapan Infrastruktur Gawai Pada Guru Senior dan Junior
.................................................................................................................82
Tabel V.6 Tingkat Kecakapan dalam Penggunaan Gawai pada Guru Senior
dan Junior ................................................................................................83
Tabel V. 7 Tingkat Pemanfaatan Gawai pada Guru Senior dan Junior ..84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel V.8 Uji Normalitas Guru Senior dan Junior One-Simple
Komogrov-smiinov Tes .........................................................85
Tabel V.9 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Infrastrukur...............87
Tabel V.10 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Kecakapan ..............88
Tabel V.11 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Pemanfaatan ...........90
Tabel V.12 Hasil Uji Independent T-Test Kesenjangan Digital ..............91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. TIK
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan proses,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul
setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras
maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad
ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang
teknologi lainnya.
Manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, membentuk
interaksi satu dengan yang lain dalam bentuk masyarakat. Adanya jaringan
teknologi informasi dan komunikasi mampu menciptakan interaksi antar
pengguna TIK. Masyarakat sendiri adalah struktur organisasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
muncul sebagai akibat dari adanya perbedaan di antara berbagai kelompok yang
terpisah di bidang ekonomi ( Karl Max ). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat merupakan bentuk dari interaksi antar manusia
sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk pribadi. Hal ini berarti bahwa manusia
tidak dapat hidup sendiri, saling menguntungkan satu sama lain, dan membentuk
interaksi dan komunikasi di dalamnya.
Pada umumya penggunaan TIK sangat bermanfaat bagi masyarakat yaitu
dengan adanya TIK masyarakat lebih dimudahkan untuk berkomunikasi dengan
orang lain tanpa harus bertatap muka, TIK juga menyediakan hiburan-hiburan
digital lainya seperti games, aplikasi-aplikasi komunikasi yang menarik, sosial
media dan sebagainya. TIK juga dapat menjadi ladang untuk memperoleh
pendapatan misalnya melalui E-commerce (jual beli secara online). Keberadaan
TIK mampu menciptakan masyarakat informasi yang melek terhadap informasi
yang terkini, serta mampu menghapus adanya Digital Divide pada masyarakat.
Namun selain dampak positif, TIK pada saat ini pun memiliki dampak negatif
yang berhubungan dengan Digital Divide. Dampak positif yang dirasakan bagi
mereka pengguna TIK yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus
memanfaatkan teknologi tersebut. Mereka memiliki peluang lebih besar untuk
mengelola sumber daya ekonominya. Pada keadaan sebaliknya, orang yang tidak
memiliki teknologi atau yang kurang melek terhadap TIK harus puas sebagai
penonton saja. Hal ini mengakibatkan munculnya kesenjangan sosial dalam
penggunaan TIK. Berdasarkan data Departemen Komunikasi dan Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(Depkominfo), tingkat kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia sudah
sangat tinggi.
Perkembangan TIK di Indonesia diakselerasi oleh Dewan TIK Nasional
(DTIKN) yang baru berdiri tahun 2006. DTIKN ini merupakan kelompok kerja
yang dibentuk untuk meningkatkan perkembangan TIK di Indonesia.
Perkembangan kesenjangan digital di Indonesia tersebut dapat dilihat dari
berbagai sumber yaitu data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII)
yang telah merilis hasil riset nasional terkait jumlah pengguna dan penetrasi
internet di Indonesia untuk tahun 2014, menurut hasil riset yang digelar atas
kerjasama dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas
Indonesia itu, disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia kini telah
mencapai angka 88,1 juta. Jumlah ini sangat kecil bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk di Indonesia yakni hampir 250 juta jiwa. Hal ini disebabkan
karena: a) penyedia infrastruktur yang belum merata; b) pembangunan yang
belum merata; c) kurangnya kepedulian masyarakat; serta d) perbedaan pola hidup
masyarakatnya.
Namun seiring perkembangan TIK dan banyaknya penggunan TIK serta
banyaknya upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui TIK, masih banyak pula pengguna TIK yang belum mampu
mengadopsi TIK untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Adanya
perkembangan TIK menyasar di setiap lapisan masyarakat. Tidak terkecuali di
kalangan profesi salah satunya adalah guru. Dari beberapa sekolah di sekitar
Yogyakarta, masih terdapat kesenjangan digital di kalangan para guru. Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memilih Kota Yogyakarta sebagai sample penelitian karena kota Yogyakarta yang
terkenal akan sebutannya sebagai Kota Pelajar. Kota yang jumlah pelajarnya
meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Dari sebab itu guru-gurunya baik
TK, SD, SMP sampai SMA pun harus memiliki ilmu dan mutu pendidikan yang
baik agar citra tersebut tidak pudar seiring berjalannya waktu.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang guru pasal 3 menjelaskan tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik berisikan poin yang
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu pemanfaatan
teknologi pembelajaran. Dalam kompetensi sosial yaitu menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara fungsional. Untuk itu sudah sewajarnya guru
dituntut untuk dapat memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran seperti yang tercantum dalam kompetensi guru.
Digital Divide sangat terlihat di kalangan para guru, khususnya guru-guru
senior dengan guru-guru yang notabenya masih junior. Dalam dunia pendidikan
kemampuan guru-guru senior sudah diakui karena pengalamannya yang sudah
banyak serta guru senior sudah hafal prinsip-prinsip mendidik dan menjiwai
pekerjaanya lebih lama, namun untuk guru-guru junior yang masih fresh
graduated kebanyakan mereka belajar ilmu-ilmu baru di bangku perkuliahan dan
belum memiliki banyak pengalaman dalam mendidik. Tetapi, adanya guru-guru
muda yang masih fresh graduated cara mengajar dan mendidik siswa di sekolah
berbeda dengan guru-guru senior yang sudah mengajar lama di sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Adanya kesenjangan ini terlihat pada saat guru itu mau menggunakan dan
memanfaatkan TIK tersebut. Banyak sekolah di daerah kota Yogyakarta
khususnya di Kecamatan Pakem, para guru seniornya hanya menggunakan
fasilitas TIK seadanya saja tidak mau mengembangkan pemanfaatan TIK dengan
baik, bahkan guru-gurunya pun cenderung gagap teknologi (gaptek) dalam
menggunakan TIK tersebut. Faktanya sejauh ini masih banyak guru senior yang
belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Para guru banyak yang
terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal, kemajuan teknologi
seperti internet bisa jadi sumber belajar yang menolong guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas. Banyak pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan menggunakan pola-pola konvensional, yang sering dikenal dengan
pembelajaran berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik seperti
disetting untuk menjadi pendengar setia dalam kelas. Hal tersebut bertolak
belakang dengan guru-guru muda (guru junior). Guru-guru muda atau junior
dituntut harus bisa mengoperasikan TIK dengan baik agar tidak ketinggalan
informasi-informasi terkait dunia pendidikan serta memberikan inovasi terbaru
pada saat pembelajaran di kelas agar siswa tidak mudah jenuh pada saat
pembelajaran berlangsung. Adanya kesenjangan ini disebabkan karena kurangnya
kepedulian guru-guru senior terkait adanya informasi-informasi berbasis IPTEK
yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia guna para pendidik.
Dalam era informasi ini, pemanfaatan TIK memang menjadi semacam
kewajiban bagi insan-insan yang bergelut di bidang pendidikan. Menurut Menteri
Pendidikan RI, Anis Baswedan, Pemanfaatan TIK, selain bisa menghilangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sekat-sekat geografis, juga mampu membawa atmosfer belajar yang
menyenangkan. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai
perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya sedangkan arti teknologi informasi
bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang
dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan (Budi Rahardjo, 2002). Ada
pendapat terkait kesenjangan digital yang dikemukakan oleh Fong, dkk sebagai
kesenjangan akses komputer dan internet antara pria dan wanita, antara orang
dengan status sosial ekonomi (Prieger & Wei-Min Hu, 2008) yang berbeda
(pendidikan, pekerjaan, pendapatan serta kekayaan), usia dan antar area atau
daerah. (Fong E, 2001).
Adanya kesenjangan digital di kalangan para guru tidak hanya dipengaruhi
karena tuntutan pekerjaan atau profesi saja atau kurangnya usaha pemerintah
dalam mengembangkan TIK baik di kota maupun di desa, namun kondisi
ekonomi juga dapat berkaitan dengan tingkat penggunaan teknologi informasi
(Agarwal et. al. 2009; Mossberger et. al. 2006; dan Schleife 2010 dalam Rahman).
Individu dengan tingkat ekonomi yang baik tentu memiliki kesempatan
Selain itu kecakapan penggunaan TIK atau gadget (gawai) oleh para guru
juga sangat mempengaruhi adanya gap atau kesenjangan ini. Guru-guru yang
sudah senior terkadang sudah malas atau sudah tidak mau diribetkan dan tidak
mau mencoba hal yang baru dalam memanfaatkan gawai untuk menambah
pengetahuannya. Namun, berbeda dengan adanya guru-guru junior yang baru saja
lulus memberi warna tersendiri dalam penggunaan TIK, guru-guru junior biasanya
mencari inovasi baru dan memanfaatkan pengetahuannya dalam TIK untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kegiatan pembelajaran di sekolah. Kecakapan penggunaan yang dimiliki oleh para
guru junior sangat membantu memberikan pembelajatan di sekolah menjadi lebih
menyenangkan. Selain itu, para guru junior juga dituntut untuk senantiasa dapat
lebih kreatif dalam memberikan materi yang sedang diajarkan kepada muridnya,
agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam menyerap materi yang
diberikan dan prestasi belajar mereka pun meningkat. Dengan memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang lebih terkait keberadaan TIK ini mampu
memudahkan para guru merancang dan memproduksi media pembelajaran dengan
asik guna menunjang profesionalitasnya sebagai guru. Atas dasar di atas maka
penulis memilih judul “Kesenjangan Digital di kalangan Guru-Guru Sekolah
Menengah Se-Kecamatan Pakem”.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini menguji kesenjangan digital di kota Yogyakarta khususnya di
Kecamatan Pakem, Sleman. Oleh kerena itu peneliti membatasi populasi hanya
untuk guru sesuai dengan latar belakang dikemukakan di atas yaitu guru senior
dan guru junior. Variabel yang diteliti adalah infrastruktur gadget (gawai),
kecakapan penggunaan gawai yang meliputi perbedaan kemampuan (skill) dan
pengetahuan (knowledge) dalam penggunaan gawai serta perbedaan pemanfaatan
gawai di kalangan guru senior dan guru junior dilihat dari masa kerja guru
tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan generasi
ke generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya. Hal tersebut
membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-1964) menjadi
Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y atau sering disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dengan gererasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada tahun 1977-1997 serta untuk
generasi milenial lahir pada 1998–sekarang. Ini memicu adanya pengaruh
perubahan TIK pada setiap generasi. Untuk itu peneliti membatasi populasi guru
dengan mententukan bahwa guru dapat dikatakan medior dan senior apabila sudah
bekerja selama > 5 tahun, dan dikatakan junior apabila masa kerja guru tersebut <
5 tahun sesuai dengan penjelasan Tapscott terkait perbedaa generasi. Batasan
penelitian ini adalah para guru–guru sekolah menengah se- Kecamatan Pakem.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
adalah:
1. Apakah ada perbedaan infrakstuktur penggunaan gawai di kalangan para
guru senior dengan guru junior ?
2. Apakah ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru
senior dengan guru junior guna menunjang profesionalnya sebagai guru ?
3. Apakah ada perbedaan pemanfaatan gawai di kalangan guru senior dan
guru junior ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan infrakstruktur gawai yang
digunakan antara guru senior dan guru junior se-Kecamatan Pakem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecakapan penggunaan di
kalangan guru senior dan guru junior guna menunjang profesional sebagai
guru.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemanfaatan gawai di kalangan
guru senior dan guru junior se- Kecamatan Pakem.
E. Definisi Operasional
1. Kesenjangan digital adalah suatu kondisi ketidakseimbangan atau perbedaan
pemanfaaatan gadget, kecakapan penggunaan gawai oleh Guru dalam
mengakses Internet dan menggunakan TIK guna menunjang profesionalnya
sebagai pendidik.
2. Infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas pendukung kelancaran dalam
mengakses suatu teknologi.
a. Jenis gadget adalah gadget yang digunakan oleh di kalangan guru-guru
se- Kecamatan Pakem seperti handphone, tablet dan laptop.
b. Spesifikasi adalah kriteria gawai yang digunakan para guru baik dilihat
dari segi merk handphone, memori, kamera, dan jaringan yang
digunakan.
3. Kecakapan penggunaan adalah kemampuan guru menggunakan gawai
untuk merancang, memproduksi media pembelajar di sekolah dan
pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang profesionalitasnya.
4. Pemanfaatan gawai adalah aktivitas atau perbuatan disaat mengakses
internet di kalangan Guru Sekolah Menengah Se- Kecamatan Pakem untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan, pendidikan, media sosial dan
lain-lain. Pemanfaatan gawai dilihat dari dua indikator yaitu:
a. Motif penggunaan gawai adalah latar belakang guru senior dan guru
junior dalam menggunakan gawai dan mengakses internet untuk
pendidikan.
b. Durasi pengunaan gawai adalah rentang atau lamanya waktu yang
digunakan oleh guru senior dan guru junior se- Kecamatan Pakem
dalam penggunaan gawai di sekolah maupun di rumah.
5. Guru medior dan senior adalah guru yang masa kerjannya > 5 tahun
sedangkann guru junior adalah guru yang masa kerjannya < 5 tahun.
Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan generasi ke
generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya. Hal tersebut
membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-1964)
menjadi Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y atau
sering disebut dengan gererasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada tahun
1977-1997 serta untuk generasi milenial lahir pada 1998–sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan dan Kependidikan
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi yang ditandai dengan
adanya keseimbangan kedaulatan subjek didik dan kewibawaan pendidik (T. Raka
Joni) sedangkan Driyarkara menjelaskan pendidik adalah proses memanusiakan
manusia muda. Mendidik adalah menuntut segala kodrat yang ada pada anak
untuk mencapai keselamatan dan kebahagaiaan (Ki Hajar Dewantara). Dari
beberapa pendapat di atas dapat diuraikan bahwa profesi kependidikan adalah
pengkajian yang barkaitan dengan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian,
tanggung jawab, dan kejawatan dalam rangka mempengaruhi anak untuk
mencapai manusia dewasa yang selamat dan bahagia.
1. Tenaga Profesi Kependidikan
Profesi kependidikan secara etimologis memiliki dua kata, tetapi
mengandung satu makna, yaitu kata profesi dan kependidikan. Profesi
diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian
tertentu. Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki
expertise, responsibility, dan corporatness. Expertise adalah keahlihan yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan dalam waktu yang lama.
Responsibility adalah tanggung jawab. Seseorang dikatakan tanggung jawab
bila berani melakukan sesuatu dan menerima segala konsekuensi dari apa
yang dikerjakan. Comporatness dapat diartikan sebagai rasa sejawatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Guru sebagai tenaga pendidik yang berprofesi dapat diartikan sebagai
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
2. Konsep Teknologi Pendidikan
Apapun yang terjadi pada masa kini tidak dapat dilepaskan dari masa
lalu. Konsep yang diterima pada saat ini tidak semata-mata lepas dari konsep
sebelumnya, justru bahkan akan lebih memperkuat pemahaman dan
ketajaman akan konsep tersebut.
Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian
teknologi secara umumnya. Menurut Salisbury (1996) teknologi adalah
“systematic application of scientific or other organized knowledge to
practical task.” (teknologi merupakan aplikasi sistematik sains atau
pengetahuan lain dalam tugas pratikal).
Apabila diterapkan dalam dunia pendidikan maka teknologi
pendidikan merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahun lain dalam
tugas pendidikan. Menurut Lamsdine (1964) dalam Romiszoswki (1981:12)
menyebutkan bahwa “Penggunaan istilah teknologi pada pendidikan memiliki
keterkaitan dengan konsep produk dan proses. Konsep Produk, berkaitaan
dengan perangkat keras atau hasil-hasil produksi, yaitu dengan
menggunakannya dalam berbagai peralatan untuk proses pembelajaran.” Pada
tahapan teknologi yang sederhana digunakan papan tulis, bagan, objek nyata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan model-model yang sederhana lainnya. Pada tahapan teknologi menengah
digunakan OHP (Over Head Projektor), slide, film proyeksi, peralatan
elektronik yang sederhana untuk pengajaran, dan peralatan proyeksi (LCD).
Sedangkan tahapan teknologi yang tertinggi digunakan radio, televisi, modul,
computer assisted intruction, serta pengajaran atau stimulasi yang kompleks,
dan sistem informasi dial-access melalui gawai. Penggunaan perangkat keras
ini berjalan sesuai dengan perkembangan produk industri dan perkembangan
masyarakat, seperti e-learning yang memanfaatkan jaringan internet untuk
kegiatan pembelajaran. Konsep proses atau perangkat lunak, dipusatkan pada
pengembangan pengalaman belajar yang merupakan penerapan pendekatan
ilmu dalam pembuatan program pembelajaran.
3. Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin
keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh
serangkain dasar yang dijadikan patokan pembenaran. Secara filosofi, dasar
keilmuan itu meliputi: Ontologi yaitu rumusan tentang gejala pengamatan
yang dibatasi pada suatu pokok khusus yang tidak dibuat oleh bidang anaisis
lain, epistemologi, yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh
kebenaran dalam pokok analisis yang ditentukan, aksiologi, yaitu nilai-nilai
yang menentukan kegunaan dari pokok analisis yang ditentukan, yang
mempersoalkan nilai moral atau etika dan nilai seni serta keindahan/estitika.
Teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas secara terus
menerus karena adanya kebutuhan nyata yang mendukung pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perkembangnya, yaitu: (a) tekat mengadakan perluasan dan pemeerataan
kesempatan belajar, (b) keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa
penyempurnaan kurikulum, menyediakan bebrbagai sarana pembelajaran, (c)
penyempurnaan sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan.
Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu
yang melibatkan orang, posedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengolah pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia. Fungsi-fungsi teknologi pendidikan meliputi: sumber
belajar, pengelolaan pendidikan, dan pengembangan pendidikan.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang mencakup penerpan
proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah belajar manusia.
Teknologi pendidikan merupakan profesi dalam bentuk usaha yang
terorganisasir untuk menetapkan teori, teknik intelektual, dan penerapan
praktis teknologi pendidikan.
4. Perkembangan Komputer Dalam Pendidikan
TIK digunakan dalam berbagai bidang, antara lain bidang komunikasi,
transportasi, industri, kesehatan, kesenian, pertanian, bahkan dalam bidang
pendidikan. Suatu kecenderungan yang dapat diamati adalah bahwa TIK
merupakan media yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan
instruksional. Kemampuan pengembangan TIK untuk berinteraksi secara
cepat dan akurat, bekerja dan aman, telah menjadikan TIK (komputer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sebagai media yang cocok dan dominan di bidang pendidikan di samping
media yang lainnya (Anderson, 1987).
Komputer digunakan sebagai media pendidikan memiliki keuntungan
(Cole & Chan, 1990) sebagai berikut :
1. Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa pada meteri
pembelajaran
2. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
3. Menyesuaikan materi dengan kemampuan belajar siswa
4. Mengurangi penggunaan waktu penyampaian materi
5. Membuat pembelajaran lebih menyenangkan
Penggunaan komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
tetapi komputer tidak dapat mengganti peran guru secara keseluruhan
dalam pembelajaran. Komputer tidak lain hanyalah alat bantu dalam
pembelajaran.
5. Adopsi Internet untuk Belajar Mengajar
Adopsi internet saat ini sudah berkembang di lembaga pendidikan
sebagai bentuk memajukan kegiatan belajar mengajar. Salah satu adopsi
yang digunakan adalah model TAM (Technology Acceptance Model) yang
dapat mempermudah seseorang dalam mendapatkan informasi. Model
Penerimaan Teknologi atau TAM ini merupakan salah satu model yang
dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi. Menurut Schiller (2007:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
120), dalam mengadopsi teknologi memiliki karakteristik tertentu seperti
tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, pengalaman pendidikan, dan
kemakhiran dalam menggunakan komputer di bidang pendidikan.
Dalam mempengaruhi adopsi teknologi, guru harus memiliki
kesiapan dalam menyampaikan informasi kepada muridnya pada kegiatan
belajar mengajar dan memiliki kemampuan teknologi dalam menggunakan
internet serta bisa memilah informasi yang berkaitan dengan pendidikan.
Proses adopsi internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan inovasi
yang baru, dimana guru harus memiliki keterampilan dalam menguasai
teknologi komputer dan aplikasinya. Keberhasilan suatu inovasi baru dalam
pendidikan, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan
materi tersebut yang dapat mudah diserap oleh murid. Semakin mudah
teknologi itu digunakan maka semakin bermanfaat teknologi tersebut.
Dalam mengadopsi suatu teknologi, guru akan megintegrasikan
teknologi dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah,
murid dan kemampuan guru itu sendiri. Oleh sebab itu, sikap seorang guru
dapat mempengaruhi kualitas mutu pembelajaran yang diberikan. Sehingga
guru dituntut untuk selalu mengadopsi informasi terbaru dalam bidang
teknologi khususnya internet. Internet merupakan teknologi yang dapat
bermanfaat dan mudah dalam mendapatkan informasi.
6. Generasi Internet
Banyak peluang besar bagi seseorang yang berusia antar 11-31
tahun, mungkin saat ini telah menjadi orangtua, paman, manager, guru atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dosen yang melihat anak didik mereka mengerjakan lima kegiatan
sekaligus, berinteraksi dengan berbagai media-media misalnya. Mereka
menggunakan telepon genggam dengan cara yang berbeda. Kalau saat ini
mungkin kita menggunakannya untuk berbicara dan memeriksa e-mail,
namun bagi mereka hal tersebut dianggap kuno. Generasi pada saat ini
menggunakannya untuk mengirim teks, menjelajah Web, menemukan arah,
memotret atau membuat video dan berkolaborasi.
Generasi Internet adalah sebuah generasi yang lain dari yang lain.
Kelomok ini terdiri dari anak-anak generasi pasca Perang Dunia Kedua,
yang di Amerika Serikat disebut baby boomer. Siapapun yang terlahir antara
1946 dan 1964 dipandang sebagai baby boomer, dan ini terjadi di Amerika,
Kanada dan Australia. Banyak keluarga menunda rencana untuk memiliki
anak sampai Perang Dunia kedua berakhir. Setelah itu, baby boom menjadi
generasi TV. Pada saat itu para boomer dapat disebut “Generasi Perang
Dingin”, “Generasi Ekonomi Pertumbuhan”, atau sebutan lain di era pada
saat itu. Dampak revolusi komunikasi ini dipelapori oleh munculnya televisi
yang membentuk generasi ini lebih dari apapun pada masa itu. Generasi ini
mengatakan bahwa adanya televisi mengubah dunia di sekeliling para
boomer. Dalam 10 tahun sesudah ledakan munculnya televisi, angka
kelahiran menurun dramatis, angka kelahiran menunjukkan adanya
penurunan sebanyak 15% lebih sedikit dari sebelumnya. Itu sebabnya
muncul nama Baby Bust. Akan tetapi istilah ini tidak populer dan mereka
mengantinya dengan sebutan Generasi X. Gen-X yang sekarang dengan usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
32-43 adalah komunikator-komunikator agresif yang sangat mengandalkan
media. Setelah 12 tahun menghasilkan 44.9 juta anak atau 15 persen dari
jumlah penduduk Amerika sebagai Generasi X. Pada Januari 1977–
Desember 1997 (21 Tahun), 27 persen (%) jumlah penduduk Amerika
Serikat disebut dengan generasi Milenial atau Generasi Y. Setelah itu,
kelahiran pada Januari 1998 hingga sekarang (10tahun) 13,4 persen (%)
penduduk Amerika Serikat disebut dengan Generasi Z.
Net Generasi telah disebarkan di lingkungan serba digital dan
hidup pada abad ke-21, namun sistem pendidikan masih banyak sistem
pendidikan yang tertinggal. Model pendidikan yang bertahan sampai
sekarang sudah dirancang untuk zaman industri. Model tersebut berkubang
seputar guru yang mengajarkan bahan satu untuk semua, dan dengan
menggunakan metode satu arah. Siswa yang belajar sendiri dituntut untuk
menyerap semua yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut mungkin cocok
untuk ekonomi produksi masal, namun tidak cocok untuk tantangan-
tantangan di zaman ekonomi digital, atau untuk pola berpikir para generasi
internet.
Beberapa guru tengah menerapkan beberapa cara untuk mengatasi
permasalahan ini, misalnya Chris Dede, beliau menciptakan lingkungan
visual multiuser Rever City. Sekolah yang ramah akan generasi internet ini
merupakan sumber inspirasi siswa untuk tidak terkungkung di dalam kelas,
mereka juga menempatkan beberapa komputer di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Pengertian Kesenjangan Digital (Digital Divide)
Digital merupakan “menggunakan perhitungan dalam metode
numerik atau diskrit”. Pada televisi dan komputer modern, digital lebih baik
daripada “analog”. Digital lebih efisien dan mengikuti sebuah standar serta
kecepatan yang lebih besar dalam transmisi data, gambar, dan teks, yang
dikonversi dalam nol dan satu (encoding), ditransmisikan sebagai paket
melalui internet, yang kemudian diterjemahkan ulang sebagai data, gambar,
dan teks pada penerima akhir (decoding). Pada dunia pertelevisian, digital
memiliki kualitas lebih tinggi dan efisien daripada analog, atau digital dapat
diartikan sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka untuk sistem
perhitungan atau bisa juga berhubungan dengan penomoran. Sedangkan
istilah “kesenjangan digital” secara sederhana dijelaskan sebagai
ketidaksamaan dalam hal akses pada komputer dan internet antara kelompok
yang didasarkan pada satu atau lebih identifikasi sosial dan kultural. Sebagai
contoh kesenjangan digital adalah perbedaan akses pada komputer dan
internet antara kelompok wanita dan pria, usia tua dan usia muda.
Berdasarkan Organisation For Economic Cooperation and
Development (OECD, 2001), kesenjangan digital didefinisikan sebagai
berikut
“.....the gap between individuals, household, businesses and
geographic areas at different socio –economic levels with regard
both to their opportunities to access information and communication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
technologies (Its) and to their use of the Internet for a wide variety
of activities”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesenjangan terjadi antara tingkat individu, rumah tangga, bisnis, dan area
geografis yang tingkat sosial ekonominya berbeda, berdasarkan kesempatan
mereka untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi.
Kesenjangan digital membahas mengenai kesenjangan antara individu
yang memiliki akses dan yang mampu menggunakan teknologi komunikasi
dan komputer secara efektif dengan individu yang tidak mampu serta tidak
memiliki akses. Mengurangi kesenjangan digital berarti membahas mengenai
pengaksesan internet dan sumber dayanya, penggunaan teknologi
telekomunikasi dan komputer untuk bekerja, berkomunikasi, mencari
informasi, membuat dan membentuk pengetahuan yang berfungsi efektif, dan
pada akhirnya menciptakan sebuah komunitas yang lebih baik dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Menurut Chen dan Wellman, konsep kesenjangan digital adalah
kesenjangan dari faktor pengaksesan dan penggunaan internet, yang
dibedakan oleh status sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat hidup,
etnik, dan lokasi geografi (Wenhong, et. al., 2003). Sedangkan
Bridges.org menilai kesenjangan digital dari jumlah pengguna atau komputer,
akses infrastruktur, kemampuan penggunaan, pelatihan, isi yang
relevan, sektor teknologi informasi (seberapa besar integrasi sektor TIK
pada industri yang ada), kemiskinan, dan batas demografi (geografi, ras,
usia, agama, jenis kelamin, dan kecacatan). Berdasarkan pendapat Kemly
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Camacho (Camacho, 2005), konsep kesenjangan digital fokus pada hal
sebagai berikut:
a. Infrastruktur adalah berdasarkan pada perbedaan antara individu yang
memiliki infrastruktur TIK serta koneksi internet dengan individu yang
tidak memiliki fasilitas infrastruktur TIK serta koneksi internet.
b. Upaya pencapaian kecakapan TIK adalah antara individu yang berusaha
mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan dengan individu yang tidak
memiliki upaya mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan.
c. Pemanfaatan sumber daya. Hal ini berdasarkan pada keterbatasan
individu untuk menggunakan sumber daya yang tersedia di web
(melalui internet). Konsep kesenjangan digital tidak hanya mengenai
ketidakmampuan untuk mengakses informasi, pengetahuan, tetapi juga
dapat menemukan pembelajaran bagaimana mengambil manfaat dari
kesempatan baru tersebut, seperti pengembangan pekerjaan, informasi
kesehatan, mencari pekerjaan, dan sebagainya
1. Kesenjangan Digital dan Perkembangannya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, senjang berarti keadaan
yang tidak simetris atau tidak sama bagian atau berlainan sekali.
Kesenjangan adalah perihal senjang atau ketidakseimbangan atau
ketidaksimetrisan (kbbi.web.id/senjang). Menurut Kamus Komputer dan
Teknologi Informasi digital divide yaitu istilah yang digunakan untuk
menerangkan jurang perbedaan antara mereka yang mempunyai
kemampuan dalam hal akses, dan pengetahuan dalam penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
teknologi modern, dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati
teknologi tersebut.
Menurut OECD (2001) Zulkarimen Nasution (2007),
kesenjangan digital (digital divide) merupakan kesenjangan antara
individu, rumah tangga, kawasan bisnis dan geografis pada berbagai
tingkatan sosio-ekonomi dalam hal kesempatan mengakses TIK dan
menggunakan internet untuk bermacam kegiatan.
Eszter Hargittai dari Princeton Univrsity, menyatakan Digital
Divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di
antara masyarakat yang memiliki akses secara fisik ke dalam teknologi–
teknologi digital dengan masyarakat yang tidak memiliki akses sama
sekali maupun akses yang terbatas ke dalam teknologi-teknologi digital
tersebut. Digital Divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi
kesenjangan (gap) di antara masyarakat yang tahu (melek/memiliki
pengetahuan) terhadap teknologi digital dengan masyarakat yang tidak
tahu sama sekali (buta) teknologi digital.
Kesenjangan digital merupakan keadaan dimana terjadi
kesenjangan antara mereka yang dapat mengakses internet melalui
infrastruktur teknologi informasi dengan mereka yang sama sekali tidak
terjangkau oleh teknologi tersebut. Akses ke teknologi informasi
merupakan kunci untuk memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan.
Begitu pula dengan akses internet, masyarakat dapat memperoleh segala
informasi yang mereka butuhkan yang dapat menjadi peluang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
meningkatkan taraf kehidupan mereka. (Zulkarimen Nasution, 2007).
Sementara menurut Donny (2012), istilah kesenjangan digital terbentuk
untuk menggambarkan kesenjangan dalam memahami, kemampuan, dan
akses teknologi, sehingga muncul istilah “mempunyai” sebagai pemilik
atau pengguna teknologi dan “tidak mempunyai” yang berarti sebaliknya
(Donny, 2012). Masalah kesenjangan digital (digital divide) di
Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya
pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai
daerah. Sebagai contoh, adanya perbedaan pola hidup antara masyarakat
perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju. Masyarakat
perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan
wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan
masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula,
masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka mempunyai
pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi
dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan
tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali). Selain tidak
meratanya pembangunan infrastruktur, ada faktor lain yang menjadi
masalah dalam kesenjangan digital ini yaitu kekurangan skill SDM.
Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan
kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih
banyak masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan
menggunakan sarana digital seperti komputer atau laptop. Sebagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mereka masih tidak ingin menanggung risiko kerusakan dari sarana digital
yang tergolong mahal sehinga akan menghabiskan uang yang banyak bila
rusak.
Bila diperhatikan lebih dalam lagi berarti hal yang mempengaruhi
skill SDM (Sumber Daya Manusia) dalam menggunakan sarana digital
bisa datang dari kesenjangan ekonomi dan kurangnya sosialisasi atau
pemberian pemahaman pada masyarakat terhadap penggunaan sarana
digital di era globalisasi ini, atau dapat dikatakan bahwa banyak masyarakat
yang memiliki ekonomi rendah tidak melek adanya sarana digital yang
semakin maju dan berkembang.
2. Kesenjangan Digital di Indonesia
Indikator kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan TIK
dalam pembangunan ekonomi di antaranya dapat dilihat dalam E-
Readiness yang dikeluarkan The Economist Intelligence Unit untuk
tahun 2007. Indonesia hanya berada di peringkat 67 dengan nilai
3.39. Sementara untuk pemanfaatan layanan elektronik pemerintah (e-
government), Indonesia berada pada peringkat 106 dari 189 negara yang
disurvei oleh PBB dalam pengembangan e-government. Posisi ini
merosot dari posisi sebelumnya pada peringkat 96.
Dalam laporan Networked Readiness Index (NRI – Indeks
Kesiapan Jaringan) yang menilai secara menyeluruh mengenai TIK dan
dampaknya di sebuah negara, Indonesia menepati posisi 64 dari 148
negara yang dinilai. Secara Global, Indonesia masih berada di “papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tengah” perkembangan TIK. Kondisi ini juga serupa untuk regional Asia
Tenggara, karena Indonesia berada di peringkat ke 4 dari seluruh negara
ASEAN pada tahun 2014 (The Global Infomation Technology Report,
2014). Sedangkan menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan PusKaKom Universitas
Indonsia, meskipun kecepatan internt Indonesia dinilai makin lambat pada
kuartal IV 2014, tetapi kenyataannya jumlah pengkses internet di
Indonesia semakin banyak. Berdasarkan data yang diperoleh selama tahun
2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta, naik 16,2 juta
dari tahun sebelumnya yaitu 71,9 juta pengguna atau bisa dikatakan pada
tahun 2014, penetrasi yang di dapat adalah 34,9%. Dengan standar yang
diajukan oleh Millenium Devolopment Goals (MDG) pada tahun 2015,
minimal penetrasi seharusnya 50% dari total jumlah penduduk di
Indonesia.
Depkominfo, memaparkan bahwa penduduk Indonesia dimana
80% nya berada di pedesaan, tetapi teledensitas akses jaringan
telekomunikasi (penetrasi per 100 penduduk) baru sekitar 0,2%,
yang berarti masih sangat rendah. Sementara itu, Teledensitas akses
jaringan telekomunikasi perkotaan memiliki kecukupan teledensitas yaitu
sebesar 11%, di mana wilayah metropolis memiliki teledensitas
sebesar 25%. Sesuai data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik
(BPS) dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang kemudian
digunakan oleh Ditjen Pos dan Telekomunikasi, diperkirakan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terdapat 43.000 desa dari total 67.000 desa diseluruh Indonesia, masih
belum memiliki fasilitas telekomunikasi. Data dari PT. Telkom pada
majalah Bisnis Indonesia, penetrasi telekomunikasi saat ini adalah akses
telepon tetap mencapai 8,7 juta pelanggan. Menurut data Asosiasi
Telekomunikasi Seluler Indonesia (ASTI), jumlah pengguna seluler saat ini
mencapai angka 50 juta, sekitar 2% nya merupakan pengguna GPRS
(General Packet Radio Service) yang aktif datau maksimal sekitar 1 juta
pengguna. Kondisi seperti ini yang membuat Indonesia diasumsikan masih
terjadi kesenjangan digital yang sangat tinggi.
3. Faktor –Faktor yang Menyebabkan Kesenjangan Digital
Kesejangan digital tidak hanya dapat dibuktikan dengan kurangnya
pemahaman terhadap teknologi secara mendasar seperti contohnya
seseorang yang takut menggunakan laptop atau komputer karena takut
rusak dan harganya masih terhitung mahal oleh sebagian orang yang masih
terjebak pada fenomena kesenjangan digital. Hal ini menyebabkan
kesenjangan digital adalah kurangnya pemahaman dalam menggunakan
media sosial. Masyarakat masih menggunakan jaringan internet atau media
sosial secara tidak maksimal sehingga secara mendasar tidak memahami
apa manfaat dari TIK itu sendiri.
Jan Van Dijk dari Utrecth University membagi fektor penentu
mengapa terjadi kesenjangan digital yaitu :
a. Infrastruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Infrastruktur adalah hal penting dalam memahami sarana
teknologi, sarana disini bisa dimasukan dalam poin-poin khusus seperti
tersedianya jaringan listrik yang baik di suatu daerah, dan jaringan
telekomunikasi yang baik yang menjadi penentu apakah jaringan
internet tersabung dengan baik dan tepat di suatu daerah. Selain itu
faktor infrastruktur ini juga dapat menyangkut pada perangkat keras dan
lunak (program) dari sebuah piranti digital seperti komputer,
smartphone, dan lain sebagainya.
b. Kekurangan Keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kekurangan keterampilan (skiil) SDM bisa dikatakan sebagai
kurangnya minat dan kemampuan diri seseorang untuk menggunakan
sarana digital. Masih banyak masyarakat yang masih gugup dan takut
sehingga enggan menggunakan sarana digital seperti komputer atau
perangakat lunak lainnya. Sebagian dari mereka masih tidak ingin
menanggung risiko kerusakan sarana digital yang tergolong cukup
mahal dengan alasan apabila terjadi kerusakan biaya yang dihabiskan
akan cenderung banyak untuk memperbaikinya. Bila diperhatikan lebih
dalam lagi berarti hal ini yang mempengaruhi keterampilan SDM dalam
menggunakan sarana digital bisa datang dari kesenjangan ekonomi,
kesenjangan sosial dan kurangnya sosialisasi pemberian pemahaman
kepada masyarakat tentang penggunan sarana digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Kekurangan Isi Konten
Hal yang menjadi pion utama dalam permasalahan konten
adalah kurangnya konten bahasa Indonesia dalam softwere digital yang
ada. Di daerah yang masih berdekatan dengan kota-kota besar sudah
banyak masyarakat yang memahami bahasa Inggris sehingga mengerti
bagaimana cara menggunakan aplikasi dalam sarana digital tertentu,
namun apa kabar dengan saudara-saudara kita yang di pelosok, mereka
yang masih belum memiliki jaringan internet, bahkan listrik. Sebagian
besar dari mereka masih kurang paham menggunakan sarana digital
yang didominasi oleh perangkat berbahasa asing (Inggris).
d. Kekurangan Pemanfaatan Internet
Kesenjanga digital teryata tidak hanya memulu mengenai
sarana dan keterampilan, namun juga penggunaan atau pemanfaatan
sarana digital dengan lebih bijaksana dan memberikan manfaat yang
lebih besar untuk kesejahteraan informasi pada masyarakat. Internet dan
jaringan telekomunkasi saat ini bukan hanya untuk menghubungkan
antara satu orang dengan kerabat di tempat yang jauh atau sekedar untuk
main game online, namun juga digunakan untuk mengakses informasi
mengenai hal-hal terkini dan memberikan informasi yang bersifat
edukatif kepada masyarakat. Sarana digital akan sangat berguna dan
bermanfaat bagi mastarakat bila mereka paham dan mengerti akan
penggunaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Bila diperhatikan, saat ini sudah banyak dari masyarakat yang
menggunakan TIK untuk melakukan berbagai hal, namun banyak pula
di antaranya mesih terdapat keganjilan-keganjilan contohnya seperti
sekarang ini banyak anak-anak yang mengerti cara menggunakan
komputer dan penggunaan internet. Mereka paham menggunakan
jejaring sosial dan bermain game online, tetapi hanya ebatas itu saja
yang dapat dilakukan, sementara untuk pemanfaatan lain masih belum
bisa diperhitungkan.
Menurut Yohanis Mallisa (2009), kesenjangan digital dapat
disebabkan karena faktor-faktor berikut :
1) Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sebuah fasilitas pendukung
kelancaran dalam mengakses suatu teknologi. Infrastruktur tersebut
misalnya listrik, internet, dan komputer (gawai). Sebagai contoh
mengenai kesenjanga digital infrastruktur ini, orang yang memiliki
akses ke komputer dapat bekerja dengan cepat dibandingkan
dengan orang yang masih bekerja menggunakan mesin ketik
manual. Contoh lainya, orang yang memiliki akses internet ke
komputer aka memiliki wawasan yang lebih luas daripada mereka
yanng sama sekali tidak memiliki akses informasi di internet.
2) Kekurangan Skill
Skill atau SDM sangat berpengaruh dalam dunia ilmu
teknologi dan informasi, karena SDM menentukan bisa tidaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
seeorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi pada
jejaring sosialnya.
3) Kekurangan isi (konten) materi Bahasa Indonesia
Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya
seseorang dapat mengerti dalam mengakses internet. Pada daerah
dengan orangyang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi dapat
lebih mudah memahami konten berbahasa Inggris dibandingkan
daerah dengan orang yang berpendidikan lebih rendah. Oleh karena
itu, konten sangat perlu untuk disesuaikan dengan daerah masing-
masing. Daerah pedesaan sebaiknya diberikan konten dengan lebih
banyak bahasa Indonesia sehingga mereka mudan untuk memahami
isi konten tersebut.
4) Kurangnya Pemanfaatan akan Internet Itu sendiri
Berbicara mengeai kesenjanga digital, bukanlah semata-mata
persoalan infrastruktur. Banyak orang yang memiliki komputer,
bahkan setiap hari, setiap jam bisa mengakses internet namun tidak
menghasilkan apapun. Misalkan, ada seorang remaja yang memiliki
akses terhadap komputer dan internet, namun yang dilakukan
hanyalah untuk chatting yang tidak memiliki manfaat. Hal ini
berarti kesenjangan digital hanya bisa dijawab dengan penyediaan
infrasruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan, namun
persoalannya adalah ketika orang memiliki komputer dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengakses internet, pertanyaan berikutnya adalah, “Apa yang mau
diakses? Apa yang akan dikerjakan dengan peralatan tersebut ?”
C. Instrumen SIBIS
SIBIS (Statistical Indicators Bencmarking the Information Society)
adalah sebuah proyek komisi Eropa (European Commission), yang berusaha
untuk menganalisis serta membandingkan indikator – indikator
kesenjangan digital yang berbeda (SIBIS, 2003). Tujuan keseluruhan
SIBIS adalah mengembangkan indikator-indikator untuk memonitor
perkembangan menuju masyarakat informasi. Berlandaskan pada tujuan
ini, SIBIS fokus pada akses dan pemanfaatan dasar seperti kesiapan
internet, kesenjangan digital dan keamanan informasi. SIBIS juga
melibatkan faktor yang menentukan dapat akses dan pemanfaatan TIK
seperti kemungkinan hambatan, literasi digital, pembelajaran dan pelatihan,
serta perbandingan antara aplikasi-aplikasi on-line seperti e-commerce, e-
work, e-science, e-government, dan e-health. Instrumen SIBIS
mengkombinasikan 3 (tiga) tingkat dasar dalam pengembangan masyarakat
informasi, yaitu kesiapan, intensitas, dan dampaknya.
Indikator-indikator SIBIS telah diuji dan dilaksanakan pada survei
perbandingan pada 15 anggota negara bagian, yaitu di Amerika Serikat,
Swiss dan EU Accession Countries (New Accession States–NAS),
Bulgaria, Czech Republic, Estonia, Hungaria, Lithuania, Latvia, Polandia,
Rumania, Slovenia dan Slovakia. Survei ini mengumpulkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mempresentasikan data untuk tujuan perbandingan antara anggota negara
bagian Eropa, untuk pertama kalinya, antara Eropa dan Amerika Serikat
dengan indikator yang sama persis pada saat yang sama.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu kepada instrumen SIBIS General Population Survey (SIBIS GPS)
yaitu instrumen untuk mensurvei lingkup individu (warga negara).
Mengingat bahwa indikator ini dikembangkan khusus untuk mengukur
perbedaan yang terjadi di antara negara sadamasyarakat Uni Eropa,
tentunya indikator dan juga model pengukurannya perlu disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia. Untuk melakukannya perlu dilakukan survei
dan analisis tentang situasi dan kondisi perkembangan TIK di Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis kondisi kesenjangan digital di Indonesia
didapatkan bahwa kesenjangan digital di Indonesia masih sangat tinggi
terutama dikalangan guru. Berdasarkan analisis perkembangan TIK di
Indonesia menyebutkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi di Indonesia baru pada tahap awal, belum tahap perwujudan.
Pada tahap perkembangan TIK Indonesia saat ini yaitu masih berada pada
tahap awal dan kesenjangan digital masih sangat tinggi, maka tiga hal
dasar yang dikombinasikan dalam instrumen SIBIS yaitu mengenai
kesiapan, intensitas, dan dampaknya adalah tiga hal yang sesuai dan dapat
diterapkan dalam penelitian perkembangan TIK Indonesia saat ini.
Berdasarkan analisis tersebut, maka diteliti seluruh aspek-aspek
dalam instrumen SIBIS, dan didapatkan terdapat aspek-aspek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dapat diterapkan di Indonesia. Aspek-aspek dalam instrumen SIBIS
yang dianalisis sesuai dengan kondisi perkembangan TIK di Indonesia saat
ini dan sesuai dengan konsep kesenjangan digital adalah sebagai berikut:
1. Kesiapan internet
2. Kesenjangan digital
3. Pemanfaatan TIK
4. Upaya pencapaian kecakapan TIK
5. Tingkat kecakapan TIK
Adapun aspek-aspek SIBIS yang tidak sesuai dengan kondisi
perkembangan TIK dan belum dapat diteliti di Indonesia disebabkan belum
dilaksanakan di Indonesia (baru terwujud tahun 2025) adalah sebagai berikut:
1. Keamanan aktivitas on-line
2. Tindakan pada penghalang akses
3. E-commerce
4. E-work
5. E-science
6. E-government
7. E-health
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Review Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya berkaitan dengan Kesenjangan Digital dan
faktor- faktor yang mempengarui kesenjangan digital yakni :
1. Fransisikus Ardianto Sogen (2016). Kesenjangan Digital Di Kalangan
Siswa SMA Negeri 8 dan Stella Duce II Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendskripsikan kepemilikan
gawai, perilaku pemanfaatan internet dan pengetahuan mengenai tekologi
informasi diantara siswa SMA 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta, dan (2)
menguji dan menganalisis perbedaan kepemilikan gawai, perilaku
pemanfaatan internet dan pengetahuan mengenai teknologi informasi
antara siswa SMAN 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan studi komparasi dengan menggunakan teknik pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner dan tes pengetahuan mengenai
teknologi terhadap siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
kepemilikan gawai antar kedua siswa sekolah tersebut namun justru ada
perbedaan pada perilaku pemanfaata internet dan pengetahuan mengenai
teknologi informasi antara siswa SMA 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta.
2. Yudhi Rihadi (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesenjangan Digital Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor
Kecamatan: Universitas Gadjah Mada
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam penyempitan kesenjangan digital
menggunakan model pengukuran masyarakat informasi yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
di Eropa yaitu SIBIS ( Statistical Indicators Barcgmarking the
Information Society).
Hasil Peneletian ini menemukan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi penyempitan kesenjangan digital pada Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yaitu ketersediaan akses TIK dan Pemanfaatan TIK.
3. Muhammad Zulham ( 2014). Kesenjangan Digital di Kalangan Guru
SMP. Studi Diskriptif Mengenai kesenjangan Aksesibilitas dan
Kapabilitas Teknologi Informasi di Kalangan Guru SMP Kecamatan
Krian, Surabaya
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kesenjangan
digital dikalangan para guru SMP di kecamatan Krian, Surabaya.
Penelitian ini dikaji berdasarkan pendapatan dan teori para ahli mengenai
kesenjangan digital yang telah terjadi. Penelitian ini merupakan studi
diskriptif mengenai kesenjangan digital terutama dari faktor aksesibilitas
dan kapabilitas teknologi informasi, serta faktor ekonomi dan inovasi
yang berhubungan juga dengan kesejangan digital.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan
kesenjangan kapabilitas pada guru SMP di Kecamatan Krian dalam hal
teknologi informasi sedangkan dalam hal aksesibilitas, ekonomi dan
inovasi, kesenjangan yang terjadi tidak begitu signifikan perbedaannya.
Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Yayat D. Hidayat (2014). Kesenjangan Digital Di Indonesia. Study
Kasus di Kabupaten Wakatobi
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan fakor-faktor penyebab
terjadnya kesenjangan digital di Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini
meggunakan metode studi kasus dengan metode pengumpulan data
wawancara, dan observasi langsung.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang
mempengaruhi pada kesenjangan digital di Kabupaten Wakatobi yaitu
infrastruktur TIK yang tidak memadai karena kondisi geografis yang
menyebabkan pembangunan infrastuktur menjadi sulit dan mahal,
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih banyak berada pada
lavel menengah ke bawah sehingga TIK belum menjadi kebutuhan
yang penting, dan kurangnya peran pemeritah dan swasta dalam
pemerataan dan memasyarakatkan TIK.
E. Kerangka Berpikir Teoritik dan Hipotesis Penelitian
Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan
generasi ke generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya.
Hal tersebut membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-
1964) menjadi Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y
atau sering disebut dengan generasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada
tahun 1977-1997 serta untuk generasi milenial lahir pada 1998–sekarang. Ini
memicu adanya pengaruh perubahan TIK pada setiap generasi. Oleh sebab
itulah munculnya kesenjangan digital diantara kelompok generasi tersebut tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terkecuali di profesi apapun. Bahkan dalam kependidikan profesi guru pun
juga memiliki generasi yang berbeda, itu dapat dilihat dari kelahiran guru
tersebut atau dari berapa lama guru tersebut mengajar.
Organisaton for Economic Cooperation and Development
(OECD,2001), menjelaskan kesenjangan digital (digital divide) merupakan
kesenjangan antara individu, rumah tangga, kawasan bisnis, dan geografis
pada berbagai tingatan sosio-ekonomi dalam kesempatan mengakses TIK dan
menggunakan internet untuk berbagai macam kegiatan. Selain itu digital
divide juga merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di antara
masyarakat yang tahu (melek/memiliki pengetahuan) terhadap teknologi
digital dengan masyarakat yang tidak tahu sama sekali (buta) akan adanya
teknologi digital. Konsep kesenjangan digital itu berfokus pada bagaimana
infrastruktur penggunaan gawai, kecakapa penggunaan gawai dan pemanfaat
dari penggunaan gawai tersebut. Karena itulah sebagai seorang pendidik, guru
harus memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK sebagai sarana kegiatan
pembelajaran di sekolah agar dapat menghindari adanya kesenjangan digital
dikalangan generasinya.
1. Perbedaan Infrastruktur Gawai yang digunakan guru senior dengan guru
junior
Guru senior dalam kehidupannya tidak pernah lepas dengan adanya
pengaruh teknologi. Dalam dunia Pendidikan kemampuan guru-guru senior
sudah diakui karena pengalamanya, hapal akan prinsip-prinsip mendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dan menjiwai pekerjaan sebagai guru sudah lama namun belum tentu
menggunakan TIK sebagai sarana mengajarnya.
Berbeda dengan guru junior yang saat ini bisa disebut generasi Y
atau generasi Z. Guru junior lebih fresh menggunakan teknologi untuk
mendukung kegiatan pembelajaran dengan fitur-fitur yang ada digawai
mereka sehingga membuat pembelajaran lebih tidak membosankan.
Infrastruktur gawai ini merupakan fasilitas pendukung kelancaran dalam
mengakses suatu teknologi. Dalam gawai Infrastruktur tersebut misalnya
jenis gawai yang dimiliki, spesifikasi dari gawai dan fitur-fitur yang ada di
dalam gawai tersebut.
Oleh sebab itu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha = ada perbedaan infastruktur penggunaan gawai di kalangan guru senior
dan junior
Ho = tidak ada perbedaan infastruktur penggunaan gawai di kalangan guru
senior dan junior
2. Perbedaan Kecakapan Penggunaan Gawai di kalangan guru senior dengan
guru junior
Begitu juga dengan keterampilan. Guru senior dan guru junior harus
memiliki keterampilan yang baik dalam menggunakan gawai jika dapat
menggunakannya dan mengoperasikan gawai tersebut dengan maksimal.
Namun pada kenyataanya guru senior belum menggunakan dan
mengoperasikan gawainya secara maksimal untuk kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hal ini bisa di lihat dari masih guru senior yang tidak mengerti (gaptek) dan
binggung menggunakan gawai pada saat ini.
Hal tersebut berbeda dengan guru junior. Sesuai dengan generasinya
pada saat ini, guru junior yang notabennya telah memasuki generasi yang
melek digital sangat dimudahkan akan kecakapan penggunan gawai. Itu
dapat dilihat dari cara guru cakap menggunakan dan mengoperasikan gawai
tersebut untuk menginstal aplikasi, mengirim pesan melalui fitur yang
disediakan, dan mengelola sumber-sumber hasil materi pembelajaran yang
di dapat melalui gawai dengan baik.
Dari penjelasa tersebut, maka hipotesis yang muncul dalam
penelitian ini adalah :
Ha = ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru senior
dan junior
Ho = tidak ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru
senior dan junior
3. Perbedaan Infrastruktur Gawai yang digunakan guru senior dengan guru
junior
Tak dapat dipungkiri cara pemanfaatan gawai juga merupakan salah
satu faktor dari kesenjangan digital di kalangal masyarakat tak terkecuali
guru. Guru senior maupun guru junior tentunya memiliki kemampuan
dalam memanfaatkan gawai guna menunjang profesionalitasnya sebagai
pedidik. Salah satu kompetensi guru yang harus dimiliki seorang guru
adalah kopetensi pedagogik. Dalam kopetensi ini berisikan poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu pemanfaatkan teknologi
pembelajaran. Pada dasarnya memanfaatkan gawai itu mudah namun,
sebagian besar guru senior lebih terpaku dengan sistem pembelajaran yang
dirancang untuk zaman industri. Model tersebut hanya seputar guru yang
mengajarkan bahan satu untuk semua dan dengan menggunakan metode
satu arah (pembelajaran konvensional).
Berbeda dengan guru junior, adanya generasi net pada saat ini
membuktikan adanya pegaruh besar. Guru junior atau guru pada generasi
net saat ini sangat dimudahkan dengan lingkungan yang serba digital.
Bahkan untuk mencari model pembejaran yang menyenangkan guru junior
tidak kesulitan karena guru junior dapat memanfaatkan gawai untuk
menunjangang kompetensi pedagogiknya dalam KBM.
Dari uraian tersebut maka hipotesis yang muncul ialah :
Ha = ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai di kalangan guru
senior dan junior
Ho = tidak ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai di kalangan guru
senior dan junior
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maka kerangka berpikir
dalam penelitian ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar II.1
Kerangka berpikir Kesenjangan Digital di Kalangan Guru-Guru Sekolah Menengah
Se-Kecamatan Pakem
Tapscott (Generasi X, Y, dan Z)
Guru Senior Guru Junior
Kenjangan Digital (Digital Divide)
a. infrastruktur b. kecakapan c. pemanfaatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Kerangka berpikir dalam penelitian ini berawal dari pemahaman mengenai
kesenjangan digital yang meliputi antar individu (guru) yang memiliki akses
internet dengan baik atau tidak, yang memiliki pengetahuan terkait teknologi
informasi dan komunikasi atau tidak serta yang mampu menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dengan yang tidak.
Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangan oleh SIBIS
sebagai acuan pengukuran kesenjangan digital yang penggunaannya disesuaikan
di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Pada bagian selanjutnya akan dibahas
mengenai permodelan pengukuran untuk mengurangi kesenjangan digital dengan
menentukan variabel-variabel yang sesuai di Indonesia saat ini.
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komperasi.
Metode komperasi merupakan metode yang digunakan untuk membandingkan
antara dua kelompok atau lebih dari satu variabel tertentu. Menurut Ronny (2008
:58) penelitian komperatif adalah jenis penelitan diskriptif yang digunakan untuk
mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Dalam penelitian ini, Peneliti akan membandingkan tingkat kesenjangan
digital antara dua kelompok guru yaitu guru senior dan guru junior di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menengah se-Kecamatan Pakem dengan variabel penelitian adalah infrastruktur
kepemilikan gawai, kecakapan penggunaan gawai, serta pemanfaatan gawai.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Pakem merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak sekolah
baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Sekolah Luar Biasa
(SLB).
Penelitian ini akan dilakukan di seluruh sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem. Sekolah menengah ini dipilih karena peneliti ingin
membandingkan kesenjangan digital antara guru senior dan junior.
Alasan lain dipilihnya sekolah menengah karena di sekolah menengah
hampir semua gurunya memanfaatkan gawai sebagai bahan mengajar,
media pengajaran serta sarana untuk menambah wawasan terbaru
terkait mata pembelajaran yang diajarkan. Selain itu di sekolah
menengah tersebut kebanyakan juga telah terpasang konekasi internet
yang memudahkan guru tersebut terhubung langsung dengan jaringan
internet yang difasilitaskan oleh sekolah.
2. Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru sekolah menengah se-Kecamatan
Pakem. Pemilihan guru-guru ini karena peneliti ingin melihat adanya
kesenjangan dikalangan guru dalam memanfaatkan gawai sebagai media
pembelajaran yang menyenangkan, mencari bahan ajar yang terbaru,
serta pemanfaatan internet sebagai fasilitas yang disediakan oleh sekolah
untuk memudahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Objek Penelitian
Dalam objek penelitian ini, yang menjadi objeknya adalah
kesenjangan digital di kalangan guru baik senior maupun junior di
sekolah menengah Se-Kecamatan Pakem yang meliputi perbedaan dalam
hal infrakstuktur gawai, kecakapan penggunaan gawai serta pemanfaatan
gawai.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki objek atau subjek itu (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penelitian ini adalah seluruh guru di Sekolah Menengah, baik itu guru
Senior maupun guru Junior Se-Kecamatan Pakem dengan jumlah guru di
Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem sebanyak 174 guru. (sumber:
Badan Pusat Statitik Kab. Sleman, 2017). Namun dalam Penelitian ini
peneliti hanya menggunakan 88 guru, hal ini dikarenakan dari 8 sekolah
Menengah di Kecamatan Pakem, peneliti hanya dapat meneliti 5 sekolah
saja. Ke lima sekolah menengah ini jumlah guru hanya 88 orang, ini
dikarenakan ada dua sekolah menengah yang gurunya mengajar dua
sekolah. Sedangkan untuk ke tiga sekolah menengah lainnya, peeliti tidak
mendapatkan ijin penelitian karena faktor intern dari sekolah menengah
tersebut.
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013: 81). Pengambilan sampel ini
akan dilakukan dengan teknik convenience sampling, yaitu subjek yang
dipilih karena mereka mudah diteliti.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil menggunakan
interval kepercayaan 5% (Nurgiyantoro, 2012: 22). Dengan rumusnya
adalah sebagai berikut :
Interval Kepercayaan= = x
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah sempel
1,96 √2500
√n
√N-n
√N-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dengan menggunakan rumus di atas peneliti dapat menarik sampel
dari populasi tersebut sebanyak 88 sampel untuk melihat tingkat
kepercayaan yang didapatkan dari populasi yaitu:
Sampel Seluruh Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem
Interval Kepercayaan= x
= 4,99%
Jadi, besarnya interval kepercayaan sampel dengan jumlah 88 orang
dari populasi 174 Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem adalah
sebesar 4,99%. Hal ini berarti sampel yang diambil dapat mewakili populasi
tersebut karena berada di bawah 5% dari interval kepercayaan.
E. Variabel dan Cara Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Infrastruktur
Variabel infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas
pendukung kelancaran dalam mengakses teknologi oleh guru seperti
telepon genggam, tablet, dan laptop yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik untuk kegiatan mengajar maupun
kegiatan yang lainnya. Indikator pengukuran dari infrastuktur gawai
yang dikembangkan menurut SIBIS sebagi berikut :
1) Jenis gawai yang dimiliki guru senior dan junior yang dilihat
dari jenis gawai ini adalah feature phone (tanpa internet), tablet
√174-88
√173
1,96√2500
√88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan laptop. Skala pengukuran mengenai variabel infrastruktur
gawai dilihat dari jenis gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel
kategori jenis gawai :
Tabel III.1
Jenis Gawai
Gawai Keterangan
Feature phone (tanpa internet) 1
Smartphone 2
Tablet 3
Laptop 4
2) Jumlah gawai yang dimiliki guru senior dan junior skala
pengukuran mengenai variabel infrastruktur gawai dilihat
dari jumlah gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel kategori
jumlah gawai :
Tabel III.2
Jumlah gawai
Gawai Keterangan
Memiliki 1 gawai 1
Memiliki 2 gawai 2
Memiliki 3 gawai 3
Memiliki > 3 gawai 4
3) Spesifikasi gawai yang dimilikki oleh guru senior dan juior
adalah bagian atau karakteristik dari gawai seperti memori
internal, kamera, ukuran layar, besarnya RAM, akses internet
dan jaringan yang digunakan guru senior dan junior. Skala
pengukuran mengenai variabel infrastruktur gawai dilihat
dari spesifikasi gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel
kategori jenis gawai :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel III.3
Spesifikasi Gawai
Kategori Keterangan
Tidak lengkap 1
Kurang lengkap 2
Lengkap 3
Sangat lengkap 4
Berdasarkan tabel diatas maka spesifikasi gawai guru dapat
di golongkan menjadi 4 kategori yaitu :
a) Kategori tidak lengkap
Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi
gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah tidak
lengkap seperti memori internal ≤ 3 GB, RAM ≤ 512
MB, kamera gawai ≤ 5 MP, ukuran layar pada feature
phone 1-1,5 inci, ukuran pada smartphone 3,5-4 inci,
ukuran layar pada tablet 6-6,8 inci, ukuran pada laptop 9-
12 inci, akses internet menggunakan mobile dan jaringan
yang digunakan E/G.
b) Kategori kurang lengkap
Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi
gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah kurang
lengkap seperti memori internal 4-6 GB, RAM 1-2 MB,
kamera gawai 6-10 MP, ukuran layar pada feature phone
1,6-2 inci, ukuran pada smartphone 4,6-5 inci, ukuran
layar pada tablet 7-8 inci, ukuran pada laptop 12-14 inci,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
akses internet menggunakan Dial up dan jaringan yang
digunakan 2G.
c) Kategori Lengkap
Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi
gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah
lengkap seperti memori internal 7-9 GB, RAM 3-4 MB,
kamera gawai 13-16 MP, ukuran layar pada feature
phone 2,1-.5 inci, ukuran pada smartphone 5,2-5,5 inci,
ukuran layar pada tablet 8,1-9 inci, ukuran pada laptop
15-16 inci, akses internet menggunakan kabel dan
jaringan yang digunakan 3G.
d) Kategori Sangat Lengkap
Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi
gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah
lengkap seperti memori internal ≥ 10 GB, RAM ≥ 4 MB,
kamera gawai ≥ 16 MP, ukuran layar pada feature phone
≥ 3 inci, ukuran pada smartphone ≥ 6 inci, ukuran layar
pada tablet ≥ 10 inci, ukuran pada laptop ≥ 17 inci, akses
internet menggunakan hostpot dan jaringan yang
digunakan 4G.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel III.4
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Infrakstruktur
Domain Sub
Domain Indikator SIBIS
Sumber
Data
Infrastruktur
Gawai
Kepemilikan
gawai
Jumlah gawai seperti komputer,
laptop, dan HP yang dimiliki guru
Data Primer
Spesfikasi Gawai
Ketersediaan
Akses
Ketersediaan akses ke jaringan
broadband
Penggunaan
Akses
Penggunaan broadband dan pola
pengunaannya
Kualitas penggunaan broadband
b. Variabel Kecakapan
Variabel Kecakapan pengguna oleh guru adalah kemampuan guru
menggunakan gawai untuk merancang, memproduksi media pembelajaran
di sekolah dan pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang
profesionalitasnya. Aspek tingkat kecakapan TIK yang dikembangkan
oleh SIBIS. Skala pengukuran dalm variabel kecakapan guru megenai
penggunaan gawai adalah ordial, yaitu selalu, sering, jarang dan tidak
pernah. Setiap indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang
dinyatakan dalam 4 skala .
Tabel III.5
Skala Likert Variabel Kecakapan
Kategori Keterangan
Tidak pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel III.6
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Kecakapan Penggunaan
Gawai
Domain Sub
Domain Indikator SIBIS
Sumber
Data
Tingkat Kecakapan
penggunaan gawai
Keterampilan mencari informasi di
internet
Data Primer
Keterampilan menggunakkan e-mail
Keterampilan ber-chatting
Keterampilan menggunakan media TIK
di sekolah
Pengetahuan guru terhadap TIK
Keterampilan guru mendownload dan
menginstal perangkat lunak
c. Variabel Pemanfaatan
Variabel pemanfaatan gawai oleh guru adalah aktivitas atau
perbuatan disaat mengakses internet di kalangan Guru Sekolah Menengah
Se-Kecamatan Pakem untuk berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan,
pendidikan, media sosial dan lain-lain. indikator pemanfaatan gawai sebagai
berikut :
1. Motif penggunaan gawai adalah latar belakang guru senior dan guru
junior dalam menggunakan gawai dan mengakses internet untuk
pendidikan. Motif dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu motif
penambahan pengetahuan, hiburan dan media sosial atau komunikasi.
Motif pemanfaatan gawai difokuskan pada frekuensi atau seberapa sering
tingkat penggunaan gawai untuk pengetahuan atau mencari informasi
pendidikan, hiburan dan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Durasi pengunaan gawai adalah rentang atau lamanya waktu yang
digunakan oleh guru senior dan guru junior Se- Kecamatan Pakem dalam
penggunaan gawai disekolah maupun di rumah. Berdasarkan pada SIBIS,
dilakukan pengembangan instrumen pemanfaatan TIK ini.
Skala pengukuran dalam variabel pemanfaatan gawai oleh guru
mengenai pemanfaatan gawai adalah ordial, yaitu selalu, sering, jarang dan
tidak pernah. Setiap indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang
dinyatakan dalam 4 skala .
Tabel III.7
Skala Likert Variabel Pemanfaatan
Kategori Keterangan
Tidak pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel III.8
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Variabel Pemanfaatan Gawai
Domain Sub Domain Indikator SIBIS Smber Data
Pemanfaatan
Gawai
Durasi dan
IntensitasPenggnaan
Gawai
Penggunaan
berdasarkan
pemakaian tetap
online
Data primer
Frekuensi
penggunaan
gawai dengan
intensitasnya
Akses Internet Mekanisme
mengakses
internet baik saat
mengajar di
sekolah, di rumah
maupun diluar
rumah
Akses informasi Pemanfaatan
akses informasi
baik di rumah,
sekolah maupun
diluar sekolah
Penggunaan e-mail Mendukung
kontak sosial
Penggunaan untuk
kurikulum
Mendukung
adanya
pemanfaatan
gawai pendukung
kurikulum
pendidikan yang
ada
2 Cara Pengukuran
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah ratting scale dalam
skala model pengukuran ratting scale, tidak hanya mengukur pada sikap saja
melainkan untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena sosal lainnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
seperti skala unuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, lembaha,
kemampuan dan lain-lain. (Sugiyono, 2012 : 98)
Rating Scale dalam peneitian ini mengunakan kategori pengukuran kategori,
kecakapan penggunaan gawai menggunakan kategori tidak pernah, jarang, sering
dan selalu dan untuk penomorannya untuk nilai 1: tidak pernah. 2: jarang, 3:
sering, 4: selalu.
Untuk variabel infrakstruktur penggunaan gawai dilihat dari jenis gawai
menggunakan pengkategorian telephone genggam, tablet dan laptop. Untuk
infrakstruktur penggunaan gawai ini dilihat dari jumlah gawai yang dimiliki
makan dikategorikan memiliki 1 gawai, memiliki 2 gawai, memiliki 3 gawai dan
memiliki ≥ 3 gawai.
F. Data yang Dicari`
Berdasarkan variabel-variabel diatas maka data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Data infrastruktur gawai
Data infrastuktur gawai ini berisi tentang kepunyaam gawai pribadi para
guru sekolah menengah se-Kecamatan Pakem seperti feature phone, telepon
pintar, tablet, dan laptop. Data ini dicari menggunakan kuesioner yang telah
dibuat oleh peneliti.
b. Data tingkat kecakapan penggunaan gawai
Tingkat kecakapan penggunaan gawai yaitu aktivitas guru dalam
menggunakan gawai di rumah maupun disekolah guna untuk menunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
profesionalitasnya sebagai guru, dan guna untuk melihat sebarapa cakap seorang
guru mengunakan gawai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Data ini dicari
menggunakan instrumen kuesioener yang telah disediakan oleh peneliti.
c. Data pemanfaatan gawai
Pemanfaatan gawai yaitu aktivitas guru dalam menggunakan gawai guna
mencari informasi – informasi terkini terkait pendidikan, hiburan, komunikasi,
media sosial, dan lain-lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh dari http://referensi.data.kemdikbud.go.id.
Dalam web tersebut berisi tentang Jumlah Data Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) perkabupaten/Kota : Kab. Sleman khusus Kecamatan
Pakem.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner adalah untuk
mendapatkan data dengan variabel infrastruktur gawai, kecakapan
penggunaan gawai serta pemanfaatan gawai dikalangan guru senior dan
junior di sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Menurut (Sugiyono,
2012: 142-143) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain kuesioner, peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menggunakan dokumentasi data dan fakta yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas untuk mengukur
instrumen penelitian dengan variabel yang ada.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006: 168-169).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan serta dapat mengungkap data dari valiabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validasi instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi yang
dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2006: 170).
Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka butir soal tersebut dikatakan
valid. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut
dikatakan tidak valid dengan tingkat signifikan 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur itu dapat dipercaya. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan
konsistensi auatu alat pengukuran di dalam mengukur gejalan yang sama.
(Arikunto, 2006:178).
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang
digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen
penelitian umumnya adalah perbandinagn antara nilai r hitung dan r tabel
pada taraf kepercayaan 95% atau tingakt signifikasi 5%. Apabila
dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-
Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha. Rumus yang
digunakan adalah (Arikunto, 2006:196) :
Keterangan :
α = Koesifisien reliabilitas Alpa Conbach
K = jumlah item pertanyaan yang diuji
∑s2i = Jumlah varian skor item
SX2 = varians skor-skor tes (seluruh item K)
Sebuah tes dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya
nilai alpha dengan perbandingan r hitung dan r tabel. Kuesioner dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
reliabel apabola r hiting ≥ r tabel sedangkan r hitung ≤ ra tabel maka tes
tersebut tidak valid. Adapun kriteria lain yaitu :
a. r hitung > 0.6 berarti reliabel
b. r hitung < 0.6 tidak reliabel
3. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Pengujian Validasi
Berdasarkan hasil uji validitas diatas variabel penelitian yang
diteliti validitasnya hanyalah variabel kecakapan penggunaan gawai,
untuk variabel infrastruktur dan pemanfaatan gawai tidak diukur uji
validitasnya karena butir-butir soal untuk variabel infrastruktur dan
pemanfaatan gawai merupakan data yang sesungguhnya dimiliki oleh
responden, jadi tidak perlu diujikan kevalidannya. Berikut ini
merupakan hasil uji validitas terkait variabel kecakapan:
Tabel III.9
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kecakapan
Variabel Butir r hitung r tabel Keterangan
Kecakapan
BT19 0.471 0.320 Valid
BT20 0.639 0.320 Valid
BT21 0.395 0.320 Valid
BT22 0.663 0.320 Valid
BT23 0.698 0.320 Valid
BT24 0.304 0.320 Valid
BT25 0.684 0.320 Valid
BT26 0.679 0.320 Valid
BT27 0.697 0.320 Valid
BT28 0.485 0.320 Valid
BT29 0.792 0.320 Valid
BT30 0.666 0.320 Valid
BT31 0.582 0.320 Valid
BT32 0.459 0.320 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada tabel III.4 di atas diperoleh hasil bahwa semua item korelasi (r
hitung) bernilai positif dan lebih besar dari (r tabel) = 0.320 yang berarti
valid, sehingga semua item pertanyaan pada variabel penilitian dapat
digunakan untuk mengukur objek yang diteliti.
b. Pengujian Reliabilitas
Tabel III.10
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Crobach Nilai kritis Keterangan
Kecakapan 0.872 0.6 valid
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel III.5 di atas diperoleh Alpha Cronbach lebih
besar dari 0.60. Hal ini menunjukan bahwa hasil uji reliabelitasnya adalah
semua variabelnya dapat dinyatakan valid sehingga dapat dipergunakan
bagi penelitian selanjutnya.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan tentang gambaran yang diteliti melalui
data sampel tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum (Sugiyono, 2008:29). Analisis statistik deskriptif meliputi rata-rata
(mean), standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berditribusi normal atau tidak. Jika nilai asym. Sig (2 tailed) memiliki
signifikansi lebih dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal,
jika asym Sig (2 tailed) memiliki signifikansi lebih kecil dari α = 0,05
berarti distribusi tersebut tidak normal.
b. Pengujian Hipotesis
1) Uji Independent T-Tes
Uji hipotesis menggunakan metode independent sample T-Tes
yang merupakan uji – t dua sampel yang menguji perbandingan
(komparatif), tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan atau
membedakan apakah kedua variabel yang berbeda. Uji-t dua sampel
digunakan untuk dua kelompok sampel yang berasal dari kelompok
sampel yang berbeda.
Dalam Pengujian ini untuk melihat adanya kesenjangan digital
antara guru senior dan junior, jika nilai asym. Sig (2 tailed) memiliki
signifikansi >α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan
pengujian dilanjutkan dengan uji independent t. Jika asym Sig (2 tailed)
memiliki signifikansi < α = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal
dan pengujian selanjutnya dengan uji Mann Whitney Test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Diskripsi Lokasi
1. SMP Negeri 1 Pakem
SMP Negeri 1 Pakem terletak di dusun Tegalsari, Pakembinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 1 Pakem merupakan salah satu seekolah favoit
dan berakreditasi A dari beberapa sekolah di Kecamatan Pakem.
SMP Negeri 1 Pakem ini sudah mnggunakan kurikulum 2013 dalam sistem
pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah favorit di Kecamatan Pakem, dalam
penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah menyempurnakannya dengan
mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, mitigasi
bencana maupun etika berlalu lintas dalam kegiatan pembelajaran. SMP Negeri 1
Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
a. Visi Sekolah
“TAKWA, CERDAS, MANDIRI, SANTUN, DAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN”
Indikator-indikator Visi sekolah :
- Menjalankan tuntutan agama sesuai dengan yang dianutnya
- Mempunyai kompetensi dalam bidang akademik dan non akademik
- Mampu menggunakan keterampilan dalan menghadapi masa depan
- Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b. Misi Sekolah
1) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat
mewujudkan KBM yang menyenangkan , efektif dan efisien.
2) Mengoptimalkan peranan sumberdaya manusia yang ada secara profesional
sesuai deengan kemampuan masing-masing individu.
3) Mengupayahkan tersediannya sarana dan prsarana yang mendukung
terlaksananya program dengan baik
4) Memberikan dorongan dan bimbinga terhadap siswa untuk dapat
mengembangkan bakat, kemampuan dan keterampilan secara optimal.
5) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutahkir, dan berwawasan ke
depan
6) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi tinggi
7) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan sehat
8) Mewujudkan budaya karakter bangsa dan peduli terhadap lingkungan.
Untuk menunjang prestasi siswa, baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMP Negeri 1 Pakem juga memfasilitasi siswa dan guru. Berbagai
fasilitas yang ada di SMP Negeri 1 Pakem adalah sebagai berikut :
a. Ruang Kelas
Di SMP Negeri 1 Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan
untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas VII berjumlah 3 kelas, kelas VII 3 kelas
dan kelas IX 3 kelas. Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi
masing-masing sebagai berikut :
1) Luas ruang kelas dengan panjang 9m dan lebar 8m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2) Meja dan kursi untuk siswa
3) Meja dan kursi untuk guru
4) 1 buah papan tulis
5) Satu buah LCD Proyektor
6) Satu buah papan pengumuman
7) Satu buah jam dinding
8) Gambar presiden dan wakil presiden
a. Kantor
SMP Negeri 1 Pakem Memiliki beberapa Ruangan antara lain :
1) Ruang Kepala Sekolah
2) Ruang Wakil Kepala sekolah
3) Ruang Tata usaha
4) Ruang Guru
b. Laboratorium
SMP Negeri 1 Pakem memiliki 3 laboratorium yang digunakan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu Laboratoium
Komputer, Labotrorium Bahasa, dan Laboratorium IPA. Ketiga
laboratorium tersebut sudah dilengkapi oleh jaringan internet atau Wi-fi
(Wireless Fidelity).
Adapun ruangan lain yang disediakan oleh pihak sekolah untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar baik siswa maupun guru antara lain :
1) Hospot Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2) Gedung serba guna
3) Saran olahraga
4) Lapangan sepak bola
5) Lapangan basket
6) Perpustakaan
7) Masjid
8) Ruang Kesehatan (UKS)
9) Ruang OSIS
10) Ruang Komite
11) Ruang Media dan Alat bantu PBM
12) Ruang Bimbingan dan Konseling
13) Ruangan penjaga sekolah
14) Gudang
15) Kantin dan Koperasi Sekoah
16) Tempat parkir
2. SMP Negeri 3 Pakem
SMP Negeri 3 Pakem terletak di Desa Harjobinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 3 Pakem merupakan salah satu sekolah
yang terakreditasi A dari beberapa sekolah di Kecamatan Pakem.
SMP Negeri 3 Pakem menggunakan kurikulum 2013 dalam sistem
pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah yang memiliki akreditasi A, SMP N 3
Pakem selalu berusaha terus mengembangkan anak didiknya dalam berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bidang, baik bidang akademik maupun non akademik. SMP N 3 Pakem memiliki
visi, misi dan tujuan sebagai berikut:
a. Visi
Unggulan dalam prestasi, berakhlak mulia, berwawasan lingkungan hidup,
dan berbudaya asing global dengan Indikator :
1) Terwujudnya lulusan dengan kompetensi yang unggul di bidang
akademik;
2) Terwujudnya perolehan kejuaraan minimal tingkat kabupaten dalam
bidang sains dan teknologi;
3) Terwujudnya perolehan kejuaraan minimal tingkat kabupaten dalam
bidang olahraga dan seni;
4) Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pencerminan dari ajaran
agamanya;
5) Terwujudnya lulusan yang mampu melestarikan budaya nasional dan
daerah,
6) Terwujudnya perilaku peserta didik untuk mewujudkan lingkungan
sekolah yang indah, bersih, sehat, dan nyaman sebagai pencerminan
budaya sekolah yang unggul.
7) Terwujudnya lulusan yang memiliki daya saing global dan mampu
berdampingan dengan bangsa lain.
b. Misi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang ada.
2) Mengupayakan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan secara terus menerus dan berkesinambungan.
3) Mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4) Mengembangkan potensi siswa dalam bidang ketrampilan, olah raga,
seni dan budaya.
5) Meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam bidang teknologi,
informasi dan komunikasi dengan sarana penunjang yang baik.
6) Meningkatkan disiplin dan menumbuhkembangkan penghayatan dan
pengamalan agama serta budi pekerti luhur.
7) Melestarikan budaya nasional dan daerah sebagai khasanah kekayaan
bangsa.
8) Menyediakan fasilitas dan sarana penunjang yang memadai untuk
memberikan kenyamanan warga sekolah.
9) Mengupayakan lingkungan yang indah, bersih dan sejuk dengan
tamanisasi dan penghijauan serta sistem drainase yang baik.
10) Mengupayakan peningkatan kompetensi peserta didik agar mampu
bersaing secara global.
11) Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMP Negeri 3 Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai
fasilitas yang ada di SMP Negeri 3 Pakem adalah sebagai berikut :
a. Ruang Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Di SMP Negeri 3 Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan
untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas VII berjumlah 3 kelas, kelas VII 3
kelas dan kelas IX 3 kelas. Setiap rauangan kelas mempunyai fasilitas
dengan diskripsi masing-masing sebagai berikut :
1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m dan lebar 6m
2) Meja dan kursi untuk siswa
3) Meja dan kursi untuk guru
4) 1 buah papan tulis
5) Satu buah LCD Proyektor
6) Satu buah papan pengumuman
7) Satu buah jam dinding
8) Gambar presiden dan wakil presiden
c. Kantor
Ruangan kator yang ada di SMP Negeri 3 Pakem terdiri dari :
1) Kantor kepala sekolah
2) Kanto wakil kepala sekolah
3) Kantor guru
4) Kantor tata usaha
5) Kantor bimbingan konseling
d. Laboratorium
SMP Negeri 3 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium TI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng
belajar siswa antara lain :
1. Hospot Area
2. Gedung serba guna
3. Saran olahraga
a) Lapangan sepak bola
b) Lapangan basket
4. Perpustakaan
5. Masjid
6. Ruang Kesehatan (UKS)
7. Ruang OSIS
8. Kantin dan Koperasi
9. Tempat parkir
3. SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem terletak di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem,
Sleman, Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem merupakan salah satu sekolah
Kejuruan yang terakreditasi A dari beberapa sekolah Kejuruan di
Kecamatan Pakem.
SMK Sanjaya Pakem menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan 2006 ( khusus Kurikulum kejuruan ) dalam sistem
pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah Kejuruan yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
akreditasi A, SMK Sanjaya Pakem selalu berusaha terus mengembangkan
anak didiknya dalam berbagai bidang, baik bidang akademik maupun non
akademik. SMK Sanjya Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai
berikut:
a. Visi
Menghasilkan Tamatan yang memeiliki kepekaan, keterampilan, dan
kemandirian sehingga siap mengahdapi persaingan ekonomi global,
bersemangatkan nilai-nilai kasih.
b. Misi
1) Meningkatkan profil kemampuan guru, karyawan, dan anak didik.
2) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai dengan
bidangnya.
3) Meningkatkan pengelolalaan lingkungan sekolah secara terpadu.
4) Berusaha memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkarakter jujur,
mandiri, disiplin,, dan santun pada dunia kerja.
5) Membina dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen
masyarakat secara berkesinambungan
Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMK Sanjaya Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai fasilitas yang
ada di SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut :
a. Ruang Kelas
Di SMK Sanjaya Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan untuk
kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 3 kelas, kelas XI 3 kelas dan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
XII 3 kelas. Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi masing-
masing sebagai berikut :
1) Luas ruang kelas dengan panjang 8m dan lebar 6m
2) Meja dan kursi untuk siswa
3) Meja dan kursi untuk guru
4) 1 buah papan tulis
5) Satu buah LCD Proyektor
6) Satu buah papan pengumuman
7) Satu buah jam dinding
8) Gambar presiden dan wakil presiden
b. Kantor
Ruangan kator yang ada di SMK Sanjaya Pakem terdiri dari :
1) Kantor kepala sekolah
2) Kanto wakil kepala sekolah
3) Kantor guru
4) Kantor tata usaha
5) Kantor bimbingan konseling
c. Laboratorium
SMK Sanjaya Pakem memiliki 3 laboratorium yang digunakan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer,
Laboratorium Pemasaran, dan Laboratorium Praktik mengetik manual. Adapun
ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjang belajar siswa
antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Hospot Area
2. Gedung serba guna
3. Saran olahraga
a) Lapangan upacara
b) Lapangan basket
4. Perpustakaan
5. Ruang Kesehatan (UKS)
6. Ruang OSIS
7. Ruang kegiatan siswa
8. Kantin dan Koperasi
9. Tempat parkir
4. SMK Hamong Putera 1 Pakem
SMK Hamong Putera 1 terletak di dusun Pojok, Harjobinangun,
Pakem, Sleman, Yogyakarta. SMK Hamong Putera 1 merupakan salah satu
sekolah kejuruan dari beberapa sekolah kejuruan di Kecamatan Pakem.
SMK Hamong Putera 1 ini sudah menggunakan kurikulum 2013
kejuruan dalam sistem pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah kejuruan
di Kecamatan Pakem, dalam penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah
mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, dalam
kegiatan pembelajaran. SMK Hamong Putera 1 Pakem memiliki 2 bidang
studi Keahlian yaitu Bisnis dan Manejemen Perkantoran serta Bisnis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Manajemen Akuntansi dan Keuangan. SMK Hamong Putera 1 memiliki
visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
a. Visi
“ Berakhlak Mulia, Mandiri, Profesional, Kompetitif, dan Berbudaya”
b. Misi
Berdasarkan Visi SMK Hamong Putera 1 Pakem, maka dirumuskan misi
yang akan mendukung terwujudnya cita-cita sekolah.
1) Mengembangkan nilai-nilai agama untuk meningkatkan iman dan
taqwa.
2) Melatih berfikir cerdas, kreatif, dan produktif, sesuai kompetensi
keahliaan
3) Memberikan pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan
secara profesional.
4) Membekali peserta didik siap besaing di dunia pendidikan dan dunia
kerja sesuai dengan pasar
5) Mengembangkan nilai budaya lokal.
Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMK Hamong Putera 1 Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai
fasilitas yang ada di SMK Hamong Putera 1 Pakem adalah sebagai berikut:
a. Ruang Kelas
Di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdapat 6 buah ruang kelas yang
digunakan untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 2 kelas, kelas XI 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kelas dan kelas XII 2 kelas yng setiap kelasnya digunakan untuk masing-masing
bidang studi Keahlian . Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi
masing-masing sebagai berikut :
1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m lebar 6m
2) Meja dan kursi untuk siswa
3) Meja dan kursi untuk guru
4) 1 buah papan tulis dan white board
5) Satu buah LCD Proyektor
6) Satu buah papan pengumuman
7) Satu buah jam dinding
8) Gambar presiden dan wakil presiden
b. Kantor
Ruangan kantor yang ada di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdiri dari :
1) Ruang Kantor kepala sekolah
2) Ruang Kantor wakil kepala sekolah
3) Ruang Kantor guru
4) Ruang tata usaha
5) Ruang bimbingan konseling
6) Laboratorium
SMK Hamong Putera 1 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer.
Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng belajar
siswa antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1) Hospot Area
2) Gedung serba guna
3) Ruang Praktik Kejuruan
4) Saran olahraga
a) Lapangan upacara
b) Lapangan olah raga
5) Perpustakaan
6) Ruang Kesehatan (UKS)
7) Ruang OSIS
8) Ruang kegiatan siswa
9) Kantin dan Koperasi
10) Tempat parkir
5. SMK Hamong Putera 2 Pakem
SMK Hamong Putera 2 Pakem terletak di dusun Pojok, Harjobinangun,
Pakem, Sleman, Yogyakarta. SMK Hamong Putera 2 Pakem merupakan salah
satu sekolah kejuruan dari beberapa sekolah kejuruan di Kecamatan Pakem.
SMK Hamong Putera 2 Pakem ini sudah menggunakan kurikulum 2013
kejuruan dalam sistem pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah kejuruan di
Kecamatan Pakem, dalam penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah
mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, dalam
kegiatan pembelajaran. SMK Hamong Putera 2 Pakem memiliki 2 bidang studi
Keahlian yaitu Teknologi dan Rekayasa Teknik Ketenagalistrikan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Argribisnis dan Argoteknologi pada Produksi Tanaman. SMK Hamong Putera 2
Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
a. Visi
“ Mencetak Tenaga Kerja Tingkat Madya yang Handal, Profesional,
Bertakqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkepribadian, Serta Berjiwa
Wirausaha ”
b. Misi
1) Mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta jiwa wirausaha
yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan.
2) Menyelenggarakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien
3) Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan tenaga kependidikan yang
berwawasan lingkungan dalam mewujudkan Standar Pelayan Minimal
(SPM)
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan yang
berwawaan lingkungan dalam mendukung penguasaan ilmu pengetahuan
dan tekologi
5) Melaksanakan kerjasama dan penyelarasan dengan DU/DI
Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non
akademik, SMK Hamong Putera 2 Pakem juga memfasilitasi siswa.
Berbagai fasilitas yang ada di SMK Hamong Putera 2 Pakem adalah sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Ruang Kelas
Di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdapat 6 buah ruang kelas yang
digunakan untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 2 kelas, kelas XI 2
kelas dan kelas XII 2 kelas yng setiap kelasnya digunakan untuk masing-masing
bidang studi Keahlian . Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi
masing-masing sebagai berikut :
1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m lebar 6m
2) Meja dan kursi untuk siswa
3) Meja dan kursi untuk guru
4) 1 buah papan tulis dan white board
5) Satu buah LCD Proyektor
6) Satu buah papan pengumuman
7) Satu buah jam dinding
8) Gambar presiden dan wakil presiden
b. Kantor
Ruangan kantor yang ada di SMK Hamong Putera 2 Pakem terdiri dari :
1) Ruang Kantor kepala sekolah
2) Ruang Kantor wakil kepala sekolah
3) Ruang Kantor guru
4) Ruang tata usaha
5) Ruang bimbingan konseling
c. Laboratorium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
SMK Hamong Putera 2 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer
dengan jumlah komputer ada 30 unit dan dilengkapi dengan LCD serta AC
didalamnya.
Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng
belajar siswa antara lain :
1) Hospot Area
2) Gedung serba guna
3) Ruang Praktik Kejuruan
4) Saran olahraga
a) Lapangan upacara
b) Lapangan olah raga
5) Perpustakaan
6) Ruang Kesehatan (UKS)
7) Ruang OSIS
8) Ruang kegiatan siswa
9) Kantin dan Koperasi
10) Tempat parkir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Diskripsi Responden
1. Guru SMP Negeri 1 Pakem
Sebagai salah satu SMP favorit di Kecamatan Pakem, SMP Negeri 1 Pakem
memiliki jumlah guru yang cukup banyak. Masing-masing guru tersebut berasal
dari sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar
Guru di SMP Negeri 1 Pakem < 20 tahun (guru senior). Tabel jumlah guru di
SMP Negeri 1 Pakem secara keseluruhan dapat di lihat pada Lampiran Data
Sekolah.
2. Guru SMP Negeri 3 Pakem
Sebagai salah satu SMP di Kecamatan Pakem, SMP Negeri 3 Pakem
memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi kriteria
pendidik di sebuah sekolaj. Masing-masing guru tersebut berasal dari sekitaran
Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar Guru di SMP
Negeri 3 Pakem < 20 tahun (guru senior) namun dalam profil sekolah yang
diberikan keada peneliti tidak diberitahukan berapa lama para guru mengajar
disekolah tersebut. Tabel jumlah guru di SMP Negeri 3 Pakem secara keseluruhan
dapat di lihat pada Lampiran Data Sekolah.
3. Guru SMK Sanjaya Pakem
Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem SMK Sanjaya
Pakem memiliki jumlah guru yang cukup banyak. Masing-masing guru tersebut
berasal dari sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
melaksanakan proses belajar mengajar, SMK Sanjaya Pakem mempunyai 25
orang guru, Tabel jumlah guru di SMK Sanjaya Pakem secara keseluruhan dapat
di lihat pada Lampiran Data Sekolah.
4. Guru SMK Hamong Putera 1
Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem, SMK Hamong
Putera 1 memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi
kriteria pendidik di sebuah sekolah. Masing-masing guru tersebut berasal dari
sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar Guru
di SMK Hamong Putera 1 < 20 tahun (guru senior). Tabel jumlah guru di SMK
Hamong Putera 1 secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran Data Sekolah.
5. Guru SMK Hamong Putera 2
Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem, SMK Hamong
Putera 2 memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi
kriteria pendidikan di sebuah sekolah. Rata- rata lama mengajar Guru di SMK
Hamong Putera 2 < 20 tahun (guru senior) namun ada juga guru-guru muda yang
pengalaman mengajarnya belum ada 5 tahun ( guru junior). Tabel jumlah guru di
SMK Hamong Putera 2 secara keseluruhan dapat di lihat pada Lampiran Data
Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 Guru Sekolah Menengah
Se-Kecamatan Pakem yang terdiri dari 38 guru senior dan 50 guru junior. Berikut
ini akan disajikan mengenai identitas dan deskripsi responden berdasarkan data
penelitiannya.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mengajar
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan lama mengajar Guru
Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.
Tabel V.1
Lama Mengajar Guru Senior dan Junior Se-Kecamatan Pakem
Tingkat Senioritas
Guru Lama mengajar Frekuensi Persentase
Junior < 5 tahun 50 56%
Medior Dan Senior 5 Tahun 38 44%
Total 88 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel V.1 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-
kecamatan Pakem mayoritas lama mengajar kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak
50 orang (56%) sedangkan, guru senior se-kecamatan Pakem seluruhnya telah
memiliki pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 38 orang
(44%), artinya guru sudah cukup berpengalaman dalam mengajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan pendidikan Guru
Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.
Tabel V.2
Pendidikan Guru Junior Se-Kecamatan Pakem
Pendidikan Frekuensi Persentase
Diploma 5 10%
S1 45 90%
Total 50 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel V.2 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-
kecamatan Pakem mayoritas pendidikan terakhir adalah S1 yaitu sebanyak 45
orang (90%) dan sisanya diploma yaitu sebanyak 5 orang (10%). Hal ini
menunjukkan bahwa guru junior di Kecamatan Pakem memiliki pendidikan
tinggi.
Tabel V.3
Pendidikan Guru Senior Se-Kecamatan Pakem
Pendidikan Frekuensi Persentase
Diploma 3 7.9%
S1 34 89.5%
S2/S3 1 2.6%
Total 38 100.0%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel V.3 di atas menunjukkan bahwa dari 38 guru senior se-
kecamatan Pakem yang tamat diploma sebanyak 3 orang atau 7,9%, tamat S1
sebanyak 34 orang atau 89,5%, dan S2/S3 sebanyak 1 orang atau 2,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa guru senior di kecamatan Pakem tamat pendidikan tinggi
bahkan ada yang menempuh pendidikan pasca sarjana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Sertifikasi
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan sertifikasi Guru
Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.
Tabel V.4
Sertifikasi Guru Junior dan Senior Se-Kecamatan Pakem
Sertifikasi
Frekuensi Persentase
Junior Medior dan
senior Junior
Medior dan
senior
Sudah 18 33 36% 86,8%
Belum 32 5 64% 13,2%
Total 50 38 100% 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Berdasarkan tabel V.4 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-
kecamatan Pakem mayoritas belum memiliki sertifikasi yaitu sebanyak 32 orang
(64%) dan sisanya sudah memiliki sertifikasi yaitu sebanyak 18 orang (36%).
Sedangkan dari 38 guru senior se-kecamatan Pakem yang memiliki sertifikasi
sebanyak 33 orang atau 76,8%, dan belum sebanyak 5 orang atau 13,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa guru senior di kecamatan Pakem rata – rata sudah memiliki
sertifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
A. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian
1. Deskripsi Penilaian Responden Pada Infrastruktur
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian
responden pada variabel infrastruktur.
Tabel V.5
Kelengkapan Infrastruktur Gawai pada Guru Senior dan Guru Junior
No Kategori Guru Senior Guru Junior
Responden % Responden %
1 Tidak lengkap 6 15.8% 9 18%
2 Kurang lengkap 11 28.9% 14 28%
3 Lengkap 15 39.5% 16 32%
4 Sangat lengkap 6 15.8% 11 22%
Total 38 100% 50 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Tabel V.5 menunjukkan bahwa distribusi kelengkapan infrastruktur gawai
pada guru senior mayoritas berada dalam kategori lengkap yaitu sebanyak 15
responden (39,5%), lalu kategori sangat lengkap ada sebanyak 6 responden
(15,8%), kurang lengkap ada sebanyak 11 responden (28,9%), dan yang masuk
dalam kategori tidak lengkap sebanyak 6 responden (15,8%). Sedangkan
distribusi kelengkapan infrastruktur gawai pada guru junior mayoritas berada
dalam kategori lengkap yaitu sebanyak 16 responden (32%), lalu kategori sangat
lengkap ada sebanyak 11 responden (22%), kurang lengkap ada sebanyak 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
responden (28%), dan yang masuk dalam kategori tidak lengkap sebanyak 9
responden (18%).
2. Deskripsi Penilaian Responden Pada Kecakapan
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian
responden pada variabel kecakapan.
Tabel V.6
Tingkat Kecakapan dalam penggunaan Gawai pada Guru Senior dan
Guru Junior
No Kategori Guru Senior Guru Junior
Responden % Responden %
1 Tidak pernah 7 18.4% 10 20%
2 Jarang 11 28.9% 11 22%
3 Sering 16 42.1% 22 44%
4 Selalu 4 10.5% 7 14%
Total 38 100% 50 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Tabel V.6 menunjukkan bahwa distribusi tingkat kecakapan dalam
penggunaan gawai pada guru senior mayoritas berada dalam kategori sering yaitu
sebanyak 16 responden (42,1%), lalu kategori selalu ada sebanyak 4 responden
(10,5%), jarang ada sebanyak 11 responden (28,9%), dan yang masuk dalam
kategori tidak pernah sebanyak 7 responden (18,4%). Sedangkan distribusi tingkat
kecakapan dalam penggunaan gawai pada guru Junior mayoritas berada dalam
kategori sering menggunakan yaitu sebanyak 22 responden (44%), lalu kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
selalu ada sebanyak 7 responden (14%), jarang ada sebanyak 11 responden (22%),
dan yang masuk dalam kategori tidak pernah sebanyak 10 responden (20%).
3. Deskripsi Penilaian Responden Pada Pemanfaatan
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian
responden pada variabel pemanfaatan.
Tabel V.7
Tingkat Pemanfaatan Gawai pada Guru Senior dan Guru Junior
No Kategori Guru Senior Guru Junior
Responden % Responden %
1 Tidak Pernah 6 15.8% 7 14%
2 Jarang 11 28.9% 18 36%
3 Sering 15 39.5% 18 36%
4 Selalu 6 15.8% 7 14%
Total 38 100% 50 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018
Tabel V.7 menunjukkan bahwa distribusi tingkat pemanfaatan gawai pada
guru senior mayoritas berada dalam kategori sering memanfaatkan gawai yaitu
sebanyak 15 responden (39,5%), lalu kategori selalu memanfaatkan gawai ada
sebanyak 6 responden (15,8%), jarang memanfaatkan gawai ada sebanyak 11
responden (28,9%), dan yang masuk dalam kategori tidak pernah memanfaatkan
gawai sebanyak 6 responden (15,8%). Sedangkan distribusi tingkat pemanfaatan
gawai pada guru junior mayoritas berada dalam kategori sering memanfaatkan
gawai yaitu sebanyak 18 responden (36%), lalu kategori selalu memanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
gawai ada sebanyak 7 responden (14%), jarang memanfaatkan gawai ada
sebanyak 18 responden (38%), dan yang masuk dalam kategori tidak pernah
memnfaatkan gawai sebanyak 7 responden (14%).
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data-data
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai asym. Sig (2
tailed) memiliki signifikansi >α = 0,05 maka distribusi dapat
dikatakan normal, dan pengujian dilanjutkan dengan uji independent t.
Jika asym Sig (2 tailed) memiliki signifikansi < α = 0,05 berarti
distribusi tersebut tidak normal dan pengujian selanjutnya dengan uji
Mann Whitney Test. Hasil uji normalitas ditunjukkan pada Tabel V.8.
Tabel V.8
Uji Normalitas Guru Senior dan Junior
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Infrakstruktur kecakapan Pemanfaatan
N 38 38 38
Normal Parametersa,b
Mean 28.9737 42.9474 44.5789
Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899
Most Extreme Differences
Absolute .100 .103 .165
Positive .100 .103 .106
Negative -.056 -.081 -.165
Kolmogorov-Smirnov Z .619 .632 1.020
Asymp. Sig. (2-tailed) .838 .819 .250
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
infrakstruktur Kecakapan Pemanfaatan
N 50 50 50
Normal Parametersa,b Mean 30.7000 44.7200 49.8200
Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881
Most Extreme Differences
Absolute .119 .100 .117
Positive .101 .060 .117
Negative -.119 -.100 -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .838 .708 .830
Asymp. Sig. (2-tailed) .483 .697 .496
Hasil Uji Normalitas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
seluruh variabel baik guru senior maupun junior lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa data-data yang digunakan dalam model
penelitian ini telah berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis menggunakan uji
independent t test.
1. Uji Hipotesis
Analisis independent t test untuk mengetahui perbedaan
infrakstruktur, kecakapan, dan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan
guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
dan menggunakan tingkat kemaknaan (α = 0,05).
a. Perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
1) Rumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
H0 : Tidak ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai
dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah
menengah se-Kecamatan Pakem
H1 : Ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan
guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem
2) Pengujian Hipotesis
Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan
infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel V.9
Hasil Uji Independent t - test variabel Infrakstuktur
Kelompok Rata-rata Independent t – test
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 29.0 -
1.232
0.
222 1.73
Guru Junior 30.7
Sumber : Olah Data SPSS 2018
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar -1,232 dan nilai signifikansi p sebesar 0,222 lebih besar dari 0,05
maka hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan
demikian hipotesis (H1) yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan
infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior
di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, ditolak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar 29 dan guru junior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
sebesar 30,7, sehingga ada selisih nilai sebesar 1,73 point. Dengan demikian
jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan infrastruktur penggunaan
gawai guru junior lebih tinggi 1,73 point dibandingkan guru senior.
b. Perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
1) Rumusan Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru
senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan
Pakem
H1 : Ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
2) Pengujian Hipotesis
Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan kecakapan
penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah
menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel V.10
Hasil Uji Independent t - test Variabel Kecakapan
Kelompok Rata-rata
Independent t – test
t hitung (2tailed) Mean
Difference
Guru Senior 42.9 -1.241 0.218 1.8
Guru Junior 44.7
Sumber : Olah Data SPSS 2018
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar -1,241 dan nilai signifikansi p sebesar 0,218 lebih besar dari
0,05 maka hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dengan demikian hipotesis (H2) yang menyatakan bahwa ada
perbedaan signifikan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru
senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem,
ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru
senior sebesar 42,9 dan guru junior sebesar 44,7, sehingga ada selisih
nilai sebesar 1,8 point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata
jawaban menunjukkan kecakapan penggunaan gawai guru junior lebih
tinggi 1,8 point dibandingkan guru senior.
c. Perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
1) Rumusan Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan
guru senior dengan guru junior di sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem
H1: Ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru
senior dengan guru junior di sekolah menengah se-Kecamatan
Pakem
2) Pengujian Hipotesis
Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan
pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada
tabel dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel V.11
Hasil Uji Independent t - test Variabel Pemanfaatan
Kelompok Rata-rata Independent t – test
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 44.6 -
2.645
0.
010
5.2
Guru Junior 49.8
Sumber : Olah Data SPSS 2018
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar -2,645 dan nilai signifikansi p sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05
maka hasil ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Dengan
demikian hipotesis (H3) yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan
pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di
Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, diterima. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar 44,6 dan guru
junior sebesar 49,8, sehingga ada selisih nilai sebesar 5,2 point. Dengan
demikian jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan pemanfaatan
penggunaan gawai guru junior lebih tinggi 5,2 point dibandingkan guru
senior.
d. Perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
1) Rumusan Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan
guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan
Pakem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
H1: Ada perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru
senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
2) Pengujian Hipotesis
Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan
kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel V.12
Hasil Uji Independent t - test Kesenjangan Digital
Kelompok Rata-rata Independent t – test
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 116.5
-2.29
0.
025
8.7
Guru Junior 125.2
Sumber : Olah Data SPSS 2018
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar -2,29 dan nilai signifikansi p sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05
maka hasil ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Dengan
demikian ada perbedaan signifikan kesenjangan digital penggunaan gawai
dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata
guru senior sebesar 116,5 dan guru junior sebesar 125,2, sehingga ada
selisih nilai sebesar 8,7 point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata
jawaban menunjukkan kesenjangan digital penggunaan gawai guru junior
lebih tinggi 8,7 point dibandingkan guru senior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Pembahasan
1. Perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan
guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior
di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil
statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,222 lebih besar dari 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini.
Dugaan awal peneliti bahwa ada perbedaan infrakstruktur penggunaan
gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem.
Infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas pendukung kelancaran
dalam mengakses teknologi oleh guru seperti telepon genggam, tablet, dan
laptop yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk kegiatan
mengajar maupun kegiatan yang lainnya. Masalah kesenjangan digital
(digital divide) di Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak
meratanya pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di
berbagai daerah. Sebagai contoh, adanya perbedaan pola hidup antara
masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju.
Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai
kemampuan dan wawasan yan lebih tinggi akan teknologi informasi
dibandingkan masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada infrakstruktur penggunaan
gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem, artinya infrakstruktur yang dimiliki guru senior dengan
junior hampir sama. Hal ini disebabkan infrakstruktur pada sebuah gawai
atau gadget saat ini hampir sama, bahkan antara merek gawai yang satu
dengan gawai yang lain fasilitas, aplikasi dan sofwarenya hampir sama,
sehingga tidak ada perbedaan infrakstruktur gawai yang dimiliki oleh guru
senior dan junior. Hal ini juga didukung dengan hasil deskriptif yang
menunjukkan bhawa penilaian variabel infrakstruktur guru senior adalah
lengkap yaitu sebesar 39,5%, demikian juga guru junior juga memiliki
infrakstruktur gawai yang lengkap yaitu sebesar 32%.
Guru senior dan junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
memberikan penilaian yang rendah pada indikator akses jaringan internet,
artinya mereka merasa bahwa fasilitas jaringan internet masih lambat dan
kurang mendukung aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu pihak
sekolahan atau dinas pendidikan sebaiknya memberikan atau memasang
jaringan internet yang mampu digunakan untuk aktivitas belajar mengajar,
bahkan jaringan memiliki kecepatan akses yang cepat dan khususnya jika
digunakan ketika ujian online siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di
Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil
statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,218 lebih besar dari 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini.
Dugaan awal peneliti bahwa ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai
dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem.
Kecakapan pengguna oleh guru adalah kemampuan guru
menggunakan gawai untuk merancang, memproduksi media pembelajaran
di sekolah dan pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang
profesionalitasnya. Proses adopsi internet dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan inovasi yang baru, dimana guru harus memiliki keterampilan
atau kecakapan dalam menguasai teknologi komputer dan aplikasinya.
Untuk mencapai keberhasilan suatu inovasi baru dalam pendidikan,
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi tersebut
yang dapat mudah diserap oleh murid.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat
kecakapan pengguaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior
guna menunjang profesionalitasnya sebagai guru di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem. Hal ini disebabkan karena saat ini gawai atau gadget
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dibuat dengan desain yang menarik, memiliki layar yang besar, dan ada
fasilitas layar sentuh (touch screen), sehingga memudahkan pengguna untuk
menjalankan aplikasi di gawai, sehingga guru junior maupun senior dapat
menggunakan gawai atau gadget tanpa keselutin yang berarti. Hal ini
didukung dengan hasil deskriptif yang menunjukkan guru senior menguasai
penggunaan gawai yaitu sebesar 42,1%, dan guru junior juga memiliki
kemampuan menggunakan atau menguasai gawai sebesar 44%.
Guru senior mempercayai bahwa informasi dari internet terpercaya,
namun kurang menguasai atau kesulitan untuk menulis, menerima, dan
mengunduh e-mail. Hal ini biasa terjadi pada saat guru senior akan
membuka atau menulis email melalui gadget, dimana ukuran layar atau
hurufnya lebih kecil dibandingkan perangkat komputer, sehingga jika ada
email masuk lewat gadget guru senior akan kesulitan untuk mengunduh
dan menyimpan file tersebut, bahkan ada beberapa guru senior yang tidak
menggunakan memiliki akun email di gadgetnya.
Guru junior paling menguasai atau mampu mengoperasikan
aplikasi chatting pada gawai, namun guru junior juga akan meminta
bantuan orang lain jika mengalami kesulitan untuk mengoperasikan fitur-
fitur yang ada di gawai, artinya guru junior belum mampu memperbaiki
atau melakukan instal ulang pada apliksi gawai jika mengalami kerusakan
atau error. Kesulitan yang sering dialami oleh guru yuinor antara lain
kesulitan untuk menulis, menerima, dan mengunduh e-mail yaitu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
rata – rata 2,55, dan kesulitan mengunduh dan menginstall aplikasi dengan
rata – rata sebesar 2,76.
Hal ini hendaknya menjadi perhatian pihak sekolah untuk
meningkatkan keahlian guru dalam mengoperasikan semua aplikasi gawai,
sehingga dapat digunakan secara optimal dalam mendukung proses belajar
mengajar. Pihak sekolah dapat mendatangkan tenaga ahli untuk
memberikan pelatihan kepada guru tentang perangkat atau aplikasi
teknologi informasi, baik cara menggunakan teknologi tersebut maupun
cara memperbaiki jika ada kerusakan atau error pada aplikasi gawai yang
digunakan, khususnya aplikasi yang mendukung proses belajar mengajar
dengan siswa.
3. Perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di
Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil
statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hasil
penelitian ini sejalan dengan dugaan awal penelitian ini, dugaan awal peneliti
bahwa ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem.
Pemanfaatan gawai oleh guru adalah aktivitas atau perbuatan disaat
mengakses internet di kalangan Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan
Pakem untuk berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan, pendidikan, media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sosial dan lain-lain. Guru senior memberikan penilaian sebesar 39,5% pada
manfaat gawai. Manfaat paling tinggi pada indikator menggunakan internet
untuk mengunduh media pembelajaran yaitu dengan rata – rata sebesar 3,79,
dan merasakan manfaat paling rendah pada indikator frekuensi rata-rata
penggunaan gawai dan internet dalam satu hari yaitu dengan rata – rata
sebesar 2,85. Artinya bahwa guru senior masih merasa kurang dalam
menggunakan fasilitas internet di sekolah maupun dirumah dalam sehari, hal
ini kemungkinan karena selama disekolahan model atau metode pembelajaran
yang digunakan tidak selalu menggunakan sarana teknologi informasi, yaitu
dengan model pembalajaran konvensional, sehingga frekuensi penggunaan
gawai dalam satu hari dirasa masih kurang atau belum memberikan manfaat
yang optimal.
Guru junior memberikan penilaian sebesar 36% pada manfaat gawai.
Manfaat paling tinggi pada indikator mengakses internet untuk mencari
informasi pendidikan yaitu dengan rata – rata sebesar 3,76, dan merasakan
manfaat paling rendah pada indikator kuliah gratis lewat internet yaitu dengan
rata – rata sebesar 2,92. Artinya bahwa guru junior mengharapkan mengikuti
kuliah gratis untuk bidang studi tertentu lewat internet atau MOOC (Massive
Open Online Course), dengan adanya sarana teknologi informasi seperti
internet dan gawai, guru memiliki motivasi yang tinggi untuk memperdalam
pengetahuannya dalam bidang studi tertentu dan untuk mempermudah proses
belajar tersebut guru mengharapkan ada kesempatan kuliah gratis lewat
internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru
junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan
hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar
116,5 dan guru junior sebesar 125,2, sehingga ada selisih nilai sebesar 8,7
point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan
kesenjangan digital penggunaan gawai guru junior lebih tinggi 8,7 point
dibandingkan guru senior.
Kesenjangan digital adalah suatu kondisi ketidakseimbangan atau
perbedaan pemanfaaatan gadget, kecakapan penggunaan gawai oleh Guru
dalam mengakses Internet dan menggunakan TIK guna menunjang
profesionalnya sebagai pendidik. guru harus memiliki kesiapan dalam
menyampaikan informasi kepada muridnya pada kegiatan belajar mengajar
dan memiliki kemampuan teknologi dalam menggunakan internet serta bisa
memilah informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Proses adopsi
internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan inovasi yang baru,
dimana guru harus memiliki keterampilan dalam menguasai teknologi
komputer dan aplikasinya. Untuk mencapai keberhasilan suatu inovasi baru
dalam pendidikan, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
materi tersebut yang dapat mudah diserap oleh murid. Semakin mudah
teknologi itu digunakan maka semakin bermanfaat teknologi tersebut.
Banyak sekolah di daerah kota Yogyakarta khususnya di
Kecamatan Pakem, para guru seniornya hanya menggunakan fasilitas TIK
seadanya saja tidak mau mengembangkan pemanfaatan TIK dengan baik,
bahkan guru-gurunya pun cenderung gagap teknologi (gaptek) dalam
menggunakan TIK tersebut. Faktanya sejauh ini masih banyak guru senior
yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Para guru
banyak yang terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal,
kemajuan teknologi seperti internet bisa jadi sumber belajar yang
menolong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Banyak pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan
pola-pola konvensional, yang sering dikenal dengan pembelajaran
berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik seperti
disetting untuk menjadi pendengar setia dalam kelas. Hal tersebut bertolak
belakang dengan guru-guru Muda (guru Junior). Guru-guru muda atau
junior dituntut harus bisa mengoperasikan TIK dengan baik agar tidak
ketinggalan informasi-informasi terkait dunia pendidikan serta
memberikan inovasi terbaru pada saat pembelajaran di kelas agar siswa
tidak mudah jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. Adanya
kesenjangan ini disebabkan karena kurangnya kepedulian guru-guru senior
terkit adanya informasi-informasi berbasis IPTEK yang saat ini mulai
dikembangkan di Indonesia guna para pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,
msaka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Ada perbedaan signifikan kesenjangan digital penggunaan gawai
dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-
Kecamatan Pakem. Sedangkan hasil per indikator menunjukkan : (1) Tidak
ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior
dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, (2) Tidak
ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan
guru junior, (3) Ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan
guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem.
Guru junior lebih tinggi merasakan manfaat penggunaan gawai
dibandingkan guru senior, nilai rata – rata guru senior sebesar 44,6 dan guru
junior sebesar 49,8, sehingga ada selisih nilai sebesar 5,2 point.
B. Keterbatasan
1. Hasil penelitian hanya menemukan 1 varaibel yang signifikan yaitu
pemanfaatan, sedangkan 2 variabel yaitu infrastruktur, dan kecakapan
tidak ada perbedaan.
2. Data dalam Penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner
penelitian, sehingga peneliti tidak dapat mengkontrol jawaban responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sesuai dengan kenyataan karena kemungkinan jawaban responden dalam
menjawab masing-masing item pertanyaan kurang sungguh-sungguh,
meskipun hal tersebut telah diantisipasi sebelumnya oleh peneliti dengan
memberikan arahan kepada responden agar kuesioner diisi berdasarkan
kondisi yang sebenar-benarnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru Di Sekolahan Kecamatan Pakem
Guru sebaiknya selalu mengikuti perkembangan teknologi dengan
adopsi informasi dan teknologi terbaru, serta mempelajari berbagai
aplikasi pada gawai atau gadget sehingga dapat membantu guru dalam
menambah pengetahuan dan sebagai sarana pembelajaran kepada siswa.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Supaya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dari
responden, diharapkan teknik pengambilan data menggunakan
wawancara agar lebih intensif untuk mendapatkan data-data yang
penting atau jika perlu peneliti harus live in di lokasi penelitian agar
benar-benar mengetahui fakta-fakta yang sebenarnya terjadi, dan
menambah sampel penelitian agar hasil penelitian bisa
digeneralisasikan untuk penelitian yang lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
DAFTAR PUSTAKA
Anna, K. 2003. worid Summit on the Information Society, Geneva, Swiss. Pada 8
Juli 2017.
Ardianto, Elvinaro & dkk. 2017. Komunikasi Masa :Suatu Pegantar. Bandung
Simbiosa Rakatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Chin, W. A.T.P., 1995. On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural
Equantion Modeling in MIS Research: A Note of Coution. Management
Informaton System. Pada 10 Agustus 2017.
Chio, Heung Suk, Lee, Jee Ung. 2004. Measuring Digital Divide with Korea
Personal Information Indeces (KPII). KADO.
Chifford J, Drew & dkk, 2017. Penelitian Pendidikan: Merancang dan
Melaksanakan Penelitian pada Bidang Pendidikan = Desaigning and
Conducting Research in Education. Jakarta. Indeks.
Deni, D. 2013. Teknologi Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Dewan, S. Dan Ringgis, F.J. 2005. The Digital Divide: Current and Future
Research Dicection, Journal of the Associatin of Information Systems.
Hargitta, E. The Digital Divide and What To Do About It. Diunduh dari Pada 11
Agustus 2017
Ishak, Abdulhak dan Dermawan D. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Maharani, L.P.P. 2014. Problematika Teknologi Pendikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Miarso, Y. 2005. Menyamai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nasution, S. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
OECD. 2001. Knowledge and Skill for Life: First Ressult From The OECD
Programme for International Student Assessment (PISA) 2000. Diunduh
dari: http:/www/oecd/org. Pada 8 Juli 2017
Pratama, I P.A.K. 2014. Komputer dan Masyarakat. Bandung; Informatika
Bandung.
Riadi, E. 2016. Statistika Penelitian: Analisis manual dan IBM SPSS. Yogyakarta:
Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Rusman & dkk. 2015. Pembelajaran Berbasis teknologi Informasi dan
Komunikasi: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Rozi, Zaenal A. 2008. Mari Mengenal Internet. Yogyakarta : Andi.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pedidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif and R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif and R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sutopo, Hadi Ariesto. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Yogtakarta: Graha Ilmu.
Sogen, F. A. 2016. Kesenjangan Digital di Kalangan Siswa SMA Negeri 8 dan
SMA Stella Duce II Yogyakarta. (Skripsi). Diunduh pada 8 Juli 2017.
Topscott, Don. 2009. Grown Up Digital: yang Muda yang Mengubah Dunia.
Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Valens, R. 2012. Penggunaan Internet Terbesar di Indonesia adalah Kaum Muda.
Diunduh dari. Diakses pada 10 Agustus 2017.
Wibdasari, I.P. 2009. Model Pengukuran dan Strategi Pengurangan Kesenjangan
Digital untuk mendukung e-Goverment dalam Institusi Pemeritah Daerah
(Tesis). Bandung: Program Pasc Sarjana ITB. Diakses pada 10 Agustus
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran Hasil Uji Validasi
Correlations
Correlations
Bt1 Bt2 Bt3 Bt4 Bt5 Bt6
Bt1
Pearson Correlation 1 .542** .437** -.024 -.020 .231
Sig. (2-tailed) .000 .006 .884 .903 .163
N 38 38 38 38 38 38
Bt2
Pearson Correlation .542** 1 .636** -.056 .086 .278
Sig. (2-tailed) .000 .000 .740 .609 .091
N 38 38 38 38 38 38
Bt3
Pearson Correlation .437** .636** 1 .146 .420** .424**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .382 .009 .008
N 38 38 38 38 38 38
Bt4
Pearson Correlation -.024 -.056 .146 1 .567** .321*
Sig. (2-tailed) .884 .740 .382 .000 .050
N 38 38 38 38 38 38
Bt5
Pearson Correlation -.020 .086 .420** .567** 1 .308
Sig. (2-tailed) .903 .609 .009 .000 .060
N 38 38 38 38 38 38
Bt6
Pearson Correlation .231 .278 .424** .321* .308 1
Sig. (2-tailed) .163 .091 .008 .050 .060 N 38 38 38 38 38 38
Bt7 Pearson Correlation .169 .399* .310 .366* .509** .544** Sig. (2-tailed) .309 .013 .058 .024 .001 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt8 Pearson Correlation .104 .267 .257 .627** .407* .487** Sig. (2-tailed) .534 .105 .119 .000 .011 .002 N 38 38 38 38 38 38
Bt9 Pearson Correlation -.016 .017 .306 .481** .598** .592** Sig. (2-tailed) .925 .919 .062 .002 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt10 Pearson Correlation .278 .455** .307 .314 .329* .376* Sig. (2-tailed) .092 .004 .061 .054 .044 .020 N 38 38 38 38 38 38
Bt11 Pearson Correlation .107 .216 .401* .485** .560** .549** Sig. (2-tailed) .524 .192 .013 .002 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt12 Pearson Correlation -.002 .245 .219 .275 .472** .386* Sig. (2-tailed) .991 .138 .187 .094 .003 .017 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt7 Bt8 Bt9 Bt10 Bt11 Bt12
Bt1
Pearson Correlation .169 .104** -.016** .278 .107 -.002
Sig. (2-tailed) .309 .534 .925 .092 .524 .991
N 38 38 38 38 38 38
Bt2 Pearson Correlation .399** .267 .017** .455 .216 .245 Sig. (2-tailed) .013 .105 .919 .004 .192 .138 N 38 38 38 38 38 38
Bt3 Pearson Correlation .310** .257** .306 .307 .401** .219** Sig. (2-tailed) .058 .119 .062 .061 .013 .187 N 38 38 38 38 38 38
Bt4 Pearson Correlation .366 .627 .481 .314 .485** .275* Sig. (2-tailed) .024 .000 .002 .054 .002 .094 N 38 38 38 38 38 38
Bt5 Pearson Correlation .509 .407 .598** .329** .560 .472 Sig. (2-tailed) .001 .011 .000 .044 .000 .003 N 38 38 38 38 38 38
Bt6 Pearson Correlation .544 .487 .592** .376* .549 .386 Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .020 .000 .017 N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bt7
Pearson Correlation 1 .610* .404 .418* .554** .653**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .009 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt8
Pearson Correlation .610 1 .601 .498** .576* .371**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .022
N 38 38 38 38 38 38
Bt9
Pearson Correlation .404 .601 1 .471** .621** .377**
Sig. (2-tailed) .012 .000 .003 .000 .020
N 38 38 38 38 38 38
Bt10
Pearson Correlation .418 .498** .471 1 .539* .290*
Sig. (2-tailed) .009 .001 .003 .000 .077
N 38 38 38 38 38 38
Bt11
Pearson Correlation .554 .576 .621* .539** 1** .730**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt12
Pearson Correlation .653 .371 .377 .290 .730** 1*
Sig. (2-tailed) .000 .022 .020 .077 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt13 Bt14 Bt15 Bt16 TotalX1
Bt1
Pearson Correlation .240 .124** .240** .496 .428
Sig. (2-tailed) .147 .458 .147 .002 .007
N 38 38 38 38 38
Bt2 Pearson Correlation .295** .329 .514** .689 .602 Sig. (2-tailed) .073 .044 .001 .000 .000 N 38 38 38 38 38
Bt3 Pearson Correlation .456** .578** .679 .635 .723** Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000 N 38 38 38 38 38
Bt4 Pearson Correlation .203 .403 .048 .068 .502** Sig. (2-tailed) .221 .012 .775 .683 .001 N 38 38 38 38 38
Bt5 Pearson Correlation .162 .416 .361** .300** .610 Sig. (2-tailed) .330 .009 .026 .067 .000 N 38 38 38 38 38
Bt6 Pearson Correlation .425 .340 .326** .436* .694 Sig. (2-tailed) .008 .037 .045 .006 .000 N 38 38 38 38 38
Bt7 Pearson Correlation .171 .338* .306 .441* .694** Sig. (2-tailed) .305 .038 .062 .006 .000 N 38 38 38 38 38
Bt8 Pearson Correlation .210 .453 .181 .291** .683* Sig. (2-tailed) .205 .004 .278 .077 .000 N 38 38 38 38 38
Bt9 Pearson Correlation .306 .451 .278 .303** .659** Sig. (2-tailed) .061 .005 .091 .065 .000 N 38 38 38 38 38
Bt10 Pearson Correlation .094 .375** .299 .415 .636* Sig. (2-tailed) .574 .020 .069 .010 .000 N 38 38 38 38 38
Bt11 Pearson Correlation .352 .451 .486* .493** .771** Sig. (2-tailed) .030 .005 .002 .002 .000 N 38 38 38 38 38
Bt12 Pearson Correlation .312 .420 .340 .366 .598** Sig. (2-tailed) .057 .009 .037 .024 .000 N 38 38 38 38 38
Correlations
Bt1 Bt2 Bt3 Bt4 Bt5 Bt6
Bt13
Pearson Correlation .240 .295** .456** .203 .162 .425
Sig. (2-tailed) .147 .073 .004 .221 .330 .008
N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bt14 Pearson Correlation .124** .329 .578** .403 .416 .340 Sig. (2-tailed) .458 .044 .000 .012 .009 .037 N 38 38 38 38 38 38
Bt15 Pearson Correlation .240** .514** .679 .048 .361** .326** Sig. (2-tailed) .147 .001 .000 .775 .026 .045 N 38 38 38 38 38 38
Bt16 Pearson Correlation .496 .689 .635 .068 .300** .436* Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .683 .067 .006 N 38 38 38 38 38 38
TotalX1 Pearson Correlation .428 .602 .723** .502** .610 .694 Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .001 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt7 Bt8 Bt9 Bt10 Bt11 Bt12
Bt13
Pearson Correlation .171 .210** .306** .094 .352 .312
Sig. (2-tailed) .305 .205 .061 .574 .030 .057
N 38 38 38 38 38 38
Bt14 Pearson Correlation .338** .453 .451** .375 .451 .420 Sig. (2-tailed) .038 .004 .005 .020 .005 .009 N 38 38 38 38 38 38
Bt15 Pearson Correlation .306** .181** .278 .299 .486** .340** Sig. (2-tailed) .062 .278 .091 .069 .002 .037 N 38 38 38 38 38 38
Bt16 Pearson Correlation .441 .291 .303 .415 .493** .366* Sig. (2-tailed) .006 .077 .065 .010 .002 .024 N 38 38 38 38 38 38
TotalX1 Pearson Correlation .694 .683 .659** .636** .771 .598 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt13 Bt14 Bt15 Bt16 TotalX1
Bt13
Pearson Correlation 1 .639** .365** .559 .562
Sig. (2-tailed) .000 .024 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Bt14
Pearson Correlation .639** 1 .356** .377 .686
Sig. (2-tailed) .000 .028 .020 .000
N 38 38 38 38 38
Bt15
Pearson Correlation .365** .356** 1 .605 .607**
Sig. (2-tailed) .024 .028 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Bt16
Pearson Correlation .559 .377 .605 1 .737**
Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .000
N 38 38 38 38 38
TotalX1
Pearson Correlation .562 .686 .607** .737** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 N 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 38 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.894 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations
Correlations
Bt17 Bt18 Bt19 Bt20 Bt21 Bt22
Bt17
Pearson Correlation 1 .285 .618** .238 .227 .172
Sig. (2-tailed) .083 .000 .151 .170 .302
N 38 38 38 38 38 38
Bt18
Pearson Correlation .285 1 .194 .507** .282 .708**
Sig. (2-tailed) .083 .243 .001 .086 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt19
Pearson Correlation .618** .194 1 .186 .122 .090
Sig. (2-tailed) .000 .243 .264 .464 .591
N 38 38 38 38 38 38
Bt20
Pearson Correlation .238 .507** .186 1 .326* .612**
Sig. (2-tailed) .151 .001 .264 .046 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt21
Pearson Correlation .227 .282 .122 .326* 1 .150
Sig. (2-tailed) .170 .086 .464 .046 .369
N 38 38 38 38 38 38
Bt22
Pearson Correlation .172 .708** .090 .612** .150 1
Sig. (2-tailed) .302 .000 .591 .000 .369 N 38 38 38 38 38 38
Bt23 Pearson Correlation .296 .550** .263 .530** .257 .726** Sig. (2-tailed) .071 .000 .111 .001 .120 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt24 Pearson Correlation .181 -.083 .400* .014 -.055 -.062 Sig. (2-tailed) .277 .622 .013 .934 .744 .713 N 38 38 38 38 38 38
Bt25 Pearson Correlation .380* .586** .248 .560** .283 .547** Sig. (2-tailed) .018 .000 .133 .000 .085 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt26 Pearson Correlation .208 .531** .062 .436** .206 .561** Sig. (2-tailed) .211 .001 .710 .006 .216 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt27 Pearson Correlation .142 .534** .122 .362* -.007 .455** Sig. (2-tailed) .394 .001 .466 .026 .968 .004 N 38 38 38 38 38 38
Bt28 Pearson Correlation .350* -.045 .441** .058 .177 -.026 Sig. (2-tailed) .031 .787 .006 .731 .288 .876 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt23 Bt24 Bt25 Bt26 Bt27 Bt28
Bt17
Pearson Correlation .296 .181 .380** .208 .142 .350
Sig. (2-tailed) .071 .277 .018 .211 .394 .031
N 38 38 38 38 38 38
Bt18 Pearson Correlation .550 -.083 .586 .531** .534 -.045** Sig. (2-tailed) .000 .622 .000 .001 .001 .787 N 38 38 38 38 38 38
Bt19 Pearson Correlation .263** .400 .248 .062 .122 .441 Sig. (2-tailed) .111 .013 .133 .710 .466 .006 N 38 38 38 38 38 38
Bt20 Pearson Correlation .530 .014** .560 .436 .362* .058** Sig. (2-tailed) .001 .934 .000 .006 .026 .731 N 38 38 38 38 38 38
Bt21 Pearson Correlation .257 -.055 .283 .206* -.007 .177 Sig. (2-tailed) .120 .744 .085 .216 .968 .288 N 38 38 38 38 38 38
Bt22 Pearson Correlation .726 -.062** .547 .561** .455 -.026 Sig. (2-tailed) .000 .713 .000 .000 .004 .876 N 38 38 38 38 38 38
Bt23 Pearson Correlation 1 -.017** .443 .599** .368 .159**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) .921 .005 .000 .023 .340
N 38 38 38 38 38 38
Bt24
Pearson Correlation -.017 1 .261* -.086 .125 .593
Sig. (2-tailed) .921 .113 .608 .456 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt25
Pearson Correlation .443* .261** 1 .421** .388 .008**
Sig. (2-tailed) .005 .113 .008 .016 .964
N 38 38 38 38 38 38
Bt26
Pearson Correlation .599 -.086** .421 1** .620 .068**
Sig. (2-tailed) .000 .608 .008 .000 .685
N 38 38 38 38 38 38
Bt27
Pearson Correlation .368 .125** .388 .620* 1 .125**
Sig. (2-tailed) .023 .456 .016 .000 .456
N 38 38 38 38 38 38
Bt28
Pearson Correlation .159* .593 .008** .068 .125 1
Sig. (2-tailed) .340 .000 .964 .685 .456 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt29 Bt30 Bt31 Bt32 TotalX2
Bt17
Pearson Correlation .208 .309 .381** .126 .527
Sig. (2-tailed) .210 .059 .018 .450 .001
N 38 38 38 38 38
Bt18 Pearson Correlation .511 .542 .352 .314** .719 Sig. (2-tailed) .001 .000 .030 .055 .000 N 38 38 38 38 38
Bt19 Pearson Correlation .216** .270 .222 .127 .471 Sig. (2-tailed) .192 .101 .181 .446 .003 N 38 38 38 38 38
Bt20 Pearson Correlation .524 .308** .345 .096 .639* Sig. (2-tailed) .001 .060 .034 .565 .000 N 38 38 38 38 38
Bt21 Pearson Correlation .328 .357 -.103 .302* .395 Sig. (2-tailed) .044 .028 .539 .065 .014 N 38 38 38 38 38
Bt22 Pearson Correlation .472 .299** .390 .106** .663 Sig. (2-tailed) .003 .068 .015 .527 .000 N 38 38 38 38 38
Bt23 Pearson Correlation .640 .314** .280 .135** .698 Sig. (2-tailed) .000 .055 .089 .419 .000 N 38 38 38 38 38
Bt24 Pearson Correlation .236 .004 .206* .085 .304 Sig. (2-tailed) .154 .981 .216 .612 .064 N 38 38 38 38 38
Bt25 Pearson Correlation .378* .437** .366 .175** .684 Sig. (2-tailed) .019 .006 .024 .294 .000 N 38 38 38 38 38
Bt26 Pearson Correlation .611 .440** .372 .181** .679 Sig. (2-tailed) .000 .006 .021 .277 .000 N 38 38 38 38 38
Bt27 Pearson Correlation .689 .504** .472 .473* .697 Sig. (2-tailed) .000 .001 .003 .003 .000 N 38 38 38 38 38
Bt28 Pearson Correlation .378* .157 .104** .264 .408 Sig. (2-tailed) .019 .345 .536 .109 .011 N 38 38 38 38 38
Correlations
Bt17 Bt18 Bt19 Bt20 Bt21 Bt22
Bt29
Pearson Correlation .208 .511 .216** .524 .328 .472
Sig. (2-tailed) .210 .001 .192 .001 .044 .003
N 38 38 38 38 38 38 Bt30 Pearson Correlation .309 .542 .270 .308** .357 .299**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) .059 .000 .101 .060 .028 .068 N 38 38 38 38 38 38
Bt31 Pearson Correlation .381** .352 .222 .345 -.103 .390 Sig. (2-tailed) .018 .030 .181 .034 .539 .015 N 38 38 38 38 38 38
Bt32 Pearson Correlation .126 .314** .127 .096 .302* .106** Sig. (2-tailed) .450 .055 .446 .565 .065 .527 N 38 38 38 38 38 38
TotalX2 Pearson Correlation .527 .719 .471 .639* .395 .663 Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .000 .014 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt23 Bt24 Bt25 Bt26 Bt27 Bt28
Bt29
Pearson Correlation .640 .236 .378** .611 .689 .378
Sig. (2-tailed) .000 .154 .019 .000 .000 .019
N 38 38 38 38 38 38
Bt30 Pearson Correlation .314 .004 .437 .440** .504 .157** Sig. (2-tailed) .055 .981 .006 .006 .001 .345 N 38 38 38 38 38 38
Bt31 Pearson Correlation .280** .206 .366 .372 .472 .104 Sig. (2-tailed) .089 .216 .024 .021 .003 .536 N 38 38 38 38 38 38
Bt32 Pearson Correlation .135 .085** .175 .181 .473* .264** Sig. (2-tailed) .419 .612 .294 .277 .003 .109 N 38 38 38 38 38 38
TotalX2 Pearson Correlation .698 .304 .684 .679* .697 .408 Sig. (2-tailed) .000 .064 .000 .000 .000 .011 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt29 Bt30 Bt31 Bt32 TotalX2
Bt29
Pearson Correlation 1 .541 .311** .307 .792
Sig. (2-tailed) .000 .057 .061 .000
N 38 38 38 38 38
Bt30
Pearson Correlation .541 1 .472 .326** .666
Sig. (2-tailed) .000 .003 .046 .000
N 38 38 38 38 38
Bt31
Pearson Correlation .311** .472 1 .243 .582
Sig. (2-tailed) .057 .003 .141 .000
N 38 38 38 38 38
Bt32
Pearson Correlation .307 .326** .243 1 .459*
Sig. (2-tailed) .061 .046 .141 .004
N 38 38 38 38 38
TotalX2
Pearson Correlation .792 .666 .582 .459* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 N 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 38 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.872 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations
Correlations
Bt33 Bt34 Bt35 Bt36 Bt37 Bt38
Bt33
Pearson Correlation 1 .261 .130 .140 .274 .472**
Sig. (2-tailed) .113 .437 .403 .096 .003
N 38 38 38 38 38 38
Bt34
Pearson Correlation .261 1 .169 .190 .208 .257
Sig. (2-tailed) .113 .309 .253 .210 .120
N 38 38 38 38 38 38
Bt35
Pearson Correlation .130 .169 1 .500** .634** .489**
Sig. (2-tailed) .437 .309 .001 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Bt36
Pearson Correlation .140 .190 .500** 1 .498** .270
Sig. (2-tailed) .403 .253 .001 .001 .101
N 38 38 38 38 38 38
Bt37
Pearson Correlation .274 .208 .634** .498** 1 .585**
Sig. (2-tailed) .096 .210 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt38
Pearson Correlation .472** .257 .489** .270 .585** 1
Sig. (2-tailed) .003 .120 .002 .101 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt39 Pearson Correlation .371* .385* .489** .132 .526** .731** Sig. (2-tailed) .022 .017 .002 .429 .001 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt40 Pearson Correlation .349* .150 .420** .768** .450** .437** Sig. (2-tailed) .032 .369 .009 .000 .005 .006 N 38 38 38 38 38 38
Bt41 Pearson Correlation .100 -.042 .483** .189 .406* .539** Sig. (2-tailed) .551 .803 .002 .256 .011 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt42 Pearson Correlation .298 -.138 .622** .621** .498** .545** Sig. (2-tailed) .069 .410 .000 .000 .001 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt43 Pearson Correlation .044 .171 .553** .745** .483** .283 Sig. (2-tailed) .792 .304 .000 .000 .002 .085 N 38 38 38 38 38 38
Bt44 Pearson Correlation .249 -.102 .496** .395* .526** .506** Sig. (2-tailed) .132 .541 .002 .014 .001 .001 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt39 Bt40 Bt41 Bt42 Bt43 Bt44
Bt33
Pearson Correlation .371 .349 .100 .298 .044 .249**
Sig. (2-tailed) .022 .032 .551 .069 .792 .132
N 38 38 38 38 38 38
Bt34 Pearson Correlation .385 .150 -.042 -.138 .171 -.102 Sig. (2-tailed) .017 .369 .803 .410 .304 .541 N 38 38 38 38 38 38
Bt35 Pearson Correlation .489 .420 .483 .622** .553** .496** Sig. (2-tailed) .002 .009 .002 .000 .000 .002 N 38 38 38 38 38 38
Bt36 Pearson Correlation .132 .768 .189** .621 .745** .395 Sig. (2-tailed) .429 .000 .256 .000 .000 .014 N 38 38 38 38 38 38
Bt37 Pearson Correlation .526 .450 .406** .498** .483 .526** Sig. (2-tailed) .001 .005 .011 .001 .002 .001 N 38 38 38 38 38 38
Bt38 Pearson Correlation .731** .437 .539** .545 .283** .506 Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .085 .001 N 38 38 38 38 38 38
Bt39 Pearson Correlation 1* .338* .529** .340 .246** .384**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) .038 .001 .037 .137 .017
N 38 38 38 38 38 38
Bt40
Pearson Correlation .338* 1 .329** .647** .642** .496**
Sig. (2-tailed) .038 .044 .000 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Bt41
Pearson Correlation .529 .329 1** .427 .130* .576**
Sig. (2-tailed) .001 .044 .007 .438 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt42
Pearson Correlation .340 .647 .427** 1** .617** .625**
Sig. (2-tailed) .037 .000 .007 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Bt43
Pearson Correlation .246 .642 .130** .617** 1** .253
Sig. (2-tailed) .137 .000 .438 .000 .126
N 38 38 38 38 38 38
Bt44
Pearson Correlation .384 .496 .576** .625* .253** 1**
Sig. (2-tailed) .017 .002 .000 .000 .126 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt45 Bt46 Bt47 Bt48 Bt49 Bt50
Bt33
Pearson Correlation -.076 .274 .347 .177 .548 .163**
Sig. (2-tailed) .649 .096 .033 .288 .000 .327
N 38 38 38 38 38 38
Bt34 Pearson Correlation .091 -.135 -.130 .157 .348 .264 Sig. (2-tailed) .588 .417 .435 .348 .032 .110 N 38 38 38 38 38 38
Bt35 Pearson Correlation .577 .563 .452 .592** .386** .168** Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .017 .313 N 38 38 38 38 38 38
Bt36 Pearson Correlation .356 .245 .296** .327 .204** -.134 Sig. (2-tailed) .028 .139 .071 .045 .219 .423 N 38 38 38 38 38 38
Bt37 Pearson Correlation .630 .329 .442** .591** .288 .170** Sig. (2-tailed) .000 .044 .005 .000 .080 .307 N 38 38 38 38 38 38
Bt38 Pearson Correlation .465** .308 .651** .649 .504** .272 Sig. (2-tailed) .003 .060 .000 .000 .001 .099 N 38 38 38 38 38 38
Bt39 Pearson Correlation .478* .261* .396** .550 .438** .418** Sig. (2-tailed) .002 .113 .014 .000 .006 .009 N 38 38 38 38 38 38
Bt40 Pearson Correlation .371* .324 .546** .449** .371** -.114** Sig. (2-tailed) .022 .047 .000 .005 .022 .495 N 38 38 38 38 38 38
Bt41 Pearson Correlation .414 .443 .587** .331 .224* .262** Sig. (2-tailed) .010 .005 .000 .042 .177 .112 N 38 38 38 38 38 38
Bt42 Pearson Correlation .490 .542 .665** .540** .374** -.020** Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .021 .907 N 38 38 38 38 38 38
Bt43 Pearson Correlation .552 .256 .371** .540** .336** -.014 Sig. (2-tailed) .000 .121 .022 .000 .039 .933 N 38 38 38 38 38 38
Bt44 Pearson Correlation .476 .674 .571** .429* .157** .096** Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .007 .347 .566 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
TotalX3
Bt33
Pearson Correlation .462
Sig. (2-tailed) .003
N 38 Bt34 Pearson Correlation .324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) .047 N 38
Bt35 Pearson Correlation .748 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt36 Pearson Correlation .559 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt37 Pearson Correlation .746 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt38 Pearson Correlation .797** Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt39 Pearson Correlation .729* Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt40 Pearson Correlation .670* Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt41 Pearson Correlation .600 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt42 Pearson Correlation .721 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt43 Pearson Correlation .605 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt44 Pearson Correlation .649 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Correlations
Bt33 Bt34 Bt35 Bt36 Bt37 Bt38
Bt45
Pearson Correlation -.076 .091 .577 .356 .630 .465**
Sig. (2-tailed) .649 .588 .000 .028 .000 .003
N 38 38 38 38 38 38
Bt46 Pearson Correlation .274 -.135 .563 .245 .329 .308 Sig. (2-tailed) .096 .417 .000 .139 .044 .060 N 38 38 38 38 38 38
Bt47 Pearson Correlation .347 -.130 .452 .296** .442** .651** Sig. (2-tailed) .033 .435 .004 .071 .005 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt48 Pearson Correlation .177 .157 .592** .327 .591** .649 Sig. (2-tailed) .288 .348 .000 .045 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt49 Pearson Correlation .548 .348 .386** .204** .288 .504** Sig. (2-tailed) .000 .032 .017 .219 .080 .001 N 38 38 38 38 38 38
Bt50 Pearson Correlation .163** .264 .168** -.134 .170** .272 Sig. (2-tailed) .327 .110 .313 .423 .307 .099 N 38 38 38 38 38 38
TotalX3 Pearson Correlation .462* .324* .748** .559 .746** .797** Sig. (2-tailed) .003 .047 .000 .000 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt39 Bt40 Bt41 Bt42 Bt43 Bt44
Bt45
Pearson Correlation .478 .371 .414 .490 .552 .476**
Sig. (2-tailed) .002 .022 .010 .002 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Bt46 Pearson Correlation .261 .324 .443 .542 .256 .674 Sig. (2-tailed) .113 .047 .005 .000 .121 .000 N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bt47 Pearson Correlation .396 .546 .587 .665** .371** .571** Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .000 .022 .000 N 38 38 38 38 38 38
Bt48 Pearson Correlation .550 .449 .331** .540 .540** .429 Sig. (2-tailed) .000 .005 .042 .000 .000 .007 N 38 38 38 38 38 38
Bt49 Pearson Correlation .438 .371 .224** .374** .336 .157** Sig. (2-tailed) .006 .022 .177 .021 .039 .347 N 38 38 38 38 38 38
Bt50 Pearson Correlation .418** -.114 .262** -.020 -.014** .096 Sig. (2-tailed) .009 .495 .112 .907 .933 .566 N 38 38 38 38 38 38
TotalX3 Pearson Correlation .729* .670* .600** .721 .605** .649** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
Bt45 Bt46 Bt47 Bt48 Bt49 Bt50
Bt45
Pearson Correlation 1 .472 .474 .843 .196 .454**
Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .239 .004
N 38 38 38 38 38 38
Bt46
Pearson Correlation .472 1 .556 .418 .287 .263
Sig. (2-tailed) .003 .000 .009 .081 .111
N 38 38 38 38 38 38
Bt47
Pearson Correlation .474 .556 1 .541** .288** .140**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .080 .402
N 38 38 38 38 38 38
Bt48
Pearson Correlation .843 .418 .541** 1 .438** .431
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .006 .007
N 38 38 38 38 38 38
Bt49
Pearson Correlation .196 .287 .288** .438** 1 .383**
Sig. (2-tailed) .239 .081 .080 .006 .018
N 38 38 38 38 38 38
Bt50
Pearson Correlation .454** .263 .140** .431 .383** 1
Sig. (2-tailed) .004 .111 .402 .007 .018 N 38 38 38 38 38 38
TotalX3 Pearson Correlation .720* .586* .696** .790 .610** .413** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .010 N 38 38 38 38 38 38
Correlations
TotalX3
Bt45
Pearson Correlation .720
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Bt46 Pearson Correlation .586 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt47 Pearson Correlation .696 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt48 Pearson Correlation .790 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt49 Pearson Correlation .610 Sig. (2-tailed) .000 N 38
Bt50 Pearson Correlation .413** Sig. (2-tailed) .010 N 38
TotalX3 Pearson Correlation 1*
Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 38 100.0
Excludeda 0 .0
Total 38 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.904 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Lampiran V. Hasil Olah Data
Frequencies
Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N Valid 38 38 38
Missing 0 0 0 Mean 28.9737 42.9474 44.5789 Median 29.5000 43.0000 47.0000 Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899 Minimum 17.00 22.00 23.00 Maximum 45.00 63.00 61.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N Valid 38 38 38
Missing 0 0 0
Frequency Table
infrakstruktur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak lengkap 6 15.8 15.8 15.8
Kurang lengkap 11 28.9 28.9 44.7
Lengkap 15 39.5 39.5 84.2
Sangat lengkap 6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
kecakapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat tidak menguasai 7 18.4 18.4 18.4
Tidak menguasai 11 28.9 28.9 47.4
Menguasai 16 42.1 42.1 89.5
Sangat menguasai 4 10.5 10.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
pemanfaatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat tidak bermanfaat 6 15.8 15.8 15.8
Tidak bermanfaat 11 28.9 28.9 44.7
Bermanfaat 15 39.5 39.5 84.2
Sangat bermanfaat 6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0 Mean 30.7000 44.7200 49.8200 Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881 Minimum 20.00 31.00 33.00 Maximum 40.00 58.00 72.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0
Frequency Table
infrakstruktur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak lengkap 9 18.0 18.0 18.0
Kurang lengkap 14 28.0 28.0 46.0
Lengkap 16 32.0 32.0 78.0
Sangat lengkap 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
kecakapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat tidak menguasai 10 20.0 20.0 20.0
Tidak menguasai 11 22.0 22.0 42.0
Menguasai 22 44.0 44.0 86.0
Sangat menguasai 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
pemanfaatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat tidak bermanfaat 7 14.0 14.0 14.0
Tidak bermanfaat 18 36.0 36.0 50.0
Bermanfaat 18 36.0 36.0 86.0
Sangat bermanfaat 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N 38 38 38
Normal Parametersa,b Mean 28.9737 42.9474 44.5789 Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899
Most Extreme Differences Absolute .100 .103 .165 Positive .100 .103 .106 Negative -.056 -.081 -.165
Kolmogorov-Smirnov Z .619 .632 1.020 Asymp. Sig. (2-tailed) .838 .819 .250
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N 50 50 50
Normal Parametersa,b Mean 30.7000 44.7200 49.8200 Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881
Most Extreme Differences Absolute .119 .100 .117 Positive .101 .060 .117 Negative -.119 -.100 -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .838 .708 .830 Asymp. Sig. (2-tailed) .483 .697 .496
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test
Group Statistics
Sampel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
infrakstruktur Senior 38 28.9737 7.34658 1.19177
Yunior 50 30.7000 5.20694 .73637
kecakapan Senior 38 42.9474 7.86696 1.27619 Yunior 50 44.7200 5.53298 .78248
pemanfaatan Senior 38 44.5789 8.44899 1.37061 Yunior 50 49.8200 9.73881 1.37728
Total Senior 38 116.5000 18.50895 3.00255
Yunior 50 125.2400 16.66055 2.35616
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
infrakstruktur
Equal variances assumed 4.295 .041 -1.290 86
Equal variances not assumed
-1.232 63.640
kecakapan Equal variances assumed 3.393 .069 -1.241 86 Equal variances not assumed
-1.184 63.294
pemanfaatan Equal variances assumed .959 .330 -2.645 86 Equal variances not assumed
-2.697 84.438
Total
Equal variances assumed .006 .937 -2.323 86
Equal variances not assumed
-2.290 75.096
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
infrakstruktur Equal variances assumed .201 -1.72632 1.33826
Equal variances not assumed .222 -1.72632 1.40092
kecakapan Equal variances assumed .218 -1.77263 1.42868 Equal variances not assumed .241 -1.77263 1.49698
pemanfaatan Equal variances assumed .010 -5.24105 1.98125 Equal variances not assumed .008 -5.24105 1.94305
Total Equal variances assumed .023 -8.74000 3.76184
Equal variances not assumed .025 -8.74000 3.81664
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
infrakstruktur Equal variances assumed -4.38670 .93407
Equal variances not assumed -4.52527 1.07264
kecakapan Equal variances assumed -4.61274 1.06748 Equal variances not assumed -4.76383 1.21856
pemanfaatan Equal variances assumed -9.17964 -1.30246 Equal variances not assumed -9.10473 -1.37737
Total Equal variances assumed -16.21829 -1.26171
Equal variances not assumed -16.34298 -1.13702
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Guru SMP Negeri 1 Pakem
Tahun 2017
NO. Nama Pendidikan
Terakhir
Mengajar
Mata Pelajaran
1. Dra.Warih Jatirahayu, M.Si. S2 Bahasa Jawa
2. Arlian Bety A.,S.Pd. S1 Matematika
3. Rakyan Pamikatsih, S.Pd. S1 Bahasa Indonesia
4. Dra. Partini S1 IPA
5. Yunas H.M, S.Pd. S1 IPA
6. Hj. Hidayatul M.,B.A. SM Agama Islam
7. Deasy Dwityowati P. SLTA Seni Budaya
8. Totok Suhartono,S.Pd. S1 Penjaskes
9. Dwi Nuraini, S.Pd. S1 Matematika
10. Tutik Haryanti D3 PKN
11. Jumari S.Pd. S1 Batik dan prakarya
12. Wasito P.,S.Ag. S1 Agama Katholik
13. Sri Purwanti S.Pd S1 Bahasa Jawa
14. Etik Nuraniyah S.Ag. S1 Ag. Islam
15. Sugeng H.,S.Pd. S1 BK
16. Dra. Dwi Retno Hartuti S1 BK
17. Mulyanti, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
18. Nurhidayat Ik.,S.Pd S1 Matematika
19. Y. Purwanto, S.Pd S1 IPS
20. Titin Trisnawaty, S.Pd S1 Bhs. Inggris
21. Dra.Titik Mahanani S1 IPS
22. Sis Kurnianto, S.Th S1 Agama
23. Legowo T.J.,S.Pd S1 Bhs. Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. Narwati S S2 TIK
25. Dwi Hatminingsih, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Guru SMP Negeri 3 Pakem
Tahun 2017
NO. Nama Pendidikan
Terakhir
Mengajar Mata Pelajaran
1. Asil Rukmini S1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Christina Sri Heri
Sudarwati
D1 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
3. Dwi Agus Yunianto S1 Bahasa Indonesia
4. Endah Dani
Puspitaningrum
S1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
5. Endang Sulastri S1 Matematika, Matematika
(Umum)
6. Isranto S1 Bahasa Inggris
7. Iswanti Nurcahyani S1 Seni dan Budaya
8. Luhur Budi Wibowo S1 Bahasa Indonesia
9. Martha Murtini S1 Pendidikan Agama Katholik
10. Masinem S1 Bahasa Inggris
11. Muhamad Nur Sidik D3 Pustakawan
12. Muhammad Syaifuddin
Zuhri
S1 Pendidikan Agama Islam
13. Pujiasih S1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
14. Pujiati Wedyawati S2 Matematika (Umum)
15. Sajinem SMA Tenaga Administrasi Sekolah
16. Sihadi S1 Pendidikan Agama Kristen
17. Siti Aminah S1 Pendidikan Agama Islam
18. Siti Rohmawati S1 Muatan Lokal Bahasa Daerah,
Bahasa Jawa
19. Siti Sufaati S1 Prakarya, Pendidikan
Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Sri Rahayu Kuswandari S1 Bimbingan dan Konseling
21. Sulistyandari S1 Tenaga Administrasi Sekolah
22. Sunarta D3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
23. Suratijo S1 Matematika (Umum)
24. Suratinah S1 Bahasa Indonesia
25. Suyadi S1 Matematika, Matematika
(Umum)
26. SRIYATI S2 Matematika
27. Tutik S1 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
28. Yani Susilawati S1 Teknologi Informasi dan
Komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Guru SMK Sanjaya Pakem
Tahun 2017
a. Guru Tetap sebayak 9 orang, yang terdiri dari 6 orang Guru Tetap
Yayasan dan 3 orang guru DPK
Tabel IV.3a
Daftar Guru Tetap Yayasan Dan Guru DPK
Guru Tetap Yayasan Guru Tetap (DPK)
1. Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd
2. Dra. S. Sri Utami
3. Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd.
4. E. Triswinarti, S.Pd.
5. M. Peniati, S.Pd.
6. Dra. Rini Kusparwati
1. Dra. F. Heny Prihasworo
NIP 19610416 198703 2 004
2. Dra. Suwarti
NIP 19620205 198703 2 004
3. B. Endah Wahyuningsih,
S.Pd.
NIP. 19710510 200604 2 015
b. Guru tidak tetap sebanyak 10 guru.
Tabel IV.3b
Daftar Guru Tidak Tetap
Daftar Guru Tidak Tetap
1. An. Aty Istiyati, S.Si.
2. Veronica Yenny
Endrayanti, S. H.
3. M. Priwantoro
4. Lucia Endang Ratnawati,
S.Pd.
5. Bani Gartantyo, A.Md.
6. Karolus Amma One
7. Maria Rina Rosari, S.Pd.
8. Oda Yuni Nugrahaeni W, S.Pd.
9. Ruscahyo Widiastuti, S.Pd
10. TC. Mudjana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Guru SMK Hamong Putera 1
Tahun 2017
NO. Nama Pendidikan
Terakhir
Mengajar Mata Pelajaran
1. M.Mustofa,M.Si S2 Pendidikan Agama Islam
2 Supriyadi D3 PKn
3. Drs.Lanjar S1 Bahasa Indonesia
4. Samidjo HS SPG Bahasa Jawa
5. Fajar Hidayat, S.Pd S1 Pendisikan Olah raga
6. Ch. Inti Daruni,S.Pd S1 Bahasa Inggris
7. Anggoro Ningsih R,S.Pd S1 Bahasa Inggris
8. Woro Wuryandaru,S.Pd S1 Matematika
9. Umi Nurhidayati S1 Matematika
10. Paulus Samidi,B.Sc B.Sc Kewirausahaan
11 Safruddin Budi Utommo DH S1 Simulasi Digital/KKPI
12 Silastri,S.Pd S1 Sejarah
13 Kharisma Pratidita,S.Sn S1 Bahasa Daerah
14 Yogi Mardianto,S.Pd S1 IPA
15 Dra.Kuswina Caturini S1 Akuntansi
16 Syahida Norviana,S.Pd S1 Akuntansi
17 Noviana Purwaningsih S1 Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Dra. Dartinah S1 Administrasi Perkantoran
19 Dra. Dyah Handayani S1 Administrasi Perkantoran
20 Drs. Jaka Priyana S1 Administrasi Perkantoran
21 Dra. Sri Sundari S1 Administrasi Perkantoran
22 Endang Budi Purwani,S.Pd SI Bimbingan Konseling
23 Samidjo HS SPG Seni Budaya dan Otomotif
24 Sulastri S.Pd S1 Boga
25 Paguh Perdana S1 Taekwondo
26 Hariyani Astuti,S.Sn S1 Tari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Guru SMK Hamong Putra 2
Tahun 2017
NO. Nama Pendidikan
Terakhir
Mengajar Mata
Pelajaran
1 Andi Mochar,S.Pd S1 Pendidikan Agama Islam
2 Dra. Erny Prasetyani S1 PKN
3 Wahyu Ratnasari S,Pd S1 Bahasa Indonesia
4 Ayu Warnaningrum,S.Pd S1 Bahasa Indonesia
5 Samidjo HS SPG Seni Budaya
6 Yoga Dwi Samantoro,S.Pd S1 Pendidikan Olah Raga
7 Fajar Hidayat, S.Pd S1 Pendidikan Olah Raga
8 Ch. Inti Daruni,S.Pd S1 Bahasa Inggris
9 Woro Wuryandaru,S.Pd S1 Matematika
10 Dra.Aji Walbikah S1 Fisika
11 Dra. Sri Krisni Pratiwi S1 Kewirausahaan
12 Maryono, S.Pd S1 Kimia
13 Deddy Prasetya,S.Pd S1 KKPI
14 Sulastri, S.Pd S1 Sejarah
15 Septi Ardiyanti,S.Pd S1 Matematika
16 Arif Sutono,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
17 Drs. Bambang Riyanto S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Y.Sri Wijayanto,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
19 Safrudin Budi D.H.,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
20 Nur Rudianti,S.P S1 Agrobisnis Produk Tanaman
21 Bayu Bugroho Putro,S.Pt S1 Agrobisnis Produk Tanaman
22 Ika Setyaningsih,S.Pd S1 Agrobisnis Produk Tanaman
23 Tugiran,S.P S1 Agrobisnis Produk Tanaman
24 Tri Hartini, S.Pd S1 Bimbingan Dan Konseling
25 Kharisma Pratidina,S.Pd S1 Bahasa Jawa
26 Dedy Prasetya,S.Pd S1 Seni Musik
27 Maryono,S.Pd S1 Teknik Komputer
28 Ahmad Dahno Pramuka
29 Oky Yemi Saputra, A.Md D3 Otomotif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner Peneletian
“KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH
MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM”
Oleh:
Anastasia Nia Prahastuti
131324031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Judul Skripsi : “Kesenjangan Digital Di Kalangan Guru-Guru Sekolah Menengah Se-
Kecamatan Pakem”
I. Pengantar
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi, saya Anastasia Nia Prahastuti mahasiswa Prodi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma, melakukan penyebaran kuesioner untuk memperoleh
data dalam penelitian. Adapun penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i untuk mengisi
kuesioner berikut sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Setiap jawaban yang diberikan
Bapak/ibu/saudara/i, merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penelitian ini. Atas
kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.
Peneliti,
(Anastasia Nia Prahastuti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap
Asal Sekolah
Pengalaman Mengajar
Pendidikan Terakhir
Status Sertifikasi
:
:
:
:
:
.............................................................................
.............................................................................
o <5Tahun
o >5 Tahun
o Diploma
o Sarjana (S1)
o Pascasarjana (S2/S3)
o Bersertifikasi Pendidik
o Belum Bersertifikat
Bagian I
Instrastruktur Gawai
Petunjuk mengerjakan :
Berikut adalah pernyataan atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda
centang ( √ ) pada pilihan Jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda (boleh pilih lebih
dari satu)
No Pertanyaan/Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Gawai/gadget yang saat ini saya miliki o Featur Phone (tanpa internet)
o Smartphone
o Tablet
o Laptop
2. Gawai/gadget yang paling sering digunakan
untuk bekerja
o Featur Phone (tanpa internet)
o Smartphone
o Tablet
o Laptop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Jumlah gawai yang saya miliki (centang
dalam angka tsb) Featur Phone 1 2 3 4
Smartphone 1 2 3 4
Tablet 1 2 3 4
Laptop 1 2 3 4
4. Memori internal yang ada di smartphone
saya o < 3 GB o 7-9 GB
o 4-6 GB o >10 GB
5. Memori internal yang ada di Tablet saya o < 3 GB o 7-9 GB
o 4-6 GB o >10 GB
6. Kapasitas hardisk yang ada di laptop saya o < 500 GB o 1 TB
o 500 GB o > 1 TB
7. RAM yang ada di gawai saya o < 512 MB o 3 – 4 GB
o 1 – 2 GB o > 4 GB
8. Camera yang ada pada gawai saya o < 5 MP o 13 – 16 MP
o 6 – 10 MP o > 16 MP
9. Ukuran Layar pada fearure phone saya o 1 – 1,5 inci o 2,1 – 2,5 inci
o 1,6 – 2 inci o > 3 inci
10. Ukuran layar pada smartphone saya o 3,5 – 4 inci o 5,2 – 5,5 inci
o 4,6 – 5 inci o 6 inci
11. Ukuran layar pada tablet saya o 6 – 6,8 inci o 8,1 – 9 inci
o 7 – 8 inci o > 10 inci
12. Ukuran layar pada laptop saya o 9 – 12 inci o 15 – 16 inci
o 12 – 14 inci o 17 inci
13. Akses jaringan internet yang saya gunakan o Mobile
o Dial up
o Kabel
o Hospot
14. Jaringan atau sinyal yang saya gunakan o E
o G
o 2G
o 3G
o 4G
15. Jenis search engine yang biasa saya
gunakan di gawai saya (dapat di pilih lebih
dari satu)
o http://www.google.com/
o http://www.yahoo.com/
o http://www.ask.com/
o http://www.bing.com/
16. Jenis web browser yang biasa saya gunakan
di gawai saya (dapat dipilih lebih dari satu)
o Google Chrome
o Mozilla Firefox
o Opera Mini
o Internet Explorerer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
o Safari
o Maxthon Browser
o iCab
Bagian II
Tingkat kecakapan penggunaan gawai
Berikut adalah pernyataan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda centang (√)
pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi anda. Tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah, jawaban terbaik adalah jawaban yang sebenanya dan sesuai dengan
keadaan anda.
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
17. Saya meminta bantuan orang lain jika
mengalami kesulitan untuk mengoperasikan
fitur-fitur yang ada di gawai saya.
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
18. Saya dapat mengoperasikan aplikasi web
browser yang ada di gawai saya secara mandiri o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
19. Saya meminta bantuan orang lain ketika
mengalami kesulitan mengoperasikan aplikasi
web browser di gawai saya
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
20. Saya mampu menggunakan berbagai search
engine untuk mencari informasi di internet
secara mandiri
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
21. Informasi yang saya pilih dan gunakan dari dari
hasil pencarian di internet adalah informasi yang
ditulis oleh sumber yang terpercaya
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
22. Saya mampu untuk log-in dan sign out akun e-
mail saya secara mandiri o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
23. Saya menulis e-mail, menerima e-mail dan
mengunduh berkas dari e-mail serta
melampirkan berkas pada e-mail secara mandiri
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
24. Saya meminta bantuan orang lain karena
mengalami kesulitan untuk menulis e-mail,
menerima e-mail, mengunduh serta
melampirkan berkas di e-mail
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Saya mampu mengoperasikan berbagai aplikasi
chatting yang ada di gawai saya secara mandiri o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
26. Saya mengirim pesan tertulis, pesan suara,
mengirim gambar atau video serta membuat
kelompok/group di aplikasi chatting tersebut
secara mandiri
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
27. Saya menghidupkan viewer, menghubungkan
viewer dengan gawai saya, serta menampilkan
bahan ajar, memutar musik atau video di viewer
kelas secara mandiri
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
28. Saya meminta bantuan siswa, guru lain, atau
teknisi sekolah jika saya mengalami kesulitan
seperti pernyataan pada nomer 28.
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
29. Apakah saya sering mengunakan gawai sebagai
media TIK di sekolah o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
30. Saya mengunduh aplikasi atau software yang
saya butuhkan untuk gawai saya secara mandiri o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
31. Saya menginstall aplikasi atau software secara
mandiri dan mengetahui langkah-langkahnya
isntalasi dengan baik
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
32. Saya meminta bantuan guru lain, atau teknisi
sekolah untuk mengunduh dan menginstall
berbagai aplikasi dan software yang saya
perlukan
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
Bagian III
Pemanfaatan Gawai
Berikut adalah pernyataan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda centang (√)
pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi anda. Tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah, jawaban terbaik adalah jawaban yang sebenanya dan sesuai dengan
keadaan anda.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
33. Frekuensi rata-rata penggunaan gawai dalam
satu hari
o jam 06.00 – 12.00
o jam 13.00 – 18.00
o jam 19.00 – 22.00
o jam 22.00 – 05.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34. Frekuensi rata-rata penggunaan internet dalam
satu hari
o kurang dari 2 jam
o 2 – 3 jam
o 4 – 6 jam
o Lebih dari 6 jam
35. Saya mengakses internet untuk
informasi/berita umum terkini o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
36. Saya mengakses internet untuk mencari
informasi/berita tentang pendidikan o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
37. Saya mengakses internet dan gawai untuk
media sosial (Facebook, twitter, instagram, dll)
untuk terhubung dan berkomunikasi dengan
guru-guru lainnya
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
38. Saya menggunakan internet untuk chatting
dengan guru-guru lainnya baik secara personal
atau chatting di grup
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
39. Saya menggunakan internet untuk
berkomunikasi dengan siswa saya baik melalui
chatt ataupun media sosial
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
40. Saya mengakses internet untuk mengunduh
dokumen-dokumen Peraturan Pemerintah
terkini
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
41. Saya mengakses internet untuk mengunduh
dokumen kurikulum seperti silabus dan RPP o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
42. Saya menggunakan internet untuk mencari
informasi tentang model-model pembelajaran
yang akan saya gunakan di kelas
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
43. Saya menggunakan internet untuk mengunduh
media pembelajaran seperti video klip, gamar,
berita dan lainnya
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
44. Saya memanfaatkan internet untuk
mengunduh contoh-contoh soal ulangan harian
atau soal ujian nasional
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
45. Saya memanfaatkan internet untuk
mengunduh aplikasi analisis butir soal
(ANBUSO)
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46. Saya menggunakan internet untuk mencari
materi tentang kompetensi dasar yang akan
saya ajarkan yang belum termuat di buku
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
47. Saya menggunakan internet untuk mengunduh
e-book atau jurnal tentang materi pembelajaran
yang akan saya ajarkan
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
48. Saya menggunakan internet untuk
membagikan modul pembelajaran bagi siswa
saya melalui e-mail atau media sosial
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
49. Saya menggunakan gawai dan internet untuk
hiburan (games,film,streaming,youtube) o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
50. Saya mengikuti kuliah gratis untuk bidang
studi tertentu lewat internet atau MOOC
(Massive Open Online Course)
o Tidak pernah o Sering
o Jarang o Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI